geotek final1
-
Upload
sandhyputrasanjayasitumorang -
Category
Documents
-
view
70 -
download
1
description
Transcript of geotek final1
-
5/20/2018 geotek final1
1/37
BAB 1
SONDIR
( DUTCH CONE PENETROMETER )
1.1Dasar Teori
Static Penetration Test atau Quassi Static Penetration Test, Duch Cone Test dan secara
singkat disebut sounding yang berarti pendugaan. Di Indonesia kemudian dinamakan sondir yang
diambil dari bahasa Belanda.
Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan yang telah diterima oleh para
praktisi dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat untuk pendugaan profil
atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman karena jenis perilaku tanah telah dapat
diindentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan gesekan selimutnya.
Besaran penting yg diukur pada uji sondir adalah perlawanan ujung yg diambil sebagaigaya penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir (qc). Besarnya gaya ini seringkali
menunjukkan identifikasi dari jenis tanah dan konsistensinya. Pada tanah pasiran, tahanan ujung
jauh lebih besar daripada tanah butiran halus.
Apa hubungan kuat dukung tanah dengan data sondir (qc). Pada alat ini dapat dilihat
hubungan nilai tahanan konus (qc) terhadap konsistensi tanah, sebagai berikut ini. Untuk tanah
yang sangat lunak nilai qc < 5 kg/cm2, lunak 5-10 kg/cm2, keras 10-20 kg/cm2, elastis 20-40
kg/cm2, sangat elastis 40-80 kg/cm2, keras 80-150 kg/cm2, dan sangat keras > 150 kg/cm2.
1.2Tujuan
Alat ini digunakan untuk mengetahui perlawanan tanah terhadap tekanan konus dan
hambatan pelekatnya.
1.3 Alat dan Bahan
1. Mesin sondir
2. Angker
3. Konus
4. Pipa sondir
5. Palu
6. Kunci Pipa
7. Peralatan Penunjang, seperti cangkul, skop, linggis, alat tulis dan lain lain.
-
5/20/2018 geotek final1
2/37
1.4 Prosedur Percobaan
1. Bersihkan lokasi percobaan lalu pasanglah dua atau empat jangkar spiral sesuai dengan
kondisi tanah dengan jarak tertentu agar cocok dengan kaki sondir.
2. Pasang kedua jangkar pada kaki sondir, lalu atur posisi sondir agar tegak lurus, dengan
cara mengendurkan kunci pada tiang samping.
3.
Bukalah baut penutup lubang pengisian oli dan buka kedua kran manometer, lalu pasang
kunci piston pada ujung piston.
4. Tekan berkalikali kunci piston keatas sampai oli keluar semua.
5. Setelah oli yang lama habis, kran tetap terbuka. Isilah oli dari lubang pengisian oli sampai
penuh, gerakan kunci piston naik turun secara perlahan untuk menghilangkan gelembung
udara, setelah tidak ada gelembung udara tersisa tutup lubang pengisian oli tadi.
6. Tutup salah satu keran manometer, tekan kunci piston pada alas rangka, perhatikan
kenaikan jarum manometer hentikan penekanan dan tahan (kunci) stang pemutar apabila
jarum akan mencapai 25% ke batas maksimal manometer, bila terjadi penurunan pada
jarum manometer berarti ada kebocoran antaralain pada sambungansambungan pipabesi, baut penutup oli atau pada seal piston. Lakukan hal yang sama untuk manometer
yang satunya lagi.
7. Pasang paten bikonus pada draad stang sondir berikut stang dalamnya. Tempatkan stang
sondir tersebut pada lubang pemusat pada kaki sondir tepat dibawah ruang oli. Pasang
kop penekan.
8.
Dorong traker pada posisi lubang terpotong lalu putarlah engkel pemutar sampai
menyentuh ujung atas stang sondir. Percobaan dan pengukuran sudah siap dilakukan.
9. Tiang sondir diberi tanda setiap 20 cm dengan menggunakan lilin untuk mengetahui
dimana akan dilakukan pembacaan manometer.
10.
Engkel pemutar kembali diputar sehingga bikonus patent masuk kedalam tanah. Setelah
mencapai batas 20 cm (lihat tanda lilin), engkel pemutar diputar sedikit dengan arah
berlawanan. Treker ditarik kedepan dalam posisi lubang bulat.
11.Buka kran yang menuju manometer 60 kg/cm2.
12.Engkel pemutar diputar kembali sehingga stang dalam tertekan kedalam tanah dengan
kecepatan 2cm/detik. Stang dalam akan menekan piston lalu akan menekan oli
didalamnya, tekanan yang terjadi akan terbaca pada manometer. Konus hanya akan
mengukur tahanan ujung konus (qc) sedangkan bikonus akan mengukur tahanan ujung
konus dan gesekan dinding terhadap tanah.
13.Tekan stang, catat angka yang di tunjukan Manometer teruskan penekanan sampai jarum
Manometer bergerak yang kedua kalinya.
14.Lakukan penekanan dengan hati -hati dan amati selalu jarum Manometer. Bila
diperkirakantekanan akan melebihi kapasitas manometer yaitu 250 kg/cm2, tutup kran
manometer tersebut dan kran manometer kapasitas besar dibuka. Stang sondir jangan
sampai menyentuh piston karena dapat menyebabkan kelebihan tekanan secara drastis
dan merusak manometer.
-
5/20/2018 geotek final1
3/37
15.Putar kembali engkel pemutar berlawanan arah lalu posisi kemudi/treker dipindahkan
kembali menjadi posisi awal. Lakukan penekanan kembali sejarak 20 cm berikutnya dan
ulangi prosedur 12 s/d 14.
16.Setelah mencapai kedalaman 1 meter stang sondir perlu disambung. Naikan piston
penekan supaya stang sondir berikutnya bisa disambungkan dengan yang tedahulu.
Gunakan kunci pipa untuk mengencangkannya. Ulangi prosedur 8 s/d 15.
17.Setelah mencapai kedalaman tanah keras (tahanan konus lebih besar dari 150 kg/cm2)
percobaan dihentikan stang sondir yang sudah tertanam perlu dicabut kembali dengan
cara sebagai berikut:
Putar engkel pemutar agar piston penekan terangkat.
Tarik treker pada posisi lubang penuh.
Pasang kop penarik.
Putar engkel pemutar sehingga stang sondir terangkat sampai stang sondir
berikutnya terlihat.
Tahan stang sondir bawah dengan kunci pipa agar rangkaian dibawahnya tidakjatuh.
Lepaskan stang sondir atas dengan kunci pipa yang lain.
Ulangi prosedur ini untuk stang sondir berikutnya.
18.Percobaan sondir telah selesai dilakukan.
-
5/20/2018 geotek final1
4/37
1.2Data pengamatan
kedalaman
4 cm 8 cm 20 cm
qc Tw Cw
tahan
ujung
kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2
0,0
0,2 16 21 26
0,4 13 13 13
0,6 9 11 13
0,8 11 11 11
1,0 10 10 12
1,2 14 14 14
1,4 10 11 11
1,6 11 13 14
1,8 12 13 14
2,0 13 16 22
2,1 23 27 29
2,2 29 36 47
2,4 33 31 34
2,6 43 45 47
2,8 40 47 51
3,0 60 100 100
3,2 65 75 90
3,4 65 80 1003,6 55 85 95
3,8 45 60 60
4,0 65 75 75
4,2 110 110 110
-
5/20/2018 geotek final1
5/37
BAB 2
SPT
( Standar Penetration Test )
2.1 Dasar Teori
Salah satu persyaratan yang harus diketahui sebelum membangun sebuah bangunan
adalah mengetahui jenis tanah di lokasi dimana akan didirikan bangunan. Dengan mengetahui
jenis tanah tersebut, dapat dilakukan analisis stabilitas dan perhitungan desain fondasi dan dapat
diketahui respon seismiclokasi, untuk merancang bangunan tahan gempa.
Salah satu cara untuk mengetahui jenis tanah lokasi adalah dengan test penetrasi tanah
(SPT: Standard Penetration Test). Standard tentang Cara uji penetrasi lapangan dengan SPTdi
Indonesia adalah SNI 4153-2008, yang merupakan revisi dari SNI 03-4153-1996), yangmengacu pada ASTM D 1586-84 Standard penetration test and split barrel sampling of soils
Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah, disertai
pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm vertikal. Dalam
sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang dijatuhkan secara berulangdengan tinggi jatuh 0,76 m. Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut
setebal 150 mm untuk masing-masing tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara
jumlah pukulan untuk memasukkan tahap ke-dua dan ke-tiga dijumlahkan untuk memperoleh
nilai pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan dalam pukulan/0,3 m).
Nilai N rata-rata akan menentukan jenis tanah, sbb:
2.2 Tujuan
Untuk menentukan kekuatan tanah dengan menentukan nilai N yang merupakan Jumlah
pukulan per kaki ( blow per foot )
2.3 Alat dan bahan
1) Stang SPT
2) Split Bael
3) Penumbuk (drive weigt)
4) Batang penghantar
5) Kepala penumbuk
http://blog.umy.ac.id/restufaizah/files/2012/08/SNI-4153-2008.pdfhttp://blog.umy.ac.id/restufaizah/files/2012/08/SNI-4153-2008.pdf -
5/20/2018 geotek final1
6/37
6) Tripod
2.4 Prosedur percobaan
1) Bersihkan dasar lubang Bor.
2) . Bersihkan split barrel dengan teliti, jangan sampai ada kotoran yang menempel dibagian
dalamnya.
3) Pasang split barrel pada stang SPT
4) Siapkan tripod berikut katrol beserta tambang penariknya.
5) Turunkan stang SPT yang telah dipasang split barrel tadi.
6) Pasang plat penutup lubang lalu pasang kepala penumbuk pada draad stang Spt dan
sambung stang penghantar.
7) Masukan beban penumbuk ke stang penghantar dengan bantuan tambang dan katrol
secara perlahan.
8) . Stang SPT yang berada dipermukaan tanah diberi tanda dengan spidol water proof muali
dari permukaan tanah sampai 45 cm (3 x 15) diatas permukaan tanah.9) Jatuhkan beban dengantinggi jatuh bebas 75 cm dari kepala penumbuk sehingga split
barrel menembus tanah
10). Catat jumlah tumbukan yang menekan split barrel masuk kedalam tanah sedalam 15 cm
pertama(N-1), demikian pula halnya dengan 15 cm kedua (N-2) dan ketiga (N-3) nilai N
SPT adalah jumlah N-2 dan N-3.
11)
Putar stang SPT satu kali untuk melepaskan/memotong contoh tanah pada dasar split
barrel kemudian diangkat dengan bantuan tambang dan katrol atau dengan kunci pipa.
12)Setelah split barel terambil, bukalah split barrel tersebut, buat deskripsi jenis tanahnya.
13)m. Bila diperlukan masukan sample tanah tersebut kedalam plastic dan diberi
label(keterangan) , proyek lokasi tanggal pengambilan dan kedalaman contoh.
1.5 Data
Tabel hasil uji SPT
Kedalaman N1 ( 15 Cm ) N2 ( 15 Cm ) N3 ( 15 Cm )
2 1 3
2 2 4
4 4 4
7 6 10
20 26 -
Tabel Hasil TanahHasil Tanah Wadah (gram) Wadah + tanah (gram) Tanah (gram)
Tanah bagian atas 10 69 59
Tanah bagian tengah 9 33 24
Tanah bagian bawah 26 103 77
-
5/20/2018 geotek final1
7/37
-
5/20/2018 geotek final1
8/37
BAB 3
KADAR AIR
3.1 Dasar Teori
Air Tanah didefinisikan sebagai air yang terdapat dibawah permukaan bumi. Salah satu
sumber utamanya adalah air hujan yang meresap kebawah lewat ruang pori di antara butirantanah. Air sangat berpengaruh pada sifat sifat teknis tanah, khususnya tanah berbutir halus.
Demikian juga, air merupakan factor yang sangat penting dalam masalah maalah teknis yang
berhubungan dengan tanah seperti : penurunan, stabilitas fondasi, stabilitas lereng dan lain-
lainnya.
Terdapat tiga zona penting pada lapisan tanah yang dekat dengan permukaan bumi, yaitu
zona jenuh air, zona kafiler, zona jenuh sebagian. Pada zona jenuh atau zona dibawah muka air
tanah, air mengisi seluruh rngga rongga tanah. Pada zona ini tanah dianggap dalam keadaan
jenuh sempurna. Batas atas dari zona jenuh adalah permukaan air tanah atau permukaan freatis.
Zona kafiler terletak diatas zona jenuh. Ketebalan zona ini tergantung dari macam tanah .
Zona jenuh air dapat dibatasi bagian atasnya oleh lapisan kedap air yang jenuh, dan di
bagian bawahnyaoleh lapisan lempung atau batuan dasar. Dalam kenyataannya, muka air tanah
berkembang melebihi muka air tanah oleh akibat kafiler, dan air yang berada di zona ini
tekanannya kurang dari tekanan atmosfer. Air tengger (perched water) dapat menciptakan zona
jenuh di dalam zona tidak jenuh yang halus.
3.2 Tujuan
Maksud percobaan ini adalah untuk memeriksa Kadar air suatu contoh tanah. Kadar air
tanah adalah perbandingan antara berat air yang dikandung tanah dengan berat kering tanah yang
dinyatakan dalam persen.
3.3 Prosedur Percobaan
1) Timbang tin box yang akan dipakai berikut tutupnya lalu beri nomor/tanda
2) Masukan benda uji yang akan diperiksa kedalam tin box tersebut lalu tutup.
3) Timbang tin box yang telah berisi benda uji tersebut.
4) Masukan kedalam open yang suhunya telah diatur 110 C selama 24 jam sehingga
beratnya konstan (tutup tin box dibuka ).
5)
Setelah dikeringkan dalam oven, timbang kembali tinbox yang berisi tanah keringtersebut, lalu catat hasilnya.
-
5/20/2018 geotek final1
9/37
3.5 Data
Berat Tanah
A Nomor Tin Box 1 2 3
B Berat tin box (gram) 10 10 10
C Berat tin box + tanah basah (gram) 30,45 35,20 34,50
D Berat tin boxtanah kering (gram) 26,10 28,20 27,40
E Berat air = CD (gram) 4,35 7 7,1
F Berat contoh kering DB (gram) 16,1 18,2 17,40
3.6 Analisa Data
A Nomor Tin Box 1 2 3
B Berat tin box (gram) 10 10 10
C Berat tin box + tanah basah (gram) 30,45 35,20 34,50
D Berat tin boxtanah kering (gram) 26,10 28,20 27,40
E Berat air = CD (gram) 4,35 7 7,1
F Berat contoh kering DB (gram) 16,1 18,2 17,40
G Kadar air (w) = E/F x 100 % 27,1 % 38,46 % 40,80 %
Kadar air rata - rata 35,45 %
3.7 Kesimpulan
Dari hasil percobaan laoratorium didapat :
Kadar air cawan 1 = 27,1 %
Kadar air cawan 2 = 38,46 %
Kadar air cawan 3 = 40,80 %
Dari pengujian kadar air diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar air tanah dilokasi
tersebut sebesar 35,45 %.
-
5/20/2018 geotek final1
10/37
BAB 4
BATAS CAIR
4.1 DASAR Teori
4.2 Tujuan
Praktikum ini dimaksudkan Untuk menentukan kadar air sample tanah pada bataskeadaan Plastis dan keadaan cair.
4.3 Peralatan
a. Alat batas cair standard ( Atterberg )
b. Alat pembuat alur ( Grooving tools ) Casagrande
c. Spatula
d. Gelas Ukur 200ml
e. Pelat kaca
f. Air suling
g.
Tin Box
h. Neraca ketelitian
4.4 Prosedur Pengujian
a. Bersihkan mangkok batas cair dari lemak atau kotoran yang menepel.
b. Atur tinggi jatuh mangkok (10 mm)
Kendurkan kedua baut penjepit lalu putar tuas pemutar sampai posisi mangkok mencapai
tinggi maksimum. Putar baut belakang sehingga ujung tangkai alat pembuat alur ASTM
tepat masuk diantara dasar mangkok dan alas.
c.
Ambil sampel tanah sekitar 100 gr yang lolos saringan No. 40 lalu letakan diatas platkaca pengaduk.
d. Dengan menggunakan spatula, aduklah contoh tanah tersebut sambil ditambahkan air
suling sedikit demi sedikit. Pengadukan harus dilakukan secara sempurna agar didapat
campuran homogen.
-
5/20/2018 geotek final1
11/37
e. Setelah didapat campuran homogen, ambil sample tanah tersebut dengan spatula lalau
masukan dalam mangkok batas cair. Ratakan permukaannya sehingga sejajar dengan alas
(mangkok dalam posisi menyentuh alas ). Lapisan tanah yang paling tebal adalah 1 cm.
f.
Buatlah alur dengan Cara membagi dua benda uji dalam mangkok tersebut. Gunakan grooving
tool melalui garis tengah mangkok dengan posisi tegak lurus permukaan mangkok.
g.
Putar tuas pemutar dengan kecepatan dua putaran perdetik ( dalam satu detik mangkok jatuh
dua kali) sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang (12,7 mm). Catat jumlah pukulan yang
diperlukan.
h.
Tentukan kadar air pada bagian yang bersinggungan.
i.
Ulangi prosedur 4 s/d 8 dengan kadar air yang berbeda ( minimal 3 macam kadar air )
4.5 Data
Pengambilan Sample
NO BERAT WADAH (gr) BERAT TANAH (gr) BRT WDH + B TNH
1 18,55 100 118,5
Percobaan
Percobaan BANYAK KETUKAN (Kali) Banyak air (ml) BRT WDH + B TNH
R1 = 4050 40 22 7,62
R2 = 3040 31 5 8,4
R3 = 2030 24 5 6,83
R4 = 10 - 20 13 5 9,02
Data sample hasil tes cassagrande
Percobaan BERAT WADAH (gr) BERAT TANAH (gr) BRT WDH + B TNH
(gr)
R1 = 4050 5,35 2,72 7,62
R2 = 3040 5,62 2,78 8,4
R3 = 2030 3,55 3,28 6,83
R4 = 10 - 20 5,25 3,77 9,02
-
5/20/2018 geotek final1
12/37
4.6 Analisis Data
LIQUID LIMIT (LL)
A n ketukan 40-50 30-40 20-30 10-20
B No TIN BOX 1 2 3 4
C W TIN BOX 5,35 5,62 3,55 5,25D W TIN BOX +
TNH BASAH
7,62 8,8 6,83 9,02
E W TIN BOX +
TNH KERING
6,6 7,05 5,1 6,12
F W AIR 1,02 1,75 1,73 0,9
G W TANAH
KRITIS
1,25 1,43 1,55 0,87
H KADAR AIR
= F / G X
100%
0,81 1,22 1,12 3,33
4.7 Kesimpulan
Dari hasil pengujian tanah batas cair didapat nilaikadar air didapat nilai kadar air untuk
nomor tin box 1 = 0,81 dengan 40 ketukan, tin box nomor 2 = 1,22 dengan 31 ketukan, tin box
nomor 3 = 1,12 dengan 24 ketukan dan tin box nomor 4 = 3,33 dengan 13 ketukan.
-
5/20/2018 geotek final1
13/37
BAB 5
BATASPLASTIS
5.1 Dasar Teori
5.2 Tujuan
Testini dimaksud untuk menentukan kadar air sample tanah pada batas keadaan plastis
dan keadaan semi padat.
5.3 Peralatan
a.
Plat kaca
b. Air suling
c. Spatula
d. Botol air suling
e. Gelas ukur 200 ml
f. Tin Box
-
5/20/2018 geotek final1
14/37
5.4 Prosedur Percobaan
a. Ambil sample tanah kurang lebih 20 gram yang lolos saringan No. 40 lalu letakan diatas
plat kaca pengaduk. Gunakan spatula untuk mengaduknya sehingga didapat campuran
homogen.
b.
Setelah didapat campuran yang homogen, buatlah bolabola tanah seberat kurang lebih 8gram kemudian gelenggeleng diatas plat kaca.
c. Penggelengan dilakukan terus sampai tanah tersebut membentuk batang tanah dengan
diameter
. Bila sebelum mencapai diameter
tanah sudah retak, maka benda uji
diatukan kembali lalu tambahkan sedikit air suling untuk memperbesar kadar airnya. Bila
mencapai diameter
tanah belum retak , campur dengan tanah kering agar kadar airnya
berkurang.
d. Setelah kadar airnya dirubah, aduk sampai homogen lalu di gelenggeleng kembali
sehingga terjadi retakan tepat pada saat diameternya mencapai
.
e. Tentukan kadar air pada prosedur 4, kadar air ini disebut batas plastis.
5.5 Data Praktikum
Berat tin box
(gram)
Berta wadah + Tanah Basah
(gram)
Berat wadah + Tanah kering
(gram)
10,45 20,45 17,45
10 20,50 17,60
10,25 20,55 18
5.6 Analisis Data
PLASTIC LIMIT
A NOMOR TIN BOX 1 2 3
B BERAT TIN BOX (gram) 10,45 10 10,25
C BERAT TIN BOX + TNH. BASAH (gram) 20,45 20,50 20,55
D BERAT TIN BOX + TNH. KERING (gram) 17,45 17,60 18
E W AIR = CD (gram) 3 2,9 2,55
F W TANAH KERING= DB (gram) 7 7,6 7,75G KADAR AIR = E / F X 100% 42,85 38,16 32,90
RATA-RATA 37,97 %
-
5/20/2018 geotek final1
15/37
5.7 Kesimpulan
Dari pengujian tanah untuk mendapatkan sifat plastis, dilakukan pengujian dengan 3 tin
box. Tin box 1 dengan kadar air 42,85 %, tin box 2 dengan kadar air 38,16 % dan tin box 3
dengan kadar air 32,90%. Untuk mendapatkan nilai batas plastis diambil nilai rata rata yaitu
sebesar 37,97%.
-
5/20/2018 geotek final1
16/37
BAB 6
BERAT JENIS
(SPECIFFIC GRAVITY)
6.1Dasar Teori
6.2 Tujuan
Test ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah yang lolos saringan nomor 10
dengan menggunakan labu ukur.
6.3Peralatan
a. Labuukur 50 ml
b. Thermometer 5C
c. Air Suling
d. Cawan Perendam
e.
Saringan Nomor 10
f. Timbangan ketelitian 0,01 gram
g. Hot Plate
-
5/20/2018 geotek final1
17/37
6.4Prosedur Percobaan
1. Siapkan benda uji yang lolos saringan Nomor 10, lalukeringkan dalam ocen pada suhu
C selama 24 jam.
2. Cuci labu ukur dengan air bersih lalu keringkan dengan menggunakan tisue atau handuk
kecil.
3.
Timbang labu ukur yang telah dikeringkan tadi dalam keadaan kosong
4. Ambil sample tanah sekitar 10 gram
5. Masukan sample tanah tersebut kealam labu ukur kemudian tambahkan air suling
secukupnya.
6. Siapkan hot plate untuk memanaskan labu ukur , panaskan labu ukur dalam keadaan
tanpa tutup dan panaskan sampai muncul gelembung udara.
7. Keluarkan gelembunggelembung udara yang terperangkap didalamnya.
8. etika gelembung udara sudah tidak ada lalu labu ukur direndam dalam caan dan ukur
suhu air dengan menggunakan termometer 5C
6.5Data Teknis
W tanah + wadah (setelah dioven = 64,05 gr
1 2
W Piknometer 1 (gr) 28 28
W Pikno + tanah (gr) 50,5 51,05
W Tanah (gr) 22,5 23,05
W Tanah + Ar (gr) 75,6 81,8
W Tanah pikno setelah di
Panaskan (gr)71,7 77,9
W Tanah pikno setelah di
Rendam (gr)75,45 81,7
W tanah + pikno
setelah
direndam (gr)
1 75,45
W tanah + pikno
setelah
direndam (gr)
2 81,7
Tanah + cawan 1 47,65
waktu derajat
1 5 menit 35
10 menit 33
15 menit 30
20 menit 29
25 menit 2930 menit 28
2 5 menit 38
10 menit 34
15 menit 32
20 menit 31
25 menit 28
30 menit 28
-
5/20/2018 geotek final1
18/37
(gr)
Tanah + cawan
(gr)
2 48,39
BAB 8
-
5/20/2018 geotek final1
19/37
KONSOLIDASI
8.1 Dasar Teori
Tanah merupakan suatu material yang berpori besar sehingga mempunyai kesempatan
yang besar untuk terjadi pemampatan dan deformasi elastis maupun plastis. Deformasi elastisadalah pemampatan tanah yang terjadi dimana tanah akan kembali kebentuk semula apabila
beban yang bekerja di tanah tersebut ditiadakan. Untuk mencapai deformasi yang tetap (untuk
tanah dengan deformasi yang kecil, lempung misalnya) diperlukan waktu yang cukup lama.
Gejala yang demikian disebut dengan konsolidasi. Konsolidasi mengakibatkan antara lain :
Perubahan isi serta keluarnya air pori (angka pori mengecil).
Perubahan susunan butir tanah/susunannya menjadi teratur.
Secara keseluruhan konsolidasi terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Primary Consolidation
Penurunan yang terjadi karena air yang keluar dari dalam pori
2. Secondary Consolidation
Penurunan yang terjadi karena adanya penyesuaian diri antar butiran tanah, dan berlangsung
dalam waktu yang lama serta nilainya kecil. Penurunan ini berjalan terus setelah Primary
Consolidation selesai.
8.2 Tujuan
Test ini dimaksudkan untuk mengetahui sifatsifat pemampatan tanah pada saat dibebani.
8.3 Peralatan
1. Alat konsolidasi
2. Cetakan benda uji
3. Alat pengeluar benda uji
4. pisau pemotong
5. Stop wach
6. Dial deformasi
7. Timbangan
8. oven
-
5/20/2018 geotek final1
20/37
8.4 Prosedur Percobaan
1. Bersihkan cetakan benda uji dan keringkan, kemudian ditimbang.
2. Siapkan benda uji
- Keluarkan contoh tanah dari tabung sample disesuaikan dengan ukuran ringnya,
menggunakan etruder tabung lalu dipotong dan diratakan.
- Pasang cetakan didepan tabung contoh lalu keluarkan contoh tanah dengan extruder
sehingga cetakan terisi penuh dengan tanah.
- Ratakan kedua tanah yang menonjol di kedua ujung cetakan benda uji dengan pisau
pemotong.
- Potong kelebihan tanah yang keluar dengan hatihati dan tentukan kadar air bagian
tanah yang terpotong tadi.
- Timbang cetakan beserta contoh tanah dan tentukan berat tanahnya sendiri.
- Keluarkan contoh tanah dari cetakan dengan cara didorong dengan besi pendorong.
3. Masukan benda uji tersebut ke dalam ring contoh dengan hatihati jangan sampai terjadi
pemanpatan.
4. Pasang kertas saring dibagian bawah dan atas benda uji, kemudian pasang batu pori atasa
dan bawah.
5. Masukan dalam sel konsolidasi.
6. Pasang plat penekan diatas batu pori kemudian letakan bola baja kecil dalam cowakan plat
penekan.
7. Letakan pada alat konsolidasi
8. Atur posisi palang penekan supaya horisontal dengan cara memutar span skrup dibagian
belakang.
9. Atur ketinggian baut penekan supaya tepat menyentuh bola baja.
10. Atur posisi dila deformasi dalam posisi tertekan kemudian di nol kan,tahan lengan beban
dengan palang penahan.
11.Pasang bebabn pertama yang menghasilkan tekanan pada benda uji sebesar 0,25kg/Cm2
12. Baca deformasi tanah pada detik ke 6, 15, 30 kemudian pada menit ke 1, 2, 4, 8, 15, 30
dan pada jam ke 1, 2, 24.
-
5/20/2018 geotek final1
21/37
13. Pasang beban kedua sebesar 2 kali bebanpertama lakukan pembacaan sesuai
denganprosedur 12.
14.Lakukan hal yang sama untuk bebanbeban yang lebih besar ( 4x, 8x, 16x, 32x). Beban
maksimum disesuaikan dengan beban yang akan bekerja pada lapisan tersebut.
15. Setelah dilakukan pembebanan maksimum, kurangi beban dalam dua tahap sampai mencapai
beban pertama. Baca dial deformasi 5 jam setelah pengurangan beban lalu beban dikurangi lagi.
Lakukan pembacaan kembali setelah 5 jam berikutnya.
16. Segera setelah pembacaan terakhir dicatat keluarkan ring contoh dan benda uji dari sel
konsolidasi.
17. Keluarkan batu pori dan kertas saring.
18. Keluarkan benda uji dari dalam ring contoh lalu dan tentukan berat keringnya.
8.5 Data Teknis
Beban (kg) O,825 1,65 3,3 6,6 13,2 26,4 8,8
Tekanan (kg/cm2) 0 dtk 4,72 7,65 8,10 8,150 8,168
6 dtk 3,81 4,82 7,65 8,10 8,160 8,168
15 dtk 3,90 4,83 7,655 8,115 8,160 8,167
30 dtk 3,96 4,831 7,655 8,115 8,160 8,164
1 mnt 4,035 4,835 7,66 8,120 8,160 8,164
2 mnt 4,080 4,841 7,68 8,120 8,162 8,164
4 mnt 4,13 4,845 7,69 8,125 8,163 8,164
8 mnt 4,19 4,85 7,71 8,130 8,163 8,16415 mnt 4,25 8,852 7,75 8,130 8,163 8,157
30 mnt 4,32 4,86 7,82 8,135 8,164 8,153
1 jam 4,38 4,865 7,88 8,135 8,164 8,151
2 jam 4,44 4,87 7,97 8,135 8,165 8,149
24 jam 4,72 6,7 8,10 8,150 8,168 8,148
Volume Tanah Setelah Konsolidasi = 113 gram
Berat Cawan = 18,7 gram
Berat Cawan + Tanah = 131,7 gram
Berat Tanah Setelah diOven = 70 garam
Berat tanah + Wadah setelah dioven = 88,7 gram
BAB 9
PEMADATAN
-
5/20/2018 geotek final1
22/37
9.1 Dasar Teori
-
5/20/2018 geotek final1
23/37
9.2 Tujuan
-
5/20/2018 geotek final1
24/37
Menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah yang dipadatkan dengan cara
standard dan modified. Pemadatan akan mencapai kepadatan maksimum pada suatu nilai kadar
air tertentu (kadarair optimum).
9.3 Peralatan
1. Mold pemadatan 10,16 cm
2. Mold pemadatan 15,24 cm
3. Palu pemadat standard
4. Palu pemadat modified
5. Extruder mold
6. Pisau pemotong
7. Palu Karet
8. Kantong Plastik
9. Cawan
10. Baskom
11. Gelas ukur 500 ml
9.4 Prosedur pengujian
1. Siapkan sample tanah yang sudah dijemur lalau hancurkan gumpalangumpalannya
dengan menggunakan palu karet.
2. Pisahkan 3 buah sample tanah masing masing seberat 5 kg (untuk mold 10,16 cm) dan
5kg (untuk mold 15,24 cm) lalu masukan kedalam wadah plastik atau karung.
3. Timbang mold standard berikut alasnya dengan ketelitian 1 gram. Beri tanda mold tersebut
dengan spidol/tipe-x agar tidak tertukar . untuk standar proctor dan modified proctor bisa
menggunakan mold berdiameter 10,16 cm atau 15,24 cm.
4. Pasang collar lalu kencangkan mur penjepitnya, tempatkan pada tumpuan yang kokoh.
5. Ambil salah satu sample tanah dari dalam kantong plastik/karung yang telah dipersiapkan,
kemudian isikan kedalam mold yang sudah diberi ukuran sesuai dengan tinggi mold
tersebut , tumbuk dengan palu pemadatan standard 2494,8 gram sebanyak 25 kali
tumbukan (untuk mold 10,16 cm) dan 56 kali tumbukan (untuk mold 15,24 cm) secara
merata sehingga setelah memadat, tanah tersebut mengisi 1/3 tinggi mold. Dan untuk cara
modified proctor menggunakan palu pemadat seberat 4535,92 gram, dengan jumlah lapisan
per mold adalah 5 lapis untuk prosedur pelaksanaan sama dengan cara standart proctor.
-
5/20/2018 geotek final1
25/37
6. Lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketiga sampai lapisan terakhir mengisi
sebagian collar (berada sedikit lebih tinggi daripada tinggi mold).
7. Lepaskan collar dan ratakan kelebihan tanah pada mold dengan menggunakan pisau
pemotong.
8. Isilah ronggarongga yang terbentuk dengan tanah sisa potongantadi sehingga didapatkan
permukaan tanah yang rata
9. Timbang mold berikut alas dan tanah yang berada didalamnya dengan ketelitian 1 gram.
10. Keluarkan sample tanah yang telah dipadatkan dari dalam mold dengan menggunakan
extruder mold lalu ambil bagian sisi luar dan sisi dalam untuk pemeriksaan kadar air.
11. Ulangi prosedur 3 sampai dengan 8 untuk sample tanah yang lain. Isikan datadata
tersebut pada formulir sehingga didapat data pemadatan.
9.5 Data Teknis
No. Alat Volume (kg)
1. Wadah 0,652. Mold Standar 8,11
3. Tanah 3,035
No. Alat Volume (kg)
1. Wadah 0,65
2. Mold Modifikasi 12,02
3. Tanah 2,5
Mold Standar
Penambahan Air Jumlah Air (ml)
1 50
2 50
3 100
4 150
5 100
6 50
7 50
8 50
9 50
10 5011 25
12 25
13 100
14 50
15 50
16 50
-
5/20/2018 geotek final1
26/37
17 100
18 50
Jumah Air 1150
Mold Modifi
Penambahan Air Jumlah Air (ml)
1 200
2 100
3 100
4 50
5 50
6 507 100
8 100
9 100
10 100
11 100
12 50
13 50
14 25
15 25
Jumlah Air 1100
-
5/20/2018 geotek final1
27/37
BAB 10
-
5/20/2018 geotek final1
28/37
CBR LABORATURIUM
10.1 Dasar teori
Tanah dasar (Subgrade) pada konstuksi jalan baru dapat berupa tanah asli, tanah timbunan
atau tanah galian yang telah dipadatkan sampai menncapai kepadatan 95% kepadatan
maksimum. Dengan demikian daya dukung tanah dasar tersebut merupakan nilai kemampuan
lapisan tanah memikul beban setelah tanah tersebut dipadatkan. CBR ini disebut CBR
laboratoium , karena disiapkan di Laboratorium. CBR Laboratorium dibedakan atas 2 macam,
yaitu CBR Laboratorium rendaman dan BR Laboratorium tanpa rendaman.
1.2 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio )
tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboraturium pada kadar air tertentu.
1.3 Peralatan
a. Mesin Penetrasi CBR
b.
CBR mold (Cetakan)c. Palu penumbuk
d. Keping beban lubang bulat
e. Piston penetrasi
f. Alat Pengeluar Contoh (Extuder Mold)
g. Timbangan 20 kg
h.
Alat Perata
10.4 Prosedur Percobaan
a. Ambil contoh tanah kering udara seperti yang digunakan pada percobaan pemadatan,
sebanyak 3 contoh dengan berat masingmasing ( 4 ~ 5 ) kg.
b. Campur bahan tersebut dengan air sampai kadar air optimum.
c. Pasang CBR mold pada keping alas dan timbang. Lalu masukan keping pemisah (spacer
dish), lalu letakan kertas saring diatasnya.
d. Padatkan masingmasing contoh tersebut di dalam CBR mold dengan jumlah tumbukan
56 kali dengan jumlah lapisan dan berat pemadat sesuai dengan pengujian pemadatan
ringan (Standard Compaction) dan pengujian pemadatan berat (Modified Compaction).
e. Lepaskan collar lalu ratakan permukaan contoh dengan alat perata. Tambal lubang
lubang yang mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir butir kasar dengan
bahan yang lebih halus.
f. Pasang beban yang beratnya 10 lbs atau 4,5 kg, diatas permukaan benda uji, letakan mold
diatas piringan penekan pada alat penetrasi CBR.
g. Atur piston penetrasi supaya menyentuh permukaan benda uji, kemudian lakukan
penetrasi sampai arloji beban menunjukkan beban permukaan sebesar 4,5 kg atau 10 lbs.
Pembebanaan permulaan ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna
-
5/20/2018 geotek final1
29/37
antara torak dengan permukaan benda uji. Kemudian arloji penunjuk beban dan arloji
pengukur penetrasi dinolkan.
h. Berikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati kecepatan
,27 mm / menit atu ,5 / menit.
i. Catat beban maksimum dan penetrasi bila pembebanan maksimum terjadi sebelum
penetrasi ,5
j. Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar air seluruh lapisan.
10.4 Data percoban
Waktu
(Min)
Penurunan
(Inchi)
Sample
1
Sample
2
Sample
30,6 0,025 11 13 19
1,3 0,050 12 16 27
1,9 0,075 12,5 19 32
2,5 0,100 14 21 35
3,2 0,125 15 22 39
3,8 0,150 16 22 40
4,4 0,175 22 22,5 41
5 0,200 25 23 42
6,4 0,250 28 24 45
7,5 0,300 32 25 46
10 0,400 40 27 5112,5 0,500 42 28 55
-
5/20/2018 geotek final1
30/37
BAB 13KUAT GESER LANGSUNG
Di rect Shear Test
8.1 Dasar Teori
UjiDS adalah uji geser tertua dan paling sederhana pelaksanaannya. Uji kuat geser langsungmempunyai tujuan untuk mengukur kuat geser tanah sepanjang permukaan bidang datar yangtelah ditentukan sebelumnya (horisontal). Uji ini dapat dilakukan dengan mengacu pada standar
ujiASTM D3080. Kelemahan uji ini yaitu bidang gesernya tertekan dengan kondisi sebagai
berikut.1. Bidang runtuh sudah ditentukan terlebih dahulu yaitu berupa bidang
horisontal yang belum tentu merupakan bidang yang terlemah.
2. Jika dibandingkan dengan uji triaksial, dalam uji inI drainase tanah tidak
terkontrol.3. Kondisi tegangan yang melewati benda uji tanah sangat komplek.
Distribusi tegangan normal dan tegangan geser meliputi permukaan longsor tidak seragam
secara tipikal ujung-ujungnya mengalami tegangan lebih besar daripada bagiaN pusat/tengah.Oleh karena itu, bisa terjadi keruntuhan progresif pada benda uji yang sangat besar, misalnyakuat geser tidak termobilisasi secara simultan. Walaupun ada kelemahan, uji geser langsung
masih tetap banyak digunakan karena sederhana dan mudah dilaksanakan. Alat ini menggunakan
jumlah tanah yang lebih kecil daripada alat triaksial standar, sehingga waktu konsolidasi lebihsingkat. Uji kotak geser langsung (DS) dengan laju uji rendah akan memberikan nilai parameter
kuat geser efektif c dan f yang handal atau terpercaya
13.2 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai kohesi (c) dan nilai sudut geser
tanah ()
13.3 AlatAlat Yang Digunakan1. Alat geser langsung terdiri dari:
a. Stang penekan dan pemberi bebanb. Alat penggeser, lengkap dengan cincin penguji (proving ring) dan
arloji geser
c. Cincin pemeriksa yang terbagi dua dengan penguncinya terletakdalam kotak
d. Beban-beban
e. Dua buah batu pori
2. Alat pengeluar dan pisau pemotong.3. Cincin cetak benda uji.
4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
5. Stopwatch.
6. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(1105)oC
7. Dial.
-
5/20/2018 geotek final1
31/37
8. Holder.
13.4 Cara Pengujian
1. Benda uji ditimbang.2. Benda uji dimasukkan kedalam cincin pemeriksaan yang telah terkunci menjadi satu
kemudian batu pori dipasang pada bagian atas dan bawah dari benda uji.
3. Stang penekan dipasang vertikal untuk memberi beban normal benda uji sama denganbeban yang diberikan pada stang tersebut.
4. Menggeser benda uji dihubungkan dengan proving ring mendatar, pengukur gaya
geserdipasang pada arah mendatar untuk memberi beban mendatar dan menggeser pada
bagianatas cincin pemeriksaan. Pengaturan pembacaan pada arloji geser untuk mengukurdeformas mendatar dan pada arloji pengukur gaya geser sehingga menunjukkan angka nol.
Kemudian cincin dibuka mendatar dan pada arloji pengukurgaya geser sehingga
menunjukkan angka.
5. Setelah itu beban normal pertama diberikan sesuai dengan beban yangdiperlukan segerasetelah pembebanan pertama diberikan kotak cincinpemeriksaan diisi dengan air sampai
dengan penuh diatas permukaanbenda uji. Selama pemeriksaan permukaan air ini harus
selalu dijaga.6. Benda uji didiamkan selama dengan konsolidasi selesai. Kemudianproses konsolidasi
dicatat pada waktu-waktu tertentu sesuai dengancara pemeriksaan konsolidasi. Untuk
mengukur deformasi vertikaldipasang dial, dan dicatat penurunan vertikan setiap 10 detik.7. Setelah konsolidasi selesai, dihitung t50 untuk menentukankecepatanpergeseran.
Konsolidasi dibuat dalam tiga beban yangdiperlukan. Kecepatan pergeseran dapat
ditentukan dengan t50.Deformasi geser maksimum tercapai kira-kira 10% diameter asli
bendauji.8. Mesin dijalankan, kemudian lakukan bacaan pada arloji geser dan padaarloji gaya geser
(Proving ring) setiap 15 detik.
9. Beban normal kedua diberikan pada benda uji, besarnya 2 kali bebannormal pertamasetelah itu kembali ke (d);(f);(g); dan (h).
10. Beban normal ketiga diberikan, besarnya 3 kali beban normalpertama. Kemudian
kembali lagi ke (d);(f);(g); dan (h).
-
5/20/2018 geotek final1
32/37
BAB 11
TEKAN BEBAS
Unconf ined Compression Test
11.1 Dasar Teori
Kuat tekan bebas (qu) adalah harga tegangan aksial maksimum yang dapat ditahan oleh
benda uji silindris (dalam hal ini sampel tanah) sebelum mengalami keruntuhan geser. Derajat
kepekaan/sensitivitas (St) adalah rasio antara kuat tekan bebas dalam kondisi asli (undisturbed)
dan dalam kondisi teremas (remolded).
Uji kuat tekan bebas merupakan cara memperoleh kuat geser tanah kohesif yang cepat dan
ekonomis. Uji ini tidak dapat dilaksanakan pada tanah pasiran.
11.2 Tujuan
Pengujian ini untuk menentukan kuat tekan bebas tanah kohesif, pemiriksaan ini dapat
dilakukan pada tanah asli maupun contoh tanah buatan. Uji kuat tekan bebas dimaksudkan untuk
memperoleh kuat geser dari tanah kohesif secara cepat dan ekonomis. Kuat tekan bebas (q u)
adalah harga tegangan aksial maksimum yang dapat ditahan oleh benda uji silindris (dalam hal
ini tanah) sebelum mengalami keruntuhan geser. Derajar kepekaan (S t) adalah rasio antara kuat
tekan bebas dalam kondisi asli (Undisturbed) dan dalam kondisi teremas (remolded)
11.3 Peralatan
1. Mesin tekan bebas (Unconfined Compression Machine)
2. Extuder (alat untuk mengeluarkan contoh)
3. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 2 kali diameter
4. Pisau tipis dan Talam
5. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram
6. Pisau kawat
7. Stop Watch
11.4
Prosedur percobaan1) Siapkan benda uji
- Keluarkan contoh tanah dari tabung sample sepanjang 2 cm dengan menggunakan
extruder lalu dipotong dan diratakan, hitung isi tabung penuh.
- Pasang cetakan benda uji didepan tabung contoh lalu keluarkan contoh tanah dengan
extruder sehingga tabung benda uji terisi penuh dengan tanah.
- Ratakan tanah yang menonjol dikedua ujung cetakan benda uji dengan pisau pemotong
-
5/20/2018 geotek final1
33/37
- Keluarkan benda uji dari dalam cetakan. Alat pengeluar contoh.
2) Timbang benda uji tadi.
3) Letakan pada plat penekan secara sentris.
4) Atur ketinggian plat penekan atas agar tepat menyentuh permukaan tanah.
5) Atur dial beban maupun deformasi pada posisi nol.
6)
Lakukan penekanan dengan memutar engkol (mesin manual) atau menghidupkan motor
(mesin elektrik). Kecepatan penekanan diambil 1% sampai 2% permenit dari tinggi
contoh semula.
7) Baca dial beban pada regangan 0,5%, 1%, 1,5%, 2% dst.
8) Setelah dicapai beban batas atau regangan telah mencapai 20%, gambar pola keruntuhan
tanah.
9) Diketahui kadar air benda uji.
-
5/20/2018 geotek final1
34/37
BAB 12
TRIAKSIAL
12.1 Dasar Teori
Untuk menghitung kekuatan geser tanah dapat di lakukan 3 (tiga ) macam percobaan.
Unconsolidated Undrained test. Air tidak boleh berdrainase dari pori-pori tanah selama tekananbekerja pada contoh tanah.Sehingga tidak dapat mengukur tegangan air pori. ConsolidatedUndrained Test, Contoh tanah mula-mula ditekan oleh tekanan air dalam sel sehinggamengakibat peningkatan tekanan pada air pori dalam contoh tanah secara tiba-tiba dan air dalampori akan keluar.Kemudian contoh tanah berkonsolidasi.Drainase tidak boleh terjadi selama diberi tekanan.Percobaan ini dapat mengukur tegangan air pori. Drained test. Contoh dibebani dandi biarkan berdrainasi.Beban vertikal di berikan dengan kecepatan rendah,sehingga tekanan poriair dalam contoh tidak bertambah. Dalam percobaan triaxial di lakukan percobaanUnconsolidated Undrainedtanpa memperhatikan tegangan pori air.
12.2 Tujuan
Untuk mengetahui parameter-parameternya yaitu sudut geser dalam tanah (0 ) dan nilaikohesi (c ) dari tanah tersebut.
12.3 Peralatan1) Satu set alat triaxial.2) Pompa pengisap udara3) Extruder untuk mengeluarkan contoh tanah.4) Mold untuk mencetak tanah diameter kurang lebih 3,5 cm5) Jangka sorong6) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram7) Membrane karet8) Spatula.9) Kompresor listrik.
12.4 Prosedur Pengerjaan1) Contoh tanah undisturbed di keluarkan dengan mengunakan extruder dan langsung di
cetak dengan ring pencetak.sebelumnya ring di ukur diameternya dan di beri oli.
2)
Tentukan panjang contoh tanah 2 kali diameter cetakan tersebut kemudian keluarkancontoh tanah dari ring pencetak.3) Ukur tinggi contoh tanah untuk di ketahui volumenya.4) Contoh tanah lalu masukan dalam membran karet dengan bantuan mebran stretcher dan
pompa pengisap di jaga jangan sampai contoh tanah rusak,demikian juga antara contohtanah dan membran jangan sampai terdapat udara.
5) Contoh tanah yang telah di selubungi membran karet,bagian atas dan bagian bawah dipasang batu berpori kemudian di masukan kedalam tabung sel triaxial.
6) Bagian atas dari batu berpori di letakan plat penerus gaya yang di lengkapi dengan selangsebagai saluran keluar air tanah.
7) Setelah contoh tanah selesai di pasang dan berdiri tegak dengan baik,kemudian tabung seldi tutup rapat-rapat.
8)
Sel triaxial di isi larutan glisering + air 50%,sampai penuh dengan memberi tekanan padatabung glistering,di jaga jangan sampai ada udara di dalam sel triaxial dengan caramengeluarkan udara melalu klep sebelum sel penuh terisi glisering.
9)
Akibat dari pengisian glistering ini, pada sel tersebut terdapat tekanan yang menekancontoh tanah dari segala arh yang besarnya dapat di lihat pada manometer.fungsi tekananini adalah sebagai penganti tegangan lateral (3)
10)Tentukan besar 3 dengan memutar krang dan memberi tekanan udara dengancompressor.
11)Jelaskan alat penekanan arah vertical dengan kecepatan penurunan 2% permenit daritinggi contoh tanah.
12)Pembacaan load dial di lakukan setiap deformasi atau penurunan bertambah 0,5mm.13)Pembebanan di teruskan hingga contoh tanah mengalami keretakan atau sampai
pembacaan load dial turun kembali.14)Kemudian cairan glistering di keluarkan dari tabung sel ketempat semula dengan jalan
-
5/20/2018 geotek final1
35/37
memberikan tekanan udara dari compressor,dan udara yang masih ada dalam tabung seldi buang.
15)Tabung sel di keluarkan dari unit triaxial lalu membran karet di lepas dan tanah dikeluarkan dari sel triaxial.
16)Gambar bentuk atau garis-garis keretakannya.17)ontoh tanah di timbang dan di masukan kedalam oven selama 18-24 jam.kemudian di
timbang lagi dan di hitung kadar airnya.
18)
Percobaan di lakukan lagi untuk contoh tanah lain,misalnya: di ambil 2 kedalaman- 2,00m dan5,00m masing-masing 3 contoh dengan 3 berbeda
-
5/20/2018 geotek final1
36/37
BAB 14DCP ( Dynamic Cone penetrometer )
14.1 Dasar Teori
14.2 Maksud dan Tujuan
-
5/20/2018 geotek final1
37/37