Genetika Mikroba
Transcript of Genetika Mikroba
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
1/35
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
I. 2 Rumusan masalah
I. 3 Tujuan Penulisan
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
2/35
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
3/35
BAB II
TELAAH PUSTAKA
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
4/35
BAB III
METODE PENULISAN
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
5/35
BAB IV
PEMBAHASAN
Virus
A. Virus merupakan metaorganisme, yaituorganisme peralihan antara benda hidup dan benda
mati. Virus dikatakan benda hidup karena dapat mengandakan diri atau memperbanyak diri
ketika di dalam suatu sel inang. Kemampuan menggandakan diri (replikasi) di dalam sel inang
ini disebabkan virus memiliki materi genetik, yaitu DNA atau RNA. Semua virus adalah parasit
obligat intraseluler. Artinya, virus hanya mampu hidup di dalam sel atau jaringan makhluk hidup
lain. Ketika suatu virus berada di luar sel, virus hanyalah sebatas materi yang tidak berdaya yang
tidak dapat melakukan fungsi kehidupan. Selain itu virus juga dapat dikristalkan.
Adolf Meyer (Sumber: dihancollege.blogspot.com)
Virus pertama kali ditemukan pada tahun 1882 oleh A. Meyer. Penyakit yang disebabkan oleh
virus tersebut adalah adanya bintik-bintik kekuningan pada daun tembakau. Dia melakukan
percobaan sederhana berupa ekstraksi tanaman tembakau yang sakit dan mengambil getah dari
ekstrak tersebut untuk disemprotkan ke daun tembakau yang sehat. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa daun tembakau yang semula sehat menjadi sakit (memiliki bintik-bintik
kuning di seluruh permukaan daun). Artinya ada sesuatu yang dipindahkan dari tembakau yang
sakit ke tembakau yang sehat yang merupakan agen penyakit dari binti-bintik kekuningan pada
daun tembakau.
http://dihancollege.blogspot.com/2009/05/penemuan-virus.html -
5/28/2018 Genetika Mikroba
6/35
Penyakit Bintik-bintik Kuning Daun Tembakau (Sumber:www.en.cigarclan.com)
Selanjutnya di tahun 1892, Dimitri Ivanowsky (rusia) melanjutkan percobaan Meyer dengan cara
menyaring getah tanaman tembakau yang sakit dengan penyaring bakteri. Hasil saringan tersebut
dioleskan pada tanaman tembakau yang sehat. Ternyata tanaman tembakau yang sehat berubah
menjadi sakit. Artinya penyakit bintik-bintik kekuningan masih dapat berpindah ke tanaman
tembakau yang sehat walaupun sudah disaring dengan penyaring bakteri. Hasil ini juga
menunjukkan bahwa agen penyakit tersebut bukanlah bakteri, tetapi sesuatu oragnisme lain yang
ukurannya lebih kecil dari bakteri.
Tahun 1897, M. Beijerink menemukan fakta bahwa organism penyerang tembakau memiliki
sifat dapat bereproduksi pada tanaman yang ditumpanginya (tumbuhan inang), tidak dapat
dibiakkan pada medium pertumbuhan bakteri dan tidak mati oleh alkohol. Penemuan ini
memperkuat bahwa organisme penyebab penyakit bintikbintik kekuningan pada tembakau
bukanlah bakteri. Wendell Stanley seorang kelahiran Amerika (1935) berhasil mengkristalkan
makhluk yang menyerang tanaman tembakau dan selanjutnya dinamakan TMV (Tobaco Mosaic
Virus).
Tobacco Mozaic Virus (sumber:http://www.britannica.com)
Virus berbeda dengan organism kecil lainya, termasuk dengan bakteri. Virus memiliki ciri-ciri
khusus seperti : (1) tidak dapat dilihat atau diamati dengan mikroskop cahaya; (2) merupakan
organisme aseluler, artinya tidak memiliki struktur internal seluler; (3) memiliki asam nukleat
berupa DNA atau RNA; (4) tidak mampu menggandakan diri tanpa menumpangi sel inang yang
tepat; dan (5) tidak mampu melakukan metabolisme.
http://www.britannica.com/http://http/www.britannica.com/EBchecked/topic-art/630244/696/Schematic-structure-of-the-tobacco-mosaic-virus/EBchecked/topic-art/630244/696/Schematic-structure-of-the-tobacco-mosaic-virushttp://www.en.cigarclan.com/articles/2005/2/07/http://http/www.britannica.com/EBchecked/topic-art/630244/696/Schematic-structure-of-the-tobacco-mosaic-virus/EBchecked/topic-art/630244/696/Schematic-structure-of-the-tobacco-mosaic-virushttp://www.en.cigarclan.com/articles/2005/2/07/http://www.britannica.com/ -
5/28/2018 Genetika Mikroba
7/35
Struktur virus
Pada umumnya virus memiliki asam nukleat yang dilindungi oleh lapisan protein yang disebut
capsid. Gabungan struktur asam nukleeat dengan capsid dinamakan nucleocapsid. Virus
memiliki ukuran lebih kecil dari bakteri (2-20 milimikron).
Virus yang sering dikenal adalah virus yang menyerang bakteri (disebut bakteriofage) yang
memilki struktur virus bentuk T. virus bakterofage memiliki struktur kepala dan ekor. Virus ini
memiliki asam nukleat berupa DNA yang diketahui mengandung lebih dari 100 gen yang
tersimpan dalam struktur kepala virus (capsid isohedral).
Struktur Bakteriofage (Sumber: answers.com)
Perkembangbiakan virus
Virus selama hidupnya di dalam organisme inang mengalami dua macam daur hidup, yaitu
daurlitik dan daur lisogenik. Daur hidup litik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan),
fase infeksi(penetrasi), fase replikasi (sintesis), fase perakitan dan fase lisis (pembebasan virus
baru). Sedangkan daur hidup lisogenik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi
(penetrasi), fase pengabungan dan fase pembelahan.
http://www.answers.com/topic/bacteriophage -
5/28/2018 Genetika Mikroba
8/35
Daur Hidup Virus (Sumber:http://www.coryvannote.com)
Fase Adsorbsi
Virus (bakteriofage) dalam fase ini mulai melekatkan diri dengan organisme inang
(bakteriEscherichia coli) pada bagian permukaan sel bakteri. Alat yang digunakan oleh virus
untuk melakukan perlekatan adalah serabut ekor yang ada di bagian dekat struktur ekor. Virus
harus mengenali reseptor virus pada permukaan sel bakteri sebelum melakuan perlekatan.
Fase Infeksi (Penetrasi)
Fase infeksi merupakan fase yang melibatkan pemasukan materi genetik virus (asam nukleat) ke
dalam sel organisme inang. Asam nukleat (molekul DNA atau RNA) dimasukkan ke dalam sel
dan akan melakukan tugasnya sebagai blue print kehidupan virus. Setelah asam nukleat masuk
ke dalam sitoplasma sel, tahap selanjutnya ditentukan apakah masuk ke dalam siklus litik atau
siklus lisogenik. Apabila virus masuk ke dalam siklus litik maka tahapan selanjutnya berturut-
turut adalah replikasi, perakitan dan lisis sel bakteri. Tetapi jika virus masuk ke dalam siklus
lisogenik maka tahapan selanjutnya adalah pengabungan kedua macam asam nukleat (miliki
virus dan milik sel inang), dan fase pembelahan.
Fase Replikasi (sintesis)
Molekul DNA Virus dalam fase ini memulai fungsinya sebagai materi genetik, yaitu mensintesis
protein yang berhubungan dengan struktur dan enzim virus. Struktur virus pada fase ini mulai
dibentuk, seperti struktur capsid, ekor dan serabut ekor.
Fase Perakitan
Struktur tubuh virus setelah disintesis mulai dirakit menjadi struktur virus yang utuh sebagai
virus-virus baru. Setiap virus hasil perakitan memiliki struktur lengkap seperti virus pada
umunya (memiliki capsid, ekor dan serabut ekor).
Fase lisis
Virus-virus baru yang telah matang dan telah sempurna bentuk dan strukturnya akan keluar dari
sel inang. Proses keluarnya virus-virus baru dengan cara merusak struktur sel (lisis) sehingga sel
http://www.coryvannote.com/http://www.coryvannote.com/http://www.coryvannote.com/folio/more/bio_virus.htmlhttp://www.coryvannote.com/ -
5/28/2018 Genetika Mikroba
9/35
innag pecah dan virus-virus dapat keluar dari sel. virus-virus yang baru ini siap untuk
menginfeksi sel inang lain.
Fase Penggabungan
Fase penggabungan dapat dialami oleh virus ketika memasuki siklus hidup lisogenik. Setelahasam nukleat virus berhasil dimasukkan ke dalam oragnisme inang, selanjutnya asama nuklaet
tersebut bergabung dengan DNA Kromosom organisme inang, dalam hal ini DNA Kromosom
bakteri. Penggabungan materi genetik ini bertujuan untuk menitipkan DNA atau RNA virus ke
DNA Kromosom untuk selanjutnya ikut digandakan saat proses pembelahan sel. DNA
Kromosom bakteri adalah DNA yang memiliki informasi genetik bakteri termasuk salah satunya
adalah informasi perintah untuk melakukan pembelahan sel.
Fase pembelahan
Virus pada fase ini akan memanfaatkan proses pembelahan sel bakteri untuk penggandaan materi
genetiknya yang sudah bergabung dengan DNA Kromosom. Jika satu sel bakteri membelah
menjadi dua bakteri (saat pembelahan biner), maka akan didapat dua sel bakteri yang masing-
masing di dalamnya terdapat DNA virus. Begitu juga seterusnya, dari dua sel bakteri tersebut
akan tersu mengalami pembelahan dan jumlah DNA virus yang dihasilkan adalah sebanding
dengan jumlah sel bakteri hasil pembelahan. Jika jumlah DNA virus yang dibutuhkan sudah
cukup, DNA virus akan memisahkan kembali dan virus akan masuk ke daur litik melalui fase
sintesis (replikasi).
Daur Litik (Sumber :coryvannote.com)
http://www.coryvannote.com/folio/more/bio_virus.html -
5/28/2018 Genetika Mikroba
10/35
Daur Lisogenik (Sumber: coryvannote.com)
A. Definisi Virus
Para peneliti menemukan virus ketika mempelajari penyakit tanaman, para ahli mikrobiologi
sebenarnya telah dapat mendeteksi virus secara tidak langsung jauh sebelum mereka benar-benar
dapat melihatnya. Cerita bagaimana virus ditemukan dimulai pada tahun 1883 oleh Adolf Mayer,
seorang saintis Jerman yang sedang mencari penyebab penyakit mosaik pada tembakau.
Virus merupakan genom yang terbungkus di dalam suatu lapisan pelindung, Virus terkecil
memiliki diameter hanya 20 nmlebih kecil dari ribosom. Jutaan virus dapat dengan mudah
menempati kepala jarum. Bahkan virus yang paling besar sekalipun sukar dilihat dengan
mikroskop cahaya. Penemuan Stanley bahwa beberapa virus dapat dikristalkan merupakan berita
yang menggairahkah sekaligus membingungkan. Sel yang paling sederhana sekalipun tidak
dapat beragregasi menjadi kristal yang teratur. Virus bukan merupakan sel, karena hanya terdiri
dari nukleus saja, Virus merupakan penginfeksi yang terdiri dari asam nukleat yang terbungkus
di dalam lapisan pelindung dan, di beberapa kasus, di dalam selubung membran.
http://www.coryvannote.com/folio/more/bio_virus.html -
5/28/2018 Genetika Mikroba
11/35
B. Komponen Penyusun Virus
Genom Virus
Kita biasanya membayangkan bahwa gen terbuat dari DNA untaigandaheliks ganda yang
konvensionaltetapi virus seringkali melanggar anggapan ini. Virus terdiri dari Genom (kumpulan
gen) mungkin terdiri dari DNA untai-ganda, DNA untai tunggal, RNA untai-ganda, atau RNA
untai-tunggal, tergantung tipe virusnya. Suatu virus bisa disebut sebagai virus DNA atau virus
RNA, tergantung dari asam nukleat yang mennyusun genomnya. Pada masing-masing kasus,
genomnya biasanya tersusun menjadi molekul asam nukleat linear tunggal atau sirkuler, Virus
yang terkecil hanya memiliki 4 gen, sedangkan yang besar memiliki beberapa ratus.
Kapsid dan Selubung
Kulit protein yang menyelubungi genom virus disebut Kapsid, Tergantung dari tipe virusnya,
kapsid dapat berbentuk batang (lebih tepatnya heliks), polihedral, atau bentuk yang lebih
kompleks. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer, tetapi jumlah
jenis proteinnya biasanya sedikit. Virus mosaik tembakau, misalnya, memiliki kapsid batang
yang kaku, yang terbuat lebih dari seribu molekul tetapi dari satu jenis protein saja (gambar
2.1a). Adenovirus, yang menginfeksi saluran pernapasan hewan, memiliki 252 molekul protein
identik yang tersusun menjadi kapsid polihedral dengan 20 faset segitigasuatu ikosahedron
(gambar 2.1b).
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
12/35
Gambar 2.1 Struktur Virus
Sumber Gambar unduhan google
Virus terdiri dari asam nukleat (DNA atau RNA) yang terbungkus di dalam suatu lapisan protein
(kapsid) dan kadangkala masih terbungkus lagi di dalam suatu selubung membran. Masing-
masing subunit protein yang menyusun kapsid disebut kapsomer. Walaupun virus memiliki
berbagai ukuran dan bentuk, mereka memiliki motif struktural yang sama, sebagian besar
termasuk dalam keempat contoh yang diperlihatkan di sini. (a) Virus mosaik tembakau memiliki
kapsid heliks dengan bentuk keseluruhan seperti batang yang kaku. (b) Adenovirus memiliki
kapsid polihedral dengan tanduk glikoprotein nada setiap puncak (c) Virus influenza memiliki
selubung luar yang dihiasi oleh tanduk glikoprotein. Genomnya terdiri dari delapan molekul
RNA, masing-masing terbungkusdi dalam sebuah kapsid heliks. (d) Faga adalah virus yang
menginfeksi bakteri. Faga T-genap, seperti T4, memiliki sebuah kapsid yang kompleks, yang
tersusun dari sebuah kepala polihedral dan sebuah perlengkapan ekor. DNA disimpan di kepala,
dan bagian ekor berfungsi dalam penginjeksian DNA ini ke dalam bakteri
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
13/35
C. Penggolongan Virus
Penggolongan Virus berdasarkan tipe Asam Nukleat yaitu :
Kelas* Contoh penyakit
I. dsDNA**
Pavovavirus
Adenovirus
Herpesvirus
Poxvirus
Papiloma (kutil manusia, kanker serviks); polioma
(tumor pada hewan lertentu)
Penyakit saluran pernapasan; beberapa
menyebabkan tumor pada hewan-hewan tertentu
Herpes simpleks I (luka di sekeliling mulut);
herpes simpleks II (perlukaan genital); varicella zoster
(cacar air (chicken pox), ruam); virus Epstein-Barr
(mononukleosis, Hmfoma Burkitt)
Cacar (smallpox); vaccinia; cacar sapi (cov/pox)
II. ssDNA (parvovirus) Roseola; sebagian besar parvovirus harus
mclakukan infeksi bersama-sama dengan adenovirus
agar bisa tumbuh
III. dsRNA (reovirus) Diare; penyakit saluran pernapasan yang ringan
IV. ssRNA yang dapat
berfungsi sebagai Mrna
Picomavirus Poliovirus: rhinovirus (pilek biasa); virus enterik
(usus)
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
14/35
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
15/35
membuat proteinnya sendiri. Oleh karena itu, virus yang terisolasi hanya merupakan paket-paket
yang berisi sckumpulan gen yang berpindah-pindah dari satu sel inang ke sel inang lainnya.
Setiap tipe virus hanya dapat menginfeksi dan memparasiti beberapa jenis sel inang tertentu.
Jenis-jenis inang yang dapat diinfeksi dan diparasiti oleh virus ini disebut kisaran
inang. Penentuan inang ini bergantung pada evolusi sistem pengenalan yang dilakukan oleh virus
tersebut. Virus mengidentifikasi sel inangnya dengan menggunakan kesesuaian lock-and-
keyatau lubang-dan-kunci" ancara protein di bagian luar virus itu dengan molekul-molekul
reseptor spesifik pada permukaan sel. (Kemung-kinan reseptor muncul pertama kali karena ia
menjalankan fungsi yang bermanfaat bagi organisme tersebut.) Beberapa virus memiliki kisaran
inang yang cukup luas sehingga dapat melingkupi beberapa spesies.
Gambar 2.3 Siklus Reproduksi Virus
Sumber Gambar unduhan google
Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang menggunakan peralatan dari sel inangnya
untuk bereproduksi. Dalam siklus virus yang paling sederhana (di antara semua siklus virus) ini,
parasitnya adalah virus DNA dengan kapsid yang lerdiri dari satu jens protein. 1) Setelah
memasuki sel, DNA virus menggunakan nukleotida dari enzim inangnya untuk mereplikasi
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
16/35
dirinya sendiri. 2) Virus menggunakan materi inang dan peralatan lainnya untuk memproduksi
protein kapsidnya 3) DNA virus dan protein kapsid kemudian tersusun membentuk partikel virus
baru, yang meninggalkan sel tersebut
Untuk mereplikasi genomnya, virus RNA harus menggunakan polimerase khusus yang dikode
oleh virus, yaitu polimerase yang menggunakan RNA sebagai cetakan. (Biasanya sel tidak
memiliki enzim untuk menjalankan proses tersebut.)
Adapun tipe genom virusnya, parasit tersebut mengalihkan sumberdaya inangnya untuk produksi
yang dilakukan oleh virus. Inang tersebut menyediakan nukleotida-nukleotida untuk mensintesis
asam nukleat. Inang ini juga menyediakan enzim, ribosom, tRNA, asam amino, ATP dan
komponen lainnya yang dibutuhkan untuk membuat protein virus yang diarahkan oleh mRNA
yang ditranskripsi dari gen-gen virus.
Setelah molekul asam nukleat dan kapsomer virus diproduksi, proses penyusunan molekul dan
kapsomer ini menjadi virus baru sering kali merupakan proses yang spontan, proses penyusunan
sendiri.
Tipe siklus reproduktif virus yang paling sederhana selesai ketika ratusan atau ribuan virus
muncul dari sel inang yang terinfeksi. Sel inang sering kali hancur pada proses ini. Sebenarnya
beberapa gejala infeksi virus pada manusia, seperti pilek dan influenza, adalah hasil dari
kerusakan dan kematian seluler serta merupakan hasil dari respons tubuh terhadap penghancuran
ini. Progeni virus yang keluar dari sel memiliki potensi untuk menginfeksi sel-sel sekitarnya, dan
menyebarluaskan infeksi virus.
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
17/35
Gambar 2.4 Contoh siklus reproduksi pada Faga T4
Sumber Gambar unduhan google
E. Cara Virus menginfeksi inangnya
Infeksi virus dimulai ketika genom dari virus mulai memasuki suatu sel inang (gambar 2.3).
Mekanisme yang digunakan asam nukleat ini untuk masuk ke dalam sel berbeda-beda,
tergantung tipe virusnya. Misalnya, faga T-genap menggunakan ekornya yang rumit untuk
menginjeksikan DNA ke dalam bakteri (gambar 2.2). Begitu berada di dalam, genom virus
tersebut dapat memerintah inangnya, memprogram-ulang sel tersebut untuk membuat salinan
asam nukleat virus itu dan menghasilkan protein virus. Kebanyakan virus DNA menggunakan
DNA polimerase dari sel inang untuk mensintesis genom-genom baru yang cetakannya berasal
dari DNA virus.
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
18/35
Gambar 2.5 Contoh siklus reproduksi pada Faga T4
Sumber Gambar unduhan google
Virus yang diperlihatkan di atas memiliki genom RNA untai tunggal
IRI VIRUS
Ukuran dan bentuk
Virus memiliki ukuran sangat renik, yaitu antara 25 300 nm ( 1 nm = 10-9
m). Virus yang
berukuran paling kecil adalah virus polio (Poliovirus). Panjang tubuhnya hanya 25nm. Virus
yang berukuran adalah virus penyerang bakteri yang panjang tubuhnya 100nm dan virus mosaictembakau (TMV) yang panjang tubuhnya 300nm, oleh karena ukuran tubuhnya sangat renik,
virus hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Virus mulai dapat diamati
dengan mikroskop electron pada tahun 1930.
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
19/35
Virus memiliki bentuk bermacam-macam. Ada yang bulat, batang, dan ada yang seperti huruf T.
Virus yang berbentuk bulat misalnya virus influenza (influenza virus) dan virus penyebab
AIDS (Human immunidefiency virus / HIV). Virus berbentuk oval misalnya virus rabies. Virus
yang berbentuk batang misalnya virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus/ TMV). Virus
yang berbentuk polihendral misalnyaAdenovirus(penyebab penyakit demam). Virus yang
berbentuk T misalnya yang menyerang bakteri (Bakteriofage atau disingkat fage).
Struktur dan Fungsi
Virus bukan berupa sel (aseluler). Virus berupa partikel yang disebut virion. Virion dapat
dikristalkan sehingga lebih menunjukkan cirri mineral daripada cirri kehidupan. Oleh karena itu,
sebagian ilmuan biologi menganggap virus bukan makhluk hidup. Namun, ilmuwanbiologi yang
menganggap bahwa virus merupakan makhluk hidup. Karena menunjukkan ciri kehidupan, yaitu
reproduksi, meskipun hanya dapat dilakukan di dalam sel organisme lain. Sel organisme tempat
hidup virus disebut sel inang.
Oleh karena virus bukan sel, virus tidak memiliki bagian-bagian sel seperti membran plasma,
sitoplasma, dan inti. Virus tersusun dari asam nukleat dan selubung protein yang disebut kaspid.
Asam Nukleat
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
20/35
Asam nukleat adalah molekul pembawa informasi genetika. Virus hanya memiliki satu jenis
asam nukleat, yaitu DNA saja atau RNA saja. Materi genetik tersebut dapat berbentuk rantai
tunggal atau rantai ganda. Rantainya dapat berbentuk melingkar atau linier.
Selubung Protein (kaspid)
Selubung protein (kaspid) adalah pembungkus asam nukleat. Kapsid tersusun dari subunit
protein yang disebut kapsomer. Kapsid inilah yang member bentuk virus. Kapsid dapat
berbentuk batang yang merupakan susunan heliks (ulir) dari kapsomer, berbentuk polihendral
(segi banyak), atau bentuk yang kompleks.
Virus kompleks memiliki bagian yang disebut kepala dan ekor. Kepala virus kompleks memiliki
bentuk polihendral, sedangkan bagian ekor terdiri dari tiga struktur yaitu selubung ekor,
lempengan dasar, dan serabut ekor. Lempengan dasar dan serabut ekor berfungsi untuk melekatpada sel yang diinfeksi. Contoh virus kompleks adalah virus penyerang bakteri yang berbentuk
T (bakteriofage).
gabungan asam nukleat dan kapsid disebut nukleokapsid. Pada beberapa virus, nukleokapsid
diselubungi oleh membrane yang disebut sampul virus. Sampul virus tersusun dari lipid dan
protein.berfungsi membantu virus memasuki sel. Contoh virus yang memiliki sampul virus
adalah virus influenza. Virus yang tidak memiliki sampul virus disebut sebagai virus telanjang.
REPRODUKSI
Virus menunjukkan satu ciri kehidupan, yaitu reproduksi. Namun, reproduksi virus hanya terjadi
jika berada dalam sel organisme lain. Dengan demikian, virus hanya dapat hidup secara parasit.
Pada dasarnya reproduksi virus terjadi melalui lima tahap, yaitu tahap perlekatan, penetrasi,
replika dan sintesis, pematangan dan pelepasan.
Tahap pelekatan
Tahap pelekatan adalah saat partikel virus (virion) melekat pada sel yang diinfeksi. Tempat
pelekatan virus pada sel inang terjadi pada reseptor (protein khusus pada membrane plasma sel
inang yang mengenali virus).
Tahap penetrasi
Tahap penetrasi adalah tahap virus atau materi genetik virus masuk ke dalam sitoplasma sel
inang.
Tahap replikasi dan sintesis
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
21/35
Tahap replikasi dan sintesis adalah tahap terjadinya perbanyakan partikel virus di dalam sel
inang. Sel inang akan dikendalikan oleh materi genetik dari virus sehingga sel dapat membuat
komponen virus, yaitu asam nukleat dan protein untuk kapsid.
Tahap pematangan
Tahap pematangan adalah tahap penyusunan asam nukleat dan protein virus menjadi partikel
virus yang utuh.
Tahap pelepasan
Tahap pelepasan adalah tahap partikel virus keluar dari sel inang dengan memecahkan sel
tersebut
REPRODUKSI BAKTERIOFAGE
Reproduksi bakteriofage dapat terjadi melalui dua siklus, yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
Pada siklus litik, tahap pelekatan, penetrasi, replikasi dan sintesis, serta pematangan berlangsung
cepat. Partikel virus kemudian keluar dari sel yang diinfeksi dengan memecah sel tersebut
sehingga sel inang mati (lisis).
Pada siklus lisogenik, DNA/RNA virus akan disisipkan pada kromosom sel inang. Kromosom
yang tersisipi DNA/RNA virus akan mengadakan replikasi secara terus-menerus, menghasilkan
banyak sel anakan yang telah terinfeksi materi genetic. Infeksi virus akan memasuki masa laten,
artinya sel inang tidak pecah (mati).
REPRODUKSI VIRUS HEWAN
Salah satu jenis virus hewan adalah virus yang memiliki sampul virus. Pada tahap pelekatan,
sampul virus melekat dan berdifusi (bergabung) dengan membrane sel inang. Pada tahap
penetrasi, DNA virus dan kapsid terpisah. Selanjutnya pada tahap replikasi dan sintesis, terjadi
replikasi DNA virus, kapsid, dan sampul virus. Pada tahap pematangan, terbentuklah partikel-
partikel virus baru. Pada tahap pelepasan, virus baru keluar dari sel inang dan siap menginfeksi
sel lain.
HABITAT
Virus menunjukkan ciri kehidupan hanya jika berada pada sel organisme lain (sel inang). Sel
inang virus berupa bakteri, mikroorganisme, eukariot (seperti Protozoa dan Khamir), sel
tumbuhan, sel hewan, dan sel manusia. Virus yang menyerang tumbuhan dapat masuk ke dalam
tumbuhan inang, melalui perantara serangga (vektor). Virus yang menyerang hewan atau
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
22/35
manusia dapat memasuki tubuh inang misalnya melalui makanan, minuman, udara, darah, luka
atau gigitan.
KLASIFIKASI
Klasifikasi virus tidak mengikuti system Linnaeus, melainkan system ICTV (International
Committee on Taxonomy of Viruses= Komite Internasional untuk Taksonomi Virus). Klasifikasi
virus terbagi dalam tiga tingkat takson, yaitu family, genus, dan spesies. Nama family virus
diakhiri dengan viridae, sedangkan nama genus diakhiri virus. Nama spesies menggunakan
bahasa inggris dan diakhiri virus. Saat ini, jenis virus yang sudah teridentifikasi adalah lebih dari
2,000 spesies.
Contoh klasifikasi adalah sebagai berikut.
Famil: Retroviridae
Genus:Lentivirus
Spesies:Human immunodefiency virus(HIV)
Berbagai jenis virus diklasifikasikan berdasarkan jenis sel inang. Inang spesifik terutama
ditentukan dari kesesuaian repseptor pada permukaan sel inang tempat virus melekat.
Berdasarkan jenis sel inangnya, virus diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu virus
bakteri, virus mikroorganisme eukariot, virus tumbuhan, dan virus hewan termasuk manusia.
Virus Bakteri
Virus bakteri adalah virus yang sel inangnya adalah sel bakteri. Virus bakteri disebut juga
dengan bakteriofage atau fage (Latin, phage = memakan). Virus bakteri mengandung materi
genetic berupa DNA. Contoh virus bakteri adalah bakteriofage T-4 virusyang menyerang
bakteriEscherichia coli. E.Coli merupakan bakteri yang hidup di saluran percernaan manusia.
Virus Mikroorganisme Eukariot
Virus mikroorganisme eukariot adalah virus yang sel inangnya berupa mikroorganisme yang
tergolong eukariot, seperti Protozoa dan khamir. Virus ini terutama menyerang jamur
disebutMycovirus.
Virus Tumbuhan
Virus tumbuhan adalah virus yang sel inangnya adalah sel tumbuhan. Virus tumbuhan sebagian
besar mengandung RNA. Contohnya adalah virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus/
TMV).
Virus Hewan
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
23/35
Virus hewan adalah virus yang menginfeksi hewan atau sel manusia. Virus hewan ini
mengandung DNA atau RNA. Contohnya virus penyakit mulut dan kaki pada sapi, serta virus
penyakit rabies pada anjing.
VIRUS DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Beberapa jenis virus ada yang member manfaat bagi manusia, misalnya sebagai bahan dasar
rekayasa genetik.
Virus yang Memberi Manfaat
Virus berperan penting dalam bidang rekayasa genetika karena dapat digunakan untuk kloning
gen (produksi DNA yang secara genetis identik) sebagao contoh adalah virus yang membawa
gen untuk mengendalikan pertumbuhan serangga. Virus juga digunakan untuk terapi gen
manusia sehingga diharapkan penyakit genetis, seperti diabetes dan kanker dapat disembuhkan.
Virus yang Merugikan
Virus dapat merugikan karena menyebabkan berbagai jenis penyakit pada manusia, hewan, dan
tumbuhan.
Virus yang Menyebabkan Penyakit pada Manusia
Virus yang menyebabkan penyakit pada manusia antara lain sebagai berikut.
Influenza virus,penyebab penyakit influenza (flu). Virus ini menyerang sel-sel saluranpernafasan bagian atas. Gejala penyakitnya adalah demam, pilek, pusing, pegal, dan batuk.
Human immunodeficiency virus (HIV), penyebab AIDS (Acquired Immuno DeficiencySyndrome) yang mematikan. Virus ini menyerah sel-sel darah putih jenis limfosit B. Gejala
penyakitnya adalah gejala gabungan beberapa jenis penyakit dikarenakan menurunnyakekebalan tubuh.
Hepatitis delta virus,penyebab penyakit hepatitis B. Virus ini menyerang sel-sel hatisehingga menimbulkan gejala perut membesar dan tubuh penderita berwarna kuning.
Ebola virus,penyebab penyakit ebola yang mematikan. Virus ini menyerang sel-selpertahanan tubuh. Gejala penyakit ebola adalah demam yang disertai dengan perdarahan.
Measles virus,penyebab penyakit cacar. Virus ini menyerang sel kulit dan menimbulkangejala awal seperti demam, batuk, pilek, kemudian muncul luka cacar mulai dari wajah
kemudian ke seluruh tubuh. Polio virus,penyebab penyakit polio. Virus polio menyerang sel-sel pada system saraf pusat
sehingga mengakibatkan kelumpuhan. Mumps virus,penyebab penyakit gondong. Virus gondong menyerang sel-sel kelenjar ludah
sehingga menimbulkan bengkak di belakang telinga. Herpes simplex virus,penyebab penyakit herpes. Virus ini menyerang membran mukus
(lendir) di mulut, alat kelamin, dan kulit. Gejala penyakitnya adalah kulit memerah dan
muncul bintil seperti luka melepuh.
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
24/35
Human papillomavirus,penyebab kutil pada kulit menyerang sel-sel kulit dan dapatberkembang menjadi kanker. Gejalanya adalah adanya benjolan di kulit.
Virus yang Menyebabkan Penyakit pada Hewan Rous sarcoma virus (RSV), penyebab tumor pada ayam.Bovine papillomavirus, penyebab
tumor pada sapi.
Virus penyakit mulut dan kaki pada sapi dengan gejala melepuh dan berlendir di sekitarmulut dan kaki sapi.
Virus penyakit tetelo pada ayam (Newcastle disease) dengan gejala diare dan batuk-batuk. Rabies virus, penyebab rabies pada anjing, monyet, kucing, dan juga manusia. Virus ini
menyerang sistem saraf pusat sehingga menimbulkan gejala takut air, gelisah, hilangnya
control otot, dan agresif.
Virus yang Menyebabkan Penyakit pada Tumbuhan
Virus yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan antara lain sebagai berikut.
Tobacco mosaic virus(TMV), penyebab penyakit mosaik pada tembakau dengan gejalapertumbuhan terhambat dan daun bercak-bercak. TMV juga dapat menyerang tanaman lain,misalnya tomat.
Citrus leprosies virus (CiLV), penyebab penyakit pada jeruk. Virus tungro pada tanaman padi menyebabkan padi menjadi kerdil. Virus yang menyerang tanaman hias, misalnya bunga tulip dan anggrek.PENCEGAHAN TERHADAP VIRUS
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan terhadap serangan virus adalah dengan pemberian
vaksin. Vaksin adalah suatu zat yang mengandung mikroorganisme pathogen yang sudah
dilemahkan. Pemberian vaksin memberikan kekebalan secara pasif. Contoh vaksin untuk
pencegahan penyakit yang disebabkan oleh virus adalah sebagai berikut:
OPV (Oral Polio Vaccine) atau vaksin polio. Vaksin rabies Vaksin hepatitis B Vaksin influenza Vaksin cacar Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) untuk cacar, gondong, dan campak.
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
25/35
2.3 DNA Bakteri
Bakteri memiliki kekurangan unsur-unsur yang mengacu pada stuktur komplek
yang terlibat dalam pemisahan kromsom-kromosom eukariota menjadi nukleid anak yang
berbeda. Replikasi dari DNA bakteri dimulai pada satu titik dan bergerak ke semua arah.
Dalam prosesnya, dua pita lama DNA terpisah dan digunakan sebagai model untuk
mensistensiskan pita-pita baru (replikasi semikonservatif). Strukur dimana dua pita
terpisah dan sintesis baru terjadi disebut sebagai percabangan replikasi. Replikasi
kromosom bakteri sangat terkontrol, dan kromosom tiap sel yang tumbuh berkisar antara
satu dan empat. Beberapa plasmida bakteri bias memiliki sampai 30 tiruan dalam satu sel
bakteri, dan mutasi yang menyebabkan control bebas dari relikasi plasmida bahkan bias
menghasilkan tiruan yang lebih banyak.
Replikasi pita DNA ganda sirkular dimulai pada locus ori dan membutuhkan
interaksi dengan beberapa protein. Dalam E coli, replikasi kromosom berakhir pada suatu
tempat yang disebut ter. Dua kromosom anak terpisah, atau terpecah sebelum pembagian
sel, sehingga tiap-tiap keturunan memiliki satu DNA anak. Hal ini dapat disempurnakan
dengan bantuan topoisomerase atau melakukan pengkombinasian. Proses serupa yang
mengacu pada replikasi DNA plasmida, kecuali pada beberpa kasus, replikasinya adalah
tidak terarah.
Transposon tidak membawa informasi genetika yang dibutuhkan untuk
memasangkan replikasi sendiri terhadap pembagian sel, sehingga perkembangbiakannya
tergantung pada penyatuan fisiknya dengan replika bakteri. Penyatuan ini dibantu oleh
kemampuan transposon untuk membentuk tiruannya sendiri, yang mungkin disisipkan
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
26/35
dalam replika yang sama atau mungkin disatukan pada replika lainnya. Spesifisitas dari
rangkaian pada bagian sisipan biasanya rendah, sehingga transposon kadang cenderung
menyisip dalam sistem acak. Sebagian besar plasmida ditransfer antar sel-sel bakteri, dan
penyisipan dari sebuah transposon ke dalam suatu plasmida bisa menyebabkan penyebaran
dalam sebuah populasi.
2.3.1 ReplikasiDNA
Sintesis perbanyakan bahan genetik seperti DNA, dilakukan melalui proses
yang disebut replikasi. Replikasi dapat dikatakan merupakan reaksi kimia yang
mencirikan proses kehidupan. Melalui suatu replikasi, senyawa kimia dapat
membentuk dirinya untuk menghasilkan senyawa baru yang mirip dengan dirinya.
Replikasi hanya terjadi pada asam nukleat, DNA atau RNA. Molekul asam nukleat
yang mampu bereplikasi disebut replikon. Tidak ditemukan senyawa lain yang
sintesisnya dilakukan melalui replikasi.
Pada sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-
menerus melakukan replikasi DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi
DNA sangatlah teratur, yaitu pada fase S daur sel, sebelum mitosis atau meiosis I.
Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase yang membantu
pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer DNA. Proses
replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi
berantai polimerase (PCR). Dengan demikian, setiap sel yang melakukan mitosis
akan dihasilkan 2 sel anak yang memilki DNA lengkap sama persis dengan yang
dimiliki induknya.
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
27/35
Biosintesis Nukleotida
Sebelum rantai polinukleotida DNA dapat disintesis oleh bakteri atau
organisme lain, harus tersedia sekumpulan nukleotida seluler. Pada bakteri tertentu,
nukleotida harus disuplai dalam medium dalam bentuk jadi. Pada bakteri lain dapat
mensintesis nukleotida dari nutrien yang sederhana, seperti glukosa, ammonium
sulfat, dan mineral. Perubahan nutrien sederhana menjadi nukleotida bagi sintesis
DNA menyangkut sederetan reaksi yang rumit, beberapa di antaranya
membutuhkan energi berupa ATP. Salah satu dari reaksi-reaksi ini ialah
pembentukan bentuk teraktivasi nukleotida bagi sintesis rantai polinukleotida DNA
berutasan ganda:
nukleotida-fosfat + ADPNukleotida + ATP kinase
nukleotida-difosfat + ADPNukleotida-fosfat + ATP kinase
Energi dalam bentuk ATP disediakan. Pada setiap nukleotida teraktivasi terikat dua
gugusan fosfat yang berasal dari peruraian dua ATP.
Regulasi Replikasi DNA
Kromosom suatu bakteri yang khas ialah sebuah molekul DNA berutasan-
ganda, yang mempunyai berat molekul kira-kira 2,5 x 109 Dalton (satu Dalton
sama dengan massa satu atom hidrogen). Jumlah pasangan basanya kurang lebih 4
x 106. Bila kromosom tersebut ditarik secara linier dalam bentuk heliks-ganda,
ukurannya akan mencapai kira-kira 1,25 mm, yaitu beberapa ratus kali lebih
panjang daripada sel bakteri yang memilikinya.
a. Replikasi mensyaratkan situs awal
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
28/35
Syarat pertama agar suatu DNA dapat bereplikasi ialah bahwa pada DNA
tersebut terdapat situs awal replikasi. Hasil pengamatan terhadap kromosom
E.coli memperlihatkan bahwa replikasi selalu dimulai dari titik awal tertentu
(Cairns, 1963). Situs awal replikasi dikenal dengan istilah titik ori (singkatan
dari origin of replication). Pada kromosom bakteri diketahui hanya ada satu
titik ori, sedangkan pada kromosom eukariot terbukti mempunyai banyak titik
ori. DNA yang tidak mempunyai titik ori tidak akan dapat bereplikasi.
b. Replikasi memerlukan untaian gandaPersyaratan kedua untuk dapat berlangsungnya proses replikasi ialah bahwa
asam nukleat harus berada dalam bentuk untaian ganda. Hal ini telah
diuraikan oleh Watson dan Crick (1953), yaitu bahwa implikasi genetik dari
heliks ganda ialah memungkinkan pembentukan DNA baru secara
swaproduksi (replikasi). Adanya dua untai polinukleotida serta per pasangan
antiparalel antara basa-basanya akan mendukung proses replikasi, yaitu setiap
untaian akan menjadi model bagi pembentukan untai pasangannya. Bukti
bahwa untai ganda menjadi syarat dalam replikasi dapat dilihat pada DNA
virus yang sedang bereplikasi. Virus mempunyai genom bervariasi, baik
beruntai ganda maupun tunggal, tetapi pada saat bereplikasi virus selalu
berada dalam keadaan untai ganda.
c.
Replikasi DNA mengikuti pola hipotesis semikonservatif
Untuk dapat terjadi proses replikasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
Watson dan Crick mengajukan suatu usulan pola replikasi DNA yang disebut
pola semikonservatif. Pola konservatif mula-mula dibuktikan oleh Mathew
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
29/35
Maselson dan Francis Stahl yang bekerja dengan E.coli yang telah
menggunakan teknik radio isotop, sentrifugasi, dan spektrofotometer. Dengan
pola semikonservatif ini akan terpenuhi dua hal. Pertama, fungsi pewarisan
dalam replikasi satu utasan DNA. Kedua, fungsi pemeliharaan sifat, yaitu
struktur DNA yang baru akan sama dengan struktur DNA sebelumnya. 3
d. Sintesis DNA mempunyai arah pertumbuhan 5 Molekul nukleotida dalamkeadaan bebas akan terbentuk nukleotida tripospat. Dalam proses sintesis
DNA, dua nukleotida digabungkan satu dengan yang lainnya dengan cara
merangkaikan karbon gula kelima (C5) yang mengandung fosfat dari satu
nukleotida kepada karbon gula ketiga (C3) yang mengandung OH dari
nukleotida lain dan membentuk ikatan 5-3 fosfodieter.
e. Replikasi berjalan secara bertahapDalam proses replikasi terjadi dua proses. Pertama, pelepasan heliks ganda
menjadi untai tunggal dan membentuk cabang replikasi. Kedua, sintesis rantai
baru dengan menggunakan untaian tunggal tersebut sebagai model. Pada situs
awal replikasi, enzim DNA polimerase akan memutus pilinan heliks ganda
menjadi dua untaian tunggal. Dalam proses ini akan terbentuk struktur huruf
Y, titik persimpangannya disebut titik tumbuh. Replikasi bergerak berurutan
dari titik tumbuh, baik pada satu arah (replikasi satu arah) atau dua arah
(replikasi dua arah). Situs awal dan titik tumbuh terikat pada membran sel dan
dari sinilah kedua utasan diduplikasi. Masing-masing utasan mempunyai
urutan basa pada utasan-utasan DNA yang mula-mula.
f. Sintesis DNA bersifat tidak sinambung
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
30/35
Utasan-utasannya direplikasi dalam bentuk segmen-segmen kecil yang disebut
fragmen Okazaki, dengan arah 5ke 3.
Fragmen-fragmen ini kemudian digabungkan menjadi satu oleh enzim DNA
ligase. Inisiasi (pengawalan) replikasi DNA membutuhkan suatu pancingan,
yaitu sepotong pendek RNA yang disintesis oleh RNA polimerase dan
komplementer terhadap DNA. Dengan adanya pemula ini, DNA polimerase
dapat mulai mensintesis deoksiribonukleotida. Sekali pancingan mengena,
DNA polimerase lalu mencerna RNA tersebut dan menggantikannya dengan
DNA. Berpartisipasinya RNA sebagai pancing tampaknya ekstensif karena
setiap fragmen Okazaki juga mengandung sebagian RNA sebagai pancing.
2.3.2 Perpindahan Gen
Perpindahan gen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bakteri dengan
mengirimkan informasi genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien. Kegiatan
perpindahan gen ini ada tiga yakni :
1. TransformasiTransformasi pertama kali ditemukan oleh Frederick Griffith pada tahun 1928.
Dia mempelajari transformasi satu tipe Streptococcus pneumoniae menjadi
tipe yang berbeda. S. pneumoniae dibagi menjadi 100 tipe lain yang berbeda
atas dasar perbedaan kimia pada kapsulnya. Jadi, tipe 1 menghasilkan kapsul
yang berbeda dengan tipe 2, dan seterusnya. Transformasi ialah proses
pemindahan DNA bebas sel yang mengandung sejumlah informasi genetik
(DNA) dari satu sel ke sel lainnya. DNA tersebut diperoleh dari sel donor
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
31/35
melalui lisis sel alamiah atau dengan cara ekstraksi kimiawi. Begitu fragmen
DNA dari sel donor tertangkap oleh sel resipien, maka terjadilah rekombinasi.
Manfaat yang didapat dari transformasi gen pada bakteri adalah
a. Sarana penting dalam rekayasa genetika.b. Memetakan kromosom bakteri.c. Bermanfaat dalam penelitian-penelitian genetik bakteri di laboratorium.
2. KonjugasiKonjugasi merupakan mekanisme perpindahan informasi genetik (DNA) dari
sel donor ke sel resipien yang terjadi akibat adanya kontak sel dengan sel.
Konjugasi bakteri pertama kali ditemukan oleh Lederberg dan Tatum pada
tahun 1946. Mereka menggabungkan dua galur mutan Escherichia coli yang
berbeda yang tidak mampu mensintesis satu atau lebih faktor tumbuh esensiil
dan memberinya kesempatan untuk kawin.
http://2.bp.blogspot.com/-a2OG-Opt5iA/T7aXtyJ4A5I/AAAAAAAAA_A/imLAE03P7B8/s1600/Untitled.png -
5/28/2018 Genetika Mikroba
32/35
Pada proses konjugasi, sel donor (jantan) memasukkan sebagian DNA ke
dalam sel resipien melalui pili seks yang dimiliki oleh sel jantan. Setelah
DNA donor masuk ke dalam sel resipien, enzim-enzim yang bekerja pada
DNA resipien menggunting dan mengeksisi suatu fragmen DNA resipien.
Kemudian DNA donor dipadukan ke dalam kromosom resipien di tempat
DNA yang tereksisi. Mekanisme ini sebenarnya berlangsung juga pada
kegiatan transformasi dan transduksi.
Dengan adanya proses konjugasi ini, gen-gen tertentu yang membawa sifat
resistensi pada obat dapat berpindah dari populasi bakteri yang resisten ke
populasi bakteri yang tidak resisten. Oleh karenanya, bila hal tersebut terjadi
pada populasi bakteri bisa timbul multi drug resistance.
http://3.bp.blogspot.com/-eDy-UQBPGPM/T7aYRfd55VI/AAAAAAAAA_I/KhzicJv9wWo/s1600/Untitled.png -
5/28/2018 Genetika Mikroba
33/35
3. TransduksiBeberapa jenis virus berkembang biak di dalam sel bakteri. Virus-virus yang
inangnya adalah bakteri seringkali disebut bakteriofage atau fage. Pada waktu
fage menginfeksi bakteri, fage memasukkan DNA-nya ke dalam bakteri
tersebut. DNA fage ini kemudian bereplikasi di dalam sel bakteri atau
berintegrasi dengan kromosom bakteri. Inilah yang dikenal dengan transduksi.
Jadi, transduksi adalah proses perpindahan gen dari suatu bakteri ke bakteri
lain oleh bakteriofage lalu oleh bakteriofage tersebut plasmid ditransfer ke
populasi bakteri. Transduksi ditemukan oleh Norton Zinder dan Joshua
Lederberg pada tahun 1952. Pada waktu DNA fage dikemas di dalam
pembungkusnya untuk membentuk bakteri-bakteri fage baru, DNA fage
tersebut dapat membawa sebagian dari DNA bakteri yang telah menjadi
inangnya. Selanjutnya, bila fage menginfeksi bakteri lainnya, maka fage akan
memasukkan DNA-nya yang mengandung sebagian dari DNA bakteri inang
sebelumnya. Dengan demikian, fage tidak hanya memasukkan DNA-nya
sendiri ke dalam sel bakteri yang diinfeksinya, tetapi juga memasukkan DNA
dari bakteri lain yang ikut terbawa pada DNA fage. Jadi, secara alami fage
memindahkan DNA dari satu sel bakteri ke bakteri lainnya.
http://1.bp.blogspot.com/-lK9RZpfuTbg/T7aYwxaXO3I/AAAAAAAAA_Q/5YA81UT1k0Y/s1600/Untitled.png -
5/28/2018 Genetika Mikroba
34/35
-
5/28/2018 Genetika Mikroba
35/35
BAB V
PENUTUP