Gigi dan gizi

24
GIZI DAN KESEHATAN GIGI

Transcript of Gigi dan gizi

Page 1: Gigi dan gizi

GIZI DAN KESEHATAN GIGI

Page 2: Gigi dan gizi

Garis Besar Topik Kuliah

• Proses Pembentukan, pertumbuhan dan pematangan gigi

• Siklus gigi• Fase perkembangan gigi : pembentukan,

erupsi dan fungsional• Caries dentis

Page 3: Gigi dan gizi

Proses Pembentukan, Pertumbuhan dan Pematangan Gigi

Page 4: Gigi dan gizi

Proses Pembentukan, Pertumbuhan dan Pematangan Gigi

Bakal gigi dibentuk dalam jaringan lunak rahang

Bergerak mendekati permukaan epitel rongga mulut dan

menembusnyamenyembul sebagian ke dalam rongga mulut

Semua bagian gigi

lengkap (corona

dentis, radix dan collum), menyembul

lengkap maksimal

Page 5: Gigi dan gizi

Siklus Gigi Susu

Page 6: Gigi dan gizi

Siklus Gigi Permanen

Page 7: Gigi dan gizi

Fase Perkembangan Gigi

Pembentukan (remordial)

Erupsi (bergeraknya gigi untuk muncul ke dalam rongga mulut)

Fungsional (gigi sudah matang dan menunaikan tugasnya di dalam rongga mulut)

Page 8: Gigi dan gizi

Fase Pembentukan Gigi (primordial)Fase ini terjadi pada usia janin minggu ke-6

Mekanisme biologis :Di dalam jaringan ikat bakal rahang terdapat lipatan epithel permukaan yang terdapat di dalam rongga mulut, yang berasal dari ectodermal. Sel-sel epithel membentuk deretan dan berubah menjadi ameloblast, yaitu sel-sel yang menghasilkan zat khusus yang disebut email (enamel). Sel-sel ameloblast membentuk zat email sambil mundur, sehingga lapisan email semakin tebal dan saling melekat erat. Jaringan email merupakan jaringan keras.

Bersambung…

Page 9: Gigi dan gizi

Fase Pembentukan Gigi (Primordial)

Deretan ameloblast ini menginduksi sel-sel fibrocyt yang ada di sekitarnya, sehingga

membuat barisan berderet berhadapan dengan sel-sel ameloblast. Sel-sel fibrocyt

ini berubah menjadi sel-sel odontoblas, yang menghasilkan jaringan keras lain

disebut dentin. Sel-sel odontoblas ini juga bergerak mundur sambil meletakkan zat

dentin sehingga terbentuk lapisan jaringan dentin yang berhadapan dengan lapisan

email. Lapisan dentin juga saling berlekatan dan berbentuk prisma sama seperti

email.

Pada foetus odontoblast berasal dari jaringan embrional, mesoderm.

Bersambung…

Page 10: Gigi dan gizi

Fase Pembentukan Gigi (Primordial)Terbentuklah gigi primordial yang terdiri dari email di bagian luar dan dentin di

bagian dalam. Lapisan email terdiri dari garam-garam zat mati sedangkan dentin

mempunyai benang-benang protoplasmatis, yang hidup di dalam poros prisma-

prisma substansi dentin.

Zat-zat gizi yang berperan primer : vitamin A, C, D

Vitamin A berpengaruh pada sel-sel yang berasal dari ectodermal

Vitamin C berpengaruh pada sel-sel yang berasal dari mesodermal

Vitamin D berpengaruh pada perletakan garam-garam Ca. Garam Ca dan Fluor

berperan mencegah gigi karies.

Page 11: Gigi dan gizi

Fase Pembentukan Gigi (Primordial)Dampak kekurangan vitamin A pada fase pembentukan :

• Terganggunya fungsi sel-sel ameloblast. Sel-sel ini terhambat dalam

menginduksi sel-sel odontoblast untuk membentuk deretan yang

teratur, sehingga lapisan dentin yang dibentuk odontoblast tidak

membentuk deretan silinder sempurna.

• Terjadi gangguan dalam mikrostruktur lapisan email

• Kekurangan vitamin A lanjut mengakibatkan kelompok odontoblast

memisahkan diri dari deretannya dan membentuk gigi soliter pada

tempat yang bukan semestinya di dalam rongga mulut (gigi gingsul).

Page 12: Gigi dan gizi

Fase Pembentukan Gigi (Primordial)

Dampak kekurangan vitamin C:• Kurangnya respons odontoblast terhadap induksi yang

datang dari ameloblast sehingga deretan yang dibentuk oleh odontoblast menjadi kurang sempurna dan bahkan susunan silinder zat dentin menjadi tidak teratur.

• Jaringan dentin memiliki mikrostruktur yang lebih rentan terhadap karies gigi

• Defisiensi berat mengakibatkan gangguan pembuluh darah di daerah pulpa gigi dan jaringan sekitarnya sehingga jadwal erupsi gigi tidak normal dan mungkin bisa tumbuh ke arah yang salah.

Page 13: Gigi dan gizi
Page 14: Gigi dan gizi

Fase Pembentukan Gigi (Primordial)

Dampak kekurangan vitamin D, Ca, P dan F • Kekurangan vitamin D mengakibatkan hambatan

kalsifikasi email, dentin dan cementum sehingga jaringan keras ini kurang mengandung garam-garam Ca serta mudah diserang karies. Ca harus lebih banyak dibanding P sehingga dapat membentuk calcium phospat dan mencegah gigi dari terjadinya karies.

• Kadar Fluor yang direkomendasikan 1-2 ppm dalam air. > 2 ppm mengakibatkan daerah erosi pada permukaan gigi, permukaan email cekung dan berwarna kusam kuning kecoklatan (kondisi ini disebut mottled enamel).

Page 15: Gigi dan gizi

Anatomi Gigi

Page 16: Gigi dan gizi

Fase Erupsi

• Definisi : kondisi dimana terjadinya proses bergeraknya gigi untuk pindah dari dalam jaringan ikat (jaringan lunak) rahang atau gusi, mendekati permukaan selaput lendir rongga mulut, menembus lapisan epithel yang meliputi selaput lendir tersebut dan menyembul ke dalam rongga mulut.

• Bagian gigi yang menyembul disebut corona dentis, yang tertanam di dalam tulang rahang disebut radix dentis dan bagian diantara keduanya disebut collum dentis.

• Pada fase erupsi corona dentis mengalami perubahan lingkungan dari tempat terlindung dalam jaringan lunak menjadi terbuka dalam rongga mulut sedangkan radix dentis belum terbentuk sempurna.

• Pengaruh zat-zat gizi pada fase ini tidak begitu tampak karena terlindung oleh jaringan paling keras dentin. Zat fluor masih dapat diserap oleh corona dentis, pengikatan fluor dalam jaringan email menambah daya tahan gigi terhadap-pengaruh zat-zat pembentuk karies.

Page 17: Gigi dan gizi
Page 18: Gigi dan gizi

Fase Fungsional

• Setelah gigi erupsi, proses selanjutnya adalah menyelesaikan pembentukan radix dentis, yang terdapat di dalam rongga khusus di dalam tulang rahang yang disebut alveolus, diikatkan pada tulang rahang dengan zat perekat cementum, diperkuat oleh serat-serat jaringan ikat.

• Vitamin C berpengaruh atas kekuatan ikatan serat-serat jaringan ikat. Defisiensi vitamin C mengakibatkan serat pengikat lemah (skorbut) sehingga gigi goyah bahkan tanggal.

• Pada fase fungsional, zat-zat mempengaruhi kesehatan gigi melalui jaringan ikat (pembuluh darah) dan syaraf yang masuk melalui lubang di ujung bawah radix dentis ke dalam jaringan ikat pulpa dentis.

Page 19: Gigi dan gizi
Page 20: Gigi dan gizi

Caries Dentis (gigi busuk)• Menyerang anak-anak, dewasa maupun lansia3 Faktor penyebab:• Kondisi lingkungan di dalam rongga mulut

• Tidak higienis, sisa-sisa makanan tersleip di celah-celah gigi atau melekat pada permukaan email. Karbohidrat merupakan faktor utama timbulnya gigi berlubang. Karbohidrat yang lengket dan dapat melekat pada permukaan gigi bersifat lebih cariogenik dibandingkan dengan gula yang dilarutkan dalam air. Gula murni (refined sugars) adalah zat paling cariogenik.

• Ludah (saliva) yang banyak dan cair (serosa) mengantisipasi caries gigi sedangkan saliva yang sedikit dan kental (mucous) meningkatkan risiko terhadap penyakit gigi busuk.

Page 21: Gigi dan gizi

• Adanya infeksi mikroba

Organisme mikroba yang berlebihan di dalam

rongga mulut mengakibatkan kerusakan gigi.

• Kondisi mikrostruktur gigi

Secara histopathologik, defisiensi vitamin A, C,

D dan mineral Ca, P dan F mengakibatkan

kerusakan struktural mikroskopik gigi.

Page 22: Gigi dan gizi

Hubungan Konsumsi Makanan dengan Kesehatan Gigi

• Chankanka (2010)Subject anak-anak usia 1,5 bulan sampai 13 tahun di Iowa. Tool: 3 day dietary recordMakanan yang dapat mengurangi karies gigi: susu, cereal dan jus Makanan yang dapat meningkatkan risiko karies gigi: soda dan gula yang ditambahkan pada cemilan• Karvonen (2003)Subject: 151 anak-anak usia 4-5 tahun di Ulaanbataar yang mengalami karies gigi. Kekurangan zat gizi yang menjadi risiko karies gigi : kalsium, vitamin D

CONVINCING RESEARCH

Page 23: Gigi dan gizi

Rujukan

• Sediaoetama, A. D. 1999. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi jilid II. Dian Rakyat

• Chankanka, Oitip. "Dietary intake and dental caries in children." PhD diss., University of Iowa, 2010.http://ir.uiowa.edu/etd/653.

• Karvonen, H. M., Nuutinen, O., Uusitala, U., Sovari, R. and Ihanainen, M. Child nutrition and oral health in Ulaanbaatar. Nutrition Research 23 (2003) 1165–1176

Page 24: Gigi dan gizi

GIGI SEHAT AWAL SENYUM CERAH