friska s

download friska s

of 11

Transcript of friska s

  • 7/26/2019 friska s

    1/11

    Friska S: Value Chain Analysis (Analisis Rantai Nilai) Untuk Keunggulan Kompetitif

    36

    VALUE CHAIN ANALYSIS

    (ANALISIS RANTAI NILAI ) UNTUK KEUNGGULANKOMPETITIF MELALUI KEUNGGULAN BIAYA

    Friska SStaf Pengajar Fakultas Ekonomi USU

    Abstract : Value Chain Analysis is a valueable analytical tool to understand

    activities and provide information on company position in the value in the form

    of product and service value. Value Chain Analysis can be classified in to

    analysis related to outside parties such as supplier linkages and customer

    linkages and the companys value chain analysis. The Value Chain Analysis

    helps the company to indentify a company position and analyze activities in

    value chain and to reduce or eliminate activities that are not create additional

    value or product and services. The company further can determine competitive

    strategy, namely, low cost or differentiation. The company must maintain and

    improve the relationship both with supplier and keep relation with customers,which is finally expected to be able to improve competitive power of the

    products. The company is necessary to consider application of informativetechnology since it is necessary to maximize product value.

    Keywords : Value chain and competitive advantage

    PENDAHULUANKita harus memiliki Competitive

    Advantage agar dapat bersaing dengan

    negara-negara lain di dunia ini, sehingga

    kita dapat menjadi negara yang diseganibaik di kawasan Asia Tenggara, asia

    maupun dunia. Untuk itu kita harus menggali

    seluruh kemampuan yang ada serta sumber

    daya yang dimiliki yang dapat digunakan

    sebagai senjata dalam manghadapi

    persaingan global Kalimat tersebut tentu

    sering sekali kita dengar, bahkan senantiasa

    di dengung-dengungkan utamanya oleh para

    pejabat pada forum-forum tertentu. Yang

    perlu di garis bawahi adalah istilah

    Competitive Advantage yang kemudian dikenal keunggulan bersaing/keunggulan

    kompetitif.

    Adapun Competitive Advantage(keunggulan bersaing/ keunggulankompetitif), berkembang dari nilai yangmampu diciptakan perusahaan untuk

    pembelinya yang melebihi biaya perusahaandalam menciptakannya. Nilai adalah apayang pembeli bersedia bayar, sedangkan nilaiyang unggul berasal dari tawaran harga yang

    lebih rendah dari pada pesaing (Dirgantoro ,2002).

    Persaingan bisnis yang semakinketat dikarenakan dampak globalisasidiberlakukannya era perdagangan bebas telahmenggeser paradigma bisnis dariComparative Advantage menjadi

    Competitive Advantage, yang memaksakegiatan bisnis/perusahan memilih strategiyang tepat. Strategi yang dimaksud adalahdimana perusahaan berada dalam posisistrategis dan dapat beradaptasi denganlingkungan yang terus berubah. Dalam halini berlaku prinsip going concernyang secaraumum merupakan tujuan didirikannya suatuentitas bisnis.

    Salah satu alat analisis yang dapatdipergunakan untuk memberikan informasiguna membuat keputusan strategis dalammenghadapi persaingan bisnis adalahAnalisis Rantai Nilai (Value Chain

    Analysis). Menurut Porter dalam(David : 2006), strategi yang memungkinkanorganisasi untuk mendapatkan keunggulankompetitif adalah satu diantara StrategiGenerikberikut : Cost Leadership Strategy,

    Differentiation Strategy dan Focus Strategy

    Cost.Cost Leadership Strategy (strategi

    kepemimpinan harga) berarti

    memproduksikan barang standar pada biayaper unit yang sangat rendah untuk konsumen

  • 7/26/2019 friska s

    2/11

    Jurnal Ekonom, Vol 13 No 1, Januari 2010

    37

    yang sensitif terhadap harga. Penekanannya

    adalah pada harga jual yang lebih rendah

    dibandingkan dengan competitor untuk

    menarik konsumen atau memberikan nilai

    yang sama atau lebih baik kepada pelanggan

    dengan biaya yang lebih rendahdibandingkan dengan pesaing. Beberapa

    pendekatan yang dilakukan adalah :

    ekonomis dalam skala produksi; pengalaman;

    pengendalian biaya; meminimumkan biaya-

    biaya tertentu, seperti biaya penelitian dan

    pengembangan, tenaga penjualan, advertensi

    dan lain-lain.

    Differentiation Strategy

    (Diferensiasi) adalah adalah strategi yang

    bertujuan memproduksi barang dan jasa yang

    dianggap unik oleh industri dan ditujukan

    kepada pelanggan yang relatif tidak sensitif

    terhadap harga. Staregi ini berusaha keras

    untuk meningkatkan nilai pelanggan dengan

    meningkatkan apa yang diterima pelanggan.

    Penekanannya berusaha mempunyai

    keunggulan diferensiasi. Perusahaan

    menciptakan sesuatu dimana konsumen

    disuguhi sesuatu yang dirasakan unik.

    Keunggulan bersaing diciptakan dengan

    memberikan sesuatu kepada pelanggan yang

    tidak diberikan oleh para pesaing. Misalnya

    perbedaan dalam beberapa atribut, baikberwujud maupun tidak berwujud dari

    produk, perbedaan sifat fungsional, estetika

    atau gaya bahasanya. Produk yang bersifat

    unik ini dapat dicapai melalui beberapa cara

    antara lain loyalitas merek, pelayanan yang

    istimewa kepada konsumen, jaringan dealer,

    desain dan ciri-ciri produk atau teknologi.

    Focus Strategy (Strategi Fokus)

    berarti memproduksi barang dan jasa yang

    dapat memenuhi kebutuhan sekelompok

    kecil pelanggan. Strategi ini paling efektifketika konsumen memiliki preferensi atau

    persyaratan yang unik dan ketika perusahaan

    pesaing tidak berusaha untuk berspesialisasi

    dalam target segmen pasar yang sama.

    Penekanannya adalah berkonsentrasi pada

    kelompok pelanggan, pasar geografis, atau

    segmen lini produk tertentu untuk melayani

    pasar yang sudah ditentukan tetapi sempit,

    lebih baik dari pesaing yang melayani pasar

    yang lebih luas.

    Strategi apapun yang dipilih, ValueChain Analysis - VCA (Analisis Rantai Nilai)

    dapat membantu perusahaan untuk berfokus

    pada strategi yang di pilih dan berusaha

    untuk meraih keunggulan kompetitif.

    Value Chain Analysis VCA

    memandang perusahaan sebagai salah satu

    bagian dari rantai nilai produk. Rantai nilaiproduk merupakan aktivitas yang berawal

    dari bahan mentah sampai dengan

    penanganan purna jual. Rantai nilai ini

    mencakup aktivitas yang terjadi karena

    hubungan dengan pemasok (Supplier

    Linkages), dan hubungan dengan konsumen

    (Consumer Linkages). Aktivitas ini

    merupakan kegiatan yang terpisah tapi sangat

    tergantung satu dengan yang lain (David

    : 2006).

    Value Chain Analysis bertujuan

    untuk mengidentifikasi di mana keunggulan

    biaya rendah atau kelemahan terjadi di

    sepanjang rantai nilai dari bahan mentah

    hingga aktivitas pelayanan pelanggan. VCA

    membantu manajer untuk memahami posisi

    perusahaan pada rantai nilai produk untuk

    meningkatkan keunggulan kompetitif.

    Artikel ini bertujuan membahas

    Value Chain Analysis untuk keunggulan

    kompetitif melalui keunggulan biaya, diawali

    dengan Value Chain Analysis yang

    mencakup, Supplie Linkages dan Customer

    Linkages, The Companys Internal Value

    Chain, Konsep Value Added Dan Value

    Coalitions, Analisis Rantai Nilai Untuk

    Keunggulan Kompetitif Melalui Keunggulan

    Biaya Dan Kesimpulan.

    HASIL DAN PEMBAHASAN1. Pengertian dan Kerangka Rantai Nilai

    DasarMenurut Pearce & Robinson (2008)

    istilah Value Chain (Rantai Nilai)menggambarkan cara untuk memandangsuatu perusahaan sebagai rantai aktivitasyang mengubah input menjadi output yang

    bernilai bagi pelanggan.Nilai bagi pelangganberasal dari tiga sumber dasar : aktivitasyang membedakan produk, aktivitas yangmenurunkan biaya produk dan aktivitas yangdapat segera memenuhi kebutuhan

    pelanggan. VCA berupaya memahamibagaimana suatu bisnis menciptakan nilaibagi pelanggan dengan memeriksa kontribusi

    dari aktivitas-aktivitas yang berbeda dalambisnis terhadap nilai tersebut.

  • 7/26/2019 friska s

    3/11

    Friska S: Value Chain Analysis (Analisis Rantai Nilai) Untuk Keunggulan Kompetitif

    38

    VCA is a technique widely applied inthe fields of operations management, process

    engineering and supply chain management,for the analysis and subsequent improvement

    of resources utilization and product flowwithin manufacturing processes.(Womack &

    Jones ; 1990). Sedang Porter dalam David(2006) mendefinisikan VCA merupakan alatuntuk memahami rantai nilai yangmembentuk suatu produk. Rantai nilai ini

    berasal dari aktivitas-aktivitas yangdilakukan, mulai dari bahan baku sampaiketangan konsumen, termasuk juga

    pelayanan purna jual.Selanjutnya Porter menjelaskan

    VCA merupakan alat analisis strategik yangdigunakan untuk memahami secara lebih

    baik terhadap keunggulan kompetitif, untuk

    mengidentifikasi dimana value pelanggandapat ditingkatkan atau penurunan biaya, danuntuk memahami secara lebih baik hubungan

    perusahaan dengan pemasok/ supplier,pelanggan dan perusahaan lain dalamindustri. Value Chain mengidentifikasikandan menghubungkan berbagai aktivitasstrategik di perusahaan (Hansen & Mowen :2000).

    Menurut Pearce & Robinson (2008),VCA mengambil sudut pandang proses.Analisis ini membagi/memecah bisnis

    menjadi kelompok-kelompok aktivitas yangterjadi dalam bisnis tersebut, diawali denganinput yang diterima oleh perusahaan dan

    berakhir dengan produk atau jasa perusahaandan layanan purna jual bagi pelanggan. VCA

    berupaya melihat biaya lintas rangkaianaktivitas yang dilakukan oleh bisnis tersebutuntuk menentukan dimana terdapatkeunggulan biaya rendah atau kelemahan

    biaya. VCA melihat kepada atribut-atributdari setiap aktivitas yang berbeda ini untuk

    menentukan dengan cara bagaimana setiapaktivitas yang terjadi antara pembelian inputdan layanan purna jual dapat membedakan

    produk atau jasa perusahaan.Para pendukung VCA berpendapat

    bahwa analisis ini memungkinkan manajer

    untuk dapat mengidentifikasikan secara lebihbaik keunggulan kompetitif perusahaandengan melihat perusahaan sebagai suatu

    proses- rantai aktivitas yang betul-betulterjadi dalam bisnis dan bukan hanyamemandangnya berdasarkan garis yangmembagi organisasi atau protokol akuntansihistoris.

    Gambar 1 memperlihatkan kerangkarantai nilai dasar / umum (Pearce &Robinson : 2008) Kerangka ini membagiaktivitas dalam perusahaan menjadi dua

    kategori umum yaitu aktivitas utama danaktivitas pendukung. Aktivitas utama adalahaktivitas yang terlibat dalam penciptaaan

    pisik produk, pemasaran dan transfer kepembeli, serta layanan purna jual. Aktivitaspendukung adalah aktivitas yang membantuperusahaan secara keseluruhan denganmenyediakan infrastruktur atau input yangmemungkinkan aktivitas-aktivitas utamadilakukan secara berkelanjutan. Rantai nilaiini mencakup margin laba karena markup diatas`biaya perusahaan untuk menyediakan

    aktivitas bernilai tambah umumnyamerupakan bagian dari harga yang dibayaroleh pembeli- menciptakan nilai yangmelampaui biaya untuk menghasilkanimbalan atas upaya tersebut. Dibutuhkan

    penilaian pribadi untuk setiap perusahaandan industri yang berbeda karena apa yang di

    pandang sebagai aktivitas pendukung olehsuatu perusahaan mungkin merupakanaktivitas primer bagi perusahaan lain atauindustri lain.

    Administrasi UmumManajemen sumber daya manusia

    Riset, Teknologi dan Pengembangan Sistem

    Pembelian

    PengadanLogistikDalam

    OperasiPengadaanlogistik Luar

    PemasaranDanPenjualan

    Layanann

    Gambar 1.Rantai NilaiSumber : Pearce & Robinson 2008

  • 7/26/2019 friska s

    4/11

    Jurnal Ekonom, Vol 13 No 1, Januari 2010

    39

    2. Suplier Linkages dan Customers

    Linkages

    Hubungan antara perusahaan dengan

    pemasoknya akan memberikan manfaat bagi

    perusahaan dalam hal peningkatan kualitas

    bahan baku, waktu pengantaran bahan bakulebih cepat atau lebih menungkinkan

    mengaplikasikan teknik just in time dan

    dapat menghemat biaya. Menjaga hubungan

    yang saling menguntungkan antara

    perusahaan dengan pemasok merupakan hal

    yang penting bagi perusahaan karena dapat

    memberikan peluang untuk meningkatkan

    keunggulan kompetitif perusahaan, baik

    dalam pengurangan biaya maupun dalam

    peningkatan kualitas. Hubungan perusahaan

    dengan konsumen akan memberikan manfaatbagi perusahaan dalam loyalitas konsumen

    terhadap produk perusahaan. Untuk

    memanfaatkan peluang tersebut, maka

    hubungan tersebut harus dipelihara dengan

    baik dan saling memanfaatkan (saling

    menguntungkan) satu sama lain.

    Pemanfaatan hubungan dengan konsumen

    merupakan ide kunci dalam life-cycle

    costing, yang menyatakan bahwa seluruh

    biaya pengadaan produk harus ikut

    diperhitungkan sebagai biaya produk. Life-cycle costing secara eksplisit menyatakan

    bahwa ada hubungan antara biaya yang telah

    dikeluarkan oleh konsumen untuk

    mendapatkan sebuah produk dengan total

    biaya yang dikeluarkan selama umur produk.

    Life cycle costing juga memandang bahwa

    dalam konsep value chain hubungan

    konsumen mempunyai peranan penting

    dalam meningkatkan laba.

    3. The Companys Internal Value Chain

    Value chain internal perusahaanmerupakan penyusunan seluruh aktivitas

    penciptaan nilai yang ada di dalam

    perusahaan tertentu. Value chain ini terdiri

    atas seluruh aktivitas, baik yang bersifat fisik

    maupun teknologi yang ada di dalam

    perusahaan yang dapat menambah nilai

    produk. Hal penting untuk menganalisis

    value chain internal perusahaan adalah

    dengan memahami setiap aktivitas dalam

    perusahaan yang dilakukan untuk

    menciptakan keunggulan kompetitif.Kemudian mengelola aktivitas-aktivitas itu

    lebih baik dari pada perusahaan-perusahaan

    lain yang ada dalam industri tersebut. Value

    chain internal perusahaan dapat dicapai

    dengan beberapa langkah. (Pearce &

    Robinson : 2008)

    (1) Mengidentifikasi aktivitas value

    chainLangkah awal dalam analisis rantai

    nilai adalah memecah operasi

    perusahaan menjadi aktivitas atau

    proses bisnis tertentu, biasanya

    dengan mengelompokkan aktivitas

    atas proses tersebut ke dalam kategori

    aktivitas primer dan pendukung. Pada

    setiap kategori, suatu perusahaan

    biasanya melakukan sejumlah

    aktivitas berbeda yang mungkin

    merupakan kunci bagi keberhasilan

    perusahaan. Aktivitas layanan

    misalnya, dapat mencakup aktivitas-

    aktivitas yang berbeda seperti

    instalasi, perbaikan distribusi suku

    cadang dan pemuktahiran, salah

    satunya mungkin merupakan sumber

    utama dari keunggulan atau

    kelemahan kompetitif. Tantangan

    bagi manajer pada titik ini adalah

    untuk secara sangat rincimenguraikan apa yang sebenarnya

    terjadi ke dalam aktivitas-aktivitas

    berbeda yang dapat di analisis dan

    bukan terpaku pada kategori yang luas

    dan umum.

    (2) Alokasi BiayaLangkah berikutnya adalah mencoba

    mengaitkan biaya ke setiap aktivitas

    yang berbeda. Setiap aktivitas dalam

    rantai nilai mengeluarkan biaya sertamengikat waktu dan asset. Analisis

    rantai nilai mengharuskan manajer

    untuk mengalokasikan biaya dan asset

    ke setiap aktivitas, dan dengan

    demikian menyediakan sudut pandang

    yang sangat berbeda terhadap biaya

    dibandingkan dengan yang dihasilkan

    oleh metode akuntansi biaya

    tradisional. Tabel 1 memperlihatkan

    perbedaan antara sistem akuntansi

    tradisional dengan Activity Based

    Costing System.

  • 7/26/2019 friska s

    5/11

    Friska S: Value Chain Analysis (Analisis Rantai Nilai) Untuk Keunggulan Kompetitif

    40

    Tabel 1. Perbedaan antara sistem akuntansi tradisional dengan Activity Based CostingSystem

    Akuntansi Biaya Tradisional dalamsuatu departemen Pembelian

    Activity Based Costing Systemdalam departemenpembelian yang sama

    Gaji dan Upah

    Tunjangan Karyawan

    Perlengkapan Perjalanan Dinas

    Depresiasi

    Beban tetap lainnya

    Beban Operasi lain-lain

    $ 175.000,-57.500,-

    3.250,-1.200,-8.500,-

    62.000,-12.625,-

    $ 320.075,-

    Mengevaluasi kapabilitas pemasok

    Memproses pesanan pembelian

    Mempercepat pengiriman pemasok Mempercepat pemrosesan internal

    Mengecek mutu dari brg-brg yg dibeli

    Mengecek barang yg datang thd pesanan

    Menyelesaikan masalah

    Administrasi internal

    $ 67.875,-41.050,-

    11.750,-7.920,-

    47.150,-24.225,-55.000,-65.105,-

    ________$320.075,-

    Sumber : Pearce & Robinson : 2008

    (3)

    Identifikasi Aktivitas yangmembedakan perusahaan.

    Mencermati rantai nilai perusahaanmungkin tidak hanya akanmengungkapkan keunggulan ataukelemahan biaya, namun jugamengarahkan perhatian pada

    beberapa sumber keunggulandiferensiasi relatif terhadap pesaing

    (4)

    Menilai rantai nilai ataumenggunakan informasi biayaaktivitas untuk mengelola setiapaktivitas secara lebih baik dari pada

    perusahaan yang lain dalam industritersebut.Ketika rantai nilai di

    dokumentasikan, para manajer perlumengidentifikasikan aktivitas yang penting

    bagi kepuasan pembeli dan keberhasilanpasar. Aktivitas-aktivitas tersebut adalahaktivitas-aktivitas yang perlu mendapat

    perhatian khusus dalam analisis internal.Terdapat tiga pertimbangan penting dalamtahap analisis rantai nilai. Pertama, misiutama perusahaan perlu mempengaruhi

    pilihan aktivitas yang akan diteliti secararinci oleh manajer. Jika perusahaan tersebutfokus untuk menjadi penyedia dengan biayarendah, perhatian manajemen terhadap

    penurunan biaya harus sangat terlihat. Selainitu, jika misi perusahaan didasarkan padakomitmen terhadap diferensiasi, paramanajer perusahaan harus mengeluarkanlebih banyak uang untuk aktivitas-aktivitasyang menjadi kunci diferensiasi. Kedua,sifat dari rantai nilai dan relatif pentingnyaaktivitas-aktivitas dalam rantai nilai tersebut

    bervariasi dari satu industri ke industri lain.Ketiga, relatif pentingnya aktivitas nilai

    dapat bervariasi sesuai dengan posisiperusahaan dalam sistem nilai yang lebih

    luas yang mencakup rantai nilai dari parapemasoknya di hulu serta pelanggan ataurekanan di hilir yang terlibat dalam

    penyediaan produk atau jasa bagi parapemakai akhir. Penting bagi para manajeruntuk mempertimbangkan tingkat integrasivertikal dari perusahaannya ketikamembandingkan struktur biaya dari aktivitas-aktivitas dalam rantai nilainya dengan

    pesaing utamanya.Membandingkan pesaing yang

    terintegrasi penuh dengan yang terintgrasisebagian membutuhkan penyesuaian ataslingkup aktivitas yang dilakukan untukmemperoleh perbandingan yang berarti. Halini juga menunjukkan adanya kebutuhanuntuk memeriksa biaya yang berkaitandengan aktivitas yang disediakan oleh

    perusahaan hulu atau hilir. Aktivitas-aktivitas ini pada akhirnya akan menentukan

    biaya final untuk pemakai akhir yang dapatdiperbandingkan. Dengan perkataan lain ,kelemahan atau keunggulan biaya komperatif

    suatu perusahaan dapat berasal dariaktivitas yang dilakukan oleh rekan dihulu atau hilir dan bukan dari aktivitas yanglangsung berada dibawah kendali perusahaantersebut, sehingga dengan demikianmenunjukkan keuntungan atau kelemahanyang relatif lebih kecil dalam rantai nilailangsung dari perusahaan tersebut.

    Konsep Value AddedDan Value CoalitionsKonsep Value Chain berbeda dengan

    konsep value added. Konsep value added

    merupakan analisis nilai tambah yang

    dimulai dari saat pembelian bahan baku

  • 7/26/2019 friska s

    6/11

    Jurnal Ekonom, Vol 13 No 1, Januari 2010

    41

    sampai dengan produk jadi. Konsep value

    added menekankan pada penambahan nilai

    produk selama proses di dalam perusahaan.

    Semua biaya yang non value added akan

    dihilangkan dan perusahaan fokus pada hal-

    hal yang mempunyai nilai pada produk.

    Konsep ini mengakibatkan kerugian pada

    perusahaan karena analisisnya terlalu lambat

    dimulai, analisis di mulai saat bahan baku

    dibeli dan tidak memperhatikan saat

    pembentukan nilai yang terjadi pada aktivitas

    yang dilakukan pemasok bahan baku

    tersebut, dan terlalu cepat selesai, analisis

    berakhir saat produk selesai diproses dan

    mengabaikan proses distribusi produk ke

    tangan konsumen dan penanganan setelah

    itu. Hal ini mengakibatkan perusahaan

    kehilangan kesempatan (missedopportunities) untuk mengeksplorasi

    hubungannya dengan pemasok dan

    konsumen untuk memantapkan posisinya

    dalam persaingan di pasar. Konsep value

    chain lebih luas dibandingkan dengan value

    added dan dapat dikatakan value added

    merupakan bagian dari value chain.

    Berbeda dengan value added, value

    coalitions yang direkomendasikan oleh

    Weiler (2003), bahwa value coalitions

    analysis merupakan pengembangan dari

    model Value Chain Analysis, dimana Value

    coalitions diharapkan dapat dijadikan alat

    yang lebih baik (fleksibel) dalam

    menghadapi kegiatan bisnis yang kompetitif.

    Model value coalitions merekomendasikan

    bahwa nilai yang tercipta adalah sering

    diperoleh dari adanya hubungan secara

    simultan dari beberapa unit pendukung

    dalam menghasilkan produk. Hal ini

    didasarkan pada pemikiran bahwa

    pendekatan yang didesain untuk sebuah

    perusahaan diidentifikasi melalui nilai

    ekonomi dari konsumen, yaitu didasarkan

    pada pemikiran bahwa pendekatan yang

    didesain untuk sebuah perusahaan

    diidentifikasi melalui nilai ekonomi dari

    konsumen, yaitu yang didasarkan pada

    pertama, work activity based ; merupakanpola pemrosesan yang didasarkan pada suatu

    set aktivitas pendukung dari sebuah arus

    kerja (workflow). Kedua, functional

    organization ; yaitu didasarkan pada fungsi

    organisasi keseluruhan dari puncak sampai

    kebawah organisasi yang ada dan terlihat di

    dalamnya.

    MARKETING PRODUCTION

    RESEARCH &

    DEVELOPMENT

    CUSTOMERS

    Gambar 2. Ilustrasi kerja samaR &D, Marketing, Production dan Customer

  • 7/26/2019 friska s

    7/11

    Friska S: Value Chain Analysis (Analisis Rantai Nilai) Untuk Keunggulan Kompetitif

    42

    Pada gambar 2, Research &Development, Marketing, Production danCustomer, semuanya terlihat bekerja

    bersama-sama untuk meningkatkan nilai.Problem dari model ini bahwa dari beberapaunit yang terlibat tersebut diperlukan

    partisipasi simultan untuk menemukan solusiterbaik. Sebagai contoh, customer pada

    pengelompokan yang terfokus olehmarketing mungkin mengkomunikasikan

    bagaimana produk/jasa yang belumdikembangkan yang akan memberikan nilaitambah. Marketing kemudian akanmengkomunikasikan informasi tersebutkepadaResearch & Development. Sementara

    produk baru masih dalam konsep,R & D danProduction mengkomunikasikan tentang

    bagaimana pola produk yang berbeda,

    kekurangan atau kelebihan sampai kepadakesulitan produk untuk diproduksi.Marketing akan menganalisis reaksiCustomeratas modifikasi produk yang belumdikembangkan tersebut.

    Value Coalitions Model,mengharuskan adanya kerjasama (koalisi)dari beberapa unit yang terlibat secarasimultan dalam pengembangan dan

    pembuatan produk yang dapat memberikannilai tambah bagi perusahaan, dengan caracross functional communication dan

    penekanan-penekanan yang harusdiperhatikan bersama. Dengan demikianvalue chain analysis dan Value Coalitions

    Analysis perlu disinergikan secara bersamauntuk memberikan nilai tambah bagi

    perusahaan, sehingga perusahaan dapat lebihkompetitif.

    VALUE CHAIN ANALYSIS VCAUNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIFMELALUI KEUNGGULAN BIAYA

    VCA merupakan analisis aktivitas-

    aktivitas yang menghasilkan nilai, baik yangberasal dari dalam dan luar perusahaan.Konsep Value Chainmemberikan perspektifletak perusahaan dalam rantai nilai industri.VCA membantu perusahaan untukmemahami rantai nilai yang membentuk

    produk. Nilai yang berawal dari bahanmentah sampai dengan penanganan produksetelah dijual kepada konsumen. Perusahaanharus mampu mengenali posisinya padarantai nilai yang membentuk produk atau jasatersebut. Hal ini sangat penting untuk

    meengidentifikasi kesempatan daripersaingan.

    Setelah mengidentifikasi posisinya,maka perusahaan mengenali aktivitas-aktivitas yang membentuk nilai tersebut.Aktivitas-aktivitas tersebut dikaji untukmengidentifikasi apakah memberikan nilai

    bagi produk atau tidak. Jika aktivitas tersebutmemberikan nilai, maka akan terusdigunakan dan diperbaiki untukmemaksimalkan nilai. Sebaliknya, jikaaktivitas tersebut tidak memberikan nilaitambah maka harus di hapus. Perusahaandapat menggunakan Activity Based CostingSystemuntuk menganalisis aktivitas. Activity

    Based Costing System mengidentifikasi costdriverpada masing-masing aktivitas tersebut.

    Activity Based Costing System menerapkanpembebanan biaya ke produk berdasarkan

    pemakaian sumber daya yang disebabkanoleh aktivitas tersebut. Metode ini mampumengalokasikan biaya kepada produk secaralebih baik dibandingkan system akuntansitradisional (Pearce & Robinson : 2008)Informasi yang diberikan akan membantumanajer dalam mengambil keputusan yanglebih baik (Tabel 1).

    Keberhasilan bisnis yang dibangunatas dasar keunggulan biaya mengharuskan

    bisnis tersebut untuk mampu menyediakanproduk atau jasanya dengan biaya yang lebih

    rendah dibandingkan dengan yang dapatdicapai oleh pesaingnya. Keunggulan biayatersebut harus berkesinambungan. Melaluikeahlian dan sumber daya yangdiidentifikasikan dalam gambar 3, suatu

    bisnis harus mampu menyelesaikan satu ataulebih aktivitas dalam rantai nilainya :membeli bahanbaku, memprosesnya menjadi

    produk, memasarkan dan mendistribusikanproduk tersebut atau aktivitas-aktivitaspendukung lainnya dengan suatu cara yanglebih efektif dari segi biaya , dibandingkan

    dengan pesaingnya atau bisnis tersebut harusmengonfigurasi ulang rantai nilainya agardapat mencapai keunggulan biaya (gambar3).

    Inilah strategi bisnis yang mencobauntuk membangun keunggulan kompetitif

    jangka panjang dengan penekanan danpenyempurnaan pada aktivitas rantai nilaiyang dapat dicapai dengan biaya yang jauhlebih rendah dibandingkan dengan jumlahyang dapat ditandingi oleh para pesaingsecara berkesinambungan.

  • 7/26/2019 friska s

    8/11

    Jurnal Ekonom, Vol 13 No 1, Januari 2010

    43

    KESIMPULAN1.

    Pergeseran paradigma bisnis dariComparative Advantage menjadi

    Competitive Advantage, memaksaperusahaan harus memilih strategiyang tepat, dimana perusahaan

    berada dalam posisi strategis dandapat beradaptasi denganlingkungan yang terus berubah.

    2.

    Value Chain Analysis merupakanalat analisis yang berguna untukmemahami aktivitas-aktivitas yangmembentuk nilai pada produk dandapat memberikan informasi posisi

    perusahaan pada value chain.

    Pembentukan nilai suatu produkdimulai pada saat penanganan danpengadaan bahan baku daripemasok, proses produksi,penjualan suatu produk, sampaidengan penanganan purna jual.Perusahaan harus mampumengidentifikasi posisinya padavalue chain, selanjutnya perusahaanmenentukan strategi kompetitifnyayaitu keunggulan biaya.

    3.

    Hubungan antara perusahaan

    dengan pemasok dan pelanggannyaakan memberikan manfaat bagiperusahaan. Untuk itu maka

    hubungan tersebut harus dipeliharadengan baik dan salingmemanfaatkan (saling

    menguntungkan) satu sama lain.Pemanfaatan hubungan dengankonsumen merupakan ide kuncidalam life-cycle costing, yangmenyatakan bahwa seluruh biaya

    pengadaan produk harus ikutdiperhitungkan sebagai biaya

    produk. Life cycle costing jugamemandang bahwa dalam konsepvalue chain hubungan konsumenmempunyai peranan penting dalammeningkatkan laba.

    4.

    Value chain internal perusahaandapat dicapai dengan beberapalangkah : Pertama,Mengidentifikasiaktivitas value chain yaitumemecah operasi perusahaanmenjadi aktivitas atau proses bisnistertentu, Kedua, Alokasi Biaya yaitumencoba mengaitkan biaya ke setiapaktivitas yang berbeda. Setiapaktivitas dalam rantai nilaimengeluarkan biaya serta mengikatwaktu dan asset. Ketiga, Identifikasi

    Aktivitas yang membedakanperusahaan. Keempat, Menilairantai nilai atau menggunakan

  • 7/26/2019 friska s

    9/11

    Friska S: Value Chain Analysis (Analisis Rantai Nilai) Untuk Keunggulan Kompetitif

    44

    informasi biaya aktivitas untukmengelola setiap aktivitas secaralebih baik dari pada perusahaanyang lain dalam industri tersebut.

    5.

    Konsep Value Chain berbedadengan konsep value added. Konsep

    value added merupakan analisisnilai tambah yang dimulai dari saat

    pembelian bahan baku sampaidengan produk jadi. Konsep valueadded menekankan pada

    penambahan nilai produk selamaproses di dalam perusahaan. Konsepvalue chainlebih luas dibandingkandengan value added dan dapatdikatakan value added merupakan

    bagian dari value chain. Valuecoalitions analysis merupakan

    pengembangan dari model ValueChain Analysis, dimana Valuecoalitions diharapkan dapatdijadikan alat yang lebih baik(fleksibel) dalam menghadapikegiatan bisnis yang kompetitif.

    6.

    Keunggulan kompetitif jangkapanjang dengan penekanan danpenyempurnaan pada aktivitas rantainilai dapat dicapai dengankeunggulan biaya atau biaya yang

    jauh lebih rendah dibandingkan

    dengan jumlah yang dapatditandingi oleh para pesaing secara

    berkesinambungan. Perusahaandapat menggunakan Activity BasedCosting System untuk menganalisisaktivitas. Activity Based CostingSystem mengidentifikasi cost driver

    pada masing-masing aktivitastersebut. Activity Based CostingSystem menerapkan pembebanan

    biaya ke produk berdasarkanpemakaian sumber daya yang

    disebabkan oleh aktivitas tersebut.Metode ini mampu mengalokasikan

    biaya kepada produk secara lebihbaik dibandingkan sistem akuntansitradisional.

    DAFTAR RUJUKANDavid, Fred . R. 2006,Manajemen

    Strategis, Salemba Empat ,Jakarta.

    Dirgantoro , Crown, 2002, KeunggulanBersaing Melalui Proses Bisnis,Grasindo, Jakarta.

    Glueck, F. William, 1996,ManajemenStrategis Dan Kebijaksanaan

    Perusahaan, Penerbit Erlangga,Jakarta.

    Grant, M Robert, 1999, AnalisisStrategi

    Kontemporer, PenerbitErlangga, Jakarta.

    Hansen & Mowen, 2000. ManajemenBiaya,

    Salemba Empat, Jakarta.Hitt, Ireland & Hoskisson, 1997,Manajemen

    Strategis, Menyongsong Era

    Persaingan Dan Globalisasi,Penerbit Erlangga, Jakarta.

    Pearce & Robinson, 2008, ManajemenStrategis, Formulasi ,

    Implementasi dan Pengendalian,Penerbit Salemba Empat,Jakarta.

    Rasiel.M, Ethan, 2004, The Mc Kinsey

    Way, Penerbit Salemba Empat,Jakarta.

    Womack, J.P, Jones, D.T, 1996,LearnThinking, Prentice Hall, USA.

    Dodi, Setiawan, 2003, Analisis ValueChai Dan Keunggulan Kompetitif,Usahawan No 05 Thn XXXII.Sujana, www.google.com, Aplikasi

    Activity Based Costing (ABC) Dalam

    Analisis Value Chain Dan Keunggulan

    Kompetitif,dikunjungi tanggal 06 Juli2009.

    Widarsono, www.google.com,Strategic

    Value Chain Analysis, dikunjungitanggal 06 Juli 2009.

    http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/
  • 7/26/2019 friska s

    10/11

    Pedoman Penulisan

    Petunjuk Penulisan bagi Penulis

    Jurnal EKONOMISSN 0853-2435

    1.

    Artikel yang ditulis adalah merupakan hasil penelitian dan pemikiran analitisdi bidangekonomi. Naskah diketik dengan huruf times new roman, font 12, satu spasi, kertas A4,maksimal 15 halaman, rangkap 3 eksemplar beserta disket dan file diketik denganMicrisoftWord.

    2.

    Nama penulis artikel ditulis tanpa gelar akademik dan ditempatkan di bawah judul artikel.Apabila artikel ditulis oleh lebih dari satu orang, maka penulis berikutnya diurutkan di

    bawah penulis utama. Alamat dan institusi penulis serta e-mailharus dicantumkam untukmempermudah komunikasi.

    3.

    Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia yang bernar atau bahasa Inggeris dengan formatessai. Judul bagian dicetak dengan huruf besar, bagian berikutnnya dengan huruf besarkecil dan bagian lain dengan huruf besar kecil miring.

    4. Format penulisan untuk hasil penelitianadalah : judul, nama penulis; abstrak (maks. 100kata berisikan tujuan, metode dan hasil penelitian); kata kunci, pendahuluan (latar

    belakang, tinjauan pustaka dan tujuan penelitian; metode ; hasil ; pembahasan ; kesimpulandan saran ; daftar rujukan

    5. Format penulisan untuk non penelitian (hasil pemikiran) adalah : judul, nama penulis;abstrak (maks. 100 kata berisikan tujuan, dan hasil penelitian); kata kunci, pendahuluan(latar belakang, tinjauan pustaka dan tujuan penelitian) ; pembahasan ; kesimpulan dan

    saran ; daftar rujukan.

    6. Daftar Rujukan memuat pustaka terbitan 10 tahun terakhir, bersumber dari buku-buku,jurnal dan laporan penelitian lain (skripsi, tesis dan disertasi). Setiap pengutipan rujukandicantumkan nama dan tahun contoh (Samuelson, 2005: 202).

    7.

    Daftar Rujukan ditulis dengan ketentuan sebagai berikut :Buku :

    Hill, H. 2000. Unity and diversity Regional Economic Development : In Indonesia Since1970, University Press, Oxford.

    Jurnal :

    Usmanto, 2002. Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Dampaknya tehadap Lingkungan,Jurnal Ekonom, Vol. 6 /No.3,Fakultas Ekonomi USU, Medan.

    Koran (Surat Khabar) :Neraca. 29 Juli, 2006.Reformasi Ekonomi Dewasa Ini.Hal. 5.

    Skripsi, Tesis, Disertasi dan laporan Penelitian :Rahmansyah, A. 2004. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Terhadap

    Pertumbuhan Ekonomi Propinsi-propinsi di Indonesia. Tesis tidak diterbitkan.Medan.SPs Universitas Sumatera Utara.

    Internet :Hitchkock, S. 1996. A Survey of STM Online Journals 1990-1995 : The Calm Before the

    Storm, (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html,diakses 12 Juni 1996).

    http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.htmlhttp://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.htmlhttp://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html
  • 7/26/2019 friska s

    11/11

    8. Semua artikel ditelaah oleh secara anonym oleh penyunting ahli yang ditunjuk berdasarkankepakaran dan kompetensinya. Perbaikan dimungkinkan setelah artikel tersebut disuntingdan pemberitahuan pemuatan tulisan atau ditolak akan diberitahukan kepada penulis.

    9.

    Proses penyuntingan terhadap drafttulisan dilakukan oleh penyunting dan atau melibatkanpenulis.

    10.

    Segala sesuatu yang menyangkut dengan HAKI seperti perizinan pengutipan danpenggunaan software computer dalam pembuatan artikel sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis artikel.