Fotografi Pementasan Teater - Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash...

66
Fotografi Pementasan Teater Makalah

Transcript of Fotografi Pementasan Teater - Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash...

Page 1: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

Fotografi Pementasan Teater

Makalah

Page 2: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

KATA PENGANTAR

Salam Teater ........ !

  Assalamu’alaikum wr.wb.

Segala   puji   bagi   Tuhan   yang   telah  menolong   hamba-Nya  menyelesaikan   tugas   ini dengan penuh kemudahan.  Tanpa pertolongan  Dia mungkin  penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. 

Tugas   ini   disusun   agar   pembaca   dapat  memperluas   ilmu   tentang   teknik   fotografi teater, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru Komputer Dasar yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis.

Semoga karya tulis ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun Karya tulis ini ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Page 3: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................5

1.1. Latar Belakang Masalah....................................................................................................5

1.2. Identifikasi Masalah..........................................................................................................8

1.3. Perumusan Masalah...........................................................................................................9

1.4. Pembatasan Masalah.........................................................................................................9

1.5. Tujuan Penelitian...............................................................................................................9

1.6. Manfaat Penelitian...........................................................................................................10

1.7. Metode Penelitian............................................................................................................10

1.8. Kerangka Berfikir............................................................................................................11

1.9. Teknik Pencarian Data....................................................................................................11

1.10. Sistematika Penulisan....................................................................................................11

BAB II TEKNIK FOTOGRAFI PEMENTASAN TEATER.....................................................12

2.1. Sejarah dan Perkembangan Fotografi..............................................................................12

2.2. Pengertian Fotografi........................................................................................................17

2.3. Teknik Dasar Fotografi....................................................................................................18

2.4. Metode EDFAT...............................................................................................................20

2.5. Bahasa Fotografi.............................................................................................................21

2.6. Teknik Foto Panggung....................................................................................................25

2.7. Teknik Pengambilan Foto................................................................................................31

2.8. Alat yang Digunakan.......................................................................................................32

BAB III PEMENTASAN TEATER SEBAGAI OBJEK FOTOGRAFI.....................................40

3.1. Pengertian Seni Pertunjukan Teater.................................................................................40

Page 4: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

3.2.Unsur-Unsur Pementasan Sebagai Objek Foto.................................................................41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................44

Page 5: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting

dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan

dalam hidup yang tidak mungkin kembali, akan diingat selalu dengan memandangi foto.

Dan kesan yang terdapat dalam kenangan tersebut akan terasa saat dikenang jika foto

yang dihasilkan baik, menarik dan berkesan. Selain untuk mengabadikan momen yang

penting, sebuah foto juga dapat mengandung nilai jual atau komersial, jurnalistik,

ataupun nilai seni yang tinggi tergantung pada kebutuhan seseorang untuk membuat

foto yang diinginkannya. Karena foto dibuat untuk menyampaikan sesuatu yang ingin

diingat dan memiliki pesan untuk disampaikan.

Foto yang baik dan berkualitas adalah foto yang memiliki pesan, layak secara teknis,

estetik dan artistik serta presentasinya.Dalam penyampaian pesan sebuah foto,

diperlukan keahlian dan teknik khusus dalam hal fotografi, sehingga pesan yang ingin

disampaikan dapat dikomunikasikan dan sampai pada penikmat fotonya. Tidak hanya

dalam hal teknis memotret dalam artian penggunaan alat fotografi seperti kamera

dengan pengaturannya, tripod, lighting dan lain-lain tetapi juga perlu diketahui bahasa

yang digunakan oleh foto sehingga foto tersebut dapat berbicara, berkomunikasi atau

menyampaikan pesan. Juga hal lain mulai dari ide awal, sampai pada foto tersebut jadi.

Perkembangan fotografi saat ini telah membuka pandangan baru dalam dunia fotografi.

Dengan adanya teknologi digital, bukan hanya kecepatan proses, tetapi juga

kemampuannya untuk memanipulasi hasil foto agar menjadi suatu hasil yang

samasekali berbeda dengan foto mentahnya.

Menurut Adi Kusrianto (2007 : 119) bahwa khususnya dalam dunia

desain komunikasi visual, foto banyak digunakan sebagai illustrasi

penguat komunikasi dalam sebuah media, contohnya dalam iklan media

cetak seperti poster dan billboard, kampanye sosial maupun politik, dan

Page 6: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

sebagainya. Foto juga berperan dalam media komunikasi visual lain

seperti film, cd interaktif, dan games. Juga menjadi media komunikasi

visual tersendiri dalam penyampaian pesan. Sementara itu fotografi

dalam perkembangannya memiliki beberapa kategorikategori yang

beranekaragam. Hal ini terus berkembang hingga terdapat beberapa

anggapan mengenai kategori fotografi. Dalam sebuah komunitas

fotografi dunia maya, Fotografer.net atau lebih dikenal dengan FN,

terdapat 27 kategori fotografi, salah satunya yaitu foto panggung atau

stage fotografi yaitu foto-foto aksi pentas, konser musik oleh artis,

pemusik, teater, pertunjukan tari, pentas showbiz dan lain-lain. Foto

panggung menjadi kategori tersendiri dalam fotografi dan menjadi

menarik menantang, dan dibutuhkan teknik khusus dalam membuatnya.

Karena, menurut Herman Effendi (2009), pentas seni pertunjukan yang sarat peristiwa

dan susunan artistik, dimata pemotret dapat dijadikan sasaran pemotretan yang

menartik, dinamis , variatif, dan menantang. Tantangan pada proses perekaman realitas

pentas di tangan pemotret berpeluang terciptanya karya fotografi yang memiliki kaidah

estetika fotografi, baik seni gagasan maupun teknik.

Menurut Earl Theisen dalam Photographic Approach to People(1966 : 9),

“Snapping of pictures is taken for granted” foto merupakan gambar yang dibuat apa

adanya. Fotografi merupakan iconic atau perlambang dari kehidupan nyata karena foto

merupakan sebagian dari keseluruhan objek atau kejadian yang diambil, yang dapat

mewakili objek tersebut.

Fotografi termasuk ke dalam komunikasi visual, sarat dengan tanda-tanda yang mampu

menyampaikan pesan. Jika disebutkan fotografi merupakan iconic dari kehidupan nyata

maka bisa dikatakan fotografi teater merupakan iconic dari kehidupan sandiwara dalam

kehidupan sebenarnya. Fotografi teater menyampaikan pesan yang dibawa oleh teater

ke dalam foto atau bisa juga foto teater memiliki pesan tersendiri yang ingin

disampaikan dalam fotonya.

Page 7: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

Teater sama halnya dengan fotografi sebagai media penyamapaian pesan dengan bentuk

yang berbeda. Dalam teater pesan disampaikan melalui cerita yang dibangun lewat

naskah yang tokoh-tokohnya dimainkan oleh aktor diatas panggung dengan dekorasi

tata panggung atau lebih dikenal dengan tata artistik yang merupakan gambaran dari

keadaan yang terdapat dalam naskah, diiringi musik pengiring dan pembangun suasana,

dengan disinari cahaya lampu yang memberikan cahaya penerang panggung sebagai

penunjuk waktu, penguat suasana, jiwa dan emosi dengan dalang seorang sutradara.

Pertunjukan teater biasa dilakukan di dalam gedung pertunjukan walaupun ada

pertunjukan teater yang dilakukan di luar ruangan. Gedung pertunjukan teater

memilikipencahayaan yang minim, hanya diterangi oleh lampu dari tata lampu teater

sajasaatpertunjukanberlangsung. Hal ini menyebabkan sangat sulit untuk mengatur

kamera agar dapat menangkap cahaya dengan baik, mengatur posisi agar didapatkan

komposisi yang baik, dan memilih sudut pandang atau angleyang menarik. Karena

fotografer tidak diperbolehkan untuk menggunakan cahaya tambahan dan atau blitz atau

flashlight karena dapat mengganggu aktor dalam memainkan perannya dan merusak

suasana yang telah dibangun oleh semua pendukung teater. Fotografer tidak

diperbolehkan berjalan-jalan didepan penonton karena dapat mengganggu kenyamanan

dalam menyaksikan pertunjukan. Selain itu tidak diperbolehkan naik keatas panggung

untuk memotret aktor dari dekat.

Momen atau kejadian yang ada mencakup emosi dan kejiwaan yang beragam dengan

suasana yang dibangun sesuai dengan penggambaran keadaan dalam naskah oleh

seluruh pendukung teater. Tokoh dengan perwatakan yang bermacam-macam dengan

gerakan-gerakan yang memiliki makna atau pesan, selain daripada kata-kata, dialog,

nyanyian, puisi, dan lain-lain yang diucapkan oleh aktor. Latar yang dibuat dan kadang

berubah baik dari segi bentuk maupun fungsi. Pencahayaan yang berubah menurut

suasana, waktu dan emosi. Kostum serta tatarias yang tegas dan menunjukkan karakter

setiap tokohnya. Musik pengiring yang juga menjadi unsure penting dalam pementasan

teater. Dalam teater memiliki banyak aspek pembentuk yang masing-masing memiliki

fungsi tersendiri yang dapat dijadikan sebagai objek foto teater sesuai dengan maksud

fotografer dalam menyampaikan pesan dan tujuannya. Dalam kehidupan di teater

Page 8: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

sendiri, fotografi dijadikan sebagai alat dokumentasi bagi kelompok-kelompok teater

yang mementaskan sebuah cerita. Tidak banyak kelompok teater yang memberikan

perhatian lebih terhadap fotografi pementasan

Kelompok teater professional biasanya memiliki fotografer sendiri yang khusus

memotret setiap pementasan yang dipentaskan oleh kelompoknya. Bagi teater kampus

biasanya mereka bekerjasama dengan unit fotografi mahasiswa di kampusnya. Tetapi

tidak sedikit kelompok teater yang kurang memperhatikan dokumentasi

fotopementasannya. Lebih-lebih fotografi teater yang bukan hanya sekedar dokumentasi

tetapi foto yang berbicara dengan bahasa fotografi juga menyampaikan pesan yang

ingin disampaikan oleh si fotografer.

Kemampuan memotret saja tidak cukup untuk membuat sebuah foto pementasan teater,

tetapi dibutuhkan teknik-teknik khusus dalam membuatnya baik dari segi teknis alat

yang digunakan, teknik pemotretannya juga persiapan-persiapan yang dilakukan

sebelum memotret sebuah pementasan teater di dalam gedung pertunjukan. Walaupun

hanya sebagai pantograph atau penangkap gambar dan pendokumentasian namun

dengan teknik dan metode tertentu untuk menggunakan bahasa teater sebagai bahasa

foto, sehingga dapat digunakan sebagai media evaluasi yang tepat ataupun sebagai

sebuah karya desain sebagai illustrasi pada publikasi pementasan, atau juga sebagai

karya tunggal bagi seorang fotografer.

1.2. Identifikasi Masalah

• Perlunya Fotografi teater bagi kelompok teater adalah sebagai dokumentasi dan

evaluasi. Namun foto teater dapat digunakan sebagai sebuah karya desain sebagai

illustrasi pada publikasi pementasan, atau juga sebagai karya tunggal bagi seorang

fotografer.

• Gedung pertunjukan teater dengan pencahayaan yang minim, panggung hanya

diterangi pencahayaan teater dan gerakan-gerakan yang dinamis menyebabkan adanya

kesulitan dalam memotret pertunjukan teater, terutama membekukan objek / motion

(freeze motion).

Page 9: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

• Peraturan di dalam gedung pertunjukan teater dan kesopanan atau etika penonton

pertunjukan teater menyebabkan fotografer tidak diperkenankan untuk :

a. Menggunakan blitz ataupun cahaya tambahan karena dapat mengganggu

aktor dalam memainkan perannya dan merusak suasana yang telah

dibangun oleh semua pendukung teater.

b. Berjalan-jalan didepan penonton karena dapat mengganggu kenyamanan

dalam menyaksikan pertunjukan.

c. Naik keatas panggung untuk mengambil gambar aktor dari dekat.

1.3. Perumusan Masalah

Bagaimana teknik freeze motion fotografi pementasan teater digunakan pada foto-foto

yang terpilih sehingga tercipta karya foto yang berkualitas (memiliki pesan, layak secara

teknis, estetik dan artistik serta presentasinya).

1.4. Pembatasan Masalah

Untuk mencegah pembiasan pembahasan yang akan dibahas pada penelitian , maka

dibuat batasan-batasan pembahasan materi. Pembahasan teknik fotografi pementasan

teater di dalam gedung pertunjukan ini dibatasi pada:

• Pembahasan fotografi pementasan teater dikhususkan pada fotografi sebagai

“pantograph” /penangkap gambar atau dokumentasi.

• Pembahasan foto dalam penelitian ini dibatasi pada foto-foto dari pementasan

produksi teater Lakon UPI Bandung. Kelompok teater ini dianggap memiliki

pementasan-pementasan yang berkualitas dilihatdari prestasi-prastasi yang diraihnya.

Karya pementasan yang dijadikan sample adalah pementasan dengan karakter tokoh dan

cerita yang realis atau apa adanya menyerupai kenyataan yang sebenarnya

• Pembahasan teknik dibatasi pada teknik “freeze motion” dimana objek terjebak dalam

suatu moment.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

Page 10: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

• Mengetahui teknik-teknik khusus yang dilakukan terutama teknik freeze motion, alat-

alat yang digunakan dan persiapan yang dilakukan oleh seorang fotografer untuk

memotret pementasan teater dalam keadaan dan situasi tertentu.

• Memberikan perhatian lebih dalam kepada kelompok-kelompok teater tentang

perlunya fotografi pementasan teater.

1.6. Manfaat Penelitian

• Penelitian ini bermanfaat bagi fotografer sebagai referensi teknik dalam memotret

pementasan teater juga pemotretan sejenis yang memiliki keadaan yang hampir sama.

• Bermanfaat bagi kelompok-kelompok teater untuk lebih dalam memperhatikan

masalah fotografi pementasannya.

• Bermanfaat bagi pihak-pihak yang ingin memperoleh informasi dan menambah

wawasan mengenai fotografi panggung, mengenai teater dan yang berhubungan dengan

penelitian ini.

1.7. Metode Penelitian

Dalam penyusunan makalah ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu

dengan menginterpretasikan data-data yang diperoleh berdasarkan fakta-fakta yang ada,

sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti. Jenis data yang

diperoleh adalah data kualitatif. Data kualitatif, yaitu melalui telaah sumber-sumber

buku yang memiliki informasi terkait dengan penelitian ini, juga informasi yang berasal

dari orang-orang yang benar-benar memahami atau pakar dalam masalah yang ada

dalam penelitian ini. Foto-foto dikumpulkan dari hasil pemotretan yang dilakukan

sebagai dokumentasi penyelenggara pementasan hasil kerjasama dengan fotografer yang

dipilih. Dari foto-foto tersebut, dideskripsikan teknik-teknik yang digunakan yang

dipengaruhi oleh keadaan-keadaan tertentu. Keadaan yang mempengaruhi mencakup

jalan cerita, dan unsur-unsur pementasan seperti aktor, tata artistik, pencahayaan, rias

dan kostum sebagai objek fotografinya.

Page 11: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

1.8. Kerangka Berfikir

1.9. Teknik Pencarian Data

Teknik pencarian data yang dipergunakan dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Library Research (Studi kepustakaan), yaitu pengumpulan teori dan konsep juga

mempelajari literatur yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas.

2. Diskusi, yaitu tukar-menukar ilmu pengetahuan dengan orang yang lebih memahami

dan mengerti tentang bahasan penelitian.

3. Field Research (Penelitian Lapangan), yaitu studi lapangan untuk melihat dan

mengetahui teori dan konsep apa saja yang digunakan di lapangan.

1.10. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dimaksudkan agar proses pembuatan makalah dapat dibuat

secara terstruktur dan sistematis, sehingga dengan mudah dimengerti dan dipahami oleh

pihak yang akan mempergunakannya. Sistematika penulisan makalah dapat dijelaskan

sebagai berikut :

Stage Fotografi

Teknik FotografiPementasan Teater

Teknik Freeze Motion

Persiapan

Peralatan

Teknik Pengambilan Foto

Foto Pementasan Teater Yang Baik

Unsur Pendukung Teater

Fotografi

Page 12: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

BAB II TEKNIK FOTOGRAFI PEMENTASAN TEATER

2.1. Sejarah dan Perkembangan Fotografi

Sejarah fotografi saat ini, berhutang banyak pada beberapa nama yang memberikan

kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan fotografi sampai era digital sekarang.

Kita mencatat nama Al Hazen, seorang pelajar berkebangsaan Arab yang menulis

bahwa citra dapat dibentuk dari cahaya yang melewati sebuah lubang kecil pada tahun

1000 M. Kurang lebih 400 tahun kemudian, Leonardo da Vinci, juga menulis mengenai

fenomena yang sama.

                      Namun, Battista Delta Porta, juga menulis hal tersebut, sehingga dia yang

dianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera melalui bukunya, Camera Obscura.

Awal abad 17, Ilmuwan Italia, Angelo Sala menemukan bahwa bila serbuk perak nitrat

dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Bahkan saat itu, dengan

komponen kimia tersebut, ia telah berhasil merekam gambar-gambar yang tak bertahan

lama. Hanya saja masalah yang dihadapinya adalah menyelesaikan proses kimia setelah

gambar-gambar itu terekam sehingga permanen. Pada 1727, Johann Heinrich Schuize,

profesor farmasi dari Universitas di Jerman, juga menemukan hal yang sama pada

percobaan yang tak berhubungan dengan fotografi. Ia memastikan bahwa komponen

perak nitrat menjadi hitam karena cahaya dan bukan oleh panas. Sekitar tahun 1800,

Thomas Wedgwood, seorang Inggris, bereksperimen untuk merekam gambar positif

dari citra yang telah melalui lensa pada kamera obscura yang sekarang ini disebut

kamera, tapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana

juga Schuize, membuat gambar-gambar negatif, pada kulit atau kertas putih yang telah

disaputi komponen perak dan menggunakan cahaya matahari sebagai penyinaran. Tahun

1824, setelah melalui berbagai proses penyempurnaan oleh berbagai orang dengan

berbagai jenis pekerjaan dari berbagai negara. AkhirnyaJoseph

                     Nieephore Niepee, seorang lithograf berhasil membuat gambar permanen

pertama yang dapat disebut “FOTO” dengan tidak menggunakan kamera, melalui

Page 13: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

proses yang disebutnyaH el i ogravu re atau proses kerjanya mirip lithograf dengan

menggunakan sejenis aspal yang disebutnya Bitumen of judea, sebagai bahan kimia

dasarnya. Kemudian dicobanya menggunakan kamera, namun ada sumber yang

menyebutkanNiep ee sebagai orang pertama yang menggunakan lensa pada camera

obscura. Pada masa itu lazimnya camera obscura hanya berlubang kecil, juga bahan

kimia lainnya, tapi hasilnya tidak memuaskan. Agustus 1827, Setelah saling menyurati

beberapa waktu sebelumnya, Niepee berjumpa dengan Louis Daguerre, pria Perancis

dengan beragam ketrampilan tapi dikenal sebagai pelukis. Mereka merencanakan

kerjasama untuk menghasilkan foto melalui penggunaan kamera. Tahun 1829, Niepee

secara resmi bekerja sama dengan Daguerre, tapi Niepee meninggal dunia pada tahun

1833. Dan tanggal 7 Januari 1839, dengan bantuan seorang ilmuwan untuk memaparkan

secara ilmiah,Daguerre mengumumkan hasil penelitian. Penelitiannya selama ini kepada

Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis. Hasil kerjanya yang berupa foto-foto yang

permanen itu disebutDAG UE RRE T YPE , yang tak dapat diperbanyak atau reprint

atau repro. Saat itu Daguerre telah memiliki foto studio komersil dan Daguerretype

tertua yang masih ada hingga kini diciptakannya tahun 1837. Tanggal 25 Januari 1839,

William Henry Fox Talbot, seorang ilmuwan Inggris, memaparkan hasil penemuannya

berupa proses fotografi modern kepada Institut Kerajaan Inggris. Berbeda dengan

Daguerre, ia menemukan sistem negatif-positif (bahan dasar : perak nitrat, diatas

kertas). Walau telah menggunakan kamera, sistem itu masih sederhana seperti apa yang

sekarang kita istilahkan : Contactprint (print yang dibuat tanpa pembesaran atau

pengecilan). Juni 1840, Talbotm emperkenal k an Calotype, perbaikan dari sistem

sebelumnya, juga menghasilkan negatif diatas kertas. Dan pada Oktober 1847. Abel

Niepee de St Victor, keponakan Niepee, memperkenalkan pengunaan kaca sebagai base

negatif menggantikan kertas. Pada Januari 1850. Seorang ahli kimia Inggris, Robert

Bingham, memperkenalkan penggunaanCollod ion sebagai emulsi foto, yang saat itu

cukup populer dengan sebutan WET-PLATE Fotografi. Setelah berbagai perkembangan

dan penyempurnaan, penggunaan roll film mulai dikenal. Juni 1888, George Eastman,

seorang Amerika, menciptakan revolusi fotografi dunia hasilpenelitiannya sejak1877. Ia

menjual produk baru dengan merek KODAK berupa sebuah kamera box kecil dan

Page 14: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

ringan, yang telah berisi roll film (dengan bahan kimia Perak Bromida) untuk 100

exposure.

                     Bila seluruh film digunakan, kamera ini yang diisi film dikirim ke

perusahaan Eastman untuk diproses. Setelah itu kamera dikirimkan kembali dan telah

berisi roll film yang baru. Berbeda dengan kamera masa itu yang besar dan kurang

praktis, produk baru tersebut memungkinkan siapa saja dapat memotret dengan leluasa.

Hingga kini perkembangan fotografi terus mengalami perkembangan dan berevolusi

menjadi film-film digital yang mutakhir tanpa menggunakan roll film. Selanjutnya,

secara bertahap fotografi berkembang ke arah penyempurnaan teknik dan kualitas

gambarnya sampai pada akhir abad ke-19, fotografi telah mencapai kualitas hasil yang

mendekati seperti yang dikenal sekarang. Namun, sebenarnya perkembangan foto seni

di Indonesia sendiri telah berkembang di akhir abad ke- 18, ada orang Indonesia yang

telah membuat foto-foto indah menawan di dalam studio maupun di alam bebas, foto-

foto itu jelas sekali bernapaskan seni seperti yang dikenal sekarang. Objek, lighting, dan

komposisinya jelas sekali diperhitungkan dengan masak saat pemotretan. Pencetakan

fotonya pun sangat brilian, sehingga hasil fotonya menjadi indah menawan bagaikan

lukisan-foto piktorial. Perbedaan yang dapat dilihat dengan jelas adalah sebagian besar

foto terekam beku. Jika memotret manusia, maka si model diwajibkan diam beberapa

saat. Hal ini dapat dimaklumi karena teknologi fotografi saat itu masih sederhana, body

kamera berukuran besar, sedangkan filmnya masih dalam bentuk lembaran (bukan rol),

bahkan bahan dasarnya kaca atau seluloid, dengan kepekaan (ASA) yang masih rendah.

Mekanis pada lensa juga sangat sederhana, bahkan banyak lensa yang mempunyai satu

bukaan diafragma dan tidak disertai lembaran daun diafragma, sehingga pemotretan

dilakukan dengan cara membuka dan menutup lensa.

Kronologi perkembangan fotografi dimulai dengan:

1822 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto Heliografi yang pertama dengan subyek

Paus Pius VII, menggunakan proses heliografik. Salah satu foto yang bertahan hingga

sekarang dibuat pada tahun 1825.

Page 15: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

1826 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto pemandangan yang pertama,[1] yang

dibuat dengan pajanan selama 8 jam.

1835 – William Henry Fox Talbot menemukan proses fotografi yang baru.

1839 – Louis Daguerre mematenkan daguerreotype.

1839 – William Henry Fox Talbot menemukan proses positif/negatif yang disebut

Tabotype.

1839 – John Herschel menemukan film negatif dengan larutan Sodium

thiosulfate/hyposulfite of soda yang disebut hypo atau fixer.

1851 – Frederick Scott Archer memperkenalkan proses koloid.

1854 – André Adolphe Eugène Disdéri memperkenalkan rotating camera yang dapat

merekam 8 citra berbeda dalam satu film. Setelah hasilnya dicetak di atas kertas

albumen, citra tersebut dipotong menjadi 8 bagian terpisah dan direkatkan pada

lembaran kartu. Kartu ini menjadi inspirasi penyebutan (fr:carte de visite, bahasa

Inggris:visiting card)

1861 – Foto berwarna yang pertama diperkenalkan James Clerk Maxwell.

1868 – Louis Ducos du Hauron mematenkan metode subtractive color photography.

1871 – Richard Maddox menemukan film fotografis dari emulsi gelatin.

1876 – F. Hurter & V. C. Driffield memulai evaluasi sistematis pada kepekaan emulsi

fotografis yang kemudian dikenal dengan istilah sensitometri.

1878 – Eadweard Muybridge membuat sebuah foto high-speed photographic dari

seekor kuda yang berlari.

1887 – Film Seluloid yang pertama diperkenalkan.

1888 – Kodak memasarkan box camera n°1, kamera easy-to-use yang pertama.

1887 – Gabriel Lippmann menemukan reproduksi warna pada foto.

1891 – Thomas Alva Edison mematenkan kamera kinetoskopis (motion pictures).

Page 16: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

1895 – Auguste and Louis Lumière menemukan cinématographe.

1898 – Kodak memperkenalkan produk kamera folding Pocket Kodak.

1900 – Kodak memperkenalkan produk kamera Brownie.

1901 – Kodak memperkenalkan 120 film.

1902 – Arthur Korn membuat teknologi phototelegraphy;; yang mengubah citra

menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan melalui kabel. Wire-Photos digunakan luas

di daratan Eropa pada tahun 1910 dan transmisi antarbenua dimulai sejak 1922.

1907 – Autochrome Lumière merupakan pemasaran proses fotografi berwarna yang

pertama.

1912 – Vest Pocket Kodak menggunakan 127 film.

1913 – Kinemacolor, sebuah sistem "natural color" untuk penayangan komersial,

ditemukan.

1914 – Kodak memperkenalkan sistem autographic film.

1920s – Yasujiro Niwa menemukan peralatan untuk transmisi phototelegraphic melalui

gelombang radio.

1923 – Doc Harold Edgerton menemukan xenon flash lamp dan strobe photography.

1925 – Leica memperkenalkan format film 35mm pada still photography.

1932 – Tayangan berwarna pertama dari Technicolor bertajuk Flowers and Trees dibuat

oleh Disney.

1934 – Kartrid film 135 diperkenalkan, membuat kamera 35mm mudah digunakan.

1936 – IHAGEE membuat Ihagee Kine Exakta 1. Kamera SLR 35mm yang pertama.

1936 – Kodachrome mengembangkan multi-layered reversal color film yang pertama.

1937 – Agfacolor-Neu mengembangkan reversal color film.

1939 – Agfacolor membuat "print" film modern yang pertama dengan materi warna

positif/negatif.

1939 – View-Master memperkenalkan kamera stereo viewer.

1942 – Kodacolor memasarkan "print" film Kodak yang pertama.

1947 – Dennis Gabor menemukan holography.

1947 – Harold Edgerton mengembangkan rapatronic camera untuk pemerintah

Amerika Serikat.

1948 – Kamera Hasselblad mulai dipasarkan.

1948 – Edwin H. Land membuat kamera instan yang pertama dengan merk Polaroid.

Page 17: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

1952 – Era 3-D film dimulai.

1954 – Leica M diperkenalkan.

1957 – Asahi Pentax memperkenalkan kamera SLRnya yang pertama.

1957 – Citra digital yang pertama dibuat dengan komputer oleh Russell Kirsch di U.S.

National Bureau of Standards (sekarang bernama National Institute of Standards and

Technology, NIST).

1959 – Nikon F diperkenalkan.

1959 – AGFA memperkenalkan kamera otomatis yang pertama, Optima.

1963 – Kodak memperkenalkan Instamatic.

1964 – Kamera Pentax Spotmatic SLR diperkenalkan.

1973 – Fairchild Semiconductor memproduksi sensor CCD skala besar yang terdiri dari

100 baris dan 100 kolom.

1975 – Bryce Bayer dari Kodak mengembangkan pola mosaic filter Bayer untuk CCD

color image sensor.

1986 – Ilmuwan Kodak menemukan sensor dengan kapasitas megapiksel yang pertama.

2005 – AgfaPhoto menyatakan bangkrut. Produksi film konsumen bermerk Agfa

terhenti.

2006 – Dalsa membuat sensor CCD dengan kapasitas 111 megapixel, yang terbesar saat

itu.

2008 – Polaroid mengumumkan penghentian semua produksi produk film instan

berkaitan dengan semakin berkembangnya teknologi citra digital.

2009 - Kodak mengumumkan penghentian film Kodachrome.

2.2. Pengertian Fotografi

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani

yaitu "Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis

dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau

metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam

pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat

paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada

foto yang bisa dibuat.

Page 18: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga

mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan

ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya

yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar,

digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan

yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan

mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana

(speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).

2.3. Teknik Dasar Fotografi

Teknik-teknik dasar pemotretan adalah suatu hal yang harus dikuasai agar dapat

menghasilkan foto yang baik. Kriteria foto yang baik sebenarnya berbeda-beda bagi

setiap orang, namun ada sebuah kesamaan pendapat yang dapat dijadikan acuan. Foto

yang baik memiliki ketajaman gambar (fokus) dan pencahayaan (eksposure) yang tepat.

a. fokus

Focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar

ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang semula kurang

jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila objek terlihat tajam/jelas dan

memiliki garis-garis yang tegas (tidak kabur). Pada ring fokus, terdapat angka-angka

yang menunjukkan jarak (dalam meter atau feet) objek dengan lensa.

b. eksposure

Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan adalah unsur

pencahayaan. Pencahayaan adalah proses dicahayainya film yang ada dikamera. Dalam

hal ini, cahaya yang diterima objek harus cukup sehingga dapat terekam dalam film.

Proses pencahayaan (exposure) menyangkut perpaduan beberapa hal, yaitu besarnya

Page 19: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

bukaan diafragma, kecepatan rana dan kepekaan film (ISO). Ketiga hal tersebut

menentukan keberhasilan fotografer dalam mendapatkan film yang tercahayai normal,

yaitu cahaya yang masuk ke film sesuai dengan yang dibutuhkan objek, tidak kelebihan

cahaya (over exposed) atau kekurangan cahaya (under exposed).

 Bukaan Diafragma (apperture)

Diafragma berfungsi sebagai jendela pada lensa yang mengendalikan sedikit atau

banyaknya cahaya melewati lensa. Ukuran besar bukaan diafragma dilambangkan

dengan f/angka. Angka-angka ini tertera pada lensa : 1,4 ; 2 ; 2,8 ; 4 ; 5,6 ; 8 ; 11 ; 16 ;

22 ; dst. Penulisan diafragma ialah f/1,4 atau f/22. Angka-angka tersebut menunjukkan

besar kecilnya bukaan diafragma pada lensa. Bukaan diafragma digunakan untuk

menentukan intensitas cahaya yang masuk.

Hubungan antara angka dengan bukaan diafragma ialah berbanding terbalik.

"Semakin besar f/angka, semakin kecil bukaan diafragma, sehingga cahaya yang masuk

semakin sedikit. Sebaliknya, semakin kecil f/angka semakin lebar bukaan diafragmanya

sehingga cahaya yang masuk semakin banyak."

Kecepatan Rana (shutter speed)

Kecepatan rana ialah cepat atau lambatnya rana bekerja membuka lalu menutup

kembali. Shutter speed mengendalikan lama cahaya mengenai film. Cara kerja rana

seperti jendela. Rana berada di depan bidang film dan selalu tertutup jika shutter release

tidak ditekan, untuk melindungi bidang film dari cahaya. Saat shutter release ditekan,

maka rana aka membuka dan menutup kembali sehingga cahaya dapat masuk dan

menyinari film.

Ukuran kecepatan rana dihitung dalam satuan per detik, yaitu: 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 15 ; 30 ; 60 ;

125 ; 250 ; 500 ; 1000 ; 2000 ; dan B. .Angka 1 berarti rana membuka dengan kecepatan

1/1 detik. Angka 2000 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/2000 detik, dst. B

(Bulb) berarti kecepatan tanpa batas waktu (rana membuka selama shutter release

ditekan)

Page 20: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

Hubungan antara angka dengan kecepatan rana membuka menutup ialah berbanding

lurus. "Semakin besar angkanya berarti semakin cepat rana membuka dan menutup,

maka semakin sedikit cahaya yang masuk. Semakin kecil angkanya, berarti semakin

lambat rana membuka dan menutup, maka semakin banyak cahaya yang masuk"

Kepekaan Film (ISO)

Makin kecil satuan film (semakin rendah ISO), maka film kurang peka cahaya sehingga

makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut, sebaliknya

semakin tinggi ISO maka film semakin peka cahaya sehingga makin sedikit cahaya

yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut. Misal, ASA 100 lebih banyak

membutuhkan cahaya daripada ASA 400.

2.4. Metode EDFAT

EDFAT adalah suatu metode pemotretan untuk melatih optis melihat sesuatu dengan

detil yang tajam.  Metode EDFAT dalam tindakan fotografi setiap calon foto jurnalis

maupun fotografer amatir , setidaknya membantu proses percepatan pengambilan

keputusan terhadap suatu event atau kondisi visual bercerita dan bernilai berita dengan

cepat dan lugas.

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap unsur dari metode itu adalah suatu proses

dalam mengincar suatu bentuk visual atas peristiwa yang bernilai berita.

Unsur pertama dalam metode tersebut adalah:

E berarti : Entire

( keseluruhan ) –

Berfikir

Dikenal juga sebagai ‘established shot’, suatu keseluruhan

pemotretan yang dilakukan begitu melihat suatu peristiwa atau

bentuk penugasan lain. Untuk mengincar atau mengintai bagian-

bagian untuk dipilih sebagai obyek.

D berarti : Detail

(Ditail) – Berfikir

Suatu pilihan atas bagian tertentu dari keseluruhan pandangan

terdahulu (entire). Tahap ini adalah suatu pilihan pengambilan

keputusan atas sesuatu yang dinilai paling tepat sebagai ‘point of

Page 21: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

interest’

F berarti : Frame

( Komposisi ) -

Berfikir

Suatu tahapan dimana kita mulai membingkai suatu detil yang

telah dipilih. Fase ini mengantar seorang calon foto jurnalis

mengenal arti suatu komposisi, pola, tekstur dan bentuk subyek

pemotretan dengan akurat. Rasa artistik semakin penting dalam

tahap ini.

Seperti : foto dalam bentuk Horizontal dan Vertikal

A berarti : Angle

( Sudut Pandang )

- Motret

Tahap dimana sudut pandang menjadi dominan, ketinggian,

kerendahan, level mata, kiri, kanan dan cara melihat. Fase ini

penting mengkonsepsikan visual apa yang diinginkan. Seperti eye

engle, low engle dan high engle.

T Berarti : Time

(T) – Motret

Tahap penentuan penyinaran dengan kombinasi yang tepat antara

diafragma dan kecepatan atas ke empat tingkat yang telah

disebutkan sebelumnya. Pengetahuan teknis atas keinginan

membekukan gerakan atau memilih ketajaman ruang adalah satu

prasyarat dasar yang sangat diperlukan.

2.5. Bahasa Fotografi

Bahasa fotografi (Language Photography) adalah bahasa yang digunakan fotografi

dalam menyampaikan pesan tertentu. Seorang fotografer haruslah mengerti dan

menguasai bahasa fotografi, dengan begitu para penikmat foto dapat dengan mudah

mendekripsikan sebuah hasil karya seorang fotografer. Banyak hasil karya yang seorang

Page 22: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

fotografer yang seolah-olah berbicara kepada para pemirsanya mengenai objek yang ada

dalam foto tersebut tanpa menggunakan kata-kata/teks dalam foto tersebut.

    Ada beberapa macam bahasa fotografi yang dikenal dalam dunia fotografi,

diantaranya :

1. Bahasa penampilan (Performance Language)

    Bahasa tersebut diperlihatkan oleh seluruh aspek tubuh kita, meliputi :

a. Bahasa expresi muka (sfacial expression)

        - Kegembiraan

        - Kesedihan

        - Terkejut,Dll

b. Bahasa Isyarat (Gestural Language)

yaitu gerakan tubuh/objek yang memperlihatkan makna misalnya victory, agreement,

dll.

c. Bahasa Penciuman (ol factory language)

Tindakan atau perbuatan objek yang memperlihatkan apakah sesuatu yang diciumnya

itu harum atau tidak.

d. Bahasa Pendengaran (Vocal language)

Tindakan objek yang sedang mendengarkan sesuatu.

e. Bahasa Tindakan (Action Language)

Memperlihatkan tindakan yang gilakukan objek, dibagi 2 :

Page 23: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

Visible : Tindakan seseorang yang tidak terlihat mata tetapi ada kesan yang tersirat,

misalnya kasih sayang seorang kakak dengan adiknyaSeperti Gambar Berikut :

2. Bahasa Komposisi (Composition Language)

Bahasa Komposisi adalah perletakan unsur-unsur komposisi yang tepat sehingga

menimbulkan makna tertentu. Unsur-unsur itu terdiri dari :

                - Bahasa warna

                - Bahasa tekstur

                - Bahasa garis

                - Bahasa sinar

                - Bahasa tata

                - Bahasa Bentuk

3. Bahasa Objek

                 Suatu foto yang memperlihatkan suatu objek  tertentu sehingga orang yasng

melihatnya akan mengetahui dimana lokasi objek tersebut berada.

Page 24: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

 4. Bahasa konteks (contextual language)

                 Bahasa ini berkaitan antara ruang dan waktu. Misalnya pada gambar

memperlihatkan hubungan antara layar televisi yang menampilkan gambar Pegunungan

dengan pemandangan pegunungan sebagai latar televisi tersebut,seolah-olah layar TV

tersebut seindah pegunungan aslinya.

Seperti Gambar Berikut :

                    

5. Bahasa tanda (Sign language)

                   Foto yang menggunakan tanda-tanda atau lambang-lambang yang khas

sehingga hanya dengan melihat gambar kita dapat mengerti maksud foto tadi.

6. Bahasa gereak (Motion language)

Bahasa gerak ditunjukan dalam sebuah karya foto yang menampilkan macam-macam

gerak dengan menggunakan macam-macam teknik tertentu.

Ada beberapa teknik pemotretan dalam bahasa gerak, yaitu :

Page 25: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

                       a. Panning

                       b. Blurring

                       c. Freezing

                       d. Exposure time

                       e. Multiple exposure

                       f. Multiple printing

                       g. Zooming

2.6. Teknik Foto Panggung

Persiapan

Persiapan ini dalam artian, bukan hanya dari gears atau peralatan fotografi yang akan

kita bawa, namun meliputi juga hal hal pendukung, seperti ID pers atau kartu Identitas

lainnya yang membolehkan kita membawa kamera selama konser dan

mendokumentasikan pertunjukan tersebut. Jika kita mengantisipasi untuk mengganti

lensa selama pertunjukan, bawalah tas yang bisa mengakomodir hal tersebut, dan

usahakan se-sederhana dan seaman mungkin dan sering lah berlatih untuk cepat

mengganti lensa jika diperlukan. Namun bila anda memiliki body camera lebih dari

satu, ada baiknya memasang satu body camera dengan lensa wide dan lensa tele pada

body camera yang lain . Jangan lupa cek memory card bila menggunakan kamera digital

, atau cadangan film bila menggunakan kamera analog dan terakhir adalah cek batere

cadangan bila diperlukan. Ada baiknya untuk hal hal pendukung ini, disimpan di tempat

yang mudah terjangkau oleh tangan, bisa di saku celana atau bisa juga menggunakan

rompi fotografer, karena kita melakukan kegiatan foto panggung ini di posisi yang

berdesak desakan dan gelap, sehingga kita harus semudah dan seaman mungkin

nantinya dalam menyiapkan segala sesuatunya.

Kamera

Kini , hampir semua fotografer menggunakan

Digital SLR, Ada baiknya kita menggunakan

kamera yang bekerja baik di ISO tinggi untuk

Page 26: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

mendapatkan hasil yang baik, nantinya kita banyak menggunakan ISO 800 keatas.

Karena saya menggunakan kamera Canon, saya menggunakan Canon EOS 400D

yangmasih masuk kategori entry level namun untuk ISO 800 masih cukup baik

menangani noise, namun bila terpaksa kadang saya menggunakan ISO 1600 yang

memang menghasilkan cukup banyak noise pada hasil foto. Ada baiknya bila dalam

tahapan merencanakan membeli / mengupgrade kamera , gunakanlah jenis jenis terbaru

dari kamera DSLR , karena selain ISO sensitivitas yang cukup tinggi ,fitur2x yang

dihasilkan juga jauh lebih canggih .

Lensa

Semuanya bergantung dengan venue, posisi pengambilan gambar dan juga tingkat

intensitas pencahayaan di panggung. Ada baiknya kita menggunakan lensa dengan

Aperture / Diafragma yang besar ( f2.8 kebawah ) . Namun kadang harga dari lensa

beraperture besar kurang bersahabat bagi fotografer pemula seperti saya. Hal ini bisa

diakali dengan menggunakan prime lensa 50mm f1.8 yang relative cukup terjangkau.

Saat ini saya menggunakan lensa Tamron 17-50mm f2.8 untuk lensa wide, Tokina 12-

24 f4.0 untuk ultrawide dan Canon EF 70-200 f4.0 L/USM untuk lensa tele.

Tetapi lensa terakhir ini jarang digunakan bila kita berada di bibir panggung , karena

kebanyakan jarak antara fotografer dan artis itu sangat dekat, bisa jadi hanya 1 M saja.

Jadi kalau memang nantinya kita berada tepat di bibir panggung, banyaklah gunakan

lensa Wide atau lensa fix / prime lens dengan Diafragma besar.. Seperti fotografi pada

umumnya, kuncinya adalah cahaya. Pencahayaan bagus, pose yang pas, posisi

pengambilan yang tepat , anda akan mendapatkan foto yang sempurna .

Rekomendasi Lensa dan Kamera

Berdasarkan pengalaman dan berdiskusi dengan sesama penggiat fotografi. Ada

beberapa jenis kamera dan Lensa yang bisa saya rekomendasikan untuk digunakan pada

foto konser . Kebanyakan gears dan peralatan fotografi memang cukup mahal, tapi

Page 27: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

dengan pemilihan yang tepat, kita bisa mendapatkan peralatan yang sesuai dengan

budget dan kantong kita . Mohon maaf karena saya pengguna Canon, saya

rekomendasikan gears kebanyakan merk Canon (bukan promosi :D )

Fix Lens / Prime Lens

Fix Lens yang direkomendasikan adalah Canon EF 50mm f1.4 , karena diafragma yang

cukup besar ini bisa menangkap moment yang baik selama pertunjukan. Bila terasa

kurang pas dari sisi komposisi., nantinya pada saat post-processing bisa diproses lebih

lanjut. Jenis lensa fix yang digemari oleh fotografer lainnya adalah EF 50mm f1.8, lensa

yang terkenal dengan ketajamannya dan harganya relative terjangkau ini bisa mencover

kebutuhan kita akan bukaan/ aperture yang besar.

Wide Lens ( lensa wide )

Lensa utama yang sangat direkomendasikan oleh banyak fotografer di dunia adalah

Canon EF 24-70mm f2.8 L USM dan Canon 16-35mm f2.8 L USM dari Canon yang

bisa mengcover range dari sisi wide ke medium range, sangat baik performa nya untuk

low-light lens. Tapi lensa ini baik untuk full frame body, misalnya EOS 5D atau EOS

1D yang tentunya cukup mahal harganya. Bila kita masih menggunakan kamera dengan

crop factor APS-C, akan terasa kurang wide, maka alangkah baiknya kita menggunakan

lensa lain, saya rekomendasikan jenis lensa Canon EF-S 17-55mm f2.8 IS USM atau

Canon EF 17-40mm f4.0L USM. USM adalah teknologi ultrasonic motor yang terdapat

pada lensa untuk mempercepat proses autofokus yang sangat berguna untuk

mengcapture moment aktifitas di panggung Bila terasa kedua lensa itu tidak sesuai

dengan kantong, ada baiknya beralih ke lensa 3rd party yang memiliki kualitas dan

ketajaman relative seimbang dengan lensa tersebut adalah Tokina 16-50mm f2.8 dan

Tamron 17-50mm f2.8.

Page 28: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

Lensa Tele

Lensa Canon EF 70-200mm f2.8L IS USM jelas merupakan pilihan utama, disamping

fitur telephoto yang prima, diafragma yang cukup besar dan lensa seri L yang

merupakan lensa dengan kualitas terbaik yang dikeluarkan oleh pihak Canon menjadi

jaminan ketajaman dari lensa ini. Thus, apakah fitur IS diperlukan ? Ya jelas diperlukan,

tapi fitur IS ini adalah image stabilizer yang menghindari camera shaking atau goyangan

pada kamera terutama pada kecepatan pengambilan dengan rana rendah, maka IS ini

akan sangat berguna. Pada concert photography yang diutamakan adalah kecepatan

Autofokus dari lensa yang membantu ‘freeze’ dari objek sehingga kualitas foto menjadi

tajam, sehingga fitur USM akan jauh lebih berguna dibanding fitur IS pada lensa.

Nantinya cukup menggunakan lensa Canon EF 70-200mm F2.8 L USM atau bisa

dengan menggunakan Canon EF 70-200mm f4.0 L USM yang paling murah diantara

seri lensa zoom dari Canon.

Body Kamera

High ISO adalah kuncinya, kita harus memperhatikan fitur dari lensa ini. Selain dari

fitur High ISO, bila kamera kita memiliki kemampuan Spot atau Partial Metering hal ini

adalah nilai tambah sendiri, karena kamera kita memiliki kemampuan untuk menyeleksi

area dengan intensitas cahaya lebih dibanding yang lain yang cocok untuk lowlight

photography. Body Kamera DSLR saat ini sudah banyak mengcover fitur fitur diatas,

diantaranya Canon EOS 40D atau yang terbaru EOS 50D, di sisi pemula bisa mulai

dengan Canon EOS 450D atau di sisi professional bisa dengan Canon EOS 5D mkII

sampai EOS -1Ds Mark III .

Tapi bila budget kita tidak sampai membeli kamera SLR, maka kamera prosumer

seperti Canon G10 , Panasonic Lumix Fz50 cukup baik untuk menutupi kebutuhan anda

akan body dan lensa yang cukup baik untuk pemotretan panggung.

Setting pada Kamera

Page 29: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

ISO

ISO adalah nilai ukuran banyaknya cahaya yang masuk ke dalam kamera akan direkam

oleh Sensor (misalnya CMOS atau CCD), sehingga akan menghasilkan gambar. ISO

adalah kepekaan dari Sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi ISO nya, semakin peka

sensornya, sehingga gambarnya akan semakin terang. Yang sering terdapat di dalam

kamera digital saat ini adalah ISO 100, ISO 200, ISO 400, ISO 800, IS00 1600, ISO

3200. Jadi misalnya ketika Anda menggunakan ISO 200, maka hasil foto tadi akan lebih

gelap dibanding saat menggunakan ISO 1600, semua diasumsikan settingan lain tidak

ada yang kita ubah sama sekali dan kondisi cahaya di sekitar objek sama.

Untuk setting foto panggung, biasanya menggunakan ISO tinggi, mulai dari ISO 800 ,

tapi bila pencahayaan kurang, kita bisa naikkan nilai ISO kita ke nilai yang lebih tinggi,

sesuai setting kamera kita, misalnya ke nilai 1600,3200 ,6400. Walaupun banyak noise

dan grainy yang dihasilkan, hal ini nanti kita bisa kita perbaiki pada proses post

processing.

Metering

Jika setting kamera kita terdapat setting untuk mengubah tipe metering pencahayaan,

ada baiknya kita ubah ke tipe spot metering. Bila tidak tersedia, tipe partial metering

bisa digunakan, hal ini untuk memberikan tingkat kesensitifitasan kamera pada area

yang terkena cahaya, sehingga lampu background tidak akan mempengaruhi tingkat

exposure dari objek foto. Biasanya partial metering dan spot metering berguna untuk

meningkatkan detail objek ketika artis terkena lampu sorot ( spotlight) dari sisi depan,

contoh konser Malevolent Creation dan As I Lay Dying.

Aperture / Diafragma

Didalam lensa terdapat istilah bukaan Diafragma atau disebut Aperture yang berguna

untuk mengatur jumlah cahaya yang bisa masuk ke dalam kamera. Bukaan-nya semakin

diperbesar, maka cahaya yang masuk akan semakin banyak dan hasil foto akan semakin

terang, dan tentunya bila bukaannya semakin diperkecil, maka cahaya yang masuk akan

Page 30: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

semakin sedikit dan hasil foto akan semakin gelap. Untuk memberikan input cahaya

sebanyak mungkin pada kamera, maka bukaan aperture atau diafragma harus besar, atau

nilainya lebih kecil dari f2.8. Intinya dengan kondisi pencahayaan terbatas dan kita

harus mengambil moment gerakan dan aktifitas di panggung, kuncinya kembali pada

bukaan diafragma yang harus besar. Perlu diingat juga, bila kita menggunakan lens-kit

bawaan dari body camera, kita hanya memiliki f3.5- 5.6 yang sebenarnya kurang baik

bagi pemotretan panggung. Faktor post-processing yang berperan sekali bila kita

mengandalkan lens-kit untuk pemotretan ini

Shutter Speed / Kecepatan Rana

Dalam situasi low light , biasanya kita menggunakan tripod untuk mendapatkan foto

dengan exposure cukup baik. Namun dalam foto panggung tentunya hal ini tidak

dimungkinkan. Nilai Shutter Speed yang direkomendasikan oleh beberapa artikel di

internet khusus untuk foto panggung ini sama dengan action shot , yaitu minimal di

angka 1/50 – 1/60 detik, makin cepat nilai kecepatan rana ini maka moment yang

didapat akan makin baik dan tentunya lebih tajam. Tetapi biasanya kompensasi dari hal

itu semua tergantung nilai dari aperture / diafragma diatas. Di dalam situasi seperti ini,

tak jarang kita mendapatkan hasil foto yang ‘shaking’ atau kurang tajam . Hal ini

diakibatkan oleh nilai kecepatan rana yang tidak bisa mendapatkan ‘freeze’ moment

dari aktifitas yang ada di panggung.

Memang, pada akhirnya nantinya kita bisa naikkan kontras, level dan saturasi warna

bila mendapatkan gambar yang underexpose, namun ada baiknya kita mendapatkan foto

dengan kualitas terbaik, sehingga tidak sulit pada post processing

Setting kamera - Aperture Priority (AV) dan Shutter Priority (TV) ?

Jika kita masih belum terbiasa dengan setting full Manual di kamera kita, coba lihat di

kamera kita, adakah tulisan AV yang berarti Aperture Priority atau TV – Speed

Priority? Bila terdapat 2 setting tersebut, pertama coba mengambil gambar dengan AV,

ubah bukaan lensa ke nilai maximum, misalnya 2.8 atau 1.8 , apakah anda mendapatkan

foto yang baik ? AV atau aperture priority adalah setting semi otomatis dengan

Page 31: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

menggunakan pengaturan nilai Diafragma secara manual, dengan setting Kecepatan

rana secara otomatis. Biasanya bila kita melakukan foto panggung di malam hari,

setting ini kurang dapat digunakan. GUnakanlah setting TV / Speed Priority yang

memberikan kita pengaturan Aperture secara otomatis namun kita bisa mengatur nilai

kecepatan rana / shutter speed nantinya.

Bila ternyata foto yang diambil masih ‘underexposure’ tambahkan nilai Exposure

Compensation . .Di dalam mode TV ini, anda memilih shutter speed secara manual dan

meter kamera anda akan memilih aperture secara otomatis. Sama dengan Aperture

Priority tetapi kali ini yang anda prioritaskan adalah kecepatan, dalam kata lain yang

anda bisa ngatur itu adalah kecepatan rana dan kamera anda akan mengatur Aperture

secara otomatis .

2.7. Teknik Pengambilan Foto

Konsep teknik pengambilan foto, didasarkan pada teknik action shots yang lebih dikenal

dengan konsep Panning. Pada dasarnya panning ada dua jenis :

a. FREEZE MOTION = Capture moment gerakan yang terekam dalam foto,sehingga

objek seakan ‘terjebak’ dalam suatu moment atau ‘freeze’

b. IMPLYING MOTION = Capture moment yang ada tapi menghasilkan flowing effect,

yang bersifat memberikan efek gerakan

Teknik pengambilan foto panggung dapat dimaksimalkan penggunaan Shutter Priority

ini dalam 2 teknik tadi. Freeze Motion biasanya diambil dalam kecepatan tinggi diatas

1/100 . SedangakN Implying Motion bisa didapatkan dengan kecepatan sedikit lebih

rendah dibandingkan Freeze Motion, biasanya 1/25 – 1/50 . Sering seringlah melihat

hasil dari foto dan moment yang diambil, sehingga kita bisa mendapatkan kualitas foto

yang terbaik dari moment yang ada. Ingat dalam foto panggung, tidak semua moment

bisa berulang di satu kesempatan. Kadang moment itu bisa lepas begitu saja ketika anda

mendapatkan kualitas hasil foto yang tidak maksimal. Semua foto digital akan memiliki

EXIF data yang tersimpan selama foto tersebut tidak diretouch secara drastis dan touch

up yang berlebihan. Ada baiknya juga kita mengambil semua foto dalam kondisi

Page 32: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

colorful . Sehingga nantinya kalaupun setting warna tidak kita inginkan kita bisa ubah

ke setting warna sephia dan lainnya. Sehingga kadang ada yang merekomendasikan

untuk memotret dengan RAW format, atau JPEG maximum, sehingga tidak

menyulitkan dalam pengolahan foto nantinya.

2.8. Alat yang Digunakan

Pada dasarnya kamera adalah sebuah kotak yang rapat dan yang pada bagian

belakangnya terdapat body untuk menempatkan film dan bagian depannya terdapat

sebuah lubang yang tertutup rapat dengan sebuah lensa, dengan demikian sebuah lensa

kamera pada prinsipnya terdiri dari dua bagian utama yaitu “body kamera dan lensa”.

 

Jenis Dan Fungsi Peralatan Fotografi

1. Kamera

Kamera adalah sebuah alat yang mengarahkan bayangan yang difokuskan oleh

lensa/sistem optik lain keatas permukaan foto sensitif yang berada dalam tempat

tetutup/film. Dilihat dari jenisnya, kamera ada 2 macam yaitu:

a. Compact Camera,yaitu kamera yang pemakaiannya langsung melihat obyek yang

difoto tanpa melalui lensa pengatur.

b. Single Lens Reflex(SLR),yaitu kamera yang cara kerjanya dengan bayangan

benda yang dilihat lalu di pantulkan oleh cermin yang terdapat didalam

kamera, sehingga dengan jenis ini obyek tidak dapat dilihat jika lensa dalam

keadaan tetutup.

 

Kelebihan Dan Kelemahan Kamera “Compact Camera”

Kelebihan:

1.Gambar yang dihasilkan cukup terang meskipun cahayanya minim.

2.Bentuk kecil, ringan dan kompatibel

3.Otomatis penuh sehingga sesuai untuk pengambilan dimana saja.

4.Kamera tidak memakai cermin didalam dan suaranya tidak berisik.

Page 33: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

5.Bisa dioperasikan dengan menggunakan flash (blith).

Kelemahan:

1.Flash yang built in pada body kamera bisa menyebabkan foto yang dihasilkan menjadi

red eyes reduction.

2.Karena obyek yang difoto di lihat melalui view vinder yang terpisah dari lensa

sehingga ada kemungkinan pengambilan gambar pada saat lensa tertutup.

3.Pengaruh pemakaian filter tidak tampak jika di lihat dari view vinder.

4.Karena lensa menjadi satu dengan body kamera maka lensa tidak dapat di ganti

dengan jenis yang lain.

5.Paralax Error, yaitu ketidaksesuaian gambar yang dihasilkan dengan yang dilihat

melalui view vinder.

6.Tidak bisa untuk pengambilan gambar Close up.

 

Kelebihan Kamera SLR

1.Komposisi dapat lebih tepat.

2.Pengaturan fokus dan jarak dapat lebih teliti karena cahaya diukur melalui lensa.

3.Karena banyaknya kepingan lensa yang dipakai, maka lebih mudah pengaturan fokus

dengan menggerkkan “focussing ring” kedepan dan kebelakang.

4.Lensa dapat dengan mudah di lepas dan di ganti dengan lensa yang lain sesuai dengan

kebutuhan.

Kelemahan Kamera SLR

1.Suara yang dikeluarkan pada saat di operasikan lebih berisik.

2.Karena komponennya kompleks maka sering mengakibatkan kegagalan dalam

pengambilan gambar.

3.Harga jauh lebih mahal.

4.Sinkronisasi flash di batasi hanya pada skala shutter speed.

 

Bagian Body Kamera dan Fungsinya

Page 34: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa bagian kamera yang penting adalah

body kamera dan lensa. Pada body kamera jenis SLR dan TLR tedapat beberapa

komponen dan fungsinya sebagai berikut:

1.View Vinder (jendela pengintai) fungsinya untuk melihat obyek yang akan difoto.

2.Shutter speed (skala kecepatan), untuk mengatur kecepatan membuka dan

menutupnya rana.

3.Rana fungsinya membuka dan menutup untuk mengambil cahaya yang dibutuhkan dai

kamera ke obyek pada saat shutter release ditekan.

4.Diafragma fungsinya untuk mengontrol atau mengatur ruang tajam pencahayaan.

5.Skala penunjuk ASA film, fungsinya untuk menunjukkan ASA film yang dipakai.

6.Shutter Release (tombol penembak), fungsinya untuk menembak secara manual.

7.Self Timer (penunda waktu), fungsinya untuk menangguhkan waktu pengambilan

obyek yang akan difoto.

8.Pengokang (tuas untuk memajukan film), fungsinya untuk menggeser film yang telah

dicahayai.

9.Tuas untuk menggulung film.

10.Lubang untuk memasukkan kabel sinkronisasi, untuk menggabungkan kamera

dengan flash.

11.Tombol pelepas rana.

12.Hot Shoe (sepatu panas), fungsinya untuk menempatkan flash.

13.Film Counter (penunjuk film yang telah dipakai).

14.Tempat baterai untuk kamera.

15.Tombol atau pengait penggulung film, fungsinya untuk menggulung film.

16.Tombol pelepas film.

17.Cermin, fungsinya untuk membuka dan menutup pada saat shutter release ditekan.

18.Pengait film.

Pada jenis kamera kompak bagian-bagiannya tidak selengkap dan sekomplek

komponen-komponen pada kamera SLR dan RLT.

 

2. Lensa Kamera

Page 35: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

Kamera yang dipakai untuk keperluan lebih serius akan lebih baik menggunakan

jenis kamera SLR. Dengan sistem ini akan lebih mudah untuk dapat mengganti lensa

sesuai dengan yang diinginkan. dan muncullah berbagai jenis lensa yang

dikelompokkan menurut luas sudut pengambilan gambar.

1. Lensa Sudut Lebar (Wide)

a. Ultra Wide (15,18,20mm)

Daya jangkau cukup dan ruang tajamnya cukup besar. Banyak digunakan

untuk foto pemandangan, jurnalistik, arsitektur. Kekurangannya bila belum

menguasai prospektif dan komposisi obyek akan tampak kecil sekali dalam

gambar.

b. Medium Wide (24,28,35mm)

Dipakai untuk interior juga arsitektur.

2. Lensa Datar

Lensa (50mm) kekuatan lensanya cukup tingi. Rancangan lensanya normal memang

dibuat seperti layaknya pandangan mata kita, maka banyak digunakan untuk foto

dokumentasi.

3. Lensa Tele

lensa dengan jangkauan jauh, agar benda di kejauhan tampak dekat.

-Medium Tele : 85,105,135,200mm

-Super Tele : 300,400,600,800,900,2000mm.

4. Lensa Vario (zoom)

Lensa yang mempunyai variasi panjang yang dapat diatur sesuai dengan keinginan

dan kebutuhan kita.

-Wide-Wide : 17-18,20-35mm.

-Wide-Normal : 35-70,28-70,24-70mm.

-Wide-Medium tele : 28-85,28-200mm.

-Medium-Super tele : 80-200,600-1200mm.

-Wide-Super tele : 35-350mm.

Page 36: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

5. Lensa Konventer

Sebuah lensa yang dapat meningkatkan kekuatan dan panjang lensa menurut angka

pelipatnya. Sebagai contoh, lensa konventer 2x 200mm dapat menambah kekuatan

lensa 200mm menjadi 400mm.

 

Flash (Lampu Kilat)

Yang dimaksud dengan lampu kilat adalah cahaya buatan yang dihasilkan oleh

suatu alat yang bertujuan untuk memberikan penyinaran saat cahaya alami tidak mampu

melakukannya atau sebagai pelengkap/pendukung cahaya alami.

a.Flash bulb

Flash bulb terdiri dari lim kawat magnesium kawat besi dalam ruangan berisi oksigen

pekat. Lampu kilat jenis ini dinyalakan oleh suatu aliran atau getaran singkat pada

waktu bersamaan atau sesaat atau pengatur cahaya dibuka. Pada sebuah flash bulb

terdapat 4 bola lampu hanya dapat digunakan dalam satu kali pemakaian.

b. Elektronik Flash

Yaitu lampu kilat dimana terdapat baterai sebagai kapasitor/kondensator yang

menyimpan tenaga listrik, kemudian mengeluarkannya untuk memicu cahaya kilat. Dan

pada lampu kilat elektronik terdapat sebuah sensor yang mengukur cahaya dari lampu

kilat sesuai dengan kadar pencahayaan yang di butuhkan. Lampu jenis ini lebih efisien,

karena dapat dipakai berulang-ulang.

c. Multiple Flash

Yaitu suatu lampu kilat yang dapat menyala ratusan kali pada tiap detiknya. Lampu kilat

ini dapat digunakan untuk merekam pergerakan yang terjaddi pada obyek bergerak dan

menganalisa fenomena dengan kecepatan tinggi.

d. Stroboscope

Adalah sebuah alat yang menghasilkan atau menggunakan pulsa-pulsa cahaya yang

cemerlang untuk obyek yang bergetar, berputar dan untuk membuat obyek tersebut

seperti tidak bergarak/bergerak sangat lambat.

 Accessories

Page 37: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

Pada pemotretan yang baik ada kalanya di butuhkan beberapa perangkat tambahan

untuk lebih menyempurnakan hasil gambar yang diperoleh.

A.Filter

Filter merupakan lensa tambahan yang berfungsi sesuai dengan jenisnya masing-

masing diantaranya :

a. Filter Monocrome, berfungsi untuk menguatkan suatu nada warna pada obyek yang

sesuai dengan filternya. Contoh, filter Monocrome warna merah.

b. Filter Ultraviolet, berfungsi untuk menghilangkan efek dari sinar ultra violet.

c. Filter Skylight, yaitu berfungsi merubah warna ultra violet menjadi warna magenta.

d. Filter Konversi, berfungsi untuk menghilangkan warna dari obyek atau efek suatu

pencahayaan menjadi warna asaknya.

e. Filter Polarizing, berfungsi untuk menjernihkan pandangan (menghilangkan pantulan

cahaya, membirukan warna langit dan menjernihkan air).

f. Filter Gradual, berfungsi untuk membuat efek gradasi warna pada obyek.

g. Filter Diffuser, berfungsi untuk melembutkan pandangan.

h. Filter Close Up, berfungsi untuk memotret obyek yang kecil.

 

B.Penyangga

a. Tripod, penyangga kamera yang memiliki tiga kaki.

b. Monopot, penyangga kamera yang memiliki satu kaki.

c. Ligt Stand, penyangga lampu-lampu yang umumnya dipakai di studio.

d. Handkett, penyangga tubuh yang menempel pada kamera.

 

C.Kabel Release

Kabel bertombol yang berfungsi sebagai perpanjangan dari tombol shutter.

 

D.Back Ground

Latar belakang yang digunakan dalam pengambilan gambar/obyek.

 1.      Slave Unit

Page 38: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

Sensor pemicu lampu-lampu kilat yang pulsa-pulsanya bekerja atas rangsangan

cahaya lampu kilat lain.

 6.      Light Meter

Alat pengukur kekuatan cahaya didalam kamera secara elektronik

 7.      Reflektor

Alat yang befungsi sebagai pemantul cahaya.

 

H.Flash meter

Fungsinya alat ini untuk mengukur kekuatan cahaya flash secara eklektronik.

Soft box

Fungsinya untuk melembutkan cahaya.

Slide Proyektor

Fungsinya untuk menampilkan film positif pada layar.

Hand Kad

Fungsinya sebagai pemegang kamera dan menempatkan flash.

 

 Film

Adalah suatu plastik yang dilapisi emulsi, emulksi tersebut tersusun atas pelatin

dan partikel garam yang peka cahaya

a. Menurut ukurannya

·         Film Mikro :28x24 mm, 26x24 mm

·         Film Standart :35x24 mm

·         Film Format Sedang :4,5x6,7, 6x9 mm

·         Film Format Besar :24x18, 12x9 mm

b. menurut kepekaan (ISO) mempunyai satuan ASA (America Standart

Association) dan DIN (Deutsch Industrie Norm)

·         ISO Rendah :3-5(ASA)-15-18(DIN)

·         ISO Sedang :64-200(ASA)-21-24(DIN)

·         ISO Tinggi :400-800(ASA)-27-30(DIN) dst

Page 39: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

c. menurut warna dasarnya

tiap jenis dan kategori film mengacu pada warna dasar yang menyusun setiap warna

pada film itu sendiri

·         Film hitam putih (B/W), memiliki warna dasar hitam

·         Film warna (colour, memiliki tiga warna dasar yaitu film negatif warna

kuning, magenta, cyan

·         Film slide (film positif), warna dasarnya biru, merah, hijau

d. film khusus

·         Film instan, yang bisa disebut polaroid

·         Film infra merah, dipakai untuk pemotretan dalam ruang gelap

·         Film X-Ray, dipakai untuk keperluan kedokteran ex. Rongen atau

pemeriksaan logam

Page 40: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

BAB III PEMENTASAN TEATER SEBAGAI OBJEK FOTOGRAFI

3.1. Pengertian Seni Pertunjukan Teater

Dalam bahasa Inggris seni pertunjukan berarti performance art. Menurut ensiklopedia

bahasa Indonesia, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau

kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan biasanya melibatkan empat

unsur utama yaitu waktu, ruang, tubuh seniman dan hubungan seniman dengan

penonton. Jenisnya bisa bermacam-macam misalnya, seni akrobat, komedi/lawak, tari,

pentas musik, opera, teater, dan lain-lain.

Teater atau dalam bahasa Inggris theater, dan dalam bahasa Perancis theatre, berasal

dari bahasa yunani yaitu theatron yang berarti tempat untuk menonton, merupakan

cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan

penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gesture (gerak tubuh), mimic,

boneka, musik, tari, dan lain-lain. Bernard Beckerman, kepala departemen drama di

Universitas Hofstra, New York, dalam bukunya, Dynamics of Drama, mendefinisikan

teater sebagai “yang terjadi ketika seorang manusia atau lebih, terisolasi dalam suatu

waktu atau ruang, menghadirkan diri mereka pada orang lain”.

Terdapat dua jenis panggung pementasan teater menurut sudut pandang penontonnya

yaitu, panggung pertunjukan arena dan proscenium. Panggung pertunjukan arena

merupakan pementasan teater dimana penonton mengelilingi pementasan. Jadi

pementasan dapat terlihat oleh penonton dari semua sudut. Biasanya teater ini dilakukan

di lapangan terbuka oleh teater rakyat, dan adapula gedung pertunjukan arena. Dekorasi

yang digunakan biasanya lebih sederhana dan berupa simbolis saja, karena agar

dimengerti oleh penonton dari segala sudut pandang. Suara atau vokal dan musik yang

terjadi pada pementasan teater arena ini memecah dan menyebar. Pergerakan aktor lebih

luas karena dapat berputar dan berbalik arah tanpa harus takut membelakangi

penontonnya.

Page 41: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

3.2.Unsur-Unsur Pementasan Sebagai Objek Foto

Usur-Unsur Pementasan Sebagai Objek Foto Unsur-unsur teater merupakan bagian-

bagian yang mendukung seluruh pementasan diatas panggung. Dalam Pernak-prnik

teater (2006) Teater Garasi disebutkan beberapa unsur teater yaitu sutradara, aktor, tata

rias, tata busana, tata lampu, tata panggung, dan tata suara. Sebagai objek fotografi,

unsur-unsur teater memiliki peranan sebagai berikut.

1. Sutradara

Fotografi dapat berperan sebagai pantograph dalam pementasan teater, atau

memindahkan apa yang nampak dalam sebuah pementasan ke dalam sebuah foto.

Karena hal-hal mengenai posisi pemain, bakcground, dan unsur pementasan lainnya

telah diatur oleh sang sutradara, objek-objek telah tersaji dan fotografer tinggal memilih

bagian-bagian untuk difoto.

2. Aktor

Karya seni sang aktor diciptakan melalui tubuhnya sendiri, suaranya sendiri, dan

jiwanya sendiri. Hasilnya berupa peragaan cerita yang ditampilkan di depan penonton.

Saat aktor menjadi objek foto, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh fotografer adalah

saat dimana sang aktor memainkan gerak tubuhnya, mimik mukanya, dan dengan emosi

dan jiwanya memainkan peran yang dilakoninya.

3. Tata Rias

Yang dimaksud dengan tata rias adalah cara mendandani pemain. Orang yang

mengerjakan tata rias disebut penata rias. Tata rias teater dalam fotografi panggung

sangat membantu penguatan karakter dalam foto ketika mengambil objek-objek close-

up.

4. Tata Kostum

Page 42: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain baik bahan, model, maupun cara

mengenakannya. Tata busana sebenarnya mempunyai hubungan yang erat sekali dengan

tata rias. Karena itu, tugas mengatur pakaian pemain sering dirangkap penata rias.

5. Tata Cahaya

Yang dimaksud tata lampu adalah pengaturan cahaya di panggung. Karena itu, tata

lampu erat hubungannya dengan tata panggung. Yang mengatur seluk-beluk

pencahayaan di panggung adalah penata lampu. Kalau

6. Tata Panggung dan Dekorasi

Tata panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan untuk permainan drama.

Misainya, panggung harus menggambarkan keadaan ruang tamu. Supaya panggung

seperti ruang tamu, tentu panggung diisi peralatan seperti meja, kursi, hiasan dinding.

dan lain-lain. Semua peralatan itu diatur sedemikian rupa sehingga seperti ruang tamu.

Semuanya telah diatur, tinggal bagaimana fotografer memanfaatkannya bukan hanya

sebagai objek juga dapat digunakan sebagai bingkai maupun background objek.

7. Tata Suara

Yang dimaksud tata suara bukan hanya pengaturan pengeras suara (sound system),

melainkan juga musik pengiring. Musik pengiring diperlukan agar suasana yang

digambarkan terasa lebih meyakinkan dan lebih mantap bagi para penonton. Suara tentu

saja tidak dapat ditampilkan secara langsung dalam foto, namun dalam foto pementasan

teater tentu saja suara akan tampak jika sebuah foto dapat menggambarkan suasana

sampai pada musik ataupun suara-suara yang ada saat pementasan berlangsung.

Page 43: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Teknik Freeze motion pada foto-foto pementasan Maaf-Maaf-Maaf dan Sayang Ada

Orang Lain yang terpilih telah diterapkan sehingga menghasilkan foto yang berkualitas,

yaitu memiliki pesan, layak secara teknik, estetik dan artistik dan dalam persentasi.

Teknik freeze motion bisa didapatkan yaitu saat dimana objek dibekukan dalam satu

gambar. Hal ini membutuhkan kecepatan dalam menangkap gambar.

Terdapat perbedaan teknik dipengaruhi oleh pencahayaan, dan adegan pada kedua

pementasan. Pada pementasan Maaf-Maaf-Maaf didukung dengan pencahayaan yang

kuat di gedung Rumentang Siang, Freeze motion bisa didapatkan dengan speed hingga

1/125 detik. Hal ini juga dibutuhkan karena adegan-adegan yang dinamis dimana

pemain lebih banyak bergerak. Pada pementasan Sayang Ada Orang Lain yangdi

pentaskan di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa UPI, menggunakan pencahayaan yang

tidak terlalu kuat sehingga dibutuhkan speed tidak lebih dari 1/70 detik. Teknik freez

emotion tetap berhasil karena adegan yang statis dimana pemain diam di satu tempat.

Kecepatan dan ketepatan dalam menentukan exposure merupakan kunci keberhasilan

dari teknik freeze motion, didukung pula dengan persiapan yang matang. Dengan ini

foto dengan teknik freeze motion yang dihasilkan akan berkualitas dan dapat digunakan

untuk tujuan-tujuan tertentu baik bagi fotografer, kelompok teater maupun pihak-pihak

yang membutuhkannya.

Dalam menghasilkan foto yang berkualitas suatu kelompok teater disarankan bekerja

sama dengan fotografer yang telah ditunjuk sebelumnya dalam keproduksian

pementasan. Fotografer telah mengetahui dan mengikuti kegiatan pementasan dari

sebelum pentas, gladi bersih, persiapan, pementasan, sampai pada proses evaluasi

dimana foto-foto pementasan telah dihasilkan dan dipilih.

Page 44: Fotografi Pementasan Teater -   Web view1923 – Doc . Harold Edgerton. menemukan . xenon flash lamp. dan . strobe photography. 1925 – ... Lensa Canon EF 70-200mm

DAFTAR PUSTAKAwww.google.com

www.wikipedia.com