Gambaran Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Mahasiswa...
Transcript of Gambaran Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Mahasiswa...
Gambaran Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Mahasiswa
yang Hamil di Luar Nikah dalam Melanjutkan
Pendidikan ke Jenjang Perguruan Tinggi
Oleh
Florentina Ita Febriani
802006024
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan untuk
mencapai gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Gambaran Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Mahasiswa yang Hamil di Luar Nikah dalam Melanjutkan
Pendidikan ke Jenjang Perguruan Tinggi Oleh,
Florentina Ita Febriani NIM: 802006024
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan untuk
mencapai gelar Sarjana Psikologi
Disetujui oleh,
Pembimbing Utama,
Sri Aryanti Kristianingsih.,M.Si.,Psi
Pembimbing Pendamping
Rudangta Arianti Sembiring.,M.Psi
Diketahui oleh, Kaprogdi
Jusuf Tjahjo P., MA, Psi
Disahkan oleh, Dekan
Berta E. A. Prasetya., S.Psi., MA
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga 2013
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Florentina Ita Febriani NIM : 802006024 Program Studi : Psikologi Fakultas : Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul:
“Gambaran Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Mahasiswa yang Hamil di Luar Nikah dalam Melanjutkan
Pendidikan ke Jenjang Perguruan Tinggi” Yang dibimbing oleh:
1. Sri Aryanti Kristianingsih., M.Si.,Psi 2. Rudangta Arianti Sembiring., M.Psi..
Adalah benar-benar hasil karya saya. Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis atau pencipta.
Salatiga, Januari 2013 Yang memberi pernyataan, Florentina Ita Febriani
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Florentina Ita Febriani NIM : 802006024 Program Studi : Psikologi Fakultas : Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hak bebas royalti non-ekslusif (non-exclusive royalty free right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Gambaran Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Mahasiswa yang Hamil di Luar Nikah dalam Melanjutkan
Pendidikan ke Jenjang Perguruan Tinggi” Beserta perangkat yang ada (jika perlu). Dengan hak bebas royalty non ekslusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalihmedia, mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantunkan nama saya sebagai penulis atau pencipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Salatiga
Pada tanggal : 29 Januari 2013
Yang menyatakan,
Florentina Ita Febriani
Mengetahui, Pembimbing Utama,
Sri Aryanti Kristianingsih.,M.Si.,Psi. .
Pembimbing Pendamping, .
Rudangta Arianti Sembiring.,M.Psi
v
ABSTRAKSI
Gambaran Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Mahasiswa yang Hamil di Luar Nikah dalam Melanjutkan
Pendidikan ke Jenjang Perguruan Tinggi
Florentina Ita Febriani Sri Aryanti Kristianingsih, Rudangta Arianti Sembiring
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik yang hamil di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Subjek penelitian adalah mahasiswa yang pernah hamil di luar nikah dan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, teknik yang digunakan snowballing dengan jumlah subjek sebanyak 11 orang. Pengumpulan data untuk variabel motivasi intrinsik dan ekstrinsik menggunakan skala motivasi intrinsik dan ekstrinsik milik Harter yang terdiri dari 31 item. Analisis data menggunakan deskriptif, yaitu mengambarkan kondisi motivasi intrinsik dan ekstrinsik mahasiswa yang hamil di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang perguran tinggi. Hasil yang diperoleh adalah 81,81% mahasiswa yang pernah hamil di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang perguran tinggi termotivasi karena motivasi intrinsik. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk melihat lagi variabel-variabel yang terkait dengan kondisi mahasiswa yang hamil di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yaitu: latar belakang budaya, sosial, ekonomi dan kepribadian. Kata kunci : Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik, Mahasiswa, Hamil di Luar Nikah, Perguran Tinggi.
1
PENDAHULUAN
Pada umumnya dalam masyarakat terdapat anggapan bahwa
pendidikan tinggi merupakan suatu persiapan untuk menghadapi
kehidupan di masa depan (Gie, 2004). Dalam kesempatan berbeda,
Suci (2011) menambahkan pula bahwa saat ini kebutuhan akan
pendidikan menjadi sangat penting di masyarakat, sebab dengan
bersekolah ke jenjang lebih tinggi seseorang akan mendapatkan
pengakuan dalam masyarakat dan memiliki kehidupan layak yang
ditentukan oleh tingkat pendidikannya.
Sesungguhnya pendidikan tinggi bukanlah semata-mata suatu
persiapan untuk hidup, melainkan suatu kehidupan tersendiri, yaitu
suatu kehidupan untuk mengejar kebenaran, menuntut pengetahuan
ilmiah, mengalihkan kebudayaan, memperluas wawasan,
mengembangkan ketrampilan, membina keyakinan, membentuk
kepribadian, menguji keuletan, melakukan tata hubungan, dan
mengikat persahabatan (Gie, 2004). Oleh karena itu, setiap mahasiswa
hendaknya menjalani kehidupan pendidikan tinggi dengan sebaik–
baiknya, sebab kehidupan itu perlu diperjuangkan dengan gairah belajar
yang membara dan ditempuh secara tekun oleh setiap mahasiswa,
sehingga kelak dapat benar–benar menjadi seorang sarjana yang
bermutu tinggi dan berbudi luhur (Gie, 2004).
Menurut Siregar (2006), individu yang memutuskan melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi diharapkan bukan saja mampu
memproduksi kuliah yang diterimanya melainkan mampu
mengembangkan apa yang diterima dosen secara kreatif. Sehinga orang
muda yang tadinya menganggap sekolah itu suatu kewajiban yang tidak
2
berguna, kini sadar akan nilai pendidikan sebagai batu loncatan untuk
meraih keberhasilan sosial, karier dan kepuasan pribadi, maka akibat
dari nilai-nilai yang berubah seperti itu, banyak orang dewasa yang
semula putus sekolah atau universitas memutuskan untuk belajar
kembali menyelesaikan pendidikan mereka (Hurlock, 2002).
Lebih lanjut lagi, Hurlock (2002) menjelaskan bahwa banyak
yang merasakan kegiatan belajar sebagai perangsang semangat mereka,
sehingga mereka terus mengikuti berbagai kursus setelah mereka tamat
di sekolah lanjutan, atau melanjutkan kembali pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi. Adapun pemaparan menurut Snyder & Hoffman
(dalam Papalia, 2008) yang menguatkan penjelasan dari Hurlock di
atas, bahwa pendaftaran ke perguruan tinggi masih tinggi bahkan akan
terus bertambah dan ternyata banyak juga wanita yang dulunya pernah
meninggalkan pendidikannya dan kemudian memutuskan untuk
kembali melanjutkan pendidikan perguruan tinggi meskipun usia
mereka tidak muda lagi.
Menurut Santrock (2002), salah satu sebab mahasiswa pernah
berhenti dalam melanjutkan pendidikannya karena mengalami hamil di
luar nikah. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Bronstein,
dkk (2005) mengungkapkan bahwa di seluruh negara maju sekitar 10%
dari remaja mengalami hamil setiap tahun dan 60 – 65% memilih untuk
melahirkan di usia remaja. Sedangkan menurut Sinaga (2007) di
Indonesia sendiri diperkirakan ada satu juta wanita yang mengalami
KTD (kehamilan tidak dikehendaki), dan menurut laporan WHO di
seluruh dunia diperkirakan 15 juta remaja setiap tahunnya hamil, 60%
diantaranya tidak dikehendaki.
3
Kehamilan yang tidak diinginkan diakui sebagai stres bagi sebagian
besar wanita tanpa memandang usia mereka, pernyataan tersebut
diungkapkan Bronstein, dkk. (2005) Sebab kehamilan di luar nikah
bukanlah kehamilan yang ditunggu-tunggu dan diharapkan seperti yang
terjadi pada pasangan yang sudah menikah (Suanti, 2000). Maka dalam
penelitian yang dilakukan oleh Bronstein, dkk (2005) menunjukkan
bahwa kehamilan tidak dikehendaki biasanya menimbulkan masalah
seperti tidak siap secara emosional, kognitif, dan fungsional untuk
menjadi orang tua, serta dapat beresiko selama perkembangan ibu dan
anaknya.
Meskipun banyak dampak dari kehamilan tidak dikehendaki,
Santrock (2002) berpendapat bahwa mahasiswa yang pernah berhenti
melanjutkan pendidikannya karena mengalami hamil di luar nikah, di
kemudian hari mereka kembali menyelesaikan pendidikannya, padahal
untuk menjadi orang tua menuntut beberapa keterampilan
interpersonal dan tuntutan emosional, terlebih untuk pekerjaan rumah.
Santrock (2002), menambahkan penjelasannya tentang pekerjaan
rumah tangga yang sebagian dilakukan oleh perempuan adalah yang
tidak pernah berakhir, berulang-ulang, dan rutin, biasanya mencakup
membersihkan, memasak, mengawasi anak, berbelanja, mencuci
pakaian, dan beres-beres.
Nampaknya makin banyak saja ibu rumah tangga yang kembali
ke sekolah atau kampus ketika usia tiga puluhan, dan memperoleh
rangsangan dan ketertarikan sebagai mahasiswa dibandingkan sebagai
ibu rumah tangga (Hurlock, 2002). Papilia, (2008) juga menambahkan
bahwa mahasiswa yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan
4
kembali pasti memiliki pertimbangan-pertimbangan, misalnya mereka
memiliki harapan bahwa dengan lulus perguruan tinggi mereka mampu
mendapatkan gaji hampir dua kali lipat dari mereka yang hanya
memegang ijazah SMU.
Kemudian Papalia, (2008) mengungkapkan bahwa pelajar dewasa
dalam melanjutkan pendidikannya memiliki motif, tujuan, tugas
perkembangan, serta pengalaman-pengalaman sendiri. Maka untuk
mencapai suatu harapan dan tujuan hidup, seseorang membutuhkan
adanya motivasi (Uno, 2010). Lebih lanjut lagi, Uno menjelaskan
bahwa motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat.
Sedangkan menurut Harter dalam penelitian yang dilakukan oleh
Lepper, dkk. (2005) mengungkapkan bahwa motivasi akademis terdiri
dari dua komponen yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Harter
menjelaskan bahwa motivasi intrinsik dan ekstrinsik dicirikan sebagai
kutub–kutub yang bertentangan dalam satu dimensi, yaitu: Pertama
mengukur sebuah pilihan untuk tugas-tugas yang menantang ataukah
sebuah pilihan untuk tugas-tugas yang dapat berhasil digunakan dengan
mudah. Kedua mengukur seberapa jauh perilaku dimotivasi oleh rasa
ingin tahu pribadi ataukah karena adanya keinginan untuk
menyenangkan orang lain. Ketiga mengukur sebuah pilihan menguasai
materi akademis secara mandiri ataukah menguasai materi akademis
dengan mendapatkan bimbingan dari orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, ternyata ditemukan fenomena
mahasiswa yang hamil di luar nikah, yang kemudian memutuskan
5
untuk kembali melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi yang
ada di sekitar peneliti. Selain belum ada penelitian yang meneliti
tentang gambaran motivasi intrinsik dan ekstrinsik mahasiswa yang
hamil di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi. Maka hal ini membuat peneliti bertanya apakah yang
mendorong mahasiswa yang hamil diluar nikah dalam melanjutkan
pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, apakah motivasi intrinsik atau
ekstrinsik?
TINJAUAN PUSTAKA
Motivasi
Lepper, (2005) mengambarkan motivasi sebagai suatu konsep
yang dipakai untuk mendeskripsikan perilaku dalam diri seseorang
yang menyebabkan timbulnya serta mengarahkan perilaku tersebut
dengan didasarkan adanya suatu tantangan, rasa ingin tahu, serta
kemandirian yang berasal dari diri sendiri. Definisi Lepper tersebut
diambil melalui teori milik Harter, yang menggambarkan motivasi
sebagai satu dimensi yang diciri-cirikan sebagai kutub-kutub yang
berlawanan yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1. Aspek – Aspek Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Lepper,dkk (2005) dalam mengukur motivasi intrinsik dan
ekstrinsik menggunakan beberapa aspek, yaitu:
a. Tantangan: Tantangan dalam motivasi dicirikan pada sebuah
pilihan yaitu, melakukan tugas - tugas yang menantang,
6
ataukah sebuah pilihan untuk tugas – tugas yang dapat
dikerjakan dengan sedikit usaha.
b. Rasa ingin tahu: Rasa ingin tahu dalam motivasi dicirikan pada
sebuah pilihan yaitu, seberapa jauh perilaku dimotivasi oleh
rasa ingin tahu pribadi, ataukah pilihan seberapa jauh perilaku
dimotivasi oleh keinginan untuk menyenangkan orang lain agar
memperoleh imbalan.
c. Kemandirian: Kemandirian dalam motivasi dicirikan pada
sebuah pilihan yaitu, menguasai materi akademis secara
mandiri, ataukah pilihan untuk menguasai materi karena
memiliki ketergantungan kepada orang lain agar mendapatkan
bimbingan.
2. Faktor – Faktor yang Memengaruhi Motivasi Intrinsik dan
Ekstrinsik
Menurut Harter (dalam Lepper, 2005), motivasi merupakan satu
dimensi yang terdiri dari dua kutub yang berlawanan. Kutub-kutub
tersebut merupakan faktor motivasi, yaitu :
a. Faktor intrinsik
Motivasi yang berasal dari dalam diri yaitu yang didorong oleh
adanya rasa ingin tahu, kemandirian, tantangan yang tentunya
timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan
maupun dorongan orang lain.
7
b. Faktor ekstrinsik
Motivasi yang berasal dari luar yaitu dengan adanya rasa ingin
tahu, kemandirian, tantangan yang rangsangan ataupun stimulus
berasal dari luar individu.
Dewasa Awal
Santrock (1999), menjelaskan secara umum bahwa mereka yang
tergolong dewasa muda (young) ialah mereka yang berusia 20 – 40
tahun. Lebih lanjut Santrock (1999) menjelaskan bahwa orang dewasa
muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically
transition) transisi secara intelektual (cognitive transition), serta
transisi peran sosial (social role transition).
Selain mengalami transisi secara fisik, masa dewasa awal juga
mengalami perkembangan kognitif, menurut Perry (dalam Santrock,
2002), juga mencatat perubahan–perubahan penting tentang cara
berpikir orang dewasa muda yang berbeda dengan remaja. Perry
percaya, bahwa remaja sering memandang dunia dalam dualisme pola
polaritas mendasar , seperti benar atau salah, kita atau mereka, serta
baik atau buruk. Namun pada waktu muda mulai matang dan
memasuki tahun-tahun masa dewasa, mereka mulai menyadari
perbedaan pendapat dan berbagai perspektif yang dipegang orang lain,
yang mengguncang pandangan dualistik mereka (Santrock, 2002).
Mahasiswa
Pengertian mahasiswa dalam peraturan penyelengaraan kegiatan
akademik Universitas Kristen Satya Wacana, (2009) yaitu berbunyi:
8
mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan
tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Susantoro (dalam Siregar, 2006)
mengatakan bahwa mahasiswa adalah kalangan muda yang berumur
antara 19 – 28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami
peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa.
Kehamilan di Luar Nikah
Kehamilan atau hamil adalah proses yang terjadi setelah
pertemuan antara sel telur dan spermatozoa di saluran telur, biasanya
terjadi pada saat telur masak atau ovulasi, yaitu 14 hari sebelum
menstruasi (Kusumo, 2000). Lebih lanjut Kusomo (2000) menjelaskan
bahwa kehamilan di luar nikah tersebut dialami oleh sepasang orang
yang belum menikah secara sah dan resmi.
Pendidikan Perguruan Tinggi
Berdasarkan peraturan penyelenggaraan kegiatan akademik dalam
sistem kredit semester Universitas Kristen Satya Wacana, (2009)
diharapkan terjadi keesatuan rencana belajar sebagai pedoman
penyelenggaraan pendidikan akademik yang diselenggarakan atas dasar
suatu kurikulum serta ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang sesuai dengan sasaran
kurikulum. Tujuan penyelenggaraan kegiatan akademik adalah:
1. Menyiapkan mahasiswa untuk menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi sehingga
dapat menerapkan, mengembangkan, menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian.
9
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional.
3. Menyiapkan mahasiswa yang bermoral tinggi, berbudi luhur
yang didasarkan atas kasih dan etika keilmuan serta peduli
terhadap masalah sosial, lingkungan hidup dan kemanusiaan
dalam kehidupan masyarakat.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode analisa
kauntitatif yaitu untuk mengetahui gamabaran motivasi mahasiswa
yang pernah mengalami hamil di luar nikah kemudian mereka
melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik Snowball sampling adalah teknik
penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih dua sampel
yang kemudian kedua sampel tersebut memberikan petunjuk lebih
lanjut tentang adanya sampel lain yang berada dalam populasi
penelitian, dan yang bersedia memberikan berbagai keterangan yang
diperlukan peneliti. Sampel merupakan individu yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) Pernah mengalami hamil di luar nikah dan anaknya
dilahirkan.
2) Sedang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi
S1.
10
3) Usia 21-25 sesuai dengan ciri – ciri tahap dewasa awal dari
Hurlock.
4) Jenis kelamin wanita.
Dalam penelitian ini untuk mengukur motivasi intrinsik dan
ekstrinsik, peneliti mengunakan skala semantik deferensial dengan
jumah 31 item yang sudah diuji vaiditasnya. Dengan menggunakan
teknik semantik deferensial peneliti dimudahkan untuk mengukur
motivasi intrinsik dan ekstrinsik, sebab ciri-ciri yang dimiliki skala
semantik diferensial yaitu memiliki dua pilihan jawaban yang terletak
di kutub-kutub yang berseberangan yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Diantara kedua kutub tersebut tersedia lima garis
yang menunjukkan dimana posisi subyek terhadap pernyataan yang
disediakan, yaitu untuk motivasi intrinsik menunjukkan: 5 sangat sesuai
dengan intrinsik, 4 sesuai dengan intrinsik, dan untuk 3 digunakan
sebagai kondisi tidak intrinsik maupun ekstrinsik (netral). Sedangkan
untuk ekstrinsik : 2 sesuai dengan ekstrinsik, 1 sangat sesuai dengan
ekstrinsik. Dari kelima butir tersebut dilakukan skoring dari 1 sampai 5,
berikut hasil peluang skor tertinggi dan terendah: peluang skor tertinggi
adalah 31 x 5 = 155, dan peluang skor terendah adalah 31 x 1 = 31.
Untuk menentukan tinggi rendahnya pengukuran variabel
motivasi intrinsik dan ektrinsik digunakan 5 (lima) kategori, yaitu
untuk pernyataan: sangat sesuai intrinsik digunakan: 5 tinggi, sesuai
intrinsik digunakan: 4 rendah, tidak memilih intrinsik atau tidak
ekstrinsik: 3 netral, sesuai ekstrinsik digunakan: 2 rendah, sangat
sesuai ekstrinsik digunakan: 1 tinggi. Dengan adanya skor tertinggi,
11
skor terendah dan banyaknya kategori, maka dapat dihitung lebar
interval dengan rumus sebagai berikut (Azwar, 2010):
i ����� ������ ���� ������
������ ������
i �������
�� 24,8
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikemukakan norma
kategori hasil pengukuran skala Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel.1. Norma Kategori Hasil Motivasi Intrinsik
dan Ekstrinsik
Keterangan Interval Kategori
Ekstrinsik 31 ≤ x < 55,8 Tinggi 55,8 ≤ x < 80,6 Rendah
Netral 80,6 ≤ x < 105.4 Tidak keduanya
Intrinsik 105,4 ≤ x < 130.2 Rendah 130.2 ≤ x < 155 Tinggi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Subjek
Berikut beberapa gambaran umum identitas mahasiswa yang
hamil di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi di UKSW Salatiga, yaitu dengan jumlah 11 subjek
antara lain: berdasarkan fakultas, usia, angkatan.
1. Identitas subjek:
a. Fakultas
Dalam penelitian ini, didapat bahwa gambaran fakultas
psikologi yang paling menonjol memiliki mahasiswa yang hamil
12
di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan
tinggi, seperti Tabel 2 berikut:
Tabel .2. Klasifikasi Subjek Berdasarkan Fakultas
NO Fakultas Jumlah %
1 Psikologi 6 54,55 2 PGSD 1 9,09 3 FKIP 1 9,09 4 Ekonomi 1 9,09 5 Teologi 1 9,09 6 Pendidikan Matematika 1 9,09
TOTAL 11 100 Sumber: Data Primer Penelitian (dalam Skala Motivasi Intrinsik
dan Ekstrinsik)
Dari Tabel 2 di atas jumlah subjek Fakultas Psikologi menunjuk
angka 6 atau 54,54% subjek dari 11 subjek dengan fakultas yang
berbeda-beda. Hal ini disebabkan penulis merupakan mahasiswa
psikologi, sehingga lebih mudah memperoleh informasi serta data-
data pendukung yang terkait dengan penelitan. Dengan demikian
tidak dapat disimpulkan, bahwa fakultas psikologi yang paling
banyak memiliki mahasiwa yang hamil di luar nikah dalam
melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
b. Usia
Untuk mengetahui usia mahasiswa yang hamil di luar nikah
dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, maka
pada Tabel 3. berikut dapat dilihat bahwa mayoritas mahasiswa
berusia 25, kemudian 24, 26, 22, dan 21:
Tabel.3. Klasifikasi Subjek Berdasarkan Usia
NO Usia Jumlah %
1 21 1 9,09 2 22 1 9,09 3 24 3 27,27
13
NO Usia Jumlah %
4 25 5 45,46 5 26 1 9,09
TOTAL 11 100 Sumber: Data Primer Penelitian (dalam Skala Motivasi
Intrinsik dan Ekstrinsik)
Dari Tabel 3 di atas terlihat bahwa jumlah subjek yang berusia
25 menduduki urutan terbanyak pertama dengan jumlah 5 atau
45,46% subjek. Hal ini disebabkan, karena mengingat karakteristik
penelitian ini adalah usia dewasa awal. Selain usia dewasa awal
karakteristik yang lainnya adalah mahasiswa yang pernah
mengalami hamil di luar nikah, dan kemudian melanjutkan
pendidikan S1 yang sempat tertunda karena proses melahirkan.
Pada masa dewasa awal diharapkan setiap individu mampu
melaksanakan tugas-tugas perkembangannya.
Menurut Hurlock (2002) tugas-tugas perkembangan pada
masa dewasa awal antara lain: mendapatkan pekerjaan, serta
mampu melakukan tugas-tugas perkembangan yang dipusatkan
pada harapan-harapan masyarakat contohnya seperti: (belajar
hidup dengan suami untuk membentuk suatu keluarga,
membesarkan anak-anak, mengelola rumah tangga, menerima
tanggung jawab sebagai warga negara dan bergabung dalam suatu
kelompok sosial yang memiliki visi dan misi sama). Namun
berbeda dengan yang dialami ke 11 mahasiswa yang hamil di luar
nikah, mereka lebih memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke
jenjang perguruan tinggi pada masa dewasa awal.
Berdasarkan tugas-tugas perkembangan dan tahap
perkembangan yang dialami pada masa dewasa awal, yaitu adanya
14
perubahan minat dan nilai terhadap pentingnya pendidikan. Oleh
karena itu, ke 11 mahasiswa yang hamil di luar nikah dalam
melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi semakin
bersemangat untuk melanjutkan pendidikannya yang sempat
tertunda karena proses melahirkan.
c. Angkatan
Untuk mengetahui angkatan mahasiswa yang hamil di luar
nikah dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi,
dapat dilihat pada Tabel 4. berikut:
Tabel 4. Klasifikasi Subjek Berdasarkan Angkatan
NO Angkatan Jumlah %
1 2004 readmisi menjadi 2011 1 9,09 2 2005 readmisi menjadi 2012 1 9,09 3 2006 4 36,36 4 2007 2 11,18 5 2008 1 9,09 6 2009 1 9,09 7 2010 1 9,09
TOTAL 11 100 Sumber: Data Primer Penelitian (dalam Skala Motivasi
Intrinsik dan Ekstrinsik)
Dari Tabel 4. di atas nampak jelas bahwa subjek yang
memiliki angkatan 2006 menduduki jumlah paling banyak dengan
angka 4 atau 36,36% subjek. Hal ini disebabkan karena peneliti
merupakan angkatan 2006, sehingga dalam proses pencarian
subjek, penulis dimudahkan untuk memperoleh data. Selain itu,
karena sama-sama memiliki angkatan 2006, maka peneliti sudah
mengetahui dan mengenal subjek penelitian tersebut. Sebenarnya
peneliti juga mengetahui ada beberapa mahasiswa yang hamil di
luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan
15
tinggi, yang memiliki angkatan di atas 2006 maupun di bawah
2006. Namun mahasiswa tersebut telah menyelesaikan pendidikan
S1, sehingga peneliti tidak dapat meminta mahasiswa tersebut
untuk dijadikan subjek penelitian.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dimulai setelah skala motivasi intrinsik dan ekstrinsik
telah disusun kembali berdasarkan item-item yang dinyatakan valid dan
reliabel dari hasil uji coba, yaitu terdiri dari 31 item. Pelaksanaan
penelitian diawali dengan penentuan populasi dan sampel penelitian,
kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data penelitian.
Sebelumnya peneliti meminta surat ijin tertulis dari pihak Fakultas
Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana dengan nomor 61/PU-
F.Psi/X/2012, tertanggal 9 Oktober 2012, yang ditujukan kepada subjek
penelitian, apabila subjek meminta bukti surat permohonan tersebut.
Pengambilan data dimulai pada tanggal 10 Oktober 2012 hingga 21
Oktober 2012, dimulai pukul 10.00 – 14.00.
Dalam pengambilan data, langkah pertama peneliti membuat janji
kepada subjek di tempat dan waktu yang berbeda-beda sesuai dengan
kesepakatan setiap subjek. Selanjutnya peneliti meberikan skala
motivasi intrinsik dan ekstrinsik secara langsung kepada subjek untuk
diisi berdasarkan ketentuan-ketentuan yang sudah dipaparkan dalam
angket tersebut. Ke 11 subjek mengisi dengan baik, artinya semua
penyataan dalam skala motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat dijawab
semua sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang sudah tertulis dalam
skala motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
16
Setelah proses pengisian skala motivasi intrinsik dan ekstrinsik
selesai, kemudian ada beberapa subjek dimintai oleh peneliti untuk
melakukan wawancara yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Teknik
wawancara yang digunakan untuk mendapatkan data pendukung, maka
digunakan metode wawancara terstruktur. Sebab sebelumnya telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi penelitian yang akan
diperoleh melalui skala motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Sehingga
dalam melakukan wawancara tersebut, peneliti hanya mencari data
pendukung yang akan dipaparkan dalam pembahasan.
C. Hasil Analisis Data
Berikut hasil gambaran motivasi intrinsik dan ekstrinsik
mahasiswa yang hamil di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke
jenjang perguruan tinggi pada Tabel 5.
Tabel. 5. Hasil Gambaran Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Mahasiswa Yang Hamil Di Luar Nikah dalam Melanjutkan
Pendidikan ke Jenjang Perguruan Tinggi
Keterangan Interval Kategori N %
Ekstrinsik
31 ≤ x < 55,8 Tinggi - - 55,8 ≤ x < 80,6 Rendah - -
Netral 80,6 ≤ x < 105.4 Tidak keduanya 1 9,09
Intrinsik 105,4 ≤ x < 130.2 Rendah 9 81,81 130.2 ≤ x < 155 Tinggi 1 9,09
Jumlah 11 100
Dari Tabel 5. menunjukkan bahwa dari 11 responden terdapat 9
atau 81,81% subjek memiliki motivasi intrinsik dalam melanjutkan
pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
17
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mahasiswa
yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, yaitu yang
mengalami hamil di luar nikah ternyata memiliki motivasi intrinsik.
Hal ini dapat digambarkan melalui sikap mahasiswa yang hamil di luar
nikah dalam mengerjakan tugas-tugas tak mudah dengan sangat
antusias. Sebab dengan mengerjakan tugas-tugas yang memiliki tingkat
kesulitan tinggi, mahasiswa yang hamil di luar nikah semakin
termotivasi untuk memperoleh hasil sebaik-baiknya.
Pernyataan di atas sesuai dengan hasil penelitian yang digambarkan
melalui 1 atau 9,09% subjek yang memiliki motivasi intrinsik tinggi.
Ketika mahasiswa yang hamil di luar nikah lebih memilih untuk
menyukai mengerjakan tugas-tugas yang sulit, sehingga membuat
individu semakin memilki rasa ingin tahu dalam mencari hal-hal baru
atau pengalaman-pengalaman yang belum pernah dilakukan
sebelumnya. Maka secara tidak langsung terbentuk kemandirian dalam
mengerjakan, mempelajari, dan memahami materi perkuliahan.
Ternyata hasil tersebut sejalan dengan pernyataan dari wawancara
yang menyatakan, bahwa dengan mengerjakan tugas-tugas yang
memiliki tingkat kesulitan tinggi, sehingga individu semakin memiliki
keinginan untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya, ingin
memperoleh nilai IPK tinggi, serta ingin dapat meraih cita-cita
setinggi-tingginya (jenjang karier yang tinggi, jenjang pendidikan yang
lebih tinggi lagi). Oleh karena itu mahasiswa yang termotivasi intrinsik
tinggi lebih memiliki kepercayaan diri tinggi dalam mengerjakan tugas-
18
tugas maupun untuk membuat keputusan tanpa harus meminta
pertimbangan dari orang lain.
Berdasarkan dari hasil penelitian ternyata masih ada mahasiswa
yang memiliki motivasi intrinsik rendah hal ini terlihat ada 9 atau
81,81% subjek. Meskipun motivasi intrinsik rendah, setiap individu
tetap menyukai tugas-tugas yang memiliki tantangan yang tak mudah
serta memiliki rasa ingin tahu pribadi terhadap hal-hal baru. Namun
yang membedakan antara motivasi intrinsik tinggi dan rendah, yaitu
dari tingkat kemandirian. Mahasiswa yang termotivasi intrinsik rendah
tingkat kemandirian masih kurang, sebab individu masih ragu-ragu
dalam membuat keputusan. Sehigga menimbulkan tingkat kepercayan
diri yang kurang.
Ternyata hasil tersebut sejalan dengan pernyataan dari wawancara
yang menyatakan bahwa mahasiswa memang menyukai tugas-tugas
yang memiliki tingkat kesulitan tinggi karena dengan mengerjakan
tugas tersebut, individu semakin belajar banyak hal yang belum pernah
diketahui sebelumnya. Namun terkadang bila mendapat masalah dalam
mengerjakan tugas-tugas yang sulit dan tak kunjung mendapat jalan
keluar dari masalah tersebut. Kadang kala individu masih
membutuhkan orang lain (orang tua, teman, kakak, suami atau pacar),
dalam memecahkan atau menemukan jalan keluarnya. Hal ini
mengakibatkan tingkat kemandiriannya rendah
Lepper, dkk. (2005) mengungkapkan bahwa individu yang
memiliki motivasi intrinsik cenderung untuk mengerjakan pekerjaan
yang memiliki tantangan tak mudah, sedangkan individu yang memiliki
motivasi ekstrinsik cenderung untuk melakukan tugas–tugas yang
19
memiliki tantangan mudah. Lepper juga menambahkan bahwa individu
yang termotivasi intrinsik menunjukkan hasil akademisnya jauh lebih
baik dari pada individu .yang termotivasi karena ekstrinsik, sebab
motivasi intrinsik akan jauh lebih lama bertahan dari pada motivasi
ekstrinsik.
Selain itu Lepper, dkk. (2005) juga menambahkan bahwa seseorang
yang mempersiapkan dirinya untuk berkompetensi dalam bidang
akademis, maka biasanya mereka yang mampu mengembangkan
motivasi intrinsik. Hal ini terlihat dengan perilaku mereka yang lebih
menyukai tugas-tugas yang menantang, selalu berusaha mencari
kesempatan untuk memuaskan rasa ingin tahunya, dan berpartisipasi
dalam kegiatan akademis serta akan lebih menyukai mengerjakan
pekerjaan secara mandiri.
Setelah melihat hasil perolehan data dari 11 subjek ternyata peneliti
tidak menemukan motivasi ekstrinsik pada mahasiswa yang hamil di
luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Hal ini disebabkan mahasiswa tidak terlalu puas jika mengerjakan
tugas-tugas yang mudah, sebab dengan mengerjakan tugas yang mudah
individu tidak merasakan tantangan, sehingga individu menjadi tidak
bersemangat dalam mengerjakan tugas yang mudah.
Ternyata hasil tersebut sejalan dengan pernyataan dari wawancara
yang menyatakan bahwa mahasiswa lebih fokus dengan mengerjakan
tugas-tugas yang memang belum pernah mereka kerjakan sebelumya.
Sebab dengan mengerjakan tugas-tugas yang memiliki tantangan tak
mudah, maka hasil yang diperoleh juga lebih memuaskan dan membuat
20
mahasiswa bangga dapat menyelesaikan tugas-tugas yang memiliki
kesulitan tinggi dengan kemampuannya sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat mahasiswa yang tidak
memiliki motivasi intrinsik maupun ekstrinsik dalam melanjutkan
pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Hasil tersebut terlihat dari
jumlah 1 atau 9,09% subjek, hal ini disebabkan adanya variabel-
variabel lain yang membuat subjek tidak termotivasi karena intrinsik
dan ekstrinsik. Variabel-variabel tersebut contohnya seperti latar
belakang sosial, budaya, ekonomi dan kepribadian dari mahasiswa
yang hamil di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi.
Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang gambaran motivasi
mahasiswa yang hamil di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke
jenjang perguruan tinggi di atas, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat
Tabel 6 berikut:
Tabel 6. Gambaran Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Mahasiswa Yang Hamil Di Luar Nikah dalam Melanjutkan Pendidikan ke
Jenjang Perguruan Tinggi di Lihat Berdasarkan Usia
NO Usia Skor Kategori
1 21 86 Tidak Keduanya 2 22 106 Intrinsik Rendah 3 24 115 Intrinsik Rendah 4 24 116 Intrinsik Rendah 5 24 109 Intrinsik Rendah 6 25 118 Intrinsik Rendah 7 25 114 Intrinsik Rendah 8 25 115 Intrinsik Rendah 9 25 139 Intrinsik Tinggi 10 25 129 Intrinsik Rendah 11 26 108 Intrinsik Rendah
21
Sumber: Data Primer Penelitian (dalam Skala Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik)
Dari Tabel 6. di atas nampak jelas bahwa subjek yang memiliki
motivasi intrinsik tinggi berada di usia 25, hal ini disebabkan karena
individu dalam mengerjakan tugas-tugas dengan kesulitan tinggi tanpa
meminta bantuan atau saran dari orang lain. Sehingga membuat
individu semakin mandiri dengan begitu motivasi intrinsik menjadi
lebih tinggi. Sedangkan untuk motivasi intrinsik rendah berada pada
usia 22, 24, 25, 26. Hal ini disebabkan karena dari 9 mahasiswa yang
hamil di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi dalam mengerjakan tugas-tugas dengan tingkat lebih
sulit, mereka lebih menyukai untuk meminta bantuan orang lain untuk
menyelesaikannya. Sehingga membuat ke 9 mahasiswa yang hamil di
luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi
memiliki motivasi intrinsik rendah.
Dari ke 11 mahasiswa yang hamil di luar nikah dalam
melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, ternyata ada 1
mahasiswa yang berusia 21. Hal ini dikarenakan individu tersebut
masih memiliki emosi yang belum labil. Sehingga terkadang individu
memiliki rasa ingin tahu dari diri sendiri yang tinggi, namun terkadang
juga memiliki rasa ingin tahu karena ingin membahagiakan orang-
orang yang ada di sekitarnya. Selain itu individu terkadang mampu
mengerjakan sendiri tugas-tugas dengan tingkat kesulitan tinggi, namun
terkadang lebih memilih untuk mengerjakan tugas-tugas dengan
meminta bantuan dari orang lain.
22
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh
penulis untuk mengetahui gambaran motivasi intrinsik dan ekstrinsik
mahasiswa yang hamil di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke
jenjang perguruan tinggi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Gambaran motivasi mahasiswa yang hamil di luar nikah dalam
melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi adalah motivasi
intrinsik. Hal ini digambarkan dari 11 subjek terdapat 9 atau 81,81%
memiliki motivasi intrinsik dengan kategori rendah dan 1 atau
9,09% memiliki motivasi intrinsik tinggi.
2. Setelah mengetahui hasil gambaran motivasi tersebut, ternyata
gambaran mengenai motivasi ekstrinsik pada mahasiswa yang hamil
di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan
tinggi tidak terlihat.
3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 1 atau 9,09% subjek yang
tidak memiliki motivasi karena intrinsik maupun ekstrinsik. Hal ini
disebabkan tidak ada variabel-variabel yang berkaitan dengan
mahasiswa yang hamil di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan
ke jenjang perguruan tinggi contohnya seperti latar belakang sosial,
ekonomi, budaya, dan kepribadian.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai gambaran
motivasi intrinsik dan ekstrinsik mahasiswa yang hamil di luar nikah
23
dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, maka akan
dikemukakan saran-saran dalam tulisan ini antara lain:
1. Bagi mahasiswa yang mengalami hamil di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi a. Mahasiswa yang masih memiliki motivasi intrinsik rendah
disarankan supaya lebih meningkatkan lagi motivasi intrinsik
mereka. Sebab dengan memiliki motivasi intrinsik yang tinggi
mahasiswa akan semakin dapat memperoleh hasil yang lebih
baik lagi. Dengan memiliki motivasi intrinsik yang tinggi,
diharapkan semakin memiliki semangat hidup tinggi, rasa
optimis yang besar dalam menghadapi tantangan dan
kemandirian dalam mengerjakan tugas-tugas maupun membuat
keputusan. Sehingga mahasiswa dalam melanjutkan pendidikan
di perguruan tinggi dapat mempunyai prestasi yang lebih baik
(memperoleh IPK yang tinggi).
b. Bagi mahasiswa yang belum memiliki motivasi karena intrinsik
maupun ekstrinsik, diharapkan untuk semakin meningkatkan
rasa ingin tahu dan kemandirian. Sehingga mahasiswa dapat
lebih mudah mencapai tujuan dalam melanjutkan pendidikan ke
jenjang perguruan tinggi, contohnya seperti (lulus dengan nilai
IPK tinggi, atau lulus cepat dengan memperoleh gelar sarjana).
2. Bagi orang tua yang memiliki anak dengan latar belakang pernah mengalami hamil di luar nikah Bagi orang tua disarankan memberikan kepercayan untuk putrinya
dalam memutuskan pilihannya agar putrinya dapat melaksanakan tugas
24
perkembangan dewasa awal yaitu mampu lebih mandiri dalam
kehidupannya.
3. Bagi peneliti yang tertarik mengembangkan penelitian
a. Karena dalam penelitian ini hanya mengambarkan motivasi
intrinsik dan ekstrinsik mahasiswa yang hamil di luar nikah dalam
melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, maka
disarankan untuk mengambarkan variabel-variabel (latar belakang
sosial, budaya, ekonomi, kepribadian) yang terkait dengan
mahasiswa yang hamil di luar nikah dalam melanjutkan
pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
b. Selanjutnya, untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas
tentang motivasi intrinsik dan ekstrinsik mahasiswa, disarankan
untuk melakukan perbandingan mengenai motivasi intrinsik dan
ekstrinsik mahasiswa yang hamil di luar nikah, dan yang tidak
mengalami hamil di luar nikah dalam melanjutkan pendidikan ke
jenjang perguruan tinggi.
c. Mengenai jumlah sampel penelitian, disarankan untuk
penelitian selanjutnya dapat mengambil sampel dengan jumlah
yang lebih banyak, bahkan jika memungkinkan mengambil
seluruh anggota populasi untuk dijadikan sampel, agar hasil
penelitian dapat digeneralisasikan secara lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Bronstein, P., Ginsburg, G.S., & Herrera, I.S. (2005). Parental presictors of motivational orientation in early adolescences: A Longitudinal study. Journal of Youth and Adolescence, 34(6),
25
559-575.Advance online publication. Retrieved December 6, 2005. doi:10. 1007/s10964-005-8946-0
Broussard, S.C. (2002). The relationship between classroom motivation
and academic achievement in first and third graders [A Thesis, Submitted to the Graduate Faculty of the Louisiana State University and Agricultural and Mechanical College in partial fulfillment of the requirements for the degree of Master of Science in The School of Human Ecology](B.C.J.,Louisiana State University,1989.Desember). Retrived from http://www.google.com/The Relationship Between Classroom/ Motivation.pdf.
Gie. L. (2004). Cara belajar yang baik: Bagi Mahasiswa Jilid 1 Edisi
Kedua Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hastuti . (2007, April 17). Kemandirian perempuan miskin: di Kalitengah lor, sisi selatan merapi daerah istimewa yogyakarta. [Skripsi] (Fakultas Ilmu Sosial Dana Ekonomi Universitas Negri Yogyakarta). Retrived from. http://www.google.com /Kemandirian /Perempuan/ Miskin. pdf
Hurlock, E. (2002). Psikologi perkembangan:Suatu pendekatan
sepanjang rentang kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. (2004). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Kaplan, A. (n.d.). Intrinsic and Extrinsic Motivation. Retrived
fromhttp://www.education.com/reference/article/intrinsic-and-extrinsic-motivation/
Kusuma, T., & Marlinata,A. (2000) Materi penyuluhan remaja: Biro
penyuluhan remaja komisi keluarga keuskupan surabaya, 13 -61. Surabaya, 30 Juni 2000.
Karim, R. (1985). Mahasiswa cendikiawan dan masa depan. Alumni:
Bandung.
26
Lepper, M.R.., Iyengar, S.S & Corpus, J.H. (2005). Intrinsic and
extrinsic motivational orientations in the classroom: Age differences and academic correlates. Journal of education psychology, 97(2), 184 – 196. American Psychological Association. Doi:10.1037/0022-0663.97.2.184.
Monks, F. J. & Haditono, K. S. R. (Cet.14). (2002). Psikologi
perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.
Papilia. E.(2008). Human Development: Psikologi perkembangan Edisi
keenam. Jakarta : Kencana Prenada Group. Rahmawati, S. A. .(2006). Motivasi berprestasi mahasiswa ditinjau
dari pola asuh. [Skripsi] (Program Studi Psikologi. USU Respository © 2006. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan). Retrived fromhttp:// www. google. com/ Motivasi/ Berprestasi. pdf
Santrock. W. (2002). Life Span Development: Perekembangan masa
hidup Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Santrock. W. (2008). Psikologi pendidikan Edisi kedua. Jakarta: Kencana Prenada Group.
Sinaga. T. (2007). Pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap
aborsi dari kehamilan tidak dikehendaki di sekolah menengah umum negeri 1 pematang siantar kecamatan siantar kabupaten simalungun,tahun 2007. (USU Respository©2009. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara). Retrived from. http://www. google.co.id/ Pengetahuan Sikap Remaja Putri/ Aborsi. pdf
Universitas kristen satya wacana. (2009). Peraturan penyelenggaraan
kegiatan akademik dalam system kredit semester universitas kristen satya wacana salatiga. Jalan diponegoro: UKSW.
27