GKIA MENOLAK KETERLIBATAN PRODUSEN PRODUK PENGGANTI ASI YANG MELANGGAR KODE INTERNASIONAL DALAM...
-
Upload
gerakan-kesehatan-ibu-dan-anak -
Category
Documents
-
view
34 -
download
0
description
Transcript of GKIA MENOLAK KETERLIBATAN PRODUSEN PRODUK PENGGANTI ASI YANG MELANGGAR KODE INTERNASIONAL DALAM...
Pernyataan Pers
Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak dan Gizi (GKIA)
Menolak
Keterlibatan Produsen Produk Pengganti ASI yang Melanggar Kode Internasional dalam
Gerakan 1000 HPK di Indonesia
Jakarta, 30 September 2015. Saat ini tengah berlangsung program Duta 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) yang telah dicanangkan bersama oleh Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Dokter Gizi Medis Indonesia (PDGMI),
Sari Husada, dan Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Kemanusiaan Peduli Umat (PKPU)
sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Gerakan Duta 1000 HPK tertanggal 14 Juni 2015. Program
ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam mengatasi masalah gizi pada anak melalui
pembentukan suatu Center of Excellence, yakni Institut 1000 HPK yang diharapkan mencetak 430
Duta 1000 HPK bersertifikasi dimana selanjutnya akan mendidik 3500 edukator dan 10.000 fasilitator
sebagai kader lapangan. Program 1000 HPK ini menargetkan 1 juta keluarga dengan satu sistem
keberlanjutan melibatkan home-visit, group session hingga health tracking.1
Namun Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) yang terdiri atas lebih dari 30 organisasi masyarakat
sipil, melihat adanya potensi konflik kepentingan dari perusahaan produsen dan pemasaran produk
pengganti ASI dalam menyelenggarakan program Duta 1000 HPK ini. Untuk itu, GKIA menyerukan
kepada pemerintah dan seluruh pihak lain yang terlibat pada program ini, sebagai berikut:
1. GKIA mendukung gerakan 1000 HPK yang sejalan dengan Scaling Up Nutrition (SUN) movement
di tingkat global, fokus pada upaya perbaikan gizi pada periode emas 1000 Hari Pertama
Kehidupan (1000 HPK) sejak konsepsi (dalam kandungan) sampai anak usia 2 tahun. Kami juga
mendorong pemerintah dan lembaga yang mendukung program SUN untuk waspada dan tidak
melibatkan pihak-pihak yang memiliki potensi konflik kepentingan, terutama dari perusahaan
yang melanggar Kode Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI, yang jelas-jelas tidak
sejalan atau menghalangi pencapaian hasil yang diharapkan dari gerakan ini.
Dokumen resmi dari SUN dengan jelas menyatakan bahwa kerjasama dengan sektor swasta
diperbolehkan, tetapi tidak boleh melibatkan perusahaan yang tidak mematuhi Kode
1 Berdasarkan dokumen Kerangka Acuan Pelatihan Duta 1000 HPK untuk Provinsi Jawa Tengah tertanggal 18
Agustus 2015 yang ditandatangi oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Menko PMK RI.
Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI2,3. Sebagai informasi, perusahaan-perusahaan
produsen formula di Indonesia saat ini masih tercatat sebagai pelanggar Kode Internasional ini,
karena masih mempromosikan produk susu lanjutan buat anak diatas usia 1 tahun4,5,6,7,8.
2. GKIA mendukung penuh promosi standar emas Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) dari
usia 0-2 tahun yakni:
a. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir,
b. ASI eksklusif 0-6 bulan,
c. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) berbasis pangan lokal dan adekuat
mulai usia 6 bulan, dan
d. Meneruskan proses menyusui sampai anak berusia 2 tahun atau lebih.
Dalam konteks program Duta 1000 HPK, berdasarkan informasi yang GKIA terima pada tanggal 21
September 2015, materi ASI yang ada di modul Duta 1000 HPK hanya ditekankan pada pemberian
secara eksklusif selama 6 bulan. Padahal, seharusnya program Duta 1000 HPK mengacu pada
landasan gerakan 1000 HPK di Indonesia, yaitu mempromosikan dan mendukung standar emas
PMBA, sesuai dengan tujuan mendukung pertumbuhan di masa emas, yaitu pada seribu hari
pertama kehidupan.
3. GKIA menyadari penuh pentingnya mendukung Gerakan 1000 HPK dengan mencetak tenaga yang
mampu membantu dan mendukung pemberian standar emas PMBA bagi ibu dan anak, yakni
tenaga Konselor Menyusui dan MP-ASI serta kader PMBA di seluruh nusantara. Kami berharap
anggaran pemerintah difokuskan pada pelatihan-pelatihan terkait PMBA yang bebas konflik
kepentingan bagi tenaga kesehatan dan kader, sebagai salah satu upaya mengatasi stunting dan
mengurangi angka kematian bayi dan anak. Saat ini Indonesia termasuk lima besar negara
dengan jumlah anak stunting terbanyak di dunia, dan salah satu negara dengan angka kematian
ibu dan anak tertinggi di Asia.
4. GKIA menghimbau kepada pemangku kebijakan, tenaga kesehatan, lembaga lain terkait dan
masyarakat untuk waspada dan dengan cerdas menyikapi program 1000 HPK yang berpotensi
ditunggangi oleh konflik kepentingan pihak-pihak tertentu diatas kepentingan terbaik untuk ibu
2 Dokumen SUN Movement Roadmap: http://scalingupnutrition.org/wp-content/uploads/2012/10/SUN-
Movement-Road-Map-Septemeber-2012_en.pdf 3 Dokumen resmi Kode Pemasaran Produk Pengganti ASI:
http://www.who.int/nutrition/publications/code_english.pdf 4 IBFAN, Breaking the Rules, Stretching the Rules 2014
5 http://www.marketing.co.id/strategi-sgm-di-pasar-susu-formula/
6 https://www.youtube.com/watch?v=RxJhy9JQDfA
7 http://ecosysteme.danone.com/
8 Sumber: Engaging in the SUN Movement; Preventing and Managing Conflicts of Interest. Link:
http://ucx3x320eshgjxppibt1rqg0.wpengine.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2014/05/COI_Reference_Notes_20140322_ENG_web.pdf
dan anak Indonesia sesuai dengan Guiding Principles for Avoiding Conflict of Interest; do no harm
halaman 7 poin 23.3.
5. GKIA mendesak pemerintah agar menolak dengan tegas kerjasama dalam bentuk apa pun
dengan perusahaan yang memiliki potensi konflik kepentingan dan segera membuat kebijakan
nasional terkait dengan upaya pencegahan dan penatalaksanaan konflik kepentingan sesuai
dengan dokumen-dokumen SUN sebagai berikut:
a. Guide to Business Engagement
b. Engaging in the SUN Movement; Preventing and Managing Conflicts of Interest;
Reference Note & Tool Kit
Partisipasi perusahaan yang memiliki konflik kepentingan dalam gerakan 1000 HPK ini berpotensi
memunculkan masalah baru serta berlawanan dengan semangat memprioritaskan standar emas
PMBA di 1000 HPK dan semangat nasionalisme. Kegiatan-kegiatan yang sarat konflik kepentingan
akan membuat masyarakat bingung dengan pesan kunci 1000 HPK yang disampaikan. Ini akan
berujung pada tidak tercapainya tujuan utama program 1000 HPK untuk menurunkan angka kurang
gizi di Indonesia.
Kontak :
Candra Wijaya : 08121278760 Nia Umar : 08159003357 Email: [email protected] atau melalui www.gkia.org Tentang GKIA:
Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) diluncurkan pada Juni 2010 oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) RI, melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tingkat nasional dan internasional, organisasi profesi, organisasi keagamaan, perwakilan pemerintah serta beberapa perwakilan provinsi yang memiliki tingkat kematian bayi dibawah 5 tahun tertinggi di Indonesia, mengacu pada SDKI 2007.
GKIA dilatarbelakangi oleh kenyataan, tingkat penurunan kematian ibu, bayi dan balita setiap tahunnya menurun sangat lambat. Jika hal ini terus dibiarkan, akan semakin banyak anak Indonesia yang meninggal sehingga dikhawatirkan Indonesia tidak dapat mencapai target Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals) tahun 2015, yakni mengurangi angka kematian bayi menjadi 23 per 1000 kelahiran dan angka kematian balita menjadi 32 per 1000 kelahiran. Didukung oleh: