gilut afrizal

download gilut afrizal

of 22

Transcript of gilut afrizal

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    1/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Limfoma maligna ada lah tumor ganas primer dari kelenjar limfe dan

    jaringan limfatik di organ lainnya. Penyakit ini dibagi dalam 2 golongan besar,

    yaitu penyakit Hodgkin dan limfoma non Hodgkin (LNH). Sel ganas pada

    penyakit Hodgkin berasal dari sel retikulum. Limfosit yang merupakan bagian

    integral proliferasi sel pada penyakit ini diduga merupakan manifestasi reaksi

    kekebalan seluler terhadap sel ganas tersebut. Limfoma non Hodgkin pada

    dasarnya merupakan keganasan sel limfosit.,2

    !elakangan ini insiden limfoma meningkat relatif "epat. Sekitar #$%

    limfoma Hodgkin timbul dari kelenjar limfe, hanya

    $% timbul dari jaringan

    limfatik di luar kelenjar limfe. Sedangkan limfoma non Hodgkin &$% timbul dari

    kelenjar limfe, '$% dari jaringan limfatik di luar kelenjar. ika diberikan terapi

    segera dan tepat, angka kesembuhan limfoma Hodgkin dapat men"apai $% lebih.

    Prognosis limfoma non Hodgkin lebih buruk, tapi sebagian dapat disembuhkan.

    *engan semakin mendalam riset atas limfoma maligna, kini dalam hal klasifikasi

    jenis patologik, klasifikasi stadium, metode terapi, diagnosis dan penilaian atas lesi

    residif dan berbagai aspek lain limfoma telah mengalami kemajuan pesat, hal ini sangat

    membantu dalam meningkatkan ratio kesembuhan limfoma.+,'

    Limfoma maligna baik limfoma Hodgkin maupun nonHodgkin dapat

    menimbulkan berbagai ma"am manifestasi klinik, salah satunya bermanifestasi

    pada rongga mulut (manifestasi oral).

    -anifestasi rongga mulut lebih sering terkait dengan kasus Limfoma non

    Hodgkin dengan prealensi 2+% dan ditemukan beberapa predileksi pada

    mukosa palatum. Namun, se"ara umum limfoma jarang mengenai gusi.

    *alam makalah ini akan dibahas mengenai limfoma Hodgkin dan non

    Hodgkin dan kaitannya dengan manifestasi yang ditemukan pad rongga mulut.

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    2/22

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. LIMFOMA

    DEFINISI

    Limfoma maligna adalah neoplasma ganas primer pada kelenjar getah

    bening/sistem limfatis dan imunitas tubuh. 0umor ini bersifat heterogen, biasanya

    ditandai dengan kelainan umum yaitu pembesaran kelenjar limfe diikuti

    splenomegali, hepatomegali dan kelainan sumsum tulang. *alam garis besar,

    limfoma dibagi dalam ' bagian yaitu1 Limfoma Hodgkin (LH), Limfoma non

    Hodgkin (LNH), Histiositosis , -y"osis fungoides. *alam praktek klinis, yang

    dimaksud dengan limfoma biasanya adalah LH dan LNH, sedang Histiositosis

    dan my"osis fungoides sangat jarang ditemukan.

    ETIOLOGI

    Limfoma merupakan golongan gangguan limfoproliferatif. Penyebabnya

    tidak diketahui, tetapi sering dikaitkan dengan irus, khususnya irus 3pstein !arr

    yang ditemukan pada limfoma !urkitt. 0erdapat kaitan jelas antara limfoma

    Hodgkin dan infeksi irus 3pstein !arr. Pada kelompok terinfeksi H45, insiden

    limfoma Hodgkin agak meningkat dibanding masyarakat umum, selain itu

    manifestasi klinis limfoma Hodgkin yang terkait H45 sangat kompleks, sering kali

    terjadi pada stadium lanjut penyakit, mengenai regio yang jarang ditemukan,

    seperti sumsum tulang, kulit, meningen, dan lainnya.

    4nfeksi irus dan regulasi abnormal imunitas berkaitan dengan

    timbulnya limfoma non Hodgkin , bahkan kedua mekanisme tersebut saling

    berinteraksi. 5irus 6N7, H0L5 berkaitan dengan leukemia sel 0 de8asa, irus

    imunodefisiensi humanus (H45) yang menyebabkan 74*S, defek imunitas yang

    diakibatkan berkaitan dengan timbulnya keganasan limfoma sel ! yang tinggi,

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    3/22

    irus hepatitis 9 (H95) berkaitan dengan timbulnya limfoma sel ! indolen.

    :en dari irus *N7, irus 3pstein !arr (3!5) telah ditemukan terdapat di

    dalam genom sel limfoma !urkitt 7frika. 4nfeksi kronis Heli"oba"ter pylori

    berkaitan jelas dengan timbulnya limfoma lambung, terapi eliminasi H. Pylori

    dapat

    menghasilkan remisi pada /+ lebih kasus limfoma lambung. *efek imunitas

    dan menurunnya regulasi imunitas berkai tan dengan timbulnya limfoma non

    Hodgkin, termasuk 74*S, reseptor "angkok organ, sindrom defek imunitas

    kronis, penyakit autoimun.

    PATOGENESIS

    Seperti jenis sel darah lainnya, limfosit dibentuk dalam sumsum tulang.

    ;ehidupannya dimulai dari sel imatur yang disebut sel induk. Pada a8al masa

    kanakkanak, sebagian limfosit bermigrasi ke timus, suatu organ di pun"ak dada,

    dimana mereka menjadi matur menjadi sel 0. Sisanya tetap tinggal di sumsum

    tulang dan menjadi matur disana sebagai sel !. Sel 0 dan sel ! keduanya berperan

    penting dalam mengenali dan menghan"urkan organisme penyebab infeksi seperti

    bakteri dan irus. *alam keadaan normal, kebanyakan limfosit yang bersirkulasi

    dalam tubuh adalah sel 0. -ereka berperan untuk mengenali dan menghan"urkan

    sel tubuh yang abnormal (sebagai "ontoh sel yang telah diinfeksi oleh irus).

    Sel ! mengenali sel dan materi

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    4/22

    kelenjar getah bening yang sering, tetapi pada beberapa orang limfoma terbentuk

    di perut, hati atau yang jarang sekali di otak. !ahkan, suatu limfoma dapat

    terbentuk di mana saja. Seringkali lebih dari satu bagian tubuh terserang oleh

    penyakit ini.

    Patogenesis morbus Hodgkin mungkin kompleks dan masih banyak hal

    yang kurang jelas dalam bidang ini.

    1. LIMFOMA HODGKIN

    DEFINISI

    Penyakit Hodgkin adalah kanker yang bera8al dari selsel sistem imun.

    Penyakit Hodgkin bera8al saat sel limfosit yang biasanya adalah sel ! (sel 0

    sangat jarang) menjadi abnormal. Sel limfosit yang abnormal tersebut dinamakan

    sel 6eed Sternberg.

    Sel 6eed Sternberg tersebut membelah untuk memperbanyak dirinya. Sel

    6eed Sternberg yang terus membelah membentuk begitu banyak sel limfosit

    abnormal. Selsel abnormal ini tidak mati saat 8aktunya tiba dan mereka juga

    tidak melindungi tubuh dari infeksi maupun penyakit lainnya. Pembelahan sel

    abnormal yang terus menerus ini menyebabkan terbentuknya massa dari jaringan

    yang disebut tumor.

    aringan limfatik banyak terdapat dalam banyak bagian tubuh, sehingga

    penyakit Hodgkin dapat bera8al dari mana saja. !iasanya penyakit Hodgkin

    pertama kali ditemukan pada nodus limfatikus di atas diafragma, pada otot tipis

    yang memisahkan rongga thoraks dan rongga abdomen. 0etapi penyakit Hodgkin

    mungkin juga dapat ditemukan di kumpulan nodus limfatikus.

    EPIDEMIOLOGI

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    5/22

    7ngka kejadian Penyakit Hodgkin yang berdasarkan populasi di 4ndonesia

    belum ada. *ari laporanlaporan yang ada didapatkan bah8a di 4ndonesia

    limfoma nonHodgkin lebih banyak dari penyakit Hodgkin. 4nsidensi penyakit

    Hodgkin (morbus Hodgkin> -H) kirakira + per $$.$$$ penderita per tahun.

    Pada pria insidensinya sedikit lebih tinggi daripada 8anita. Perbandingan pria dan

    8anita adalah + 1 2.

    FAKTOR RISIKO

    !eberapa penelitian menunjukkan faktorfaktor tertentu yang dapat

    meningkatkan kemungkinan seseorang dapat mengidap penyakit Hodgkin, antara

    lain1

    ) 5irus tertentu

    0erinfeksi irus 3pstein !arr (3!5) atau human immunodefi"ien"y irus

    (H45) dapat meningkatkan risiko penyakit Hodgkin. !agaimanapun juga,

    limfoma tidak menular, sehingga tidak mungkin mendapatkan limfoma

    dari orang lain.

    2) Sistem imun lemah6isiko mengidap penyakit Hodgkin meningkat dengan sistem imun yang

    lemah (seperti keadaan sedang mengkonsumsi obatobatan penekan imun

    pas"a transplantasi organ).

    +) ?sia

    Penyakit Hodgkin umumnya terdapat pada usia remaja dan de8asa muda

    berumur @+@ tahun, juga pada de8asa berumur A @$ tahun.

    ') 6i8ayat keluarga

    7nggota keluarga khususnya kakak atau adik dari seseorang dengan

    penyakit Hodgkin atau limfoma lainnya, dapat meningkatkan

    kemungkinan seseorang mengidap penyakit Hodgkin.

    PATOLOGI

    Penyakit Hodgkin merupakan suatu tumor ganas yang berhubungan erat

    dengan limfoma malignum. Bleh karena itu untuk membahas mengenai patologi

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    6/22

    dari penyakit Hodgkin ada baiknya kita mengetahui tentang klasifikasi dari

    penyakitpenyakit tersebut.

    ;lasifikasi patologis yang sering dipakai sekarang ini adalah menurut Lukas

    dan !utler sesuai keputusan symposium penyakit Hodgkin dan 7nn 7rbor.

    -enurut klasifikasi ini penyakit Hodgkin dibagi menjadi ' tipe, yaitu 1

    ) 0ipe Lympho"yte Predominant

    Pada tipe ini gambaran patologis kelenjar getah bening terutama terdiri

    dari selsel limfosit yang de8asa, beberapa sel 6eedSternberg. !iasanya

    didapatkan pada anak muda. Prognosisnya baik.

    2) 0ipe -ied 9ellularity

    -empunyai gambaran patologis yang pleimorfik dengan sel plasma,

    eosinofil, neutrofil, limfosit dan banyak didapatkan sel 6eedSternberg.

    *an merupakan penyakit yang luas dan mengenai organ ekstranodul.

    Sering pula disertai gejala sistemik seperti demam, berat badan menurun

    dan berkeringat. Prognosisnya lebih buruk.

    +) 0ipe Lympho"yte *epleted

    :ambaran patologis mirip diffuse histio"yti" lymphoma, sel 6eed

    Sternberg banyak sekali dan hanya ada sedikit sel jenis lain. !iasanya

    pada orang tua dan "enderung merupakan proses yang luas (agresif)

    dengan gejala sistemik. Prognosis buruk.

    ') 0ipe Nodular S"lerosis

    ;elenjar mengandung nodulnodul yang dipisahkan oleh serat kolagen.

    Sering dilaporkan sel 6eedSternberg yang atifik yang disebut sel

    Hodgkin. Sering didapatkan pada 8anita muda / remaja. Sering

    menyerang kelenjar mediastinum. Namun ada bentukbentuk yang

    tumpang tindih ("ampuran), misalnya golongan Nodular S"lerosis (NS)

    ada yang limfositnya banyak (Lympho"yte Predominant NSCLPNS),

    ada yang limfositnya sedikit (Lympho"yte*epleted NSCL*NS) dan

    sebagainya.

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    7/22

    @) 0ipe Nodular lympho"yte predominant Hodgkin disease (NLPH*)

    Nodular lympho"yte predominant Hodgkin disease (NLPH*)

    menyumbang @% dari kasus penyakit Hodgkin. !erbeda dengan subtipe

    histologis lain, sel 6eed Sternberg yang khas jarang atau bahkan tidak

    ada pada NLPH*. Sebaliknya yang paling banyak justru adalah sel

    limfositik atau histiositik (LDH), atau yang sering disebut Esel pop"ornF

    karena inti mereka yang berbentuk menyerupai jagung meledak, yang

    terlihat sebagai latar belakang selsel inflamasi, terutama sel limfosit

    yang jinak. 0idak seperti sel 6eed Sternberg, sel LDH positif untuk

    antigen sel !, seperti 9*# dan 9*2$, dan negatif untuk 9*@ dan

    9*+$.

    MANIFESTASI KLINIS

    Penyakit Hodgkin biasanya timbul sebagai penyakit lokal dan kemudian

    menyebar ke struktur limfoid didekatnya dan akhirnya meluas ke jaringan non

    limfoid hingga dapat menyebabkan kematia. Pasien penyakit Hodgkin umumnya

    datang dengan keluhan adanya massa atau kelompok kelenjar limfe yang padat,mudah digerakkan dan biasanya tidak nyeri tekan. Sekitar @$% pasien datang

    dengan adenopati di leher atau daerah supraklaikula dan lebih dari G$% pasien

    datang dengan pembesaran kelenjar getah bening superfisial. ;elenjar tersebut

    umumnya tidak nyeri, oleh karena itu deteksi oleh pasien mungkin terlambat

    sampai kelenjar limfe "ukup besar. Sekitar &$% pasien datang dengan adenopati

    mediastinum. Hal ini kadangkadang pertama kali dideteksi pada pemeriksaan

    sinar toraks rutin. ;elenjar limfe yang terkena pada penyakit Hodgkin

    "enderung sentripetal atau aksial dan berlainan dengan yang terkena pada limfoma

    non Hodgkin yang memperlihatkan ke"enderungan sentrifugal mengenai kelenjar

    limfe epitroklear, "in"in 8aldeyer dan abdomen. Pada 2@% pasien, kelenjar limfe

    atau jaringan lain yang terkena penyakit Hodgkin dapat tersa nyeri setelah minum

    minuman beralkohol. Pertumbuhan kelenjar limfe "ukup berariasi, beberapa lesi

    dapat menetap dalam jangka lama, sedangkan pada kelenjar yang lain terjadi

    regresi spontan dan temporer.

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    8/22

    Sebagian besar pasien penyakit Hodgkin tidak atau sedikit mengalami

    gejala yang berkaitan dengan penyakitnya. :ejala tersering adalah demam ringan

    yang mungkin disertai keringat malam. ?ntuk sebagian pasien, keringat malam

    mungkin merupakan satusatunya keluhan. !eberapa pasien mungkin mengalami

    demam naik turun disertai banyak keringat malam (demam Pel3pstein). *emam

    ini dapat menetap selama beberapa minggu, diikuti oleh interal afebris. *emam

    dan keringat malam lebih sering ditemukan pada pasien tua dan pada pasien

    dengan penyakit stadium lanjut.

    :ejala a8al penting lainnya adalah penurunan berat badan lebih dari $%

    dalam & bulan atau kurang tanpa sebab yang jelas. :ejala lain yang sering

    ditemukan adalah rasa lemah, malaise dan "epat lelah. Pruritus terdapat pada

    sekitar $% pasien pada saat diagnosis, gejala ini biasanya generalisata dan

    mungkin berkaitan dengan ruam kulit atau 8alaupun jarang merupakan satu

    satunya gejala penyakit.

    ;elainan mediastinum, paru, pleura atau peri"ardium mungkin disertai

    batuk, nyeri dada, sesak napas atau osteoartropi hipertrofik, keterlibatan tulang

    mungkin disertai nyeri tulang. ;adangkadng pasien datang dengan gejala

    sumbatan ena kaa superior sebagai gejala a8al. ;ompresi mendadak korda

    spinalis dapat merupakan gejala a8al tetapi biasanya merupakan penyulit penyakit

    progresif stadium lanjut. Nyeri kepala atau gangguan penglihatan dapat ditemukan

    pada pasien dengan penyakit Hodgkin intrakranium dan ketrlibatan abdomen

    menimbulkan nyeri abdomen, gangguan usus dan bahkan asites.

    DIAGNOSIS*iagnosis morbus Hodgkin ditegakkan berdasarkan pemeriksaan

    histologik. Sel 6eed Stenberg yang merupakan bentuk histiosit (makrofag

    jaringan) ganas adalah temuan khas pada limfoma Hodgkin. Pemeriksaan rontgen

    terdiri atas foto toraks dan 90s"an toraks untuk men"ari kalau ada perluasan

    mediastinal atau pleural. ?ntuk pemeriksaan perut ada dua kemungkinan, 90s"an

    atau limfangiografi. Sebaiknya dimulai dengan 90s"an. ika ini negatif,

    diperlukan limfangiografi, karena kadangkadang terdapat kelenjar yang

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    9/22

    mempunyai struktur abnormal tetapi tidak jelas membesar, sehingga mungkin

    tidak terlihat pada 90s"an. ;euntungan limfangiografi di samping itu adalah

    bah8a kontrasnya masih tampak 2 tahun, sehingga perjalanan penyakit dapat

    diikuti dengan foto polos abdomen biasa.

    Pemeriksaan isotop dengan gallium radioaktif dapat memberi gambaran

    mengenai sarangsarang di tempat lain dalam tubuh yang tidak dapat ditetapkan

    dengan pemeriksaan rutin penentuan stadium biasa. ;eterandalan pemeriksaan ini

    masih diteliti. ika kelenjar limfe juga meresorbsi gallium, pemeriksaan ini dapat

    juga digunakan pada akhir terapi untuk mengetahui apakah ada massa sisa,

    misalnya di dalam mediastinum, yang masih mengandung tumor yang aktif.

    TATALAKSANA

    ?ntuk mendapatkan hasil pengobatan yang baik perlu adanya pendekatan

    multidisiplin segera setelah didiagnosis. aktor yang berpengaruh terhadap hasil

    pengobatan diantaranya adalah umur pasien, psikologi, stadium penyakit dan

    gejala sisa pengobatan. Pengobatan yang diberikan diharapkan mampu

    memberikan penyembuhan untuk jangka panjang, dengan disease free survival

    (*S) yang seimbang dengan risiko pengobatan yang paling rendah. Protokol

    pengobatan pada anak saat ini hanya menggunakan kemoterapi saja kadang

    kadang dengan hanya memberikan dosis rendah radiasi pada daerah yang terbatas.

    Bbatobatan yang sering digunakan diantaranya adalah nitrogen mustard,

    onkoin, prednison, prokarbasin (-BPP), adriamisis, bleomisin, inblastin,

    dekarbasin (7!5*), siklofosfamid, onkoin, prokarbasin, prednison (9BPP) dan

    banyak lagi protokol lainnya yang digunakan.

    PROGNOSIS

    Prognosis penyakit Hodgkin ini relatif baik. Penyakit ini dapat sembuh

    atau hidup lama dengan pengobatan meskipun tidak $$%. 0etapi oleh karena

    dapat hidup lama, kemungkinan mendapatkan late complicationmakin besar.Late

    complicationitu antara lain1

    . 0imbulnya keganasan kedua atau sekunder

    2. *isfungsi endokrin yang kebanyakan adalah tiroid dan gonadal

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    10/22

    +. Penyakit 95S terutama mereka yang mendapat kombinasi radiasi dan

    pemberian antrasiklin terutama yang dosisnya banyak (dose related)

    4. Penyakit pada paru pada mereka yang mendapat radiasi dan bleomisin

    yang juga dose related

    @. Pada anakanak dapat terjadi gangguan pertumbuhan

    2. LIMFOMA NON HODGKIN

    DEFINISI

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    11/22

    Limfoma malignum non Hodgkin atau limfoma non Hodgkin adalah suatu

    keganasan primer jaringan limfoid yang bersifat padat. Limfoma non Hodgkin

    merupakan penyakit yang heterogen, tergantung dari gambaran klinik,

    imunofenotipingdan respons terhadap terapi. :ambaran penyakit yang progresif

    lebih sering didapatkan pada anak dibanding de8asa. *emikian pula gambaran

    histopatologik difus sering didapatkan pada anak (#$%) daripada gambaran

    noduler atau fotikuler pada de8asa. Lebih dari '@.$$$ pasien didiagnosis sebagai

    limfoma non Hodgkin (LNH) setiap tahun di 7merika Serikat. Limfoma non

    Hodgkin, khususnya limfoma susunan saraf pusat biasa ditemukan pada pasien

    dengan keadaan defisiensi imun dan yang mendapat obatobat imunosupresif,

    seperti pada pasien dengan transplantasi ginjal dan jantung.

    EPIDEMIOLOGI

    Limfoma merupakan penyakit keganasan yang sering ditemukan pada

    anak, hampir sepertiga dari keganasan pada anak setelah leukemia dan keganasan

    susunan syaraf pusat. 7ngka kejadian tertinggi pada umur G$ tahun dan jarang

    dijumpai pada usia di ba8ah 2 tahun. Lakilaki lebih sering bila dibandingkan

    dengan perempuan dengan perbandingan 2,@1. 7ngka kejadiannya setiap tahun

    diperkirakan meningkat dan di 7S &,' persejuta anak di ba8ah usia ' tahun.

    7ngka kejadian limfoma malignum di 4ndonesia sampai saat ini belum diketahui

    dengan pasti.

    ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

    Penyebab pasti limfoma non Hodgkin masih belum diketahui, namun LNH

    dapat disebabkan oleh abnomalitas sitogenik, seperti translokasi kromosom dan

    infeksi irus. 0ranslokasi kromosom dan perubahan molekular sangat berperan

    penting dalam patogenesis limfoma, dan berhubungan dengan histologi dan

    imunofenotiping. 0ranslokasi t('>)(I+2>I2) adalah translokasi kromosomal

    abnormal yang paling sering dihubungkan dengan LNH. !eberapa infeksi irus

    berperan dalam patogenesis LNH, seperti irus 3pstein !arr yang merupakan

    penyebab paling sering pada limfoma !urkitt,limfoma pada pasien dengan

    imunocompremiseddan penyakit Hodgkin.

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    12/22

    GAMBARAN HISTOLOGIK

    ;lasifikasi histopatologik sangat komplek dan tumpang tindih dengan

    klasifikasi yang lain misalnya klasifikasi imunologik, sitogenetik maupun

    molekuler sehingga masih membingungkan. ;lasifikasi yang banyak

    dipergunakan adalah dari 6appaport (6), ;iel (;), Lukes dan 9ollins, JHB, dan

    Jorking ormulation (J)

    ;lasifikasi histopatologik LNH pada anak.

    ;iel 6appaport Jorking ormula

    High grade

    Limfoma !urkitt=s dan

    bentuk lainnya

    *ifuse undifferentiated

    (!urkitt=s D non burkitt=s)

    High grade

    Small non "leaed "ell

    Limfoblastik konoluted

    Limfoblastik non klasifikasi

    Limfoblastik difus Limfoblastik

    4munoblastik

    Sentroblastik

    Histositik difus 4munoblastik sel besar

    4ntermediate grade

    *ifus sel besar

    Limfoma non Hodgkin pada anak seringkali mempunyai gambaran yang

    difus dan dimasukkan dalam + kategori gambaran histologik sebagai berikut1

    ) Limfoblastik !urkitt=s (;) atausmall non cleaved(J)

    2) Limfoblastik (J) non !urkitt=s (;)

    +) 4munoblastik dan sentroblastik (;) atau Elarge "ellF (J)

    *ua kelompok yang pertama paling banyak ditemukan yaitu men"apai G$

    #$% dari kasus yang terdiagnosis.

    FAKTOR RISIKO

    0erdapat beberapa faktor resiko yang diketahui berpengaruh pada LNH,

    8alaupun demikian, faktorfaktor resiko ini tidak diperhitungkan melebihi bagian

    ke"il dari jumlah seluruh kasus limfoma non Hodgkin. Pada kebanyakan pasien

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    13/22

    dengan limfoma non Hodgkin, tidak ada penyebab penyakit yang dapat

    ditemukan. Lebih jauh lagi, banyak orang yang terpapar pada salah satu faktor

    resiko yang diketahui tidak menderita limfoma non Hodgkin. !eberapa faktor

    resiko tersebut seperti infeksi, imunosupresi,dan faktor lingkungan.

    !eberapa infeksi irus telah memperlihatkan adanya hubungan dengan

    peningkatan limfoma non Hodgkin. Hal ini mungkin berhubungan dengan

    kemampuan irus dalam menginduksi stimulasi antigen kronik dan disregulasi

    sitokin yang menyebabkan stimulasi, proliferasi, dan limfomagenesis yang tidak

    terkontrol dari sel ! dan sel 0.+!eberapa irus tersebut antara lain1

    Human immunodeficiency virus(H45/74*S)

    Human 0 "ell leukemialymphoma irus (H0L5)

    3pstein!arr irus (3!5)

    Brang dengan H45 positif lebih mungkin mengidap limfoma non Hodgkin

    dari pada orang lainnya. -un"ulnya limfoma non Hodgkin pada orang dengan

    H45 positif mengindikasikan bah8afull-blown74*S telah terjadi.

    -eningkatnya risiko kemungkinan terjadi karena penekanan sistim

    kekebalan yang disebabkan oleh infeksi H45. 74*Syang berhubungan dengan

    limfoma non Hodgkin memberikan gambaran tidak seperti umumnya atau timbul

    disisi yang tidak umum dibandingkan dengan jenis limfoma non Hodgkin.

    5irus 3pstein!arr adalah irus yang umum, menyerang kebanyakan

    orang pada suatu 8aktu tertentu dalam masa hidupnya, dan mengakibatkan infeksi

    singkat atau demam glandular. 7kan tetapi, dalam sejumlah ke"il kasus ekstrim, ia

    dikaitkan dengan Limfoma !urkitt dan bentuk limfoma non Hodgkin yang

    berhubungan dengan imunosupresi.

    Human 0"ell leukaemialymphoma irus (H0L5), aslinya berasal dari

    epang dan ;aribia, juga suatu penyebab yang sangat jarang dari limfoma non

    Hodgkin, terdapat suatu jarak antara infeksi irus dan timbulnya penyakit.

    4nfeksi bakterial lebih jarang dikaitkan dengan limfoma non Hodgkin

    dibandingkan dengan infeksi irus. 7kan tetapi, infeksi dengan Heli"oba"ter

    pylori, yang dapat menyebabkan tukak lambung dan menyerang lambung,

    http://openglossary%28%27burkittslymphoma%27%29/http://openglossary%28%27immunosuppression%27%29/http://openglossary%28%27burkittslymphoma%27%29/http://openglossary%28%27immunosuppression%27%29/
  • 7/23/2019 gilut afrizal

    14/22

    dihubungkan dengan bentuk limfoma yang jarang yang dikenal sebagai limfoma

    -7L0, yang biasanya timbul di lambung. 7ntibiotik untuk mengeradikasi infeksi

    bakteri sering menyembuhkan kondisi ini, jika diberikan "ukup dini.

    Brang dengan imunosupresi, dimana sistim pertahanannya menurun,

    menghadapi peningkatan risiko terserang limfoma non Hodgkin. Hal ini mungkin

    karena kontrol multiplikasi sel ! tergantung pada fungsi normal sel 0. ika fungsi

    sel 0 menjadi abnormal, seperti pada kasus orang dengan imunosupresi, sel !

    dapat berlipat ganda melalui suatu "ara yang tidak terkontrol, meningkatkan

    peluang untuk terserang penyakit ini.

    Salah satu sebab utama imunosupresiadalah obat yang diberikan untuk

    men"egah penolakan dari organ yang ditransplantasikan atau transplantasi

    sumsum tulang. Pasien yang mendapatkan transplantasi organ mempunyai

    peningkatan risiko menderita limfoma non Hodgkin.

    MANIFESTASI KLINIS

    Limfoma non Hodgkin mempunyai gambaran klinis berupa massa

    abdominal dan intrathorakal (massa mediastinum) yang sering kali disertai dengan

    adanya efusi pleura. Pada anak yang lebih besar massa mediastinal ini seringkali

    (2@+@%) ditemukan khususnya pada limfoma limfoblastik sel 0. :ejala pada

    sebagian besar pasien asimtomatik sebanyak 2% pasien dapat mengalami demam,

    keringat malam dan penurunan berat badan. :ejala yang menonjol adalah nyeri,

    disfagia, sesak napas, pembengkakan daerah leher, muka, dan sekitar leher akibat

    adanya obstruksi ena "aa superior. Pembengkakan kelenjar limfe

    (limfadenopati) di sebelah atas diafragma meliputi leher, supraklaikula atauaksiler, tetapi jarang sekali retroperitoneal. 7danya pembesaran kelenjar limpa

    dan hati menunjukkan adanya keterlibatan sumsum tulang dan seringkali pasien

    menunjukkan gejalagejala leukemia limfoblastik akut, jarang sekali melibatkan

    gejala susunan saraf pusat, kadangkadang disertai pembesaran testis.

    Limfoma limfoblastik merupakan bentuk yang berkembang se"ara

    progresif, dengan gejala yang timbul dalam 8aktu singkat kurang dari satu bulan.

    :ambaran laboratorium biasanya masih dalam batas normal, dengan kadar L*H

    http://openglossary%28%27immunosuppression%27%29/http://openglossary%28%27bonemarrowtransplant%27%29/http://openglossary%28%27bonemarrowtransplant%27%29/http://openglossary%28%27immunosuppression%27%29/http://openglossary%28%27bonemarrowtransplant%27%29/http://openglossary%28%27bonemarrowtransplant%27%29/
  • 7/23/2019 gilut afrizal

    15/22

    dan asam urat yang meningkat sebagai akibat adanya tumor lisis maupun adanya

    nekrosis jaringan.

    :ejala a8al yang dapat dikenali adalah pembesaran kelenjar getah bening

    di suatu tempat (misalnya leher atau selangkangan) atau di seluruh tubuh.

    ;elenjar membesar se"ara perlahan dan biasanya tidak menyebabkan nyeri.

    ;adang pembesaran kelenjar getah bening di tonsil (amandel) menyebabkan

    gangguan menelan. Pembesaran kelenjar getah bening jauh di dalam dada atau

    perut bisa menekan berbagai organ dan menyebabkan1 gangguan pernapasan,

    berkurangnya nafsu makan, sembelit berat, nyeri perut, dan pembengkakan

    tungkai.

    ika limfoma menyebar ke dalam darah bisa terjadi leukemia. Limfoma

    dan leukemia memiliki banyak kemiripan. Limfoma nonHodgkin lebih mungkin

    menyebar ke sumsum tulang, saluran pen"ernaan dan kulit. Pada anakanak,

    gejala a8alnya adalah masuknya selsel limfoma ke dalam sumsum tulang, darah,

    kulit, usus, otak dan tulang belakang> bukan pembesaran kelenjar getah bening.

    -asuknya sel limfoma ini menyebabkan anemia, ruam kulit dan gejala neurologis

    (misalnya kelemahan dan sensasi yang abnormal). !iasanya yang membesar

    adalah kelenjar getah bening di dalam, yang dapat menyebabkan1 pengumpulan

    "airan di sekitar paruparu sehingga timbul sesak napas, penekanan usus sehingga

    terjadi penurunan nafsu makan atau muntah, dan penyumbatan kelenjar getah

    bening sehingga terjadi penumpukan "airan.

    DIAGNOSIS

    6i8ayat penyakit dan pemeriksaan fisik sangat penting, diagnosisditegakkan dengan biopsi, pemeriksaan sitologis "airan efusi maupun aspirasi

    sumsum tulang, bila dimungkinkan dengan pemeriksaan imunologik dan sitogenik

    untuk membedakan antara sel ! atau sel 0. ;riteria untuk masingmasing

    kelompok tersebut adalah1

    a) Limfoblastik sel ! ditandai oleh1

    *itemukannya imunoglobulin monoklonal sel ! pada permukaan

    sel dan pertanda sel ! lainnya misalnya1 9* #2'

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    16/22

    0ranslokasi (>'), t(2>), atau t(>22)

    :ambaran histologis1 !urkitt=s dan ! limfoblastik (;) atauundifferentiatedatausmall non cleaved(J)

    :ambaran L+ pada klasifikasi 7!

    Primernya ada di intra abdominal

    b) Limfoblastik sel 0 ditandai oleh1

    Petanda sel 0 positif (misal 9* +, @)

    :ambaran histologi1 limfoblastik

    :ambaran L atau L2 pada klasifikasi 7!

    6eaksi positif dengan asam fosfat

    Primer pada kelenjar timus

    Pemeriksaan lain yang diperlukan adalah pemeriksaan darah lengkap,

    pemeriksaan fungsi hati dan funsi ginjal, "airan serebrospinal, asam urat, L*H,

    ?S: abdomen, bone s"an.

    Penentuan stadium sangat penting untuk diagnosis, adanya keterlibatan

    beberapa jaringan limfoid serta implikasinya pada pengobatan. Penentuan stadium

    yang paling banyak digunakan adalah dari St. Jude Childrens esearch Hospital

    (0abel 44.2).

    Skema Stadium LNH dai St.Jude !"i#de$% Re%ea&" H'%(ita#.

    4 0umor tunggal ekstranodal atau tumor di daerah tunggal nodal, ke"uali di

    daerah mediastinum atau abdomen

    44 0umor tunggal (ekstranodal) dengan keterlibatan kelenjar regional pada satu

    sisi diafragma pada dua atau lebih area nodul

    *ua tumor (ekstranodal) dengan atau tanpa keterlibatan kelenjar regional

    0umor lebih dari satu, tetapi masih satu sisi dengan diafragma

    0umor primer pada gastrointestinal (ileosaekal) dengan atau tanpa

    keterlibatan kelenjar mesenterium

    444 0umor lebih dari dua (ekstranodal) pada kedua sisi diafragma

    0umor dua atau lebih pada satu sisi diafragma

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    17/22

    0umor primer di daerah intrathorakal (mediastinal, pleura, timus)

    0umor meluas pada intraabdominal yang tidak dapat direseksi

    0umor pada paraspinal atau epidural

    45 0umor meluas dan penyebaran ke sumsum tulang atau susunan saraf pusat

    TATALAKSANA

    0erapi yang dilakukan biasanya melalui pendekatan multidisiplin.

    0erapi yang dapat dilakukan adalah1

    1. Dea)at Ke*a$a%a$ Re$da" +DKR,-i$d'#e$

    Pada prinsipnya simtomatik

    ;emoterapi1 obat tunggal atau ganda (per oral), jika dianggap

    perlu1 9BP (Cyclophosphamide!"ncovin! dan#rednisone$

    6adioterapi1 LNH sangat radiosensitif. 6adioterapi ini dapat

    dilakukan untuk lokal dan paliatif.

    6adioterapi1Low %ose &"' ( 'nvolved )ield adiotherapysaja.

    2. Dea)at Ke*a$a%a$ Me$*a" +DKM,-a*e%i/ #im/'ma

    Stadium 41 ;emoterapi (9HBP/9H5-P/!?)Kradioterapi, 9HBP

    *Cyclophosphamide! Hydro+ydouhomycin!"ncovin! #rednisone$ Stadium 44 451 kemoterapi parenteral kombinasi, radioterapi

    berperan untuk tujuan paliasi.

    0. Dea)at Ke*a$a%a$ Ti$**i +DKT,

    *;0 Limfoblastik (LNHLimfoblastik)

    Selalu diberikan pengobatan seperti Leukemia

    Limfoblastik 7kut (LL7)

    6eealuasi hasil pengobatan dilakukan pada1

    ) Setelah siklus kemoterapi keempat

    2) Setelah siklus pengobatan lengkap

    PROGNOSIS

    !anyak pasien yang dapat men"apai respons sempurna, sebagian

    diantaranya dengan limfoma sel besar difus, dapat berada dalam keadaan bebas

    gejala dalam periode 8aktu yang lama dan dapat pula disembuhkan. Pemberian

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    18/22

    regimen kombinasi kemoterapi agresif berisi doksorubisin mempunyai respons

    sempurna yang tinggi berkisar '$$%.

    B. MANIFESTASI ORAL PADA LIMFOMA MALIGNA

    -anifestasi rongga mulut jarang ditemukan pada limfoma Hodgkins,

    tetapi lebih sering terkait dengan kasus Limfoma nonHodgkin dan ditemukan

    beberapa predileksi pada mukosa pada palatum. Namun, se"ara umum

    limfoma jarang mengenai gusi.

    Limfoma nonHodgkin bermanifestasi pada rongga mulut dan rahang

    dengan prealensi 2+%. Lesi pada rongga mulut ber8arna merah

    (eritematous), pembesaran tanpa rasa sakit, dan terdapat ulser sebagai akibat

    dari trauma sekunder. Lokasi ulkus yang paling sering adalah pada lidah,

    palatum, gingia, mukosa bukal, bibir, dan orofaring.

    Limfoma nonHodgkin primer dapat berkembang di setiap daerah yang

    ada jaringan limfoidnya, termasuk kelenjarkelenjar limfe leher, mandibula

    dan palatum. ika lesi primer mengenai palatum, maka keadaan tersebut

    kadangkadang disebut sebagai penyakit limfo proliferatif dari palatum.

    Palatum merupakan bagian yang biasa ditempati lesi limfoma nonHodgkin,

    yang merupakan manifestasi dari sebaran penyakit dari tempat lain atau

    mungkin merupakan ekspreksi a8al dari bentuk menyeluruh. Lesi ber"irikan

    pembengkakan fluktuan lunak, yang seringkali tumbuh ddengan "epat dan

    mengalami ulserasi.Limfoma primer dari palatum terjadi paling umum pada

    usia diatas &$ tahun, tetapi dapat juga dijumpai pada pasienpasien yang lebih

    muda, terutama yang terkena 74*S. Limfoma primer dapat soliter atau

    berkaitan dengan penyakit yang menyebar luas, meskipun biasanya mun"ul

    mendahului penyakit yang menyebar. Se"ara klinis, lesi tersebut timbul di

    perbatasan palatum keras dan lunak. Pembengkakan palatum yang tumbuh

    lambat itu adalah tanpa gejala, lunak, seperti busa, tanpa ulserasi dan jarang

    mengenai tulang palatum diba8ahnya. Permukaannya sering menggumpal dan

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    19/22

    ber8arna merah muda sampai biruungu. Pengenalan dini dan biopsi sangat

    penting, karena penyakit penyakit mungkin masih terbatas pada palatum

    ditahap dini.

    Selain itu, pada @$% kasus limfoma nonHodgkin dapat dijumpai

    jangkitan orofaringeal pada yang dapat menimbulkan keluhan sakit menelan

    (sorethroat).

    FOKAL INFEKSI

    *34N4S4

    okal infeksi adalah suatu infeksi lokal yang biasanya dalam jangka 8aktu

    "ukup lama (kronis), dimana hanya melibatkan bagian ke"il dari tubuh, yang

    kemudian dapat menyebabkan suatu infeksi atau kumpulan gejala klinis pada

    bagian tubuh yang lain. 9ontohnya, tetanus yang disebabkan oleh suatu pelepasan

    dari eksotoksin yang berasal dari infeksi lokal. 0eori tentang fokal infeksi sangat

    erat hubungannya dengan bagian gigi, dimana akan mempengaruhi fungsi

    sistemik seseorang seperti sistem sirkulasi, skeletal dan sistem saraf. Hal ini

    disebabkan oleh penyebaran mikroorganisme atau toksin yang dapat berasal dari

    gigi, akar gigi, atau gusi yang terinfeksi.

    -enurut J.* -iller (2$), seluruh bagian dari sistem tubuh yang utama

    telah menjadi target utama dari infeksi yang berasal dari mulut, terutama bagian

    pulpa dan periodontal. Brganisme yang berasal dari mulut tersebut dapat

    menyebar ke daerah sinus

    (termasuk sinus darah kranial), saraf pusat dan perifer, sistem kardioaskuler,

    mediastinum, paruparu dan mata.

    Penyebaran infeksi dari fokus primer ke tempat lain dapat berlangsung

    melalui beberapa "ara, yaitu transmisi melalui sirkulasi darah (hematogen),

    transmisi melalui aliran limfatik (limfogen), perluasan infeksi dalam jaringan, dan

    penyebaran dari traktus gastrointestinal dan pernapasan akibat tertelannya atau

    teraspirasinya materi infektif.

    1. Ta$%mi%i me#a#ui %iku#a%i daa" +"emat'*e$,

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    20/22

    :ingia, gigi, tulang penyangga, dan stroma jaringan lunak di sekitarnya

    merupakan area yang kaya dengan suplai darah. Hal ini meningkatkan

    kemungkinan masuknya organisme dan toksin dari daerah yang terinfeksi ke

    dalam sirkulasi darah. *i lain pihak, infeksi dan inflamasi juga akan semakin

    meningkatkan aliran darah yang selanjutnya menyebabkan semakin banyaknya

    organisme dan toksin masuk ke dalam pembuluh darah. 5enaena yang berasal

    dari rongga mulut dan sekitarnya mengalir ke pleksus ena pterigoid yang

    menghubungkan sinus kaernosus dengan pleksus ena faringeal dan ena

    maksilaris interna melalui ena emisaria. ;arena perubahan tekanan dan edema

    menyebabkan penyempitan pembuluh ena dan karena ena pada daerah ini tidak

    berkatup, maka aliran darah di dalamnya dapat berlangsung dua arah,

    memungkinkan penyebaran infeksi langsung dari fokus di dalam mulut ke kepala

    atau faring sebelum tubuh mampu membentuk respon perla8anan terhadap

    infeksi tersebut. -aterial septik (infektif) yang mengalir melalui ena jugularis

    internal dan eksternal dan kemudian ke jantung dapat membuat sedikit kerusakan.

    Namun, saat berada di dalam darah, organisme yang mampu bertahan dapat

    menyerang organ manapun yang kurang resisten akibat faktorfaktor predisposisi

    tertentu.

    2. Ta$%mi%i me#a#ui a#ia$ #im/atik +#im/'*e$,

    Seperti halnya suplai darah, gingia dan jaringan lunak pada mulut kaya

    dengan aliran limfatik, sehingga infeksi pada rongga mulut dapat dengan mudah

    menjalar ke kelenjar limfe regional. Pada rahang ba8ah, terdapat anastomosis

    pembuluh darah dari kedua sisi melalui pembuluh limfe bibir. 7kan tetapi

    anastomosis tersebut tidak ditemukan pada rahang ba8ah.

    ;elenjar getah bening regional yang terkena adalah sebagai berikut1

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    21/22

    !anyaknya hubungan antara berbagai kelenjar getah bening

    memfasilitasi penyebaran infeksi sepanjang rute ini dan infeksi dapat

    mengenai kepala atau leher atau melalui duktus torasikus dan ena

    subklaia ke bagian tubuh lainnya.

    Jeinmann mengatakan bah8a inflamasi gingia yang menyebar

    sepanjang sisi krista aleolar dan sepanjang jalur pembuluh darah ke

    sumsum tulang. 4a juga menyatakan bah8a inflamasi jarang mengenai

    membran periodontal. ;apiler berjalan beriringan dengan pembuluh limfe

    sehingga memungkinkan absorbsi dan penetrasi toksin ke pembuluh limfe

    dari pembuluh darah

    BAB III

    KESIMPULAN

    Limfoma maligna adalah neoplasma ganas primer pada kelenjar getah

    bening/sistem limfatis dan imunitas tubuh yang se"ara klinis dibagi menjadi

    limfoma Hodgkin maupun nonHodgkin dan dapat menimbulkan berbagai ma"am

    manifestasi klinik, salah satunya bermanifestasi pada rongga mulut (manifestasi

    oral).

    -anifestasi rongga mulut lebih sering terkait dengan kasus Limfoma non

    Hodgkin daripada limfoma Hodgkins dan ditemukan beberapa predileksi pada

  • 7/23/2019 gilut afrizal

    22/22

    mukosa palatum. Namun, se"ara umum limfoma jarang mengenai gusi.

    -anifestasi pada rongga mulut dapat berupa lesi yang ber8arna merah

    (eritematous), pembesaran tanpa rasa sakit, dan terdapat ulkus sebagai akibat

    dari trauma sekunder. Lokasi ulkus yang paling sering adalah pada lidah, palatum,

    gingia, mukosa bukal, bibir, dan orofaring.

    Limfoma nonHodgkin primer dapat berkembang di setiap daerah yang ada

    jaringan limfoidnya, termasuk kelenjarkelenjar limfe leher, mandibula dan

    palatum. ika lesi primer mengenai palatum, maka keadaan tersebut kadang

    kadang disebut sebagai penyakit limfo proliferatif dari palatum.