GEOKIMIA

46
DAFTAR ISI HALAMAN COVER DAFTAR ISI …………………………………………………………..……………………. 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang …………………………………………..……………………… 2 1.2. Rumusan Masalah ………………………………………….…………………… 2 1.3. Maksud dan Tujuan ……………………………………………...……………… 3 BAB II. PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Batuan Beku ………………………………………………………… 4 2.2. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Genetik …………………………….…… 4 2.3. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Kimia ………………….……. 7 2.4. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Minealogi …………………………..…… 9 2.5. Warna Batuan …………………………………………………………………. 11 2.6. Struktur Batuan ………………………………………………………………… 11 2.7. Tekstur Batuan Beku ……………………………...…………………………… 12 2.8. Komposisi Mineral …………………………………………………………….. 13 2.9. Deskripsi Batuan Beku ……………………………………...…………………. 14 2.10. Contoh Batuan Beku …………………………………………….…………… 24 GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 1

description

geokimia batuan beku

Transcript of GEOKIMIA

Page 1: GEOKIMIA

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER

DAFTAR ISI …………………………………………………………..……………………. 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang …………………………………………..……………………… 2

1.2. Rumusan Masalah ………………………………………….…………………… 2

1.3. Maksud dan Tujuan ……………………………………………...……………… 3

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Batuan Beku ………………………………………………………… 4

2.2. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Genetik …………………………….…… 4

2.3. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Kimia ………………….……. 7

2.4. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Minealogi …………………………..…… 9

2.5. Warna Batuan …………………………………………………………………. 11

2.6. Struktur Batuan ………………………………………………………………… 11

2.7. Tekstur Batuan Beku ……………………………...…………………………… 12

2.8. Komposisi Mineral …………………………………………………………….. 13

2.9. Deskripsi Batuan Beku ……………………………………...…………………. 14

2.10. Contoh Batuan Beku …………………………………………….…………… 24

2.11. Tatanan Tektonik ………………………………………………………….….. 28

BAB III. RINGKASAN …………………………………………………………………… 32

DAFTAR PUSTAKA

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 1

Page 2: GEOKIMIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Geokimia adalah ilmu yang mempelajari kandungan unsur dan isotop dalam lapisan

bumi, terutama yang berhubungan dengan kelimpahan (abundant), penyebaran serta hukum-

hukum yang mengontrolnya.

Dari dasar ini berkembang beberapa cabang ilmu geokimia di antaranya yaitu geokimia

panasbumi, geokimia mineral, geokimia petroleum dan geokimia lingkungan. Pada

pembahasan selanjutnya penulis akan lebih banyak membicarakan tentang geokimia mineral,

khususnya pada sedimentologi.        

Lahirnya geokimia sebagai cabang ilmu geologi baru menyebabkan munculnya metoda

dan data observasi baru mengenai berbagai hal yang banyak menarik perhatian para ahli

sedimentologi. Sebagian besar penelitian geokimia pada mulanya diarahkan pada penelitian

kuantitatif untuk mengetahui penyebaran unsur-unsur kimia di alam, termasuk

penyebarannya dalam batuan sedimen.

Lambat laun data tersebut menuntun para ahli untuk memahami apa yang disebut sebagai

siklus geokimia (geochemical cycle) serta penemuan hukum-hukum yang mengontrol

penyebaran unsur dan proses-proses yang menyebabkan timbulnya pola penyebaran unsur

seperti itu.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membatasi dengan hanya mengkaji masalah -

masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan batuan beku?

2. Bagaimana batuan beku terbentuk?

3. Apa saja pembagian genetik batuan beku?

4. Apa saja komposisi kimia pembentuk batuan beku?

5. Apa saja mineralogi yang membentuk batuan beku?

6. Bagaimana deskripsi batuan beku?

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 2

Page 3: GEOKIMIA

1.3. Maksud dan Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan apa itu batuan

2. Menjelaskan bagaimana proses terbentuknya batuan beku

3. Menjelaskan pembagian batuan beku berdasarkan genetiknya

4. Menjelaskan komposisi kimia pembentuk batuan beku

5. Menjelaskan pembentuk batuan beku berdasarkan mineraloginya

6. Menjelaskan deskripsi batuan beku?

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 3

Page 4: GEOKIMIA

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Batuan Beku

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: Ignis, "api") adalah

jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa

proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di

atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda

(1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara

alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500o–2.500oC dan bersifat mobile (dapat bergerak)

serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa

bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain)

yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan

pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.

Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi,

maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa

penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen

disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series. Dalam mengidentifikasi

batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat

fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalam membicarakan masalah sifat fisik batuan

beku tidak akan lepas dari.

2.2. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Genetik (Tempat Terjadinya)

Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan beku,

pembagian batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum dilakukan penggolongan

batuan lebih lanjut. Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai berikut :

Batuan Beku Intrusif

Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga disebut batuan beku dalam

atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai karakteristik diantaranya,

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 4

Page 5: GEOKIMIA

pendinginannya sangat lambat (dapat sampai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya

kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif.

Tubuh batuan beku intrusif sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam,

tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Berdasarkan kedudukannya

terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi

menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.

Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya disebut

diskordan. yaitu:

a. Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya.

Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya.

Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi

yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma

pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan

250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan

didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh

magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar

dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya.

Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke

atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik

melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan

stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik,

sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian

terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur

magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah

membeku dinamakan Xenolith.  

b. Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil

dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta

suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.

c. Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan

dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua

sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.

d. Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan

magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi,

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 5

Page 6: GEOKIMIA

maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi

disekitarnya.

Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan

diantaranya adalah :

a. Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan

batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.

b. Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan

yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai.

Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik

oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan. 

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 6

Gambar 1.1

Diagram penampang batuan beku dalam. Batolit- tubuh batuan beku yang sangat besar, berbentuk tidak teratur dan tidak diketahui dasarnya; stock- suatu tubuh yang kecil dan bersifat sama dengan batolit; dyke-korok atau gang, berbentuk lempeng yang memotong struktur batuan disekitarnya; sill- berbentuk sama dengan dyke, tetapi sejajar dengan struktur disekitarnya; lakolit- sama dengan sill, bagian atasnya cembung keatas. Banyak batuan beku dalam yang berhubungan dengan gunung api (B.J. Skinner, 1992).

Page 7: GEOKIMIA

c. Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung

ke atas.

2.3. Klasifikasi Batuan Berdaarkan Komposisi Kimia

Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral

penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa

oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5,

dari persentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan beberapa lingkungan

pembentukan meineral.

Analisa kimia batuan dapat dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal,

pendugaan temperatur pembentukan magma, kedalaman magma asal, dan banyak lagi

kegunaan lainya. Dalam analisis kimia batuan beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut

mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma sebagai pembentukannya. Batuan

beku yang telah mengalaimi ubahan atau pelapukan akan mempunyai komposisi kimia yang

berbeda. Karena itu batuan yang akan dianalisa harusla batuan yang sangat segar dan belum

mengalami ubahan. Namun begitu sebagai catatanpengelompokan yang didasarkan kepada

susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping prosesnya lama dan

mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi.

Pembagian Kimia Batuan Beku (asam & basa) Berdasarkan kandungan kimia oksida

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 7

Gambar 1.2

Dike dan sill merupakan tubuh-tubuh batuan intrusif berbentuk pipih (tabular). Dike memotong lapisan-lapisan batuan disekitarnya. Sill di-injeksikan diantara lapisan-lapisan batuan.

(WK. Hamblin, 1989).

Page 8: GEOKIMIA

Contohnya pada tabel berikut ini :

OKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT

SiO2 72,08 51,86 48,36 43,54

TiO2 0,37 1,50 1,32 0,81

Al2O3 13,86 16,40 16,84 3,99

Fe2O3 0,86 2,73 2,55 2,51

FeO 1,72 6,97 7,92 9,8

MnO 0,06 0,18 0,18 0,21

MgO 0,52 6,21 8,06 34,02

CaO 1,33 3,40 11,07 3,46

Na2O 3,08 3,36 2,26 0,56

K2O 0,46 1,33 0,56 0,25

H2O+ 0,53 0,80 0,64 0,76

P2O5 0,18 0,35 0,24 0,05

Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat pada tabel di atas,

hanya batuan intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan presentase dari setiap senyawa oksida,

salah satu contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah terbanyak dimiliki oleh batuan granit dan

semakin menurun ke batuan peridotit (batuan ultra basa). Sedangkan MgO dari batuan granit

(batuan asam) semakin bertambah kandungannya kearah batuan peridotit (ultra basa).

Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan intrusinya, asalkan

dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja, sehingga

menimbulkan pula perbedaan didalam besar butir dari setiap jenis mineral.

Batuan Intrusi Batuan Ekstrusi

Granit Riolit

Syenit Trahkit

Diorit Andesit

Tonalit Dasit

Monsonit Latit

Gabro Basal

               

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 8

Page 9: GEOKIMIA

Dasar pembagian ini biasanya adalah kandungan oksida tertentu dalam batuan seperti

kandungan silika dan kandungan mineral mafik (Thorpe & Brown, 1985).

Pembagian batuan beku menurut kandungan SiO2 (silika) pada tabel di bawah :

Nama Batuan Kandungan Silika

Batuan Asam Lebih besar 66 %

Batuan Menengah 52 – 66 %

Batuan basa 45 – 52 %

Batuan Ultra basa Lebih kecil 15 %

             

Penamaan batuan berdasarkan kandungan mineral mafik pada tabel di bawah:

Nama Batuan Kandungan Silika

Leucocratic 0 – 33 %

Mesocratic 34 – 66 %

Melanocratic 67 – 100 %

Berdasarkan kandungan kuarsa, alkali feldspar dan feldspatoid :

a. Batuan Felsik                  : Dominan felsik mineral, biasanya berwarna cerah.

b. Batuan Mafik                  : Dominan mineral mafik, biasanya berwarna gelap.

c. Batuan Ultramafik          : 90% terdiri dari mineral mafik.

Komposisi kimia dapat pula digunakan untuk mengetahui beberapa aspek yang sangat

erat hubungannya dengan terbentuknya batuan beku, seperti untuk mengetahui jenis magma,

tahapan diferensiasi selama perjalanan magma ke permukaan dan kedalaman zona Benioff.

2.4. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineralogi

Analisis batuan beku pada umumnya memakan waktu, maka sebagian besar batuan

beku didasarkan atas susunan mineral dari batuan itu. Mineral-mineral yang biasanya

dipergunakan adalah mineral kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid untuk mineral

felsik. Sedangkan untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol, piroksen dan olovin.

Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan

sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan

keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 9

Page 10: GEOKIMIA

member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti

bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan

pembekuan yang cepat.

Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku

yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi:

a. Batuan Dalam

Batuan Dalam bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun

batuan tersebut    dapat    dilihat tanpa bantuan alat pembesar.

b. Batuan Gang

Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.

c. Batuan Gang

Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.

d. Batuan Lelehan

Batuan Lelehan bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat

dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.

Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi beberapa keluarga

atau kelompok yaitu :

keluarga granit –riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa, alkali felsparnya

melebihi plagioklas.

keluarga granodiorit –qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na Plagioklas dalam

komposisi yang berimbang atau lebih banyak dari K Felspar 

keluarga syenit –trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid tidak

dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi Na-Plagioklas, kadang

plagioklas juga tidak hadir

keluarga monzonit –latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir dalam

jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K-Felspar 

keluarga syenit – fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid, K-Felspar

melebihi plagioklas

keluarga tonalit – dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama kuarsa dan

plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar  

keluarga diorite – andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K-Felspar,

plagioklas melimpah

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 10

Page 11: GEOKIMIA

keluarga gabbro – basalt: intermediet-mafik, mineral utama plagioklas (Ca),

sedikit Qz dan K-felspar

keluarga gabbro – basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral utama felspatoid

(nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa melimpah ataupun tidak hadir 

keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik (ol,px,hbl), plagioklas (Ca)

sangat sedikit atau absen. 

2.5. Warna Batuan

Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.mineral penyusun

batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya sehingga dari warna dapat

diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur

gelasan. Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang 

tersusun atas mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa, potash feldsfar dan muskovit. Batuan

beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet dimana jumlah

mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak. Batuan beku yang berwarna hitam

kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah

mineral-mineral mafik.

2.6. Struktur Batuan

Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang

berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan dalam

skala besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku struktur yang sering ditemukan

adalah: 

1. Masif : Bila batuan pejal,tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas 

2. Jointing                    : Bila batuan tampak seperti mempunyai retakan-retakan.

Kenapakan ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan.

3. Vesikular : Dicirikandengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini dibagi

lagi menjadi 3 yaitu: 

Skoriaan : Bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan. 

Pumisan : Bila lubang-lubang gas saling berhubungan. 

Aliran : Bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang

gas. 

4. Amigdaloidal     : Bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral sekunder. 

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 11

Page 12: GEOKIMIA

2.7. Tekstur Batuan Beku

Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di

dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan

hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia

dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan

keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari  rangkaian proses sebelum, dan sesudah

kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi :

1. Tingkat kristalisasi

Tingkat kristalisasi batuan beku dibagi menjadi :

Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua berbentuk kristal-kristal. 

Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian lagi berupa mineral gelas.

Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas.

2. Ukuran kristal.

Ukuran kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah dikenali.ukuran kristal dapat

menunjukan tingkat kristalisasi pada batuan.

1. Granularitas

Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat dibagi menjadi beberapa macam

yaitu:

a. Equigranulritas Disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran kristal yang

seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 2 : 

Fenerik Granular bila ukuran kristal masih bisa dibedakan dengan mata telanjang. 

Afinitik apabila ukuran kristal tidak dapat dibedakan  dengan mata telanjang atau

ukuran kristalnya sangat halus. 

b. Inequigranular Apabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini dapat dibagi lagi

menjadi : 

Faneroporfiritik bila kristal yang besar dikelilingi oleh kristal-kristal yang kecil

dan dapat dikenali dengan mata telanjang.

Porfiroafinitik,bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang tidak dapat dikenali

dengan mata telanjang.

c. Gelasan (glassy) Batuan beku dikatakan memilimki tekstur gelasan apabila semuanya

tersusun atas gelas. 

2. Bentuk Butir 

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 12

Page 13: GEOKIMIA

a) Euhedral, bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai bidang kristal yang

sempurna. 

b) Subhedral,bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal

yang sempurna. 

c) Anhedral, berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh bidang kristal yang

tidak sempurna. 

Sifat Batuan Beku dibagi menjadi 3 antara lain : 

1. Asam (Felsik)

Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang  tersusun

atas mineral-mineral felsik. 

2. Intermediet

Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet

diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.

3. Basa(Mafik)

Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa

dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.

4. Ultrabasa (Ultramafik )

Batuan beku yang berwarna kehijauan dan berwarna hitam pekat dimna tersusun oleh

mineral – mineral mafic seperti olivin.

2.8. Komposisi Mineral

Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat  dibedakan menjadi 4 yaitu: 

a. Kelompok Granit –Riolit   Berasal dari magma yang bersifat asam,terutama tersusun oleh

mineral-mineral kuarsaortoklas, plaglioklas Na, kadang terdapat 

hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang kecil. 

b. Kelompok Diorit – Andesit  Berasal dari magma yang bersifat intermediet,terutama

tersusun atas mineral-mineral plaglioklas, Hornblande, piroksen dan kuarsa

biotit,orthoklas dalam jumlah kecil. 

c. Kelompok Gabro – Basalt  Tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari

mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan hornblende.  

d. Kelompok Ultra Basa Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang mungkin

adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil.

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 13

Page 14: GEOKIMIA

2.9. Deskripsi Batuan Beku

1. Kelompok Granit

a. Phanertik

Granit dikelompok ini terdiri dari batuan pluton yang biasa biasa disebut batolit,

kenampakan di permukaan bumi sangat besar sedangkan kedalaman dari batuan ini tidak

diketahui besarnya. Granit ini berbutir sangat kasar dengan kombinasi warna antara putih

dengan abu-abu dengan butiran mineral sangat besar.

Tekstur batuan pada dasarnya adalah holokristalin, hipidiomorpik dan equiganular.

Penokris yang besar dari ortoklas, kadang-kadang granit kelompok ini memiliki tekstur

porpiri. Dalam jumlah yang sangat kecil kita akan mendapatkan xenolit di dalam tubuh

granit.

Struktur yang biasa terdapat dibatuan granit ialah struktur foln yang terbagi dalam tiga

kelompok, pertama struktur blok yang berbentuk kubus, kedua diakibatkan oleh proses

konsolidasi dan ketiga akibat proses pelapukan. Struktur miarolitik ialah rongga

berbentuk tidak beraturan yang bisaanya ditumbuhi oleh kristal-kristal yang berbentuk

sempurna. Struktur lain yang basa adalah struktur orbikular dan rapakular.

Komposisi mineral dan kimia di dalam batuan granit dibagi menjadi tiga, yaitu:

Mineral Utama (essential mineral)

Mineral utama ini terdiri dari kuarsa, potasium feldspar dari jenis petoklas dan 

mikraklian, plagioklas dari jenis albit-oligoklas dan sedikit sekali andesin, biotit.

Mineral pengiring ( accessor/mineral)

Dengan bentuk dan jumlah yang sangat kecil,mineral pengiring ini terdiri dari zirkon,

apatit, rutil sphen dan oksida besi.

Mineral skunder (Secondary mineral)

Mineral Skunder terbentuk karena mineral utam, kebanyakan tidak berpindah tempat,

didalam tingkat terakhir dari konsolidasi magma yang kemudian diikuti oleh proses

pelapukan .

Kandungan  mineralogi dan presentase tiap mineral

Mineral       1 2

Kuarea 10 – 40% 25%

Potasium 80 – 60% 40%

Soda plaglokirs 0 – 359% 26%

Hombende 10 – 35% 1%

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 14

Page 15: GEOKIMIA

Blotit 6%

Magnetit 2%

Limenit 1%

Pengamatan secara petrograpi dari batuan kelompok granit, seperti terlihat pada foto 1

halaman 113 dimana nama batuan itu adalah granit dengan mineral utamanya adalah

plagioklas, K-feldspa mika (biotit dan muskovit), dimana kuarsa memperlihatkan tekstur

mosaish. Foto 2halaman 113dari batuan kuarsa monzonit, dimana mineral bertekstur

equigranuiar terdiri dari plagioklas, ortoklas, mikrokiin, homblende yang mulai berubah

menjadi klorit terutama pada bagian tepinya.

Variasi senyawa kimia pada batuan granit yang didominasi oleh silica. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini.

Komposisi kimia dari batuan granit.

Senyawa Kimia 1 2 3

SiO2 73,86 70,18 72,70

TiO2 0,20 0,39 0,26

AI2 O3 13,75 14,47 13,39

Fe2O3 0,78 1,57 1,25

FeO 1,13 1,78 0,20

MnO 0,05 0,12 0,09

MgO 0,26 0,88 0,30

CaO 0,72 1,99 1,89

Na2O 3,51 3,48 2,00

K2O 5,13 4,11 3,94

H2O+ 0,47 0,84 0,01

P2O5 0,14 0,19

b. Aphantik

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 15

Page 16: GEOKIMIA

Kelompok batuan ini terdiri dari batuan ekstrusi yang berupa lava dan batuan instrusi

yang berupa dike kenampakan di lapangan batuan lava ini berupa aliran dengan ketebalan

yang bervariasi dan penyebaran yang luas. Sedangkan dike terlihat bertekstur porfiritik atau

kacaan, karena peralihan antara tipe plutonik dengan vulkanik.

Tekstur kelompok ini bertekstur porfiritik yaitu percampuran antara yang kasar

(penokris) seperti dari kuarsa feldspar dan homblende dengan masa dasar yang berbentuk

halus dari mikrokristalin sampai kacaan. Tekstur aliran dikarenakan perjalanan magma asal

ke permukaan bumi dan kemudian menyebar kesegala arah. Tekstursperulitik biasanya

diobsidian yang berbentuk sciatut yang melingkar.

Komposisi mineralogy dari penyusun mineral utama terdiri dari kuarsa, potassium

feldafar dari jenis ortoklasdan sanidin, plagioklas dari jenis oligloklas sedangkan  mineral

feromagnesia dari biotit dan horiblende. Mineral pengiringnya terdiri dari magnetit dan

apatit. Sedangkan mineral sekunder terdiri dari hasil alterasi dari feldspar dan

mineral/eromagnesia.

Komposisi kimia batuan riolit

Senyawa kimia

biO2 73,66

TiO2 0,22

Al2O2 13,46

Fe2O3 1,26

FeO 0,75

MnO 0,03

MgO 0,32

CaO 1,13

NaO 2,09

K2O 5,35

H2O 0,78

P2O5 0,07

Hasil analisa ini berasal dari Nockolda (1954), memperlihatkan kandungan dan

persentase setiap senyawa oksida dari batuan riolit secara umum kandungan dan persentase

kimia dari batuan instrusi maupun batuan ekstrusi tidak jauh berbeda.

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 16

Page 17: GEOKIMIA

2. Kelompok Syenit

a. Phaneritik.

Gyenit biasa terdapat sebagai stok dan bose, tidak pernah ditemukan sebagai tubuh yang

besar seperti batolit dari granit. Terbentuknya tubuh Gyenit bisa barasosiasi dengan granit

sebagai fasies tipis. Tekstur yang biasa ditemukan adalah equigranular, holokristallin,

peneritik, dan batuan plutorik. 3 butiran Kristal cukup besar, hal ini terlihat sebagai pegmatik.

Komposisi irineralogi dan kimia bila dibandingkan dengan granit, maka Gyenit

memperlihatkan kandungan alkali ke silica lebih tinggi, Ini disebabkan oleh berlimpahnya

mineral alkali feldspar. Mineral utama terdiri dari potassium feldspar dari jenis ortoklas dan

mikrolin, plagioklas dari jenis albit – oligoklas dan mineral feromagnesia dari homblende

sebagian be dan piroksen. Mineral pengiring terdiri dari asphen, oksida besidan apatit.

Sedangkan mineral sekunder merupakan hasil alterasi dari feldspar yang kemudian

membentuk variasi dari mineral lempung. Variasi mineralogy dari batuan gyenit dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Komposisi mineralogy batuan gyenit

Mineral 1 2

Potasium feldspar 30 – 80% 72%

Soda plagloklas 6 – 25% 12%

Mafik mineral 10 – 40%

Biotit 2%

Homblende 7%

Idino pirokrin 4%

ilmenit 2%

1%

Variasi kimia pada batuan syenit diperlihatkan pada table 4.10. Dimana kandungan alkali

(Na2O dan J2O) sangat tinggi, hal ini disebabkan terlampau banyaknya kandungan mineral

potassium feldspar.

Komposisi kimia batuan syenit

Senayawa kimia 1

SiO2 61,86 59,41

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 17

Page 18: GEOKIMIA

TiO2 0,68 0,83

Al2O3 6,91 17,18

Fe2O4 2,32 2,19

FeO 2,63 2,83

MnC 0,11 0,08

MgO 0,96 2,02

CaO 2,34 4,06

Na2O 5,46 3,92

K2O 5,91 6,53

H2O+ 0,62 0,63

P2O5 0,19 0,38

b. Aphantit

Batuan kelompok ini biasanya disebut trukit, terjadi sebagai aliranlava yang meliputi

daerah yang luas, juga terdapat sebagai korok vulkanik yang berteksrur poroiritik. Tekstur

batuan seperti tekstur porpiritik dengan fenokris berjumlah lebih banyak daripada masa dasar.

Sebagai masa dasar dari mikrokristalinyang sulit untuk didentifikasi. Tekstur lain yang biasa

terdapat adalah tekstur aliran. Struktur lain banyak terdapat di batuan kelompok ini,

sedangkan struktur vesikuler biasanya terdapat di atas permukaan dari suatu aliran.

Komposisi mineral dari mineral utama terdiri dari potassium feldspar dari jenis sanidin,

ortoklas dan mikrolin, plagloklas, biotit, homblende dan mineral sugit biasa sebagai variasi

dan bila jumlahnya banyak, maka akan mempengarihi panamaan dari batuan dan biasanya

diletakkan di depan dari trakit sebagai cimtoh augit trakit.

Kandungan mineral pada batuan syenit ialah plagioklas dari jenis albithormblende,

biotit, K-feldspar dari jenis ortoklas dan mikrokiin, nefelin dan mineral bijihnyamagnetit.

Bila batuan tersusun mengandung nefelin, nya menjadi nefelin syenit. Ukuran Kristal dari

mineral itu berukuran kasar feneritik atau dapat disebut holokristalin. Batuan terakhir porpirl

dalam sayatan tipis ini terlihat kandungan mineralnya ialah K feldspar dari  jenis ortoklas

berbentuk subhedral sampai euhadral. Kalsit dapat berbentuk butiran ataupun hasil ubahan,

kuarsa berbentuk ahhedral. Sebagai mineral pengiringnya adalah magnetit berbentuk kubur

dan hematite yang pada umumnya berbentuk anhedral, dalam sayatan ini berwarna nitara

(opak). Sebagai mineral ubahan ialah seririt dan kalsit yang berasal dari ortoklas atau

plagioklas. Variasi senyawa kimia dari batuan traki dapat dilihat pada tabel dibawah yaitu

terdiri dari alkali trakit dan calcalkali crakit.

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 18

Page 19: GEOKIMIA

Komposisi kimia dari batuan kelompok trakit

Senyawa kimia 1 2

SiO2 61,95 58,31

MO2 0,73 0,66

Al2O3 18,03 18,06

Fo2O3 2,33 2,54

FeO 1,61 2,02

MnO 0,13 0,14

MgO 0,63 2,07

CaO 1,89 4,26

Na2O 6,55 3,85

K2O 6,53 7,38

H2O 0,54 0,53

P2O5 0,18 0,20

3. Kelompok Diorit

a. Phanertilik.

Kelompok diorite ini, bila bertekstur phaneritik disebut diorite dan bila aphanitik disebut

andesit kelompok ini berada di tengah antara kelompok batuan asam dan kelompk batuan

basa. Sehingga komposisi kimia ataupun mineralogy berada di tengah dari kedua kelompok

itu. Diorit terdapat sebagai stok, dike ataupun sill juga sebagian kecil berasosiasi dengan yang

besar dari batuan asam atau basal.

Tekstur dari diorite adalah holokistallin, equigrabulur dan phanentik dan banyak pula

yang bertekstur porpiritik dengan penokris berbentuk euhedral. Komposisi mineralogy

dimana penyusunmineral utama adalah plagioklas dari jenis oligloklas – andesine dan

homblende. Bia terdapat mineral augit memberikan arah bahwa batuan itu sedikit bersifat

basa, sedangan mineral ortoklas mencerminkan batuan tersebut bersifat asam. Mineral

pengiringnya yaitu kuarsa bisa terdapat apuk banyak dan bisa tidak terdapat sama sekali.

Tabel dibawah ini memperlihatkan posisi mineral dari batuan kelompok diorite

Komposisi mineralogy dari batuan kelompok diorite

Mineral Dient kuarsa Dorit

Kuarsa 20%% 2%

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 19

Page 20: GEOKIMIA

Andesine 56% 64%

Potassium feldspar 6% 3%

Biotit 4% 5%

Amphibi 8% 12%

Pirokam 2% 11%

magnetit 2 2%

Komposisi kimia dari kelompok diorite ini tidak ada yang menonjol seperti pada table

4.14. Hanya sebagian kecil saja perbedaan halini disebabkan pengaruh dari magma yang

bersifat anam atau basa.

Komposisi kimia dari batuan diorite dan andesit

Senyawa kimia 1 2 3

Sio2 1,86 56,77 55,49

TiO2 1,60 0,84 0,91

Al2O3 16,40 16,67 18,46

Fe2O3 2,73 3,16 1,39

FeO 6,97 4,40 7,07

MnO 0,18 0,13 0,16

MgO 6,12 4,17 8,10

CaO 8,40 6,74 7,47

Na2O 3,36 3,39 4,09

K2O 1,33 2,12 1,60

H2O+ 0,80 1,36 2,13

P2O5 0,35 0,25 0,28

b. Aphantik

Andesit banyakterdapat sebagai lava, tetapi juga terjadi sebagai instrusi sekunder,

seoerti sebagai dike Gunung api di jawa pada umumnya bersifat andesit. Tekstur dari batuan

andesit biasanya porpiritik dengan penokris yang euhedral, sedangkan massa dasar biasanya

mjkrolaristalin sampai kacaan. Tekstur aliran terjadi dari partikel di dalam porpiritik  dimana

plagioklas dikelilingi oleh barisan paralel. Komposisi mineralogy dari batuan andesit sama

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 20

Page 21: GEOKIMIA

dengan batuan diorite, dimana pada andesit lebih banyak kuarsa dan plagioklas dari jenis

andesine Penokris dari plagioklas dan masa dasar dari biotit homblende, piroksen dan

mikrolit plagioklas. Komposisi kimia dari batuan andesit tidak banyak berbeda dengan batuan

diorite, seperti terlihat pada table diatas Hanya beberapa senyawa terlihat tinggi hal ini

disebabkan oleh pengaruh dari magma asal.

Pengamatan secara mikroskopik pada batuan kelompok phaneritik terlihat pada foto 6

halaman 115 yaitu foto mikrograp tenalit. Sedangkan foto 7 halaman 116 dari batuan diorite,

mineral penyusunnya ialah plagioklus dari andesine, sedikit kuarsa, homblende, biotit dan

magnetit. Batuan aphanitiknya terdiri dari homblende andesit.

Sama besarnya ada yang halus dan ada yang besar. Tekstur demikian disebut porpiritik.

Mineral yang berukuran kasar atau , dari plagioklas dari jenis andesin, dan homblende.

Sedangkan sebagai matrik ialah mikrolit plagioklas, homblende, bijih dan perisit. Dalam foto

ini terlihat adanya struktur aliran yang dibentuk oleh mikrolit plagioklas yang mengelilingi

fenokris plagioklas. Diasit (foto 9 halaman 117) memperlihatkan mineral fenokrisnya dari

plagioklas dan homblende, sedangkan sebagai matriknya terdiri dari kuarsa, feldspar dan

sedikit olotit dimana matrik di sini sangat halus.

4. Kelompok Gabro

a. Phanerttih

Gabro dapat terbentuk sebagai lakolit, stok, dike, dan sil, dan biasanya sebagai batuan

platonic. Kelompok ini memiliki beberapa nama batuan berdasarkan mineral  yang

dikandungnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tekstur yang biasa terdapat

adalah tekstur equigranular, holokristalin, phanentik, dan pegmatik. Dimana butiran kristal

berukuran kasar-kasar. Struktur yang berkembang pada umumnya struktur masif dan sistem

join. Struktur aliran terlihat dari mineral feldspar dengan arah liniasi yang sub parallel. Di

dalam sayatan tipis ada hal yang menarik dari reaksi rim dan biasa disebut struktur korona.

Hal ini di sebabkan perbedaan komposisi mineral yang mengelilingi dari pusat. Suatu contoh

inti dari olivine mungkin sekelilingnya dari rim orto piroksin, contoh yang lain inti aupit dan

rim semakin keluar dari homblende dan terluar ditempati oleh kiorit.

Komposisi mineralogi dan kimia dari gabro adalah batuan basa dimana persentase

silika relative rendah, sedangkan persentase besi, magnesium relative sangat tinggi, dan

sodium dan potassium sangat rendah. Mineral plagioklas dan mineral feromagnesa lebih

banyak mengandung kalsium dibandingkan dengan kelompok batuan sebelumnya.

Penamaan batuan kelompok berdasarkan kandungan mineralnya

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 21

Page 22: GEOKIMIA

Labradorit Plagioklas

Bytownit-Anortit

Piroksin Tanpa

olivin

Dengan olivin Tanpa

olivin

Dengan olivin

Augit Orto gabro Olivin gabro Eukrit Olivin eukrit

Augit dan

ortopiroksen

Hipersten

gabro

Olivin

hipersten

gabro

Ortopiroksen Norit Olivin norit Hipersten

eukrit

Olivin

hipersten

eukrit

Tanpa piroksen (anorthosit) troksolit (anorthosit) Allivalit

Komposisi kimia dari batuan gabbro

Senyawa kimia 1 2

Si O2 43,36 48,24

Ti O2 1,32 0,97

AL2 O3 6,84 17,88

Fe O3 2,55 3,16

FeO 7,92 5,90

MnO 0,18 0,13

MgO 3,06 7,51

CO 11,07 10,90

Na2O 2,26 2,55

K3O 0,56 0,89

Fl2O 0,04 1,54

P2 O5 0,24 0,28

Kandungan mineralogy seperti mineral plagioklas dari jenis labrodit,

anorditsedangkan yang terbanyak terdapat adalah dari jenis labracont. Mineral fromagresia

dari piroksen jenis orto piroksen maupunklino piroksen (augit). Mineral olivine jarang sekali

didapatkan dalam keadaan segar. Pada umumnya telah mengalami alterral. Bila terdapat

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 22

Page 23: GEOKIMIA

mineral ini didalam batuan gabro maka penamaan batuan tersebut menjadi olivine gabrro.

Sebagai mineral penggiring dan seperti magnetit, ilmenit, apatit, biotit, kromit, dan spinel

dimana jumlah mineral-mineral tersebut sangat kecil.

b. Aphanitik

Batuan aphanitik dari kelompok gabro disebut basal. Basal sebagian besar terbentuk

sebagai lava pada saat sekarang. Bentuk yang paling banyak terdapat berupa lembaran di

permukaan bumi dan mendomonasi dari batuan beku yang berhubungan dengan sabuk

orogenik (orogenic belt). Penyebaran dari lava basal sangat luas sekali bahkan sampai

200.000 mil persegi dan dengan ketebalan maksimum 6000 ft. Suatu contoh sangat baik

adalah lava dari gunung di Hawaii, dan contoh di Indonesia adalah lava gunung galunggung.

Tekstur yang banyak terdapat pada basal adalah holokristalin, juga terdapat kacaan. Tekstur

porpiritik disusun dari Kristal subhedral dan euhedral sebagai fenokris sedangkan sebagai

masa dasar dari mikrokristalin dan kacaan. Tekstur aliran terlihat di bawah mikroskop berupa

penokris yang dikelilingi oleh mikrokristalin secara teratur. Struktur yang banyak terdapat

pada saat sekarang adalah sturktur aliran. Sebagai contoh lava dari gunung di hawai.

Permukaan pada aliran lava sering di temukan struktur rongga (versikular). Struktur meniang

berbentuk polgoral yang tegak lurus. Dan struktur bantal dari lava dimana pendinginannya

terdapat di bawah permukaan air, struktur ini berbentuk lava sub spheroldal.

Komposisi kimiawi dari batuan basal

Senyawa kimia 1 2

Si C2 50,33 49,43

TO2 2,03 1,00

Al2O3 14,01 18,85

Fe2O3 2,88 1,58

FeO 9,00 8,08

MnO 0,18 0,18

MgO 6,84 5,93

CaO 10,42 10,14

Na2O 2,23 3,60

K2O 0,84 0,99

H2O 0,91 0,58

P2O5 0,23 0,20

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 23

Page 24: GEOKIMIA

Komposisi mineral terdiri dari plagioklas dan piroksin dengan atau tanpa olivine

Kristal-kristal berbentuk dengan di dalam masa dasar mikrokristalin. Panokris terjadi dari

mineral augit, hipersten,hornblende, sedikit liolit, kadang-kadang olivin dan terbanyak

plagioklas. Sebgai mineral pengirignya terdiri dari magnetit, ilmenit, sparit. Basal sangat

mudah  terkena alterasi dengan sedikit uap air dan air panas di daerah vulkanik akan

menghasilkan oksida besi dari mineral magnetit (mineral bijih) dan mineral bijih dan kaya

akan Fe dan Mg, yaitu mineral olivine.

Pengamatan secara mikroskopik dari batuan kelompok gabro seperti terlihat pada foto

10 dan 11. Fotomikrograp dari gabro yang disusun oleh mineral-mineral plagioklas dari jenis

labra. Sedangkan mineral dari homblendo, piroksin dari jenis augit, dan mineral yang khas

untuk batuan basa ialah olivine, biasanya mineral olivine mudah sekali terubah menjadi

oksida besi dan mineral lainnya. Sebagai mineral ubahannya ialah klorit, oksida besi yang

berwarna coklat dan serpantin. Batuan ini bertekstur holokristalin yang equigranular. Batuan

norit (foto 12) ,disusun oleh mineral-minerl hipersten berbentuk subhedral-anhedral, norit,

plagioklas klasik. Sebagai mineral pendampingnya dari mineral bijih yaitu magnetit dan pirit

yang berbentuk subhedral sampai anhedral. Mineral ubahannya mineral mafik ialah biotit dan

klorit sedangkan dari mineral felsik ialah seridit. Batuan diabas (foto 13) memperlihatkan

fotomikrograp denhan mineral-mineral penyusunnya ialah plagioklas dari jenis labradorit,

piroksin, dari jenis augit, dimana mineral yang disebut diatas sebagai fenokris dengan bentuk

subhedral euhedral. Sebagai mineral penggiringnya ialah biotit dan dari mineral piroksin

terutama bagian tepi atau sekeliling mineral tersebut dan juga piroksin yang berbentuk mikro.

2.10. Contoh Batuan Beku

1. Granit

Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna

terang, mempunyai banyak warna umumna putih, kelabu, merah jambu atau merah. Warna

ini disebabkan oleh variasi warna dari mineral feldspar. Granit terbentuk jauh di dalam bumi

dan tersingkap di permukaan bumi karena adanya erosi dan tektonik. Granit merupakan

batuan yang banyak terdapat di alam. Di Indonesia, granit terdapat di Sumatera, Kalimantan,

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 24

Page 25: GEOKIMIA

Sulawesi, Irian Jaya (Papua), dan lain-lain. Granit dapat digunakan sebagai bahan pengeras

jalan, pondasi, galangan kapal, dan bahan pemoles lantai, serta pelapis dinding.

2. Granodiorit

Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,

berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat digunakan untuk pengeras jalan,

pondasi, dan lain-lain. Granodiorit banyak terdapat di alam dalam bentuk batolit, stock, sill

dan retas yang tersebar di Bukit Barisan, Sumatera. 

Diorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, warnanya agak

gelap. Diorit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Di Jawa 3. Diorit

Tengah banyak terdapat di kota Pemalang dan Banjarnegara. Diorit dapat digunakan

untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 25

Page 26: GEOKIMIA

4. Gabro

Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam, mineralnya berbutir

kasar hingga sedang. Dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan yang dipoles

sangat disukai karena warnanya hitam, sehingga baik untuk lantai atau pelapis dinding. Di

Pulau Jawa, batuan ini terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan Jiwo, Serayu, dan Pemalang.

5. Andesit

Andesit adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari diorit, mineralnya

berbutir halus, komposisi mineralnya sama dengan diorit, warnanya kelabu. Gunung api di

Indonesia umumnya menghasilkan batuan andesit dalam bentuk lava maupun piroklastika.

Batuan andesit yang banyak mengandung hornblenda disebut andesit hornblenda, sedangkan

yang banyak mengandung piroksin disebut andesit piroksin. Batuan ini banyak digunakan

untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Adapun yang

berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel.

6. Basal

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 26

Page 27: GEOKIMIA

Basal adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari gabro, mineralnya berbutir

halus, berwarna hitam. Gunungapi di Indonesia umumnya menghasilkan batuan basal dalam

bentuk lava maupun piroklastika. Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan,

pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Basal yang berstruktur lembaran banyak

digunakan sebagai batu tempel. Basal umumnya berlubang-lubang akibat bekas gas, terutama

pada bagian permukaannya. 

7. Batukaca (Obsidian)

Batukaca adalah batuan yang tidak mempunyai susunan dan bangun kristal

(metamorf). Batukaca terbentuk dari lava yang membeku tiba-tiba, dan banyak terdapat di

sekitar gunungapi. Pada umumnya berwarna coklat, kelabu, kehitaman atau tidak berwarna

(putih seperti kaca). Batukaca yang dihancurkan dengan ukuran kecil dan dicampur dengan

semen, dapat dibuat granit buatan. Di zaman purba, batuan ini banyak digunakan untuk

membuat mata lembing, mata panah, dan lain-lain. 

8. Batu Apung

Batu Apung dibentuk dari cairan lava yang banyak mengandung gas. Dengan

keluarnya gas dari cairan lava akan menimbulkan lubang-lubang atau gelembung-gelembung

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 27

Page 28: GEOKIMIA

pada lava yang telah membeku. Lubang-lubang ini berbentuk bola, ellips, silinder atau tak

teratur bentuknya. Dengan adanya lubang-lubang ini membuat batuapung jadi ringan. Di

Indonesia batuapung yang terkenal dihasilkan oleh Gunung Krakatau. Demikian juga

batuapung dapat dibuat dengan cara memanaskan batuan obsidian hingga gasnya keluar

2.11. Tatanan Tektonik

Batuan beku tebentuk langsung dari hasil kristalisasi magma. Menurut Wilson (2007),

magma akan tebentuk di bagian kerak bumi tertentu seperti:

1. Constructive Plate Margin

Tatanan tektonik ini terletak pada zona divergen, yaitu diantara dua lempeng atau lebih

yang saling menjauh. Magma dapat terbentuk di dua daerah yaitu Mid Oceanic Ridge dan

Back Arc Basin.

a. Mid Oceanic Ridge

Mid Oceanic Ridge merupakan daerah dimana dua lempeng samudera yang saling

menjauh. Magma pada daerah tektonik ini berasal dari pelelehan sebagian mantel atas.

Magma terbentuk karena adanya pelepasan tekanan oleh batuan induk peridotit karena proses

divergen. Batuan yang terbentuk pada tatanan tektonik ini pada umumnya bersifat mafik-

ultramafik seperti peridotit, basalt, atau gabbro. Batuan beku berstrektur lava bantal dan

kekar tiang juga banyak ditemukan.

b. Back Arc Basin

Back Arc Basin merupakan tatanan tektonik divergen. Berbeda dengan Mid Oceanic Ridge.

Back Arc Basin terbentuk di belakan busur kepulauan. Hal ini dapat terjadi akibat adanya

rifting di belakang zona penunjaman selama proses subduksi berlangsung sehingga

terbentuklah cekungan. Magma yang dihasilkan dalam zona ini bersifat basa. Batuan beku

yang banyak terbentuk pada zona ini adalah basalt.

2. Destructive Plate Margin

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 28

Page 29: GEOKIMIA

Tatanan tektonik ini terletak pada zona konvergen dimana dua lempeng atau lebih

saling bertumbukan satu sama lain. Magma dapat terbentuk di dua daerah yaitu Island Arc

dan Active Continental Margin.

a. Island Arc

Island Arc merupakan daerah dimana lempeng samudera dan lempeng samudera atau

lempeng benua yang tipis saling bertumbukan. Zona ini disebut sebagai zona subduksi atau

zona penunjaman. Magma akan terbentuk akibat dari pelelehan sebagian mantel atas atau baji

mantel dan kerak samudera yang menunjam. Daerah Island Arc ditandai dengan munculnya

busur kepulauan dengan deretan gunung api yang masih aktif.

Batuan beku yang terbentuk di zona ini pada umumnya bersifat intermediet-basaltik

seperti andesit atau basalt. Diferensiasi magma tidak terjadi secara dominan di daerah ini

sehingga batuan tersebut memiliki tekstur yang sedikit akan fenokris. Batuan vulkanik juga

banyak terbentuk akibat aktivitas vulkanisme yang intensif.

b. Active Continental Margin

Pada daerah ini terjadi tumbukan antara lempeng samudera dengan lempeng benua

yang tebal. Magma dapaet berasal dari pelelehan sebagian mantel atas atau kerak benua

bagian bawah. Pada daerah ini gunung api jarang ditemukan, namun gunung api yang

ditemukan di daerah ini sangat berbahaya.

Batuan beku yang tebentuk di daerah ini pada umumnya bersifat intermediet-felsik seperti

granit atau diorit. Diferensiasi magma terjadi secara dominan dan lanjut sehingga butiran

Kristal akan berbentuk besar-besar

3. Oceanic Intra-plate Margin (Oceanic Island)

Tatanan tektonik ini terbentuk di tengah-tengah lempeng samudera dan biasanya akan

membentuk kepulauan gunung api. Sumber magma berasal dari pelelehan parsial mantel atas.

Magma akan berkumpul di suatu tempat yang disebut hotspot. Magma tersebut dapat keluar

ke permukaan bumi dan membentuk gunung api. Contohnya adalah kepulauan Hawaii

dimana terdapat Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea hasil dari aktivitas hotspot.

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 29

Page 30: GEOKIMIA

Pada daerah ini batuan beku yang dapat tebentuk adalah batuan beku volkanik dengan

sifat mafik-ultramafik karena magma berasal dari diferensiasi lempeng samudera yang

bersifat basa.

 4.  Continental Intra-plate Margin

Tatanan tektonik ini terbentuk di tengah lempeng benua. Magma dapat terbentuk di

dua tempat yaitu Continental Flood Basalt Province dan Continental Rift Zone.

a. Continental Flood Basalt Province

Tatanan tektonik ini merupakan hasil dari erupsi besar-besaran gunung api yang

menyebabkan terjadinya pelamparan lava basalt di lantai samudera atau daratan. Contoh dari

tatanan tektonik ini seperti batuan beku yang ada di Siberia dan Antartika. Batuan beku yang

terbentuk adalah basalt.

b. Continental Rift Zone

Tatanan tektonik ini merupakan daerah dimana dua kerak benua yang saling menjauh.

Magma berasal dari pelelehan sebagian kerak benua bagian atas atau bagian tengah sehingga

magma bersifat asam-intermediet. Magma terbentuk akibat adanya pelepasan tekanan pada

saat terjadi divergen. Batuan yang dapat terbentuk pada zona ini seperti granit, diorite, atau

riolit.

Gambar 1. Seting tektonik batuan beku (1) mid oceanic ridge, (2) continental rift zone, (3)

island arc, (4) active continental margin, (5) back arc basins, (6) volcanic island, (7)

continental flood basalt province

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 30

Page 31: GEOKIMIA

BAB III

RINGKASAN

1. Batuan ialah segala macam material padat yang menyusun kulit bumi/kerak bumi,

baik yang telah padu maupun lepas.

2. Material padat dapat terjadi dari agregat mineral yang tersusun oleh 1 macam mineral

maupun dari berbagai mineral.

3. Batu adalah material padat dari agregat mineral yang telah padu.

4. Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan

membeku.

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 31

Page 32: GEOKIMIA

5. Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstruksi dan batuan instrusi.

6. Batuan beku berdasarkan komposisi  kimianya yaitu Salah satu klasifikasi batuan

beku dari senyawa oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO,

CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5.

7. Batuan beku berdasarkan mineraloginya,biasanya dipergunakan adalah mineral

kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan untuk

mafik mineral biasanya mineral amphibol, piroksen dan olovin.

8. Struktur batuan beku ada 4, yaitu struktur bantal, struktur vesikular, strutur aliran,

struktur kekar.

9. Deskripsi batuan beku  dikelompokkan menjadi 5, yaitu kelompok granit, kelompok

synit, kelompok diorit, kelompok gabro dan kelompok utra basa.

DAFTAR PUSTAKA

Wilson, M., 1989, Igneous Petrogenesis: A Global Tectonic Approach, Harper Collins

Academic, London. 466 p (8 April 2016)

http://samuderabenua.blogspot.co.id/2010/12/geokimia-itu-apa-sih.html (8 April 2016)

http://teachgeograf.blogspot.co.id/2012/05/makalah-batuan-beku.html (8 April 2016)

http://rizqigeos.blogspot.co.id/2013/04/batuan-beku_3785.html (8 April 2016)

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 32

Page 33: GEOKIMIA

http://mohs-scale.weebly.com/geologi-geokimia/geokimia-magma-dan-batuan-beku (8 April

2016)

GEOKIMIA BATUAN BEKU INTRUSI 33