Geofis Sayang
-
Upload
anwar-setio-widodo -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
description
Transcript of Geofis Sayang
LAPORAN PRAKTIKUM GEOFISIKA
ACARA GEOLISTRIK SCHLUMBERGER
Oleh :
NUHA SURYA KUSUMA
111.130.208
Plug 4
LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASIPROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERALUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA2015
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIKUM GEOFISIKA
Laporan ini disusun sebagai syarat mengikuti acara Praktikum Geofisika
selanjutnya, tahun ajaran 2014 / 2015, Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas
Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Disusun oleh :
NUHA SURYA KUSUMA
111.130.208
ACC 1 :
Asisten Geofisika Eksplorasi
LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASIPROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERALUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Maksud dan Tujuan
BAB II. DASAR TEORI
II.1 Geolistrik
II.2 Metode Resistivitas
II.3 Konfigurasi Schlumberger
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Tabel Pengolahan Data
III.2 Kurva Matching Software IP2Win
III.3 Profil Kedalaman
BAB IV. PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
IV.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1. Rangkaian elektroda konfigurasi Schlumberger
Gambar II.2. Siklus Elektrik Determinasi
Gambar II.3. Titik sounding konfigurasi Schlumberger
DAFTAR TABEL
Tabel II.1. Tabel daftar resistivitas batuan
Table III.2. Tabel daftar data-data geofisika
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kepada Tuhan YME atas karuniaNya , karena kita
telah menyelesaikan laporan geofisika yang menggunakan metode schlumberger.
Terima kasih juga kepada seluruh staff pengajar laboratorium geofisika, dan juga
pembimbing kami, M Oktavianto yang telah mengACC laporan kami
Laporan metode schlumberger ini penyusun buat sebagai pelengkap tugas
praktikum yang telah dilaksanakan di Laboratorium geofisika eksplorasi,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Saya sebagai penyusun laporan ini menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan ketidaktahuan tentang beberapa hal mengenai metode ini, dan
juga masih banyak kekurangan dalam menyusun laporan ini. Untuk itu saya
memohon maaf untuk semua pembaca yang membaca laporan ini atas
kekurangannya. Demikian saya ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 12 Maret 2014
Penyusun,
NUHA SURYA KUSUMA
111.130.208
LATAR BELAKANG
Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari bumi dengan pendekatan
fisika, dimana dalam geofisika dikenal beberapa metoda, antara lain: metoda
gravity, metoda eismic, metoda listrik, metoda eismic.
Setiap metoda memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan
sebagai geologist, perlu mengetahui bagaimana pembacaan dan pengolahan data,
sehingga hasil olahan data tersebut dapat membantu pekerjaan eksplorasi.
Geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang memanfaatkan sifat
aliran listrik di dalam bumi, geolistrik ada yang bersifat aktif dan pasif. Metode
geolistrik resistivitas merupakan metoda aktif dengan meninjeksikan arus listrik
ke dalam bumi untuk mengetahui sifat resistivitas pada suatu lapisan batuan di
dalam bumi dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger yang memiliki
jangkauan paling dalam dibandingkan konfigurasi yang lain dimana jarak
elektroda potensial dibuat tetap, tetapi jarak antara elektroda arus diubah-ubah
untuk memperoleh banyak informasi tentang bagian dalam bawah permukaan
tanah. Dalam penelitian ini digunakan software IP2Win untuk pengolahan data
yang didapat. Dari hasil pengolahan data terlihat bahwa daerah telitian memiliki
kedalaman lapisan sekitar dua puluh meter dengan enam lapisan batuan, diindikasi
berdasarkan nilai resistivitas batuan tersusun atas tanah kering, batugamping,
batupasir, dan lava berdasarkan klasifikasi Telford, 1990, Astier; 1971, Mori,
1993 Dan Roy, E.H., 1984.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
Agar semua praktikan mengerti resistivitas batuan dengan
menggunakan metode schlumberger, selain itu diharapkan praktikan dapat
mengerti cara menggunakan apikasi IP2WIN. Semua praktikan dapat
mengelola data data geofisika dengan baik
Tujuan
Untuk mengetahui karakteristik batuan di bawah permukaan, selain
itu dapat digunakan untuk mengetahui jenis batuan di bawah permukaan.
Untuk mengetahui jumlah jenis batuan yang diteliti. Untuk mengetahui
batas formasi batuan
DASAR TEORI
II.1 Geolistrik
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat
aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan
bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, arus dan medan
elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah ataupun akibat injeksi arus ke
dalam bumi. Ada beberapa macam metoda geolistrik, antara lain : metode
potensial diri, arus telluric, magnetoteluric, elektromagnetik, IP (Induced
Polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan lain-lain. Dalam bahasan ini dibahas
khusus metode geolistrik tahanan jenis. Pada metode geolistrik tahanan jenis ini,
arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus. Kemudian
beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil
pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda
kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan
di bawah titik ukur (sounding point). Metoda ini lebih efektif jika digunakan
untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di
kedalaman lebih dari 1000 feet atau 1500 feet. Oleh karena itu metode ini jarang
digunakan untuk eksplorasi munyak tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang
engineering geology seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian
reservoar air, juga digunakan dalam eksplorasi geothermal.Berdasarkan letak
(konfigurasi) elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa jenis metode resistivitas
tahanan jenis, antara lain :
1. Konfigurasi Schlumberger
2. Konfigurasi Wenner
3. Konfigurasi Dipole-dipole
4. Konfigurasi Pole-dipole
5. Konfigurasi pole-pole
II.2 Metode Resistivitas
Geolistrik resistivity merupakan metode geolistrik yang mempelajari sifat
resistivitas (tahanan jenis) listrik dari lapisan batuan di dalam bumi (Hendrajaya
dan Idam, 1990). Pada metode ini arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui
dua buah elektroda arus dan dilakukan pengukuran beda potensial melalui dua
buah elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik
akan dapat dihitung variasi harga resistivitas pada lapisan permukaan bumi di
bawah titik ukur (Sounding point) (Apparao, 1997). Pada metode ini dikenal
banyak konfigurasi elektroda, yaitu : konfigurasi Wenner, konfigurasi
Schlumberger, konfigurasi Wenner-Schlumberger, konfigurasi Dipol-dipol,
Rectangle Line Source dan sistem gradien 3 titik (Hendrajaya dan Idam, 1990).
Berdasarkan pada tujuan penyelidikan metode ini dibagi menjadi dua yaitu
mapping dan sounding. Metode resistivitas mapping merupakan metode
resistivitas yang bertujuan mempelajari variasi resistivitas lapisan bawah
permukaan secara horisontal. Sedangkan metode resistivitas sounding bertujuan
mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan bumi secara vertikal.
Pada metode ini, pengukuran pada suatu titik sounding dilakukan dengan jalan
mengubah-ubah jarak elektroda. Pengubahan jarak elektroda ini tidak dilakukan
secara sembarang, tetapi mulai jarak elektroda kecil kemudian membesar secara
gradual. Jarak elektroda ini sebanding dengan kedalaman lapisan batuan yang
terdeteksi. Dari kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi, akan diperoleh
ketebalan dan resistivitas masing-masing lapisan batuan.
II. 3 Konfigurasi Schlumberger
Konfigurasi elektoda yang sering digunakan dalam teknik sounding yaitu
konfigurasi Schlumberger.
Gambar 1. Rangkaian elektroda konfigurasi Schlumberger
Keterangan : R1 = R4
Adapun kelemahan dari konfigurasi schlumberger adalah pembacaan
tegangan pada elektroda MN lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relative
jauh, sehingga diperlukan alat ukur multimeter yang mempunyai karakteristik
High Impedance dengan mengatur tegangan minimal 4 digit atau 2 digit
dibelakang koma, atau dengan cara peralatan arus yang memepunyai tegangan
listrik DC yang sangat tinggi.
Keunggulan konfigurasi schlumberger adalah kemampuan untuk
mendeteksi adanya sifat tidak homogen lapisan batuan pada permukaan yaitu
membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda
MN/2 (Anonim, 2007a)
Parameter yang diukur yaitu : jarak antar stasiun dengan elektroda-
elektroda (AB/2 dan MN/2), arus (I), dan beda potensial (ΔV). Parameter yang
dihitung yaitu : tahanan jenis(R) dan factor Geometri (k).(Asisten Geofisika,
2006). Factor geometri (k) dapat dicari dengan rumus :
Secara umum factor geometri untuk konfigurasi Schlumberger adalah sebagai
berikut :
k = πAB2−MN 2
4 MN
Dimana :
ρ : Resistivitas Semu
0 : Titik yang diukur secara sounding
AB : Spasi Elektroda Arus (m)
MN : Spasi Elektroda Potensial (m), dengan syarat bahwa MN < 1/5 AB
(menurut Schlumberger)
k : Faktor Geometri
Berdasarkan Sunaryo, dkk (2003) resistivitas semu (ρa) pada pengukuran
resistivitas secara umum dengan cara menginjeksikan arus kedalam tanah melalui
2 elektroda arus (C1 dan C2). Dan mengukur hasil beda potensial yang
ditimbulkannya pada 2 elektroda potensial (P1 dan P2). Dari data harga arus (I)
dan beda potensial (V), dapat dihitung nilai resistivitas semu (ρa) sebagai berikut :
Resistivitas ditentukan dari suatu tahanan jenis semu yang dihitung dari
pengukuran perbedaan potensi antar elektroda yang ditempatkan dibawah
permukaan. Pengukuran suatu beda potensial antara dua elektroda seperti pada
gambar dibawah ini sebagai hasil dua elektroda lain pada titik C yaitu tahanan
jenis dibawah permukaan tanah dibawah elektroda (Todd.D.K.1959).
Gambar 2. Siklus Elektrik Determinasi
Resistivitas dan Lapangan Elektrik Untuk Stratum Homogeneus permukaan bawah tanah. (Todd,
D.K, 1959).
Titik pengukuran konfigurasi Schlumberger dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Gambar 3. Titik sounding konfigurasi Schlumberger
Nilai Resistivitas Dari Berbagai Tipe Batuan (Telford, 1990; Astier; 1971, Mori,
1993)
Jenis
Batuan/Tanah/Air
Tingkat
Resistivitas
(Ωm)
Clay/lempung 1-100
Silt/lanau 10-200
Marls/batulumpur 3-70
Kuarsa 10-2x108
Sandstone/BatuPasir 50-500
Limestone/Batukapur 100-500
Lava 100-5x104
Air tanah 0,5-300
Air laut 0,2
Breksi 75-200
Andesit 100-200
Tufa vulkanik 20-100
Konglomerat 2x103-104
Tabel 1. Daftar jenis resistivitas batuan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Tabel Pengolahan data
Tabel 2. Daftar data-data geofisika
Berikut adalah data pada excel yang akan diolah ke aplikasi IP2WIN
III.2 Kurva Matching Software
Bedasarkan pengelolahan data metode schlumberger menggunakan software
IP2WIN didapatkan 5 lapisan dengan tingkat error 35,6%. Untuk lapisan pertama
dengan resistivitasnya 180 ohm dengan kedalaman 1,03m. Lapisan kedua
resistivitasnya 5149 ohm dengan kedalaman 2,24m. Lapisan ketiga nilai
resistivitasnya 201 ohm dengan kedalaman 11,7m. lapisan keempat dengan
resistivitas 5149 ohm dengan kedalaman 20m dan lapisan kelima dengan nilai
resistivitasnya 94,3
III.3 Profil Kedalaman
BAB IV
PENUTUP
IV.1.Kesimpulan
Kesimpulan nya adalah dengan menggunakan metode schlumberger untuk
mengolah data data geofisika, kita akan mendapatkan data data jenis lapisan data
kedalamannya. Dalam menggunakan aplikasi IP2WIN tingkat error semakin kecil
maka data yang diperoleh akan semakin akurat. Kedalaman maksimal suatu
lapisan yang diukur menggunakan metode ini adalah samadengan seper lima nilai
AB. Setelah menggunakan metode ini saya memperoleh 5 lapisan dengan tingkat
error 35,6%. Untuk lapisan pertama dengan resistivitasnya 180 ohm dengan
kedalaman 1,03m. Lapisan kedua resistivitasnya 5149 ohm dengan kedalaman
2,24m. Lapisan ketiga nilai resistivitasnya 201 ohm dengan kedalaman 11,7m.
lapisan keempat dengan resistivitas 5149 ohm dengan kedalaman 20m dan lapisan
kelima dengan nilai resistivitasnya 94,3
IV.2.Saran
Materi kurang jelas saat asistensi dikarenakan mati lampu dan penjelasan
saat materi terlalu cepat sehingga susah ditangkap