Gema kibbla

57
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) DINAS KESEHATAN KABUPATEN PAKPAK BHARAT

Transcript of Gema kibbla

Page 1: Gema kibbla

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAMMENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU

(AKI) DAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PAKPAK BHARAT

Page 2: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

tersusunnya buku ini yang bertujuan untuk menurunkan Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten

Pakpak Bharat. merupakan inovasi para tenaga kesehatan terutama

bidan yang telah melaksanakan pelayanan kesehatan secara nyata

ditengah – tengah masyarakat.

Buku ini dibuat untuk menyajikan salah satu program

pemerintah yang merupakan terobosan baru dalam bidang

kesehatan yaitu Gerakan Mandiri Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru

Lahir (GEMA KIBBLA) , SMS Bunda, Appreciative Inquire (AI) ,

Audit Maternal Perinatal (AMP), Kelas Ibu Hamil. Kebijakan

Strategis ini bertujuan untuk meningkatkan Pelayanan Kesehatan

Bagi Ibu hamil, Ibu Nifas, dan Bayi baru Lahir.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat berinovasi dan

berusaha untuk mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang lebih baik

dan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga

Kabupaten Pakpak Bharat dapat berdaya saing dalam pelayanan

kesehatannya. Dengan adanya Kebijakan ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi positif dalam penurunan Angka Kematian Ibu

(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

Page 3: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

ii

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Bupati

Pakpak Bharat, atas motivasi dan saran yang diberikan untuk

perbaikan buku ini, dan kami juga menyadari bahwa buku ini masih

jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami menerima kritik dan saran

untuk perbaikan buku ini.

Semoga buku ini dapat memberi inspirasi kepada pembaca

khususnya dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan yang

lebih baik.Terimakasih

Page 4: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………... i

DAFTAR ISI…………………………………………………... iii

SAMBUTAN KEPALA DAERAH …………………………… v

RINGKASAN EKSEKUTIF ……………………………….…. vii

BAB I. ENDAHULUAN …..……………………………….... 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………….. 1

1.2 Maksud dan Tujuan ………………………………….… 8

1.3 Ruang Lingkup ………………………………………… 9

1.4 Peraturan (Perundangan) …………………………….. 10

BAB II PERMASALAHAN DAN TANTANGAN……………. 11

2.1 Gambaran Umum Kabupaten Pakpak Bharat……… 11

2.1.1 Visi dan Misi Kabupaten Pakpak Bharat………

2.1.2 Letak Geografis…………………………………… 12

2.1.3 Administratif……………………………………..… 13

2.1.4 Kependudukan ………………………………….… 14

2.1.5. Sosial Ekonomi Kemasyarakatan……………… 15

2.1.5.1 Agama dan Suku Bangsa……………………… 15

2.1.5.2 Pendidikan……………………………………….. 16

2.1.5.3 Ketenagakerjaan………………………………… 16

2.2 Gambaran Khusus Sektor Kesehatan ……………. 17

BAB III KEBIJAKAN STRATEGIS ……………………………. 26

Page 5: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

iv

3.1 Strategi Implementasi Kebijakan ………………………. 26

3.1.1. Program “ SMS BUNDA”………………………… 26

3.1.2. Appreciative Inquire (AKI)……………………….. 31

3.1.3. Audit Maternal Perinatal (AMP)……………… … 36

3.1.4. Kelas Ibu Hamil….………………………………… 40

3.1.5. Kebijakan yang sedang dilaksanakan ………… 43

BAB IV DAMPAK DAN MANFAAT ………………………….. 44

4.1 Dampak ………………………………………………..…. 44

4.2 Manfaat …………………………………..……………..... 44

4.2.1 Manfaat bagi masyarakat …………………………….. 44

4.2.2 Bagi puskesmas dan Petugas Kesehatan …………. 45

BAB V PENUTUP …………………………………………… 46

REFERENSI……………………………………………………. 47

Page 6: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

v

BUPATI PAKPAK BHARAT

KATA SAMBUTAN

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan

kesadaran ,kemauan dan kemampuan masyarakat untukhidup

secara mandiri agar pencapaian derajat masyarakat yang setinggi -

tingginya dapat terwujud.

Sebagai daerah pemekaran yang sedang menghadapi

tantangan dibidang kesehatan, Pemerintah Kabupaten Pakpak

Bharat berinisiatif bekerja sama dengan USAID EMAS (Expanding

Maternal & Neonatal Survival) dengan bantuan teknis dari program

USAID yang dipimpin Jhpiego, telah melakukan inisiasi Gerakan

Mandiri Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, diantaranya

perbaikan pelayanan RSUD dan Puskesmas dalam Penanganan

kegawatdaruratan ibu dan Bayi. Pembangunan kesehatan akan

menjadi bagian dari pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat yang 25

tahun yang akan datang dipenuhi “ Generasi Emas”. Oleh karena

itu, upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi

tidak dapat lagi dilakukan dengan intervensi biasa, diperlukan upaya

Page 7: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

vi

upaya terobosan serta peningkatan fasilitas kesehatan dan

meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang bermutu dan

berkualitas yang memberikan manfaat dan dampak yang terbukti

sehingga Kabupaten Pakpak Bharat dapat Generasi Emas untuk

membangun Kabupaten ini menjadi masyarakat yang kininduma.

Seiring dengan itu, saya menyambut gembira penerbitan buku

ini yang diharapkan dapat menjadi usaha pencapaian derajat

kesehatan yang lebih baik dan merata yang memberikan dampak

bagi masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat menjadi masyarakat

yang sehat.

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

terlibat yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan

buku ini. Semoga kita selalu diberi kekuatan dan Kemampuan oleh

Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dapat melayani masyarakat dengan

sebaik – baiknya.

BUPATI PAKPAK BHARAT

REMIGO YOLANDO BERUTU

Page 8: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

vii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Pakpak Bharat dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu

dan Bayi adalah dengan Gerakan Mandiri Penyelamatan Ibu dan

Bayi Baru Lahir (GEMA KIBBLA) , SMS Bunda, Appreciative Inquire

(AI) , Audit Maternal Perinatal (AMP), Kelas Ibu Hamil. Kebijakan

Strategis ini bertujuan untuk meningkatkan Pelayanan Kesehatan

Bagi Ibu hamil, Ibu Nifas, dan Bayi baru Lahir.

Dalam usaha menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) di Pakpak Bharat maka dilakukan

upaya advokasi kepada petugas kesehatan diwilayah kerja Dinas

Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat agar ikut ambil bagian dalam

program menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB). Membangun kemampuan aparatur dalam

mendukung gerakan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir.

Membangun motivasi petugas kesehatan dalam mewujudkan GEMA

KIBBLA.

Kabupaten Pakpak Bharat telah bekerja sama dengan

Program EMAS merupakan bagian dari Kemitraan Komprehensif

antara Amerika Serikat dan Indonesia, di mana kedua pemimpin

negara tersebut telah menegaskan kembali komitmennya untuk

bekerjasama di berbagai bidang demi kepentingan bersama,

Page 9: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

viii

termasuk kesehatan dan pencapaian Millenium Development Goals

(MDG’s). Diantaranya adalah mengurangi angka kematian anak,

angka kematian ibu saat melahirkan, dan menahan laju penyebaran

penyakit menular.

Penyelenggaraan Program dan kebijakan harus

diorganisasikan dengan matang agar Pencapaian MGDs dapat

tercapai terutama di Kabupaten Pakpak Bharat.

Page 10: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari

pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya

seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun

pemerintah.

Terwujudnya derajad kesehatan secara optimal melalui

terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai

oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku sehat dalam

lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata

diseluruh wilayah Indonesia.

Salah satu indikator keberhasilan peningkatan derajad

kesehatan disuatu wilayah dapat dilihat dari penurunan angka

kematian ibu (AKI) dan angka kematian Bayi (AKB). Namun kejadian

kematian ibu dan bayi masih ditemukan yang terbanyak terjadi pada

Page 11: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

2

saat proses persalinan, hari-hari pertama kehidupan bayi, pada

masa nifas, yang masih menjadi tragedi yang terus terjadi.

Dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka

kematian Bayi (AKB) diperluka upaya dan inovasi baru, tidak bisa

dengan cara biasa biasa saja, upaya untuk menurunkan angka

kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) harus melalui

jalan yang cukup panjang, terlebih jika dikaitkan dengan target

MDG’s 2015 yakni menurukan angka kematian ibu (AKI) menjadi

102 per 100.000 kelahiran hidup (KH), dan angka kematian bayi

(AKB) menjadi 23 per 1.000 KH yang harus dicapai. Waktu yang

terisa hanya tinggal satu tahun dan ini tidak akan cukup untuk

mencapai target tersebut tanpa ada upaya upaya yang luar biasa.

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di

Indoneisa masih sangat tinggi, berdasarkan survey terbaru SDKI

2012 bahwa angka kematian ibu (AKI) masih berada pada angka

359 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB)

tahun 2012 berada pada 32 per 1.000 kelahiran hidup, angka

kematian balita (AKABA) tahun 2012 sebesar 40 per 1.000 kelahiran

hidup.

Page 12: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

3

Tabel 1.1 Perkembangan AKI Indonesia

Sumber : SDKI berbagai tahun, BAPPENAS

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa secara nasional pada

tahun 2012 Angka Keamtian Ibu (AkI) di Indonesia masih jauh dari

target MDG’s 2015 yaitu 102/100.000 KH.

390334

307

228

395

102

PERKEMBANGAN AKI INDONESIA

1991 1997 2003 2007 2012 MDG's 2015

Page 13: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

4

Tabel 1.2 Perkembangan AKB dan AKABA Indonesia

Sumber : SDKI berbagai tahun, BAPPENAS

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa secara nasional pada

tahun 2012 Angka Kematian Bati (AKB) di Indonesia masih jauh dari

target MDG’s 2015 yaitu 23/1.000 KH.

Dalam kurun waktu enam tahun terakhir (2008 – 2013) angka

kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten

Pakpak Bharat belum dapat kita tekan ke angka nol, meskipun

angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di

Kabupaten Pakpak Bharat tergolong rendah bila dibandingkan

dengan kabupaten lain di Propinsi Sumatera Utara sebagai salah

68

97

57

81

4658

3546

3444

3240

AKB AKABA

PERKEMBANGAN AKB DAN AKABA INDONESIA

1991 1994 1997 2002 2007 2012

Page 14: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

5

salatu penyumbang angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian

bayi (AKB) tertinggi di Indonesia namun Kabupaten Pakpak Bharat

berkomitmen untuk terus berupaya menekan angka kematian ibu

(AKI) dan angka kematian bayi (AKB) dengan kata lain tidak ada

toleransi terhadap kematian (zero tolerant to date ).

Tabel 1.3. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)

di Kabupaten Pakpak Bharat

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat 2013

Dari grafik diatas terlihat bahwa Kabupaten Pakpak Bharat

pada tahun 2009 telah berhasil mencapai angka “ 0 “ Angka

Kematian Ibu (AKI), akan tetapi tahun-tahun berikutnya terjadi

peningkatan dan hingga 2013 AKI di Kabupaten Pakpak Bharat

tercatat 2/ 100.000 KH.

4

0

3

2 2 2

PERKEMBANGAN AKI KAB. PAKPAK BHARAT

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Page 15: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

6

GRAFIK 1.4. Angka Kematian Bayi (AKB) per1.000 Kelahiran Hidup

di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008 – 2013

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat 2013

Dari grafik di atas maka terlihat Angka Kematian Bayi di

Pakpak Bharat tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 9 per

1.000 Kelahiran Hidup. Beberapa penyebab kematian pada bayi

adalah karena BBLR, Asfiksia, Tetanus Neonatorum, Pneumonia,

Demam, Lahir Mati, dan penyebab lain yaitu antara lain gizi buruk.

13.08

18.98

28.7

36

23

9

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Page 16: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

7

Secara umum angka kematian balita (AKABA) di Kabupaten

Pakpak Bharat menunjukkan penurunan selama beberapa tahun

terakhir. Seperti yang terlihat pada grafik 1.5 berikut .

GRAFIK 1.5.Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 Kelahiran

Hidup di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008 – 2013

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat

Dari grafik di atas terlihat penurunan angka kematian balita

menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2013.

0.6

7.78

45.2

37.2

27

16

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Page 17: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

8

Untuk dapat membantu program penurunan Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten

Pakpak Bharat menuju Generasi Emas, maka seluruh petugas

kesehatan, stakeholder dan masyarakat perlu memahami kebijakan

yang telah, sedang dan akan dilaksanakan, untuk itu diperlukan

buku pedoman yang dapat memberikan acuan dan gambaran dalam

penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat.

1.2. Maksud dan Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan gambaran strategi penurunan angka kematian

ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian

Balita (AKABA) di Kabupaten Pakpak Bharat.

2. Tujuan Khusus

a. Mendorong peran serta masyarakat dalam penuntasan angka

kematian ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB) dan

Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Pakpak

Bharat.

b. Meningkatkan peran lintas sektor dalam upaya penuntasan

angka kematian ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB)

Page 18: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

9

dan Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Pakpak

Bharat.

c. Menyatukan pemahaman lintas sektor untuk terciptanya

Generasi Emas Kabupaten Pakpak Bharat.

d. Mendorong para ibu untuk melakukan pemeriksaan

kehamilan dan nifas pada Bidan atau petugas kesehatan

lainnya.

e. Mendorong para ibu untuk melahirkan di Fasilitas Kesehatn

dan ditolong oleh Tenaga Kesehatan.

f. Memperiapkan suami ibu hamil untuk mendukung kehamilan

dan persalinan.

g. Ambulance Maternal.

h. Mempersipakan calon donor darah bagi Ibu bersalin.

i. Mendorong para ibu dan petugas kesehatan menggunakan

buku KIA sebagai sumber informasi dan alat untuk

pemeriksaan dan oencatatan kesehatan ibu dan anak.

j. Mendorong para ibu hamil untuk negikuti kelas ibu hamil dan

kelas ibu balita di lingkungan tempat tinggal mereka.

1.3. Ruang Lingkup

Buku kecil ini merupakan gambaran arah dan kebijkan

Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dalam rangka menurunkan

Page 19: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

10

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Kabupaten Pakpak Bharat.

Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB) bukan hanya menjadi tugas Pemerintah akan tetapi

menjadi usaha yang harus dilakukan bersama-sama antara

pemerintah dan masyarakat terutama dalam bentuk Usaha

Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

1.4. Peraturan Perundangan

a. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah

b. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

c. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi

dan Pemerintah Kab/Kota

Page 20: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

11

BAB II

PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

2.1 Gambaran Umum Kabupaten

2.1.1. Visi Misi

Visi Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat adalah

Terwujudnya masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat yang sejahtera

serta kepemimpinan serta kepemimpinan yang adil dan demokrasi

didukung pemerintahan yang professional yang berfokus kepada

peningkatan perekonomian masyarakat, Sumber Daya ,Manusia

(SDM), ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesehatan dengan

menjunjung tinggi nilai budaya Pakpak dan agama

Misi Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat adalah :

1. Mewujudkan percepatan peningkatan dan pemerataan

pendapatan masyarakat;

2. Mewujudkan pemerintahan yang professional, kreatif dan

fasilitatif;

3. Meningkatkan dan memantapkan kualitas pendidikan

masyarakat;

4. Meningkatkan dan memantapkan kualitas pelayanan kesehatan

masyarakat;

Page 21: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

12

5. Memantapkan tata hubungan yang dinamis dengan pemerintah

atasan dan kerja sama saling menguntungkan dalam

peningkatan aksesbilitas dengan daerah lain khususnya yang

berbatsan langsung;

6. Meningkatkan iklim keterbukaan dan partisipatif dalam sosial dan

birokrasi;

7. Meningkatkan sinergitas para pihak dalam pemberdayaan

masyarakat;

8. Meningkatkan kualitas hidup dan menguatkan peran perempuan

dalam pembangunan;

9. Mewujudkan komitmen bersama dalam penegakan hokum

secara konsisten dan konsekuen;

10. Mengembangkan hubungan yang dinamis dengan masyarakat

Pakpak Bharat;

11. Menjadikan budaya Pakpak sebagai landasan dlam kebijakan

public;

12. Mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam menggali sumber

Pendapatan Asli Daerah.

2.1.2. Geografis

Kabupaten Pakpak Bharat secara geografis terletak pada

garis 2015’00” – 3032’00” Lintang Utara dan 90000’ - 98031’ Bujur

Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Dairi, sebelah

Page 22: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

13

Timur dengan Kabupaten Toba Samosir, sebelah Selatan dengan

Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Humbang Hasundutan, dan

sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Singkil.

Luas keseluruhan Kabupaten Pakpak Bharat adalah 1.218,30

km2. Secara umum topografi wilayah Kabupaten Pakpak Bharat

merupakan daerah perbukitan dan lembah serta dataran tinggi

antara 700-1.400 m diatas permukaan laut.

2.1.3. Administratif

Wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Pakpak

Bharat adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Silimapungga-pungga, Lae Parira,

Sidikalang Kabupaten Dairi;

Sebelah Selatan : Kecamatan Tara Bintang Kabupaten Humbang

Hasundutan dan Kecamatan Manduamas

Kabupaten Tapanuli Tengah;

Sebelah Timur : Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi dan

Kecamatan Harian Kabupaten Samosir;

Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Dalam

wilayah administrasi, Kabupaten Pakpak Bharat terbagi atas 8

(delapan) kecamatan dan 52 (lima puluh dua) desa yaitu :

Page 23: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

14

1. Kecamatan Salak, beribukota Salak terdiri dari 6 (enam) desa;

2. Kecamatan Kerajaan, beribukota Sukarame terdiri dari 10

(sepuluh) desa;

3. Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, beribukota Sibande terdiri

dari 10 (sepuluh) desa;

4. Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, beribukota Ulu Merah terdiri

dari 5 (lima) desa;

5. Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, beribukota Kecupak

terdiri dari 5 (lima) desa;

6. Kecamatan Pagindar, beribukota Sibagindar terdiri dari 4

(empat) desa;

7. Kecamatan Tinada, beribukota Tinada terdiri dari 6 (enam) desa;

8. Kecamatan Siempat Rube, beribukota Jambu Rea terdiri dari 6

(enam) desa.

2.1.4. Kependudukan

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten

Pakpak Bharat jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat tahun

2013 ini adalah 50.954 jiwa yang tersebar di 8 kecamatan dan 52

desa. Jumlah kepala keluarga sebesar 11.583 dengan rata-rata

banyaknya anggota rumah tangga sebanyak 4,40. Rata-rata

anggota rumah tangga semuanya memiliki jumlah yang hampir

sama yaitu 5 orang yang terdapat di 8 kecamatan dan 52 desa.

Page 24: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

15

Dibedakan menurut jenis kelamin maka jumlah penduduk laki-laki

lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan, dengan angka

sex ratio jenis kelamin sebesar 101,44.

Di Kabupaten Pakpak Bharat, jumlah penduduk miskin dari

data BPS Kab. Pakpak Bharat adalah 26.022 jiwa yang terbanyak

terdapat di Kecamatan sitellu Tali Urang Jehe yaitu sebesar 6.206

jiwa dan yang terkecil penduduk miskinnya adalah kecamatan

Pagindar sebesar 2.184 jiwa.

2.1.5. Sosial Ekonomi Kemasyarakatan

2.1.5.1. Agama dan Suku Bangsa

Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat menganut agama

Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik. Mayoritas penduduknya

beragama Kristen Protestan.Ditinjau dari suku bangsa penduduk asli

dari daerah ini adalah suku Pakpak. Beberapa tahun terakhir seiring

dengan dibukanya penerimaan PNS di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Pakpak Bharat maka penduduk Kabupaten Pakpak

Bharat mengalami pertambahan penduduk dengan beragam suku

antara lain Toba, Karo, Mandailing, Simalungun. Namun demikian

mayoritas penduduk yang mendiami Kabupaten ini adalah Suku

Pakpak.

Page 25: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

16

2.1.5.2. Pendidikan

Pendidikan memiliki kontribusi yang besar terhadap

perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus yang

berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk

berperilaku sehat.Di Kabupaten Pakpak Bharat bila dilihat secara

umum penduduk yang berumur 10 tahun ke atas lebih banyak tamat

pada tingkat pendidikan SD/MI (27,24%) kemudian SMP/MTs

(19,24%) dan SMA/MA (17,46%), SMK (3,49%). Sedangkan pada

tingkat pendidikan akademi/universitas yaitu Diploma I/Diploma II

(2,59%), Akademi /Diploma III (1,29%) serta Universitas/Dilpoma IV

(0,83%). Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari Angka

Melek Huruf, yaitu persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang

dapat membaca dan menulis huruf Latin dan huruf lainnya.

2.1.5.3. Ketenagakerjaan

Angkatan kerja didefenisikan sebagai penduduk usia 10 tahun

keatas yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Aspek

ketenagakerjaan yang disajikan berupa jumlah kepala keluarga

menurut jenis pekerjaan.

Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat,

Masyarakat Pakpak Bharat yang bermata pencaharian sebagai

petani sebanyak 16.517 orang, bangunan/ konstruksi sebanyak 205

Page 26: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

17

orang, berdagang sebanyak 974 orang, angkutan/transportasi 257

orang, keuangan 29 orang, jasa kemasyarakatan 1.782 orang,

listrik,gas,dan air bersih 51 orang.

2.2 Gambaran Khusus Sektor Kesehatan

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan Angka

kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) antara lain

melaui penempatan bidan di Setiap Desa, pemberdayaan keluarga

dan masyarakat dengan menggunakan buku kesehatan ibu dan

anak (Buku KIA) , penyediaan fasilitas kesehatan pelayanan

Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di Puskesmas

perawatan dan pelayanan obstetri Neonatal Emergency

Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit.

Selain upaya tersebut perkembangan pemberdayaan

masyarakat dawasa ini telah tumbuh dan berkembang berbagai

upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM). Salah satu

UKBM yang berkembang diantaranya Poskesdes. Untuk lebih

memantapkan penyelenggaraaan berbagai UKBM yang ada di

Desa, perlu dikembangkan suatu bentuk UKBM yang dapat

berfungsi mengkoordinasi UKBM yang ada. Fungsi koordinasi

diperlukan agar penyelenggaraan UKBM tersebut dapat bersinergis

dalam upaya mewujudkan Desa Siaga.

Page 27: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

18

Desa siaga adalah Desa yang memiliki kesiapan sumberdaya

dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah

kesehatan., terutama bencana dan kegawat daruratan kesehatan

secara mandiri. Dalam Kepmenkes No. 564/ 2006 tentang pedoman

pelaksanaan pengembangan Desa Siaga disebutkan bahwa kriteria

Desa Siaga adalah memiliki minimal satu Poskesdes.

Poskesdes merupakan sarana pelayanan kesehatan yang

berada di Desa, merupakan pengembanan fungsi dari polindes dan

jaringan puskesmas dalam rangka mendekatkan akses untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Tujuan dari Poskesdes

adalah meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada masyarakat

dengan menempatkan tenaga bidan desa, pemberian pelayanan

kesehatan sesuai dengan kompetensi bidan untuk peningkatan

pelayanan kesehatan dasar. Ruang lingkup leyanan Poskesdes

yaitu Promotif, preventif dan kuratif.

Adapun kebijakan yang diberikan untuk mendukung pelaksaan

program Poskesdes oleh Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat

antara lain, penyediaan dana operasional Poskesdes, penyediaan

kenderaan dinas roda dua untuk Bidan Desa, bantuan obat-obatan

dan bahan habis pakai, penyediaan peralatan kesehatan dan

prasarana kebidanan.

Page 28: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

19

Selain itu upaya terobosan lain yaitu dengan menggulirkan

program Jamkesda “Njuah Karina” sejak tahun 2008, program

jampersal (Jaminan persalinan) yang bergulir sejak tahun 2011 yang

juga adalah diperuntukkan bagi seluruh ibu hamil, bersalin dan nifas

serta bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan kesehatan atau

asuransi kesehatan.

Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat tidak berhenti hanya

sampai disini, berkat komitmen yang kuat untuk menekan angka

kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten

Pakpak Bharat, Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat melakukan

kerjasama dengan Non Goverment Organitation yang bernama

EMAS.

Program EMAS merupakan bagian dari Kemitraan

Komprehensif antara Amerika Serikat dan Indonesia, di mana kedua

pemimpin negara tersebut telah menegaskan kembali komitmennya

untuk bekerjasama di berbagai bidang demi kepentingan bersama,

termasuk kesehatan dan pencapaian Millenium Development Goals

(MDG’s). Diantaranya adalah mengurangi angka kematian anak,

angka kematian ibu saat melahirkan, dan menahan laju penyebaran

penyakit menular.

Program EMAS akan dilaksanakan oleh Jhpiego, yang

bermitra dengan Save the Children,Research Triangle Internasional,

Muhammadiyah dan Rumah Sakit Budi Kemuliaan. EMAS juga

Page 29: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

20

mendukung program kesehatan yang ada di Kementerian

Kesehatan, masyarakat, dan sektor swasta.

Program EMAS bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian

Ibu dan Angka Kematian Neonatal sebesar 25%, dan rencananya

akan difokuskan pada 30 kabupaten di enam provinsi yaitu

Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Banten, Jawa

Tengah dan JawaTimur, karena provinsi-provinsi tersebut

menyumbang kurang lebih 50 persen dari seluruh kematian ibu di

Indonesia. Pendekatan program EMAS ini sendiri dilakukan dengan

cara meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan

neonatal serta memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif

antar Puskesmas dan rumah sakit.

Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang kesehatan

Ibu dan bayi baru lahir, Emas melakukan Assesment terhadap

fasilitas kesehatan di Kabupaten Pakpak Bharat dengan

menggunakan instrumen Assesment Pelaksanaan Principle of Good

Car di Fasilitas Kesehatan.

Alat pantau sistem rujukan atau referral assessment adalah

sebuah Instrumen yang bertujuan untuk mengetahui kondisi atau

situasi terkini sistem rujukan yang ada di masing-masing kabupaten

sehingga hasil kajian ini dapat dijadikan landasan dasar dalam

penentuan intervensi program dan penyusunan rencana kerja tiap-

tiap kabupaten. Hal-hal yang digali dalam kajian sistem rujukan ini

Page 30: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

21

antara lain pengetahuan, sikap, perilaku dan system jaringan

rujukan, inisiasi persiapan kasus emergensi, penggunaan Ambulan,

Audit Maternal dan Neonatal, Akuntabilitas Publik, kualitas Drill

Pelayanan dan Rujukan Balik. Disamping hal-hal diatas, dikaji juga

pemanfaatan dan penggunaan alat komunikasi teknologi dan

nformasi di masing-masing fasilitas.

Sebagai tindaklanjut atas assesment ini Pemerintah

Kabupaten Pakpak Bharat kemudian membulatkan tekad untuk ikut

sebagai peserta mandiri program EMAS yang sebelumnya telah di

dilaunching oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 22

Februari 2012 . Program EMAS saat ini sudah berjalan di 12 Rumah

Sakit dan 29 Puskesmas dalam 4 kabupaten dan 2 Kota di Provinsi

Sumatera Utara yaitu : Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten

Asahan sebagai wilayah Phase 1, selanjutnya Kabupaten Langkat,

Kabupaten Labuhan Batu, Kota Medan dan Kota Sibolga sebagai

wilayah Phase 2.

Beberapa kabupaten lainnya yang sudah berkeinginan untuk

menjalankan Program EMAS dengan dukungan dana pemerintah

daerah yaitu Kabupaten Pakpak Bharat, Kota Binjai, Kabupaten

Batubara, Kabupaten Tapanuli Tengah,Kabupaten Labuhan Batu

Utara dan Kabupaten Labuhan Batu Selatan, meskipun bukan

sebagai daerah sasaran namun Kabupaten Pakpak Bharat

Page 31: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

22

berkomitmen untuk ikut serta sebagai peserta pendampingan

program EMAS secara mandiri.

Selanjutnya Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat

melakukan kunjungan dan konsultasi ke USAID EMAS Jakarta yang

dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang P2P, Kepala

Bidang Binkesmas, Kasi. KIA, Bidan Koordinator serta Direktur dan

Sekretaris RSUD Salak. Pertemuan tersebut menghasilkan

beberapa rencana tindak lanjut pelaksanaan program EMAS di

Kabupaten Pakpak Bharat.

Beberapa kesepahaman dan tindak lanjut yang dilakukan

oleh Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat yaitu :

1. Melakukan kunjungan petugas PONED ke daerah binaan

program EMAS yang ada di Sumatera Utara (Kabupaten

Deliserdang dan Asahan) pada Nopember 2013 didampingi

oleh Tim EMAS

2. Mengirimkan petugas PONED magang ke puskesmas binaan

program Emas yang ada di Sumatera Utara (telah dianggarkan

2014 oleh Dinas kesehatan pada program kegiatan pendidikan

dan pelatihan bagi NAKES)

3. Mengirimkan petugas PONEK magang ke Lembaga Kesehatan

Budi Kemuliaan (LKBK) dalam bentuk tim yang terdiri dari

dokter umum,bidan dan perawat (telah dianggarkan 2014 oleh

Page 32: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

23

Dinas Kesehatan dan RSUD Salak pada program kegiatan

pendidikan dan pelatihan bagi NAKES)

4. Membuat ICT (Information Comunocation Technology) antar

fasilitas kesehatan yang ada di kabupaten Pakpak Bharat yang

nantinya dapat dirancang supaya sisitem rujukan

efektif,pengetahuan petugas kesehatan meningkat serta

akuntabilitas sistem kesehatan lebih terpantau.

5. Membentuk POKJA yang terdiri dari RSUD, Dinkes, lintas

sektoral (BAPPEDA, DIPPEKADE, Tokoh Masyarakat,

Oranisasi Profesi, Pemerhati Kesehatan dll) untuk

direkomondasikan pembuatan payung hukumnya dalam

bentuk SK Bupati guna memantau keberhasilan target MDGS

point 4 (Menurunkan angka kematian anak) dan 5

(Meningkatkan kesehatan ibu).

6. Melakukan Assesment sistem rujukan di lingkungan kerja

Dinas Kesehatan dengan melibatkan tim EMAS yang ada di

SUMUT.

7. Melaksanakan AMP (Audit Maternal Perinatal) setiap bulannya

memakai panduan AMP 2010 dengan mengaktifkan tim AMP

Kabupaten yang telah di buat SK nya oleh Kepala Dinas

Kesehatan (tim pengkaji Angka Kematian Ibu dan bayi baru

lahir)

Page 33: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

24

8. Menyusun PERBUP persalinan di fasilitas kesehatan

(Poskesdes,Puskesmas dan Rumah Sakit) yang isinya setiap

anak yang ingin mendapat akte lahir harus menunjukkan buku

KIA.

9. Percepatan pencapaian target MDGS 4 dan 5 berawal dari

Puskesmas, Visi kedepan Kab.Pakpak Bharat Menjadi model

gerakan mandiri pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat kemudian menetapkan

sebuah gerakan penanganan Ibu dan Bayi baru lahir di

Kabupaten Pakpak Bharat dengan Nama Gerakan Mandiri

Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir atau disebut GEMA

KIBBLA.

GEMA KIBLA merupakan sebuah gerakan secara bersama-

sama yang melibatkan pemerintah, pihak swasta dan masyarakat

untuk terlibat secara langsung dalam rangka penurunan Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten

Pakpak Bharat.

Page 34: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

25

BAB III

KEBIJAKAN STRATEGIS

3.1 Strategi Implementasi Kebijakan

Dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat,

Pemerintah telah melakukan berbagai program dan kegiatan seperti

penempatan Bidan Desa disetiap Desa, pemberdayaan keluarga

dan masyarakat dengan menggunakan buku kesehatan ibu dan

anak (Buku KIA) , penyediaan fasilitas kesehatan pelayanan

Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di Puskesmas

perawatan Sukaramai dan Puskesmas Perawatan Sibande,

pelayanan obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) di

Rumah Sakit Umum Daerah Salak, menyediakan asuransi

kesehatan dari APBD Kabupaten Pakpak Bharat dengan sebutan

“Njuah Karina” serta keikut sertaan dalam program Jamkesmas dan

Jampersal yang bersumber dari APBN.

Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat menilai bahwa

gerakan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sebagai salah satu indikator derajad

kesehatan disuatu wilayah belumlh cukup, untuk itu beberapa

kebijakan strategis akan dantelah dilaksanakan sebagai berikut :

Page 35: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

26

3.1.1. Program “ SMS BUNDA “

Selain melakukan terobosan melalui peningkatan

kemampuan petugas kesehatan dalam menekan AKI dan AKB

pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat juga melakukan perbaikan

sarana prasarana serta penunjang lainnya.

Disamping itu kesadaran dan kemauan serta peran aktif

masyarakat dalam menurunkan Angka kematian ibu (AKI) dan

angka kematian bayi (AKB) menjadi salah satu faktor yang sangat

penting untuk mensukseskan progam ini. Sebagian besar penyebab

kematian ibu dan bayi baru lahir ini sebenarnya bisa dicegah, tetapi

ibu dan keluarga tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang

kehamilan dan nifas, Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan

tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi baru lahir.

Untuk itu Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat bekerja

sama dgn USAID JHPIEGO meluncurkan suatu program yg di sebut

dengan “ SMS BUNDA”. SMS BUNDA merupakan suatu program

dimana semua Ibu Hamil dan Nifas dapat menerima informasi

tentang kehamilan baik berupa perawatan selama kehamilan, tanda

tanda bahaya pada masa kehamilan sesuai dengan usia kehamilan

melalui “ SMS “.Dengan begitu, SMS Bunda dapat menjawab

kebutuhan ibu hamil dan nifas dengan mengirimkan tanda klinis

berupa SMS yang dapat diterima dengan mudah.

Page 36: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

27

SMS Bunda menerapkan teknologi inovatif yang murah dan

terukur untuk menjangkau ibu hamil dan nifas di luar sistem

kesehatan. Ibu hanya perlu mendaftarkan diri dengan cara :

Ketik REG (spasi) Perkiraan Tanggal Bersalin (spasi) PAKPAK

BHARAT kirim ke No 0811 8469 468 kapan saja selama masa

hamil atau nifas.

Kemudian, ibu hamil dan nifas yang sudah mendaftar akan

menerima SMS gratis tentang perawatan Antenatal (ANC) dan

perawatan Postpartum (PNC) sesuai dengan usia kehamilan, mulai

dari trimester pertama hingga 42 hari setelah melahirkan. Isi pesan

tersebut dikembangkan tim klinis dan sesuai dengan pedoman

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Untuk mempromosikan layanan SMSBunda, Kabupaten

Pakpak Bharat telah melaunching program tersebut dan kemudian

diikuti dengan pendekatan langsung oleh Bidan desa kepada ibu

hamil dan nifas untuk mendaftarkan diri agar menerima layanan

informasi selama masa hamil dan nifas.

Dengan penerapan SMS Bunda dan program EMAS di

Kabupaten Pakpak Bharat, upaya untuk mempercepat

penyelamatan ibu dan bayi baru lahir di Kabupaten Pakpak Bharat

akan terlaksana.

Page 37: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

28

Bupati Pakpak Bharat meresmikan Launching SMS BUNDA

Page 38: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

29

Tanya jawab Narasumber dengan salah satu peserta

Bupati menyapa salah satu Ibu Hamil

Page 39: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

30

3.1.2 . Appreciative Inquiry (AKI)

Dalam usaha menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) di Pakpak Bharat maka dilakukan

upaya advokasi kepada petugas kesehatan diwilayah kerja Dinas

Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat agar ikut ambil bagian dalam

program menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB).

Bupati Pakpak Bharat sedang membacakan SMS masuk ke HP Ibu hamil yang

sudah mendaftar

Page 40: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

31

3.1.2.1. Tujuan :

a. Membanguan kemampuan aparatur dalam mendukung

gerakan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir

b. Membangun motivasi petugas kesehatan dalam

mewujudkan GEMA KIBBLA

c. Membuat rencana tahunan dan rencana lima tahun program

GEMA KIBBLA

3.1.2.2. Metode :

Kegiatan ini menggunakan Pendekatan Appreciative Inquiry

yaitu suatu pendekatan untuk melakukan perubahan dengan

menggunakan kekuatan atau potensi yang ada pada diri individu

atau organisasi yang selama ini kurang tergali.

Kegiatan ini tidak mencari masalah tapi mencari apa yang

selama ini sudah berjalan didalam sistem yang ada dan

menciptakan kekuatan yang baru untuk mencapai kesuksesan.

Kegiatan dilakukan di dalam dan diluar gedung.

3.1.2.3. Penyelenggaraan :

Diawali dengan Pembukaan oleh Bupati Pakpak Bharat,

dilanjutkan dengan “Disclosure” dimana setiap peserta memilih

gambar yagn ditempel pada kantong coklat dan menuliskan nama

pada kantong tersbut, lalau setiap peserta diminta memperkenalkan

Page 41: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

32

diri dan menjelaskan gambar yang dipilih dan hubungannya dengan

kegitan GEMA KIBBLA.

Selama melakukan kegiatan disclosure peserta belajar

tentagn siapa temannya, bagaimana mendengar yang efektif dan

berkomuinikasi yang membuat pendengar terinspirasi lewat cerita

yang disampaikan dan bisa lebih mengenal siapa temannya melalui

cerita yang luar biasa yang selama ini belum diketahui.

Melalui disclosure peserta manjadi terbiasa untuk berbicara

didepan orang lain dengan perasaan nyaman karena mereka

menceritakan tentang diri mereka masing-masing dan hal apa yang

ingin disampaikan untuk diketahui oleh orang lain. Setelah

disclosure dilanjkutkan dengan permainan kapal dan keadilan, disini

peserta bisa belajar tentang motif, motifasi dan insentif, belajar

bagaimana bekerjasama dalam tim berkonsentrasi dan fokus agar

bisa selamat sampai ditujuan.

Permainan dilanjutkan dengan permainan keadilan yang

menggunakan permen dan uang dimasukkan dalam amplop, dimana

lewat permainan ini kita bisa menilai bagaimana sikap orang ketika

berkaitan dengan uang. Apa saja mereka lakukan tidak peduli

apakah ada yang terdorong, tersikut dan terinjak. Dengan

permainan ini kita bisa melihat karakter manusia dimana tampak

jelas wajah-wajah yang puas dan kurang puas dalam mendapatkan

bagian dan selalu merasa tidak adil. Setelah permainan selesai

Page 42: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

33

maka kesimpulannya bahwa adil adalah proporsional bukan sama

rata. Tidak ada pendapatan yang sama tetapi semua sesuai dengan

tupoksi dan proporsional, dengan kata lain adil adalah ketidak

adilan. Permainanin imembuka mata kita untuk bisa melihat

perbedaan itu indah dan merupakan kekayaan dan bukan ancaman.

Kegiatan selanjutnya adalah dengan pendekatan Appreciative

Inquiry yang dimulai dari defenisi, discovery, dream, design dan

delivery/destinity dan diselingi dengan informasi program dan

nyanyian serta menari bersama.

3.1.2.3. Hasil :

a. Teriptanya Positive Core yaitu :

1. Sabar

2. Kompetensi dan Pengetahuan

3. Berani

4. Tanggung jawab

5. Disiplin

6. Teliti

7. Kerjasama

8. Percaya Diri

9. Berdo’a

b. Propocative Proposition :

Page 43: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

34

Bayi lahir sehat Ibu tersenyum GEMA KIBBLA terwujud di

Pakpak Bharat menuju Generasi Emas.

c. Komitmen :

1. Memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak secara

profrsional

2. Mewajibkan persalinan difasilitas kesehatan

3. Mengikutsertakan masyarakat

d. okumentasi :

Pak Bupati, Asisten I, Kadiskes, Dir RSUD, foto bersama Tim EMAS

Page 44: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

35

3.1.3 AUDIT MATERNAL PERINATAL (AMP)

Audit Maternal Perinatal (AMP) merupakan proses

penelaahan bersama kasus kesakitan dan kematian ibu dan

perinatal serta tatalaksananya.

3.1.3.1. Tujuan :

a. Menentukan sebab dan faktor terkait dalam kesakitan dan

kematian ibu dan perinatal.

b. memastikan dimana dan mengapa berbagai sistem dan

program gagal dalam mencegah kematian

Seluruh peserta AI foto bersama Pak Remigo

Page 45: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

36

c. menentukan jenis intervensi dan pembinaan yagn diperlukan.

3.1.3.2. Penyelenggaraan AMP

AMP dilaksanakan setiap bulan di Dinas Kesehatan Kabupaten

Pakpak Bharat yang dihadiri oleh Bidan Koodinator, Bidan Desa

yang mempunyai kasus kematian Ibu dan Bayi baru lahir dengan

narasumber Dokter Spesialis Kandungan dan Spesialis Anak

sebagai tim pengkaji.

Kasus-kasus yang terjadi diidentifikasi oleh Tim Pengkaji dan

kemudian memberikan rekomendasi atas kajiannya untuk

dipedomani agar kasus yang serupa tidak terulang kembali sebagai

tindak lanjut untuk Rumah Sakit atau Dinas Kesehatan.

3.1.3.3. Azas Pelaksanaan AMP

Beberapa azas yang harus dipatuhi dalam pelaksanaan AMP

yakitu :

a. No Name (tidak menyebutkan indentitas)

Seluruh informasi mengenai identitas kasus maupun petugas

dan institiusi kesehatan yagn memberikan pelayanan kepada

ibu dan bayi yang meninggal akan dianonamekan (No Name)

pada saat proses penelaahan kasus

b. No Shame (tidak mempermalukan)

Page 46: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

37

c. Seluruh identitas akan dihilangkan sehinga kemungkinan

kegiatan AMP berpotensi mempermalukan petugas atau

institusi kesehatan dapat diminimalkan

d. No Blame (tidak menyalahkan)

Sebagai akibat dari tidak adanya identitas pada saat

pengkajian kasus dilakukan potensi menyalahkan dan

menghakimi (blaming) petugas atau institusi kesehatan dapat

dihindari, penganoniman juga diharapkan dapat membuat

petugas kesehatan yagn memberikan pelayanan bersedia

untuk lebih terbuka dan tidak menyembunyikan informasi yang

ditakutkan dapat menyudutkan petugas tersebut.

e. No Pro Justisia ( tidak untuk keperluan peradilan)

Seluruh informasi yagn diperoleh dalam kegiatan AMP ini tidak

dapat digunakan sebagai bahan bukti dipersidangan (no Pro

justisia). Seluruh informasi adalah bersifat rahasia dan hanya

dapat digunakan untuk keperluan memperbaiki kualitas

pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

f. Dokumentasi

Page 47: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

38

Bidan Desa sedang menceritakan kronologis kasus

Kegiatan AMP

Page 48: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

39

3.1.4 Kelas Ibu Hamil

Kelas ibu hamil merupakan sebuah kelompok belajar yang

beranggotakan ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20

minggu – 32 minggu dengan jumlah peserta massimal 20 per

kelompok.

3.1.4.1. Tujuan

a. Meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku ibu

hamil agar memahami tentang menjaga kehamilan, persiapan

persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir

dengan menggunakan buku KIA

b. Mengingkatkan interaksi dan berbagi pengalaman antar ibu

hamil

c. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai isi dan manfaat

buku KIA

d. Sebagai sarana untuk mendapatkan teman, bertanya,

memperoleh informasi penting sehingga dapat membantu dalam

menjalankan kehamilan, menghadapi persalinan dan nifas

dengan aman, nyaman, sehat dan selamat.

3.1.4.2. Penyelenggaraaan

Dalam kegiatan ini ibu-ibu hamil belajar berdiskusi dan tukar

pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak dengan sesama ibu

Page 49: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

40

hamil yang dipandu oleh Bidan Desa yang telah mendapat pelatihan

kelas ibu hamil, di Kabupaten Pakpak Bharat telah terbentuk 48

kelas ibu hamil yang tersebar di 8 Puskesmas.

Kelas ibu hamil dilaksanakan setiap bulan di Poskesdes,

materi diberikan Bidan Desa secara menyeluruh dan terencana

sesuai dengan pedoman kelas ibu hamil yang memuat mengenai

kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,

perawatan bayi baru lahir. Pada kesempatan tertentu Kelas ibu

hamil juga mendatangkan tenaga ahli tertentu untuk memberikan

materi dan topik tertentu yang dibutuhkan oleh ibu hamil.

Tidak jarang kelas ibi hamil juga mengadakan senam ibu

hamil yang dipandu oleh Bidan Desa yang telah mendapat pelatihan

senam ibu hamil.

3.1.4.3. Dokumentasi

Page 50: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

41

Bidan Desa Menjelaskan Pertumbuhan Janin pada Masa

Kehamilan

Page 51: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

42

3.1.5 . Beberapa kebijakan lain yang sedang dilaksanakan

yaitu :

a. Membentuk Kelompok Kerja TIM EMERGENCY Puskesmas

PONED, yaitu Puskesmas Rawat Inap Sukarame dan

Puskesmas Rawat Inap Sibande.

b. Menyiapkan Peraturan Bupati tentang Gerakan Mandiri

Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (GEMA KIBBLA) di

Kabupaten Pakpak Bharat.

c. Revisi TIM Audit Maternal Perinatal (AMP) Kabupaten Pakpak

Bharat.

Page 52: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

43

BAB IV

DAMPAK DAN MANFAAT

4.1 Dampak

a. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat.

b. Peningkatan cakupan K1 dan K4 di Fasilitas pelayanan

kesehatan Ibu hamil dan Nifas.

c. Peningkatan kapasitas dan sumberdaya petugas kesehatan di

Kabupaten Pakpak Bharat.

d. Peningkatan kunjungan dan persalinan di fasilitas kesehatan

yang ditolong oleh tenaga kesehatan.

4.2. Manfaat

4.2.1. Bagi Masyarakat

a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam bentuk

usaha kesehatan berbasi masyarakat (UKBM) dalam rangka

mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat.

b. Lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama

berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat.

Page 53: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

44

c. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan

masalah kesehatan terutama masalah Ibu dan Bayi Baru

Lahir.

d. Meningkatkan peran aktif ibu hamil dan nifas dalam

menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat.

4.2.2. Bagi Puskesmas dan Petugas Kesehatan

a. Memberikan informasi tentang upaya menurunkan Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Kabupaten Pakpak Bharat.

b. Meningkatkan efisiensi pelayanan serta optimalisasi

Puskesmas dan Polindes dalam menurunkan Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Kabupaten Pakpak Bharat.

Page 54: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

45

BAB V

PENUTUP

Buku ini diharapakan dapat menjadi salah satu acuan dalam

gerakan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat. Keberhasilan dalam

menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat sangat memerlukan dukungan

kuat dari berbagai pihak, disamping itu diperlukan sumber daya

manusia, ketekunan dan pengabdian para petugas kesehatan

sehinngga kesemuanya memegang peranan yang strategis dalam

menungjang penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat.

Apabila rencana strategis tersebut dilaksanakan dengan baik,

maka akan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam upaya

menurunkan ngka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB) di Kabupaten Pakpak Bharat, yang pada gilirannya dapat

meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.

Page 55: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

46

REFERENSI

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), Jakarta, 2003

Buku Panduan PraktisPelayananan Kesehatan Maternal dan

Neonatal, direktorat Kesehatan Ibu, departemen Kesehatan,

Jakarta, 2012

Profil Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat, Salak, 2013

www.kesehatan ibu.kemkes.go.id

Page 56: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

47

TESTIMONI SMS BUNDA

Saya Rosita Banurea alamat Barisan, Salak, mengucapkan terima

kasih buat pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat, saya merasa

aman untuk menjalani proses bersalin karena selama masa

kehamilan saya sering mendapatkan SMS yang berisi pedoman –

pedoman selama saya hamil. SMS Bunda masuk ke HP saya

setelah saya mendaftarkan diri sebagai peserta SMS Bunda.

SMS Bunda memberikan manfaat yang besar selama saya hamil,

dimana saya tidak perlu khawatir lagi tentang apa yang terjadi

Page 57: Gema kibbla

Buku Kebijakan GEMA KIBBLA

48

selama saya hamil karena ada pedoman dari SMS Bunda. SMS

Bunda juga mengingatkan saya untuk memeriksakan kehamilan

saya ke petugas kesehatan di fasilitas kesehatan, telah bersalin di

fasilitas kesehatan pada bulan oktober 2014 dan SMS Bunda tetap

memberikan informasi kepada saya sampai saat ini agar tetap

memeriksakan diri kepetugas kesehatan dan menjadi peserta KB.

Buat teman teman ibu hamil yang lain segeralah mendaftarkan diri

ke SMS Bunda karena saya telah merasakan manfaatnya. Kita

dapat pedoman tanpa biaya dan pulsa hp tidak berkurang. Terima

kasih kepada Bapak Bupati Remigo Yolando Berutu yang telah

membuat kebijakan “ SMS Bunda” untuk masyarakat Pakpak Bharat

Liasate Njuah – juah mo banta karina.