Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul...

102
Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidin oleh K.H.R. Abdullah bin Nuh Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh : Rizki Amaliyanti NIM: 1112024000005 PROGRAM STUDI TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Transcript of Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul...

Page 1: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidin

oleh K.H.R. Abdullah bin Nuh

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh :

Rizki Amaliyanti

NIM: 1112024000005

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik
Page 3: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik
Page 4: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik
Page 5: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

i

ABSTRAK

Rizki Amaliyanti, NIM (1112024000005), Gaya Bahasa dalam Kitab

Terjemahan Minhajul Al-Abidin oleh K.H.R. Abdullah bin Nuh, Skripsi

Program Studi Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya bahasa personifikasi dalam aspek

balaghah dalam kitab terjemahan Minhajul Al-Abidin oleh K.H.R. Abdullah bin

Nuh. Permasalahan yang diteliti adalah gaya bahasa personifikasi dalam kitab

terjemahan Minhajul Al-Abidin oleh K.H.R. Abdullah bin Nuh. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif, dengan menggunakan

teknik catat. Dalam skripsi ini menggunakan teori balaghah yang dikemukakan

oleh Syatibi. Hasil penelitian gaya bahasa personifikasi dalam kitab terjemahan

Minhajul Al-Abidin yaitu terdapat 7 majaz, 7 alaqah, 6 qarinah. Tema yang

terkandung dalam gaya bahasa personifikasi, yaitu dominan menggunakan istilah

manusia.

Kata kunci : Gaya bahasa personifikasi terjemahan Minhajul Al-Abidin.

Page 6: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas segala nikmat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis

junjungkan pada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita

sebagai umat-Nya mampu mengenal, mencari, dan menegakkan syari‟at Islam.

Dalam hal ini, penulis menyadari skripsi yang penulis susun masih jauh

dari sempurna. Proses penulisannya pun tidak terjadi secara instan begitu saja,

butuh proses panjang dalam menyelesaikannya. Skripsi ini merupakan sebuah

karya penulisan guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Humaniora di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan kali ini, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi yang

berjudul, “Gaya Bahasa dalam kitab terjemahan Minhajul Al-Abidin oleh

K.H.R. Abdullah bin Nuh”, ini telah selesai berkat dukungan dan motivasi dari

berbagai pihak. Serta perkenankan penulis dengan rasa hormat untuk

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum. selaku Ketua Jurusan

Tarjamah yang selalu memberikan semangat dan perhatiannya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

iii

3. Ibu Rizqi Handayani, MA. selaku Sektretaris Jurusan Tarjamah yang selalu

memotivasi dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. H. Ahmad Syatibi, M.A. selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu, dan memberikan saran berserta motivasi tak henti

juga untuk memberikan bimbingan yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi

ini.

5. Dosen penguji bapak Drs. Ikhwan Azizi, M.A. dan Ibu Umi Kulsun, MA yang

telah memberikan saran dan masukan untuk skripsi penulis, agar menjadi lebih

baik lagi.

6. Seluruh dosen jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan

selama penulis menempuh perkuliahan.

7. Kedua orang tua (Margono dan Murdiyatun), yang tak pernah lelah

memberikan dukungan serta doanya terhadap penulis. Serta kakak tercinta

(Ns. Privian Bangkit Setio, S.kep.) yang selalu memberikan saran, motivasi

dan dukungan terhadap penulis.

8. Seluruh teman-teman angkatan 2012 jurusan Tarjamah yang tidak bisa

disebutkan satu persatu yang telah memberikan doa dan dukungan serta

menghibur.

9. Serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan yang telah membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

iv

Penulis berdoa dan berharap semoga semua pihak yang telah membantu

dengan kebaikan dan ketulusan selalu mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis

pun sadar skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan semoga bisa memberikan

manfaat bagi siapa saja terutama yang tertarik dengan dunia penerjemahan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi seluruh

pembacanya.

Ciputat, 27 September 2017

Penulis

Page 9: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. v

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN SINGKATAN .......................... vii

SINGKATAN ........................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

E. Kajian Terdahulu ................................................................................... 4

F. Metodologi Penelitian ........................................................................... 5

G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 10

BAB II KERANGKA TEORI TERJEMAHAN

A. PengertianTerjemah ............................................................................ 12

1. Macam-macam Terjemah .............................................................. 15

B. Stilistika ............................................................................................... 19

1. Tentang Stilistika ......................................................................... 19

2. Pengertian Stilistika ..................................................................... 20

3. Objek Pembahasan Stilistika ........................................................ 21

Page 10: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

vi

C. Stilistika Arab (Uslub) dan Gaya Bahasa .......................................... 23

1. Pengertian Stilistika Arab (Uslub).............................................. 23

2. Pengertian Gaya Bahasa............................................................ 25

3. Macam- macam Gaya Bahasa .................................................... 27

BAB III BIOGRAFI PENULIS & PENERJEMAH KITAB TERJEMAHAN

MINHAJUL AL-ABIDIN

A. Pengantar ........................................................................................... 34

B. Tentang Penulis .................................................................................. 34

1. Biografi Imam Al-Ghazali .......................................................... 34

2. Karya-karya Imam Al-Ghazali ................................................... 39

C. Tentang Penerjemah ........................................................................... 47

1. Biografi Abdullah bin Nuh ........................................................ 47

2. Karya-karya Abdullah bin Nuh .................................................. 52

BAB IV ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KITAB TERJEMAHAN

MINHAJUL AL-ABIDIN

A. Temuan ............................................................................................. 55

B. Analisis Gaya Bahasa dalam kitab Minhajul Al-Abidin ................... 55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 72

B. Saran .................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 73

LAMPIRAN .............................................................................................................. 75

Page 11: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain.

Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin.

Berikut ini adalah Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543b/u/1997

tentang Transliterasi Arab-Latin yang peneliti gunakan dalam penulisan skripsi

ini.

A. Konsonan

ARAB NAMA LATIN KETERANGAN

- - Alif ا

Ba‟ B Be ب

Ta‟ T Te ت

Ṡa‟ Ṡ Es dengan titk di atas ث

Jim J Je ج

Ḥa‟ Ḥ Ha dengan titik di bawah ح

Kha Kh Ka dan ha خ

Dal D De د

Żal Ż Zet dengan titik di atas ذ

Page 12: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

viii

Ra‟ R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy Es dan ye ش

Ṣad Ṣ Es dengan titik di bawah ص

Ḍaḍ Ḍ De dengan titik di bawah ض

Ṭa Ṭ Te dengan titik di bawah ط

Ẓa Ẓ Zet dengan titik di bawah ظ

Ain „ Koma terbalik di atas„ ع

Gain G Ge غ

Fa F Fa ف

Qaf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Page 13: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

ix

A. Vokal

1. Vokal Tunggal

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan

Fatḥah A A ــــــــ

Kasrah I I ــــــــ

Ḍammah U U ــــــــ

2. Vokal Rangkap

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan

ــــــــ

ي أ

Fatḥah dan

ya‟ sukun

Ai A dan I

ـــــــ

أو

Fatḥah dan

wau sukun

Au A dan U

Nun N En ن

Wau W We و

Ha‟ H Ha ه

Hamzah ‟ Apostrof ء

Ya‟ Y ye ي

Page 14: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

x

3. Vokal Panjang

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan

ا ـــــــ Fatḥah dan alif Ā A dengan garis di atas

Kasrah dan ya‟ Ī I dengan garis di atas ــــــــ ي

و ــــــــ Ḍammah dan

wau

Ū U dengan garis di atas

A. Ta’ Marbuṭah

1. Transliterasi untuk ta‟ marbuṭah hidup

Ta‟marbuṭah yang hidup atau yang mendapat harakat Fatḥah, Kasrah, dan

Ḍammah, transliterasinya adalah“T/t”.

2. Transliterasi untuk ta‟ marbuṭah mati

Ta‟marbuṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya

adalah“h”

3. Transliterasi untuk ta‟marbuṭah jika diikuti oleh kata yang menggunakan

kata sandang “al-” dan bacaannya terpisah maka ta‟marbuṭah

ditransliterasikan dengan“h”.

B. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydīd)

Transliterasi Syaddah atau Tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan tanda tasydīd (ـــ), dalam transliterasi dilambangkan

dengan huruf yang sama (konsonan ganda).

C. Kata sandang alif-lam“ال”

Kata sandang dalam system tulisan Arab dilambangkan dengan huruf alif-

lam ma„rifah“ال”. Namun dalam transliterasi ini, kata sandang dibedakan atas

kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang

diikuti oleh huruf qamariyah.

Page 15: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

xi

1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuai

dengan bunyi yaitu“ال”diganti huruf yang sama dengan huruf yang mengikuti

kata sandang tersebut.

2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai

dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya.

Huruf sandang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya dan

dihubungkan dengan tanda sambung (-). Aturan ini berlaku untuk kata

sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah maupun kata sandang yang diikuti

oleh huruf qamariyah.

D. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah yaitu menjadi apostrof (‟) hanya

berlaku bagi hamzah yang terletak ditengah danakhir kata. Bila hamzah

terletak diawal kata, hamzah tidak dilambangkan karenadalam tulisan Arab ia

berupa alif.

E. Huruf Kapital

Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital,tetapi dalam

transliterasi huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan

sebagainya seperti keterangan-keterangan dalam EYD. Awal kata sandang

pada nama diri tidak menggunakan huruf kapital kecuali jika terletak di awal

kalimat.

F. Lafẓ al-Jalālah(هللا)

Kata Allah yang didahului dengan partikel seperti huruf jar dan huruf

lainnya, atau berkedudukan sebagai muḍāfilaih (frasa nomina), ditransliterasi

tanpa huruf hamzah. Adapun ta‟marbuṭah di akhir kata yang bertemu dengan

lafẓal-jalālah,ditransliterasikan dengan huruf “t”.

Page 16: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

xii

SINGKATAN

BSa : bahasa sasaran

BSu : bahasa sumber

dll : dan lain-lain

dsb : dan sebagainya

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

TSa : teks sasaran

TSu : teks sumber

Page 17: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style.

Kata style diturunkan dari kata Latin stilus, yaitu semacam alat untuk menulis

pada lempengan lilin. Keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas

tidaknya tulisan pada lempengan tadi. Kelak pada waktu penekanan dititik

beratkan pada keahlian untuk menulis indah, maka style lalu berubah menjadi

kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara

indah.1 Dalam kaidah bahasa, gaya bahasa adalah satu ungkapan pikiran melalui

bahasa, yang secara tersendiri memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.2

Selain itu gaya bahasa juga bisa diartikan sebagai pemakaian ragam tertentu

dalam berbahasa untuk mendapatkan kesan tertentu.3 Gaya bahasa sebenarnya

merupakan sebagian dari pemilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya

pemakaian kata, frasa atau kalimat tertentu untuk menghadapi situasi-situasi

tertentu. Gaya bahasa merupakan daya tarik dalam berbahasa yang merangsang

imajinasi, vitalis, pengertian yang baik dan humor yang sehat sehingga suatu

bahasa menjadi lebih menarik. Gaya bahasa dapat menghidupkan kalimat atau

memberi gerak pada kalimat sehingga menimbulkan reaksi tertentu pada pikiran

1Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka utama, 2006), h.112.

2Gorys Keraf, Tata Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas, (Jakarta : Nusa Indah, 1969),

h.13. 3Ahmad A.K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta : Reality Publisher, 2006), h.225.

Page 18: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

2

pembaca. Setiap penerjemah perlu mempertimbangkan gaya bahasa dalam

konteks penerjemahannya.

Namun dalam penerjemahan buku-buku ilmiah, biasanya para penerjemah

tidak perlu menghadapi kesulitan, sebab gaya bahasa yang digunakan pengarang

sumbernya formal dan informatif yang terkandung dalam buku itu dapat mudah

dialihkan. Sebuah karya terjemahan, sangat dibutuhkan ketelitian para penulis

untuk membuat kalimat yang baik dalam tulisannya, karena dengan itu kalimat

tersebut dapat dipahami isi dan makna yang terkandung di dalamnya oleh si

pembaca. Sering kali banyak terjadi kesalahan dalam penulisan kebahasaan

terhadap kitab terjemahan, dalam hal kesalahan berbahasa ilmiah, kesalahan huruf

dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik saja,

kesalahan itu antara lain adalah salah tulis huruf dan salah tulis kata.4 Penyair dan

penulis karya sastra dalam menyampaikan idea atau pikirannya menggunakan

gaya bahasa tertentu yang dapat memberikan efek bagi pembacanya maupun

pendengarnya.5

Kitab terjemahan Minhajul Al-Abidin oleh K.H.R. Abdullah bin Nuh dari segi

penyajiannya sangat menarik, karena antara teks Arab (TSu) dan terjemahan teks

Indonesia-nya (TSa) disajikan secara berdampingan. Sehingga memudahkan

pembaca untuk membacanya. Namun, dari segi isi gaya bahasanya kitab ini perlu

dikaji lagi, termasuk gaya bahasa jenis apa dalam kitab ini. Berdasarkan latar

belakang yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi

4Sugihastuti, Editor Bahasa, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), h.28.

5Umi Rukhiyatun, Tesis Gaya Bahasa Qasasal- Hayawan Fi Al-Qur‟an (analisis stilistika),

(Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2013), h.2.

Page 19: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

3

dengan judul “Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidin oleh

K.H.R. Abdullah bin Nuh”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang penulis temukan dalam kitab terjemahan

Minhajul Al-Abidin oleh K.H.R. Abdullah bin Nuh yaitu pada jenis gaya

bahasa apa yang digunakan dalam buku terjemahan Minhajul Al-Abidin oleh

K.H.R. Abdullah bin Nuh. Selanjutnya, penulis hanya mengambil beberapa

halaman untuk dijadikan bahan dalam melakukan penelitian. Yaitu pada bab

Tanjakan ilmu dan Tanjakan penghalang saja.

Dalam hal ini, penulis memilih bab Tanjakan ilmu dan Tanjakan penghalang

sebagai bahan penelitian dalam penulisan skripsi karena bab ini terdapat beberapa

gaya bahasa personifikasi. Oleh karena itu, bab Tanjakan ilmu dan Tanjakan

penghalang sangat menarik untuk dijadikan sebagai bahan penelitian.

Kemudian dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti dapat

merumuskan batasannya sebagai berikut :

1. Jenis gaya bahasa apakah yang terdapat di dalam kitab terjemahan

Minhajul Al-Abidin oleh K.H.R. Abdullah bin Nuh?

C. Penelitian Ini Bertujuan

1. Untuk mengetahui jenis gaya bahasa yang terdapat di dalam kitab

terjemahan Minhajul Al-Abidin oleh K.H.R. Abdullah bin Nuh.

Page 20: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

4

D. Manfaat Penelitian

1. Mendapatkan gambaran tentang gaya bahasa personifikasi dalam bahasa

Indonesia dan bahasa Arab.

2. Sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang terjemahan.

E. Penelitian Terdahulu

Setelah penulis mencari dan menelaah berbagai karya-karya ilmiah baik

melalui perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora maupun perpustakaan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, sepengetahuan peneliti ada beberapa kajian skripsi

yang memiliki kesamaan substansi dengan penelitian yang peneliti lakukan.

Pertama pada skripsi Fadli Muhammad, dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

pada tahun 2007 yang berjudul “Personifikasi Dalam Surah Al- Baqarah (Analisa

Terjemahan Al- Qur‟an Prof. Dr. Hamka)”. Hanya menjelaskan gaya bahasa

personifikasi saja. Yang kedua pada skripsi Novi Aryanti, dari UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, pada tahun 2015 yang berjudul “Personifikasi dan Simile

Terhadap Terjemahan Kitab Durratin Nashihin (Tinjauan Balaghah)”.

Menjelaskan gaya bahasa personifikasi dan simile dalam tinjauan Balaghah.Yang

ketiga pada skripsi dari Arifah Haryati, dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

pada tahun 2010 yang berjudul “Gaya Bahasa Dakwah Dalam Buku “Panduan

Berdoa Buat Remaja Gaul” Karya Pago Hardian”. Menjelaskan mengenai gaya

bahasa dakwah yang terdapat pada buku Panduan Berdoa Buat Remaja Gaul.

Yang keempat pada skripsi dari Umar Mukhtar, dari UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, pada tahun 2013 yang berjudul “Terjemahan Novel Aulᾶd Hᾶratinᾶ

Page 21: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

5

Karya Najib Mahfữz: Studi Stilitika Terhadap Serial “Rifa‟at Sang Penebus”.

Menjelaskan tentang gaya bahasa dalam studi stilistika. Dan yang kelima pada

skripsi Meizar Fatkhul Izza, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tahun 2014

yang berjudul “ Penggunaan Gaya Bahasa Pada Kumpulan Cerpen Hujan Karya

Nugroho Notosusanto dan Implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia di sma”. Menjelaskan tentang gaya bahasa pada kumpulan

cerpen Implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sma.

Sedangkan disini saya akan menjelaskan tentang gaya bahasa personifikasi dalam

aspek balaghah yang terdapat dalam kitab terjemahan Minhajul Al-Abidin oleh

K.H.R. Abdullah bin Nuh.

F. Metodelogi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metodelogi berasal dari kata "methodos" yang terdiri dari kata "metha" yaitu

melewati/ menempuh atau melalui dan kata "hodos" yang berarti cara/jalan.

Muhammad mendefinisikan metode penelitian atau research method sebagai

aspek aksiologi dari suatu paradigma. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

jenis penelitian kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong mendefinisikan metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6

Dengan demikian data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif

6Muhammad ,Metode Penelitian Bahasa, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 30.

Page 22: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

6

yang terdapat pada kitab terjemahan Minhajul Al-Abidin oleh K.H.R. Abdullah

bin Nuh yang menjadi objek penulis.

2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah menganalisis kitab terjemahan Minhajul Al-Abidin

yang mengandung terjemahan perumpamaan yang diibaratkan seperti manusia,

dalam aspek balaghah yang disebut majaz.

3. Sumber Data

Sumber data pada penelitian kitab terjemahan Minhajul Al-Abidin oleh K.H.R.

Abdullah bin Nuh adalah kalimat yang sudah diterjemahkan dari bahasa Arab ke

bahasa Indonesia yang diindentifikasi mengandung gaya bahasa dalam aspek

stilistika atau bisa disebut dengan uslub, kemudian mengklasifikasikannya sesuai

dengan kategori gaya bahasa yaitu berdasarkan langsung tidaknya makna.

4. Metode Penyediaan Data

Untuk menyediakan data, peneliti harus menggunakan metode, metode

dibedakan dari teknik. Metode adalah cara yang harus dilaksanakan sedangkan

teknik adalah cara melaksanakan metode. Metode penyediaan data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu: metode catat.

Metode catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan

metode simak dengan teknik lanjutan teknik simak bebas libat cakap.7 Teknik

7Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 211.

Page 23: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

7

catat dipilih karena data yang dihadapi berwujud lisan dan tulis, sehingga

diperlukan untuk mendapatkan data satuan bahasa secara tercatat. Penelitian data

diperoleh melalui sumber yang telah terjadi dalam Minhajul Al-Abidin. Artinya

dalam terjemahan sudah tersedia dan penyediaan data terdapat dalam sebuah

kitab.

5. Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah cara menguraikan dan mengelompokkan satuan

lingual. Metode padan digunakan untuk menganalisis data berupa kata yang

bersinonim dengan kata banding, dan sesuatu yang dibandingkan mengandung

makna adanya keterhubungan. Menurut Mahsun, metode padan dilaksanakan

dengan menggunakan teknik hubung banding menyamakan (HBS), hubung

banding membedakan (HBB) dan teknik hubung banding menyamakan hal pokok

(HBSP). Pada metode analisis ini menggunakan konsep balaghah, adanya gaya

bahasa personifikasi dalam kitab terjemahan Minhajul Al-Abidin oleh K.H.R.

Abdullah bin Nuh.

6. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan kata benda yang diumpamakan

makhluk seperti manusia untuk menganalisis gaya bahasa personifikasi.

Page 24: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

8

Contoh:

Ilmu itu imamnya amal, sedangkan amal„ العلم إمام العمل والعمل تابعو

makmumnya‟, Berdasarkan definisi di atas kata ilmu digunakan bukan pada

tempatnya. Dengan demikian, kata ilmu dikategorikan sebagai majaz )مجاز( .

Adanya hubungan kesamaan antara kata “ilmu” yang tertulis dengan kata

“manusia”, yang dimaksud hubungan kesamaan ini disebut alaqoh (عالقة).

Hubungan kesamaan antara “ilmu” dan “manusia” yaitu sama-sama diikut. Pada

kata “imam” disebut qarinah (قرينة). Qarinah adalah kata yang menghalangi suatu

kata lain dari arti sebenarnya. Yaitu: “ilmu itu imamnya amal”. Imam itu lahir dari

kata ilmu yang mempunyai hubungan kesamaan dengan manusia yang sama-sama

berkaitan dalam hal kepemimpinan, dengan demikian, kalimat di atas ilmu

diserupakan dengan manusia, musyabbah-bihnya (manusia) ditiadakan dan

diisyaratkan oleh salah satu sifat khasnya yaitu ilmu sebagai personifikasi,

qarinahnya imam kepada ilmu.

7. Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil analisis data penelitian ini ditampilkan dengan menggunakan metode

informal. Hasil analisis ini menggunakan beberapa tahap yaitu:

Page 25: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

9

Analisis Data Menggunakan kata benda yang

diumpamakan makhluk seperti manusia

untuk menganalisis gaya bahasa

personifikasi.

Penyajian Data

Formal

Sumber

Data

kalimat yang sudah diterjemahkan

dari bahasa Arab ke bahasa

Indonesia yang diindentifikasi

mengandung gaya bahasa dalam

aspek stilistika atau bisa di sebut

dengan uslub, kemudian

mengklasifikasikannya sesuai

dengan kategori gaya bahasa yaitu

berdasarkan langsung tidaknya

makna.

Penyediaan Data

Metode catat

Metodologi

Penelitian Metode

Kualitatif

Paradigma Stilistika

Page 26: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

10

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian skripsi akan disajikan dalam lima bab,

yaitu pendahuluan, kerangka teori, gambaran umum, analisis, dan kesimpulan.

Tujuannya adalah untuk mendapat pemahaman yang komprehensif dalam

pembahasan masalah dalam penelitian skripsi ini, maka dari itu penulis

memaparkan sistematika penulisannya sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Bab ini merupakan awal atau pembukaan, pada bab ini

dijelaskan mengenai latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian serta sistematika

penulisan skripsi.

Bab II Teori Terkait didalam Terjemahan. Bab ini membahas mengenai segala

yang berhubungan dengan proses terjemahan. Kemudian pada bab ini peneliti juga

membahas mengenai pedoman teori-teori terjemahan yang dikemukakan oleh

beberapa tokoh.

Bab III Gambaran Umum Biografi penulis dan penerjemah. Bab ini

merupakan gambaran mengenai biografi, riwayat hidup, karier, serta karya-karya

penulis dan penerjemah kitab Minhajul Al-Abidin.

Bab IV Analisis. Bab ini merupakan analisis gaya bahasa terhadap terjemahan

kitab Minhajul Al-Abidin yang peneliti lakukan. Dalam bab ini akan

dideskripsikan juga bagaimana hasil terjemahan kitab Minhajul Al-Abidin secara

objektif. Selain itu juga ditemukan kalimat yang menggunakan kata benda yang

diumpamakan makhluk seperti manusia untuk menganalisis gaya bahasa personifikasi.

Page 27: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

11

Bab V Penutup. Bab ini merupakan hasil dari analisis penilaian yang peneliti

lakukan. Terdiri dari kesimpulan dan saran-saran yang peneliti berikan untuk

penerjemah dan penerbit guna sebagai masukan untuk edisi selanjutnya.

Page 28: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

12

BAB II

KERANGKA TEORI TERJEMAHAN

A. Pengertian Terjemah

Secara umum dapat disimpulkan bahwa penerjemahan adalah proses

memindahkan pesan yang telah diungkapkan dalam bahasa yang satu (Bsu) ke

dalam bahasa yang lain (Bsa) secara sepadan dan wajar dalam pengungkapannya

sehingga tidak menimbulkan kesalahan persepsi dan kesan asing.8

Dengan demikian ada beberapa syarat suatu kegiatan pemindahan pesan itu

dapat dikatakan sebagai kegiatan penerjemahan.

1. Melibatkan dua bahasa Bsu dan Bsa.

2. Pengalihan tersebut harus sepadan.

3. Penerjemahan haruslah wajar sesuai standar penggunaan yang lazim

dalam Bsa.

Dapat pula disimpulkan bahwa tugas seorang penerjemah adalah menyambung

lidah penulis (dalam bahasa tulis) atau pembicaraan (dalam bahsa lisan). Jadi,

dapat dikatakan bahwa penerjemahan adalah pemindahan pemahaman teks atau

ujaran dalam Bsu ke Bsa, bukan hanya sekedar pemindahan struktur gramatikal

dari Bsu ke Bsa.

8Moch Syarif Hidayatullah,Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer,

(Ciputat: Alkitabah, 2014), h. 17.

Page 29: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

13

Secara teoretis penerjemahan merupakan suatu proses satu arah, yakni dari

Bsu ke Bsa, atau lebih tepat lagi dari Tsu ke Tsa. Jadi, terjemahan adalah suatu

„reproduksi‟, yakni hasil upaya mereproduksi pesan dalam bahasa lain.9

Az-Zarqani mengemukakan bahwa secara etimologis istilah terjemah memiliki

empat makna:

1. Menyampaikan tuturan kepada orang yang tidak menerima tuturan itu.

2. Menjelaskan tuturan dengan bahasa yang sama.

3. Menafsirkan tuturan dengan bahasa yang berbeda.

4. Memindahkan tuturan dari suatu bahasa ke bahasa lain.10

Dengan paparan di atas dapat dikatakan, menerjemahkan berarti menjelaskan.

Mengutip Oxford Advanced Leaner‟s Dictionar, Zaka Al-Farisi menjelaskan,

penerjemahan adalah proses pengalihan suatu teks tulis atau lisan ke dalam bahasa

lain. Dengan demikian, penerjemahan selama ini dapat didefinisikan melalui

berbagai cara dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Seperti

pendekatan kebahasaan yang digunakan Catford, dalam melihat kegiatan

penerjemahan. Pada definisi yang dibuatnya, ia memaparkan penerjemahan

sebagai pergantian teks suatu bahasa dalam bahasa sumber dengan teks yang

sepadan dalam bahasa sasaran.11

Newmark juga memberikan definisi yang serupa tetapi lebih jelas.

Penerjemahan dalam pandangannya adalah menerjemahkan suatu makna teks ke

9Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, (Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya,

2006), h. 39. 10

M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h.21.

11Rochayah Mahali, Pedoman Bagi Penerjemah, (Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka, 2009), h.

25.

Page 30: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

14

dalam bahasa lain sesuai dengan apa yang dimaksudkan pengarang. Maksudnya,

yang pertama, penerjemahan adalah upaya menggantikan teks bahasa sumber

dengan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran. Yang kedua, yang diterjemahkan

adalah makna yang sebagaimana dimaksudkan oleh pengarang.

Di samping itu, Moeliono dan Nida menjelaskan bahwa penerjemah sebagai

reproduksi padanan pesan yang paling wajar dan alamiah dari bahasa sumber ke

dalam bahasa penerima dengan mementingkan aspek makna dan gaya.12

Meski

demikian, ada beberapa tokoh penerjemahan yang cenderung ke arah kepentingan

diri pengarangnya. Seperti Newmark, yang mendefinisikan penerjemahan sebagai

upaya pengalihan makna suatu teks ke dalam bahasa lain, sesuai dengan maksud

pengarangnya. Sedangkan, menurut Pinchuck penerjemahan suatu proses

menemukan padanan suatu ujaran dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.

Akan tetapi, salah satu tokoh penerjemah bernama Larson mengemukakan

aspek penting dalam penerjemahan terletak pada makna. Larson menjelaskan,

pengalihan bahasa tersebut dimulai dari bentuk bahasa yang pertama, ke bentuk

bahasa yang lain, melalui struktur semantis.13

Dengan demikian, ada aspek

pengalihan, dan mempertahankan makna. Seluruh pendapat itu saling

berkesinambungan satu sama lain. Pada intinya, pendapat tersebut telah

menyepakati penerjemahan sebagai upaya pengalihan pesan dari satu bahasa ke

bahasa lain. Dengan tujuan, membuat pesan yang sesuai dapat dipahami oleh

penerima atau sekelompok penerima.

12

Dr,Syihabudin, Penerjemahan Arab- Indonesia, (Bandung : Humaniora, 2005), h.11. 13

M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h.35.

Page 31: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

15

1. Macam-macam Terjemah

Cara penerjemahan yang dilakukan penerjemah dalam mengungkapkan makna

sebuah teks ada beberapa macam. Menurut khazanah dunia Arab cara

penerjemahan ada beberapa metode. Diantaranya, metode harfiah, dan metode

tafsiriah. Walaupun begitu, jenis-jenis tersebut dapat dikatakan kurang rinci

karena literature Barat lebih menaruh perhatian pada beberapa konsep

penerjemahan. Nermark memaparkan lebih rinci tentang konsep tersebut. Menurut

Newmark, ada beberapa delapan jenis terjemah, di mana penerjemah dapat

memilih salah satunya.

Secara garis besar delapan jenis penerjemahan nantinya akan menghasilkan

bentuk-bentuk terjemahan yang berbeda, dan tergolong menjadi dua, yakni empat

yang berorientasi pada Bahasa Sumber (BSu) dan yang empat lagi berorientasi

pada Bahasa Sasaran (BSa).14

Delapan metode itu sebagai berikut:

a. Kata demi kata

Penerjemahan kata demi kata dilakukan dengan cara kata demi kata. Susunan

kalimatnya dibiarkan apa adanya seperti yang ada di dalam teks sumbernya. Kata

diterjemah satu demi satu dengan artian yang paling mudah dimengerti tanpa

mempertimbangkan konteks pemakaiannya. Kata yang memiliki unsur budayanya

juga diterjemahkan secara harfiah. Metode ini memang sebagai langkah awal

dalam melakukan penerjemahan.15

14

Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, (Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya,

2006), h.55. 15

Dr,Syihabudin, Penerjemahan Arab- Indonesia, (Bandung : Humaniora, 2005), h.71.

Page 32: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

16

b. Harfiah

Penerjemahan cara ini dilakukan dalam tahap awal. Namun, kata-kata tetap

diterjemahkan satu demi satu tanpa mempertimbangkan konteks pemakaiannya.

Kalimat yang panjang dan sulit diterjemahkan secara harfiah terlebih dahulu,

kemudian barulah disempurnakan. Jika pada metode kata demi kata masih

menggunakan struktur bahasa sumber, maka, dalam metode harfiah ini susunan

kalimatnya sudah diubah struktur bahasa sasaran hanya saja, gaya bahasanya tetap

berorientasi pada bahasa sumber. Metode harfiah ini sangat menjaga bahasa yang

sudah melekat pada bahasa sumber, dan mencegah agar tidak terjadi

penyelewengan dalam mengalihkan pesan. 16

c. Penerjemahan Setia

Penerjemahan dilakukan dengan mempertahankan sejauh mungkin aspek

format suatu teks sumber, seperti teks sastra, hukum, kedokteran, dan lain

sebagainya. Sampai akhirnya si pembaca secara utuh masih dapat melihat bentuk-

bentuk teks aslinya. Biasanya, penggunaan metode ini untuk memperkenalkan

ungkapan dan istilah baru sebagai mengisi kekosongan ungkapan dan istilah

dalam BSa.17

d. Penerjemahan semantis

Metode ini berfokus pada pencarian padanan pada tataran kata, yang tetap

terkait budaya bahasa sumber. Kata yang hanya sedikit bermuatan budaya

16

Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, (Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya,

2006), h.56. 17

Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, h.57.

Page 33: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

17

diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah fungsional Penerjemahan

semantis sangat memperhatikan nilai estetika teks bahasa sumber dengan

mengompromikan makna selama masih dalam batas kewajaran.18

Dalam metode

ini penerjemah lebih luwes dan lebih fleksibel. Metode ini merupakan salah satu

metode yang oleh para ahli dibenarkan untuk dipergunakan saat menerjemahkan,

karena metode ini menjamin keteralihan pesan dengan baik.19

e. Penerjemahan Adaptasi

Jenis penerjemahan ini lebih mengutamakan isi pesan yang terdapat dalam

teks sumber. Sedangkan bentuknya, disesuaikan dengan kebutuhan pembaca

dalam BSa. Pada jenis ini biasanya tokoh, setting, dan konteks sosial dipadankan

dengan konteks sosial yang ada dalam BSa. Metode ini digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema,

karakter, dan alur cerita.20

Seorang penerjemah dalam hal ini bisa mengubah

kultur pada BSu ke dalam BSa.

f. Penerjemahan Bebas

Metode ini merupakan penerjemahan yang mengutamakan isi dan

mengorbankan bentuk teks BSu. Biasanya, metode ini berbentuk sebuah parafrase

yang mengungkapkan amanat yang terkandung dalam bahasa sumber dengan

18

Rochayah Mahali, Pedoman Bagi Penerjemah, (Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka, 2009),

h.80. 19

Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer, (

Ciputat: Alkitabah, 2014), h.60. 20

M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h.56.

Page 34: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

18

ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa penerima sehingga terjemahan

menjadi lebih panjang daripada aslinya.21

Metode ini sering kali dipergunakan

untuk keperluan media massa. Selain untuk media massa, penerjemahan judul

dalam teks Arab sering kali harus memaksa penerjemah untuk menggunakan

metode ini, agar lebih berdaya jual. Dengan demikian, banyak ahli yang

meragukan metode ini dimasukan ke dalam salah satu metode penerjemahan.22

g. Penerjemahan Idiomatis

Metode penerjemahan idiomatis berusaha memproduksi pesan bahasa sumber,

tetapi cenderung mendistorsi nuansa makna karena penerjemah menyajikan

kolokasi dan idiom-idom yang tidak terdapat dalam nas sumber.23

Metode ini

mengharuskan untuk sering menggunakan kesan keakraban dan ungkapan

idiomatis yang tidak didapati pada versi aslinya. Penerjemah dengan

menggunakan metode ini termasuk salah satu metode yang diterima oleh para ahli,

karena menjamin keteralihan pesan dan ide pada Tsu.24

h. Penerjemahan komunikatif

Metode dilakukan dengan mengungkapkan makna kontekstual, yang terdapat

dalam bahasa sumber, ke dalam bahasa sasaran, sehingga isi dan makna nya

21

Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer, (

Ciputat: Alkitabah, 2014), h.62. 22

M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h.57. 23

Dr,Syihabudin, Penerjemahan Arab- Indonesia, (Bandung : Humaniora, 2005), h.72. 24

Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer, h.63.

Page 35: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

19

mudah diterima dan dipahami oleh pembaca.25

Biasanya, ini sering dilakukan

dalam penerjemah brosur, pengumuman, ataupun macam tulisan popular.

B. Stilistika

1. Tentang stilistika

Melihat pertama kali munculnya stilistika tak bisa dilepaskan dari kemunculan

retorika. Sejarah keduanya memang tumpang tindih. Namun retorika lebih dulu

muncul dibanding dengan stilistika. Hough menyimpulkan bahwa asal-usul

stilistika adalah retorika bukan puitika. Menurut Josiah Ober retorika ada dua

macam, retorika praktis dan retorika kritis. Dua retorika ini menjadi landasan

pemikiran bagi dua ahli pidato yaitu Plato dan Aristoteles.

Dalam perkembangannya, Aristoteles menulis dua buku yang hingga saat ini

masih fenomenal, Rhetoric dan Poetic. Kedua buku ini seolah-olah saling

berhubungan, akan tetapi Aristoteles membedakan antara retorika dengan puitika.

Retrorika memiliki esensi persuasi. Tujuannya, lebih bersifat praktis supaya

mudah memberikan penalaran yang logis. Sedangkan puitika lebih menekankan

pada aspek keindahannya.26

Dari aspek kepengarangan, retorika bertujuan untuk mempengaruhi

pendengar, agar dapat menimbulkan aksi atau tindakan. Berbeda dengan puitika,

yang memiliki tujuan untuk melukiskan kehidupan, agar imajinasi seseorang

muncul. Caranya seperti dengan menghibur, memikat, dan refraksi agar dapat

menimbulkan berbagai jenis emosi terhadap orang lain. Kemudian pada abad

25

Dr,Syihabudin, Penerjemahan Arab- Indonesia, (Bandung : Humaniora, 2005), h.73. 26

Nyoman Kuta Ratna, Stilistika, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2016), h.29.

Page 36: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

20

pertengahan retotika dan puitika bersatu karena kebanyakan pada zaman itu diisi

oleh ahli retorika yang sekaligus penyair.

Hubungan antara retorika dengan puitika inilah yang dianggap sebagai awal

timbulnya gagasan mengenai sastra. Retorika pun tidak diposisikan sebagai

penalaran tapi dianggap sebagai gaya, meski masih menjadi pelengkap. Seperti di

dalam Rhetoric yang dianggap membahas penggunaan bahasa sebagai gaya,

dalam berpidato.

Namun, ketika ilmu pengetahuan di Eropa berkembang, retorika mulai

ditinggalkan. Dalam hal mempengaruhi bangsa Eropa pada saat itu lebih

menyukai cara-cara yang terbilang aneh. Sehingga, muncul lah nama stilistika

diangkat. Akan tetapi kemunculan stilistika tidak bisa dilepaskan dari retorika.

2. Pengertian Stilistika

Istilah “stilistika” diserap dari bahasa Inggris stylistics yang diturunkan dari

kata style yang berarti „gaya‟. Secara etimologi, istilah style atau gaya itu sendiri

menurut Shipley dan Mikics berasal dari bahasa Latin stilus, yang berati „batang

atau tangkai‟, menyaran pada ujung pena yang digunakan untuk membuat tanda-

tanda (tulisan) pada tanah liat yang berlapis lilin (metode kuno dalam

menulis). Jadi, secara sederhana stilistika dapat diartikan sebagai ilmu tentang

gaya bahasa. Kutha Ratna menyatakan bahwa stilistika sebagai bagian dari ilmu

sastra, lebih sempit lagi ilmu gaya bahasa dalam kaitannya dengan aspek-aspek

keindahan.

Page 37: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

21

Menurut Aminuddin Kajian sastra dengan memanfaatkan teori stilistika

hakikatnya berangkat dari pendekatan objektif seperti yang dibicarakan oleh

Abrams dalam bukunya The Mirror and The Lamp (1976:8). Pendekatan objektif

merupakan pendekatan dalam kajian sastra yang menitikberatkan pada hubungan

antarunsur karya sastra. Fokus pendekatan objektif adalah karya sastra itu sendiri.

Kajian stilistika merupakan bentuk kajian yang menggunakan pendekatan objektif

karena ditinjau dari sasaran kajian stilistika merupakan kajian yang berfokus pada

wujud penggunaan sistem tanda dalam karya sastra.

Meski demikian, jika kembali pada literature sastra Indonesia, stilistika

(stylistic) adalah ilmu tentang gaya, sedangkan stil (style), secara umum adalah

gaya yang khas untuk mengungkapkan segala sesuatu dengan cara tertentu,

sehingga tujuan yang dimaksut dapat dicapai secara maksimal.27

3. Objek Pembahasan Stilistika

Stilistika salah satu alat pengkajian sastra yang memiliki objek penelitian yang

bersifat sastrawi dan abstrak. Terlebih, stilistika sebagai ilmu pengetahuan

mengenai gaya bahasa, sangat menaruh perhatian pada seluruh jenis komunikasi

yang menggunakan bahasa, lisan atau tulis. Karya sastra, secara khusus memiliki

nilai keindahan tersendiri. Nilai estetika yang memuat pesan dan kesan

sesungguhnya secara tersembunyi melalui bahasa yang dibuat secara khusus oleh

pengarangnya.28

27

Nyoman Kuta Ratna, Stilistika, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2016), h.3. 28

Nyoman Kuta Ratna, Stilistika, h.13.

Page 38: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

22

Dalam hal ini, puisilah yang dianggap memiliki karakter khusus dibanding

karya-karya sastra yang lain. Karena puisi dianggap paling pantas diposisikan

sebagai objek utama stilistika. Betapa tidak, kerena puisi meggunakan bahasa

secara khas. Puisi memiliki medium terbatas sehingga dalam keterbatasannya

sebagai totalitas puisi yang terdiri dari beberapa baris harus mampu

menyampaikan pesan yang sama dengan cerpen, bahkan sebuah novel yang terdiri

atas ratusan bahkan ribuan halaman. Karena mediumnya terbatas, harus mampu

mengisi kata dengan banyak makna dengan kata lain, sebuah kata dalam puisi

padat akan makna. Meski begitu, pesan yang disampaikan dalam sebuah puisi

dapat dilakukan seluas-luasnya. Tanda banca tipografi, enjambemen, penggunaan

huruf capital, tanda-tanda baca, dan sebagainya, dapat dijadikan objek analisis.29

Objek utama analisis stilistika adalah teks atau wacana. Objek analisis bukan

hanya pada tataran bahasa. Melainkan, pada bahasa yang digunakan yang sudah

mengalami proses penafsiran. Pada saat sebuah kalimat diucapkan, sebagai

parole. Saat itulah terjadi peristiwa komunikasi antara objek dengan pembaca.

Pada saat itu juga terjadi proses penafsiran.

Menurut Fowler, sebagai kualitas ekspresi semua teks pada dasarnya

menampilkan gaya bahasa. Puisi, prosa, dan drama, genre utama dalam sastra

modern, demikian juga pandanannya dalam sastra lama, seperti gaguritan dan

gancaran, adalah sumber-sumber utama gaya bahasa.30

29

Nyoman Kuta Ratna, Stilistika, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2016), h.16. 30

Nyoman Kuta Ratna, Stilistika, h. 17.

Page 39: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

23

C. Stilistika Arab dan Gaya Bahasa (Uslub)

1. Pengertian Stilistika Arab (Uslub)

Stilistika bahasa Arabnya adalah uslub. Uslub adalah makna yang terkandung

dari kata-kata yang terangkai sedemikian rupa sehingga lebih cepat mencapai

sasaran kalimat yang dikehendaki dan lebih menyentuh jiwa para pendengar.31

Stilistika (uslub) dalam bahasa Indonesia disebut gaya bahasa, yaitu pemanfaatan

atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis. Demikian pula

dapat didefinisikan sebagai cara yang khas dalam menyatakan pikiran dan

perasaan dalam bentuk tulis atau lisan. Balaghah merupakan suatu disiplin ilmu

yang berlandaskan kepada kejernihan jiwa dan ketelitian menangkap keindahan

dan kejelasan perbedaan yang samar di antara macam-macam uslub (ungkapan).32

Dengan demikian, balaghah berusaha mengungkapkan tabir dibalik ungkapan atau

uslub, dan menjelaskan perbedaan yang terdapat dalam macam-macam uslub.

Tak lain, uslub yang menjadi objek kajian balaghah itu memiliki gaya tersendiri

yang khas, yang tercipta karena ciri khas kepengarangan seseorang.

Secara global, stilistika dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

A. Al-Uslub al-Ilmi (Stilistika Ilmiah)

Al-uslub al-ilmi (stilistika ilmiah) harus jauh dari aspek subyektif dan emotif

penuturnya, karena eksperimen ilmiah itu obyektif dan tidak ada hubungannya

dengan aspek psikis, emotif dan kondisi orang yang melakukannya. Stilistika

ilmiah membutuhkan logika yang baik, pemikiran yang lurus serta jauh dari

31

Ali Al-Jarim dan Musthafa Amin, Al- Balaaghatul Waadhihah, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2014) h.10.

32Ali Al-Jarim dan Musthafa Amin, Al- Balaaghatul Waadhihah, h.6.

Page 40: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

24

imajinasi dan emosi, karena sasarannya adalah pikiran dan menjelaskan fakta-

fakta ilmiah.

Jadi, dalam uslub ini harus diperhatikan pemilihan kata-kata yang jelas dan

tegas maknanya serta tidak mengandung banyak makna. Untuk uslub ini,

sebaiknya dihindari pemakaian kata atau kalimat majaz dan badi‟ yang dibagus-

baguskan kecuali bila tidak diprioritaskan dan tidak sampai menyentuh salah satu

prinsip atau ke khasan uslub ini. Adapun pemakaian tasybih yang dimasudkan

untuk mempermudah pemahaman penjelasan terhadap hakikatnya, adalah sangat

baik dan dapat dibenarkan.

B. Al-Uslub al-Adabi (Stilistika Sastra)

Al-uslub al-adabi sangat subyektif, karena ia merupakan ungkapan jiwa

pengarangnya, pemikirannya dan emosinya. Oleh karena itu, Al-uslub al-adabi

(stilistika sastra) sangat spesifik. Sasaran stilistika adabi adalah aspek emosi

bukan logika, karena stilistika ini digunakan untuk memberi efek perasaan

pembaca. Oleh karena itu, temanya mempunyai relevansi yang erat dengan jiwa

pengarang dan mengesampingkan teori ilmiah, argumentasi logis dan terminologi

ilmiah.

Dalam uslub jenis ini keindahan adalah salah satu sifat dan ke khasannya yang

paling menonjol. Sumber keindahannya adalah khayalan yang indah, imajinasi

yang tajam, persentuhan beberapa titik keserupaan yang jauh di antara beberapa

hal, dan pemakaian kata benda atau kata kerja yang kongkret sebagai pengganti

kata benda atau kata kerja yang abstrak.

Page 41: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

25

C. Al-Uslub al- Khithabi (Stilistika Retorika)

Retorika merupakan salah satu seni pidato, yang mempunyai karakteristik

kandungan makna yang kuat, memakai lafal yang serasi dan argumentasi yang

relevan. Biasanya seorang orator berbicara mengenai tema yang relevan dengan

realitas kehidupan untuk membawa audiens mengikuti pemikirannya. Stilistika

yang indah, jelas, lugas merupakan unsur yang dominan dalam retorika untuk

mempengaruhi aspek psikis audiens.

Dalam uslub ini sangat menonjol ketegasan makna dan redaksi, ketegasan

argumentasi dan data, dan keluasan wawasan. Dalam uslub ini seorang pembicara

dituntut dapat membangkitkan semangat dan mengetuk hati para pendengarnya.

Keindahan dan kejelasan uslub ini memiliki peran yang besar dalam

mempengaruhi dan menyentuh hati.

Di antara yang memperbesar peran uslub ini adalah status pembicara dalam

pandangan para pendengarnya, penampilannya, kecermelangan argumentasinya,

kelantangan dan kemerduan suaranya, kebagusan penyampaiannya, dan ketepatan

sasarannya. Kelebihan uslub ini yang menonjol adalah pengulangan kata atau

kalimat tertentu, pemakaian sinonim, pemberian contoh masalah, pemilihan kata-

kata yang tegas.33

2. Pengertian Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas

yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakaian bahasa. Suatu

33

Ali Al-Jarim dan Musthafa Amin, Al- Balaaghatul Waadhihah, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2014) h.11-16.

Page 42: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

26

penciptaan puisi, juga bentuk-bentuk tulisan yang lain, misalnya cerpen, novel,

naskah drama (wacana sastra) sangat membutuhkan penguasaan gaya bahasa, agar

puisi yang dihasilkan nanti lebih menarik, dan berkualitas. Gaya bahasa sering

kali dikenal dalam retorika dengan istilah “style”, yaitu kemampuan dan keahlian

menulis atau menggunakan kata-kata dengan alat bantu lidah. Hal pertama yang

perlu dipahami bahwa gaya bahasa bukan semata-mata menggayakan suatu

bahasa.

Dapat dilihat dari segi bahasa atau unsur-unsur bahasa yang digunakan, maka

gaya bahasa dapat dibedakan berdasarkan titik tolak unsur bahasa yang

dipergunakan, yaitu:

a. Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata.

Berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa ini mempersoalkan kata mana yang

paling tepat dan sesuai untuk posisi-posisi tertentu dalam kalimat, serta tepat atau

tidaknya penggunaan kata-kata dilihat dari lapisan pemakaian bahasa dalam

masyarakat. Dengan kata lain, gaya bahasa ini mempersoalkan ketepatan dan

kesesuaian pemakaian bahasa dalam situasi-situasi tertentu. Gaya bahasa ini dapat

dibedakan menjadi gaya bahasa resmi, gaya bahasa tidak resmi, dan gaya bahasa

percakapan.

b. Gaya bahasa berdasarkan nada.

Gaya bahasa berdasarkan nada didasarkan pada sugesti yang dipancarkan dari

rangkaian kata-kata yang terdapat dalam sebuah wacana. Sering kali sugesti akan

lebih nyata di dalam bahasa lisan.

Page 43: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

27

c. Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat.

Gaya bahasa ini diciptakan berdasarkan struktur kalimat. Struktur kalimat di

sini adalah kalimat bagaimana tempat sebuah unsur kalimat yang dipentingkan

dalam kalimat tersebut.

d. Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna.

Gaya bahasa berdasarkan ketidaklangsungan makna ini biasanya disebut

sebagai trope atau figure of speech. Dalam gaya bahasa ini, terjadi suatu

penyimpangan bahasa secara evaluatif atau secara emotif dari bahasa biasa dalam

ejaan, pembentukkan kata, konstruksi kalimat, klausa, frasa, ataupun aplikasi

sebuah istilah untuk memperoleh kejelasan, penekanan, hiasan, humor, atau suatu

efek yang lain. Fungsi dari figure of speech ini adalah menjelaskan, memperkuat,

menghidupkan obyek mati, menstimulasi asosiasi, menimbulkan gelak ketawa

atau untuk hiasan.34

3. Macam- macam gaya bahasa

Gaya bahasa dapat dilihat dari langsung tidaknya makna menurut Gorys

Keraf, style atau gaya bahasa terdapat dua macam. Pertama, gaya bahasa retoris,

dan kedua, gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa retoris, merupakan penyimpangan

dari kontruksi biasa untuk mencapai efek tertentu, dan gaya bahasa kiasan adalah

penyimpangan yang lebih jauh, khususnya dalam bidang makna. Namun, dalam

34

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2009), h.117-

129.

Page 44: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

28

penelitian ini, penulis memfokuskan pada gaya bahasa kiasan. Karena, jenis gaya

bahasa tersebut paling banyak digunakan dalam karya sastra.

Berikut pemaparan macam-macam gaya bahasa kiasan beserta penjelasannya.

A. Gaya bahasa kiasan

Gaya bahasa kiasan dibentuk berdasarkan upaya untuk melakukan

perbandingan dan persamaan. Membandingkan sesuatu dengan sesuatu hal yang

lain, berarti mencari persamaan melalui ciri-ciri yang menujukkan kesamaan

antara dua hal yang saling dibandingkan. Mulanya, bahasa kiasan berkembang

dari analogi.35

Pada masa Aristoteles, kata analogi sering dipergunakan dengan

pengertian kualitatif. Dalam pengertian kualitatif ini, analogi menyatakan

kemiripan hubungan sifat anatara dua perangkat istilah. Dalam arti yang lebih luas

ini, analogi lalu berkembang menjadi kiasan. Itu dibuktikan dengan banyaknya

orang yang menggunakan metafora, karena contoh dari analogi kualitatif.36

Dari

situlah, muncul macam-macam gaya bahasa kiasan.

Bentuk pengungkapan yang menggunakan gaya bahasa kias memang terbilang

banyak. Namun, hanya beberapa saja yang sering muncul dalam karya sastra.

Bentuk-bentuk penjelasan, Nurgiantoro menyebutnya, yang banyak digunakan

pengarang sastra, yakni bentuk perbandingan dan persamaan. Bentuk

perbandingan itu seperti simile, metafora, dan personifikasi.37

35

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2009), h.136. 36

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h.137. 37

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, ( Yogyakarta : Gadjah Mada University Press,

2015), h.398.

Page 45: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

29

Selanjutnya, gaya pemajasan lain yang juga sering digunakan pengarang sastra

adalah metonimia, sinekdoke, hiperbola, dan paradoks. Berikut ini beberapa

macam gaya bahasa kiasan yang sering dipakai dalam karya sastra.

1). Metafora (Isti‟ârah)

Metafora adalah gaya bahasa yang seringkali menambahkan kekuatan pada

suatu kalimat.Metafora berasal dari bahasa Yunani metaphora yang berarti

„memindahkan‟; kata meta berarti „melebihi‟ + pherein „membawa‟. Menurut Dale

at al, Metafora membuat perbandingan antara dua hal atau benda untuk

menciptakan suatu kesan mental yang hidup walaupun tidak dinyatakan secara

eksplisit dengan penggunaan kata-kata seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama,

laksana, penaka, serupaseperti perumpamaan.38

Seperti yang telah dilakukan

pengarang karya sastra. Untuk membentuk metafora ada polanya, yakni:

perwujudan – penjelas – perwujudan.

Dijelaskan dalam bahasa Indonesia, bahasa Arab juga memiliki konsep yang

mirip dengan metafora, yaitu Isti‟ârah. Dalam bahasa Arab, isti‟arah digunakan

sebagai metafora sebagian, seperti yang dijelaskan Sukron Kamil, “Kata atau

kalimat bukan dalam makna aslinya, karena ada hubungan makna asli dengan

yang dipakai, dan ada tanda yang menunjukkan hal itu.” Jika dilihat dari kata

yang dipakai, isti‟ârah terbagi dalam empat bagian.

Pertama, isti‟ârah tashrîhiyyah, yakni di mana kata yang disebut adalah

musyabbah bih (yang diserupai). Kedua, isti‟ârah makniyyah, yaitu yang disebut

adalah musyabbah saja, tetapi kalimat setelahnya menunjuk pada musyabbah bih.

38

Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, (Bandung : Penerbit Angkasa, 2013), h.15.

Page 46: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

30

Ketiga, isti‟ârah asliyah, jenis ini , kata yang disebut tidak memiliki derivasinya.

Dan yang terakhir, isti‟ârah taba‟iyah. Kata yang disebut dalam isti‟ârah ini,

memiliki derivasinya.39

Selanjutnya, berdasarkan tanda setelah kata metaforisnya, isti‟ârah terbagi

dalam tiga macam. Pertama, isti‟ârah mutlaqah. Isti‟ârah ini tidak diikuti kalimat.

Kedua, isti‟ârah murasysyahah, yang diikuti tanda yang menunjuk pada

musyabbah bih. Ketiga, isti‟ârah mujarradah, di mana isti‟ârah ini menunjuk

pada musyabbah.

2). Alegori, Parabel, dan Fabel

Bila sebuah metafora mengalami perluasan, maka tentu dapat berwujud seperti

alegori, parable, dan fabel. Ketiga, bentuk ini biasanya mengandung ajaran-ajaran

moral dan sering sukar dibedakan satu dari yang lain.

Menurut Keraf, alegori ialah suatu cerita singkat yang mengandung kiasan.

Makna kiasan ini harus ditarik dari bawah permukaan ceritanya. Nama-nama

pelakunya di dalam alegori adalah sifat-sifat yang abstrak, dan jelas tersuat.

Sedangkan parabel, adalah suatu kisah singkat dengan tokoh-tokoh biasanya

manusia, yang selalu mengandung tema moral. Istilah parabel dipakai untuk

menyebut cerita-cerita fiktif di dalam kitab suci yang bersifat alegoris. Tujuannya

menyampaikan suatu kebenaran moral atau kebenaran spiritual.

Kemudian fabel, merupakan suatu metafora berbentuk cerita mengenai dunia

binatang, di mana binatang di dalam dunia tersebut bertindak seolah-olah seperti

39

Dr. Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab: Klasik dan Modern, (Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2012), h. 142.

Page 47: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

31

manusia sedia kalanya. Dalam fabel, ada upaya untuk menyampaikan suatu

prinsip tingkah laku melalui analogi yang transparan dari tindak-tanduk binatang,

tumbuh-tumbuhan, atau makhluk yang tak bernyawa.40

3). Simile (Tasybih)

Gaya bahasa dalam bentuk ini menggunakan perbandingan yang bersifat

eksplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit ialah bahwa

ia langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Hal itu ditunjukkan

dengan penggunaan kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan

sebagainya.41

Dalam penuturan bentuk ini yang terjadi dalam proses simile, sesuatu yang

disebut pertama, dinyatakan mempunyai sifat yang sama, atau mirip, dengan

sesuatu yang disebut belakangan. Misalnya: “Dihadapan mereka, Dukuh paruk

kelihatan remang seperti seekor kerbau besar sedang lelap”.42

Disamping itu, bahasa Arab juga memiliki konsep yang persis dengan simile.

yaknitasybih. Gaya bahasa ini mengindikasikan adanya penyerupaan antara

musyabbah (yang menyerupai) dan musyabbah bih (yang diserupai). Penyerupaan

atau perumpamaan mengharuskan adanya makna lain dan sebuah alat yang

disebut adat tasybih.

40

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2009), h.140. 41

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 138. 42

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

2015),h.400.

Page 48: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

32

4). Personifikasi atau Prosopopoeia

Gaya bahasa ini menggunakan gaya bahasa kiasan yang menggambarkan

benda-benda mati yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan.

Dikatakan pula bahwa personifikasi adalah corak khusus metafora, yang

mengiaskan benda-benda mati dengan bertindak, berbuat, berbicara, layaknya

manusia. Dalam personifikasi juga mengandung unsur persamaan, karena ada

pengupayaan benda mati yang dapat hidup seperti manusia pada umumnya.

Seperti dalam hal perwatakan, tindak-tanduk, perasaan, dan lainnya.43

5). Sinekdoke (Majaz Mursal)

Sinekdoke semacam bahasa figuratif yang mengungkapkan hal yang sifatnya

sebagian, yang tujuan dasarnya untuk menyatakan keseluruhan, atau biasa disebut

pars pro toto. Atau menggunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian, totum

pro parte.

Dalam sastra Arab, sinekdoke termasuk ke dalam majaz mursal. Majaz ini

memiliki alaqahnya ghair musyabahah (tidak saling meyerupai). Dari definisi di

atas dapat disimpulkan bahwa sebuah kalimat majaz dapat diketahui apakah

mursal atau isti‟arah yaitu dengan melihat alaqahnya. Alaqah (keterkaitan atau

hubungan) majaz mursal memiliki banyak alaqah, diantaranya ialah sababiyyah,

musabbabiyyah, juziyyah, kulliyyah, I‟tibar ma kaana, I‟tibar ma yakun,

mahaliyyah dan haaliyah.44

43

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2009), h.141. 44

Drs. H. Ahmad Syatibi, Balaghah 1 (Ilmu Bayan), (Jakarta : Tarjamah Center, 2014), h. 121-

124.

Page 49: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

33

6). Metominia

Metominia adalah suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk

menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat.

Hubungan itu dapat berupa penemu untuk hasil penemuan, pemilik untuk barang

yang dimiliki, akibat untuk sebab, sebab untuk akibat, isi untuk menyatakan

kulitnya, dan sebagainya.45

7). Ironi atau Sindiran

Ironi berarti penipuan, atau pura-pura. Masyarakat lebih mengenal dengan

sebutan sindiran. Gaya bahasa ini sering diapakai untuk menyindir seseorang,

dengan memberikan suatu ungkapan yang tidak langsung menjurus kepada

maksud. Sengaja atau tidak, rangkaian kata-kata yang digunakan itu mengingkari

maksud yang sebenarnya. Karena, gaya sindirian ini membutuhkan pendengar

yang sadar dan paham akan maksud tersembunyi dari ungkapan sindiran

seseorang.46

45

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2009), h.142. 46

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h.143.

Page 50: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

34

BAB III

BIOGRAFI PENULIS & PENERJEMAH KITAB MINHAJUL AL-ABIDIN

A. Pengantar

Minhajul Al-Abidin, kitab ini ditulis oleh Imam Al-Ghazali dan

diterjemahkan oleh K.H.R. Abdullah bin Nuh. Pada bab ini peneliti akan

membahas mengenai gambaran umum kitab Minhajul Al-Abidin serta

memaparkan biografi riwayat hidup, karir, dan karya-karya penulis dan

penerjemah.

Kitab Minhajul Al-Abidin karya Imam Al-Ghazali membagi perjalanan

seorang ahli ibadah itu dalam tujuh tahapan. Ini adalah risalah bimbingan yang

menjadi wasiat terakhirnya bagi umat, karena tak lama sesudah menyusun buku

ini, sang imam ini meninggalkan dunia, menghadap Rabbul Alamin yang selalu

beliau rindukan. Imam Al-Ghozali memaparkan tips-tips penting agar selalu

waspada terhadap setiap rintangan yang ada. Sehingga dapat keluar dari

perangkap tersebut.

B. Tentang Penulis

1. Biografi Imam Al-Ghazali

Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin

Muhammad bin Ta'us Ath-Thusi As-Syafi'i Al-Ghazali. Secara singkat dipanggil

Page 51: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

35

Al-Ghazali atau Abu Hamid Al-Ghazali.47

Mendapat gelar imam besar Abu

Hamid Al-Ghazali Hujatul Islam. Namanya kadang diucapkan Ghazzali (dua z),

artinya tukang pintal benang, karena pekerjaan ayah beliau adalah tukang pintal

benang wol. Sedang yang lazim ialah Ghazali (satu z), diambil dari kata Ghazalah

nama kampung kelahirannya. Beliau lahir di Thus, Khurasan, Iran, dekat Masyhad

sekarang, pada tahun 450 H/1058 M. Beliau dan saudaranya, Ahmad, ditinggal

yatim pada usia dini. Pendidikannya dimulai di Thus. Lalu, Al-Ghazali pergi ke

Jurjan. Sesudah satu periode lebih lanjut di Thus, beliau ke Naisabur,

tempat beliau menjadi murid al-Juwaini Imam al-Haramain hingga

meninggalnya yang terakhir pada tahun 478 H/1085 M. Beberapa guru lain juga

disebutkan, tapi kebanyakan tidak jelas. Yang terkenal adalah Abu Ali al-

Farmadhi.

Al-Ghazali adalah ahli pikir ulung Islam yang menyandang gelar "Pembela

Islam" (Hujjatul Islam), "Hiasan Agama" (Zainuddin), "Samudra yang

Menghanyutkan" (Bahrun Mughriq), dan lain-lain. Riwayat hidup dan pendapat-

pendapat beliau telah banyak diungkap dan dikaji oleh para pengarang baik dalam

bahasa Arab, bahasa Inggris maupun bahasa dunia lainnya, termasuk bahasa

Indonesia. Hal itu sudah selayaknya bagi para pemikir generasi sesudahnya dapat

mengkaji hasil pemikiran orang-orang terdahulu sehingga dapat ditemukan dan

dikembangkan pemikiran-pemikiran baru.

Sebelum meninggal ayah Al-Ghazali berwasiat kepada seorang

ahli tasawuf temannya, supaya mengasuh dan mendidik Al-Ghazali dan adiknya

47

M. Sholihin, Epistimologi Ilmu Dalam Sudut Pandang Al-Ghazali, (Bandung : Pustaka

Setia, 2001), h.20.

Page 52: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

36

Ahmad. Setelah ayahnya meninggal, maka hiduplah Al-Ghazali di bawah asuhan

ahli tasawuf itu.48

Harta pusaka yang diterimanya sedikit sekali. Ayahnya

seorang miskin yang jujur, hidup dari usaha sendiri bertenun kain bulu (wol).

Disamping itu, selalu mengunjungi rumah para alim ulama, memetik ilmu

pengetahuan, berbuat jasa dan memberi bantuan kepada mereka. Apabila

mendengar uraian para ulama itu maka ayah Al-Ghazali menangis tersedu-sedu

seraya memohon kepada Allah SWT kiranya beliau dianugerahi seorang putra

yang pandai dan berilmu. Pada masa kecilnya Al-Ghazali mempelajari ilmu Fiqh

di negerinya sendiri pada Syeh Ahmad bin Muhammad ar-Razikani.

Kemudian, pergi ke negeri Jurjan dan belajar pada Imam Ali Nasar al-

Ismaili. Setelah mempelajari beberapa ilmu di negeri tersebut, berangkatlah Al-

Ghazali ke negeri Nisapur dan belajar pada Imam al-Haramain. Disanalah mulai

kelihatan tanda-tanda ketajaman otaknya yang luar biasa dan dapat menguasai

beberapa ilmu pengetahuan pokok pada masa itu, seperti ilmu Mantik (logika),

Filsafat dan Fiqh Mazhab Syafi'i. Setelah Imam al-Haramain wafat, lalu Al-

Ghazali berangkat ke al-Askar mengunjungi menteri Nizamul Mulk dari

pemerintahan Dinasti Saljuk. Beliau disambut dengan kehormatan sebagai

seorang ulama besar.

Kemudian, dipertemukan dengan para alim ulama dan pemuka-pemuka

ilmu pengetahuan. Semuanya mengakui akan ketinggian dan keahlian Al-Ghazali.

Pada tahun 484 H/1091 M, beliau diutus oleh Nizamul Mulk untuk menjadi guru

besar di madrasah Nizhamiyah, yang didirikan di Baghdad. Beliau menjadi salah

48

Al-Ghazali, Ihya‟ al-Ghazali, Jilid I, (Surabaya : Faizan, 1969), h. 18.

Page 53: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

37

satu orang yang terkenal di Baghdad, dan selama empat tahun beliau memberi

kuliah kepada lebih dari 300 mahasiswa. Pada saat yang sama, beliau menekuni

kajian Filsafat dengan penuh semangat lewat bacaan pribadi dan menulis sejumlah

buku.49

Atas prestasinya yang kian meningkat, pada usia 34 tahun beliau diangkat

menjadi pimpinan (rektor) Universitas Nizhamiyah. Selama menjadi rektor, beliau

banyak menulis buku yang meliputi beberapa bidang Fiqh, Ilmu Kalam dan buku-

buku sanggahan terhadap aliran-aliran Kebatinan, Ismailiyah dan Filsafat.

Al-Ghazali telah mengarang sejumlah besar kitab pada waktu mengajar di

Baghdad, seperti Al-Basith, Al-Wasith, Al-Wajiz dan Al-Khalasah Fi Ilmil Fiqh.

Seperti juga kitab-kitab Al-Munqil Fi Ilmil Jadl, Ma'khudz Al-Khilaf, Lubab Al-

Nadhar, Tahsin Al-Maakhidz dan Mabadi' Wal Ghāyat Fi Fannil Khilaf.

Sekalipun mengarang beliau tidak lupa berpikir dan meneliti hal-hal dibalik

hakikat.

Beliau tidak ragu-ragu mengikuti ulama yang benar, yang tidak seorang

pun berpikir mengenai kekokohan kesahannya atau untuk meneliti sumber

pengambilannya. Pada waktu itu beliau juga mempelajari ilmu-ilmu yang lain.

Hanya 4 tahun al-Ghazali menjadi rektor di Universitas Nizhamiyah. Setelah itu

beliau mulai mengalami krisis rohani, krisis keraguan yang meliputi akidah dan

semua jenis ma'rifat. Secara diam-diam beliau meninggalkan Baghdad menuju

Syam, agar tidak ada yang menghalangi kepergiannya baik dari penguasa

(khalifah) maupun sahabat dosen seuniversitasnya.

49

M. Amin Abdullah, Antara al-Ghazali dan Kant : Filsafat Etika Islam, (Terj). Hamzah,

(Bandung : Mizan, 2002), h. 29.

Page 54: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

38

Al-Ghazali berdalih akan pergi ke Makkah untuk melaksanakan ibadah

haji. Dengan demikian, amanlah dari tuduhan bahwa kepergiannya untuk mencari

pangkat yang lebih tinggi di Syam. Pekerjaan mengajar ditinggalkan dan mulailah

beliau hidup jauh dari lingkungan manusia, zuhud yang beliau tempuh.

Pada tahun 488 H, beliau mengisolasi diri di Makkah lalu ke Damaskus

untuk beribadah dan menjalani kehidupan sufi.50

Beliau menghabiskan waktunya

untuk khalwat, ibadah dan i'tikaf di sebuah masjid di Damaskus. Berzikir

sepanjang hari di menara. Untuk melanjutkan taqarubnya kepada Allah SWT

beliau pindah ke Baitul Maqdis. Dari sinilah beliau tergerak hatinya untuk

memenuhi panggilan Allah SWT untuk menjalankan ibadah haji. Dengan segera

beliau pergi ke Makkah, Madinah dan setelah ziarah ke makam Rasulullah SAW

dan nabi Ibrahim A.S., ditinggalkanlah kedua kota tersebut dan menuju ke Hijaz.

Dari Bait Al-Haram, Al-Ghazali menuju ke Damsyik. Al-Maqrizi, dalam

Al-Muqaffa, mengatakan : Ketika di Damsyik, al-Ghazali beri'tikad di sudut

menara masjid Al-Umawi dengan memakai baju jelek. Di sini beliau mengurangi

makan, minum, pergaulan dan mulai menyusun kitab Ihya' Ulumuddin. Al-

Ghazali putar-putar untuk berziarah ke makam-makam para syuhada' dan masjid-

masjid. Beliau mengolah diri untuk selalu bermujahadah dan menundukkannya

untuk selalu beribadah hingga kesukaran-kesukaran yang dihadapinya menjadi

persoalan biasa dan mudah.

50

Didin Hafidhuddin, Dakwa Aktual, (Jakarta : Gema Insani Press, 1998), h. 34.

Page 55: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

39

Setelah mengabdikan diri untuk ilmu pengetahuan berpuluh-puluh tahun

dan setelah memperoleh kebenaran yang hakiki pada akhir hidupnya, beliau

meninggalkan dunia di Thus pada 14 Jumadil Akhir 505 H/19 Desember 1111 M,

dihadapan adiknya, Abu Ahmadi Mujidduddin. Beliau meninggalkan tiga orang

anak perempuan sedang anak laki-lakinya yang bernama Hamid telah meninggal

dunia semenjak kecil sebelum wafatnya (Al-Ghazali), karena itulah beliau diberi

gelar "Abu Hamid" (Bapak si Hamid).

2. Karya-Karya Imam Al-Ghazali

Al-Ghazali meninggalkan banyak tulisan. Karya-karya tulis yang ditinggalkan

beliau menunjukkan keistimewaannya sebagai seorang pengarang yang produktif.

Pada seluruh masa hidupnya, baik sebagai penasehat kerajaan maupun sebagai

guru besar di Baghdad dan sewaktu mulai dalam masa skeptic 20 di Naisabur

maupun setelah berada dalam keyakinan yang mantap, beliau tetap aktif

mengarang.

Al-Ghazali mulai mengarang saat berusia 20 tahun, ketika itu beliau masih

berguru kepada Imam al-Haramain al-Juwaini di Naisabur. Jika beliau meninggal

dalam usia 55 tahun sesuai dengan kalender hijriyah, berarti beliau mengarang

buku-bukunya selama 35 tahun. Jumlah bukunya mencapai 380 buah, baik yang

kecil sampai yang besar seperti Ihya' Ulumuddin. Beliau melakukan perjalanan

selama 10 hingga 11 tahun dan menghabiskan waktunya untuk membaca, menulis

dan mengajar. Selain itu, beliau harus menjawab sekitar 2000 pucuk surat yang

berasal dari dekat dan jauh untuk meminta fatwa dan putusannya.

Page 56: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

40

Dr. Abd ar-Rahman badawi mencatat, bahwa karya (kitab) yang telah dikarang

oleh sang Hujjah al-Islam al-Ghazali mencapai, setidaknya 457 buah dan berisi

kajian dengan ragam pendekatan baik ringan maupun tajam, mendalam atas

berbagai tema (topik) yang penting.51

Hamid Dabasyi menyebut Al-Ghazali sebagai manusia yang pertama kali

menguasai dan melampaui seluruh diskursus dominant yang otoritatif di

zamannya; dari teologi sampai yurisprudensi, filsafat, mistisisme bahkan sampai

teori politik, Al-Ghazali menguasai hal terbaik dalam sejarah intelektual,

melampaui semua yang lain, dan mencapai prestasi yang paling tinggi dalam

sejarah intelektual Islam. Teks-teks akhir Al-Ghazali dihasilkan setelah

melakukan perjalanan soliter menuju ranah kesadaran diri yang sempurna,

diantaranya al-Munqidz min ad-Dzalal, Ihya 'Ulumuddin, ataupun Kimiya as-

Sa'adah.

Adapun kitab-kitab beliau meliputi Filsafat dan Ilmu Kalam, Fiqh, Ushul Fiqh,

Tafsir, Tasawuf dan Akhlak. Adapun kelompok Filsafat dan Ilmu Kalam

meliputi:

1. Maqdshid Al-Falasifah.

2. Tahafut Al-Falasifah.

3. Al-Iqtishad fi Al-I'tiqad.

4. Al-Munqidz min Adz-Dzalal.

5. Maqashid Asna fi Ma'ani Asma Al-Husna.

6. Faishal At-Tafriqat.

51

Kamran As‟ad Irsyady, Al-Ghazali Menggapai Hidayah, (Yogyakarta : Pustaka Sufi,

2003), h.13.

Page 57: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

41

7. Qisthas Al-Mustaqim.

8. Al-Mustazhiri.

9. Hujjat Al-Haqq.

10. Munfashil Al-Khilaf fi Ushul Ad-Din .

11. Al-Muntahal fi 'Ilm Al-Jadal.

12. Al-Madhnun bin Al-Ghair Ahlihi.

13. Mahkun Nadhar.

14. Ara 'Ilm Ad-Din.

15. 'Arba'in fi Ushul Ad-Din.

16. Iljam Al-'Awam 'An 'Ilm Al-Kalam.

17. Mi'yar Al-'Ilm.

18. Al-Intishar.

19. Isbat An-Nadhar.

Kelompok Fiqh dan Ushul Fiqh, meliputi :

1. Al-Basith..

2. Al-Wasith.

3. Al-Wajiz.

4. Al-Khulashah Al-Mukhtashar.

5. Al-Mustasyid.

6. Al-Mankhul.

7. Syifakh Al-'Alil fi Qiyas wa Ta'lil.

8. Adz-Dzari'ah Ila Makdrim Asy-Syari'ah.

Page 58: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

42

Kelompok Tafsir, meliputi :

1. Yaqut At-Ta'wil fi Tafsir At-Tanzil.

2. Jawahir Al-Qur'an.

Kelompok Ilmu Tasawuf dan Akhlak, meliputi :

1. Ihya 'Ulum Ad-Din.

2. Mizan Al-'Amal.

3. Kimiya Sa'adah.

3. Misykat Al-Anwar.

4. Mukasyafah Al-Qulub.

5. Minhaj Al-'Abidin.

6. Al-Dar Al-Fakhirat fi Kasyfi 'Ulum Al-Akhirat.

7. Al-'Ainis fi Al-Wahdat.

8. Al-Qurbat Ila Allah 'Azza Wajalla.

9. Akhlaq Al-Abrar wa Najat min Asrar.

10. Bidayat Al-Hidayah.

11. Al-Mabadi wa Al-Ghayah.

12. Nashihat Al-Mulk.

13. Tablis Al-Iblis.

14. Al-Risalah Al-Qudsiyah.

15. Al-Ma'khadz.

16. Al-Amali.

17. Al-Ma'arij Al-Quds .

18. Risalah Al-Laduniyyah.

Page 59: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

43

Adapun dalam bukunya al-Ghazali yang berjudul misykaat al-Anwaar wa

misshfaat al-Asraar disebutkan beberapa karangan al-Ghazali, adalah sebagai

berikut:

1. Al-Basiith.

2. Al-Wasiith.

3. Al-Wajiiz.

4. Al-Khalaashah.

5. Ihya' Ulumuddin.

6. Al-Mustashfa.

7. Al-Mankhuulu fi Ushuul al-Fiqh.

8. Al-lubaab.

9. Bidayat Al-Hidayah.

10. Minhaj Al-'Aabidin.

11. Kitab al-Firdaus.

12. Kimiya' as-Sa'adah.

13. Al-Ma-aakhidz.

14. Al-Tahshiin.

15. Al-Iqtishad fi Al-I'tiqad.

16. Iljamu Al-Awwam.

17. Kitab Al-Mustadhary.

18. Al-Raddu 'ala Ibni syariikh fi Mas'alati Al-Thalaq.

19. Al-Fataawa.

Page 60: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

44

20. Al-Raddu 'ala Al-Batiniyyah.

21. Maqaasid al-Falaasifah.

22. Tahaafut Al-Falaasifah.

23. Jawaahir Al-Qur'an.

24. Al-Ghaayat Al-Quswa.

25. Fadhaaikhu al-imamiyyah.

26. Gauru Al-Dauur, Hadza Hua Al-Raddu 'ala Ibni syariikh.

27. Makhak Al-Nadhar.

28. Mi'yaar Al-Ilmi.

29. Mizan Al-Amal.

30. Al-Siraat Al-Mustaqim.

31. Madaarik Al-Uquul.

32. Syifaa Al-'Aliil.

33. Asaas Al-Qiyas.

34. Kitab fi Mas'alat Kulli Mujtahid Mushiib.

35. Haqiiqat Al-Qur'an.

36. Walmuntakhil fi Al-Jadal.

37. Syarkhu Asma Allah Al-Husna.

38. Misykaat al-Anwar.

39. Al-Munqid Min Adz-Dzalal.

40. Kitab Al-Arba'in.

41. Kitab Asraru Al-Mu'aamalatiddin.

42. Kitab Badaai' Shun'illah.

Page 61: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

45

43. Kitab Maraaqy Al-Zulaf.

44. Kitab Al-Mubiin 'an Daqaaiqi Ulumuddin.

45. Kitab Al-Tauhid.

46. Kitab Al-Nawaadir.

47. Kitab Khoshooish Al-Muqarrabin.

48. Kitab Al-Kunuz wa Al-'Iddah wa Al-Aniis fi Al-Waahidah.

49. Kitab Akhlaq Al-Abraar.

50. Kitab Al-Tafarraqat Baina Al-Imaan wa Al-Zindiiqat.

51. Kitab Qaanuun Al-Rasul Sallallahu Alaihi Wasallam.

52. Kitab Al-Qurubat ila Allah.

53. Kitab Al-Nushukh fi Al-Mawaa'idh.

54. Kitab Talbiis Ibliis.

55. Kitab Sirrul 'Alamin wa Kasyfu maa fi Ad-Darain.

56. Kitab Al-Mi'raaj.

57. Kitab Nashaaikh Al-Salaathiin.

58. Kitab Khuli Al-Auliyaa'.

59. Kitab Qaanun Al-Ta'wiil.

60. Kitab Mantiq Al-Thoiir.

61. Kitab Al-Wasaail Ila Ilmi Al-Wasaail.

62. Kitab Al-Imlaa'.

63. Kitab Hujjat Al-Haqq fi Taujiih Al-As-ilah 'ala al-A-Immah.

64. Kitab Tanbiih Al-Ghafiliin.

65. Kitab Asraru Al-Anwari Al-Ilahiyah.

Page 62: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

46

66. Kitab Al-Isyraaf 'ala Mathali'i al-Inshaf.

67. Kitab Al-Masaail Al-Baghdadiyyah.

68. Kitab Ma-aakhidz Al-Adillah.

69. Kitab Libab Al-Nadhar.

70. Kitab Masaail Al-Khilaaf.

71. Kitab Al-Mustarsyidy.

72. Kitab Al-Mabaadi' wa Al-Ghaayaat.

73. Kitab Qawaashim Al-Baathiniyyah.

74. Kitab Ta'liq Al-Ushul.

75. Kitab Maqashid Al-Akhlaq.

76. Kitab Nihaayat Al-Wushul fi Masaail Al-Ushul.

77. Kitab Ifkham Ahl Al-Bid'i.

78. Kitab Tahdzib Al-Ushul.

79. Kitab Al-Jadaawa Al-Marquumah.

80. Kitab Al-Ujuubati.

81. Kitab Al-Ta'liq Al-Kabiir.

82. Kitab Al-Mufradaat.

83. Kitab fi Qatli Al-Muslim Bi Al-Dzimmi.

84. Kitab Al-Ihtishaar.

85. Kitab Al-Ma-Aakhid (Wahua Al-Ghaayat Al-Qushwa fi Al-Bahtsi).

86. Kitab Al-Nafkhi wa At-Taswiyah.

87. Kitab Kasyfi Ulum Al-Akhirat.

88. Kitab Al-Fataawa fi Al-Madzaahib.

Page 63: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

47

89. Kitab Khazaain Al-Diin fi Asraar Al-Alamin.

90. Kitab Maraasim Al-Islam.

91. Kitab Al-Ujuubati Al- Musaktati.

92. Kitab Qaanun Al-Ta'wil.

93. Risaalat fi Al-Mantiq.

94. Al-Risaalat Al-Laduniyyah.

95. Aalat Al-Ma'aarif Al-Aqliyyah.

96. Wasaail Al-Haajaat.

97. Al-Inshaf fi Masaail Al-Khalaf.

98. Kitab Al-ta'liiq.

99. Kitab Libaab Ihya' Ulumuddin

100. Khalashat Al-Mukhtashar.

101. Wajawab 'An Masaaili Mutafarriqat.52

C. Tentang Penerjemah

1. Riwayat Hidup Abdullah Bin Nuh

K.H.R. Abdullah bin Nuh lahir di Cianjur tanggal 30 Juni 1905 dan wafat di

Bogor tanggal 26 Oktober 1987. Selain “maha guru para ulama”, beliau

merupakan seorang sastrawan , pendidik, dan pejuang kemerdekaan Indonesia.53

Abdullah adalah anak ke-3 dari keluarga ningrat K.H.R. Muhammad Nuh bin Idris

seorang ulama besar Cianjur. Dikenal sebagai pendiri Madrasah Al I‟anah Cianjur

52 https://s4h4.wordpress.com/2008/11/30/biografi-imam-ghazali diakses 10/03/2017, 13.00

wib).

53

K.H.R. Abdullah bin Nuh, Meraih Derajat Ahli Ibadah, (Jakarta: Mizan, 2014), h. 103.

Page 64: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

48

dan murid utama K.H Muhtar seorang guru besar di Masjidil Harom Makkah.

Muhamad Nuh bin Idris Wafat tahun 1966. Sedangkan Ibunya bernama Raden

Aisyah binti Muhammad Sumintapura adalah seorang Wedana di Tasikmalaya di

Zaman colonial Belanda.

Di usia balitanya, K.H.R, Abdullah bin Nuh dibawa keluarganya bermukim di

Makkah. Disana beliau tinggal selama 2 tahun bersama Nyi Raden Kalifah

Respati, nenek ayahnya yang kaya raya di Cianjur dan ingin meninggal di

Makkah. Mungkin, karena pengalaman di Makkah itulah hingga dihati beliau

tumbuh berkembang bakatnya untuk menjadi penyair dan sastrawan Arab.

Pasalnya seringkali beliau bercerita pada keluarganya tentang pedagang-pedagang

makanan pagi di Makkah yang menjajakan barang dagangan sambil berseru “El

Batato Ya Nas” . Rupanya pengalaman itu cukup mendalam di relung hati beliau,

sehingga pada saat-saat tertentu beliau suka bernyanyi nyanyi kecil “El Batato Ya

Nas…El Batato Ya Nas.” Kalau di Indonesia, tak ubahnya seperti pedagang-

pedagang yang ada di Jogya yang menjajakan dagangannya sambil berseru

“Gudege nggih den…. Gudege nggih den”.54

Pulang di Makkah, Pendidikan formalnya diawali dari Madrasah Al I‟anah

Almubarokah yang didirikan Ayahnya pada tahun 1912. Salah satu Madrasah

yang boleh dibilang sebagai kawah candra dimuka bagi kelahiran para pahlawan

dan sastrawan muslim yang kebesaran namanya tidak hengkang digerus

zaman.Sejak kecil, kecerdasan dan ketajaman hati, K.H.R, Abdullah bin Nuh

memang sudah terang keunggulan ilmunya. Di usianya yang baru 8 tahun sudah

54

Muhammad Syafii Antonio, KH. Abdullah bin Nuh Ulama Sederhana Kelas Dunia, (Jakarta

: Tazkia Publishing, 2015), h. 15.

Page 65: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

49

mengusai bahasa Arab. Juara Al Fiah, sanggup menghafal Al Fiah Ibnu Malik dari

awal sampai akhir bahkan, dibalik dari akhir keawal. Selain belajar di Al I‟anah,

beliau pun tidak henti-hentinya menggali dan menimba ilmu dari ayahnya.

Pada tahun 1918, Madrasah Al I‟anah melahirkan murid-murid pilihannya

yang terdiri dari Rd. Abullah (KH Abdullah bin Nuh) Rd. M Zen, Rd. Taefur

Yusuf, Rd. Asy‟ari, Rd. Akung dan Rd. M Soleh Qurowi. Ke 6 orang murid yang

bergelar dakhiliyyah itu diberangkatkan ke Pekalongan, mereka bermukim di

internat (Pondok pesantren) Syamailul Huda, yang dipimpinan oleh seorang Guru

besar Sayyid Muhammad bin Hasyim bin Tohir Al Alawi Al Hadromi, keturunan

Hadrol Maut yang tinggal di Jl. Dahrian (sekarang Jl. Semarang) Pekalongan. Di

Syamailul Huda, Rd Abdullah bin Nuh kecil mondok bersama 30 orang sahabat

seniornya yang sudah terlebih dahulu bermukim dan belajar disana. Mereka

datang dari berbagai daerah. Ambon, Menado, Surabaya, Malaysia bahkan ada

juga yang dari Singapore.

Tahun 1922, Sayyid Muhammad bin Hasyim Hijrah ke Surabaya. KH

Abdullah bin Nuh ikut diboyong, karena Beliau merupakan salah seorang murid

terbaik yang menjadi kesayangannya. Di Surabaya Sayyid Muhammad bin

Hasyim mendirikan “Hadrolmaut School”. Selain digembleng cara mengajar,

berpidato, memimpin dan lain-lain yang diperlukan, di “Hadromaut School”

itupun KH Abdullah bin Nuh diperbantukan untuk mengajar.

Memasuki tahun 1925, KH Abdullah bin Nuh bersama 15 orang murid pilihan

lainnya dibawa oleh Sayyid Muhammad bin Hasyim ke Mesir dalam upaya

memperdalam ilmu agama diperguruan tinggi Mesir yang waktu itu hanya ada

Page 66: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

50

dua, yakni Jamiatul Azhar (syari‟ah) dan Madrasah Darul Ulum Al Ulya (Al-

Adaab). Peristiwa itu bertepatan dengan didudukinya Kota Mekkah Almukaromah

oleh Wahabiyyin yang berbuntut dengan keluarnya Malik Husen meninggalkan

Makkah.Selama di Mesir, mula-mula tinggal di Syari‟ul Hilmiyyah, lalu

berpindah ke Syari‟ul Bi‟tsah Bi Midanil Abbasyiah dan diperbantukan menjadi

khodam-khodam/tukang masaknya orang orang Yaman, sedangkan di Al Azhar,

KH Abdullah bin Nuh tidak belajar bahasa Arab lagi, karena memang sebelum

berangkat kesana beliau sudah benar-benar pandai dan ahli, bahkan sudah

mengusai pula berbagai bahasa lainnya, disana Beliau hanya mempelajari dan

memperdalam ilmu fiqih.

Siang malam KH. Abdullah bin Nuh nyaris tidak ada hentinya untuk belajar,

usai belajar dari Jami‟atul Azhar, pulang kerumah hanya berganti pakaian,

kemudian keluar lagi dengan memakai pantolan, berdasi dan memakai torbus

untuk mengikuti pengajian-pengajian diluar Al Azhar. Mahasiswa Al Azhar

mempunyai ciri khas yakni berjubah dan mengenakan sorban yang dililitkan

kepala (udeng). KH Abdullah bin Nuh belajar di Mesir hanya 2 tahun, itupun

dikarenakan putra gurunya yang beliau temani tidak merasa betah, sedangkan

Guru besar Sayyid Muhammad bin Hasyim pulang ke Hardomaut, akhirnya KH

Abdullah bin Nuh memutuskan untuk pulang ke Indonesia.55

Selain sebagai seorang Kiai, R.H. Abdullah bin Nuh mengabdikan diri

sebagai pengajar di Cianjur & Bogor, antara tahun (1928-1943). K.H.R Abdullah

bin Nuh adalah seorang pejuang kemerdekaan republik Indonesia. Beliau menjadi

55

https://serbasejarah.wordpress.com/2009/09/14/r-k-h-abdullah-bin-nuh-ulama-sejarawan-

dan-pelaku-sejarah (diakses 18/12/2016, 14.00 wib).

Page 67: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

51

anggota Pembela Tanah Air atau PETA di usia 41 tahun (1943-1945) untuk

wilayah Cianjur, Sukabumi dan Bogor. Pada tahun 1945-1946, beliau

memimpin Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Tentara Keamanan Rakyat

(TKR).

Pada tahun 1948-1950, beliau menjadi anggota Komite Nasional Pusat (KNIP)

di Yogyakarta, sebagai kepala seksi siaran berbahasa Arab pada Radio Republik

Indonesia (RRI) Yogyakarta dan Dosen luar biasa pada Universitas Islam

Indonesia (UII). Pada tahun 1950-1964 Abdullah bin Nuh memegang jabatan

sebagai kepala siaran bahasa Arab pada RRI Jakarta. Menjabat sebagai Lektor

Kepala Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1964-1967). Tahun 1969 beliau

mendirikan Majelis Al-Ghazali dan Pesantren Al-Ihya di Bogor. Di kedua tempat

pendidikan ini ia berfungsi sebagai sesepuh. Di Bogor, Abdullah bin Nuh aktif

melaksanakan kegiatan dakwah Islamiah dan mendidik kader-kader ulama. Beliau

juga menyempatkan diri untuk menghadiri pertemuan dan seminar-seminar

tentang Islam di beberapa negara, antara lain: Arab Saudi, Yordania, Irak, Iran,

Australia, Thailand, Singapura, dan Malaysia.

Ia juga ikut serta dalam Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) sebagai anggota

panitia dan juru penerang yang terampil dan dinamis. Salah satu sya'ir yang

sampai saat ini menjadi legendaris Cianjur yaitu "Persaudaraan Islam". Syair ini

ditulis pada saat beliau berumur 20 tahun yaitu tahun 1925.

Page 68: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

52

2. Karya R.K.H. Abdullah bin Nuh

Semasa hayatnya, beliau sering menulis buku. Buku- buku yang ditulis dalam

bahasa indonesia , diantaranya:

1. Al-Islam.

2. Islam dan Materialisme.

3. Islam dan Komunisme.

4. Keutamaan Keluarga Rosulullah.

5. Islam dan Dunia Modern.

6. Risalah As-Syuro.

7. Ringkasan Sejarah Wali Songo.

8. Riwayat Hidup Imam Ahmad Al-Muhajir.

9. Sejarah Islam di Jawa Barat hingga Zaman Keemasan Banten.

10. Pembahasan Tentang Ketuhanan.

11. Wanita Dalam Islam.

12. Zakat dan Dunia Modern.

Karya Abdullah bin Nuh yang ditulis dalam bahasa Arab yang berbentuk natsar

(prosa) dan syi‟ir (puisi). Karya yang berbentuk karangan bebas diantaranya:

.(Dunia Islam) العاملاإلسالمي .1

املعبدالبيتاحلراميفظالل .2 (Di Bawah Lindungan Ka‟bah).

ةيفاإلسالمقيالت .3 (Tidak Ada Kesukuan Dalam Islam).

فعيياأنامسلمسنييش .4 (Saya Seorang Islam Sunni Pengikut Syafii).

Page 69: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

53

العريبمعلم .5 (Guru Bahasa Arab).

ورلؤلؤاملنسلا .6 (Permata yang bertebaran).

Karya Abdullah bin Nuh yang berbentuk artikel diantaranya:

1. Ummatun Waahida.

2. Ats-Tsarwah.

3. Wasiyyah.

4. A‟biid.

5. Min suurotil Fadillah.

6. Min Goro‟ ibu Ar-rogo‟ib.

7. Kanzul Uluum.

8. Ila Al-Bait Al-Atiik.

9. Al-Ittihad Al-Arobiy.

10. Qoryah Solihah.

Selain itu, ada juga karya Abdullah bin Nuh yang berupa sanduran, diantaranya:

1. Al-Baroohin.

2. Ar-risalah Ad-diniyyah.

3. Al Qawaid Al-Asyrah.

4. Misykat Al-Anwar.

5. Al-Mustasfa.

6. Al-Munqiz fi Ad-dolaal.

Juga ada yang berbentuk syiir, Dianataramya:

1. Diiwan ibnu Nuh, yang terdiri dari 2000 bait.

Page 70: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

54

2. Abyat wa Ustur, yang terdiri dari 731 bait.

Ada pula buku-buku yang ia terjemahkan dari bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia antara lain:

1. Renungan.

2. Anak.

3. Pembebas dari Kesesatan.

4. Cinta dan Bahagia.

5. Menuju Mukmin Sejati (terjemahan dari Minhajul Abidin).

Selain itu ada pula buku-buku terjemahan dari bahasa Arab ke bahasa Sunda

diantaranya:

1. Akhlak (Kitabul Akhlak).

2. Dzikir.

Abdullah bin Nuh juga piawai dalam hal menyusun kamus diantaranya:

1. Kamus Arab-Indonesia.

2. Kamus Indonesia- Arab-Inggris.

3. Kamus Inggris-Arab-Indonesia.

4. Kamus Arab-Indonesia-Inggris.

Karya- karya nya ini masih dapat kita temukan di lembaga-lembaga miliknya,

seperti Al-Ghazali dan Al-Ihya, bahkan mash dipergunakan sebagai bahan acuan

dan bahan kajian keilmuanoleh kedua lembaga tersebut.56

56

Muhammad Syafii Antonio, KH. Abdullah bin Nuh Ulama Sederhana Kelas Dunia, (Jakarta

: Tazkia Publishing, 2015), h.163-185..

Page 71: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS DATA PENELITIAN

Dalam data penelitian ini ditemukan jenis gaya bahasa yaitu personifikasi.

Gaya bahasa tersebut ditinjau dari aspek balaghah terdapat pada ungkapan-

ungkapan sebagai berikut:

Berdasarkan data yang ada gaya bahasa personifikasi yang terdapat pada kitab

Terjemahan Minhajul Al-Abidin Karya Imam Al-Ghazali oleh K.H.R. Abdullah

bin Nuh sebagai berikut:

(1)

عا، فالعلم أولی بالتـقديم ل محالة،ألنو هما جميـ ولما استـقر أنو ل بد للعبد منـليل/ ولذلك قال ملسو هيلع هللا ىلص: " العلم إمام العمل والعمل تابعو ".57 األصل والد

Terjemahan Abdullah bin Nuh: “Oleh karena itu, sudah jelas bahwa manusia itu

harus memiliki kedua-duanya (ilmu & ibadah) dan yang utama yang harus di

dahulukan ialah ilmu, sebab ia pokok dan petunjuk. Dan karena itu Rasulullah

S.A.W bersabda: "Ilmu itu imamnya amal, sedangkan amal makmumnya".58

57

Al-Imam Al-Ghazali, Minhajul Al-Abidin, (Beirut : Muasasa Alrisalat, 1989), h.60.

58Abdullah bin Nuh, Jalan Bagi Ahli Ibadah, (Bogor : Majlis Talim Al-ihya,1980), h.16.

Page 72: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

56

Untuk menentukan terjemahan itu disebut personifikasi, apabila memenuhi

tiga aspek yaitu:

1. Bukan digunakan pada tempat yang seharusnya.

2. Memiliki ALAQAH عالقة ( hubungan kesamaan).

3. Memiliki QARINAH قرينة (kata yang menghalangi suatu kata lain dari arti

yang sebenarnya/ penyebab).59

Personifikasi pada terjemahan di atas terdapat pada kalimat:

Ilmu itu imamnya amal, sedangkan amal„ العلم إمام العمل والعمل تابعو

makmumnya‟, terjemahan seperti itu memiliki sebuah perumpamaan. Kata Ilmu

dalam bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun

secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk

menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.60

Berdasarkan definisi di

atas kata ilmu digunakan bukan pada tempatnya. Dengan demikian, kata ilmu

dikategorikan sebagai majaz )مجاز( .

59

Ahmad Syatibi, Pengantar Memahami Bahasa Al-Qur‟an Balaghah 1 (Ilmu Bayan),

(Jakarta : Adabia Press, 2014), h.63. 60

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.524.

Terjemahan Abdullah Bin Nuh Terjemahan Penulis

العلم إمام العمل والعمل تابعو

Ilmu itu imamnya amal, sedangkan

amal makmumnya.

العلم إمام العمل والعمل تابعو

Ilmu adalah imam, perbuatan adalah

makmumnya.

Page 73: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

57

Adanya hubungan kesamaan antara kata “ilmu” yang tertulis dengan kata

“manusia”, yang dimaksud hubungan kesamaan ini disebut alaqoh (عالقة).

Hubungan kesamaan antara “ilmu” dan “manusia” yaitu sama-sama diikut.

Ilmu : 61

العلم )ج علوم(

Manusia: (, الناس اإلنس )ج اناس

Pada kata “imam” disebut qarinah (قرينة). Qarinah adalah kata yang

menghalangi suatu kata lain dari arti sebenarnya. Yaitu: “ilmu itu imamnya amal”.

Imam itu lahir dari kata ilmu yang mempunyai hubungan kesamaan dengan

manusia yang sama-sama berkaitan dalam hal kepemimpinan, dengan demikian,

kalimat di atas ilmu diserupakan dengan manusia, musyabbah-bihnya (manusia)

ditiadakan dan diisyaratkan oleh salah satu sifat khasnya yaitu ilmu sebagai

personifikasi, qarinahnya imam kepada ilmu.

Pada terjemahan di atas menggunakan gaya bahasa personifikasi. Dalam

personifikasi terdapat unsur persamaan yang kuat antara satu objek dengan objek

yang lain. Personifikasi di atas menggambarkan setiap amal yang tidak

berpedoman kepada ilmu dan tidak mengikuti bimbingan ilmu, maka amal itu

tidak berguna bagi pelakunya bahkan dapat membahayakannya.

61

Achmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya

: Penerbit Pustaka Progressif,1997), h.966.

Page 74: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

58

(2)

يا استـنار ولق نـ د روي عن سلمان الفارسي رضيآهلل عنو قال :"إن العبدإذا زىد في الد

لبو با لحكمة، وتـعاونت أعضاؤه في العبادة"، فـهذه ىذه 62.قـ

Terjemahan Abdullah bin Nuh: “Telah diriwayatkan oleh Sayidina Salman Al-

Farisi r.a., bahwa beliau berkata: "Sesungguhnya seorang hamba Allah, jika ia

zuhud terhadap dunia, bersinarlah hatinya dengan hikmah, dan anggota tubuhnya

tolong menolong untuk mengerjakan ibadah".63

Personifikasi pada terjemahan di atas terdapat pada kalimat:

دة اوتـعاونت أعضاؤه في العب ‘dan anggota tubuhnya tolong menolong untuk

mengerjakan ibadah‟. Analisis selanjutnya dikemukakan oleh Syatibi, bahwa

adanya benda yang diperbandingkan kesamaannya tetapi tidak ditempatkan pada

62

Al-Imam Al-Ghazali, Minhajul Al-Abidin, (Beirut : Muasasa Alrisalat, 1989), h.84.

63Abdullah bin Nuh, Jalan Bagi Ahli Ibadah, (Bogor : Majlis Talim Al-ihya,1980), h.66.

Terjemahan Abdullah Bin Nuh Terjemahan Penulis

دة اوتـعاونت أعضاؤه في العب

dan anggota tubuhnya tolong menolong

untuk mengerjakan ibadah.

دة اوتـعاونت أعضاؤه في العب

Anggota tubuhnya tolong menolong

dalam beribadah.

Page 75: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

59

tempatnya.64

Kata anggota tubuh yang diterjemahkan dari kata اعضاء tidak

digunakan pada tempatnya, karena biasanya kata anggota tubuh digunakan untuk

manusia akan tetapi pada kalimat di atas digunakan pada tolong menolong. Jadi,

kata ini merupakan sebuah perumpamaan yang di sebut majaz (مجاز(. Adanya

hubungan kesamaan antara kata anggota tubuh dengan manusia, yang dimaksud

hubungan kesamaan ini disebut alaqoh (عالقة). Hubungan antara kata anggota

tubuh dengan manusia yaitu sama-sama berkaitan dengan saling membantu.

Dalam KBBI “Anggota tubuh” n 1 bagian tubuh (terutama

tangan dan kaki): 2 bagian dari sesuatu yang berangkai: 3 orang

(badan) yang menjadi bagian atau masuk dalam suatu golongan

(perserikatan, dewan, panitia, dsb)65

.

“Manusia” n makhluk yang berakal budi (mampu menguasai

makhluk lain); insan; orang.66

Anggota Tubuh :67

العضو )ج اعضاء(

Manusia: (, الناس )ج اناس اإلنس

Di sini kata “tolong menolong” disebut qarinah (قرينة). Qarinah adalah

kata yang menghalangi suatu kata lain dari arti sebenarnya. Dengan demikian kata

64 Ahmad Syatibi, Pengantar Memahami Bahasa Al-Qur‟an Balaghah 1 (Ilmu Bayan),

(Jakarta : Adabia Press, 2014), h.63. 65

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.877. 66

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, h.64. 67

Achmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya

: Penerbit Pustaka Progressif,1997), h.942.

Page 76: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

60

di atas anggota tubuh diserupakan seperti manusia, karena biasanya kata anggota

tubuh digunakan untuk manusia akan tetapi pada kalimat di atas digunakan pada

tolong menolong, ada unsur ditiadakan dan diisyaratkan oleh salah satu sifat

khasnya sebagai personifikasi, qarinahnya tolong menolong kepada anggota

tubuh.

Pada terjemahan personifikasi di atas menujukan bahwa seorang hamba

Allah, jika dia berpaling dan meninggalkan sesuatu yang disayangi yang bersifat

material atau kemewahan duniawi dengan mengharap dan menginginkan sesuatu

wujud yang lebih baik dan bersifat spiritual atau kebahagiaan akhirat maka

hatinya bersinar dengan hikmah, dan anggota tubuhnya saling membantu untuk

mengerjakan ibadah.

(3)

وكفی [ ۹۱وقال تـعالی: )يـعلم خائنة األعين وما تخفي الصدور( ]غا فر :68من كتاب اهلل تعالی. واحد م ربو . فـهذا أصل لمن خاف مقا بهذا تحذيرا

Terjemahan Abdullah bin Nuh: Firman allah: "allah mengetahui akan mata yang

khianat dan apa-apa yang dikandung dalam hati. Ayat-ayat ini cukup untuk

menjadi peringatan atau teguran bagi orang-orang yang takut akan kekuasaan

tuhan dan ini merupakan dasar utama dari kitabullah S.W.T.69

68

Al-Imam Al-Ghazali, Minhajul Al-Abidin, ( Beirut : Muasasa Alrisalat, 1989), h.135.

69Abdullah bin Nuh, Jalan Bagi Ahli Ibadah, (Bogor : Majlis Talim Al-ihya,1980), h.116.

Page 77: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

61

Personifikasi pada terjemahan di atas terdapat pada kalimat:

Allah mengetahui akan mata yang khianat„ يـعلم خائنة األعين وما تخفي الصدور

dan apa-apa yang dikandung dalam hati‟. Kata mata digunakan bukan pada

tempatnya karena seharusnya “mata” dipakai untuk manusia. Dengan demikian

perumpamaan seperti ini dikategorikan sebagai majaz (مجاز(. Adanya hubungan

kesamaan kata „mata‟ dengan kata “manusia” yang dimaksud dengan hubungan

kesamaan ini disebut alaqoh (عالقة). Hubungan antara mata dengan manusia

adalah sama-sama berkaitan dengan tindakan.

Dalam KBBI, dijelaskan bahwa: mata n 1 Indra untuk melihat; indra

penglihat; 2 sesuatu yang menyerupai mata (spt lubang kecil, jala): 3 bagian yang

tajam pada alat pemotong (pd pisau, kapak, dsb),70

sedangkan manusia n makhluk

yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang;.71

Di sini

ditunjukkan bahwa ada personifikasi yang digunakan yaitu “mata” di umpamakan

seperti manusia.

70

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.877. 71

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, h.64.

Terjemahan Abdullah Bin Nuh Terjemahan Penulis

يـعلم خائنة األعين وما تخفي الصدور

Allah mengetahui akan mata yang

khianat dan apa-apa yang dikandung

dalam hati.

يـعلم خائنة األعين وما تخفي الصدور

Allah maha tahu tentang mata khianat

dan yang terkandung dalam hati.

Page 78: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

62

Dalam Al-munawir Arab-Indonesia, dijelaskan bahwa:

Mata: العين : مصدر عان - اسم مجس : )عين : ج أعين, عيـون, أعيـنا (

Manusia : (اس , الن اإلنس )ج اناس

Selanjutnya kata “khianat” disebut qarinah (قرينة). Qarinah adalah kata

yang menghalangi suatu kata lain dari arti sebenarnya. Kata mata seharusnya

dipakai untuk manusia. Mata di sini seolah-olah seperti manusia, dengan demikian

kalimat di atas kata mata diserupakan seperti manusia. Ada unsur yang disamakan

dengan manusia yaitu ditiadakan diisyaratkan oleh salah satu sifat khasnya

sebagai personifikasi, qarinahnya khianat kepada mata.

Personifikasi di atas memberikan gambaran Allah S.W.T memberitahukan

perihal pengetahuan-Nya yang sempurna, meliputi segala sesuatu yang besar

maupun yang kecil, dan yang terperinci maupun yang halus. Allah

memberitahukan hal ini agar manusia berhati-hati akan pengetahuan Allah

terhadap mereka, sehingga mereka merasa malu kepada Allah. Juga agar mereka

bertaqwa kepada-Nya dengan sepenuh ketakwaan, dan agar mereka merasa selalu

diawasi oleh-Nya, layaknya sikap orang yang mengetahui bahwa dia melihatnya.

Allah memberitahukan bahwasanya dia mengetahui pandangan mata yang

berkhianat, meski ia menampakkan kejujuran. Dia mengetahui seluk beluk hati

dan perasaan.

Page 79: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

63

(4)

واعلم أ ن الحسد يـهيج خمسة أشياء : أحد ىا : إفساد الطاعات ،قال رسول اهلل :

"ألحسديأ كل الحسنات كما تأ كل النار الحطب .72

Terjemahan Abdullah bin Nuh: “Dan ketahuilah bahwa penyakit hasad itu

menggerakkan lima macam keonaran. Yang pertama merusak ta'at, Rasulullah

S.A.W bersabda: "Hasad itu makan pahala kebaikan, seperti api makan kayu

bakar".73

Personifikasi pada terjemahan di atas terdapat pada kalimat:

Hasad itu makan pahala kebaikan‟,pada analisis di atas„ ألحسد يأ كل الحسنات

syatibi mengemukakan bahwa ada benda yang diperbandingkan kesamaannya

tetapi tidak ditempatkan pada tempatnya. Kata hasad tidak digunakan

sebagaimana mestinya, kata itu merupakan perumpamaan yang disebut majaz

.)مجاز)

72

Al-Imam Al-Ghazali, Minhajul Al-Abidin, ( Beirut : Muasasa Alrisalat, 1989), h.152.

73Abdullah bin Nuh, Jalan Bagi Ahli Ibadah, (Bogor : Majlis Talim Al-ihya,1980), h.130.

Terjemahan Abdullah Bin Nuh Terjemahan Penulis

ألحسد يأ كل الحسنات

Hasad itu makan pahala kebaikan.

ألحسد يأ كل الحسنات

Hasad menghabiskan pahala

kebaikan.

Page 80: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

64

Untuk alaqoh (عالقة), di pastikan dalam terjemahan di atas adanya

hubungan kesamaan antara hasad dengan manusia, yang dimaksud hubungan

kesamaan ini disebut alaqoh (عالقة). Hasud dalam arti disini adalah iri hati.

Hubungan kesamaan antara “hasad” dan “manusia” yaitu sama-sama berkaitan

dalam hal menghabiskan. Dalam KBBI, dijelaskan bahwa: “hasad” n merasa

kurang senang melihat kelebihan orang lain (beruntung dan sebagainya);

cemburu; sirik; dengki:.74

Manusia n makhluk yang berakal budi (mampu

menguasai makhluk lain); insan; orang;.75

Sementara dalam Al- Munawir,

dijelaskan bahwa:

Hasad/ iri : 76

حسد وحسادة

Manusia: (, الناس اإلنس )ج اناس

Kata “makan” disebut qarinah (قرينة). Qarinah adalah kata yang

menghalangi suatu kata lain dari arti sebenarnya yaitu hasad diibaratkan manusia

yang sama-sama bisa menghabiskan. Dengan demikian, kalimat di atas

diserupakan seperti manusia. Ada unsur yang disamakan dengan manusia yaitu

ditiadakan diisyaratkan oleh salah satu sifat khasnya sebagai personifikasi,

qarinahnya makan kepada hasad.

74

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,2008), h.547. 75

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, h.64. 76

Achmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya

: Penerbit Pustaka Progressif,1997), h.262.

Page 81: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

65

Personifikasi pada terjemahan di atas terdapat pada kalimat: Seperti api makan kayu bakar‟, terjemahan seperti ini„كما تأ كل النار الحطب

mengandung sebuah perumpamaan. Kata api digunakan bukan pada tempatnya,

dengan demikian kata tersebut disebut majaz (مجاز(. Adanya hubungan kesamaan

antara kata api yang tertulis dengan kata manusia yang dimaksud hubungan

kesamaan ini disebut alaqoh (عالقة). Hubungan kesamaan antara api dengan

manusian yaitu sama-sama berkaitan dalam hal menghabiskan.

Dalam KBBI, dijelaskan bahwa: “api” n panas dan cahaya yang berasal

dari sesuatu yang terbakar.77

Manusia n makhluk yang berakal budi (mampu

menguasai makhluk lain); insan; orang;.78

Sementara dalam Al- Munawir, dijelaskan bahwa:

Api :79

الرة:النار

77

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.80. 78

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, h.80. 79

Achmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya

: Penerbit Pustaka Progressif,1997), h.17.

Terjemahan Abdullah Bin Nuh Terjemahan Penulis

كما تأ كل النار الحطب

Seperti api makan kayu bakar.

كما تأ كل النار الحطب

Tak ubahnya api menghabiskan kayu

bakar.

Page 82: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

66

Manusia: (, الناس اإلنس )ج اناس

Kata “makan” disebut qarinah (قرينة). Qarinah adalah kata yang

menghalangi suatu kata lain dari arti sebenarnya yaitu api diibaratkan manusia

yang sama-sama bisa menghabiskan, dengan demikian kalimat di atas diserupakan

seperti manusia. Ada unsur yang disamakan dengan manusia yaitu ditiadakan

diisyaratkan oleh salah satu sifat khasnya sebagai personifikasi, qarinahnya makan

kepada api.

Personofikasi di atas menggambarkan tentang Rasulullah SAW.

memperingatkan kepada umatnya untuk menjauhi perbuatan hasad atau dengki.

Sebenarnya arti dari hasad atau dengki itu adalah Ingin hilangnya suatu

kenikmatan pada diri seseorang. Pada terjemahan di atas menggambarkan kalau

orang yang hasad kebaikan (Pahala) yang ia miliki akan habis terbakar seperti

kayu bakar walaupun lama tetapi bila hasadnya terus dilakukan akan terus

terbakar atau habis. Terjemahan di atas juga menunjukan kalau orang yang hasad

itu tidak menyadari pahalanya akan habis, karena pada prinsipnya kayu bakar itu

sulit untuk terbakar tetapi bila terus dibiarkan pasti terbakar dan berubah menjadi

arang, begitu pula dengan pahala orang yang hasad walaupun sedikit demi sedikit

pasti akan habis juga. Oleh sebab itu, kita harus senantiasa menjauhkan diri dari

sifat hasad atau dengki dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Page 83: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

67

(5)

80.وإياك المطامع واألماني فكم أمنية جلبت منية

Terjemahan Abdullah bin Nuh: “Jangan engkau merasa umurmu akan panjang,

banyak lamunan membawa ajal pada orang seperti itu”.81

Terjemahan Abdullah Bin Nuh Terjemahan Penulis

فكم أمنية جلبت منية

Banyak lamunan membawa ajal

pada orang seperti itu.

فكم أمنية جلبت منية

Sering melamun itu menyebabkan

kematian.

Personifikasi pada terjemahan di atas terdapat pada kalimat:

Banyak lamunan membawa ajal pada orang seperti“ فكم أمنية جلبت منية

itu”,terjemahan seperti ini mengandung sebuah perumpamaan. Kata lamunan

digunakan bukan pada tempatnya, dengan demikian kata tersebut disebut majaz

Adanya hubungan kesamaan yang dimaksud dengan hubungan kesamaan.)مجاز)

ini disebut alaqoh (عالقة). Hubungan antara lamunan dengan manusia yaitu sama-

sama berkaitan dengan tindakan dengan hukum sebab akibat.

80

Al-Imam Al-Ghazali, Minhajul Al-Abidin, ( Beirut : Muasasa Alrisalat, 1989), h.210.

81Abdullah bin Nuh, Jalan Bagi Ahli Ibadah, (Bogor : Majlis Talim Al-ihya,1980), h.197.

Page 84: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

68

Dalam KBBI, dijelaskan bahwa: “lamunan”n angan-angan yang bukan-

bukan; khayalan; fantasi, termenung sambil pikiran melayang kemana-mana;.82

Manusia n makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan;

orang:.83

Sementara dalam Al- Munawir, dijelaskan bahwa:

Lamunan:84

أ ماني

Manusia: (, الناس اإلنس )ج اناس

Kata “membawa” disebut qarinah (قرينة). Qarinah adalah kata yang

menghalangi suatu kata lain dari arti sebenarnya yaitu lamunan diibaratkan

manusia yang sama-sama , dengan demikian kalimat di atas diserupakan seperti

manusia. Ada unsur yang disamakan dengan manusia yaitu ditiadakan

diisyaratkan oleh salah satu sifat khasnya sebagai personifikasi, qarinahnya

membawa kepada lamunan.

Pada terjemahan di atas menggunakan gaya bahasa personifikasi. Dalam

personifikasi terdapat unsur persamaan yang kuat antara satu objek dengan objek

yang lain. Personifikasi di atas menggambarkan orang yang panjang angan-angan

akan melahirkan sifat malas berbuat taat dan menunda-nunda taubat, berambisi

mengejar dunia, lupa terhadap akhirat, dan hati yang keras. Karena hati yang

82

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.781. 83

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, h.877. 84

Achmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya

: Penerbit Pustaka Progressif,1997), h.511.

Page 85: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

69

lembut dan bersih terlahir dengan banyak mengingat kematian, kubur, pahala,

siksa, dan kedahsyatan hari kiamat.

(6)

السالم : ما الخالص من األعمال ؟وقال الحواريون لعيسى عليو

, وىذا تـعرض لتـرك للو تـعالى وليجب أن يحمدك عليو أحد لو قال : الذي تـعم 85.إلخالص المشوشة ل كر ,ألنو أقـوى األسباب اء , وإنما خصو بالذ الري

Terjemahan Abdullah bin Nuh: Kata orang Hawariyyun (murid-muridnya Nabi

Isa) kepada Nabi Isa a.s. : “ Bagaimanakah yang dimaksud dengan amal-amal

yang ikhlas?”Jawab Nabi Isa a.s.: “Yaitu yang diamalkannya lillahi ta‟ala, tanpa

ingin dipuji oleh orang lain.”Dalam hal ini beliau bertujuan supaya

meninggalkan riya. Sebab riya inilah yang paling kuat untuk merusak kepada

ikhlas. 86

Terjemahan Abdullah Bin Nuh Terjemahan Penulis

كر ,ألنو أقـوى وإنما خصو بالذ مشوشة لإلخالص.األسباب ال

Sebab riya inilah yang paling kuat

untuk merusak kepada ikhlas.

كر ,ألنو أقـوى وإنما خصو بالذ األسباب المشوشة لإلخالص.

Karena riya dalam hal ini

berpotensi merusak ke ikhlasan.

85

Al-Imam Al-Ghazali, Minhajul Al-Abidin, (Beirut : Muasasa Alrisalat, 1989), h.210.

86Abdullah bin Nuh, Jalan Bagi Ahli Ibadah, (Bogor : Majlis Talim Al-ihya, 1980),

h.284.

Page 86: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

70

Personifikasi pada terjemahan di atas terdapat pada kalimat:

كر ,ألنو أقـوى األسباب المشوشة لإلخالص.وإنما خصو بالذ ‘Sebab riya inilah

yang paling kuat untuk merusak kepada ikhlas‟. terjemahan seperti ini

mengandung sebuah perumpamaan. Kata riya digunakan bukan pada tempatnya,

dengan demikian kata tersebut disebut majaz (مجاز(. Adanya hubungan kesamaan

yang dimaksud dengan hubungan kesamaan ini disebut alaqoh (عالقة). Hubungan

antara riya dengan manusia adalah sama-sama berkaitan dengan perbuatan yang

dapat merusak.

Dalam KBBI, dijelaskan bahwa: “ria” n sombong; congkak; bangga

(karena telah berbuat baik),87

sedangkan manusia n makhluk yang berakal budi

(mampu menguasai makhluk lain); insan; orang:.88

Sementara dalam Al- Munawir, dijelaskan bahwa:

riya : الرياء

Manusia: (, الناس اإلنس )ج اناس

Kata “merusak” disebut qarinah (قرينة). Qarinah adalah kata yang

menghalangi suatu kata lain dari arti sebenarnya yaitu riya diibaratkan manusia,

dengan demikian kalimat di atas diserupakan seperti manusia. Ada unsur yang

87

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.1173. 88

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, h.877.

Page 87: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

71

disamakan dengan manusia yaitu ditiadakan diisyaratkan oleh salah satu sifat

khasnya sebagai personifikasi, qarinahnya merusak kepada riya.

Pada terjemahan personifikasi di atas menujukan bahwa Berhati-hatilah

bila dalam beramal karena di dalam hati kita menginginkan sesuatu dari tujuan-

tujuan duniawi. Hal tersebut bisa menjadi pertanda kebinasaan karena Allah tidak

akan menerima amal tersebut dan hanya menjadikannya seperti debu yang

berterbangan. Ikhlas memang tidak mudah. Akan tetapi kita harus belajar dan

mempraktekkan keihlasan itu sendiri. Dan hal inilah yang termasuk pembatal

ikhlas dalam islam. Sehingga kita harus berhati-hati terhadap ikhlas dan

menanyakan pada diri kita sendiri, dan ini termasuk dalam perbuatan syirik dan

dikategorikan syirik kecil. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Sesungguhnya hal yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, maka

para sahabat bertanya : „Apakah syirik kecil itu wahai Rasulullah?‟. Beliau pun

bersabda: „Syirik kecil itu adalah riya.

Page 88: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data pada bagian sebelum ini, dapat ditemukan beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

Gaya bahasa personifikasi dalam aspek balaghah pada kitab terjemahan

Minhajul Al-Abidin, dari data yang dianalisis menunjukkan bahwa dalam

personifikasi terdapat 7 majaz (ilmu, anggota tubuh, mata, hasad, api, lamunan,

riya ), 7 alaqah (ilmu+manusia, anggota tubuh + manusia, mata + manusia, hasad

+manusia, api + manusia, lamunan + manusia, riya + manusia), 6 qarinah (imam,

tolong menolong, khianat, makan, membawa, merusak).

B. Saran-saran

Saran-saran yang ingin penulis berikan tentang terjemahan kitab Minhajul Al-

Abidin ini adalah sebagai berikut:

Kitab terjemahan Minhajul Al-Abidin oleh K.H.R. Abdullah bin Nuh sangat

terbuka untuk diteliti melalui analisis diluar balaghah, seperti: kritik terjemahan,

penilaian terjemahan dan sebagainya. Sekiranya penelitian ini dapat membuahkan

penelitian-penelitian lainnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih bnyak

kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi yang

membacanya.

Page 89: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

73

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Al-Imam. Minhajul Al-Abidin, Beirut : Muasasa Alrisalat, 1989.

Al-Ghazali, Ihya‟ al-Ghazali, Jilid I, Surabaya : Faizan, 1969.

Al Farisi, M. Zaka. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, Bandung :

Remaja Rosdakarya, 2011.

Abdullah bin Nuh. Jalan Bagi Ahli Ibadah, Bogor : Majlis Talim Al-ihya, 1980.

Abdullah, M. Amin, Antara al-Ghazali dan Kant : Filsafat Etika Islam, (Terj).

Hamzah, Bandung : Mizan, 2002.

Ahmad A.K. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta : Reality Publisher,

2006.

Ali Al-Jarim dan Musthafa Amin, Al- Balaaghatul Waadhihah, Bandung :

Sinar Baru Algensindo, 2014.

Antonio, Muhammad Syafii, KH. Abdullah bin Nuh Ulama Sederhana Kelas

Dunia, Jakarta : Tazkia Publishing, 2015.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Hafidhuddin, Didin. Dakwa Aktual, Jakarta : Gema Insani Press, 1998.

Hidayatullah, Moch Syarif. Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia

Kontemporer, Ciputat : Alkitabah, 2014.

Hoed, Benny Hoedoro. Penerjemahan dan Kebudayaan. Bandung : Pustaka Jaya,

2006.

Irsyady, Kamran As‟ad, Al-Ghazali Menggapai Hidayah, Yogyakarta : Pustaka

Sufi, 2003.

Kamil, Sukron. Teori Kritik Sastra Arab: Klasik dan Modern, Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada, 2012.

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,

2009.

Page 90: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

74

Munawwir, Achmad Warson. Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia

Terlengkap, Surabaya : Penerbit Pustaka Progressif,1997.

Machali, Rochayah. Pedoman Bagi Penerjemah, Bandung : Kaifa PT Mizan

Pustaka, 2009.

Muhammad. Metode Penelitian Bahasa,Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2011.

Nurgiyantoro,Burhan. Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press, 2015.

Ratna, Nyoman Kuta. Stilistika,Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2016.

Rukhiyatun, Umi. Tesis Gaya Bahasa Qasasal- Hayawan Fi Al-Qur‟an

(analisis stilistika), Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2013.

Sholihin. M, Epistimologi Ilmu Dalam Sudut Pandang Al-Ghazali, Bandung :

Pustaka Setia, 2001.

Sugihastuti. Editor Bahasa, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006.

Syatibi, Ahmad. Pengantar Memahami Bahasa Al-Qur‟an Balaghah 1

(Ilmu Bayan), Jakarta : Adabia Press, 2014.

Syihabudin. Penerjemahan Arab- Indonesia, Bandung : Humaniora, 2005.

Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Gaya Bahasa, Bandung : Penerbit

Angkasa, 2013.

Qalyubi, Syihabuddin. Stilistika dalam Orientasi Studi al-Qur‟an, Yogyakarta:

Belukar.

Rujukan Internet

https://s4h4.wordpress.com/2008/11/30/biografi-imam-ghazali

https://serbasejarah.wordpress.com/2009/09/14/r-k-h-abdullah-bin-nuh-ulama-

sejarawan-dan-pelaku-sejarah

Page 91: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

75

LAMPIRAN

Page 92: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

76

Page 93: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

77

Page 94: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

78

Page 95: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

79

Page 96: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

80

Page 97: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

81

Page 98: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

82

Page 99: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

83

Page 100: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

84

Page 101: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

85

Page 102: Gaya Bahasa dalam Kitab Terjemahan Minhajul Al-Abidinrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dan tanda baca sering kali muncul. Bukan hanya semata-mata salah ketik

86