GERAKAN ISLAM DARUL ARQOM (1968-1994 ......Selanjutnya pada tanggal 13 Mei 1969, terjadi pertikaian...
Transcript of GERAKAN ISLAM DARUL ARQOM (1968-1994 ......Selanjutnya pada tanggal 13 Mei 1969, terjadi pertikaian...
GERAKAN ISLAM DARUL ARQOM (1968-1994) PERSPEKTIF POLITIK
DI MALAYSIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh :
Ach. Fauzi
NIM. 1111022000024
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/1438 H
ABSTRAK
Malaysia adalah negara federasi yang terdiri atas tiga belas negara bagian dan
tiga wilayah persekutuan. Sejak kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957, agama Islam
memiliki peranan penting dalam perkembangan politik di Malaysia. Di penghujung
tahun 1969, terjadi serangkain peristiwa bentrokan etnis yang memaksa Tunku Abdul
Rahman mundur dari jabatannya. Selanjutnya Abdul Razak menerapkan kebijakan
yang memunculkan kritik dari gerakan Islam terhadap pemerintah. Kritik ini
ditunjukkan terhadap kebijakan pemerintah agar lebih sesuai dengan hukum Islam.
Gerakan Islam pada hakikatnya adalah gerakan yang bertujuan menegakkan
ajaran Islam, meskipun memiliki landasan berbeda. Gerakan Islam yang berkembang
di Malaysia, lebih kepada jalan dakwah menyampaikan ajaran Islam. Skripsi ini
mengungkap keberadaan gerakan Islam Darul Arqom di Malaysia yang berkembang
1970-1980. Pokok pembahasannya difokuskan kepada sejarah dan doktrin Darul
Arqom yang dinilai sesat oleh pemerintah Malaysia, karena dianggap bertentangan
dengan Islam yang telah dikukuhkan negara. Pemerintah melarang keberadaan
gerakan Darul Arqom dan membubarkannya, dan pemimpinnya ditahan di bawah ISA
(Internal Security Act).
Skripsi ini berdasarkan penelitian kepustakaan (library research), dengan
mengumpulkan data, menyusun atau mengklarifikasi data. Penulis juga melakukan
analisa yang berupa kritik sumber untuk menentukan bobot suatu data. Dapat
diketahui kemunculan Darul Arqom merupakan respon terhadap kondisi masyarakat
Malaysia yang sedang mengalami modernisasi. Darul Arqom ingin menerapkan pola
hidup masyarakat sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah. Mereka juga memegang kuat
keyakinan Mahdismenya serta amalan-amalan Aurad Muhammadiyah yang dijadikan
buku pegangannya. Darul Arqom mengecam keras sistem pemerintahan Malaysia
yang diimpor dari Barat, sehingga pemerintah memutuskan untuk melarang
keberadaan Darul Arqom di Malaysia.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan nikmat rahmat, hidayah dan taufiknya sehingga penulis bisa
menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan syarat untuk meraih gelar
sarjana dalam bidang Sejarah dan Peradaban Islam (SPI). Walaupun dalam
prosesnya penulis menyadari banyak kendala yang dihadapi. Tapi, atas idzin Allah
SWT, penulis mampu menyelesaikannya dengan penuh rasa syukur mendalam.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad SAW sebagai
Nabi akhir zaman, yang telah mengajak kita pada jalan kebenaran, sehingga
terhindar dari kesesatan, Nabi yang telah mengangkat kita dari kejahiliyahan hingga
kita mengenal ajaran Islam yang senantiasa dipegang teguh oleh Nabi dan para
sahabat, dan tabi’in..
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari
skrisi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dan bantuan serta motivasi semua
pihak yang telah membantu penulis. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terimakasih yang tak terhingga kepada segenap pihak yang telah menbantu. Semoga
Allah SWT membalas kebaikan mereka :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A. selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.
3. Nurhasan MA,g, Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab
dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Solikhadus Sa’diyah, M.Pd. selaku sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban
Islam yang telah dengan sabar mengurusi semua administrasi yang penulis
butuhkan
5. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA, dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya dengan penuh kesabaran untuk membimbing penulis dari awal
sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Segenap jajaran dosen dan karyawan Fakultas Adab dan Humaniora, yang telah
menyediakan dan memenuhi keperluan mahasiswa.
ii
7. Almarhumah Ibu Hani dan Bapak Suhri tercinta, yang selalu mendo’akan dan
mendidik serta kasih sayangnya yang tidak terbatas untuk kesuksesan penulis
dalam menuntut ilmu. Semoga mereka selalu dalam lindungan Allah SWT dan
semoga amal-amal baik almarhum diterima Allah SWT.
8. Kakak tercinta, Syahranto dan Jibto yang selalu mendo’akan dan tidak pernah
lelah memberikan nasehat kepada saya demi kesuksesan menuntut ilmu.
Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.
9. Kepada sahabat-sahabat seperjuangan saya di tempat rantauan, Sukiyanto,
Jailani, Alwi, Muzammil, Jihat, Kurdi, Jeri Munir, Lely Rahma, Ida Fatma
S.Sos. Kawan-Kawan SKI Taqiyudi, Ilham S.Hum, Mulyadin S.Hum, Egi
Sulhansyah, Ucok, Yudha, Fais Fikri Naufan, Humaedi dan semuanya yang
tidak dapat saya sebut satu persatu namanya, terimakasih atas dukungan dan
motivasinya.
10. Senior saya, Hasbullah S.Kom.I, Bapak Rasyit S.S,M.HI, Bapak Asari S.Th.I,
Ahmad Zaki S.Kom.I, Triwibowo S.Kom.I, Darwis FM S.Kom.I, Abdullah
Skom.I, Imam Samhadi, Alm Umi Farida, Imam Syafi’e. Kanda Rasyid Ridha,
Kanda Eric Haryadi.
Diakhir kata dari penulis, semoga segala motivasi, dukungan dan bantuan
terhadap penulis mendapat balasan yang berlimpah dan ridha Allah SWT. Amin Ya
rabbal Alamin
Jakarta, 14 Mei 2017
Ach. Fauzi
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.......................................................................... 5
C. Pembatasan Perumusan Masalah ....................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penulisan ....................................................... 6
E. Metode Penelitian ............................................................................. 6
F. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 8
G. Kerangka Teori .............................................................................. 10
H. Sistematika Penulisan ..................................................................... 11
BAB II GAMBARAN UMUM 1968-1994
A. Kerusuhan Rasial 1969 dan Implikasinya ....................................... 12
B. Kebijakan Ekonomi Baru ............................................................... 16
C. Kebangkitan Islam ......................................................................... 18
D. Kebijakan Islam Pemerintah .......................................................... 24
BAB III DARUL ARQOM : SEJARAH DAN DOKTRIN
A. Sejarah dan Perkembangan Darul Arqom ....................................... 32
B. Biografi Pendiri Darul Arqom ......................................................... 42
C. Ajaran Darul Arqom ...................................................................... 47
D. Sikap Politik Darul Arqom ............................................................. 53
BAB IV SIKAP REPRESIF PEMERINTAH TERHADAP DARUL
ARQOM
A. Darul Arqom Dimata Pemerintah ................................................... 57
B. Langkah Represi ............................................................................ 63
C. Reaksi Represi ............................................................................... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 75
B. Saran ............................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak masuk dan berkembangnya Islam di Malaysia, berbagai proses
Islamasi di negeri jiran tentu tidak terjadi begitu saja, namun ada proses ataupun
tahapan dan membutuhkan peran penting dalam negara baik itu organisasi-
organisasi keagamaan ataupun lembaga pendidikan untuk menyebarluaskan Islam
di tanah Malaysia. Sehingga syari’at Islam ditegakkan dengan baik dan benar.
Secara historis, Islam memang sudah menjadi bagian negara-negara
tradisional Malaysia, setidaknya dari zaman Kesultanan Malaka. 1 Kesultanan
Malaka merupakan permulaan suatu tradisi yang menjadi dasar pembentukan
budaya politik Melayu.2 Salah satu ciri khas dalam politik Malaysia adalah peran
Islam dalam politik Melayu. Malaysia merupakan federasi negara-negara bagian,
sebuah pemerintahan yang secara resmi bersifat pluralis dengan Islam sebagai
agama resmi, dan Islam serta kaum muslim menikmati kedudukan istimewa.
Perkembangan awal politik di Malaysia, Islam tidak pernah mendominasi
dunia politik Malaysia. Hal ini bisa dilihat pada UMNO (United Malay National
Organization). Partai ini tidak memberikan kesempatan kepada orang-orang non-
Melayu menjadi anggota, karena partai ini lebih berhaluan nasionalis. Disamping
itu, ada juga partai-partai politik lain yang lebih menggambarkan chauvinisme
(Kesetian terhadap tanah air secara berlebihan) Islam Melayu, sedangkan partai
yang menjadi oposisi utama pemerintah adalah PAS (Partai Islam Se-Malaysia).
Pada waktu pemilu pertama tahun 1952, UMNO mengadakan kerjasama dengan
organisasi-organisasi lain. Dari sinilah aliansi Multi etnis yang terdiri dari tiga
kelompok, yaitu partai Melayu UMNO, partai Cina (Malaya Chinese Association)
1 Wahyu Ilaihi & Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta: Kencana, 2007, h. 157 2 Muhammad Yusoff Hashim, Kesultanan Melayu Malaka, Kuala Lumpur: Mazizah Sdn
1989, h. xv
2
dan partai India MIC (Malaysian Indian Congress).3 Pada tahun 1970-an kelompok
ini diperluas menjadi BN (Barisan Nasional). 4 Tidak dapat dipungkiri aliansi
kelompok tersebut tidak bisa menghilangka ketegangan etnis agama, sehingga
menimbulkan perpecahan dan pertikaian, karena dari beberapa pihak merasa
kurang diuntungkan dan tidak diperlakukan secara adil.
Selanjutnya pada tanggal 13 Mei 1969, terjadi pertikaian ras Cina dan
Melayu. Peristiwa tersebut banyak menelan korban sehingga disebut-sebut sebagai
tragedi nasional. Meskipun dalam dekade sebelumnya terjadi serangkaian
peristiwa, namun tidak separah tahun 1969. Peristiwa tragis tersebut turut mewarnai
Malaysia di penghujung tahun 1960-an, sehingga hal tersebut juga mempengaruhi
stabilitas politik di Malaysia. Pertikaian yang didominasi oleh Cina dan Melayu ini,
dipicu oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah tindakan-tindakan provokasi
orang Cina yang memicu ketegangan, sehingga menimbulkan reaksi dari kelompok
mahasiswa-mahasiswa Melayu yang mendukung para politisi, tokoh masyarakat
dan semua elemen kekuatan orang Melayu untuk melakukan perlawanan.5 Memang
sebelumnya sudah sering terjadi gesekan antara aparat pemerintah Melayu dengan
pelajar dan kelompok pedagang non-Melayu.
Pada tahun 1970-an untuk memperbaiki ketimpangan ekonomi antara
masyarakat Melayu dan masyarakat lainnya, pemerintah Tunku Abdul Razak
menerapkan kebijakan New Economic Policy (NEP). Kebijakan yang lebih
dimaksudkan untuk membela kepentingan masyarakat Melayu dengan
mewujudkan hak-hak istimewa mereka ini merupakan rencana pembangunan sosio-
ekonomi 22 tahun untuk urbanisasi, industrialisasi, modernisasi Malaysia dan untuk
mengurangi ketidakadilan antara ras (Inter-racial inequality) dalam pendapatan dan
kesempatan ekonomi lainnya.6
3 John L Esposito, Identitas Islam Pada perubahan Sosial-politik, Terj. Jakarta : PT
Bulan Bintang, 1986, h. 249 4 John L, Identitas Islam Pada perubahan Sosial-politik, h. 247 5 Sudarnoto Abdul Hakim, “Anwar Ibrahim tentang Masyarakat Multiras: Problem dan
Solusi, Jurnal Mimbar Agama & Budaya”. Volume XIX, No. 3, (2002): h. 228 6 Sudarnoto, Anwar Ibrahim, h. 229
3
NEP sebagai rancangan pembangunan ekonomi ke depan justru memicu
munculnya kelompok Islam yang mengkritik kecenderungan kelompok nasionalis.
Mereka menuntut ditegakkannya moralitas dalam praktek kekuasaan. Kelompok ini
memandang bahwa melalui NEP, pemerintah sekuler UMNO hanya menekankan
pada kemajuan-kemajuan material, mensosialisasikan nilai-nilai materialistik di
tengah-tengah kehidupan Melayu Muslim. 7 Hal itu juga mendorong gerakan
kebangkitan Islam di Malaysia.
Kemunculan gerakan Islam tersebut tentunya juga mendapat tanggapan dari
pemerintah. Pemerintah menilai munculnya gerakan tersebut sebagai radikalisme
dan oposisi, meskipun tidak semuanya. Pemerintah menerapkan kebijakan yang
melarang kelompok ataupun partai yang membawa ajaran Songsang 8 anti
pemerintah, anti sistem, dan pemerintah tidak segan-segan melakukan
pembersihan.9
Pada tahun 1979 berkembang suatu gerakan dakwah Islam yang aktif di
semenanjung Malaysia dengan berbagai macam organisasi dakwah. Organisasi itu
adalah : ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia), PERKIM (perkumpulan pemeluk
baru agama Islam), Darul Arqom kelompok cendikiawan agama yang berorientasi
kearah hidup bersama dalam komune, dan Jamaatul Tabligh India.10 Salah satunya
yang akan penulis teliti ialah Darul Arqom. Namun pada tahun 1980, menurut
7 Sudarnoto, h. 231 8 Istilah ini dipakai untuk menidentifikasikan kelompok-kelompok kultus (penghormatan
yang berlebih-lebihan terhadap seseorang), mempromosikan visi-visi Islam anti sistem, mengancam
harmoni komunal, atau menganut aliran non-sunni. Di Indonesia gerakan ini didefinisika sempalan
oleh beberapa sumber. Sempalan adalah aliran yang dianggap ‘Aneh’ menyimpang dari aqidah,
ibadah, amalan atau pendirian mayoritas ummat, lihat : Rusmin Ridho M.Si, Antropologi Agama,
Jakarta : 2015, h. 68 cet-1. Martin Van Bruinessen dalam artikelnya juga menyembutkan tentang
gerakan ”Sempalan”, dianggap sempalan karena mereka merupakan minoritas yang secara sengaja
memisahkan diri dari mayoritas ummat. Gerakan ini seringkali merupakan penolakan faham
dominan dan sekaligus merupakan protes sosial atau politik, lihat : Martin van Bruinessen, Gerakan
Sempalan di kalangan Umat Islam Indonesia, 2015 (Online), (http://www.hum.uu.nl/ diakses pada
tanggal 25 September 2015) 9 Julie, Umat Bergerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia, Malaysia, dan Turki. h
184 10 John L, Identitas Islam Pada Perubahan Sosial-Politik, h. 259
4
survei pemerintah Malaysia ada kira-kira 40 gerakan dakwah Songsang di
Malaysia dengan jumlah anggota diperkirakan 30,000.11
Berbicara mengenai gerakan Darul Arqom merupakan suatu hal menarik,
apalagi dalam konteks keislaman di Malaysia. Kelompok yang dipelopori oleh
Ashaari Muhammad ini dengan gencar mengkritik pemerintah yang mengikuti
sistem Barat. Darul Arqom menawarkan pola hidup yang didasarkan pada prinsip
Islam. Mengenai sistem politik, Darul Arqom mempunyai sikap dan pendekatan
tersendiri. Menurut Darul Arqom, menegakkan Islam tanpa harus mengikuti sistem
politik modern yang berasaskan Pemilihan Umum. Sebab, hal itu diimpor dari Barat
dan diciptakan orang, non-Muslim.
Gerakan Islam Darul Arqom di Malaysia berkembang cukup signifikan,
sebab dalam tempo yang sangat singkat, bahkan mampu melebarkan sayapnya
sampai ke Asia, Eropa dan Timur Tengah. Organisasi ini ada kaitan (setidak-
tidaknya terinspirasi) dengan gerakan dakwah Jamaah Tabligh. Pendekatan Arqam
dalam berdakwah hampir seperti Jamaah Tabligh dakwahnya halus dan anti
kekerasan. Sejarah awal munculnya Darul Arqom dari Majelis Ta’lim atau
kelompok pengajian kecil di Kuala Lumpur yang dibentuk pada tahun 1968. Karena
situasi pengajian yang sederhana di tengah ibukota negara yang gemerlapan, maka
timbullah ide untuk menamakan Majlis Ta’lim tersebut dengan nama Darul
Arqom. 12 Sumber lain juga menyebutkan, nama Darul Arqom dicetuskan oleh
Ustadz Zakaria Ansari yang kemudian diterima oleh Ashaari Muhammad.
Setelah berkembang pesat pemerintah Malaysia mengeluarkan kebijakan
yang melarang gerakan Darul Arqom. Darul Arqom dituduh telah melatih
pasukan rahasia dan kultuisme-nya (pemujaan) yang semakin kuat terhadap
Muhammad Suhaimi. Meskipun Darul Arqom tidak melakukan kekerasan, tetapi
Darul Arqom tetap dilarang dengan alasan gerakan berbahaya. Secara kontroversial
11 Julie, Umat Bergerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia, Malaysia, dan Turki,
h. 186 12 Taufik Abdullah (Ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, Jakarta: PT Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2002, h. 336
5
Darul Arqom dilarang pada tahun 1994 dan banyak anggotanya yang ditangkap di
bawah ISA (Internal Security Act/Akta Keselamatan Dalam Negeri).
Tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai Darul Arqom di Malaysia,
penulis mencoba menelusuri lebih dalam lagi gerakan ini dengan judul " Gerakan
Islam Darul Arqom Pada Tahun (1968-1994 ) Dalam Perspektif Politik Malaysia
". Penting bagi penulis untuk meneliti kelompok Darul Arqom yang dilatar
belakangi oleh beberapa faktor : Pertama penulis ingin mengetahui sejarah
kemuculan dan perkembangannya, sebab dalam tempo yang sangat singkat Darul
Arqom sudah berkembang sangat signifikan. Kedua Darul Arqom mempunyai andil
besar dalam dunia keislaman di Malaysia, seperti pendidikan dan perekonomian
masyarakat, tetapi di sisi lainya pemerintah menekan kelompok ini.
B. Identifikas Masalah
1. Peranan Ashaari Muhammad dalam membentuk Darul Arqom
2. Peran signifikan Darul Arqom di Malaysia dalam mendakwahkan Islam.
3. Kebijakan yang diterapkan pemerintah juga merupakan salah satu faktor,
kemunculan gerakan Islam Darul Arqom di Malysia`
4. Pandangan Darul Arqom terhadap kebijakan yang diterapkan pemerintah,
serta langkah Darul Arqom dalam menyikapinya.
5. Langkah pemerintah Malaysia dalam menerapkan kebijakan juga menuai
kritik dari kelompok Islam.
6. Sebagai antisipasi pemerintah menerapkan kebijakan yang melarang gerakan
Islam yang beraliran songsang.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
a. Pembatasan Masalah
Agar penelitian tidak meluas, maka penulis akan membatasi masalah ini pada
“ Sejarah dan Doktrin Darul Arqom dan Sikap Represif Pemerintah “
b. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis akan merumuskan
yang akan menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana sejarah dan doktrin Darul Arqom?
2. Mengapa pemerintah represif terhadap gerakan Islam Darul Arqom?
6
D. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
Sesuai dengan judul dan rumusan masalah skripsi ini, maka yang menjadi
tujuan dari penelitian ini, adalah :
1. Untuk mengetahui dinamika gerakan Islam Darul Arqom di Malaysia.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah represif pemerintah Malaysia terhadap
Darul Arqom dan apa implikasinya yang ditimbulkan.
Adapun yang menjadi kegunaan penelitian skripsi ini :
1. Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis mengenai Islam di
Malaysia khususnya Darul Arqom.
2. Diharapkan mendorong riset lanjutan tentang Malaysia, secara khusus bagi
mahasiswa konsentrasi Asia Tenggara.
3. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi
pembaca secara umum dalam menyikapi gerakan keagamaan di indonesia.
E. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah, yaitu
merekontruk masa lalu dari objek yang diteliti. Sebagai langkah awal adalah
mencari bahan dan pengumpulan data untuk dianalisa dan dijadikan sebagai sebuah
tulisan sejarah. Penulis merasa kesulitan dalam mencari sumber dan informasi yang
berkaitan dengan Darul Arqom karena dilarang beredar oleh pemerintah Malaysia.
Tetapi penulis beruntung menemukan data dari internet yang ditulis oleh Ashaari
Muhammad maupun orang terdekatnya, termasuk istrinya sendiri. Selain itu penulis
juga mendapatkan data-data berupa dokumen lokal. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan tehnik kepustakaan (Library Research) yaitu suatu metode yang
dilakukan dengan mengumpulkan data-data dan bahan-bahan yang diambil dari
buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Untuk memperoleh
data otentik maka penulis mengggunakan kepustakaan (Library Research) dengan
metode:
a. Heuristik, pencarian sumber data, pertama tentu saja yang dicari adalah sumber
primer, ditambah dengan data-data sekunder yang berada diperpustakan
ataupun sumber online yang berkaitan dengan Darul Arqom di Malaysia.
7
Hasil penelusuran, penulis hanya memperoleh sumber tertulis. Sumber-
sumber tersebut yang berkaitan dengan masalah yang diteliti baik berupa buku,
jurnal, dokumen, surat-surat dan artikel yang berhubungan dengan masalah ini.
Data diperoleh melalui perpustakaan yaitu perpustakaan utama UIN Syarif
Hidayatullah, perpustakaan Pasca Sarjana, perpustakaan Fakultas Adab dan
perpustakaan lain di daerah Ciputat, serta dari pengumpulan informasi dari
jurnal, dan surat-surat, artikel, koran ataupun yang dapat diakses melalui
internet.
b. Sumber-sumber data tersebut terdiri dari data kepustakaan dan internet yang
berbentuk dokumen, buku-buku, Ebook, artikel, majalah, journal, koran, surat
kabar.
c. Jenis data dibagi menjadi dua, primer dan sekunder. Data primer, adalah suatu
dokumen yang ditulis sendiri atau orang terdekat dan orang yang terlibat atau
menyaksikan langsung (saksi pandangan mata).13 Sumber sekunder diperoleh
siapapun yang bukan merupakan saksi pandangan mata, yakni seseorang yang
tidak terlibat pada saat peritiwa. 14 Sumber primer yang penulis gunakan
berbentuk buku yang berjudul “Inilah Pandanganku”15 tulisan istri Ashaari
Muhammad ataupun buku-buku yang lain karangan orang terdekatnya. Selain
itu, penulis juga menggunakan sumber primer lain yang berbentuk dokumen,
surat edaran dan surat keputusan pemerintah yang berupa “fatwa” 16 , serta
didukung dengan data-data sekunder dalam bentuk buku, artikel, journal dan
surat kabar dari hasil penelusuran di perpustakaan dan internet.
d. Analisa data yaitu mengadakan kritik terhadap sumber data yang sudah
terkumpul. Kritik interen untuk mengetahui kredibilitas sebuah data,17 karena
13 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah. Terj. Jakarta : UI Press, 1975, h. 113 14 Louis, Mengerti Sejarah, h. 35 15 Ashaari Muhammad, Inilah Pandanganku, Kuala Lumpur : Penerangan Al Arqom, 1988.
Cet-1 16 Tan Sri Dato’ Seri Ahmad Sarji Bin Abdul Hamid, Larangan Terhadap Penglibatan
Pegawai-pegawai Awam Dan Agensi-agensi Kerajaan Dalam Aktiviti-aktiviti Yang Berkaitan
Dengan Al-Arqom. 1994, (Online), (www.parlimen.gov.my/files/hindexs/pdf/dr-06051996.pdf
diakses pada tanggal 15 Juni 2015 jam 13:36) 17 Louis, Mengerti Sejarah, h. 59
8
setiap data diperoleh memiliki bobot nilai yang berbeda. Kritik interen untuk
melakukan perbandingan antara sumber yang satu dengan yang lain terkait isi
sumber.
Selanjutnya adalah membaca secara detail setiap sumber sejarah yang
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Setelah itu mengadakan penilaian
bentuk dengan membandingkan data beserta artinya, kemudian dikelompokkan
dan meyeleksi data-data untuk mencari keakuratanya, agar mendukung
terhadap penyelesaian masalah.
e. Setelah berjuang keras mengumpulkan, melakukan kritik sumber dan
menganalis fakta-fakta hasil temuan tahap berikutnya adalah penyusunan dalam
bentuk tulisan sejarah, dengan merekontruksi fakta-fakta hasil temuan penulis.
Penulisan ini secara deskriptif analisis dan sistematik yang telah direncanakan
dalam skripsi ini. Prosesnya terbagi ke beberapa tahap dari penentuan judul,
pencarian masalah dan mengumpulkan bahan-bahan hingga melakukan proses
seperti yang telah direncnakan. Mulai dari konsultasi ke dosen pembimbing,
melakukan perbaikan sehingga penulisan dalam bentuk skripsi.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam kaitannya dengan skripsi ini, tak banyak sumber yang bisa penulis
temukan misalnya dalam bentuk Tesis dan Disertasi yang membahas tentang Darul
Arqom. Kalaupun ada, sepanjang pengetahuan penulis hanya beberapa karya
penelitian dan buku-buku, itupun penulisnya tidak memfokuskan kajiannya
terhadap Darul Arqom dari sisi aktivitas keagamaan. Berikut informasi beberapa
karya yang terkait:
1. Disertasi “Dakwah Islam Dalam Perspektif Ashaari Muhammad” yang disusun
oleh A Tasman Ya’cub, Sekolah Pasca Sarjana. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2006. Setelah penulis baca disertasi ini memfokuskan pada
aktivitas dakwah Ashaari Muhammad di Malaysia dan konsep dakwah dalam
pandangan Ashaari Muhammad untuk memperjuangkan Islam, sehingga
perkembangan Darul Arqom di Malaysia sangat signifikan. Di sisi lainnya
disertasi ini hanya sebatas mengulas tentang dakwah, tidak berbicara lebih
9
spesifik mengenai sejarah dan doktrin Darul Arqom. Meskipun sedikit
mengulas tentang sejarahnya namun tidak secara mendalam.18
2. Buku yang berjudul “Pemikiran Islam di Malaysia Sejarah dan Aliran”
karangan Abdullah Rahman yang membahas tentang aliran-aliran keagamaan
di Malaysia termasuk Darul Arqom. Buku ini membahas tiga aliran besar di
Malaysia yaitu Tradisonalisme, Modernism, Reformisme. Dalam buku ini,
Darul Arqom digambarkan sebagai aliran Neo-Tradisionalisme, aliran yang
ikut terlibat dalam aktivitas sosial, ekonomi dan politik. Buku ini menjelaskan,
kemunculan aliran seperti Darul Arqom lebih sebagai reaksi terhadap aliran
reformis, namun lebih bersifat progresif.19
3. Buku yang berjudul “ Malaysia Daulah Pemuda Bani Tamim ” yang disusun
oleh Dr Ahmad Abdul Hamid. Buku ini membahas tentang sosok pemimpin
yang ditunggu-tunggu, pemimpin tersebut akan membawa kesejahteraan dan
akan menggantikan kedzaliman tidak jauh beda seperti zaman kekhalifahn
Umar Bin Khattab rakyat akan makmur. Azhari mencirikan pemimpin yang
ditunggu itu pemuda bani tamim yang menurutnya akan muncul dari timur.
Sama halnya dengan kepercayaan orang-orang Syiah tentang kemunculan al-
Mahdi, cuma bedanya Azhari mencirikan sosok tersebut kepada pumuda Bani
Tamim.20
4. Buku Mejar Abu Dzar yang berjudul “ Taqwa Menurut Ashaari Muhammad ”
yang diterbitkan pada tahun 2001. Buku ini mencoba menjelaskan tentang
definisi taqwa, syarat taqwa dan rukun taqwa. Ia memberikan pandangan
tentang taqwa yang sudah disalah artikan, sebagian ulama memandang taqwa
hanya sebatas untuk meraih akhirat. Taqwa dalam pandangan Ashaari
Muhammad adalah untuk meraih dunia dan akhirat. Lewat buku ini Azhari
18 Tasman Ya’cub, Dakwah Islam Dalam Perspektif Ashaari Muhammad, Disertasi Program
Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2006 19 Abdul Rahman Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan Aliran, Jakarta:
Gema Insani Press, 1997 20 Dr Ahmad Fauzi Abdul Hamid, Malaysia Daulah Pemuda Bani Tamim, Slagor Malaysia
: Penerbit Minda Ihkwan. 1999
10
mengemukan perlunya membumikan kembali arti taqwa yang sebenarnya
sebagai syarat landasan ummat Islam.21
G. Kerangka Teori
Studi ini menggunakan pendekan gerakan Millenarianism yang dikemukakan
Sartono Kartodirdjo. Millenarianisme adalah gerakan keagamaan yang menyakini
datangnya Mesias atau utusan yang akan membawa transformasi besar bagi
kehidupan masyarakat. Mereka juga meyakini datangnya seorang Juru Selamat,
Imam Mahdi atau Mesias yang akan membangun zaman yang ideal. Disebut
gerakan keagamaan karena banyak gerakan sosial, termasuk kerusuhan,
pemberontakan, dan sektarisme, yang mana gejala tersebut pada umumnya
cenderung berhubungan dengan gerakan-gerakan yang diilhami oleh agama atau
menggunakan cara agama untuk mencapai tujuan mereka.22
Menurut Sartono, gerakan-gerakan keagamaan pada umumnya menyandang
watak reaksi total, yaitu menolak kehadiran Eropa. 23 Penggunaan Ide-ide
Millenarianisme menolak pengaruh Barat dan menyatakan perlawanan terhadap
penguasa yang dianggap telah terpengaruh oleh Barat. Keyakinan terhadap Mesias
membangkitkan semangat pengikutnya untuk merealisasikan ramalan masa depan.
Mereka percaya Mesias akan membawakan kemakmuran dalam masyarakat pada
masa yang akan datang.
Sartono menyebutkan 2 ciri gerakan keagamaan tersebut. Pertama, pemimpin
mendapat pengakuan sebagai seorang nabi atau utusan Mesias, serta mengaku
diilhami wahyu. Kedua, penolakan terhadap situasi yang ada dan harapan terhadap
datangnya suatu masyarakat yang ideal dan meromantiskan zaman yang akan
datang. 24 Zaman yang dimaksud adalah zaman tidak adanya pertentangan dan
ketidakadilan, rakyat hidup sejahtera, makmur, damai dan tentram.
21 Mejar Abu Dzar, Taqwa Menurut Ustadz Hj Ashaari Muhamad, Malaysia: Minda Ikhwan.
1998 22 Sartono Kartodirdjo, Ratu Adil, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2014, h. 10 23 Sartono, Ratu Adil, h. 24 24 Sartono, Ratu Adil, h. 14
11
H. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, Penulis akan membagi penulisan skripsi ini ke
dalam lima bab, yang di mulai dari Bab 1 dan seterusnya. Adapun bagian-bagian
dari bab tersebut adalah sebagai berikut :
BAB I Bab ini berisikan Pendahuluan, Latar Belakang masalah data dan
permasalahan yang melatari munculnya Darul Arqom. Selain itu
identifikasi masalah pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penulisan, metode penelitian, tinjaun pustaka, sistematika
penulisan
BAB II Dalam bab ini berisikan Gambaran Umum Malaysia 1968-1994 yang
meliputi Kerusuhan rasial tahun 1969 da implikasinya, serta kebangkitan
Islam, kebijakan ekonomi baru serta kebijakan Islam pemerintah.
BAB III Dalam Bab ini membahas Darul Arqom Sejarah dan Doktrin yang
berisikan : Sejarah dan perkembangan Darul Arqom, biografi singkat
pendiri, ajaran Darul Arqom dan sikap politik Darul Arqom.
BAB IV Sikap Represif Pemerintah Terhadap Darul Arqom, Darul Arqom dimata
pemerintah, langkah represi, reaksi represi.
BAB V Sebagai Bab terakhir hanya penutup yang berisikan kesimpulan dari Bab-
bab yang telah dituangkan sebelumnya. Disamping itu Saran-saran
sebagai rekomendasi
12
BAB II
GAMBARAN UMUM MALAYSIA
TAHUN 1968-1994
A. Kerusuhan Rasial 1969 dan Implikasinya
Kerusuhan rasial 13 Mei 1969, adalah kerusuhan yang terjadi antara orang
Melayu dan Cina. Krisis politik tahun 1960-an 25 menyebabkan ketidakadilan
ekonomi dan menimbulkan kesenjangan antara orang Melayu dan Cina.
Kesenjangan nampak pada orang Melayu dalam hal memperoleh pendidikan dan
pekerjaan. Orang Cina dapat menikmati secara lebih dalam hal ekonomi sementara
orang Melayu terpinggirkan dan miskin di negerinya sendiri. Masalah ini menjadi
awal pertentangan etnis yang mengakibatkan pecahnya kerusuhan etnis berdarah
pada 13 Mei 1969.26
Sejak tahun 1963, suhu politik di Malaysia memang mulai menghangat
akibat maraknya isu ketimpangan ekonomi antara penduduk Cina (yang umumnya
pedagang yang menguasai sebagian besar ekonomi Malaysia) dengan golongan
miskin penduduk Melayu. Isu berlatar golongan dan ras yang memancing emosi
dan antipati maka topik utama selama kampanye Pemilu 1969. Hal ini
mengakibatkan meningkatnya tingkat permusuhan antara Melayu dan Cina di
Malaysia.
Pada pemilu tahun 1952 di Kotapraja, mengharuskan UMNO untuk
mengadakan kerjasama dengan organisasi-organisasi lain. Dari sinilah aliansi Multi
etnis yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu partai Melayu UMNO, partai Cina
(Malaya Chinese Association) dan partai India MIC (Malaysian Indian Congress)
25 Krisis 1960 adalah krisis politik yang terjadi pada paruh kedua tahun 1960, peristiwa ini
diawali dari ketidakadilan ekonomi yang menimbulkan perselisihan orang Cina dan Melayu. Orang
Melayu tertinggal dari Cina yang rata-rata menguasai ekonomi di Malaysia, sedangkan orang
melayu terpinggirkan. Pemerintah dianggap mengabaikan orang Melayu, sehingga dinilai gagal
memenuhi kebutuhan masyarakat. Puncaknya dari peristiwa ini adalah kerusuhan rasial yang terjadi
pada Mei 1969. Simak uraian lebih lanjut disertasi Sudarnoto Abdul Hakim “Orientasi dan Dinamika
Sosial Politik ABIM”, (Disertasi : Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidatullah Jakarta, 2006), h.
30-35. 26 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 30
13
Aliansi ini mengalami ketegangan internal. Anggota MCA merasa diperlakukan
sebagai partner yang tidak baik oleh BN. Sementara unsur-unsur Islam Melayu
yang lebih tradisional dalam UMNO menuntut peranan yang lebih besar dalam
negara dan masyarakat.27
Pada pemilu tahun 1959 kekuatan aliansi memang telah berhasil
memperoleh 2/3 suara mayoritas (74 kursi) dan pada pemilu 1964 kekuatan ini
kembali memperoleh kemenangan yang sangat signifikan (89 kursi dari 104 yanng
tersedia di Dewan Rakyat), yang diuntungkan oleh isu konfrontasi.28 Namun pada
pemilu selajutnya, pemilu tahun 1969 terjadi penurunan perolehan suara dari
perolehan yang didapat sebelumnya.
Pada pemilu tersebut partai Barisan Nasional (UMNO-MCA-MIC)
mengalami kekalahan telak. Jumlah kursi yang dimenangkan patai BN dalam
Dewan Rakyat (Parlemen) menurun dari 89 kursi pada tahun 1964 menjadi 66 kursi
pada tahun 1969. Partai Perikatan kehilangan sebanyak dua pertiga kursi dalam
Dewan Rakyat. Sementara Partai Gerakan Rakyat Malaysia (Gerakan), Democratic
Action Party (DAP), Parti Progresif Rakyat (PPP) menang 25 buah kursi dalam
Dewan Rakyat, begitu pun partai PAS menang 12 kursi.29
Kemenangan tersebut dirayakan dengan turun ke jalan mengadakan konvoi
di sekitar Kuala Lumpur sambil meneriakkan slogan-slogan sensitif yang berkenaan
dengan ras. Konvoi orang Cina 12 Mei 1969 di kawasan Kuala Lumpur, meskipun
mendapat persetujuan dari pihak polisi, tidak mengikuti peraturan yang sudah
ditetapkan. Mereka bergerak melalui kawasan Melayu Kampung Baru, sambil
meneriaki penduduk di situ. Ini menimbulkan reaksi dari pihak Melayu untuk
melakukan balasan. Kalangan Melayu berpandangan bahwa pemerintah Melayu
sedang ditantang oleh orang-orang kafir dan perlu ada upaya tegas kepada Cina.
Sebelum demonstrasi berlangsung, sudah beredar rumor bahwa di Selangor orang
27 Beh Lih Yi. Mendedahkan Punca Sebenar Rusuhan 13 Mei 1969. 2008, (Online)
(http://www.malaysiakini.com/ diakses pada tanggal 15 Oktober 2015 jam 21:04) 28 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 34 29 Beh Lih Yi, Mendedahkan Punca Sebenar Rusuhan 13 Mei 1969.
14
Melayu telah diserang oleh Cina.30 Hal ini juga memancing reaksi pihak UMNO,
ketika massa juga mendatangi kediaman Menteri Besar dan Ketua UMNO sambil
meneriaki untuk pergi sebab sudah tidak menjabat lagi. Partai yang memenangkan
pemilu tidak mewakili bangsa Melayu yang merupakan penduduk mayoritas di
Malaysia. Pada 13 Mei 1969 bentrokanpun terjadi antara orang-orang Cina dan
Melayu.
Peristiwa tersebut telah menelan korban tidak sedikit dan penduduk
kehilangan harta benda. Menurut beberapa catatan, salah satunya buku Julie Lee,
korban meninggal pada kerusuhan 13 Mei 1969 adalah 178. 31 Sedangkan dari
laporan Beh Lih Yi dalam artikelnya menyebutkan angka orang yang tewas dalam
kerusuhan 13 Mei adalah 137 (18 orang Melayu), 109 kendaraan dibakar, 2.912
orang ditahan.32 Dari tanggal 13 Mei hingga 3 Juli 1969 tercatat angka orang yang
tewas 196, 439 orang terluka (180 orang tertembak dan 259 orang lainnya terluka
karena senjata lain), 1019 dikabarkan hilang, dan 9143 orang ditangkap,33 5561
dihukum oleh hakim, sekitar 6000 orang kehilangan tempat tinggal, dan lebih dari
753 bangunan rusak dan dibakar.34
Konflik antara orang Melayu dan Cina memang sudah sering terjadi
sebelumya, tetapi tidak separah tanggal 13 Mei. Misalnya seperti di Singapore
pertentangan etnis para politisi telah mendorong orang-orang Melayu untuk
menentang Lee Kuan Yew. Dikabarkan 21 orang meninggal, 450 orang terluka dan
500 orang ditahan. Kemudian pada awal tahun 1965, pertentangan antara aparat
Melayu dan Cina pendukung front sosialis juga terjadi. Di Penang dan Pelabuhan
Butterworth kerusuhan dan pertentangan kelompok Melayu dengan Cina terjadi
pada tanggal 24 dan 25 November 1967. Kerusuhan ini dipicu oleh protes Partai
Buruh Sosialis terhadap devaluasi dolar Malaysia. Satu hari berikutnya, bentrokan
terjadi di Kuala Lumpur dan Johor, 11 orang dikabarkan meninggal, 200 orang
30 Julian C.H Lee, Islamization and Activist In Malaysia, Singapore : Institute of Southeast
Asian Studies, 2010, h. 41 31 Julian, Islamization and Activist In Malaysia, h. 42 32 Beh Lih Yi, Mendedahkan Punca Sebenar Rusuhan 13 Mei 1969. 2008. 33 Sudarnoto, “Anwar Ibrahim tentang Masyarakat Multiras: Problem dan Solusi, Jurnal
Mimbar Agama & Budaya”, h. 227 34 John Britto, Religious Conflict In Malaysia, 2011, (Online). http://www.johnbritto.com/
diakses pada tanggal 15 Oktober 2015 jam 19:23
15
terluka dan 400 orang ditangkap. Peristiwa semacam ini terus berkelanjutan dan
memuncak pada tahun 13 Mei 1969 yang banyak menyisakan luka.35
Peristiwa 13 Mei menyisakan luka sejarah bagi bangsa Malaysia.
Disamping itu, peristiwa tersebut menimbulkan implikasi besar terhadap negara,
baik dari segi sosio-politik ekonomi dan memerlukan perubahan kebijakan dan
pemerintah. Pemerintah menerapkan undang-undang darurat National Operations
Council (NOC)36 dan membekukan parlemen dengan pers. Implikasi dari peristiwa
13 Mei juga memepengaruhi kalangan internal UMNO yang mengalami
pertentangan. Tunku Abdul Rahman mengalami banyak kecaman dari kelompok
nasionalis yang memaksanya turun dari jabatannya karena tidak mampu
menyelesaikan masalah yang terjadi. Tunku Abdul Rahman akhirya turun dari
jabatannya dan pemerintahan digantikan oleh Tunku Abdul Razak, wakil Perdana
Menteri dalam kabinet.
Setelah dibentuknya NOC, diharapkan dapat memulihkan keadaan
Malaysia, seperti memperbaiki perundangan agar membangun harmoni dan
kepercayaan diantara berbagai ras yang hidup di Malaysia. Salah satu agenda dalam
bidang politik yang diterapkan pemerintah adalah Rukunnegara (Prinsip-prinsip
Kebangsaan) yang diumumkan pada Agustus 1970 bertepatan dengan peringatan
hari kemerdekaan Malaysia yang ke-13. Rukunnegara terdiri atas lima prinsip
dasar, yaitu kepercayaan kepada tuhan, kesetian kepada Raja dan Negara, keluhuran
perlembagaan, kedaulatan Undang-undang, kesopanan dan kesusilaan. Di bidang
sosio-ekonomi, pemerintah menerapkan kebijakan baru yang disebut New
Economic Policy (NEP). Kebijakan ini diharapkan bisa menghapuskan kemiskinan
bagi seluruh warga Malaysia tanpa pandang bulu dan mengurangi ketidakadilan
antar ras.
35 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 33 36 John L Esposito, Identitas Islam Pada perubahan Sosial-politik. Terj. Jakarta : PT Bulan
Bintang, 1986, h. 252
16
B. Kebijakan Ekonomi Baru
Kerusuhan 13 Mei 1969 telah membawa dampak yang sangat besar
terhadap kesejahteraan masyarakat Malaysia. Untuk menanggulangi hal tersebut
pemerintah melakukan upaya perbaikan pemerintahan sampai perbaikan ekonomi
yang juga menjadi salah satu faktor kerusuhan. Di bawah NOC Tunku Abdul Razak
menerapkan NEP, dengan harapan pemerintah bisa memperbaiki masalah
ketimpangan ekonomi.
Kebijakan NEP dibentuk dengan tujuan untuk memperbaiki ketidak
seimbangan ekonomi antara orang Melayu dan Masyarakat lain.37 Kebijakan ini
juga diharapkan dapat menghindari kerusuhan yang sama di kemudian hari.
Kebijakan ekonomi baru muncul dan ditampilkan sebagai kesempatan orang
Melayu untuk meningkatkan ekonomi di dalam pemerintahan. Pembagunan di
pedesaaan dilanjutkan sebagai bantuan ekonomi secara besar-besaran terhadap
orang Melayu. Beberapa daerah pedasaan dibangun menjadi perkotaan.
Selain itu kebijakan ekonomi baru ini ada dua hal yang bisa diharapkan
yaitu : Pertama, menghapus kemiskinan terutama yang menimpa kebanyakan
masyarakat Melayu di daerah pedesaan. Menurut data, jumlah orang Melayu tahun
1970 yang berada di kota adalah 27.4% dan di desa 63.4%, sementara orang Cina
yang berada di kota mencapai 62.5% dan di desa 26.1%. Karena mayoritas orang
Melayu berada di desa sebagai petani dan nelayan, maka mereka memperoleh
pendapatan lebih rendah dibandingkan dengan orang Cina. Kedua, melakukan
restrukturisasi kepemilikan kapital sektor industri atas dasar racial-quota. Racial
quota didasarkan pada kenyataan bahwa sebelum itu, orang Melayu hanya memiliki
2% dari keseluruhan kapital industri, 70% milik industri asing, selebihnya milik
Cina. Pada tahun 1970, ketika NEP mulai digulirkan, kepemilikan kapital orang
Melayu dan Cina di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sangat berbeda
jauh. Orang Melayu memiliki (0.9%), sementara Cina mencapai (22.4%). Begitu
juga di sektor konstruksi, transportasi dan komunikasi (Melayu 2.2% dan Cina
52.8%).38
37 Esposito, Identitas Islam Pada perubahan Sosial-politik, h. 252 38 Sudarnoto, “Anwar Ibrahim tentang Masyarakat Multiras”, h. 230
17
Dalam menerapkan kebijakan tersebut pemerintah mengambil dua langkah.
Pertama adalah The Second Malaysians Plan pada tahun 1971-1975 yang
merupakan rancangan pembangunan kebijakan ekonomi baru untuk mencapai
kesatuan nasional. The Second Malaysian Plan diterapkan dalam dua cara, pertama
menurunkan kemiskinan rakyat Malaysia, apapun rasnya dengan meningkatkan
pendapatan dan kesempatan kerja. Kedua adalah mempercepat proses serta
menyediakan sumber daya tambahan untuk pembangunan yang lebih luas. Selain
itu, memperbaiki ketidak seimbangan ekonomi agar mengurangi dan menghapus
permasalahan ras.39
Selain itu, Second Malaysians Plan merupakan langkah untuk menaikkan
pendapatan di wilayah-wilayah orang Melayu. 40 Hal ini dimaksudkan agar
meningkatkan partisipasi orang Melayu dalam aktivitas ekonomi di perkotaan dan
memberikan lapangan pekerjaan baru. Program ini dikatakan berhasil dalam
membangun perubahan sosial, ekonomi dan juga politik. Di sektor sosial
pemerintah Tunku Abdul Razak menerapkan sistem pendidikan nasional bagi
seluruh kelompok etnis yang dikelola oleh Komite Pendidikan Antar Kelompok
Etnis (The Inter-Commnual Education Committe).41 Sistem yang diterapkan ini
mendatangkan perubahan dilihat dari jumlah siswa dan mahasiswa yang mengalami
peningkatan.
Pada 1972, pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan nasional. Hal
ini pada gilirannya mendorong orang Melayu yang masuk ke pendidikan tinggi
meningkat sebesar 90% pada 1975 yang berlangsung sejak 1970. Di samping itu,
pemerintah juga mensponsori anak-anak Melayu untuk belajar di berbagai
universitas di luar negeri. Dukungan pemerintah terhadap pendidikan tersebut
melahirkan dampak yang tak terduga, yaitu meningkatnya kesadaran Islam di
kalangan para pelajar Melayu di kampus-kampus, baik di dalam maupun luar
negeri.
39 Pemerintah Malaysia, The Second Malaysian Plan 1971-1975, (online)
www.epu.gov.my/en/second-malaysia-plan-1971-1975 di akses pada tanggal 10/10/2015 jam 12:34 40 Pemerintah Malaysia, The Second Malaysian Plan 1971-1975. 41 Sudarnoto, “Anwar Ibrahim tentang Masyarakat Multiras”, h. 230
18
Meski demikian kebijakan NEP ini menimbulkan reaksi/protes untuk
menjaga stabilitas, keamanan dan harmonisasi etnis. Pemerintah Malaysia
selanjutnya mengeluarkan peraturan-peraturan lain melalui Internal Security Act
yang dikeluarkan sebagai respon terhadap reaksi protes kelompok etnis Cina yang
keberatan terhadap implementasi kebijakan NEP. Diantara peraturan itu ialah
Printing Presses and Publication Act (PPPA) yang dikeluarkan sebagai wujud
adanya kontrol pemerintah Malaysia terhadap pemberitaan pers.
C. Kebangkitan Islam
Kebijakan New Economic Policy (NEP) yang diterapkan oleh pemerintah
Malaysia untuk memperbaiki ketimpangan ekonomi dan menggurangi sentimen
perbedaan ras agar tidak terjadi konflik seperti 13 Mei, dianggap berhasil
mendatangkan perubahan terutama di bidang sosal, ekonomi dan politik. Namun
kebijakan tersebut menuia kontroversi berkaitan dengan modernisasi yang tidak
bisa dihindari. Sehingga NEP yang seharusnya sebagai rancangan pembangunan
ekonomi ke depan, justru memicu munculnya kritik dari kelompok Islam terhadap
kecenderungan kelompok nasionalis.
Kelompok Islam memandang bahwa, melalui NEP, pemerintah sekuler
UMNO hanya menekankan pada kemajuan-kemajuan material, mensosialisasikan
nilai-nilai materialistik di tengah-tengah kehidupan Melayu Muslim. Beberapa
kalangan menilai pemerintah hanya berhasil melakukan pemerataan ekonomi tapi
tidak bisa menghapus kemiskinan secara menyeluruh. 42 NEP juga melahirkan
urbanisasi yang tidak terbendung, sehingga melahirkan permasalahan baru di
perkotaan dan mendorong gerakan kebangkitan Islam di Malaysia.
Kebangkitan Islam di Malaysia bukanlah yang pertama kali terjadi. Namun
merupakan perkembangan dari kebangkitan Islam pada masa penjajahan Barat,
yang dilatar belakangi oleh berbagai faktor. Pada masa penjajahan Barat
kebangkitan Islam lebih kepada faktor pembebasan terhadap penjajahan, pikiran,
fisik dan budaya. Berbeda dengan kebangkitan Islam yang kedua ini, jika disimak
secara seksama lebih kepada gerakan kesadaran Islam yang mengkritisi
pembangunan dan kemajuan yang digagas oleh pihak pemerintah, melalui
42 Sudarnoto, “Anwar Ibrahim tentang Masyarakat Multiras”, h. 231
19
kebijakan-kebijakan pemerintah dan juga tumbuhnya kesadaran masyarakat
muslim Malaysia.
Kebangkitan kembali Islam di Malaysia telah meningkatkan kesadaran
orang Melayu. Keyakinan yang ditampilkan oleh kelompok Islam merupakan inti
dari pertentangan tersebut, mereka tidak sekedar berusaha memurnikan agama dari
pengaruh-pengaruh non-Islam, namun juga semakin melihat adanya kontradiksi
antara tujuan-tujuan nasional dengan tujuan Islam. Bagi mereka, tujuan hidup harus
diselaraskan dengan Islam, dan hanya Islam semata43
Menurut Fred R. von der Mehden, ada lima faktor yang menjadi pendorong
gerakan kebangkitan Islam : Pertama, konflik 13 Mei 1969 antara orang Melayu
dan Cina yang mendorong pemerintahan untuk menetapkan situasi darurat dan
menaikkan tingkat ekonomi dan peran politik orang Melayu. Ini adalah awal dari
sikap pemerintah yang memihak orang Melayu. Kedua, terjadinya embargo minyak
OPEC tahun 1973 dan meningkatkatnya kerja sama dan aktivitas di kalangan
muslimin di Timur Tengah. Ketiga, urbanisasi orang Melayu dan keinginan para
mahasiswa untuk belajar ke universitas di dalam maupun luar negeri. Empat,
peristiwa-peristiwa seperti revolusi Islam di Iran dan Pakistan juga mempengaruhi
gerakan Islam di Malaysia. Lima, Perkembangan gerakan kelompok dakwah di
Malaysia dan perhatian pemerintah terhadap kelompok-kelompok dakwah
tersebut.44
Disamping itu semakin nampak pengaruh dari luar di Malaysia, Misalnya
perubahan pakaian dan bertambah banyaknya pendapat yang mendukung Islam.
Wanita-wanita muda di universitas mengenakan pakaian muslimah sebagai cara
untuk memperlihatkan dukungan mereka secara simbolis kepada fundamentalisme
Islam dan penolakan mereka terhadap beberapa unsur modern. Himbauan agar lebih
berpegang pada hukum Islam dan ditegakkannya negara Islam muncul kembali.
Mengenai ini, para pemimpin agama dan politik, termasuk ketua PAS, telah
menuntut perubahan konstitusi di mana setiap tindakan pemerintah yang
43 Taufik Abdullah & Sharon Siddique (Ed), Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia
Tenggara, Terj. Jakarta : LP3ES, 1988, h. 165 44 Esposito, Identitas Islam Pada Perubahan Sosial-Politik, h. 256
20
bertentangan dengan hukum dan ajaran Islam harus dilarang.45 Aspek yang paling
menonjol dari kebangkitan Islam di Malaysia adalah berkembangnya sejumlah
kelompok dakwah Islam yang aktif di Malaysia.
Pada tahun 1979 berkembang suatu gerakan dakwah Islam yang aktif di
semenanjung Malaysia. Organisasi itu adalah ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia),
PERKIM (Pertumbuhan Kebajikan Islam se-Malaysia), Darul Arqom kelompok
cendikiawan agama yang berorientasi ke arah hidup bersama dalam komune, dan
Jama’ah Tabligh India. 46 Namun pada tahun 1980, menurut survei pemerintah
Malaysia, ada 40 kelompok gerakan dakwah Songsang (menyimpang) di Malaysia
dengan jumlah anggota diperkirakan 30,000.47
Pada tahun 1969, dibentuklah ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia).48
Awalnya, gerakan ini tidak diakui, baru kemudian secara resmi diakui pemerintah
pada tahun 1971. ABIM di bawah Anwar Ibrahim cenderung bersikap kritis
terhadap kebijakan pemerintah UMNO. Bagi ABIM, pertimbangan rasial dalam
kebijakan NEP bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini yang membuat kelompok
ini mengkritisi kebijakan pemerintah. Berbeda dengan ABIM, PERKIM bertujuan
untuk menyebarkan Islam dan menjalankan aktivitas sosial dan kesejahteraan
Malaysia. PERKIM didirikan oleh Tunku Abdul Rahman tahun 1960, saat menjabat
sebagai Perdana Mentri Malaysia, tapi baru aktif tahun 1975. Perkim juga
menyediakan sekolah-sekolah Islam bagi mualaf, mengadakan unit-unit rehabilitasi
bagi penyalahgunaan obat serta berbagai klinik. Pada tahun 1960-1980, ada
160.000 orang memeluk Islam. 49 Jadi Perkim menambah semarak peningkatan
kebangkitan Islam secara umum yang sedang terjadi di Malaysia. Organisasi ini
mendapat dukungan penuh dari pejabat pemerintah karena posisi penting Tunku
Abdul Rahman.
45 Esposito, Identitas Islam, h. 258 46 Esposito, Identitas Islamh h. 259 47 Julie, Umat Begerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia, Malaysia, dan Turky, h.
186 48
Tujuan ABIM adalah "Berjuang menuju terbentuknya masyarakat yang didasarkan pada
prinsip-prinsip Islam, dan khususnya menampilkan Islam sebagai al-din" 49 Sudarnoto, “Anwar Ibrahim tentang Masyarakat Multiras”, h. 232
21
Sementara itu Jema’ah Tabligh sebagai organisasi dakwah yang berpusat di
Delhi berdiri di Malaysia tahun 1950. Akan tapi baru tampil aktif sebagai gerakan
dakwah pada tahun 1970-80an bersamaan dengan kebangkitan kembali Islam di
Malaysia. Gerakan dakwah ini dibawa oleh Maulana Abdul Malik Madani yang
datang ke Singapura dan Selangor tahun 1952 sebagai utusan dari markasnya di
Nizamuddin. Dari Singapura, dia pernah menuju Kuala Lumpur dan menetap
selama beberapa hari. Dengan bantuan imam Masjid India di Kuala Lumpur ketika
itu, Maulana Abdul Malik menyebarkan program tablighnya kepada orang-orang
India Muslim di wilayah itu. Sebelum kembali ke India pada 1953, sebuah
perkumpulan besar telah berdiri di masjid jalan Tun Perak.50 Tujuan dari gerakan
ini adalah memperbaharui Islam melalui kontak pribadi dan keteladanan para
da’inya. Meski pada awalnya target dakwahnya hanya memfokuskan pada orang
India, tetapi lama-kelamaan non-India juga dilibatkan.
Selain Jema’ah Tabligh, ada Darul Arqom yang memilih gerakan di jalan
damai. Darul Arqom didirikan oleh seorang ulama bernama Ashaari bin
Muhammad.51 Pendekatan Darul Arqom dalam berdakwah hampir seperti Jamaah
Tabligh. Dakwahnya halus, anti kekerasan. Darul Arqom ini berawal dari Majelis
Ta’lim atau kelompok pengajian kecil di Kuala Lumpur yang dibentuk pada tahun
1968. Karena situasi pengajian yang sederhana di tengah ibukota Negara maka
timbulah ide dari Ustad Zakaria Ashari untuk menamakan Majlis Ta’lim tersebut
dengan nama Darul Arqom sebagai kenangan atas rumah salah seorang sahabat
Nabi yang pertama-tama digunakan untuk menda’wahkan Islam di Makkah.52
Darul Arqom ini mengecam keras pengaruh Barat yang diintrodusir
pemerintah sekuler. Darul Arqom menawarkan pola hidup yang didasarkan kepada
prinsip-prinsip Islam. Selain berpola hidup Islam Darul Arqom menekankan
pentingnya membangun suatu masyarakat Islam yang memiliki identitas dan
50 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 78 51 Ashaari Muhammad biasa dipanggil Abuya atau Buya. Abuya Ashaari Muhamad adalah
alumi Ma’had Hishamuddin yang bertempat di Klang, Selangor, Malaysia. 52 Taufik Abdullah (Ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, Jakarta: PT
Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002, h. 336
22
bertumpu pada iman dan ukhuwah di kalangan anggotanya sebelum membangun
negara Islam.
Darul Arqom mengkritisi semua pemerintahan Muslim dan organisasi Islam
di luar dan dalam negeri Malaysia, dengan mengatakan bahwa kegagalan mereka
adalah karena mereka tidak dapat memusatkan perhatian pada pendidikan Islam dan
perumusan model komunitas Islam seperti yang dibangun Nabi di Madinah. Namun
demikian, pada tahun-tahun awalnya Darul Arqom cenderung berorientasi pada
sufistik dan apolitis, dengan lebih memusatkan perhatian pada pembangunan model
komunitas Islam dari pada terlibat dalam aksi politik.53
Menurut Darul Arqom untuk membangun negara Islam, terlebih dulu
membangun keluarga Islam dan untuk membangun keluarga Islam, maka harus
menciptakan pribadi-pribadi Islam, yaitu dengan menanamkan iman di dalam hati
setiap pribadi masing-masing. Darul Arqom menjadi bagian penting kesadaran
kebangkitan Islam di Malaysia. Namun seiring perkembangannya, peran Darul
Arqom mulai terbatas, sejak pemerintah melakukan pelarangan terhadap organisasi
ini. Pada 1994 Darul Arqom termasuk para pemimpinnya, dituduh melakukan aksi
radikalisme : mulai dari melatih pasukan privat hingga pembangkangan terhadap
pemerintah Malaysia.
Kebangkitan Islam di Malaysia juga diperkuat oleh gerakan mahasiswa
(kaum muda). Dukungan pemerintah terhadap Mahasiswa telah menimbulkan
dampak yang tidak terduga, yang seharusnya menjadi solusi untuk mengatasi
masalah yang ada, rupanya telah meningkatkatkan kesadaran kalangan pelajar
Melayu. Mahasiswa yang belajar baik itu di dalam negeri ataupun di luar negeri
semakin menujukkan dukungan terhadap gerakan Islam. Banyak mahasiswa yang
tertarik ikut bergabung juga dalam empat gerakan dakwah yang telah disebutkan di
atas. Di samping itu kembalinya mahasiswa yang belajar di luar negeri seperti di
Inggris, dan Timur Tengah semakin meningkatkan kesadaran Islam akan
pentingnya menerapkan nilai-nilai Islamiah dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara.
53 Helmiati, “Islam Dalam Politik Malaysia”, h. 281
23
Mahasiwa yang belajar di luar negeri juga ikut terlibat dalam sejumlah
organisasi mahasiswa seperti Islamic Representatitive of the Student (IRS), Suara
Islam, Malaysian Islami Study Group (MISG), Federation of the Student Islamic
Societies (FOSIS) dan Muslim Student Asociation (MSA). Dari organisasi inilah
menguat kesadaran akan arti Islam yang utuh. Bahkan sekembalinya mahasiswa
yang tergabung dalam organisasi ini nampak tambah ekstrim dan radikal karena
terkontaminasi oleh Islam yang fundametal seperti Ikhwan al Muslimin Mesir dan
Jama’ah Islamiah Pakistan yang didirikan al-Maududi. 54 Dari kampus-kampus
para mahasiswa mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah dan melontarkan
tuduhan terhadap UMNO sebagai sekular, partai nasionalis Melayu, dan karenanya
tidak mencerminkan Islam.55
Dapat disimpulkan dari apa yang telah dipaparkan di atas bahwa
kebangkitan Islam di Malaysia lebih merupakan dari gerakan kesadaran tinggi
masyarakat Malaysia akan pentingnya kembali kepada Al-Qur’an dan Hadist.
Masyarakat yang sudah serba kebarat-baratan telah mendorong gerakan Islam
untuk menerapkan nilai-nilai dan norma Islam ke dalam praktek Islam dan institusi
Islam maupun mengamalkannya. Begitupun kebangkitan gerakan Islam di
Malaysia, jika dicemati secara seksama dari pendapat di atas ada dua faktor yaitu
faktor Internal dan Eksternal. Yang menjadi faktor Internal adalah tumbuhnya
kesadaran Islam masyarakat Malaysia bahwa Islam sebagai Ad-Din, jadi Islam
bukan saja sebagai sebuah agama, tapi cara hidup dan peraturan-peraturan yang
meyuluruh. Disni Islam sebagai alternatif di zaman yang sudah serba modern.
Faktor Eksternal sebagai faktor pendukung yang memperkuat gerakan
kebangkitan Islam di Malaysia, misalnya peristiwa revolusi Islam Iran 1978-1978,
pengaruh pemikiran Islam dari luar serta kekecewaan dunia Islam terhadap
nasionalisme sekuler dan meningkatnya aktivitas ekonomi Timur Tengah. Jadi
dalam hal yang demikian diharapkan Islam sebagai jalan keluar dari permasalahan
yang sedang terjadi. Persoalan-persoalan seperti modernisasi, sekularisasi dan
urbanisasi dan sistem ekonomi kapitalis mempunyai pengaruh yang sangat kuat.
54 John L Esposito & John O. Voll, Demokrasi di Negara-negara Muslim, Bandung : Mizan,
1999, h. 145 55 Zainah Anwar, Kebangkitan Islam di Malaysia, terj. Jakarta: LP3ES, 1990, h. 37
24
D. Kebijakan Islam Pemerintah
Pada dasarnya, Pemerintah Malaysia berupaya untuk menciptakan integrasi
nasional dalam kehidupan masyarakat majemuk. Salah satu langkah politik yang
dilakukan adalah membangun sistem yang berhubungan dengan penyatuan.
Perundangan yang disahkan oleh parlemen mencakup 4 aspek utama yaitu:
1. Aspek perlembagaan yang berorientasi kepada penyamarataan kaum untuk
memberikan perlindungan kepada kumpulan-kumpulan tertentu. Contoh:
aturan yang berkaitan dengan keistimewaan Melayu dan kerakyatan bagi etnis
lain. Aturan ini bertujuan untuk mengejar ketertinggalan orang Melayu di
bidang ekonomi dan sosial supaya sejajar dengan etnis lain seperti Cina dan
India dan memberikan status yang sama kepada etnis lain untuk memperoleh
dan memanfaatkan kekayaan negara.
2. Akta-akta yang disahkan Parlimen untuk menjaga persefahaman antara kaum
seperti kedudukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi, kedudukan raja-raja
Melayu, kedudukan Islam sebagai agama resmi, keistimewaan Melayu, dan hak
kerakyatan non-bumiputra.
3. Akta keselamatan dalam negeri (Internal Security Act-ISA) yang bertujuan
untuk menjaga kepentingan dan keselamatan dalam negeri.
4. Menyatukan partai-partai ke dalam satu kesatuan di bawah barisan nasional
yang dipimpin oleh UMNO.56
Pada tahun 1975, pergerakan dakwah telah menemukan momentum nyaman
dan mulai mengkritik pemerintah, menyerukan pengungurangan korupsi,
transparansi lebih besar, dan lebih banyak upaya substansial melakukan Islamasi.
Kelompok-kelompok lain yang terbentuk di luar negeri, sebagaimana yang telah
diuraikan di atas, juga ikut melontarkan kritik terhadap pemerintah. Pemerintah
mulai tertekan merespon kelompok-kelompok ini. Ali-alih merepresi secara aktif,
negara berupaya mengakomodir mereka secara keseluruhan, terutama sejak
Mahathir Mohammad menjadi Perdana Menteri pada 1981. Untuk itu, pemerinah
56 Nurhasanah M.Ag, “Kebijakan Pemerintah Malaysia terhadap Lembaga Keuangan Islam”,
(Disertasi : Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 11
25
mengidentifikasi unsur-unsur moderat pergerakan dakwah untuk memastikan
kesesuian dengan cita-cita pembangunan pemerintah.57
Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk menunjukan dukungan
terhadap Islam. Kebijakan-kebijakan ini meningkat drastis setelah Anwar masuk ke
dalam pemerintahan. Hal ini bisa dilihat pada tabel di bawah, langkah pemerintah
dalam penerapan kebijakan Islami di Malaysia untuk mengakomodir kelompok
Islam.
Kebijakan Islam Pemerintah Malaysia
Tahun
Penjelasan Kebijakan
1974 Pemerintah mendirikan Pusat Islam untuk mengkordinasikan semua kegiatan Islam
Nasional
1975 Kementrian pendidikan meningkatkan anggaran untuk melatih guru-guru sekolah
Islam
1977 Pemerintah mengatur semua pegawai pemerintah perempuan untuk berpakaian alim
1978 Pemerintah mengadakan rencana untuk merevisi sistem legal nasional untuk
membuatnya lebih sesuai dengan syariat
1980 Pemerintah mengumumkan kebijakan untuk mengubah sistem ekonomi Malaysia
mengikuti model sistem Islam
1981 Program-program radio dan tv Islam meningkat pada saluran-saluran pemerintah
1981-
1982
Pemerintah memberlakukan mata kuliah wajib untuk murid-murid universitas
Muslim tentang peradaban Islam
1983 Pemerintah mensponsori Pusat Media Islam dan yayasan pembangunan Islam
didirikan
1984 Pemerintah berusaha menstandarkan hukum keluarga Islam dengan mengeluarkan
Akta Undang-Undang Keluarga Islam
1985 Anwar Ibrahim mendirikan Institute of Policy Development untuk
menyelenggarakan pelatihan pembangunan manusia bagi pemimpin-pemimpin
mahasiswa, aktivis-aktivis muda, manajer-manajer yunior, dan pegawai negeri
1987 International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) didirikan sebagai
lembaga pascasarjana
1988 Program pembangunan (desa-desa Islam) di kota-kota Malaysia
57 Julie, Umat Bergerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia, Malaysia, dan Turky,
h. 169
26
1991 Pemerintah meningkatkan regulasi-regulasi tentang penjualan alkohol dan
hubungan-hubungan antar jenis
1992 Institut Kefaham Islam Malaysia (IKIM) didirikan
( Sumber : Julie Chernov Hwang. Umat Bergerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia,
Malaysia, dan Turki. Terj, Jakarta : Freedom Institut, 2009. Hal 168)
Kebijakan ini menjadi salah satu bukti bahwa Islam di Malaysia sedang
mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dengan menyediakan tempat bagi
kelompok-kelompok Islam. Kebijakan Islam ini diterapkan pemerintah untuk
mendorong tujuan-tujuan Islam dan tercapainya pembangunan negara. Hal ini
berbeda bagi sekelompok Islam yang dianggap pemerintah sebagai gerakan yang
beraliran menyimpang seperti apa yang telah penulis sebutkan di awal, bahwa
gerakan atau partai yang anti sistem, menimbun senjata atau membawa ajaran
songsang, maka pemerintah tidak segan-segan akan melakukan pembersihan.
Sejak diberlakukannya kebijakan Islam, pemerintah Malaysia mendukung
partai dan kelompok-kelompok Islam. Gerakan kelompok Islam di Malaysia
semakin menemukan memtum nyaman, tetapi pergerakan kelompok-kelompok
tersebut tidak sebebas seperti di Indonesia UUD Malaysia tetap membatasi aktivitas
yang berkaitan dengan kebebasan berkumpul berbicara dan pers :
a. Akta hasutan 1972 melarang pembicaraan yang bisa dianggap menghasut atau
menimbulkan disharmoni atau konflik antar ras.
b. Akta mesin cetak dan penerbitan 1984 mengharuskan Kementerian Dalam
Negeri untuk mencabut izin penerbitan apapun yang “mengemparkan pikiran
orang banyak” atau yang dianggap “Mengganggu ketentraman dan keselamatan
publik, serta bertentangan dengan moral”
c. Akta polis 1967 membatasi kebebasan berkumpul dengan mengharuskan izin
bagi pertemuan tiga atau lebih orang. Akta polis sebagai alat pemantauan.
d. ISA mengusahakan Menteri Dalam Negeri untuk menahan orang tanpa
pengadilan “Jika Mentri puas bahwa penahanan setiap orang harus dengan
tujuan untuk mencegahnya dari pada bertindak dengan cara apapun yang
membahayakan keamanan Malaysia atau setiap bagian atau pemeliharaan
layanan perlu di dalamnya atau posisi ekonominya”.58
58 Julie, Umat Bergerak, h. 182
27
Malaysia mendorong mobilisasi Islam dengan mengizinkan kelompok-
kelompok Islam berpatisipasi dalam politik lewat berbagai jalur institusional.
Mereka bisa direkrut ke dalam koalisi pemerintah dan bekerja mencapai tujuannya
mendorong implementasi negara Islam dan syariat.
Sejak Islam menjadi institusi negara Malaysia, maka peran mufti sangat
berpengaruh dalam memutuskan problem keagamaan. Sejak masa kemerdekaan
keberadaan Mufti semakin diperkokoh dan diinstitusikan melalui pelantikan resmi
yang berfungsi untuk memberikan nasihat mengenai hukum-hukum agama Islam
pada Sultan.59 Salah satu fungsi dari dari Mufti adalah memberikan fatwa tentang
Aqidah, Syariah dan Ahklak.
Sejak dikeluarkannya fatwa pertama kali pada tahun 1980, tentang ajaran
Mazhab Muhammad Matahari yang telah diisyaratkan murtad dan menyeleweng
dari ajaran Islam. Setelah itu fatwa Mufti baru diterbitkan lagi pada tahun 1993 (1
fatwa) dan 1994 (3 fatwa). Fatwa yang diterbitkan dari 1993 lebih ke Muamalat
sampai 1995 yaitu tentang sosial.60
Selain itu ada fatwa baru yang tidak pernah diterbitkan sebelumnya, seperti
pengharaman terhadap buku-buku dan sekaligus ajarannya. Barikut fatwa
pengharaman sejak 1991-1994.
Tahun Perkara yang diwarta Jumlah
1991 Ajaran salah Hj. Khahar bin Hj. Ahmad Jalal
Pengharaman buku yang dikarang oleh Hj. Khahar bertajuk al-
Furqaan-Pembeda
2
1992 Fatwa harta pesaka Khairil Albreht bin Abdullah 1
1993 Fatwa pengharaman buku “Aurad Muhammadiah” pegangan
Darul Arqom
1
1994 Fatwa tentang fahaman dan ajaran yang dipegang oleh
Kumpulan Al-Arqom pimpinan Hj. Ashari Muhammad
Fatwa tentang sistem agihan zakat negeri Selangor
3
59 Ahmad Hidayat Buang, “ Analisa Fatwa-fatwa Semasa Syariah di Malaysia, Jurnal
Syariah”. Volume 10, No 1, (2002), h. 40 60 Website resmi majlis ulama Malaysia http://www.muftiselangor.gov.my di akses pada
tanggal 10/11/2015 jam 11:24 pm
28
Pindaan fatwa tentang fahaman dan ajaran yang dipegang oleh
kumpulan Al-Arqom pimpinan Hj. Ashari
( Sumber : Mohd. Ali Haji Zainal, Himpunan Fatwa Warta Kerajaan Negeri Malaka 1986 -2005, 2005
: Jabatan Mufti Negeri Malaka. Cet-1. Diakses dari website http://library.utem.edu.my/e-
melakakoleksi/%20/melaka-agama-fatwa.pdf. Dan disertasi : Mizni Binti Abdul Wahab,
Pentadbiran Fatwa di Negeri Selangor Kajian Terhadap Enakmen Pentadbiran Perundangan Islam
Selangor 1989, Disertasi : Universiti Malaya Kuala Lumpur 2000. Hal 158)
Dalam Akta Administrasi Undang-Undang Islam (Wilayah-Wilayah
Federal) 1993, ketentuan mengenai fatwa dijelaskan di bagian 34 yaitu:
1. Fatwa adalah pendapat atas persoalan yang belum terselesaikan atau
yang menimbulkan permasalahan mengenai sesuatu tertentu atau yang
berhubungan dengan Hukum Syarak;
2. Mengenai kapan fatwa itu dibuat, yaitu apabila diperintahkan oleh Yang Di-
Pertuan Agung, atau atas permintaan orang banyak atau kelompok melalui surat
yang dikirimkan kepada Mufti, atau dibuat atas kehendak Mufti itu sendiri;
3. Suatu pernyataan yang dibuat oleh Mufti hanya boleh diambil sebagai fatwa
jika pernyataan itu disiarkan dalam warta berhubung dengan Hukum Syarak.
4. Suatu fatwa yang telah disiarkan dalam warta harus dipatuhi oleh semua umat
Islam yang berada di negeri itu, kecuali amalan pribadi yang dibenarkan
mengikut Hukum Syarak;
5. Fatwa yang diwartakan merupakan bagian daripada undang-undang yang perlu
diikuti oleh semua Mahkamah Syariah bagi negeri itu.61
Penentuan dalam pengambilan fatwa yang sudah ditentukan, barang siapa
yang mendapat masalah yang berhubungan dengan Agama Islam atau nas boleh
mengajukan surat tertulis kepada Yang Dipertuan Majlis Agama Islam untuk
meminta fatwa. Maka fatwa tersebut akan dipertimbangkan dalam menentukan
keputusan terlebih dahulu melakukan penyelidikan, apakah permasalahnya masuk
dalam ranah kecil atau besar.62
61 Website resmi majlis ulama Malaysia http://www.e-fatwa.gov.my/fatwa di akses pada
tanggal 26/12/2015 jam 11:24 pm 62 Zaini Nazoha, “undang-undang Penguatkuasaan Fatwa di Malaysia, Jurnal Islamiah
Universiti Kebangsaan Malaysia ” Volume 17, No 1, (2005), h. 26
29
Beberapa kebijakan di atas adalah sebagai dukungan pemerintah terhadap
gerakan Islam di Malaysia. Pertama karena ingin mengakomodir gerakan
keagamaan secara nasional. Kedua karena memang ada tujuan-tujuan tertentu yang
ingin dicapi pemerintah. Kerusuhan 13 Mei telah menjadi gambaran sejarah suram
untuk tidak terulang kembali dikemudian hari. Sehingga pemerintah mengambil
langkah untuk mengatur kembali tata negara dan kesejahteraan negara. Mulai dari
menerapkan NEP untuk mengatasi ketimpangan ekonomi di masyarakat, hingga
upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengakomodir kelompok
keagamaan ataupun partai dalam satu barisan nasional.
Disamping itu gerakan kebangkitan Islam menjadi problem baru bagi
pemerintah. Problem tersebut muncul dari kalangan terdidik dan menengah keatas
yang bersifat kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Belum lagi gerakan
kebangkitan Islam di Malaysia tidak semuanya pro-pemerintah dan lebih memilih
mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah. Tidak semua kelompok mengecam
kebijakan yang diterapkan pemerintah. Sehingga pemerintah harus mengambil
langkah tegas dalam menyikapi kelompok-kelompok yang memang mengamcam
keutuhan negara Malaysia.
Menerapkan kebijakan-kebijakan yang mengakomodir kelompok gerakan
Islam ke dalam satu tujuan ini untuk mendorong implementasi negara Islam dan
syariat. Pemerintah juga menindak tegas kelompok yang tidak sesuai dengan
tujuan-tujuan pemerintah. Hal ini bisa disimak pada gerakan kelompok Islam yang
dilarang pemerintah yaitu Darul Arqom pada tahun 1994. Fatwa mufti menyatakan
ajaran tersebut tidak sesuai dengan agama Islam murni, ajaran –ajaran seperti ini
disbut Songsang. Malah golongan-golongan yang menjadi penggerak gerakan
kesadaran Islam dinilai penguasa dan kaum nasionalis-sekuler, sebagai sumber
radikalisme dan oposisi. 63 Pemerintah juga mengunakan ISA sebagai amunisi
utama untuk membredel gerakan yang mengamcam stabilitas keamanan negara.
Terkait kebijakan-kebijakan yang digulirkan pemerintah beberapa pihak
menanggapi kebijakan tersebut hanya sebatas simbolis saja. Langkah pemerintah
dalam menerapakan kebijakan-kebijakan Islam lebih bersifat politis. Hal ini jelas
63 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 202
30
terlihat dari pernyataan ABIM yang mengatakan pemerintah tidak Islam, dengan
mengklaim bahwa di lingkungan pemerintah masih banyak praktek-praktek yang
mencemarkan prinsip keadilan Islam.64
Bahkan bagi ABIM pertimbangan rasial dalam kebijakan NEP yang
digulirkan 1969 bertentangan dengan ajaran Islam. ABIM menilai pemerintah
UMNO pada hasil Pemilu 1969, telah menerapkan “Politik Etnis” dan ini
membahayakan. Menurut ABIM solusi terbaik adalah menegakkan negara Islam.
Negara Islam ini yang akan memberikan manfaat secara sosio-ekonomi dan politik
secara adil kepada etnis yang lain.65 ABIM juga secara terbuka mendukung partai
PAS yang menurut ABIM mendapat perlakuan kurang adil dari UMNO. Bahkan
ABIM berkampanye untuk PAS dalam pemilu 1978 untuk memenangkannya.
Tidak hanya ABIM, Darul Arqom juga melontarkan kritik terhadap
kelemahan sistem pemerintah yang diadopsi dari sistem Barat. Solusi yang
ditawarkan Darul Arqom terhadap pemerintah adalah pola hidup yang didasarkan
kepada prinsip-prinsip Islam. Darul Arqom menolak sistem politik Barat dan sistem
politik yang menggunakan slogan Islam.66 Jadi dalam hal demikian Darul Arqom
mempunyai pandangan tersendiri.
Pada masa sebelumnya, era pemerintahan Abdul Razak (1971-1976) sampai
pada era Tun Huesein Onn (1976-1981) pemerintah belum begitu menggalakkan
kebijakan-kebijakan dalam mendorong kebijakan Islam. Baru pada era Mahathir
kebijakan yang bersifat Islami mengalami peningkatan pesat, seperti pada tabel
yang telah penulis paparkan di atas. Disisi lain arus kebangkitan Islam yang begitu
pesat menjadi tantangan yang harus dihadapi pemerintah, solusi terbaiknya adalah
dengan mendukung dengan menjalankan program-program Islami.67 Hal ini juga
yang di pandang oleh PAS bahwa pemerintah tidak menerapkan Islam secara utuh,
tidak benar-benar menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam pemerintahan.
64 Helmiati MA,g. Islam Dalam Politik Malaysia, Disertasi Disertasi Program Pasca Sarjana
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2006, h. 277 65 Sudarnoto, Orientasi dan Dinamika Sosial Politik, h. 203 66 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia. Hal 112 67 Ibrahim Ahmad, Konflik UMNO-PAS dalam Isu Islamasi, Selangor : Ibs Buku Sdn. Bhd.
1998, h. 49
31
PAS memang sejak awal sudah menjadi partai oposisi utama pemerintah
(UMNO). Karena itu, PAS berupaya mengkritik terus menerus kebijakan-
kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah, 68 karena kebijakan itu belum mampu
menyentuh persoalan mendasar yaitu tidak didasarkan pada al-Quran dan Hadits.
Salah satunya adalah memilih tidak libur pada hari Jum’at dan pemberian izin bagi
penjualan minuman keras.69
PAS memang pernah bekerja sama dengan UMNO dalam Barisan Nasional
pada tahun 1973, tetapi dikeluarkan pada tahun 1978. Keluarnya PAS dari BN
disebabkan oleh faktor pemecatan Datuk Muhammad Nasir meteri besar Kelantan
1978. PAS semakin gencar mengkritisi pemerintah, terutama sejak berakhirnya
kerjasama PAS dengan UMNO dan Barisan Nasional (BN). 70 Dari sini PAS
menyatakan pemerintah tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat modern.
Terlepas dari hal-hal yang disebutkan, kecenderungan-kecenderungan
kaum nasionalis yang lebih sekuler banyak menuai kritik dari kelompok-kelompok
oposisi. Tampak seperti dalam pandangan Mahathir, bahwa Islam dalam
pandangannya, adalah agama yang telah menyatu dalam kebudayaan Melayu,
sehingga kebudayaan nasional harus berteraskan kebudayaan Melayu. Menurut
kelompok Islam berbeda, sebab kemampuan Islam dalam menyatukan Melayu
lebih dari pada itu. Kelompok Islam aktif menyuarakan Islam sebagai solusi
alternatif bagi bangsa Melayu.
68 Taufik Abdullah & Sharon Siddique (Ed), Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia
Tenggara, h. 188 69 Esposito, Identitas Islam, h. 266 70 Datuk Halim Abdul Rahman. PAS, Kami Bukan Mungkir Janji, tapi Memang Ditendang
BN Keluar, (Online). www.themalaysianinsider.com diakses pada tanggal 15/12/2015 jam 21:08
32
BAB III
DARUL ARQOM : SEJARAH DAN DOKTRIN
A. Sejarah dan Perkembangan Darul Arqom
Perkembangan gerakan Islam di Malaysia sangatlah menarik untuk disoroti
lebih dalam, terutama pada gerakan kelompok keagamaannya. Memasuki tahun
1970, ekonomi masih menjadi permasalahan rakyat, hal ini mengundang
keprihatinan kalangan tokoh intelektual dan agama. Selain itu problem etnis terus
memanas yang menimbulkan pecahnya kerusuhan rasial antara orang Melayu dan
Cina yang menelan korban jiwa dan harta benda tidak sedikit.
Bersamaaan dengan itu, gerakan Islam di Malaysia mulai tampak sebagai
respon terhadap problem yang terjadi, disamping sebagai solusi untuk mengatasi
permasalahan yang ada. Perkembangan gerakan Islam di Malaysia dapat dilihat dari
berkembangnya sejumlah gerakan dakwah Islam. Pada akhir tahun 1960-an dan
awal 1970-an muncul gerakkan dakwah Islam di Malaysia, salah satunya adalah
Darul Arqom.71 Gerakan ini berkembang cukup signifikan pada dekade 1970-80.
Sejarah kemunculan Darul Arqom berkaitan erat dengan Tarekat
Muhammadiyah yang dibawa oleh Syeikh Muhammad Suhaimi bin Abdullah. Ia
adalah keturunan Jawa yang menetap di Mekkah selama 12 tahun. Ia memilih
Singapure sebagai tempat tinggalnya. Kemudian Pindah ke Kelang, Selangor pada
tahun 1900 hingga wafat 1923. Dari sini Terekat Muhammadiyah disebarluaskan
oleh anak cucunya dan para muridnya serta para khalifah.72
Sejak meninggalnya Suhaimi, perannya dilanjutkan oleh anak dan cucunya
dalam menyebarkan Tarekat Muhammadiyah. Diantara anaknya serta para khalifah
yang turut andil dalam mengembangkan tarekat tersebut adalah Muhammad
Fadhullah yang menyusun Manaqib Muhammad Suhaimi dalam Bahasa Jawa,
Muhammad Khairullah kemudian yang menyempurnakan Manaqib tersebut dalam
Bahasa Melayu. Selain itu, cucu Muhammad Suhaimi juga punya andil besar dalam
71 Moeflich Hasbullah (Ed), Asia Tenggara Konsentrasi Baru (Kebangkitan Islam).
Bandung: PT. Fokus Media. 2003, h. 189 72 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 91
33
mengembangkan tarekat tersebut yaitu Muhammad Toha al-Suhaimi, anak dari
Muhammad Fadhullah. Muhammad Toha telah ikut mnyempurnakan Manaqib
Syekh Suhaimi.73 Para muridnya dan wakil khalifah yang telah dilantik turut andil
dalam mengembangkan Tarekat Muhammadiyah.74
Ashaari Muhammad memiliki kaitan yang erat dengan Tarekat
Muhammadiyah. Kaitannya dari Wak Ibrahim yang mengasuh Ashaari Muhammad
sejak kecil. Wak Ibrahim adalah seorang murid setia Syeikh Suhaimi dan kemudian
menjadi adik ipar Kyai Sahid, seorang khalifah Tarekat Muhammadiyah. Pada saat
Ashaari Muhammad dewasa menjadi tokoh penting yang menjadikan Tarekat
Muhammadiyah terkenal. Pengaruh Tarekat Muhammadiyah sangat kental pada
Ashaari Muhammad, ia juga mengambangkan terekat ini dengan membentuk Darul
Arqom, ia menulis buku Aurad Muhammadiah. Buku ini sangat fenominal
sekaligus mengundang kontroversi. 75 Darul Arqom yang dibentuk oleh Ashaari
Muhammad orientasinya Islami, bergerak di jalan dakwah, dakwahnya halus dan
anti kekerasan.
Darul Arqom didirikan pada tahun 1968 di Lorong Kiri 2, Datuk Keramat,
Kuala Lumpur oleh Ashaari Muhammad. Markasnya ada di rumah yang dihuni oleh
Cekgu Abdul Rahman Haji Shamsuddin yang sama-sama mengajar dengan Ashari
Muhammad di sekolah kebangsaan Datuk Keramat. Karena rumahnya berwarna
putih, kelompok ini akhirnya dinamakan jamaah Rumah Putih. Awal didirikan
Darul Arqom hanya sebatas Majelis Ta’lim atau kelompok pengajian kecil di Kuala
Lumpur. Tetapi setelah berjalan selama tiga tahun, maka timbullah ide untuk
menganti nama kelompok ini dengan Darul Arqom.76 Nama ini dipilih sebagai
kenangan atas rumah salah seorang sahabat Nabi yang pertama-tama digunakan
73 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik “, h. 215 74 Diantaranya Kyai Bunai di Jawa, Kyai Zaid, Kyai Kunawi, Kyai Soleh Gunung Pondok,
Kyai Soleh Linu Batu Pahat, Kyai Mustahab Alor Gajah, Kyai Fadil, Kyai Syahid, Kyai Kusairi,
Kyai Samuri, Kyai Abdullah (adik Kyai Syahid), Kyai Sahid, Wak Ibrahim, Kyai Fadli dan Embah
Mahmud. Lihat uraian lebih lanjut, Sudarnoto. “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 214-217 75 Ashaari Muhammad biasa dipanggil Abuya. Selain itu penyebutan Syeikhul Arqom juga
disandangkan terhadap Ashari Muhammad.
76 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 92
34
untuk mendakwahkan Islam di Makkah.77 Nama ini diusulkan oleh Zakaria Ashari
yang saat itu markas Darul Arqom sudah pindah ke rumah Mohd. Saleh Abu Bakar
di Simpang Flat, Jalan Pekeliling.
Sejarah berdirinya Darul Arqom dilatarbelakangi oleh dua faktor. Pertama,
adalah kondisi masyarakat Malaysia yang saat itu menurut Ashaari Muhammad ada
dalam krisis keagamaan, ahlak, norma, dan krisis ekonomi, politik. Permasalahan
tersebut setiap hari semakin bertambah, bukan malah berkurang. Ditambah
modernisasi, pembangunan dan merebaknya budaya Barat. 78 Kedua, Ashaari
Muhammad menilai para pejuang Islam mulai tumpul, kelompok-kelompok Islam
tidak mampu memperjuangkan tegaknya ajaran Islam. Islam hanya sebatas simbolis
untuk meraih kekuasaan dan apabila mereka sudah aktif di pemerintahan cita-cita
Islam tidak direalisasikan.79
Melihat kondisi masyarakat yang demikian, Ashaari Muhammad merasa
prihatin. Maka ia berinisiatif mendirikan Darul Arqom untuk membangun kembali
kehidupan masyarakat yang berlandaskan kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Darul
Arqom ingin menerapkan konsep Islam ke dalam semua aspek kehidupan seperti
berpakaian, makan minum, berumah tangga, mengatur masyarakat, pendidikan,
ekonomi sampai mengatur negara dan hubungan Internasional. Ini menjadi pijakan
awal berdirinya Darul Arqom di Malaysia untuk memperbaiki kondisi masyarakat.
Pada tahun 1970 pergerakan Darul Arqom mulai semakin tampak, kegiatan
dakwahnya mulai berjalan di mesjid, sekolah, perkantoran dan tempat-tempat
lainnya. Darul Arqom memusatkan kegiatannya di tiga Negara Bagian, yaitu
Selangor, Kedah dan Trengganu. Basis utamanya di Kampung Pencala, Selangor,
77 Taufik Abdullah (Ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, Jakarta: PT
Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002, h. 336 78 Ustaz Ashaari Muhammad, Renungan Untuk Mengubah Sikap, Selangor : Penerangan
Al-Arqam, 1990, h. vi 79 Ustazah Khadijah Aam, Langkah-langkah Perjuangan, kota terbit : Al Arqam, tahun, h.
7. Buku tidak diketahui kota penerbit dan tahunnya. Karena disebabkan sebagian lampiran-lampiran
yang menampilkan kota terbit dan tahunnya hilang.
35
dekat Kuala Lumpur.80 Kegiatan dakwah Ashaari Muhammad yang diadakan di
Masjid Pakistan dan Masjid Jami’ Kuala Lumpur.
Pada tahun 1972 Darul Arqom memulai era baru dengan membuka
perkampungan Islam di Sungai Pancala, Selangor. Kawasan yang seluas 5 hektar
ini dibeli oleh Ashari Muhammad dan rekannya sebagai tempat dan markas
kegiatan Darul Arqom. 81 Tempat inilah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan
utama Darul Arqom di Malaysia. Di sini Darul Arqom membangun Yayasan Al-
Arqom pertama, karena belum memiliki sekolah sendiri waktu itu. Tahun 1975
Darul Arqom mengirim pelajar ke sekolah lain yang berjumlah 12 orang ke
Yayasan Al-Khairiyah, Kupang, Baing. 82 Namun tidak lama setelah itu Darul
Arqom membentuk sekolah sendiri. Akan tetapi pada bulan Agustus tahun 1975
para pelajar tersebut ditarik kembali dari sekolah Al-Khairiyah yang dikirim
sebelumnya oleh Darul Arqom.83 Tenaga pengajar pertama sekolah Darul Arqom
adalah Ashaari dan istrinya. Sekolah pertama Darul Arqom sudah dibangun tetapi
belum terdaptar di Kementerian Pendidikan di Malaysia. Menurut Julien Lee,
sekolah yang didirikan Darul Arqom tidak menerima kurikulum pemerintah dan
karena itu juga secara formal tidak terdaftar di Kementrian Pendidikan Nasional
Malaysia.84
Berdirinya Yayasan Al Arqom menjadi awal permulaan perkembangan
Darul Arqom. Sungai Panchala adalah daerah di luar ibu kota Malaysia yang
menjadi pusat kegiatan Darul Arqom. Tidak hanya di bidang dakwah, kelompok ini
juga aktif di bidang sosial dan ekonomi, seperti pelayanan desa, sekolah, toko dan
pusat kegiatan perempuan.85 Pada Desember 1976 untuk pertama kalinya Darul
80 Ahmad Ibrahim dkk (Ed), Islam di Asia Tenggara: Perkembangan Kontemporer,
Jakarta: LP3S, 1990, h. 91 81 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 95 82 Yayasan Al-Khairiyah yang terletak Baling ini menekankan pada konsep Tarbiyah
Islamiah yang belum ada di Selangor. Kepala sekolah Yayasan ini adalah Muhammad Rusdi Yusuf
alumni Al-Azhar, ia juga pedukung Darul Arqom yang kemudian menjadi ketua Yayasan sekolah
Al-Arqom. 83 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 95 84 Julian C.H Lee. Islamization and Activist In Malaysia, Singapore : Institute of Southeast
Asian Studies, 2010, h. 196 85 Taufik Abdullah (Ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, h. 100
36
Arqom mulai menyelenggarakan program kajian masalah Islam yang diadakan
untuk umum. Kemudian bulan Mei 1977 Darul Arqom juga mendirikan pusat
Pelayanan Ummah yang berpusat di Gombak dan kepalanya adalah Akhbar Anang.
Pada Juli 1978 telah dibuka Pusat Pengobatan Islam Al-Arqom di desa Minang,
Gombak yang dikelola oleh Nordin Ahmad. Pusat pengobatan ini terdiri dari
beberapa macam pelayanan, seperti rawat jalan, persalinan, dan pijat tradisional.
Selanjutnya terbentuklah TK Al-Arqom di Taman Gombak.
Darul Arqom mengoperasikan perumahan seluas 10 hektar, di Batu
Hampar, Perak, termasuk pusat pertanian Al-Arqom. Darul Arqom menggarap
pertanian hampir di semua dusun, menanam berbagai tumbuhan dan juga
mengoperasikan tambak ikan, peternakan unggas dan juga kebun bibit bunga di
tahun 1983. Dalam pembangunan ekonomi Darul Arqom memproduksi berbagai
jenis merk kosmetik, perlekapan toilet, air minum dan berbagai jenis bisnis
lainnya.86 Hal ini untuk pegangan melawan merebaknya produk-produk asing yang
dikwatirkan tidak terjamin kehalalannya.
Darul Arqom mendapat keuntungan dengan bergabungnya sejumlah tokoh
yang mendukung kegiatan Darul Arqom seperti Akhbar Anang, Haji Abdul Halim
Abbas.87 Tidak hanya itu sejumlah tokoh ikut bergabung bersama Darul Arqom.
Abd. Rahim Syeikh Ahmad, pernah menjadi (seorang Qodi di Temerlon) yang
bergabung pada tahun 1977. Mukhtar Yaakob, seorang guru yang kemudian
dilantik sebagai kepala Yayasan Al Arqam tahun 1979. Darul Arqom memang
seperti magnet yang menarik dukungan dari kalangan masyarakat terutama
kalangan pejabat serta para mahasiswa yang belajar di Malaysia atau tempat lain
yang simpatik terhadap Darul Arqom.88 Meskipun di kemudian hari Darul Arqom
juga mengalami pergeseran haluan. Pada tahun 1987, Ashaari Muhammad melantik
86 John L. Esposito (Ed). Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, Terj. Bandung : Penerbit
Mizan, 2001, h. 354 87 Akhbar Anang pernah menjadi dosen ekonomi di Institut Teknologi Kebangsaan (kini
sudah menjadi Universitas Teknologi Malaysia). Anang kemudian diberi kepercayaan oleh Ashaari
sebagai tangan kanannya. 88 Wahyu Ilaihi & Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah. Jakarta : Prenada Media
Group, h. 160
37
Hamim bin Rahmat untuk mengantikan Mokhtar Yaacob. Tetapi tahun 1991
digantikan lagi oleh Abdul Halim Abbas.89
Dalam menjalankan tugasnya Ashaari Muhammad tidak sendiri, ia dibantu
oleh sejumlah tokoh dalam menjalankan pemerintahan. Ashaari Muhammad
dibantu oleh beberapa orang yang disebut Majlis Syura yang terdiri dari 28 orang,
8 orang wakil dan 20 orang direktur untuk berbagai projek dan jabatan. Berikut
struktur organisasi Darul Arqom :
Pendidikan
Struktur di atas adalah susunan kemimpinan Ashaari Muhammad dalam
menjalankan pemerintahan.90 Dalam struktur tersebut Ashaari Muhammad sebagai
89 Farah wahida Mohd Yusof, Al-Arqam & Ajaran Muhammadiyah Satu Penilaian.
Malaysia : Universiti Teknologi Malaysia, 2007, h. 21 90 Tasman, Dakwah Islam Dalam Perspektif Ashaari Muhammad, h. 65
Pemimpin Tertinggi
Ashaari Muhammad
Wakil
Abdul Halim Abbas
Majlis Syura
Amir Negeri
Wakil I
Wakil II
Setia Usaha
Wakil Setia Usaha
Syukbah Tarbiyah
Pendidikan
Dakwah dan
Perhubungan
Syukbah Ekonomi
Industri
Pelayanan Sosial
Perdagangan
Penerangan
38
Amir dan disitu ia juga yang melantik bawahannya. Sementara untuk tingkat daerah
dilantik oleh Amir tingkat negeri. Majlis Syura dibentuk untuk membantu
mengontrol segala kegiatan Darul Arqom dalam menjalankan kegiatantanya selaras
dengan yang diputuskan oleh Amir. Selain itu, diantara yang ditangani oleh Majlis
Syura meliputi bidang-bidang pendidikan, informasi, pelayanan kesehatan,
perdagangan dan industri. 91 Posisi-posisi diatas ini diduduki oleh mereka yang
berpendidikan tinggi seperti alumni Al-Azhar. Tentunya hal ini akan sangat
membantu bagi perkembangan Darul Arqom selanjutnya.
Perkembangan Darul Arqom cukup signifikan di Malaysia. Hal ini bisa
disimak pada beberapa lembaga yang dibentuk Darul Arqom. Pertama Syu’bah
Tarbiyah wa at-Ta’lim (Biro Pendidikan dan Pelajaran) yang memberi perhatian
terhadap studi agama dan akademik, pembangunan TK, SD dan Sekolah Pertama
Atas yang didukung tenaga ahli. Kedua Syu’bah Ijtimaiyah (Pelayanan Sosial)
dengan melakukan pembagunan klinik pertama tahun 1977, melayani kesehatan,
kematian yang berupa bantuan mobil jenazah. Ketiga Syu’bah at-Tjiarah wa as-
Sina’ah (Biro Perusahaan dan Perdagangan). Dari biro ini Darul Arqom
memproduksi kebutuhan bahan-bahan pokok rumah tangga yang berlabelkan Darul
Arqom. Selain itu ada Syu’bah az-Zira’ah (Biro Pertanian). Biro ini dijalankan
dengan penanaman padi, kelapa dan sayuran. Keempat Syu’bah I’lam (Biro
Penerangan). Biro ini disebut juga Biro Dakwah. Melalui Biro ini tahun 1977 surat
kabar Al-Arqam pertama kali terbit dan selanjutnya beberapa majalah, serta
penerbitan buku-buku yang umumnya karya Ashari Muhammad atau dinisbahkan
kepadanya.92
Pada tahun 1979 Darul Arqom mulai melebarkan sayapnya ke dunia
Internasional di beberapa negara Asia Tenggara, Eropa dan Timur Tengah.93 Di
beberapa negara Asia Tenggara antara lain Indonesia,94 Thailand, Pilipina Brunei,
91 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 220 92 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 109 93 Esposito (Ed). Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, h. 353 94 Laporan Utama, Majalah Gatra, Edisi 28 Beredar Jum’at 21 Mei 2004. Diakses dari
www.arsip.gatra.com pada jam 21:22 tanggal 06/01/2016
39
Cina,95 Jepang, Singapura. Di negara lain, Darul Arqom juga berkembang misalnya
Amerika, Kanada, Australia Selandia Baru, Inggris, Francis, Jerman, Pakistan,
Yordania, Uzbekistan. Sementara di Timur Tengah yaitu Mesir.96 Dari catatan buku
Ashaari Muhammad Darul Arqom juga mendirikan kantor Hubungan Internasional
di Pakistan dan Al-Arqom Centre of Trade (pusat perdagangan Al-Arqom) di
Uzbekistan. 97 Di Philipin Darul Arqom menjalin kerjasama untuk membangun
sistem komunikasi dengan penggunaan satelit Comunication Rusia.
Darul Arqom juga mengekspor produk-produknya seperti Snack, minyak
goreng, kecap, pasta gigi bedak, roti dan lain-lain. Produk-produk ini di ekspor ke
Cina dan membangun peternakan Domba di Yunnan. Di Indonesia Darul Arqom
juga mengembangkan berbagai macam usaha. Dari hasil laporan wawancara
Sudarto wartawan Suaramerdeka terhadap Budi Hartanto, Koordinator Darul
Arqom (Pegarah Negeri) yang bertempatkan di Jl Tlogosari Raya Semarang
menyampaikan, Darul Arqom telah memiliki program seperti usaha
perdagangan/bisnis, percetakan, bengkel.98 Usaha-usaha yang dikembangkan Darul
Arqom tersebut menurut Sudarto menarik menat beli masyarakat, karena bagi
warga miskin cukup membayar semampunya.
Tahun 1993 Darul Arqom meresmikan Al-Arqom Group of Companies
(AGC) Chiegmai, Thailand. Peresmian tersebut diiringi dengan muktamar
Ekonomi Antarbangsa yang diikuti oleh konglomerat yang menaungi sektor
perniagaan serta usaha-usaha yang dimiliki Darul Arqom yang meliputi,
pengangkutan industri makanan dan minuman, penerbitan, perusahaan pakaian dan
kosmitik, teknologi tinggi, perawatan dan pengobatan, transfortasi wisata, media
elektronik, pemasaran dan pengendaraan, promosi, wadiah (perbankan), pertanian,
pasar mini, kedai runcit, restoran, peternakan, import dan eksport, tanah dan
95 Esposito (Ed), Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, h. 353 96 John MacDougall. Al Arqam, Date 11 Agust 1994. Diakses dari www.library.ohio.edu pada
jam 21:45 tgl 06/01/2016 97 Ustaz Ashaari Muhammad, Barat di Ambang Maut. Kuala Lumpur : Penerbit Hikmah,
1993, h. viii 98 Sudarto, Tokoh Unik Ashaari Muhammad. 7 Desember 2006. Diakses dari
www.suaramerdeka.com pada jam 07:00 tgl 20/03/2016
40
pembangunan, pelatihan kemampuan dan pembinaan serta perdagangan
Internasional.99
Tercatat pada tahun 1991 ada 45 merk perlengkapan rumah tangga dan 417
bisnis dari berbagai macam jenis, 450 kaset audio, 500 video, seperti film
dokumenter, kuliah keagamaan, dakwah, dialog dan wawancara. Darul Arqom
mendirikan 48 dusun Islam mandiri di seluruh Malaysia, juga memiliki 257 sekolah
di Malaysia 11 diluar negeri dengan jumlah total 9.541 siswa dan 696 guru di tahun
1994. Darul Arqom juga menerbitkan 15 majalah100 bulanan dengan total sirkulasi
928 eksemplar perbulan pada tahun sebelumnya.101 Selain itu Darul Arqom juga
memiliki Super Market, Mini Market, Taylor Shop, Toko Kaset dan Buku, Toko
Buah, Restoran, Toko Elektronik, Proyek kerajinan tangan, Bengkel Perabot dan
Bengkel Motor & Mobil yang semuanya itu berjumlah 153 buah.102
Darul Arqom mengalami perkembangan yang pesat. Tetapi di tengah-
tengah perkembangannya Darul Arqom diterpa permasalahan internal.
Permasalahan tersebut berkaitan dengan kepemimpinan Ashaari Muhammad dan
ajarannya. Pada 14 Maret 1979, “Kumpulan Tujuh”103 yang dipimpin oleh Akhbar
Anang dicopot dari jabatannya dan dikeluarkan dari Darul Arqom. Menurut Ashaari
Muhammad tindakan tersebut dilakukan, karena Perkhidmatan Ummah yang
dipimpin oleh Akhbar Anang berusaha membentuk jamaah dalam jamaah dengan
menghasut anggota bahwa Ashaari Muhammad tidak layak menjadi Pemimpin dan
melantik Mokhtar Yaakob sebagai pemimpin Darul Arqom.104
99 Ahmad Fauzi Abdul Hamid, “ Pemerintah dan Gerakan Islam di Malaysia, Jurnal
Pemikir Membangun Minda”. No. 01, (2001) : h. 118 100 Di antara majalah tersebut seperti majalah wanita 'An Nasihah', majalah berita 'Al Qiadah',
majalah anak-anak 'Al Ain' (untuk putri) dan 'An Nur' (untuk putra), majalah remaja 'Fardhu Ain'
selebihnya lihat uraian (Esposito (Ed). Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, h. 353-355) 101 Esposito (Ed). Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, h. 354 102 John MacDougall. Al Arqam, www.library.ohio.edu 11 Agust 1994 103 Di antara mereka adalah Akhbar Anang, Ghazali Kamarudin, Nuruddin Sulaiman,
Rahmalan Ahmad, Mustaffa Rashidi Budiman, Anuar Ismail, Khairil Anwar, dan Ujang. Kecuali
Anuar, semuanya adalah, nuqaha’ (pembantu) Ashaari Muhammad. Khairil Anwar kemudian
menikahi anak dari Ashaari Muhammad. Di luar Darul Arqom, ia adalah Direktur Biro Bantuan
Hukum Malaysia. 104 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 96
41
Dari sini Akhbar Anang memberikan pernyataan tentang pemecatan dari
jabatannya. Menurutnya, hal ini bukan soal politik melainkan tentang kepercayaan
Imam Mahdi yang dibawa oleh Ashaari Muhammad. Dalam laporannya ia
mengkritik kepercayaan tersebut, yang menyatakan bahwa Syekh Suhaimi tidak
mati, ia akan datang kembali sebagai Imam Mahdi. Permasalahn yang sama juga
muncul dari Mohd. Salleh yang juga ikut meragunkan kebenaran Tarekat
Muhammadiyah. Pada tahun 1986 kritikan juga datang dari Mokhtar Yaakob
terhadap kepercayaan tersebut, dengan menulis buku yang berjudul Imam Mahdi
Menurut Iktikad Ahli Sunnah Waljamaah. Buku ini memaparkan tentang Aurad
Muhammadiyah yang dibawa Darul Arqom.105 Permasalahan yang terjadi dalam
internal tidak mempengaruhi terhadap perkembangan Darul Arqom.
Perkembangan yang dicapai oleh Darul Arqom ini terjadi sebagian besar
berkat upaya Darul Arqom menyajikan Islam secara serasi dan praktis. Serta peran
Ashaari Muhammad dan anggota dalam satu struktur organisasi Darul Arqom.
Pemimpin tertingginya adalah Ashaari Muhammad (Amir). Didukung oleh struktur
kepengurusan wakil-wakil amir dan deputi-deputi mereka, ditambah dengan
pemerintahan regional gerakan ini semacam tatanan negara kecil.106 Gerakan ini
memberikan gambaran Islam, yang menunjukkan bahwa sistem Islam dapat
berjalan di dunia modern. Darul Arqom juga memperlihatkan peran Tarekat
Muhammadiyah yang dianut, dapat merealisasikan ajaran Islam.
Bukan hanya pertentangan internal yang menimpa Darul Arqom. Akan
tetapi tantanganpun datang dari pihak pemerintah Malaysia yang menuduh Darul
Arqom menyimpang. Pada tahun 1979 pemimpin Darul Arqom Ashaari
Muhammad dipanggil oleh Pusat Penyelidikan Islam (Bahagian Hal Ehwal Islam-
sekarang JAKIM Jabatan Kemajuan Islam Malaysia) terkait kepercayaan
Mahdiisme yang dibawanya. Tetapi ia membantah terhadap pernyataan tersebut.
Pada 11 Februari 1981 ia dipanggil kembali, tetapi sekali lagi ia menyatakan bahwa
105 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 222 106 Esposito (Ed), Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, h. 354
42
Syekh Suhaimi telah meninggal di Kelang.107 Tidak berhenti di sini pertentangan
antara Darul Arqom dan pemerintah terus berkelanjutan.
Pada 16 Oktober 1986, Jabatan Kemajuan Islam Malaysia memutuskan
bahwa kepercayaan Darul Arqom dilarang, berdasarkan musyawarah para Majlis
Agama.108 Tidak hanya itu, Darul Arqom juga mendapat tuduhan dan kecaman dari
para elit negara. Sehingga pada akhirnya tahun 1994 pemerintah secara resmi
menyatakan Darul Arqom adalah kelompok yang terlarang. Hal ini berdasarkan
pada kepercayaan bahwa Darul Arqom merupakan ancaman terhadap keamanan
negara Malaysia.
Pemerintah melarang Darul Arqom dan juga menahan para pemimpin dan
anggotanya. Segala produk-produk diambil alih oleh pemerintah. Selain itu Majlis
Agama juga menghimbau kepada Masyarakat untuk tidak mengikuti segala
aktivitas Darul Arqom. Himbauan ini dinyatakan oleh pemerintah melalui surat
edaran yang dikeluarkan pada 27 September 1994.109 Sejarah perjalanan DA pada
akhirnya terhenti sampai di sini, tidak banyak yang bisa dilakukan ketika hukum
sudah ditetapkan oleh pihak otoritas Malaysia.
B. Biografi Pendiri Darul Arqom
Ashaari Muhammad, biasa dipanggil Abuya Syeikh Imam Ashaari
Muhammad At Tamimi, 110 adalah Syeikhul Arqom (pemimpin tertinggi Darul
Arqom).111 Ia dilahirkan pada 30 Oktober 1938112 di kampung Pilin, Rembau negeri
107 Mohd. Ali Haji Zainal, Himpunan Fatwa Warta Kerajaan Negeri Malaka 1986 -2005,
2005 : Jabatan Mufti Negeri Malaka. Cet-1, h. 8 108 Haji Zainal, Himpunan Fatwa Warta Kerajaan Negeri Malaka, h. 9 109 Larangan Terhadap Penglibatan Pegawai-pegawai Awam dan Agensi-agensi Kerajaan
Dalam Aktiviti yang Berkaitan Dengan Al-Arqam. Di akses dari www.jpm.gov.my pada tangga
27/12/2015 110 At-Tamimi adalah gelar yang disandangkan oleh anggota Darul Arqom pada Ashaari
Muhammad sebagai Pemuda Bani Tamim untuk menyambut kedantangan Imam Mahdi. 111 Taufik Abdullah (Ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, h. 336 112 Sumber lain menyembutkan ia lahir pada tanggal 30 Oktober 1937. Tanggal ini juga
dipakai dalam penulisan biografi singkat Ashaari Muhammad dalam artikel-artikel online ataupun
buku yang ditulis oleh para peneliti tentang Ashaari Muhammad, lihat lebih lanjut Dr. Abdurahman
& Dr Gina Puspita, Abuya Syekh Ashaari Muhammad At Tamimi, Diakah Mujaddin di Kurun Ini,
Jakarta : Giliran Timur, 2003, h. 26
43
Sembilan. 113 Meninggal pada 13 Mei 2010 di Hospital Ipoh Specialist Center
Malaysia.114 Ia adalah anak kedua dari empat orang bersaudara. Tetapi kakak dan
adiknya sudah meninggal lebih dulu.
Nama Ayahnya Muhammad seorang Kastam ( pegawai pemerintah )115 dan
dikenal taat beragama dan nasabnya diketahui berasal dari Jawa, ibunya bernama
Maimun yang diduga memiliki nasab dari keturunan bangsa Arab. Pada masa
penjajahan Jepang, Ashaari kehilangan anggota keluarganya diantaranya, ibu,
kakak, adik, Pak Ciknya meninggal berturut-turut dalam tempo setahun 1941.116
Setelah kedua orang tuanya meninggal, Ashaari Muhammad diasuh oleh Wak
Ibrahim (kakak laki-laki dari ibunya). Wak Ibrahim adalah seorang penganut
Tarekat Muhammadiyah, salah seorang murid setia dari Kiyai Syahid, khalifah
tarekat di Kampung Pilin Rembau.
Masa kecil Ashaari Muhmmad hidup dalam kemiskinan dan ketakutan dari
kekerasan kaum penjajah. Dalam catatan buku Ashaari ia menuturkan makanannya
sehari-hari hanya Ubi dan makan nasi dalam 6 bulan sekali. Ia patuh terhadap orang
tua dan juga sering membantu ibunya ketika orang tuanya keluar.117 Artinya sejak
kecil ia memang sudah terbiasa dan terlatih hidup dalam kesederhanaan. Memasuki
usianya yang ke 16,118 ketika duduk di kelas tujuh sekolah Melayu, Wak Ibrahim
mengijazahkan Tarekat Muhammadiyah terhadap Ashaari Muhammad. Setelah
mendapat ijazah tersebut ia hendak memperdalam tarekat Muhammadiyah, maka
dengan itu ia mengunjungi pendiri Tarekat Muhammadiyah yaitu Syehk Suhaimi
untuk mendalami tarekat. Sesampainya di tempat Suhaimi ia hanya bertemu dengan
anak dan cucu Syehk Suhaimi.
113 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 92 114 Ashaari Muhammad Telah Meninggal Dunia, diakses dari www.malaysiakini.com jam
12 siang, tanggal 17 Januari 2016 115 Ustaz Hj Ashaari Muhammad, Buah Pikiran Ustaz Hj Ashaari Muhammad, Siri 1.
Selangor : Penerbitan Minda Ikhwan. 2005, h. v 116 Muhammad, Buah Pikiran Ustaz Hj Ashaari Muhammad, h. iv 117 Muhammad, Buah Pikiran Ustaz Hj Ashaari Muhammad, h. v 118 Sumber lain juga menyebutkan Ashari Muhammad mendapatkan ijazah Tarekat
Muhammadiyah pada usia ke 12 tahun, seketika itu pula Wak Ibrahim yang mengasuhnya meninggal
dunia. Sejak saat itu Ashaari diasuh oleh ibu tirinya, lihat uraian lebih lanjut, Abdurahman, Mujaddid
di Kurun ini, h. 26-31
44
Kemudian melanjutkan pendidikannya ke Ma’had Hishamuddin 119 di
Kelang. Dari sini Ashaari Muhammad banyak belajar dari beberapa orang yang
menjadi gurunya. Di antara gurunya ialah Syekh Mahmud Bukhari, ulama kelahiran
Bukhara yang hafaz 10.000 hadis, Syeikh Khalik, Haji Abdul Halim Al-Azhari dan
A1 Fadhil Ustaz Dahlan Abdul Manaf.120 Ada sebagian yang menyebutkan bahwa
Ashaari Muhammad lebih banyak belajar otodidaks. Tetapi yang paling tampak di
sini adalah pengaruh dari Wak Ibrahim yang mengasuhnya sejak orang tua Ashaari
Muhammad meninggal dunia.
Beranjak usia yang ke 20 tahun ia menikah. Dari pernikahan dengan Hasna
ia dikarunia 11 orang anak, tetapi pada tahun 1984 Ashaari Muhammad
menceraikan Hasnah. Selain Hasnah, Ashaari juga menikahi 4 orang wanita lagi di
antaranya Tengku Noriyah, Rukiyah binti Mohd Rodhzi, Hadijah Aam dan
Noraziah Ain. Jumlah keseluruhan Ashaari mempunyai 40 orang anak dan 150
orang cucu. Hadijah Aam adalah istri Ashaari Muhammad yang paling produktif
dalam membantu Ashaari untuk menyebarkan dakwahnya. Ia menulis buku-buku
Darul Arqom. Sebelumnya ia adalah sekretaris Ashaari Muhammad tetapi karena
kepintaran dan kecakapannya Ashaari menjadikannya ia istri.
Sebelum mendirikan Darul Arqom Ashaari sudah mempunyai banyak
pengalaman dari organisasi yang pernah ia geluti. Bahkan ia pernah diangkat
sebagai tenaga pengajar di sekolah pemerintah. Selain itu Ashaari Muhammad
pernah aktif di berbagai organisasi besar seperti Jamiatul Dakwah Islamiah, ABIM
dan PAS.121 Di Jamiaatul Dakwah Islamiah ia memegang jabatan komisi informasi
dan memang kepala Dakwah Cabang Liga Pemuda Muslim Malaysia ABIM.122
Ashaari Muhammad bergabung dengan PAS pada tahun 1958.123 Di umurnya yang
ke 27 tahun, dia dilantik sebagai Dewan Ulama PAS. Dalam partai ini ia aktif
selama sepuluh tahun, tetapi memilih keluar tahun 1968. Ia juga pernah dikabarkan
119 Sekolah ini didirikan oleh Sultan Hishamuddin Alam Shah, Sultan Selangor ke-5 yang
memimpin sejak 1 April sampai 1 September tahun 1960. 120 Abdurahman, Mujaddid di Kurun ini, h. 32 121 Ashaari Muhammad, Buah Pikiran Ustaz Hj Ashaari Muhammad, h. iv 122 Esposito (Ed). Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, h. 355 123 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 93
45
terlibat bersama Jamaah Tabligh selama sepuluh hari di Singapure bersama Al-
Kudri (Anggota awal Darul Arqom).
Melalui pengalaman-pengalaman ini, maka pada usianya ke 31 ia
mendirikan Darul Arqom di Lorong Kiri 2, Datuk Keramat, Kuala Lumpur. Darul
Arqom kemudian berubah menjadi kelompok besar yang berkembang pesat.
Sebelumnya Ashaari sudah mengatakan bahwa keluarnya dari beberapa kelompok
tersebut karena ia ingin fokus mengembangkan Darul Arqom. Meskipun di sisi
lainnnya ia juga memberikan pernyataan mengenai kelompok yang pernah ia
singgahi, bahwa mereka tidak benar-benar memperjuangkan Islam yang
sebenarnya. Maka dari itu ia tergugah dan berinisiatif untuk membentuk kelompok
sendiri.
Ashaari Muhammad di mata para anggotanya dipandang sebagai pemimpin
yang kharismatik dan punya keberanian. Peribadi Abuya sangat menyenangkan.
Akhlaknya baik dan sikap lemah lembut, sering dia meminta maaf, sering pula
memberi maaf. Ia juga tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, apalagi
yang berkaitan dengan jemaah. Matanya sedikit merah, pakaiannya rapi dan tegak.
Matanya selalu bercelak janggut rapi dan memakai sorban.
Ia juga dianggap orang yang cerdas dan intelek. Hal ini bisa disimak dari
hasil karya-karya yang berupa buku-buku, sajak, novel, syair-syair. Dalam
pengamatan penulis terhitung ada 49 karya, 1 Novel, 5 sajak dan masih banyak lagi
karya dalam bentuk kaset audio dan video yang berisi dakwahnya, sebelum dilarang
oleh pemerintah Malaysia. Tetapi dalam catatan salah satu sumber, ada 62 karya
buku yang diterbitkan oleh Minda dan masih banyak lagi yang belum ditulis dalam
bentuk buku.124 Berikut Karya-karya Ashaari Muhammad
(1) Aqidah Mukmin Siri I, (2) Aqidah Mukmin Siri II, (3) Aqidah Mukmin
Siri II, (4) Barat Di Ambang Maut, (5) Taqwa Menurut Ustaz Ashaari Muhammad,
(6) Inilah Pandanganku, (7) Buah Fikiran Ustaz Ashaari Muhammad, (8) Langkah-
langkah Perjuangan, (9) Renungan Untuk Mengubah Sikap, (10) Ibadah Menurut
Islam, (11) Apa itu Masyarakat Islam,(12) Kearah Membangun Negara dan
124 Abdurahman, Mujaddid di Kurun ini, h. 34
46
Msyarakat Islam, (13) Huraian Ke Arah Membangun Masyarakat dan Negara
Islam, (14) Bergembiralah Dengan Al-Qur’an dan Sunnah, (15) Falsafah Dalam
Menyelesaikan Masalah Hidup Menurut Islam, (16) Hudud Falasafah dan
Pelaksanaannya, (17) Bersatu Menurut Islam, (18) Pancaran Minda, Mutiara
Minda, (19) Pendidikan Rohani, (20) Love & Care – The Key To Universal Unity,
(21) The West on The Brink of Deaht, (22) Keadilan Menurut Islam, (23) Iman dan
Persoalannya, (24) Inilah Jalan Kita, (25) Matlamat Perjuangan Menurut Islam,
(26) Kemerdekaan Menurut Islam, (27) Yang tersirat Disurat, (28) Mengenal Diri
Melalui Rasa Hati, (29) Aurad Muhammadiyah Pegangan Darul Arqom, (30)
Bahaya Syi’ah, (31) Krisis dan Jalan Penyelesaiannya,(32) Pembahagian Manusia
di Akhirat, (33) Keindahan Islam, (34) Malaysia Daulah Bani Tamim, (35)
Presiden Suharto Ikut Jadual Allah, (36) Berhati-hati Membuat tuduhan.
Ceramah-ceramah Ashaari Muhammad juga dihimpun dalam bentuk buku-
buku yang kemudian diterbitkan. Anatara lain : (1) Pembahagian Manusia di
Akhirat, (2) Keindahan Islam, (3) Kesadaran, (4) Hidup Menurut Pandangan
Islam, (5) Keidahan dan Kebesaran Sembahyang, (6) Bagaimana Rasulullah
Mengubah Penyakit Maysrakat. Selain itu karya-karnya dalam bentuk Sajak
sebagai berikut : (1) Di Ambang Pintu Kiamat, (2) Diantara Rintihan dan Harapan,
(3) Madah Hatiku, (4) Hatiku Bermadah Lagi.125 (5) Sajak.126 Sajak yang ke lima
ada tiga jilid yang pertama membahas tentang ketauhitan yang kedua tentang
Tauhid dan Tasawuf serta dibahas lebih lanjut pada Sajak ketiga. Sedangkan yang
dalam bentuk Novel sejauh pengamatan penulis hanya satu yaitu, Selamat Tinggal
Duniaku
Diantara karyanya yang cukup terkenal adalah Aurad Muhammadiyah.
Buku ini menjadi pegangan Darul Arqom. Tetapi buku ini juga mengundang
kontroversi yang berkaitan dengan isi yang terkandung di dalam buku tersebut.
125 Senarai Buku-buku karangan Ustaz Ashaari Muhammad dalam buku, Muhammad,
Inilah Pandanganku. 126 Ustaz Ashaari Muhammad, Sajak Tuahid & Tasawuf, Malaysia : Ogos 2005
47
Kontroversi tersebut datang dari ajaran Mahdisme yang diyakini Darul Arqom.127
Buku lain, yang berjudul Aqidah Mukmin, terdiri tiga seri yang semua khusus
membicaran persoalan aqidah. Buku yang juga membahas tentang keyakinan
Mahdisme adalah buku Malaysia Daulah Bani Tamim dan banyak karya-karyanya
yang lain. Kontroversi ini menyebabkan Ashaari berurusan dengan otoritas
pemerintah yang kemudian mengeluarkan peringatan pada 6 Okteber 1987 terhadap
Darul Arqom.
Dari tulisan Buah Pikiran Ashaari Muhammad, ia menuturkan pernah
ditahan ISA (Internal Security Act). 128 Ashaaari Muhammad ditahan pada 2
September 1994, tapi pada 28 Oktober 1994. Tapi kemudian bersama beberapa
anggota Darul Arqom ia dibebaskan bersyarat dari ISA. Selebihnya berubah
menjadi tahanan rumah. Baru pada tahun 2004 Ashaari Muhammad sepenuhnya
dibebaskan. Terlepas dari ini, Ashaari Muhammad memang telah membawa Darul
Arqom pada kesuksesan.
C. Ajaran Darul Arqom
Darul Arqom menekankan pada Al-Quran dan Sunnah yang ingin
direalisasikan dalam semua aspek kehidupan meliputi diri sendiri, keluarga,
jamaah, kampung halaman, pendidikan, dakwah, ekonomi, kedokteran, politik, cara
hidup sehari-hari, perusahaan, makanan dan lain-lain. Disamping itu doktrin
keislaman yang diterapkan Ashaari Muhammad cukup kuat. Anggota Darul Arqom
meyakini untuk menjadi seorang muslim sejati dan dalam rangka menegakkan
kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam maka harus melakukan hijrah seperti
apa yang telah dilakukan Nabi Muhammad dan para sahabatnya dari Mekkah ke
Madinah. Seperti layaknya hijrah Rasul dari Mekkah ke Madinah. Darul Arqom
pun hijrah tahun 1972 ke Sungai Panchala, pada masa awal munculnya Darul
Arqom.129
127 Kepercayaan ini merujuk kepada Syekh Suhaimi yang disebut-sebut tidak meninggal
melainkan akan datang kembali sebagai Mahdi. Aurad Muhammadiyah diyakini diberikan langsung
oleh Nabi Muhammad kepada Syekh Suhaimi di Mekkah dalam keadaan terjaga. 128 Ashaari Muhammad, Buah Pikiran Ustaz Hj Ashaari Muhammad, h. iv 129 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik “, h. 216
48
Sungai Panchala kemudian dijadikan pusat kegiatan Darul Arqom. Selain
dari pada itu Ashaari Muhammad dalam Dakwahnya menekankan pentingnya
mempererat persaudaraan (ukhuwah), menegakkan ajaran Islam, kepercayaan
kepada Imam Mahdi, membangun ekonomi Islam, serta membangun kehidupan
dunia lebih baik dan kesiapan mempertagung jawabkan di hadapan tuhan. Hal ini
merupakan bentuk keyakinan secara total kepada tuhan dan rasulNya. Secara
spesifik keyakinan yang diajarkan oleh Darul Arqom sebagai berikut :
a. Tauhid
Darul Arqom menerima teologi Abu Hassan Ali Al Asy’ari yang
mengajarkan sifat 20 yang wajib bagi Allah swt, 20 sifat mustahil dan 1 sifat
jaiz, 4 sifat wajib bagi Rasul, 4 sifat Mustahil dan 1 sifat jaiz.130 Teologi Asy’ary
ini berkembang di Basrah sebagai pembelaan terhadap Sunnah. Karena pada
saat itu berkembang sejumlah aliran seperti Mu’tazilah dan lain-lain. Maka
setiap Muslim wajib mengetahui dan mempelajari sifat yang 20 untuk mengenal
Allah. Dalam padangan Darul Arqom orang yang telah mengetahui dan
mempelajari sifat yang 20 disebut Ma’rifatullah. Tetapi seseorang disebut
Ma’rifatullah harus memenuhi empat syarat yaitu , (1) Percaya kepada Allah,
(2) Meyakini Allah dengan sunguh-sunguh tanpa keraguan sedikitpun, (3)
Setelah menyakini adanya Allah, mestilah keyakinan itu sadari dengan
sebenarnya, (4) Mesti ada dalil. 131 Empat syarat tersebut pengesah bagi
seseorang yang akan mengenal Allah swt.
b. Aurad Muhammadiyah
Darul Arqom memiliki kaitan yang erat dengan Tarekat
Muhammadiyah yang dibawa oleh Syeikh Suhaimi yang berasal dari dari
Wonosobo. Sejak meninggalnya Syeikh Suhami Tarekat ini disebarkan oleh
para murid dan khalifah Syeikh Suhaimi. Wak Ibarahim murid setia Syeikh
Suhaimi yang mengasuh Ashaari Muhammad sejak kecil menjembatani
130 Ustaz Ashaari Muhammad, Aqidah Mukmin Seri 1, Kuala Lumpur : Shoutul Arqam,
1991, h. 51 131 Taqlid adalah orang yang aqidah dan imannya tidak mencupi syarat yang 4, ia hanya
sekedar percaya adanya tetapi tidak bisa memberikan dalil dan keterangan. Lihat penjelasan lebih
lanjut dalam buku (Ashaari Muhammad, Aqidah Mukmin Seri 1, h. 34-37)
49
pengaruh Tarekat Muhammadiyah. Pengaruh Tarekat Muhammadiyah terhadap
Darul Arqom sangat tampak. Hal ini bisa disimak pada buku Aurad
Muhammadiyah yang ditulis Ashari Muhammad yang ajarannya ditambah
doktrin-doktrin yang ditanamkan oleh Ashaari Muhammad terhadap anggota
Darul Arqom. Buku Aurad Muhammadiyah ini dijadikan amalan wajib Darul
Arqom.
Kepercayaan yang dibawa Darul Arqom menjadi sorotan, terutama buku
Aurad Muhammadiyah yang telah banyak mengundang komentar dari berbagai
kalangan. Buku Aurod Muhammadiyah yang dijadikan pegangan wajib Darul
Arqom, dituduh menyebarkan ajaran songsang.132 Selain itu keyakinan Mahdisme
Darul Arqom dianggap dianggap menyimpang.
Aurad Muhammadiyah berupa ajaran wirid yang dikenal dikenal dengan
Aurad Muhammadiyah (Arudhiyah Muhammadiyah) yaitu wirid yang diyakinan
diberikan Nabi Muhammad Baitullah. Menurut Hermansyah wirid 133 ini
dikebangkan di Wonosobo pada tahun 1841 M. Sedangkan anggota Darul Arqom
meyakini Aurad Muhammadiyah diambil langsung dari Rasulullah di Baitullah
oleh Syekh Suhaimi.134 Secara spesifik berikut keyakinan-keyakinan yang dibawa
Darul Arqom:
132 Istilah ini dipakai untuk menidentifikasikan kelompok-kelompok yang seperti kultus
(penghormatan yang berlebih-lebihan terhadap seseorang), mempromosikan visi-visi Islam anti
sistem, mengancam harmoni komunal, atau menganut aliran non-sunni. Di Indonesia gerakan ini
didefinisika sempalan oleh beberapa sumber. Sempalan adalah aliran yang dianggap ‘Aneh’
menyimpang dari aqidah, ibadah, amalan atau pendirian mayoritas ummat, lihat : Rusmin Ridho
M.Si, Antropologi Agama. Hal 68. Martin Van Bruinessen dalam artikelnya juga menyembutkan
tentang gerakan ”Sempalan”, dianggap sempalan karena mereka merupakan minoritas yang secara
sengaja memisahkan diri dari mayoritas ummat. Gerakan ini seringkali merupakan penolakan faham
dominan dan sekaligus merupakan protes sosial atau politik, lihat : Martin van Bruinessen, Gerakan
Sempalan, (http://www.hum.uu.nl/medewerkers/m.vanbruinessen/) 133 Bacaan wirid Darul Arqom yang sudah menjadi ritual wajib bagi anggotanya adalah
sebagai berikut, Suroh Al-Fatiha dan Shahadat versi DA (dibaca 10 kali), Ayat 87 QS al Anbiya’
(dibaca 50 kali), Ayat 128-129 QS At-Taubah (dibaca 10 kali), Suroh Al-Ikhlas (dibaca 50), Ayat 9
QS Yasin (dibaca 10 kali), Sholawat (dibaca 50), dan ayat 10 QS Saba’ (dibaca 10 kali), semua bacaan-
bacaan tersebut mempunyai khasiat dan kegunaan tersendiri. 134 Hermansyah, Aliran Sesat di Aceh Dulu dan Sekarang, Banda Aceh : Ar-Raniry Press,
h. 75
50
1. Syeikh Suhaimi diyakini berjumpa langsung dengan Rasulullah di Baitullah
menerima Aurat Muhammadiyah dalam keadaan terjaga.
2. Syeikh Suhaimi diyakini diajarkan bacaan-bacaan dan cara mengamalkan
Aurad Muhammadiyah di Baitullah oleh Rasulullah.
3. Kepercayaan mengenai sunat bagi setiap muslim mengamalkan Aurad
Muhammadiyah karena diterima langsung dari Rasulullah.135
c. Imam Mahdi
Doktrin Mahdiisme yang diyakini Darul Arqom sangat kuat. Hal ini bisa
disimak pada amalan syahadat Darul Arqom yang menambahkan kalimah
nama-nama sahabat dan nama Al-Mahdi pada akhir kalimat syahadat. Berikut
penulis paparkan syahadat Darul Arqom :
Artinya :
“ Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah S.W.T, dan aku bersaksi
bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah S.W.T “ “ Abu Bakar yang
benar, Umar pemisah (antara yang hak dan batil), Usman yang berbakti
lagi pengasih, Ali penyangga agama, Muhammad Mahdi adalah semua
khalifah kepada Rasulullah S.A.W “136
135 Farah wahida, Al-Arqam & Ajaran Muhammadiyah Satu Penilaian, h. 49 136 Ashaari Muhammad, Aurad Muhammadiyah : Sekaligus Menjawab Tuduhan oleh
Ustaz Asahaari Muhammad, (online) https://auradmuhammadiah.wordpress.com di akses pada
tanggal 16/01/2016. Website ini juga menyediakan bacaan-bacaan Aurad Muhammadiyah dan
ceramah Ashaari Muhammad yang dimuat dalam bentuk audio. Selain itu artikel tentang
pertentangan Darul Arqom dan pemerintah Malaysia yang dimuat dalam majalah dan koran juga
tersedia disini dalam bentuk images yang sudah di digitalisasi.
- هللا رسول محمد ؤاشهدان االهللا الااله اشهدان
- برالرحيم مانثع – روف الفا عمر – يق لصدا ن بكر ابو
هللا رسول خلفاه مهديال ن محمد – ين عضدالد علي
51
Tambahan nama-nama sahabat (Khulafa ur Rasyidin) di akhir kalimah
syahadat di atas, adalah sebagai penegasan kekhalifahan empat sahabat Rasul.
Mereka juga meyakini dengan menambahkan nama-nama tersebut, akan
mengesahkan keyakinan terhadap empat sahabat tersebut sebagai Khalifah
Rasulullah S.A.W ditambah keyakinan terhadap Al-Mahdi. Al-Mahdi itu sendiri
yang akan muncul di akhir zaman diyakini sebagai seorang pria yang masih
keturunan ahlul bait. Mereka juga berkeyakinan sebelum munculnya Mahdi,
Pemuda Bani Tamim (Kabilah Quraisy) akan muncul mendahuluinya untuk
menyambut kedatangan Al-Mahdi.
Keyakinan ini menjadi sumber pertentangan Darul Arqom dan otoritas
Malaysia. Pertentangan ini disebabkan oleh keyakinan yang dibawa Darul Arqom
dianggap menyesatkan. Dengan alasan bahwa kepercayaan yang dibawa Darul
Arqom sudah tidak sesuai dengan keyakinan umat Islam di Malaysia pada
umumnya. Seperti keyakinan berikut ini :
1. Meyakini Syeikh Suhaimi yang telah meninggal akan datang, hanya saja masih
dighoibkan dan akan datang pada masanya nanti.
2. Meyakini Imam Mahdi akan datang dari timur, timur yang dimaksud adalah
Malaysia
3. Meyakini bahwa tanda-tanda kemahdian ada pada Syeikh Suhaimi yang di
ghoibkan.
4. Meyakini Ashaari Muhammad adalah tangan kanan Imam Mahdi yang akan
menyambut kedatangannya.
Bagi Ashaari Muhammad tanda-tanda kemahdian ada pada Syekh Suhaimi
yang telah meninggal. 137 Hal ini juga diyakini oleh para anggota Darul Arqom
Syeikh Suhaimi sebagai Al-Mahdi yang akan datang di akhir zaman serta meyakini
Ashaari Muhammad yang akan mengawali kedatangan Al-Mahdi pada masanya
nanti. Jika diamati secara seksama, ini merupakan kultus (penghormatan berlebih-
lebihan) para pengikut Darul Arqom terhadap Syeikh Suhaimi. Sehingga banyak
137 Ashaari Muhammad, Aurad Muhammadiyah : Sekaligus Menjawab Tuduhan oleh
Ustaz Asahaari Muhammad, (0nline), https://auradmuhammadiah.wordpress.com di akses tanggal
16/01/2016
52
pihak menilai hal ini suatu penyimpangan aqidah yang dilakukan Darul Arqom dan
juga membawa ajaran songsang. Selain itu pemerintah juga menganggap Darul
Arqom sebagai ancaman yang terorganisir yang membahayakan negara. Di sisi
Lainnya penulis menilai pihak pemerintah telah memandang Darul Arqom dengan
sebelah mata, sebab Darul Arqom juga turut andil memberikan sumbangsih
keislaman yang nyata di negara Malaysia.
d. Poligami
Dalam pandangan Darul Arqom poligami adalah Sunnah yang harus
dilaksanakan oleh seorang muslim. Berkaca kepada sunah Rasul, Darul Arqom
menganjurkan mencontoh seperti apa yang disunahkan Rasul, terutama dalam hal
poligami. Sehingga Ashaari Muhmmad juga memiliki 4 orang istri dalam satu
rumah dan 40 seorang anak. Menurut Darul Arqom poligami bukan hanya sebagai
jalan keluar atau menyelamatkan kaum wanita, tetapi adalah suatu cara untuk
mendidik para pejuang, para pemimpin, serta sebagai suatu jalan ketaqwaan bagi
wanita untuk membangun semangat Islam. Dalam buku Abdurahman Mujaddid di
Kurun Ini menuturkan bahwa hampir semua jamaah Ashaari Muhammad
mengamalkan poligami, tidak hanya dua istri tetapi ada yang sampai 3 istri. Mereka
semua tinggal satu rumah dalam keharmonisan.138
Haji Abdullah juga meyampaikan dalam bukunya, bahwa Darul Arqom
tidak hanya menganjurkan poligami tetapi juga menghapus maskawin dalam
pernikahan yang sukar dipenuhi. Tetapi di sisi lainnya menurut Haji Abdullah
penerapan hukum poligami yang sangat longgar berdampak negatif, sehingga
membuat anggota Darul Arqom gemar menikah dan lemahnya ekonomi suami tidak
dapat menyediakan tempat tinggal pada istri-istri mereka sehingga terlantar.139 Para
wanita tidak diwajibkan berkerja di luar rumah, laki-lakilah yang bekerja di luar
rumah. Sebab di mata Tuhan antara laki-laki dan wanita sama pahalanya baik itu
lelaki yang bekerja keluar dan wanita di rumah.
138 Abdurahman, Mujaddid di Kurun ini, h. 228-229 139 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 107
53
D. Sikap Politik Darul Arqom
Islam di negara Malaysia jika dilihat sejak masa penjajahan sampai di
penghujung tahun 1960 Islam tidak pernah mendominasi politik di Malaysia.
Pemerintah Sekuler Malaysia tidak memberikan tempat terhadap cita-cita Islam.
Baru pada tahun 1970-1980 Islam mulai diperhitungkan. Semarak kebangkitan
Islam begitu menggelora, sehingga muncul gerakan-gerakan Islam yang
menyuarakan Islam lebih lantang. Selanjutnya pemerintah semakin memberikan
tempat terhadap Islam. Pemerintah Mulai menerapkan program dan kebijakan yang
mendukung Islam seperti mendirikan lembaga kajian Islam dan lain-lain.
Pada era tersebut gerakan Islam semakin menemukan mumentumnya.
Gerakan Islam juga mulai memperhatikan dan mengkritisi kebijakan-kebijakan
agar lebih sesuai dengan syariat Islam. Kuatnya tuntutan dari partai oposisi seperti
PAS dan ABIM, serta muncul gerakan Islam yang lebih melitan oleh generasi muda
memaksa pemerintah UMNO untuk lebih pro terhadap Islam. Sehingga pemerintah
mulai menampakkan Melayu-Islamnya serta menahan dan menetralkan oposisi
Islam.140
Tindakan pemerintah terhadap oposisi Islam adalah menahan dan kooptasi
ke dalam pemerintahan. Menariknya, ketika Mahathir mampu mengajak Anwar
Ibrahim untuk bergabung ke dalam pemerintahannya. Sebagian pihak menyatakan
bergabungnya Anwar kedaalam pemerintahan dijadikan kesempatan bekerja untuk
kepentingan Islamasi. Selain itu PAS yang menjadi bagian dari Barisan Nasional
(BN). Darul Arqom menilai PAS mengalami kemuduran spiritual, sehingga tidak
berhasil mengemban misi menegakkan Islam, malah tersubordinasi oleh partai-
partai non-Islam di BN (Barisan Nasional).141 Dalam hal ini Darul Arqom menolak
menegakkan ajaran Islam di jalan politik, karena bagi Ashaari politik itu bermakna
“Politics is a dirty game”.142
140 John L. Esposito and John O. Voll, Domokrasi di Negara-negara Muslim: Problem dan
Prospe, Terj. Bandung : Mizan, 1996, h. 183 141 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 218 142 Muhammad, Inilah Pandanganku, h. 194
54
Pemerintah Mahathir terus berusaha mengkooptasi oposisi Islam,
disamping mengamati pertumbuhan dan perkembangannya. Gerakan oposisi Islam
di Malaysia menjadi ancaman nyata bagi pemerintah pada saat itu. Apalagi gerakan
Islam terus mengkritisi kebijakan pemerintah dan secara tidak langsung menjadi
tuntutan terhadap pemerintah agar lebih pro-Islam. Misalnya sikap Darul Arqom
yang menilai pemerintah tidak bersunguh-sungguh dalam menegakkan cita-cita
Islam. Darul Arqom juga terus mengkritisi kecenderungan pemerintahan UMNO.
Dalam hal Ashaari Muhammad lebih memilih terjun langsung di tengah masyarakat
tanpa harus terlibat dijalan polittik. Sesuai dengan orientasinya yang menekankan
pada pola hidup yang berlandaskan terhadap Al-Qur’an dan Sunnah.143
Sikap Darul Arqom berbeda dengan gerakan Islam lainnya. Cita-cita
menegakkan ajaran Islam di jalan politik modern Darul Arqom menolak keras,
apalagi kaidah politik modern di impor dari Barat. Malah dalam sebuah buku Inilah
Pandanganku karya Ashaari, ia mengkritik keras politik Barat. Ia menganggap
orang yang terjerumus ataupun mengikuti kaideh-kaidah politik Barat dianggap
menyimpang dari syariat. 144 Namun dalam pandangan pihak yang tidak setuju
dengan Darul Arqom, menganjurkan ummat Islam mengikutinya sebagai wasilah
mendirikan Negara Islam (Daulah Islamiah). Hal ini merujuk kepada kaidah-
kaidah usul fiqh “ Tidak sempurna sesuatu yang wajib melainkan dengan sesuatu
perkara (jalan), maka perkara itu dinggap wajib pula”.145 Darul Arqom menolak
pandangan ini, kecuali apabila tidak ada jalan lain yang bisa diambil. Menegakkan
Islam dengan politik bukan jalan satu-satunya tapi masih banyak jalan lain yang
bisa diambil dan yang lebih sesuai dengan syariat Islam.
Darul Arqom menilai Islam yang selama ini dipraktekkan di Malaysia
bukanlah Islam yang sebenarnya. Kenyataan Islam sebagai agama resmi negara
Malaysia belum tampak. Dalam kenyataannya Islam sebagai agama resmi negara
tidak bermakna sejauh ini. Ketentuan menjadikan Islam sebagai ideologi negara
jika dicermati Malaysia masih menggunakan ideologi sekuler seperti yang berlaku
143 Helmiati, “Islam Dalam Politik di Malaysia”, h. 280 144 Muhammad, Inilah Pandanganku, h. 193 145 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 114
55
di Indonesia. Pelaksanaan undang-undang yang berdasarkan Islam belum
terealisasikan. Bahkan konstitusi masih menjadi undang-undang tertinggi dan
setiap undang-undang harus sesuia dengan ketentuan konstitusi. Mungkin hal inilah
yang dimaksud oleh Ashaari Muhammad bahwa Islam yang dipraktekkan di negara
Malaysia bukan Islam yang sebenarnya. Disamping itu pemerintah dinilai sudah
terpengaruh oleh Yahudi dan Barat.
Bagi Darul Arqom untuk menegakkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
hari orang muslim harus melawan pengaruh Yahudi, Kristen serta Barat, sebab
baratlah yang menjadi aktor utama di balik semua itu. Atas dasar inilah Darul
Arqom menganjurkan sistem politik dan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah
sekuler, harus diganti dengan sistem politik dan ekonomi Islam. Karena menurut
Darul Arqom pemerintah telah terpengaruh oleh Barat. Maka dari itu untuk
melawan pengaruh Barat dan membentuk negara Islam identitas kultural Islam
harus ditonjolkan. Pertama adalah menolak terhadap pakaian yang telah
diintroduksi dari Barat dan mengganti dengan pakaian disunnahkan Islam. Para
lelaki memakai jubah dan surban dan para perempuannya menggunakan cadar.146
Memperkuat hubungan ukhuwah Islamiah, serta pola hubungan sosial laki-laki dan
perempuan berdasarkan pada prinsip Hijab, tidak mencontoh hubungan sosial yang
bebas yang dibentuk oleh Barat.147
Selain dari pada menjalankan sistem sosial yang Islami, penting juga
membentuk sistem pendidikan Islam. Sistem pendidikan Islam dapat diharapkan
sebagai jalan keluar terhadap sistem pendidikan Barat yang dinilai gagal. Sehingga
dengan adanya sistem pendidikan Islam dapat jadi solusi. Atas dasar ini pula Darul
Arqom menghimbau pemerintah yang sepatutnya institusi-institusi agama kerajaan
terutama Pusat Islam Malaysia memperhatikan dan mendahulukan hal tersebut,
karena mereka mempunyai hak dan wewenang.148
Dari sini Darul Arqom mengajukan Sungai Panchala sebagai model
alternatif sebelum menegakkan negara Islam. Dalam komunitas tersebut individu
146 Muhammad, Inilah Pandanganku, h. 189 147 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik “, h. 218 148 Muhammad, Inilah Pandanganku, h. 190
56
dan keluarga Darul Arqom menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam
dan berusaha mengikuti pola kehidupan Nabi Muhammad dan para sahabatnya.
Membentuk negara Islam harus dilakukan secara kongkrit dan bertahap yaitu
membentuk komunitas, keluarga dan individu yang memiliki komitmen tinggi
untuk menegakkan ajaran Islam yang sebenar-benarnya. 149 Maka dari itu
pentingnya tarbiyah untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat. Tarbiyah
bisa dilakukan secara langsung terhadap individu di masyarakat dengan
membimbing terus-menerus dan memberikan pemahaman lewat jalan dakwah.
Sehingga pemahaman masyarakat tidak sebatas teori, tetapi praktek secara
langsung.150
Jika perhatikan di akhir-akhir tahun 1969, Darul Arqom hanya sebatas
gerakan dakwah biasa. Tetapi jika dicemati pada masa dimana Darul Arqom sudah
mulai berkembang signifikan dan bergabungnya sejumlah tokoh-tokoh yang telah
penulis sebutkan sebelumnya, Darul Arqom semakin berani. Bahkan Darul Arqom
mengecam hampir semua pemerintahan dan organisasi Islam di luar maupun di
Malaysia, dengan mengatakan bahwa kegagalan mereka adalah karenan tidak dapat
memusatkan perhatian terhadap Islam dan merumuskan model komunitas Islam
seperti yang dibangun Nabi di Madinah.
John dan O. Voll dalam bukunya, kemuculannya Darul Arqom cenderung
berorientasi pada sufistik dan apolitis, dengan memusatkan perhatian pada
pembangunan masyarakat Islam dari pada terlibat dalam politik. Namun gerakan
ini orientasinya mengalami pergeseran dari apolitik menjadi gerakan politik.151 Hal
ini juga diungkapkakn oleh Haji Abdullah, bahwa dilihat dari perkembangan dan
corak pemikirannya jelas Darul Arqom sedang berpolitik menurut cara dan
kaidahnya. 152 Dalam kenyataanya pertumbuhan Darul Arqom, mengalami
perubahan orientasinya yang mendorong pemerintah melumpuhkan Darul Arqom.
149 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 217 150 Muhammad, Inilah Pandanganku, h. 198 151 John L. Esposito and John O. Voll, Domokrasi di Negara-negara Muslim: Problem dan
Prospek, Terj. Bandung : Mizan, 1996, h. 172 152 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 37
57
BAB IV
SIKAP REPRESIF PEMERINTAH TERHADAP DARUL ARQOM
A. Darul Arqom di Mata Pemerintah
Sejarah dan perkembangan menjadikan Darul Arqom semakin dikenal di
mata masyarakat. Darul Arqom yang berorintasi terhadap dakwah Islamiah,
memiliki tujuan untuk menerapkan Al-qur’an dan Sunah dalam setiap aspek
kehidupan. Sehingga perkembangan Darul Arqom turut mewarnai gerakan
kebangkitan Islam di Malaysia. Bersama kolompok-kelompok Islam lainnya Darul
Arqom tampil sebagai gerekan Islam melalui pendekatan dakwah. Tetapi seringkali
Darul Arqom melontarkan kritik terhadap sistem pemerintahan di Malaysia.
Sikap Darul Arqom yang demikian tetap dipegang teguh sehingga menjadi
problem bagi Darul Arqom, ditambah keyakinan yang dibawa Darul Arqom. Darul
Arqom harus berurusan dengan pihak pemerintah serta pihak-pihak yang tidak
sejalan dengan keyakinan Darul Arqom. Sehingga hal ini menimbulkan
pertentangan antara Darul Arqom dan pemerintah. Maka timbul pulalah tuduhan-
tuduhan terhadap Darul Arqom yang dianggap membawa ajaran sesat serta
dianggap sebagai ancaman bagi negara.
Darul Arqom dianggap sebagai aliran yang membawa ajaran songsang yang
tidak sesuai dengan Islam di Malaysia. Keyakinan Mahdisme yang dibawa oleh
Darul Arqom dalam buku Aurad Muhammadiyah, dinilai menyesatkan dan tidak
layak diikuti. Pemerintah memberikan rincian poin-poin isi buku yang dinilai
menyesatkan :
1. Mengenai Syahadat versi Darul Arqom yang diharuskan dibaca 10 kali.
Syahadat ini dinilai menyesatkan, sebab ada penambahan Kalimah Syahadat
dengan kalimat berikut : Abu Bakr al-Shiddiq, Umar al-Farouq, Usman birru
al-rahim, Ali ‘adhudu al-din, Muhammad al-Mahdi (Muhammad bin Abdullah
al-Suhaimi) Khulafa’ Rasulillah. Penambahan kalimat tersebut, menurut
Ashaari Muhammad, sebetulnya untuk menegaskan keyakinan Ahli Sunnah
Wal Jamaah. Itulah dua kalimah syahadat yang wajib diucapkan oleh setiap
Islam untuk mengesahkan keislamman mereka. Dengan menyebut nama-nama
58
2. Sahabat Rasulullah. Menurut Ashaari Muhammad secara lafad nama-nama
sahabat tersebut terpisah, bukan satu kesatuan dengan dua kalimat syahadat.153
Bagi pemerintah pandangan ini menyesatkan.
3. Soal Imam Mahdi meskipun dalam buku Aurad Muhammadiyah kepercayaan
terhadap Imam Mahdi bukan merupakan perkara Aqidah. Menurut Ashaari
Muhammad kepercayaan terhadap Imam Mahdi, para Ulama sebetulnya masih
berbeda pendapat. Ada yang membolehkan dan ada yang tidak, karena itu,
Ashaari menyatakan bahwa percaya terhadap Imam Mahdi bukan termasuk
Aqidah, tetapi merupakan ijtihad para ulama-ulama.154 Tapi bagi pemerintah,
pandangan Mahdiisme ini dinilai menyesatkan.
4. Mempercayai bahwa Syeikh Suhaimi telah berjumpa langsung dengan
Rasulullah di Baitullah. Ketika Suhaimi Berada di Mekah, ia bermunajat
seketika itu pula dapat petunjuk untuk masuk ke dalam Ka’bah. Pada tengah
malam ia masuk dan berjumpa dengan Rasulullah S.A.W. Di situ Rasulullah
mengajarkan bacaan Aurad Muhammadiyah serta cara-cara mengamalkannya.
Selain mengizinkan Aurad Muhammadiyah untuk diturunkan terhadap murid-
muridnya. 155 Tetapi pemerintah menilai kepercayaan ini sesat dan
menyesatkan.
5. Mempercayai bahwa Syeikh Suhaimi yang disebut oleh Ashaari Muhammad
akan menjadi Imam Mahdi. Secara keseluruhan Umat Islam mempercayai
tentang Imam Mahdi, tetapi belum bisa dijelaskan secara gamblang mengenai
kedatangannya kapan dan di mana. Disamping itu kedatangannya tanpa
pengakuan seperti “akulah Al-Mahdi” pengakuan itu datang dari orang banyak
yang menyadari bahwa dialah Imam Mahdi yang disabdakan Nabi Muhammad.
Hal ini berbeda dengan yang disampaikan oleh Ashaari Muhammad pemimpin
Darul Arqom, dengan menyatakan Syeikh Suhaimi sebagai Imam Mahdi yang
153 Ashaari Muhammad, Aurad Muhammadiyah. Syahadad Dalam Aurad Muhammadiyah,
(online) https://auradmuhammadiah.wordpress.com di akses pada tanggal 11/06/2016. 154 Ashaari Muhammad, Aurad Muhammadiyah. Menentukan Imam Mahdi Bukan Soal
Aqidah, (online) https://auradmuhammadiah.wordpress.com di akses pada tanggal 11/06/2016. 155 Ashaari Muhammad, Aurad Muhammadiyah. Manaqib Asy Sheikh As Saiyid
Muhammad bin Abdullah As Suhaimi Rahimahullahu Taala, (online)
https://auradmuhammadiah.wordpress.com di akses pada tanggal 12/06/2016.
59
akan datang pada masanya nanti. Bagi pihak JAKIM apa yang disampaikan
Darul Arqom tidak sesuai dengan ajaran Islam dan menyesatkan, sehingga
Darul Arqom dianggap sebagai gerakan Songsang156 yang tidak sesuai dengan
keyakinan Islam yang telah dikukuhkan di Negara Malaysia.157
Berdasarkan beberapa pendapat Jabatan Kemajuan Islam di Malaysia
(JAKIM), bagian hukum Syara’ mengenai Syeikh Suhaimi yang diyakini oleh
Ashaari Muhammad hanya dighoibkan, bertentangan dengan pengakuan yang
dikemukakan oleh anak Syeikh Suhaimi (Hj. Fadhullah Suhaimi) bahwa ayahnya
telah meninggal dunia pada hari Ahad 21 Rajab 1343 H/1925, seperti yang
disampaikan dalam Manaqib. Selain itu, kepercayaan terhadap Imam Mahdi yang
diyakini oleh Darul Arqom bertentangan dengan keyakinan yang telah diyakini
pada umumnya bahwa al Mahdi tidak dapat ditentukan secara gamblang siapa dan
kapan kedatangannya. Selanjutnya mengenai Syahadat Darul Arqom,
penambahkan nama-nama sahabat serta nama Al Mahdi sebagai khalifah yang
disandarkan terhadap Rasulullah tidak dapat diterima. Sebab khalifahnya
Rasulullah hanya empat yaitu, Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali.
Selanjutnya kepercayaan Darul Arqom tentang Syeikh Suhaimi yang
berjumpa dengan Rasulullah di Mekkah tidak dapat diterima kebenarannya karena
Rasulullah telah lebih dulu wafat 14 abad sebelumnya. Sedangkan kabar berita
tersebut tidak dibawa oleh Syeikh Suhaimi sendiri, melainkan oleh orang lain yang
tidak menyertakan bukti-bukti kebenarannya. Selain itu, perjumpaan dengan
Rasulullah yang dilakukan oleh Syeikh Suhaimi tidak dapat dibenarkan karena
yang di maksud Yaqosah (berjumpa langsung dengan Rasul) hanya dapat dilakukan
oleh orang-orang yang hidup semasa dengan Rasulullah.
Maka itu, pada 16 Oktober 1986, melalui hasil muzakarah (tukar pikiran
mengenai suatu masalah) Jabatan Kemajuan Islam Malaysia memutuskan bahwa
isi buku Aurad Muhammadiyah Darul Arqom sekaligus Menjawab Tuduhan serta
156 Istilah ini digunakan untuk mengidentifikasikan kelompok-kelompok seperti
kepercayaan, mempromosikan visi-visi Islam anti pemerintah, mengamcam harmoni negara, atau
menganut aliran non-sunni. 157 Bahagian Penyelidikan JAKIM, Ashaari Muhammad Bukan Putra Bani Tamim, diakses
dari www.islam.gov.my tanggal 28/01/2016
60
keyakinan Mahdiisme Darul Arqom bertentangan dengan Aqidah dan Syariat.
Sehingga pemerintah melarang semua buku-buku dan percetakan Darul Arqom.
Kementerian Dalam Negeri juga ikut menguatkan pelarangan terhadap buku
tersebut.158 Rapat Komite Fatwa Negeri Melaka juga telah mengambil umpan dan
setuju dengan keputusan fatwa :
1. Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan Kali Ke 17 pada 6 Oktober 1986
di Balai Syura, Tingkat 11, Pusat Islam Malaysia , Kuala Lumpur yang
memutuskan bahwa :
"Buku Aurad Muhammadiah Pegangan Darul Arqom Sekaligus Menjawab
Tuduhan tulisan Ashaari Muhammad harus ditahan penyebarannya karena
mengandung ajaran dan paham yang bertentangan dengan syari`at Islam dan
membingungkan masyarakat Islam.
Selain itu, Komite Majlis Agama Islam Selangor (MAIS) menetapkan fatwa
sebagai berikut :
Dalam menjalankan kekuasaan-kekuasaan yang diberi oleh bagian 41 ( 2)
diberlakukannya administrasi agama Islam 1952 ( Selangor No.352 ) Komite
hukum Dewan Agama Islam Selangor pihak MAIS memfatwakan bahwasanya
Aurad Muhammadiyah pegangan Darul Arqom menyimpang dari aqidah Islam
sebenarnya dan membingungkan masyarakat Islam seluruhnya.159
Pemerintah Malaysia mengharamkan ajaran dalam buku Aurad
Muhammadiyah, karena dinggap menyesatkan dan membahayakan. Berkaitan
dengan Mahdisme yang diyakini Darul Arqom, dianggap bertetantangan dengan
Islam yang telah dikukuhkan di Malaysia, yaitu Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Darul
Arqom dinyatakan kelompok terlarang. Ajaran Darul Arqom dan sikap kritikalnya
serta pernyataan Ashaari Muhammad yang menyatakan “ Bahwa 60 persen dari
penduduk Malaysia dan 80 persen pegawai awam mendukung gerakan Darul
158 Mohd. Ali Haji Zainal, Himpunan Fatwa Warta Kerajaan Negeri Malaka. Malaka :
Jabatan Mufti Negeri Malaka. 2005, h. 9 159 Mazni Binti Abdullah Wahab, “Pentadbiran Fatwa Negeri Selangor : Kajian Terhadap
Enakmen Pentadbiran Perundangan Islam Selangor 1989”. (Disertasi : Program Akademi Pengajian
Islam Universiti Malaya Kuala Lumpur, 2001), h. 186
61
Arqom”. 160 Maka dari itu, pemerintah mengupayakan untuk melumpuhkannya
dengan pelarangan yang meliputi aktivitas Darul Arqom, yang meliputi pendidikan,
perkampungan, perniagaan dan kegiatan sosial Darul Arqom.161 Pemerintah juga
melarang berbagai penerbitan serta buku-buku, majalah novel, serta barang media
elektronik Darul Arqom juga dilarang beredar seperti kaset-kaset yang berisi
ceramah Ashaari Muhammad.
2. Muzakarah Komite Nasional Kali Ke 34 pada 31 Maret 1994 yang memutuskan
bahwa :
a. Dewan/Departemen Agama Islam Negeri harus menggunakan ketentuan
yang ada di dalam Enakmen Administrasi Agama Islam sepenuhnya dalam
upaya untuk memerangi kegiatan Darul Arqom seperti ketentuan mengajar
tanpa mandat , membuka sekolah tanpa izin dan berpoligami tanpa izin
Pengadilan Syari`ah.
b. Kelompok Al-Arqam diminta bertaubat dan perlu dinasihati oleh Raja -
Raja dan Sultan sebelum diambil tindakan boikot.162
Mahathir Mohammad menegaskan bahwa aktivitas Darul Arqom yang
berhubungan dengan ajarannya, dianggap membahayakan keselamatan rakyat
Malaysia.163 Sehingga dapat mengganggu setabilitas politik Malaysia dan dapat
membahayakan bagi keamanan nasional. Memang sejak awal kemunculannya
sampai pada sekarang status Darul Arqom bukan sebagai organisasi formal yang
diakui oleh pemerintah. Darul Arqom hanya sebatas kelompok pengajian yang
berorientasi terhadap dakwah keagamaan.
160 Julie Chernov, Umat Begerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia, Malaysia, dan
Turky, h. 186 161 Fatwa Terhadap Kumpulan Al-Arqam Pimpinan Haji Ashaari Muhammad. Di akses dari
website resmi pemerintah www.islam.gov.my pada tanggal 30/01/2016 162 Haji Zainal. Himpunan Fatwa Warta Kerajaan Negeri Malaka, h. 17 163 Ahmad Fauzi Abdul Hamid, “Pemerintah dan Gerakan Islam di Malaysia, Jurnal Pemikir
Minda”. Volume 48, No. 18, (2000) : h. 119
62
Menurut pihak investigasi polisi keberadaan Darul Arqom di Malaysia
terlalu mengkhawatirkan bagi negara. 164 Darul Arqom disebut melatih pasukan
rahasia di Bangkok yang berjumlah 300 orang. 165 Pasukan ini nantinya akan
digunakan untuk merebut kekuasaan di Malaysia. Karena Ashaari Muhammad
dinilai mempunyai ambisi untuk membangun pemerintahan baru dan anggota Darul
Arqom juga meyakini bahwa Ashaari Muhammad sebagai pembawa Imam
Mahdi.166
Ketua Pengarah Pusat Islam, Zainal Abidin Abdul Kadir, memberi
pernyataan mengenai Darul Arqom. Ia mengatakan bahwa unsur-unsur militan
telah merasuk dalam internal Darul Arqom, sehingga sewaktu-waktu misi Darul
Arqom dapat menggulingkan pemerintah dengan cara kekerasan. Senator Nazri
Abdul Aziz mendesak Dewan Negara untuk bertindak cepat terhadap Darul Arqom,
sebab menurutnya Darul Arqom lebih bahaya dari komunis. Hal-hal ini menjadi
desakan serius bagi pemerintah Malaysia, Sehingga ada upaya tegas pemerintah
untuk membatasi kolompok Darul Arqom.167
Jika diamati secara seksama penulis setuju dengan hasil penelitian Abdul
Hamid yang mengatakan : Kasus Darul Arqom mengerucut, yang pada awalnya
hanya dinilai menyebarkan ajaran sesat meruncing dituduh menjadi ancaman
terhadap negara. Persoalannya adalah, tuduhan-tuduhan teresebut juga dilontarkan
para elit negara. Sehingga mendorong Pusat Islam untuk mengeluarkan fatwa yang
melarang gerakan ini, serta intruksi untuk menyelidiki aktivitasnya. Disamping
tindakan agresif Darul Arqom semakin meningkat seperti kecaman-kecaman yang
dilontarkan terhadap sistem pemerintahan Malaysia. Sehingga mendorong
pemerintah untuk melumpuhkannya. Atas dasar Akta Keselamatan Dalam Negeri
(ISA), maka pemerintah merepresi gerakan ini.
164 Fatwa Perbincangan mengenai Pertumbuhan Al-Arqom dan Majalah-majalah terbitanya,
diakses dari web resmi Pusat Islam Malaysia www.mufti.kelantan.gov 165 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia’ h. 23 166 Abdul Hamid, h. 119 167 Abdul Hamid, h. 121
63
B. Langkah Represi
Sebelum penulis beranjak lebih jauh, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu
tentang represi. Represi dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan
penekanan, pengekangan ataupun secara kasarnya penindasan.168 Represi tersebut
sesungguhnya untuk meredam pergerakan kelompok-kelompok ekstrim di
Malaysia. Berbeda dengan masa pemerintahan sebelumnya, misalnya pada masa
Tun Razak. Anwar Ibrahim sebagai presiden ABIM, dipenjarakan selama 22 bulan
pada tahun1974. 169 Pada 1980, pemimpin-pemimpin lokal PAS dari Kedah
dipenjarakan di bawah ISA setelah partisipasi mereka dalam demontrasi petani. Hal
ini menjadi contoh bagi kelompok-kelompok yang lain bahwa kritik yang
melampaui batas tidak akan ditoleransi oleh pemerintah.170
Setelah Mahathir Muhammad naik menjadi perdana menteri dan Musa
Hitam menjadi menteri dalam negeri penggunaan ISA semakin menurun. Mayoritas
hanya represi dengan pelarangan dan penangkapan, tetapi kelompok-kelompok
yang anti pemerintah, anti sistem serta dianggap menjadi ancaman negara ISA
menjadi jalan terakhir yang akan digunakan. Pelarangan terhadap kelompok-
kelompok sering terjadi pada kelompok yang dilabeli songsang, terutama gerakan
yang mempromosikan visi Islam anti pemerintah atau meganut aliran non-sunni.171
Mungkin ISA dipakai dengan sangat hati-hati dan penuh pertimbangan, sehingga
sangat efektif dalam meredam gerakan kelompok-kelompok denegan agenda
tertentu.
Pemerintah tidak serta merta melarang ataupun menangkap kelompok yang
diduga menyimpang, melainkan diawali dengan pemeriksaan dan pengawasan
untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan. Biasanya hal ini
168 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka, 1988, h. 744 169 Anwar Ibrahim dipenjarakan karena kritiknya terhadap pemerintah. Ia memimpin
demotrasi anti-kemiskinan di Baling pada tahun 1974. Krisi ekoonomi tahun 1970-an serta merosot
harga karet yang menjadi mata pencaharian warga Malaysia mendorong Anwar Ibrahim
menyuarakan kemiskinan. 170 Julie. Umat Begerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia, Malaysia, dan Turky,
h. 187 171 Julie, h. 185
64
ditangani oleh kepolisian yang sangat efektif dalam memantau gerakan organisasi
yang berhaluan dakwah songsang. Polisi ini adalah polisi khusus yang ahli dalam
melakukan penyamaran, pengintaian terhadap suatu kelompok tertentu.
Pada tahun 1980-an, negara mengklaim bahwa kelompok ekstrimis sudah
mulai mengakar di Malaysia dan memiliki doktrin sesat serta mendukung untuk
melakukan penggulingan pemerintah. Survei pemerintah mencatat ada 40
pergerakan dakwah songsanng dengan jumlah anggota tiga puluh ribuan. Untuk itu,
pemerintah lebih menggalakkan lagi tindakannya terhadap kelompok yang memang
dinilai menjadi ancaman.172 Darul Arqom salah satunya yang di represi pemerintah
dan secara kontroversial dilarang pada tahun 1994. Meskipun Darul Arqom tidak
melakukan tindakan kekerasan, ia dilarang dengan berbagai macam-macam
tuduhan dari melatih pasukan khusus, hingga dinilai menjadi ancaman nasional.
Begitupun keberadaan Darul Arqom di beberapa negara Asia yang juga di
sekat seperti di negara Indonesia, Thailand dan Singapura. Di negara tersebut Darul
Arqom tidak dikekang seperti di Malaysia, sehingga masih leluasa menjalankan
aktivitasnya. Meskipun pada akhirnya pemerintah di negara tersebut juga
mengeluarkan kebijakan yang melarang kegiatan Darul Arqom. Setiap negara
memiliki alasan tersendiri, untuk menjaga stabilitas berbangsa dan bernegara.
Di Indonesia sejak dikeluarkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)
pada tanggal 13 Agutus 1994 M. di Jakarta, melalui Rapat Pengurus Paripurna
Majelis Ulama Indonesia bersama ketua-ketua Majelis Ulama Daerah Tingkat I
seluruh Indonesia, memutuskan untuk melarang peredaran buku Aurad
Muhammadiyah pegangan Darul Arqom serta melarang penyebaran organisasi
Darul Arqom. Hal ini demi terpeliharanya kemurnian agama Islam dan keutuhan
bangsa. Disamping juga menyerukan agar tidak terpengaruh oleh ajaran yang
dibawa Darul Arqom.173
172 Julie. Umat Begerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia, Malaysia, dan Turky,
h. 186 173 Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang dikeluarkan pada 06 Rabi’ul Awwal 1415 H /13
Agustus 1994 M di Jakarta, di tandatangani oleh Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia. KH
Hasan Basri
65
Berbeda dengan Malaysia, di Thailand gerakan Darul Arqom pada awal
perkembangannya belum mendapatkan respon dari pemerintah. Tetapi semenjak
beredarnya rumor Darul Arqom melatih pasukan rahasia, pemerintah mulai
mendiskusikan keberadaan Darul Arqom di Thailand termasuk mengawasinya.
Persamaanya dengan Indonesia bahwa tidak semua wilayah di Thailand memusuhi
Darul Arqom. Seperti laporan Hendrik Meuleman, keberadaan Darul Arqom di
wilayah Selatan Thailand kurang begitu diperhatikan. Bahkan bisa dibilang tidak
begitu sukses. Hal ini didasari oleh faktor kuatnya agama lokal yang sudah
mengakar disana.174
Selanjutnya di Singapura, negara ini jika dilihat dari letak geografis paling
dekat dengan negara Malaysia. Secara tidak langsung membuat hubungan antar
sesama anggota lebih mudah. Sama halnya dengan Malaysia Singapura tidak
memberikan tempat bagi Darul Arqom. Majelis Agama Islam Singapura (MUIS)
melarang peredaran buku Aurad Muhammadiyah pegangan Darul Arqom.
Alasannya tetap sama yaitu demi menjaga kemurnian agama Islam serta untuk
menjaga persatuan keluarga muslim Singapura, demi stabilitas negara.175
Di Malaysia diawali dengan pemanggilan pemimpin tertinggi Darul Arqom
Ashaari Muhammad tahun 1979 oleh Pengarah Pusat Islam. Pemanggilan ini untuk
bermuzakarah dengan Ashaari Muhammad terkait buku Aurad Muhammadiyah.
Setelah bermuzakarah dengan pemimpin Darul Arqom, pada 16 Oktober 1986
Jabatan Kemajuan Islam Malaysia melalui muzakarah memutuskan bahwa isi buku
Aurad Muhammadiyah Darul Arqom sekaligus Menjawab Tuduhan bertentangan
dengan Aqidah dan Syariat terkait kepercayaan mahdisme-nya. Maka dari buku
Darul Arqom dilarang peredarannya di negara Malaysia.
Pemerintah juga menutup percetakan Darul Arqom ( Minda ) serta dilarang
menerbitkan, tercatat ada 15 buku, 3 jenis majalah Al-Ain (majalah untuk anak-
anak), An-Nasihah (majalah berita) dan Al-Mukminah serta beberap kaset dan
174 Johan Hendrik Meuleman. “Reactions And Attitudes Towards The Darul Arqom
Movement in Southeats Asia. Jurnal Studia Islamika” volume 3, No 1, (1996): Hal 65 175 Hendrik Meuleman. “Reactions And Attitudes Towards The Darul Arqom Movement in
Southeats Asia, h. 67
66
video juga ikut dilarang. 176 Majalah Al-Mukminah mulai terbit tahun 1986.
Pengarah majalah ini adalah istri Ashaari Muhammad Khadijah Aam. Majalah ini
sebagian besar pembacanya adalah kaum wanita. Majalah tersebut dilarang oleh
pemerintah Malaysia dan larangan tersebut meliputi penjualan, penerbitan ulang
serta percetakannya.177
Tahun 1991 Jawatankuasa Syariah mengeluarkan fatwa yang menyatakan
faham-faham yang dibawa oleh gerakan Darul Arqom bertentangan dengan Aqidah
dan Syariah Islamiah sehingga dapat menyesatkan masyarakat Islam.178 Langkah
awal pemerintah Malaysia adalah melakukan pengharaman terhadap buku-buku,
majalah dan kaset rekaman hasil rekaman. Tetapi seiring meningkatnya aktivitas
Darul Arqom, maka pemerintah dengan tegas melarang keberadaan kelompok ini
di Malaysia. Perdana Menteri Mahathir Mohammad menegaskan bahwa Darul
Arqom, kelompok yang ilegal, maka dibawah ISA izin bagi pasukan keselamatan
untuk bertindak terhadap Darul Arqom.179
Pada tahun 1991 pemerintah mengeluarkan larangan bagi setiap anggota
Darul Arqom, agar tidak ikut dalam kegitan kenegaraan.180 Jika ditelisik dari awal
kenapa keragaman kelompok di negara Malaysia susah untuk mendapatkan tempat
baik di tingkat federal. Hal semacam ini memang harus diproses terlebih dahulu
sebab, peraturan hukum yang telah ditetapkan harus sesuia dengan Mazhab Syafi’i.
Sehingga kelompok atau gerakan yang dianggap tidak sesuai akan dibatasi.
Berbanding terbalik dengan negara tetangga yaitu Indonesia. Hukum di Indonesia
masih memperbolehkan satu atau beberapa orang untuk berkumpul untuk
menyatukan visi.
Pemerintah juga mengambil langkah tegas melakukan penangkapan dan
menahan pemimpin serta anggota Darul Arqom. Dalam hal ini polisi Malaysia yang
176 Haji Zainal, Himpunan Fatwa Warta Kerajaan Negeri Malaka, h. 9 177 Larangan terhadap buku Ashaari Muhammad. Diakses dari www.malaysiakini.com pada
31/08/22016 178 Arkib himpunan fatwa-fatwa mufti negeri sembilan www.muftins.gov.my di akses
04/09/2016 jam 11:00 179 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia”, h. 121 180 Hendrik Meuleman. “Reactions And Attitudes Towards The Darul Arqom Movement in
Southeats Asia, h. 50
67
menanganinya, sebab jika dilihat dari sejarah panjang polisi di Malaysia sudah
sejak awal menjadi tangan hukum untuk melakukan aktivitas hukum sehari-hari.
Namun apabila permasalahannya sudah mencakup tingkat yang mengkhawatirkan,
maka pemerintah mengambil langkah tegas dengan menggunakan ISA. Malaysia
memang sangat efektif dalam memastikan hukum dan ketertipan. Sejumlah daerah-
daerah di Malaysia tidak ada yang tidak berhukum, meskipun di daerah-daerah
yang di dominasi dan diperintah partai oposisi.
ISA (Internal Securuty Act) adalah senjata utama yang digunakan
pemerintah untuk meredam gerakan ektrimis yang menjadi ancaman di Malaysia
terutama kegiatan Darul Arqom. ISA Di Malaysia, mulai diberlakukan pada tahun
1960. Dengan aturan ini pemerintah Malaysia memiliki kekuasaan untuk menahan
seseorang kalau dianggap orang tersebut bertindak melanggar keamanan nasional,
mengancam sejumlah pelayanan publik dan kehidupan ekonomi. Dalam ISA
dinyatakan bahwa polisi bisa menahan seseorang tanpa surat perintah hingga
maksimal 2 tahun, dan menteri dalam negeri pun berhak memperpanjang
penahanan seseorang yang dituduh melanggar ISA.181
Keberadaan Darul Arqom yang semakin meningkat agresifitasnya serta
ramalan-ramalan terhadap munculnya imam Mahdi dan ramalannya tentang
kejatuhan Mahathir dan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam tempo enam
bulan. Ditambah gerakan ini yang sudah menyebar luas di tengah masyarakat
mendorong pemerintah untuk bertindak tegas. Darul Arqom dinilai menjadi
ancaman nasional dan membawa ajaran menyimpang. 182 Sehingga pemerintah
menggunakan ISA untuk meredam pergerakan kelompok Darul Arqom di
Malaysia. Tindakan pemerintah untuk menjalankan operasi penangkapan disambut
oleh semua kerajaan negeri Malaysia dan agensi-agensi kerajaan. Atas dasar Akta
Keselamatan Dalam Negeri (ISA-Internal Security Act), pemerintah menahan
pemimpin-pemimpin Darul Arqom. Jika mereka tidak patuh terhadap ketetatapan
ISA dianggap telah memicu ketegangan.
181 Fatwa Terhadap Kumpulan Al-Arqam Pimpinan Haji Ashaari Muhammad. Di akses dari
website resmi pemerintah www.islam.gov.my pada tanggal 30/01/2016 182 John L. Esposito & John O. Voll, Demokrasi di Negara-Negara Muslim, h. 175
68
Secara kronologis Ashaari Muhammad ditangkap oleh pemerintah pada 2
September 1994 di era Mahathir Muhammad. Ashaari Muhammad bersama
anggota Darul Arqom dalam perjalanan menuju Chengmai Thailand. Ia ditangkap
polisi Thailand di Lampang dan dipisahkan dari rombonganya. Ashaari Muhammad
dibawa ke perbatasan Malaysia untuk diserahkan pada polisi Malaysia. Ashaari
Muhammad ditahan hingga tanggal 24 september 2004. Selanjutnya orang-orang
terdekat Ashaari Muhammad lainnya yang juga ikut ditangkap yaitu, Khadijah Aam
istri Ashaari Muhammad, Shuib Sulaiman, juru bicara Darul Arqom dan Jailani
Jasmani, Setiausaha Akbar Ashaari. Disusul lagi penangkapan empat orang
petinggi Darul Arqom yaitu, Zabidi Muhammad Penasehat Undang-Undang Darul
Arqom, Ibrahim Muhammad adik ipar Ashaari dan Pengarah Keuangan Darul
Arqom, Hasan Mokhtar Setiausaha Majlis Darul Arqom dan Khairil Anwar
menantu Ashaari Muhammad yang juga Penasihat UUD Darul Arqom.183
Pemerintah juga memantau kegiatan ekonomi yang digagas Darul Arqom
dan menutupnya. Tidak hanya aktivitas ekonomi, pendidikan Al-Arqam yang
digagas oleh Darul Arqom juga dibekukan oleh pemerintah, yang mengakibatkan
murid-murid terlantar. Meskipun pemerintah ingin mengalihkan para murid ini,
tetapi lambatnya penanganan pemerintah dalam mengalihkan mantan murid
sekolah Al-Arqom ke sekolah nasional, hingga menyebabkan sekitar 10.000 murid
terlantar. Disamping itu, mantan guru sekolah Al-Arqam diberikan pilihan oleh
pemerintah untuk mengajar kembali di sekolah nasional.184 Namun tidak semua
mantan guru sekolah Al-Arqam ditarik oleh pemerintah mengajar di sekolah
nasional, tapi hanya guru-guru yang sudah berpengalaman dan profesional.
Sekolah yang beroperasi di perkampungan Darul Arqom, Sungai Panchala,
ada dalam naungan Yayasan Darul Arqom. Menurut Haji Abdullah pendidikan
Darul Arqom juga pernah diajukan untuk disetarakan pada tingkat Universitas, tapi
gagal. Kegagalan tersebut diakibatkan oleh konflik perebutan kekuasan yang terjadi
183 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia”, h. 121 184 S. Yunanto. Pendidikan Islam di Asia tenggara dan Asia Selatan. Jakarta : The Ridep
Institute. 2005, h. 197
69
di kalangan internal Darul Arqom.185 Sejak saat itu, pendidikan ini hanya beroperasi
di kalangan Darul Arqom saja tanpa melibatkan masyarakat umum. Pada masa
perseteruan antara Darul Arqom dan pemerintah yang berakhir dengan pelarangan
Darul Arqom tahun 1994, pemerintahpun ikut membekukan pendidikan Darul
Arqom.186
Keputusan yang dikeluarkan Majelis Fatwa Ulama Malaysia menjadi akhir
dari segala aktivitas sosial-ekonomi Darul Arqom. Ditambah penangkapan
terhadap pemimpin dan orang-orang tertinggi Darul Arqom. Meskipun tahun 1997
ada beberapa anggota setia Darul Arqom yang mencoba menghidupkan kembali
Darul Arqom dengan nama yang berbeda yaitu Rufaqa Corporation Sdn (kemudian
dikenal dengan Global Ikhwan Sdn), tetapi ketatnya pengawasan pemerintah
terhadap aktivitas bekas Darul Arqom, sehingga aktivitas Rufaqa Corporation tidak
leluasa. Apalagi system dan keyakinan Darul Arqom masih tetap dipertahankan
hanya nama saja yang berubah.
C. Reaksi Represi
Melihat perjalanan Darul Arqom pada umumnya dan Ashaari Muhammad
khususnya yang sudah sampai pada tahap menyesatkan, maka pada Agustus 1994
pihak Jawatankuasa (panitia, komisi) Majlis Fatwa Kebangsaan melarang
keberadaan organisasi ini. Kementerian Dalam Negeri segera memperkuat larangan
dengan menahan tokoh-tokoh besarnya, terutama Ashaari Muhammad.187 Diawali
dari Ashaari Muhammad yang ditangkap pada 2 September 1994 dalam perjalanan
ke Thailand.
Selanjutnya orang-orang terdekat Ashaari Muhammad lainnya, Khadijah
Aam Istri Ashaari Muhammad, Shuib Sulaiman, juru bicara Darul Arqom dan
Jailani Jasmani, Setiausaha Akbar Ashaari. Disusul lagi penahanan empat orang
petinggi Darul Arqom yaitu, Zabidi Muhammad Penasehat Undang-Undang Darul
Arqom, Ibrahim Muhammad adik ipar Ashaari dan Pengarah Keuangan Darul
185 Abdul Rahman Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan Aliran, Jakarta:
Gema Insani Press, 1997, h. 82-84 186 Badlihisham Mohd Nasir. “Pendidikan dalam Gerakan Islam di Malaysia: Satu Tinjauan,
Journal of Islam And Arabic Education” volume 2, No 1, (2010): h. 4 187 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 119
70
Arqom, Hasan Mokhtar Setiausaha Majlis Darul Arqom dan Khairil Anwar
menantu Ashaari Muhammad yang juga Penasihat UUD Darul Arqom.188
Selama penahanan Ashaari Muhammad di bawah ISA, pihak Darul Arqom
terus berusaha untuk membebaskan pemimpin mereka melalui proses hukum yang
berlaku. Langkah yang diambil oleh pihak Darul Arqom menggunakan jalur hukum
dengan bantuan pengacara-pengacara terkemuka seperti mantan Ketua Hakim
Negara, Tuan Salleh Abbas, dan mantan Presiden Dewan pengacara, Raja Aziz
Addruse. Namun tetap tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Upaya pihak
Darul Arqom untuk membebaskan Ashaari Muhammad dengan bantuan pengacara
terkemuka, tetap tidak membuahkan hasil. Baru pada tahun 2004 Ashaari
Muhammad dan Khadijah dibebaskan bersyarat.
Penahanan terhadap pemimpin dan para anggota Darul Arqom di bawah
ISA, menimbulkan implikasi di tengah masyarakat. Implikasi yang muncul berupa
reaksi dari kalangan publik tidak terkecuali organisasi di masyarakat. Ada yang
menilai tindakan pemerintah berlebihan terhadap Darul Arqom. Menurut Julie
Chernov dalam bukunya, bahwa tindakan pemerintah seharusnya tidak hanya
melihat Darul Arqom sebagai aliran yang menebar ancaman, tetapi kontribusi nyata
Darul Arqom dalam dunia keislaman di Malaysia juga perlu di hargai.189 Tindakan
pemerintah terhadap Darul Arqom ini telah melampaui batas. Menurut Timbalan
Menteri di Jabatan Perdana Menteri Dr. Abdul Hamid, tindakan yang terlalu agresif
terhadap Darul Arqom hanya akan menjadikan gerakan tersebut lebih militan lagi.
Suara tidak puas mengenai penahanan terhadap Darul Arqom datang dari
ormas di Malaysia yang mengatasnamakan Suara Rakyat Malaysia (SUARA) dan
Aliran Kesadaran Negara (ALIRAN) yang berkomentar mengenai penahanan
terhadap anggota Darul Arqom yang dianggap salah, sebab bertentangan dengan
hak asasi manusia.190 Mereka menyuarakan untuk membebaskan para pemimpin
dan anggota Darul Arqom.
188 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia”, h. 121 189 Julie. Umat Begerak Mobilisasi Damai Kaum Islam, h. 184 190 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia”, h. 123
71
Media asing, yang mempublis kasus Darul Arqom mengenai penangkapan
pemimpin dan anggotanya yang dianggap telah melanggar hak asasi manusia.
Tetapi pemberitaan ini disanggah oleh Menteri Penerangan Muhammad Rahmed
dan Timbalan Perdana Mentri, Anwar Ibrahim. Mereka menyatakan bahwa isu
Darul Arqom yang sedang terjadi diperalat untuk menjatuhkan reputasi pemerintah
Malaysia. 191 Menurut Anwar Ibarahim, dalam satu wawancara dengan media
Thailand, mengenai Darul Arqom adalah kasus agama yang berskala kecil tidak
harus dikaitkan dengan isu keselamatan, ia berharap agar ISA tidak digunakan
terhadap para pemimpin dan anggota Darul Arqom. Mantan Ketua Hakim Negara
Tun Salleh Abbas juga ikut berkomentar mengenai Darul Arqom. Menurutnya
kesalahan Darul Arqom adalah tidak mendaftarkan organisasinya dan telah
menyebarkan doktrin-doktrinnya. Tapi kesalahan tersebut tidak seharusnya
direspon dengan penggunaan ISA.
Partai Islam Se-Malaysia (PAS) di bawah Pimpinan Menteri PAS Kelantan,
Datuk Nik Aziz Mat dan Presidennya Dato’ Fadzil Noor, menyatakan dukungan
terhadap fatwa pengharaman serta tindakan penahanan terhadap Darul Arqom.
Senada Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) di bawah pempinan Dr Mohd.
Noor Manutty turut mendukung langkah-langkah yang diambil pemerintah.
Sementara kelompok yang lain berbeda, mereka lebih pro terhadap Darul Arqom,
seperti Partai Rakyat Malaysia (PRM) dan Partai Tindakan Rakyat (DAP-
Domocratic Action Party) yang mengecam tindakan pemerintah terhadap Darul
Arqom. Mereka mendesak pemerintah untuk membebaskan, karena dinilai
menyalahi hak asasi manusia.
Masyarakat internasional juga memberi komentar mengenai kasus Darul
Arqom. Thailand memprotes tindakan pemerintah terhadap pemimpin Darul
Arqom dengan mengirimkan surat terbuka terhadap pemerintah Malaysia. Surat
tersebut dikirimkan oleh Ketua Asosiasi Islam Thailand dan Kesatuan Kebebasan
Sipil. Penahanan tersebut dinilai telah melanggar norma-norma UUD antar bangsa
dan hak asasi manusia.192
191 Abdul Hamid, h. 123 192 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia”, h. 123
72
Selain itu Amnesty International yang berpusat di London dan Peradilan
Internasional (ICJ-International Commission of Jurists) yang berpusat di Geneva193
mendesak pemerintah Malaysia untuk membebaskan tahanan pemimpin-pemimpin
Darul Arqom. Tetapi penasehat Hal Ehwal Islam Negara, membantah dengan
menyebutkan Darul Arqom dengan keyakinan yang dibawanya merupakan
ancaman terhadap keselamatan masyarakat. Dalam jurnal Studia Islamika
menyebutkan, protes yang berkelanjutan terhadap pelarangan terhadap Darul
Arqom memiliki beberapa sisi, namun yang lebih umum diberitakann oleh pers
didorong oleh rasa hak asasi manusia, sebagian bermotif politik dari pada
pertimbangan agama.194
Penahanan terhadap pemimpin Darul Arqom, menjadikan Darul Arqom
semakin terpuruk. Sejak pemimpin Darul Arqom diekstradisi ke Thailand, muncul
kabar tentang Darul Arqom yang sudah ditinggalkan pemimpinnya. Ditambah
penangkapan yang dialami oleh para pemimpin Darul Arqom, khususnya Ashaari
Muhammad. Pada tahun 1994, Ashaari Muhammad dibebaskan dari tahanan ISA,
tapi belum sepenuhnya bebas, masih dalam pantauan pemerintah Malaysia. Secara
terbuka Ashaari Muhammad membuat pernyataan, dengan mengaku bersalah dan
bertanggung jawab atas kesalahannya. Hal ini juga menjadi jawaban atas reaksi
public terhadap pemerintah.
Secara terbuka Ashaari Muhammad membuat pernyataan, bertanggung
jawab atas kesalahannya dan juga berjanji untuk ikut bekerjasama dengan
pemerintah dalam upaya meredam munculnya Darul Arqom lagi. Pemerintah juga
memberikan peringatan agar tidak ada lagi keinginan untuk menghidupkan kembali
gerakan ini. Tetapi di sisi lain pemrintah juga memberikan kelonggaran untuk
mendaftarkan kelompok mereka, dengan syarat tidak membawa ajaran songsang
dan tidak menggunakan nama Darul Arqom. 195 Dengan pernyataan yang
193 Amnesty International 1994. Di akses dari www.amnesty.org pada tanggal 30/01/2016 194 Hendrik Meuleman, “Reactions And Attitudes Towards The Darul Arqom Movement in
Southeats Asia, h. 57 195 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia”, h. 124
73
diungkapkan oleh pemimpin Darul Arqom, maka terjawab sudah desakan-desakan
kelompok yang dilontarkan komentar terhadap pemerintah.
Pada 28 Oktober 1994, Ashaari Muhammad mengadakan pertemuan
dengan para petinggi Darul Arqom di perkampungan Sungai Panchala. Ashaari
Muhammad menyatakan, bahwa ia bukan lagi pemimpin Darul Arqom. Selanjutnya
pada 30 Oktober 1994 Muhammad Nazib petinggi Darul Arqom membuat
pernyataan secara resmi, yang menyatakan pembubaran Darul Arqom dan larangan
menggunakan nama atau antribut Darul Arqom untuk kepentingan apapun.196 Hal
ini dikuatkan oleh pernyataan Timbalan Darul Arqom yang sebelumnya
bersembunyi di Indonesia, Abdul Halim Abbas. Ia menyatakan di media TV3
Malaysia mengenai tamatnya Darul Arqom.
Disusul dengan pengumuman pembebasan anggota Darul Arqom yang
terakhir dari tahanan ISA yaitu Abdul Halim Abbas, Fakrhul Razi Ashaari dan Sabri
Abdul Rani oleh Timbalan Menteri Dalam Negeri, Megat Junid. Meski begitu,
pemerintah Malaysia masih memberikan harapan bagi pemimpin Darul Arqom
untuk mendaftarkan organisasinya. Tetapi dengan syarat tidak menggunakan nama
dan ajaran yang sama. Meskipun di kemudian hari muncul Rufaqa Corporation Sdn
jelmaan baru Darul Arqom.
Pemerintah juga mengadakan bimbingan konseling terhadap bekas anggota
Darul Arqom. Hal ini untuk membersihkan doktrin-doktrin Darul Arqom dianut
sebelumnya. Selain itu, Ashaari Muhammad juga akan ikut membantu pemerintah
dalam memulihkan mereka. Disanping itu juga Ashaari Muhammad memberi
jaminan bahwa dalam tempo tiga tahun ia akan mumulihkan semua mantan anggota
Darul Arqom di Malaysia. Program pemulihan ini juga didukung oleh Peresatuan
Ulama Malaysia (PUM), bahwa mantan anggota Darul Arqom bukan lagi menjadi
ancaman.
Setelah tindakan pelarangan dan penahan terhadap pemimpin dan
anggotanya, Darul Arqom dibubarkan. Namun dari hasil pemantauan Judith Nagata
pada 1995 Darul Arqom masih aktif seperti dulu. Begitupun dalam penelitian
196 Abdul Hamid, h. 124
74
Ahmad Fauzi Abdul Hamid pada 1996, bekas organisasi Darul Arqom masih
terlihat aktif melakukan kegiatan seperti sediakala.197
Pada tahun 1997 Darul Arqom muncul kembali dengan nama baru yaitu
Rufaqa Corporation Sdn dengan sistem lama. Rufaqa merupakan pergantian nama
Darul Arqom yang pernah eksis. Di beberapa negara seperti Indonesia, dalam
laporan Gatra juga berkembang Rufaqa Coorporation di daerah Sumatra bersamaan
dengan kemunculannya di Malaysia. 198 Tetapi pemerintah malaysia pada tahun
1997 juga mengeluarkan pengharaman terhadap Rufaqa Corporation Sdh.n. Terkait
ajaran Darul Arqom yang coba dihidupkan kembali oleh bekas-bekas anggota Darul
Arqom. Dalam laporan Abdul Hamid ada 18 orang yang ditangkap 3 diantaranya
adalah seorang wanita.199
Di sisi lain sebagai sebuah gerakan keagamaan Darul Arqom yang berdiri
1968 telah banyak melalui beberapa fase. Sejak berkembangnya gerakan
kebangkitan kembali Islam di Malaysia, nama Darul Arqom tidak bisa
dikesampingkan. Meskipun sejarah kelam Darul Arqom diharamkan oleh
pemerintah, tetapi kontribusi dalam membentuk sebuah komunitas Islam mandiri
cukup jelas. Darul Arqom membawa perubahan sosial-ekonomi di kalangan
masyarakat Islam Malaysia. Meski pada kenyataannya model yang disuguhkan
Darul Arqom sukar untuk diterima oleh penguasa.
Awal kemunculan gerakan ini murni sebuah badan dakwah yang memiliki
cita-cita mulia, yaitu demi tegaknya masyarakat Islam. Namun perkembangannya
mengalami pergeseran dari gerakan dakwah murni yang apolitis menjadi politis.
Hal ini seperti rekayasa politik yang dilakukan oleh Ashaari Muhammad untuk
membentuk kekuatan besar bertahap diluar politik formal di Malaysia dalam rangka
menguasai pemerintahan. Sama seperti ungkapan Haji Abdullah, bahwah Darul
Arqom adalah gerakan yang terorganisir dengan agenda tertentu yaitu pembentukan
sebuah pemerintahan sendiri menuju sebuah negara.200
197 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia” h. 126 198 Setelah Abuya Memilih Tobat, di akses dari www.arsip.gatra.com pada tanggal
30/01/2016 199 Abdul Hamid, ‘Gerakan Islam di Malaysia”, h. 127 200 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 119
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah semua tahap dari penelitian ini dilakukan dari perumusan masalah,
hingga menemukan masalah. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat ditarik
kesimpulannya dalam beberapa hal mengenai gerakan Islam Darul Arqom di
Malaysia.
1. Darul Arqom didirikan oleh Ashaari Muhammad di Kelang Malaysia tahun
1969. Awal Kemunculan Darul Arqom hanya sebatas gerakan Islam yang
berhaluan dakwah Islamiah. Darul Arqom berkembang cukup signifikan, dalam
tempa 25 tahun sudah menyebar di beberapa negara Asia. Darul Arqom
medirikan usaha-usaha, pendidikan dan lembaga sosial.
2. Untuk Aqidah Darul Arqom masih berpegang terhadap Ahlus Sunnah, tetapi
mengenai Terekat, mereka mengikuti Tarekat Muhammadiyah yang dibawa
Syeikh Suhaimi. Mereka juga meyakini Syeikh Suhaimi yang telah meninggal,
hanya dighoibkan, dan akan muncul kembali sebagai Imam Mahdi. Darul
Arqom juga bersikap kritis terhadap pemerintah.
3. Pemerintah menilai ajaran Darul Arqom menyimpang, dan dapat menyesatkan
masyarakat luas. Pertumbuhan dan sikap kritis Darul Arqom terhadap
pemerintah dinilai dapat menganggu stabilitas politik Malaysia. Oleh karena itu,
pemerintah melarang keberadaan Darul Arqom di Malaysia. Pelarangan
tersebut meliputi peredaran buku-buku, membekukan lembaga-lembaga sosial,
serta menyita usaha milik Darul Arqom. Pemerintah juga melakukan
penangkapan dan penahanan terhadap sejumlah anggota serta pemimpin Darul
Arqom di bawah ISA.
76
B. Saran
Dari Kesimpulan tersebut, maka penulis merekomindasikan saran berikut :
Penelitian ini belum konprehenshif, penulis hanya melakukan penelusuran dan
pengumpulan data melalui studi berupa kajian terhadap buku-buku, jurnal yang
sangat terbatas. Menurut penulis tehnik tersebut belumlah cukup menggambarkan
tentang Darul Arqom secara utuh. Karena itu, bagi peneliti mahasiswa yang
berminat mengkaji gerakan Darul Arqom, disarankan untuk juga melakukan
wawancara terhadap mantan anggota Darul Arqom, dan wakil masyarakat,
pemerintah. Mengunjungi langsung ke Malaysia menelusuri arsip-arsip juga
diperlukan.
77
DAFTAR PUSTAKA
Aam, Ustazah Khadijah. Inilah Pandanganku, cet 1-Penchala (Malaysia :
Penerangan Al Arqom. 1988)
Abdullah, Taufik (Ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Asia Tenggara,
(Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002).
Abdullah, Taufik (Ed). Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara.
(Penerjemah: Rochman Achwan. Jakarta : LP3ES, 1989)
Abdurahman & Gina Puspita, Abuya Syekh Ashaari Muhammad At Tamimi,
Diakah Mujaddin di Kurun Ini, (Jakarta : Giliran Timur, 2003).
Anwar, Zainah. Kebangkitan Islam di Malaysia, terj. (Jakarta:
LP3ES, 1990).
Abdullah, Haji Abdul Rahman, Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan
Aliran,(Jakarta: Gema Insani Press, 1997).
Buang, Ahmad Hidayat, “ Analisa Fatwa-fatwa Semasa Syariah di Malaysia,
Jurnal Syariah”. Volume 10, No 1, (2002).
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(Jakarta : Balai Pustaka, 1988).
Dzar Mejar Abu, Taqwa Menurut Ustadz Hj Asaari Mohamad, (Malaysia:
Minda Ikhwan. 1998)
Esposito, John L. Identitas Islam Pada Perubahan Sosial-Politik. Terj.
(Jakarta : PT Bulan Bintang, 1986).
78
Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. Terj. (Jakarta : UI Press, 1975)
Hamid, Ahmad Fauzi Abdul. Malaysia Daulah Pemuda Bani Tamim, (Slagor
Malaysia : Penerbit Minda Ihkwan. 1999).
Hamid, Ahnad Fauzi Abdul, “ Pemerintah dan Gerakan Islam di Malaysia,
Jurnal Pemikir Membangun Minda”. No. 01, (2001).
Hakim, Sudarnoto Abdul “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik ABIM”,
(Disertasi : Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidatullah Jakarta,
2006).
Hakim, Sudarnoto Abdul. “Anwar Ibrahim tentang Masyarakat Multiras:
Problem dan Solusi, Jurnal Mimbar Agama & Budaya”. Volume
XIX, No. 3, (2002)
Hasbullah, Moeflich (Ed), Asia Tenggara Konsentrasi Baru Kebangkitan
Islam. (Bandung: PT. FokusMedia. 2003).
Helmiati. Islam Dalam Politik Malaysia, Disertasi Disertasi Program Pasca
Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2006.
Hwang, Julie Chernov. Umat Bergerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di
Indonesia, Malaysia, dan Turki. Terj. (Jakarta : Freedom Institut,
2009)
Khalimi. Ormas-Ormas Islam Sejarah, Akar Teologi dan Politik, (Jakarta :
Gaung Persada Press Jakarta, 2010)
Ibrahim, Ahmad dkk (Ed), Islam di Asia Tenggara: Perkembangan
Kontemporer, (Jakarta: LP3S, 1990).
79
Ibrahim, Ahmad. Konflik UMNO-PAS dalam Isu Islamasi, (Selangor : Ibs Buku
Sdn. Bhd. 1998).
Ilaihi, Wahyu & Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, (Jakarta:
Kencana, 2007)
Redaksi Ensiklopedi Indonesia, Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi, (Jakarta:
PT Ichtiar Baru Van Hoeve).
Lee, Julian C.H. Islamization and Activist In Malaysia, Singapore : Institute of
Southeast Asian Studies, 2010.
Lapidus, Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam, Terj, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada. 1999)
Muzani, Saiful (Ed).Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia
Tenggara,(cet 1- Jakarta: LP3ES, 1993)
Muhammad, Ashaari. Barat di Ambang Maut. (Kuala Lumpur : Penerbit
Hikmah, 1993).
Muhammad, Ashaari. Buah Pikiran Ustaz Hj Ashaari Muhammad, Siri 1.
(Selangor : Penerbitan Minda Ikhwan. 2005).
Muhammad, Ashaari. Aqidah Mukmin Seri 1, (Kuala Lumpur : Shoutul Arqam,
1991).
Meuleman, Johan Hendrik. “Reactions And Attitudes Towards The Darul
Arqom Movement in Southeats Asia. Jurnal Studia Islamika”
volume 3, No 1, (1996).
Nurwahid, Hidayat. 2007. Pengantar Sejarah Dakwah. (Jakarta: Kencana.
2007)
80
Nasir, Badlihisham Mohd. “Pendidikan dalam Gerakan Islam di Malaysia: Satu
Tinjauan, Journal of Islam And Arabic Education” volume 2, No 1,
(2010).
Nazoha, Zaini. “undang-undang Penguatkuasaan Fatwa di Malaysia, Jurnal
Islamiah Universiti Kebangsaan Malaysia ” Volume 17, No 1,
(2005). Hal 26
Nurhasanah. “Kebijakan Pemerintah Malaysia terhadap Lembaga Keuangan
Islam”, (Disertasi : Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2006).
Ridho, Rusmin. Antropologi Agama, (Jakarta : 2015. Hal 68) cet-1
Wahab, Mazni Binti Abdullah. “Pentadbiran Fatwa Negeri Selangor : Kajian
Terhadap Enakmen Pentadbiran Perundangan Islam Selangor 1989”.
(Disertasi : Program Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya
Kuala Lumpur, 2001).
Ya’cub, Tasman. Dakwah Islam Dalam Perspektif Ashaari Muhammad,
Disertasi Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2006.
Yusoof, Farah wahida Mohd. Al-Arqam & Ajaran Muhammadiyah Satu
Penilaian. (Malaysia : Universiti Teknologi Malaysia, 2007).
Yunanto. Pendidikan Islam di Asia tenggara dan Asia Selatan. (Jakarta : The
Ridep Institute. 2005).
81
Zainal, Haji Mohd. Ali. Himpunan Fatwa Warta Kerajaan Negeri Malaka 1986
-2005, (2005 : Jabatan Mufti Negeri Malaka).
Sumber Online
Bahagian Penyelidikan JAKIM, Ashaari Muhammad Bukan Putra Bani Tamim,
diakses dari www.islam.gov.my tanggal 28/01/2016
Pemerintah Malaysia, The Second Malaysian Plan 1971-1975, (online)
www.epu.gov.my/en/second-malaysia-plan-1971-1975 di akses pada
tanggal 10/10/2015 jam 12:34
Website resmi majlis ulama Malaysia http://www.muftiselangor.gov.my di
akses pada tanggal 10/11/2015 jam 11:24 pm
Fatwa Perbincangan mengenai Pertumbuhan Al-Arqom dan Majalah-majalah
terbitanya, diakses dari web Pusat Islam Malaysia
www.mufti.kelantan.gov
Tan Sri Dato’ Seri Ahmad Sarji Bin Abdul Hamid. Larangan Terhadap
Penglibatan Pegawai-pegawai Awam Dan Agensi-agensi Kerajaan
Dalam Aktiviti-aktiviti Yang Berkaitan Dengan Al-Arqom. 1994,
(Online). (www.parlimen.gov.my/files/hindexs/pdf/dr-06051996.pdf
diakses pada tanggal 15 Juni 2015 jam 13:36)
MacDougall, John. Al Arqam, di akses dari arsip www.library.ohio.edu arsip
Jam 12:22 11Agust 1994
Beh Lih YI. Mendedahkan Punca Sebenar Rusuhan 13 Mei 1969. 2014,
(Online) (http://www.malaysiakini.com/news/67135 diakses pada
tanggal 15 Oktober 2015 jam 21: 04)
82
Arkib himpunan fatwa-fatwa mufti negeri sembilan www.muftins.gov.my di
akses 04/09/2016 jam 11:00
Sudarto, Tokoh Unik Ashaari Muhammad. 7 Desember 2006. Diakses dari
www.suaramerdeka.com pada jam 07:00 tgl 20/03/2016
Fatwa Terhadap Kumpulan Al-Arqam Pimpinan Haji Ashaari Muhammad. Di
akses dari website pemerintah www.islam.gov.my pada tanggal
30/01/2016
Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang dikeluarkan pada 06 Rabi’ul Awwal 1415
H /13 Agustus 1994 M di Jakarta, di tandatangani oleh Dewan
Pimpinan Majelis Ulama Indonesia. KH Hasan Basri
Larangan terhadap buku Ashaari Muhammad. Diakses dari
www.malaysiakini.com pada 31/08/22016
Martin van Bruinessen, Gerakan Sempalan di kalangan Umat Islam Indonesia,
2015
(Online), (http://www.hum.uu.nl/medewerkers/m.vanbruinessen/pu
blications/gerakan_sempalan.htm diakses pada tanggal 25 September
2015).
Larangan Terhadap Penglibatan Pegawai-pegawai Awam dan Agensi-agensi
Kerajaan Dalam Aktiviti yang Berkaitan Dengan Al-Arqam, (online)
www.jpm.gov.my diakses pada tangga 27/12/2015
Ashaari Muhammad Telah Meninggal Dunia, (online) www.malaysiakini.com
diakses jam 12 siang, tanggal 17 Januari 2016
83
Ashaari Muhammad, Aurad Muhammadiyah : Sekaligus Menjawab Tuduhan
oleh Asahaari Muhammad, (online)
https://auradmuhammadiah.wordpress.com di akses pada tanggal
16/01/2016.
Datuk Halim Abdul Rahman. PAS, Kami Bukan Mungkir Janji, tapi Memang
Ditendang BN Keluar, (Online). Diakses dari
www.themalaysianinsider.com pada tanggal 15/12/2015 jam 21:08
Laporan Utama, Majalah Gatra, Edisi 28 Beredar Jum’at 21 Mei 2004. Diakses
dari www.arsip.gatra.com pada jam 21:22 tanggal 06/01/2016.
Amnesty International 1994. Di akses dari www.amnesty.org pada tanggal
30/01/2016
John Britto. Religious Conflict In Malaysia, 2011, (Online). Diakses dari
http://www.johnbritto.com/?p=25328 pada tanggal 15 Oktober 2015
jam 19:23