GERD - Mega

32
Pembimbing: dr. Agoes Kooshartoro, Sp.PD Mega Melita 112014218 Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Simpangan Depok Periode 6 Juli – 12 September 2015 GASTROESOFAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)

description

makalah

Transcript of GERD - Mega

Pembimbing: dr. Agoes Kooshartoro, Sp.PD

Mega Melita112014218

Kepaniteraan Ilmu Penyakit DalamRumah Sakit Simpangan Depok

Periode 6 Juli – 12 September 2015

GASTROESOFAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)

Definisi GERD• suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks

kandungan lambung ke dalam esofagus yang menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu di esofagus maupun ekstra-esofagus dan/atau komplikasi

Epidemiologi• Sudah sejak lama prevalensi GERD di Asia dilaporkan lebih rendah

dibandingkan dengan di negara-negara Barat. Namun, banyak penelitian pada populasi umum yang baru-baru ini dipublikasikan menunjukkan kecenderungan peningkatan prevalensi GERD di Asia (Jung, 2011).

LES• Esofagus dan gaster dipisahkan oleh suatu zona

tekanan tinggi (high pressure zone) yang dihasilkan oleh kontraksi lower esophageal sphincter (LES).

Anatomi esofagus – LES - gaster

Gaster - LES

• Pada individu normal, pemisah ini akan dipertahankan kecuali pada saat sendawa atau muntah. Aliran balik dari gaster ke esofagus melalui LES hanya terjadi apabila tonus LES tidak ada atau sangat rendah (<3 mmHg).

Etiologi dan patogenesis

• Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya GERD.

Mekanisme GERD

• Refluks gastroesofageal pada pasien GERD terjadi melalui 3 mekanisme :

1). Refleks spontan pada saat relaksasi LES tidak adekuat2). Aliran retrograd yang mendahului kembalinya tonus LES setelah menelan3). Meningkatnya tekanan intra abdomen.

Bahan refluksat non-acid

• Dalam keadaan di mana bahan refluksat bukan bersifat asam atau gas (non acid reflux), timbulnya gejala GERD diduga karena hipersensitivitas viseral

Siapa yang berisiko?

• Pasien dengan riwayat PPOK/Asma Bronkiale terapi theofilin tonus LES menurun Risiko GERD meningkat

Gejala klinis GERD

• Nyeri epigastrium (heartburn)• NCCP (Non Cardiac Chest Pain)• Dispepsia, disfagia, odinofagia• Mual, rasa pahit di lidah dsb

Diagnosis GERD

• Beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis GERD adalah :

• endoskopi saluran cerna bagian atas,• pemantauan pH 24 jam, • tes Bernstein, • manometri esofagus, • sintigrafi gastroesofageal

Diagnosis GERD

Gejala klinis GERD (anamnesia dan

pemeriksaan fisik) endoskopi

Mucosal break (klasifikasi LOS ANGELES)

Tanpa mucosal break

DIAGNOSA KERJA : GERD

(GastroEsofageal Reflux Disease)

DIAGNOSA KERJA : NERD (Non Erosive

Reflux Disease)

Histopatologi (Biopsi)

Mucosal break esophagus

Tatalaksana GERD

• Non medikamentosa (modifikasi gaya hidup)• Medikamentosa• Terapi bedah

Non medikamentosa

• Modifikasi gaya hidup :1. Jangan tidur sehabis makan2. hindari makan saat malam hari3. Hindari makanan perangsang

asam (kopi, cabe dsb)4. Jangan merokok dan minum-

minuman beralkohol

prokinetik

• Metocloparamide• Domperidone• Cisapride• Penyebab tersering GERD adalah masalah

motilitas, namun kasus GERD tetap lebih efektif diberikan PPI

PPI

• Merupakan DOC (Drugs Of Choice) GERD.• Omeprazole• Lanzoprazole• Terapi inisial minimal 6-8 minggu tergantung

berat kasus dengan maintenance therapy 4 bulan

H₂RAs

• Sebagai penekan sekresi asam, golongan ini hanya efektif pada pengobatan esofagitis derajat ringan sampai sedang serta tanpa komplikasi.

(1) Simetidin (2) Ranitidin (3) Famotidin (4) Nizatidin

Terapi Bedah• Pembedahan antirefluks fundus lambung

dibungkus mengelilingi esofagus ( fundoplikasi).

• meningkatkan tekanan sfingter bagian bawah • terjadi striktur yang berulang.• Resisten terapi medikamentosa

endoskopi

• Endoskopi merupakan pemeriksaan baku untuk diagnosis GERD.

• Endoskopi dilakukan untuk mencari mucosal break (lesi mukosa esofagus)

Terima kasih