GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA...

90
GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA PESERTA SHALAT TAHAJJUD (STUDY DI YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN PONDOK CABE ILIR PISANGAN CIPUTAT) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Serli Marlinton NIM: 109052000034 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H./2013 M.

Transcript of GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA...

Page 1: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADATUNANETRA PESERTA SHALAT TAHAJJUD

(STUDY DI YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKANPONDOK CABE ILIR PISANGAN CIPUTAT)

SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

OlehSerli Marlinton

NIM: 109052000034

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAMFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1434 H./2013 M.

Page 2: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam
Page 3: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam
Page 4: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini adalah hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 5 April 2013.

Serli Marlinton

Page 5: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

ABSTRACT

Serli Marlinton

Description Of Gratitude Behavior On Blind Participant Of Tahajjud Prayer(aStudy at Khazanah Kebajikan Institution Pondok Cabe Ilir Pisangan Ciputat).

Blind persons are individuals whose physical condition is not different withothers. The real different is only their sense of sight. Mentally or intellectually, blindperson are commonly the same as a normal individual who has good sense of sight.Their IQ tendency is at upper limit to lower limit, so there are some blind person whoare very smart, quite smart and less smart. The first social relationship that happens toblind person is with their family member. If the family response is not ready to accepttheir existence, there will be a anxiety and stress both felt by the blind family memberand the others. Blind person sometime have low self-esteem, or they even despairover their condition. Furthermore, their daily behavior is sometime unaccepted.

When someone has an illness in their eyes, he would really need a guide to live.It comes from people around him especially wife or husband, family, friends andsociety. In this condition, guidance is needed to help them stronger.

The location of this research is at Khazanah Kebajikan Institution South Jakarta,which is located at Pondok Cabe Ilir Street Blok C6/7 Pisangan Ciputat. In thisinstitution, there are students, employees, teachers, and it provides variety graduatesof education such as: SD, MTS, SMK, MA, and STAISA, and others informaleducation activity such as English and Arabic intensive course, al-Quran study andTahajjud Prayer activity.

This research describes the gratitude behavior of the participant before and afterthey participate in tahajjud prayer activity by using descriptive method, and it is doneby qualitative approach. Through interview and observation directly and deeply onthe object and respondent being investigated, it is found that before they participate,they seldom do shalat. They live with pessimism, begging, and they lack commoncommendable morals. However, after they know Khazanah Kebajikan Institutionwhich holds tahajjud prayer activity, there is an incredible change in their life. After,they participate each night, their spirituality increase, their confident improve, andthey are motivated to stop begging. They started to earn for living by massaging, andselling kerupuk. They save their profit for social need among their blind communityand it will be used for some occasion such when a blind person’s wife is delivering ababy or sick. In conclusion, they are getting better by having better morals.

Page 6: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala limpahan

nikmat dan rahmat yang tiada terhingga kepada penulis. Shalawat bertangkaikan

salam selalu tercurahkan dan terlimpahkan kepada junjungan Nabi Besar

Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

yang berjudul “Gambaran Perilaku Bersyukur Pada Tunanetra Peserta

Shalat Tahajjud (Study di Yayasan Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir

Pisangan Ciputat).”

Penulis telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Maka pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibunda dan ayahanda serta adik penulis, ibunda tersayang Misa dan Trisno

(Alm) tersayang serta adik yang tercinta Zakat Zairi dengan segala

pengorbanan, dukungan, dan doa yang tidak pernah berhenti sampai

kapanpun, tidak lupa pula untuk Ayank (mas Roni) yang selalu

menyemangati dan support penulis, dan sepupu-sepupu penulis Riza,

Selly, Yulis dan Ayu.

2. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu

Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si, selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

(FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

iii

4. Drs. Sugiharto, MA selaku sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam (BPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Drs. M. Lutfi, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan pengarahan, masukan, dan dukungan dengan

penuh kesabaran dan perhatian dalam penulisan karya ilmiah ini.

6. Para Dosen yang telah mengajarkan dengan tulus dan ikhlas tentang dunia

BPI.

7. H. Nadjamudin Shiddiq selaku Ketua Yayasan Khazanah Kebajikan yang

telah memberikan kesempatan dan waktu kepada penulis untuk melakukan

penelitian di Yayasan.

8. Teman-teman dan sahabat-sahabat BPI-K 2009 semuanya yang

memberikan motivasi kepada penulis dalam penelitian ini. Thanks U So

Much All My Friends, Success......Specially for My Friend’s Mia

Jafar, All Of Thanks For You, Suksess selalu......

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang

tidak bisa disebutkan satu persatunya, yang telah memberikan support dalam

penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan yang

berlipat atas segenap bantuannya. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan

manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Kritik dan saran

dari pembaca sangat dibutuhkan.

Ciputat, 5 April 2013.

Serli Marlinton

Page 8: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 6

D. Tinjauan Pustaka......................................................................................... 6

E. Metodologi Penelitian................................................................................. 7

F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Perilaku Bersyukur ...................................................................................... 14

1. Pengertian Perilaku ............................................................................... 14

2. Jenis-jenis Perilaku ............................................................................... 18

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku ........................................ 19

4. Gambaran Perilaku Bersyukur .............................................................. 21

a. Pengertian Perilaku Bersyukur ....................................................... 21

b. Ciri-ciri Perilaku Bersyukur............................................................ 26

B. Tunanetra..................................................................................................... 29

1. Pengertian Tunanetra ............................................................................ 29

2. Sebab-Sebab Terjadinya Ketunanetraan ............................................... 30

3. Karakteristik Tunanetra ........................................................................ 30

C. Shalat Tahajjud............................................................................................ 33

1. Pengertian Shalat Tahajjud..................................................................... 33

2. Keutamaan Shalat Tahajjud.................................................................... 37

Page 9: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

v

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN

A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya ...................................................... 39

B. Visi, Misi, Tujuan dan Program .................................................................. 41

C. Struktur Organisasi...................................................................................... 44

D. Sarana dan Prasarana................................................................................... 45

E. Profil Tunanetra........................................................................................... 46

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA PENELITIAN

A. Profil Subjek Penelitian............................................................................... 48

1. Pembimbing ......................................................................................... 48

2. Koordinator .......................................................................................... 49

3. Terbimbing........................................................................................... 50

B. Pelaksanaan Shalat Tahajjud....................................................................... 54

C. Analisis Perilaku Bersyukur........................................................................ 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................. 64

B. Saran............................................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 66

LAMPIRAN.......................................................................................................................

Page 10: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

1

BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara biologis manusia adalah makhluk paling sempurna. Dia

merupakan hasil akhir dari proses evolusi penciptaan alam semesta. Manusia

adalah makhluk dua-dimensi. Di satu pihak terbuat dari tanah yang

menjadikannya makhluk fisik (jasmani atau jiwa), di pihak lain ia juga

makhluk spiritual (rohani atau raga) karena ditiupkan kedalamnya roh Tuhan

yang membentuk sebuah entitas yang disebut diri (nafs).1

Al-qur’an juga menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah

kemudian setelah sempurna kejadiannya, Tuhan menghembuskan kepadanya

ruh ciptaanNya. Sedangkan Dimensi spiritual atau ruh mengantar manusia

untuk cenderung kepada keindahan, pengorbanan kesetiaan, dan pemujaan.

Sehingga menurut islam manusia memiliki kapasitas yang paling tinggi

dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain, karena mereka mempunyai

kecenderungan untuk dekat dengan Tuhan melalui kesadarannya tentang

kehadiran Tuhan yang terdapat jauh dibawah alam sadarnya.2

Sebagaimana dijelaskan dalam Qs As-Sajdah ayat 7-9:

1Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta (Bandung: Lentera, 2002), h. 216.2Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2009), h. 54-

56.

Page 11: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

2

Artinya: “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-

baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian diamenjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudiandia menyempurnakan dan meniupkan kedalam (tubuh)nya roh (ciptaan)Nyadan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi)kamu sedikit sekali bersyukur.”3

Selain itu, menurut Achmad Mubarak kesempurnaan manusia tidak

hanya dilihat hanya kesempurnaan biologisnya saja, namun dalam hal desain

kejiwaan manusia diciptakan Tuhan dengan sangat sempurna, berisi

kapasitas-kapasitas kejiwaan, seperti berpikir, merasa, dan berkehendak.4

Namun ketika manusia dihadapkan kepada keadaan atau sebuah

kenyataan yang bukan jadi sebuah keinginannya yaitu bukan sebuah

kesempurnaan yang ia miliki, terkadang manusia beranggapan bahwa

ketidaksempurnaan merupakan keadaan yang tidak menyenangkan, sehingga

menjadikan seseorang berfikir inferior, rendah diri, putus asa, tidak memiliki

semangat dalam menghadapi kehidupan dan lain sebagainya. Akan tetapi

sikap seperti ini justru dapat membawa individu atau manusia kepada

perilaku tidak memiliki rasa syukur (kufur) atas rahmat dan nikmat yang telah

diberikan oleh Allah SWT. Untuk itu bagaimana tindakan yang harus

dilakukan ketika menghadapi keadaan yang tidak memiliki kesempurnaan?

3Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, 2009), h.215.

4Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, h. 54.

Page 12: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

3

Sehingga untuk mengatasi semua permasalahan yang dialami oleh

manusia, tidak lain adalah keimanan dan ketaqwaan yang selalu mendekatkan

diri kepada Sang pencipta yang memiliki kesempurnaan, serta iman yang

direalisasikan dalam bentuk ajaran agama. Maka dalam Islam prinsip pokok

yang menjadi sumbu kehidupan manusia adalah iman, karena iman itu yang

menjadi pengendali sikap, ucapan, tindakan dan perbuatan. Iman juga harus

berdiri di atas keyakinan yang kuat alias harus dipenuhi dengan keyakinan,

memiliki ketetapan, tidak berputar-putar, tidak berubah-ubah, baik dalam

pikiran maupun hati. Dengan tujuan menjadi pendorong untuk mengatasi

segala ketidaksempurnaan yang manusia miliki tersebut, serta ihklas dalam

pengertian menerima diri tidak berburuk sangka dengan apa yang telah Allah

SWT berikan.

Oleh karena itu, sebagai seorang muslim apabila kita dihadapkan

kepada keadaan yang tidak memiliki kenormalan atau kesempurnaan,

hendaknya itu semua harus dihadapi dengan memiliki perilaku bersyukur

terhadap Allah SWT. Syukur merupakan maqam yang paling tinggi dari

perjalanan dalam Islam. Manifestasi syukur itu sendiri berupa ibadah yaitu

memanfaatkan yang diberikan Allah SWT, karena dari setiap penciptaanNya

terdapat makna yang sangat luar biasa. Untuk itu diperlukan tindakan untuk

melakukan shalat malam atau shalat tahajjud. Ibadah shalat itu merupakan

suatu ibadah yang mengandung perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan

takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat mempunyai kedudukan yang sangat

penting dalam Islam, yakni shalat merupakan pondasi yang kukuh bagi

tegaknya agama Islam.

Page 13: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

4

Selain itu shalat adalah simbol kepasrahan seseorang muslim kepada

Allah SWT karena hakekat Islam adalah penyerahan diri sepenuhnya pada

kehendak Allah SWT, sebagaimana makna asal kata “Islam” “aslama” yakni

meyerahkan diri.5 Oleh karenanya aktivitas shalat tahajjud merupakan

aktivitas individual dalam rangka memahami diri sendiri serta eksistensinya

di hadapan Allah SWT, yang memiliki makna upaya menghitung diri, mulai

dari menghitung siapa diri kita di hadapan Allah SWT, dari mana asal kita,

kemana hendak tujuan kita, apa tugas kita dan lain sebagainya. Dengan

demikian, dalam diri manusia telah tertanam benih yang disebut naluri agama

(instinct religious) yang menurut al-Qur’an disebut kecendrungan beragama

(haniefan musliman) yang dikembangkan melalui pendidikan atau bimbingan

yang cukup.

Selain itu agama mengajak manusia untuk mengenal dirinya. Karena

pokok dari ajaran agama adalah kenalilah dirimu agar kamu tahu Tuhanmu.

Jangan lupa Tuhanmu agar kamu tidak lupa akan dirimu. Allah SWT

berfirman dalam al-Qur’an surat Al-Hasyar ayat 19:

Artinya: “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada

Allah SWT, lalu Allah SWT menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri.mereka itulah orang-orang yang fasik.”6

5Ahmad W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 654-655.

6Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabrani (Jakarta: PustakaAzzam, 2009), h. 906.

Page 14: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

5

Penerapan perilaku bersyukur dari shalat tahajjud memberikan efek

yaitu bagaimana meningkatkan energi spritual kita, baik untuk diri sendiri

maupun orang lain. Karena tujuannya untuk pendekatan hamba kepada

Khaliqnya dengan cara menyucikan diri, pikiran, perbuatan, jiwa dan

perasaan.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa betapa pentingnya

kedudukan sholat itu dalam membentuk perilaku seseorang. Dalam hal ini

Yayasan Khazanah Kebajikan memberikan fasilitas shalat tahajjud dengan

harapan dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan mental dan spiritual

tunanetra. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka Yayasan Khazanah Kebajikan

memberikan peluang dan waktu untuk tunanetra dalam memahami hidup,

memberikan bimbingan, arahan, motivasi kepada para tunanetra untuk selalu

mempunyai perilaku bersyukur.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis

memfokuskan permasalahan dalam penelitian ini pada:

“Gambaran Perilaku Bersyukur Pada Tunanetra Peserta Shalat

Tahajjud (Study di Yayasan Khazanah Kebajikan) Pondok Cabe Ilir,

Jakarta Selatan.”

Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut: bagaimana gambaran perilaku bersyukur pada

tunanetra peserta shalat tahajjud (Study di Yayasan Khazanah Kebajikan) di

Pondok Cabe Ilir, Pisangan Ciputat?

Page 15: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah yang telah

dikemukakan maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

perilaku bersyukur pada tunanetra peserta shalat tahajjud.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ada dua yaitu:

a. Manfaat secara akademis

Dengan hasil penelitian ini penulis dapat menyumbangkan

pemikiran melalui karya ilmiah yang tertuang dalam skrisi ini

adalah agar dapat menambah literatur dalam khazanah keilmuan

jurusan bimbingan dan penyuluhan Islam, tentang bimbingan dan

penyuluhan islam yang dilakukan di Yayasan Khazanah Kebajikan

dan membuktikan keefektifitasan bimbingan agama.

b. Manfaat secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah pelajaran dan

motivasi bagi setiap individu dalam mensyukuri semua yang telah

ditakdirkan atau diberikan oleh Allah SWT khususnya di Yayasan

KK bahwa shalat tahajjud dapat mempengaruhi spiritual setiap

orang dalam menghadapi kehidupan.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelumnya penulis melakukan penelitian

lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiah, maka

langkah awal yang dilakukan oleh penulis adalah menelaah terlebih dahulu

Page 16: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

7

skripsi dan penelitian sebelumnya yang mempunyai judul hampir sama.

Maksud penelaahan pustaka disini adalah agar dapat diketahui bahwa apa

yang penulis teliti sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi

terdahulu.

Setelah penulis mengadakan suatu telaah kepustakaan penulis

menemukan skripsi yang memiliki judul hampir sama dengan penulis teliti,

judul skripsi tersebut adalah: Pengaruh Bimbingan Shalat terhadap Perilaku

Mantan Wanita Tuna Susila di Panti Sosial Karya Wanita “ Mulya Jaya “

Pasar Rebo Jakarta Timur, pada pembahasan karya ilmiah ini menitikberatkan

pada perubahan perilaku yang pada hakekatnya merupakan tugas dari panti

untuk merubah perilaku Wanita Susial ke arah yang lebih baik. Sedangkan,

penelitian yang penulis lakukan tentang: Gambaran Perilaku Bersyukur Pada

Tunanetra Peserta Shalat Tahajjud (Study di Yayasan Khazanah Kebajikan).

Demikianlah perbedaan pokok bahasan atau materi antara yang penulis teliti

dengan peneliti sebelumnya.

E. Metode Penelitian

1. Metode penelitian

Metode berasal dari kata methodos (bahasa Yunani) yang dimaksud

adalah cara menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang

berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu

subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban

yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk

keabsahannya. Menurut Soerjono Soekarto seperti yang dikutip Rosady

Ruslan penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

Page 17: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

8

analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan

konsisten.7

Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan

subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana mestinya.

Selain itu diartikan sebagai usaha mengungkapkan suatu masalah

atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar

untuk mengungkapkan fakta.8

Dalam hal ini penulis ingin mendeskripsikan tunanetra dan

menganalisis perilaku bersyukurnya serta pelaksanaan shalat tahajjud di

sana.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research),

yakni penelitian yang dilakukan dengan observasi langsung ke lapangan

untuk menggali dan meneliti data yang berkenaan dengan gambaran

perilaku bersyukur pada tunanetra peserta shalat tahajjud yang ada di

Yayasan Khazanah Kebajikan, Pondok Cabe Ilir, Jakarta Selatan.

7Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2006), h. 24.

8Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress, 2005), h. 31.

Page 18: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

9

3. Pendekatan Penelitian

Dalam proses penyusunan skripsi penulis memilih dan melakukan

pengamatan dengan pendekatan kualitatif. Menurut Strauss and Corbin,

seperti yang dikutip oleh Hadari Nawawi (2001:1) Pendekatan Penelitian

kualitatif (qualitative research) merupakan jenis penelitian yang

menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan

menggunakan prosedur statistik atau cara kuantifikasi lainnya.9 Penelitian

kualitatif bertujuan untuk mendapat pemahaman yang sifatnya umum

terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut

tidak ditentukan terlebih dahulu tetapi diperoleh setelah melakukan

analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian dan

kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang

kenyataan-kenyataan atau fakta yang ada.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Yayasan Khazanah kebajikan, Jl.

Pondok Cabe Ilir Blok C6/7 Pisangan Ciputat, Jakarta Selatan. Waktu

penelitian dilaksanakan pada 23 Februari sampai hingga 5 April tahun

2013.

5. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek penelitian adalah 1 Pembimbing, 1 Koordinator,

yang terlibat langsung dalam kegiatan pelaksanaan shalat tahajjud dan 2

Tunanetra laki-laki, 2 Tunanetra perempuan yang juga terlibat dalam

9Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, h. 212-213.

Page 19: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

10

proses tersebut. Kemudian objek dalam penelitian ini yaitu gambaran

perilaku bersyukur pada tunanetra.

6. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi dan

wawancara, maka instrument penelitiannya adalah peneliti itu sendiri dan

keseluruhan proses penelitian.10Sedangkan alat bantu dalam penelitian ini

adalah catatan lapangan, rekaman suara, camera, handphone dan lain

sebagainya.

7. Teknik Analisa Data

Menurut Bogdan analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

cacatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami

dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.11 Teknik analisa

dilakukan dengan cara triangulasi data yaitu sebagai berikut:

1. Triangulasi sumber data, dilakukan dengan cara mencari data dari

banyak sumber informan, yaitu orang yang terlibat langsung dengan

objek penelitian. Yang menjadi sumber informasi dalam penelitian ini

adalah pembimbing shalat tahajjud (imam), koordinator dan tunanetra

peserta shalat tahajjud.

2. Triangulasi pengumpul data, dilakukan dengan cara mencari data dari

banyak sumber informan.

10Sugiyono, Memahami Peneltian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 59.11Sugiyono, Memahami Peneltian Kualitatif , h. 88.

Page 20: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

11

3. Triangulasi metode, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

bermacam-macam metode pemgumpulan data (observasi dan

wawancara).12

Jadi, dalam menganalisa data Penulis berusaha memaparkan data

sebagaimana adanya, dengan melakukan kajian-kajian data yang sudah

ada, sehingga dapat menggambarkan permasalahan secara sistematis yang

berhubungan dengan fenomena yang diteliti.

8. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara akurat yang berkaitan dengan

skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

a. Pengamatan (Observasi)

Menurut Indriantoro dan Supomo (2002: 157) yang dikutip oleh

Rosady Ruslan, observasi yaitu proses pencatatan pola perilaku subjek

(orang) objek (benda-benda) atau kejadian yang sistematis tanpa

adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang

diteliti. Kelebihan dari teknik observasi dibandingkan dengan survei,

bahwa data yang dikumpulkan pada umumnya tidak terdistorsi, lebih

akurat dan rinci serta bebas dari respon bias. Penulis melakukan

pencatatan yang dapat diamati, dipahami dan didengar. Kemudian

peneliti tuangkan kedalam penulisan skripsi sesuai dengan data yang

dibutuhkan.13

12Suwardi Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan (Yogyakarta: PustakaWidyatama, 2006), h. 110.

13Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, h. 34.

Page 21: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

12

b. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah proses komunikasi verbal semacam tanya

jawab atau percakapan yang dilakukan oleh dua orang yang

berlangsung secara lisan dan bertatap muka, mendengarkan informasi-

informasi atau keterangan-keterangan yang diutarakan oleh responden

yang bersifat luwes dengan susunan pertanyaan-pertanyaan.14Dalam

penelitian ini, peneliti mewawancarai satu pembina, satu pembimbing,

dua tunanetra laki-laki, dua tunanetra perempuan peserta shalat

tahajjud yang bernaung di bawah Yayasan Khazanah Kebajikan,

Pondok Cabe Ilir, Jakarta Selatan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan data-data tertulis

yang terdapat di Yayasan Khazanah Kebajikan yang berhubungan

dengan masalah penelitian dan dukumen lainnya yang mendukung.

9. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku pedoman

penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang disusun oleh Tim

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diterbitkan oleh CEQDA (center for

quality development and assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

tahun 2007, cetakan ke-2.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi sangat diperlukan sistematika penulisan yang baik,

benar, dan tepat melalui aturan penulisan. Untuk memperjelas dan

14Nasition. S, Metode Research, Penelitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 113.

Page 22: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

13

mempermudah penulisan skripsi ini, penulis menggunakan sistematika

sebagai berikut:

BAB l Penulisan ilmiah ini dimulai dengan pendahuluan yang

berisi tentang latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, yang

didalamnya berisi gambaran tentang alasan faktor ketertarikan penulis

mengambil judul, batasan dan perumusan masalah dibatasi agar tidak terlalu

luas dalam pembahasannya, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

metodologi penelitian, dan sistematika penulisan untuk keserasian

pembahasan dan untuk mempermudah menganalisa materi.

BAB ll Tinjauan Teori, Penulisan mendalami pengertian pengertian

perilaku, jenis-jenis perilaku, faktor yang mempengaruhi perilaku, gambaran

perilaku bersyukur, pengertian tunanetra, sebab-sebab terjadinya ketunanetra,

dan karakteristik tunanetra, pengertian shalat tahajjud, dan keutamaan shalat

tahajjud.

BAB lll Gambaran umum tentang Yayasan Khazanah Kebajikan,

meliputi: sejarah berdirinya, visi, misi, tujuan program Yayasan Khazanah

Kebajikan Pondok Cabe Ilir, saran dan prasarana, struktur organisasi.

BAB lV Temuan dan analisis data: Deskripsi Responden

(pembimbing (imam shalat), koordinator dan terbimbing), program

pelaksanaan shalat tahajjud di Yayasan Khazanah Kebajikan, analisis

gambaran perilaku bersyukur tunanetra peserta shalat tahajjud (study di

Yayasan Khazanah Kebajikan).

BAB V Penutup, penulis menghadirkan kesimpulan dan saran.

Page 23: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

14

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Perilaku Bersyukur

1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas individu bersangkutan

yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Menurut

Soekidjo N. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri.

Soekidjo N. Secara Operasional perilaku dapat diartikan suatu respons

individu atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut.1

Notoatmodjo S. dikutip dari Ensiklopedi Amerika perilaku diartikan

sebagai suatu aksi-reaksi individu terhadap lingkungannya. Perilaku baru

terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi,

yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan

menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Menurut Sri Kusmiyati dan

Desminiarti, sebagaimana yang dikutip oleh Sunaryo Perilaku manusia

pada hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya

sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup.2

1Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan (Jakarta: Kedokteran EGD, 2002), h. 2.2Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan, h. 3.

Page 24: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

15

Dalam kamus bahasa indonesia, perilaku adalah tanggapan atau

reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.3 Perilaku dalam

pengertian yang luas adalah aktivitas yang tampak.4

Menurut behavoirisme perilaku manusia adalah perilaku yang

tampak serta dapat diukur yang merupakan hasil dari proses belajar

(learning proscess), manusia belajar dari lingkugannya dan dari hasil

belajar itulah ia berperilaku.5

Tiga pengertian perilaku menurut Muhammad Izzuddin Taufiq

sebagai berikut:

1. Sekumpulan stimulus yang muncul atas sekumpulan respons. Definisiini lebih mengarah kepada komponen perilaku (Individu).

2. Sekumpulan kejadian atau peristiwa yang dipicu oleh gerakan danaktivitas tubuh. Definisi ini lebih mengarah kepada komponen fisiologis(sistem saraf).

3. Sekumpulan kondisi atau respons yang disengaja ataupun sikap yangdirencanakan. Definisi ini lebih mengarah kepada komponenterminologi (tujuan dan niat).6

Aspek perilaku yang berperan penting dalam menggerakkan manusia

untuk berbuat sesuatu adalah “motivasi”. Motivasi dalam bahasa inggris:

motive dari kata motion adalah istilah yang lebih umum digunakan untuk

menggantikan “motif-motif” yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak

sehingga kata motivasi ini erat hubungannya gerak, yakni gerakan yang

dilakukan oleh manusia. Dalam psikologi, motivasi ini berarti rangsangan

3Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: BalaiPustaka, 2005), h. 859.

4Bimo Walgito, Psikologi Sosial Suatu Pengantar (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), h. 15.5Siti Mutmainah dan Ahmad Fauzi, Psikologi Komunikasi (Jakarta: Universitas Terbuka,

2005), h. 1.20.6Muhammad Izzuddin Taufiq, Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam (Jakarta: Gema

Insani Press, 2006), h. 289.

Page 25: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

16

atau dorongan untuk bertingkah laku.7 Konsep lain yang sering

disejajarkan dengan motivasi itu adalah yang dikenal dengan “ drive”

(dorongan) dan “desire” (keinginan). Satu konsep fundamental yang khas

dari pendirian teori motivasi yang dikemukakan oleh Maslow dikutip oleh

Muhammad Asrori adalah bahwa manusia dimotivasikan oleh sejumlah “

kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah,

dan berasal dari sumber genetis atau naluri.8 Menurut Bandura melakukan

suatu perilaku tertentu manusia memerlukan peneguhan (reinforcement),

sedangkan kemampuan potensial untuk melakukan ditentukan oleh

peniruan (imitation) dalam suatu proses belajar sosial (sosial learning).9

Jalaludin Rakhmat mengutip pendapat para Behavioris yang

menyatakan bahwa “perilaku adalah hasil pengalaman, dan perilaku

digerakkan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak

kesenangan dan mengurangi penderitaan.”10

Sedangkan dalam pandangan Islam perilaku dapat disinonimkan

dengan akhlaq. Secara lughawi, perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab

“akhlaq”,yaitu jamak dari khuluq, artinya perangai (al-sajiyyah), tabiat

(al-thab’u), sifat mulia (al-muru’ah). Secara istilah yang dimaksud dengan

akhlak ialah keadaan jiwa yang mendorong timbulnya perbuatan.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibn Maskawaih dalam definisi berikut:

keadaan jiwa yang mendorong timbulnya perbuatan tanpa memerlukan

7Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 132.8Muhammad Asrori, Psikologi Pembelajaran (Bandung: Wacana Prima, 2009), h. 172.9Siti Mutmainah dan Ahmad Fauzi, Psikologi Komunikasi (Jakarta: Universitas Terbuka,

2005), h. 120.10Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Rosdakarya, 2005), h. 22.

Page 26: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

17

pemikiran dan pertimbangan. Tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan ialah bahwa keadaan jiwa itu mendorong kepada perbuatan

tanpa ada keraguan atau kebimbangan dalam melakukan perbuatan yang

baik dan meninggalkan perbuatan yang buruk.

Imam Al-Ghazali menjelaskan “akhlak adalah sifat yang tertanam di

dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan

gampang tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran.”11

Menurut Ibnu Makawaih mengemukakan bahwa akhlak adalah ‘ hal

li an-nafsi daa iyatun lahaa ila af ‘aaliha min goiri fikrin walaa ruwiyatin’

yakni sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk

melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.12

Menurut penulis dari beberapa definisi di atas dapat ditarik

pengertian perilaku manusia adalah berbagai aktivitas, kebiasaan dan

reaksi tindakan serta keadaan jiwa yang secara spontan mendorong kepada

perbuatan seseorang yang timbul karena adanya stimulus dan respons,

berasal dari hasil pengalaman yang dimotivasi atau digerakan oleh

kebutuhan dan keinginan untuk memperoleh kesenangan, serta dapat

diamati secara langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungannya.

11Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2003), h. 1-312Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Jakarta:

IMTIMA , 2007), h. 256.

Page 27: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

18

2. Jenis-Jenis Perilaku

Perilaku individu tidak timbul dengan sendirinya tetapi akibat

adanya rangsangan (stimulus), baik dalam diri individu (internal) maupun

dari luar individu (eksternal). Pada hakekatnya perilaku individu

mencakup perilaku yang tampak (overt Behavior) dan perilaku tidak

tampak (innert behavior atau covert behavior). Jadi, perilaku individu

timbul sebagai akibat adanya intraksi antara rangsangan dan organisme

(individu). Menurut Bandura sebagaimana dikutip oleh Bimo Walgito

dapat diformulasikan secara sederhana sebagai berikut:

S (stimulus) - O (organisme) -R (respons).

Perilaku tampak (overt behavior) adalah respon seseorang terhadap

stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau tampak. Respon terhadap

stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek yang

dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

Perilaku tidak tampak (covert behavior) adalah respon seseorang

terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tidak tampak (covert).

Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,

persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang

menerima stimulus tersebut,dan belum dapat diamati secara jelas oleh

orang lain.13

13http://dianhusadanuruleka.blogspot.com/, Sabtu, 25 Maret 2013, 10.23.

Page 28: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

19

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Perilaku

Perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya faktor genetik dan faktor eksogen sebagai berikut:

a. Faktor genetik

Faktor genetik atau keturunan merupakan konsep dasar untuk

kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup yang berasal dari

dalam diri individu, antara lain:

1. Sifat kepribadian, salah satu pengertian kepribadian yang

dikemukakan oleh Maramis (1999) adalah :” keseluruhan pola

pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering digunakan oleh

seseorang dalam usaha adaptasi yang terus-menerus terhadap

hidupnya.

2. Bakat bawaan, menurut Notoatmodjo (1997), yang mengutip

pendapat Willian B Micheel (1960), adalah kemampuan individu

untuk melakukan sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan

mengenai hal tersebut. Bakat merupakan interaksi diri dua faktor

genetik dan lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan

untuk pengembangan.

3. Inteligensi, menurut Sukandi (1997), yang mengutip pendapat

Terman adalah: “kemampuan untuk berpikir abstrak. Sedangkan

menurut Notoatmodjo (1997), yang mengutip pendapat Ebbing

Haus mendefinisikan inteligensi adalah: “kemampuan untuk

membuat kombinasi.” Dari batasan tersebut dapat dikatakan bahwa

inteligensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu, oleh

Page 29: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

20

karena itu kita kenal ada individu yang inteligen yaitu individu yang

dalam mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat dan mudah.

b. Faktor eksogen

Faktor eksogen merupakan konsep dasar untuk kelanjutan

perkembangan perilaku makhluk hidup yang berasal dari luar diri

individu, antara lain:

1. Lingkungan, menyangkut segala sesuatu yang ada di sekitar

individu, fisik, biologis maupun sosial.

2. Pendidikan, secara luas pendidikan mencakup seluruh proses

kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa

interaksi individu dengan lingkungannya baik secara formal maupun

informal.

3. Agama, merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau

penghabisan. Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk

kedalam konstruksi kepribadian seseorang yang sangat berpengaruh

dalam berpikir, bersikap, beraksi dan berprilaku individu.

Menurut Bandura dengan teori belajar sosialnya berpendapat bahwa,

perilaku atau kebiasaan dipengaruhi oleh kognisi atau pemikirannya.

Kognisi ini dapat dibentuk atau dipengaruhi oleh pengalaman,

pengamatan, dan interaksi dengan lingkungan sekitar.14

14Desmita, psikologi Komunikasi (Bandung: Rosdakarya, 2005), h. 22.

Page 30: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

21

c. Faktor lainnya

1. Persepsi merupakan proses diterimanya rangsangan melalui panca

indra yang didahului oleh perhatian (attention), sehingga individu

sadar tentang sesuatu yang ada didalam maupun diluar dirinya.

Melalui persepsi dapat diketahui perubahan perilaku seseorang.

2. Emosi, Maramis (1999) menyebutkan bahwa emosi adalah

“manifestasi perasaan. Perilaku individu dapat dipengaruhi emosi

yang berhubungan erat dengan keadaan jasmani.15

3. Imitasi (peniruan) terhadap perbuatan orang lain yang merupakan

salah satu proses belajar manusia atau dipandang sebagai respons

yang dipelajari.

4. Sugesti juga merupakan faktor yang banyak mempengaruhi perilaku

manusia, karena dipandang oleh ahli psikologi sebagai sesuatu

tingkat rangsangan daripada proses yang menyeluruh meliputi

proses mental, proses berpikir atau proses perbuatan yang diterima

seseorang dengan tanpa kritik.16

4. Gambaran Perilaku Bersyukur

a. Pengertian Perilaku Bersyukur

Bersyukur kepada Allah SWT yaitu memuji Allah SWT atas

berbagai nikmat yang telah Allah SWT limpahkan kepada kita dengan

memiliki tiga penopang, mengakui nikmat dengan hati,

15Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan, h. 10-11.16Arifin M. Ed, Psikologi Dakwah, Suatu Pengantar Studi (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), h.

113-115.

Page 31: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

22

mengungkapkannya dengan lisan, dan memanfaatkannya dalam

ketaatan kepadaNya.17

Selain itu Assyakirin atau bersyukur merupakan derajat yang paling

tinggi di mata Allah SWT. Ini adalah derajat para Nabi dan oleh

karenanya banyak hikmah didalamnya. Imam Ibnu Abbas berkata

bahwa kunci kebahagiaan hidup yang utama Qolbun Syakirun, yaitu

mereka yang memiliki hati yang selalu bersyukur sehingga selalu

Qona'ah (ikhlas menerima takdir).18

Syukur secara bahasa berasal dari kata “syakara” yang berarti

pujian atas kebaikan, sedangkan menurut istilah syara’, syukur adalah

pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah SWT yang

disertai dengan ketundukkan kepadaNya dan mempergunakan nikmat

tersebut sesuai dengan kehendak Allah SWT.

Imam Al-Ghazali mengatakan “syukur terdiri dari tiga perkara:

pertama, pengetahuan tentang nikmat bahwa seluruh nikmat berasal

dari Allah dan Allah-lah yang memberikan nikmat pengetahuan itu

kepada orang yang dikehendakinya, adapun yang lain hanya perantara

untuk sampainya nikmat itu. Kedua, sikap jiwa yang tetap dan tidak

berubah, sebagai buah dari pengetahuannya yang mendorong untuk

selalu senang dan mencintai yang memberi nikmat dalam bentuk

kepatuhan kepada perintah Allah. Ketiga, menghindari perbuatan

17Rusyah Khalid Sayyid, Menggapai NikmatNya Beribadah dalam Konsep Pendidikan Islam(Jakarta: Darul Shafa’ Wal Marwah Li An-Nasr Wa At-Tauzi, 2009), h. 565.

18Akhmad Zainuddin, Suara Duafa Edisi Mei 2012, Published on Friday, 18 January 2013,16:55, http://kanwil-djpbjabar.net/index.php/lain-lain/84-ciri-ciri-bersyukur.

Page 32: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

23

maksiat kepada Allah, sikap yang demikian itu hanya terjadi kalau

seseorang telah mengenal kebijaksaan Allah dalam menciptakan

seluruh makhlukNya.

Menurut Imam al-Qusyairi: hakekat syukur adalah pengakuan

terhadap nikmat yang telah diberikan Allah yang dibuktikan dengan

ketundukan kepadanya. Jadi, syukur itu adalah mempergunakan nikmat

Allah menurut kehendak Allah sebagai pemberi nikmat. Oleh

karenanya, dapat dikatakan bahwa syukur yang sebenarnya adalah

mengungkapkan pujian kepada Allah dengan lisan, mengakui dengan

hati akan nikmat Allah dan mempergunakan nikmat itu sesuai dengan

kehendak Allah.19

Syukur adalah sikap lahiriah untuk menunjukkan terima kasih atas

suatu nikmat kepada Sang Pemberi nikmat. Pernyataan syukur ini

mengandung empat unsur dan kewajiban, yaitu manifestasi

kegembiraan, menyatakan kegembiraan itu dengan ucapan dan

perbuatan, memelihara dan mendayagunakan nikmat yang diterima

seiring dengan amanah Sang Pemberi, dan membalas pemberi nikmat

itu sesuai dengan tata cara yang ditentukan. Nikmat yang dikaruniakan

Allah SWT yang meliputi seluruh aspek kehidupan itu begitu banyak,

tidak terhitung, dan tidak terbilang.20 Mengenai nikmat ini Allah SWT

berfirman dalam al-Qur’an Surat 16 ayat 18:

19Syafi’ie El-Bantanie, Dahsyatnya Syukur (Jakarta selatan: QultumMedia, 2009), h.2-3.20Ahmad Rofi’ Usmani, Mutiara Akhlak Rasulullah SAW, 100 Kisah Teladan tentang Iman,

Dakwah, Sabar, Syukur, Ridha, Tawakkal, Ikhlas, Jujur, Doa, dan Taubat (Bandung: MizanPustaka anggota IKAPI, 2006), h. 74-75.

Page 33: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

24

Artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah SWT,niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya AllahSWT benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”21

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1980: 1115), syukur

memiliki dua arti yang pertama, syukur berarti rasa berterima kasih

kepada Allah SWT dan arti yang kedua, syukur berarti untunglah

(merasa lega atau senang dan lain-lain).22

Syaikh Al-Jalani menyatakan bahwa hakekat syukur adalah

pengakuan bahwa segala pemberian datang dari yang Maha Memberi

(nikmat al-mun’im) dengan sikap yang rendah hati, pengakuan yang

jelas tentang berkah yang dilimpahkan oleh Allah SWT dan pengakuan

dalam rasa hormat akan ketidakmampuan diri dalam menghaturkan

terima kasih dengan cara yang cukup pantas.23

Allah SWT berfirman dalam al-Quran Surat 16 ayat 114:

21Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir (Jakarta:Gema Insani, 1999), h. 1017.

22Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta:Balai Pustaka 2005), h. 1115.

23Muhammad Sholikhin, Menyatu Diri dengan Ilahi (Yogyakarta: Narasi, 2010), h. 392-393.

Page 34: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

25

Artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yangtelah diberikan Allah SWT kepadamu, dan syukurilah nikmat AllahSWT, jika kamu hanya kepadaNya saja menyembah.”24

Hakekat perilaku bersyukur, terbentuk atas tiga unsur yaitu: “Ilmu

(mengetahui segala kenikmatan berasal dari Allah SWT Sang Pemberi

Nikmat), hal (kegembiraan atas nikmat yang diperolehnya), dan ‘amal

(mengerjakan amal perbuatan yang dicintai Allah SWT). Tiga perkara

ini (ilmu, hal, dan amal) harus diberikan penjelasan agar dapat

dipahami dengan benar hakekat perilaku bersyukur sebagai berikut:25

1. Ilmu yaitu mengetahui tiga hal: nikmat itu sendiri, segi

keberadaannya sebagai nikmat baginya, dan Zat yang Memberi

Nikmat. Maka syukur dapat terlaksana apabila ada nikmat, penerima

nikmat, dan Pemberi Nikmat. Jadi seseorang belum dikatakan

bersyukur sebelum ia mengetahui bahwa semua yang ada di dunia

ini merupakan karunia Allah SWT. Apabila masih ada keraguan

dalam dirinya bahwa segala yang ada di dunia merupakan karunia

dariNya, maka ia belum mengetahui hakekat nikmat itu sendiri dan

Pemberi Nikmat.

2. Hal (kondisi spiritual) yaitu: kegembiraan kepada Pemberi Nikmat

yang disertai kepatuhan dan tawadhu’. Tetapi syukur hanya terjadi

apabila ia memenuhi syaratnya yaitu kegembiraan kepada Pemberi

Nikmat bukan kepada nikmat atau orang yang memberi nikmat

karena hakekatnya nikmat itu berasal dari Allah SWT.

24Allamah kamal Faqih Imami, Tafsir Nurul Qur’an (Jakarta: Al-Huda, 2008), h. 697.25Sa’id Hawwa, Mensucikan Jiwa (Jakarta: Robbani Press, 1999), h. 367.

Page 35: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

26

3. Amal perbuatan yaitu ungkapan kegembiraan atas kenikmatan yang

diberikan Allah SWT Sang pemberi Nikmat. Amal perbuatan ini

mencakup perbuatan hati, lisan dan anggota badan. Perbuatan hati

adalah terbesitnya keinginan untuk melakukan kebaikan dengan apa

yang telah dianugerahkan kepadanya. Perbuatan lisan adalah dengan

memberikan pujian kepadaNya sebagi ungkapan rasa syukur.

Sedangkan perbuatan anggota badan adalah mempergunakan nikmat

yang Allah SWT berikan dalam ketaatan dan dan bukan dalam

kemaksiatan.

b. Ciri-Ciri Perilaku Bersyukur

Menurut Akhmad Zainuddin dikutip dari Suara Duafa Edisi Mei

2012, seseorang bisa dikatakan memiliki perilaku bersyukur bisa dilihat

dari ciri-ciri bersyukur sebagai berikut :26

Pertama, Yahmadullah 'ala Kulli Halin, yaitu selalu memuji

kebesaran Allah SWT dalam segala keadaan. Bisa jadi kalimat ini

sederhana, tapi bila dijalani tidaklah mudah. Umumnya kita memuji

tatkala merasa gembira seperti ketika lulus interview, naik jabatan, dan

lain sebagainya. Namun ketika susah, seperti kehilangan mobil,

ditinggal oleh orangtua, memiliki kekurangan dan lain sebagainya sama

sekali tidak memuji Allah SWT, Inilah sikap yang perlu kita perbaiki.

26Akhmad Zainuddin, Suara Duafa Edisi Mei 2012, Published on Friday, 18 January 2013,16:55, http://kanwil-djpbjabar.net/index.php/lain-lain/84-ciri-ciri-bersyukur.

Page 36: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

27

Kedua, Al Amalu Fi Tha'atillah (amalnya selalu dalam ketaatan

kepada Allah SWT). Tidak dikatakan bersyukur apabila antara ucapan

dan tindakan tidak sesuai. Misal: lisannya pandai berucap

Alhamdulillah, tapi perbuatannya fasik (rusak) seperti suka berjudi,

meramal, atau dia meninggalkan kewajiban sholat, zakat, puasa, dan

lain sebagainya. Seseorang baru disebut bersyukur apabila

perbuatannya bernilai ibadah lillahi ta'ala.

Ketiga, Takdimunikmah Walau Qalilan (menganggap nikmat Allah

SWT itu selalu besar walaupun sedikit). Prinsip ini mengajari kita

supaya tidak mementingkan ukuran (besar kecilnya) nikmat karena

kalau bicara ukuran pasti relatif. tetapi berfokuslah pada kasih sayang

Sang Pemberi yaitu Allah SWT, sehingga hati senantiasa merasa

terpesona pada sifat pemurahNya. Dengan cara demikian insya Allah

kita akan lebih mudah bersyukur.

Dikatakan seseorang itu berprilaku bersyukur kepada TuhanNya

apabila ia mensyukur pada setiap saat atas nikmat penciptaan, nikmat

Islam, nikmat iman, nikmat tauhid, nikmat anggota badan dan atas

segala nikmat yang tampak maupun yang tersembunyi serta menyadari

kelemahannya dalam bersyukur kepada TuhanNya dengan sebenar-

benarnya syukur serta berdoa siang dan malam kepadaNya.27

27Rusyah Khalid Sayyid, Menggapai NikmatNya Beribadah dalam Konsep Pendidikan Islam,h. 567.

Page 37: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

28

Shihab juga menyatakan bahwa ciri seseorang dikatakan memiliki

perilaku bersyukur kepada Allah SWT apabila seseorang itu

melakukannya dengan cara berikut :

1. Bersyukur dengan hati yaitu mengakui dan menyadari sepenuhnya

bahwa segala nikmat yang diperoleh berasal dari Allah SWT. Dan

tak ada seorangpun selain Allah SWT yang dapat memberikan

nikmat.

2. Bersyukur dengan lidah, yaitu mengucapkan secara ikhlas ungkapan

alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT.

3. Bersyukur dengan amal perbuatan yaitu mengamalkan anggota tubuh

untuk hal baik dan memanfaatkan nikmat itu sesuai dengan ajaran

agama.28

Syukur kepada Allah SWT bisa dilakukan pula dengan cara sujud

syukur setelah seseorang mendapat nikmat dalam bentuk apapun atau

lolos dari musibah dan bencana. Sujud ini hanya dilakukan sekali dan di

luar shalat. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7:

Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan, "sesungguhnya jikakamu bersyukur, pasti aku akan menambah nikmat kepadamu, dan jikakamu mengingkari nikmatKu, maka sesungguhnya azabKu sangatpedih.”29

28Moh. Sholeh, Terapi Shalat Tahajjud (Jakarta: Mizan Publika, 2006), h. 10.29Ahmad Mushthafa AL-Maraghi, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi (Semarang: Karya Toha

Putra 1994), h. 235.

Page 38: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

29

Dari definisi di atas mengenai perilaku dan syukur serta isi dari

syukur, penulis dapat memahami bahwa perilaku bersyukur adalah

sebuah reaksi seseorang atau individu dalam memanjatkan pujian

kepada Sang Pemberi yang telah memberikan nikmat kepada individu

tersebut, tidak hanya dikala senang atau gembira namun di kala susah

juga atas dorongan dan keinginan sendiri karena ketundukan,

pengakuan dan kecintaan seseorang atau individu kepada Tuhannya

sehingga ia memiliki sifat dermawan terhadap sesama.

B. Tunanetra

1. Pengertian Tunanetra

Tunanetra adalah salah satu hambatan fisik yang ditandai dengan

ketidakmampuan seseorang untuk melihat, dengan kata lain tunanetra

adalah seseorang yang mengalami gangguan fungsi penglihatan

sedemikian rupa sehingga tidak dapat menggunakan indera penglihatannya

secara fungsional.30

Menurut Sutjihati Soemantri (2006) mendefinisikan tunanetra adalah

individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi

sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari sepertinya

orang awas.31

Penulis menambahkan bahwa tunanetra adalah individu-individu

yang memiliki hambatan, gangguan, dan ketidakmampuan untuk

30Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 7.

31 Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, h. 8.

Page 39: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

30

memaksimalkan fungsi penglihatannya dalam menerima informasi baik

secara menyeluruh (total blind) atau sebagian (low vision).

2. Sebab-sebab Terjadinya Ketunanetraan

Sebab-sebab seseorang itu mengalami kebutaan dikarenakan

beberapa faktor yaitu:

a. Faktor pre-natal: keturunan, pertumbuhan seseorang dalam

kandungan seperti gangguan waktu ibu hamil dan infeksi karena

beberapa hal penyakit kotor seperti cacar air dan tumor.

b. Post-natal: kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu

persalinan, pada waktu persalinan ibu mengalami penyakit

gonorrhoe, dan mengalami penyakit mata yang menyebabkan

ketunanetraan misalkan xeropthalmia yakni penyakit mata karena

kekurangan vitamin A.32

3. Karakteristik Tunanetra

Pada tunanetra terdapat beberapa karakteristik diantaranya adalah:

1. Karakteristik Fisiologis

Karakteristik fisik atau fisiologis tunanetra dapat dikenali dengan

melihat dari jenis tunanetra tersebut yaitu dengan melihat ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Karakteristik buta (totally blind): tidak mampu melihat, kerusakan

nyata pada kedua bola mata, mata bergoyang terus, bagian mata

32 Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, h. 12.

Page 40: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

31

yang hitam berwarna keruh, peradangan hebat pada kedua bola mata

dan lain sebagainya.

b. Karakteristik low vision: terlihat tidak menatap lurus kedepan,

memicingkan mata atau mengerutkan kening terutama dicahaya

terang, mata terlihat putih di tengah mata dan lain sebagainya.

2. Karakteristik kognitif

Menurut Lowenfeld (1948) terdapat tiga hal yang berpengaruh

buruk terhadap perkembangan kognitif dengan keterbatasan penglihatan

antara lain:

a. Jarak dan beragamnya pengalaman yang dimiliki oleh mereka

dengan keterbatasan penglihatan, kemampuan ini terbatas karena

mereka mempunyai perasaan tidak sama dengan mereka yang

mampu melihat.

b. Kemampuan yang telah diperoleh akan berkurang dan akan

berpengaruh terhadap pengalamanya dilingkungan.

c. Mereka dengan keterbatasan penglihatan tidak memiliki kendali

yang sama terhadap lingkungan dan diri sendiri.

3. Karakteristik sosial

Perkembangan sosial tunanetra sangat bergantung pada bagaimana

perlakuan dan penerimaan lingkungan terutama lingkungan keluarga

terhadap tunanetra itu sendiri. Penerimaan secara realistik terhadap

tunanetra dengan segala keterbatasannya adalah yang paling utama

menumbuhkan rasa percaya dirinya. Sikap yang ditunjukkan dengan

Page 41: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

32

pemberian kasih sayang dan pemberian perlakuan yang sama dengan

mereka yang normal akan membuat mereka terbuka terhadap

permasalahan yang dihadapinya dan menjadi motivator tersendiri

untuknya menggapai masa depan.

Hubungan sosial yang pertama terjadi dengan tunanetra adalah

hubungan dengan ibu, ayah, anggota keluarga lain yang ada dilingkungan

keluarga. Kadang kala ada orang tua dan anggota keluarga yang tidak siap

menerima kehadiran tunanetra, sehingga muncul ketegangan atau

kegelisahan diantara keluarga. Hal ini sebagai akibat dari keterbatasan

rangsangan visual untuk menerima perlakuan orang lain terhadap dirinya.

4. Perkembangan kepribadian

Tunanetra mengalami hambatan dalam perkembangan kepribadian

dengan timbulnya beberapa masalah antara lain:

a. curiga terhadap orang lain: ini diakibatkan dari keterbatasan visual,

tunanetra kurang mampu berorientasi dengan lingkungan sehingga

kemampuan mobilitaspun akan terganggu.

b. perasaan mudah tersinggung: perasaan mudah tersinggung dapat

disebabkan oleh terbatasnya rangsangan visual yang diterima.

Pengalaman sehari-hari yang selalu menumbuhkan kecewa menjadikan

seorang tunanetra yang emosional.33

33 Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, h. 14.

Page 42: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

33

C. Shalat Tahajjud

1. Pengertian Shalat Tahajjud

Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat dan salah satu

sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya. Shalat secara

etimologi adalah do’a dan kebahagiaan. Ibadah shalat dinamakan doa dan

kebahagiaan karena dalam shalat mengandung doa.34 Selain itu shalat

sebagai cara untuk memohon pertolongan Allah SWT.35

Shalat dalam pengertian do’a tercantum dalam al-Qur’an surat At-

Taubah ayat 103:

Artinya: “...Dan mendoalah untuk mereka, Sesungguhnya doa kamuitu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha Mendengarlagi Maha Mengetahui.”36

Shalat sebagai ciri orang yang bahagia al-Qur’an surat Al-Mu’minun

ayat 1-2:

Artinya: ”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,yaitu orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya.”37

34Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Fiqih Wanita (Jakarta Timur, Pustaka Al-Kautsar,

1998), h. 112.35Muhammad Muhyidin, Misteri Shalat Tahajjud ( Jogjakarta: DIVA Press, 2011), h. 46.36Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir AL-Qurthubi, h. 612.37Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, h. 405.

Page 43: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

34

Shalat sebagai cara untuk memohon pertolongan Allah SWT al-

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 45:

Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. danSesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orangyang khusyu’.”38

Shalat menurut istilah dapat dilihat dari beberapa definisi berikut:

“shalat adalah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan

tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan memberi salam

serta mendatangkan rasa takut, menumbuhkan rasa kebesaran dan

kekuasaanNya dengan penuh khusyu’ dan ikhlas.39

Menurut para ahli dalam kitab Fiqhul Islami bahwa ibadah shalat

mengandung beberapa makna diantaranya yaitu :

1. Taat dan merendahkan diri kepada Allah SWT dengan melaksanakan

perintah-perintahNya melalui lisan para RasulNya.

2. Merendahkan diri kepada Allah SWT dengan tingkatan ketundukkan

yang paling tinggi disertai dengan rasa muhasabah (kecintaan).

3. Sebutan untuk segala sesuatu yang mencakup seluruh apa yang dicintai

dan diridhai Allah SWT baik berupa ucapan atau perbuatan yang lahir

maupun batin.40

38Al-Imam Muhammad ‘Usman Abdullah Al-Mirgani, Mahkota Tafsir (Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 2009), h. 38.

39Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Jama’ah (Ciputat: Pustaka Irvan, 2008), h. 13.40 A. Rohman Ritonga dan Zainudin, Al-fiqhu Wal Ibadah (Jakarta: Gaya Media Pratama,

1997), h. 87.

Page 44: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

35

Tujuan shalat adalah pengakuan hati bahwa Allah SWT sebagai

pencipta yang Maha Agung dan pernyataan patuh terhadapNya serta

tunduk atas kebesaran dan kemuliaanNya. Tuhan yang Maha Kekal, Maha

Abadi, serta apabila dilaksanakan dengan khusyu’ dan ikhlas hubungan

dengan Allah SWT akan semakin kukuh dan kuat.41

Tahajjud diambil dari kata kerja tahajjada-yatahajjadu-tahajjudan.

Kalau melihat dari kamus bahasa Arab, Al-Munjid misalnya, tahajjada

berarti bangun malam lawan tidur malam (dhiddu naama lailan). Al-

Mutahajjid artinya orang yang bangun malam untuk menunaikan shalat

(tahajjud).42

Shalat Tahajjud ialah shalat sunnah muakad yang sangat dianjurkan,

yang paling agung dan paling mulia untuk dikerjakan pada waktu malam

hari sampai menjelang adzan subuh, dilaksanakan sesudah larut malam

dan sesudah tidur. Shalat tahajjud merupakan salah satu solusi agar kita

mendapat kemudahan-kemudahan dan petunjuk dari Allah SWT serta

meraih kebahagian di dunia dan di akhirat.43

Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat Al-Muzammil ayat 1-3:

41Moh. Sholeh, Terapi Shalat Tahajjud, h. 129.42AN. Ubaedy, Quantum Tahajjud (Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2007), h. 75.43Yusuf Khoththor Muhammad, Mukjizat Shalat Tahajjud (Solo: Mumtaza, 2008), h. 20.

Page 45: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

36

Artinya: “Hai orang yang berselimut, bangunlah untuk sembahyangdi malam hari, kecuali sedikit daripadanya, yaitu seperduanya ataukurangilah dari seperdua itu sedikit.”44

Menurut sebuah riwayat yang dimaksud orang yang berselimut

adalah Nabi Muhammad SAW. Pengertian berselimut di sini secara

konseptual bisa juga berarti orang yang dirundung masalah, kegelisaan,

kecemasan, kekhawatiran, atau bahkan kengerian karena menghadapi

berbagai kemungkinan yang akan menimpah diri. Karena ketika itu

Rasulullah SAW mendapat wahyu yang berisi perintah untuk

melaksanakan sebuah tugas berat, sementara disisi lain Rasulullah SAW

harus menghadapi teror dan ancaman pembunuhan dari pembesar Quraisy.

Dalam kondisi seperti itu Rasulullah SAW merenung sambil berbaring

dengan menyelimuti badannya. Ketika itu datanglah Malaikat Jibril As

menyampaikan al-Qur’an surat Al-Muzammil tersebut. Hai orang-orang

yang dirundung kesusahan buanglah selimutmu itu dengan cara

mengambil air wudhu kemudian shalatlah. Kamu pasti akan mendapatkan

kekuatan dan terbebas dari rasa kesedihan dan kekhawatiran itu.45

Penulis mengemukakan bahwa shalat tahajjud adalah suatu ibadah

shalat sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan, terdiri dari perkataan dan

perbuatan yang sudah ditentukan oleh agama, dimulai dengan takbir dan

diakhiri dengan salam yang dikerjakan pada malam hari hingga menjelang

shalat subuh dengan pengakuan hati, taat dan merendahkan diri bahwa kita

butuh kepada Allah SWT dalam keadaan apapun disertai dengan kecintaan

44Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir AL-Qurthubi, h. 415.45Moh. Sholeh, Terapi Shalat Tahajjud, h. 118-121.

Page 46: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

37

kepadaNya dengan tujuan untuk lebih meringankan rasa kesedihan dan

kekhawatiran.

2. Keutamaan Shalat Tahajjud

a. Orang yang shalat tahajjud akan memperoleh macam-macam nikmat

yang menyejukkan pandangan mata. Allah SWT berfirman dalam al-

Qur’an Surat As-Sadjadah 16-17:

Artinya: “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan merekaselalu berdoa kepada RabbiNya dengan penuh rasa takut dan harap, sertamereka menafkahkan apa-apa rezki yang kami berikan. Tidak seorangpunmengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagaibalasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.”46

b. Tutur kata yang berbobot, mantap, dan berkualitas (qaulan tsaqilan).

Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat Al-Muzammil ayat 5:

Artinya: “Sesungguhnya kami akan menurunkan kapadamuperkataan yang berat.”47

46Allamah kamal Faqih Imami, Tafsir Nurul Qur’an, h. 387.47Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Al-Jumanatul ‘Ali,

2005), h. 575.

Page 47: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

38

c. Memperoleh tempat yang terpuji (maqaman mahmuda). Baik di dunia

maupun di akhirat. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Al-Isra

ayat 79:

Artinya: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang

tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-

mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”48

d. Orang yang mendisiplinkan shalat malam akan masuk keistana surga

(ghurfah) dengan kedamaian.49

Hikmah lain yang dapat diperoleh dari mengamalkan shalat tahajjud

adalah akan hilang perasaan pesimis, rendah diri, minder, kurang berbobot,

dan berganti dengan sikap selalu optimis, penuh percaya diri dan

pemberani tanpa disertai sifat sombong dan takabbur.50

48 Allamah kamal Faqih Imami, Tafsir Nurul Qur’an, h. 943.49 Yusuf Khoththor Muhammad, Mukjizat Shalat Tahajjud, h. 76.50Moh. Sholeh, Terapi Shalat Tahajjud, h. 143.

Page 48: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

39

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN

PONDOK CABE ILIR

A. Sejarah Yayasan Khazanah Kebajikan

Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) adalah lembaga sosial keagamaan

yang mengasuh dan mendidik anak-anak yatim piatu, yatim, fakir miskin,

janda dan manula. Secara khusus, Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK)

nampak sebuah panti asuhan dan pondok pesantren yang bergerak dibidang

sosial, pendidikan dan ekonomi umat. Ciri khas YKK berupa budaya shalat

tahajjud, kajian al-Qur’an, penerimaan dan penyaluran zakat, infaq dan

shodaqah, pengasuhan kaum lemah dalam asrama dan pendidikan untuk

siswa dan mahasiswa berekonomi lemah.

Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) berdiri pada tanggal 5 November

1992 di Pisangan Ciputat Tangerang Banten. Dewan Pendirinya adalah Drs.

H. Marzuki Usman, MA., Drs. H. Nadjmuddin Siddiq., Ir. H. Iskandar Ismail

dan Hj. Aswarni Usman.Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) didirikan

sebagai bentuk kepedulian sosial warga untuk membantu kaum dhuafa dan

untuk membendung gerakan misionaris di sekitar Pisangan dan Pondok Cabe

Ilir.1 Pengurus YKK pertama kali mengambil dan mengasuh 16 anak yatim

dan fakir miskin dari warga sekitar Pisangan dan Pondok Cabe Ilir untuk

dididik dan disantuni. Sentral kegiatannya berada di Masjid Al-Araf Bukit

Cirendeu. dalam perkembangannya, Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK)

1Yayasan Khazanah Kebajikan, Jendela Informasi ( Ciputat: YKK, 1998), h. 4.

Page 49: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

40

sekarang telah mengasuh 480 anak yatim dan fakir miskin dari berbagai

macam daerah di Indonesia. Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) juga telah

membina 400 orang jama’ah Lansia dan Dhua’afa serta 150 orang

Tunanetra.2

Disamping itu, Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) sampai saat ini

memiliki 8 cabang. Selama ini biaya operasional yang terdiri dari biaya

makan sehari-hari, biaya pendidikan, biaya kesehatan, dan keperluan lainnya,

Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) mendapat bantuan dari masyarakat

umum yang harus dijemput dan diusahakan, di samping ada sebagian kecil

yang menjadi donatur tetap. Untuk menangani masalah kesehatan, pada bulan

juni 2005, Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) telah memiliki Balai

Pengobatan Kesehatan (Klinik Khazanah Kebajikan) yang menangani biaya

pengobatan secarah gratis (tanpa dipungut biaya) bagi anak-anak asuh,

jama’ah lansia dan dhuafa, serta masyarakat tidak mampu lainnya.3

Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) juga memiliki lembaga

pendidikan formal dan non formal, baik dari tingkat Sekolah Dasar sampai

Perguruan Tinggi untuk membantu kaum dhuafa yang ingin mendapatkan

pendidikan yang layak. Dengan lembaga pendidikan tersebut, Yayasan

Khazanah Kebajikan (YKK) berusaha untuk mengangkat harkat derajat

keluarga besarnya dan menjadikan mereka hamba Allah SWT yang kuat iman

dan taqwanya, berilmu tinggi, berakhlak mulia, professional dalam bidangnya

dan menjadi pemimpin ummat.

2Wawancara Pribadi dengan Bahtiar, Sekretaris Yayasan Khazanah Kebajikan, Pondok CabeIlir, 7 April 2013.

3Wawancara Pribadi dengan Bahtiar, Sekretaris Yayasan Khazanah Kebajikan, Pondok CabeIlir, 7 April 2013.

Page 50: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

41

Mengingat semakin banyak kaum dhuafa yang memerlukan bantuan,

sementara Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) memiliki keterbatasan untuk

dapat menerima semua permintaan mereka. Oleh karena itu, Yayasan

Khazanah Kebajikan (YKK) berusaha mengetuk hati para dermawan untuk

ikut serta mengembangkan Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) dan

membantu ummat mendapatkan kehidupan yang layak. Dengan senantiasa

berdoa dan beribadah kepada Allah SWT dan usaha yang maksimal.

Kini Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) telah berkembang dan

dikenal masyarakat sebagai lembaga sosial keagamaan yang mengasuh anak-

anak yatim, fakir miskin, janda, lanjut usia hingga kaum tunanetra dan

lembaga yang aktif dalam pengkajian, penghayatan dan pengamalan al-

Qur’an serta lembaga yang menyebarluaskan infaq, shadaqah dan cinta kaum

dhuafa.4

Yayasan Khazanah Kebajikan (YKK) yakin akan dapat selalu

membantu umat mencapai kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Amien.

B. Visi, Misi, Tujuan dan Program

Berdirinya suatu lembaga, baik itu lembaga formal dan informal,

lembaga pendidikan, rumah sakit, maupun lembaga sosial lainnya. Pasti

lembaga memiliki visi, misi, tujuan dan program berdirinya lembaga tersebut.

Karena hal tersebut menjadi dasar pedoman untuk menjadikan lembaga

berkualitas yang berkembang pesat kedepannya.

4Yayasan Khazanah Kebajikan, Jendela Informasi, h. 2.

Page 51: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

42

1. Visi

Menjadi yayasan penggerak ibadah dan peningkatan ekonomi umat

menuju masyarakat Islami yang adil, makmur dan sejahtera dalam ridho

Allah SWT.

2. Misi

a. Membumikan Al-Qur’an dalam kehidupan bermasyarakat (Budaya

Qur’ani).

b. Membudayakan gemar berderma (ZIS) dan shalat tahajjud.

c. Mengangkat harkat derajat kaum lemah.

d. Mengembangkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

serta berilmu pengetahuan dan teknologi tinggi.

e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam membangun ekonomi

ummat.5

3. Tujuan Didirikannya Yayasan Khazanah Kebajikan

a. Mengajak ummat Islam agar melaksanakan Al-Qur’an sesuai dengan

ajaranNya dan mengikuti sunnah Rasulullah.

b. Melaksanakan kegiatan usaha dalam rangka memakmurkan masjid dan

musholla.

c. Menyantuni anak yatim, yatim piatu, tunanetra dan fakir miskin.

d. Meningkatkan harkat derajat kaum lemah.

e. Berperan aktif membantu Negara dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa.

5Pasal 4 tentang Visi dan Misi pada Akta Yayasan Khazanah Kebajikan.

Page 52: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

43

4. Program Yayasan Khazanah Kebajikan

Adapun program-program kegiatan dilaksanakan di Lembaga

Yayasan Khazanah Kebajikan diantaranya program pendidikan, kesehatan

yang dikenal dengan Klinik Khazanah Kebajikan, program sosial yaitu

memberikan santunan, dan program dakwah dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Program Pendidikan

1. Membumikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan.

2. Mendidik anak untuk siap berkarya nyata dalam masyarakat dengan

mensinergikan pendidikan agama dan umum.

3. Memberdayakan lembaga pendidikan intra YKK semaksimal

mungkin agar berdaya guna dan berdemensi luas.

b. Program Kesehatan

1. Memberikan pelayanan kesehatan untuk santri, manula, tukang

becak, tukang ojek dan masyarakat umum, pemeriksaan dan

pengobatan gratis.

2. Medical chek up dan khitanan massal.

c. Program Sosial

a. Santunan manula, becak dan ojek tiap hari jum’at, sabtu dan minggu.

b. Buka sahur bersama tiap ramadhan.

c. Zakat, infaq, dan shadaqah dan Pulang bersama Idul Fitri.

d. Program Dakwah

a. Kajian Al-Qur’an malam sabtu dan minggu.

b. Pelatihan pidato tiga bahasa (Arab, Inggris, Indonesia).

Page 53: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

44

c. Dakwah keliling di masyarakat.

e. Kegiatan Umum

Acara keluarga donatur dan simpatisan, warga YKK siap mengisi

acara-acara khusus seperti: do’a bersama, shalat tahajjud, launching dan

lain-lain.

Warga Yayasan Khazanah Kebajikan juga menerima acara khusus

seperti acara syukuran ulang tahun, kitanan, aqikah dan sebagainya.

Apabila donatur dan simpatisan menghendakinya, semua kegiatan ini

dapat diikuti oleh masyarakat untuk menciptakan ukhuwah islamiyah yang

kokoh dan berdemensi luas, warga YKK selalu terbuka untuk bekerja

memajukan masyarakat, bangsa dan negara.6

5. Pembiayaan

Biaya untuk berjalannya kegiatan dari Yayasan Khazanah Kebajikan

ini adalah bersumber dari jerih payah H. Nadjamudin Syiddiq dalam

berdakwah. Selain itu pembiayaan setiap harinya Yayasan Khazanah

Kebajikan (YKK) mendapat bantuan dari masyarakat umum yang harus

dijemput dan diusahakan, disamping ada sebagian kecil yang menjadi

donatur tetap.7

6. Struktur Organisasi Yayasan Khazanah Kebajikan

Yayasan khazanah kebajikan yang berdiri dari tahun 1992 ini,

memiliki kepungurusan yang sangat kuat sehingga bisa berdiri dan

berkembang pesat hingga saat ini. Adapun mengenai kepengurusannya

sebagai berikut:

6Proyek Proposal Yayasan Khazanah Kebajikan (Bangkit Bersama Dhuafa, 2008), h. 8.7Wawancara Pribadi dengan Bahtiar, Sekretaris Yayasan Khazanah Kebajikan, Pondok Cabe

Ilir, 7 April 2013.

Page 54: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

45

1. Dewan Pendiri : Drs. H. Nadjamudin Siddiq

Ir. Iskandar Ismail

Drs. H. Ahmad Djunaidi

Drs. H. Marzuki Usman

Aswarni Marzuki Usman

2. Dewan Penasehat : Hj. Ida Yufina Iskandar

H. Khudradi

H. Jauhari

H. Karsono

H. Sanusi Siddiq

H. Moh Fathoni Asyhari, S.Ag

3. Ketua Umum : Drs. H. Nadjamudin Siddiq

Ketua : Iwan Pranata S.Pd.I

Wakil Ketua : Drs. H. Fairus Puadi

4. Sekretaris : Ace Toyyib Bakhtiar, S.E. MM

5. Bendahara : H. Karsono, SE

7. Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang berlangsungnya kegiatan pembinaan dibutuhkan

sarana dan prasarana, hal ini dimasksud agar setiap kegiatan dapat berjalan

Page 55: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

46

dengan lancar dan baik. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh YKK

menurut pengamatan penulis adalah:

a. Sarana pribadatan seperti mushollah Al-Hasyr di atas tanah kurang

lebih 850 m.

b. Sarana kesehatan yaitu klinik Khazanah Kebajikan.

c. Sarana kantor utama yaitu kantor haji.

d. Sarana pendidikan yaitu SD, MTS, SMK, MA, dan STAISA.

e. 4 buah bangunan rumah untuk santri-santri Khazanah Kebajikan.

f. Sarana gedung: asrama santri putri 5 lantai, asrama santri putra 3 lantai,

dan sekarang lagi di bangun 3 lantai untuk asrama santri putra.

g. Sarana transfortasi diantaranya 4 buah mini bus, 1 buah Kijang bak, 3

buah Kijang, 1 Avanza, 1 Senia, 1 unit mobil jenazah.

h. Kondisi lingkungan yang cukup nyaman, asri dan jauh dari kebisingan.8

8. Profil Tunanetra

Yayasan Khazanah Kebajikan dalam perkembangannya,

mendapatkan respon positif dari masyarakat sekitar. Sesuai dengan visi

dan misinya, Yayasan Khazanah Kebajikan ingin mengangkat harkat dan

derajat kaum lemah seperti penyandang cacat tunanetra.

Dalam perkembangannya, YKK sekarang telah mengasuh 480 anak

yatim dan fakir miskin dari berbagai daerah di Indonesia. Yayasan

Khazanah Kebajikan juga telah membina 400 orang jama’ah lansia dan

dhuafa serta 180 tunanetra. Semuanya berasal dari sekitar lingkungan

8Elang Bakhrudin, Qiyamullail Early Dawn Sunnah Prayer (Jakarta: YKK , 2002), h. 5-6.

Page 56: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

47

Yayasan Khazanah Kebajikan yaitu Desa Pisangan Ciputat, dan ada juga

Beberapa orang yang berasal dari berbagai wilayah seperti jawa.

Dalam aktivitasnya, kelompok tunanetra tidak hanya diberikan

pengetahuan keagamaan. Akan tetapi kelompok tunanetra Yayasan

Khazanah Kebajikan juga diberikan keterampilan-keterampilan yang

menunjang mereka untuk dapat lebih berkarya di kemudian hari.

Yayasan Khazanah Kebajikan berkembang dan dikenal masyarakat

sebagai lembaga sosial kemasyarakatan yang mengasuh anak-anak yatim,

fakir miskin, janda, lanjut usia hingga kelompok tunanetra dan lembaga

yang aktif dalam pengkajian, penghayatan dan pengamalan Al-Qur’an

serta lembaga yang menyebarluaskan infaq, shadaqah dan cinta kaum

dhuafa atau lemah.

Yayasan Khazanah Kebajikan juga secara rutin memberikan

santunan kepada kelompok tunanetra, sebagai wujud kepedulian Yayasan

Khazanah Kebajikan terhadap kaum lemah khususnya penyandang cacat

tunanetra.9

9 http://kailani-klinikykk.blogspot.com/, 27 Maret 2013.

Page 57: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

46

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Deskripsi Subyek Penelitian

Penulis memberikan gambaran subjek penelitian, mengenai subjek yang

diteliti adalah pembimbing (yang biasanya menjadi imam bagi para

tunanetra), koordinator (yang selalu aktif dalam mengabsen, mengontrol dan

membantu kegiatan shalat tahajjud) dan terbimbing (yaitu tunanetra peserta

shalat tahajjud) yang ada di Yayasan Khazanah Kebajikan. Di sini Penulis

mengadakan wawancara kepada tunanetra yang rajin mengikuti shalat

tahajjud setiap malamnya. Dalam aktivitasnya, kelompok tunanetra tidak

hanya diberikan bimbingan shalat fardhu dan shalat tahajjud saja, akan tetapi

kelompok tunanetra Yayasan Khazanah Kebajikan juga diberikan bekal-bekal

agama, motivasi hidup dan keterampilan-keterampilan dalam menyampaikan

ayat-ayat Allah SWT, yang menunjang mereka untuk dapat lebih berkarya di

kemudian hari dunia wal akhirat, yang penulis dapat gambaran berdasarkan

hasil wawancara adalah sebagai berikut:

1. Pembimbing

Nama : Adli Adyar

Usia : 43 Tahun

Pekerjaan : Bendahara Umum di Yayasan Khazanah Kebajikan

Agama : Islam

Page 58: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

47

Ustadz Adli Anyar adalah pria kelahiran Batu Ampar 12 Februari

1970. Pada tahun 1999 ia menikah dengan ustadzah Ida Lailai dan

sekarang dikaruniai dua anak. Bergabung dengan Yayasan Khazanah

Kebajikan sejak Tahun 2000 rutinitas di yayasan menjabat sebagai

bendahara Umum sampai sekarang. Pria yang memiliki dua anak ini

memiliki motto hidup bahwa tiada hari tanpa mengaji, tiada hari tanpa

tahajjud, dan tiada hari tanpa memberi. Beliau adalah salah-satu petugas

yang biasanya menjadi imam para tunantera pada saat pelaksanaan shalat

tahajjud yang ada di Yayasan. Selain menjadi imam ketika pelaksanaan

shalat tahajjud dia juga aktif hingga sekarang sebagai penyampai ayat-ayat

Allah SWT pada saat pengajian al-qur’an setelah shalat subuh untuk

jamaah tunanetra.1

2. Koordinator

Nama : Yeti Hasanah

Usia : 43 Tahun

Pekerjaan : Pembina Tunanetra di Yayasan Khazanah Kebajikan

Agama : Islam

Ibu Yeti beralamatkan di Talas 1 Pisangan dekat dengan yayasan

Khazanah Kebajikan. Aktivitas beliau sehari-hari selain sebagai ibu rumah

tangga dulu pernah mengajar private dan sekarang fokus kuliah serta

menkoordinir tunanetra Yayasan Khazanah Kebajikan. Awalnya adalah

hanya jamaah shalat tahajjud dan pengajian alqur’an sama dengan ibu-ibu

1Wawancara Pribadi dengan Adli Adyar, Pondok Cabe Ilir, 5 Maret 2013.

Page 59: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

48

yang lain dan ia aktif mengikuti kegiatan shalat tahajjud ini. Terpilihnya

jadi pengurus tunanetra peserta shalat tahajjud dan pengajian al-Qur’an,

dikarenakan, ketika itu dia berteman dengan ibu Seri, ibu Seri ini adalah

koordinator pertamanya tunanetra. Setahun ibu Seri mengurus tunanetra

dia bermasalah dengan kepengurusannya di Yayasan. Ketika itu absen

tunanetra dititipkan kepada beliau yang kemudian ibu Yeti melapor kepada

bagian asrama.

Di Tahun 2009 ibu Yeti diamanahkan untuk mengurus tunannetra

peserta shalat tahajjud dan pengajian al-Qur’an ini sampai sekarang, atas

keistiqomahan beliau mengurus tunanetra tanggal 2 April nanti ia bersama

jamaah shalat tahajjud dan pengajian al-Qur’an yang lain diberangkatkan

pergi umrah oleh pihak Yayasan Khazanah Kebajikan.2

3. Terbimbing (Tunanetra)

a. Nama : Edi Maryadi

Usia : 43 Tahun

Pekerjaan : Pedagang Kerupuk

Agama : Islam

Ia kelahiran 15 Maret 1969 di Tebet, Pancoran, Jakarta Selatan.

Tahun 2008 bapak menikah dengan ibu Mutiah yang sekarang sudah

dikaruniai seorang anak yang berumur setahun empat bulan. Sekarang

ia bersama istri dan anaknya bertempat tinggal di sebuah kontrakan di

Pondok Cabe dekat dengan Yayasan Khazanah Kebajikan, tetapi

2 Wawancara Pribadi dengan Yeti, Pondok Cabe Ilir, 6 Maret 2013.

Page 60: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

49

sebelumnya ia dan keluarga pernah tinggal di Pondok Kopi. Rutinitas

sehari-sehari, selain bersama keluarga kecilnya, bapak Edi berjualan

kerupuk untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Sebelum ia

berjualan kerupuk bapak sempat membantu istrinya berjualan gorengan,

lontong dan minuman hangat seperti kopi di Yayasan Khazanah

Kebajikan.

Tahun 2001 ketika ia duduk di bangku sekolah SMA bapak Edi

terserang penyakit tidak melihat ini. Awal kebutaan ini bapak sempat

bertanya-bertanya, namun dia selalu menyadari bahwa semua yang

sudah terjadi dalam hidupnya adalah karuniah yang diberikan oleh

Allah SWT. Pertengahan tahun 2008 beliau dan istrinya mengikuti

kegiatan shalat tahajjud istikomah hingga sekarang.3

b. Nama : Sumarno

Usia : 56 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta (Tukang pijit)

Agama : Islam

Bapak Sumarno, asalnya Kebumen , Jawah Tengah. Sekarang ia

tinggal di Pasar Minggu bersama dengan anak-anaknya. Kesibukan

sehari-hari adalah sebagai seorang tukang pijit. Di usia 3 tahun bapak

mengalami kebutaan hingga sekarang. Dengan keadaan beliau sekarang

bapak selalu menyikapinnya dengan senang hati, ikhlas atas rahmat

Allah SWT.

3 Wawancara Pribadi dengan Edi Maryadi, Pondok Cabe Ilir, 1 Maret 2013.

Page 61: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

50

Di tahun 2007 yang lalu ia mendapatkan informasi tentang

adanya kegiatan shalat tahajjud di Yayasan Khazanah Kebajikan dari

temannya yang sudah aktif terlebih dulu namanya bapak Setuhalim dan

kemudian bapak Sumarno bergabung dengan jamaah Yayasan

Khazanah Kebajikan yang lainnya. Bulan Maret kemarin bapak

Sumarno terpilih sebagai salah satu tunanetra yang mendapatkan

barakah dari Allah SWT melalui pihak Yayasan pergi umrah dengan

jamaah lainnya. Atas keistiqomaan dia dalam mengikuti kegiatan

bimbingan shalat tahajjud dan pengajian al-quran yang ada di Yayasan

Khazanah Kebajikan sampai sekarang.4

c. Nama : Siti Rohma

Usia : 62 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islami

Beliau lahir di Jakarta 6 Maret 1950 sekarang bertempat tinggal di

sebuah kontrakan di Pondok Cabe bersama dengan suami dan anak-

anaknya. Kegiatan setiap harinya hanya seorang ibu rumah tangga. Di

usia 5 tahun ibu Rohma mengalami penyakit tidak melihat ini. Bagi

beliau apapun yang sudah terjadi dalam kehidupan ia menyikapinya

dengan ihklas karena semua adalah rencananya Allah SWT. Pada tahun

2006 dia bergabung dengan Yayasan Khazanah Kebajikan hingga

sekarang dan beliau juga termasuk salah satu tunanetra yang

4 Wawancara Pribadi dengan Sumarno, Pondok Cabe Ilir, 2 Maret 2013.

Page 62: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

51

mendapatkan berkah dari Allah SWT yaitu berangkat umrah pada

tanggal 22 April mendatang.5

d. Nama : Ibu Rohayati

Usia : 49 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga dan Berbisnis Kerupuk

Agama : Islami

Beliau berasal dari Cianjur, Jawa Barat sekarang bertempat

tinggal disebuah kontrakan di Pamulang Timur bersama dengan kedua

anaknya. Kegiatan sehari-hari ibu Rohayati selain sebagai ibu rumah

tangga dia juga berbisnis kerupuk bersama dengan teman-temannya

sesama tunanetra. beliau mengalami kebutaan total dari umur 5 tahun

sampai sekarang. Namun bagi beliau apapun yang sudah terjadi dalam

kehidupannya adalah atas kasih dan sayang Allah SWT karena bagi dia

banyak hikmah dibalik semuanya dan ibu rohayati selalu

mensyukurinya serta tidak menghiraukan apa kata orang lain tentang

dia.

Kemudian pada tahun 2005 dia mencari sebuah Yayasan yang

dapat menyekolahkan anaknya dan alhamdulillah dengan izin yang

Maha Kuasa beliau dan anaknya diterima di Yayasan Khazanah

Kebajikan, setiap malamnya beliau mengikuti kegiatan shalat tahajjud

dan kajian al-Qur’an di Yayasan hingga sekarang. Atas kehendak dan

RahmatNya bulan Maret kemarin dia salah satu tunanetra yang terpilih

5 Wawancara Pribadi dengan Siti Rohma, Pondok Cabe Ilir, 23 Maret 2013.

Page 63: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

52

untuk berangkat umrah ke Tanah Suci Mekkah dan sekarang sudah tiba

kembali ke Tanah Air.6

B. Pelaksanaan Shalat Tahajjud

Pada dasarnya pelaksanaan shalat tahajjud terhadap tunanetra

merupakan salah satu tugas, perintah dan kewajiban dari pembinaan umat

islam pada umumnya dalam pembentukan spritual keagamaan mereka. Shalat

bagi kaum muslimin adalah hal yang sudah tidak asing lagi, ia merupakan

ibadah yang paling utama. Sedangkan ibadah dan ketaatan itu bermacam-

macam jenis dan tingkatannya. Diantaranya ada yang bersifat fardhu dengan

ibadah fardhu inilah keselamatan bisa diraih. Demikian juga ada yang bersifat

sunnah, ibadah macam ini akan mengantarkan individu untuk mendapatkan

keberuntungan berupa kedekatan dirinya dengan Allah SWT serta meraih

kemuliaan dan derajat yang tinggi disisiNya. Di antara yang bersifat sunnah

yang paling agung dan sangat dianjurkan adalah shalat malam atau shalat

sunnah tahajjud.

Kegiatan shalat tahajjud merupakan salah satu program binaan harian

yang diberikan oleh pihak Yayasan Khazanah kebajikan kepada para santri-

santri, pengurus-pengurus, manula, tunanetra dan terbuka bagi siapa saja yang

berkeinginan untuk melakukan ibadah shalat malam atau shalat sunnah

tahajjud. Kebijakan Program ini berada di bawah tanggung jawab oleh

pendiri Yayasan Khazanah Kebajikan yaitu bapak Drs. H. Nadjamudin Siddiq

dan telah dilaksanakan dari awal berdirinya di tahun 1992 hingga sekarang.

6 Wawancara Pribadi dengan Rohayati, Pondok Cabe Ilir, 9 Maret 2013.

Page 64: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

53

Setelah penulis melakukan pengamatan dan wawancara. Maka penulis

dapat menggambarkan kondisi mengenai pelaksanaan kegiatan shalat tahajjud

dan tanggapan positif oleh para jamaah tunanetra terhadap kegiatan shalat

malam, yang memberikan spirit dan dampak yang sangat besar buat

kehidupan mereka.

Aktivitas shalat tahajjud dilaksanakan setiap malamnya di saat orang-

orang terlelap tidur. Hari senin sampai jum’at kegiatan shalat tahajjud

dilaksanakan pada pukul 03.00 sampai menjelang subuh, sedangkan untuk

pelaksanaan kegiatan shalat tahajjud pada hari sabtu dan minggu pada pukul

12.00-02.00 pagi, dikarenakan setelah kegiatan shalat tahajjud ada pengajian

al-qur’an dan jamaahnya tidak hanya para tunanetra tapi ada juga jamaah luar

lainnya serta di pimpin oleh seorang ustadz secara bergantian setiap

malamnya.

Kegiatan shalat malam yang ada di Yayasan berjalan cukup menarik,

hal ini terlihat dari semangat para tunanetra yang bangun tengah malam yang

belum tentu orang-orang normal lain dapat melakukannya, yang memiliki

tekad kuat dan kesungguhan yang luar biasa untuk melawan rasa ngantuk,

rasa malas, udara malam yang dingin, bahkan dalam keadaan hujan dan sakit

mereka tetap berangkat untuk melaksanakan shalat tahajjud berjamaah di

Yayasan. Walaupun dalam pelaksanaan shalat tahajjud keadaan shaff mereka

yang cukup berantakan, tempat yang kurang bersih dan rapih, tetapi tidak

mengurangi kekhusu’an, kekhidmatan dan keistiqomahan mereka dalam

melaksanakan shalat tahajjud berjamaah, bagi tunanetra inilah tempat untuk

mereka mendalami ajaran islam, tempat bagi mereka untuk memperkuat iman

Page 65: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

54

dalam diri, tempat agar bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan

tempat untuk bersilaturrahmi dengan temen sesama tunanetra maupun yang

lainnya, bahkan mereka sangat antusias dan senang sekali dengan adanya

bimbingan shalat tahajjud ini.

Hal ini sesuai dengan ungkapan para tunanetra mengenai kegiatan

shalat tahajjud Seperti yang diutarakan oleh bapak Sumarno: “kegiatan ini

bagus, karena dengan adanya kegiatan tersebut saya jadi lebih memahami

dan mengamalkan shalat tahajjud.”7

Hal serupa dengan bapak Edi seperti yang ia katakan: “kegiatan ini

sangat baik, sangat baik untuk pembinaan mental, spiritual dan dapat

meningkatkan keimanan para tunanetra.”8

Selain itu, kegiatan shalat tahajjud berjamaah di yayasan Khazanah

Kebajikan dilaksanakan 8 rokaat dan 3 witir kemudian dilanjutkan dengan

bacaan Istighfar, al-Hasyr, menyebut asma-asma Allah dan doa-doa pada

setiap selesai salam pertama, kedua, ketiga, keempat dan salam kelima. Di

antara bacaannya adalah :9

1. Bacaan Istighfar

Bacanya sebanyak 9 kali

استغفر اهللا العظیم إلھ إال ھو الحي القیوم واتوب الیھالذي ال

2. Bacaan Al-Hasyr

7Wawancara Pribadi dengan Sumarno.8Wawancara Pribadi dengan Edi Maryadi.

Page 66: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

55

Bacaan ini dibaca setiap selesai salam pertama oleh imam terkadang

juga oleh ma’mum. Bacaan Al-Hasyr ayat 22 :

Artinya: “Dialah Allah SWT yang tiada Tuhan selain Dia,

mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah yang Maha Pemurah lagiMaha Penyayang.”10

Kemudian dijawab oleh jama’ah shalat tahajjud, di sini tunanetra

khususnya dengan tasbih kepada Allah SWT sebagai berikut:

لھ وال الھ اال اهللا ھواهللا اكبر وال حوالوالقو ة اال بلھ سبحا ن اهللا والحمد لالعلي العظیم

Artinya: “Maha Suci Allah , Segala Puji bagi Allah, tidak ada Tuhanselain Allah, Allah Maha Besar tiada daya, upaya dan kekuatan kecualikekuatan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

Bacaan Al-Hasyr untuk salam kedua adalah ayat ke 23:

Artinya: “Dialah Allah SWT yang tiada Tuhan selain Dia, Raja yangMaha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yangMaha Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang memilikisegala Keagungan, Maha Suci Allah SWT dari apa yang merekapersekutukan.”11

Kemudian dijawab oleh jama’ah shalat tahajjud, di sini tunanetra

khususnya dengan tasbih kepada Allah SWT sebagai berikut:

سبو ح قدوس ربنا ورب المالء كة والروحArtinya: “Maha Suci Allah, Maha Suci Tuhan kami, Tuhan seluruh

malaikat dan ruh.”

10Ahmad Mushthafa AL-Maraghi, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, h. 88.11 Ibid.,

Page 67: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

56

Bacaan Al-Hasyr untuk salam ketiga adalah ayat ke 24:

Artinya: “Dialah Allah SWT yang Menciptakan, yang Mengadakan,yang membentuk Rupa, yang mempunyai Asmaaul Husna. bertasbihkepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah yang Maha Perkasalagi Maha Bijaksana.”12

Kemudian dijawab oleh jama’ah shalat tahajjud, di sini tunanetra

khususnya dengan tasbih kepada Allah SWT sebagai berikut:

منا ارحمنا ارحمنا یا ذ االجالل واالكرام الالھ االانت یا ارحم الراحمین ارحك اني كنت من الظالمینبحانس

Artinya: “Wahai Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang, kasihsayangilah kami wahai Zat yang mempunyai kemulyaan. Tidak adaTuhan kecuali engkau. Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasukorang-orang yang dzolim.

Untuk salam keempat hanya bacaan istighfar saja dan bacaan doa,

setelah itu dilanjutkan dengan shalat witir sebagai penutup diakhiri dengan

sujud syukur yaitu sujud dalam rangka mensyukuri segala karunia dan

nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita semuanya.

3. Bacaan Doa-doa Qur’ani.

Bacaan-bacaan doa ini diambil dari al-Qur’an, di antara bacaan doa

yang ada dan dilakukan di setiap malamnya ketika shalat tahajjud adalah:

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqorah ayat 201:

12Ibid.,

Page 68: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

57

Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dankebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”13

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqorah ayat 286:

Artinya: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami

lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankankepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepadaorang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkankepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah Kami;ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Makatolonglah kami terhadap kaum yang kafir."14

C. Analisis Perilaku Bersyukur

Tunanetra peserta shalat tahajjud yang berada di Yayasan Khazanah

Kebajikan merupakan bapak-bapak dan ibu-ibu yang kebanyakan dari mereka

kurang memiliki latarbelakang pendidikan, baik formal maupun informal.

Selain itu, kebanyakan dari mereka mempunyai keterbatasan dan kekurangan

dalam berbagai hal. Lemah dalam hal ekonomi, pendidikan, agama, dan

pergaulan sosial serta memiliki keterbatasan dalam melihat (buta). faktor ini

sangat berpengaruh sekali dalam bersikap, berbuat dan bertindak dalam

kehidupannya sehari-hari, sehingga bagi tunanetra yang dihadapkan dengan

keadaan yang bukan sebuah keinginannya yaitu keterbatasan tidak hanya

ekonomi, pendidikan, agama saja namun keterbatasan dalam hal melihat

13Al-Imam Muhammad ‘Usman Abdullah Al-Mirgani, Tajut Tafsir Mahkota Tafsir

(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), h. 197.14Ibid., h. 289.

Page 69: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

58

secara total ini, terkadang menjadikan seseorang untuk berpikir inferior, tidak

percaya diri, tidak menganggap diri, tidak mencintai diri bahkan putus asa

dan lain sebagainya.

Sebagaimana yang diutarakan oleh ustadz Iwan yang sekarang ini

menjabat sebagai ketua Asrama “dari beberapa tunanetra yang ada adalah

individu-individu yang memiliki mental-mental down, pesimis, dan putus asa

yang pekerjaan setiap harinya adalah sebagai orang yang minta-minta atau

pengemis, dan tukang pijat. Selain mereka suka minta-minta dulunya

kebanyakan dari mereka memiliki akhlak yang tidak baik yaitu suka kumpul

kebo atau laki-laki dan perempuan hidup bareng sebelum menikah.”15

Dengan adanya dan difasilitasinya kegiatan shalat tahajjud di yayasan

bertujuan agar para tunanetra bisa lebih mendekat diri kepada Allah SWT,

meningkatkan keimanan, membentuk perilaku dan akhlak yang baik, pribadi

yang kuat, optimis, menerima diri dan mencintai diri mereka.

Adapun hasil pengamatan dan wawancara penulis selama dilapangan,

penulis menemukan bahwa hampir semua tunanetra peserta shalat tahajjud,

banyak mengalami perubahan-perubahan yang lebih baik, dapat dilihat dari

perubahan dalam berucap, berfikir dan bertindak serta perilaku bersyukur

yang lainnya.

Perubahan dalam berucap dan berpikir yang dialami oleh para tunanetra

peserta shalat tahajjud yaitu mereka ikhlas mengungkapkan kalimat

Alhamdulillah, mengakui dan menyadari sepenuhnya bahwa apapun yang

15 Wawancara Pribadi dengan Iwan, Ketua Asrama, Pondok Cabe Ilir, 23 Maret 2013.

Page 70: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

59

diberikan oleh Allah SWT baik itu keadaan susah, senang dan keadaan yang

mereka miliki sekarang ini adalah sebuah kenikmatan dan karuniah yang

sangat luar biasa dariNya. Kemudian mereka mengamalkan dan

memanfaatkan pemberian itu dengan mereka lebih rajin dalam melaksanakan

shalat, tidak hanya shalat fardhu tetapi shalat sunnah sudah menjadi

kebutuhan mereka sehari-hari. Akhlak mereka menjadi lebih baik dari mereka

yang ngemis-ngemis sekarang sudah bekerja menjadi tukang pijat dan

berjualan kerupuk, yang tadinya suka kumpul-kumpul dengan lawan jenis

sebelum menikah sekarang mereka sudah menikah secara resmi. Selain itu,

mereka lebih optimis, lebih mudah dan tenang dalam menjalani kehidupan

apa adanya serta memiliki jiwa sosial terhadap sesama.

Sebagaimana yang diutarakan oleh bapak Edi Maryadi “saya selalu

menyadari bahwa semua yang sudah terjadi dalam hidup saya adalah

karunia yang diberikan oleh Allah SWT.”16

Hal senada diungkapkan oleh ibu Rohayati “saya bersyukur atas apa

yang Allah SWT berikan, karena saya selalu yakin Allah SWT sayang pada

setiap hambanya dan pasti Allah SWT memberikan saya kondisi seperti ini

banyak hikmah dibalik semuanya.”17

Dari ungkapan yang diutarakan diatas terlihat bahwa shalat tahajjud

bisa menyadarkan mereka untuk lebih menerima diri dan ikhlas dengan apa

yang sudah diberikan oleh Allah SWT, namun tidak hanya itu mereka

16Wawancara Pribadi dengan Edi Maryadi.17Wawancara Pribadi dengan Rohayati.

Page 71: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

60

memanfaatkan dan mengamalkan nikmat yang sudah dikaruniahkan kepada

mereka.

Sebagaimana yang diutarakan oleh ustadz Adly Anyar “mereka sudah

banyak berubah, awalnya shalat mereka bolong-bolong. Tetapi sekarang

allhamdulillah sudah mengerjakan shalat lima waktu ditambah dengan shalat

sunnah dan mereka juga sudah belajar untuk berinfak setiap dapat rezeki.”18

Begitupun yang diutarakan oleh ustadz Iwan “nilai baik dan positifnya

dari melaksanakan shalat tahajjud ini bagi tunanetra adalah banyak

berubahan yang sangat signifikan dari kehidupan mereka sebelumnya.

Seperti halnya sekarang ini mereka memiliki perilaku yang baik memiliki

mental yang percaya diri, tadinya suka kumpul kebo dengan lawan jenis,

minta-minta dan sekarang mereka telah menikah secara resmi, hidup mereka

lebih teratur, bersih dan aktivitas sehari-hari mereka untuk menyambung

kehidupan adalah dengan berbisnis kerupuk.”19

Tidak hanya itu berubahan yang patut kita jadikan contoh, mereka

merasakan limpahan rezeki yang diberikan Oleh Allah SWT terasa lebih dari

sebelumnya, mereka juga sudah banyak belajar untuk menyisihkan sebagian

dari rezeki mereka untuk kebutuhan bersama bahkan ada yang sudah nabung

untuk kebutuhan qur’ban. Selain itu juga dengan sesama tunanetra mereka

cukup ramah dan baik, saling membantu serta punya tabungan kotak amal

untuk kegunaan sosial seperti jika ada diantara mereka ada yang sakit atau

istrinya yang melahirkan maka dikeluarkan dana dari tabungan tersebut.

18Wawancara Pribadi dengan Adli Adyar.19Wawancara Pribadi dengan Iwan.

Page 72: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

61

Bersyukur atas jati diri itu sangat penting kalau individu memahami

hakekat kemanusiaan yang melekat dalam diri. Individu akan berusaha sekuat

tenaga untuk bertindak yang dilandasi oleh akal dan pikiran serta kaidah

benar tidak lagi memperturutkan hawa nafsu dan insting hewani. Anugerah

terbesar yang dimiliki manusia dibandingkan makhluk lainnya adalah akal,

dengan akal seseorang akan berpikir untuk mencintai diri mereka yang

diaplikasikan dalam kehidupan semata-mata dilatarbelakangi oleh keimanan

dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Diantara manifestasi terima kasih kepada

Allah SWT itu sendiri berupa ibadah yaitu memanfaatkan yang diberikan

Allah SWT, karena dari setiap penciptaannya terdapat makna yang sangat

luar biasa.

Page 73: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian, pembelajaran, pengamatan, dan

analisis yang dilakukan oleh penulis yang tertuang dalam judul “ Gambaran

Perilaku Bersyukur Pada Tunanetra Peserta Shalat Tahajjud (Study di

Yayasan Khazanah Kebajikan)” maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

Kegiatan shalat tahajjud merupakan salah satu program binaan harian

yang diberikan oleh pihak Yayasan Khazanah Kebajikan kepada para

tunanetra, yang memberikan pemahaman-pemahaman tentang pentingnya

pembinaan mental, spiritual keagamaan dengan tujuan untuk meningkatkan

kualitas keimanan dan ibadah para tunanetra. Agar mereka lebih menyadari,

lebih menerima diri, apapun yang ditakdirkan, yang terjadi dalam hidup ini

atas kehendakNya. Serta memberikan kenyaman dalam menghadapi berbagai

permasalahan kehidupan, meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada

Allah SWT yang membentuk pribadi-pribadi yang selalu bersyukur.

Khususnya tunanetra mereka lebih mengenal agama, mereka sudah istiqomah

dalam menjalankan kewajiban shalat, tidak hanya shalat fardhu yang mereka

lakukan shalat sunnah sudah menjadi kebutuhan mereka sehari-hari, sadar

akan lingkungan sehingga menimbulkan hal-hal positif (perilakunya lebih

baik, saling menghargai, dan lebih mengenal jati diri), serta memiliki jiwa

sosial atas sesama, setelah mengikuti kegiatan-kegiatan ibadah yang

terprogram di Yayasan.

Page 74: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

64

B. Saran

Dari pemahaman yang penulis dapatkan, mengenai perilaku bersyukur

pada tunanetra peserta shalat tahajjud yang di bawah naungan Yayasan

Khazanah Kebajikan, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk pembimbing (Imam) hendaknya lebih meningkatkan energi

spritualnya dalam menjalankan pelaksanaan shalat tahajjud.

2. Pihak Yayasan untuk lebih memerhatikan kondisi shaff dan tempat

peserta shalat tahajjud agar selalu bersih, rapih dan lurus.

Page 75: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

66

DAFTAR PUSTAKA

‘Uwaidah, Syaikh Kamil Muhammad. Fiqih Wanita. Jakarta Timur, Pustaka Al-Kautsar, 1998.

Agustyawati dan Sholicha. Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.

Allamah kamal Faqih Imami, Tafsir Nurul Qur’an Jakarta: Al-Huda, 2008.

Ardani, Moh. Fikih Ibadah Praktis. Jakarta: Mitra cahaya Utama, 2008.

Arifin, M.Ed. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bumi Aksara,1997.

Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib. Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir IbnuKatsir. Jakarta: Gema Insani, 1999.

Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima, 2009.

Endraswara, Suwardi. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta:Pustaka Widyatama, 2006.

Faizah dan Muchsin Effendi, Lalu. Psikologi Dakwah. Jakarta: Prenada Media,2009.

Hasyimi, Al Sayyid Ahmad. Syarah Mukhtaarul Ahadiits. Bandung: Sinar BaruAl- Gensido, 2001.

Hawwa, Sa’id. Mensucikan jiwa. Jakarta: Robbani Press, 1999.

- - - -. Tazkiyatun Nafs Intisari Ihya Ulumuddin. Jakarta: Pena Pundi Aksara,2007.

Ibn Shahih, Abu Al-Qa’qa Muhammad. Mudahnya Shalat Malam, 111 Cara agarMudah Bangun Shalat Malam. Bandung: Mizan Pustaka Anggota IKAPI,2010.

Idrus Al-Hamid, Habib. Keajaiban Shalat Tahajjud. Surabaya: Pustaka Media,2009.

Kamal, Sallamah Muhammad Abu. Mukjizat Shalat Malam. Bandung: Mizania,2002.

Kurniasih, Imas. Indahnya Tahajud, Keutamaan, Manfaat, dan KeistimewaanShalat Malam. Yogyakarta: Mutiara Media, 2008.

M, Sunaryo. Kes Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC,2002.

Page 76: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam

67

Maraghi, Ahmad Mushthafa. Terjemahan Tafsir Al-Maraghi. Semarang: KaryaToha Putra, 1994.

Mubarok, Ahcmad. Jiwa dalam Alqur’an. Jakarta: Paramadina, 2000.

Muhyidin, Muhammad. Misteri Shalat Tahajjud. Jogjakarta: DIVA Press, 2011.

Murti, Tendi Krishna. Kujemput Jodoh dengan Tahajjud. Yogyakarta: PustakaMarwa (Anggota Ikapi), 2010.

Muthahhari, Murtadha. Manusia dan Alam Semesta. Bandung: Lentera, 2002.

Mutmainah, Siti dan Fauzi, Ahmad. Psikologi Komunikasi. Jakarta: UniversitasTerbuka, 2005.

Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press, 2005.

Rohman Ritonga, A. dan Zainudin. Al-fiqhu Wal Ibadah. Jakarta: Gaya MediaPratama, 1997.

Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2006.

Sayyid, Rusyah Khalid, Menggapai NikmatNya Beribadah dalam KonsepPendidikan Islam. Jakarta: Darul Shafa’ Wal Marwah Li An-Nasr Wa At-Tauzi, 2009.

Sholikhin, Muhammad. Menyatu Diri dengan Ilahi. Yogyakarta: Narasi, 2010.

Taufiq, Muhammad Izzuddin. Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam.Jakarta: Gema Insani Press, 2006.

Tebba, Sudirman. Nikmatnya Shalat Jama’ah. Ciputat: Pustaka Irvan, 2008.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia EdisiKetiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Ubaedy, AN. Quantum Tahajjud. Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2007.

Usmani, Ahmad Rofi’. Mutiara Akhlak Rasulullah SAW, 100 Kisah Teladantentang Iman, Dakwah, Sabar, Syukur, Ridha, Tawakkal, Ikhlas, Jujur, Doa,dan Taubat. Bandung: Mizan Pustaka anggota IKAPI, 2006.

Zahra, Abu. Shalat Nabi SAW Menurut Ahlulbait. Bandung: Kota Ilmu, 2001.

Page 77: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam
Page 78: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam
Page 79: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam
Page 80: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam
Page 81: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam
Page 82: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam
Page 83: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam
Page 84: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam
Page 85: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam
Page 86: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam
Page 87: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam
Page 88: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam
Page 89: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam
Page 90: GAMBARAN PERILAKU BERSYUKUR PADA TUNANETRA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28238/1/SERLI... · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... melakukan shalat malam