Galery Uang Kertas Indonesia

12
Republik Indonesia Serikat Pemerintah RIS mengeluarkan uang kertasnya yang pertama dan terakhir terdiri dari pecahan yang bernilai 5 dan 10 rupiah dengan tanggal emisi 1 Djanuari 1950. Uang RIS yang dikeluarkan untuk mengganti uang ORI dan ORIDA ini dicetak di Thomas De La Rue (London) yang pada waktu tersebut memiliki mutu setaraf dengan mata uang di negara maju. Seri RIS 1950 Uang kertas RIS ditandatangani oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai Menteri Keuangan RIS. Tetapi uang kertas ini tidak berumur panjang, karena pada tanggal 17 Agustus 1950 riwayat RIS berakhir dan digantikan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Republik Indonesia Sebagai pengganti seri RIS, pemerintah NKRI pada tahun 1951 mengedarkan emisi pertama uang kertasnya yang terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah (seri Pemandangan Alam I) yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan Mr. Sjafruddin Prawiranegara (Kabinet Natsir). Seri yang dicetak oleh Security Banknote Company (Amerika Serikat) ini pada bagian belakang pecahan 2,5 rupiahnya terdapat gambar lambang negara kita Garuda Pancasila yang baru untuk pertama kalinya dicantumkan di uang kertas.

description

Uang Kuno Kertas Indonesia

Transcript of Galery Uang Kertas Indonesia

Page 1: Galery Uang Kertas Indonesia

Republik Indonesia Serikat

Pemerintah RIS mengeluarkan uang kertasnya yang pertama dan terakhir terdiri dari pecahan yang

bernilai 5 dan 10 rupiah dengan tanggal emisi 1 Djanuari 1950. Uang RIS yang dikeluarkan untuk

mengganti uang ORI dan ORIDA ini dicetak di Thomas De La Rue (London) yang pada waktu tersebut

memiliki mutu setaraf dengan mata uang di negara maju.

Seri RIS 1950

Uang kertas RIS ditandatangani oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai Menteri Keuangan RIS.

Tetapi uang kertas ini tidak berumur panjang, karena pada tanggal 17 Agustus 1950 riwayat RIS berakhir

dan digantikan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Republik Indonesia

Sebagai pengganti seri RIS, pemerintah NKRI pada tahun 1951 mengedarkan emisi pertama uang

kertasnya yang terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah (seri Pemandangan Alam I) yang ditandatangani

oleh Menteri Keuangan Mr. Sjafruddin Prawiranegara (Kabinet Natsir). Seri yang dicetak oleh Security

Banknote Company (Amerika Serikat) ini pada bagian belakang pecahan 2,5 rupiahnya terdapat gambar

lambang negara kita Garuda Pancasila yang baru untuk pertama kalinya dicantumkan di uang kertas.

Page 2: Galery Uang Kertas Indonesia

Seri Pemandangan Alam I (1951)

Kedua seri di atas memang tidak dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI), karena pada saat tersebut Bank

Indonesia belum terbentuk. Tetapi setelah Bank Indonesia berdiri tahun 1953 tenyata masih terdapat

beberapa jenis uang kertas yang tidak dikeluarkan oleh BI melainkan oleh Pemerintah Republik

Indonesia.

Uang kertas yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia memiliki beberapa ciri yang mirip

dengan muntbiljet nya pemerintah Hindia Belanda: 1. Hanya terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah 2. Bertulisan REPUBLIK INDONESIA (bukan Bank Indonesia) 3. Tidak memiliki tanda air (watermark) kecuali pada emisi 1964 4. Ditandatangani oleh Menteri Keuangan

Page 3: Galery Uang Kertas Indonesia

Mari kita lihat jenis-jenis uang kertas tersebut

Seri Pemandangan Alam 1953

Ditandatangani oleh Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumongan (3 April 1952 - 30 Juli 1953) sebagai

Menteri Keuangan pada kabinet Wilopo. Uang ini memiliki gambar yang sama dengan seri sebelumnya

dan juga dicetak oleh Security Banknote Company. Yang menjadi perhatian adalah 2 huruf pada nomor

serinya merupakan lanjutan dari seri Pemandangan Alam I.

Page 4: Galery Uang Kertas Indonesia

Seri Suku Bangsa I 1954

.

Seri yang terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah ini ditandatangani oleh Dr. Ong Eng Die yang menjabat

Menteri Keuangan semasa kabinet Ali Sastroaidjojo I dari tanggal 30 Juli 1953 sampai dengan 12

Agustus 1955. Uang yang dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran NV ini tidak memiliki tanda air sebagai

pengaman dan sampai saat ini masih bisa ditemukan dalam jumlah sangat banyak.

Page 5: Galery Uang Kertas Indonesia

Seri Sukubangsa II 1956

.

Seri ini memiliki gambar yang serupa dengan seri sebelumnya, tetapi ditandatangani oleh Mr. Jusuf

Wibisono yang menjabat sebagai Menteri Keuangan kabinet Ali Sastroamidjojo II dari tanggal 24 Maret

1956 sampai dengan 9 April 1957.

Page 6: Galery Uang Kertas Indonesia

Seri Sandang Pangan I 1960

Seri yang terdiri dari 2 pecahan ini dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran yang sudah berubah status badan

hukumnya dari NV menjadi PT. Tanda tangan oleh Ir. H. Djuanda Kartawidjaja sebagai Menteri

Keuangan kabinet Kerja I dan Kerja II (10 Juli 1959 - 1 Juli 1960). Pada masa Kabinet Kerja I inilah

dikeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No 2 tahun 1959 pada tanggal 24 Agustus

1959 yang menetapkan penurunan nilai uang kertas pecahan 500 dan 1000 rupiah seri Hewan (1957)

menjadi tinggal 10% saja dari nilai semula. Untuk lengkapnya silahkan baca Info Uang Kuno 14.

Page 7: Galery Uang Kertas Indonesia

Seri Sandang Pangan II 1961

Seri ini ditandatangani oleh R.M. Notohamiprodjo sebagai Menteri Keuangan kabinet Kerja II dan III

menggantikan Ir. H. Djuanda K. Seri yang terdiri dari 2 pecahan ini dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran

yang statusnya sudah berubah lagi dari PT menjadi PN (Perusahaan Negara) berdasarkan PP no

34/1960 tertanggal 3 Juni 1960.

Page 8: Galery Uang Kertas Indonesia

Seri Soekarno Borneo 1961

Seri yang terdiri dari 2 pecahan ini rencananya diedarkan untuk wilayah Kalimantan Utara semasa

konfrontasi dengan Malaysia. Berikut cuplikan situasi saat itu yang saya kutip dari Kompasiana:

Inilah propaganda Pendiri Republik Indonesia Soekarno terhadap Malaysia. Rupanya arogansi Malaysia

tidak hanya terjadi sekarang saja, tetapi sejak jaman Soekarno. Malaysia sudah sering bertindak tidak

simpati terhadap Indonesia, hingga Soekarno marah besar…

Mengapa Soekarno marah?

Pada 1961, Kalimantan dibagi menjadi empat administrasi. Kalimantan yang menjadi bagian Indonesia,

terletak di selatan Kalimantan. Di utara adalah Kerajaan Brunei dan dua koloni Inggris, Sarawak dan

Borneo Utara, yang kemudian dinamakan Sabah (Negara bagian Malaysia). Sebagai bagian dari

penarikannya dari koloninya di Asia Tenggara, Inggris rupanya mencoba menggabungkan koloninya di

Kalimantan dengan Semenanjung Malaya, Federasi Malaya dengan membentuk Federasi Malaysia.

.Tentu saja, rencana ini ditentang oleh Pemerintahan Indonesia. Karena Presiden Soekarno berpendapat

bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris, dan konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol

Inggris di kawasan ini. Sehingga mengancam kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Filipina juga

membuat klaim yang sama atas Sabah, dengan alasan daerah itu memiliki hubungan sejarah dengan

Filipina melalui Kesultanan Sulu.

.

Di Brunei, Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) memberontak pada 8 Desember 1962. Mereka

mencoba menangkap Sultan Brunei, ladang minyak dan menyandera orang Eropa. Sultan lolos dan

meminta pertolongan Inggris, dengan menerima pasukan Inggris dan Gurkha dari Singapura.

Page 9: Galery Uang Kertas Indonesia

.

Filipina dan Indonesia resminya setuju untuk menerima pembentukan Federasi Malaysia apabila

mayoritas di daerah yang hendak dilakukan dekolonial memilihnya dalam sebuah referendum yang

diorganisasi oleh PBB.

.

Tetapi, pada 16 September 1962, sebelum hasil dari pemilihan dilaporkan, Malaysia melihat

pembentukan federasi ini sebagai masalah dalam negeri. Tanpa tempat untuk turut campur orang luar,

tetapi pemimpin Indonesia melihat hal ini sebagai perjanjian Manila Accord yang dilanggar dan sebagai

bukti kolonialisme dan imperialisme Inggris masih berpengaruh.

.Pergolakan aksi demopun tak pernah berhenti, aksi mengecam Soekarnopun terjadi. Bahkan aksi

demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur-pun terus memanas. Para demonstran menyerbu gedung

KBRI, merobek-robek foto Soekarno. Bahkan di antara demonstran membawa lambang negara Garuda

Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman (Perdana Menteri Malaysia saat itu) dan memaksanya untuk

menginjak lambang negara Indonesia, Garuda. Peristiwa itupun memancing amarah Soekarno terhadap

Malaysia begitu meledak.

.Demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur yang berlangsung tanggal 17 September 1963, sedang

memuncak. Mereka marah terhadap Presiden Soekarno yang melancarkan konfrontasi terhadap

Malaysia, juga karena serangan pasukan militer tidak resmi Indonesia terhadap Malaysia.

.

Berikut pengumuman Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio bahwa Indonesia mengambil sikap

bermusuhan terhadap Malaysia pada 20 Januari 1963. Selain itu para sukarelawan Indonesia (sepertinya

pasukan militer tidak resmi) mulai memasuki Sarawak dan Sabah untuk menyebar propaganda dan

melaksanakan penyerangan dan sabotase pada 12 April berikutnya.

.

Soekarno yang murka karena tindakan demonstrasi anti-Indonesian yang menginjak-injak lambang

negara Indonesia, ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan

nama Ganyang Malaysia. Soekarno memproklamirkan gerakan Ganyang Malaysia melalui pidato beliau

yang amat bersejarah, berikut ini:

.Kalau kita lapar itu biasa

Kalau kita malu itu juga biasa

Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!

Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!

Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu

Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan

sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.

Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita

akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga

masih memiliki martabat.

Yoo…ayoo… kita… Ganjang…

Ganjang… Malaysia

Ganjang… Malaysia

Bulatkan tekad

Semangat kita badja

Peluru kita banjak

Njawa kita banjak

Bila perlu satoe-satoe!

Soekarno.

(sumber: wikipedia)

Page 10: Galery Uang Kertas Indonesia

Dari cerita di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya Indonesia sudah melakukan persiapan

untuk menganyang Malaysia. Sampai-sampai sudah mencetak mata uangnya terlebih dahulu. Tetapi

karena tujuan Soekarno tidak terwujud maka seri Borneo yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan

R.M. Notohamiprodjo ini tidak sempat digunakan. Tidak heran bila sampai saat ini kedua pecahan seri

Borneo seringkali ditemukan dalam kondisi mulus alias UNC.

.

.

Seri Soekarno 1964

.

Seri 1964 ini berbeda dibandingkan seri-seri sebelumnya karena memiliki tanda air Garuda Pancasila.

Selain itu juga memiliki beberapa variasi nomor seri dan pencetak. Ditandatangani oleh Mr. Sumarno SH

sebagai Menteri Keuangan pada kabinet Kerja IV (13 November 1963 sd 27 Agustus 1964).

Page 11: Galery Uang Kertas Indonesia

Seri Soekarno Irian Barat 1961

Setelah Irian Barat menjadi bagian dari RI pada tanggal 1 Mei 1963, pemerintah pusat segera mencetak

dan mengedarkan uang kertas seri Irian Barat untuk digunakan sebagai pengganti mata uang gulden

Nederlands Nieuw Guinea yang bergambar Ratu Juliana. Yang menarik terdapat perbedaan kurs antara

rupiah Irian Barat dengan rupiah RI yaitu 1 rupiah IB sama dengan 10 rupiah RI. Kedua pecahan Irian

Barat ini ditandatangani oleh Menteri Keuangan R.M Notohamiprodjo dan bergambar sama dengan seri

Borneo

.

Page 12: Galery Uang Kertas Indonesia

Seri Soekarno Riau 1961

.

Bergambar sama seperti seri Borneo dan Irian Barat, seri Riau yang diedarkan 15 Oktober 1963 ini

digunakan sebagai pengganti dollar Malaya yang sebelumnya berlaku juga di Riau, Singapura dan British

North Borneo. Seri ini hanya berlaku sebentar saja, karena pada 1 Juli 1964 pemerintah memberlakukan

rupiah sebagaimana berlaku di wilayah-wilayah RI lainnya. Seri ini juga ditandatangani oleh Mr. R.M.

Notohamiprodjo.

Pada masa Orde Baru, semua uang kertas dimulai dari seri Sudirman 1968 sampai dengan saat ini

diedarkan hanya oleh Bank Indonesia. Tidak ada lagi uang kertas pecahan kecil yang dikeluarkan oleh

Pemerintah RI. Tanda tanganpun tidak ada lagi oleh Menteri Keuangan melainkan oleh gubernur dan

direktur BI. Pada katalog KUKI perbedaan uang Pemerintah RI dengan BI tidak dipisahkan, tetapi pada

katalog Pick (Standard Catalog of World Paper Money) dengan jelas dipisahkan, karena itu sistem

penomoran KUKI berbeda bila dibandingkan dengan Pick.