Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis
-
Upload
kausar-muhammad -
Category
Documents
-
view
348 -
download
4
Transcript of Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Situasi dan kondisi Indonesia dalam bidang kependudukan saat ini
masih sangat memprihatinkan. Dengan jumlah yang sangat besar yaitu
sekitar 215 juta jiwa. Pada tahun 2007 menduduki urutan ke-4 dari seluruh
dunia.kepesatan penduduk Indonesia tersebut merupakan fenomena yang
memerlukan perhatian dan penanganan yang lebih sungguh-sungguh dan
berkelanjutan. Keadaan ini sangat mempengaruhi masalah kualitas sumber
daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang
sangat memerlukan bantuan untuk sekedar hidup.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk
menangani masalah ini adalah dengan menggalakkan dan mengaktifkan
kembali program keluarga berencana nasional Indonesia untuk pembangun-
an yang berorientasi pada masa depan yang lebih baik.
Pembangunan Keluarga Berencana Nasional diarahkan kepada
terwujudnya “Keluarga Berkualitas 2015” yang pada hakikatnya dimaksudkan
untuk mewujudkan keluarga-keluarga Indonesia yang mempunyai anak ideal,
sehat, berpendidikan, sejahtera, berketahanan dan terpenuhi hak-hak
reproduksinya (BKKBN, 2006).
1
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan salah satu jenis
alat kontrasepsi yang mengandung hormon untuk mencegah terjadinya
konsepsi. Keuntungan dari pemakaian AKDR ini selain lebih efektif, tidak
mempengaruhi kualitas dan volume ASI bagi ibu yang menyusui, penyulit
tidak terlalu berat, dan pulihnya kesuburan setelah pencabutan alat
kontrasepsi berlangsung baik (Manuaba, 1998).
Berdasarkan data dari Negara Amerika Serikat jumlah Pasangan Usia
Subur (PUS) yang menggunakan alat kontrasepsi AKDR di dunia 13,6% dan
di negara maju PUS yang menggunakan alat kontrasepsi masih rendah
sebanyak 7,6% dan di negara-negara yang sedang berkembang sudah
mengalami peningkatan dengan jumlah 14,5% (Statistik, 2008).
Dari hasil laporan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
melaporkan jumlah PUS yang telah menggunakan kontrasepsi AKDR
sebanyak 4,8%, sedangkan di Medan jumlah PUS yang menggunakan alat
kontrasepsi AKDR sebanyak 2,586%. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih
sangat rendahnya minat PUS terhadap AKDR (Statistik, 2008).
Di wilayah Pemko Sibolga tercatat jumlah PUS yang menggunakan
alat kontrasepsi AKDR sejumlah 17,10% dan data yang diperoleh dari
Kelurahan Aek Manis mendapat urutan ke-4 menggunakan AKDR sebanyak
99 orang (1,5%) dan dilaporkan jumlah PUS sebanyak 1,605 orang.
Rendahnya minat PUS terhadap AKDR tentunya tidak terlepas dari
rendahnya dukungan suami untuk menggunakan alat kontrasepsi tersebut.
2
Sehingga sangat perlu pemahaman yang baik tentang AKDR bagi pasangan
usia subur (Depkes, 2000).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk
mengetahui Gambaran pengetahuan Ibu terhadap AKDR di Kelurahan Aek
Manis Kecamatan Sibolga Selatan Tahun 2009.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Gambaran pengetahuan Ibu
tentang AKDR di Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan tahun
2009?”
C. Tujuan Penelitian
C.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran pengetahuan Ibu Tentang Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Kelurahan Aek Manis Kecamatan
Sibolga Selatan Tahun 2009.
C.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang AKDR di Kelurahan Aek
Manis Kecamatan Sibolga Selatan berdasarkan umur.
3
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang AKDR di Kelurahan Aek
Manis Kecamatan Sibolga Selatan berdasarkan pendidikan.
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang AKDR di Kelurahan Aek
Manis Kecamatan Sibolga Selatan berdasarkan paritas.
d. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang AKDR di Kelurahan Aek
Manis Kecamatan Sibolga Selatan berdasarkan pekerjaan.
e. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang AKDR di Kelurahan Aek
Manis Kecamatan Sibolga Selatan berdasarkan sumber informasi.
D. Manfaat Penelitian
D.1. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman dan mengembangkan pengetahuan
penulis dalam melakukan penelitian
D.2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan sebagai bahan
masukan bagi peneliti yang akan datang.
D.3. Bagi Tempat Penelitian
Menambah pengetahuan bagi Ibu di Kelurahan Aek Manis
Kecamatan Sibolga Selatan Tahun 2009.
4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
A.1. Defenisi
Pengetahuan amerupakan hasil tahu seseorang yang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
pendidikan, penmgalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain,media
massa maupun lingkungan (Notoadmodjo, 2005).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai
dorongan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa
pengetahuan merupakan stimulusi terhadap tindakan seseorang
(Notoadmodjo, 1997).
A.2. Domain Kognitif
A.2.1 Tahu (Know)
Mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.termasuk
mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
5
A.2.2 Memahami (Comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
suatu objek.
A.2.3 Aplikasi (Aplication)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan suatu materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real ialah mampu menggunakan
rumus-rumus, metode, prinsip, dan sebagainya. Dalam situasi yang lain
misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip pemecahan masalah dari kasus
yang diberikan
A.2.4 Analisis (Analisys)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek di dalam
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.
Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti
menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
A.2.5 Sintesis (Synthesis)
Menunjukkan suatu kemampuan untuk emletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru, dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6
B. Variabel yang mempengaruhi pengetahuan
1. Umur
Umur merupakan lamanya hidup dalam hitungan waktu yang dihitung
dari sejak dilahirkan hingga saat ini dalam satuan tahun.umur
merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan baru
dan harapan-harapan baru. Pada dewasa ini ditandai oleh adanya
perubahan-perubahan jasmani dan mental, semakin bertambah umur
seseorang akan semakin tinggi tingkat pengetahuan yang diperoleh
(Notoadmodjo, 2003)
2. Pendidikan
Pendidikan adalah proses pertumbuhan seluruh kemampuan dan
perilaku melalui pengajaran sehingga dalam pendidikan perlu
dipertimbangkan umur (proses perkembangan) dan hubungannya
dengan proses belajar tingkat pendidikan, juga merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi persespsi seseorang untuk lebih mudah
menerima ide-ide dan tekhnologi baru (Arikunto, 2008)
Bahwa tingkat pendidikan seseorang akan menetukan pola pikir dan
wawasan, selain itu tingkat pendidikan merupakan bagian dari
pengalaman kerja. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
diharapkan stok modal manusiannya (Pengetahuan dan keterampilan)
akan semakin meningkat. Pendidikan memiliki peranan penting dalam
7
menetukan kwalitas manusia. Lewat pendidikan, manusia dianggap
akan memperoleh pengetahuan dan semakin tinggi pendidikan akan
semakin berkwalitas (Hurlock, 2002).
Lewat pendidikan manusia akan dianggap memperoleh pengetahuan
dan dengan pengetahuannya manusia diharapkan dapat dibangun
keberadaan hidupnya dengan lebih baik. Semakin tinggi pendidikan,
hidup manusia akan semakin berkwalitas. Jika wanita perpendidikan
mereka akan membuat keputusan yang benar dalam memperhatikan
kesehatannya (Notoadmojo, 2003).
3. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan baik lahir hidup
maupun lahir mati. Semakin sering ibu melahirkan maka semakin
banyak pengalaman yang diperoleh tentang pengetahuan alat
kontrasepsi dalam rahim sehingga akan semakin baik pada
pengetahuan yang ia peroleh tentang kontrasepsi dalam rahim.
4. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Jenis pekerjaan
yang dilakukan dapat dikategorikan adalah ibu rumah tangga,
wiraswsta, pegawainegeri, dan pegawai swsta dalam semua bidang
pekerjaan pada umunya diperlukan adanya hubungan sosial yang baik
dengan orang. Pekerjaan dimiliki peranan penting dalam menentukan
kwalitas manusia, pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi
8
kesehatan dan praktek yang memotifasi seseorang untuk memperoleh
informasi dan berbuat sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan
(Notoadmojo, 2003).
5. Sumber informasi
Informasi adalah data yang diproses dalam suatu bentuk yang
mempunyai arti sipenderita dan mempunyai nilai nyata terasa lagi
keputusan saat itu atau keputusan mendata. Sumber informasi adalah
sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi,
merangsang pikiran dan kemampuan (Kamus besar Bahasa Indonesi)
C. Kontrasepsi AKDR
C.1. Defenisi
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang
bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik, ada yang dililit tembaga ada
yang tidak, ada pula dililit tembaga bercamput perak. Selain itu ada yang
mengandung hormon pencegah kehamilan (Saifuddin, 2003).
C.2. Jenis AKDR
Adapun jenis-jenis AKDR adalah sebagai berikut :
C.2.1. Iner, terbuat dari plastik (lippes loop) atau baja anti karat (The Chinese
Ring).
9
C.2.2. Mengandung tembaga seperti Copper T (CUT 380 A, CUT 200 C),
multiload (MICU 250 dan 375) dan Nova T.
C.2.3. Mengandung hormon steroid seperti AKDR progesteron dan levonova
yang mengandung levonorgestrel. (Sarwono, 1996).
C.3. Cara Kerja AKDR
Cara kerja AKDR adalah sebagai berikut :
1. AKDR di dalam rahim menyebabkan terjadinya perubahan pada
selaput dalam (lendir) rahim, dan membuat sperma yang masuk
tidak mampu membuahi sel telur.
2. AKDR dapat mencegah pertemuan sperma dengan sel telur wanita.
3. AKDR akan mempengaruhi selaput lendir rahim sehingga
menghalangi pembenaman dari telur yang sudah dibuahi.
4. Benang tembaga halus atau benang perak tembaga halus pada
AKDR berfungsi untuk menghalangi gerak sperma (bibit laki-laki)
sehingga tidak terjadi pembuahan.
C.4. Efektifitas AKDR.
1. Ekspulsi spontan
2. Terjadinya kehamilan
3. Pengangkatan / pengeluaran karena alasan-alasan medis atau
Pribadi
10
C.5. Keuntungan Penggunaan AKDR
Adapun keuntungan penggunan AKDR adalah sebagai berikut :
1. Murah, ekonomis dan praktis
2. Tidak terasa sakit pada saat pemasangannya dan penanganannya
dilakukan oleh tenaga-tenaga yang secara khusus telah dilatih untuk
memasang AKDR.
3. Kemampuan cukuptinggi, kegagalan sangat kecil sekitar ± 1%.
4. Tidak berpengaruh pada keadaan umum tubuh si pemakai/akseptor.
5. AKDR tidak mengganggu gairah seks, tidak mempengaruhi kelancaran air
susu dan tidak mengganggu kesuburan.
6. Sekali pasang dapat dibiarkan sampai beberapa tahun di dalam rahim,
sehingga dapat mencegah kehamilan dalam waktu yang lama, AKDR
dapat bertahan 5 sampai 10 tahun (Saifuddin, 2003).
C.6. Efek Samping Penggunaan AKDR
Efek samping adalah sesuatu yang mungkin terjadi walau tidak
semuanya, atau hanya bersifat sementara saja bila menggunakan AKDR.
Efek samping tersebut yakni :
1. Perdarahan
2. Pengaruh terhadap haid
3. Perasaan nyeri atau mules
4. Keputihan
5. Nyeri waktu senggama
11
6. Kegagalan AKDR
Apabila terjadi efek samping/komplikasi [enggunaan atau kegagalan
alat kontrasepsi. Para peserta KB memeriksakan diri ke tempat praktek
bidan, maka bidan memberikan penjelasan dan pengobatan penang-
gulangannya sesuai dengan kewenangannya (Mochtar, 1998)
C.7. Waktu Pemasangan AKDR
Masalah-masalah yang terdapat pada AKDR cukup banyak seperti
Ekspulsi, Infeksi, dan Perforasi. Untu mengurangi masalah tersbut, proses
pemasangannya:
1. Bersamaan dengan menstruasi.
2. Segera setelah bersih menstruasi.
3. Pada masa akhir puerperium
4. Tiga bulan pasca persalinan
5. Bersamaan dengan sectio sesarea.
6. Bersamaan dengan abortus dan kuretage.
7. Hari kedua-ketiga pasca persalinan. (Manuaba, 1998).
C.8. Indikasi pemasangan
Pemasangan AKDR untuk tujuan kontrasepsi yang diindikasikan
kepada:
1. Yang ingin menjarangkan kehamilannya
2. Yang telah mempunyai anak satu atau lebih
12
3. Menyukai metode kontrasepsi yang hasilnya sangat efektif,
berjangkau panjang tetapi belum ingin menerima metode
permanen pada saat ini
4. Menyukai metode yang tidak memerlukan pekerjaan setiap hari
sebelum melakukan hubungan sekssual.
5. Yang tidak menyukai resiko rendah mendapat penyakit Menular
Seksual (PMS). (Sarwono, 1998).
C.9. Kontra Indikasi Sebelum Pemasangan AKDR
1. Diketahuai adanya kehamilan (Berdasarkan riwayat, gejala dan
tanda.
2. Menderita penyakit radang panggul.
3. Mengalami perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnosa
4. Mempunyai resiko tinggi penyakit menular sekssual
5. Dengan anemia berat (Hb < 9 gr/dl) atau hemotokrit <27.
6. Pada pemeriksaan dalam, terdapat kelainan berupa fibroid yang
besar atau terdapat uterus yang abnormal.
7. Dengan penyumbatan serviks.
8. Pernah mempunyai riwayat hamil diluar kandungan (Manuaba,
1998).
13
C.10. Komplikasi
a. Perforasi dinding rahim
Kompilikasi ini terjadi karena pemasukan insert ke dalam cavum
uteri dengan arah yang salah. Kemungkinan adanya perforasi
harus juga diperhatikan apabila pada pemeriksaan dengan
spekulum benang AKDR tidak kelihatan.
b. Infeksi
AKDR itu sendiri, atau benangnya yang berada dalam vagina,
umumnya tidak menyebabkan terjadi infeksi bila diperhatikan
tindakan antiseptik waktu pemasangan.
c. Ekspulsi
Ekspulsi secara spontan pada umumnya terjadi pada bulan
pertama dan berkurang pada saat berikutnya. Sering terjadi pada
waktu haid, kemungkinan karena ukuran AKDR yang terlalu kecil.
d. Kehamilan
Jika timbul dengan AKDR insitu tidak akan timbul cacat pada bayi
oleh karena AKDR terletak diantara selaput ketuban dan dinding
rahim, jika benang AKDR masih kelihatan, sebaiknya AKDR itu
dikeluarkan lebih kecil dari pada jika AKDR dibirkan terus berada
dalam rongga uterus (Manuaba, 1998).
14
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian Gambaran Pengetahuan Ibu
tentang AKDR di Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan berikut :
BAGAN III A
Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
B. Defenisi Operasional
B.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui PUS terhadap alat
kontrasepsi AKDR.
Aspek pengukuran
Kategori :
a. Baik : Skor 76-100% (bila jumlah soal dijawab benar 16-20 dari
20 pertanyaan yang diberikan).
15
- Umur- Pendidikan- Paritas- Pekerjaan - Sumber Informasi
Pengetahuan Ibu Terhadap Kontrasepsi AKDR
b. Cukup : Skor 56-75% (jawaban benar 11-15 dari 20 pertanyaan
yang diberikan).
c. Kurang : Bila skor yang diperoleh <55% (jawaban benar <11
pertanyaan yang diberikan).
Alat ukur : Kuesioner
Skala ukur : Ordinal
B.2. Umur
Umur adalah suatu batasan yang menunjukkan lamanya hidup
responden yang dihitung sejak lahir sampai penelitian ini dilakukan yang
dinyatakan dalam tahun, dengan kategori :
a. 21-25 tahun
b. 26-30 tahun
c. 31-35 tahun
d. 36-40 tahun
Alat ukur : kuesioner
Skala ukur : interval
B.3. Pendidikan
Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah
dilakukan responden, dengan kategori :
a. Pendidikan Dasar : SD, SMP sederajat
b. Pendidikan Menengah : SMA sederajat
c. Pendidikan Tinggi : D-III, S-1
16
Alat ukur : Kuesioner
Skala ukur : Ordinal
B.4. Paritas
Paritas adalah frekuensi persalinan yang pernah dilalui ibu kategori :
a. Primipara
b. Skundipara
c. Multipara
d. Grande multipara
Alat ukur : kuesioner
Skala ukur : ordinal
B.5. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan ibu dalam mencari nafkah untuk
menambah penghasilan keluarga dengan kategori :
a. Pegawai negeri dan pegawai swasta
b. Wiraswasta
c. Ibu rumah tangga
Alat ukur : kuesioner
Skala ukur : ordinal
B.6. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah asal pesan atau beberapa sumber informasi
tentang pengetahuan Ibu terhadap kontrasepsi AKDR.
17
a. Media cetak (koran, majalah, brosur)
b. Media elektronik (televisi, radio, internet)
c. Petugas Kesehatan (dokter, perawat, bidan)
Alat ukur : Kuesioner
Skala ukur : Nominal
C. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran
pengetahuan Ibu tentang AKDR di Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga
Selatan Tahun 2009.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
D.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga
Selatan dengan alasan :
a. Populasi mencukupi
b. Cakupan akseptor AKDR
c. Tempat penelitian mudah dijangkau
d. Belum pernah dilakukan penelitian
18
D.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Agustus 2009
E. Populasi dan Sampel
E.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PUS Kelurahan Aek Manis
Kecamatan Sibolga Selatan Sebanyak 1.605 orang
E.2. Sampel
Pengambilan jumlah sampel berdasarkan rumus menurut Arikunto, 2002
yaitu jika populasi lebih dari 100, maka pengambilan jumlah sample = 10-
15% dari populasi (n).
Maka : n (sample) =
n =
=
=
maka sampel yang diambil dari seluruh populasi 161 orang, dimana
pengambilan sampel dengan metode sistematyic sampling.
19
org
F. Metode Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer yang diperoleh
dengan kuesioner sebagai alat bantu. Dimana terlebih dahulu memberikan
penjelasan singkat tentang kuesioner, lalu kuesioner dibagikan dan diisi oleh
responden, kemudian dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa
kelengkapannya
20
G. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah melalui langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Editing
Memeriksa data yang terkumpul bila terdapat data yang kurang
lengkap maka dilakukan pengumpulan data kembali.
2. Coding
Mengklasifikasikan jawaban responden ke dalam bentuk kode yang
telah ditetapkan untuk mempermudah pengolahan data.
3. Tabulating
Untuk mempermudah pengolahan data, data dimasukkan dalam
bentuk tabel dan distribusi frekuensi.
H. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase
data yang terkumpul lalu membahas hasil penelitian dengan menggunakan
teori dan kepustakaan yang ada.
21