Gejala Stroke Iskemik

7
Gejala stroke iskemik Gejala klinis stroke iskemik dapat terjadi pada lokasi yang berbeda tergantung neuroanatomi dan vaskularisasi yang diserang, antara lain: 1. Arteri serebri anterior Arteri serebri anterior merupakan arteri yang memberikan suplai darah ke area korteks serebri parasagital, yang mencakup area korteks motorik dan sensorik untuk anggota gerak bawah kontralateral, juga merupakan pusat inhibitoris dari kandung kemih (pusat miksi). Gejala yang akan timbul apabila terjadi gangguan pada aliran darah serebri anterior adalah paralisis kontralateral dan gangguan sensorik yang mengenai anggota gerak bawah. Selain itu, dapat pula dijumpai gangguan kendali dari miksi karena kegagalan dalam inhibisi refleks kontraksi kandung kemih, dengan dampak terjadi miksi yang bersifat presipitatif. 2. Arteri serebri media Arteri serebri media merupakan arteri yang mensuplai sebagian besar dari hemisfer serebri dan struktur subkortikal dalam, yang mencakup area divisi kortikal superior, inferior, dan lentikolostriaka. Gejala yang akan timbul apabila mengenai divisi kortikal superior yaitu menimbulkan hemisensorik kontralateral dengan distribusi serupa, tetapi tanpa disertai hemianopia homonimus.

description

gejala

Transcript of Gejala Stroke Iskemik

Gejala stroke iskemikGejala klinis stroke iskemik dapat terjadi pada lokasi yang berbeda tergantung neuroanatomi dan vaskularisasi yang diserang, antara lain:1. Arteri serebri anteriorArteri serebri anterior merupakan arteri yang memberikan suplai darah ke area korteks serebri parasagital, yang mencakup area korteks motorik dan sensorik untuk anggota gerak bawah kontralateral, juga merupakan pusat inhibitoris dari kandung kemih (pusat miksi). Gejala yang akan timbul apabila terjadi gangguan pada aliran darah serebri anterior adalah paralisis kontralateral dan gangguan sensorik yang mengenai anggota gerak bawah. Selain itu, dapat pula dijumpai gangguan kendali dari miksi karena kegagalan dalam inhibisi refleks kontraksi kandung kemih, dengan dampak terjadi miksi yang bersifat presipitatif.2. Arteri serebri mediaArteri serebri media merupakan arteri yang mensuplai sebagian besar dari hemisfer serebri dan struktur subkortikal dalam, yang mencakup area divisi kortikal superior, inferior, dan lentikolostriaka.Gejala yang akan timbul apabila mengenai divisi kortikal superior yaitu menimbulkan hemisensorik kontralateral dengan distribusi serupa, tetapi tanpa disertai hemianopia homonimus. Seandainya hemisfer yang terkena adalah sisi dominan, gejala juga akan disertai dengan afasia Brocca (afasia ekspresif) yang memiliki ciri berupa gangguan ekspresi berbahasa. Gejala pada divisi kortikal inferior jarang terserang secara tersendiri, dapat berupa homonimus hemianopia kontralateral, gangguan fungsi sensorik kortikal, seperti graphestesia, stereonogsia kontralateral, gangguan pemahaman spasial, anosognosia, gangguan identifikasi anggota gerak kontralateral, dan apraksia. Pada lesi yang mengenai sisi dominan, maka akan terjadi pula afasia Wernicke (afasia reseptif).Apabila stroke terjadi akibat oklusi di daerah bifurkasio atau trifurkasio (lokasi percabangan arteri serebri media) dimana merupakan pangkal dari divisi superior dan inferior, maka akan terjadi stroke yang berat. Dengan demikian, akan terjadi hemiparesis dan hemisensorik kontralateral, yang lebih melibatkan wajah dan lengan dibanding kaki, terjadi homonimus hemianopia, dan bila mengenai sisi dominan akan terjadi afasia global (perseptif dan ekspresif).Oklusi yang terjadi di pangkal arteri serebri media akan mengakibatkan aliran darah ke cabang lentikulostriata terhenti dan akan terjadi stroke yang lebih hebat. Sebagai dampaknya, selain gabungan gejala pada oklusi di bifurkarsio atau trifurkarsio seperti yang disebutkan di atas, juga akan didapatkan gejala paralisis kaki sisi kontralateral.3. Arteri karotis internaArteri karotis interna merupakan arteri yang berpangkal pada ujung arteri karotis komunis yang membelah dua. Arteri karotis interna bercabang-cabang menjadi arteri serebri anterior dan media, juga menjadi arteri oftalmikus yang memberikan suplai darah ke retina.Berat ringannya gejala yang ditimbulkan akibat oklusi arteri karotis interna ditentukan oleh aliran kolateral yang ada. Kurang lebih sekitar 15% stroke iskemik yang disebabkan oklusi arteri karotis interna ini akan didahului oleh gejala TIA atau gejala gangguan penglihatan monokuler yang bersifat sementara, yang mengenai retina mata sisi ipsilateral.Secara keseluruhan, gejala yang muncul merupakan gabungan dari oklusi arteri serebri media dan anterior ditambah gejala akibat oklusi arteri oftalmikus yang muncul sebagai hemiplegia dan hemisensorik kontralateral, afasia, homonimus hemianopia, dan gangguan penglihatan ipsilateral.4. Arteri serebri posteriorArteri serebri posterior merupakan cabang dari arteri basilaris yang memberikan aliran darah ke korteks oksipital serebri, lobus temporalis medialis, talamus, dan bagian rostral dari mesensefalon. Emboli yang berasal dari arteri basilaris dapat menyumbat arteri ini.Gejala yang muncul apabila terjadi oklusi pada arteri serebri posterior menyebabkan terjadinya homonimus hemianopia yang mengenai lapangan pandang kontralateral. Sedangkan oklusi yang terjadi pada daerah awal arteri serebri posterior pada mesensefalon akan memberikan gejala paralisis pandangan vertikal, gangguan nervus kranialis okulomotorik, oftalmoplagia internuklear, dan defiasi vertikal drai bola mata. Apabila oklusi mengenai lobus oksipital sisi hemisfer dominan, dapat terjadi afasia anomik (kesulitan menyebutkan nama benda), aleksia tanpa agrafia (tidak dapat membaca tanpa kesulitan menulis), agnosia visual (ketidakmampuan untuk mengidentfikasi objek yang ada di sisi kiri), dan akibat adanya lesi di korpus kalosum menyebabkan terputusnya hubungan korteks visual kanan dengan area bahasa di hemisfer kiri. Oklusi yang mengenai kedua arteri serebri posterior (kanan dan kiri) mengakibatkan penderita mengalami kebutaan kortikal, gangguan ingatan dan prosopagnosia (ketidakmampuan mengenali wajah yang sebenarnya sudah dikenali). 5. Arteri basilarisArteri basilaris merupakan gabungan dari sepasang arteri vertebra. Cabang dari arteri basilaris memberikan suplai darah untuk lobus oksipital, lobus temporal media, talamus media, kapsula internal krus posterior, batang otak dan serebelum.Gejala yang muncul akibat oklusi trombus arteri basilaris menimbulkan defisit neurologis bilateral dengan keterlibatan beberapa cabang arteri. Trombosis basiler mempengaruhi bagian proksimal dari arteri basilaris yang memberikan darah ke pons. Keterlibatan sisi dorsal pons mengakibatkan gangguan pergerakan mata horizontal, adanya nigtagmus vertikal, dan gerakan okular lainnya seperti konstriksi pupil yang reaktif, hemiplegi yang sering disertai koma dan sindrom oklusi basiler dengan penurunan kesadaran.Emboli dari arteri vertebralis yang menyumbat bagian distal arteri basilaris mengakibatkan penurunan aliran darah menuju formasio retikularis asendens di mesensefalon dan talamus sehingga timbul penurunan kesadaran. Sedangkan emboli yang lebih kecil dapat menyumbat lebih rostral dan pada kasus demikian, mesensefalon, talamus, lobus temporal, dan oksipital dapat mengalami infark. Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan visual (hemianopia homonim, buta kortikal), visiomotor (gangguan gerak konvergen, paralisis penglihatan vertikal, diplopia), dan prilaku (terutama disorientasi) abnormal tanpa gangguan motorik.6. Cabang vertebrobasilar SirkumferensialCabang sirkumferesial dari arteri vertebralis dan basilaris adalah arteri sereberalis inferior posterior, sereberalis inferior anterior, dan sereberalis superior.Gejala yang terjadi akibat oklusi arteri sereberalis inferior posterior mengakibatkan sindrom medular lateral (Wallenbergs syndrome). Sindrom ini dapat disertai ataksia sereberalis ipsilateral, sindrom Horner, defisit sensoris wajah, hemihipertesi alternan, nistagmus, vertigo, mual muntah, disfagia, disartria, dan cegukan. Oklusi arteri sereberalis inferior anterior akan mengakibatkan infark sisi lateral dari kaudal pons dan menimbulkan sindrom klinis seperti paresis otot wajah, kelumpuhan pandangan, ketulian, dan tinitus. Oklusi arteri sereberalis superior akan mengakibatkan sindrom lateral rostral pons yang menyerupai lesi dengan disertai adanya optokinetik nistagmus atau skew deviation.7. Cabang vertebrobasiler paramedianCabang arteri paramedian memberi aliran darah sisi medial batang otak mulai dari permukaan ventral hingga dasar ventrikel IV. Struktur pada regio ini meliputi sisi medial pedunkulus sereberi, jaras sensorik, nukleus rubra, formasio retikularis, nukleus kranialis (N.III, N. IV, N.VI, N.XII).Gejala yang diakibatkan oleh oklusi arteri ini tergantung dimana oklusi terjadi. Oklusi pada mesensefalon menimbulkan paresis nervus okulomotor (N.III) ipsilateral disertai ataksia. Paresis nervus abdusen (N.VI) dan nervus fasialis (N.VII) ipsilateral terjadi pada lesi daerah pons, sedang paresis nervus hipoglosus (N.XII) terjadi jika letak lesi setinggi medula oblongata. Manifestasi klinis dapat berupa koma apabila lesi melibatkan kedua sisi batang otak.

8. Cabang vertebrobasilar basalisPercabangan ini berasal dari arteri sirkumferensial yang memasuki sisi vertebral batang otak dan memberi aliran darah jaras motorik batang otak. Gejala yang ditimbulkan akibat oklusi arteri basilaris yaitu hemiparesis kontralateral, dan apabila nervus kranialis (N.III, N.VI, N.VII) terkena terjadilah paresis nervus kranialis ipsilateral.9. Infark lakunarInfark lakunar sering terjadi pada nukleus dalam dari otak (putamen 37%, talamus 14%, nukleus kaudatus 10%, pons 26%, kapsula interna krus posterior 10%). Terdapat 4 macam sindrom infark lakunar yaitu hemiparesis murni, stroke sensorik murni, hemiparesis ataksik, dan sindroma dysarthria-clumsy hand.