fortopolio PPOK

download fortopolio PPOK

of 23

Transcript of fortopolio PPOK

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    1/23

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Penyakit Paru Obstruksi Kronis adalah adanya obstruksi jalan napas

    karena bronkhitis kronik atau emfisema, dimana obstruksi jalan napas tersebut

    umumnya bersifat progresif, bisa disertai hiperreaktivitas bronkus dan bisa

    reversible sebagian.1Definisi yang terbaru dari GOLD !!1 menyatakan bah"a

    PPOK merupakan penyakit paru yang ditandai dengan adanya perlambatan aliran

    udara yang tidak sepenuhnya reversibel. Perlambatan aliran udara umumnya

    bersifat progresif dan berkaitan dengan respon inflamasi abnormal paru terhadap

    partikel atau gas iritan.

    #khir$akhir ini chronic obstructive pulmonary disease %&OPD' atau

    penyakit paru obstruksi kronik %PPOK' semakin menarik untuk dibi(arakan oleh

    karena prevalensi dan angka mortalitas yang terus meningkat. Di #merika kasus

    kunjungan pasien PPOK di instalasi ga"at darurat men(apai angka 1,) juta,

    *+.!!! memerlukan pera"atan di rumah sakit dan 11.!!! meninggal selama

    tahun !!!. -ebagai penyebab kematian, PPOK menduduki peringkat ke empat

    setelah penyakit jantung, kanker dan penyakit serebrovaskuler. iaya yang

    dikeluarkan untuk penyakit ini men(apai /0 milyar pertahunnya.

    World Health Organization %2O' memperkirakan bah"a menjelang

    tahun!! prevalensi PPOK akan meningkat. #kibat sebagai penyebab tersering

    peringkatnya akan meningkat dari ke duabelas menjadi ke limadan sebagai

    penyebab kematian akan meningkat dari ke enam menjadi ke tiga. erdasarkan

    survey kesehatan rumah tangga Dep. Kes. 34 tahun 1, PPOK bersama asma

    bron(hial menduduki peringkat ke enam. 5erokok merupakan faktor risiko

    terpenting penyebab PPOK disamping faktor risiko lainnya seperti polusi udara,

    faktor geneti( dan lain$lainnya.

    Pasien yang menjadi bahan (ase kami adalah pasien yang memiliki

    kebiasaan merokok kuat dan sering terpapar polusi udara, dari hasil anamnesis,

    pemeriksaan fisik dan pemeriksaan rontgen mengarahkan diagnosis PPOK.1,6

    1

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    2/23

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    II.1 IDENTIFIKASI

    7ama 8 9n. :

    ;mur 8 +0 tahun

    :enis kelamin 8 Laki$laki

    #lamat 8 :alan Lestari 7o. + Ka"ine 4 6! ilir, Palembang.

    -tatus 8 5enikah

    Pekerjaan 8 uruh be(ak

    #gama 8 4slam 53- 8 1 Oktober !!

    II.2 ANAMNESA (Autoanamnesis an A!!oanamnesis (ist"i##

    Ke!u$an utama

    -esak bertambah hebat sejak

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    3/23

    longgar, os susah tidur pada malam hari. Os lalu berobat lagi ke dokter yang

    berbeda dan diberi obat %os lupa namanya' dan keluhan berkurang.

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    4/23

    7adi 8 *6@?menit, reguler, isi (ukup

    Pernapasan 8 6@?menit, thora(oabdominal, reguler

    -uhu 8 6+,*o&

    erat badan 8 6* Kg

    Keaaan s'esi-i)

    Kulit

    arna (oklat kehitaman, turgor kembali (epat, ikterus pada kulit %$', sianosis %$',

    s(ar %$', keringat umum %$', keringat setempat %$', pu(at pada telapak tangan dan

    kaki %$', pertumbuhan rambut normal

    KG

    9idak ada pembesaran KG pada daerah a@illa, leher, inguinal, dan submandibula

    serta tidak ada nyeri penekanan.

    Kepala

    entuk oval, simetris, ekspresi sakit sedang, deformasi %$'

    5ata

    Aksophtalmus dan endophtalmus %$', edema palpebra %$', konjungtiva palpebra

    pu(at %$', sklera ikterik %$', pupil isokor, reflek (ahaya normal, pergerakan mata

    kesegala arah baik.

    2idung

    agian luar tidak ada kelainan, septum dan tulang$tulang dalam perabaan baik,

    tidak ditemukan penyumbatan maupun perdarahan, pernapasan (uping hidung %$'

    9elinga

    9ophi %$', nyeri tekan pro(essus mastoideus %$', pendengaran baik

    4

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    5/23

    5ulut

    9onsil tidak ada pembesaran, pu(at pada lidah %$', atrofi papil %$', gusi berdarah

    %$', stomatitis %$', rhagaden %$', bau pernapasan khas %$', faring tidak ada kelainan.

    Leher

    Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, :BP %)=!' (m2O, kaku kuduk %$'

    Dada

    entuk dada simetris, nyeri tekan %$', nyeri ketok %$', krepitasi %$'

    Paru$paru

    4 8 statis, dinamis simetris kanan C kiri

    P 8 stemfremitus menurun pada kedua paru

    P 8 hipersonor kedua lapangan paru

    # 8 vesikuler menurun, ronkhi basah sedang di basal paru kanan$kiri,

    "hee>ing %=' basal paru kiri

    :antung

    4 8 i(tus (ordis tidak terlihat

    P 8 i(tus (ordis tidak teraba, thrill %$'

    P 8 batas jantung atas 4&- 44, batas jantung kanan LP- de@tra, batas

    jantung kiri L5& sinistra

    # 8 23 C *6@?menit, murmur %$', gallop %$'

    Perut

    4 8 lemas dan tidak ada pembesaran, venektasi %$'

    P 8 lemas, nyeri tekan%$', hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit normal.

    P 8 timpani

    # 8 ; %=' normal

    5

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    6/23

    #lat kelamin

    9idak diperiksa

    Akstremitas atas

    Autoni, eutrophi, gerakan bebas, kekuatan =), nyeri sendi %$', edema %$', jaringan

    parut %$', pigmentasi normal, a(ral hangat, jari tabuh %$', turgor kembali (epat,

    (lubbing finger %$'.

    Akstremitas ba"ah

    Autoni, eutrophi, gerakan bebas, kekuatan =), nyeri sendi %$', edema pretibial

    %$?$', jaringan parut %$', pigmentasi normal, a(ral hangat, (lubbing finger %$',

    turgor kembali (epat

    II. PEMERIKSAAN PENUN/AN0

    Peme"i)saan !a*o"ato"ium (21 O)to*e" 2#

    Da"a$ "utin3

    2b 8 16,* g?dl

    2t 8 0! vol

    Leukosit 8 1+.E!!

    LAD 8 0) mm?jam

    9rombosit 8 !!.!!!?mm6

    2itung jenis

    $ asofil 8 $

    $ Aosinofil 8

    $ atang 8 $

    $ -egmen 8 E!

    $ Limfosit 8 10

    6

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    7/23

    $ 5onosit 8 0

    Kimia K!ini) 3

    -- 8 ) mg?dl

    ;reum 8 ** mg?dl

    &reatinin 8 ,! mg?dl

    Protein total 8 *,6 g?dl

    #lbumin 8 6,+ g?dl

    Globulin 8 6,* g?dl

    7atrium 8 16* mmol?l

    Kalium 8 0,1 mmol?l

    Ront+en t$o"a4 PA (21 O)to*e" 2#

    Paru simetris kanan dan kiri

    9rakea baik

    -ela iga melebar

    Diafragma lenting tidak ada

    Parenkim8 hiperlusen pada kedua

    lapangan paru

    &93 F )!

    Kesan8 PPOK

    RESUME

    -eorang laki$laki berinisial 9n. :, umur +0 tahun, 53- 1 Oktober !!

    dengan keluhan utama sesak nafas yang bertambah hebat sejak

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    8/23

    putih kekuningan, banyak dahak < 1 sendok makan tiap kali batuk, batuk darah

    %$', demam %=' kadang$kadang, mual %$', muntah %$', #K dan # biasa. Os

    lalu berobat ke dokter praktek dan diberi obat anti sesak ber"arna merah. -esak

    berkurang, os rajin rajin kontrol ke dokter praktek.

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    9/23

    Penata!a)sanaan 3

    4stirahat O6$) l?menit

    Diet 7

    9eofilin tab 6@1

    #mbro@ol syrup 6@1 (

    3anitidin @1)! mg

    Ren5ana 'eme"i)saan

    -pirometri

    Kultur resistensi 5O sputum

    9# 4, 44, 444

    P"o+nosis

    uo ad vitam 8 dubia ad bonam

    uo ad fun(tionam 8 dubia ad malam

    PERKEMBAN0AN SELAMA RA6AT INAP

    Oktober !!

    - -esak nafas

    O Keadaan umum

    Kesadaran 8 (ompos mentis

    9ekanan darah 8 10!?*! mm2g

    7adi 8 E@?menit

    33 8 6@?menit

    9emperatur 86*,o&

    Pemeriksaan fisik

    9

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    10/23

    Konjungtiva palpebra pu(at %$', s(lera ikterik %$', e@opthalmus %$'

    :ugular Benous Pressure %)=!' (m2O, Pembesaran KG %$'

    Paru$paru

    4 8 statis, dinamis simetris kanan C kiri

    P 8 stemfremitus menurun pada kedua paru

    P 8 hipersonor kedua lapangan paru

    # 8 vesikuler menurun, ronkhi basah sedang di basal paru kanan$kiri,

    "hee>ing %=' basal paru kiri

    :antung

    4 8 i(tus (ordis tidak terlihat

    P 8 i(tus (ordis tidak teraba, thrill %$'

    P 8 batas jantung atas 4&- 44, batas jantung kanan LP- de@tra, batas

    jantung kiri L5& sinistra

    # 8 23 C E@?menit, murmur %$', gallop %$'

    Perut

    4 8 lemas dan tidak ada pembesaran, venektasi %$'

    P 8 lemas, nyeri tekan%$', hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit

    normal.

    P 8 timpani

    # 8 ; %=' normal

    Akstremitas 8 edema $?$

    # PPOK eksaserbasi akut = sindrom dispepsiaP 4stirahat

    O6 l?menit jika sesak

    4BHD 7a&l gtt @@

    Diet 7

    #mbro@ol syrup 6@1 (

    3anitidin @1)! mg

    10

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    11/23

    -putum 9# 4

    Kultur 3esistensi 5O sputum

    -pirometri

    6 Oktober !!

    - -esak nafas

    O Keadaan umum

    Kesadaran 8 (ompos mentis

    9ekanan darah 8 16!?E! mm2g

    7adi 8 0@?menit

    33 8 E@?menit

    9emperatur 8 6+,Eo&

    Pemeriksaan fisik

    Konjungtiva palpebra pu(at %$', s(lera ikterik %$', e@opthalmus %$'

    :ugular Benous Pressure %)=!' (m2O, Pembesaran KG %$'

    Paru$paru

    4 8 statis, dinamis simetris kanan C kiri

    P 8 stemfremitus menurun pada kedua paru

    P 8 hipersonor kedua lapangan paru

    # 8 vesikuler menurun, ronkhi basah sedang di basal paru kanan$kiri,

    "hee>ing %=' basal paru kiri

    :antung

    4 8 i(tus (ordis tidak terlihat

    P 8 i(tus (ordis tidak teraba, thrill %$'

    P 8 batas jantung atas 4&- 44, batas jantung kanan LP- de@tra, batas

    jantung kiri L5& sinistra

    # 8 23 C 0@?menit, murmur %$', gallop %$'

    11

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    12/23

    Perut

    4 8 lemas dan tidak ada pembesaran, venektasi %$'

    P 8 lemas, nyeri tekan%$', hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit

    normal.

    P 8 timpani

    # 8 ; %=' normal

    Akstremitas 8 edema $?$

    # PPOK eksaserbasi akut

    P 4stirahat

    O6 l?menit jika sesak

    4BHD 7a&l !, gtt @@

    Diet 7 9K9P

    #mbro@ol syrup 6@1 (

    3anitidin @1)! mg

    -albutamol

    -putum 9# 44

    Kultur 3esistensi 5O sputum

    -pirometri

    0 Oktober !!

    - -esak nafas

    O Keadaan umum

    Kesadaran 8 (ompos mentis

    9ekanan darah 8 16!?*! mm2g

    7adi 8 +@?menit

    33 8 E@?menit

    9emperatur 86*,1o&

    12

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    13/23

    Pemeriksaan fisik

    Konjungtiva palpebra pu(at %$', s(lera ikterik %$', e@opthalmus %$'

    :ugular Benous Pressure %)=!' (m2O, Pembesaran KG %$'

    Paru$paru

    4 8 statis, dinamis simetris kanan C kiri

    P 8 stemfremitus menurun pada kedua paru

    P 8 hipersonor kedua lapangan paru

    # 8 vesikuler menurun, ronkhi basah sedang di basal paru kanan$kiri,

    "hee>ing %$' basal paru kiri

    :antung

    4 8 i(tus (ordis tidak terlihat

    P 8 i(tus (ordis tidak teraba, thrill %$'

    P 8 batas jantung atas 4&- 44, batas jantung kanan LP- de@tra, batas

    jantung kiri L5& sinistra

    # 8 23 C +@?menit, murmur %$', gallop %$'

    Perut

    4 8 lemas dan tidak ada pembesaran, venektasi %$'

    P 8 lemas, nyeri tekan%$', hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit

    normal.

    P 8 timpani

    # 8 ; %=' normal

    Akstremitas 8 edema $?$

    # PPOK eksaserbasi akut

    P 4stirahat

    4BHD 7a&l gtt @@

    Diet 7 9K9P

    #mbro@ol syrup 6@1 (

    3anitidin @1)! mg

    13

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    14/23

    -albutamol tab @1

    -putum 9# 444

    Kultur 3esistensi 5O sputum

    -pirometri

    + Oktober !!

    - -esak nafas

    O Keadaan umum

    Kesadaran 8 (ompos mentis

    9ekanan darah 8 10!?E! mm2g

    7adi 8 EE@?menit

    33 8 +@?menit

    9emperatur 86+,Eo&

    Pemeriksaan fisik

    Konjungtiva palpebra pu(at %$', s(lera ikterik %$', e@opthalmus %$'

    :ugular Benous Pressure %)=!' (m2O, Pembesaran KG %$'

    Paru$paru

    4 8 statis, dinamis simetris kanan C kiri

    P 8 stemfremitus menurun pada kedua paru

    P 8 hipersonor kedua lapangan paru

    # 8 vesikuler menurun, ronkhi basah sedang di basal paru kanan$kiri,

    "hee>ing %$'

    :antung

    4 8 i(tus (ordis tidak terlihat

    P 8 i(tus (ordis tidak teraba, thrill %$'

    14

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    15/23

    P 8 batas jantung atas 4&- 44, batas jantung kanan LP- de@tra, batas

    jantung kiri L5& sinistra

    # 8 23 C EE@?menit, murmur %$', gallop %$'

    Perut

    4 8 lemas dan tidak ada pembesaran, venektasi %$'

    P 8 lemas, nyeri tekan%$', hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit

    normal.

    P 8 timpani

    # 8 ; %=' normal

    Akstremitas 8 edema $?$

    # PPOK eksaserbasi akut

    P 4stirahat

    4BHD 7a&l gtt @@

    Diet 7 9K9P

    #mbro@ol syrup 6@1 (

    3anitidin @1)! mg

    -albutamol tab @1

    Aritromisin oral 0@)!!mg

    -putum 9# 4, 44, 444?$

    Kultur 3esistensi 5O sputum

    -pirometri

    * Oktober !!

    - -esak nafas, sakit kepala

    O Keadaan umum

    Kesadaran 8 (ompos mentis

    15

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    16/23

    9ekanan darah 8 10!?*! mm2g

    7adi 8 EE@?menit

    33 8 E@?menit

    9emperatur 86+,)o&

    Pemeriksaan fisik

    Konjungtiva palpebra pu(at %$', s(lera ikterik %$', e@opthalmus %$'

    :ugular Benous Pressure %)=!' (m2O, Pembesaran KG %$'

    Paru$paru

    4 8 statis, dinamis simetris kanan C kiri

    P 8 stemfremitus menurun pada kedua paru

    P 8 hipersonor kedua lapangan paru

    # 8 vesikuler menurun, ronkhi basah sedang di basal paru kanan$kiri,

    "hee>ing %$' basal paru kiri

    :antung

    4 8 i(tus (ordis tidak terlihat

    P 8 i(tus (ordis tidak teraba, thrill %$'

    P 8 batas jantung atas 4&- 44, batas jantung kanan LP- de@tra, batas

    jantung kiri L5& sinistra

    # 8 23 C EE@?menit, murmur %$', gallop %$'

    Perut

    4 8 lemas dan tidak ada pembesaran, venektasi %$'

    P 8 lemas, nyeri tekan%$', hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit

    normal.

    P 8 timpani

    # 8 ; %=' normal

    Akstremitas 8 edema $?$

    # PPOK eksaserbasi akut

    16

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    17/23

    P 4stirahat

    4BHD D) 8 3L C 8 1 gtt @@?menit

    Diet 7 9K9P

    #mbro@ol syrup 6@1 (

    3anitidin @1 amp

    -albutamol 6@ mg

    5etil prednisolon @0 g

    Aritromisin 0@)!! mg

    Kultur 3esistensi 5O sputum

    -pirometri

    E Oktober !!

    - -akit perut sekitar umbilikus

    O Keadaan umum Kesadaran 8 (ompos mentis

    9ekanan darah 8 1+!?E! mm2g

    7adi 8 ++@?menit

    33 8 0@?menit

    9emperatur 86+,1o&

    Pemeriksaan fisik

    Konjungtiva palpebra pu(at %$', s(lera ikterik %$', e@opthalmus %$'

    :ugular Benous Pressure %)=!' (m2O, Pembesaran KG %$'

    Paru$paru

    4 8 statis, dinamis simetris kanan C kiri

    P 8 stemfremitus menurun pada kedua paru

    P 8 hipersonor kedua lapangan paru

    # 8 vesikuler menurun, ronkhi basah sedang di basal paru kanan$kiri,

    17

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    18/23

    "hee>ing %$'

    :antung

    4 8 i(tus (ordis tidak terlihat

    P 8 i(tus (ordis tidak teraba, thrill %$'

    P 8 batas jantung atas 4&- 44, batas jantung kanan LP- de@tra, batas

    jantung kiri L5& sinistra

    # 8 23 C ++@?menit, murmur %$', gallop %$'

    Perut

    4 8 lemas dan tidak ada pembesaran, venektasi %$'

    P 8 lemas, nyeri tekan%$', hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit

    normal.

    P 8 timpani

    # 8 ; %=' normal

    Akstremitas 8 edema $?$

    # PPOK eksaserbasi akutP 4stirahat

    4BHD D) 8 3L C 8 1 gtt @@?menit

    Diet 7 9K9P

    #mbro@ol syrup 6@1 (

    3anitidin @1 amp

    -albutamol 6@ mg

    5etil prednisolon @0 g

    &iproflo@a(in @)!! mg

    Omepra>ol 1@! g

    Pro A(ho(ardiografi

    18

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    19/23

    BAB III

    ANALISA KASUS

    Penyakit Paru Obstruksi Kronis adalah penyakit paru yang ditandai oleh

    hambatan aliran udara yang bersifat non reversible atau reversible parsial.

    2ambatan aliran udara biasanya progresif dan ada hubungan dengan respon

    19

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    20/23

    inflamasi abnormal paru terhadap no@ius dan gas1. Definisi yang terbaru dari #9-

    1) menyatakan bah"a PPOK sebagai penyakit dengan adanya obstruksi jalan

    napas karena bronkhitis kronik atau emfisema, dimana obstruksi jalan napas

    tersebut umumnya bersifat progresif, bisa disertai hiperreaktivitas bronkus dan

    bisa reversible sebagian.6

    Diagnosis PPOK dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis,

    pemeriksaan faal paru, foto thoraks dan laboratorium penunjang. Gambaran klinis

    meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis dapat diketahui

    ri"ayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan.

    ri"ayat perjalanan >at iritan yang bermakna ditempat kerja, batuk berulang

    dengan atau tanpa bunyi mengi dan beberapa faktor predisposisi pada masa

    bayi?anak diantaranya L3, infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap

    rokok dan polusi udara. 5erokok merupakan faktor risiko terpenting

    berkembangnya PPOK. 3isiko merokok ini ditentukan juga oleh umur mulai

    merokok, jumlah rokok yang dihisap, (ara menghisapnya, jenis rokok %tembakau

    pipa, sigaret, (erutu, dll'. 9erdapat hubungan antara banyaknya rokok yang

    dihisap dengan penurunan volume ekspirasi paksa detik pertama %BAP1' atau

    IHAB1J dan berhenti merokok dapat memperbaiki penurunan BAP1. -e(ara

    keseluruhan diperkirakan E!$! perokok mempunyai risiko menjadi PPOK,

    "alaupun ada laporan yang menyatakan hanya 1)$! perokok yang se(ara klinis

    memberikan gejala PPOK.

    Pada pasien ini didapatkan gambaran klinis berupa batuk berulang, sering

    terpapar polusi udara, dan ri"ayat perokok berat dengan jumlah rokok yang

    dihisap perharinya men(apai lebih kurang dua bungkus, mulai menghisap rokok

    sejak usia ! tahun berupa rokok sigaret.

    Diagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik tergantung derajat hambatan

    aliran udara, berat ringan hiperinflasi paru dan bentuk tubuh. #"alnya hanya

    ekspirasi memanjang dan "hee>ing pada ekspirasi paksa. ila obstruksi lanjut

    akan tampak hiperinflasi dan barrel (hest. Penggunaan otot napas tambahan atau

    pursed$lips breathing menandakan obstruksi aliran udara hebat. ila telah terjadi

    gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di leher dan edema tungkai.

    20

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    21/23

    Pada pemeriksaan fisik dengan pelpasi didapat stemfremitus melemah dan sela iga

    melebar. Pada perkusi didapat paru hipersonor dan batas jantung menge(il, letak

    diafragma rendah, hepar terdorong keba"ah. -edangkan pada auskultasi didapat

    suara napas vesikuler normal atau melemah, ronkhi atau mengi pada "aktu

    bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa, bunyi jantung terdengar jauh dan

    ekspirasi memanjang.

    Kelainan pulmo yang dapat ditemukan pada 9n. : adalah statis paru kanan

    dan kiri sama, dinamis tidak ada yang tertinggal pada inspeksi. Pada palpasi

    stemfremitus menurun pada kedua paru. Pada perkusi, hipersonor kedua lapangan

    paru. Pada auskultasi, vesikuler menurun, ronkhi basah sedang di basal paru

    kanan$kiri, dan "hee>ing basal paru kiri.

    Dari pemeriksaan foto thoraks standar pada PPOK yaitu foto thoraks P#

    dan lateral ditemukan diafragma datar, hiperinflasi?hiperlusen, volume paru

    tambah besar, bayangan jantung ramping %tear drops', ruang retrosternal melebar

    dan bronkovaskuler patern meningkat %pada bronkhitis kronis'.

    Pada foto thoraks pasien ini, ruang retrosternal melebar, bayangan jantung

    ramping %tear drops', volume paru tambah besar, dan pada parenkim paru

    hiperlusen di kedua lapangan paru.

    Aksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan dibandingkan

    dengan kondisi sebelumnya. Gejala eksaserbasi8 bertambahnya sesak napas,

    kadang$kadang disertai mengi, bertambahnya batuk disertai meningkatnya sputum

    dan sputum menjadi lebih purulen atau berubah "arna. Gejala non$spesifik

    diantaranya8 malaise, insomnia, fatigue, dan depresi. -edangkan dari hasil tes

    spirometri didapatkan fungsi paru sangat menurun. Aksaserbasi pada PPOK

    biasanya disebabkan pajanan polusi udara, kelelahan, timbulnya komplikasi, atau

    infeksi mukosa trakeobronkial, terutama Streptococcus pneumonie, Haemophilus

    influenza, dan Moraxella catarrhalis.

    Pada pasien ini, terjadi perburukan dibandingkan kondisi sebelumnya

    dimana sesak bertambah hebat dan bertambahnya frekuensi batuk disertai

    peningkatan jumlah sputum.

    21

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    22/23

    Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang,

    pasien ini kami diagnosa sebagai PPOK eksaserbasi akut = sindrom dyspepsia.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 2alim, 2adi, dkk. 7askah Lengkap ork$-hop Pulmonology, Palembang8

    HK;4 !!

    22

  • 7/25/2019 fortopolio PPOK

    23/23

    . 3ani, #>i>, dkk. Panduan Pelayanan 5edik. :akarta8 Pusat Penerbitan

    HK;4 !!E

    6. -udoyo, #ru , dkk. uku #jar 4lmu Penyakit Dalam, :akarta8 Pusat

    Penerbitan HK;4 !!+

    0. #lsagaff, 2ood, dkk. 4lmu Penyakit Paru. -urabaya8 Gramik HK ;7#43

    !!0

    23