Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

60
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehilangan atau tidak adanya gigi baik sebagian atau seluruhnya akanmenimbulkan berbagai gangguan pada seseorang.Banyak akibat-akibat negatif yang akantimbul karena hilangnya gigi dalam jangka waktu yang lama jika tidak segeradibuatkan gigi tiruan pengganti.Oleh sebab itu sebaiknyasegera dibuatkan gigi tiruan pengganti. Kebutuhan untuk mengganti gigi yang hilang akan menjadi sangat pentingbagi penderita dengan kehilangan gigi di bagian anterior, namun tidak kalahpentingnya untuk kasus kehilangan gigi di bagian posterior. Penderita seringkalitidak menghiraukan untuk mengganti gigi posterior yang hilang tersebut. Ketikasebuah gigi hilang maka integritas struktural dari lengkung gigi akan terganggu.Oleh karena gigi sebelah menyebelah dari kehilangan gigi tersebut akan condongke bagian tempat hilangnya gigi atau tipping dan gigi antagonis akan mengalamiekstrusi. Hal tersebut akan meyebabkan fungsi kunyah terganggu dan padakeadaan lebih lanjut akan menyebabkan gigi migrasi. 1

Transcript of Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

Page 1: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehilangan atau tidak adanya gigi baik sebagian atau seluruhnya

akanmenimbulkan berbagai gangguan pada seseorang.Banyak akibat-akibat negatif

yang akantimbul karena hilangnya gigi dalam jangka waktu yang lama jika tidak

segeradibuatkan gigi tiruan pengganti.Oleh sebab itu sebaiknyasegera dibuatkan gigi

tiruan pengganti.

Kebutuhan untuk mengganti gigi yang hilang akan menjadi sangat pentingbagi

penderita dengan kehilangan gigi di bagian anterior, namun tidak kalahpentingnya

untuk kasus kehilangan gigi di bagian posterior. Penderita seringkalitidak

menghiraukan untuk mengganti gigi posterior yang hilang tersebut. Ketikasebuah gigi

hilang maka integritas struktural dari lengkung gigi akan terganggu.Oleh karena gigi

sebelah menyebelah dari kehilangan gigi tersebut akan condongke bagian tempat

hilangnya gigi atau tipping dan gigi antagonis akan mengalamiekstrusi. Hal tersebut

akan meyebabkan fungsi kunyah terganggu dan padakeadaan lebih lanjut akan

menyebabkan gigi migrasi.

Untuk menciptakan fungsi rongga mulut yang optimal, maka gigi yang hilang

tersebut harus diganti dengan gigi tiruan. Gigi tiruan ada 2 macam, yaitu gigi tiruan

cekat dan gigi tiruan lepasan. Gigi tiruan cekat lebih dikenal dengan sebutan gigi tiruan

jembatan atau bridge yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan gigi

tiruan lepasan. Pada penderita dengan kehilangan gigi banyak dan sisa gigi masih

memadai maka memungkinkan untuk dibuatkan gigi tiruan lepasan.

Banyak macam perawatan yang dapat dipilih oleh penderita dengan

kasuskehilangan gigi. Setiap jenis perawatan harus disesuaikan dengan indikasi, factor

sosial ekonomi, dan manfaat untuk jangka panjang.

1

Page 2: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

B. Tujuan

Tujuan Instruksional Umum

Setelah pembelajaran modul ini selesai, mahasiswa dapat menjelaskan akibat kehilangan gigi, menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinik, ro foto, dan pemeriksaan model diagnostic berkaitan rencana perawatan gigitiruan lepasan.

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah pembelajaran dengan modul ini, mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan diagnosis kehilangan gigi berdasarkan klasifikasi Kennedy Applegate, pemeriksaan klinis, ro foto, dan pemeriksaan pada model diagnosis berkaitan rencana perawatan GTL.

2. Menjelaskan akibat hilangnya gigi asli tanpa penggantian dengan gigitiruan

3. Menjelaskan perbedaan gigi asli dengan gigitiruan

4. Menjelaskan indikasi dan kontra indikasi perawatan gigitiruan

5. Menjelaskan persiapan sebelum pembuatan gigitiruan

6. Menjelaskan berbagai jenis gigitiruan sesuai dengan bahan, cara pembuatan serta waktu pemasangan

7. Menjelaskan pemilihan beberapa jenis alternative perawatan yang dapat dilakukan sesuai usia, kesehatan, pekerjaan, keadaan khusus, status ekonomi, dan social pasien

8. Menjelaskan persamaan dan perbedaan antara gigitiruan lepasan dan gigitiruan cekat

9. Menjelaskan berbagai klasifikasi berdasarkan hilangnya gigi dan dukungan pada gigitiruan

10. Menjelaskan cara membuat informed consent dan surat rujukan.

2

Page 3: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Skenario

Seorang guru pria agak kurus dan berusia 40 tahun datang ke klinik FKG-Unhas

dengan keluhan gangguan pengunyahan dan sering mengalami sakit pada lambung.

Berdasarkan tanya jawab ternyata pasien merasa kurang percaya diri karena sudah

beberapa tahun kehilangan giginya. Dari hasil pemeriksaan klinis dalam mulut terlihat

keadaan sebagi berikut : 12, 11, 21 derajat goyang dua, gigi 34,35,36 sudah dicabut,

gigi 45 lubang hingga pulpa. Gigi 46 sisa akar.

B. Kata / Kalimat Kunci

Pria agak kurus berusia 40 tahun

Keluhan gangguan pengunyahan

Sering mengalami sakit pada lambung

Pasien merasa kurang percaya diri

Sudah beberapa tahun hilang giginya

Gigi 12, 11,21 derajat goyang dua

Gigi 34, 35, 36 sudah dicabut

Gigi 45 lubang hingga pulpa.

Gigi 46 sisa akar.

3

Page 4: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

C. Pembahasan

1. Gigi Asli dan Gigitiruan

Gigi Asli

Gigi asli adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulutbaik pada manusia

maupun hewan. Gigi memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka

untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan

mengunyah makanan dan pada beberapa hewan, terutama karnivora, sebagai

senjata.

Secara umum gigi asli terdiri dari dua baian yaitu bagian mahkota dan akar.

Mahkota gigi adalah bagian gigi yang tampak di dalam rongga mulut sedangkan

akar gigi adalah bagian dari gigi yang tertutup oleh gusi. Gigi asli juga memiliki

struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang di

gigi. Pulpa dalam gigi menciut dan dentinterdeposit di tempatnya.

Bagian-bagian gigi asli:

Mahkota gigi atau corona, merupakan bagian yang tampak di atas gusi. Terdiri

atas:

Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras.

Tulang gigi (dentin), di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah.

Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks.

Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi.

Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang. Akar

gigi melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen gigi.

Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap

melekat pada gusi. Terdiri atas:

- Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi.

- Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi.

4

Page 5: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

Gigitiruan

Gigitiruan adalah suatu alat penggantian buatan atau tiruan yang dibuat untuk

menggantikan salah satu atau seluruh gigi yang hilang atau memang sejak lahir

tidak ada serta jaringan sekitarnya agar supaya fungsi, penampilan, rasa nyaman dan

kesehatan yang terganggu karenanya dapat dipulihkan.

Secara garis besar gigitiruan dibagi menjadi dua, yaitu:

Gigitiruan Lepasan, gigitiruan yang pemakaiannya dapat dilepas dan dapat

digunakan untuk menggantikan kehilangan beberapa gigi (gigi tiruan sebagian)

atau semua gigi di rahang atas dan rahang bawah(gigi tiruan penuh).

Gigitiruan Cekat, gigitiruan yang direkatkan secara permanen dengan bantuan

semen ke gigi asli atau akargigi asli.

2. Perbedaan Gigitiruan Cekat dan Gigitiruan Lepasan

IndikasiGTL: Semua keadaan hilangnya gigi, termasuk diastema, resorpsi tulang berlebih dan sebagainya.

GTC: hanya dapat dibuat bila hilangnya gigi pada tiap daerah tak bergigi tidak terlalu banyak. Selain itu, kedua sisi daerah tak bergigi tadi masih dibatasi gigi asli yang masih tinggal dan memenuhi syarat sebagai pendukung.

Bentuk

GTL: restorasi sebagian lepasan berbentuk plat atau kerangka logam sebagian dasar tempat melekatnya elemen tiruan dan menutupi sebagian jaringan lunak mulut.

GTC: geligi tiruan cekat mirip gigi asli yang digantikannya dalam bentuk maupun ukurannya.

Cara pembuatan

GTL: tidak perlu pembuangan jaringan gigi yang masih ada, kecuali pada kasus-kasus tertentu. Sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat.

GTC: pekerjaaan dalam mulut gigi tiruan cekat lebih lama dan rumit, karena gigi-gigi pendukungnya harus dipreparasi.

5

Page 6: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

Bahan

GTL: kecuali yang berkerangka logam, harga geligi tiruan lepasan relative lebih murah, karena protesa ini pada umumnya terbuat dari resin akrilik.

GTC: pada umumnya terbuat dari logam mulia atau metal lain atau porselen, sehingga harganya relative lebih mahal.

Bahan cetak

Bahan cetak untuk pembuatan geligi tiruan sebagian lepasan bisa berbeda, tergantung kasusnya, berlainan dengan geligi tiruan cekat yang biasanya membutuhkan bahan cetak elastic.

Cara pemasangan

Bila protesa lepasan dapat dipasang dan dilepas sendiri oleh pemakainya, geligi tiruan cekat dilekatkan dengan semen sehingga tidak dapat dilepas-lepas.

Kebersihan

Karena dapat dikeluar-masukkan, kebersihan protesa lepasan lebih terjamin, sedangkan pada GTC, kebersihan lebih banyak tergantung dari pemeliharaan kebersihan mulut sipemakai.

Penyaluran gaya kunyah

GTL: gaya kunyah disalurkan kepada gigi pendukung, membrane periodontal, baru kemudian kepada tulang.

GTC: disalurkan kepada gigi pendukung, membrane periodontal, baru kemudian kejaringan tulang.

3. Manfaat dan Fungsi Gigitiruan

Pemulihan Fungsi Estetik

Alasan utama seorang pasien mencari perawatan prostodontik biasanya karena

masalah estetik, baik yang disebabkan hilangnya, berubah bentuk, susunan, warna

maupun berjejalnya gigi geligi. Nampaknya banyak sekali pasien yang dapat

6

Page 7: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

menerima kenyataan hilangnya gigi, dalam jumlah besar sekalipun, sepanjang

penampilan wajahnya tidak terganggu.

Mereka yang kehilangan gigi depan biasanya memperlihatkan wajah dengan bibir

masuk ke dalam, sehingga wajah menjadi depresi pada dasar hidung dan dagu

menjadi tampak lebih ke depan. Selain itu, timbul garis yang berjalan dari lateral

sudut bibir dan lipatan-lipatan yang tidak sesuai dengan usia penderita. Akibatnya

sulcus labio-nasalis menjadi lebih dalam.

Peningkatan Fungsi Bicara

Alat bicara dibagi dalam dua bagian. Pertama, bagian yang bersifat statis, yaitu gigi,

palatum dan tulang alveolar. Kedua yang bersifat dinamis, yaitu lidah, bibir, vulva,

mandibular.

Alat bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi suara

penderita, misalnya pasien yang kehilangan gigi depan atas dan bawah. Kesulitan

bicara dapat timbul, meskipun hanya bersifat sementara. Dalam hal ini geligi tiruan

dapat meningkatkan dan memulihkan kemampuan bicara, rtinya ia mampu kembali

mengucapkan kata-kata dan berbicara dengan jelas, terutama bagi lawan bicaranya.

Perbaikan Peningkatan Fungsi Kunyah

Pola kunyah penderita yang sudah kehilangan sebagian gigi biasanya mengalami

perubahan. Jika kehilangan beberapa gigi terjadi pada kedua rahang, tetapi pada sisi

sama, maka pengunyahan akan dilakukan semaksimal mungkin oleh gigi asli pada

sisi lainnya. Dalam hal ini, tekanan kunyah akan dipukul satu sisi atau bagian saja.

Setelah pasien memakai protesa, ternyata ia merasakan perbaikan. Perbaikan ini

terjadi karena sekarang tekanan kunyah dapat disalurkan secara lebih merata ke

seluruh bagian jaringan pendukung. Dengan demikian protesa ini berhasil

mempertahankan atau meningkatkan efisiensi kunyah.

Pelestarian Jaringan Mulut yang Masih Tinggal

Pemakaian geligi tiruan berperan dalam mencegah atau mengurangi efek yang

timbul karena kehilangan gigi.

7

Page 8: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

Pencegahan Migrasi Gigi

Bila sebuah gigi dicabut atau hilang, gigi tetangganya dapat bergerak memasuki

ruang kosong tadi. Migrasi seperti ini pada tahap selanjutnya menyebabkan

renggangnya gigi lain. Dengan demikian terbukalah kesempatan makanan terjebak

di daerah tersebut, sehingga mudah terjadi akumulasi plak interdental. Hal ini

menjurus kepadaperadangan jaringan periodontal serta dekalsifikasi permukaan

proksimal gigi.

Membiarkan ruang bekas gigi begitu saja akan mengakibatkan terjadinya

overeruption gigi antagonis dengan akibat serupa. Bila overeruption ini sudah

demikian hebat sehingga menyentuh tulang alveolar pada rahang lawannya, maka

akan terjadi kesulitan untuk pembuatan protesa dikemudian hari.

Peningkatan Distribusi Beban Kunyah

Hilangnya sejumlah besar gigi mengakibatkan bertambah beratnya beban oklusal

pada gigi yang masih tinggal. Keadaan ini memperburuk kondisi periodontal,

apalagi bila sebelumnya sudah ada penyakit periodontal. Akhirnya gigi jadi goyang

dan miring, terutama ke labial untuk gigi depan atas. Bila perlekatan gperiodontal

gigi-gigi ini kuat, beban berlebihan tadi akan menyebabkan abrasi berlebihan pula

pada permukaan oklusal/insisal atau merusak restorasi yang dipakai. Pembuatan

restorasi pada kasus seperti ini menjadi rumit dan perlu waktu lama.

4. Dampak dan Akibat Kehilangan Gigi Asli Tanpa Penggantian

Kehilangan sebagian maupun seluruh gigi dapat menimbulkan dampak, baik berupa

dampak emosional, sistemik maupun fungsional.

Dampak Emosional

Kehilangan gigi dapat menimbulkan berbagai dampak emosional dalam kehidupan

sehari-hari. Beberapa dampak yang terjadi diantaranya adalah hilangnya

kepercayaan diri dan menganggap kehilangan gigi adalah hal yang tabu dan tidak

patut dibicarakan kepada orang lain, keadaan yang lebih kompleks lagi dari dampak

emosional yang terjadi yaitu perasaan sedih dan depresi, merasa kehilangan bagian

8

Page 9: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

diri, dan merasa tua. Penelitian Davis dkk (2000) menunjukkan 45% dari pasien di

London sulit menerima kehilangan gigi dan mengungkapkan adanya dampak

emosional yang signifikan karena kehilangan gigi.

Memburuknya Penampilan

Menjadi buruknya penampilan (loss of appearance) karena kehilangan gigi depan

akan mengurangi daya tarik wajah seseorang, apa lagi dari segi pandang manusia

modern.

Dampak Sistemik

Dampak sistemik yang disebabkan oleh kehilangan gigi dapat berupa penyakit

kardiovaskular, osteoporosis, dan penyakit gastrointestinal seperti kanker esofagus,

kanker lambung dan kanker pankreas.8 Keseimbangan konsumsi makanan inilah

yang dapat berakibat langsung pada timbulnya penyakit kardiovaskular,

osteoporosis, maupun penyakit gastrointestinal.

Hubungan lain kehilangan gigi dengan penyakit kardiovaskular adalah akibat

infeksi peradangan pada rongga mulut yang disebabkan penyakit periodontal.

Penyakit periodontal dapat menyebabkan disfungsi endotelial, pembentukan plak

arteri karotid dan dapat menyebabkan kemunduran kemampuan antiterogenik dari

HDL.

Kurangnya konsumsi kalsium dan vitamin D yang berasal dari buah-buahan dan

sayuran dapat meningkatkan terjadinya osteoporosis. Sedangkan resiko timbulnya

penyakit gastrointestinal seperti kanker esofagus dan kanker lambung dapat

meningkat sehubungan dengan kondisi rongga mulut yang buruk. Kehilangan gigi

merupakan suatu gambaran buruknya kondisi kesehatan rongga mulut yang

memperantarai penumpukkan bakteri pada gigi dan juga sebagai penanda adanya

bakteri endogen, khususnya flora gastrointestinal. Menurut Qiao dkk (2005),

individu yang kehilangan gigi memiliki jumlah flora mulut yang lebih banyak

sehingga lebih selektif dalam mereduksi nitrat menjadi nitrit. Nitrit akan bereaksi

secara langsung dengan amina dan akan diubah menjadi carsinogenic nitrosamines.

Nitrosamin inilah yang dapat menimbulkan penyakit gastrointestinal. Selain itu,

9

Page 10: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

bakteri mulut juga memproduksi zat karsinogenik seperti asetaldehid dan oksigen

reaktif.

Dampak Fungsional

Dampak fungsional dari kehilangan gigi yaitu berupa gangguan pada proses bicara

dan mengunyah.

a. Bicara

Dalam proses bicara, gigi geligi mempunyai peranan penting. Beberapa huruf

dihasilkan melalui bantuan bibir dan/atau lidah yang berkontak dengan gigi

geligi sehingga dihasilkan pengucapan huruf tertentu. Huruf-huruf yang

dibentuk melalui kontak gigi geligi dan bibir adalah huruf f dan v. Huruf-huruf

yang dibentuk dari kontak gigi geligi dan lidah adalah huruf konsonan seperti s,

z, x, d, n, l, j, t, th, ch dan sh. Huruf-huruf inilah yang sulit dihasilkan oleh

orang yang telah kehilangan gigi geliginya sehingga dapat mengganggu dalam

berkomunikasi dengan orang lain. Hal tersebut sesuai oleh penelitian yang

dilakukan oleh Hugo FN dkk (2007) yang melaporkan bahwa adanya kesulitan

bicara pada subjek yang kehilangan gigi.

b. Mengunyah

Proses mengunyah merupakan suatu proses gabungan gerak antar dua rahang

yang terpisah, termasuk proses biofisik dan biokimia dari penggunaan bibir,

gigi, pipi, lidah, langit-langit mulut, serta seluruh struktur pembentuk oral,

untuk mengunyah makanan dengan tujuan menyiapkan makanan agar dapat

ditelan. Adapun fungsi mengunyah adalah memotong dan menggiling makanan,

membantu mencerna selulosa, memperluas permukaan, merangsang sekresi

saliva, mencampur makanan dengan saliva, melindungi mukosa, dan

mempengaruhi pertumbuhan jaringan mulut.

Selain kehilangan gigi, keadaan gigi, gangguan pengunyahan dapat juga

disebabkan karena penurunan fungsi dari lidah, mukosa mulut, otot-otot

pengunyah, kelenjar ludah, dan sistem susunan saraf. Gangguan psikologis

karena kompleksnya masalah kehidupan yang dihadapi dan kerap kali terus

10

Page 11: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

dipikirkan juga dapat mempengaruhi selera makan dan kegiatan mengunyah.2

Gangguan akibat pengunyahan dapat mempengaruhi asupan makanan dan

status gizi seseorang. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh

Okada K dkk (2010) yang melaporkan bahwa gangguan pengunyahan dapat

mempengaruhi status gizi pada lansia

c. Erupsi Berlebih

Bila gigi sudah tidak mempunyai antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi

berlebih (overeruption). Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai

pertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa pertumbuhan tulang

alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga gigi

mulai ekstrusi. Bila terjadinya hal ini disertai pertumbuhan tulang alveolar

berlebih, maka akan menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari penderita perlu

dibuatkan geligi tiruan lengkap.

d. Gangguan pada Sendi Temporo-Mandibula

Kebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih (over closure),

hubungan

rahang yang eksentrik akibat kehilangan gigi, dapat menyebabkan gangguan

pada struktur sendi rahang.

e. Beban Berlebih pada Jaringan Pendukung

Bila penderita sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang masih

ada

akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi pembebanan

yang

berlebih (over loading). Hal ini akan mengakibatkan kerusakan membrane

periodontal dan lama kelamaan gigi tadi menjadi goyang dan akhirnya terpaksa

dicabut.

f. Terganggunya Kebersihan Mulut

Migrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan

tetangganya, demikian pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya. Adanya ruang

11

Page 12: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

interproksimal tidak wajar ini, mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi

sisa makanan. Dengan sendirinya kebersihan mulut jadi terganggu dan mudah

terbentuknya plak. Pada tahap berikut terjadinya karies gigi dapat meningkat

g. Efek terhdap jaringan lunak mulut

Bila ada gigi yang hilang, ruang yang di tinggalkanya akan ditempati jaringan

lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini akan menyebabkan

kesukaran adaptasi terhadap geligi tiruan yang kemudian dibuat, karena

terdesaknya kembali jaringan lunak tadi tempat yang di tempati protesi. Dalam

hal ini, pemakaian gigi tiruan akan dirasakan sebagai suatu benda asing yang

cukup mengganggu.

5. Cara Mendiagnosis Kasus

Dalam bidang prostodontik, yang dimaksud dengan diagnosis adalah proses

yangdilakukan untuk mengenali terdapatnya keadaan tidak wajar atau alamiah,

menelitiadanya abnormalitas, serta menetapkan penyebabnya.

Anamnesis

Anamnesis adalah riwayat yang lalu dari suatu penyakit atau kelainan,

berdasarkaningatan penderita pada waktu dilakukan wawancara dan pemeriksaan

medic/dental.Ditinjau dari cara penyampaian, anamnesis dikenal ada 2 macam:

- Auto Anamnesis: cerita mengenai keadaan penyakit disampaikan sendiri oleh

pasien.

- Allo Anamnesis: cerita mengenai keadaan pasien tidak disampaikan oleh

pasienmelainkan melalui bantuan orang lain.

Dari segi inisiatif penyampaian:

Anamnesis pasif: pasien sendiri yang menceritakan keadaannya kepada

pemeriksa.

Anamnesis aktif: penderita perlu dibantu pertanyaan-pertanyaan

dalammenyampaikan ceritanya.

Pada saat anamnesis, biasanya ditanyakan hal-hal berikut:

12

Page 13: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

a. Nama Penderita: untuk membedakan seorang penderita dari yang lainnya.

b. Alamat: untuk memudahkan pemanggilan kembali pasien dan

informasimengenai latar belakang lingkungan hidup pasien.

c. Pekerjaan: modifikasi jenis perawatan.

d. Jenis kelamin: untuk pemenuhan fungsi dari gigi tiruan.

e. Usia: proses menua mempengaruhi toleransi jaringan kesehatan mulut,koordiasi

otot, mengalirnya saliva, ukuran pulpa gigi, panjang mahkotaklinis. Usia juga

menentukan bentuk, warna serta ukuran gigi seseorang.

f. Pencabutan terakhir gigi: untuk mengetahui kapan akan dilakukantindakan.

g. Pengalaman memakai gigi tiruan: Adaptasi akan lebih mudah dan cepatpada

orang yang sudah pernah memakai gigi tiruan.

h. Tujuan pembuatan gigi tiruan: penderita perlu ditanyai mengenai apakah ialebih

memntingkan pemenuhan factor estetik atau fungsional. Biasanyakonstruksi

disesuaikan degan kebutuhan penderita.

i. Keterangan lain: Penderita ditanya apakah mempunyai kebiasaan buruk,dsb.

Pemeriksaan Status Umum

Riwayat penyakit umum ditanyakan kepada pasien dengan mengajukan

pertayaan-pertanyaanterpilih. Penderita sebainya ditanya apakah ia sedang berada

dalamperawatan seorang dokter umum/lain dan bila demikian, obat-obat apa saja

yangsedang minum. Hal ini perlu diketahui, karena penyakit dan pengobatan

tertentu dapatmempengaruhi jaringan yang terlibat dalam perawatan dental, seperti

diabetesmelitus, penyakit kadiovaskular, tuberculosis, lies, anemia, depresi

memtal,kecanduan alcohol, dsb.

Pemeriksaan Status local

Luar Mulut (Ekstra Oral)

a. Kepala: cara pemeriksaan kepala dilakukan dengan meminta penderitaduduk

tegak, kemudian dilihat dari arah belakang atas. Dikenal macam-macambentuk

kepala, yaitu persegi (square), lonjong (oval), dan lancip(tapering). Kadang-

13

Page 14: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

kadang ditemukan pula kepala berbentuk omega danlyra. Permukaan labial gigi

biasanya sesuai dengan bentuk muka dilihatdari depan dalam arah terbalik.

b. Profil: bentuk muka penderita dilihat dari arah samping (sagital)

meruapakindikasi hubungan rahang atas dan rahang bawah. Terdapat 3

macamprofil: lurus, cembung dan cekung.

c. Mata: untuk menentukan garis interpupil, bidang Horizontal Frankfurt(FHP),

garis Tragus-Canthus, garis tengah wajah penderita.

d. Hidung: Dari pernapasan penderita yang diperiksa sesaat sebelumpencetakan

rahang dapat diketahui apakah ia bernafas melalui hidung ataumulut.

e. Telinga: telinga diperiksa simetri atau tidak. Peranan telingan dalamproses

pembuatan geligi tiruan adalah: untuk menentukan garis camper,untuk

menentukan garis yang ditarik dari tragus ke sudut mata (canthus),untuk

menentukan garis yang ditarik dari tragus ke sudut mulut, untukmenentukan

Bidang Horizontal Frankfurt (FHP)

f. Bibir: digunakan sebagai pedoman untuk menentukan panjang atau

tinggigalengan gigit rahang atas dan menentukan ukuran atau lebar gigi

depanatas.

g. Kelenjar getah bening: Yang diperiksa adalah kelenjar getah beningdisekitar

rahang ayitu kelenjar-kelenjar Submandibularis/submaksilaris.Untuk

mengetahui adanya peradangan dalam mulut.Dalam keadaan normal, kelejar-

kelenjar tersebut hampir tidak teraba. Bila terjadiperadangan , kelenjar ini akan

membengkak dan terasa sakit. Dapat dibedakanbeberapa perabaan:

Perabaan yang lunak dan sakit, menunjukkan adanya peradangan akut.

Perabaan yang keras dan tidak sakit, menujukkan adanya atau pernahterjadinya

peradangan kronis atau adanya neoplasma.

Bila perabaannya yang keras dan sakit, berarti terjadi peradangan kronisdengan

eksaserbasi akut.

14

Page 15: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

h. Sendi rahang: diperiksa untuk mengetahui adanya pegerakan sendi

yangmulus(smooth), kasar(unsmooth), bunyi keletuk sendi (clicking) atau

keretek sendi (crepitation).

Dalam Mulut (Intra Oral)

a. Keadaan umum

Kebersihan mulut: pemeriksaan meliputi adanya kalkulus, debris, plak, stain,

danhalitosis.

Mukosa mulut: adanya kelainan, iritasi atau keadaan patologik pada jaringan

mukosamulut hendaknya diperiksa dengan seksama

Frekuensi karies: tinggi rendahnya frekuensi karies mempengaruhi pemilihan

desaingeligi tiruan.

b. Status gigi: pada tahap ini diteliti adanya gigi karies, bertambal, mahkota,

danjembatan, migrasi, ekstrusi, goyang, dsb.

Miller mengklasifikasikan bergeraknya gigi sebagai berikut:

Kelas I: tanda pergerakan pertama yang terlihat lebih besar dari padapergerakan

normal.

Kelas II: suatu pergerakan mahkota klinis 1 mm ke arah mana saja.

Kelas III: pergerakan lebih dari 1 mm ke arah mana saja. Gigi-gigi yang

dapatberputar atau ditekan dianggap termasuk mobilitas Klas III.

c. Oklusi

Pemeriksaan oklusi meliputi gigi-gigi 6/6 , 3/3 , 12/12

d. Artikulasi: diperiksa untuk mengetahui adanya hambatan (blocking)

Caranyadengan meminta pasien mengoklusikan gigi-giginya, kemudian

rahangnyadiartikulasikan ke kiri dan kanan, serta ke depan dan belakang. Jika

ada gigiyang tidak berkontak, berarti ada gigi-gigi yang mengalami hambatan.

e. Eugnathi yaitu hal-hal mengenai rahang berkembang dengan baik dan

dalamhubungan betul satu sama lain; dalam hal ini keadaan idela dari susunan

gigi-gigi dan hubungan yang baik antara rahang atas dan rahang bawah.

15

Page 16: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

f. Vestibulum: dilakukan dengan kaca mulut no.3. dalam atau

dangkalnyamempengaruhi retensi dan stabilisasi gigi tiruan. Disebut dalam bila

kacamulut terbenam lebih dari setengahnya, disebut sedang bila kaca

mulutterbenam setengahnya, dan disebut dangkal apabila kaca yang

terbenamkurang dari setengahnya.

g. FrenulumLetak perlekatan frenulum dapat digolongkan:

- Tinggi: bia perlekatannya hampir sampai ke puncak residual ridge.

- Sedang: bila perlekatannya kira-kira ditengah antara puncak ridge dan

fornix.

- Rendah: bila perlekatannya dekat dengan fornix.

h. Kelainan gigi: kemungkinan adanya kelainan bentuk dan warna gigi

sepertiHutchinson teeth, peg shape, mottled enamel, gigi berlebih, dsb.

i. Macam gigi: apakah gigi pasien sedah semuanya permanen atau masih adagigi

sulung.

j. Bentuk gigi: yang dilihat dalam hal ini adalah bentuk gigi incsisivus sentralatas

yang masih ada: persegi, lonjong atau lancip.

k. Kedudukan prosesus alveolaris: kedudukan prosesus alveolaris rahang atasdan

bawah dilihat dalam jurusan sagital dan transversal.

l. Bentuk palatum: bentuk palatum keras dibagi menjadi bentuk quadratic,ovoid,

dan tapering. Bentuk lengkung palatum seperti huruf U/quadraticadalah yang

paling menguntugkan. Bentuk ini memberikan stabilitas dalamjurusan vertical

maupun horizontal, sebaliknya dari bentuk palatum sepertihuruf v/ tapering

yang retensinya paling buruk.

m. Torus Palatinus: tonjolan ini digolongkan menjadi torus yang besar dan

yangkecil. Torus terletak pada tempat-tempat tertentu dan biasanya simetris.

n. Tahanan jaringan: pemeriksaan ini meliputi tahanan jaringan pada

bagianpalatum dan prosesus alveolaris atas maupun bawah. Bila tahanan

jaringantinggi, berarti lapisan mukosa yang menutupi tulang tebal.

16

Page 17: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

o. Selaput lender mulut: pengamatan ditujukan pada selaput lendir diatasprosesus

alveolaris. Selaput lender mulut atau mukosa ini memberi dukunganbagi geligi

tiruan dan bertindak sebagai bantalan anatar geligi tiruan dantulang.

p. Tuber Maksilaris: mempunyai peranan pentng dalam memberikan

retensikepada suatu geligi tiruan.

q. Exostosis: tonjolan tulang yang tajam pada prosesus alveolaris

danmenyebabkan rasa sakit pada pemakaian protesa. Pada tonjolan yang

tajamdan besar, sehingga rilif tidak dapat mengatasinya maka perlu tindakan

bedah.

r. Lidah: Pemeriksaan lidah meliputi ukuran dan aktivitasnya. Ukuran lidah

bisanormal, mikro- atau makrodontia. Ada yang lidah pasif, ada pula yang

luarbiasa aktifnya.

s. Retomylohyoid: daerah ini penting untuk retensi geligi tiruan.

Pemeriksaannyadilakuakan pada daerah lingual dibelakang gigi-gigi molar 2

dan 3 rahangbawah dengan kacamulut no.3.

t. Keterangan-keterangan lain: diperiksa kepekatan saliva dan kemugkinanadanya

pigmentasi.

Foto rontgen

Dalam pemeriksaan yang komprehensif, menganalisis hasil radiografi melalui

radiografi panoramik, radiografi periapikal, dan/atau serangkaian radiografi

lengkap (FMX) untuk gigi asli yang masih ada dan untuk pemeriksaan

penunjang untuk menentukan diagnosis. Hubungan anatomis gigi, jaringan

pendukung, dan struktur tulang rahang yang dapat dilihat pada radiografi

panoramik. Guna foto ini adalah:

Melihat atau memeriksa struktur tulang yang akan menjadi

pendukung.Tulang yang pada akan memberikan dukungan yang baik.

Melihat bentuk, panjang, dan jumlah akar gigi.

Melihat kelainan bentuk pada ‘residual ridge’, umpamanya bila

terdapatsuau tonjolan pada prosesus alveolaris.

17

Page 18: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

Melihat adanya sisa akar gigi.

Meneliti keadaan vitalitas gigi

Memeriksa adanya kelainan periapikal

Teknik radiografi yang digunakan adalah:

- Periapikal radiografi

- Bitewing radiografi

6. Diagnosis Kasus

Klasifikasi Applegate-Kennedy

Menurut Applegate, daerah tak bergigi dibagi atas enam kelas, yang kemudian

dikenal sebagai Klasifikasi Applegate-Kennedy dengan rincian sebagai berikut

(Suryatenggara et al., 1991).

Kelas I :

daerah tak bergigi berupa sadel berujung bebas (free end) pada kedua sisi (Kelas I

Kennedy).

Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun

kehilangan gigi.

Secara klinis, dijumpai keadaan sebagai berikut:

1. derajat resorpsi residual ridge bervariasi

18

Page 19: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

2. tengang waktu pasien tak bergigi akan mempengaruhi stabilitas geligi tiruan

yang akan dipasang

3. jarak antar lengkung rahang bagian posterior sudah biasanya sudah mengecil

4. gigi asli yang masih tinggal sudah migrasi ke dalam berbagai posisi.

5. gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat.

6. jumlah gigi yang masih tertinggal bagian anterior umumnya sekitar 6 10 gigi

7. ada kemungkinan dijumpai kelainan sendi temporomandibula.

Indikasi protesa : protesa lepasan, dua sisi dan dengan perluasan basis ke distal.

Kelas II:

Daerah tak bergigi sama seperti Kelas II Kennedy.

Kelas ini sering tidak diperhatikan pasien.

Secara klinis dijumpai keadaan :

1. Resorbsi tulang alveolar terlibat lebih banyak.

2. Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur.

3. Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi antagonis.

4. Pada kasus ekstrim karena tertundanya pembuatan gigi tiruan untuk jangka

waktu tertntu karena perlu pencabutan satu atau lebih gigi antagonis.

5. Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan sendi

temporomandibula.

Indikasi protesa: protesa dengan desain bilateral dan perluasan basis distal.

Kelas III:

19

Page 20: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

keadaan tak bergigi paradental dengan dua gigi tetangganya tidak lagi mamapu

memberikan dukungan pada protesa secara keseluruhan.

Secara klinis, dijumpai keadaan:

1. Daerah tidak bergigi sudah panjang.

2. Bentuk dan panjang akar gigi kurang memadai.

3. Tulang pendukung mengalami resorbsi servikal dan atau disertai goyangnya

gigi secara berlebihan.

4. Beban oklusal berlebihan.

Indikasi protesa: protesa sebagian lepasan dukungan gigi dengan desain bilateral.

Kelas IV:

daerah tak bergigi sama dengan Kelas IV Kennedy.

Pada umumnya untuk kelas ini dibuat geligi tiruan sebagian lepasan, jika:

1. Tulang alveolar sudah banyak hilang, seperti pada kasus akibat trauma.

2. Gigi harus disusun dengan “overjet” besar, sehingga dibutuhkan banyak gigi

pendukung.

3. Dibutuhkan distribusi merata melalui lebih banyak gigi penahan, pada pasien

dengan daya kunyah besar.

4. Diperlukan dukungan danretensi tambahan dari gigi penahan.

20

Page 21: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

5. Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk memenuhi faktor

estetik

Indikasi protesa:

(a) Geligi tiruan cekat, bila gigi gigi tetangga masih kuat.

(b) Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan dukungan gigi atau

jaringan atau kombinasi.

(c) Pada kasus meragukan sebaiknya dibuat protesa sebagian lepasan.

Kelas V:

daerah dengan sadel tertutup dan gigi tetangga bagian depan tidak kuat menerima

dukungan. Indikasi protesanya berupa protesa lepasan dua sisi.

Kelas VI:

daerah dengan sadel tertutup dan kedua gigi tetangganya kuat. Indikasi protesanya

berupa protesa cekat atau lepasan, satu sisi dan dukungan dari gigi.

Berdasarkan kondisi klinis yang terlihat pada pasien dalam scenario dan letak gigi-

gigi yang hilang yaitu kehilangan gigi posterior 34, 35, 36, maka kasus dalam

scenario di klasifikasikan ke dalam kasus kelas III klasifikasi Applegate-Kennedy

21

Page 22: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

yang menyatakan bahwa “keadaan tak bergigi paradental dengan dua gigi

tetangganya tidak lagi mamapu memberikan dukungan pada protesa secara

keseluruhan”.

7. Hubungan Kondisi Klinis Gigi dangan Keluhan yang Dialami Pasien

Kehilangan gigi tidak hanya memberi celah pada estetika, tetapi juga membuat

fungsi mengunyah menurun dan mempengaruhi asupan nutrisi. Akhirnya, hal ini

akan mempengaruhi kondisi kesehatan umum dan kualitas hidup seseorang.

Mereka yang sudah kehilangan gigi cukup banyak, apalagi gigi belakanng, akan

merasakan betapa efisiensi kunyanhnya menurun. Sudah menjadi pendapat umum

bahwa makanan haruslah dikunyah lebih dahulu supaya pencernaan dapat

berlangsung dengan baik. Pencernaan yang tidak sempurna dapat menyebabkan

kemunduran kesehatan secara keseluruhan termasuk intake nutrisi akibat proses

pengunyahan terganggu.

Pasien yang memiliki edentulous mengalami kesulitan proses pengunyahan

sehingga ia akan cenderung memilih jenis makanan tertentu yang dapat

dimakannya tanpa harus melakukan proses pengunyahan yang berat yang akhirnya

makanan yang berserat, berkalsium, dan protein tinggi tidak semua dapat

dikonsumsi. Sehingga berimplikasi pada intake nutrisi atau status gizi seseorang.

Gangguan akibat pengunyahan dapat mempengaruhi asupan makanan dan status

gizi seseorang. Efisiensi pengunyahan sangat dipengaruhi oleh status fungsional

gigi geligi di rongga mulut. Kemampuan penurunan fungsi pengunyahan

berhubungan dengan penurunan berat badan.

Pada pasien dengan hilang gigi sebagian,asupan nutrisi akan berkurang seiring

berkurangnya gigi. Pasien dengan kehilangan gigi yang parah, kondisi periodontal,

kondisi edentulous, akan cenderung merubah makanan untuk mengurangi proses

pengunyahan. Hal ini karena penurunan fungsi mastikasi akan berpengaruh pada

pemilihan makanandari makanan segar dan berserat menjadi yang dimasak dalam

waktu lama (cenderungmengalami penurunan kualitas gizi).

22

Page 23: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

8. Persiapan Sebelum Pembuatan Gigitiruan

Preparasi Mulut

Secara garis besar, sebetulnya ada dua tahapan preparasi mulut (= mouth

preparation ).

Pertama, dalam proses ini biasanya langkah-langkah pendahuluan, seperti

tindakan bedah, perawatan periodontal, konservatif termasuk endodontic, bahkan

orthodontic perlu dilaksanakan untuk mempersiapkan mulut pasien menerima

geligi tiruan yang akan dipakainya. Tahapan pertama ini ditujukan untuk

menciptakan lingkungan mulut yang sehat.

Kedua, mulut pasien perlu dipersiapkan untuk pemasangan geligi tiruan yang

akan dibuat. Dalam tahapan ini dilakukan proses pengubahan kontur gigi untuk

mengurangi hambatan, mencari bidang bombing, membuat sandaran oklusal dan

bila perlu menciptakan daerah-daerah untuk retensi mekanis. Permukaan jaringan

yang akan dipreparasi ditandai pada model diagnostic. Model dipakai sebagai peta

atau petunjuk untuk melaksanakan perubahan-perubahan.

Tindakan Bedah Pra Prostetik

Persiapan tindakan bedah , seperti pencabutan gigi, pembedahan gigi impaksi,

tulang atau jaringan hendaknya dilakukan secepat mungkin. Memang ada pula

kekecualian dalam hal ini, umpamanya ekstraksi perlu ditangguhkan sampai dapat

dilakukan pembuatan geligi tiruan imidiat. Dengan cara ini, protesa dimanfaatkan

sebagai perlindungan luka sampai sembuh, sehingga membantu mencegah resorbsi

tulang berlebihan.

Prosedur bedah ini harus diselesaikan jauh sebelum pembuatan protesa dilakukan,

supaya penyembuhan optimal bisa tercapai. Pembentukan kembali jaringan bekas

ekstraksi biasanya berlangsung cepat untuk periode 4-5 bulan pertama dan

kemudian berlangsung lebih lambat. Setelah jangka waktu 10-12 bulan, residual

ridge umumnya diangga sudah stabil. Makin lama jarak antara pembedahan dan

23

Page 24: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

prosedur pencetakan, penyembuhan luka makin mantap, sehingga jaringan

pendukung protesa jadi semakin stabil pula.

Setiap gigi yang masih tinggal hendaknya dievaluasi secara cermat dan diteliti

apakah mungkin dipakai sebagai gigi penahan. Sedapat mungkin gigi tetap

dipertahankan supaya tulang alveolar bisa lebih awet. Gigi yang rusak, tinggal sisa

akar atau impaksi di cabut jauh sebelum GT dibuat, tumor dan keadaan patologik

lain yang ditemukan paada foto Rontgen harus diperiksa, didiagnosis dan dirawat.

Exostosis dan tori yang mengganggu desain geligi tiruan, harus dibuang secara

bedah, bila tidak dapat diatasi dengan cara non-bedah. Pembuangan bagian ini

tergantung pada ukuran, lokasi dalam kaitan dengan protesa yang akan dibuat serta

kwalitas dukungan tulang alveolar. Bila dukungan berasal dari gigi (tooth borne

support), pembedahan jarang dilakukan karena gaya yang menggerakkan protesa

pada saat fungsi terbatas. Tetapi pada geligi tiruan dukungan jaringan, tori yang

terletak pada bagian distal harus dibuang, khusunya bila residual ridge

memberikan dukungan minim. Pada kasus seperti ini, pergerakan fungsional

bagian posterior geligi tiruan akan menyebabkan trauma pada mukosa yang

menutupi tori.

Jaringan hiperplastik yang mengganggu desain dan stabilitas, termasuk

pembesaran tuberositas, mukosa kendur, papillomatoses palatal atau epulis

fissuratum.

Frenulum labialis atas dan lingualis bawah mungkin paling sering menimbulkan

gangguan pada desain geligi tiruan, karena itu mungkin pula membutuhkan

tindakan bedah.

Semua lesi jaringan lunak perlu dieksisi dan dievaluasi secara histologik sebelum

pembuatan protesa. Stimulasi pada lesi oleh karena protesa disamping

menyebabkan rasa tidak nyaman atau sakit, juga dapat menyebabkan perubahan

selular.

24

Page 25: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

Pada kasus dimana dijumpai pembesaran tuberositas dan mengganggu ruang

intermaksilar, perlu dibuat foto Rontgen lebih dahulu untuk melihat lokasi sinus

dan kemungkinan dilakukannya tindakan bedah.

Perawatan Konservatif

Perawatan konservatif atau restorative dengan demikian tidak terbatas hanya

kepada perawatan karies saja, tetapi juga harus:

1. Memberikan kekuatan yang cukup serta cukup tebal untuk preparasi sandaran

oklusal.

2. Mengurangi ruang interproksimal yang berlebihan.

3. Memberikan ruang oklusal yang cukup luas.

4. Membentuk daerah gerong untuk retensi, bila daerah ini memang tidak ada.

5. Mendukung terpenuhinya factor estetik.

6. Memberikan kontur gigi yang sesuai.

Perawatan Ortodontik

Gigi yang sudah lama dicabut biasanya meninggalkan ruang kosong yang makin

lama makin sempit karena terjadinya migrasi gigi tetangga. Hal seperti ini

menyebabkan gigi menjadi malposisi, sehingga kurang menguntungkan bila akan

dipakai sebagai gigi penahan protesa. Memaksakan gigi miring menahan beban

juga akan menyebabkan kerusakan jaringan periodontal. Jalan keluar bagi kasus

ini sebaiknya dengan melakukan sedikit penggeseran gigi, sehingga gigi akan

kembali ke posisi yang diharapkan.

Pemanfaatan tindakan orthodonti semacam ini akan menunjang keberhasilan

perawatan prostodontik, di samping meningkatkan kesehatan jaringan periodontal

gigi-gigi di sekitar protesa.

Perawatan Periodontik

Pada hakikatnya suatu perawatan prostodontik mutlak harus didukung jaringan

periodontal yang benar-benar sehat. Pemasangan GTSL pada pasien dengan

kelainan periodontal merupakan tindakan sia-sia saja. Tindakan seperti ini hanya

akan menyebabkan kerusakan lebih lanjut dari jaringan mulut yang masih ada dan

25

Page 26: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

melawan prinsip perawatan prostodontik. Pembersihan karang gigi, perbaikan tepi

restorasi yang berlebihan atau sudah rusak amat bermanfaat untuk mengontrol

plak. Sebagai tambahan bagi proses fisioterapi mulut, seperti scalling, root

planning, kuretasi dan pengasahan selektif, dapat pula dilakukan tindakan bedah

periodontal untuk meningkatkan kesehatan jaringan lunak mulut sebagai contoh

yang sederhana atau untuk yang lebih kompleks, bisa dilakukan bedah

mukogingival , augmentasi, grafting, bahkan bedah tulang.

Gigi yang sudah goyang perlu juga mendapat perhatian , karena dapat

menimbulkan masalah. Disharmoni oklusal, peradangan jaringan periodontal atau

kombinasi keduanya. Bila dianggap perlu, splinting geligi dapat dipertimbangkan.

9. Indikasi dan Kontraindikasi Perawatan GTSL

Osborne (1925)

Gigitiruan sebagian adalah gigitiruan yang menggantikan sebagian daripada gigi

asli yang hilang dan dapat dilepas sendiri oleh sang pasien dari mulutnya.

Applegate (1925)

Gigitiruan sebagian adalah suatu alat yang dapat dilepas menggantikan gigi asli

yang hilang dan memperoleh dukungan utama dari jaringan sadel dengan suatu

dukungan tambahan dari gigi asli yang masih tertinggal.

Mc.Cracken (1973)

Suatu restorasi prostetik yang menggantikan gigi asli yang hilang dan bagian lain

dari rahang yang tak bergigi sebagian, mendapat dukungan terutama dari jaringan

di bawahnya dan sebagian dari gigi asli yang masih tertinggal dipakai sebagai gigi

pegangan/abutment.

Glossary of prosthodontics (1999)

GTS merupakan begian prostodonsia yang menggantikan satu atau beberapa gigi

yang hilang dan didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi-mukosa yang

dapat dipasang dan dilepas oleh pasien.

26

Page 27: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

Indikasi

Daerah tak bergigi terlalu panjang dimana tidak ada gigi asli yang adekuat

untuk dijadikan abutment.

Jika pasien mengeluhkan berkurangnya fungsi pengunyahan

Kurangnya dukungan periodontal untuk mengembalikan gigi

Dibutuhkan untuk stabilitas cross-arch

Kehilangan tulang yang berlebihan pada residual ridge

Masalah fisik dan emosional pasien

Estetik

Keperluan segera untuk mengganti gigi yang sudah diekstraksi

Keinginan pasien untuk mengganti gigi yang hilang tetapi pasien tidak ingin

gigitiruan jembatan tetap atau implant

Hubungan maksilomandibular yang kurang baik

Untuk mengganti beberapa gigi di kuadran yang sama atau dikedua kuadran

dari lengkung yang sama

Sebagai pengganti sementara untuk kehilangan gigi pada anak

Untuk pasien yang menganggapnya lebih mudah untuk dirawat.

Kontraindikasi

Kurangnya gigi yang cocok pada lengkung untuk pendukung, stabilitas dan

mempertahankan gigitiruan lepasan

Banyak karies atau kondisi periodontal parah yang mengancam gigi yang

tersisa pada lengkung rahang.

Kurangnya penerimaan pasien untuk alas an estetik

Kebersihan mulut yang buruk

Menderita penyakit sistemik (DM tidak terkontrol)

10. Informasi dalam Informed Consent

27

Page 28: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

Informed consent adalah bukti tertulis tentang persetujuan terhadap prosedur

klinik suatu tindakan medis yang akan dilakukan pada pasien.

Harus ditandatangani oleh pasien sendiri atau walinya apabila akibat kondisi

tertentu pasien tidak dapat melakukan hal tersebut. Persetujuan diminta apabila

prosedur klinik mengandung risiko terhadap keselamatan klien (baik yang terduga

atau tak terduga sebelumnya). Persetujuan tindakan medik (Informed Consent)

berisi tentang kebutuhan perawatan pasien, informed choice, dan prosedur klinik

yang akan dilakukan; ada penjelasan tentang risiko dalam melakukan prosedur

klinik tersebut; standar prosedur yang akan dilakukan dan upaya untuk

menghindarkan risiko; pasien menyatakan mengerti tentang semua informasi

tersebut diatas dan secara sadar memberikan persetujuannya.

Contoh Inform Consent:

SURAT PERSETUJUAN/PENOLAKAN MEDIS KHUSUS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : (L/P)

Umur/Tgl Lahir :

Alamat :

Telp :

Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri/*sebagai orang

tua/*suami/*istri/*anak/*wali dari :

Nama : (L/P)

Umur/Tgl Lahir:

Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK untuk dilakukan Tindakan Medis

berupa…………………………………………………………………

Dari penjelasan yang diberikan, telah saya mengerti segala hal yang berhubungan

dengan penyakit tersebut, serta tindakan medis yang akan dilakukan dan

kemungkinana pasca tindakan yang dapat terjadi sesuai penjelasan yang diberikan.

28

Page 29: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

Makassar,………………….20……

Dokter/Pelaksana, Yang membuat pernyataan,

(……………………) (…………………………..)

*Coret yang tidak perlu

11. Alternatif Perawatan

Perawatan pendahuluan yang dilakukan sebelum gigi tiruan dibuatkan pada kasus

dalam skenario adalah persiapan rongga mulut penderita. Perawatan pendahuluan

meliputi meningkatkan oral hyiegine dan menunggu luka bekas pencabutan gigi 46

menutup (sembuh) kurang lebih 3 minggu baru kemudian dibuatkan gigi tiruan

lepasan. Selain itu gigi 45 yang lubang hingga pulpa juga perlu dilakukan

perawatan endodontic kemudian dilakukan penambalan dengan resin komposit.

Adapun gigi anterior RA yang mobile o2 perlu dilakukan perwatan splinting.

Setelah persiapan rongga mulut pasien selesai maka barulah dilakukanpembuatan

gigitiruan sebagian lepasan.

Perawatan utama yang ditawarkan adalah pemasangan gigi tiruan sebagian lepasan

(GTSL). Dalam membuat gigi tiruan sebagian lepasan perlu dipertimbangkan hal-

hal sebagai berikut : retensi, stabilsasi, oklusi, estetis dan

kenyamanan pemakaian. Ditinjau dari segi daerah yang tidak bergigi pada rahang

penderita, maka GTS ini disebut dengan GTS lepasan dukungan gigi.

12. Desain Gigitiruan yang Digunakan

Prinsip pembuatan desain gigi tiruan, baik yang tebuat dari resin akrilik maupun

kerangka logam tidaklah terlalu berbeda. Dalam pembuatan desain dikenal empat

tahap yaitu:

Tahap I : Menentukan kelas dari masing-masing daerah tek bergigi (sadel)

Tahap II : Menentukan macam dukungan dari setiap sadel

Tahap III : Menentukan macam penahan

Tahap IV : Menentukan macam konektor

29

Page 30: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

TAHAP I

Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi.

Daerah tak bergigi pada suatu lengkungan gigi dapat bervariasi, dalam hal

panjang, macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi rencana

pembuatan desain gigi tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun

dukungannya. Menurut Applegate, daerah tak bergigi (DTG) dapat dibagi atas

enam kelas dengan masing-masing indikasi protesanya (IP).

TAHAP II

Menentukan macam dukungan dari satiap sadel.

Bentuk daerah tak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup (paradental) dan

daerah berujung bebas (free end). Sesuai dengan sebutan ini, bentuk sadel dari gigi

tiruan dibagi dua macam juga dan dikenal dengan sebutan serupa, yaitu sadel

tertutup atau paradental (paradental saddle) dan sadel berujung bebas (free end

saddle). Ada tiga pilihan untuk dukungan sadel paradental, yaitu dukungan dari

gigi, dari mukosa, atau dari gigi dan mukosa (kombinasi). Sebaliknya, untuk sadel

berujung bebas, dukungan bias berasal dari mukosa, atau dari gigi dan mukosa

(kombinasi).

Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan hanya dapat diperoleh bila

faktor-faktor berikut ini diperhatikan dan dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut

adalah keadaan jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel, dan keadaan

rahang yang akan dipasangi gigi tiruan.

a. Keadaan Jaringan Pendukung

Bila jaringan gigi sehat, dukungan sebaiknya berasal dari gigi, tetapi bila

keadaan gigi sudah meragukan, sebaiknya dukungan dipilih dari mukosa,

dengan memperhatikan bahwa :

Jaringan mukosa dibawah sadel sehat dan cukup tebal.

Bagian plat kortikal dari tulang alveolar di bawah sadel padat dan terletak

diatas tulang trabekula dan konselus yang sehat.

30

Page 31: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

Pasien tidak pernah menderita penyakit atau kelainan yang berkaitan

dengan terjadinya resorpsi tulang secara cepat.

b. Panjang Sadel

Untuk sadel yang pendek dengan gigi tetangga kuat, dukungan sebaiknya

berasal dari gigi. Namun bila sadelnya panjang dan gigi tetangga serta gigi

asli lainnya kurang kuat, untuk rahang atas sebaiknya dipilih dukungan dari

mukosa.

c. Jumlah Sadel

Untuk rahang atas dengan jumlah sadel multiple perlu diperhatikan keadaan

gigi-gigi yang masih ada serta jaringan mukosa dan upaya semaksimal

mungkin sehingga desain tidak perlu komplek.

d. Keadaan Rahang

Untuk rahang bawah dengan sadelberujung tertutup, sebaiknya dipilih

dukungan dari gigi, mengingat lebih kecilnya luas perukaan jaringan mukosa

pada rahang bawah. Sebaliknya ada tiga pilihan untuk dukungan pada rahang

atas.

TAHAP III

Menentukan Jenis Penahan.

Ada 2 macam penaha (retainer) untuk gigi tiruan yaitu :

1. Penahan langsung (Direct Retainer), yang diperlukan untuksetiap gigi tiruan.

2. Penahan Tak Langsung (Indirect Retainer), yang tidak selalu dibutuhkan

untuk setiap gigi tiruan

Untuk menentukan penahan mana yang akan dipilih, maka perlu diperhatikan

factor sebagai berikut:

a. Dukungan dari Sadel

31

Page 32: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

Hal ini berkaitan dengan indikasi dari macam sengkeram yang akan dipakai

dan gigi penyangga yang ada atau diperlukan

b. Stabilitasi dari gigi tiruan

Ini berhubungan dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada dan

yang akan dipakai

c. Estetika

Ini berhubungan dengan bentuk atau tipe cengkeram serta lokasi dari gigi

penyangga.

TAHAP IV

Menentukan Jenis Konektor

Untuk protesa resin, konektor yang dipakai biasanya berbentukpelat. Pada gigi

tiruan kerangka logam, bentuk konektor bervariasi dan dipilih sesuai indikasinya.

Dasar pertimbangan penggunaan lebih dari satu konektor adalah:

1. Pengalaman pasien

Pembuatan protesa yang baru biasanya disesuaikan dengan desai protesa yang

lama, agar adaptasi pasien lebih mudah.

2. Stabilitasi

Agar protesa lebih stabil, kadang-kadang diperlukan konektor tambahan yang

selain berfungsi untuk memperkuat gigi tiruan, juga berfungsi sebagai penahan

tak langsung.

3. Bahan gigi tiruan

Untuk gigi tiruan resin, bahan tidak menjadi masalah karena umumnya berupa

pelat dari bahan yang berkekuatan hampir sama, lain halnya dengan bahan

protesa kerangka logam yang modulus elastisitasnya berbeda-beda.

Khusus untuk kasus berujung bebas, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan.

1. Perlu diusahakan adanya penahan tak langsung

2. Desain cengkeram harus dibuat sedemikian sehingga tekanan kunyah yang

bekerja pada gigi penahan jadi seminimal mungkin.

3. Sandaran oklusal hendaknya diletakkan menjauhi daerah tak bergigi.

32

Page 33: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

4. Perlu dilakukan pencetakan ganda, agar keseimbangn penerimaan beban

kunyah antar gigi dan mukosa dapat dicapai

5. Dalam pembuatan desain perlu dipikirkan kemungkinan perlunya pelapisan

atau penggantian basis dikemudian hari. Dan hal ini harus mudah dilakukan.

6. Bahan apa yang dapa digunakan pada pembuatan gigi tiruan

Desain GTSL untuk kasus dalam skenario

Desain GTSL yang ditawarkan untuk perawatan pasien pada scenario yaitu GTSL

kerangka akrilik. GTSL kerangka akrilik memiliki kelebihan warnanyanya

harmonis dengan jaringan sekitarnya, sehingga memenuhi faktor estetik, relatif

lebih ringan, tekhnik pembuatan dan pemolesannya mudah, dapat dilapis dan

dicekatkan kembali dengan mudah. Hal ini sesuai dengan keluhan yang dialami

pasien yaitu merasa kurang percaya diri dan adanya gangguan pengunyahan yang

dialami.

Desain alternative yang dapat ditawarkan yaitu GTSL kerangka logam (metal

frame). GTSL kerangka logam memiliki kelebihan dapat dibuat lebih tipis dan

sempit tapi tetap bersifat kaku sehingga lebih nyaman dipakai oleh penderita dan

stabil di dalam mulut. Pada kasus ini penderita adalah seorang Pria. Pria

membutuhkan protesa yang lebih kuat, sebab mereka menunjukkan kekuatan

mastikasi yang lebih besar. Pria juga lebih mementingkan rasa enak/nyaman, di

samping faktor fungsional geligi tiruan yang dipakainya.

13. Prosedur Pembuatan Gigitiruan Sebagian Lepasan

Cetakan dikelilingi dengan malam boxing. Sendok cetak di tahan pada tepi

vibrator dan stone dialirkan kesalah satu sudutnya, sehingga bahan mengalir

ke hasil cetakan tanpa poreus pada model.

Model master dipasang pada surveyor dengan rod analisa sejajar sudut survai

yang sudah ditentukan saat model studi di analisa.

33

Page 34: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

Penggunaan marker grafit pada surveyor untuk membuat garis survai.

PERHATIKAN bevel marker timah.

Penggunaan pengukur untuk menentukan kedalaman undercut. Scribt-o-meter

untuk mengukur kedalaman undercut pada gigi.

Menandai kedalaman undercut yang diperlukan untuk tempat cengkraman.

Untuk ini di gunakan pensil berwarna yang lembut.

Malam utility digunakan untuk memblokir daerah-daerah undercut yang

besar. Misalnya, sulkus labial, untuk mengurangi resiko robeknya agar

duplikasi (duplicating agar) pada tahap selanjutnya.

Penggunaan pisau pengasah pada surveyor untuk mengukir malam

pemblokiran

Relief pada tepi gingival yang akan dilewati oleh konektor cengkraman bar

Penggunaan kertas timah untuk merelief daerah sadel dari model.

Lereng yang dibuat untuk menentukan lokasi lengan cengkram yang berjalan

dari oklusal.

Garis besar geligi tiruan yang dibuat samar-samar pada model master.

Garis besar basis geligi tiruan di ukir pada model master.

Menempatkan model master yang sudah dimodifikasi pada kuvet duplikasi.

Perhatikan penempatan stud untuk membantu penentuan lokasi dari sprue

Mengisi agar duplikasi dari wadah termostatis yang terkontrol

Basis kuvet duplikasi dilepas dan agar dirapikan dari model supaya terbentuk

bevel. Model kemudian dilepas dari agar dengan bantuan dua pisau malam.

Mould agar duplikasikan dengan sprue yang terletak pada posisinya. Dan siap

untuk dimasukkan bahan tanam.

Kuvet duplikasi ditempatkan pada vibrator dan bahan tanam di masukkan

sedikit demi sedikit.

Agar dilepas dari kuvet dan di kupas dari bahan tanam yang sudah mengeras

Model dikeringkan dalam oven bersuhu 93 derajat dan dirandam dalam bahan

pengeras

34

Page 35: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

Lembaran malam casting yang di aplikasikan pada model dengan

menggunakan karet india yang sudah dimodifikasi.

Model rahang bawah yang sudah diberi sprue melalui basisnya. Sprue semula

terdapat di bawah model

Sprue semula dipasang langsung pada tepi posterior model malamrahang atas,

dengan dua sprue, tambahan yang meluas ke lateral.

Cairan bahan tanam diulaskan di atas pola malam sebelum model dipasang

pada cincin tanam (investment ring)

Bahan tanam dikeluarkan dari tungku

Mould bahan tanam dipindahkan ke mesin casting

Penggunaan palu pneumatic untuk mengeluarkan cobalt-chromium casting

Casting disandblasting untuk membersihkan bahan tanam

Bila sisa sisa bahan tanam telah di buang, casting siap untuk diperiksa

Sprue di potong dari casting dengan disc pemotongan

Sprue dihaluskan dengan hard stone

Merendam casting dalam electrolyte bath.

Casting direndam dalam bath elektrolit terdiri dari 3 bagian H3PO4, 1 bagian

gliserin dan 1 bagian air

Rubber point kasar yang di gunakan untuk mmeoles cengkraman dan

komponen komponen rangka logam yang lebih kecil

Rangka logam rahang atas yang sudah selesai diproses dipasang pada model

master.

14. Surat Rujukan

Surat perintah kerja disarankan merupakan surat tulis dengan singkat, sederhana,

jelas dan berisi informasi lengkap mengenai apa yang diinginkan. Surat perintah

35

Page 36: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

kerja biasa berupa formulir yang bias dibuat sendiri oleh dokter gigi, tetapi pada

umumnya disediakan oleh Laboratorium Tehnik gigi yang kemudian dibagikan

kepada para dokter. Dianjurkan juga untuk membuat surat perintah sebanyak dua

rangkap,dimana satu diserahkan kepada laboratorium dan satu lagi untuk arsip

dokter pengirim pekerjaan.

Sebuah surat perintah kerja,meliputi :

1. Nama dan alamat laboratorium tehnik gigi

2. Nama dan alamat dokter gigi pemesan

3. Tanggal pengiriman

4. Tanggal selesai pekerjaan yang diinginkan

5. Kolom untuk cirri-ciri pasien

6. Kolom untuk instruksi khusus

7. Gambar gigi serta lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah

8. Tanda tangan dokter gigi

Indikasi surat rujukan

Menurut kode etik kedokteran gigi indonesia, pasal 12 Ayat 2, mengatakan bahwa:

“Dalam hal ketidakmampuan melakukan pemeriksaan atau pengobatan, dokter

gigi wajib merujuk pasien kepada dokter gigi atau profesional lainnya dengan

kompetensi yang sesuai.”

Dalam ayat diatas dijelaskan sangat jelas bila dokter gigi tidak mampuh merawat

pasien maka dokter gigi tersebut wajib merujuk ke dokter gigi lainnya yang dia

anggap lebih mampuh mengobati pasien tersebut.

Dalam penulis surat rujukan pun di atur dalam kode etik kedokteran gigi Indonesia

yaitu pasal 15 ayat 6:

“Dalam menulis surat rujukan seyogianya memperhatikan tata krama dengan isi

meliputi : Teman sejawat yang dituju, identitas pasien, kondisi / masalah pasien

dan bantuan yang diharapkan serta ucapan terima kasih.”

36

Page 37: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

Taman sejawat yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah dokter gigi yang kita

percayai untuk mengobati pasien yang akan dirujuk,jadi nama dokter gigi yang

kita tuju harus tercantum didalam surat rujukan tersebut.

37

Page 38: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kehilangan gigi merupakan masalah yang sering ditemukan. Hilangnya satu atau

beberapa gigi dapat mengakibatkan terganggunya keseimbangan susunan gigi geligi.

Bila hal tersebut tidak segera diatasi, maka akan terjadi gangguan pada fungsi bicara,

pengunyahan maupun estetik, yang mana hal tersebut dapat berdampak pada kesehatan

tubuh secara umum. Untuk mengatasi hal tersebut ada beberapa pilihan perawatan

antara lain dapat dibuatkan gigi tiruan jembatan, implant atau gigi tiruan sebagian

lepasan.

Pada beberapa kasus yang tidak memungkinan dibuatkan gigi tiruan jembatan

dan implant, maka gigi tiruan sebagian lepasan merupakan pilihan yang terbaik. Ketika

perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan dengan kerangka logam terhambat

karena alasan keuangan, gigi tiruan sebagian lepasan akrilik sering menjadi alternatif

yang lebih baik daripada gigi tiruan penuh jika pasien tidak memiliki masalah

fungsional.

Dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik, sebagai dokter gigi harus

dapat menentukan rencana perawatan yang tepat. Pemilihan gigi penyanggga, desain

cangkolan, arah pasang yang tepat akan menentukan stabilisasi gigi tiruan yang baik.

Namun, hal yang tidak dapat diabaikan adalah kerjasama antara dokter gigi dengan

pasien karena merupakan faktor yang menentukan keberhasilan perawatan.

38

Page 39: Gigi Hilang Dan Gigi Tiruan

DAFTAR PUSTAKA

Suryatenggara, F, et al. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Edisi 2. Jakarta: Hipokrates;

1991. p. 80, 91-2, 106-33.

Carr, AB, McGivney, GP, Brown, DT. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics-

11th ed. p. 166, 209.

Gunadi H.A, dkk. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan jilid 1. Jakarta.

Hipokrates

Gigi tiruan sebagian lepasan. Available at www.gigi-tiruansebagian-lepasan.htm

Gigi Palsu. Available at http:// www . poligigi.com

Informed Consent For Complete Denture Prosthetics And/or Removable Partial Denture

Prosthetics. p 1-5 [available at

http//www.dimitridental.com/completeDentureConsent.pdf.]

Anonymous. Mastikasi. http://www.rider-system.net/2009/10/mastikasi.html

39