Gizi Buruk Pada Balita

32
Paradigma Sehat Fakultas Kedokteran Ukrida 6 November 2010

description

gizi buruk pada balita

Transcript of Gizi Buruk Pada Balita

Page 1: Gizi Buruk Pada Balita

Paradigma Sehat

Fakultas Kedokteran Ukrida

6 November 2010

Kata Pengantar

Page 2: Gizi Buruk Pada Balita

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas rahmat-Nya dan

karunia yang telah diberikan saya dapat menyelesaikan makalah PBL blok 1 modul 2 ini

dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.

Makalah PBL ini dibuat berdasarkan sasaran pembelajaran yang telah kami

lakukan bersama-sama dengan kelompok PBL saya yaitu E1. Makalah PBL ini

diperuntukan bagi siapa saja yang ingin mengetahui tentang cara berfikir kritis terhadap

suatu masalah. Oleh karna itu makalah PBL ini bisa membantu mengembangkan pola

pikir kita akan segala sesuatu hal atau masalah yang akan kita hadapi dalam profesi

dokter dari segala aspek yang ada, sehingga baik dan buruknya bisa terpikirkan dengan

baik.

Saya berusaha menyajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti

oleh siapa saja yang membacanya, sekalipun orang itu adalah orang yang awam akan

pengetahuan tentang masalah bepikir kritis, sehingga tujuan dari makalah PBL ini akan

tersampaikan dengan baik.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada orang – orang yang membantu

sayadalam pembuatan makalah PBL ini. Saya menyadari bahwa makalah PBL ini jauh

darisempurna, oleh karena itu, saya bersedia menerima kritik dan saran yang positif

danmembangun dari rekan – rekan pembaca untuk penyempurnaan pada makalah

PBLselanjutnya. Semoga makalah PBL ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua

Jakarta, September 2010

Penulis

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Paradigma Sehat

Page 3: Gizi Buruk Pada Balita

Paradigma SehatMenurut para ahli, paradigma dapat didefinisikan menjadi.1

1. Hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang mengukur teori itu

berhubungan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan hal-hal yang perlu

diselidiki.

2. Pola pikir alam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan

(ferguson)

3. menurut Thomas Kuhn (1979) paradigma sebagai model , pola atau pandangan

dunia yang dilandasi pada dua karakteristik yaitu penampilan dari kelompok yang

menunjukan keberadaannya terhdap sesuatu yang diyakini dan terbuka untuk

penyelesaian masalah alam kelompoknya.

Sedangkan sehat sendiri didefinisikan sebagai suatu keadaan kondisi fisik, mental, an

kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari

penyakit atau kecacatan.2 Sehingga paradigma sehat dapat iartikan sebagai upaya untuk

lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif. Paradigma sehat tersebut

merupakan model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang mampu

mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka

sendiri melalui kesadaran yang lebih tinggi pentingnya pelayanan kesehatan yang

bersifat promotif dan preventif.

Visi Indonesia Sehat 2010Upaya besar bangsa Indonesia dalam meluruskan kembali arah pembangunan

nasional yang telah dilaksanakan dalam tiga dasawarsa terakhir ini, menurut reformasi

total kebijakan pembangunan dalam segala bidang. Untuk bidang kesehatan, tuntutan

reformasi total tersebut masih ada ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar-

daerah dan antar-golongan, derajat kesehatan masyarakat yang masih tertinggal

dibandingkan dengan negara tetangga, dan kurangnya kemandirian dalam

pembangunan kesehatan.Untuk meningkatkan daya tangkal dan daya juang kesehatan

yang merupakan modal utama pembangunan nasional, tinjauan kembali terhadap

kebijakan pembangunan kesehatan merupakan sebuah keharusan.3

Page 4: Gizi Buruk Pada Balita

Perubahan pemahaman tentang konsep sehat dan sakit serta makin kayanya

khasanah ilmu pengetahuan dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit

yang multifaktorial, telah menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan yang

lebih mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat mengutamakan pelayanan

kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Pentingnya penerapan paradigma

pembangunan kesehatan baru, yaitu paradigma sehat merupakan upaya untuk lebih

meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif. Untuk terwujudnya paradigma

sehat sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang baru, kajian yang saksama

tentang dasar, visi, serta misi pembangunan kesehatan perlu segera dilakukan.

B. Gizi pada balitaIndikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi(AKB)

atau Infat Mortality Rate(IMR). Dari hasil penelitian yang ada, angka kematian bayi ini

tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan faktor faktor lain, terutama gizi. Status gizi

ibu pada waktu melahirkan , dan gizi bayi itu sendiri sebagai faktor tidak langsung

maupun langsung sebagai penyebab kematian pada bayi. Penyakit diare dan pneumonia

pada bayi yang merupakan penyakit pembunuh(killing diseases) utama bayi dan anak

balita ternyata juga berkaitan dengan gizi buruk pada bayi dan anak balita tersebut.4 Bayi

ataupun anak balita yang kekurangan gizi sangat rentan terhadap penyakit-penyakit

infeksi, termasuk diare dan infeksi saluran akut, utamanya pneumonia. Oleh sebab itu,

perbaikan gizi masyarakat, yang difokuskan pada perbaikan bayi dan anak balita

merupakan awal dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebaliknya,

kekurangan gizi pada bayi akan berakibat terhadap munculnya masalah kesehatan yang

lain, dan akhirnya akan berdampak terhadap menurunnya derajat kesehatan masyarakat.

Gizi Buruk BalitaMakanan bergizi sangat penting diberikan kepada bayi sejak masih dalam

kandungan. Selanjutnya, masa bayi dan balita merupakan momentum paling penting

dalam”melahirkan” generasi pintar dan sehat. Jika usia ini tidak dikelola dengan baik,

apalagi kondisi gizinya buruk, di kemudian hari akan sulit terjadi perbaikan kualitas

bangsa. Masalah gagalnya ”penangan bayi dan balita” bukan akibat pembawaan,

Page 5: Gizi Buruk Pada Balita

melainkan merupakan proses usaha yang kurang berhasil. Hal ini dapat dilihat dari data

yang menunjukan perbandingan yang sangat berbeda antara kondisi bayi yang lahir di

negara berkembang dan bayi yang lahir di negara maju. Di indonesia misalnya, masih

banyak bayi yang lahir dengan berat badan di bawah 2.500 gram. Artinya, di bawah berat

badan lahir normal. Sementara itu, di beberapa negara maju berat badan bayi lahir rata-

rata 3.800 gram. Hal ini disebabkan kondisi ekonomi mereka yang telah maju disampinng

adanya kesadaran dan pengetahuan orangtua tentang gizi keluarga.5

Kualitas gizi merupsakan cerminan kuantitas(jumlahnya) dan kualitas(ragamnya)

pasokan gizi makanan yang dikonsumsi dan kemampuan tubuh untuk memanfaatkannya

secara optimal. Kabar keprihatinan atas berita banyaknya anak balita yang menderita gizi

buruk, hendaknya tak sekedar sebagai penghias media massa. Namun yang diperlukan

adalah sebuah tindakan nyata. Dengan mudah kita dapat melacaknya , melalui

pencatatan-pelaporan kader seperti di posyandu. Demikian pula , sebagian besar anak di

saat usia balita (sejak lahir hingga 60 bulan), pastikan memiliki Kartu Menuju Sejahtera

(KMS) yang diberikan saat berkunjung ke posyandu.6 Dari data yang dilacak ulang

berdasarkan plot berat badan di setiap KMS anak, dapat ditentukan apakan anak-anak

berstatus gizi buruk atau tidak. Kurang gizi tingkat berat atau gizi buruk ini disebabkan

oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam

waktu yang cukup lama. Gizi buruk ini diketahui dengan cara pengukuran berat badan

(BB) menurut tinggi badan(TB) dan atau umur dibandingkan dengan standar, dengan atau

tanpa tanda-tanda klinis (maramus, kwasikor, dan marasmus-kwasirkor). Batas gizi buruk

pada balita adalah kurang dari -3.0 SD baku WHO.5,6

Kekuragan zat-zat gizi pada makanan bayi dapat mengakibatkan terganggunya

pertumbuhan dan perkembangan. Di samping itu, bayi menjadi lebih rentan terhadap

penyakit infeksi dan selanjutnya bahkan dapat mengakibatkan kematian bayi tersebut.4

Oleh karena itu pemenuhan kebutuhan gizi bayi sangat perlu mendapat perhatian yang

serius terutama pada bayi berstatus gizi buruk.

C. Demografi dan KBDemografi adalah studi ilmiah tentang penduduk, terutama tentang fertilitas,

mortalitas, dan mobilitas. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran

Page 6: Gizi Buruk Pada Balita

geografis, komposisi penduduk dan karakter demografis lainnya, serta bagaimana faktor-

faktor berubah dari waktu ke waktu. Para ahli demografi terutama tertarik pada statistik

fertilitas(kelahiran), mortalitsa(kematian), dan mobilitas(perpindahan tempat) karena

ketiga variabel ini merupakan komponen yang berpengaruh terhadap perubahan

penduduk.7

Sedangkan KB atau progran keluarga berencana merupakaan progran yang dibentuk

oleh pemerintah Indonesia untuk membentuk sebuah keluarga yang sehat dan produktif.

Berikut mrupakan pentingnya gerakan KB untuk keluarga terutama pada peningkatan

kesehatan fisik karena mengikuti konsep KB.8

1. Umur optimal untuk mempunyai anak berkisar antara 20-30 tahun, dengan

maksimal 35 tahun

2. dengan memperhitungkan rintangan umur, sisa usia selanjutnya apat

dipergunakan untuk mempersiapkan diri berkarya sehingga kesejahteraan

keluarga meningkat dalam arti luas.

3. jumlah dan susunan keluarga yang berorientasi NKKBS :

a. mengurangi morbiditas dan mortalitas

b. Menghilangkan konsep empat terlalu sehingga

komplikasi,persalinan,dan masa laktasi apat diturunkan.

c. Dampak hamil ketika kesehatan optimal terhadap tumbuh-

kembang intrauteri lebih baik sebagai dasar utama untuk

membangun SM sejak awal.

Berkaitan dengan konsep pelaksanaan KB, ahli demografi dari Chili mengemukakan

hubungan antara kesejahteraan an penerimaan KB. Gambaran demografi yang

dikemukakan adalah.8

- Jumlah penduduk diharapkan stabil, antara yang lahir dan yang meninggal.

- Penerimaan KB adalah kebutuhan pokok setiap keluarga.

- Saat tingkat kesejahteraan tercapai pelaksanaan gugur kandung untuk

menstabilkan penduduk hanya merupakan suplemen semakin berkurang.

- Tingkat kesejahteraan seimbang antara jumlah susunan keluarga, pendapatan per

kapita(keluarga), serta upaya meningkatkan SM dalam keluarga.

Page 7: Gizi Buruk Pada Balita

Untuk mencapai sasaran tahap akhir masyarakat sejahtera harus dilalui tiga tahapan ,

yaitu.8

Tahap 1

- Kelahiran tinggi, KB belum dapat diterima

- Terminasi kehamilan sebagai jalan pintas

Tahap 2

- Penidikan mulai meningkat

- Kelahiran turun

- KB diterima, tetapi terminasi hamil tetap tinggi

Tahap 3

- Pendidikan dan kesejahteraan mapan

- Kelahiran rendah

- KB merupakan kebutuhan hidup

- Terminasi hamil hanya merupakan suplemen

Engan demikian, gerakan keluarga berencana sangat berperan dalam upaya untuk

menurunkan angka morbiilitas dan mortalitas maternal perinatal.

D. Promosi KesehatanPromosi kesehatan tidak hanya meningkatkan ”:kesadaran” dan ”kemauan” seperti

yang dikonotasikan dalam pendidikan kesehatan. Demi mencapai derajat kesehatan yang

sempurna, baik dari fisik, mental, maupun sosial, masyarakat harus mampu mengenal dan

mewujukan aspirasi dan kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi

lingkungan. Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut

pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang-undangan untuk perubahan

lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan.9Dalam pelaksanaannya,

promosi kesehatan memiliki 3 sasaran yaitu.9

1. Sasaran Primer , adalah sasaran yang mempunyai masalah, yang diharapkan

mempunyai masalah, yang diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan

memperoleh manfaat paling besar ari perubahan perilaku tersebut.

2. sasaran sekunder, adalah individu atau kelompok yang memiliki pengaruh atau

disenangi oelh sasaran primer. Sasaran sekunder diharapkan mampu

mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran primer.

Page 8: Gizi Buruk Pada Balita

3. asaran tersier, adalah para pengambil kebijakan,penyandang dana, pihak-pihak

yang berpengaruhdi berbagai tingkatan (pusat,propinsi,kabupaten,kecamatan,

dan desa atau kelurahan)

E. Gizi MasyarakatSetiap manusia tidak akan pernah bisa lepas dari makanan, karena dalam

kehidupan sehari-haringa makanan merupakan salah satu persyaratan pokok untuk

manusia disamping udara(oksigen). Sedangkan ilmu yang mengkaji masalah makanan

dan dikaitkan dengan kesehatan ini disebut gizi. Sebuah batasan mengatakan bahwa ilmu

gizi adalah ilmu yang mempelajari nasib makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi

bagian tubuh dan energi serta diekskresikan sebagai sisa.Berbagai pengembangan

berikutnya, ilmu gizi dimulai dari pengadaan,pemilihan, pengolahan, sampai dengan

penyajian makanan tersebut.4 Dari beberapa batasan tersebutlah dapat ditarik kesimpulan

bahwa ilmu gizi itu mencakup dua komponen penting, yaitu makanan dan kesehatan.

Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekedar

makanan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. Berikut merupakan zat

makanan beserta fungsinya.4

1. Protein, biasa diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-

tunbuhan(protein nabati) dan dari hewan(protein hewani). Beberapa fungsi

dari protein adalah membangun sel-sel yang rusak, membentuk zat-zat

pengatur(seperti enzim dan hormon), serta membentuk zat inti energi(1 gram

energikira-kira akan memghasilkan 4,1 kalori.

2. Lemak, berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dsb. Funsi dari lemak

ini adalah :

- menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia(1 gram lemak

menghasilkan 9,3 kalori)

- sebagai pelarut vitamin A,D,E,dan K

- sebagai pelindung terhaap bagian-bagian tubuh tertentu dan pelindung

bagian tubuh pada temperatur rendah.

3. Karbohidrat, funfsi-fungsi karbohidrat aalah salah satu pembentuk energi

yang paling murah karena pada umumnya sumber karbohidrat ini berasal dari

Page 9: Gizi Buruk Pada Balita

tumbuh-tumbuhan(beras,singkong,jagung,dsb) yang merupakan makanan

pokok bagi masyarakat Indonesia.

4. Vitamin. Vitamin ini debedakan menjadi 2 jenis yaitu vitamin yang larut

dalam air ( vitamin A dan B) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin

A,D,E, dan K). Dalam perannya, vitamin ini memiliki fungsi masing-masing

dalam proses metabolisme dalam tubuh.

5. Mineral, terdiri dari zat kapur(Ca), zat besi(Fe), zat Fluor(F), natrium(Na) ,

dan Chlor(Cl),kalium(K), dan iodium(I). Fungsi dari mineral adalah sebagai

bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari

struktur sel dan jaringan.

Dalam peninjauannya, Ilmu gizi masyarakat (public health nutrition) merupakan

ilmu yang berkaitan mengenai gangguan gizi pada kelompok masyarakat. Gizi

masyarakat yang berurutan gangguan gizi pada masyarakat, dimana masyarakat

mempunyai aspek yang sangat luas maka penanganannya harus secara multisektor

dan multi disiplin. Profesi dokter saja belum cukup untuk menangani masalah gizi

masyarakat. Penanganan gizi masyarakat tidak cukup dengan upaya terapi pada

penderita saja karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali ke masyarakat.

Oleh karena itu, terapi penderita gangguan gizi masyarakat tidak saja ditunjukkan

kepada penderitanya saja,tetapi seluruh masyarakat tersebut.Penanganan atau

perbaikan gizi sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan pada gangguan gizi atau

kesehatan saja, melainkan juga ke arah bidang-biang yang lain.

Dalam masyarakat terdapat beberapa kelompok rentan gizi. Kelompo rentan gizi

adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan

kesehatan atau rentan karena kekurangan gizi. Biasanya kelompok rentan gizi ini

berhubungan dengan proses kehidupan manusia. Oleh sebab itu kelompok ini terdiri

dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia. Kelompok-kelompok

rentan gizi itu terdiri dari beberapa kelompok berikut ini.4

1. Kelompok bayi, umur 0-1 tahun.

Kelompok bayi ini merupakan kelompok yang rentan karena dalam siklus

kehidupan manusia, bayi berada dalam masa pertumbuhan an perkembangan

yang paling pesat.

Page 10: Gizi Buruk Pada Balita

2. Kelompok di bawah 5 tahun(balita). 1-5 tahun.

Anak balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

penyakit karena anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan

bayi ke makanan orang dewasa.

3. Kelompok anak sekolah (6-12 tahun)

Pada umumnya kelompok umur ini mempunyai kesehatan lebih baik

dibandingkan dengan kesehatan balita. Tetapi masalah ini timbul karena pada

umur-umur ini anak sangat aktif bermain dan banyak kegiatan.

4. Kelompok remaja (13-20 tahun)

Di usia anak remaja ini kegiatan jasmani terutama olah raga mencapai kondisi

puncaknya, oleh sebab itu apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan

kebutuhan kalori, maka akan terjadi defisiensi yang akan menghambat

pertumbuhannya.

5. Kelompok ibu hamil dan menyusui

Pada kelompok ibu hamil, dikataka kelompok yang rentan karena

berhubungan dengan proses pertumbuhan yaitu pertumbuhan janin yang

menjadi pendukung bagi proses kelahirannya. Kemudian pada ibu menyusui,

kelompok ini dikatakan rentan karena, ibu-ibu menyusui memerlukan

kebutuhan kalori, vitamin,dsb dalam menjamin kecukupan ASI bagi bayi.

6. Kelompok Usia lanjut

Pada kelompok usia lanjut ini merupakan kelompok yang mulai mengalami

penurunan fungsi organ tubuh/pencernaan.

Setelah diuraikan seluruh kelompok rentan gizi, kelompok umur yang rentan

terhadap penyakit-penyakit adalah kelompok bayi dan balita.oleh sebab itu indikator

yang baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi bayi dan

balita. Ada 4 cara yang sering digunakan di bidang gizi masyarakat dalam mengukur

status gizi seseorang, lebih spesifiknya standart dimana seseorang diakatak bergizi

buruk.4

1. Berat badan per umur, gizi kurang yang mencakup kekurangan kalori dan

protein (KKP) tingkat I & II.

Page 11: Gizi Buruk Pada Balita

2. Tinggi badan menurut umur, Gizi buruk apabila panjang/tinggi badan

bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standart Harvar.

3. Berat badan menurut tinggi, gizi buruk apabila berat bayi/anak menurut

panjang/tingginya 70% atau kurang dari standart Harvard.

4. Lingkar lengan atas (LLA)menurut umur, gizi buruk apabila LLA bayi/anak

menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Wolanski

5. Indeks massa tubuh (IMT), gizi buruk(kurus) apabila hasil perhitungan IMT

kurang dari 18.

F. PosyanduPosyandu adalah suatu forum komunikasi , alih teknologi dan pelayanan

kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis

dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.10 Posyandu adalah untuk

keterpaduan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana yang dilaksanakan di

tingkat dusun dalam wilayah kerja msing-masing pukskesmas. Pembentukan

posyandu ini tentu memiliki tujuan jangka panjang.11

1. Untuk menurunkan angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR)

2. Untuk dapat menurunkan angka kelahiran atau Birth Rate.

3. penurunan angka kematian ibu bersalin atau Maternal Mortality Rate.

Posyandu ini memiliki bebrapa program dan sasaran yang harus dilakukan guna

memenuhi tujjuan posyandu tersebut. Program-program tersebut adalah.

1. KIA

2. KB

3. P2M (Pemberantasan Penyakit Menular)

4. Upaya Peningkatan Gizi

Program – program ini meiliki beberapa sasaran yaitu :

- Ibu hamil

- Ibu menyusui

- Pasangan usia subur

- Balita

Dalam menjalankan perannya dalam masyarakat, posyandu memiliki suatu sistem

yang juga disebut sebagai Sistem Pelayanan Terpadu. Sistem adalah suatu rangkaian

Page 12: Gizi Buruk Pada Balita

komponen yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai tujuan yang jelas.

Komponen suatu sistem terdiri dari in-put,proses,out-put,effect,out come dan

mekanisme umpan baliknya.11

1. In-put : Masukan dan persiapan yang diatur dan disesuaikan dengan

tujuan dan sebagainya (minute: jangka waktu pelaksanaan

program dan market: sasaran masyarakat)

2. Process : Perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pelaksanaan

program, pengawasan dan pengendalian untuk kelancaran

kegiatan dari program puskesmas.

3. Out-put : Cangkupan kegiatan program : Jumlah kelompok masyarakat

yang sudah diberikan pelayanan kesehatan dibandingkan

dengan jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran

program.

4. Effect : Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat yang

diukur dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan

pelayanan kesehatan yang tersedia.

5. Out-come : Dampak program dengan peningkatan status kesehatan

masyarakat.

Pada penyelenggaraannya, posyandu dilakukan oleh kader yang terlatih di biang

kesehatan, biasa berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda dan lain-lain dengan

bimbingan tim pembina PKMD tingkat kecamatan. Baiknya, posyandu berada pada

tempat yang mudah idatangi oleh masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri.

Penyelenggaraan posyandu ini dilakukan dengan ”Sistem Lima Meja” yaitu.5

Meja I : Pendaftaran + penyuluhan kelompok

Meja II : Penimbangan bayi dan anak balita

Meja III : Pencatatan ( pengisian KMS)

Meja IV : Penyuluhan perorangan

Meja V : Pelayanan

Strata Posyandu dan Intervensi.11

- Posyandu pertama : kegiatan belum rutin,kader aktif terbatas,belum

mantap, pelatihan kader dan penambahan kader.

Page 13: Gizi Buruk Pada Balita

- Posyandu Madya : cakupan progam utama (KB,KIA < GIZI dan

Imunisasi) < 50%, pergerakan PSM secara aktif.

- Posyandu Purnama : Kegiatan > 8x/th, kader 5 atau lebih , cangkupan

program utama > 50%, program tambahan+dana sehat sederhana.

- Posyandu Mandiri : Dana sehat lebih menjangkau 50% KK diarahkan

ke JPKM.

G. Kesehatan LingkunganKesehatan lingkungan pada hakikatnyaadalah suatu kondisi atau keadaan-

lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status

kesehatan yang optimal pula. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan

lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan

hidup manusia agar merupakan meia yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang

optimum bagi manusia yang hidup didalamnya. Pada negara berkembang seperti

indonesia, salah kesehatan lingkungan berkisar pada sanitasi(jamban), penyedian air

minum,perumahan,pembuangan sampah , dan pembuangan air limbah.

1.Perumahan (housing)

Rumah merupakam salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.

Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka

dibangun dengan bukan bahan-bahan setempat , tetapi kadang desainnya

masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya. Rumah sehat memiliki

beberapa ciri2, diantaranya adalah.4

- Bahan-bahan bangunan yang digunakan baik dan

cocok/menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.

- Ventilasi, mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah

untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut agar

tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan

oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Fungsi kedua dari

ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari

bakteri-bakteri. Fungsi lainnya adalah untuk mejaga agar

ruangan rumah selalu tetap dalam kelembaban yang optimum.

Page 14: Gizi Buruk Pada Balita

- Cahaya, rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup,

tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang

masuk ke dalam rumah , terutama cahaya matahari di samping

kurang nyaman juga merupakan media atau tempat yang baik

untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya bila

pencahyaan terlalu banyak didalam rumah, akan menyebabkan

silau dan akhirnya dapat merusak mata.

- Luas bangunan rumah.luas lantai bangunan rumah sehat harus

cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai

bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah

penghuninya.

- Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat

1. Penyediaan air bersih yang cukup

2. Pembuangan tinja

3. Pembuangan air limbah

4. Pembuangan sampah

5. Fasilitas dapur

6. Ruang berkumpul keluarga

2. Penyediaan Air Bersih

Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih

cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan.

Kebutuhan manusia akan air sangat komplek antara lain untuk minum,

masak, mandi, mencuci dsb. Diantara kegunaan air tersebut, yang sangat

penting adalah kebutuhan untuk minum. Berikut merupakan syarat-syarat

air bersih.4

a. Syarat fisik : bening(tidak berwarna), tidak berasa,

suhu dibawah suhu udara di luarnya.

b. Syarat bakteriologis : bebas dari segala bakteri

terutama bakteri patogen.

Page 15: Gizi Buruk Pada Balita

c. Syarat Kimia : mengandung zat-zat yang kimia

yang sesuai dengan aturan dan standart yang ada.

3. Pembuangan Kotoran Manusia

Yang dimaksud dengan kotoran manusia adalah semua benda atau zat

yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh.

Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja(feses),

air seni(urine), dan CO2. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah

pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang poko untuk sedini

mungkin diatasi. Karena kotoran manusia(feses) adalah sumber

penyebaran penyakit yang multikompleks.

4. Pengolahan Sampah

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak lagi

dipakai oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam

suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat

Amerika membuat batasan , sampah adalah sesuatu yang sudah tidak lagi

digunakan, tidak dipakai , tidak disenangi, atau sesuatu yang tidak terjadi

dengan sendirinya. Cara-cara pengelolaan air limbah :

i. Pengumpulan dan Pengangkutan sampah

ii. Pemusnahan dan pengolahan sampah :

1. Ditanam

2. Dibakar

3. Dijadikan Pupuk

5. Pengelolaan Air limbah

Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup

terhadap pencemaran air limbah tersebut. Beberapa cara sederhana

pengolahan air buangan antara lain :

i. Pengenceran, Air limbah diencerkan sampai mencapai

konsentrasi yang cukup rendah,kemudian baru dibuang ke

badan-badan air.

ii. Kolam Oksidasi

Page 16: Gizi Buruk Pada Balita

Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar

matahari,ganggang, bakteri dan oksigen alam proses

pembersihan alamiah.

iii. Irigasi : Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang

digali, dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui

dasar dan dinding parit-parit tersebut.

Pembahasan

Page 17: Gizi Buruk Pada Balita

Visi Indonesia Sehat 2010Dalam Visi Indonesia Sehat, tersirat paradigma sehat yang dapat dipahami secara Makro

dan mikro. Secara makro, semua sector pembangunan harus memperhatikan dampaknya

terhadap kesehatan, memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan perilaku dan

lingkungan sehat. Secara mikro, pembangunan kesehatan lebih ditekankan pada upaya

preventif dan promotif dengan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.12

Gizi BurukDi Indonesia, yang sekarang sedang mengahadapi krisis ekonomi ini masih terlalu

banyak ijumpai adanya gizi buruk pada masyarakat terutama pada balita yang menjadi

derajat utama indikator kesehatan masyarakat.Terlebih bangsa Indonesia merupakan

salah satu dari bangsa-bangsa yang sedang berkembang, bangsa Indonesia dituntut untuk

memajukan atau melakukan pembangunan di berbagai sektor kehidupan, tterutama

kesehatan yang sering disorot sebagai penilaian bahwa suatu negara itu mapu atau

tidakdalam mewujudkan paradigma yang ditargetkan. Kita harus jujur bahwa kasus-kasus

gizi buruk jauh-jauh hari sebelumnya sudah di alami banyak anak-anak di Indonesia.

Dalam sekian banyak kasus gizi buruk, sebagian besar atau bahkan boleh dikatakan

bahwa hampir semua terjadi bukan karena bawaan melainkan karena suatu alasan

ataupun ataupun suatu proses yang kurang berhasil atau bahkan mungkin tidak berhasil

sama sekali dalam penerapannya.

Promosi KesehatanKasus gizi buruk yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia, sebagian besar

dikarenakan adanya promosi kesehatan yang kurang merata di seluruh daerah di

indonesia. Promosi kesehatan yang sering dikesampingkan orang dan hanya dijadikan

sebuah angin lalu, baru akan terasa dampaknya apabila sebuah wabah terjadi di

Indonesia ini. Seperti saat maraknya kasus gizi buruk di berbagai negara di Indonesia.

Untuk mencegah terjadinya gizi buruk, diperlukan promosi kesehatan yang bersifat

promotif dan preventif.

Page 18: Gizi Buruk Pada Balita

Promotif (peningkatan kesehatan) adalah suatu usaha yang ditunjukan untuk

meningkatkan kesehatan.yang meliputi usaha-usaha,peningkatan gizi, pemeliharaan

kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkunagn, olah raga secara teratur,

istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan

yang optimal. Sedangkan preventif (pencegahan penyakit) merupakan usaha yang

ditunjukkan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha pemberian

imunisasi pada bayi dan ibu hamil, pemeriksaan secara berkala untuk medeteksi penyakit

secara dini.11

Seharasnya dengan promosi kesehatan yang mendasar dan bersifat promotif dan preventif

ini saja bisa meningkatkan pencegahan terhadap berbagai macam penyakit terutama gizi

buruk. Berikut merupakan beberapa contoh hal-hal yang harus diberikan dalam promosi

kesehatan untuk mencegah atau mengurangi jumlah penderita gizi buruk,yaitu mengenai :

1. Paradigma Sehat

Yaitu bila setiap masyarakat mengerti akan apa arti paradigma sehat dan

visi Indonesia sehat 2010, maka tidak menutup kemungkinan masyarakat

akan lebih mengerti mengenai pentingnya kesehatan dan sadar akan

terciptanya visi Indonesia sehat 2010 yang secara otomatis jugag jumlah

penderita gizi buruk akan menurun.

2. Gizi masyarakat

Dalam pengetahuan mengenai gizi masyarakat yang cukup, seharusnya

tidak akan banyak kasus mengenai gizi buruk terjadi di masyarakat

Indonesia. Karena bila masyarakat benar benar mengerti penerapan dari

gizi masyarakat, maka gizi yang cukup dan seimbang akan selalu terjaga

dan didapatkan.

3. Kesehatan lingkungan

Kesehatan lingkungan merupakan faktor yang penting dan berpengaruh

juga pada kesehatan dan gizi di kalangan masyarakat negara berkembang

seperti Indonesia ini. Karena pada negara yang sedang berkembang seperti

Indonesia,maslah yang sering ditemukan adalah masalah kesehatan

lingkungan yang belum dapat teratasi dengan baik.

4. Posyandu

Page 19: Gizi Buruk Pada Balita

Posyandu merupakan sarana yang penting di dalam lingkup masyarakat

yang berpengaruh besar pada status gizi balita. Karena status gizi balita

yang buruk atau tidak akan dapat diketahui setelah posyandu membantu

masyarakat melakukan pengecekan terhadap status gizi balita secara

berkala.

5. Demografi dan KB

Demografi dan KB jugag merupakan hal yang penting untuk penurunan

gizi buruk balita dkalangan masyaakat Indonesia. Hal ini dikarenakan

dengan adanya demografi dan KB, dapat diketahui berapa jumlah anggota

keluarga yang efektif yang seharusnya dimiliki oleh setiap keluarga di

Indonesia ini. Sehingga juga pembagian gizi untuk setiap orang i keluarga

tersebut merata dan tidak terjai gizi buruk.

Page 20: Gizi Buruk Pada Balita

KESIMPULANDari beberapa perancangan Visi Indonesia Sehat 2010 dimana diharapkan bahwa seluruh

masyarakat dapat hidup ”sehat” dalam artian masih produktif di segala bian misalnya

ekonomi sosial dll. Visi tersebut belum dapat tercapai karena masih adanya kendala pada

berbagai bidang seperti yang telah dipaparkan di makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: Gizi Buruk Pada Balita

1. Profesi dan Praktik keperawatan Profesional. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

2. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan komunitas. Jakarta:Penerbit Buku

Kedokteran EGC;2009

3. Syafrudin, Hamidah. Kebidanan komunitas. Penerbit Buku Kedokteran

EGC;2009.

4. Notoatmodjo S. Kesehatn masyarakat ilmu dan seni. Jakarta:Rineka Cipta;2007.

5. Widjaja MC. Gizi tepat untuk perkembangan otak dan kesehatan balita.

Jakarta:Kawan Pustaka;2002.h.1

6. Aritonang I, Priharsiwi E. Busung lapar. Yogyakarta:Media Pressindo;2006.h.24-

43

7. Manuaba IBG. Ilmu kesehatan, penyakit kanungan dan keluarga berencana.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003

8. Manuaba IBG. Kuliah obstretri. Jakarta:Penerbit Buku Keokteran ECG;2008

9. Maulana HD. Promosi kesehatan. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;2009

10. Effendy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta:Penerbit

Buku Kedokteran EGC;2009.h.153.267-8

11. Syafrudin, Theresia, Jomina. Ilmu kesehatan masyarakat untuk mahasiswa

kebidanan. Jakarta:CV.Trans Info Media;2009

12. Siswanto H. Widyastuti P.editor. Kamus popule kesehatan lingkungan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003.