Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

128

Transcript of Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

Page 1: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian
Page 2: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN

TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat magister Sains

Diajukan oleh :

Heru Kuntadi

13893 / IV-2 / 543 / 99

Kepada

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2004

Page 3: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

ii

Page 4: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

iii

Page 5: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

Oleh karena itu Aku berkata kepadamu : Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu

(Lukas 11 : 9 )

Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akn DIA (MASMUR 103:13)

Page 6: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

Kupersembahkan Karya ini untuk : Kemuliaan nama Tuhan Papah & Mamahku Istriku Sila dan Anakku Nathanael,

Bersama merekalah kunikmati hidup dan mengalami kebaikan dan keajaiban dari Bapa surgawi.

Page 7: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat, syukur serta segala kemuliaan hanya bagi Allah Bapa di

surga sampai selama-lamanya. Melalui karya ilmiah ini, penulis dapat melihat dan

mengalami betapa baiknya Tuhan serta betapa heran dan indahnya campur tangan

kuasaNya bagi mereka yang mau percaya dan berserah kepadaNya. Segala daya dan

usaha telah banyak dicurahkan dalam proses penyusunan karya ilmiah ini, akan tetapi

semua hal itu menjadi benar-benar berarti ketika DIA yang memimpin dan yang

menyertai.

Penulisan karya ilmiah ini tidak dapat terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak kepada penulis. Atas semua hal tersebut, penulis tidak akan melupakan

dan mengucapkan banyak terimakasih.

Pertama-tama penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Sumadi

Suryabrata, MA. Eds. yang telah memberikan bimbingan, saran-saran kepada penulis

hingga penulis dapat sampai pada pengertian dan fokus yang jelas dalam penelitian.

Penulis merasa puas dan bangga mendapat kesempatan berada di bawah pengawasan dan

bimbingan dari salah seorang yang mengahayati dan menguasai bidangnya. Ucapan

terimakasih juga penulis berikan kepada Dr. Thomas Dicky Hastjarjo, Drs. Koentjoro,

MBSc., Ph.D. dan Dr. Fatturochman yang telah memberikan saran serta feed back

terhadap tulisan ini. Meskipun kadang-kadang terasa rumit dan cukup keras, akan tetapi

buah pemikiran yang diberikan sangat memperkaya dan mempertajam tulisan ini.

Page 8: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

Tidak terlupakan kepada teman-teman seperjuangan, angkatan 1999 dan 2000,

yang dari “jauh” melambaikan tangan mereka dan memberikan applaus kepada penulis

untuk segera menuntaskan tugas yang ada di depan mata : Thanks guys, you look great fr

here, I will miss you”.

Terimakasih secara khusus penulis berikan kepada Ir. Eko Nugroho, Msi. Pria ini

sempat menjadi misteri dan pertanyaan besar bagi penulis. Ide dan prakarsa sehingga

penulis dapat melanjutkan studi di pasca sarjana adalah dari dia. Apa yang telah ia

berikan kepada penulis adalah lebih dari cukup, baik dalam sarana, dorongan, semangat,

doa dan apalagi dalam biaya kuliah, hampir dalam semua kebutuhan dana perkuliahan

dialah yang terlibat secara penuh. Penulis saat ini mulai memahami jawaban pertanyaan

tersebut di atas, yaitu Tuhan sedang memakai hambaNya untuk menyatakan kasih

karunia, berkat, kemurahan kepada penulis. Bapa di surga yang akan membalas segala

ketulusan dan kebaikan Bapak.

Terimakasih buat Papah dan Mamah yang telah menaikan doa serta berjuang di

balik layar demi keberhasilan akan hal ini. Biarlah semua hal ini dapat menjadi sukacita

dan kebanggaan bagi mereka. Khusus untuk Papah, biarlah keberhasilan ini bisa

membuat Papah seolah-olah juga sudah bisa menuntaskan kuliah Papah yang tertunda

pada masa yang lalu. Terimakasih juga buat kakak-kakaku yang tercinta, Tanti, P.

Abraham, Anik, Yose, dan kepada adik-adikku: Eli, Lukas, dik Aan, Yuzak, Dik Os,

Inung, Alfian. Terimakasih buat dukungannya.

Dan, terimakasih dari hatiku yang terdalam buat istriku, Sila, yang telah

mendampingi dengan penuh ketulusan dan menyatakan iman baik dalam perkataan,

perbuatan dan doa dan memberikan dorongan kepada penulis untuk segera

Page 9: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dan juga untuk anakku Nathanael, yang

kehadirannya memberikan semangat dan sukacita tersendiri. Biarlah ketika ia besar nanti

dan membaca tulisan ini boleh diingatkan bahwa ia pernah tumbuh dalam suasana penuh

iman dan kasih. Kedua pribadi inilah yang paling mengerti ketika penulis tertawa

maupun meneteskan air mata.

Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis

mengucapkan terimakasih.

Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Meskipun

demikian, penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi mereka yang

membutuhkan.

Penulis

Page 10: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………… i

Halaman Pernyataan …………………………………………………………... ii

Halaman Pengesahan ………………………………………………………….. iii

Halaman Persembahan ………………………………………………………... iv

Halaman Motto ………………………………………………………………. v

Kata Pengantar ………………………………………………………………. vi

Daftar Isi ……………………………………………………………………... ix

Daftar Lampiran ………………………………………………………………. xii

Daftar Tabel ……….…………………………………………………………... xiii

Daftar Gambar ……………….………………………………………………... xiv

Inti Sari ………………………………………………………………………... xv

Abstract ……………………………………………………………………….. xvi

Bab1. PENGANTAR ………………………………………………………... 1

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………... 1

B, Perumusan Masalah …………………………………………………. 7

C. Tujuan Penelitian ………………………….………………………… 8

D. Keaslian Penelitian ……………………………...…………………… 8

E. Manfaat Penelitian ……………………………………...……………. 10

Bab II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………... …….. 11

A. Pengambilan Keputusan ……………………………………………… 11

1. Pengertian Pengambilan Keputusan………………………………. 11

2. Proses Pengambilan Keputusan ………………………………. 12

Page 11: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

v

3. Faktor-Faktor yang menpengaruh Pengambilan Keputusan ……… 15

B. Gaya Pengambilan Keputusan ……………………………………….. 17

1. Pengertian Gaya Pengambilan Keputusan …… …………………... 17

2. Gaya Pengambilan Keputusan Rasional………………………….... 20

3. Gaya Pengambilan Keputusan Intuitif……………………………. 21

C. Tipe Kepribadian……………………………………………………….. 24

1. Pengertian Kepribadian…………………………………………….. 24

2. Tipe Kepribadian Extrovert dan Introvert………………………….. 27

3. Faktor-faktor Dasar Kepribadian Extrovert dan Introvert………….. 31

D. Gaya Pengambilan Keputusan dan Tipe Kepribadian ………………... 32

E. Hipotesis……………………………………………………………….. 38

Bab III. METODOLOGI PENELITIAN………………………………………… 39

A. Identifikasi Variabel Penelitian …..……………………………………39

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian………………………………39

C. Subyek Penelitian……………………………………………………….41

D. Metode Pengumpulan Data…………………………………………… 42

E. Uji Coba dan Hasil UjiCoba……………………………………………47

F. Jalannya Penelitian…………………………………………………… .53

G. Metode Analisa Data………………………………………………… 55

Bab IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………. 57

A. Hasil Penelitian……………………………………………………… 57

1. Deskripsi Data Penelitian……………………………………… 57

a. Gaya Pengambilan Keputusan ……………………………… 57

Page 12: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

vi

b. Tipe Kepribadian…...………………………………………… 58

2. Hasil Uji Asumsi…………………………………………………60

a. Uji Normalitas Sebaran………………………………… 60

b. Homogenitas Variansi……………………………………61

3. Hasil Uji Hipotesa………………………………………………..62

B. Pembahasan……………………………………………………………66

1. Perbedaan Gaya Pengambilan Keputusan Antara

Orang Extrovert dan Introvert……………………………………66

2. Kecenderungan Gaya Pengambilan Keputusan

Yang Dimiliki Oleh Orang Extrovert dan Introvert……………...67

Bab V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….71

A. KESIMPULAN…..…………………………………………………..71

B. SARAN………………………………………………………………72

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………74

LAMPIRAN –LAMPIRAN…………………………………………………… 78

Page 13: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

vii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Hal

1. Data Mentah Skala Extrovert –Introvert…………………………………………. 78

2. Data Mentah Skala Gaya Pengambilan Keputusan………………………………….. 80

3. Uji coba Validitas dan Reliabilitas Skala Gaya Pengambilan Keputusan……………81

4. Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Skala Extrovert-Introvert………………………..82

5. Validitas dan Reliabilitas Skala Gaya pengambilan Keputusan Terpakai……………84

6. Validitas dan Reliabilitas Skala Extrovert-Introvert Terpakai…………... …………85

7. Uji Asumsi : Normalitas Sebaran………………………………………………… 87

8. Uji asumsi : Homogenitas Varian ……………………………………………… 93

\9. Uji Hipotesis : ANOVA I ……………………………………………………… 95

10. Uji ANOVA II ………………………………………………………………… 96

11. Uji ANOVA III ………………………………………………………………. 97

12. Skala Uji Coba Extrovert – Introvert …………………………………………. 98

13. Skala Uji Coba Gaya Pengambilan Keputusan ……………………………… 103

14. Skala Extrovert-Introvert Terpakai ………….. ……………………………… 106

15. Skala Gaya Pengambilan Keputusan Terpakai ……………………………… 110

Page 14: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal 1. Kisi-Kisi Skala Gaya Pengambilan Keputusan ………………………………… 44 2. Kisi-Kisi Skala Extrovert –Introvert …………………………………………… 47 3. Kisi-Kisi Butir Gugur dan Valid Skala Gaya Pengambilan Keputusan ……….. 52 4.Kisi-Kisi Butir Gugur dan Valid Skala Extrovert – Intrvert ……………………. 52 5. Distribusi Subyek Berdasar Gaya Pengambilan Keputusan ……………………. 58 6. Distribusi Subyek berdasar Kecenderungan Tipe Kepribadian …………………. 60 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Sebaran Variabel Penelitian ……………….. 61 8. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variabel Gaya Pengambilan Keputusan ….. 62 9. Rangkuman ANOVA ……………………………………………………………. 64 10. Rangkuman ANOVA ………………………………………………………… 65

Page 15: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal 1. Alur Uji Coba dan Analisis Terhadap Skala Penelitian…………………………….. 51 2. Alur Analisis Data ………………………………………………………………... 56

Page 16: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

x

GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN

Heru Kuntadi Program Studi Pskologi

Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

INTISARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan gaya pengambilan keputusan yang diambil oleh subyek berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert. Subyek penelitian berjumlah 75 orang, diambil atau dipilih dengan kriteria tertentu atau purposive sampling, yaitu berusia antara 25 tahun sampai dengan 50 tahun, sudah menikah, sudah bekerja dan semua subyek tinggal di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) ada perbedaan yang signifikan dalam gaya pengambilan keputusan yang diambil oleh subyek berkecenderungan tipe extrovert dan introvert, (2) kelompok subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian extrovert cenderung melakukan gaya pengambilan keputusan intuitif (3) kelompok subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian introvert cenderung melakukan gaya pengambilan keputusan rasional. Kata kunci : gaya pengambilan keputusan, tipe kepribadian, kecenderungan.

Page 17: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

xi

DECISION MAKING STYLE VIEWED WITH PERSONALITY TYPE

Heru Kuntadi

Graduate Program of Gadjah Mada University

ABSTRACT The purpose of this study was to find-out the difference of decision making style taken by people who have tendency of extroversion and that of introversion personality type. There were 75 participants in this study, choosen with spesific criteria or purposive sampling, is that 25 to 50 years old, married, worked and living in Yogyakarta. Result of this study showed that : (1) there was significant difference of decision making style taken by people who have tendency of extroversion and that of introversion personality type (p=.002) , (2) Group of participants who have tendency of extroversion personality type tended to do the intuitive decision making style (F=6.143, p=.019), (3) group of participants who have tendency of introversion personality type tended to do the rational decision making style ( F = 62.100, p=.000) . Keywords : decision making style, personality type, tendency

Page 18: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang Permasalahan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia menghadapi berbagai pilihan-

pilihan. Manusia yang satu dengan yang lainnya memiliki variasi dalam

keanekaragaman pilihan-pilihan yang dihadapi. Aktivitas atau kegiatan seseorang

pada dasarnya adalah tindakan untuk menentukan salah satu atau sejumlah pilihan

dari beberapa alternatif yang dihadapinya (Barlett, 1980). Individu dihadapkan

dengan beberapa alternatif untuk dipilah-pilah atau dikaji dan mulai menentukan

alternatif mana yang sesuai atau mendatangkan manfaat bagi dirinya. Hal ini

merupakan sebagian dari pokok pikiran yang disampaikan dalam the real life

choise theory (Gladwin, 1980).

Menurut teori tersebut, apabila seseorang melakukan suatu aktivitas

tertentu berarti ia telah melewati suatu tahapan pemilihan dari beberapa alternatif

yang ada di hadapannya. Jadi, apabila seseorang pergi berbelanja ke suatu

supermarket, maka ia telah melewati tahap pemilihan terhadap beberapa alternatif.

Kemungkinan sebelum pergi berbelanja ke supermarket, ia juga menghadapi

pilihan lain, misalnya pergi ke salon, menjenguk cucu, menonton telenovela,

menelpon seseorang, membaca koran, atau bersantai di atas sofa. Dari beberapa

alternatif tersebut ia memilih untuk pergi berbelanja ke supermarket. Hal ini

dipilih karena dipandang lebih sesuai dan mendatangkan manfaat bagi dirinya saat

itu. Sangat dimungkinkan pilihan yang diambil oleh orang tersebut merupakan

Page 19: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

2

pilihan yang tidak sesuai dan tidak bermanfaat bagi orang lain. Kemungkinan

orang lain tersebut akan memilih beristirahat di atas sofa atau menonton

televovela. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa pilihan yang diambil oleh

seseorang terkait dengan kondisi internal seseorang.

Erat terkait dengan pembahasan di atas adalah masalah pengambilan

keputusan atau decision making. Pengambilan keputusan merupakan aktivitas

sehari-hari yang tidak dapat dihindari oleh setiap orang baik disadari maupun

tidak disadari. Pada saat orang harus memilih, mempertimbangkan, menaksir dan

memprediksi sesuatu maka berarti ia berada dalam situasi pengambilan keputusan

(Matlin, 1998).

Studi tentang pengambilan keputusan telah banyak dilakukan orang dari

pelbagai disiplin ilmu. Decision making telah menjadi perhatian yang cukup lama

baik dalam pengembangan teori ataupun penelitian dalam Psikologi sosial. Dalam

kancah Psikologi, biasanya studi tentang pengambilan keputusan dikaitkan

dengan pengaruh persepsi, ingatan, pola pikir, emosi dan karakteristik kepribadian

(Wolman, 1997).

Menurut Chang (dalam, Kuntadi, 1996), dalam kehidupan sehari-hari

individu sering berada dalam situasi pengambilan keputusan yang ditandai dengan

adanya permasalahan dan beberapa alternatif atau pilihan yang harus diambilnya.

Pilihan-pilihan tersebut merupakan alternatif pemecahan masalahnya. Dalam

menentukan pilihan yang diambil maka individu harus melakukan perhitungan,

analisa dan perkiraan terhadap serangkaian alternatif tersebut. Alternatif yang

mendatangkan manfaat dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian akan

Page 20: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

3

diambil, sementara alternatif yang merugikan akan dihindari atau diabaikan.

Menurut Chang, proses pemilihan atau penentuan alternatif pemecahan masalah

terhadap beberapa alternatif yang ada merupakan inti dari proses pengambilan

keputusan. Proses pengambilan keputusan ini meliputi semua aspek kegiatan

individu, baik dalam kegiatan rutinitas maupun permasalahan yang penting dalam

diri individu, namun seringkali dalam kajian ilmiah tentang pengambilan

keputusan perhatian terutama ditujukan pada proses pengambilan keputusan yang

penting dalam kehidupan seseorang (Siagian, 1991).

Dalam hal pengambilan keputusan ternyata ditemukan bahwa tidak semua

individu melakukan pendekatan dengan cara yang sama dalam mengambil

keputusan. Jadi ada gaya yang berbeda-beda dalam pengambilan keputusan

(Birgham Young University, 1999). Gaya pengambilan keputusan dapat

didefinisikan sebagai cara unik seseorang dalam membuat keputusan-keputusan

penting dalam hidupnya. Tanpa memperhatikan keputusan apa yang dibuat, tiap

orang mempunyai cara unik untuk mengambil keputusan. Tidak ada satupun cara

terbaik yang dapat berlaku bagi semua orang. Setiap orang belajar mengandalkan

suatu cara terbaik yang berlaku atas dirinya sesuai dengan pengalamannya

(Harren, dkk.,1978).

Berdasarkan hal tersebut, maka berarti tiap orang memiliki cara atau gaya

tersendiri dalam mengambil keputusan. Gaya pengambilan keputusan menjadi

bersifat unik dan khas bagi individu-individu. Harren, (dalam Bruce & Scott,

1999) mengajukan skema klasifikasi gaya pengambilan keputusan yang mencakup

dua (2) kategori yang berseberangan dengan tajam berkenaan dengan

Page 21: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

4

pengumpulan informasi dan evaluasi informasi, yaitu gaya pengambilan

keputusan rasional dan intuitif. Gaya pengambilan keputusan rasional bercirikan

kepastian, kemampuan yang tinggi dalam perencanaan, sistematis, kepercayaan

diri tinggi, cenderung menyelesaikan tugas dengan kontrol tinggi. Gaya intuitif

lebih mengandalkan fantasi, perasaan, kesadaran emosional, kadang-kadang

impulsif, cepat mengambil keputusan, banyak dipengaruhi oleh dorongan

emosional.

Gaya pengambilan keputusan juga dapat dipahami sebagai cara respon

yang dipelajari atau dibiasakan dan melalui hal ini, individu melakukan

pendekatan dan mengambil keputusan (Bruce & Scott, 1999). Dari hal ini nampak

bahwa gaya pengambilan keputusan terjadi melalui pengalaman-pengalaman dan

dalam kurun waktu tertentu atau dibiasakan.

Telah disebutkan di atas bahwa pengambilan keputusan juga dipengaruhi

oleh karakteristik kepribadian seseorang (Wolman,1977). Tiap individu memiliki

cara unik dalam melakukan pendekatan dan mengambil keputusan, sehingga cara-

cara unik tersebut menjadi gaya pengambilan keputusan bagi masing-masing

individu. Berdasarkan hal ini, maka dapat diajukan suatu pertanyaan yang relevan,

yaitu apakah ada hubungan atau keterkaitan antara gaya pengambilan keputusan

dan karakteristik kepribadian.

Masalah kepribadian telah menjadi bahan perbincangan dan penelitian

atau bahkan polemik ilmiah di antara para ahli Psikologi. Hal ini mengingat

kepribadian merupakan masalah yang kompleks. Para ahli sebagian besar sepakat

bahwa aspek kepribadian menjadi aspek penentu keunikan dan menentukan warna

Page 22: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

5

khas individu yang satu dengan yang lain (Suryabrata, 2000). Kepribadian

merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang

menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

Istilah menentukan ini berarti sangat mempengaruhi perbuatan-perbuatan yang

dilakukan individu atau perilakunya (Allport, dalam Suryabrata, 1998). Batasan

yang lain menyatakan bahwa kepribadian dapat dilihat sebagai integrasi dari

aspek kognitif, afektif, konatif dan karakteristik fisik individu . Kepribadian juga

dipandang sebagai motif perilaku atau sistem berperilaku (Roback, dalam

Bischof, 1970).

Bersamaan dengan berjalannya waktu, minat para ahli Psikologi terhadap

penemuan ilmiah tentang perbedaan kepribadian antar individu juga semakin

besar. Para ahli mulai banyak mempelajari dan meneliti perbedaan atau tipologi

kepribadian manusia. Berdasarkan penemuan-penemuan tentang perbedaan

kepribadian manusia ini, para ahli juga mulai meneliti lebih dalam lagi, yaitu

pengaruh perbedaan kepribadian tersebut bagi perilaku seseorang (Smith &

Anderson, 1986) Penelitian seperti ini ternyata mendatangkan manfaat praktis

yang besar, kemudian para ahli mulai menyusun teori maupun tes atau alat ukur

untuk menentukan perbedaan kepribadian antara individu yang satu dengan yang

lainnya (Suryabrata, 1998).

Salah satu penemuan ilmiah berkaitan dengan hal tersebut di atas adalah

tipologi yang diajukan oleh Jung, yaitu membedakan kepribadian seseorang ke

dalam dua tipe kepribadian : introvert dan extravert. Tipe kepribadian ini

kemudian oleh Eysenck dikembangkan lebih lanjut. Eysenck membedakan

Page 23: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

6

kepribadian dalam dua tipe, yaitu introvert dan extravert, untuk menyatakan

adanya perbedaan dalam reaksi-reaksi terhadap lingkungan dan dalam tingkah

laku (Suherman,M., R.A. & Yuanita, R., 2000).

Menurut Jung (dalam Hall & Lindsay, 1999), individu yang bertipe

kepribadian introvert orientasi jiwanya terarah ke dalam dirinya, suka menyendiri,

menjaga jarak terhadap orang lain, cenderung pemalu, membutuhkan waktu agak

lama dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan, tidak mudah percaya pada

impuls seketika, tidak menyukai perangsangan, suka hidup teratur, perasaannya di

bawah kontrol yang ketat, agak pesimis dan menjunjung nilai-nilai etis. Individu

yang bertipe kepribadian extrovert orientasi jiwanya terarah ke luar dirinya,

bersifat sosiabel, membutuhkan orang lain untuk diajak berbicara dan tidak

menyukai aktifitas menyendiri, menyukai perangsangan, menyukai tindakan

berisiko secara tiba-tiba, umumnya bersifat impulsive, menyukai perubahan,

cenderung agresif dan perasaannya tidak di bawah kontrol yang ketat.

Eysenck melihat bahwa tiap individu memiliki atau tergolong dalam salah

satu tipe kepribadian tersebut. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa tipe kepribadian

ekstravert – intravert ini untuk menyatakan adanya perbedaan-perbedaan reaksi

terhadap lingkungan, sekaligus menggambarkan keunikan individu dalam

beringkah laku terhadap suatu stimulus sebagai perwujudan karakter,

temperamen, fisik dan kognitif individu (Suherman & Yuanita, 2000).

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, maka diketahui bahwa tipe

kepribadian seseorang akan sangat berpengaruh dalam penentuan pola perilaku

Page 24: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

7

tertentu dalam menghadapi stimulus-stimulus. Hal ini juga berlaku dalam masalah

gaya pengambilan keputusan (decision- making style).

B. Perumusan Masalah

Telah dikatakan di atas bahwa tiap individu memiliki cara-cara yang unik

dalam melakukan pendekatan dan mengambil keputusan. Tiap individu memilki

gaya masing-masing dalam pengambilan keputusan. Gaya pengambilan keputusan

ini merupakan keunikan masing-masing individu.

Tipe kepribadian merupakan penggolongan-penggolongan yang dilakukan

oleh para ahli Psikologi dengan pengertian bahwa tiap individu memiliki ciri-ciri

kepribadian tertentu yang unik yang membedakan dirinya dengan orang lain. Tipe

kepribadian extravert-intravert yang dikemukakan oleh Eysenck ini merupakan

salah satu contoh dari tipologi kepribadian yang telah dilakukan oleh para ahli

Psikologi.

Berdasarkan penjelasan singkat di atas dapat ditarik kesamaan, yaitu baik

gaya pengambilan keputusan maupun tipe kepribadian masing-masing meupakan

keunikan yang dimiliki oleh individu. Adapun perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah ada perbedaan antara gaya pengambilan keputusan

yang diambil atau dilakukan oleh orang yang berkecenderungan tipe kepribadian

extrovert dan introvert.

Page 25: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

8

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan gaya

pengambilan keputusan yang diambil oleh orang yang berkecenderungan tipe

kepribadian exrovert dan introvert.

D. Keaslian Penelitian

Sebatas pengetahuan penulis, belum pernah dilakukan penelitian yang

secara khusus berusaha melihat perbedaan gaya pengambilan keputusan yang

diambil oleh orang yang bekecenderungan tipe kepribadian extrovert dan

introvert, ataupun yang berusaha melihat hubungan antara gaya pengambilan

keputusan (decision-making style) dan tipe kepribadian (extravert-intravert),

namun ada beberapa penelitian ilmiah tentang gaya pengambilan keputusan

maupun tentang tipe kepribadian extrovert-introvert yang pernah dilakukan.

Sebagai contoh, Bruce dan Scott (1999) pernah melakukan penelitian yang

berusaha mengkaitkan antara gaya pengambilan keputusan dan pengaruhnya

terhadap mutasi atau pepindahan pekejaan seseorang. Dalam penelitian tersebut

ditemukan bahwa orang dengan gaya pengambilan keputusan rasional lebih

terarah dan efektif dalam menyesuaikan diri terhadap pekerjaannya yang baru

maupun keputusan untuk memasuki posisi kerja yang baru, sedangkan orang

dengan gaya pengambilan keputusan intuitif dan dependen cenderung pasif dan

tergantung kepada orang lain.

Penelitian lain berusaha mengkaitkan pengaruh gaya berpikir (cognitive

style) terhadap gaya pengambilan keputusan (Harren, 1978). Hasil dari penelitian

ini yaitu orang yang memiliki gaya berpikir secara menyeluruh atau umum

Page 26: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

9

cenderung memiliki gaya pengambilan keputusan yang rasional, sementara orang

dengan gaya berpikir spatial atau sebagian cenderung memiliki gaya pengambilan

keputusan intuitif. Sementara itu, penelitian lain yang serupa yaitu berusaha

mengkaitkan gaya pengambilan keputusan dan pemecahan masalah pekerjaan

(Susan, dkk., 1984). Adapun kesimpulan dari penelitian ini, yaitu orang dengan

gaya pengambilan keputusan intuitif cenderung pesimis dan menyukai status quo,

dan orang dengan gaya pengambilan keputusan yang rasional lebih cepat

menemukan solusi dan aktif.

Penelitian ilmiah berkaitan dengan tipe kepribadian Eysenck (extravert-

intravert) yang pernah dilakukan antara lain penelitian mengenai hubungan

antara trait (extravert-intravert) dan social stereotypes (Andersen S.M. &

Klatzky, 1987). Penelitian yang lain adalah mengenai penampilan klien bertipe

extravert dan intravert pada saat mengungkapkan rasa depresinya atau stress-nya.

Klien bertipe extravert nampak lebih ekspresif dan lebih menampakan kondisi

depresi, sementara itu klien bertipe intravert tidak ekspresif dan cenderung stabil

atau tidak begitu kelihatan sympton depresinya (Nocita & Stiles, 1986). Sugijanto

dan Adijanti (1983) pernah melakukan penelitian tentang penalaran verbal dan

abstrak orang bertipe introvert dan extrovert, sementara itu juga pernah dilakukan

penelitian yang mengkaitkan kecenderungan kecanduan cybersex dan tipe

kepribadian extrovert dan introvert(Haryanti, 2001). Adapun hasil penelitian ini

yaitu orang bertipe introvert memiliki kecenderungan kecanduan cybersex yang

lebih tinggi dibandingkan orang bertipe extrovert.

Page 27: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

10

Pemaparan penelitian-penelitian ilmiah yang pernah dilakukan tersebut di

atas adalah beberapa contoh penelitian yang berkaitan dengan masalah gaya

pengambilan keputusan maupun tipe kepribadian Eysenck (extravert-intarvert),

namun dari beberapa penelitian tersebut dan sebatas pengetahuan penulis belum

ada penelitian yang secara khusus membahas hubungan antara gaya pengambilan

keputusan dan tipe kepribadian Eysenck ini.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada

perbedaan antara gaya pengambilan keputusan yang diambil oleh individu yang

memiliki kecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert. Obyek kajian

Psikologi amat luas dan beranekaragam, sehingga sangat dimungkinkan adanya

penemuan-penemuan baru baik yang bersifat teoritik maupun terapan. Manfaat

yang dapat diharapkan dengan penelitian ini adalah:

1. Menambah kekayaan kajian ilmu Psikologi, mengingat ruang lingkup ilmu

Psikologi yang sangat luas .

2. Menambah kuantitas serta kualitas sumber referensi Psikologi, sehingga

diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi mereka yang ingin mempelajari

hal yang sama atau yang terkait.

3. Penelitian ini masih terbatas dalam beberapa hal, karena itu penelitian ini dapat

menjadi perangsang bagi munculnya penelitian lain yang lebih komprehensif.

4. Bagi para pemerhati dan para praktisi yang ingin mendalami masalah

pengambilan keputusan dan tipe kepribadian, kiranya penelitian ini dapat

memberikan pencerahan baik bersifat teoritik atau terapan.

Page 28: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengambilan Keputusan

1. Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan telah menjadi perhatian yang cukup luas baik

dalam pengembangan teori atau penelitian dalam Psikologi sosial (Wolman,

1977). Bagi penelitian sosial, pengambilan keputusan baik pada tingkat individu

maupun pada tingkat kelompok menjadi daerah penelitian yang penting

(Hofsteede, 1971). Hal ini memang terbukti dengan adanya studi-studi tentang

pengambilan keputusan yang sudah banyak dilakukan oleh orang dari pelbagai

latar belakang disiplin ilmu. Dalam bidang Psikologi biasanya studi pengambilan

keputusan ini banyak dikaitkan dengan pengaruh persepsi, ingatan, pola berpikir,

proses kognisi, emosi dan variabel-variabel kepribadian seseorang terhadap

keputusan yang diambilnya (Suharman, 1999).

Menurut Mckeachie (1986), pengambilan keputusan adalah

pertimbangan beberapa tujuan dan pengukuran atas kemungkinan keberhasilan

dari beberapa alternatif yang diketahui. William Biddle (dalam Hofsteede, 1971)

menyatakan bahwa pengambilan keputusan sebagai selection of proposed action

to solve the problem, yaitu suatu pilihan dari tindakan yang ditawarkan untuk

memecahkan persoalan. Hal yang senada dengan pernyataan tersebut, yaitu

pengambilan keputusan diartikan sebagai pembuatan pilihan atas dua atau lebih

alternatif yang ada. Pengambilan keputusan ini terjadi sebagai reaksi terhadap

Page 29: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

12

suatu masalah . Ada kesenjangan antara keadaan saat ini dan keadaan yang

diinginkan, dan hal ini menuntut pertimbangan arah tindakan yang dipilih

(Robbins, 1996).

Seseorang yang telah mengambil keputusan, dengan demikian dapat

diartikan ia telah melakukan pemilihan terhadap alternatif-alternatif yang

ditawarkan kepadanya. Hal yang tidak dapat dipungkiri adalah kemungkinan atau

pilihan yang tersedia bagi tindakan itu dibatasi oleh kondisi dan kemampuan

orang-perorangan, lingkungan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan fisik dan

aspek psikologis (Roepke, 1982).

Siahaan (1992) memberikan batasan pengambilan keputusan sebagai

pemilihan terhadap obyek perilaku tertentu dari dua alternatif atau lebih. Batasan

yang lain menyatakan bahwa pengambilan keputusan diartikan sebagai proses

berpikir dan bertindak yang diwujudkan dalam bentuk perilaku tertentu (Dunette,

1976). Definisi yang diberikan oleh Dunette ini nampak lebih menekankan adanya

keterkaitan antara proses berpikir seseorang dengan perbuatan yang

dilakukannya.

Chang (1972) menyatakan hal yang hampir sama dengan batasan di atas,

yaitu bahwa pengambilan keputusan tidak hanya meliputi proses kognisi dan

afeksi saja, melainkan juga meliputi perilaku seseorang. Pengambilan keputusan

yang diambil oleh seseorang akan mengontrol tindakannya. Berdasarkan hal

tersebut dapat ditafsirkan perilaku seseorang merupakan produk dari keputusan

yang diambil. Simatupang (1986) mengatakan pada saat seseorang sedang

melakukan analisa, mempertimbangkan serta melibatkan emosinya maka orang

Page 30: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

13

lain tidak bisa melihatnya, sedangkan pada saat ia melakukan suatu perilaku

tertentu sebagai hasil dari keputusan yang diambilnya maka orang lain baru bisa

melihatnya. Jadi memahami pengambilan keputusan yang telah diambil seseorang

seharusnya melihat dari sisi yang “bisa dilihat” dan dari sisi yang “tidak bisa

dilihat”.

Berdasarkan uraian di atas, maka diketahui bahwa pengambilan

keputusan itu berkaitan dengan alternatif yang dihadapi individu (terutama

pemecahan masalah) dan pilihan yang diambil individu terhadap alternatif yang

ada. Setiap individu memiliki kondisi yang berbeda-beda, hal ini mempengaruhi

atau ikut menentukan pilihan yang ada pada individu.

2. Proses Pengambilan Keputusan

Memilih dan mengambil keputusan merupakan dua tindakan yang sangat

erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Dalam sepanjang hidupnya manusia

selalu diperhadapkan pada pilihan-pilihan atau alternatif dan pengambilan

keputusan (Simatupang, 1986). Hal ini sejalan dengan teori real life choice, yang

menyatakan dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan atau membuat

pilihan-pilihan di antara sejumlah alternatif. Pilihan-pilihan tersebut biasanya

berkaitan dengan alternatif dalam penyelesaian masalah (Gladwin, 1980).

Pengambilan keputusan akan lebih dipahami apabila melihat bahwa pengambilan

keputusan itu melewati suatu proses pengambilan keputusan. Erat terkait dengan

proses pengambilan keputusan ini adalah situasi pengambilan keputusan (Matlin,

1998).

Page 31: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

14

Situasi pengambilan keputusan adalah situasi atau kondisi di mana

seseorang harus mempertimbangkan, berpikir, menaksir, memilih dan

memprediksi sesuatu (Matlin, 1998). Pilihan atau alternatif yang dihadapi oleh

setiap orang seringkali berlainan, demikian pula dalam hal akibat, risiko maupun

keuntungan dari pilihan yang diambilnya. Hal seperti ini jelas sekali pada

gilirannya akan membuat situasi pengambilan keputusan antara individu yang satu

dengan individu yang lain akan berbeda. Matlin (1998), pada penjelasan

berikutnya, juga menyatakan bahwa situasi pengambilan keputusan yang dihadapi

seseorang akan mempengaruhi keberhasilan suatu pengambilan keputusan

. Tahap berikutnya setelah seseorang berada dalam situasi pengambilan

keputusan adalah tindakan untuk memprtimbangkan, menganalisa, melakukan

prediksi, dan menjatuhkan pilihan terhadap alternatif yang ada. Dalam tahap ini

reaksi individu yang satu dengan yang lain berbeda-beda sesuai dengan kondisi

masing-masing individu. Ada beberapa individu dapat segera menentukan sikap

terhadap pertimbangan yang telah dilakukan, namun ada individu lain yang

nampak mengalami kesulitan untuk menentukan sikap mereka. Tahap ini dapat

disebut sebagai tahap penentuan keberhasilan dari suatu proses pengambilan

keputusan (Matlin, 1998).

Berdasarkan penjelasan singkat di atas diketahui bahwa proses

pengambilan keputusan itu diawali ketika seseorang berada dalam situasi

pengambilan keputusan. Hal yang lain adalah bahwa situasi pengambilan

keputusan antar individu bisa berlainan, karena pilihan atau alternatif yang

dihadapi individu juga berlainan dan hal ini akan mempengaruhi proses

Page 32: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

15

pengambilan keputusan. Penanganan yang tepat terhadap situasi pengambilan

keputusan juga akan menentukan keberhasilan suatu proses pengambilan

keputusan. Situasi pengambilan keputusan terjadi atau muncul dalam diri

seseorang ketika ia diperhadapkan dengan permasalahan dan beberapa alternatif

atau pilihan sebagai jawaban dari permasalahannya. Selanjutnya, dari beberapa

alternatif jawaban tersebut , ia mulai mempertimbangkan, berpikir, menaksir,

memprediksi dan menentukan pilihan. Tahap menentukan pilihan terhadap

alternatif yang ada merupakan tahap penting dalam proses pengambilan

keputusan.

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Menarik sekali untuk mengetahui apakah yang dapat mempengaruhi

suatu proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini merupakan

proses wajar yang dialami oleh individu. Dalam prakteknya ternyata ada beberapa

hal yang bisa mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Siagian (1991)

menyatakan bahwa ada aspek-aspek tertentu bersifat internal dan eksternal yang

dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Adapun aspek internal

tersebut antara lain :

a. pengetahuan

Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang secara langsung maupun tidak

langsung akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Biasanya semakin

luas pengetahuan seseorang semakin mempermudah pengambilan keputusan.

b. Aspek kepribadian

Aspek kepribadian ini tidak nampak oleh mata tetapi besar peranannya

bagi pengambilan keputusan.

Page 33: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

16

Aspek eksternal dalam pengambilan keputusan, antara lain :

a. Kultur

Kultur yang dianut oleh individu bagaikan kerangka bagi perbuatan individu.

Hal ini berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan.

b. Orang lain

Orang lain dalam hal ini menunjuk pada bagaimana individu melihat

contoh atau cara orang lain (terutama orang dekat ) dalam melakukan

pengambilan keputusan. Sedikit banyak perilaku orang lain dalam mengambil

keputusan pada gilirannya juga berpengaruh pada perilkau individu dalam

mengambil keputusan.

Arroba (1998) menyatakan ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang, antara lain :

1. Informasi yang diketahui perihal permasalahan yang dihadapi

2. Tingkat pendidikan

3. Personality

4. Coping , dalam hal ini dapat berupa pengalaman hidup yang terkait

dengan permasalahan (proses adaptasi).

5. culture

Pada penelitian ini tidak dilakukan pembahasan pada semua aspek yang ber-

pengaruh terhadap pengambilan keputusan (seperti tersebut di atas), namun tanpa

bermaksud menolak atau meniadakan aspek-aspek pengaruh tersebut , penelitian

ini akan secara khusus mengupas keterkaitan aspek kepribadian terhadap proses

pengambilan keputusan.

Page 34: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

17

Berdasarkan beberapa batasan atau pengertian tentang pengambilan

keputusan yang telah dipaparkan tersebut, maka dapat diberikan beberapa pokok

atau point penting berkaitan dengan masalah pengambilan keputusan. Pertama,

bahwa pengambilan keputusan seringkali berkaitan dengan munculnya

permasalahan. Individu yang satu dengan individu yang lain tentu saja memiliki

permasalahan yang berlainan, hal ini akan membuat pengambilan keputusan

menjadi beragam antara individu yang satu dengan yang lainnya. Kedua, sebelum

suatu keputusan diambil, seseorang akan menghadapi apa yang disebut oleh

Matlin sebagai situasi pengambilan keputusan. Dalam kondisi ini individu

melakukan pertimbangan, berpikir, menaksir, memprediksi dan melakukan

pemilihan terhadap sejumlah alternatif yang ada. Ketiga, pengambilan keputusan

tidak hanya meliputi proses kognisi dan afeksi saja, melainkan juga meliputi

perilaku seseorang. Pengambilan keputusan yang diambil oleh seseorang akan

mengontrol tindakannya. Berdasarkan hal tersebut dapat ditafsirkan perilaku

seseorang merupakan produk dari keputusan yang diambil. Keempat, proses

pengambilan keputusan ternyata juga dipengaruhi oleh aspek kepribadian

seseorang.

B. Gaya pengambilan Keputusan

1. Pengertian Gaya Pengambilan Keputusan

Salah satu pengertian penting berkaitan dengan masalah pengambilan

keputusan ini, yaitu dalam aktifitas sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari

proses pengambilan keputusan (Matlin, 1998). Pengertian penting lainnya yaitu

Page 35: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

18

berkaitan dengan keunikan atau keanekaragaman pengambilan keputusan antara

individu yang satu dengan individu yang lain. Dalam hal mengambil keputusan,

antar individu yang satu dengan individu yang lain melakukan pendekatan dengan

cara yang tidak sama. Jadi ada gaya yang berbeda-beda antar individu yang satu

dengan yang lain dalam melakukan pengambilan keputusan (Brigham Young

University, 1999).

Gaya pengambilan keputusan dipahami sebagai cara respon yang

dipelajari atau dibiasakan dimana melaluinya individu melakukan pendekatan dan

melakukan pengambilan keputusan ( Bruce & Scott, 1999). Batasan yang lain

menyatakan bahwa gaya pengambilan keputusan adalah cara-cara unik yang

dilakukan seseorang di dalam membuat keputusan-keputusan penting dalam

hidupnya (Harren, 1980). Dalam penjelasan berikutnya, Harren (1980) juga

menyatakan bahwa tanpa memperhatikan keputusan-keputusan yang dibuatnya,

tiap-tiap orang mempunyai cara unik untuk mengambil keputusan. Tidak ada

satupun cara terbaik yang dapat berlaku bagi semua orang. Setiap orang belajar

mengandalkan suatu cara terbaik yang berlaku atas dirinya sesuai pengalamannya.

Berdasarkan batasan-batasan tentang gaya pengambilan keputusan ini, maka

diketahui bahwa gaya pengambilan keputusan ini bersifat individual, yaitu terkait

dengan kondisi masing-masing individu. Hal ini jelas ikut menentukan gaya

pengambilan keputusan yang dimiliki seseorang.

Harren, dkk. (1978) membedakan pengambilan keputusan ke dalam dua

(2) gaya pengambilan keputusan yang berseberangan yaitu gaya rasional dan

intuitif Penggolongan dua gaya ini di dasarkan atas:

Page 36: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

19

a. Tingkat individu dalam menggunakan strategi pengambilan keputusan

yang bersifat logis berlawanan dengan strategi pengambilan keputusan

yang bersifat emosional.

b. Cara individu dalam mengolah dan menanggapi informasi serta

melakukan evaluasi dalam situasi pengambilan keputusan.

Pada penelitian selanjutnya Harren, dkk. (1978) menemukan bahwa ada

dimensi ketiga yang muncul dalam gaya pengambilan keputusan, yaitu gaya

pengambilan keputusan dependen, yaitu individu yang menghindari tugas

pengambilan keputusan dan menyerahkan pada orang lain untuk mengambil

keputusan. Namun dalam penelitian empiris yang dilakukan setelah penemuan

tersebut, Harren kembali menunjukan bahwa gaya pengambilan keputusan

dependen ini bersifat independen atau terpisah dari gaya pengambilan keputusan

rasional dan intuitif (dalam Bruce & Scott, 1999). Mengingat akan hal ini, maka

dalam penelitian ini akan digunakan dua dimensi gaya pengambilan keputusan

yang telah dikemukakan oleh Harren, dkk. (1978), yaitu gaya pengambilan

keputusan rasional dan intuitif.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam

hal melakukan pengambilan keputusan, individu dapat digolongkan kepada salah

satu gaya pengambilan keputusan. Setiap cara atau gaya pengambilan keputusan

merupakan cara yang terbaik bagi masing-masing individu. Hal ini sekaligus

memperlihatkan eksistensi gaya pengambilan keputusan sebagai keunikan

individual. Berikut ini akan dipaparkan secara ringkas mengenai masing-masing

Page 37: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

20

gaya pengambilan keputusan tersebut agar dapat dicapai pemahaman yang

semakin baik.

2. Gaya Pengambilan Keputusan Rasional

Harren, dkk. (1978) menyatakan bahwa gaya pengambilan keputusan

rasional ini bercirikan adanya kepastian atau mengejar hal-hal yang eksak dan

masuk akal, kemampuan yang tinggi dalam perencanaan, kepercayaan diri yang

tinggi, cenderung menyelesaikan tugas dengan kontrol tinggi. Berdasarkan hal ini

diketahui bahwa individu dengan gaya pengambilan keputusan rasional cenderung

berusaha untuk merumuskan pengambilan keputusan dengan banyak

menitikberatkan pada penalaran rasional. Hal-hal yang tidak masuk akal dan

berkaitan dengan emosi, perasaan maupun fantasi tidak begitu dihiraukan, akan

tetapi hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan yang matang, perhitungan yang

cermat, prediksi yang masuk akal dan pemikiran yang rasional tampak menonjol

dalam individu dengan gaya pengambilan keputusan rasional ini. Mereka adalah

tergolong orang yang tidak mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan

Individu dengan gaya pengambilan keputusan rasional ini dapat menekan dan

mengesampingkan hal-hal yang bersifat emosional dalam proses pengambilan

keputusan (Phillips, dkk., 1984).

Bruce dan Scott (1999) menyatakan bahwa proses pengambilan

keputusan berkaitan dengan masalah pengumpulan dan evaluasi informasi. Keen

dalam disertasinya (dalam Bruce dan Scott, 1999), menunjukan bahwa pengumpul

informasi yang sistematis, terarah lebih memungkinkan menjadi evaluator

informasi yang rasional, sementara itu pengumpul informasi yang lebih banyak

Page 38: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

21

melibatkan perasaan atau hal-hal yang bersifat emosional lebih memungkinkan

menjadi evaluator informasi intuitif. Sekali lagi diketahui bahwa gaya

pengambilan keputusan rasional menitikberatkan pada penalaran yang sistematis,

terarah dan masuk akal. Robbins (1996) menyatakan secara sosial gaya

pengambilan keputusan yang rasional ini lebih banyak diterima dibanding yang

lainnya, apalagi di masyarakat maju yang lebih banyak menaruh perhatian pada

hal-hal yang rasional.

Mengacu pada uraian tersebut, penulis berkesimpulan seorang yang

memiliki gaya pengambilan keputusan rasional cenderung mengarahkan dirinya

pada hal-hal yang masuk akal dan menekan hal yang bersumber pada aspek

emosional.

3. Gaya Pengambilan Keputusan Intuitif

Gaya pengambilan keputusan intuitif ini lebih mengandalkan perasaan,

kesadaran emosional, fantasi, kadang-kadang bersifat impulsif, cepat mengambil

keputusan (Harren, dkk., 1978). Pengambilan keputusan intuitif adalah suatu

proses tak sadar yang diciptakan dari dalam pengalaman yang tersaring. Dalam

hal ini tidak berarti analisa rasional sama sekali tidak berjalan, lebih tepatnya

antara faktor emosional, fantasi dan rasional saling melengkapi. Hanya saja aspek

emosional lebih dominan (Robbins, 1996).

Robbins (1996) mengidentifikasikan ada delapan kondisi yang

memungkinkan orang menggunakan pengambilan keputusan intuitif, yaitu:

a. Bila ada ketidakpastian dalam tingkat yang tinggi

b. Bila hanya ada sedikit precedent untuk diikuti

Page 39: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

22

c. Bila hal-hal yang dihadapi kurang dapat diramalkan secara ilmiah

d. Bila fakta-fakta yang terkait terbatas

e. Bila fakta tidak dengan jelas menunjukan jalan untuk diikuti

f. Bila data analisis kurang berguna

g. Bila ada beberapa penyelesaian alternatif yang masuk akal untuk

dipilih dari antaranya dengan argumen yang baik untuk masing-masing

h. Bila waktu terbatas dan ada tekanan untuk segera mengambil

keputusan yang tepat

Dalam masyarakat maju seperti Amerika, Inggris dan beberapa negara

maju lainnya yang sangat menjunjung tinggi analisa rasional, ternyata

pengambilan keputusan intuitif ini masih banyak dilakukan, namun orang yang

melakukan cenderung tidak mengakui bahwa mereka melakukan demikian. Hal

ini karena gaya pengambilan keputusan rasional lebih diinginkan dan diterima

dalam masyarakat. Berbeda dengan analisa rasional, orang yang melakukan

pengambilan keputusan intuitif ini biasanya akan menemui kesulitan apabila ia

diminta untuk menjelaskan bagaimana ia sampai pada kesimpulannya dalam

pengambilan keputusan yang dibuatnya karena kesimpulannya lebih cenderung

berdasar pada intuisi yang dimilikinya, sementara itu orang yang menggunakan

pengambilan keputusan rasional akan dengan mudah menjelaskan bagaimana

jalan pikiran dan pertimbangan yang dipakai. Agar keputusan yang dibuat dapat

dengan mudah diterima oleh banyak orang maka si pengambil keputusan intuitif

sering mengemas keputusan yang dibuat itu dengan analisa yang bersifat rasional

(Robbins, 1996).

Page 40: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

23

Phillips, dkk. (1984) melakukan penelitian tentang gaya pengambilan

keputusan ini dan menemukan bahwa dalam pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh seseorang ternyata terkandung kedua gaya pengambilan keputusan

tersebut (rasional dan intuitif ). Jadi dalam suatu pengambilan keputusan tidak

secara mutlak atau sepenuhnya merupakan perwujudan salah satu gaya

pengambilan keputusan saja. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang pernah

dilakukan oleh Harren (1978) yang menemukan kesimpulan yang serupa, yaitu

pendekatan keputusan yang dipakai individu mengandung unsur-unsur dari kedua

gaya pengambilan keputusan. Penentuan gaya pengambilan keputusan yang

dipakai seseorang ditentukan dari gaya mana yang mendominasi individu dalam

melakukan pendekatan pengambilan keputusan. Jadi di antara kedua gaya

pengambilan keputusan tersebut, tidak terdapat batasan yang tegas. Pengambilan

keputusan yang dilakukan oleh seorang individu sangat dimungkinkan

mengandung ciri-ciri dari kedua gaya pengambilan keputusan tersebut. Hanya

saja, penentuan gaya pengambilan keputusan yang dipakai oleh seseorang dilihat

dari gaya pengambilan keputusan manakah yang muncul secara dominan dalam

dirinya.

Berdasar penjelasan ini maka dapat ditarik beberapa hal berkaitan dengan

gaya pengambilan keputusan intuitif. Pengambilan keputusan intuitif ini sering

diterapkan pada saat kondisi sulit diprediksikan, bila waktu yang tersedia terbatas

dan ada tekanan untuk segera mengambil keputusan (kondisi seperti ini sering

mengarahkan orang untuk lebih mengandalkan intuisinya). Pengambilan

keputusan intuitif ini tidak berarti bersifat negatif atau lebih buruk daripada

Page 41: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

24

pengambilan keputusan rasional, hal ini terbukti dalam situasi yang genting gaya

pengambilan keputusan intuitif ini ternyata sering dipergunakan orang.

Pemaparan mengenai kedua macam gaya pengambilan keputusan (rasional

dan intuitif) seperti tersebut di atas bukan dimaksudkan sebagai upaya untuk

memperlihatkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing gaya. Secara

teoritik pemaparan tersebut dapat dipandang sebagai usaha untuk menunjukan

bahwa dalam pengambilan keputusan dapat ditemukan dua macam gaya

pengambilan keputusan .

C. Tipe Kepribadian

1. Pengertian Kepribadian

Secara garis besar, persoalan dalam psikologi kepribadian itu berkisar di

sekitar dua persoalan pokok, yaitu: menentukan apakah kepribadian itu dan usaha

untuk mengukur apa yang telah ditentukan itu. Usaha-usaha untuk memecahkan

persoalan yang pertama menghasilkan berbagai macam konsep dan teori tentang

kepribadian, sedangkan usaha untuk memecahkan persoalan yang kedua

menghasilkan berbagai alat atau tes untuk mengungkapkan atau mengukur

kepribadian ( Suryabrata, 2000). Apabila seseorang ingin mempelajari masalah

kepribadian maka yang akan dijumpainya bukan hanya satu teori saja, melainkan

bermacam-macam teori tentang kepribadian. Untuk mempermudah pemahaman

maka dari sekian banyak teori tentang kepribadian tersebut dilakukan

penggolongan-penggolongan. Banyaknya teori yang berusaha mencapai

Page 42: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

25

pemahaman tentang masalah kepribadian ini juga mempengaruhi banyaknya

definisi tentang kepribadian (Suryabrata, 1998).

Menurut Allport (dalam Sahrah,1990), dalam studi psikologi kepribadian

ada empat pertanyaan dasar yang penting, yaitu: Pertama, apakah yang membuat

individu-individu yang berbeda memiliki kesamaan dalam situasi yang sama.

Kedua, apakah yang membuat individu-individu yang berbeda dalam situasi yang

sama berperilaku secara berbeda. Ketiga, apakah yang membuat seseorang

berperilaku sama dalam situasi yang berbeda-beda. Keempat, apakah yang

membuat setiap orang unik satu dengan yang lainnya. Pertanyaan yang pertama

sangat erat kaitannya dengan tujuan ilmu psikologi secara umum, yaitu untuk

memahami, memprediksidan mengontrol perilaku individu di dalam

lingkungannya. Pertanyaan yang kedua memfokuskan pada pengamatan

perbedaan perilaku dari individu yang berbeda dalam situasi yang sama

(individual deferences). Pertanyaan yang ketiga menunjuk pada keajegan

kepribadian, bahwa kualitas personal tidak berubah dari situasi yang satu ke

situasi yang lain, sedangkan pertanyaan yang keempat mengisyaratkan bahwa

studi-studi kepribadian ingin menemukan karakteristik yang membedakan

individu yang satu dengan yang lainnya. Masing-masing teori akan menjawab

keempat pertanyaan tersebut secara berlainan menurut latar belakang teori yang

dianutnya, karena itu sangat besar kemungkinannya teori yang berbeda akan

mendefinisikan arti kepribadian secara berbeda pula.

Berikut ini akan dipaparkan beberapa pengertian kepribadian yang telah

dinyatakan oleh beberapa ahli psikologi, meskipun tidak semua batasan

Page 43: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

26

kepribadian dapat diakomodasikan di sini. Allport menyatakan bahwa kepribadian

adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang

menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya

(dalam Suryabrata, 1998). Bischof (1970) menyatakan bahwa kepribadian dapat

dilihat sebagai integrasi dari aspek-aspek kognitif, afektif, konatif dan

karakteristik fisik individu seperti yang diperlihatkan dalam hubungannya dengan

orang lain. Kepribadian merupakan motif perilaku atau sistem berprilaku.

Sementara itu, Atkinson (1996) memberikan batasan kepribadian sebagai pola

perilaku dan cara berpikir yang khas, yang menentukan penyesuaian diri individu

terhadap lingkungan. Eysenck (dalam Suryabrata, 1998) memberikan definisi

kepribadian sebagai keseluruhan pola perilaku baik yang aktual maupun potensial

dari organisme yang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungan. Menurut Cattel

(dalam Hall dan Lindzey, 1999) kepribadian dipandang sebagai suatu hal yang

dapat memungkinkan prediksi tentang apa yang akan dilakukan individu dalam

situasi tertentu berkenaan pada perilaku yang menyeluruh baik perilaku yang

tampak atau tidak tampak.

Berdasarkan beberapa batasan kepribadian yang telah dipaparkan di atas,

berikut ini akan dipaparkan pula beberapa kesimpulan berkaitan dengan

pengertian kepribadian. Pertama, kepribadian bukan hanya berkaitan dengan

masalah kejiwaan saja, melainkan berkaitan juga dengan masalah kognitif, afektif,

konatif yang terintegrasi ke dalam kesatuan kepribadian yang nampak dalam

perilaku seseorang. Kedua, kepribadian mengandung tendensi determinasi yang

ikut memainkan peranan yang aktif dalam tingkah laku individu. Personality is

Page 44: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

27

what lies behind specific acts and within the individual (Allport, dalam

Suryabrata, 1998). Ketiga, kepribadian ikut menentukan keunikan atau kekhasan

individu yang satu dengan individu yang lainnya. Tidak ada dua orang yang

benar-benar sama dalam caranya menyesuaikan diri terhadap lingkungan, jadi

dengan demikian berarti tidak ada dua orang yang mempunyai kepribadian yang

sama persis. Keempat, kepribadian mengantarai individu dengan lingkungannya.

Setiap individu pasti berinteraksi dan berusaha beradaptasi dengan lingkungannya,

kepribadian ini berperan sebagai sesuatu yang mempunyai fungsi atau arti

adaptasi dan menentukan (Suryabrata, 1998). Berdasar hal ini, diketahui bahwa

perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya (baik lingkungan

fisik atau psikologis) sangat dipengaruhi oleh kepribadiannya. Hal ini sejalan

dengan apa yang dinyatakan oleh Sahrah (1988), bahwa dalam kehidupan sehari-

hari individu mempunyai kebebasan untuk memilih situasi kehidupan di mana

mereka berada, hal ini sangat dipengaruhi dan disesuaikan dengan

kepribadiannya. Hall dan Lindzey (1978) juga menyatakan hal yang sepadan,

yaitu kepribadian dapat dipandang sebagai ketrampilan sosial, yaitu kepribadian

berkaitan dengan kemampuan dalam memilih reaksi-reaksi terhadap bermacam-

macam respon dan dalam berbagai situasi.

Berdasarkan penjelasan ini, penulis menyimpulkan bahwa kepribadian

menempati posisi yang punya peranan penting dalam kehidupan seseorang.

Reaksi individu terhadap lingkungan dan perilakunya ternyata dipengaruhi oleh

kepribadiannya.

Page 45: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

28

2. Tipe Kepribadian Extravert dan Introvert

Bersamaan dengan perkembangan teori dan penelitian dalam psikologi

kepribadian, minat para ahli psikologi terhadap perbedaan dan ciri khas

kepribadian antar individu semakin meningkat. Hal ini nampak dari munculnya

usaha-usaha ilmiah dari para ahli untuk mulai melakukan penggolongan-

penggolongan kepribadian individu berdasarkan cirinya yang unik ke dalam

model-model maupun tipe-tipe kepribadian (Suryabrata, 1998). Kepribadian dapat

ditinjau dari berbagai macam pendekatan, salah satu diantaranya berdasarkan

perspektif disposisi. Menurut perspektif disposisi, kepri-badian dapat dibedakan

berdasarkan tipenya (Carver dan Scheier, 1996).

Salah satu contoh penggolongan kepribadian yang didasarkan atas

tipologisnya adalah tipe kepribadian extravert dan introvert. Tipe kepribadian ini

pertama kali dikemukakan oleh Carl Gustav Jung yang menganut aliran

psikoanalisis, dengan teorinya tentang struktur kesadaran manusia (Eysenck,

1950). Menurut Jung (dalam Suryabrata, 1998), struktur kesadaran manusia

digolongkan menjadi dua , yaitu : (a) Fungsi jiwa dan (b) sikap jiwa. Fungsi jiwa

yaitu suatu bentuk aktivitas kejiwaaan yang secara teoritis tidak mengalami

perubahan dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan fungsi jiwa

secara rasional, yaitu pikiran dan perasaan, dan secara irasional yaitu pendriaan

dan intuisi. Sikap jiwa merupakan arah dari energi psikis umum atau libido yang

menjelma ke dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Orientasi jiwa

terhadap dunianya dapat mengarah ke dalam maupun ke luar.

Page 46: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

29

Jung juga menyatakan bahwa pada dasarnya dalam diri individu terdapat

dua kecenderungan tipe kepribadian yang berlawanan arah, namun selalu salah

satu kecenderungan tampak dominan dan yang lainnya inferior. Kecenderungan

tipe kepribadian yang dominan terdapat pada kesadaran, sebaliknya

kecenderungan kepribadian yang inferior berada dalam ketidaksadaran. Artinya,

bila dimensi introvert lebih dominan maka dimensi tersebut berada dalam

kesadaran manusia, sedangkan dimensi extravert sifatnya inferior dan terletak

dalam ketidaksadaran, begitu juga sebaliknya (Suryabrata, 1998).

Pada perkembangan berikutnya, seorang ahli bernama Hans. J. Eysenck

juga memaparkan teori tentang tipe kepribadian extrovert-introvert. Eysenck

dalam memaparkan teorinya tentang ektrovert-introvert dipengaruhi oleh apa yng

dinyatakan oleh Jung (Suryabrata, 1998). Eysenck (1950) membedakan

kepribadian ke dalam dua tipe, yaitu extrovert dan intravert untuk menyatakan

adanya perbedaan dalam reaksi-reaksi terhadap lingkungannya dan dalam tingkah

laku sosial. Eysenck juga menyatakan bahwa tipe kepribadian extravert dan

intravert menggambarkan keunikan individu dalam bertingkah laku terhadap

suatu stimulus sebagai perwujudan karakter, temperamen, fisik dan intelektual

individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tipe kepribadian

extravert dan introvert merupakan suatu dimensi yang bergerak dari satu ujung

ke ujung yang lain pada suatu kontinum. Eysenck (1976) juga menyatakan bahwa

kecenderungan tipe kepribadian extravert dan introvert tersebut bekerja saling

melengkapi satu sama lain yang berorientasi pada keseimbangan jiwa individu.

Page 47: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

30

Menurut Jung (Carver & Scheier,1996) seorang bertipe kepribadian

introvert cenderung untuk lebih senang menyendiri, pemalu dan dalam interaksi

sosial lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang memungkinkan sendirian. Bila

menghadapi masalah cenderung sendirian. Sementara itu Sugiyanto dan Adiyanti

(1983) menyatakan seorang introvert cenderung untuk menghindari percaturan

sosial, mereka lebih mementingkan diri sendiri daripada keperluan untuk

meluaskan pergaulan atau hubungan dengan orang lain. Hal ini tidak berarti

negatif karena tidak jarang mereka mampu berprestasi secara menakjubkan.

Seorang introvert bersembunyi bukan sekedar untuk merenung, mungkin mereka

sedang berpikir tentang sesuatu obyek atau mempelajari sesuatu yang belum

dimengerti, bahkan mungkin sedang terjadi suatu proses kreatif di dalam dirinya

(Jung, dalam Mischel dan Mischel, 1973).

Eysenck (Carver dan Scheier, 1996) menyebutkan bahwa orang-orang

berkepribadian introvert cenderung berhati-hati, terkontrol, kalem dan penuh

pertim-bangan dalam perilaku mereka. Jika mengalami ketidakstabilan emosi

cenderung murung, pesimis, cemas., meskipun demikian mereka memiliki taraf

intelektualitas tinggi, perbendaharaan kata baik, teliti tetapi lamban, taraf aspirasi

tinggi, cenderung keras kepala, agak kaku, dalam keadaan stabil seorang introvert

nampak riang dan tenang. Sebaliknya seorang bertipe kepribadian extravert

adalah seorang yang tidak pernah “diam”, hidup adalah untuk pergaulan. Mereka

tidak pernah terlepas dari kesibukan yang melibatkan kehadiran orang lain

(Sugiyanto dan Adiyanti, 1983). Eysenck ( 1950) menyatakan seorang individu

yang bertipe kepribadian introvert orientasi jiwanya terarah ke dalam dirinya,

Page 48: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

31

dalam pengambilan keputusan maka nilai-nilai subyektif berperanan penting.

Individu bertipa kepribadian extrovert, orientasi jiwanya terarah ke luar, kepada

obyek dan hubungan antar obyek. Individu yang bertipe kepribadian extrovert

tipikal bersifat sosiabel, nilai-nilai obyektif berperan penting, membutuhkan orang

lain untuk diajak bicara dan tidak menyukai aktifitas sendiri, menyukai

perangsangan, suka melakukan tindakan beresiko secara tiba-tiba, umumnya

impulsif, suka pada perubahan, cenderung agresif dan perasaannya tidak di bawah

kontrol yang ketat. Sebaliknya, seorang introvert tipikal adalah seorang pemalu,

suka menyendiri dan menjaga jarak dengan orang lain, tidak percaya pada impuls

seketika, tidak menyukai perangsangan, suka hidup teratur, perasaannya di bawah

kontrol yang ketat, menjunjung nilai-nilai etis.

3. Faktor-Faktor Dasar kepribadian Extravert dan Introvert

Eysenck dan Wilson (1982) mengklasifikasikan ciri-ciri tingkah laku yang

operasional pada tipe kepribadian extravert dan introvert menurut faktor-faktor

kepribadian yang mendasarinya, yaitu :

(a) Activity : Pada aspek ini diukur bagaimana subyek dalam melakukan

aktivitasnya, apakah energik dan gesit atau sebaliknya lamban dan

tidak bergairah. Bagaimana subyek menikmati setiap pekerjaan yang

dilakukan, jenis pekerjaan atau aktivitas apa yang disukainya.

(b) Sociability : Aspek sociability mengukur bagaimana individu

melakukan kontak sosial. Apakah interaksi sosial individu ditandai

dengan banyak teman, suka bergaul,menyukai kegiatan sosial, mudah

beradaptasi dengan lingkungan baru, menyukai suasana ramah tamah,

Page 49: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

32

atau sebaliknya individu kurang dalam kontak sosial, merasa minder

dalam pergaulan, menyukai aktivitas sendiri.

(c) Risk Taking : Aspek ini mengukur apakah individu berani mengambil

risiko atas tindakannya dan menyukai tantangan dalam aktivitasnya.

(d) Impulsiveness : Untuk membedakan kecenderungan extravert dan

introvert berdasarkan cara individu mengambil tindakan, apakah

cnderung impulsif, tanpa berpikir secara matang keuntungan dan

kerugiannya atau sebaliknya mengambil keputusan dengan

mempertimbangkan konsekuensinya.

(e) Expressiveness : Aspek ini mengukur bagaimana individu

mengekspresikan emosinya baik emosional sedih, senang, takut.

Apakah cenderung sentimental, penuh perasaan, mudah berubah

pendirian dan demonstratif, atau sebaliknya mampu mengontrol

pikiran dan emosinya, tenang, dingin.

(f) Reflectiveness : Aspek ini mengukur bagaimana ketertarikan individu

pada ide, abstrak, pertanyaan filosofis. Apakah individu cenderung

suka berpikir teoritis daripada bertindak, instropektif.

(g) Responbility : Aspek ini membedakan individu berdasarkan tanggung

jawab terhadap tindakan maupun pekerjaannya.

Melihat uraian teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa kecenderungan

tipe kepribadian extrovert-introvert ini bisa diamati dari tujuh (7) faktor yang

mewarnai perilkau seseorang. Pemahaman akan ketujuh faktor tersebut akan

mempermudah pemahaman akan tipe kepribadian extrovert-introvert ini.

Page 50: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

33

D. Gaya Pengambilan Keputusan dan Tipe Kepribadian

Salah satu fakta yang ditemukan dalam studi mengenai pengambilan

keputusan, yaitu adanya keunikan antar individu dalam mengambil keputusan.

Team peneliti dari Brigham Young University (1999) menyatakan bahwa tidak

semua individu melakukan pendekatan yang sama dalam mengambil keputusan.

Antar individu mempunyai langkah maupun sudut pandang yang beragam dalam

menentukan suatu keputusan dalam hidupnya.

Pada penjelasan yang lebih lanjut, dinyatakan bahwa ada gaya yang

berbeda-beda di dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu

(Brigham Young University, 1999). Gaya pengambilan keputusan didefinisikan

sebagai cara unik seseorang membuat keputusan-keputusan dalam hidupnya

(Harren, 1980). Harren, dkk. (1978) mempercayai bahwa tanpa memperhatikan

keputusan-keputusan yang dibuat, tiap orang mempunyai cara unik untuk

mengambil keputusan.

Gaya pengambilan keputusan juga dipahami sebagai cara respon yang

dipelajari atau dibiasakan. Melalui hal ini individu melakukan pendekatan dan

mengambil keputusan (Bruce dan Scott, 1999). Tidak ada satupun cara terbaik

yang dapat berlaku bagi semua orang. Tiap-tiap orang belajar mengandalkan suatu

cara terbaik yang berlaku atas dirinya sesuai dengan pengalamannya (Harren,

1980).

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik suatu pengertian, bahwa

gaya pengambilan keputusan bersifat melekat pada kondisi seseorang. Gaya

pengambilan keputusan dipelajari dan dibiasakan oleh individu dalam

Page 51: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

34

kehidupannya, sehingga menjadi bagian dan miliknya serta menjadi pola respon

saat individu menghadapi situasi pengambilan keputusan. Gaya pengambilan

keputusan juga menjadi ciri atau bagian unik dari individu (Phillips, dkk. 1984).

Keunikan lain yang melekat pada diri individu adalah kepribadian orang

tersebut. Hall dan Linzey (1978) menyatakan bahwa kepribadian merupakan ciri

khas seseorang atau sebagai impresi menonjol yang terdapat dalam diri

seseorang. Kepribadian memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku

seseorang. Eysenck menyatakan bahwa kepribadaian adalah keseluruhan pola

perilaku baik yang aktual maupun potensial dari seseorang (dalam Suryabrata,

1995). Kepribadian merupakan alat yang digunakan individu dalam

berkomunikasi dengan dunia luar dan dalam melakukan penyesuaian dengan

lingkungan sekitarnya (Allport, dalam Adisubroto, 1987). Bischof (1970)

mengatakan bahwa kepribadian merupakan motif dari perilaku atau sistem

berperilaku.

Hal seperti tersebut di atas juga berlaku bagi tipe kepribadian seseorang.

Tipe kepribadian juga merupakan hal unik yang dimiliki oleh seseorang. Tipe

kepribadian seseorang berperan menentukan perilaku maupun respon seseorang

terhadap lingkungan dan permasalahan yang dihadapi. Eysenck (1950)

membedakan tipe kepribadian menjadi dua tipe, yaitu introvert dan ekstravert

untuk menyatakan adanya perbedaan dalam reaksi terhadap lingkungan sosial dan

tingkah laku seseorang. Tipe kepribadian introvert dan ekstravert menggambarkan

keunikan individu dalam bertingkah laku terhadap suatu stimulus sebagai

perwujudan karakter, temperamen, fisik dan intelektual individu dalam

Page 52: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

35

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Jadi nampak jelas baik gaya

pengambilan keputusan maupun tipe kepribadian adalah dua hal yang sama-sama

mengacu kepada keunikan individu dan sama-sama memiliki andil yang besar

bagi perilaku seseorang..

Menurut Mischel (dalam Sahrah, 1988), dalam kehidupan sehari-hari

individu biasanya mempunyai kebebasan untuk memilih situasi kehidupan di

mana mereka berada, dan hal ini akan dipengaruhi dan disesuaikan oleh

kepribadiannya. Pada saat seseorang memilih dan berada dalam suatu situasi

kehidupan yang diingininya, pasti ia melewati proses pengambilan keputusan.

Berdasarkan hal ini terlihat adanya keterkaitan antara pengambilan keputusan dan

aspek kepribadian seseorang.

Penelitian lain yang hampir sama adalah tentang kecanduan cybersex

yang berusaha melihat hubungan antara kecanduan cybersex dengan tipe

kepribadian seseorang (Haryanti, 2001). Dalam penelitian ini diperlihatkan bahwa

pada saat seseorang ingin kembali ke warnet untuk mengunjungi situs porno

(cybersex), seringkali mereka menghadapi situasi dilema. Peranan tipe

kepribadian introvert dan ekstrovert diungkap dalam penelitian ini, untuk melihat

seberapa jauh pengaruhnya terhadap perilaku mengunjungi (kecanduan) situs

porno (cybersex). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa orang dengan tipe

kepribadian introvert cenderung memiliki tingkat kecanduan yang lebih besar dari

orang bertipe kepribadian extrovert dalam mengunjungi situs porno atau

cybersex Meskipun secara implicit, nampak pada saat seseorang menghadapi

situasi dilema sampai dengan ia melakukan sesuatu, pastilah ia sudah melakukan

Page 53: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

36

pengambilan keputusan. Dengan demikian penelitian ini secara tidak langsung

telah memperlihatkan perbedaan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

seorang yang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert .

Ada satu tinjauan teoritis yang dapat digunakan sebagai acuan atau

pencerahan untuk menunjukan keterkaitan antara gaya pengambilan keputusan

dan kecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert, yaitu apa yang

dikemukakan oleh Carl Gustav Jung. Dalam teorinya tersebut, Jung menyatakan

bahwa dalam berinteraksi dengan dunianya, individu salah satunya dipengaruhi

oleh struktur kesadaran. Struktur kesadaran ini terdiri dari dua komponen pokok,

yaitu : fungsi jiwa dan sikap jiwa, yang masing-masing mempunyai peranan

penting dalam orientasi manusia terhadap dunianya.

Fungsi jiwa ialah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tiada

berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan ada empat

fungsi pokok, yang dua rasional,. yaitu pikiran dan perasaan, sedang yang dua lagi

irrasional, yaitu pendriaan dan intuisi. Pada dasarnya manusia memiliki keempat

fungsi tersebut, akan tetapi biasaya hanya salah satu fungsi saja yang paling

dominan. Fungsi yang paling dominan ini merupakan fungsi superior dan

menentukan tipe orangnya.

Sikap jiwa ialah arah daripada energi psikis umum atau libido yang

menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah energi psikis

itu dapat ke luar maupun ke dalam, dan demikian pula arah orientasi manusia

terhadap dunianya , dapat ke luar maupun ke dalam. Berdasarkan sikap jiwanya

manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu :tipe extravers dan tipe

Page 54: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

37

introvers. Orang extravers terutama dipengaruhi oleh dunia obyektif, yaitu dunia

di luar dirinya. Pikiran dan perasaannya banyak dipengaruhi oleh apa yang ada

dilingkungannya. Jadi apa yang ada di luar dirinya dengan cepat dapat

mempengaruhi pikiran dan perasaannya. Sementara itu orang introvers terutama

dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu dunia dalam dirinya. Pikiran dan

perasaannya tidak dengan mudah dipengaruhi oleh lingkunganya, akan tetapi

dipengaruhi oleh faktor subyektif. Pemaparan secara ringkas teori ini merupakan

cuplikan buku karya Bapak Sumadi Suryabrata ( 1998 ).

Apabila teori di atas dikaitkan dengan topik penelitian ini, maka nampak

dalam masalah fungsi jiwa, hal ini dapat dikaitkan dengan masalah gaya

pengambilan keputusan. Masing-masing gaya pengambilan keputusan (rasional

dan intuitif) memiliki kriteria tersendiri (Harren, 1978). Gaya pengambilan

keputusan rasional bercirikan penalaran yang sistematis dan logis, analitis, kontrol

diri yang kuat atau tidak mudah terpengaruh hal yang bersifat emosional. Gaya

pengambilan keputusan seperti ini bila dikaitkan dengan funsi jiwa maka terkait

dengan fungsi jiwa yang rasional. Sedangkan gaya pengambilan keputusan

intuitif banyak diwarnai dengan kesadaran emosional, fantasi, impulsif. Gaya

pengambilan keputusan seperti ini (intuitif) erat terkait dengan fungsi jiwa

irrasional.

Berakaitan dengan masalah sikap jiwa, maka orang bisa digolongkan

menjadi dua tipe, yaitu tipe extravers dan introvers. Jadi jelas bahwa masalah

sikap jiwa manusia itu berkaitan dengan masalah kepribadian, yaitu tipe extravers

dan introvers.

Page 55: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

38

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pemamparan teori di atas adalah

sebagai berikut. Dalam diri manusia terdapat fungsi jiwa dan sikap jiwa. Fungsi

jiwa dapat dikaitkan dengan masalah gaya pengambilan keputusan, sedangkan

sikap jiwa dapat dikaitkan dengan masalah kepribadian (tipe extravers dan

introvers). Semua hal ini dapat ditemukan dalam diri manusia sebagai aspek yang

mempengaruhi manusia berinteraksi terhadap dunianya. Jadi dari hal ini nampak

adanya keterkaitan antara gaya pengambilan keputusan dan tipe kepribadian

extrovert dan introvert.

Pemaparan penelitian dan teori di atas dimaksudkan untuk menunjukan

bahwa ternyata ada keterkaitan antara pengambilan keputusan dan tipe

kepribadian. Oleh karena penelitian yang secara khusus membahas hubungan atau

keterkaitan antara gaya pengambilan keputusan dan tipe kepribadian belum

pernah dilakukan (sebatas sepengetahuan penulis) maka prinsip yang ada dalam

penelitian dan teori tersebut dipakai sebagai acuan penelitian.

E. Hipotesis

Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ada perbedaan dalam gaya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh subyek

yang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert, yaitu subyek

yang berkecenderungan tipe kepribadian introvert akan cenderung memiliki gaya

pengambilan keputusan rasional, sedangkan subyek yang berkecenderungan tipe

kepribadian extrovert akan cenderung memiliki gaya pengambilan keputusan

intuitif.

Page 56: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Tipe kepribadian, yang terdiri dari :

a. Tipe kepribadian ekstrovert

b. Tipe kepribadian introvert

2. Variabel terikat : Gaya pengambilan keputusan, yang terdiri dari :

a. Gaya pengambilan keputusan rasional

b. Gaya pengambilan keputusan intuitif

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional dimaksudkan untuk mengubah konsep-konsep pada

variabel penelitian yang masih bersifat teoritik atau abstrak menjadi konsep yang

dapat diukur secara empiris (Azwar, 1999). Adapun definisi operasional variabel

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Gaya pengambilan keputusan

Gaya pengambilan keputusan adalah cara respon yang dipelajari dan

dibiasakan oleh seseorang untuk melakukan pendekatan terhadap pengambilan

keputusan. Gaya pengambilan keputusan rasional adalah cara pengambilan

keputusan dengan menggunakan strategi yang logis dan sistematis. Gaya

pengambilan keputusan intuitif adalah cara pengambilan keputusan yang lebih

mengandalkan perasaan, fantasi, kesadaran emosional, bersifat impulsif . Variabel

gaya pengambilan keputusan ini diukur dengan menggunakan skala gaya

Page 57: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

40

pengambilan keputusan (Assesment of Career Decision Making Style Scale atau

disingkat ACDMS-s) yang disusun oleh Vincent A. Harren. Penentuan gaya

pengambilan keputusan yang dimiliki seseorang adalah dengan melihat gaya

manakah yang dominan dalam diri individu. Skor atau nilai yang tertinggi

menunjukan gaya pengambilan keputusan yang dominan dalam diri sesesorang

dan sebaliknya.

2.Tipe kepribadian

Tipe kepribadian dalam penelitian ini mengacu pada batasan teoritis dari

Eysenck dan Wilson (1982) yang membedakan tipe kepribadian menjadi tipe

kepribadian extravert dan introvert. Individu yang memiliki tipe kepribadian

extravert dicirikan sebagai orang yang suka bergaul, responsif terhadap

lingkungan , ramah, santai, bersemangat, riang, impulsif, suka menuruti dorongan

kata hati, mengikuti perubahan, mudah terangsang dan terpengaruh, agresif,

mudah gelisah, berani mengambil resiko, ekspresif, praktis dan kurang dapat

bertanggung jawab. Sebaliknya individu yang bertipe kepribadian introvert

dicirikan sebagai orang yang kurang suka bergaul, pendiam, pesimistik,

ekspresinya tenang, kaku, suka murung, penuh kekawatiran, emosinya datar, suka

aktifitas sendiri, hati-hati dalam mengambil keputusan, cenderung suka menahan

diri, reflektif dan bertanggung jawab. Variabel tipe kepribadian ini diukur dengan

menggunakan skala extravert-introvert yang disusun oleh Eysenck (1982) , yaitu

Eysenck Personality Questionaire atau EPQ yang telah diadaptasikan. Dalam

skala ini diukur tujuh (7) karakteristik komponen atau faktor, yaitu : (a) activity,

(b) sociability,(c) risk taking, (d)impulsiveness, (e)expressiveness, (f)

Page 58: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

41

reflectiveness, (g) responsibility. Data dari variabel ini diperoleh melalui skor

total yang diperoleh subyek pada skala extravert- introvert. Skor yang dimiliki

oleh subyek menunjukan derajat atau kecenderungan ekstraversi. Skala extrovert-

introvert ini mengukur dimensi extrovert-introvert sebagai suatu gejala kontinum.

Skor yang tinggi menunjukan dimensi extrovert, skor yang rendah menunjukan

dimensi introvert. Untuk menentukan apakah subyek cenderung berkepribadian

extrovert atau introvert, maka digunakan angka rerata sebagai batas pemisah.

Subyek yang mendapat skor di atas angka rerata skor total skala ini digolongkan

sebagai subyek yang cenderung memiliki tipe kepribadian extrovert, sebaliknya

subyek dengan skor dibawah angka rerata skor total digolongkan sebagai subyek

yang cenderung memiliki tipe kepribadian introvert.

C. Subyek Penelitian

Pengambilan keputusan adalah salah satu proses wajar yang dialami dan

dilakukan oleh setiap orang dalam berbagai situasi dan kondisi. Jadi pengambilan

keputusan merupakan hal yang sudah familiar bagi berbagai komunitas sosial.

Demikian halnya dengan tipe kepribadian. Setiap orang memiliki keunikan

tersendiri yang menjadi ciri khas dari kepribadian seseorang. Berdasarkan hal

tersebut , maka penelitian seperti ini sebenarnya dapat diterapkan pada banyak

kelompok, baik itu kelompok umur, profesi, lokasi maupun kriteria sosial tertentu.

Akan tetapi untuk mempermudah jalanya penelitian, maka subyek penelitian

diambil secara purposive sampling. Subyek penelitian ini berjumlah 75 orang.

Adapun karakteristik subyek penelitian adalah mereka yang sudah bekerja di

suatu perusahaan atau instansi maupun wiraswasta minimal selama 1 tahun.

Page 59: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

42

Karakteristik seperti ini pernah dipilih dan dilakukan dalam penelitian yang

dilakukan oleh Suherman dan Yuanita (2000). Alasan dari penentuan karakteristik

ini dikarenakan subyek dengan kondisi seperti ini dipandang sering

diperhadapkan dengan proses pengambilan keputusan dalam rutinitasnya. Selain

hal tersebut, subyek adalah mereka yang sudah menikah atau berumah-tangga.

Alasan dari hal ini karena seorang yang memasuki kehidupan berumah-tangga

akan menghadapi kondisi yang kompleks dan menuntut pengambilan keputusan

serta penanganan masalah (Christin, 2001). Berkaitan dengan masalah usia, dalam

penelitian ini akan dipilih subyek yang yang sudah memasuki usia dewasa.

Sinamo (2000) menyatakan bahwa untuk ukuran orang Indonesia, seorang

digolongkan usia dewasa ketika ia sudah berusia di atas 21 tahun dan sudah

menikah atau berumah-tangga. Dalam penelitian ini dipilih subyek yang berusia

antara 25 tahun sampai dengan 50 tahun. Kondisi seperti ini membuat mereka

menjadi orang-orang yang mulai menghayati proses pengambilan keputusan.

Karakteristik lainnya adalah sudah berdomisili di Yogyakarta minimal 2 tahun.

Kurun waktu selama 2 tahun dipandang sebagai waktu yang cukup untuk proses

adaptasi (apabila subyek adalah orang dari luar Yogyakarta), sehingga minimal

ada kesetaraan antar subyek. Kriteria seperti ini pernah diterapkan dalam

penelitian Arroba (1998).

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data tidak lain merupakan suatu proses pengadaan data untuk

keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting

dalam metode ilmiah, karena pada umumnya selalu ada hubungan antara metode

Page 60: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

43

pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.

Permasalahan dalam penelitian memberi arah dan mempengaruhi metode

pengumpulan data (Suryabrata, 1998).

Metode yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian adalah

menggunakan skala. Untuk mengukur variabel gaya pengambilan keputusan akan

digunakan skala yang dikembangkan peneliti dari skala gaya pengambilan

keputusan atau Assessment of Career Decision Making Style Scale (ACDM-s)

hasil karya V.A. Harren (1980). Skala ini (ACDM-s) pernah digunakan dalam

penelitian Sindunata (2000). Skala yang digunakan dalam penelitian ini

mengangkat skala penelitian tersebut sebagai bahan acuan. Sedangkan untuk

mengukur variabel tipe kepribadian akan digunakan skala yang telah

dikembangkan dari skala extravert-introvert milik Eysenck (1982) yaitu Eysenck

Personality Questionaire (EPQ). Skala karya Eysenck ini telah beberapa kali

dipakai dalam penelitian psikologi, salah satunya juga telah dibakukan dalam

penelitian yang dilakukan oleh Era M. Pertiwi (2001). Skala yang dipakai dalam

penelitian ini juga mengacu pada skala tersebut.

Skala gaya pengambilan keputusan ini untuk mengetahui gaya pengambilan

keputusan yang dimiliki oleh seseorang. Nilai yang akan dimiliki setiap subyek

berupa nilai total untuk masing-masing dari kedua gaya pengambilan keputusan .

Dalam skala ini, setiap pernyataan memiliki pilihan jawaban, yaitu: tidak pernah

(TP), jarang (J), ragu-ragu (R), sering (S), selalu (SL). Pada pernyataan yang

favorable, nilai 0 diberikan untuk pilihan jawaban tidak pernah (TP), nilai 1 untuk

jawaban jarang (J), nilai 2 untuk jawaban ragu-ragu, nilai 3 untuk jawaban sering

Page 61: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

44

(S), dan nilai 4 untuk jawaban selalu (SL). Sebaliknya pada pernyataan

unfavorable, nilai 4 diberikan untuk pilihan jawaban tidak pernah (TP), nilai 3

diberikan untuk jawaban jarang (J), nilai 2 diberikan untuk jawaban ragu-ragu,

nilai 1 untuk jawaban sering (S), dan nilai 0 diberikan untuk jawaban selalu (SL).

Dari penghitungan nilai skor yang ada, maka dilihat nilai skor gaya pengambilan

keputusan manakah yang tertinggi. Gaya pengambilan keputusan yang memiliki

nilai skor yang tertinggi menunjukan bahwa gaya tersebut adalah gaya

pengambilan keputusan yang paling dominan dalam diri seseorang.

Skala gaya pengambilan keputusan ini terdiri dari 20 butir pernyataan

favorable dan 6 butir pernyataan unfavorable Butir-butir pernyataan dari skala

gaya pengambilan keputusan ini dapat dilihat pada tabel 1 yang merupakan kisi-

kisi skala tersebut.

Tabel 1 Kisi-kisi Skala Gaya Pengambilan Keputusan

NOMOR BUTIR Gaya Pengambilan Keputusan Favorable Unfavorable

JUMLAH

RASIONAL INTUITIF

2,7,8,12,14,16,20,23,25,26 1,4,6,9,11,15,17,19,21,24

5,10,18

3,13,22

13

13

JUMLAH 20 6 26

Skala extravert-introvert karya Eysenck (EPQ) adalah skala psikologi yang

digunakan untuk mengungkap tipe kepribadian seseorang apakah ia termasuk

Page 62: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

45

extrovert atau introvert. Skala ini mengandung 7 faktor yang mengungkapkan

kecenderungan extrovert-introvert. Adapun 7 faktor tersebut adalah :

a. Activity. Seorang bertipe kepribadian extravert cenderung aktif secara

fisik, bersemangat, bergerak cepat dan memiliki minat dalam banyak hal.

Tipe kepribadian introvert cenderung kurang aktif secara fisik, kurang

bersemangat, mudah lelah, lebih suka berdiam diri dan lebih memilih

kingkungan yang tenang.

b. Sociability. Tipe kepribadian extravert lebih menyukai berkumpul dengan

banyak orang, menyukai banyak kontak sosial, mudah bergaul dan

bergembira,. Tipe kepribadian introvert cenderung menyukai aktifitas

yang dilakukan sendirian, mempunyai sedikit teman, sulit mengutarakan

pendapat dengan bebas kepada orang lain, cenderung menarik diri

terhadap kontak-kontak sosial.

c. Risk taking. Orang dengan tipe kepribadian extravert menyukai tantangan

dan hal-hal yang mengandung resiko, kurang pertimbangan berkaitan

dengan akibat yang mungkin timbul. Sedangkan orang dengan tipe

kepribadian introvert cenderung menyukai pada hal-hal yang sudah

familiar baginya dan cenderung berhati-hati.

d. Impulsiveness. Orang dengan tipe kepribadian extravert cenderung

terburu-buru, biasanya tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, berbuat

sesuatu tanpaberpikir panjang terlebih dulu, mudah berubah, sulit

diramalkan karena cenderung mengikuti dorongan hati. Seorang bertipe

kepribadian introvert cenderung berhati-hati dan berpikir panjang dalam

mengambil keputusan, sistematis, berpikir dulu sebelum bertindak.

Page 63: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

46

e. Expresiveness. Seorang extrovert cenderung mengekspresikan emosinya

secara terbuka entah itu rasa marah, benci, suka, cinta. Sebaliknya seorang

introvert akan menjaga perasaanya agar tidak terlihat dan terkontrol.

f. Reflectiveness. Seorang extrovert lebih tertarik untuk melakukan sesuatu

daripada memikirkannya, suka terhadap hal-hal yang dipandang praktis.

Sementara itu seorang introvert tertarik pada ide-ide yang abstrak,

filosofis,senang berdiskusi dan menyukai ilmu pengetahuan.

g. Responsibility. Seorang extrovert cenderung mengabaikan janji yang telah

dibuatnya, mengabaikan hal-hal yang bersifat resmi, kurang berhati-hati

dan kurang bertanggung jawab secara social. Seorang introvert cenderung

serius, dapat diandalkan, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.

Dalam skala ini setiap pernyataan memiliki pilihan jawaban,yaitu : sangat

tidak sesuai (STS), tidak sesuai (TS), ragu-ragu (R), sesuai (S), sangat sesuai (SS).

Pada pernyataan yang favorable nilai 0 diberikan pada pilihan jawaban sangat

tidak sesuai (STS), nilai 1 diberikan pada pilihan jawaban tidak sesuai (TS), nilai

2 diberikan pada pilihan jawaban ragu-ragu ( R ), nilai 3 diberikan pada pilihan

jawaban sesuai (S), dan nilai 4 diberikan pada pilihan jawaban sangat sesuai (SS).

Sebaliknya pada pernyataan unfavorable, nilai 4 diberikan untuk pilihan jawaban

sangat tidak sesuai (STS), nilai 3 diberikan untuk jawaban tidak sesuai (TS), nilai

2 diberikan untuk jawaban ragu-ragu ( R ) , nilai 1 untuk jawaban sesuai (S), dan

nilai 0 diberikan untuk jawaban sangat sesuai (SL).

Untuk menentukan apakah subyek cenderung berkepribadian extrovert atau

introvert, maka digunakan angka rerata sebagai batas pemisah. Subyek yang

Page 64: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

47

mendapat skor di atas angka rerata skor total skala ini digolongkan sebagai subyek

yang cenderung memiliki tipe kepribadian extrovert, sebaliknya subyek dengan

skor dibawah angka rerata skor total digolongkan sebagai subyek yang cenderung

memiliki tipe kepribadian introvert.

Skala extrovert-introvert ini terdiri dari 29 butir pernyatan favorable dan 26

butir unfavorable. Butir-butir pernyataan dari skala extrovert – introvert ini dapat

dilihat pada tabel 2 yang merupakan kisi-kisi dari skala tersebut.

Tabel 2 Kisi-kisi Skala Extrovert - Introvert

NOMOR BUTIR FAKTOR

Favorable Unfavorable JUMLAH

Activity 1,8,15,51 10,29,32,39,46 9 Sociability 2,31,41,50 9,17,27 7

Risk- taking 3,18,30 19,28,52 6 Impulsiveness 4,11,16,25,40 20,35,38,49 9

Expresiveness 5,26,33,43,45,48 12,21,34 9 Reflectiveness 6,24,42 13,22,53,55 7 Responsibility 7,23,36,47 14,37,44,54 8

JUMLAH 29 26 55

E. Uji Coba dan Hasil Ui Coba

Sebelum uji coba dilaksanakan dalam penelitian ini, maka dilakukan

terlebih dulu uji coba awal (preliminary). Adapun tujuan dari dari uji coba awal

ini menurut Kartono (1996) untuk :

1. Menghindari pernyataan-pernyataan ambigius dan kurang jelas

Page 65: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

48

2. Menghilangkan kata asing yang kurang perlu, atau kata-kata yang terlalu

abstrak dan menggantikannya dengan kata-kata yang lebih sederhana serta

dimengerti responden.

3. Menghilangkan kata-kata yang menimbulkan antipati atau curiga.

4. Menghilangkan aitem-aitem yang tidak relevan dengan penelitian dan

menambah dengan aitem yang bisa menggali jawaban responden lebih

banyak.

Uji coba awal dilakukan pada tanggal 5 Januari 2004 sampai dengan 8 Januari

2004. Jumlah subyek yang terlibat dalam uji coba awal ini adalah 10 orang.

Subyek dalam uji coba awal ini dipilih subyek yang dipandang mampu

memberikan masukan maupun kritik terhadap penyempurnaan alat ukur. Peneliti

mengenal para subyek dengan cukup baik, dan sebelum uji coba awal ini

dilakukan, peneliti telah mengkomunikasikan rencana penelitian dan pelaksanaan

uji coba awal. ini terhadap para subyek.

Uji coba awal dilakukan dirumah salah satu subyek dan dihadiri oleh 7 orang.

Peneliti memberikan penjelasan secara singkat sekali lagi untuk menyegarkan

ingatan subyek dan saat subyek mengisi angket, peneliti menunggui mereka.

Kepada para subyek diberi keleluasaan untuk bertanya dan memberikan komentar

terhadap alat ukur yang disajikan. Setiap pertanyaan dan komentar subyek dicatat

guna perbaikan atau penyempurnaan alat ukur. Sementara itu, angket juga

diberikan kepada 3 subyek yang berhalangan hadir dengan cara dikirimkan

kerumahnya dan pada hari berikutnya diambil kembali setelah diisi oleh mereka.

Subyek juga diberi penjelasan berkaitan dengan pengisian angket.

Page 66: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

49

Pertanyaan maupun komentar yang paling sering dilontarkan adalah hal yang

berkaitan dengan masalah makna kalimat, bentuk kalimat pernyataan, kata-kata

tertentu yang dirasakan oleh subyek asing atau sulit dimengerti, cara-cara

pengisian angket. Berdasarkan semua hal ini, peneliti melakukan revisi dan

perbaikan terhadap alat ukur

Tahap berikutnya setelah pelaksanaan uji coba awal ini, peneliti mulai

melakukan uji coba terhadap alat ukur. Uji coba dilakukan pada tanggal 12

Januari 2004 sampai dengan 18 Januari 2004. Subyek pada uji coba awal tidak

dikutsertakan pada pelaksanaan uji coba ini.

.Jumlah angket yang digunakan dalam uji coba ini berjumlah 35 buah, dari

jumlah angket tersebut sejumlah 15 buah di berikan dengan cara diberikan di

rumah para subyek (door to door) dan sisanya, yaitu 20 buah, dibagikan dalam

suatu pertemuan yang telah direncankan oleh peneliti di salah satu rumah subyek.

Seperti yang telah dilakukan pada uji coba awal, maka dalam uji coba yang

diadakan di rumah salah satu subyek didahului dengan penjelasan kepada subyek

perihal pengisian angket. Pada saat subyek mengisi angket, peneliti menunggu

ditempat tersebut guna memastikan segala sesuatunya dapat berjalan dengan

lancar.

Semua angket dalam uji coba ini semuanya dapat terkumpul pada hari itu

juga. Sementara itu angket-angket yang diberikan dengan cara diberikan di rumah

subyek, akhirnya pada tanggal 16 Januari 2004 dapat terkumpul kembali. Hanya

saja, dari 15 buah angket yang diberikan ternyata ada 4 buah angket yang belum

diisi oleh subyek dan subyek tidak dapat dihubungi karena pergi ke luar kota. Jadi

Page 67: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

50

dari sejumlah 15 angket yang diberikan secara door to door kepada subyek hanya

terkumpul 11 buah angket. Selanjutnya setelah semua angket yang digunakan

dalam uji coba telah terkumpul, maka dilakukan pemeriksaan dan pengecekan

terhadap semua angket tersebut. Setelah pemeriksaan dilakukan, ternyata dari

sejumlah 35 buah angket yang telah didistribusikan, hanya terdapat 20 buah

angket yang memenuhi syarat untuk dilakukan analisa. Adapn perincian dari hal

ini, yaitu sejumlah 4 buah belum diisi oleh subyek, sementara itu dalam 11 angket

yang lain terdapat beberapa bagian dari angket yang belum lengkap terisi semua.

Mengingat semua hal ini, akhirnya jumlah subyek yang dilibatkan dalam uji coba

ini berjumlah 20 orang.

Hasil uji coba skala (angket) gaya pengambilan keputusan dan skala extrovert-

introvert tersebut selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Dengan uji

validitas dan reliabilitas ini akan dapat diketahui mana butir yang sahih atau andal

dan mana butir yang gugur. Reliabilitas alat ukur menunjukan sejauh mana hasil

pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Validitas alat ukur adalah

sejauh mana alat tes itu mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur

(Suryabrata, 2000). Reliabilitas dan validitas alat ukur merupakan salah satu ciri

utama instrumen pengukuran yang baik ( Azwar, 1998). Kronologis dari ana-

lisa terhadap skala yang menjadi alat ukur dalam penelitian dapat dilihat pada

gambar 1.

Page 68: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

51

Gambar 1

Alur uji coba dan anlisis terhadap skala penelitian

Adapun hasil uji coba terhadap alat ukur melalui analisis uji validitas dan

reliabilitas adalah sebagai berikut :

1. Skala Gaya Pengambilan Keputusan

Dengan menetapkan koeisien validitas (rbt) sebesar 0,300 maka diperoleh

hasil bahwa dari jumlah aitem awal sebanyak 26 butir ternyata sebanyak 6 butir

dinyatakan gugur, sehingga jumlah aitem yang valid adalah 20 butir. Koefisien

butir bergerak dari 0,3582 sampai dengan 0,7837. Adapun sebaran aitem skala

gaya pengambilan keputusan yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas dapat

dilihat pada tabel 3.

Skala Gaya Pengambilan Keputusan

Skala Extrovert-introvert

Uji Coba Awal & Uji Coba

Uji Validitas & Reliabilitas

Alat Ukur Valid dan Reliabel

Page 69: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

52

Tabel 3 Butir gugur dan valid Skala Gaya Pengambilan Keputusan

Melalui uji reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach diperoleh koefisien

sebesar 0,8155 sehingga skala ini reliable untuk digunakan dalam penelitian.

2. Skala Extrovert – Introvert

Dengan menetapkan koefisien validitas (rbt) sebesar 0,300 maka diperoleh

hasil bahwa dari jumlah aitem awal sebanyak 55 butir ternyata sebanyak 22 butir

dinyatakan gugur sehingga jumlah aitem yang valid adalah sebanyak 33 butir.

Adapun sebaran aitem dari skala Extrovert-Introvert yang telah mengalami uji

Validitas dan reliabilitas dpat dilihat pada Tabel 4.

NOMOR BUTIR Favorable Unfavorable

Gaya Pengambilan Keputusan VALID GUGUR VALID GUGUR

JUMLAH

RASIONAL 2,7,12,16,20,23,25,26

8,14 5,10 18 13

INTUITIF 1,4,9,11,15,17,19,24

6,21 3,22 13 13

JUMLAH 16 4 4 2 26

Page 70: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

53

Tabel 4

Butir Valid dan Gugur Skala Extrovert – Introvert

NOMOR BUTIR

FAVORABLE UNFAVORABLE JUMLAH

FAKTOR

VALID GUGUR VALID GUGUR

Activity 1,8,51 15 29,39,46 10,32 9

Sociability 2,41 50,31 9,17 27 7

Risk-taking 18,30 3 19,28 52 6

Impulsiveness 4,16,25 40,11 20,49 35,38 9

Expresiveness 5,26,45,48 33,43 21,34 12 9

Reflectiveness 24,42 6 53 13,22,55 7

Responsibility 7,47 23,36 14,44,54 37 8

JUMLAH 18 11 15 11 55

Koefisien butir valid dari skala ini bergerak dari 0,3084 sampai dengan

0,7197. Melalui uji Reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach diperoleh

koefisien Alpha sebesar 0,8489 sehingga skala ini reliabel untuk digunakan dalam

penelitian.

F. Jalanya Penelitian

Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, meliputi (1) tahap persiapan,

(2) tahap pengumpulan data, dan (3) tahap analisa data.

1. Tahap persiapan

Persiapan dimulai dengan membuat proposal penelitian lalu diajukan kepada

pembimbing. Setelah bimbingan proposal, penulis menyusun Bab 1 sampai

dengan Bab III. Setelah menerima masukan dan saran dari pembimbing, penulis

kemudian menyusun alat ukur penelitian dan diajukan kepada pembimbing guna

mendapatkan bim,bingan lebih lanjut. Setelah semua hal ini selesai, penulis diberi

Page 71: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

54

kesempatan pada tanggal 5 Januari 2004 untuk mengikuti ujian komprehensif

guna mendapatkan masukan yang lebih rinci lagi dari dewan pengajar.

Sebelum skala penelitian diuji coba, terlebih dahulu dilakukan uji coba

awal agar skala tersebut dapat dipahamidengan baik oleh para responden, baru

setelah uji coba awal ini selesai dan perbaikan-perbaikan dilkukan maka uji coba

segera dilaksanakan. Tujuan dari uji coba ini adalah agar alat ukur yng akan

digunakan dalam penelitian memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat

diandalkan.

2. Tahap pengumpulan data lapangan

Sebelum pengumpulan data lapngan ini dilakukan penulis mengajukan

permohonan surat keterangan dari pihak pengelola Pasca Sarjana Psikologi guna

keperluan penelitian di lapangan. Pengumpulan data lapangan ini dimulai pada

tanggal 21 Januari 2004 sampai dengan 25 Januari 2004 (tahap I). Pada tahap ini

sebagian besar angket diberikan kepada subyek dengan cara door to door . Untuk

melakukan hal ini peneliti dibantu oleh beberapa teman yang sebelumnya mereka

telah diberi pemahaman tentang skala penelitian terutama cara-cara pengisian,

disamping itu peneliti mencermati kembali sekiranya masih ada petunjuk

pengisian angket yang masih kabur. Jumlah angket yang didistribusikan dalam

tahap ini sebanyak 55 eksemplar, dan jumlah yang dapat dicollect kembali

berjumlah 49 eksemplar. Jadi ada 6 buah skala yang tidak kembali.

Tahap berikutnya, penulis mendistribusikan angket sebanyak 35 buah kepada

subyek yang lainnya. Hanya kali ini dilakukan pemantauan yang agak ketat

supaya hal yang tidak diinginkan tidak terjadi kembali. Tahap ini dilakukan pada

Page 72: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

55

tanggal 27 Januari sampai dengan 1 Febuari 2004. Pada tahap ini seluruh angket

yang telah didistribusikan dapat terkumpul kembali semuanya. Jadi jumlah

keseluruhan angket yang berhasil terkumpul kembali adlah sebanyak 84

eksemplar.

3. Tahap analisi data

Kegiatan pada tahap ini secara umum meliputi a) penghitungan dan

pengecekan kembali terhadap data yang telah terkumpul dari alat ukur

penelitian, b) pemberian skor jawaban terhadap kedua alat ukur yang telah diisi

oleh responden, dan c) tabulasi data hasil penskoran melalui program MS Excel,

kemudian d) data diolah melalui program SPSS for Windows ver. 9 dan dari hasil

olah data tersebut kemudian diinterpretasikan.

Dari hasil pengecekan angket yang telah terkumpul ada 9 buah angket yang

terpaksa tidak digunakan karena pengisian jawaban tidak lengkap (belum semua

nomor diisi), sehingga jumlah angket yang layak untuk dianalisa berjumlah 75

buah.

G. Metode analisa data

Data-data yang sudah terkumpul akan dianalisa dengan metode statistik.

Untuk menguji perbedaan gaya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

subyek yang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert, sekaligus

untuk menguji apakah seorang yang berkecenderungan tipe kepribadian introvert

akan cenderung memilki gaya pengambilan keputusan rasional, sedangkan

seorang yang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert akan cenderung

Page 73: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

56

memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif maka akan digunakan ANOVA.

Sebelum dilakukan analisa statistik maka sebelumnya data harus memenuhi

persyaratan uji asumsi seperti uji normalitas sebaran dan uji homogenitas.

Uji normalitas untuk mengetahui apakah skor variabel yang diteliti

mengikuti distribusi normal atau tidak. Menurut Hadi (2000), ada anggapan

bahwa skor variabel yang dianalis harus mengikuti hokum sebaran normal baku

(kurva) dari Gauss. Kaidah yang dipakai bila p>0,05 sebaran normal, sebaliknya

bila p<0.05 sebaran tidak normal. Teknik uji yang dipakai adalah uji

Kolmogorov-Smirnov.

Uji homogenitas adalah uji untukmengetahui homogen tidaknya skor

variabel terikat. Uji menggunakan teknik Levene test. Kaidah yang dipakai

adalah bila p > 0,050 berarti varians kelompok-kelompok yang dibandingkan

status homogen, sedangkan bila p < 0,050 berarti status tidak homogen.

Gambar 2

Alur Analisis Data Seluruh uji hipotesis maupun uji asumsi dilakukan dengan menggunakan

pragram SPSS for Windows 9.0.

Skala Gaya Pengambilan Keputusan

Skala Extrovert-Introvert

Uji normalitas sebaran

Uji Homogenitas

ANOVA Menguji Perbedaan Gaya pengambilan Keputusan yang diambil oleh orang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert

Page 74: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

57

BAB. IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Penelitian

a. Gaya Pengambilan Keputusan

Skala gaya pengambilan keputusan berisi 20 butir. Skala ini mengandung

aitem-aitem yang mengungkap baik gaya pengambilan keputusan rasional maupun

intuitif. Adapun perincian dari aitem-aitem tersebut yaitu 10 aitem merupakan aitem

yang mengungkap gaya pengambilan keputusan rasional dan 10 aitem mengungkap

gaya pengambilan keputusan intuitif.

Skor dari masing-masing kelompok aitem (kelompok aitem gaya pengambilan

keputusan rasional dan intuitif) bergerak dari skor terendah = 0 dan skor tertinggi = 4,

dengan demikian dapat diketahui skor total minimum yang dimiliki oleh subyek

untuk masing-masing kelompok aitem sebesar 0 dan skor total maksimum sebesar 40.

Skor yang dimiliki oleh subyek adalah skor total dari masing-masing

kelompok aitem. Penentuan kecenderungan gaya pengambilan keputusan yang

dimiliki oleh subyek adalah dengan melihat skor total yang tertinggi. Skor total yang

tertinggi ini sekaligus menunjukkan gaya pengambilan keputusan yang dominan

dalam diri subyek.

Berdasarkan hasil penghitungan skor total terhadap jawaban responden pada

skala gaya pengambilan keputusan berikut penentuan gaya pengambilan keputusan

yang dimiliki , maka diketahui.dari 75 subyek penelitian yang ada ternyata

Page 75: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

58

ditemukan ada sebanyak 43 subyek yang memiliki kecenderungan gaya pengambilan

keputusan rasional, sementara yang lain yaitu sebanyak 32 subyek memiliki

kecenderungan gaya pengambilan keputusan intuitif. Jadi dari hasil pengukuran

melalui skala gaya pengambilan keputusan ini diketahui distribusi gaya pengambilan

keputusan yang dimiliki subyek yaitu 57,33 % (43 subyek) memiliki kecenderungan

gaya pengambilan keputusan rasional, sementara itu 42,66 % (32 subyek) memiliki

kecenderungan gaya pengambilan keputusan intuitif. Nampak jelas bahwa subyek

lebih banyak yang memiliki kecenderungan gaya pengambilan keputusan rasional.

Adapun ringkasan distribusi akan hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5

Distribusi subyek berdasar gaya pengambilan keputusan

Gaya Pengambilan

Keputusan

Subyek Persentase

( %)

RATIONAL 43 57, 33

INTUITIF 32 42, 66

JUMLAH 75 100

b.Tipe kepribadian

Variabel tipe kepribadian ini terdiri dari dua yaitu extraversion dan

introversion. Skala etrovert-introvert ini terdiri dari 33 butir pernyataan untuk

mengungkap kecenderungan ekstraversion yang dimiliki subyek. Jadi aitem-aitem

yang ada mengungkap kecenderungan atau derajat ektraversi subyek.

Page 76: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

59

Setiap subyek memiliki total skor yang diperoleh dari penjumlahan skor

setiap jawaban aitem. Skor setiap aitem terendah yang dapat diperoleh subyek adalah

= 0 dan skor tertinggi = 4, dengan demikian dapat diketahui skor total terendah yang

dapat dimiliki oleh subyek adalah 0 dan skor total tertinggi adalah 132.

Dasar penghitungan atau penentuan kecenderungan ekstraversi subyek

diperoleh dengan melihat rerata empirik. Angka rerata empirik ini diperoleh dengan

cara skor kumulatif dibagi dengan jumlah aitem yang ada (33 aitem), diperoleh hasil

76,65. Skor total yang diperoleh subyek dibandingkan dengan rerata ini, apabila skor

total yang dmiliki subyek dibawah angka rerata berarti ia cenderung memiliki tipe

kepribadian introvert, sebaliknya apabila subyek memiliki skor total di atas angka

rerata berarti ia cenderung memiliki tipe kepribadian extrovert.

Berdasar perhitungan tersebut maka diketahui dari 75 subyek yang ada,

ternyata ada 41 subyek memiliki kecenderungan extrovert sedangkan 34 subyek

memiliki kecenderungan introvert. Hal ini berarti dari 75 subyek penelitian yang ada

maka sebanyak 54,66 % (41 subyek) memiliki kecenderungan tipe kepribadian

extrovert, sedangkan 45,33 % (34 subyek) memiliki kecenderungan tipe kepribadian

introvert. Melihat hasil perhitungan tersebut maka diketahui bahwa prosentase subyek

yang memiliki kecenderungan tipe kepribadian extrovert lebih besar daripada mereka

yang memiliki kecenderungan tipe kepribadian introvert. Adapun distribusi subyek

penelitian dilihat dari kecenderungan tipe kepribadian yang dimiliki dapat dilihat

pada Tabel 6.

Page 77: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

60

Tabel 6

Distribusi subyek berdasar kecenderungan tipe kepribadian

2. Hasil Uji Asumsi

Uji asumsi yang dilakukan meliputi uji normalitas sebaran dan uji

homogenitas.

a. Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas sebaran menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Z-K-S).

Kaidah yang digunakan adalah dengan melihat harga p. Jika p > 0,05 maka sebaran

dinyatakan normal, sebaliknya apabila p ≤ 0,05 maka sebaran dinyatakan tidak

normal. Sebaran data normal diartikan bahwa data tersebut tidak berbeda secara

signifikan dengan sebaran normal dari Gauss ( Hadi, 2000). Variabel penelitian yang

diuji normalitas sebarannya antara lain gaya pengambilan keputusan (rasional dan

TIPE

KEPRIBADIAN

SUBYEK

PERSENTASE ( % )

EXTROVERT 41 54,66

INTROVERT

34

45,33

JUMLAH 75 100

Page 78: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

61

intuitif) dan tipe kepribadian. Hasil uji normalitas sebaran variabel-variabel penelitian

ini dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7

Rangkuman hasil uji normalitas sebaran variabel penalitian

Variabel S ig Keterangan

Rational 0,084 Normal

Intuitif 0,200 Normal

Tipe Kepribadian 0,200 Normal

Berdasarkan Tabel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel

penelitian yang diuji (baik gaya pengambilan keputusan, yang terdiri dari rational dan

intuitif, dan tipe kepribadian) memilki sebaran normal.

b. Homogenitas variansi

Uji homogenitas variansi diperlukan untuk keperluan analisis variansi. Salah

satu syarat yang diperlukan untuk analisis variansi yaitu varians kelompok yang

dibandingkan adalah homogen (Sugiyanto, 2000)

Uji homogenitas menggunakan Levene test. Adapun kaidah yang digunakn

yaitu jika p > 0,050 berarti varians kelompok yang dibandingkan homogen,

sedangkan apabila p ≤ 0.050 berarti berbeda atau tidak homogen. Rangkuman hasil

uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 79: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

62

Tabel 8

Rangkuman hasil uji homogenitas variabel gaya pengambilan keputusan

Model S ig Keterangan

Levene Test 0.176 Homogen

Hasil uji Levene test seperti terlihat pada Tabel 8 tersebut menunjukan bahwa

variabel gaya pengambilan keputusan memiliki varians yang homogen.

3. Hasil uji hipotesa

Hipotesa dalam penelitian adalah ada perbedaan dalam gaya pengambilan

keputusan yang dilakukan antara subyek yang berkecenderungan tipe kepribadian

extrovert dan introvert, yaitu subyek yang berkecenderungan tipe kepribadian

extrovert cenderung memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif dan subyek yang

berkecenderungan tipe kepribadian introvert cenderung memiliki gaya pengambilan

keputusan rasional.

Setelah dilakukan penghitungan terhadap data yang terkumpul melalui

pengukuran dengan alat ukur penelitian yang ada, maka diketahui bahwa subyek

dapat dikategorikan dalam kecenderungan tipe kepribadian dan gaya pengambilan

keputusan tertentu seperti yang sudah dipaparkan di atas. Selain hal tersebut, ternyata

setiap subyek merupakan kombinasi dari dua kondisi tersebut, jadi terjadi semacam

randomized combination. Hal ini karena setiap subyek diukur baik dalam

kecenderungan tipe kepribadiannya maupun dalam gaya pegambilan keputusan yang

Page 80: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

63

dimiliki. Adapun kombinasi yang dapat mungkin terjadi adalah ada kelompok subyek

yang merupakan kelompok subyek yang termasuk subyek berkecenderungan tipe

kepribadian extrovert dan memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif ( I-E ),

subyek berkecenderungan tipe kepribadian introvert dan memiliki gaya pengambilan

keputusan intuitif ( I-I ), subyek berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan

memiliki gaya pengambilan keputusan rational ( R-E ), dan subyek

berkecenderungan tipe kepribadain introvert dan memiliki gaya pengambilan

keputusan rational ( R-I ). Kombinasi tersebut didasarkan pada variabel gaya

pengambilan keputusan subyek, karena dalam Anova variabel inilah (dependent

variable) yang sebenarnya dibandingkan (Sugiyanto, 2000).

Sebagai langkah awal dalam analisa varians ini maka akan dilihat apakah ada

perbedaan di antara kombinasi-kombinasi tersebut. Berikut ini akan dipaparkan

rangkuman anlisa varians dari masing-masing kombinasi.

a. Kombinasi berdasar gaya pengambilan keputusan intuitif, maka akan didapat

subyek ( I-E ) dan ( I-I ). Melalui Anova diketahui bahwa nilai F untuk

perbandingan subyek dalam dua kelompok ini adalah 6,143 dan nila p = 0,019,

berarti ada perbedaan yang sangat signifikan diantara kelompok ( I-E ) dan ( I-I ) .

Mengacu pada rerata atau mean untuk kelompok subyek ( I-E ) adalah 24,4375,

sedangkan mean untuk kelompok subyek ( I-I ) adalah 22,2500, berarti dapat

dikatakan disini bahwa seorang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert

cenderung memiliki atau melakukan gaya pengambilan keputusan intuitif.

Rangkuman dari Anova perbandingan kelompok di atas dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 81: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

64

Tabel 9

Rangkuman Anova

Kelompok

N

Mean

F

S ig

Intuitif-

ekstrovert (I-E)

16

24,4375

Intuitif-introvert

( I-I )

16 22,250

6,14

0,019

b. Kombinasi berdasar gaya pengambilan keputusan rational , maka akan didapat

subyek ( R-E ) dan ( R-I ). Melalui Anova diketahui bahwa nilai F untuk

perbandingan subyek dalam kelompok ini adalah sebesar 62,100 dan p = 0.000,

berarti ada perbedaan yang sangat signifikan antara kelompok ( R-E ) dan ( R-I ) .

Sementara itu, nilai rerata atau mean ( R-E ) adalah 15,565 dan ( R-I ) adalah

21,400, berarti dapat dinyatakan seorang berkecenderungan tipe kepribadian introvert

akan cenderung memiliki atau melakukan gaya pengambilan keputusan. rational.

Adapun rangkuman dari Anova perbandingan kelompok ini dapat dilihat pada

Tabel 10..

Page 82: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

65

Tabel 10

Rangkuman Anova

Kelompok N Mean F S ig

Rational-

extrovert ( R-

E)

23 15,5652

Rational-

introvert (R-I)

20 21,4000

62,100

0,000

Untuk lebih meyakinkan hasil uji di atas maka ada baiknya kalau dilakukan

uji untuk mengetahui apakah antara kelompok subyek yang berkecenderungan tipe

kepribadian extrovert yang memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif ( I – E )

dengan kelompok subyek yang berkecenderungan tipe kepribadian introvert yang

memiliki gaya pengambilan keputusan rasional ( R – I ) merupakan kelompok yang

berbeda.

Melalui Anova 1 jalur diketahui uji perbandingan tersebut trenyata memiliki

nilai F sebesar 10,945 dan p = 0,002. Berarti dapat disimpulkan bahwa antara

kelompok (I-E) dan (R-I) merupakan dua kelompok yang berbeda secara sangat

signifikan.

Berdasarkan hasil uji tersebut dapat dinyatakan bahwa hipotesa dalam

penelitian ini ternyata dapat diterima. Berarti ada perbedaan dalam gaya pengambilan

keputusan yang dilakukan oleh subyek yang berkecenderungan tipe kepribadian

extrovert dan introvert, yaitu subyek berkecenderungan tipe kepribadian introvert

Page 83: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

66

akan enderung memiliki atau melakukan gaya pengambilan keputusan rational,

sedangkan subyek yang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert akan cenderung

memiliki atau melakukan gaya pengambilan keputusan intuitif.

B. PEMBAHASAN

1. 1. Perbedaan Gaya Pengambilan Keputusan Antara Orang Extrovert dan

Introvert

Penelitian ini paling tidak memaparkan dua hal yang menjadi keunikan diri

individu, yaitu gaya pengambilan keputusan dan tipe kepribadian. Hasil penelitian

memperlihatkan (setelah dilakukan pengukuran dengan alat ukur) telah terjadi

randomized combination, artinya seluruh subyek dalam penelitian secara acak

(tepatnya secara alamiah sesuai dengan dirinya) merupakan kombinasi dari aspek-

aspek tertentu (variabel penelitian).

Kombinasi tersebut, oleh karena memakai Anova, maka yang menjadi

sentralnya adalah dependent variabel, yaitu gaya pengambilan keputusan intuitif dan

rational. Adapun kombinasi tersebut adalah subyek berkecenderungan tipe

kepribadian extrovert dan memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif ( I-E ),

subyek berkecenderungan tipe kepribadian introvert dan memiliki gaya pengambilan

keputusan intuitif ( I-I ), subyek berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan

memiliki gaya pengambilan keputusan rational ( R-E ), dan subyek

berkecenderungan tipe kepribadain introvert dan memiliki gaya pengambilan

keputusan rational ( R-I ).

Page 84: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

67

Berdasarkan hasil penelitian diketahui, melalui Anova, bahwa antara

kelompok subyek (I-E) dengan (I-I) ternyata berbeda secara sangat signifikan ( F =

6,143 dan p = 0,019). Sementara itu anlisis varians (Anova) antara kelompok subyek

(R-E) dengan (R-I) ternyarta juga berbeda secara sangat signifikan (F = 62,100 dan

p = 0.000).

Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Suryabrata

(2000), yaitu aspek kepribadian menjadi aspek penentu keunikan dan menentukan

warna khas individu yang satu dengan yang lain. Satu benang merah dapat ditemukan

disini, bahwa perbedaan dalam hal gaya pengambilan keputusan yang diambil oleh

subyek terkait dengan eksistensi aspek kepribadian yang berkapasitas ikut

menentukan keunikan individu. Hall & Lindsay (1999) menyatakan bahwa perilaku

seseorang bisa menjadi aspek pemicu untuk memahami kepribadian seseorang. Salah

satu pengertian dari hal ini adalah ada hubungan antara aspek kepribadian dengan

perilaku. Melalui perilaku, orang lain bisa melihat track atau jejak dari kepribadian

seseorang.

Apabila dikaitkan dengan masalah perbedaan gaya pengambilan keputusan

yang diambil antara orang extrovert dengan introvert, maka dapat dikatakan aspek

kepribadian inilah yang sebenarnya memberikan andil bagi penentu perbedaan

tersebut.

2. Kecenderungan Gaya pengambilan Keputusan yang dimiliki oleh Orang

Extrovert dan Introvert

Page 85: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

68

Melalui hasil analisis varians, selain diketahui bahwa ada perbedaan dalam

gaya pengambilan keputusan yang diambil antara subyek berkecenderungan tipe

kepribadian extrovert (orang extrovert ) dengan subyek berkecenderungan tipe

kepribadian introvert (orang introvert) secara sangat signifikan, juga dapat diketahui

adanya kecenderungan yang terjadi dalam hal pengambilan keputusan yang dilakukan

atau dimiliki oleh orang extrovert dengan orang introvert.

Berdasarkan hasil uji anova diketahui orang extrovert cenderung melakukan

atau memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif, sedangkan orang introvert akan

cenderung melakukan atau memiliki gaya pengambilan keputusan rasional.

Pembahasan berikut kiranya dapat memperjelas hasil uji tersebut di atas.

Penjelasan akan hal ini dimulai dari pemahaman tentang karakteristik atau ciri dari

gaya pengambilan keputusan (intuitif dan rasional) dan tipe kepribadian (extrovert

dan introvert). Jung (dalam Eysenck, 1950) menyatakan bahwa seorang introvert

orientasi jiwanya adalah ke arah dalam dirinya, suka menyendiri, membutuhkan

waktu untuk penyesuaian diri, suka hidup teratur, perasaanya di bawah kontrol yang

ketat, tidak suka perangsangan,suka hal-hal bersifat filosofi, sementara itu seorang

extrovert orientasi jiwanya ke arah luar dirinya, sociable, membutuhkan orang lain

diajak berpikir dan berbicara, agresif, suka perubahan, perasaanya tidak dibawah

kontrol yang ketat, suka perangsangan.

Perincian karakteristik di atas akan lebih mengena lagi bila dikaitkan dengan

pernyataan Eysenck (1950), yaitu tipe kepribadian extrovert dan introvert adalah

untuk menyatakan adanya perbedaan dalam reaksi terhadap lingkungan sosial dan

Page 86: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

69

tingkah laku seeorang. Memperhatikan akan hal ini, berarti perbedaan tingkah laku

seseorang juga dapat dtentukan oleh aspek tipe kepribadian. Lebih spesifik lagi, dapat

pula ditambahkan di sini bahwa pengambilan keputusan itu juga dipengaruhi oleh

aspek kepribadian (Wollman, 1977).

Seorang introvert akan cenderung melakukan atau memiliki gaya

pengambilan keputusan rasional karena dalam gaya pengambilan keputusan rasional

itulah seorang introvert dapat mengaktualisasikan dirinya. Gaya pengambilan

keputusan rasional diwarnai dengan penalaran yang logis, sistematis, perencanaan

matang, tidak mudah mengikuti dorongan atau rangsangan-rangsangan. Jelas sekali

hal seprti ini adalah kondisi yang sesuai bagi orang introvert untuk

mengaktualisasikan dirinya dengan baik, Sementara ia akan menemui kesulitan bila ia

melakukan gaya pengambilan keputusan intuitif. Pada sisi yang lain, gaya

pengambilan keputusan intuitif merupakan hal yang sesuai bagi orang extrovert untuk

mengaktualisasikan dirinya. Harren (1978) menyatakan gaya pengambilan keputusan

intuitif dicirikan dengan hal-hal yang berasal dari dorongan kesadaran emosional,

impulsive, tidak sistematis.

Penjelasan lainnya mengacu pada hasil penelitian Nocita & Style (1986).

Dalam konseling yang mereka lakukan, ditemukan bahwa baik seorang extrovert

maupun introvert nampak memiliki kecenderungan tertentu, dengan kata lain mereka

mereka mempunyai preference orinted. Seorang introvert lebih menyukai hal-hal

bersifat teoritik, suka analisa, suka akan suatu kesimpulan, penemuan baru, diskusi.,

sementar itu orang exrovert suka hal-hal sederhana (simple things), lebih senang

Page 87: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

70

dengar orang lain bercerita daripada ia mempelajari sendiri (prefere to listen than

recognize ), menghindari hal-hal rumit (avoid to a mistery). Melihat uraian ini maka

jelaslah subyek akan berusaha mengaktualisasikan dirinya dengan hal-hal yang

mereka anggap itu adalah dirinya. Termasuk dalam hal gaya pengambilan keputusan,

mereka akan menyesuaikan dengan kondisi dirinya (tipe kepribadian).

Page 88: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

71

BAB. V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneletian dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan yang sangat signifikan dalam gaya pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh subyek yang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert.

2. Kelompok subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian extrovert lebih cenderung

untuk melakukan atau memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif. Bila dilihat pada

gaya pengambilan keputusan intuitif, maka nampak subyek dengan kecenderungan tipe

kepribadian extrovert memiliki mean sebesar (I-E) 24,4375 sedangkan mean kelompok

subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian introvert (I-I) sebesar 22,2500. Berarti

kelompok subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian extrovert lebih cenderung

untuk melakukan atau memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif.

3. Kelompok subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian introvert lebih cenderung

untuk melakukan atau memiliki gaya pengambilan keputusan rasional. Hal ini nampak

bila dilihat pada gaya pengambilan keputusan rasional, maka nampak subyek dengan

kecenderungan tipe kepribadian extrovert (R-E) memiliki mean sebesar 15,565 sedang-

kan mean kelompok subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian introvert (R-I)

sebesar 21,400. Berarti kelompok subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian

introvert lebih cenderung untuk melakukan atau memiliki gaya pengambilan keputusan

rasional.

Page 89: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

72

B. SARAN 1. Kepada para subyek penelitian

.Hasil pengukuran dan telaah teoritis dalam penelitian ini menunjukan bahwa baik

berkaitan dengan masalah gaya pengambilan keputusan maupun tipe kepribadian

keduanya merupakan aspek yang menentukan keunikan individu yang satu dengan yang

lainnya. Oleh karena itu janganlah merasa bahwa apabila tergolong pada salah satu

kelompok tipe kepribadian ataupun gaya pengambilan keputusan membuat sikap

penasaran yang tidak baik. Masing-masing kelompok memiliki kekuatan dan

kelemahannya tersendiri, maka sikap yang tepat adalah menggali hal yang positif dan

menanggulangi aspek negatif yang ada.

2. Kepada para peneliti selanjutnya Penelitian yang dilakukan dengan tema gaya pengambilan keputusan (terutama

dikaitkan dengan aspek kepribadian ) masih dalam lingkup yang terbatas. Menimbang

akan hal ini, penelitian yang masih kurang representatif ini kiranya dapat memicu

munculnya penelitian lainnya dengan kapasitas teoritis, analisa maupun data yang lebih

representatif, sehingga dapat ditarik kesimpulan yang representatif pula.

Secara metodologis kiranya perlu diterapkan cara pengambilan data yang lebih

inovatif dan memiliki keakuratan yang lebih bagus, misalnya diimbangi dengan

terkumpulnya data kualitatif atau penggunaan alat ukur yang lain. Alat yang dipakai

dalam penelitian ini menggunakan skala. Dalam skala ini terdapat beberapa aitem yang

secara makna bahasa berkesan mengukur lebih dari satu pokok bahasan. Hal seperti ini,.

Page 90: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

73

bila kurang berhati-hati, dapat menimbulkan interpretasi ganda. Bagi peneliti berikutnya

yang berkeinginan menggunakan alat ini agar mencermatinya dalam pelaksanaan try-out.

Berkaitan dengan jumlah sampel, maka akan lebih bagus bila dapat melibatkan

jumlah sampel yang lebih banyak lagi, sehingga bisa menambah tingkat representatif

data. Demikian pula akan lebih menarik bila penelitian ini diterapkan pada sampel yang

lebih spesifik batasannya, misal subyek dalam rentang usia tertentu (remaja, dewasa,

orang tua, pelajar, mahasiswa, dst.), kelompok profesi tertentu atau kelompok kultur

tertentu. Hal seperti ini akan berpengaruh pada kualitas maupun kekuatan dari

kesimpulan penelitian (power of generalization).

Peneliti menyadari bahwa masih ada banyak variabel yang dapat mempengaruhi

gaya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang. Sehubungan dengan hal ini

akan lebih bagus bila mulai dicari dan diteliti variabel-variabel lainnya yang dapat

mempengaruhi gaya pengambilan keputusan. Demikian pula dalam hal cara analisa data.

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif, masih sangat dimungkinkan dilakukan

penelitian korelatif.

Page 91: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

Daftar Pustaka Adisubroto, D. 1987. Orientasi nilai orang Jawa dan ciri-ciri kepribadiannya. Disertasi.

Tidak diterbitkan. Yogyakarta: UGM. Andersen, S.M., & Klatzky, R.L. 1987. Trait and social stereotypes : level of

categorization. Journal of Personality and Social Psychology. 53, 235-246. Arroba, T. 1998. Decision making by Chinese – US. Journal of Social Psychology. 38,

102 – 116. Atkinson, R.L., Atkinson, R.C. & Hilgard, E.R. 1996. Pengantar Psikologi Jilid 2.

Terjemahan. Jakarta : Penerbit Erlangga. Azwar, S..1998. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta : Pustaka

Pelajar. Azwar, S. 1999. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Barlett, P.F. 1980. Cost Benefit Analysis : A Test of Alternative Methodologies, dalam

Peggy F. Barlett (Ed.), Agricultural Decisioan Makling: Anthropogical Contributions to Rural Development. New York : Academic Press Inc. Hal. 148 – 154.

Birgham Young University. 1999. Career and Major : Decision Making. Utah :

BirghamUniversity.http://www.byu.edu/ccc/career_planning/assistance/decision.htm.

Bischof, L.J. 1970. Interpreting Personality Theories. New York : Harper and Row

Publishers. Bruce, R.A. ; Scott, S.G. 1999. The Moderating Effect of Decision Making Style on The

Turnover Process : An Extention of Previous Research. http://www.cbpa.louisville.edu/bruce/research/japum.htm.

Carver, C.S. & Scheier, M. F. 1996. Perspective on Personality. 3rd.ed. Chicago : Allyn

and Bacon. Chang, K. 1972. Decisioan Making System for Family Planning Program. Minnesotta :

Population Centre. Christin. 2001. Kemampuan Wanita dalam Menikmati Keakraban Suami-Istri ditinjau

dari Skema Kepribadian dan Strategi Menghadapi Masalah. Tesis. Tidak diterbitkan. Yogyakarta : Fakultas Psikologi, UGM.

Page 92: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

Dunnete, M. 1976. Handbook of Industrial and Organizational Psychology. Chicago : Rand Mc. Nally College Publishing Company.

Eysenck, H.J. 1950. Dimensions of Personality. London: Routledge & Kegan Paul

limited. Eysenck, H.J. & Wilson, G.D. 1976. A Text Book of Human Psychology. London : MTP.

Press. Ltd., St Leonard’s House. Eysenck, H.J. & Wilson, G. D. 1982. Know Your Own Personality. Anglesburg: Pelican

Books, Hazel Watson and Viney, Ltd. Gladwin, C.H. 1980. A Theory of Real-Life Choise : Aplications to Agricultural

Decisions, dalam Peggy F. Barlett (ed.) Agricultural Decision Making : Anthropological Contributions to Rural Development. New York : Academic Press Inc. Hal. 45 – 82.

Hadi. S. 2000. Manuel Paket SPS Midi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Hall, C.S., & Lindzey, G. 1978. Theories of Personality. New York: John Wiley and

Sons, Inc. Harren, V.A.; Kass, R.A.; Trusky,H.E.A. & Moreland, J.R. 1978. Influence of sex role

attitude and cognitive style on career decision making. Journal of Counselling Psychology . 25, 390-398.

Harren, V.A. 1980. Assesment of Carrer Decision Making. Los Angelos : Western

Psychological services. Hall, J.A.; Friedman,H.S. & Harris, M.J. 1999. Type A behavior non verbal expressive

style and health. Journal of Personality and Social Psychology. 48, 1322-1327. Haryanti,L.P.S. 2001. Kecenderungan Kecanduan Cybersex ditinjau dari Tipe

Kepribadian. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta : UGM. Hofsteede, W.M.F. 1971. Decision Making Processes in Four West Javanise Villages.

Nijmegen : Offsettdrukkerij Faculteit der Wiskunde en Natur Wetenschappen. Kartono, K. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : CV. Mandar maju. Kuntadi, H. 1996. Makelar tanah : suatu alternatif pekerjaan. Skripsi. Tidak diterbitkan.

Fakultas Sastra, UGM. Matlin, M.W. 1998. Cognition. New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Page 93: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

Mischel, H.N. & Mischel, W. 1973.Reading in Personality. New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc..

Nocita, A. & Stiles, W.B. 1986. Extraversion and intraversion client in counseling.

Journal of Personality and Social Psychology. 33, 235-241. Pertiwi. E.M. 2001. Kesepian ditinjau dari aktivitas dan tempat tinggal orang lanjut usia

pensiun yang bertipe kepribadian extrovert dan introvert. Tesis. Tidak diterbitkan. Yogyakarta. Fakultas Psikologi, UGM.

Robbins, S.P. 1996. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontraversi, Aplikasi. Jakarta :

Prenhallindo. Roepke, J. 1982. Kewiraswastaan dan Perkembangan Ekonomi Indonesia, Dalam

Koentjaraningrat (ed.), Masalah-Masalah Pembangunan : Bunga Rampai Antropologi Terapan. Jakarta : LP3ES.

Rubinton, N. 1980. Instruction in career decision making and decision making style.

Journal of Counseling Psychology. 27, 581-588. Sahrah, A. 1990. Model Interaksionisme dalam Pengukuran Psikologi kepribadian. Tesis.

Tidak diterbitkan. Yogyakarta : Fakultas Psikologi, UGM. Siagian.1991. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta : CV. Haji Mas

Agung. Simatupang, L. 1986. Pengambilan Keputusan dalam Beternak Ayam Ras : Studi Kasus

di Kelurahan Soropadan, Kec. Pring Surat, Temanggung. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Sastra, UGM.

Sinamo. 2000. Strategi Adaptif ke Abad 21: Berselancar di atas Gelombang Krisis,

Jakarta : PT Gramedia. Sindunata. 2000. Gaya Pengambilan Keputusan dan Penundaan Akademik. Skripsi. Tidak

diterbitkan. Yogyakarta. Fakultas Psikologi, UGM. Smith, T.W.; Andersen, N.B. 1986. Model of personality and disease: an international

approach type A behavior and cardiovascular risk. Journal of Personality and Social Psychology. 39 (1), 1166-1173.

Sugiyanto & Adijanti, M.G. 1983. Penalaran Orang Tipe Introver dan Tipe Ekstrover.

Laporan Penelitian. Tidak diterbitkan. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. Sugiyanto. 2000. Modul Penelitian Statistik dengan SPSS. Yogyakarta : Fakultas

Psikologi UGM.

Page 94: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

Suharman. 1999. Teori Prospek dalam Pembuatan Keputusan dan Implikasinya. Anima : Media Psikologi Indonesia. 14, 296-304.

Suherman, R.A.& Yuanita, R.A. 2000. Eksistensi tipe kepribadian dalam pekerjaan.

Jurnal Psikologi. 5, 1-12. Suryabrata, S. 1998 (a). Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Suryabrata. S 1998 (b). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Suryabrata, S.. 2000 (a). Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta : Penerbit

ANDI. Suryabrata, S. 2000 (b). Peran Psikologi di Indonesia. Yogyakarta : Penerbit Yayasan

Pembina Fakultas Psikologi UGM. Susan, D.P.; Paziensa, N.J.; Ferrin, H.H. 1984. Decision making styles and problem

solving appraisal. Journal of Counselling Psychology. 31 (4), 497-502. Wolman, BB. 1977. International Encyclopedi of Psychitry, Psychology, Psychoanalysis and Neurology. New York : Van Nostrad Reinhold Company.

Page 95: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

TRY OUT

RESP. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 331 1 3 3 1 3 0 3 0 4 1 4 3 0 0 2 2 1 1 0 1 3 2 1 2 1 0 4 4 3 2 3 3 32 2 4 1 3 4 3 3 3 3 4 1 1 3 2 1 4 0 4 3 4 0 1 0 4 3 3 1 4 2 1 4 4 33 1 3 3 2 3 4 0 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 1 2 2 3 3 4 1 1 3 34 0 1 4 3 1 3 3 2 1 1 3 4 1 4 3 2 2 4 1 3 2 4 4 0 1 1 3 2 3 1 1 2 35 0 0 4 1 0 2 1 1 0 0 2 4 0 0 2 1 1 1 0 0 0 3 1 0 0 0 3 4 1 0 1 2 46 4 3 1 1 4 0 3 3 3 4 4 1 2 3 1 2 3 3 3 1 3 0 0 1 1 2 1 3 3 3 4 0 37 3 1 0 0 3 0 2 3 3 3 3 4 1 4 3 3 2 2 2 3 1 4 1 1 0 3 0 2 2 2 3 2 48 4 2 1 4 0 4 4 3 4 1 3 3 3 3 1 4 1 4 4 0 1 2 0 3 4 4 3 4 0 1 3 4 39 1 0 3 2 1 1 0 4 3 0 4 3 2 0 3 3 4 2 1 2 3 4 3 1 0 4 3 3 3 1 1 4 3

10 0 0 4 1 0 3 3 0 3 3 3 4 2 0 3 0 0 1 0 1 0 4 4 0 1 0 4 1 1 0 1 4 311 2 3 1 1 3 2 4 3 3 0 3 3 0 0 1 3 3 2 3 3 3 2 1 1 3 3 4 3 3 3 0 4 312 3 4 1 3 4 3 3 3 4 2 3 0 2 2 0 1 4 4 1 3 4 1 0 3 3 1 3 4 4 4 3 3 413 1 3 3 0 2 0 1 1 2 1 3 3 3 1 3 0 1 2 0 2 1 4 4 2 1 2 3 2 2 1 3 3 314 0 2 4 1 0 1 0 0 0 0 3 1 1 1 3 0 0 0 3 2 0 4 4 1 0 0 1 1 1 0 2 3 415 1 3 4 1 2 1 0 1 2 2 1 0 3 2 2 3 2 4 3 1 2 3 2 2 3 4 0 3 3 3 1 4 116 3 4 0 3 4 0 4 1 4 3 3 1 2 2 1 4 3 3 4 2 3 2 1 3 4 1 1 4 4 4 2 1 417 1 3 3 1 3 0 1 2 1 1 3 3 4 0 3 1 1 2 3 0 1 4 3 1 2 1 4 1 3 1 0 1 418 0 3 1 4 4 0 3 2 1 4 1 1 4 1 1 0 4 0 1 2 4 1 0 1 1 0 4 3 4 0 3 3 419 2 3 3 1 3 3 0 4 0 3 3 3 3 1 3 4 3 4 3 1 3 4 1 3 2 2 0 1 2 2 1 0 320 1 0 3 1 2 4 1 1 3 1 4 4 1 3 2 1 1 0 4 2 1 4 2 2 0 4 3 3 1 4 0 2 3

DATA MENTAH SKALA EXTROVERT - INTROVERT

AITEM

DATA MENTAH SKALA EXTROVERT - INTROVERT

Page 96: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 550 1 3 1 4 1 3 2 4 3 1 1 3 0 2 4 1 2 3 0 2 33 0 1 2 2 0 3 2 4 4 3 3 1 4 3 1 2 4 3 1 4 14 4 4 0 1 3 4 4 0 2 0 2 3 2 1 4 1 3 3 3 1 34 3 4 1 0 2 4 4 1 3 1 1 3 1 0 4 1 3 3 1 3 00 0 3 1 4 1 1 3 1 3 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 2 24 1 1 2 0 3 1 3 4 1 3 2 4 3 3 2 1 2 4 0 2 33 1 3 0 0 2 0 1 3 3 1 2 3 1 3 0 1 3 4 4 3 31 4 0 3 1 1 3 4 4 3 3 3 3 0 4 4 0 4 2 4 4 13 1 3 4 3 4 2 1 1 4 1 1 3 2 2 4 2 1 3 3 0 40 1 4 2 4 0 1 0 0 3 3 0 1 3 1 0 3 0 2 1 1 23 0 3 2 1 3 4 1 3 2 1 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 34 1 4 3 0 4 1 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 2 4 3 41 2 3 4 3 1 3 1 1 0 0 2 3 1 1 1 1 1 4 3 1 31 4 0 1 3 0 4 1 0 3 1 1 3 0 0 0 0 0 3 3 1 02 1 3 3 0 2 1 3 2 4 3 2 4 3 3 2 2 2 3 1 3 03 1 1 2 1 3 4 3 4 3 4 3 3 4 1 1 3 3 1 1 3 42 1 3 1 3 1 3 2 1 3 0 1 0 2 0 3 3 4 1 2 2 30 1 1 2 2 4 4 1 0 2 1 0 3 1 4 1 2 4 3 1 1 44 1 0 1 4 3 1 1 1 3 4 3 3 2 3 0 1 4 3 4 3 01 1 2 1 1 1 3 1 3 4 1 4 1 3 1 4 0 1 3 0 1 4

AITEMLANJUTAN

Page 97: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

DATA MENTAH TRY-OUT SKALA GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

RESP. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 261 3 1 0 0 2 0 4 3 3 0 1 4 0 1 2 3 3 1 1 1 0 2 4 1 2 02 2 1 3 3 4 3 3 4 2 3 1 3 3 3 1 0 1 3 0 0 2 1 2 0 4 13 1 0 1 1 4 4 1 3 1 2 0 2 4 3 0 0 1 4 1 2 3 1 1 0 1 34 2 4 2 3 4 3 4 1 2 4 4 4 3 2 2 2 4 3 3 4 1 3 3 3 3 45 1 1 4 2 2 4 3 2 0 1 2 1 3 3 2 1 2 3 1 3 1 1 2 2 2 36 2 2 1 2 4 0 4 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 0 3 4 1 2 3 3 2 27 2 4 3 3 4 1 4 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 48 3 3 3 4 3 0 4 2 3 3 0 3 0 2 3 4 4 3 4 4 0 3 4 4 4 49 0 2 0 0 1 2 2 3 2 1 0 1 2 3 2 2 1 4 1 2 2 0 2 0 3 0

10 1 2 1 1 3 3 1 4 2 2 1 1 2 3 1 2 1 0 1 1 2 1 2 1 0 111 1 1 0 1 0 0 4 4 2 2 0 0 2 2 1 1 1 1 1 2 1 0 1 0 0 112 2 1 3 3 1 1 4 3 3 3 3 1 0 0 2 2 2 1 2 4 0 2 3 3 2 313 0 0 1 2 3 3 3 2 2 2 1 1 3 2 3 1 2 2 0 1 1 2 1 4 2 214 2 0 2 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 1 0 3 1 3 1 1 3 2 3 015 1 1 0 4 0 2 2 3 2 2 0 2 3 2 2 0 1 1 3 2 0 2 2 0 2 216 3 4 1 2 4 1 3 3 2 3 3 3 1 1 1 2 0 0 2 3 1 2 3 1 1 317 2 4 1 4 4 3 3 4 1 2 2 3 2 1 0 1 4 1 1 3 2 1 2 0 1 318 4 3 2 0 0 3 3 1 2 3 3 1 0 0 2 2 1 1 3 3 1 2 3 3 2 219 3 4 0 2 4 2 1 3 2 2 1 3 3 3 2 2 0 2 2 3 2 2 3 1 0 020 2 4 1 1 4 3 3 3 1 0 4 1 4 4 2 1 3 3 0 0 4 1 0 0 2 4

A I T E M

Page 98: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian
Page 99: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

82

Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 115.5500 530.1553 23.0251 55 _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 114.0500 490.6816 .6463 .8183 VAR00002 113.3000 496.8526 .4984 .8213 VAR00003 113.2000 572.3789 -.6493 .8475 VAR00004 113.8500 503.2921 .4643 .8229 VAR00005 113.2500 493.2500 .5239 .8204 VAR00006 113.8500 514.0289 .1937 .8288 VAR00007 113.6000 506.6737 .3135 .8257 VAR00008 113.6000 496.0421 .5714 .8203 VAR00009 113.2500 493.2500 .5709 .8197 VAR00010 113.7000 510.0105 .2816 .8265 VAR00011 112.7000 528.0105 .0297 .8309 VAR00012 113.1000 553.6737 -.3880 .8415 VAR00013 113.6000 517.4105 .1998 .8283 VAR00014 113.9500 503.9447 .3885 .8240 VAR00015 113.5000 553.9474 -.5273 .8399 VAR00016 113.5000 487.8421 .6192 .8181 VAR00017 113.6000 497.3053 .5126 .8212 VAR00018 113.2000 482.1684 .6961 .8159 VAR00019 113.5000 506.4737 .3357 .8252 VAR00020 113.7000 506.5368 .4008 .8242 VAR00021 113.6500 494.1342 .5594 .8200 VAR00022 112.7000 557.0632 -.4513 .8424 VAR00023 113.8000 563.1158 -.4896 .8452 VAR00024 113.9500 499.6289 .5721 .8211 VAR00025 113.9500 488.2605 .6698 .8175 VAR00026 113.7000 498.7474 .4364 .8226 VAR00027 113.1500 540.8711 -.1887 .8377 VAR00028 112.8000 508.9053 .3965 .8246 VAR00029 113.1000 504.8316 .4467 .8233 VAR00030 113.8500 494.8711 .5435 .8204 VAR00031 113.7000 518.4316 .1680 .8290

Page 100: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

83

VAR00032 112.9500 528.7868 -.0059 .8328 VAR00033 112.3000 536.9579 -.2204 .8333 VAR00034 113.4000 484.2526 .6463 .8170 VAR00035 114.1000 528.8316 -.0052 .8326 VAR00036 113.2500 533.1447 -.0764 .8348 VAR00037 113.7500 518.0921 .2048 .8281 VAR00038 113.7000 575.3789 -.6475 .8489 VAR00039 113.6000 497.3053 .5126 .8212 VAR00040 113.0500 524.9974 .0533 .8317 VAR00041 113.5000 507.9474 .3718 .8247 _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00042 113.5000 491.0000 .5142 .8202 VAR00043 112.7500 529.2500 -.0023 .8316 VAR00044 113.8500 502.8711 .4100 .8235 VAR00045 113.7500 496.3026 .6339 .8198 VAR00046 112.9000 506.2000 .4241 .8238 VAR00047 113.7000 503.0632 .4322 .8232 VAR00048 113.6000 493.4105 .5454 .8201 VAR00049 113.5000 493.5263 .4563 .8217 VAR00050 114.1000 517.1474 .2493 .8274 VAR00051 113.1000 488.6211 .6421 .8179 VAR00052 112.8500 527.0816 .0524 .8305 VAR00053 113.5500 505.9447 .3113 .8258 VAR00054 113.4000 506.0421 .4462 .8235 VAR00055 113.2000 517.7474 .1493 .8298 Reliability Coefficients N of Cases = 20.0 N of Items = 55 Alpha = .8297

Page 101: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

84

UJI SKALA GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERPAKAI

Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 40.1000 196.3053 14.0109 20 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 38.2500 181.4605 .4912 .8879 VAR00002 38.0000 176.6316 .4304 .8907 VAR00003 38.6500 178.6605 .4885 .8879 VAR00004 38.1000 178.7263 .4581 .8889 VAR00005 37.3500 183.3974 .4249 .8974 VAR00007 37.1500 179.5026 .5580 .8862 VAR00009 38.0000 184.0000 .4638 .8888 VAR00010 38.0000 183.7895 .4145 .8898 VAR00011 38.4500 178.0500 .4567 .8891 VAR00012 37.9000 175.7789 .5777 .8853 VAR00015 38.3000 184.2211 .4648 .8888 VAR00016 38.4500 177.5237 .6061 .8849 VAR00017 38.2500 175.9868 .5171 .8872 VAR00019 38.4000 171.9368 .6890 .8818 VAR00020 37.6500 172.1342 .6493 .8829 VAR00022 38.5500 178.6816 .7676 .8830 VAR00023 37.7500 178.1974 .6132 .8849 VAR00024 38.5500 168.9974 .6590 .8823 VAR00025 38.1500 180.8711 .4375 .8894 VAR00026 38.0000 174.8421 .5060 .8877 Reliability Coefficients N of Cases = 20.0 N of Items = 20 Alpha = .8923

Page 102: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

85

UJI SKALA EXTROVERT-INTROVERT TERPAKAI

Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 66.4500 655.2079 25.5970 33 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 64.9500 604.2605 .7595 .9295 VAR00002 64.2000 613.2211 .5730 .9314 VAR00004 64.7500 627.3553 .4321 .9328 VAR00005 64.1500 608.5553 .6043 .9310 VAR00007 64.5000 625.8421 .3603 .9339 VAR00008 64.5000 616.2632 .5889 .9313 VAR00009 64.1500 617.2921 .5250 .9319 VAR00014 64.8500 623.7132 .4252 .9330 VAR00016 64.4000 604.6737 .6701 .9303 VAR00017 64.5000 617.8421 .5269 .9319 VAR00018 64.1000 602.2000 .6912 .9300 VAR00019 64.4000 621.4105 .4447 .9328 VAR00020 64.6000 633.7263 .3237 .9339 VAR00021 64.5500 615.2079 .5598 .9316 VAR00024 64.8500 618.6605 .6201 .9311 VAR00025 64.8500 607.0816 .6942 .9301 VAR00026 64.6000 621.4105 .4230 .9331 VAR00028 63.7000 627.5895 .4707 .9325 VAR00029 64.0000 628.1053 .4302 .9329 VAR00030 64.7500 609.6711 .6401 .9307 VAR00034 64.3000 603.4842 .6563 .9304 VAR00039 64.5000 617.8421 .5269 .9319 VAR00041 64.4000 628.1474 .4127 .9330 VAR00042 64.4000 601.7263 .6464 .9305 VAR00044 64.7500 618.1974 .5114 .9321 VAR00045 64.6500 615.5026 .6716 .9307 VAR00046 63.8000 624.9053 .4891 .9323 VAR00047 64.6000 624.8842 .4372 .9328 VAR00048 64.5000 608.5789 .6311 .9307 VAR00049 64.4000 625.7263 .3196 .9347 VAR00051 64.0000 606.3158 .6836 .9302 VAR00053 64.4500 633.3132 .2487 .9353 VAR00054 64.3000 620.6421 .5875 .9315 _

Page 103: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

86

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 20.0 N of Items = 33 Alpha = .9338

Page 104: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

87

UJI NORMALITAS UNTUK DATA INTUITIF DAN DATA RATIONAL Explore

Case Processing Summary

32 100.0% 0 .0% 32 100.0%INTUITIFN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

Descriptives

23.3438 .476522.3720

24.3155

23.347224.0000

7.2652.6954

18.0029.0011.00

3.0000-.265 .414-.314 .809

MeanLower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis

INTUITIFStatistic Std. Error

Tests of Normality

.127 32 .200* .951 32 .242INTUITIFStatistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Page 105: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

88

INTUITIF

Normal Q-Q Plot of INTUITIF

Observed Value

3028262422201816

Exp

ecte

d N

orm

al

2

1

0

-1

-2

Detrended Normal Q-Q Plot of INTUITIF

Observed Value

3028262422201816

Dev

from

Nor

mal

.3

.2

.1

0.0

-.1

-.2

-.3

-.4

Page 106: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

89

Explore Case Processing Summary

43 100.0% 0 .0% 43 100.0%KEPUTUSAN RATIONALN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

Descriptives

18.3256 .574217.1668

19.4844

18.302319.000014.1773.765311.0027.0016.00

6.0000.225 .361

-.427 .709

MeanLower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis

KEPUTUSAN RATIONALStatistic Std. Error

Tests of Normality

.126 43 .084 .965 43 .354KEPUTUSAN RATIONALStatistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Lilliefors Significance Correctiona.

Page 107: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

90

KEPUTUSAN RATIONAL

Normal Q-Q Plot of KEPUTUSAN RATIONAL

Observed Value

302010

Exp

ecte

d N

orm

al

3

2

1

0

-1

-2

Detrended Normal Q-Q Plot of KEPUTUSAN RATIONAL

Observed Value

302010

Dev

from

Nor

mal

.4

.3

.2

.1

0.0

-.1

-.2

Page 108: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

91

UJI NORMALITAS DATA TYPE KEPRIBADIAN Explore

Case Processing Summary

75 100.0% 0 .0% 75 100.0%TYPE KEPRIBADIANN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

Descriptives

76.5733 .496975.5832

77.5634

76.637077.000018.5184.3033

66.0086.0020.00

7.0000-.161 .277-.381 .548

MeanLower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis

TYPE KEPRIBADIANStatistic Std. Error

Tests of Normality

.074 75 .200*TYPE KEPRIBADIANStatistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

TYPE KEPRIBADIAN

Page 109: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

92

Normal Q-Q Plot of TYPE KEPRIBADIAN

Observed Value

90807060

Exp

ecte

d N

orm

al

3

2

1

0

-1

-2

-3

Detrended Normal Q-Q Plot of TYPE KEPRIBADIAN

Observed Value

90807060

Dev

from

Nor

mal

.1

0.0

-.1

-.2

-.3

Page 110: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

93

ANALISIS ANOVA ONEWAY UNTUK INTUITIF DENGAN LAVENE Oneway

Descriptives

INTUITIF

16 22.2500 2.4083 .6021 20.9667 23.5333 18.00 26.0016 24.4375 2.5812 .6453 23.0621 25.8129 19.00 29.0032 23.3438 2.6954 .4765 22.3720 24.3155 18.00 29.00

INTROVERTEXTROVERTTotal

N MeanStd.

Deviation Std. ErrorLowerBound

UpperBound

95% ConfidenceInterval for Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

INTUITIF

.008 1 30 .930

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

INTUITIF

38.281 1 38.281 6.143 .019186.938 30 6.231225.219 31

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

Page 111: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

94

ANALISIS ANOVA UNTUK RASIONAL DENGAN LAVENE Oneway

Descriptives

KEPUTUSAN RATIONAL

20 21.4000 2.6438 .5912 20.1627 22.6373 17.00 27.0023 15.6522 2.2281 .4646 14.6887 16.6157 11.00 19.0043 18.3256 3.7653 .5742 17.1668 19.4844 11.00 27.00

INTROVERTEXTROVERTTotal

N MeanStd.

Deviation Std. ErrorLowerBound

UpperBound

95% ConfidenceInterval for Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

KEPUTUSAN RATIONAL

.816 1 41 .372

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

KEPUTUSAN RATIONAL

353.424 1 353.424 59.873 .000242.017 41 5.903595.442 42

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

Page 112: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

95

ANALISIS ONEWAY UNTUK INTUITIF INTROVERT DENGAN INTUITIF EXTROVERT Oneway

Descriptives

INTUITIF

16 22.2500 2.4083 .6021 20.9667 23.5333 18.00 26.0016 24.4375 2.5812 .6453 23.0621 25.8129 19.00 29.0032 23.3438 2.6954 .4765 22.3720 24.3155 18.00 29.00

INTROVERTEXTROVERTTotal

N MeanStd.

Deviation Std. ErrorLowerBound

UpperBound

95% ConfidenceInterval for Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

INTUITIF

.008 1 30 .930

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

INTUITIF

38.281 1 38.281 6.143 .019186.938 30 6.231225.219 31

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

Means Plots

TYPE KEPRIBADIAN

EXTROVERTINTROVERT

Mea

n of

INT

UIT

IF

25.0

24.5

24.0

23.5

23.0

22.5

22.0

Page 113: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

96

ANALISIS ANOVA UNTUK RASIONAL DENGAN LAVENE Oneway

Descriptives

KEPUTUSAN RATIONAL

20 21.4000 2.6438 .5912 20.1627 22.6373 17.00 27.0023 15.6522 2.2281 .4646 14.6887 16.6157 11.00 19.0043 18.3256 3.7653 .5742 17.1668 19.4844 11.00 27.00

INTROVERTEXTROVERTTotal

N MeanStd.

Deviation Std. ErrorLowerBound

UpperBound

95% ConfidenceInterval for Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

KEPUTUSAN RATIONAL

.816 1 41 .372

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

KEPUTUSAN RATIONAL

353.424 1 353.424 59.873 .000242.017 41 5.903595.442 42

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

Page 114: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

97

ANALISIS ONE WAY UNTUK INTUITIF EXTROVERT DAN RATIONAL INTUITIF Oneway

Descriptives

GAYA P K

20 21.0000 1.9467 .4353 20.0889 21.9111 17.00 25.0016 23.6875 2.9148 .7287 22.1343 25.2407 18.00 29.0036 22.1944 2.7445 .4574 21.2658 23.1231 17.00 29.00

INTUITIF EXTROVERTRATIONAL INTROVERTTotal

N MeanStd.

Deviation Std. ErrorLowerBound

UpperBound

95% ConfidenceInterval for Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

GAYA P K

1.907 1 34 .176

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

GAYA P K

64.201 1 64.201 10.945 .002199.438 34 5.866263.639 35

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

Means Plots

Page 115: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

98

Petunjuk Pengisian

Berikut ini ada beberapa pernyataan dimana Bapak/Ibu/Sdr diminta untuk

mengisinya. Dalam setiap pernyataan disediakan lima (5) alternatif jawaban.

Bapak/Ibu/Sdr diharapkan memilih salah satu dari kelima pilihan jawaban tersebut.

Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah . Semua jawaban yang dipilih bisa

menjadi benar. Jawaban yang benar adalah jawaban yang sesuai dengan diri dan

kondisi Bapak/Ibu/Sdr yang sebenarnya. Bapak/Ibu/Sdr tidak perlu berpikir panjang,

cukup secara spontan memilih jawaban yang sesuai dengan diri dan kondisi

Bapak/Ibu/Saudara. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu pilihan jawaban yang

paling sesuai dengan kondisi Bpk/Ibu/Saudara. Kelima pilihan jawaban tersebut

adalah:

STS : Apabila Bpk./Ibu/Sdr. merasa bahwa pernyataan tersebut sangat tidak

sesuai dengan kondisi Bpk./Ibu/Sdr. yang sebenarnya.

TS : Apabila Bpk./Ibu/Sdr. merasa bahwa pernyataan tersebut tidak sesuai

dengan kondisi Bpk./Ibu/Sdr. yang sebenarnya.

R : Apabila Bpk/Ibu/Sdr. merasa ragu-ragu dengan pernyataan tersebut

S : Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi Bpk/Ibu/Sdr. yang

sebenarnya.

SS : Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan kondisi Bpk/Ibu/Sdr.

Periksalah kembali apakah semua pernyataan telah terjawab dengan semestinya.

Usahakanlah jangan ada satupun yang terlewatkan. Terimakasih atas perhatian dan

kesedian Bpk./Ibu/Sdr. untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Page 116: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

99

IDENTITAS PRIBADI

NAMA :

PEKERJAAN : Peg. Negeri / Peg. Swasta / Wiraswasta

TANGGAL LAHIR :

NO PERNYATAAN STS TS R S SS

1 Saya sangat senang bila terlibat dalam pekerjaaan yang memerlukan tindakan cepat

2 Salah satu hal yang saya sukai adalah terlibat dalam berbagai kegiatan social

3 Bagi saya, pekerjaan yang menyenangkan adalah pekerjaan yang penuh variasi

4 Minat dan keinginan saya seringkali berubah-ubah

5 Saya akan ikut bersorak-sorai bila sedang menyaksikan suatu pertandingan olah-raga

6 Saya merasa cepat bosan apabila diajak berdiskusi tentang masalah kehidupan

7 Seringkali saya menunda pekerjaan sampai batas waktu yang telah ditentukan

8 Ada perasaan canggung dalam diri saya ketika berada dalam suatu acara yang melibatkan banyak orang

9 Biasanya saya cepat bosan apabila melakukan suatu pekerjaan yang rumit

10 Saya lebih senang melakukan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi

11 Dalam menghadapi masalah, saya biasanya dapat membuat keputusan dengan cepat

Page 117: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

100

NO PERNYATAAN STS TS R S SS

12

Saya tidak menyukai kegiatan yang melibatkan banyak orang

13 Meskipun saya jengkel terhadap seseorang, saya cenderung akan menyimpan sendiri kejengkelan saya tersebut

14 Ada saat-saat tertentu yang saya luangkan untuk menyendiri sambil berpikir tentang kehidupan yang saya jalani

15 Saya terbiasa menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya sesuai dengan yang telah saya rencanakan

16 Saat mengalami kegagalan, saya akan berusaha mencoba kembali sampai saya berhasil melakukannya

17 Saya adalah orang yang sangat bersemangat dalam melakukan sesuatu

18 Seringkali saya merasa gelisah jika harus menunggu seseorang terlalu lama

19 Biasanya saya akan berhati-hati dalam menghadapi situasi yang baru

20 Bila ingin melakukan suatu kegiatan, saya terlebih dulu merencanakan segala sesuatunya dengan teliti

21 Meskipun menghadapi situasi yang gawat, saya berusaha untuk tetap tenang

22 Saya selalu berusaha untuk memahami apa yang menjadi penyebab dari perilaku seseorang

23 Saya tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan kepada saya dengan bertanggung jawab

24 Hampir sebagian besar waktu luang yang saya miliki, saya gunakan untuk merenung

25 Seringkali saya tidak bisa menahan diri untuk membeli sesuatu yang sangat saya sukai

26 Agar hati menjadi lega, maka saya akan melampiaskan amarah saya meskipun hanya sebentar saja

27 Saya adalah seorang yang pemalu dalam bergaul

28 Bagi saya, akan lebih baik bila melakukan sesuatu yang tidak menimbulkan resiko

Page 118: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

101

NO PERNYATAAN STS TS R S SS

29 Saya akan menjadi lupa akan segalanya bila tengah melakukan suatu pekerjaan

30 Saya sangat menyukai segala kegiatan yang penuh dengan tantangan

31 Saya cenderung aktif berbicara saat berada diantara banyak orang

32 Di saat hari libur, saya lebih senang menghabiskan waktu dengan beristirahat

33 Saya tidak bisa menahan tertawa bila melihat hal-hal yang lucu

34 Saya berusaha untuk tidak bersikap emosional dalam menghadapi suatu masalah

35 Sebelum membuat suatu keputusan, saya selalu mempertimbangkan semua keuntungan dan kerugiannya

36 Saat sedang bekerja, saya seringkali berhenti untuk melamunkan sesuatu

37 Saya dapat dipercaya sepenuhnya 38 Saya akan memikirkan terlebih dulu bila akan

mengungkapkan sesuatu kepada orang lain

39 Dalam mengerjakan sesuatu saya cenderung berhati-hati

40 Saya sangat menikmati keramaian yang penuh dengan sendau gurau

41 Dalam melakukan sesuatu seringkali saya tidak mempertimbangkan terlebih dulu dengan matang segala konsekuensinya

42 Saya lebih senang menghabiskan waktu dengan sedikit bersenang-senang bersama teman daripada melamun sendiri

43 Seringkali saya tidak bisa menutupi ekspresi kemarahan saya

44 Bila mengerjakan sesuatu saya harus menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya

45 Kemarahan saya seringkali terjadi secara tiba-tiba

46 Waktu luang yang saya miliki selalu saya nikmati sendiri

47 Saya ingin bersantai terlebih dulu sebelum menyelesaikan suatu pekerjaan

48 Hal-hal yang mengharukan seringkali membuat saya menitikan air mata

Page 119: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

102

NO PERNYATAAN STS TS R S SS 49 Dalam bekerja saya selalu ingin melakukannya

cermat

50 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang menuntut aktifitas fisik yang besar

51 Ada kepuasan tersendiri yang saya peroleh saat berada bersama teman-teman saya

52 Saya takut mengalami kegagalan 53 Saya senang menganalisa ide-ide yang saya

peroleh melalui sudut pandang saya sendiri

54 Sebagai penanggung jawab suatu pekerjaan saya akan menunjukan rasa tanggung jawab saya bila terjadi kesalahan meskipun itu bukan kesalahan saya sendiri

55 Saya senang menghabiskan waktu yang saya miliki dengan menuangkan ide-ide saya ke dalam bentuk tulisan

Page 120: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

103

Petunjuk Pengisian

Tanpa kita sadari sebenarnya kita seringkali bahkan hampir selalu membuat

keputusan, entah itu keputusan besar atau kecil. Pada bagian berikut, ada beberapa

pernyataan tentang situasi pengambilan keputusan yang sering Bapak/Ibu?Saudara hadapi

.Silahkan Bapak/Ibu/Saudara memahami setiap pernyataan berikut dengan sebaik-

baiknya. Bapak/Ibu/Saudara dapat mengacu pada pengalaman yang pernah dialami

selama ini dalam hal mengambil keputusan, baik keputusan besar atau kecil. Setiap orang

mempunyai pengalaman yang berbeda-beda dan tidak dapat diperbandingkan dalam

rangka untuk menilai baik dan buruknya seseorang.. Oleh karena itu, Bapak/Ibu/Saudara

tidak mungkin mendapatkan nilai “baik” atau “buruk”. Bapak/Ibu/Saudara tidak perlu

menganalisa dan berpikir panjang untuk menjawab setiap pernyataan. Dalam hal ini,

jawaban yang tepat adalah jawaban atau pernyataan yang paling sesuai dengan kondisi

Bapak/Ibu/Saudara. Berilah tanda silang ( X ) pada pilihan jawaban yang paling

sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu/Saudara. Adapun pilihan-pilihan jawaban tersebut

adalah :

TP : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyataan tersebut tidak pernah Bpk/Ibu/Sdr lakukan atau alami

J : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyataan tersebut jarang Bpk/Ibu/Sdr

lakukan atau alami R : Apabila Bpk/Ibu/Sdr. merasa ragu-ragu dengan pernyataan tersebut S : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyatan tersebut sering Bpk/Ibu/ Sdr

lakukan atau alami SL : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyataan tersebut selalu Bpk/Ibu/Sdr

lakukan atau alami

Page 121: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

104

NO PERNYATAAN TP J R S SL

1 Saya mengandalkan perasaan untuk membuat pilihan yang tepat untuk saya

2 Saya merasa lebih mantap apabila dapat memperkirakan akibat dari keputusan yang saya buat di kemudian hari

3 Saya cenderung berpikir panjang terlebih dulu sebelum bertindak

4 Pilihan saya meluap begitu saja dari hati saya 5 Saat hendak memutuskan sesuatu, salah satu

hal yang saya tidak sukai adalah apabila harus melakukan analisa yang cukup rumit atas informasi yang ada

6 Saya mengikuti kata hati dalam membuat suatu keputusan

7 Saat membuat suatu keputusan, saya akan mengambil waktu untuk memikirkannya

8 Saya akan menunda suatu keputusan apabila menurut saya belum ada alasan yang masuk akal

9 Menurut saya menggunakan naluri atau dorongan insting kita dalam memutuskan sesuatu itu berguna

10 Saya lebih mementingkan kecepatan membuat keputusan daripada mengumpulkan data yang memadai dalam mengambil keputusan

11 Saya tidak menuntut keputusan yang saya buat harus mempunyai penjelasan maupun alasan yang logis

12 Saya sangat sistematis dalam membuat keputusan

13 Saya tidak mendasarkan keputusan saya pada apa yang saya rasakan saat ini

14 Saya sangat rasional dalam membuat suatu keputusan

15 Saya spontan dalam memilih, tanpa banyak pertimbangan

16 Dalam membuat suatu keputusan, saya akan mengumpulkan semua informasi yang tersedia

Page 122: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

105

NO PERNYATAAN TP J R S SL

17 Saya merasa mantap dengan pilihan saya sekalipun tidak mengetahui alasannya

18 Saya membuat keputusan tanpa melewati pertimbangan panjang

19 Saya menyukai segera melakukan sesuatu daripada duduk untuk merenungkan sesuatu hal

20 Sebelum melakukan sesuatu saya akan merencanakannya dengan hati-hati

21 Saya sebenarnya tidak memikirkan keputusan yang akan saya buat. Sepertinya hal itu sudah ada di belakang kepala saya

22 Saya baru berani memutuskan sesuatu setelah ada alasan yang masuk akal

23 Saya tidak tergesa-gesa dalam membuat keputusan, untuk memastikan bahwa saya telah membuat keputusan yang tepat

24 Saya memutuskan sesuatu menurut dorongan hati saat itu

25 Fakta, data dan informasi yang memadai merupakan kebutuhan bagi saya dalam membuat suatu keputusan

26 Saya berusaha mempertimbangkan alasan dan tujuan ketika saya sedang menentukan pilihan

= Terima kasih =

Page 123: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

106

Petunjuk Pengisian

Berikut ini ada beberapa pernyataan dimana Bapak/Ibu/Sdr diminta untuk

mengisinya. Dalam setiap pernyataan disediakan lima (5) alternatif jawaban.

Bapak/Ibu/Sdr diharapkan memilih salah satu dari kelima pilihan jawaban tersebut.

Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah . Semua jawaban yang dipilih bisa

menjadi benar. Jawaban yang benar adalah jawaban yang sesuai dengan diri dan

kondisi Bapak/Ibu/Sdr yang sebenarnya. Bapak/Ibu/Sdr tidak perlu berpikir panjang,

cukup secara spontan memilih jawaban yang sesuai dengan diri dan kondisi

Bapak/Ibu/Saudara. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu pilihan jawaban yang

paling sesuai dengan kondisi Bpk/Ibu/Saudara. Kelima pilihan jawaban tersebut

adalah:

STS : Apabila Bpk./Ibu/Sdr. merasa bahwa pernyataan tersebut sangat tidak

sesuai dengan kondisi Bpk./Ibu/Sdr. yang sebenarnya.

TS : Apabila Bpk./Ibu/Sdr. merasa bahwa pernyataan tersebut tidak sesuai

dengan kondisi Bpk./Ibu/Sdr. yang sebenarnya.

R : Apabila Bpk/Ibu/Sdr. merasa ragu-ragu dengan pernyataan tersebut

S : Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi Bpk/Ibu/Sdr. yang

sebenarnya.

SS : Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan kondisi Bpk/Ibu/Sdr.

Periksalah kembali apakah semua pernyataan telah terjawab dengan semestinya.

Usahakanlah jangan ada satupun yang terlewatkan. Terimakasih atas perhatian dan

kesedian Bpk./Ibu/Sdr. untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Page 124: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

107

IDENTITAS PRIBADI

NAMA :

PEKERJAAN : Peg. Negeri / Peg. Swasta / Wiraswasta

TANGGAL LAHIR :

NO PERNYATAAN STS TS R S SS

1 Saya sangat senang bila terlibat dalam pekerjaaan yang memerlukan tindakan cepat

2 Salah satu hal yang saya sukai adalah terlibat dalam berbagai kegiatan social

3 Minat dan keinginan saya seringkali berubah-ubah

4 Saya akan ikut bersorak-sorai bila sedang menyaksikan suatu pertandingan olah-raga

5 Seringkali saya menunda pekerjaan sampai batas waktu yang telah ditentukan

6 Ada perasaan canggung dalam diri saya ketika berada dalam suatu acara yang melibatkan banyak orang

7 Biasanya saya cepat bosan apabila melakukan suatu pekerjaan yang rumit

8 Ada saat-saat tertentu yang saya luangkan untuk menyendiri sambil berpikir tentang kehidupan yang saya jalani

9 Saat mengalami kegagalan, saya akan berusaha mencoba kembali sampai saya berhasil melakukannya

10 Saya adalah orang yang sangat bersemangat dalam melakukan sesuatu

Page 125: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

108

NO PERNYATAAN STS TS R S SS

11 Seringkali saya merasa gelisah jika harus menunggu seseorang terlalu lama

12 Biasanya saya akan berhati-hati dalam menghadapi situasi yang baru

13 Bila ingin melakukan suatu kegiatan, saya terlebih dulu merencanakan segala sesuatunya dengan teliti

14 Meskipun menghadapi situasi yang gawat, saya berusaha untuk tetap tenang

15 Hampir sebagian besar waktu luang yang saya miliki, saya gunakan untuk merenung

16 Seringkali saya tidak bisa menahan diri untuk membeli sesuatu yang sangat saya sukai

17 Agar hati menjadi lega, maka saya akan melampiaskan amarah saya meskipun hanya sebentar saja

18 Bagi saya, akan lebih baik bila melakukan sesuatu yang tidak menimbulkan resiko

19 Saya akan menjadi lupa akan segalanya bila tengah melakukan suatu pekerjaan

20 Saya sangat menyukai segala kegiatan yang penuh dengan tantangan

21 Saya berusaha untuk tidak bersikap emosional dalam menghadapi suatu masalah

22 Dalam mengerjakan sesuatu saya cenderung berhati-hati

23 Dalam melakukan sesuatu seringkali saya tidak mempertimbangkan terlebih dulu dengan matang segala konsekuensinya

24 Saya lebih senang menghabiskan waktu dengan sedikit bersenang-senang bersama teman daripada melamun sendiri

25 Bila mengerjakan sesuatu saya harus menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya

26 Kemarahan saya seringkali terjadi secara tiba-tiba

27 Waktu luang yang saya miliki selalu saya nikmati sendiri

28 Saya ingin bersantai terlebih dulu sebelum menyelesaikan suatu pekerjaan

29 Hal-hal yang mengharukan seringkali membuat saya menitikan air mata

Page 126: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

109

NO PERNYATAAN STS TS R S SS 30 Dalam bekerja saya selalu ingin melakukannya

cermat

31 Ada kepuasan tersendiri yang saya peroleh saat berada bersama teman-teman saya

32 Saya senang menganalisa ide-ide yang saya peroleh melalui sudut pandang saya sendiri

33 Sebagai penanggung jawab suatu pekerjaan saya akan menunjukan rasa tanggung jawab saya bila terjadi kesalahan meskipun itu bukan kesalahan saya sendiri

Page 127: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

110

Petunjuk Pengisian

Tanpa kita sadari sebenarnya kita seringkali bahkan hampir selalu membuat keputusan, entah

itu keputusan besar atau kecil. Pada bagian berikut, ada beberapa pernyataan tentang situasi

pengambilan keputusan yang sering Bapak/Ibu?Saudara hadapi .Silahkan Bapak/Ibu/Saudara

memahami setiap pernyataan berikut dengan sebaik-baiknya. Bapak/Ibu/Saudara dapat mengacu pada

pengalaman yang pernah dialami selama ini dalam hal mengambil keputusan, baik keputusan besar

atau kecil. Setiap orang mempunyai pengalaman yang berbeda-beda dan tidak dapat diperbandingkan

dalam rangka untuk menilai baik dan buruknya seseorang.. Oleh karena itu, Bapak/Ibu/Saudara tidak

mungkin mendapatkan nilai “baik” atau “buruk”. Bapak/Ibu/Saudara tidak perlu menganalisa dan

berpikir panjang untuk menjawab setiap pernyataan. Dalam hal ini, jawaban yang tepat adalah

jawaban atau pernyataan yang paling sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu/Saudara. Berilah tanda silang

( X ) pada pilihan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu/Saudara. Adapun pilihan-

pilihan jawaban tersebut adalah :

TP : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyataan tersebut tidak pernah Bpk/Ibu/Sdr lakukan atau alami

J : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyataan tersebut jarang Bpk/Ibu/Sdr lakukan atau

alami R : Apabila Bpk/Ibu/Sdr. merasa ragu-ragu dengan pernyataan tersebut S : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyatan tersebut sering Bpk/Ibu/ Sdr lakukan atau

alami SL : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyataan tersebut selalu Bpk/Ibu/Sdr lakukan atau

alami

Page 128: Gaya Pengambilan Keputusan Dari Tipe Kepribadian

111

NO PERNYATAAN TP J R S SL

1 Saya mengandalkan perasaan untuk membuat pilihan yang tepat untuk saya

2 Saya merasa lebih mantap apabila dapat memperkirakan akibat dari keputusan yang saya buat di kemudian hari

3 Saya cenderung berpikir panjang terlebih dulu sebelum bertindak

4 Pilihan saya meluap begitu saja dari hati saya 5 Saya tidak suka melakukan analisa yang cukup rumit atas

informasi yang ada

6 Saat membuat suatu keputusan, saya akan mengambil waktu untuk memikirkannya

7 Menurut saya menggunakan naluri atau dorongan insting kita dalam memutuskan sesuatu itu berguna

8 Saya lebih mementingkan kecepatan membuat keputusan daripada mengumpulkan data yang memadai dalam mengambil keputusan

9 Saya tidak menuntut keputusan yang saya buat harus mempunyai penjelasan maupun alasan yang logis

10 Saya sangat sistematis dalam membuat keputusan 11 Saya spontan dalam memilih, tanpa banyak

pertimbangan

12 Dalam membuat suatu keputusan, saya akan mengumpulkan semua informasi yang tersedia

13 Saya merasa mantap dengan pilihan saya sekalipun tidak mengetahui alasannya

14 Saya menyukai segera melakukan sesuatu daripada duduk untuk merenungkan sesuatu hal

15 Sebelum melakukan sesuatu saya akan merencanakannya dengan hati-hati

16 Saya baru berani memutuskan sesuatu setelah ada alasan yang masuk akal

17 Saya tidak tergesa-gesa dalam membuat keputusan, untuk memastikan bahwa saya telah membuat keputusan yang tepat

18 Saya memutuskan sesuatu menurut dorongan hati saat itu

19 Data dan informasi yang memadai merupakan kebutuhan bagi saya dalam membuat suatu keputusan

20 Saya berusaha mempertimbangkan alasan dan tujuan ketika saya sedang menentukan pilihan

= Terima kasih =