Gangguan Delusional -DeVBY

32
REFERAT GANGGUAN DELUSIONAL Pembimbing : dr. I Made Wiguna S, MM Disusun Oleh : Devby Ulfandi 030.04.056 KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN PERIODE 9 AGUSTUS 2010 – 11 SEPTEMBER 2010 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2010

Transcript of Gangguan Delusional -DeVBY

Page 1: Gangguan Delusional -DeVBY

REFERAT

GANGGUAN DELUSIONAL

Pembimbing :

dr. I Made Wiguna S, MM

Disusun Oleh :

Devby Ulfandi030.04.056

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWARUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN

PERIODE 9 AGUSTUS 2010 – 11 SEPTEMBER 2010FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA2010

Page 2: Gangguan Delusional -DeVBY

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya referat

ujian yang berjudul “Gangguan Delusional” telah dapat penulis selesaikan tepat pada

waktunya.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada : dr. I Made Wiguna S, MM selaku pembimbing referat.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunannya referat

ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

referat ujian ini.

Akhirnya penulis berharap semoga referat ujian ini bermanfaat untuk kita semua,

khususnya di bidang psikiatri.

Jakarta, Agustus 2010

Penulis

Gangguan Delusional 2

Page 3: Gangguan Delusional -DeVBY

DAFTAR ISI

...................................................................................................... Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................ 3

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................ 4

BAB II. GANGGUAN DELUSIONAL.......................................... 6

A. Epidemiologi................................................................. 6

B. Etiologi.......................................................................... 6

C. Gambaran Klinis............................................................ 10

D. Tipe – tipe Gangguan Delusional.................................. 12

E. Diagnosis ...................................................................... 14

F. Diagnosis Banding......................................................... 15

G. Terapi............................................................................ 16

H. Perjalanan Penyakit dan Prognosis............................... 18

BAB III PENUTUP......................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 21

Gangguan Delusional 3

Page 4: Gangguan Delusional -DeVBY

BAB I

PENDAHULUAN

Hubungan antara gangguan delusional dengan psikosis tetaplah kabur serta banyak

diantaranya membingungkan. Penggolongan pada gangguan ini dapat kita lihat pada DSM-IV yang

telah menjadi basis pedoman untuk keperluan klinik dan investigasi penelitian. DSM-IV telah

menyediakan kriteria yang lebih baik dan terbaru untuk riwayat penyakit, patogenesis,

neuropsikologi, neuroimaging, perawatan dan bahkan genetika. Pedoman biologis untuk gangguan

ini dapat didasarkan menurut berbagai teori, tetapi definisi yang jelas dan tepat tetaplah

membingungkan. Sebuah ajaran tentang gejala-gejala yang salah diidentifikasikan telah memberikan

suatu hipotesis yang menarik dan memberikan gambaran neuropsikologi dan secara klinik yang

mungkin dapat menginspirasi perkembangan dari gangguan delusional. Pengobatan tetaplah sebuah

rintangan, meskipun laporan yang terbaru menyebutkan terdapatnya respon yang menyenangkan

dengan pengobatan psikofarmaka serta intervensi psikoterapi yang terlihat lebih umum dari yang

sebelumnya diperkirakan.

Gangguan delusional didefinisikan sebagai suatu gangguan yang tidak diketahui

penyebabnya dan memiliki gejala utama adalah waham. Mekipun isi yang spesifik dari waham ini

dapat bervariasi pada suatu kasus ke kasus yang lain, timbulnya waham, persistensi, pengaruhnya

pada perilaku serta prognosisnya memberikan suatu diagnosa yang berbeda. Sebelumnya gangguan

ini disebut juga sebagai “gangguan paranoid” atau “paranoia”. Namun sekarang tidak lagi digunakan

karena isi waham pada gangguan ini ternyata bervariasi yaitu dapat bersifat kebesaran/grandiose,

cemburu, kejar atau persekutorik, maupun somatik campuran.

Gangguan delusional adalah suatu gangguan pada alam pikiran yaitu isi pikir, wahamnya

biasanya bersifat sistematis yang biasanya berasal dari pola sentral dan bila ditentang, orang tersebut

akan menunjukkan gejala waham non bizarre dengan paling sedikit durasi penyakitnya berlangsung

selama 1 bulan yang tidak dapat digabungkan dengan gangguan psikiatri yang lain. Waham non-

bizarre artinya adalah suatu waham yang harus dapat terjadi pada kehidupan yang nyata, seperti

merasa diikuti, terinfeksi, dicintai dari kejauhan, dan mereka terlihat seolah-olah mempunyai

fenomena yang meskipun tidak nyata tetapi juga tidak mustahil. Ada banyak tipe dari waham dan

yang predominan itulah yang akan menentukan tipe dari waham pada diagnosis.

Gangguan Delusional 4

Page 5: Gangguan Delusional -DeVBY

Pada umumnya pasien dengan waham dapat juga mengalami suatu halusinasi pendengaran

ataupun penglihatan, tetapi hal ini bukanlah suatu gejala yang menonjol. Halusinasi raba ataupun

penciuman mungkin juga terdapat pada pasien ini dan dapat menjadi sesuatu hal yang menonjol bila

halusinasi tersebut berkaitan erat dengan waham ataupun temannya. Perilaku dan respon dari pasien

ini biasanya serasi. Gangguan dari fungsi kehidupan adalah tidak jelas dan deteorisasi kepribadian

dari pasien ini adalah seminimal mungkin.

Gangguan Delusional 5

Page 6: Gangguan Delusional -DeVBY

BAB II

GANGGUAN DELUSIONAL

A. DEFINISI

Gangguan delusional didefinisikan sebagai suatu gangguan yang diklasifikasikan karena

tidak diketahui penyebabnya dan memiliki gejala utama adalah waham. Mekipun isi yang spesifik

dari waham ini dapat bervariasi pada suatu kasus ke kasus yang lain, timbulnya waham, persistensi,

pengaruhnya pada perilaku serta prognosisnya memberikan suatu diagnosa yang berbeda.

Sebelumnya gangguan ini disebut juga sebagai “gangguan paranoid” atau “paranoia”. Namun

sekarang tidak lagi digunakan karena isi waham pada gangguan ini ternyata bervariasi yaitu dapat

bersifat kebesaran/grandiose, cemburu, kejar atau persekutorik, somatic campuran.

Gangguan delusional adalah suatu gangguan pada alam pikiran yaitu isi pikir, wahamnya

biasanya bersifat sistematis yang biasanya berasal dari pola sentral dan bila ditentang, orang tersebut

akan menunjukkan gejala waham non bizarre dengan paling sedikit durasi penyakitnya berlangsung

selama 1 bulan yang tidak dapat digabungkan dengan gangguan psikiatri yang lain. Waham non-

bizarre artinya adalah suatu waham yang harus dapat terjadi pada kehidupan yang nyata, seperti

merasa diikuti, terinfeksi, dicintai dari kejauhan, dan mereka terlihat seolah-olah mempunyai

fenomena yang meskipun tidaknyata tetapi juga tidak mustahil. Ada banyak tipe dari waham dan

yang predominan itulah yang akan menentukan tipe dari waham pada diagnosis.

B. EPIDEMIOLOGI

Usia onset rata-rata adalah kira-kira 40 tahun, tetapi rentang usia untuk onset adalah dari 18

tahun sampai 90 tahunan. Terdapat sedikit lebih banyak pasien perempuan. Banyak yang sudah

menikah dan bekerja, tetapi mungkin terdapat hubungan dengan status sosioekonomi yang rendah.

C. ETIOLOGI

Penyebab gangguan delusional tidak diketahui. Gangguan delusional terjadi jauh lebih jarang

daripada skizofrenia atau gangguan afektif, jadi menyatakan bahwa gangguan ini adalah gangguan

yang terpisah. Di samping itu, gangguan delusional mempunyai onset yang lebih lambat daripada

skizofrenia dan mempunyai predominasi perempuan yang jauh lebih kurang daripada yang

Gangguan Delusional 6

Page 7: Gangguan Delusional -DeVBY

ditemukan pada gangguan afektif. Gangguan ini bukan semata-mata suatu stadium dini dalam

perkembangan salah satu atau kedua gangguan tersebut.

Faktor Biologis

Keadaan neurologis yang paling sering berhubungan dengan waham adalah kelainan yang

mempengaruhi sistem limbik dan ganglia basalis. Pasien yang memiliki waham yang disebabkan

oleh kondisi neurologis tanpa adanya gangguan kecerdasan cenderung memiliki waham yang

kompleks yang mirip dengan yang ditemukan pada pasien dengan gangguan delusional.

Sebaliknya, pasien yang menderita gangguan neurologis dengan gangguan kecerdasan

seringkali memiliki waham yang sederhana yang tidak sama dengan yang ditemukan pada pasien

dengan gangguan delusional. Jadi mungkin gangguan delusional melibatkan patologi dalam sistem

limbik atau ganglia basalis pada pasien dengan fungsi kortikal serebral yang intak. Hipotesis

bergantung pada adanya pengalaman mirip halusinasi yang perlu dijelaskan. Adanya pengalaman

halusinasi tersebut pada gangguan delusional belum dibuktikan.

Patogenesis

Walaupun patogenesis waham tidak diketahui dengan pasti, namun ada beberapa teori yang

sudah dikembangkan. Pada hipotesis pembentukan waham, kiranya perlu dipertimbangkan beberapa

hal yang berikut ini, yaitu :

1. Waham terdapat pada penyakit-penyakit umum dan psikiatrik.

2. Tidak semua orang dengan gangguan tersebut mengalami waham.

3. Isi waham menentukan tipe-tipe waham.

4. Waham dapat hilang bila diberi pengobatan terhadap gangguan yang mendasar.

5. Waham dapat menetap atau menjadi sistematik.

6. Waham dapat menyertai perubahan persepsi seperti halusinasi dan gangguan sensorik.

7. Keberadaan waham dapat dikaburkan bila fungsi sosial, intelektual dan emosional tidak

terganggu.

Gangguan Delusional 7

Page 8: Gangguan Delusional -DeVBY

Ada 3 kategori dari Teori Pembentukan Waham :

1. Waham yang timbul pada sistem kognitif muncul karena adanya pola yang berbeda dari

motivasi yang ada (mekanisme psikodinamika dan teori fungsi sosial).

2. Waham timbul sebagai akibat dari defek kognitif fundamental yang mengakibatkan

kapasitas pasien untuk membuat kesimpulan dari bukti-bukti (gangguan hubungan sebab

akibat).

3. Waham yang timbul dari proses kognitif yang normal menunjukkan adanya pengalaman

persepsi abnormal (mekanisme psikobiologik, hipotesis pengalaman yang menyimpang)

Teori-teori ini penting untuk tidak saling mengistimewakan satu dengan yang lainnya. Keyakinan

delusional yang demikian merupakan hasil yang berbeda dan melibatkan 1 atau lebih dari

mekanisme psikodinamika.

Faktor Psikodinamika

Pada tahun 1911, Freud menerbitkan “Psychoanalytic Notes Upon an autobiographical

Account of a Case of Paranoia (Dementia Paraniods)”. Interpretasinya dari kasus ini, yang menjadi

dasar teori psikodinamika dari paranoia, didasari pada hasil bacaannya dari pengalaman seorang

hakim ketua pengadilan di Dresden yaitu Daniel Paul Schreber yang menderita episode penyakit

psikiatrik di tahun 1884, 1885 dan 1893. Episode kedua menyebabkannya dirawat di rumah sakit

untuk waktu yang lama dimana pasien keluar pada tahun 1902.

Freud menyatakan bahwa Schreber pada tahun 1903 mengeluarkan penjelasan, Memoirs of

My Nervous Illnes, yang memberikan dasar teori “penderita paranoia tidak dapat dipaksa untuk

menghadapi masalah internal, dan…dalam banyak kasus, mereka hanya mengatakan apa yang ada

dalam pikiran mereka…”. Freud berargumentasi bahwa kasus yang tercatat merupakan pengenalan

personal; dan pada kasus Schreber, Freud tidak pernah melihat pasiennya. Namun ia menyatakan

bahwa kasus Schreber menggambarkan suatu mekanisme umum dari pembentukan waham yang

meliputi penyangkalan atau kontradiksi, proyeksi represi dari impuls homoseksual yang timbul dari

alam bawah sadar pasien paranoid. Bentuk-bentuk waham dari paranoia dapat timbul sebagai

kontradiksi “I (seorang laki-laki) love him (seorang laki-laki)”. Ada nuansa homoseksual.

Gangguan Delusional 8

Page 9: Gangguan Delusional -DeVBY

Secara lebih rinci, contoh-contoh berikut menggambarkan bentuk-bentuk yang tidak logis :

1. Waham kejar

Karena secara sadar homoseksual tidak dapat diterima, maka pikiran “I love him”

diingkari dan dengan menggunakan reaksi formasi, berubah menjadi “It is not I who hate

him, it is him who hates me”.Pada keadaan paranoid yang kemudian berkembang penuh,

pikiran itu menjadi “I am persecuted by him”. Kemudian pasien merasionalisasikan

kemarahannya dan secara sadar menjadi apa yang ia persepsikan akan membenci dirinya.

Pasien bukannya menjadi sadar akan adanya impuls homoseksualitas, malahan ia

menolak cinta siapapun, kecuali dirinya sendiri.

2. Waham erotomania

Pasien pria akan merubah “I love him” menjadi “I love her”, dan pikiran ini melalui

proyeksi menjadi “She love me and so I love her”

3. Waham cemburu

Freud percaya bahwa homoseksualitas merupakan penyebab terbentuknya waham

cemburu. Dalam upaya mennghilangkan impuls-impuls yang menyakitkan, maka pasien

berpreokupasi dengan pikiran-pikiran cemburu. Dengan demikian pasien dapat menjadi

asertif. “I don’t love him” diubah menjadi “She love him”.

4. Waham kebesaran (megalomania)

Di sini terdapat kontradiksi “I do not love him – I love myself”.

Berdasarkan teori psikoanalisis, inti teori ini adalah waham yang menunjukkan usaha untuk

mengatasi impuls homoseksual yang tidak disadari. Dinamika dari impuls homoseksual yang tidak

disadari adalah serupa, pada pasien paranoid laki-laki maupun perempuan.

Beberapa kejadian klinis yang kurang mendukung teori Freud, seperti misalnya : pasien yang

jelas memperlihatkan gejala gangguan delusional tidak menunjukkan adanya indikasi homoseksual.

Sebaliknya pasien-pasien homoseksual, kebanyakan diantaranya tidak menunjukkan simptom

paranoid atau waham.

Mekanisme Freud tentang waham membedakan antara isi dan bentuk dalam psikopatologik.

Ia mengajukan kesimpulan tentang proses waham tetapi tidak mejelaskan dengan baik bagaimana

waham itu dibentuk dibandingkan dengan gejala lain seperti halusinasi. Kebenaran dari mekanisme

Gangguan Delusional 9

Page 10: Gangguan Delusional -DeVBY

hipotesis ditentukan dengan adanya bukti bahwa waham berhubungan dengan kecenderungan

homoseksual.

Teori ini telah dibenarkan karena tidak adanya homoseksualitas yang mempunyai waham

kebesaran. Beberapa usaha fundamental yang telah dilakukan untuk menguji hipotesis ini tidak dapat

mencapai suatu kesimpulan.

Beberapa kecenderungan homoseksual dapat ditemukan pada beberapa pasien delusional, dan

kondisi ini dapat melawan mekanisme bawah sadar dari homoseksualitas.

Pendekatan klasik menunjukkan bahwa konsep psikoanalisis yang penting seperti proyeksi

dan suatu kewaspadaan bahwa pengalaman perkembangan dapat mempengaruhi isi pikir delusional.

Paranoid komunitas semu (paranoid pseudocommunity). Norman Cameron

menggambarkan tujuh situasi yang memungkinkan perkembangan gangguan delusional, yaitu :

1. Peningkatan keinginan untuk mendapatkan terapi yang sadistik.

2. Situasi yang meningkatkan kecurigaan dan ketidakpercayaan.

3. Isolasi sosial.

4. Situasi yang meningkatkan kecemburuan dan iri hati.

5. Situasi yang merendahkan harga diri.

6. Situasi yang menyebabkan seseorang melihat kecacatan dirinya pada orang lain.

7. Situasi yang meningkatkan potensi untuk merenungi tentang arti dan motivasi.

D. GAMBARAN KLINIS

STATUS MENTAL

Deskripsi Umum

Pasien biasanya berdandan dengan baik dan berpakaian rapi, tanpa adanya bukti-bukti adanya

disintegrasi nyata pada kepribadian atau aktifitas harian. Tetapi, pasien mungkin terlihat eksentrik,

aneh, pencuriga atau bermusuhan. Pasien seringkali cerdik dan membuat kecenderungan yang jelas

bagi pemeriksa. Apa yang biasanya paling luar biasa, tentang pasien dengan gangguan delusional

adalah bahwa pemeriksaan status mental menunjukkan bahwa mereka adalah sangat normal kecuali

adanya sistem waham abnormal yang jelas.

Mood, Perasaan, dan Afek Mood pasien sejalan dengan isi waham. Seorang pasien dengan waham kebesaran adalah

euforik; seorang pasien dengan waham kejar adalah pencuriga. Adapun sifat sistem wahamnya,

pemeriksa mungkin merasakan adanya kualitas depresif ringan.

Gangguan Delusional 10

Page 11: Gangguan Delusional -DeVBY

Gangguan Persepsi

Menurut definisinya, pasien dengan gangguan delusional tidak memiliki halusinasi yang

menonjol atau menetap. Menurut DSM IV, halusinasi raba dan cium mungkin ditemukan jika hal

tersebut adalah sejalan dengan wahamnya. Beberapa pasien dengan gangguan delusional mengalami

halusinasi lain, hampir semua adalah halusinasi dengar, bukan visual.

Pikiran

Gangguan isi pikiran terutama dalam bentuk waham merupakan gejala utama dari gangguan.

Waham biasanya sistematis dan karakteristiknya adalah sesuatu yang mungkin, contohnya, waham

dikejar-kejar, pasangan tidak jujur, terinfeksi oleh virus,dicintai orang terkenal. Contoh isi pikiran itu

berbeda dengan waham bizzare pada pasien skizofrenia.

Sensorium dan kognisi

Orientasi : Pasien dengan gangguan delusional biasanya tidak memiliki gangguan dalam

orientasi, kecuali bila mereka memiliki waham spesifik tentang orang, tempat, waktu.

Daya ingat : Daya ingat dan proses kognitif pada pasien dengan gangguan delusional tidak

terganggu.

Pertimbangan dan tilikan

Pasien dengan gangguan delusional hampir seluruhnya tidak memiliki tilikan terhadap

kondisi mereka dan hampir selalu dibawa ke rumah sakit oleh orang lain. Keputusan terbaik dapat

diperoleh dengan menilai perilaku pasien di masa lalu, sekarang dan perilaku yang direncanakan.

Kejujuran

Pasien dengan gangguan delusional, biasanya dapat dipercaya informasinya, kecuali jika hal

tersebut membahayakan sistem wahamnya.

Gangguan Delusional 11

Page 12: Gangguan Delusional -DeVBY

TIPE-TIPE DARI GANGGUAN DELUSIONAL

1. Tipe erotomanik

Di dalam tipe erotomanik waham inti adalah bahwa pasien yang terkena dicintai mati-matian

oleh orang lain-biasanya seorang yang terkenal, seperti bintang film, atau atasan ditempat kerja.

Pasien dengan waham erotik adalah sumber gangguan bermakna terhadap tokoh masyarakat.

Gangguan delusional tipe erotomanik juga dinamakan erotomania, psychose passionelle, dan

sindroma de Clerambault. Onset gejala dapat mendadak dan seringkali menjadi pusat perhatian

utama pada kehidupan seseorang yang terkena. Usaha untuk berhubungan dengan obyek wahamnya

biasanya dilakukan pertelepon, surat, mengirim hadiah, mengawasi atau mengintai, walaupun pasien

biasanya merahasiakan wahamnya.

Beberapa orang dengan gangguan ini, khususnya laki-laki, melakukan konflik dengan hukum

dalam usaha mereka mengejar objek didalam waham mereka atau dalam usaha yang salah jalan

untuk membebaskan diri mereka dari suatu bahaya yang dikhayalkan. Sebagai contohnya, seorang

laki-laki dengan gangguan delusional mungkin berusaha membunuh suami dari seorang wanita yang

dianggapnya jatuh cinta kepada dirinya.

Orang yang terkena seringkali ditemukan hidup terisolisasi dan menarik diri. Mereka

biasanya hidup sendirian dan mempunyai kontak seksual yang terbatas, biasanya mereka bekerja

dalam pekerjaan-pekerjaan yang sederhana.

2. Tipe Grandios (kebesaran)

Gangguan delusional tipe ini disebut juga dengan istilah megalomania. Bentuk yang paling

uum dari waham kebesaran adalah keyakinan bahwa seseorang memiliki bakat atau wawasan yang

luar biasa tetapi tidak diketahui atau membuat penemuan penting.

Waham kebesaran mungkin memiliki isi religius dan orang dengan waham dapat menjadi

pemimpin sekte religius. Contohnya di Jepang adanya sekte Aum Shin Rikyo dimana pemimpinnya

adalah Asahara. Asahara mengaku dirinya sebagai Tuhan, diapun mengatakan bahwa perbuatan dosa

yang paling besar adalah membunuh hewan khususnya yang berjenis serangga. Sedangkan bila

pengikut sekte melakukan pembunuhan itu bukan dosa.

Gangguan Delusional 12

Page 13: Gangguan Delusional -DeVBY

Latar belakang sosial-budaya dan lingkungan (di Jepang) :

Mungkin dinegara Jepang setiap warga negara diberikan kebebasan untuk percaya atau tidak

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan pada pendidikan tingkat dasar, sampai tingkat tinggi tidak

terdapat pendidikan Agama secara formal. Sehingga hal tersebut mungkin menjadi faktor pencetus

timbulnya waham kebesaran yang memiliki isi religius.

3. Tipe cemburu

Gangguan delusional tipe cemburu juga dikenal, jika waham mempermasalahkan kesetiaan

pasangan, maka tipe ini dikenal sebagai paranoia konjugal dan sindrom othello. Laki-laki lebih

sering terkena dibandingkan wanita. Gangguan ini adalah jarang, mengenai kemungkinan kurang

dari 0,2 persen dari semua pasien psikiatrik. Onset sering kali mendadak, dan gejala menghilang

hanya setelah perpisahan atau kematian pasangan. Waham cemburu dapat menyebabkan penyiksaan

verbal dan fisik yang bermakna terhadap pasangan dan bahkan dapat menyebabkan pembunuhan

pasangan.

Jika seseorang terkena gangguan delusional tipe cemburu, kumpulan “bukti-bukti“ seperti

pakaian yang kusut dan noda pada seperai, dapat dikumpulkan dan digunakan untuk memutuskan

waham.

4. Tipe kejar

Tipe ini adalah tipe dari gangguan delusional yang paling sering ditemukan, dan merupakan

tipe yang terasing. Bentuk waham presekutoriknya mungkin sederhana atau lebih rumit dan

biasanya menyangkut tema tunggal atau seri tema yang berhubungan seperti, komplotan perlawanan,

diburu, ditipu, dibicarakan orang, dibuntuti, diracuni, difitnah dengan penuh kebencian, dihalangi

dalam mencapai tujuan jangka panjang. Hinaan kecil dapat diperbesar dan menjadi pusat sistem

waham. Orang dengan waham kejar seringkali membenci dan marah, dan mereka mungkin

melakukan kekerasan terhadap orang lain yang diyakininya akan menyerang dirinya.

5. Tipe somatik

Gangguan delusional tipe somatik juga dikenal sebagai psikosis hipokondriakal

monosimptomatik. Perbedaan antara hipokondriasis dan gangguan delusional tipe somatik terletak

Gangguan Delusional 13

Page 14: Gangguan Delusional -DeVBY

pada derajat keyakinan yang dimiliki pasien dengan gangguan delusional tentang anggapan adanya

penyakit pada dirinya. Waham yang paling sering diderita adalah infeksi, infestasi serangga di atas

atau di dalam kulit, dismorfobia, waham tentang bau badan yang berasal dari kulit, mulut, atau

vagina, dan waham bahwa bagian tubuh tertentu seperti usus besar tidak berfungsi. Tipe ini

mengenai kedua jenis kelamin dengan persentasi yang sama dan diperkirakan jarang ditemui,

walaupun sebagian besar pasien kemungkinan pergi berobat ke dokter nonpsikiatrik. Riwayat

penyalah gunaan zat atau cedera kepala mungkin sering ditemukan pada pasien dengan ganggguan

ini. Frustasi yang disebabkan oleh gejala dapat menyebabkan beberapa pasien bunuh diri.

E. DIAGNOSIS

Kriteria Diagnostik Untuk Gangguan Delusional :

1. Waham yang tidak aneh (yaitu melibatkan situasi yang terjadi dalam kehidupan

nyata seperti sedang diikuti, diracuni, ditulari infeksi, dicintai dari jarak jauh,

atau dikhianati oleh pasangan atau kekasih, atau menderita suatu penyakit)

selama sekurangnya satu bulan.

2. Kriteria A untuk skizofrenia tidak pernah terpenuhi. Catatan : Halusinasi taktil

dan cium mungkin ditemukan pada gangguan delusional jika berhubungan

dengan tema waham.

3. Terlepas dari pengaruh waham-waham atau percabangannya, fungsi adalah tidak

terganggu dengan jelas dan perilaku tidak jelas aneh atau kacau.

4. Jika episode mood telah terjadi secara bersama-sama dengan waham, lama

totalnya adalah relatif singkat dibandingkan dengan lama periode waham.

5. Gangguan adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya,

obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum.

Gangguan Delusional 14

Page 15: Gangguan Delusional -DeVBY

Sebutkan tipe (tipe berikut ini disusun berdasarkan tema waham yang menonjol) :

1. Tipe erotomanik : Waham bahwa orang lain, biasanya dengan status

yang lebih tinggi adalah mencintai pasien.

2. Tipe kebesaran : Waham peningkatan kemampuan, kek uatan,

pengetahuan, identitas atau hubungan khusus dengan

dewa atau orang terkenal.

3. Tipe cemburu : Waham bahwa pasangan seksual pasien adalah tidak

jujur.

4. Tipe kejar : Waham bahwa pasien (atau seseorang dekat dengan

pasien) adalah diperlakukan secara dengki.

5. Tipe somatik : Waham bahwa pasien memiliki suatu cacat fisik atau

kondisi medis umum.

6. Tipe campuran : Karakteristik waham salahsatu atau lebih tipe diatas

tetapi tidak ada satu tema yang menonjol.

7. Tipe tidak ditentukan

F. DIAGNOSIS BANDING

Delirium dan demensia perlu dipertimbangkan di dalam diagnosis banding pasien dengan

waham. Delirium dapat dibedakan dengan adanya fluktuasi tingkat kesadaran atau gangguan

kemampuan kognitif. Waham pada awal perjalanan penyakit yang Alzheimer, dapat memberikan

gambaran suatu gangguan delusional; tetapi, tes neurofisiologis biasanya mendeteksi gangguan

kognitif. Walaupun penyalahgunaan alkohol adalah ciri penyerta pada pasien dengan gangguan

delusional, gangguan delusional harus dibedakan dari gangguan psikotik akibat alkohol dengan

halusinasi. Intoksikasi dengan simpatomimetik, marijuana, atau L-dopa kemungkinan menyebabkan

gejala waham.

Diagnosis banding psikiatrik untuk gangguan delusional adalah berpura-pura dan gangguan

buatan. Gangguan yang bukan buatan di dalam diagnosis banding adalah skizofrenia, gangguan

afektif, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan somatoform, atau gangguan kepribadian paranoid.

Gangguan Delusional 15

Page 16: Gangguan Delusional -DeVBY

G. TERAPI

Perawatan di rumah sakit

Pada umumnya pasien dengan gangguan delusional dapat diobati dengan rawat jalan, tetapi

ada sejumlah alasan tertentu dimana diperlukan perawatan di rumah sakit . Yaitu : Pertama

diperlukan pemeriksaan medis dan neurologis yang lengkap menunjukkan kondisi medis

nonpsikiatris yang menyebabkan gangguan delusional. Kedua jika pasien tidak mampu

mengendalikan impulsnya, sehingga dapat melakukan tindakan-tindakan kekerasan. Ketiga, jika

perilaku pasien tentang waham telah mempengaruhi fungsi kehidupannya, sehingga kemampuannya

untuk dapat berfungsi dalam keluarga dan masyarakat berkurang. Dengan demikian memerlukan

intervensi profesional untuk menstabilkan hubungan sosial atau pekerjaan.

Jika dokter yakin bahwa pasien akan lebih baik jika diobati di rumah sakit, harus diusahakan

untuk membujuk pasien supaya menerima perawatan di rumah sakit; jika hal tesebut gagal,

komitmen hukum mungkin diindikasikan. Seringkali, jika dokter meyakinkan pasien bahwa

diperlukan perawatan di rumah sakit, pasien akan secara sukarela masuk ke rumah sakit untuk

menghindari komitmen hukum.

Farmakoterapi

Dalam keadaan gawat darurat, pasien yang teragitasi parah harus diberikan suatu obat

antipsikotik secara intramuskular. Walaupun percobaan klinik yang dilakukan secara adekuat dengan

sejumlah pasien belum ada, sebagian besar klinisi berpendapat bahwa obat antipsikotik adalah obat

terpilih untuk gangguan delusional. Pasien gangguan delusional kemungkinan menolak medikasi

karena mereka dapat secara mudah menyatukan pemberian obat ke dalam sistem wahamnya. Dokter

tidak boleh memaksakan medikasi segera setelah perawatan di rumah sakit, malahan, harus

menggunakan beberapa hari untuk mendapatkan rapot dengan pasien. Dokter harus menjelaskan efek

samping potensial kepada pasien, sehingga pasien kemudian tidak menganggap bahwa dokter

berbohong.

Riwayat pasien tentang respon medikasi adalah pedoman terbaik dalam memilih suatu obat.

Biasanya obat diberikan dalam dosis rendah dan ditingkatkan secara perlahan-lahan. Jika respon

gagal dalam masa percobaan selama 6 minggu, dapat dicoba antipsikotik dari golongan lain.

Gangguan Delusional 16

Page 17: Gangguan Delusional -DeVBY

Adakalanya pasien dengan gangguan psikotik menolak pemberian medikasi ini, karena mereka

memasukkan hal ini ke dalam sistem wahamnya, misalnya pasien curiga ada racun di dalam obat

yang diberikan. Dalam hal ini perlu kebijaksanaan dokter untuk menjelaskan kepada pasien secara

perlahan-lahan, bahwa sama sekali tidak ada niat untuk berbuat jahat pada dirinya.

Beberapa dokter menyatakan bahwa pimozide (oral) atau serotonin-dopamin antagonis

mungkin efektif dalam mengatasi gangguan delusional terutama pada pasien dengan waham somatik.

Penyebab kegagalan tersering adalah ketidakpatuhan.

Jika pasien tidak merespon terhadap pengobatan antipsikotik, obat harus dihentikan. Dapat

digunakan anti depresan atau anti konvulsan. Percobaan dengan obat-obat tersebut dipertimbangkan

jika pasien memiliki ciri suatu gangguan afektif.

Hasil dari pengobatan dengan serotonin-dopamin antagonis (contoh : clozapin [Clozaril] dan

risperidone olanzapine [Zyprexa]) berhyubungan dengan pengobatan sebelumnya. Pada beberapa

kasus berespon baik terhadap SSRIs (selective serotonin reuptake inhibitors), terutama pada kasus-

kasus gangguan morfologi tubuh.

Psikoterapi

Elemen terpenting dari suatu psikoterapi adalah menjalin hubungan yang baik antar pasien

dengan ahli terapinya. Terapi individual tampaknya lebih efektif daripada terapi kelompok. Terapi

suportif berorientasi tilikan, kognitif dan perilaku seringkali efektf. Ahli terapi tidak boleh setuju

atau menantang waham pasien, walaupun ahli terapi harus menanyakan waham untuk menegakkan

diagnosis. Dokter dapat menstimulasi motivasi untuk mendapatkan bantuan dengan menekankan

kemauannya untuk membantu pasien mengatasi kecemasan dan iritabilitasnya, tanpa menyatakan

bahwa waham yang diobati. Ahli terapi tidak boleh secara aktif mendukung gagasan bahwa waham

adalah kenyataan.

Kejujuran ahli terapi sangat penting. Ahli terapi harus tepat waktu dan terjadwal, tujuannya

adalah agar tercipta suatu hubungan yang kuat dengan pasien dan pasien dapat percaya sepenuhnya

pada ahli terapinya. Kepuasan yang berlebihan malahan dapat meningkatkan permusuhan dan

kecurigaan pasien karena disadari bahwa tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi. Ahli terapi dapat

menghindari kepuasan yang berlebihan dengan tidak memperpanjang periode perjanjian yang telah

Gangguan Delusional 17

Page 18: Gangguan Delusional -DeVBY

ditentukan, dengan tidak memberikan perjanjian ekstra kecuali mutlak diperlukan, dan tidak toleran

terhadap bayaran.

Ahli terapi tidak boleh membuat tanda-tanda yang meremehkan waham atau gagasan pasien,

tetapi dapat secara simpatik menyatakan pada pasien bahwa keasyikan mereka dengan wahamnya

akan menegangkan diri mereka sendiri dan mengganggu kehidupannya yang konstruktif. Jika pasien

mulai ragu-ragu dengan wahamnya, ahli terapi dapat meningkatkan tes realitas dengan meminta

pasien memperjelas masalah mereka.

Terapi keluarga

Jika anggota keluarga hadir, klinisi dapat memutuskan untuk melibatkan mereka di dalam

rencana pengobatan. Tanpa menjadi terlihat berpihak pada musuh, klinisi harus berusaha

mendapatkan keluarga sebagai sekutu di dalam proses pengobatan. Sebagai akibatnya, baik pasien

dan anggota keluarganya perlu mengerti ahwa konfidensialitas dokter-pasien akan dijaga oleh ahli

terapi dan dengan demikian membantu pasien.

Hasil terapi yang baik tergantung pada kemampuan dokter psikiatrik untuk berespon terhadap

ketidakpercayaan pasien terhadap orang lain dan konflik interpersonal, frustasi, dan kegagalan yang

dihasilkannya. Tanda terapi yang berhasil mungkin adalah suatu kepuasan penyesuaian sosial,

bukannya menghilangkan waham pasien.

H. PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS

Beberapa klinisi dan beberapa data riset menyatakan bahwa stresor psikososial yang dapat

diidentifikasi seringkali ditemukan pada saat onset gangguan. Sifat stresor dapat sedemikian rupa

sehingga diperlukan suatu tingkat kecurigaan atau permasalahan pada pihak pasien. Contoh dari

stresor tersebut adalah imigrasi yang baru dilakukan, konflik sosial dengan anggota keluarga atau

teman, dan isolasi sosial. Pada umumnya, suatu onset yang tiba-tiba diperkirakan lebih sering terjadi

daripada suatu onset yang perlahan-lahan. Beberapa klinisi percaya bahwa kepribadian pramorbid

seorang pasien dengan gangguan delusional kemungkinan ekstrovert, dominan dan hipersensitif.

Beberapa klinisi juga percaya bahwa seorang pasien dengan gangguan delusional kemungkinan

memiliki kecerdasan yang dibawah rata-rata. Kecurigaan atau permasalahan awal pasien secara

bertahap menjadi besar sehingga menyita sebagian besar perhatian pasien, dan akhirnya menjadi

Gangguan Delusional 18

Page 19: Gangguan Delusional -DeVBY

waham. Pasien mungkin mulai berselisihan dengan teman kerjanya, mungkin mencari perlindungan

dari FBI atau polisi, atau mungkin mulai mendatangi banyak dokter medis atau bedah untuk

berkonsultasi. Jadi, kontak awal dengan pasien mungkin bukan dengan seorang dokter psikiatrik,

tetapi malahan dengan ahli hukum tentang gugatan, dokter pelayanan primer tentang keluhan medis,

atau polisi tentang kecurigaan yang bersifat waham.

Gangguan delusional diperkirakan merupakan diagnosis yang cukup stabil. Kurang dari 25%

dari semua pasien dengan gangguan delusional menjadi skizofrenia, kurang dari 10% pasien

gangguan delusional menjadi gangguan afektif. Kira-kira 50% pasien pulih dalam follow-up jangka

panjang, 20% mengalami penurunan gejala dan 30% lain tidak mengalami perubahan dalam

gejalanya. Faktor-faktor berikut ini berikut ini berhubungan dengan prognosis yang baik : tingkat

pekerjaan yang baik, kehidupan sosial dan penyesuaian fungsional yang tinggi, jenis kelamin wanita,

onset dibawah umur 30 tahun, onset yang tiba-tiba, lama penyakit yang singkat, dan adanya faktor

pencetus. Walaupun data yang dapat dipercaya adalah terbatas, pasien dengan waham kejar, somatik

dan erotik diperkirakan memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan waham

kebesaran dan cemburu.

Gangguan Delusional 19

Page 20: Gangguan Delusional -DeVBY

BAB III

PENUTUP

Gangguan delusional adalah suatu jenis gangguan yang langka yang ditandai oleh adanya

waham abnormal yang menonjol. Gangguan ini termasuk langka karena sukar untuk diidentifikasi,

disebabkan oleh karena pasien ini jarang memiliki kesadaran bahwa ia sakit, biasanyaia juga tidak

menunjukkan penampilan seperti orang yang mengalami gangguan jiwa. Gangguan ini disebabkan

oleh adanya suatu stressor pada masa premorbid dengan ciri kepribadian tertentu. Contohnya :

paranoid. Hal ini menyebabkan ego membentuk suatu defense mechanism yang berupa proyeksi,

penyangkalan serta formasi reaksi. meKanisme pertahanan yang berlebihan inilah yang pada

akhirnya menimbulkan gangguan.

Gejala klinik yang utama pada pasien ini adalah terdapatnya gejala waham yang menonjol

serta terdapatnya halusinasi yang berhubungan dengan wahamnya. Penampilan pada pasien ini tidak

menunjukkan adanyakelainan. Hanya mungkin terdapat kelainan dalam kehidupan sosialnya karena

pengaruh wahamnya sehingga mereka cenderung untuk menghindari pergaulan secara umum.

Waham pada pasien ini sesuai dengan perilaku serta persaan yang ditampilkan oleh pasien, misalnya

: seorang dengan waham paranoid memiliki perasaan yang distim, dan memiliki perilaku yang

menunjukkan kalau dia seorang paranoid.

Pengobatan pada penyakit ini didasarkan pada pengobatan dengan menggunakan obat

antipsikotik, selain itu pada pasien ini digunakan juga pengobatan dengan menggunakan psikoterapi

baik secara individual ataupun kelompok dan menggunakan terapi secara keluarga. Prognosis pada

pasien ini didasarkan pada perjalanan penyakitnya dan tipe dari waham yang didapatinya. Dan

biasanya memperlihatkan kesembuhan yang sempurna, hanya beberapa pasien diantara mereka yang

berubah menjadi gangguan psikotik yang lain misalnya : skizofrenia dan gangguan afektif yaitu

depresi.

Gangguan Delusional 20

Page 21: Gangguan Delusional -DeVBY

DAFTAR PUSTAKA

1. Grebb, Jack A, Kaplan, Harold I, Sadock, Benjamin J: Kaplan and Sadock. Behavioral Sciences

Clinical Psychiatry, Seventh edition, Wiliam & Wilkins 428 East Preston Street, Baltimore,

Maryland 21202, USA, 1994.

2. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, fourth edition, American Psychiatric

Association. Washington DC.

3. Goldman, Howard H; Review of General Psychiatry 4th edition : Appleton & Lange, 1995.

4. Nancy C Andreasen, Donald W Black (2001) : Introductory Textbook of Psychiatry, 3 rd edition,

PP. 589-639

5. Setiabudhi, Tony : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa (Psikiatri) Cetakan ke delapan.

Gangguan Delusional 21