FULL MASTER UGD ROBBY 16.docx

download FULL MASTER UGD  ROBBY 16.docx

of 181

Transcript of FULL MASTER UGD ROBBY 16.docx

Tn

Tn/Ny-Th

EMG03-09-11

FotoTHORAX-

Klinis :

Salam sejawat,

Robby Hermawan,dr.

FULL MASTER

EMG IPDTORAKS PA DAN LATERAL NORMAL

Foto simetris dan inspirasi maksimal Soft tissue dan skeletal normal. Trakea masih di tengah. Cor tidak membesar. Tidak tampak kalsifikasi aorta/elongatio aorta. Mediastinum dalam batas normal. Lokasi bayangan hepar dan gastric bubble dalam batas normal. Sinuses tajam/tumpul/berselubung dan diafragma normal/elevasi/mendatar/tenting/scalloping/berselubung. Pulmo: Hili normal/melebar/kabur. Corakan bronkovaskuler normal/meningkat/menurun. Tidak tampak infiltrat/nodul/massa. Tidak tampak perselubungan opak. Tidak tampak bayangan lusen. Tidak tampak sillhouette sign.

KESAN : Tidak tampak TB paru aktif. Tidak tampak kardiomegali.

Sinus anterior tajam/tumpul, sinus posterior tajam/tumpul. Retrosternal space cerah/menyempit. Retrocardiac space cerah/menyempit.

KESAN : Tidak tampak kardiomegali. Tidak tampak TB paru aktif.

NORMAL TIDAK ADA METASTASIS

Foto asimetris dan kurang inspirasi/ekspirasi. Cor tidak membesar. Sinuses dan diafragma normal. Pulmo: Hili normal. Corakan bronkovaskuler normal. Tidak tampak bayangan opak noduler.

KESAN : Tidak tampak metastasis intrapulmonal. Tidak tampak kardiomegali.

NORMAL TIDAK TAMPAK STRUMA INTRATORAKAL

Foto asimetris dan kurang inspirasi/ekspirasi. Cor tidak membesar. Sinuses dan diafragma normal. Pulmo: Hili normal. Corakan bronkovaskuler normal. Tidak tampak bayangan opak di paratrakea. Tidak tampak bercak lunak.

KESAN : Tidak tampak struma intratorakal. Tidak tampak kardiomegali. Tidak tampak TB paru aktif.

NORMAL TIDAK TAMPAK PEMBESARAN KGB

Foto asimetris dan kurang inspirasi/ekspirasi. Cor tidak membesar. Sinuses dan diafragma normal. Pulmo: Hili normal. Corakan bronkovaskuler normal. Tidak tampak bayangan opak lobulated di paratrakea dan perihiler. Tidak tampak bercak lunak.

KESAN : Tidak tampak pembesaran KGB paratrakea dan perihiler. Tidak tampak kardiomegali. Tidak tampak TB paru aktif.

ATYPICAL CHEST PAIN, DHF

Foto asimetris dan kurang inspirasi/ekspirasi. Cor tidak membesar. Sinuses dan diafragma normal. Pulmo: Hili normal. Corakan bronkovaskuler normal. Tidak tampak bercak lunak.

KESAN : Tidak tampak penebalan pleura atau efusi pleura. Tidak tampak TB paru aktif. Tidak tampak kardiomegali.

TOP LORDOTIK

Tidak tampak bercak lunak di apeks dan lapang atas kedua paru.KESAN : Tidak tampak TB paru aktif di apeks dan lapang atas kedua paru.

NORMAL NEONATUS

Foto asimetris dan ekspirasi. Cor tidak membesar. Sinuses dan diafragma normal. Pulmo: Hili normal. Corakan bronkovaskuler normal. Tidak tampak perbercakan.

KESAN : Tidak tampak bronkopneumonia. Tidak tampak kardiomegali.

ATHEROSCLEROSIS AORTA + ELONGATIO

Cor tidak membesar, kalsifikasi aorta (+). Sinuses dan diafragma normal. Pulmo: Hili normal. Corakan bronkovaskuler normal. Tidak tampak bercak lunak.

KESAN : Atherosklerosis aorta. Tidak tampak kardiomegali. Tidak tampak TB paru aktif.

Cor tidak membesar, elongatio aorta (+). Sinuses dan diafragma normal. Pulmo: Hili normal. Corakan bronkovaskuler normal. Tidak tampak bercak lunak.

KESAN : Elongatio aorta. (Jarak clavicula ke arcus aorta 2,5cm1. Dahnert W. Radiology Review Manual 6th edition. p.492.

GAMBARAN BRONKITIS KRONIS

Cor tidak membesar. Sinuses dan diafragma normal. Pulmo: Hili normal. Corakan bronkovaskuler bertambah, cuffing sign (+), tram line (+). Tidak tampak bercak lunak.

KESAN : Gambaran bronkitis. Tidak tampak kardiomegali.

GAMBARAN BRONKIEKTASIS

Cor tidak membesar. Sinuses dan diafragma normal. Pulmo: Hili normal. Corakan bronkovaskuler bertambah, cuffing sign (+), tram line (+). Tampak rongga lusen multipel berdinding tebal yang menyerupai honeycomb appearance dengan air fluid level di dalamnya di lapang bawah kanan/kiri.

KESAN : Bronkiektasis terinfeksi (jika ada air fluid level) di . . . Tidak tampak kardiomegali.

PPOK (EMFISEMA PULMONUM + BRONKITIS KRONIS)

Cor tidak membesar, berbentuk tear drop. Sinuses dan diafragma mendatar/normal. Pulmo: Hili normal. Corakan bronkovaskuler bertambah, cuffing sign (+), tram line (+). Tidak tampak bercak lunak. Tampak bayangan hiperaerasi di kedua lapang paru. Sela iga melebar.

KESAN : Emfisema pulmonum dengan gambaran bronkitis kronis menyokong suatu PPOK. Tidak tampak kardiomegali.

METASTASIS INTRAPULMONAL

Cor tidak membesar. Sinuses dan diafragma normal. Pulmo: Hili normal. Corakan bronkovaskuler normal. Tampak bayangan opak noduler di apeks/lapang atas/tengah/bawah kanan/kiri.

KESAN : Metastasis intrapulmonal Tidak tampak kardiomegali.

Tipe Metastasis:Milliary pattern(2cm): Tumor primerberupa sarcoma, karsinoma, seminoma, renal cell carcinoma.Lymphangitic spread: Tumor primer pada mammae, pankreas, paru, limfoma atau leukemia.Pneumonic and peribronchial pattern: Tumor primer di esofagus, paru atau mammae.Efusi pleura: Tumor primer di mammae, gaster, atau tidak diketahui. Kebanyakan tipe adenokarsinoma.Ada 2 pendapat mengenai metastasis yang berupa efusi pleura. Ada yang menyatakan merupakan metastasis intrapulmonal dan ada yang menyatakan bukan metastasis intrapulmonal karena pleura tidak terletak di dalam paru.

1. Soerodiwirio S. Radiologi Traktus Respiratorius.Bandung:Bagian/UPF Radiologi Fakultas Kedokteran UNPAD,RSHS;1984. 2. Lange S, Walsh G. Radiology of chest diseases.3rd ed. Stuttgart: Thieme; 2007

ATELEKTASIS

Foto asimetris dan kurang inspirasi/ekspirasi. Trakea tampak tertarik ke kanan/kiri. Cor tidak membesar, tampak tertarik ke kanan/kiri. Sinuses normal. Diafragma kanan/kiri tertarik ke superior. Pulmo: Hilus kanan/kiri tertarik ke superior/inferior. Corakan bronkovaskuler kanan/kiri tampak bertambah. Tampak perselubungan opak homogen yang menarik fisura minor / mayor / trakea / jantung / hilus / diafragma ke . . . Tampak hiperaerasi paru . . . Tidak tampak bercak lunak. Sela iga tampak menyempit

KESAN : Atelektasis paru kanan/kiri dengan emfisema kompensata paru kanan/kiri Tidak tampak kardiomegali.

Tanda langsung atelektasis: Perubahan letak fisura minor atau mayor. Penambahan opasitas (penurunan aerasi). Corakan bronkovaskular yang bertambah.Tanda tidak langsung atelektasis: Elevasi diafragma. Pergeseran mediastinum. Pergeseran trakea. Pergeseran letak hilus. Hiperaerasi kompensasi dari paru yang normal. Penyempitan sela iga.

PNEUMOCYSTIS JIROVECII / PNEUMOCYSTIS CARINII PNEUMONIA

Cor tidak membesar. Sinuses dan diafragma normal . Pulmo: Hili kabur. Corakan bronkovaskuler bertambah. Tampak perbercakan di perihiler bilateral

KESAN : Sugestif suatu pneumocystis jirovecii pneumonia. Tidak tampak kardiomegali.

Nilai CD4 50%) Sacral doming and vertebral body wedging Penilaian foto fleksi dan ekstensi Recumbent lateral with flexion-extensionUnstable jika > 8% translasi

Spondylolysis perlu dinilai pada kasus spondylolisthesis dengan menggunakan foto oblique.

Penyebab spondylolisthesis menurut Wilse et al: Type I (dysplastic): A congenital abnormality in the upper sacrum or the neural arch of L5, allowing displacement to occur. Type II (isthmic) A: A lytic or fatigue fracture of the pars B: Elongated but intact pars C: Acute fracture of the pars Type III (degenerative, pseudospondylolisthesis): Secondary to long-standing degenerative arthrosis of the zygapophyseal joints and discovertebral articulation Type IV (traumatic): Secondary to fracture in the area of the neural arch other than the pars interarticularis. Type V (pathologic): In conjunction with generalized or localized bone disease (e.g., Pagets disease, metastatic bone disease, osteopetrosis) Type VI (iatrogenic). Occurs above or below a spinal fusion.

Spondilitis TB

Curve . . . hiperkifosis, alignment dalam batas normal. Tampak destruksi corpus vertebra . . . terutama pada aspek anterior yang memberikan gambaran wedge shape. Tidak tampak osteofit Permukaan endplate corpus vertebra tidak sklerotik. Discus intervertebralis . . . tampak menyempit. Foramen intervertebralis tidak menyempit. Pedikel dalam batas normal. Tampak bayangan opak densitas soft tissue di paravertebra . . . kanan dan kiri yang disertai kalsifikasi.

KESAN : Spondilitis TB dengan gibbus dan paravertebral abses di . . .

Pada foto torak dapat ditemukan gambaran spider spine dan 50% kasus disertai TB paru aktif.Tall vertebra (rasio tinggi corpus > lebar corpus) dapat ditemukan pada corpus vertebra di bawah lesi sebagai kompensasi gibbus, terutama pada spondilitis TB yang mengenai anak-anak.Destruksi corpus vertebra pada TB biasanya multiple dan berdekatan serta mengenai aspek anteriornya sehingga memberikan gambaran wedge shape. Lokasi yang sering terkena adalah daerah L1.Permukaan endplate corpus vertebra pada spondilitis TB biasanya tidak sklerotik, berbeda dengan penyakit degeneratif yang disertai permukaan endplate yang sklerotik.Pada spondilitis TB juga jarang disertai osteofit.Discus intervertebralis biasanya menyempit pada penyakit infeksi dan degeneratif. Pada fraktur kompresi akibat trauma, biasanya discus intervertebralis tidak menyempit.Pedikel biasanya dalam batas normal. Hal ini membedakan dengan lesi akibat metastasis yang sering menyerang pedikel.Keterlibatan soft tissue di daerah cervical dapat melebarkan retropharyngeal, retrolaryngeal dan retrotracheal space.

Osteoporosis

Densitas tulang menurun disertai penipisan korteks. Trabekulasi vertikal pada corpus vertebra . . . tampak lebih jelas. Bentuk corpus vertebra . . . menyerupai baji (wedged vertebra) / plana (pancake vertebra) / bikonkaf (fish vertebra/hourglass vertebra). Curve vertebra . . . kifosis dan alignment dalam batas normal. Besar, bentuk, dan struktur trabekula vertebra lumbosakral dalam batas normal. Discus dan foramen intervertebralis tidak menyempit. Pedikel dalam batas normal. Tidak tampak garis fraktur dan osteofit.

KESAN : Osteoporosis

Tanda-tanda osteoporosis pada vertebra: Densitas tulang menurun. Penipisan korteks. Perubahan pola trabekulasi. Pada vertebra tampak gambaran corduroy cloth appearance atau pseudohemangiomatous appearance. Pada osteoporosis, biasanya gambaran tersebut ditemukan pada banyak vertebra tidak seperti pada hemangioma. Deformitas Baji (wedged vertebra): kompresi pada aspek anterior. Plana (pancake vertebra): kompresi pada aspek anterior dan posterior, perlu dipertimbangkan penyebab lain seperti metastasis atau multipel myeloma. Bikonkaf (fish vertebra/hourglass vertebra): terjadi jika discus intervertebralis masih baik. Schmorls node: herniasi discus pada endplate corpus vertebra. Curve vertebra dapat hiperkifosis jika terdapat deformitas wedged vertebra yang multiple.

Schedel

Tabula eksterna, tabula interna dan diploe dalam batas normal. Vascular dan convolutional marking dalam batas normal. Sela tursica normal. Sutura tidak melebar. Tidak tampak kalsifikasi. Tidak tampak garis-garis fraktur

KESAN : Foto schedel dalam batas normal.

Ukuran sella turcicaAnteroposterior 5-11mmVertical 4-12mm

Jika membesar: pituitary neoplasm empty sella syndrome extrapituitary mass variasi normal

Fraktur depresi dengan kedalaman >5mm dari tabula interna sering disertai robekan duramater.

Foto Caldwell

Sinus frontalis bilateral cerah. Sinus ethmoid bilateral cerah. Rima orbita tampak normal. Os sphenoid dan petrosus tampak normal. Septum nasi di tengah. Tidak tampak garis fraktur. Oblique orbital line tampak normal. KESAN : Foto Caldwell dalam batas normal

Foto Waters

Sinus frontalis bilateral cerah. Sinus maksilaris bilateral cerah. Dinding antrum tidak menebal. Tidak tampak penebalan concha. Septum nasi di tengah. Tidak tampak garis fraktur (arcus zigomaticum, dinding orbita dan dinding sinus) KESAN : Foto Waters dalam batas normal.

Foto submentoverteks atau proyeksi aksial

Foramen ovale, spinosum, dan laceratum normal. Foramen magnum normal, odontoid normal. Sinus sphenoidalis cerah. Tidak tampak bayangan massa yang terproyeksi pada fossa media. KESAN : Foto submentoverteks dalam batas normal.

Foto Mastoid (Schuller & Stenvers)

Cellulae mastoidea tampak normal. Angulus Citelli tampak normal. Tegmen timpani tampak normal. Canalis acusticus eksternus dan canalis acusticus internus tampak normal. Tidak tampak lesi lusen dan destruksi.

KESAN : Foto Schuller & Stenvers dalam batas normal.

Stenvers position

Schuller position

Schuller position

Schuller position

Stenvers position

Stenvers position

Foto Nasal

Tidak tampak fraktur os nasal.

Temporomandibular joint (TMJ)

Tutup mulut: Caput mandibula berada pada fossa temporomandibula. Sela sendi dan permukaan sendi tampak normal.

Buka mulut: Caput mandibula terletak pada batas anterior fossa temporomandibula.

KESAN : Foto temporomandibular joint dalam batas normal.

Cervical Lateral

Curve dan alignment dalam batas normal. Besar, bentuk, dan struktur trabekula vertebra cervicalis dalam batas normal. Discus intervertebralis tidak menyempit. Pedikel dalam batas normal. Tidak tampak osteofit dan garis fraktur. Atlantodental interspace dalam batas normal. Interspinous distance dalam batas normal. Retropharyngeal, retrolaryngeal, dan retrotracheal space dalam batas normal.

KESAN : Foto cervical dalam batas normal.

Pada foto cervical lateral, foramen intervertebralis tidak tampak. Foramen intervertebralis terlihat dengan foto cervical obliq.RAO dan LPO untuk melihat foramen intervertebralis kanan.LAO dan RPO untuk melihat foramen intervertebralis kiri.Atlantodental interspace (ADI)3mm). Distribusi udara usus halus dalam batas normal (jika katup ileosekal kompeten) Tampak distribusi udara dalam usus halus berlebih. (jika katup ileosekal inkompeten) Pada posisi tegak: air fluid level intraluminal (+), free air subdiafragma (-). Tidak tampak distribusi udara di rongga pelvis

KESAN : Ileus obstruktif letak rendah.

Penyebab- Neoplastic (benign & malignant) - Volvulus (caecal & sigmoid)

Gambaran radiologi tergantung kompetensi valvula ileosekal. Type IA : The ileocaecal valve is competent. Distended large bowel, particularly ascending colon & caecum. No distention of small- bowel.Type IB : Caecal distension & small-bowel distension.Type II : The ileocaecal valve is incompetent, No distension of caecum & ascending colon but distension of small-bowel

Tipe IA dan IB memiliki risiko ruptur sekum terutama jika diameter > 9cm.Tipe II seringkali sulit dibedakan dengan ileus paralitik. Lihat gambaran klinis. Foto LLD dapat membedakan ileus obstruksi letak rendah tipe II dengan ileus paralitik. Ileus paralitik akan memperlihatkan gambaran udara di rektum.

The distinction between small- and large- bowel dilatation

Small bowelLarge bowel

Valvulae conniventesPresent in jejunumAbsent

Number of loopsManyFew

Distribution of loopsCentralPeripheral

HaustraAbsentPresent

Diameter3-5cm5cm+

Radius of curvatureSmallLarge

Solid faecesAbsentPresent

1. Sutton D. Textbook of radiology and imaging. 2nd edition.London: Elsevier;2003.p.669-78.

ASCITES

BNO 3 POSISI Preperitoneal fat tidak jelas. Psoas line tidak jelas. Tampak bayangan udara usus halus dan kolon dalam batas normal yang terdistribusi ke abdomen tengah. Pada posisi tegak: air fluid level intraluminal (-), air fluid level ekstraluminal (-), free air subdiafragma (-). Masih tampak bayangan udara di rongga pelvis.

KESAN : Ascites.

NECROTIZING ENTEROCOLITIS (NEC)

BNO Tampak bayangan udara di dalam usus tidak terdistribusi secara merata dengan hilangnya pola mozaik. Tidak tampak bayangan lusen pada dinding usus. Tidak tampak bayangan lusen yang terproyeksi di daerah hepar.

KESAN : Ileus paralitik tanpa disertai pneumatosis intestinalis maupun portal venous gas Menyokong suatu NEC grade I (Klasifikasi Bell).

BNO 3 posisi Tampak bayangan udara di dalam usus tidak terdistribusi secara merata dengan hilangnya pola mozaik. Pada 3 posisi tampak distribusi udara dalam usus bersifat persisten. Tidak tampak bayangan lusen pada dinding usus. Tidak tampak bayangan lusen yang terproyeksi di daerah hepar. Pada posisi tegak : air fluid level intraluminal(+/-), air fluid level ekstraluminal (-), free air subdiafragma (-).

KESAN : Ileus paralitik tanpa disertai pneumatosis intestinalis, portal venous gas maupun pneumoperitoneum Menyokong suatu NEC grade I (Klasifikasi Bell).

BNO Tampak bayangan udara di dalam usus tidak terdistribusi secara merata dengan hilangnya pola mozaik. Tampak bayangan lusen pada dinding usus di daerah . . . Tidak tampak bayangan lusen yang terproyeksi di daerah hepar.

KESAN : Ileus paralitik dengan pneumatosis intestinalis. Tidak tampak portal venous gas. Menyokong suatu NEC grade II (Klasifikasi Bell).

BNO 3 posisi Tampak bayangan udara di dalam usus tidak terdistribusi secara merata dengan hilangnya pola mozaik. Tampak bayangan lusen pada dinding usus di daerah . . . Tidak tampak bayangan lusen yang terproyeksi di daerah hepar. Pada posisi tegak : air fluid level intraluminal(+/-), air fluid level ekstraluminal (-), free air subdiafragma (-).

KESAN : Ileus paralitik dengan pneumatosis intestinalis. Tidak tampak portal venous gas maupun pneumoperitoneum. Menyokong suatu NEC grade II (Klasifikasi Bell).

BNO Tampak bayangan udara di dalam usus tidak terdistribusi secara merata dengan hilangnya pola mozaik. Tampak bayangan lusen pada dinding usus di daerah . . . Tampak bayangan lusen yang terproyeksi di daerah hepar.

KESAN : Ileus paralitik dengan pneumatosis intestinalis dan portal venous gas, menyokong suatu NEC grade III (Klasifikasi Bell).

BNO 3 posisi Tampak bayangan udara di dalam usus tidak terdistribusi secara merata dengan hilangnya pola mozaik. Tampak bayangan lusen pada dinding usus di daerah . . . Tampak bayangan lusen yang terproyeksi di daerah hepar. Pada posisi tegak : air fluid level intraluminal(+/-), air fluid level ekstraluminal (-), free air subdiafragma (+).

KESAN : Ileus paralitik dengan pneumatosis intestinalis, portal venous gas, dan pneumoperitoneum, menyokong suatu NEC grade III (Klasifikasi Bell).

Malformasi anorektal (MAR) Knee chest position

Jarak udara dalam rektum paling distal ke marker yang diletakkan pada anal dimpleadalah . . . cm

KESAN:Menyokong suatu malformasi anorektal letak tinggi / rendah.

Jarak >1cm: letak tinggiJarak