genesa bhn galian
-
Upload
chrizt-anak-batu -
Category
Documents
-
view
798 -
download
6
Transcript of genesa bhn galian
GENESA BAHAN GALIAN
Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan, proses
pembentukan, komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi), kedudukan, dan faktor-
faktor pengendali pengendapan bahan galian (geologic controls). Tujuan utama
mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah sebagai pegangan dalam
menemukan dan mencari endapan-endapan baru, mengungkapkan sifat-sifat fisik dan
kimia endapan bahan galian, membantu dalam penentuan (penyusunan) model
eksplorasi yang akan diterapkan, serta membantu dalam penentuan metoda
penambangan dan pengolahan bahan galian tersebut (Gambar 1)
GEOLOGIMINERALOGI
DANPETROLOGI
GEOKIMIA GEOFISIKA
PENGUKURANDAN
GEOLOGIFOTO
PENGOLAHANDATA
PENAM-BANGAN
PENGOLAHANBAHANGALIAN
EKSTRAKSIEKONOMIMINERAL
INFRA-STRUKTUR
PENELITIAN ENDAPAN BAHAN GALIANPenyelidikan Penyebaran Elemen di Alam
Penyelidikan Proses Pengkayaan untuk Mendapatkan Endapan yang BermanfaatProspeksi dan Eksplorasi Endapan Tersebut
Penyelidikan dan Evaluasi Endapan
GENESABAHANGALIAN
Gambar 1. Hubungan antara genesa endapan mineral (bahan galian) dengan beberapa ilmu yang ada pada industri mineral
Endapan-endapan mineral yang muncul sesuai dengan bentuk asalnya disebut
dengan endapan primer (hypogen). Jika mineral-mineral primer telah terubah melalui
pelapukan atau proses-proses luar (superficial processes) disebut dengan endapan
sekunder (supergen).
genesa bahan galian - 1
1. Keterdapatan Mineral Bijih
Kerak bumi terdiri dari batuan-batuan beku, sedimen, dan metamorfik. Pada Tabel 1
dapat dilihat komposisi umum dari kerak bumi dan beberapa logam-logam lain
mempunyai kuantitas kecil dan umum terdapat pada batuan beku.
Tabel 1 Komposisi elemen-elemen penyusun kerak bumi dan pada batuan beku (Sumber; Bateman, 1982).
a. Elemen penyusun kerak bumi b. Logam-logam yang umum pada batuan beku
Elemen % Berat
% Atom
% Volume
Elemen % Elemen %
Oksigen 47,71 60,5 94,24 Alumunium 8,13 Kobalt 0,0023Silikon 27,69 20,5 0,51 Besi 5,00 Timbal 0,0016Titanium 0,62 0,3 0,03 Magnesium 2,09 Arsenik 0,0005Alumunium 8,07 6,2 0,44 Titanium 0,44 Uranium 0,0004Besi 5,05 1,9 0,37 Mangan 0,10 Molibdenum 0,00025Magnesium 2,08 1,8 0,28 Kromiun 0,02 Tungsten 0,00015Kalsium 3,65 1,9 1,04 Vanadium 0,015 Antimony 0,0001Sodium 2,75 2,5 1,21 Zink 0,011 Air Raksa 0,00005Potassium 2,58 1.4 1,88 Nikel 0,008 Perak 0,00001Hidrogen 0,14 3,0 Tembaga 0,005 Emas 0,0000005
Timah 0,004 Platinum 0,0000005
Pengertian bijih adalah endapan bahan galian yang dapat diekstrak (diambil) mineral
berharganya secara ekonomis, dan bijih dalam suatu endapan ini tergantung pada dua
faktor utama, yaitu tingkat terkonsentrasi (kandungan logam berharga pada
endapan), letak serta ukuran (dimensi) endapan tsb.
Untuk mencapai kadar yang ekonomis, mineral-mineral bijih atau komponen bahan
galian yang berharga terkonsentrasi secara alamiah pada kerak bumi sampai tingkat
minimum yang tertentu tergantung pada jenis bijih atau mineralnya. Dalam Tabel 2
dapat dilihat beberapa bijih logam yang dapat diambil (diekstrak) dari mineral
bijihnya, dan pada Tabel 3 dapat dilihat beberapa gangue mineral yang merupakan
mineral-mineral (dalam jumlah sedikit/kecil) yang terdapat bersamaan dengan
mineral bijih dan relatif tidak ekonomis.
Tabel 2. Beberapa mineral bijih yang dapat diekstrak sebagai komoditi logam (Sumber ; Bateman, 1982).
genesa bahan galian - 2
Logam Mineral Bijih Komposisi % Logam Primer Supergene
Emas Emas Native KalaveritSilvanit
AuAuTe2
(Au,Ag)Te2
10039-
xxx
x
xPerak Perak Native
ArgentitSeragirit
AgAg2SAgCl
1008775
xx
xxx
Besi MagnetitHematitLimonitSiderit
FeO.Fe2O3
Fe2O3
Fe2O3.H2OFeCO3
72706048
xx
x
xxx
Tembaga Tembaga NativeBornitBrokhantitKalkositKalkopiritKovelitKupritDigenitEnargitMalasitAzuritKrisokola
CuCu5FeS4
CuSO4.3Cu(OH)2
Cu2SCuFeS2
CuSCu2OCu9S5
3Cu2S.As2S5
CuCO3.Cu(OH)2
2CuCO3.Cu(OH)2
CuSiO3.Cu(OH)2
1006362803466897848575536
xx
xxx
xx
xxxxxxxx
xxx
Timbal (Lead) GalenaSerusitAnglesit
PbSPbCO3
PbSO4
867768
xxx
Seng (Zinc) SfaleritSmitsonitHemimorfitZinksit
ZnSZnCO3
H2ZnSiO5
ZnO
67525480
x
x
xx
Timah KasiteritStannit
SnO2
Cu2S.FeS.SnS2
7827
xx
??
Nikel PentlanditGarneirit
(Fe,Ni)SH2(Ni,Mg)SiO3.H2O
22-
xx
Kromium Kromit FeO.Cr2O3 68 xMangan Pirolusit
PsilomelanBraunitManganit
MnO2
Mn2O3.xH2O3Mn2O3.MnSiO3
Mn2O3.MnSiO3
63456962
xx?
xxxx
Alumunium Bauksit Al2O3.2H2O 39 xAntimon Stibnit Sb2S3 71 xBismuth Bismuthit Bi2S3 81 x xKobalt Smaltit
CobaltitCoAs2
CoAsS2835
xx
Air Raksa Sinabar HgS 86 xMolibdenum Molibdenit
WulfenitMoS2
PbMoO4
6039
xx
Tungsten WolframitHuebneritScheelit
(Fe,Mn)WO4
MnWO4
CaWO4
767680
xxx
Uranium UraninitPitcblendeCoffinitCarnotit
Combined UO2
dan UO3
USiO4
K2O.2U2O3
50-85
7560 U2O3
xx
xx
Tabel 3. Beberapa mineral gangue yang umum muncul pada mineral bijih, (Sumber ; Bateman, 1982).
Kelas Nama Komposisi Primer Supergene
Oksida KuarsaSilikat lainBauksit
SiO2
SiO2
Al2O3.2H2O
xx
xxx
genesa bahan galian - 3
Kelas Nama Komposisi Primer Supergene
Limonit Fe2O3.H2O x xKarbonat Kalsit
DolomitSideritRodokrosit
CaCO3
(Ca,Mg)CO3
FeCO3
MnCO3
xxxx
xxx
Sulfat BaritGipsum
BaSO4
CaSO4+H2Oxx
xx
Silikat FeldsparGarnetRhodonitKloritMineral Lempung
--MnSiO3
--
xxxxx x
Lain-lain Bahan batuanFloritApatitPiritMarkasitPirotitArsenopirit
CaF2
(CaF)Ca4(PO4)3
FeS2
FeS2
Fe1-xSFeAsS
xxxxxx
xx
Batuan merupakan suatu bentuk alami yang disusun oleh satu atau lebih mineral, dan
kadang-kadang oleh material non-kristalin. Kebanyakan batuan merupakan
heterogen (terbentuk dari beberapa tipe/jenis mineral), dan hanya beberapa yang
merupakan homogen. Deret reaksi Bowen (deret pembentukan mineral pada batuan)
telah dimodifikasi oleh Niggli, V.M. Goldshmidt, dan H. Schneiderhohn, seperti
terlihat pada Gambar 2.
MagmaGabro
MagmaDiorit
MagmaGranit
PEGMATIT
Olivin Augit Hornblende Biotit
AndesinKuarsa
Labradorit OligoklasOrtoklas
Muskovit
ENDAPANPNEUMA-TOLITIK
ENDAPANHIDRO-
TERMAL
ENDAPANMAGMATIKCAIR
UNSUR YANG SUKAR MENGUAP
UNSUR YANG MUDAH MENGUAP
KEADAAN SUPERKRITIS(FASE CAIRAN)
Gambar 2. Diagram urutan pengendapan mineral
Sedangkan proses pembentukan mineral berdasarkan komposisi kimiawi
larutan (konsentrasi suatu unsur/mineral), temperatur, dan tekanan pada kondisi
kristalisasi dari magma induk telah didesign oleh Niggli seperti terlihat pada Gambar
3.
genesa bahan galian - 4
Gambar 3. Diagram Temperatur-Konsentrasi-Tekanan (Diagram Niggli)
Jika pembentukan endapan mineral dikelompokkan menurut proses
pembentukannya, maka salah satu pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Lindgren (Modifikasi)
I. Endapan yang terbentuk melalui proses konsentrasi kimia (Suhu dan Tekanan Bervariasi)
A. Dalam magma, oleh proses differensiasi1. Endapan magmatik (segresi magma, magmatik cair); T 700-15000C; P sangat
tinggi.2. Endapan Pegmatit; T sedang-sangat tinggi; P sangat tinggi
B. Dalam badan batuan1. Konsentrasi karena ada penambahan dari luar (epigenetik)1.1. Asal bahan tergantung dari erupsi batuan beku
a. Oleh hembusan langsung bekuan (magma)- dari efusif; sublimat; fumarol, T 100-6000C; P atmosfer-sedang
- dari intrusif, igneous metamorphic deposits; T 500-8000C, P sangat tinggib. Oleh penambahan air panas yang terisi bahan magma
- Endapan hipothermal; T 300-5000C, P sangat tinggi- Endapan mesothermal; T 200-3000C, P sangat tinggi
- Endapan epithermal; T 50-2000C, P sangat tinggi- Endapan telethermal; T rendah, P rendah- Endapan xenothermal; T tinggi-sedang, P sedang-atmosfer
1.2. Konsentrasi bahan dalam badan batuan itu sendiri :a. Konsentrasi oleh metamorfosis dinamik dan regional, T s/d 4000C; P tinggi.b. Konsentrasi oleh air tanah dalam; T 0-1000C; P sedangc. Konsentrasi oleh lapukan batuan dan pelapukan residu dekat permukaan;
T 0-1000C; P sedang-atmosfer
genesa bahan galian - 5
C. Dalam masa air permukaan1. Oleh interaksi larutan; T 0-700C; P sedang
a. Reaksi anorganikb. Reaksi organik
2. Oleh penguapan pelarut
II. Endapan-endapan yang dihasilkan melalui konsentrasi mekanis; T & P sedang.
Sedangkan secara umum keterdapatan endapan bahan galian dengan mineral-mineral
bijihnya dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Keterdapatan dan letak mineral-mineral bijih
2. Pengertian Mendala Metalogenik
Istilah Mendala Metalogenik atau Metallogenic Province memiliki
pengertian suatu area yang dicirikan oleh kumpulan endapan mineral yang khas, atau
oleh satu atau lebih jenis-jenis karakteristik mineralisasi. Suatu mendala metalogenik
genesa bahan galian - 6
mungkin memiliki lebih dari satu episode mineralisasi yang disebut dengan
Metallogenic Epoch.
Beberapa contoh mendala metalogenik antara lain ; segregasi lokal dari
kromium dan nikel di bagian yang paling dalam dari kerak samudera, dan
pengendapan sulfida-sulfida masif dari tembaga dan besi di tempat-tempat yang
panas, metal-bearing brine menuju samudra melalui zona regangan, endapan-
endapan mineral magmatik-hidrotermal berhubungan dengan proses-proses
subduksi. Tumbukan dan subduksi membentuk gunung-gunung yang besar seperti di
Andes, yang mana endapan-endapan mineral dibentuk oleh diferensiasi magma
(Gambar 5).
Gambar 5. Diagram Skematis yang Menggambarkan Setting Geologi Endapan-endapan Mineral, dan Hubungannya dengan Proses-proses Tektonik Lempeng (Gocht, Zantop, Eggert; 1988)
Contoh mendala metalogenik yang terdapat di Indonesia antara lain: mendala
metalogenik Malaya (terdiri dari batuan beku asam dengan mineral berharga
kasiterit), manda metalogenik Sunda (terdiri dari batuan intermediet dengan mineral
berharga elektrum (Au, Ag)), serta mendala metalogenik Sangihe-Talaut (terdiri dari
batuan ultrabasa dengan mineral berharga nikel).
3. Proses Pembentukan Endapan Mineral Primer
Pembentukan bijih primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima
jenis endapan, yaitu :
Fase Magmatik Cair
genesa bahan galian - 7
Fase Pegmatitil
Fase Pneumatolitik
Fase Hidrothermal
Fase Vulkanik
Dari kelima jenis fase endapan di atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang
berbeda-beda, yaitu yang berhubungan dengan:
Kristalisasi magmanya
Jarak endapan mineral dengan asal magma
intra-magmatic, bila endapan terletak di dalam daerah batuan beku
peri-magmatic, bila endapan terletak di luar (dekat batas) batuan beku
crypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas
apo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan beku
tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat) batuan
beku
Bagaimana cara pengendapan terjadi
terbentuk karena kristalisasi magma atau di dalam magma
terbentuk pada lubang-lubang yang telah ada
metosomatisme (replacement) yaitu :reaksi kimia antara batuan yang telah ada
dengan larutan pembawa bijih
Bentuk endapan, masif, stockwork, urat, atau perlapisan
Waktu terbentuknya endapan
syngenetic, jika endapan terbentuk bersamaan waktunya dengan pembentukan
batuan
epigenetic, jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya dengan pembentukan
batuan
3.1 Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase)
Liquid magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana mineral
terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan cara
gravitational settling (Gambar 6). Mineral yang banyak terbentuk dengan cara ini adalah
kromit, titamagnetit, dan petlandit (lihat juga Gambar 4). Fase magmatik cair ini dapat
genesa bahan galian - 8
dibagi atas :
Komponen batuan, mineral yang terbentuk akan tersebar merata diseluruh masa
batuan. Contoh intan dan platina.
Segregasi, mineral yang terbentuk tidak tersebar merata, tetapi hanya kurang
terkonsentrasi di dalam batuan.
Injeksi, mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan beku),
tetapi telah terdorong keluar dari magma.
3.2 Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase)
Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat
kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan residual
yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan
stockwork (Gambar 7).
Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras tekanan dan
temperatur antara magma dengan batuan disekelilingnya, sehingga pembekuan berjalan
dengan lambat. Mineral-mineral pegmatit antara lain : logam-logam ringan (Li-silikat,
Be-silikat (BeAl-silikat), Al-rich silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan Mo),
unsur-unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti), batuan
mulia (ruby, sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz, smoky quartz, rock
crystal).
genesa bahan galian - 9
Gambar 6. Skematik proses differensiasi magma pada fase magmatik cair
Keterangan untuk Gambar 6 : 1. Vesiculation, Magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air (H2O), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), sulfur
(S) dan klorin (Cl). Pada saat magma naik kepermukaan bumi, unsur-unsur ini membentuk gelombang gas, seperti buih pada air soda. Gelombang (buih) cenderung naik dan membawa serta unsur-unsur yang lebih volatile seperti sodium dan potasium.
2. Diffusion, Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan material dari batuan yang mengelilingi reservoir magma, dengan proses yang sangat lambat. Proses diffusi tidak seselektif proses-proses mekanisme differensiasi magma yang lain. Walaupun demikian, proses diffusi dapat menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu pencaran (convection) dan disirkulasi dekat dinding dimana magma dapat kehilangan beberapa unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain dari dinding reservoar.
3. Flotation, Kristal-kristal ringan yang mengandung sodium dan potasium cenderung untuk memperkaya magma yang terletak pada bagian atas reservoar dengan unsur-unsur sodium dan potasium.
4. Gravitational Settling, Mineral-mineral berat yang mengandung kalsium, magnesium dan besi, cenderung memperkaya resevoir magma yang terletak disebelah bawah reservoir dengan unsur-unsur tersebut. Proses ini mungkin menghasilkan kristal badan bijih dalam bentuk perlapisan. Lapisan paling bawah diperkaya dengan mineral-mineral yang lebih berat seperti mineral-mineral silikat dan lapisan diatasnya diperkaya dengan mineral-mineral silikat yang lebih ringan.
5. Assimilation of Wall Rock, Selama emplacement magma, batu yang jatuh dari dinding reservoir akan bergabung dengan magma. Batuan ini bereaksi dengan magma atau secara sempurna terlarut dalam magma, sehingga merubah komposisi magma. Jika batuan dinding kaya akan sodium, potasium dan silikon, magma akan berubah menjadu komposisi granitik. Jika batuan dinding kaya akan kalsium, magnesium dan besi, magma akan berubah menjadi berkomposisi gabroik.
6. Thick Horizontal Sill, Secara umum bentuk ini memperlihatkan proses differensiasi magmatik asli yang membeku karena kontak dengan dinding reservoirl Jika bagian sebelah dalam memebeku, terjadi Crystal Settling dan menghasilkan lapisan, dimana mineral silikat yang lebih berat terletak pada lapisan dasar dan mineral silikat yang lebih ringan.
genesa bahan galian - 10
Gambar 7. Sketsa zona mineralisasi pada komplek pegmatit di San Gabriel Mountains, California (Dari Park, 1975 p 260).
3.3 Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase)
Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam
lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut kontak-
metamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang lebih tua dengan magma
yang lebih muda.
Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan temperatur tinggi dari magma
kontak dengan batuan dinding yang reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk
antara lain : wolastonit (CaSiO3), amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit,
topaz, aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn.
Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan beku
intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking (pemanggangan) dan
hardening (pengerasan).
Igneous metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan dengan
penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa batuan pada umumnya akan
ter-rekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan (replaced). Perubahan ini disebabkan
genesa bahan galian - 11
oleh panas dan fluida-fluida yang memencar atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh
karena itu endapan ini tergolong pada metamorfisme kontak. Proses pneomatolitis ini
lebih menekankan peranan temperatur dari aktivitas uap air. Pirometamorfisme
menekankan hanya pada pengaruh temperatur sedangkan pirometasomatisme pada reaksi
penggantian (replacement), dan metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak
terjadinya proses umumnya di kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperatur
tinggi.
Gambar 8. Contoh endapan Igneous Metamorfism berupa endapan iron rich fluids di Granite Mount, Utah (Dari Park, 1975 p 285).
Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida sederhana dan
genesa bahan galian - 12
oksida misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan beberapa molibdenit (Tabel 4).
Sedikit endapan jenis ini yang betul-betul tanpa adanya besi, pada umumnya akan banyak
sekali berisi pirit atau bahkan magnetit dan hematit. Scheelit juga terdapat dalam endapan
jenis ini (Singkep-Indonesia).
Tabel 4. Contoh beberapa jenis endapan metasomatisme kontak (Dari berbagai sumber).
Endapan Mineral Logam Utama LokasiBesi magnetit, hematit Cornwall, Pennsylvenia
USA ; Banat HongariaTembaga kalkopirit, bornit, pirit, pirrotit, spalerit, molibdenit, oksida
besiBeberapa endapan di Morenci dan Bisbee, Arizona USA ; Suan, Korea
Zn spalerit + magnetit, sulfida Fe + Pb Hannover, N-Mexico, USA; Kamioka, Jepang
Pb galena + magnetit, sulfida Fe, Cu dan Zn Magdalena, N-Mexico, USASn kasiterit, wollframit, magnetit, scheelit, pirrotit Pikaranta, Finlandia;
Saxony, Jerman; Malaysia; Singkep (Indonesia)
Wolfram scheelit dengan molibdenit dan beberapa sulfida Mill City, Nevada, USA; King Island, Australia
Lainnya grafit, emas. molibdenit, mangan, garnet, corundum
3.4 Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase)
Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil
differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan
merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. Berdasarkan cara
pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal, yaitu :
cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam
batuan.
metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-
unsur baru dari larutan hidrothermal.
Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal,
antara lain Ephithermal (T 00C-2000C), Mesothermal (T 1500C-3500C), dan
Hipothermal (T 3000C-5000C)
Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu
(spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi
genesa bahan galian - 13
minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-florida
hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal. Sedangkan alterasi yang
ditimbulkan untuk setiap tipe endapan pada berbagai batuan dinding dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5. Alterasi-alterasi yang terjadi pada fase hidrothermal
Keadaan Batuan dinding Hasil alterasiEpithermal batuan gamping
lava
batuan beku intrusi
silisifikasialunit, clorit, pirit, beberapa sericit, mineral-mineral lempungklorit, epidot, kalsit, kwarsa, serisit, mineral-mineral lempung
Mesothermal batuan gampingserpih, lava
batuan beku asam
batuan beku basa
silisifikasiselisifikasi, mineral-mineral lempungsebagian besar serisit, kwarsa, beberapa mineral lempungserpentin, epidot dan klorit
Hypothermal batuan granit, sekis lava greissen, topaz, mika putih, tourmalin, piroksen, amphibole.
Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au), magnetit
(Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS), galena
(PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2),
Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-
mineral gangue antara lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat,
karbonat-karbonat
Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite (Sn,
Cu) sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida, stibnit
(Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit
(CuFeS2), dengan mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit.
Paragenesis endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native cooper (Cu),
argentit (AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit (FeS2), cinabar
(HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit (CuFeSn), dengan mineral-mineral
ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit
(BaSO4), zeolit (Al-silikat)
genesa bahan galian - 14
Gambar 9. Endapan bijih perak berupa endapan hidrothermal tipe epithermal dengan pengkayaan bijih di sepanjang rekahan-rekahan dan urat-urat di Pachuca Meksiko (Dari Park, 1975 p 349).
3.5 Fase Vulkanik (Vulkanik Phase)
Endapan phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih secara
primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah :
lava flow
ekshalasi
mata air panas
Ekshalasi dibagi menjadi : fumarol (terutama terdiri dari uap air H2O), solfatar
(berbentuk gas SO2), mofette (berbentuk gas CO2), saffroni (berbentuk baron).
Bentuk (komposisi kimia) dari mata air panas adalah air klorida, air sulfat, air karbonat,
air silikat, air nitrat, dan air fosfat.
Jika dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari phase vulkanik adalah :
belerang (kristal belerang dan lumpur belerang), oksida besi (misalnya hematit, Fe2O3)
Sulfida masif volkanogenik berhubungan dengan vulkanisme bawah laut (Gambar
10 dan Tabel 6), sebagai contoh endapan tembaga-timbal-seng Kuroko di Jepang,
dan sebagian besar endapan logam dasar di Kanada.
genesa bahan galian - 15
Gambar 10. Model Geologi Endapan Tembaga-Timbal-Seng volkanogenik (After Horikoshi & Sato, 1970; Sato,1981).
Tabel 6. Model geologi sulfida masif volkanogenik tipe Kuroko (Cox DP, 1983)
Geologi RegionalTipe batuan Vulkanik laut felsik-intermediet, berasosiasi dengan sedimenTekstur Aliran, tuffs, piroklas, breksia, dan tekstur-tekstur vulkanik lainUmur Archean – CenozoicTektonik patahan dan rekahan-rekahan lokal Tipe endapan assosiasi
urat-urat kuarsa dengan emas; perlapisan barit
KonsentrasiLogam
Barium, emas
Deskripsi endapanMineral-minerallogam
Zona bawah (pirit, sfalerit, kalkopirit, pirotit, galena, barit); zona luar (pirit, kalkopirit, emas, perak)
Tekstur/struktur Sebagian besar (60%) merupakan sulfida; kadang-kadang ditemukan perlapisan zona disseminated atau stockwork sulfida.
Alterasi Yang menyelubungi zona endapan a.l. zeolit, montmorilonit, kadang-kadang silika, klorit, dan serisit
Kontrol bijih Pada bagian felsik didominasi batuan-batuan vulkanik/sedimen vulkanik; pada bagian pusat batuan vulkanik; kadang-kadang breksiasi dan dome felsik
Pelapukan Gossan (kuning, nerah, dan coklat)Contoh Kidd Creek, Kanada; Hanaoka, Jepang; Macuchi, Equador
genesa bahan galian - 16
4. Proses Pembentukan Endapan Sedimenter
Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada kaitannya dengan batuan
sedimen, dibentuk oleh pengaruh air, kehidupan, udara selama sedimentasi, atau
pelapukan maupun dibentuk oleh proses hidrotermal. Mineral bijih sedimenter
umumnya mengikuti lapisan (stratiform) atau berbatasan dengan litologi tertentu
(stratabound).
Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena proses mekanik seperti endapan
timah letakan di daerah Bangka-Belitung dan endapan emas placer di Kalimantan
Tengah maupun Kalimantan Barat. Endapan sedimenter karena pelapukan kimiawi
seperti endapan bauksit di Pulau Bintan dan laterit nikel di Pomalaa/Soroako
Sulawesi Tengah/ Selatan.
Y. B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter berdasarkan
sumber metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan sumber metal dibagi dua
yaitu endapan supergen endapan yang metalnya berasal dari hasil rombakan batuan
atau bijih primer), serta endapan hipogen (endapan yang metalnya berasal dari
aktivitas magma/epithermal). Sedangkan berdasarkan host-rock (dengan
pengendapan batuan sedimen) dibagi dua, yaitu endapan singenetik (endapan yang
terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan) serta endapan epigenetik (endapan
mineral terbentuk setelah batuan ada).
Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor yaitu :
sumber dari mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau
sekunder), erosi dari daerah mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam
cekungan (supergene), dari biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan
diatomae, batubara, dan minyak bumi, serta dari magma dalam kerak bumi atau
vulkanisme (hypogene).
genesa bahan galian - 17
4.1 Mineral Bijih Dibentuk oleh Hasil Rombakan dan Proses Kimia Sebagai Hasil Pelapukan Permukaan dan Transportasi
Secara normal material bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya dan akan
mengalami transportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan bercampur dengan
material lain. Proses dimana unsur-unsur berpindah menuju lokasi dan lingkungan
geokimia yang baru dinamakan dispersi geokimia. Berbeda dengan dispersi mekanis,
dispersi kimia mencoba mengenal secara kimia penyebab suatu dispersi. Dalam hal
ini adanya dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia sekunder. Dispersi
geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi di dalam kerak bumi, meliputi
proses penempatan unsur-unsur selama pembentukan endapan bijih, tanpa
memperhatikan bagaimana tubuh bijih terbentuk. Dispersi geokimia sekunder adalah
dispersi kimia yang terjadi di permukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali
pola-pola dispersi primer oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan, antara lain
proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan.
Bahan terangkut pada proses sedimentasi dapat berupa partikel atau ion dan akhirnya
diendapkan pada suatu tempat. Mobilitas unsur sangat mempengaruhi dispersi.
Unsur dengan mobilitas yang rendah cenderung berada dekat dengan tubuh bijihnya,
sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas tinggi cenderung relatif jauh dari tubuh
bijihnya. Selain itu juga tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph suatu lingkungan
seperti Cu dalam kondisi asam akan mempunyai mobilitas tinggi sedangkan dalam
kondisi basa akan mempunyai mobilitas rendah (Lihat Tabel 7 dan Gambar 11).
Tabel 7. Beberapa mobilitas unsur pada berbagai lingkungan
Mobilitas Relatif Kondisi LingkunganOksidasi Asam Netral-basa Reduksi
Sangat tinggi Cl,I, Br, S, B Cl,I, Br, S, B Cl,I, Br, S, B, Mn, V, U, Se, Re
Cl, I, Br
Tinggi Mn, V, U, Se, Re, Ca, Na, Mg, F, Sr, Ra, Zn
Mn, V, U, Se, Re, Ca, Na, Mg, F, Sr, Ra, Zn, Cu, Co, Ni, Hg, Au
Ca, Na, Mg, F, Sr, Ra Ca, Na, Mg, F, Sr, Ra
Sedang Cu, Co, Ni, Hg, Ag, Au, As, Cd
As, Cd, As, Cd
Rendah Si, P, K,Pb, Li, Rb, BaBe, Bi, Sb, Ge, Cs, Tl
Si, P, K,Pb, Li, Rb, BaBe, Bi, Sb, Ge, Cs, TlFe, Mn
Si, P, K,Pb, Li, Rb, BaBe, Bi, Sb, Ge, Cs, TlFe, Mn
Si, P, K
Fe, MnSangat rendah sampai immobil
Fe, Mn,Al, Ti, Sn, TeW, Nb, Ta, Pt,Cr, Zr, Th,Rare earth
Al, Ti, Sn, TeW, Nb, Ta, Pt,Cr, Zr, Th,Rare earth
Al, Ti, Sn, TeW, Nb, Ta, Pt,Cr, Zr, Th,Rare earth
Al, Ti, Sn, TeW, Nb, Ta, Pt,Cr, Zr, Th,Rare earthS, B
genesa bahan galian - 18
Mobilitas Relatif Kondisi LingkunganOksidasi Asam Netral-basa Reduksi
ZnCo, Cu, Ni, Hg, Ag, Au
Mn, V, U, Se, ReZnCo, Cu, Ni, Hg, Ag, AuAs, Cd,Pb, Li, Rb, Ba, Be, Bi, Sb, Ge, Tl
Gambar 11. Diagram Fence yang memperlihatkan hubungan Eh-pH mineral-mineral non-klastis (Krumbin dan Garrels, 1952).
Sebagai contoh dapat diberikan pada proses pengkayaan sekunder pada endapan
lateritik. Dari pelapukan dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber oksigen dari
udara atau air permukaan. Oksidasi berjalan ke arah bawah sampai batas air tanah.
Akibat proses oksidasi ini, beberapa mineral tertentu akan larut dan terbawa meresap
ke bawah permukaan tanah, kemudian terendapkan (pada zona reduksi), lihat
genesa bahan galian - 19
Gambar 12. Bagian permukaan yang tidak larut, akan jadi berongga, berwarna
kuning kemerahan, dan sering disebut dengan gossan. Contoh endapan ini adalah
endapan nikel laterit.
Gambar 12. Penampang vertikal suatu endapan lateritik (nikel)
4.2 Cebakan Mineral Dibentuk oleh Pelapukan Mekanik
Mineral disini terbentuk oleh konsentrasi mekanik dari mineral bijih dan pemecahan
dari residu. Proses pemilahan yang mana menyangkut pengendapan tergantung oleh
besar butir dan berat jenis disebut sebagai endapan plaser. Mineral plaser terpenting
adalah Pt, Au, kasiterit, magnetit, monasit, ilmenit, zirkon, intan, garnet, tantalum,
rutil, dsb.
Berdasarkan tempat dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan dapat dibagi
menjadi :
Endapan plaser eluvium, diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral bijih
primer. Mereka terbentuk dari hanya sedikit perjalanan residu (goresan), material
genesa bahan galian - 20
mengalami pelapukan setelah pencucian. Sebagai contoh endapan platina di Urals.
Plaser aluvium, ini merupakan endapan plaser terpenting. Terbentuk di sungai
bergerak kontinu oleh air, pemisahan tempat karena berat jenis, mineral bijih
yang berat akan bergerak ke bawah sungai. Intensitas pengayaan akan didapat
kalau kecepatan aliran menurun, seperti di sebelah dalam meander, di kuala
sungai dsb. Contoh endapan tipe ini adalah Sn di Bangka dan Belitung. Au-plaser
di California.
Plaser laut/pantai, endapan ini terbentuk oleh karen aktivitas gelombang memukul
pantai dan mengabrasi dan mencuci pasir pantai. Mineral yang umum di sini
adalah ilmenit, magnetit, monasit, rutil, zirkon, dan intan, tergantung dari batuan
terabrasi.
Fossil plaser, merupakan endapan primer purba yang telah mengalami pembatuan
dan kadang-kadang termetamorfkan. Sebagai contoh endapan ini adalah
Proterozoikum Witwatersand, Afrika Selatan, merupakan daerah emas terbesar di
dunia, produksinya lebih 1/3 dunia. Emas dan uranium terjadi dalam beberapa
lapisan konglomerat. Mineralisasi menyebar sepanjang 250 km. Tambang
terdalam di dunia sampai 3000 meter, ini dimungkinkan karena gradien geotermis
disana sekitar 10 per 130 meter.
Gambar 13. Sketsa mekanisme endapan bijih sedimenter
4.3 Cebakan Mineral Dibentuk oleh Proses Pengendapan Kimia
4.3.1. Lingkungan Darat
genesa bahan galian - 21
Batuan klastik yang terbentuk pada iklim kering dicirikan oleh warna merah akibat
oksidasi Fe dan umumnya dalam literatur disebut “ red beds”. Kalau konsentrasi
elemen logam dekat permukaan tanah atau di bawah tanah tempat pengendapan
tinggi memungkinkan terjadi konsentrasi larutan logam dan mengalami pencucian
(leaching/pelindian) meresap bersama air tanah yang kemudian mengisi antar butir
sedimen klastik. Koloid bijih akan alih tempat oleh penukaran kation antara Fe dan
mineral lempung atau akibat penyerapan oleh mineral lempung itu sendiri.
4.3.2 Lingkungan Laut
Kejadian cebakan mieral di lingkungan laut sangat berbeda dengan lingkungan darat
yang umumnya mempunyai mempunyai pasokan air dengan kadar elemen yang
tinggi dibandingkan kandungan di laut. Kadar air laut mempunai elemen yang
rendah. Sebagai contoh kadar air laut untuk Fe 2 x 10-7 % yag membentuk
konsentrasi mineral logam yang berharga hal ini dapat terjadi kalau mempunyai
keadaan yang khusus (terutama Fe dan Mn) seperti :
Adanya salah satu sumber logam yang berasal dari pelapkan batuan di daratan
atau dari sistem hidrotermal bawah permukaan laut.
Transport dalam larutan, mungkin sebagai koloid. Besi adalah logam yang
dominan dan terbawa sebagai Fe(OH) soil partikel.
Endapan di dalam cebakan sedimenter, sebagai Fe(OH)3, FeCO3 atau Fe-silikat
tergantung perbedaanpotensial reduksi (Eh).
Bijih dalam lingkungan laut ini dapat berupa oolit, yang dibentuk oleh larutan koloid
membungkus material lain seperti pasir atau pecahan fosil. Bentuk kulit yang
simetris disebabkan perubahan komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan pertumbuhan yang
terus menerus, oolit tersebut akan stabil di dasar laut dimana tertanam dalam
material lempungan karbonatan yang mengandung beberapa besi yang bagus. Di
dasar laut mungkin oolit tersebut reworked. Dengan hasil keadaan tersebut bijih besi
dan mangan sebagai contoh ferromanganese nodules yang sekarang ini menutupi
daerah luas lautan.
5. Contoh Beberapa Endapan Mineral Yang Penting
genesa bahan galian - 22
5.1 Endapan mineral yang berhubungan dengan proses-proses magmatik
Tergantung pada kedalaman dan temperatur pengendapan, mineral-mineral dan
asosiasi elemen yang berbeda sangat besar , sebagai contoh oksida-oksida timah dan
tungsten di kedalaman zona-zona bertemperatur tinggi; sulfida-sulfida tembaga,
molibdenum, timbal, dan seng dalam zona intermediet; sulfida-sulfida atau sulfosalt
perak dan emas natif di dekat permukaan pada zona temperatur rendah. Mineral-
mineral dapat mengalami disseminated dengan baik antara silikat-silikat, atau
terkonsentrasi dalam rekahan yang baik dalam batuan beku, sebagai contoh endapan
tembaga porfiri Bingham di Utah (Gambar 14 dan Tabel 8).
Gambar 14. Model Geologi Jenis Endapan Tembaga Porfiri di Amerika Selatan (After Sillitoe,1973)
Tabel 8. Model Geologi Endapan Tembaga Porfiri Kaya Molibdenum (Cox DP, 1983)
Geologi RegionalTipe batuan Monzonit - tonalit kuarsa yang menerobos batuan beku, vulkanik, atau sedimenTekstur Terobosan yang berasosiasi dengan bijih-bijih porfiri (masa dasar mempunyai
ukuran butir halus s/d sedang) Umur Umumnya mesozoik s/d tersierTektonik SesarTipe endapan assosiasi
Skarn yang mengandung Cu, Zn, atau Au; urat-urat logam dasar sulfosalts dan emas; emas placer
KonsentrasiLogam
Cu, Mo, Pb, Zn, Tn, Au, Ag
Deskripsi endapanMineral-minerallogam
Kalkopirit, pirit, molibdenit; endapan replacement dengan kalkopirit, sfalerit, galena, dan kadang-kadang emas; zona terluar kadang-kadang dengan emas dan
genesa bahan galian - 23
sulfida-sulfida perak, tembaga, dan antimoni.Tekstur/struktur Veinlets, disseminations, penggantian pada batuan samping masif.Alterasi Batas zona alterasi (alteration rings) berupa lempung, mika, feldspar, dan mineral-
mineral lain yang berjarang beberapa kilometer dari endapan.Petunjuk geokimia Zona pusat (Cu, Mo, W), zona terluar (Pb, Zn, Au, Ag, As, At, Te, Mn, Rb). Contoh El Savador, Chile; Silver Bell, Arizona (USA); Highland Valley, Bristish Columbia
(Canada).
Batugamping di dekat intrusi bereaksi dengan larutan hidrotermal dan sebagian
digantikan oleh mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal dan seng (dalam kontak
metasomatik atau endapan skarn). Jika larutan bergerak melalui rekahan yang
terbuka dan logam-logam mengendap di dalamnya (urat emas-kuarsa-alunit
epithermal), sehingga terbentuk cebakan tembaga, timbal, seng, perak, dan emas
(Gambar 15 dan Tabel 9).
Gambar 15. Model Geologi Endapan Urat Logam Mulia (After Buchanan,1981)
Tabel 9. Model Geologi Urat Emas-Kwarsa-Alunit Epitermal (Cox DP, 1983)Geologi Regional
Tipe batuan Dasit vulkanik, kuarsa latit, riodasit, riolitTekstur PorfiritikUmur Umumnya tersierTektonik Sistem fractute ekstensifTipe endapan assosiasi
Tembaga porfiri, sumber air panas asam sulfat, lempung hidrothermal
KonsentrasiLogam
Cu, Ar, An, At
Deskripsi endapanMineral-minerallogam
Emas native, enargit, pirit, sulfosalt pembawa perak, asosiasi dengan kalkopirit, bornit, tellurida, galena, sfalerit, hubnerit
Tekstur/struktur Urat-urat, breccia pipe, pods, dikesAlterasi Kuarsa, alunit, pirofilit; kadang-kadang terdapat alunit, kaolinit, montmorilonit di
sekitar kuarsaKontrol bijih Fracture, aktivitas intrusi
genesa bahan galian - 24
Pelapukan Limonit kuning, jarosit, goethit, algirisasi dengan kaolinit, hematit Contoh Goldfiled, Nevada (USA); Guanajuoto, Meksiko; El Indio, Chile
Larutan hidrotermal yang membawa logam dapat juga bermigrasi secara lateral
menuju batuan yang permeabel atau reaktif secara kimia membentuk endapan
blanket- shaped sulfida, atau bahkan mencapai permukaan dan mengendapkan emas,
perak, dan air raksa dalam pusat mata air panas silikaan atau karbonatan, seperti
kadar emas tinggi yang terdapat dalam beberapa lapangan geotermal aktif di New
Zealand. Jika larutan volkanik yang membawa logam memasuki lingkungan laut,
maka akan terbentuk kumpulan sedimen-volkanik dari tembaga- timbal-seng.
5.2 Endapan mineral yang berhubungan dengan proses sedimentasi
Erosi benua dan pengisian cekungan sedimen di samudera memerlukan siklus
geologi dan kimia yang dapat berhubungan dengan formasi dari jenis endapan
mineral selama pelapukan, perombakan menjadi unsur-unsur pokok berupa
fragmental (sebagai contoh kwarsa atau kadang-kadang emas atau mineral-mineral
berat), dan menjadi elemen-elemen yang larut secara kimiawi (sebagai contoh adalah
kalsium, sodium, atau elemen-elemen metalik pembentuk bijih yang potensial seperti
besi, tembaga, timbal, dan seng). Unsur-unsur pokok fragmental tertransportasi oleh
air permukaan diendapkan sebagai batuan.
Klastik-klastik sedimen di benua dan di lingkungan tepi laut cenderung berbutir
kasar dan bisa mengisi pengkayaan lokal mineral-mineral berharga yang telah
tertransportasi dengan fraksi klastik, sebagai contoh konsentrasi emas placer pada
endapan Witwatersrand di Afrika Selatan dan timah placer di Asia bagian selatan.
Seringkali formasi endapan sulfida stratiform tidak tampak berhubungan dengan
proses magmatisme atau vulkanisme, tetapi agak berhubungan dengan sirkulasi
larutan hidrotermal dari sumber-sumber yang lain, sebagai contoh penirisan dari
cekungan sedimen yang dalam. Endapan-endapan yang dihasilkan sangat mirip
dengan beberapa asal-usul volkanogenik karena mekanisme traping yang sama
(Gambar 16 dan Tabel 10).
genesa bahan galian - 25
Hanya mineral-mineral sulfida yang dapat mengalami presipitasi pada sediment-
water interface atau dalam batuan yang tidak terkonsolidasi, waktu dari formasi bijih
berhubungan terhadap waktu pengendapan sedimen, terhadap waktu kompaksi dan
konsolidasinya, atau terhadap waktu-waktu berikutnya saat sedimen-sedimen
mengalami indurasi penuh dan dapat termineralisasi oleh larutan yang bergerak
melalui batuan yang porous atau struktur-struktur geologi. Untuk proses ini, contoh
yang bagus adalah endapan timbal-seng di Mississippi Valley.
Gambar 16. Model Geologi Endapan Sediment-Ekshalatif Timbal-Seng (After Lydon, 1983)
Tabel 10. Model Geologi Endapan Sediment-Hosted, Submarine Exhalative Lead-Zinc (Cox DP, 1983)
Geologi RegionalTipe batuan Batuan-batuan sedimen eusinitik (batuan serpih hitam, batuan lanau, rijang,
batugamping mikritik)Tekstur Perlapisan sedimen; breksi slumpUmur Protezoik tengahLingkungan penegndapan
Cekungan laut epikratonik
Tipe endapan assosiasi
Endapan barit stratiform
KonsentrasiLogam
Maksimum 500 ppm timbal pada serpih hitam, 1300 ppm seng, 750 ppm tembaga, 1300 ppm barium
Deskripsi endapanMineral-minerallogam
Pirit, pirotit, sfalerit, galena, barit, kalkopirit, dan beberapa mineral lain dalam jumlah yang sedikit
Tekstur/struktur Umumnya kristalin, disseminatedAlterasi Silifikasi, tourmalinisasi, karbonat, albilitisasi, kloritisasi, dolominitisasiKontrol Geokimia Secara lateral Cu-Pb-Zn-Ba; secara vertikal Cu-Zn-Pb-Ba.Pelapukan Gossan (karbonat, sulfat, silikat (Pb, Zn, dan Cu)Contoh Sullivan, Kanada
Proses-proses sedimentasi juga membentuk akumulasi fosil-fosil bahan bakar, batu
bara, minyak dan gas alam. Untuk membentuk batu bara, gambut terkompaksi dan
mengalami pemanasan akibat penurunan dan proses burial. Demikian juga, minyak
genesa bahan galian - 26
dan gas terbentuk oleh maturasi unsur-unsur organik dalam batuan sedimen oleh
peningkatan temperatur dan tekanan. Minyak dan gas dapat bermigrasi melalui
batuan yang porous membentuk reservoir yang besar dalam struktur yang baik, atau
tetap di dalam batuan sumber membentuk oil shale.
5.3 Endapan Mineral Yang Berhubungan Dengan Proses Metamorfisme
Metamorfisme yaitu proses rekristalisasi dan peleburan akhir dari batuan beku atau
batuan sedimen, yang disebabkan oleh intrusi dari magma baru atau oleh proses
burial yang dalam . Endapan hidrotermal kontak metasomatik terbentuk di sekitar
magma yang mengalami intrusi, seperti yang digambarkan di atas. Metamorfisme
burial yang dalam dapat menimbulkan overprinting terhadap akumulasi mineral
yang ada sebelumnya, sebagai contoh yang besar adalah endapan sediment-hosted
lead-zinc di Broken Hill, Australia. Metamorfisme burial juga membebaskan
sebagian besar larutan hidrotermal yang melarutkan logam-logam dari country rock,
diendapkan saat larutan bertemu dengan suatu lingkungan dengan kondisi
temperatur, tekanan, dan kimia yang tepat untuk formasi bijih. Formasi endapan
emas di beberapa jalur metamorfik Precambrian berhubungan terhadap transportasi
emas oleh metamorfic water menuju urat kwarsa yang mengandung emas. Kecuali
jenis endapan tersebut, metamorfisme regional tidak terlalu banyak membentuk
formasi dari endapan bijih metalik.
genesa bahan galian - 27
DAFTAR PUSTAKA
1. Cox, D.S.P, P. Singer, and A. Donald, Mineral Deposit Models, USGS Buletin 1693, United States Goverment Printing Office, Washington, 1986
2. Edwards, and Atkinson., Ore Deposit Geology., Chapman and Hall., London, 1986
3. Guilbert, J.M. and C.F. Park, The Geology of Ore Deposits, W.H. Freeman & Company, New York, 1985
4. Jensen, M. and A.M. Bateman., Economic Mineral Deposits., Third Edition, Wiley and Sons, 1981
genesa bahan galian - 28