Gastritis dan Pengobatan Tradisional
description
Transcript of Gastritis dan Pengobatan Tradisional
Gastritis dan Pengobatan Tradisional
Oleh
Mega Nur Purbo Sejati
072010101066
Fakultas Kedokteran
Universitas Jember
1
Daftar isi
BABI.PENDAHULUAN.......................................................21.1 LATAR BELAKANG............................................................................21.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................31.3 TUJUAN DAN MANFAAT..................................................................3
BABII.TINJAUN PUSTAKA..............................................32.1 DEFINISI GASTRITIS...............................................................................32.2 KLASIFIKASI GASTRITIS......................................................................3
2.2.1 Gastritik Akut.........................................................................................32.2.2 Gastritik Kronik......................................................................................4
2.3 PENYEBAB GASTRITIS...........................................................................42.4 CARA PENGOBATAN GASTRITIS........................................................5
a.Pengobatan Secara Farmasi..........................................................................5b.Pengobatan Tradisional.................................................................................6
1)Kunyit.......................................................................................................62)Lidah Buaya..............................................................................................83)Kemangi Hutan.........................................................................................94)Kamomila.................................................................................................95)Kencur....................................................................................................106)Cincau.....................................................................................................107)Meniran...................................................................................................10
c.Terapi..........................................................................................................112.5 CARA PENCEGAHAN GASTRITIS......................................................11
BAB III.PENUTUP..............................................................123.1 Kesimpulan.................................................................................................123.2 Saran...........................................................................................................13
2
BABI.PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Gastritis atau lebih sering dikenal dengan penyakit maag merupakan
penyakit yang sering dihadapi oleh banyak orang. Penyakit ini, baik lelaki
maupun perempuan bisa terkena penyakit ini. Penyakit ini tidak mengenal umur,
usia, semua sama saja. Survei yang dilakukan dr. Ari F Syam dari FKUI pada
2001 menghasilkan angka mendekati 50 % dari 93 pasien yang diteliti. Sayang
tidak hanya di Indonesia, di luar negeri pun, banyak orang tidak peduli pada
penyakit tersebut. Mereka mengetahui ada masalah dengan lambung
mereka ,tetapi hal itu tidak membuat mereka merasa perlu untuk memeriksakan
diri mereka ke dokter. Padahal menurut penelitian dari orang yang memeriksakan
diri mereke ke dokter, hanya 1/3 yang tidak memiliki ulkus(borok) pada
lambungnya (Arjani, G. 2003).
Gastritis merupakan penyakit yang seringkali diremehkan dan dirasa tidak
memerlukan penanganan khusus. Mereka baru merasa perlu diobati setelah
penyakit itu mengganggu aktivitas mereka atau bisa dikatakan saat penyakit ini
sudah parah. Sebagian ada yang peduli dan berusaha mengobatinya, tetapi hanya
sedikit jumlahnya. Mereka mengobati gastritis dengan cara pemberian obat-
obatan atau menggunakan ramuan tradisional. Ramuan tradisional mempunyai
khasiat yang sama dengan obat-obatan akan tetapi saat ini banyak sekali orang
yang melupakannya. Oleh karena itu penulis mengangkat tema ini agar
masyarakat lebih memahami penyembuhan gastritis akut dengan pengobatan
tradisional (Arjani, G.2003).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah :
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan gastritis?
1.2.2 Apa sajakah macam-macam gastritis itu?
3
1.2.3 Apakah penyebab gastritis?
1.2.4 Bagaimana cara mengobatinya?
1.2.5 Bagaimana cara untuk mencegah gastritis?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi pemahaman
tentang penyakit gastritis, macam-macamnya, penyebabnya, cara mengobatinya
maupun cara pencegahannya.Manfaat dari makalah ini adalah untuk memberi
pengertian kepada masyarakat luas mengenai gastritis.
4
BABII.TINJAUN PUSTAKA
2.1 DEFINISI GASTRITIS
Gastritis merupakan radang lambung terutama mukosa, submukosa dan
muskularis bisa akut dan menahun. Orang awam sering menyebutnya dengan
penyakit maag. Maag sendiri merupakan kosakata Belanda yang berarti lambung.
Gastritis disebabkan oleh tidak seimbangnya sekresi asam lambung-pepsin dan
mucus (produk kelenjar pada mukosa lambung yang berfungsi sebagai benteng
bagi lapisan mukosa lambung). Karena lambung terletak di rongga perut bagian
atas agak ke kiri (ulu hati), maka penderita biasanya mengeluh sakit di bagian itu
(Lucie Widowati.2003).
2.2 KLASIFIKASI GASTRITIS
Gastritis terbagi menjadi 2 macam yaitu gastritik akut dan gastritik kronik
2.2.1 Gastritik Akut
Gastritis akut yaitu peradangan akut pada dinding lambung terutama mukosa
lambung, sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan dan sembuh
sempurna. Manifestasi klinisnya yaitu sindrom dyspepsia berupa nyeri epigas-
trium, mual, kembung, muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering
muncul. Ditemukan pula pendarahan saluran cerna berupa hematesis dan
melena,kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca pendarahan. Biasanya
jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan
atau bahan kimia tertentu. Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi
klinisnya dapat berbentuk penyakit yang berat adalah gastritis erosif atau gastritis
hemoragik. Disebut gastritis hemoragik karena pada penyakit ini akan dijumpai
pendarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti
hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertai
inflamasi pada mukosa lambung tersebut (Noer HMS,dkk et al.1996).
Gastritis akut dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Pada sebagian
besar kasus, gastritis erosif menyertai timbulnya keadaan klinis yang berat.
Keadaan klinis yang sering menimbulkan gastritis erosif misalnya trauma yang
3
luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal napas, penyakit hati yang berat, luka bakar
yang luas, trauma kepala. Kira-kira 80-90% pasien yang dirawat di ruang intensif
menderita gastritis akut erosif ini. Gastritis akut jenis ini sering disebut gastritik
akut stress (Noer HMS,dkk.1996).
2.2.2 Gastritik Kronik
Gastritik kronik dibedakan menjadi:
a.Atropik gastritis
b.Superfisial gastritis
c.Hipertropik gastritis
d.Gastritis dengan/menyertai penyakit kronis (www.magic.or.id)
Manifestasi klinisnya yaitu kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan.
Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada
pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan (Arif Mansjoer.2000)
2.3 PENYEBAB GASTRITIS
Gastritis akut disebabkan oleh beberapa faktor:
a.Bakteri
b.Bahan Kimia/ Korosif/ Obat
c.Radiasi
d.Mekanik/Panas/Iritan (www.magic.or.id)
Beberapa bahan yang sering dimakan dapat sangat merusak sawar mukosa
pelindung lambung, yaitu terhadap mukosa kelenjar dan sambungan epitel yang
rapat (tight epithelial functions) di antara sel pelapis lambung sering
menyebabkan gastritis akut atau kronis berat. Dua dari bahan yang paling umum
adalah alkohol dan aspirin. Gastritis dapat disebabkan oleh zat yang dapat
menginhibisi sekresi asam lambung. Misalnya histamine dan antiinflamasi
nonsteroid (Guyton& Hall.1996).
Selain itu masih terdapat beberapa faktor perusak lainnya:
1.Asam(ion H)
2.Pepsin
3.mengisap rokok berlebihan
4
4.Makanan panas, pedas, asam ataupun telat makan
5.Stress, kerja berat, pikiran tegang, atau kurang tidur juga dapat
menyebabkan kadar asam lambung yang tinggi (Lucie,W et al.2004).
Gastritis kronik yang ringan sampai sedang sangat umum pada seluruh
populasi, terutama pada tahun-tahun lanjut dari kehidupan dewasa. Peradangan
dari gastritis dapat hanya superficial dan oleh karena itu tidak begitu dapat
menembus secara dalam ke dalam mukosa lambung dan pada kasus-kasus yang
berlangsung lama menyebabkan atrofi mukosa lambung yang hampir lengkap.
Pada beberapa kasus, gastritis dapat menjadi sangat akut dan berat, dengan
ekskoriasi ulterasiva mukosa lambung oleh sekresi peptic lambung sendiri
(Guyton & Hall.1996).
Penelitian menunjukkkan bahwa banyak gastritis disebabkan oleh infeksi
bacterial mukosa lambung yang kronis seperti infeksi Helicobacter pylori yang
menyerbu lapisan submukosa lambung.hal ini dapat diobati dengan sempurna
dengan satu rangkaian pengobatan antibiotic yang intensif. Kepada penderita
dianjurkan pula untuk makan dalam jumlah sedikit tapi sering (Guyton & Hall et
al.1996)
2.4 CARA PENGOBATAN GASTRITIS
Berdasarkan penyebab di atas, penyembuhannya dilakukan dengan
menetralkan asam lambung, mengurangi produksi asam lambung, mengobati
infeksi pada selaput lender lambung, dan mengurangi rasa sakit akibat iritasi
selaput lender atau kekejangan otot dinding lambung. Pengobatan tersebut dapat
melalui cara sebagai berikut (Lucie Widowati.2003).
a.Pengobatan Secara Farmasi
Pengobatan secara farmasi dapat dilakukan dengan memberi obat antacid,
antihistamin, antikolinergik, demulcent yang dapat mengurangi iritasi lokal pada
tukak lambung, dan secara fisik melindungi sel-sel di bawahnya terhadap kontak
dengan iritan dari luar (Lucie Widowati.2003)
5
b.Pengobatan Tradisional
Selain dengan pengobatan menggunakan obat farmasi, penyembuhan
gastritis juga bisa dengan menggunakan tanaman obat. Dengan mencampur
tanaman yang mempunyai sifat demulcent, antacid dan astringent, maka akan
dapat diperoleh sediaan paling baik untuk pengobatan luka(tukak) (Lucie
widowati.2003)
Beberapa tanaman yang telah banyak diteliti untuk penyembuhan gastritis
adalah kunyit, lidah buaya, selasih, dan kamomila. Selain itu ada beberapa
tanaman yang secara empiris digunakan sebagi obat gastritis, walaupun data
ilmiahnya masih belum ada. Diantaranya kencur, cincau, dan meniran. Dari
semua tanaman obat itu, kunyit termasuk yang paling dikenal dan paling sering
digunakan (Lucie Widowati.2003)
1)Kunyit
Kunyit (Curcuma longa) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat,
habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia tenggara. Tanaman
ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia,
Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa
Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai
pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan
(www.iptek.net.id).
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut
kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, demestoksikumin dan
bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat bermanfaat lainnya. Kunyit memiliki
kandungan zat antara lain; Kurkumin: R1=R2=OCH3 10%,
Demetoksikurkumin :R1=OCH3,R2=H1-5%, Bisdemetoksikurkumin:R1=R2 =H,
Sisanya minyak asiri/Volatil oil (keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,
Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil) lemak 1-3%, karbonhidrat
3%, protein 30%, pati8%, vitamin C 45-55%, garam-garam mineral (zat besi,
fosfor, dan kalsium) (www.iptek.net.id).
6
Kurkumin merupakan komponen terbesar. Sering kadar total kurkuminoid
dihitung sebagai % kurkumin, karena kandungan kurkumin paling besar
disbanding komponen kurkuminoid lainnya. Karena alasan tersebut beberapa
penelitian baik fitokimia maupun farmakologi lebih ditekankan pada kurkumin
yang merupakan kandungan aktif kunyit.(I Ketut Adnyana.2004)
Kunyit dapat menyembuhkan luka sudah diketahui melalui penelitian yang
dilaporkan sejak 1953. Hasil penelitian menunjukkan,dengan kunyit laju
penyembuhan meningkat 23,3% pada kelinci dan 24,4% pada tikus. Penemuan
ini, dan penggunaannya secara tradisional untuk dyspepsia, merangsang penelitian
lebih lanjut. Pemberian ekstrak air atau ekstrak etanol kunyit secara oral pada
kelinci secara nyata menurunkan sekresi asam lambung dan meningkatkan
produksi mucus pada mukosa lambung. Hasil ini memperlihatkan efek terapeutik
kunyit untuk penyakit lambung dimungkinkan akibat efek stimulasi mucus. Jus
dan bubuk kunyit juga memperlihatkan aktivitas antiulcer yang diakibatkan oleh
pemberian dosis tinggi HCL, aspirin, dan tekanan pada tikus. Dosisnya masing-
masing 165 mg/kg bobot badan untuk jus kunyit dan 10g/kg bobot badan untuk
bubuk kunyit (Lucie Widowati.2003).
Kandungan aktif kurkumin secara eksperimental efektif dalam mencegah
dan memperbaiki luka lambung yang diinduksi oleh phenylbutazone dan aspirin.
Kurkumin meningkatkan mucus lambung sehingga aktivitas tukak lambung dapat
dijelaskan melalui stimulasi produksi mucus. Percobaan klinis efek kunyit pada
tukak lambung dilakukan terhadap 10 pasien. Obat diberikan secar oral dengan
dosis 2 kapsul 250 mg, 4 kali sehari, setengah sampai satu jam sebelum makan
dan sebelum tidur. Pemeriksaan endoskopik dijalankan periodik sebelum
pengobatan dan 4, 8, 12 minggu setelah pengobatan. Tukak sepenuhnya tersem-
buhkan pada 5 pasien dalam 4 minggu atau 7 pasien dalam 4-12 minggu (Lucie
Widowati.2003).
Khasiat antiinflamasi kunyit sebanding dengan hydrokortison asetat yang
menyembuhkan inflamasi akibat induksi karagenin. Ekstrak air(hasil ekstraksi
menggunakan air) 40 mg/kg berkhasiat sama dengan indomentasin 5 mg/kg bobot
badan. Khasiat inflamasi ini akibat adanya minyak asiri. Untuk menggunakannya
7
sebagai obat gastritis diperlukan 2 jari tangan kunyit. Bahan ini dikupas dan
dibersihkan, diparut, dan ditambah air matang. Setelah itu, diperas melalui kain
bersih. Hasilnya didiamkan dan diambil air beningnya. Dalam sehari diminum 2
kali, masing-masing satu ramuan. Meminumnya pagi sebelum makan dan malam
sebelum tidur (Lucie Widowati.2003).
Studi keamanan (uji toksisitas) terhadap rimpang kunyit menunjukkan,
ekstrak kunyit aman digunakan dalam dosis terapi. Rimpang kunyit yang
diberikan secara oral tidak memberikan efek teratogenik(dampak pada
embrio/janin) pada tikus. Keamanan ekstrak kunyit selama kehamilan belum
terbukti, penggunaan selama kehamilan harus di bawah pengawasan medis .
Selain itu orang dengan batu empedu atau hambatan pada saluran empedu
sebaiknya bicara dengan dokter sebelum memakai kurkuma. Ekskresi ekstrak
kunyit melalui ASI dan efeknya pada bayi belum terbukti, sebaiknya penggunaan
selama menyusui di bawah pengawasan medis. Dari uji toksisitas yang telah
dilakukan selama 90 hari untuk konsumsi kunyit diperoleh hasil bahwa efek
toksik terjadi pada 50 kali dosis yang biasa digunakan manusia setiap harinya
(Yayasan Spiritia et al.2005)
2)Lidah Buaya
Tanaman lain yang dapat digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan
tukak lambung adalah lidah buaya (Aloe vera). Tanaman yang menyukai tempat
panas ini berdaun tebal dengan “duri” di tepinya dan banyak berisi gel. Gel inilah
yang biasanya dimanfaatkan sebagai obat, termasuk untuk mengobati gastritis
(Lucie Widowati.2003).
Penelitian menunjukkan,dengan pemberian gel lidah buaya 2 ml 2 kali
sehari, tukak lambung pada tikus yang diinduksi aspirin (100mg/kg)berhasil
disembuhkan. Khasiat mengobati tukak lambung ini berasal dari Aloenin dan
Magnesium laktat dalam daun lidah buaya yang diidentifikasi sebagai AloctinA
dan Aloctin B. Aloctin A menghambat sekresi asam lambung dan pepsin jika
diberikan secara intra vena pada tikus. Kandungan yang berkhasiat lain adalah
Aloin dan Antrakinon yang dapat meningkatkan produksi prostaglandin. Selain
itu,lidah buaya mempunyai khasiat antiinflamasi. Gel lidah buaya mengandung
8
bradykinase,yaitu suatu enzim pemecah sumber inflamasi, bardykinin. Untuk
menjadikan lidah buaya sebagai obat gastritis diperlukan gel segar dari sekitar ½
lembar daun lidah buaya. Gel sebanyak itu diminum untuk sekali minum. Dalam
sehari perlu meminumnya sebanyak 2 kali. Untuk memperbaiki rasa gel bisa
diberi madu secukupnya. Ibu hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi ramuan alami
ini (Lucie Widowati.2003).
3)Kemangi Hutan
Kemangi hutan atau lampes (Ocimum sanctum) pun berkhasiat dalam
penyembuhan gastritis. Di seluruh Jawa dari dataran rendah hingga pada
ketinggian 600 m dari permukaan laut, terutama di daerah dengan kemarau
panjang, bisa dijumpai tanaman ini. Biasanya pada lapangan kering atau semak-
semak terbuka. Sosoknya berupa terna atau perdu bercabang banyak setinggi
0,30-1,50 m (Lucie Widowati.2003).
Hasil penelitian terhadap tanaman ini menunjukkan, pemberian 70% ekstrak
alcohol lampes dosis 100 mg/kg bobot badan pada tikus putih, yang diinduksi
dengan aspirin, menunjukkan aktivitas penyembuhan tukak lambung. Untuk
menggunakannya sebagai obat tukak lambung dianjurkan untuk mengkonsumsi
daun segar kemangi hutan (lampes) sebagai lalap setiap hari (Lucie Widowati.
2003).
4)Kamomila
Kamomila (Matricaria recutita)juga termasuk tanaman yang baik untuk
pengobatan gastritis. Sayangnya, tanaman ini kurang terkenal di Indonesia.
Mungkin cuma orang Jawa Barat yang mengenalnya. Di tanah Pasundan, tanaman
kamomila dikenal sebagai bahan tambahan teh hijau dan di Cigenduk untuk
campuran teh biasa (Lucie Widowati.2003).
Di Eropa pemakaiannya sangat luas untuk menagani masalah pencernaan,
karena bersifat karminatif, antispasmodic, antiinflamasi, dan antiseptic. Di
dalamnya terkandung 3 kelompok bahan aktif, yakni minyak asiri terpenoid(0,25-
1%)khususnya bisabolol dan chamazulene (keduanya berkhasiat antiinflamasi
pada hewan percobaan), flavonoid(+2,4%)dengan epigenin yang bersifat
antispasmodic, dan pectin (5-10%) seperti mucilage pada bunganya(beberapa
9
tanaman yang mengandung mucilage berkhasiat demulcent) (Lucie Widowati.
2003).
Untuk memanfaatkannya sebagai obat, ambilah 1 sendok teh bunga
kamomila. Lalu tuangkan air panas sebanyak 150 ml ke dalamnya, kemudian
diamkan selama 5-10 menit, lalu diminum. Ramuan ini diminum 3-4 kali sehari
(Lucie Widowati.2003).
5)Kencur
Kencur (Kaempferia galanga), yang sering pula digunakan sebagai salah
satu bahan bumbu dapur, juga secara tradisional digunakan sebagai obat gastritis.
Untuk keperluan itu dibutuhkan 1 jari rimpangnya.rimpangnya. Rimpang dicuci
bersih, dikupas dan dikunyah dengan garam seperlunya. Sesudah halus dikunyah
kencur ditelan disusul dengan minum air hangat. Lakukan hal ini 3 kali sehari
(Lucie Widowati.2003).
6)Cincau
Cincau(Cylea barbata), yang daunnya biasa digunakan sebagai bahan
minuman segar, bisa pula dijadikan obat. Tanaman ini merupakan tanaman terna
membelit. Berdaun tunggal dengan bentuk mirip simbol hati (heart) pada kartu
bridge dan permukaannya berbulu lembut. Bila daun ini yang digunakan,
diperlukan 1 genggam daun cincau (kira-kira 80 gram berat basah). Daun dicuci
lalu digiling halus. Hasilnya diremas dengan air masak seperlunya dan disaring,
diberi air kapur sirih seperlunya agar lekas menjadi kental. Setelah menggumpal
dimakan dengan air gula atau sirup. Dalam sehari pengobatan tradisional cara ini
dilakukan 3 kali, masing-masing dengan ¾ gelas minum (kapasitas gelas ini kira-
kira 200 cc) (Lucie Widowati.2003).
7)Meniran
Meniran (Phyllanthus niruri) merupakan tanaman obat gastritis
lainnya .Tanaman ini merupakan tanaman terna yang tumbuh tegak pada tempat
lembab dan berbatu .Tingginya mencapi 50 cm. Daunnya majemuk berseling,
berbentuk bulat telur sampai lonjong dengan ukuran kecil. Daun inilah yang biasa
digunakan sebagai obat. Penggunaannya sebagi obat bisa dilakukan dengan
mencuci lalu merebus ¾ genggam daun meniran dalam 3 gelas makan air bersih.
10
Rebuslah hingga volume air tinggal ¾ panci. Sesudah dingin saring lalu diminum
dengan madu seperlunya. Minum 3 kali dalam sehari (Lucie Widowati.2003).
c.Terapi
Untuk memulihkan kondisi badan seperti semula maka selama fase akut,
perlu mendapat istirahat mutlak selama 1-2 hari. Lalu pada hari pertama,
sebaiknya jangan diberi makan, dapat dicoba dengan memberi cairan misalny air
teh hangat dengan gula dan mineral. Kemudian pada hari kedua diberi sup susu,
bovillon dengan garam, terutama setelah banyak muntah. Pada hari ketiga,
diperbolehkan makan bubur, telur ½ matang dan lain-lain makanan lembek.
Makanan ini dipertahankan selama seminggu setelah keluhan hilang (Lisady et
al.2007)
2.5 CARA PENCEGAHAN GASTRITIS
Cara pencegahan gastritis akut dapat dilakukan yaitu dengan
a.Menghindari alkohol, merokok, minum-minuman keras, kafein.
b.Makan secara teratur.
c.Usahakan agar tidak terlambat makan atau tidak membiarkan lambung
kosong.
d.Diet makanan/mengurangi makanan yang mengganggu dan merusak
mucosa gastric seperti makanan pedas, asam maupun panas.
d.Selalu berpikiran positif untuk menghindari stress berlebihan
e.Tinggalah di lingkungan yang tidak padat penduduknya dan juga bersih
karena hal itu akan memperkecil terkena infeksi Helicobacter pylori.
f.Lakukan disinfektan lengkap terhadap alat-alat gastrokopi, elektroda pH
dan alat–alat medis lainnya yang pengoperasiannya dimasukkan ke dalam
perut (Lisady et al.2007)
11
BAB III.PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Gastritis merupakan radang lambung terutama mukosa, submukosa dan
muskularis bisa akut dan menahun. Orang awam sering menyebutnya dengan
penyakit maag.
2. Gastritis dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gastritik akut dan gastritik
kronik. Gastritis akut yaitu peradangan akut pada dinding lambung terutama
mukosa lambung. Gastritik kronik dibedakan lagi menjadi atropik gastritis,
superfisial gastritis, hipertropik gastritis dan gastritis dengan atau disertai penyakit
kronis.
3. Gastritik akut merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya
dengan tanda dan gejala yang khas. Gastritik kronik memiliki factor yang tidak
jelas,sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi.
Kelainan ini berkaitan erat dengan infeksi Helicobacter pylori.
4. Pengobatan gastritis dapat dilakukan dengan obat-obatan (farmasi)dan
pengobatan tradisional. Dengan obat-obatan yaitu dengan antacid, antihistamin,
antikoligenik, demulcent. Dengan pengobatan tradisional yaitu dengan mencam-
pur tanaman yang mempunyai sifat demulcent, antacid dan astringent. Tanaman
itu adalah kunyit, lidah buaya, selasih, kamomila, kencur, cincau dan meniran.
Terapi yang dilakukan adalah selama fase akut perlu mendapat istirahat mutlak
selama 1-2 hari. Lalu pada hari pertama, sebaiknya jangan diberi makan, dapat
dicoba dengan memberi cairan misalny air teh hangat dengan gula dan mineral.
Kemudian pada hari kedua diberi sup susu, bovillon dengan garam, terutama
setelah banyak muntah. Pada hari ketiga, diperbolehkan makan bubur, telur ½
matang dan lain-lain makanan lembek. Makanan ini dipertahankan selama
seminggu setelah keluhan hilang
5. Pencegahan gastritis dapat dilakukan dengan menghindari alkohol,
merokok, minum-minuman keras, kafein. Makan secara teratur dan kurangi
12
makanan pedas, asam maupun panas lalu hindari stress. Tinggalah di lingkungan
yang tidak padat penduduknya dan juga bersih.
3.2 Saran
Gastritis dapat dihindari dengan cara mengatur pola makan kita dan
mengusahakan agar tidak telat makan, menghindari minuman beralkohol,
mengurangi merokok, menghindari stress.
Apabila orang sudah terkena gastritis maka cara mengobatinya dengan
oabat-obatan tetapi lebih baik kalau kita menggunakan ramuan tradisional. Selain
mudah didapat, khasiatnya sama seperti saat menggunakan obat-obatan .Akan
tetapi kurangnya penyuluhan dan pengetahuan masyarakat menyebabkan ramuan
tradisional mulai dilupakan. Oleh karena itu perlu ada penyuluhan agar
masyarakat lebih memahami cara mengobati gastritis dengan ramuan alami.
13
DAFTAR PUSTAKA
Yayasan Spiritia.2005.Kurkuma(kunyit),http://spiritia.or.id
Widowati,L.2003.www.planton.co.id
Portal Iptek.2003.Kunyit.www.iptek.net.id
I Ketut Adnyana & Sumiati,A.2004.Kunyit,Si Kuning yang Kaya Manfaat
http:/www.pikiran_rakyat.com
Fakultas Kedokteran Universitas Unair.2004.Gastritis.www.magic.or.id
Gayton&Hall.1996.Fisiologi Kedokteran.Bandung:Balai Pustaka.
Noer HMS,Waspadji S,Rahman AM,dkk.1995.Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam.Jakarta:Balai Pustaka.
Arief Mansjoer,dkk.2000.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:Balai Pustaka.
Lisady.2007.http://lisady-sehat2.blogspot.com.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2007.http://www.fkuii.org.
14