Gerakan Sayang Ibu

4
GERAKAN SAYANG IBU Rumah sakit Palang Biru Kutoarjo berawal dari rumah sakit bersalin. Kepercayaan masyarakat terhadap RS Palang Biru sebagai rumah sakit bersalin masih besar. Dengan perjalanan waktu keberadaan RS Palang Biru Kutoarjo sebagai rumah sakit bersalin memudar. Ini disebabkan karena : 1. Banyaknya bidan yang tersebar di desa – desa sehingga pertolongan persalinan normal tidak dilakukan di rumah sakit 2. Biaya persalinan di rumah sakit masih dianggap tinggi oleh beberpa orang 3. Pelayanan terhadap ibu hamil tidak tuntas karena oleh suatu sebab ibu yang melahirkan masih harus dirujuk ke RS bersalin di Purworejo, sehingga kepercayaan masyarakat menurun 4. Banyaknya pondok bersalin serta RS bersalin yang tumbuh disekitar Kutoarjo 5. Persaingan yang kurang sehat diantara RS didaerah Purworejo Ini adalah PR ( pekerjaan rumah ) kita bersama, bagaimana pelayanan terhadap ibu hamil tetap diminati dan dipercaya oleh masyarakat Kutoarjo dan sekitarnya. Hal – hal yang dapat kita lakukan adalah : 1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap RS palang Biru Kutoarjo dengan cara : a. Memperbaiki sistem pelayanan yang sudah ada, misalnya : konsultasi dengan dokter kandungan bila ada kasus sulit, lebih selektif dalam melakukan rujukan pasien ( bila betul – betul tak dapat ditolong di RS Palang Biru ) b. Meningkatkan mutu pelayanan kita, : pelayanan yang ramah, pemberian informasi yang akurat, mengusahakan pelayanan yang cepat c. Membuat inovasi baru yang mendukung pelayanan, mialnya : foto bayi dan ucapan selamat, pengurusan akte kelahiran 2. mengkuti program – program pemerintah, misalnya : mengusahakan gerakan sayang ibu di rumah sakit 3. Menambah pengetahuan tentang persalinan misalnya : melakukan APN ( asuhan persalinan normal ) dan PONET di rumah sakit supaya kita tidak dianggap ’kuno ’ 4. Menekan biaya persalinan normal ,misalnya dengan memberlakukan paket persalinan bagi setiap persalinan normal

description

GSI

Transcript of Gerakan Sayang Ibu

GERAKAN SAYANG IBU

Rumah sakit Palang Biru Kutoarjo berawal dari rumah sakit bersalin. Kepercayaan masyarakat terhadap RS Palang Biru sebagai rumah sakit bersalin masih besar. Dengan perjalanan waktu keberadaan RS Palang Biru Kutoarjo sebagai rumah sakit bersalin memudar. Ini disebabkan karena :

1. Banyaknya bidan yang tersebar di desa desa sehingga pertolongan persalinan normal tidak dilakukan di rumah sakit

2. Biaya persalinan di rumah sakit masih dianggap tinggi oleh beberpa orang

3. Pelayanan terhadap ibu hamil tidak tuntas karena oleh suatu sebab ibu yang melahirkan masih harus dirujuk ke RS bersalin di Purworejo, sehingga kepercayaan masyarakat menurun

4. Banyaknya pondok bersalin serta RS bersalin yang tumbuh disekitar Kutoarjo

5. Persaingan yang kurang sehat diantara RS didaerah Purworejo

Ini adalah PR ( pekerjaan rumah ) kita bersama, bagaimana pelayanan terhadap ibu hamil tetap diminati dan dipercaya oleh masyarakat Kutoarjo dan sekitarnya. Hal hal yang dapat kita lakukan adalah :

1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap RS palang Biru Kutoarjo dengan cara :

a. Memperbaiki sistem pelayanan yang sudah ada, misalnya : konsultasi dengan dokter kandungan bila ada kasus sulit, lebih selektif dalam melakukan rujukan pasien ( bila betul betul tak dapat ditolong di RS Palang Biru )b. Meningkatkan mutu pelayanan kita, : pelayanan yang ramah, pemberian informasi yang akurat, mengusahakan pelayanan yang cepat

c. Membuat inovasi baru yang mendukung pelayanan, mialnya : foto bayi dan ucapan selamat, pengurusan akte kelahiran

2. mengkuti program program pemerintah, misalnya : mengusahakan gerakan sayang ibu di rumah sakit

3. Menambah pengetahuan tentang persalinan misalnya : melakukan APN ( asuhan persalinan normal ) dan PONET di rumah sakit supaya kita tidak dianggap kuno 4. Menekan biaya persalinan normal ,misalnya dengan memberlakukan paket persalinan bagi setiap persalinan normal

5. Membina hubungan baik dengan bidan sekitar dengan cara ikut serta pertemuan IBI secara teratur

Pada kesempatan ini kami mengajak kepada para dokter umum dan bidan yang melakukan pertolongan persalinan di RS Palang Biru Kutoarjo untuk ikut serta dalam GERAKAN SAYANG IBU ( MOTHER FRENDLY )di RS yang kita cintai ini. Dibawah ini kami berikan gambaran tentang tindakan serta perlakuan yang perlu dilakukan untuk mendukung gerakan sayang ibu. Juga kami kemukakan tindakan - tindakan yang sudah biasa kita lakukan tetapi menurut penelitian para ahli tidak perlu dilakukan, bahkan membahayakan atau menyebabkan trauma dan infeksi.SAYANG IBU ( MOTHER FRENDLY )

Apa yang dimaksud dengan sayang ibu ?

Cara yang paling mudah untuk menjawab pertanyaan itu adalah dengan menanyakan kepada diri kita sendiri ;

Asuhan persalinan yang saya inginkan bila saya melahirkan ? atau Asuhan persalianan seperti ini yang saya inginkan untuk keluarga saya yang sedang hamil ?

TINDAKAN HARUS YANG DILAKUKAN UNTUK ASUHAN SAYANG IBU :

1. Pendamping persalinan( suami, ibu, saudara wanita atau keluarga lain ) diperkenankan intuk mendampingi ibu selama proses persalinan bila ibu menginginkan.

2. Kontak segera antara ibu dan bayi serta pemberian ASI harus dianjurkan untuk segera dikerjakan

3. Kebersihan selama proses persalinan harus selalu dilakukan.

4. Penolong persalinan harus bersikap sopan dan penuh pengertian5. Proses persalinan harus dijelaskan kepada ibu dan anggota keluarga

6. Penolong persalinan harus mau mendengarkan dan memberi jawaban atas keluhan maupun kebutuhan ibu

7. Penolong persalinan harus fleksibel dalam menentukan pilihan tindakan asal keselamatan ibu terjamin

8. Tindakan tindakan yang secara tradisional sering dilakukan dan sudah terbukti tidak berbahaya harus diperbolehkan untuk dikerjakan

9. Ibu harus diberikan privasi bila mereka menginginkannya

10. Tindakan tindakan medik yang rutin dikerjakan dan ternyata tidak perlu harus dihindari ( episiotomi, pencukuran rambut pubis, klisma, kateterisasi )

11. Rawat gabung dan pemberian ASI sesuai kebutuhan merupakan hal yang harus dianjurkan

12. Asuhan pada bayi baru lahir yang sesuai harus dikerjakan termasuk fasilitas untuk resusitasi

13. Edukasi kepada ibu dan anggota keluarga harus dilakukan, meliputi :

a. kebutuhan akan gizi yang cukup serta istirahat yang cukup bagi ibu setelah melahirkan

b. keluarga dianjurkan untuk mengunjungi dan mensyukuri kelahiran si bayi

c. pendidikan terhadap perawatan bayi serta perawatan ibu habis melahirkan

d. konseling KB

Asuhan persalinan sayang ibu saat KALA I PERSALINAN :

1. Dukungan emosional

Libatkan suami atau anggota keluarga yang lain dalam proses persalinan. Penolong persalinan tetap tenang. Berikan jawaban terhadap keluhan ibu saat melahirkan.

2. pengaturan posisi

Ibu boleh jalan jalan saat fase laten. JANGAN TIDUR TELENTANG karena dapat menekan A. Abdominalis di bagian dorsal uterus sehinga menurunkan suplay darah ke janin.

3. Cairan

Anjurkan ibu untuk minum yang cukup. Kekurangan cairan dapat menyebabkan his yang buruk

4. kebersihan

Anjurkan ibu untuk mandi sebelum persalinan kala I aktif. Penolong persalinan melakukan cuci tangan sesering mungkin.

5. Buang air besar

Anjurkan ibu untuk buang air besar sebelum prose persalinan.

Klisma hanya boleh dilakukan bila :

a. mengalami kontipasi

b. kepala bayi sudah engaged

6. buang air kecil

Anjurkan ibu untuk buang air kecil tiap 2 jam. Kateterisasi dilakukan bila perlu

Asuhan persalinan sayang ibu saat KALA II PERSALINAN :1. Anjurkan suami atau ibu dari wanita tersebut untuk mendampingi selama persalinan

2. Berikan dorongan dan besarkan hati ibu

3. posisi setengah duduk adalah paling baik ( tidak menekan aorta Abdominalis )

4. Biarkan ibu istirahat diantara His dan berikan minim jika menginginkan

5. berikan pujian bila saat meneran terjadi penurunan kepala

6. Informasikan temuan klinis kepada ibu dan pendamping persalinan

7. Komunikasikan keputusan klinis yang akan diambil kepada ibu dan pendamping

KEBIASAAN YANG LAZIM DILAKUKAN TETAPI TIDAK MENOLONG BAHKAN MEMBAHAYAKAN :

KALA I :

1. Enema ( lavement ) secara rutin

2. mencukur rambut daerah pubis

3. Kateterisasi sebagai tindakan rutin

4. Posisi telentang

5. Memisahkan ibu dengan orang orang yang berarti

KALA II :

1. Katheterisasi secara rutin

2. mendorong uterus dengan tangan

3. Mengedan dalam posisi telentang

4. Mengedan dengan menahan napas panjang

5. Episiotomi sebagai tindakan rutin

6. Memutar leher bayi

7. Menghisap lendir terlalu lama, dalam dan kuat

8. membiarkan bayi basah dan tidak diselimuti

9. Melakukan rangsangan taktil yang berlebihan

10. Memisahkan ibu dengan orang yang dicintai

KALA III :

1. Mendorong uterus sebelum placenta lahir

2. katetherisasi

3. tarikan tali pusat yang terlalu kuat

4. membiarkan placenta tetap berada dalam uterus

KALA IV :

1. Tampon vagina

2. Pemasangan gurita

3. memisahkan ibu dengan bayinya

Demikian gambaran kami tentang GERAKAN SAYANG IBU. Semoga dengan melakukan gerakan sayang ibu, kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan kita akan bertambah dan pasien kita juga bertambah.