FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

19
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI MINYAK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa Linn.) Kurniawan Pambudi Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Depok, 16424 ABSTRACT The black seeds cumin oil known to have efficacy as medicinal herbs having peculiar odor and taste. Hence preparation made emulsify oils black seeds cumin type O/W. This study aims to cover odor and taste and knowing stability emulsion preparation of black cumin esktract (nigella sativa linn) with emulgator span 80 and tween concentration with variations 20%, 50% and 70% of the oil of cumin black seeds in preparation. Evaluation volume discontinuous, conducted include viscosity, size of particles, the physical stability pH levels and determination. The evaluation of emulsion with concentration emulgator 70% having good stability. This formula could prove the odor and taste of black seeds cumin oil. Keyword : emulsion, cumin seed oil, Nigella sativa Linn, physical stability , hedonic test. ABSTRAK Minyak biji jinten hitam yang dikenal memiliki khasiat sebagai obat herbal mempunyai bau dan rasa yang khas. Oleh karena itu dibuat sediaan emulsi minyak biji jinten hitam tipe O/W. Penelitian ini bertujuan untuk menutupi bau dan rasa serta mengetahui stabilitas sediaan emulsi yang baik dari esktraksi Jinten hitam (Nigella sativa Linn) dengan emulgator Span 80 dan Tween 80 dengan variasi konsentrasi 20%,50% dan 70 % dari jumlah minyak biji jinten hitam dalam sediaan. Evaluasi yang dilakukan meliputi volume sedimentasi, viskositas, ukuran partikel, uji stabilitas fisik, pH, dan penetapan kadar. Dari hasil pengujian, emulsi dengan konsentrasi emulgator 70% memiliki stabilitas yang baik. Formula emulsi tersebut telah dapat memperbaiki aroma dan rasa minyak biji jinten hitam, tetapi belum untuk penampilannya. Kata kunci : emulsi, minyak biji jinten hitam, Nigella sativa Linn, stabilitas fisik, O/W,ujikesukaan Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Transcript of FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

Page 1: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK

SEDIAAN EMULSI MINYAK BIJI JINTEN HITAM

(Nigella sativa Linn.)

Kurniawan Pambudi

Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia, Depok, 16424

ABSTRACT

The black seeds cumin oil known to have efficacy as medicinal herbs having peculiar odor

and taste. Hence preparation made emulsify oils black seeds cumin type O/W. This study

aims to cover odor and taste and knowing stability emulsion preparation of black cumin

esktract (nigella sativa linn) with emulgator span 80 and tween concentration with variations

20%, 50% and 70% of the oil of cumin black seeds in preparation. Evaluation volume

discontinuous, conducted include viscosity, size of particles, the physical stability pH levels

and determination. The evaluation of emulsion with concentration emulgator 70% having

good stability. This formula could prove the odor and taste of black seeds cumin oil.

Keyword : emulsion, cumin seed oil, Nigella sativa Linn, physical stability ,

hedonic test.

ABSTRAK

Minyak biji jinten hitam yang dikenal memiliki khasiat sebagai obat herbal mempunyai bau

dan rasa yang khas. Oleh karena i tu dibua t sediaan emulsi minyak biji jinten hitam

tipe O/W. Penelitian ini bertujuan untuk m e n u t u p i b a u d a n r a s a s e r t a

mengetahui stabilitas sediaan emulsi yang baik dari esktraksi Jinten hitam (Nigella sativa

Linn) dengan emulgator Span 80 dan Tween 80 dengan variasi konsentrasi 20%,50% dan 70

% dari jumlah minyak biji jinten hitam dalam sediaan. Evaluasi yang dilakukan meliputi

volume sedimentasi, viskositas, ukuran partikel, uji stabilitas fisik, pH, dan penetapan

kadar. Dari hasil pengujian, emulsi dengan konsentrasi emulgator 70% memiliki stabilitas

yang baik. Formula emulsi tersebut telah dapat memperbaiki aroma dan rasa minyak biji

jinten hitam, tetapi belum untuk penampilannya.

Kata kunci : emulsi, minyak biji jinten hitam, Nigella sativa Linn, stabilitas fisik,

O/W,ujikesukaan

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 2: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

PENDAHULUAN

Latar belakang

Negara Indonesia merupakan negara

kaya akan tanaman yang berkhasiat dalam

pengobatan. Terdapat tidak kurang dari 2039

spesies dari hutan Indonesia yang dapat

digunakan sebagai obat herbal (Zuhud,

2008). Tanaman jinten hitam (Nigella sativa

Linn.) merupakan salah satu tanaman yang

telah digunakan sebagai obat herbal yang

dikenal sebagai Habbatussaudah selama lebih

dari 2000 tahun diberbagai negara termasuk

Indonesia dan negara-negara di kawasan

Timur Tengah. Di Indonesia, tanaman jinten

hitam ini telah banyak ditanam pada daerah

Dieng, Lembang dan daerah pegunungan

dengan ketinggian > 700 m di atas permukaan

laut (Wahyuni, 2009).

Kandungan minyak biji jinten hitam

sangat bervariasi seperti minyak atsiri, asam

lemak, karven, d-limonena, simena dan terpen

lainnya, glukosida saponin dan lain-lain

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

1989). Timokuinon atau 2-metil-5-isopropil-

p-benzo-kinon sebagai kandungan utamanya

yang berperan dalam memberikan banyak

khasiat seperti anthelmintik, antimikroba,

imunomodulator, antiinflamasi, antikanker,

dan lain-lain.

Biji jinten hitam mengandung 0,4-

0,45 % b/b minyak atsiri, lebih dari 30 %

minyak dengan 85 % total asam lemak tidak

jenuh, beberapa triglikosida flavonol,

karven, d-limonena, simena dan terpen

lainnya, glukosida saponin, protein 22,7 %,

asam amino, alkaloid, asam organik, tanin,

resin, mineral (Fe, Na, Cu, Zn, P dan Ca),

vitamin (asam askorbat, tiamin, niasin,

piridoksin, dan asam folat), sterol bebas, dan

lain-lain.

Banyak aktivitas biologis dari biji

jinten hitam yang telah dilaporkan seperti

anthelmintik (Haq, et.al., 1995), antibakteri

(Zaoui, et.al.,2002.), antiinflamasi, antitumor,

antioksidan (El- Beshbishy, et.al., 2009),

imunomodulator, diuretik, antihipertensi,

antidiabetes, antiasma, obat penyakit paru-

paru, dan antiartritis (Tubesha, Iqbal, &

Ismail, 2011). Banyak peneliti yaitu Ismail et

al. (2010), Khattak et al. (2008), dan

Thippeswamy dan Naidu (2005) yang telah

melaporkan bahwa Nigella sativa memiliki

aktivitas antioksidan yang menjanjikan

melalui penurunan kekuatan dan inhibisi

dari peroksidasi.

Sediaan minyak jinten hitam yang ada

dipasaran tersedia dalam bentuk soft capsule

dan beberapa dicampurkan dengan madu. Hal

itu dilakukan untuk menutupi bau dan rasa

dari minyak jinten hitam oleh sebab itu,

dalam penelitian kali ini akan dibuat dalam

bentuk sediaan emulsi. Karena minyak biji

jinten hitam mempunyai karakteristik yang

sangat khas terutama bau dan rasa yang

kurang menyenangkan, maka dipilihlah

sediaan emulsi yang bertujuan agar bau dan

rasa tertutupi serta memamfaatkan teknologi

yang seefektif mungkin.

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 3: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

Emulsi adalah sediaan berupa

campuran terdiri dari dua fase cairan dalam

sistem dispersi; fase cairan yang satu

terdispersi sangat halus dalam fase cairan

lainnya, umumnya dimantapkan oleh zat

pengemulsi (emulgator) (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 1979). Di

bidang farmasi dua cairan yang tidak

saling bercampur tersebut biasanya berupa

minyak dan air. Ketika minyak dan air

dikocok bersamaan, terjadi pencampuran,

namun bila pengocokan dihentikan akan

terjadi pemisahan yang cepat menjadi dua

lapisan cairan. Untuk menghasilkan emulsi

yang stabil, ditambahkan zat ketiga, yaitu

emulgator.

Pembuatan emulsi terutama minyak

dalam air seperti pada penelitian ini

mempunyai tantangan khusus terutama dalam

hal kestabilan. Sehingga diharapkan emulsi

minyak biji jinten hitam yang stabil dapat

dipergunakan secara optimal.

Berdasarkan latar belakang yang

telah diuraikan di atas maka dapat

diidentifikasi masalah berikut menutupi bau

dan rasa minyak jinten hitam dan bagaimana

kestabilan fisik sediaan emulsi minyak

jinten hitam yang baik.

Penelitian ini bertujuan untuk

membuat sediaan emulsi minyak biji jinten

hitam serta menguji stabilitas fisik emulsi

minyak biji jinten.

METODOLOGI PENELITIAN

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah minyak biji jinten

hitam (Nigella sativa Linn. seed oil) (PT.

Prima Agritech Nusantara, sediaan

komersial minyak biji jinten hitam dalam

kapsul lunak (Indonesia), tween 80 (Kao),

span 80 (Kao), aspartam (diperoleh dari

Brataco Chemical, Indonesia), perasa jeruk

(Koepoe, Indonesia), dan aquademineralisata

(Brataco,Indonesia).

Alat

pH-meter tipe 510 (Eutech

Instrument,Singapura),viskometer brookfield

(Brookfield, USA), sentrifugator (Kubota

5100, Jepang), oven (Memmert, Jerman),

timbangan analitik tipe 210-LC (ADAM,

Amerika Serikat), timbangan gram

(O’Haus), homogenizer (Ika T25 Digital

Ultra-Turrax, Jerman), mikroskop (Malvern,

Amerika Serikat), lemari pendingin

(Toshiba), dan alat-alat gelas untuk analisis.

Cara Kerja

Emulsi dibuat menjadi 3 formula

dengan fase minyak menggunakan minyak

biji jinten hitam dan aquademineralisata

sebagai fase air dengan perbandingan

konsentrasi surfaktan tween 80 dan

kosurfaktan span 80.

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 4: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

Tabel 1. Tabel formula sediaan emulsi

minyak jinten hitam

Tween 80, aquades, aspartam, perasa

jeruk dan pewarna orange serta xanthan gum

ditimbang sesuai formula masing masing.

Tween 80 dan aquadest dipanaskan di

penangas air sampai suhu 75oC. Aquades

dibagi menjadi tiga bagian (1:1:1). Aquadest

bagian pertama untuk melarutkan tween 80

dengan bantuan homogenizier 100rpm

selama 1 menit, aquades bagian kedua untuk

melarutkan aspartam, perasa jeruk dan

pewarna orange. Sedangkan aquades bagian

ketiga untuk mengembangkan xanthan gum.

Aquades bagian pertama dan kedua

dicampurkan. Xanthan gum yang telah

dikembangkan dengan aquades bagian

ketiga, dimasukkan kedalam campuran

aquades bagian pertama dan kedua. Fase ini

adalah fase air

Span 80 dan minyak biji jinten hitam

ditimbang sesuai formula masing masing.

Dipanaskan di penangas air sampai suhu

75oC. Dihomogenkan dengan homogenizer

kecepatan 100rpm selama 1 menit. Fase ini

adalah fase minyak

Fase minyak dimasukkan sedikit

demi sedikit ke dalam fase air, dibantu

dengan homogenizer dengan kecepatan 2500

rpm selama 30 menit sampai terbentuk

emulsi minyak jinten hitam.

Evaluasi Sediaan emulsi

Organoleptis

Pengamatan organoleptis diamati

terjadinya perubahan bentuk, warna, dan

bau. Pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu

selama 8 minggu.

Uji pH

Uji pH dapat dilakukan

menggunakan pH meter pada suhu

ruang. Pertama-tama elektroda dikalibrasi

dengan dapar standar pH 4 dan pH 7.

Elektroda lalu dicelupkan ke dalam sediaan

hingga nilai pH muncul di layar. Hasil pH

dicatat (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 1995).

Penentuan Bobot Jenis

Bobot jenis diukur menggunakan

piknometer pada suhu 29°C. Piknometer

Bahan Formula I (%) Formula II (%) Formula III (%)Minyak Jinten Hitam 20 20 20Tween 80 3,6 8,9 12,5Span 80 0,4 1,1 1,5Aspartam 0,20 0,20 0,20Perasa jeruk 1,00 1,00 1,00Pewarna Orange FDC 0,20 0,20 0,20Xanthan gum 0,20 0,20 0,20Aquades 70.90 70.90 70.90

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 5: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

yang bersih dan kering ditimbang (A g)

lalu diisi dengan air dan ditimbang (A1

g). Air dikeluarkan dari piknometer dan

piknometer dibersihkan. Sediaan emulsi lalu

diisikan ke dalam piknometer dan ditimbang

(A2 g). Bobot jenis sediaan diukur dengan

perhitungan sebagai berikut (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 1995) :

Bobot jenis = A2-A x 1g/ml (suhu 29°C)

A1-A

Pengukuran Distribusi Ukuran Globul

Distribusi ukuran globul dari emulsi diukur

menggunakan mikroskop.

Uji viskositas

Uji viskositas dilakukan dengan

menggunakan viskometer Brookfield.

Sediaan disimpan dalam wadah, lalu spindel

diturunkan ke dalam sediaan hingga batas

yang ditentukan, kecepatan diatur mulai dari

5, 10, 20, 50, dan 100 rpm, lalu dilanjutkan

dari kecepatan sebaliknya 100, 50, 20, 10,

dan 5 rpm. Dari masing- masing

pengukuran dibaca skalanya ketika jarum

merah yang bergerak telah stabil.

Nilai viskositasnya digunakan untuk

menghitung tekanan geser (dyne/cm2).

Tekanan geser dan kecepatan geser (rpm)

dituangkan dalam pola reologi. Uji

viskositas ini dilakukan pada minggu ke-0

dan ke-8.

Uji Stabilitas Fisik

a. Cycling Test

Sediaan disimpan pada suhu dingin ±

4ºC selama 24 jam, lalu dikeluarkan

dan ditempatkan pada suhu ± 40ºC

selama 24 jam (1 siklus).

Percobaan ini diulang sebanyak 6

siklus lalu dilakukan pengamatan

dan evaluasi yang dibandingkan

dengan sediaan sebelumnya.

b. Uji Sentrifugasi

Emulsi dalam tabung sentrifugasi

dimasukkan ke dalam sentrifugator

dengan kecepatan putaran 3800

rpm selama 5 jam. Uji sentrifugasi

bertujuan untuk mengetahui

kestabilan sediaan emulsi dengan

cara mengamati pemisahan fase

setelah disentrifugasi. Uji ini

diperlukan untuk mengetahui efek

guncangan pada saat transport

produk terhadap tampilan fisik

produk. Sentrifugasi pada 3750 rpm

dalam suatu radius 10 cm selama 5

jam setara dengan efek gravitasi kira-

kira selama 1 tahun.

c. Suhu tinggi (40±2oC)

Sediaan disimpan pada suhu tinggi

(40±2°C) selama 8 minggu,

kemudian dilakukan pengamatan

organoleptis (perubahan warna, bau,

homogenitas), dan pengukuran pH

setiap 2 minggu.

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 6: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

d. Suhu kamar (29±2oC)

Sediaan disimpan pada suhu kamar

(29±2°C) selama 8 minggu,

kemudian dilakukan pengamatan

organoleptis (perubahan warna, bau,

homogenitas), dan pengukuran pH

setiap 2 minggu. Pengukuran

viskositas dilakukan pada minggu

ke-0 dan ke-8.

e. Suhu rendah (4±2oC)

Emulsi disimpan pada suhu

rendah (4±2°C) selama 8 minggu,

kemudian dilakukan pengamatan

organoleptis (perubahan warna, bau,

homogenitas), dan pengukuran pH

setiap 2 minggu.

Uji kesukaan

Pengujian ini umumnya digunakan

untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap

suatu bahan. Oleh karena itu panelis

sebaiknya diambil dalam jumlah besar, yang

mewakili populasi masyarakat tertentu. Skala

nilai yang digunakan dapat berupa nilai

numerik dengan keterangan verbalnya, atau

keterangan verbalnya saja dengan kolom yang

dapat diberi tanda oleh panelis. Skala nilai

dapat dinilai dalam arah vertikal atau

horizontal (Kartika, 1988).

Uji akan dilakukan ke 30 orang

panelis. Panelis diinstruksikan untuk

memberikan respon terhadap sampel yang

disajikan dengan penilaian sangat suka,

suka, netral, tidak suka, dan sangat tidak

suka. Respon tersebut diberikan untuk tiga

parameter terhadap sampel, yaitu rasa,

aroma, dan penampilan. Respon kemudian

diubah menjadi skala numerik.

Langkah yang dilakukan antara lain:

1. Pemberian kode sampel setiap perlakuan

secara acak untuk menghindari

subyektifitas.

2. Pembuatan formulir instruksi kerja

(kuesioner) yang berisi petunjuk

mencakup informasi, instruksi, dan

respon panelis.

3. Pelaksanaan uji

4. Pengolahan data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dibuat tiga

formula emulsi minyak biji jinten hitam

tipe O/W dengan variasi jumlah penambahan

emulgator yaitu tween 80 dan span 80.

Sediaan diamati kestabilan fisiknya.

Formula merupakan sediaan oral sehingga

perlu dilakukan uji kesukaan untuk

mengetahui penilaian t i n g k a t kesukaan

terhadap setiap sediaan yang dibuat

mengenai parameter penampilan, aroma dan

rasa.

Pembuatan emulsi diawali dengan

tahap pembuatan fase pertama yaitu fase air

dimana tween 80 yang merupakan surfaktan

hidrofilik dan sebagian aqua demineralisata

yang dipanaskan sampai suhu 75oC

dicampurkan dengan bahan tambahan lain

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 7: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

seperti pemanis, perasa dan pewarna. Di

homogenkan dengan homogenizer ultra

tunax pada kecepatan 100 rpm selama 1

menit.

Tahap selanjutnya, fase minyak

emulsi jinten hitam tipe O/W (oil in

water). Tahapan ini dibuat dengan

mencampurkan minyak biji jinten hitam

dan span 80 yang bersifat hidrofob yang

dihomogenkan dengan homogenizer ultra-

turrax kecepatan 100 rpm selama 1 menit

agar diperoleh larutan yang stabil. Dari

kedua fase tersebut dicampurkan dengan

memasukkan fase minyak ke dalam fase air

dengan bantuan homogenizer.

Pada tahap pencampuran kedua fase

digunakan kecepatan 2500 rpm selama 30

menit. Energi yang besar terbukti mampu

memperkecil ukuran globul suatu emulsi.

Semakin kecil ukuran globul, maka emulsi

yang didapat akan semakin stabil.

Diharapkan emulsi ini stabil, sehingga dapat

meningkatkan kestabilan emulsi O/W.

Evaluasi

Hasil evaluasi awal emulsi minyak

biji jinten hitam.

Hasil evaluasi awal emulsi minyak

biji jinten hitam dapat dilihat pada pejelasan

dibawah ini. Masing-masing formula pada

tabel berikut berikut.

Tabel 2. Tabel Evaluasi emulsi minyak biji

jinten hitam pada minggu ke-0

Sediaan Oeganoleptis pH Diameter globul Viskositas (cps)

Formula 1 warna cokelat muda,

sedikit berbau khas

minyak biji jinten hitam,

homogen

5,40 8,98 3880

Formula 2 warna cokelat muda,

sedikit berbau khas

minyak biji jinten hitam,

homogen

5,78 8,24 4120

Formula 3 warna cokelat, sedikit

berbau khas minyak biji

jinten hitam, homogen

6,02 7,88 4260

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 8: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

Pengamatan Organoleptis dan

Homogenitas

Pengamatan organoleptis ketiga

formula emulsi minyak biji jinten hitam

menunjukkan bahwa emulsi berwarna

cokelat muda. Seharusnya warna yang

diharapkan adalah warna jingga (orange)

sesuai dengan perasa yang ditambahkan,

yaitu rasa jeruk. Hal ini disebabkan oleh

warna minyak biji jinten hitam sendiri

yang berwarna cokelat tua sangat dominan

mempengaruhi warna sediaan. Selain itu

juga disebabkan oleh penambahan pasta

orange yang masih kurang cukup untuk

menutupi warna minyak biji jinten hitam.

Ketiga formula yang dibuat tidak memiliki

perbedaan warna yang signifikan.

Bagaimanapun juga aroma khas minyak

biji jinten hitam dalam sediaan masih

sedikit tercium karena minyak biji jinten

hitam memiliki aroma yang sangat kuat.

Pengukuran pH

Secara garis besar seluruh formula

emulsi cenderung bersifat asam lemah (pH

5,40-6,02) terlihat pada tabel 4.2. Akan

tetapi, nilai keasaman sediaan masih bisa

diterima untuk sediaan oral karena masih

mendekati pH netral (pH 7)

. Minyak dapat mengalami

penguraian lemak atau trigliserida

menjadi asam-asam lemak bebas dan

gliserol akibat hidrolisa. Konstanta

keasaman dan derajat ionisasi masing-

masing asam lemak akan mempengaruhi

pH sediaan.

Konsentrasi emulgator terutama

tween 80 yang berlebih pada formula 3

dapat mempengaruhi pH karrna pH

tween 80 berkisar 6. Hanya saja pada

konsentrasi yang besar, formula 3

emulsi minyak biji jinten hitam dapat

terhidrolisis karna asam lemak

meningkat, sehingga terlihat pada suhu

tinggi menyebabkan emulsi akan

memisah antara lapisan minyak dengan

emulgator sehingga tampak warna lebih

hitam.

Tabel 3. Hasil pengukuran pH emulsi

minyak biji jinten hitam pada

berbagai suhu penyimpanan

Mingguke-

pH sediaan Formula 1Suhudingin(4±2ºC)

SuhuKamar(27-30ºC)

SuhuTinggi(40±2ºC)

0 5,30 5,40 5,202 5,34 5,52 5,104 5,56 5,50 -6 5,40 5,52 -8 5,42 5,57 -

Mingguke-

pH sediaan Formula 2Suhudingin

(4±2ºC)

SuhuKamar

(27-30ºC)

SuhuTinggi

(40±2ºC)0 5,78 5,78 5,842 5,76 5,77 5,824 5,75 5,77 5,786 5,72 5,75 -8 5,74 5,76 -

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 9: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

Mingguke-

pH sediaan Formula 3Suhudingin

(4±2ºC)

SuhuKamar

(27-30ºC)

SuhuTinggi

(40±2ºC)0 6,02 6,02 6,522 6,04 6,02 5,104 6,06 6,00 -6 6,04 5,94 -8 6,02 5,97 -

Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir

Setelah dilakukan pengukuran

viskositas sediaan dengan kecepatan geser

yang beragam diperoleh reogram pada

Lampiran 5 dan 6 yang menunjukkan sifat

aliran pseudoplastik tiksotropik. Sifat aliran

ini akan dipengaruhi oleh waktu karena

akan terjadi perubahan struktur yang tidak

kembali ke keadaan semula dengan segera

apabila tekanan dikurangi (Martin,

Swarbrick, dan Cammarata,1993).

Sifat aliran emulsi umumnya

berupa pseudoplastik dimana viskositas

akan berkurang seiring dengan naiknya

kecepatan geser (Jiao dan Burgess, 2008).

Sifat aliran ini tidak memiliki yield value

(gaya tertentu agar apabila terlampaui

cairan akan mengalir) dan harga viskositas

yang absolut.

Viskositas yang cukup tinggi dari

suatu sediaan farmasi mempengaruhi

penerimaan pasien karena sediaan yang

cukup kental memudahkan penuangan dari

wadah, namun viskositas yang terlalu

besar pun akan menyebabkan sediaan

sukar didispersikan kembali dan sulit untuk

dituang.

Viskositas ketiga formula pada

spindel 2 dengan kecepatan 5 rpm

menunjukkan bahwa viskositas formula 1,

formula 2 dan formula 3 berturut-turut 3880

cps, 4120 cps, dan 4220 cps. Konsentrasi

tween 80 yang berbeda diharapkan akan

semakin meningkatkan viskositas sediaan

karena semakin tinggi jumlah emulgator

akan semakin menurunkan ukuran diameter

globul. Diameter globul yang kecil akan

meningkatkan luas permukaan, dan

meningkatan tahanan emulsi untuk mengalir

yang kemudian meningkatkan viskositas

(Koocheki dan Kadkhodaee, 2011).

Pengukuran Diameter Globul Rata-

Rata

Pengukuran diameter globul rata-rata

emulsi menggunakan mikroskop polarisasi

agar perbedaan antar globul terlihat lebih

jelas. Hasil perhitungan pengukuran

diameter globul rata-rata dapat dilihat pada

Lampiran. Globul berada pada rentang 7,88

– 8,98 μm. Terlihat dari ukuran globul

bahwa semakin besar jumlah emulgator

yang ada dalam sediaan, maka globul yang

dihasilkan akan semakin kecil. Hal tersebut

yang membuat stabilitas suatu emulsi

meningkat. Secara berurutan ukuran

diameter rata-rata globul dari yang

terkecil ke yang terbesar adalah formula 3

(emulgator 70%), formula 2 emulgator

50%), dan formula 1 (emulgator 20%).

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 10: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

Gambar 1. Foto globul formula 1 emulsi

tipe O/W minyak biji jinten

hitam minggu ke-0 pada suhu

kamar (27-30ºC) pada

pembesaran 10 X 60

Gambar 2. Foto globul formula 2 emulsi tipe

O/W minyak biji jinten hitam

minggu ke-0 pada suhu kamar

(27-30ºC) pembesaran 10 X 50

Pada gambar 2 terlihat droplet dari

tetesan air yang besar karna jumlah emulgator

dengan konsentrasi 20% kurang menutupi

jumlah droplet minyak. Sedangkan pada

gambar 3 dengan konsentrasi emulgator 50%,

ukuran droplet lebih kecil. Hal ini jelas akan

berpengruh pada viskositas karena semakin

laam penyimpanan maka viskositas juga akan

meningkat.

Gambar 3. Foto globul formula 3 emulsi tipe

O/W minyak biji jinten hitam

minggu ke-0 pada suhu kamar

(27-30ºC) pembesaran 10 X 50

Pada konsentrsi emulgator 70%,

ukuran droplet minyak jauh kecil . Hal ini

bisa dilihat dari semakin rata ukuran partikel

dan distribusi ukuran partikel sempit tidak

terlalu besar. Sehingga ukuran yang rata tidak

mempunyai kecenderungan untuk mengumpal

atau agregrasi. Dari gambar 1 sampai gambar

3 terjadi pengurangan ukuran partikel

sehingga mempunyai kecenderungan untuk

menaikkan viskositas. Jika dilihat dari

viskositasnya memang benar semakin lama

penyimpanan dan tinggi konsentrasi zat

pengemulsi maka viskositas semakin

meningkat.

Viskositas yang meningkat akan

berpengaruh pada ukuran partikel. Viskositas

yang meningkat sehingga terbentuk tetesan

yang kecil dan terlihat stabil karena koalesen

terjadi lebih rendah. Jika konsentrasi tween 20

% maka ukuran partikelnya terlihat besar

karena terjadi kehilangan tetesan air dalam

menuju fase kontinu secara cepat, sehingga

emulsi menjadi kurang stabil. Emulsi yang

stabil akan menjaga jumlah ukuran partikel

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 11: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

yang sama dari fase terdispers persatuan

volume berat volume dari fase kontinu.

Penentuan Bobot Jenis Emulsi Minyak

Biji Jinten Hitam

Setelah dilakukan pengukuran bobot

jenis emulsi minyak biji jinten hitam

menggunakan piknometer. Peningkatan

konsentrasi emulgator dalam sediaan akan

meningkatkan bobot jenis sediaan pula.

Keduanya memiliki kecenderungan berat

jenis yang lebih besar dibandingkan air

(Rowey, Sheskey, dan Owen, 2006). Oleh

karena itu, penambahan keduanya dapat

meningkatkan berat jenis suatu sediaan yang

juga berbanding lurus dengan konsentrasinya

dalam sediaan. Hal tersebut dapat terlihat dari

berat jenis sediaan secara berturut-turut

formula 2, formula 1, dan formula 3 adalah

0,9748; 0,9826; dan 0,9986 gram/ml.

Evaluasi Stabilitas Fisik Emulsi Minyak

Biji Jinten Hitam

Cycling Test

Tujuan dari dilakukannya cycling

test adalah untuk mengetahui adanya kristal

atau tidak yang dapat terbentuk akibat

siklus dari cycling test. Dalam larutan,

surfaktan dapat membentuk berbagai bentuk

struktur mikro salah satunya fase kristal cair

(liquid crystalline phases) yang dapat

diakibatkan oleh agregasi geometri akibat

pengaruh eksternal seperti suhu, tekanan,

dan aliran (Manero, Bautista, dan Puig,

2010). Namun, pada ketiga formula

ini tidak ditemukan kristal.

Setelah cycling test, seluruh formula

mengalami pemisahan fase. Formula 3

adalah formula dengan pemisahan fase

terparah, sedangkan formula 1 mengalami

pemisahan fase sedang. Formula 2

memiliki kestabilan terhadap cycling test

lebih baik daripada formula lainnya karena

mengalami pemisahan fase yang tidak terlalu

besar dibandingkan formula yang lain. Hal

tersebut menunjukkan bahwa peran HLB

terhadap cycling test cukup besar.

Gambar 4. Foto hasil cycling test formula

emulsi minyak biji jinten hitam

tipe O/W selama 8 minggu

Penyimpanan Suhu tinggi (40±2oC), Kamar

(27-30oC), dan Suhu Rendah

(4±2oC)

Sebelum uji

Sesudah uji

F1 F2 F3

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 12: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

a. Pengamatan Organoleptis dan

Homogenitas

Hasil dari pengamatan uji stabilitas

ketiga formula pada berbagai suhu selama

empat minggu dapat dilihat pada

Lampiran serta gambar foto pengamatan

dapat dilihat di Lampiran 2-4. Untuk suhu

rendah (4±2oC), ketiga formula tidak

mengalami perubahan warna maupun bau

dan tetap homogen. Pada suhu kamar (27-

30oC) emulsi masih cukup stabil, tetapi pada

minggu ke-4, formula 1 sudah mengalami

perubahan bau menjadi sedikit tengik. Hal

tersebut mungkin dikarenakan oksidasi

akibat tidak ditambahkannya pengawet

maupun antioksidan dalam formula.

Untuk suhu tinggi (40±2oC),

formula 1 dan 3 mengalami pemisahan

fase yang lebih cepat dibandingkan dengan

formula lain yaitu pada minggu ke-2.

Formula 1 mengalami pemisahan fase

pada minggu ke-3. Sedangkan formula 3

baru mengalami pemisahan pada minggu

ke-4. Sedangkan tween 80 sebagai

emulgator melindungi globul minyak agar

tetap terjaga sehingga tidak terjadi

pemisahan fase. Suhu tinggi juga

menyebabkan minyak teroksidasi

sehingga menghasilkan bau tengik.

b. Pengukuran pH

Hasil pengukuran pH keempat

formula dalam delapan minggu dapat

dilihat pada Lampiran. Penyimpanan suhu

rendah rendah (4±2oC) dan suhu ruang (27-

30oC) selama 4 minggu tidak

memberikan perbedaan pH yang

signifikan setiap minggunya. Hal ini

menunjukkan bahwa ketiga formula dalam

suasana suhu rendah (4±2oC) dan dan suhu

ruang (27-30oC) cukup stabil karena salah

satu parameter ketidakstabilan suatu sediaan

adalah adanya perubahan pH yang

signifikan. Sedangkan pada suhu tinggi

(40±2oC) tidak dapat dilakukan

pengamatan perubahan pH karena

sediaan cepat mengalami pemisahan fase.

Apabila telah terjadi pemisahan fase,

pengukuran pH sediaan akan menjadi bias

karena sediaan sudah tidak terdistribusi

secara homogen.

c. Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir

Gambar perbandingan reogram

formula emulsi ganda minggu ke-0 dan

minggu ke-8 dapat dilihat pada gambar.

Sifat alir emulsi minyak biji jinten hitam

masih bersifat pseudoplastik tiksotropik.

Pengukuran viskositas minggu ke-8

sediaan pada penyimpanan suhu kamar

menunjukkan bahwa ketiga formula

mengalami penurunan sehingga lebih encer

dibandingkan dengan minggu ke-0. Hal

tersebut dapat diamati dari pengukuran

viskositas menggunakan spindel 2 dengan

kecepatan 5 rpm formula 1, formula 2, dan

formula 3 berturut- turut memiliki viskositas

1920 cps, 2540 cps, 2780 cps. Secara

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 13: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

teoritis seiring dengan lamanya

penyimpanan, viskositas emulsi akan

meningkat.

Gambar 5. Hasil reogram formula 1 emulsi

tipe O/W minyak biji jinten

hitam pada minggu ke-0 dan

ke-8

Pada formula 1 antara minggu ke-0

sampai minggu ke-8 terlihat hasil yang

berhimpit menandakan viskositas tidak

berbeda jauh untuk pengukuran tiap

minggunya. Variasi kecepatan yang diberikan

antara 5 pada permulaan sampai 100 untuk

tertinggi.

Gambar 6. Hasil reogram formula 2 emulsi

tipe O/W minyak biji jinten

hitam pada minggu ke-0 dan

ke-8

Formula 2 dari gambar reogram diatas

mulai menunjukkan bahwa viskositas mulai

berubah. Terlihat pada minggu ke-0 antar

garis awal dengan kecepatan 5 dengan

viskositas 3920 menjadi 4120. Sedangkan

untuk minggu ke-8 dengan viskositas 2540

menjadi 2340 dengan kecepatan 5.

Gambar 7. Hasil reogram formula 3 emulsi

tipe O/W minyak biji jinten

hitam pada minggu ke-0 dan

ke-8

Pada reogram formula 3, semakin

terlihat perbedaan garis untuk masing

masing pengukuran viskosotas. Bila

dibandingankan hasil reogram viskositas

dari ketiga formula terlihat semakin tidak

berhimpit, atriny ada pergeseran viskositas.

d. Pengukuran Diameter Globul Rata-

Rata

Secara umum terjadi penurunan

ukuran globul eksternal dan internal setelah

penyimpanan. Rentang awal droplet 7,88-

8,98 μm menjadi 7,24-7,82μm,. Emulgator

menjaga agar barier antar fase tetap kuat

sehingga difusi air lebih lambat. Emulgator

yang tidak cukup kuat justru akan

menyebabkan koalesen lebih besar dengan

penurunan ukuran globul yang signifikan.

Hal tersebut disebabkan mekanisme

koalesen droplet fase air yang diikuti

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 14: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

dengan penurunan ukuran globul minyak

sehingga menjadi lebih kecil karena

volume yang berkurang. Selain itu,semakin

kecil ukuran droplet akan mempengaruhi

kestabilan suatu emulsi.

Hal tersebut terbukti dari ukuran

droplet pada mingggu ke-4 yang semakin

kecil dan jumlah globul emulsi yang

terbentuk juga berkurang. Globul emulsi

yang terbentuk pada minggu ke-0 mencapai

85 globul, sedangkan pada minggu ke-8

hanya ditemukan berkisar 55 globul dalam

sampling foto mikroskopik. Viskositas zat

pseudoplastik berkurang dengan

meningkatnya kecepatan geser (Martin,

1983).

Uji Mekanik (Sentrifugasi)

Ketiga sediaan terjadi pemisahan fase

setelah dilakukan uji mekanik. Sampel

terbagi menjadi tiga bagian, dimana lapisan

teratas adalah minyak, lalu berturut-turut

emulgator dan fase air. Hal ini membuktikan

bahwa keempat formula masih kurang stabil

terhadap pengocokan yang sangat kuat akibat

pemisahan gravitasional yang dipercepat.

Evaluasi Volume Kriming Emulsi

Minyak Biji Jinten Hitam

Perbandingan ketiga formula pada

minggu ke-0 dan minggu ke-4 dapat

dilihat pada Lampiran 15. Sampai dengan

minggu ke-4, ketiga formula belum

menunjukkan adanya ketidakstabilan

berupa kriming. Hal ini dikarenakan

emulgator juga meningkatkan viskositas,

sehingga dapat menghambat laju kriming.

Selain itu, emulgator juga cukup mampu

menjaga agar globul minyak tidak

mengalami koalesen yang dapat

menyebabkan pemisahan fase.

Evaluasi Uji Hedonik Emulsi Minyak

Biji Jinten Hitam

Hasil penilaian ini dianalisis

menggunakan program statistik Epidata.

Enam puluh orang panelis diminta

memberikan penilaian kesukaan terhadap

hasil formula sediaan emulsi minyak biji

jinten hitam. Panelis menilai parameter

penampilan, aroma, dan juga rasa sediaan.

Berdasarkan uji distribusi, distribusi

data penilaian kesukaan penampilan,

aroma, dan rasa dari semua sampel

tidak terdistribusi normal sehingga

hipotesis ditolak. Karena tidak

terdistribusi normal, maka data hasil

penilaian dilanjutkan dengan analisis non

parametik.

Untuk dapat melanjutkan analisis

data juga harus diketahui homogenitas

variasi kesukaan penampilan, aroma, dan

rasa semua sampel dengan menggunakan uji

homogenitas varian. Hasil analisis

membuktikan bahwa variasi pada tiap

kelompok sama (homogen).

Analisis non parametik yang

digunakan adalah uji kruskal-wallis

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 15: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

d e n g a n S P S S 1 6 untuk mengetahui

ada tidaknya perbedaan kesukaan yang

signifikan antar formula dan uji willcoxon

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

kesukaan yang signifikan antara masing-

masing formula dibandingkan kontrol

minyak biji jinten hitam.

Hasil uji kruskal-wallis

memberikan informasi bahwa kesukaan

panelis terhadap penampilan, aroma, dan

rasa dari ketiga formula tidak berbeda

secara signifikan karena hipotesis diterima

(tidak ada perbedaan yang signifikan). Hal

ini dikarenakan formulasi variasi rasa yang

kurang jauh berbeda baik dari segi

penambahan pasta orange maupun

pemanis.

Tabel 4. Hasil uji kruskal-wallis

terhadap nilai kesukaan penampilan,

aroma, dan rasa formula

Formula N Mean RankPenampilan Formula 1 20 43,60

Formula 2 20 39,05Formula 3 20 37,67Total 60

Aroma Formula 1 20 38,98Formula 2 20 46,05Formula 3 20 44,20Total 60

Rasa Formula 1 20 38,42Formula 2 20 48,43Formula 3 20 39,98Total 60

Penampilan Aroma RasaChi-Square 0,842 4,111 3,710df 3 3 3Asymp. Sig. 0,839 3,250 3,29

5Dari analisis data diatas dapat

disimpulkan bahwa ketiga formula telah

mampu memperbaiki rasa minyak biji jinten

hitam, tetapi dari segi penampilan masih

kurang menarik. Sedangkan dari segi aroma

sebagian formula telah mampu menutupi

aroma minyak biji jinten hitam yang kuat.

KESIMPULAN DAN SARANSetelah dilakukannya penelitian

terhadap uji stabilitas emulsi tipe O/W

minyak biji jinten hitam, peneliti dapat

menarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut.

1. Stabilitas fisik emulsi ganda

minyak biji jinten hitam

meningkat dengan peningkatan

konsentrasi emulgator (tween 80)

dalam formula, terutama terhadap

suhu tinggi.

2. Peningkatan HLB akan

menjadikan sediaan emulsi akan

lebih baik dalam hal bau dan rasa

Saran yang dapat penulis

berikan berdasarkan penelitian ini adalah

sebaiknya dalam sediaan ditambahkan

antioksidan alami maupun buatan untuk

mencegah adanya autooksidasi senyawa

aktif.

DAFTAR ACUAN

Ansel, Howard. (1989). PengantarBentuk Sediaan Farmasi EdisiIV. Jakarta: UI Press, 387-388.

Badarinath, A., Rao, K.M.,Chetty, C.M., Ramkanth, S.,Rajan, T., & Gnnaprakash, K.(2010). A Review on In-vitroAntioxidant Methods:Comparisions, Correlation, andConsiderations. InternationalJournal of PharmTech ResearchVol. 2, No. 2, 1276-1285.

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 16: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

Bagchi, K., & Puri, S. (1998). FreeRadicals and Antioxidants inHealth and Disease. Eastern

Mediterranean Health JournalVolume 4 Issue 2, 350-360.

Bhatt, P., & S. Madhav, S. (2011). ADetailed Review onNanoemulsion Drug DeliverySystem. International Journalof Pharmaceutical Sciencesand Research Vol 2, 2482-2489.

Burits, M., & Bucar, F. (2000).Antioxidant Activity of Nigellasativa Essential Oil.Phytotherapy Research 14, 323-328.

Cheikh-Rouhou, S., Besbes, S.,Hentati, B., & Blecker, C.(2007). Nigella sativa L.:Chemical Composition andPhysicochemical Characteristicsof Lipid Fraction. FoodChemistry 101, 673–681.

Departemen Kesehatan RepublikIndonesia. (1979a). MateriaMedika IndonesiaJilid III.Jakarta: Departemen KesehatanRepublik Indonesia, 112-117.

Departemen Kesehatan RepublikIndonesia. (1979b).Vademenkum Bahan Obat Alam.Jakarta: Departemen KesehatanRepublik Indonesia, 99-100.

Departemen Kesehatan RepublikIndonesia. (1995). FarmakopeIndonesia Edisi IV. Jakarta:Direktorat Jenderal PengawasanObat dan Makanan RepublikIndonesia

Djajadisastra, J. (2004). CosmeticStability. Departemen FarmasiFakultas Matematika & IlmuPengetahuan Alam UniversitasIndonesia. Depok: SeminarSetengah Hari HIKI.

Donsì, F., Wang, Y., & Huang, Q.(2011). Freezeethaw Stability ofLecithin and Modified Starch-based Nanoemulsions. Food

Hydrocolloids 25, 1327-1336.El-Beshbishy, H. A., Mohamadin, A.

M., & Abdel-Naim, A. B.(2009). In Vitro Evaluation ofthe Antioxidant Activities ofGrape Seed (Vitis vinifera)Extract, Blackseed (Nigellasativa) Extract, and Curcumin.Journal of Taibah UniversityMedical Science 4(1), 23-35.

El-Tahir, K. E.-D., & Bakeet, D.M. (2006). The Black SeedNigella sativa Linnaeus - AMine for Multi Cures: A Pleafor Urgent Clinical Evaluationof Its Volatile Oil. J T U MedSc1, 1-19.

Fanun, M. (2010). Colloids in DrugDelivery. Florida: CRC Press.

Fletcher, J. (2012). Making theConnection - Particle Size, SizeDistribution, and Rheology.CHEMIE.DE InformationService GmbH.

Harmita. (2006). Buku Ajar AnalisisFisikokimia. Depok: DepartemenFarmasiFMIPA UI, 16-39.

Haq, A., Abdullatif, M., Lobo, P. I.,Khabar, K. S., Sheth, K. V., &Al-Sedairy, S.T. (1995).Nigellasativa: Effect on HumanLymphocytes andPolymorphonuclear LeukocytePhagocytic Activity.Immunopharmacology30, 147-155.

Hutapea, J.R. (1994). InventarisTanaman Obat Indonesia(III). Jakarta: DepartemenKesehatan RI Badan Penelitian& Pengembangan Kesehatan.

Kelmann, R. G., Kuminek, G.,Teixeira, H. F., & Koester, L.S. (2007).CarbamazepineParenteral NanoemulsionsPrepared by SpontaneousEmulsification Prosess.International Journal ofPharmaceutics 342, 231-

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 17: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

239.

Koocheki, A., & Kadkhodaee, R.(2011). Effect of Alyssumhomolocarpum Seed Gum,Tween 80, and NaCl onDroplets Characteristics, FlowProperties, and PhysicalStability of UltrasonicallyPrepared Corn Oil-in-WaterEmulsions. Food Hydrocolloids25, 1149-1157

Kress, H. (2011).http://www.henriettesherbal.com/files/images/photos/p09/nigella-sativa-3.jpg

Lide, D. R. & Haynes, W. M. (2010).CRC Handbook of Chemistry andPhysics 90th edition. Florida :CRC Press Lockwood, B.(2007). Nutraceuticals SecondEdition. Illinois: PharmaceuticalPress

Martin, A., J., & Cammarata, A.(1983). Farmasi Fisik Jilid IIedisi ketiga terjemahan. dariPhysical Pharmacy oleh Joshita.Jakarta: UI Press, 1154,1077- 1096.

Marxen, K., Vanselow, K. H.,Lippemeier, S., Hintze, R.,Ruser, A., & Hansen, U.-P.(2007). Determination ofDPPH Radical OxidationCaused by Methanolic Extractsof Some Microalgal Speciesby Linear Regression Analysisof SpectrophotometricMeasurements. Sensors 7, 2080-2095.

Mason, T. G., Wilking, J. N., Meleson,K., Chang, C. B., & Graves, S.M. (2006). Nanoemulsions:Formation, Structure, andPhysical Properties. Journal ofPhysics: Condensed Matter 18,635-666.

Meyer, L. H. (1976). FoodChemistry. Michigan: VanNostrand Reinhold Company.

Molyneux, P. (2004). The Use of theStable Free RadicalDiphenylpicrylhydrazyl (DPPH)for Estimating AntioxidantActivity. Songklanakarin J.Sci. Technol. 26(2), 211-219.

Myers, R. L. (2004). The IC50 Ratingfor Antioxidant Effectiveness.eBytes Issue8 CNC copyright, 1-3.

Nickavar, B., Mojab, F., Javidnia,K., & Amoli, M. A. (2003).Chemical Composition of theFixed and Volatile Oils ofNigella sativa L. from Iran. Z.Naturforsch 58c, 629-631.

Pantone. (2011). Pantone Calibrated.Pantone Inc. www.grafiport.com

Piao, J.& Adachi, S. (2006). Stabilityof O/W Emulsions PreparedUsing Various MonoacylsugarAlcohols as an Emulsifier.Innovative Food Science andEmerging Technologies 7, 211–216.

Powers, S. K., Deruisseau, K. C.,Quindry, J., & Hamilton, K. L.(2004). Dietary Antioxidants andExercise. Journal of SportsSciences, 81-94.

Ramadan, M. F. (2007).Nutritional Value,FunctionalProperties and NutraceuticalApplications of Black Cumin(Nigella sativa L.): anOverview. International Journalof Food Science and Technology42, 1208-1218.

Ramadan, M. F., Kroh, L. W., &Morsel, J.-T. (2003). RadicalScavenging Activity of BlackCumin (Nigella sativa L.),Coriander (Coriandrum sativumL.), and Niger (Guizotiaabyssinica Cass.) Crude SeedOils and Oil Fractions. Journalof Agricultural and FoodChemistry 51 (24), 6961–6969.

Rao, J. & McClements, D.J. (2011).

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 18: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

Formation of Flavor OilMicroemulsions, Nanoemulsionsand Emulsions: Influence ofComposition and PreparationMethod. Journal of Agriculturaland Food Chemistry 59, 5026–5035.

Rieger, M.M. (1994). Emulsi. Dalam :Lachman. L., H.A. Lieberman,& J.L. Kanig. Teori dan PraktekFarmasi Industri I. Terjemahan:Siti Suyatmi. UI Press. Jakarta :1029-1081.

Rowe, R.C., P.J. Sheskey, & S.C.Owen. (2009). Handbook ofPharmaceutic Excipients 6th

edition. London:Pharmaceutical Press andAmerican PharmacistsAssociation.

Salager, J. R., Marquez, L., Mira,I., Perez, M., Ramirez, M.,Tyrode, E., Zambrano, N.,Choplin, L. (2001).Emulsification EfficiencyRelated to The Combination ofMechanical Energy Input andSystem Formulation andComposition Variables.International Symposium onMixing in Industrial Processes,280-284.

Salager, J. L., Andérez, J. M.,Briceño, M. I., de Sánchez, M.P., & de Gouveia,M.R.(2002).Emulsification YieldRelated to Formulation andComposition Variables as Wellas Stirring Energy. Rev. Téc.Ing. Univ. Zulia v.25 n.3Maracaibo dic., 1-16.

Salim, N., Basri, M., Rahman, M. B.,Abdullah, D. K., Basri, H., &Salleh, A. B. (2011). PhaseBehaviour, Formation andCharacterization of Palm-BasedEsters NanoemulsionFormulation containingIbuprofen. J NanomedicNanotechnol Vol 2 Issue 4, 1-5.

Sarma, A. D., Mallick, A. R., &Ghosh, A. K. (2010). FreeRadicals and Their Role inDifferent Clinical Conditions:An Overview. InternationalJournal of Pharma Sciences andResearch Vol.1(3), 185-192.

Shakeel, F., Baboota, S., Ahuja, A.,Ali, J., Aqil, M., & Shafiq, S.(2007). Nanoemulsions asVehicles for TransdermalDelivery of Aceclofenac. AAPSPharmSciTech, 191-199.

Silva, H. D., Cerqueira, M. A., Souza,B. W., Ribeiro, C., Avides, M.C., Quintas, M. A., Coimbra,J.S.R., Carneiro-da-cunha, M.W., Vicente, A.A. (2011).Nanoemulsions of b-CaroteneUsing a High-energyEmulsification– evaporationTechnique. Journal of FoodEngineering 102, 130–135.

Sultan, M. T., Butt, M. S., Anjum,F. M., Jamil, A., Akhtar, S., &Nasir, M. (2009). NutritionalProfile of Indigenous Cultivarof Black Cumin Seeds andAntioxidant Potential.Pak. J.Bot., 41(3), 1321-1330.

Talegaonkar, S., Azeem, A., Ahmad,F.J., Khar, R.K., Pathan, S.A. &Khan, Z.I. (2008).Microemulsions: A NovelApproach to Enhanced DrugDelivery. Recent Patents onDrug Delivery & Formulation,238-257.

Tubesha, Z., Iqbal, S., & Ismail, M.(2011). Effects of HydrolysisConditions on Recovery ofAntioxidants from MethanolicExtracts of Nigella SativaSeeds. Journal of MedicinalPlants Research Vol. 5(22),5393-5399.

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013

Page 19: FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI …

Voight, R. (1995). Buku PelajaranTeknologi Farmasi Edisi 5.Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.

Wahyuni, S. (2009). Peluang Budidayadan Manfaat Jintan Hitam(Nigella sativa). Warta Penelitiandan Pengembangan TanamanIndustri Volume 15 No 1,23-25.

Widyaningsih, N. N., & Latifah, M.(2008). Pengaruh KeadaanSosial Ekonomi, Gaya Hidup,Status Gizi, dan Tingkat Stresterhadap Tekanan Darah. JurnalGizi dan Pangan 3 (1), 1-6.

Zaoui, A., Cherrah, Y., Mahassini,N., Alaoui, K., Amarouch, H.,& Hassar, M. (2002a). Acuteand Chronic Toxicity ofNigella sativa Fixed Oil.Phytomedicine 9, 69-74.

Zaoui, A., Cherrah, Y., Mahassini, N.,Alaoui, K., Amarouch, H., &Hassar, M. (2002b). Effects ofNigella sativa Fixed Oil onBlood Homeostasis in Rat.Journal of Ethnopharmacology79, 23-26.

Formulasi dan uji ..., Kurniawan Pambudi, FMIPA UI, 2013