Gestalt

59
Teori dan Teknik Konseling Terapi Gestalt

Transcript of Gestalt

Teori dan Teknik Konseling

Terapi Gestalt

Oleh Kelompok 9

• DIAN PERMATA SARI 1213052005

• IDA SANTIKA 1213052012

• NURMAN MUSA 1213052028

• RINDA MAULINA 1213052036

• SEFTI RHOLANJIBA 1213052041

• SUEB ALIANSYAH 1213052044

KONSEP DASAR

• Manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan.

• Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut.

• Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya

• Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi.

Hakikat manusia menurut Gestalt :– Hanya dapat dipahami dalam

keseluruhan konteksnya

– Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu

– Aktor bukan reaktor

– Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya

– Dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab

– Mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif.

• Dalam hubungannya dengan perjalanan kehidupan manusia :

tidak ada yang “ada”

kecuali “sekarang”.

Masa lalu telah pergi dan masa depan belum dijalani, oleh karena itu yang menentukan kehidupan manusia adalah masa sekarang.

• Kecemasan :

“kesenjangan antara saat sekarang dan yang akan datang”

• Jika individu menyimpang dari saat sekarang dan menjadi terlalu terpu-kau pada masa depan, maka mereka mengalami kecemasan.

• Unfinished business

(urusan yang tak selesai)

perasaan-perasaan yang tidak

tersalurkan/terungkapkan

seperti : dendam, kemarahan,

kebencian, sakit hati,

kecemasan, kedudukan, rasa

berdosa, rasa diabaikan

• Karena tidak terungkapkan di dalam kesadaran, perasaan-perasaan di ba-wa pada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat hubung-an yang efektif dengan dirinya sendi-ri dan orang lain

• Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia berani mengha-dapi dan menangani/mengatasinya

ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH

• Individu bermasalah karena terjadi pertentangan antara kekuatan “top dog” dan keberadaan “under dog”

o Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan, menuntut, mengancam

o Under dog adalah keadaan defensif, membela diri, tidak berdaya, lemah, pasif, ingin dimaklumi.

• Perkembangan yang terganggu karena terjadi ketidakseimbangan antara apa-apa yang harus (self-image) dan apa-apa yang diinginkan (self)

• Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis

• Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya

• Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan yang akan datang

• Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi

• Spektrum tingkah laku bermasalah : Kepribadian kaku (rigid) Tidak mau bebas-bertanggung jawab, ingin

tetap tergantung Menolak berhubungan dengan lingkungan Memeliharan unfinished bussiness Menolak kebutuhan diri sendiri Melihat diri sendiri dalam kontinum “hitam-

putih” .

Karakteristik dan asumsi dasar konseling Gestalt

Beberapa Prinsip: • Holisme: Menurut Latner (1986) Holisme merupakan

salah satui prinsip pokok terapi Gestalt, semua perangai dipandang sebagai satu kesatuan dan seluruhnya koheren, dan semua berbeda dari setiap bagiannya.

• Teori Lapangan: terapi Gestalt berdasarkan teori lapangan yang berdasarkan pada prinsip bahwa organisme harus dilihat dalam lingkungannya sendiri, atau dalam konteksnya, sebagai bagian lapangan yang berubah-rubah secara konstan. Terapi Gestalt merehat prinsip bahwa segala sesuatu itu saling berhubungan, saling berkaitan dan ada dalam proses.

• Proses Formasi Figur: proses formasi figur menggambarkan bagaimana individu mengorganisir lingkungannya dari waktu ke waktu. Dalam terapi Gestalt lapangan yang tidak berbeda di sebut sebagi background, dan munculnya fokus perhatian disebut figur (Latner, 1986).

• Aturan Organismis Diri: Keadaan sekarang merupakan masa yang paling penting dalam Gestalt terapi. Salah satu kontribusi utama pendekatan Gestalt adalah penekanannya pada pembelajaran untuk mengapresiasi dan pengalaman disaat sekarang. E Polster dan Polster (1973) mengembangkan tesis bahwa “kekuatan adalah keadaan yang ada saat ini

Kosep Dasar Gestalt

1. Disini dan sekarang (Here and Now)

Perls mengatakan bahwa “kekuatan ada pada masa kini” (“power is in the present”). Pendekatan ini mengutamakan masa sekarang, segala sesuatu tidak ada kecuali yang ada pada masa sekarang (the now), karena masa lalu telah berlalu dan masa depan belum sampai, hanya masa sekarang yang penting

2. Lapisan Neurosis ( Layers Of Neurosis )

Manusia memiliki lima lapisan dalam perkembangan psikologisnya:

• Lapisan phony ( the phony layer )• Lapisan phobic ( the phobic layer )• Lapisan impasse ( the impasse layer )• Lapisan implosif ( the implosive layer )• Lapisan eksplosif ( the explosive layer )

3. Urusan yang tidak selesai (unfinished business) dan penghindaran (avoidance)

• Unfinished business adalah perasaan-perasaan yang tidak dapat diekspresikan pada masa lalu seperti kesakitan, kecemasan, perasaan bersalah, kemarahan, dan sebagainya. Hal ini karena perasaan ini tidak diekspresikan dan terus menggangu kehidupan masa sekarang, dan membuat individu tidak dapat melakukan kontak dengan orang lain dengan autentik

• Penghindaran (avoidance) berkaitan erat dengan unfinished business. Penghindaran adalah individu yang selalu menghindari untuk menghadapi unfinished business dan dari mengalami pengalaman emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan unfinished business.

4. Energi dan hambatan energi (energy and block to energy)

Bila terdapat masalah pada psikologis, kondisi fisiologis dapat mengalami gangguan pula yang disebut dengan hambatan energi.Hambatan energi dapat dimanifestasikan dalam bentuk:

• Ketegangan pada bagian tubuh tertentu, biasanya leher dan bahu.

• Posisi tubuh kaku dan tertutup.• Bernapas pendek-pendek• Tidak mau menatap orang lain ketika berbicara• Menahan napas bila ada sesuatu yang mengganggu• Rasa kebal atau baal pada bagian tubuh tertentu• Berbicara dengan suara yang sangat kecil

5. Bentuk-bentuk Pertahanan Diri (Modes of Defense)

Selain lapisan-lapisan neurosis, individu memiliki lima bentuk pertahanan diri (Modes of defense)  yang beroperasi dalam dirinya, yaitu :

• Introjeksi: kecenderungan untuk menerima kepercayaan dan derajat orang lain tanpa kritis, tanpa menjadikannya selaras dengan keadaan kita sebenarnya.

• Proyeksi: kebalikan introjeksi, dalam proyeksi kita ditunjukan aspek-aspek tertentu diri kita dalam lingkungan. Ketika kita sedang diproyeksi, kita mempunyai gangguan yang membedakan antara dunia internal dan dunia luar, berupa sifat-sifat kepribadian kita yang tidak konsisten dengan citra diri kita yang ditunjukan didepan orang lain.

• Retrofleksi: yaitu melihat diri kita ke belakang apa yang ingin kita lakukan pada orang lain dan sedang melakukan apa untuk diri kita, apa yang akan dilakukan oranglain pada kita.

• Defleksi: merupakan proses penyimpangan, sehingga sulit untuk mempertahankan rasa keterhubungan yang ditopang. Pemyimpangan ini berupa berkurangnya pengalaman emosional.

• Konfluens: berupa pengaburan perbedaan antara pribadi dan lingkungan. Konfluens dalam masalah hubungan meliputi ketidak terlibatan diri dalam konflik.

TUJUAN KONSELING

• Tujuan utama :

Membantu klien berani menghadapi tantangan dan kenyataan yang harus dihadapi

• Klien dapat berubah dari ketergantungan terhadap lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan hidupnya.

• Individu yang bermasalah pada umumnya belum memanfaatkan potensinya secara penuh, ia baru memanfaatkan sebagaian dari potensinya yang dimilikinya

Melalui konseling konselor membantu klien agar potensi yang baru dimanfaatkan sebagian ini dimanfaatkan dan dikembangkan secara optimal.

• Tujuan spesifik

1. Membantu klien agar dapat memper-oleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta menda-patkan insight secara penuh

2. Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya

3. Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true to himself)

4. Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat beringkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik.

FUNGSI dan PERAN Konselor• Suatu fungsi yang penting dari terapis Gestalt

adalah memberikan perhatian pada bahasa tubuh kliennya, isyarat-isyarat nonverbal dari klien menghasilkan informasi yang kaya bagi terapis, sebab isyarat-isyarat itu sering “menghianati” perasaan-perasaan klien, yang sendiri tidak menyadarinya.

Secara singkat peran terapis dalam konseling gestalt ini adalah ;

• Menolong klien bisa mengadakan transisi dari dukungan eksternal menjadi dukungan internal dan ini dilakukan dengan jalan menemukan lokasi impas. Impas yaitu titik di mana seseorang individu menghindar penghayatan perasaan yang mengancam oleh karenadia mearsa kurang nyaman.

• Menaruh perhatian pada bahasa tubuh klien juga memberikan tekanan pada hubungan anatra pola bahasa dengan kepribadian (Corey, 1995: 339-340)

Pengalaman konseli dalam proses konseling• salah satu tanggung jawaab yang paling pertama harus

ditunaikan oleh klien adalah menetapkan apa yang diingan mereka dari terapi. Jika klien menyatakan bahwa mereka bingung dan tidak tahu, atau jika klien mengharapkan terapislah yang akan menetapkan tujuan-tujuan, maka inilah tempat terapis untuk mulai bekerja. Terapis bersama klien bisa mnegeksplorasi penghidaran klien dari tanggung jawaab ini. Terapis mengonfrontasikan kliennya dengan cara-caraa mereka sekarang menghindari anggung jawab mereka sertameminta mereka agar membuat putusan-putusan tentang kelanjutan terapi.

Hubungan antara terapis dan klien.Praktek terapi Gestalt yang efektif melibatkan

hubungan pribadi ke pribadi antara terapis dan klien. Yang penting adalah terapis secara aktif berbagi persepsi-persepsi dan pengalaman-pengalaman saat sekarang ketika dia menghadapi klien disini dan sekarang. Disamping itu, terapis memberikan umpan balik, terutama yang berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh klien melalui tubuhnya. Terapis harus menghadapi klien dengan reaksi-reaksi yang jujur dan langsung serta menantang manipulasi-manipulasi klien tanpa menolak klien sebagai pribadi (Corey, 1995: 344).

DESKRIPSI PROSES KONSELING

• Fokus utama konseling : bagaimana keadaan klien sekarang serta hambatan-hambatan apa yang muncul dalam kesadarannya

Tugas konselor : mendorong klien untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada dirinya dan mau mencoba menghadapinya

• Klien bisa diajak untuk memilih dua alternatif, menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sekarang

• Konselor menghindarkan diri dari pikiran-pikiran yang abstrak, keinginan-keinginannya untuk melakukan diagnosis, interpretasi maupun memberi nasihat

• Konselor sejak awal konseling sudah mengarahkan tujuan agar klien menjadi matang dan mampu menyingkirkan hambatan-hambatn yang menyebabkan klien tidak dapat berdiri sendiri

• Konselor membantu klien menghadapi transisi dari ketergantungannya terhadap faktor luar menjadi percaya akan kekuatannya sendiri. Usaha ini dilakukan dengan menemukan dan membuka ketersesatan atau kebuntuan klien.

• Pada saat klien mengalami gejala kesesatan dan klien menyatakan kekalahannya terhadap lingkungan dengan cara mengungkapkan kelemahannya, dirinya tidak berdaya, bodoh, atau gila

• Konselor membantu membuat perasaan klien untuk bangkit dan mau menghadapi ketersesatannya sehingga potensinya dapat berkembang lebih optimal.

Deskripsi Fase-fase Proses

Konseling :• Fase pertama

konselor mengembangkan pertemuan konseling, agar tercapai situasi yang memungkinkan perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien

Pola hubungan yang diciptakan untuk setiap klien berbeda, karena masing-masing klien mempunyai keunikan sebagai individu serta memiliki kebutuhan yang bergantung kepada masalah yang harus dipecahkan.

• Fase kedua

Konselor berusaha meyakinkan dan mengkondisikan klien untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi klien

Ada dua hal yang dilakukan konselor dalam fase ini, yaitu :

1. Membangkitkan motivasi klien : memberi kesempatan klien untuk menyadari

ketidaksenangannya atau ketidakpuasannya Makin tinggi kesadaran klien terhadap

ketidakpuasannya semakin besar motivasi untuk mencapai perubahan dirinya, sehingga makin tinggi pula keinginannya untuk bekerja sama dengan konselor.

2. Mebangkitkan otonomi klien : menekankan kepada klien bahwa klien boleh

menolak saran-saran konselor asal dapat mengemukakan alasan-alasannya secara bertanggung jawab.

• Fase ketiga

Konselor mendorong klien untuk mengatakan perasaan-perasaannya pada saat ini

Klien diberi kesempatan untuk mengalami kembali segala perasaan dan perbuatan pada masa lalu, dalam situasi di sini dan saat ini.

Kadang-kadang klien diperbolahkan memproyeksikan dirinya kepada konselor

Melalui fase ini, konselor berusaha menemukan celah-celah kepribadian atau aspek-aspek kepribadian yang hilang, dari sini dapat diidentifikasi apa yang harus dilakukan klien.

• Fase keempat

Setelah klien memperoleh pemahaman dan penyadaran tentang pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya, konselor mengantarkan klien memasuki fase akhir konseling

Pada fase ini klien menunjukkan gejala-gejala yang mengindikasikan integritas kepribadiannya sebagai individu yang unik dan manusiawi.

Klien telah memiliki kepercayaan pada potensinya, menyadari keadaan dirinya pada saat sekarang, sadar dan bertanggung jawab atas sifat otonominya, perasaan-perasaannya, pikiran-pikirannya dan tingkah lakunya.

Dalam situasi ini klien secara sadar dan bertanggung jawab memutuskan untuk “melepaskan” diri dari konselor, dan siap untuk mengembangan potensi dirinya.

TEKNIK KONSELING

• Prinsip Kerja Teknik Konseling Gestal Penekanan Tanggung Jawab Klien,

konselor menekankan bahwa konselor bersedia membantu klien tetapi tidak akan bisa mengubah klien, konselor menekankan agar klien mengambil tanggung jawab atas tingkah lakunya.

• Orientasi Sekarang dan Di Sini

Konselor tidak merekonstruksi masa lalu atau motif-motif tidak sadar, tetapi memfokuskan keadaan sekarang

Masa lalu hanya dalam kaitannya dengan keadaan sekarang

Konselor tidak bertanya dengan pertanyaan “mengapa”.

• Orientasi Eksperiensial konselor meningkatkan kesadaran klien

tentang diri sendiri dan masalah-masalahnya, sehingga klien mampu mengintegrasikan kembali dirinya: klien mempergunakan kata ganti personal klien mengubah kalimat pertanyaan menjadi pernyataan klien mengambil peran dan tanggung jawab klien menyadari bahwa ada hal-hal positif dan/atau negative pada diri atau tingkah lakunya

• Teknik-teknik Konseling Gestal

Permainan Dialog Teknik ini dilakukan dengan cara klien

dikondisikan untuk mendialogan dua kecenderungan yang saling bertentangan, yaitu kecenderungan top dog dan kecenderungan under dog, misalnya :

kecenderungan orang tua lawan kecenderungan anak

Kecenderungan “anak baik” lawan kecenderungan “anak bodoh”

Kecenderungan bertanggung jawab lawan kecenderungan masa bodoh

Kecenderungan otonom lawan kecenderungan tergantung

Kecenderungan kuat atau tegar lawan kecenderungan lemah

Melalui dialog yang kontradiktif ini, menurut pandangan Gestalt pada akhirnya klien akan mengarahkan dirinya pada suatu posisi di mana ia berani mengambil resiko

Penerapan permainan dialog ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik “kursi kosong”.

• Latihan Saya Bertanggung Jawab

Teknik untuk membantu klien agar mengakui dan menerima perasaan-perasaannya dari pada memproyek-sikan perasaannya itu kepada orang lain.

Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk membuat suatu pernyataan dan kemudian klien menambahkan dalam pernyataan itu dengan kalimat : “...dan saya bertanggung jawab atas hal itu”.

Misalnya :

“Saya merasa jenuh, dan saya bertanggung jawab atas kejenuhan itu”

“Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan sekarang, dan saya bertanggung jawab ketidaktahuan itu”.

“Saya malas, dan saya bertanggung jawab atas kemalasan itu”.

Meskipun tampaknya mekanis, tetapi menurut Gestalt akan membantu meningkatkan kesadaraan klien akan perasaan-perasaan yang mungkin selama ini diingkarinya.

• Bermain Proyeksi

Proyeksi :Memantulkan kepada orang lain perasaan-

perasaan yang dirinya sendiri tidak mau melihat atau menerimanya

Mengingkari perasaan-perasaan sendiri dengan cara memantulkannya kepada orang lain

Sering terjadi, perasaan-perasaan yang dipantulkan kepada orang lain merupakan atribut yang dimilikinya

Dalam teknik bermain proyeksi konselor meminta kepada klien untuk mencobakan atau melakukan hal-hal yang diproyeksikan kepada orang lain.

• Teknik Pembalikan

Gejala-gejala dan tingkah laku tertentu sering kali mempresentasikan pembalikan dari dorongan-dorongan yang mendasarinya

Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk memainkan peran yang berkebalikan dengan perasaan-perasaan yang dikeluhkannya.

Misalnya :

Konselor memberi kesempatan kepada klien untuk memainkan peran “ekshibisionis” bagi klien pemalu yang berlebihan

• Tetap dengan Perasaan

Teknik ini dapat digunakan untuk klien yang menunjukkan perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan dan ia sangat ingin menghindarinya

Konselor mendorong klien untuk tetap bertahan dengan perasaan yang ingin dihindarinya itu.

Kebanyakan klien ingin melarikan diri dari stimulus yang menakutkan dan menghindari perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan

Dalam hal ini konselor tetap mendorong klien untuk bertahan dengan ketakutan atau kesakitan perasaan yang dialaminya sekarang dan mendorong klien untuk menyelam lebih dalam ke dalam tingklah laku dan perasaan yang ingin dihindarinya itu.

Untuk membuka dan membuat jalan me-nuju perkembangan kesadaran perasaan yang lebih baru :

tidak cukup hanya mengkonfron- tasi dan menghadapi perasaan- perasaan yang ingin dihindarinya

membutuhkan keberanian dan pengalam-an untuk bertahan dalam kesakitan pera-saan yang ingin dihindarinya itu.

Kelebihan terapi Gestalt

• Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa lampau yang relevan ke saat sekarang.

• Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan pesan-pesan tubuh.

• Terapi Gestalt menolak mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan untuk tidak berubah.

• Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada klien untuk menemukan makna dan penafsiran-penafsiran sendiri.

KETERBATASAN PENDEKATAN

1. Pendekatan gestalt cenderung kurang memperhatikan faktor kognitif

2. Pendekatan gestalt menekankan tanggung jawab atas diri sendiri,

tetapi mengabaikan tanggung jawab pada orang lain

3. Menjadi tidak produktf bila penggunaan

teknik-teknik gestalt dikembangkan

secara mekanis

4. Dapat terjadi klien sering bereaksi

negatif terhadap sejumlah teknik

gestalt karena merasa dirinya

dianggap anak kecil atau orang bodoh.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH