Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk...

30
Hubungan Pengaruh Dukungan Sosial Orang Tua Dalam Menghadapi Anak Autis Agar Anak Hidup Mandiri Tidak Tergantung Orang Lain DOSEN :NOFRAN EKA SAPUTRA S.PSI FITROH SYAWALI 2011 21 012 STIKBA JAMBI

Transcript of Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk...

Page 1: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

Hubungan Pengaruh Dukungan Sosial Orang

Tua Dalam Menghadapi Anak Autis Agar Anak

Hidup Mandiri Tidak Tergantung Orang Lain

DOSEN :NOFRAN EKA SAPUTRA S.PSI

FITROH SYAWALI

2011 21 012

STIKBA JAMBI

2014/2015

Page 2: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

KATA PENGANTAR 

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat

menyusun proposal ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam proposal

ini penuis membahas mengenai ” Hubungan Pengaruh Dukungan Sosial Orang

Tua Dalam Menghadapi Anak Autis agar Anak Hidup Mandiri Tidak Tergantung

Orang Lain”

Proposal ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari

berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan

selama mengerjakan proposal ini. Oleh karena penulis, penuh mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan proposal ini. 

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar

pada proposal ini. Oleh karena itu penuis mengundang pembaca untuk

memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif

dari pembaca sangat penuis harapkan untuk penyempurnaan proposal.

Akhir kata semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pembaca.

Jambi, 20 Oktober 2014

Penulis

Page 3: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ i

Daftar Isi ...................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan .................................................................................... 1

Latar Belakang .................................................................................. 1

Rumusan Masalah ............................................................................ 4

Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

BAB II Tinjau Pustaka .................................................................................. 6

Pengertian Autis ............................................................................... 6

Dukungan Sosial Orng Tua ............................................................... 6

Cara Menghadapi Anak Autis ........................................................... 10

Pencegahan Autis ............................................................................ 10

Bab III Metode Penelitian.............................................................................. 11

Metode Penelitian Yang Digunakan................................................... 11

Identitas Variable Penelitian ............................................................. 12

Definisi Operasional Variable Penelitian ........................................... 14

Subjek Penelitian .............................................................................. 14

Page 4: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seseorang yang telah memutuskan untuk menikah, pada umumnya selain karena ingin

hidup bersama dengan orang yang disayang dan dicintai, orang tersebut juga ingin

memiliki keturunan. Anak adalah suatu anugerah dari Tuhan yang sangat berharga.

Semua orangtua selalu berharap untuk mendapatkan anak yang sehat dan normal,

namun tidak semua orangtua dikaruniai anak yang normal. Orangtua melihat

pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi dewasa merupakan masa yang paling

membahagiakan dalam hidup orangtua.

Harapan untuk mendapat anak normal bisa berubah menjadi kecewa yang dalam

apabila diketahui anak yang selama ini didambakan mengalami gangguan

perkembangan contohnya autisme, sebab anak-anak dengan gangguan autisme

mengalami banyak hambatan dalam perkembangan normal seperti hambatan dalam

komunikasi dan interaksi sosial, serta hambatan dalam mengelola emosi pada anak.

Kehadiran anak menjadi pelengkap keluarga dan kelak menjadi penerus orang tua.

Setiap anak tentunya akan melalui masa tumbuh kembang dalam rentang waktu

kehidupannya. Seorang anak dikatakan tumbuh dapat dilihat dari perubahan fisik yang

dapat diukur secara kuantitas dari masa ke masa dan dari satu peringkat ke peringkat

berikutnya dan perkembangan dapat dilihat dari perubahan secara kualitas dengan

membandingkan sifat terdahulu dengan sifat yang sudah terbentuk (Papalia, 2001).

gangguan perilaku termasuk gangguan tumbuh dan berkembang merupakan suatu hal

yang menarik bagi seorang ibu. Namun jika dalam masa perkembangannya anak

mengalami suatu gangguan, maka ibu akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada

masa kanak-kanak yang menjadi ketakutan kebanyakan ibu saat ini adalah autisme.

Page 5: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

Autisme sebagai suatu penyakit yang berkaitan dengan gangguan pertumbuhan otak

(neurodevelopmental disorder), bermanifestasi pada gangguan perilaku termasuk

gangguan tumbuh dan berkembang merupakan suatu hal yang menarik bagi seorang

ibu. Namun jika dalam masa perkembangannya anak mengalami suatu gangguan, maka

ibu akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak-kanak yang menjadi

ketakutan kebanyakan ibu saat ini adalah autisme. Autisme sebagai suatu penyakit yang

berkaitan dengan gangguan pertumbuhan otak (neurodevelopmental disorder),

bermanifestasi pada gangguan perilaku termasuk gangguan konsentrasi, komunikasi dan

interaksi konsentrasi, komunikasi dan interaksi sosial, gangguan terhadap stabilisasi

sampai kehilangan minat. Hal ini mengakibatkan problem kesehatan komunitas karena

dalam perjalanan hidupnya membutuhkan bantuan masyarakat (Sutadi, 2003).

Gejala umum yang biasa diamati pada anak autis adalah gangguan pola tidur,

gangguan pencernaan, gangguan fungsi kognisi, tidak adanya kontak mata, komunikasi

satu arah, afasia, menstimulasi diri, mengamuk (temper tantrum), tindakan agresif atau

hiperaktif, menyakiti diri sendiri, tak acuh, dan gangguan motorik stereotipik (Safari,

2005).

Salah satu kondisi yang sering dijumpai sebagai penyebab munculnya autisme

antara lain karena adanya karacunan logam berat ketika anakdalam kandungan,

seperti timbal, merkuri, kadmium, spasma infantil, rubella kongenital, sklerosis

tuberosa, lipidosis selebral, dan anomali kromosom X rapuh.

Seorang ibu yang sudah mengetahui anakya menderita autis itu bisa mempengaruhi

kejiwaan sang ibu. Akan banyak tekanan sosial yang akan di alami ibu. Diharpkan yang

di terima ibu adalah dukungan sosial agar ibu bisa semangat dalam mendidik anakya

kelak.

Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak

autis adalah dukungan sosial. Dukungan sosial merupakan faktor penting yang me

mbantu individu dalam menerima keadaan yang dialami. Sarafino (dikutip Oktavia &

Basri, 2002, h.17) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian,

Page 6: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

penghargaan atau bantuan yang diterima individu dari oranglain, dimana individu disini

dapat diartikan sebagai individu perorangan atau kelompok. Dukungan sosial membuat

ibu dari anak autis dapat hidup dengan harapan yang indah dan dapat hidup seperti

layaknya ibu yang mempunyai anak normal. Dukungan sosial terhadap ibu yang

mempunyai anak autis berasal dari pihak keluarga, teman dan tetangga. Dukungan

sosial terhadap ibu yang mempunyai anak autis, berupa materi, fisik, psikologis dan

informasi. Dukungan yang paling utama bagi ibu yang memiliki anakautis adalah

dukungan dari pasangan hidup (suami), dukungan kedua adalah dari anak (saudara

dari an ak yang mengalami gangguan autis), dukungan ketiga adalah dari orang tua,

dukungan keempat adalah dari mertua, dukungan kelima adalah dari kerabat dekat,

dukungan keenam diberikan oleh teman atau sahabat, dukungan yang paling terakhir

adalah dukungan yang diberikan oleh tetangga. Penerimaan diri ibu yang mempunyai

anak autis adalah ik hlas, senang hati dan puas dengan segala sesuatu yang diberikan

Tuhan kepadanya, serta optimis dalam menjalani hidup (Tyas, 2005, h. 57-58).

Dukungan sosial berperan penting dalam memelihara keadaan individu yang

mengalami tekanan. Dukungan sosial tersebut melibatkan hubungan sosial yang

berarti, sehingga dapat menimbulkan pengaruh positif yang dapat mengurangi

gangguan psikologis sebagai pengaruh dari tekanan. Dukungan dari teman, anggota ke

luarga, dan lingkungan sosial yang merupakan salah satu bentuk dari dukungan

emosional, akan sangat membantu seseorang dala m menghadapi masalah. Bentuk

dukungan mereka berupa perhatian, empati, kepedulian dan kasih sayang. Jika ini

terlaksana maka akan sangat membantu ibu dalam menerima kenyataan sehubungan

dengan kondisi anaknya.

Setelah dukungngan sosial sudah di dapatkan ibu, diharapkan ibu akan lebih

bersemangat dalam mendidik anak, ibu juga akan merasa anakya seperti anak normal

lainya. sehingga ibu akan mendidik anakya mandiri dan tidak minder dengan kondisi

sang anak. Sehingga anak bisa hidup mandiri tampa harus bergantung dengan orang

yang disekitrya.

Gangguan autistik sebagai suat u abnormalitas perkembangan atau gangguan

perkembangan yang dialami seseorang anak dalam berinteraksi sosial dan

Page 7: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

komunikasi, yang terlihat secara nyata pada minat dan aktivitas anak tersebut.

Menurut kajian, kadar kejadian autisme adalah 5 : 10.000 orang dan lebih sering terjadi

pada laki-laki dibanding subyek wanita. Selain itu autisme dapat diderita oleh siapa

saja tanpa memandang bangsa, ka um taraf sosial serta ekonomi (DSM IV, 1994,

h.66).

Menurut Budhiman, (dalam Sihombing, 1999), bahwa apabila sepuluh tahun yang

lalu jumlah penyandang autisme di Indonesia diperkirakan 1 per 5.000 anak,

sekarang meningkat menjadi 1 per 500 anak. Dilihat dari kenyataan diatas, maka

diperkirakan penyandang autisme di Indonesia akan terus meningkat sehingga

mengilhami berdirinya berbagai yayasan yang memusatkan pelayanannya pada

masalah autisme ini.

Berdasarkan dari hasil-hasil te muan dan permasalahan diatas,

maka sebagai peneliti ingin menget ahui apakah ada Hubungan Pengaruh Dukungan

Sosial Orang Tua Dalam Menghadapi Anak Autis agar Anak Hidup Mandiri Tidak

Tergantung Orang Lain

2. Rumusan Penelitian

1. Apa pengertian autis ?

2. Bagaimana hubungan dan dukungan sosial orang tua dalam menghadapi anak

autis pada saat ini?

3. Bagaimana cara menghadapi anak autis?

4. Cara mendidik anak autis untuk hidup mandiri?

5. Jelaskan cara menghindari anak dari penyakit anak autis?

3. Tujuan Penelitian

3.1Tujuan Umum

Ingin mengetahui Hubungan Pengaruh Dukungan Sosial Orang Tua Dalam

Menghadapi Anak Autis agar Anak Hidup Mandiri Tidak Tergantung Orang Lain .

Penyandang autis di Sekolah Luar Biasa (SLB) Autis salah satu di profinsi jambi

tahun 2014.

Page 8: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

3.2Tujuan Khusus

a. Agar orang tua menggerti tentang autis

b. Agar orang tua bisa mendidik anak autis untuk hidup mandiri.

c. Agar calon orang tua mengetahui bagaimana cara mencegah anak menjadi

autis.

4. Manfaat Penelitian

1. Bagi SDLB

Manfaat bagi SDLB di harapkan dapat membantu sekolahan dalam mengurangi

beban orang tua dalam mendidik anak autis.

2. Bagi institusi kita

Bisa membantbantu peneliti selanjutnya dalam meneruskan penelitian.

3. Bagi kita sendiri / pengelit

Penelitian ini diharapkan dapat menambah hasil penelitian desain penelitian

kualitatif dengan pendekatan fenomenologi tentang pola asuh ibu merawat anak

autistik agar anak hidup mandiri tidak tergantung orang lain.

Page 9: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

BAB IITINJAU PUSTAKA

A. Autis

1. Pengrtian Autis

Menurut Chaplin (2000) autisme adalah cara berfikir yang dikendalikan

oleh kebutuhan personal atau oleh diri sendiri, menanggapi dunia

berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri, dan menolak realitas,

keasyikan ekstrim dengan pikiran dan fantasi sendiri. Gangguan

autisme merupakan gangguan perkembangan pervasif, karena

mencakup gangguan dalam bidang komunikasi verbal dan nonverbal,

bidang interaksi sosial, bidang perilaku dan emosi.

Menurut DSM IV-TR (APA, 2000), autisme adalah keabnormalan yang

jelas dan gangguan perkembangan dalam interaksi sosial, komunikasi,

keterbatasan yang jelas dalam aktivitas dan ketertarikan. Manifestasi

dari gangguan ini berganti-ganti tergantung pada tingkat

perkembangan dan usia kronologis dari individu.

2. Dukungan Sosial Orang Tua

a. Pengertian Dukungan Sosial

Dukungan sosial (social support) didefinisikan oleh Gottlieb

(Kuntjoro, 2002) sebagai informasi verbal atau non verbal, saran,

bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-

orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya

atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan

keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku

penerimanya. Kuntjoro (2002) yang mengatakan bahwa dukungan

sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian untuk memberi

kenyamanan, perhatian, penghargaan atau menolong orang

dengan sikap menerima kondisinya, dukungan sosial tersebut

Page 10: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

diperoleh dari individu maupun kelompok. Gottlieb (dalam Smet,

1994) menyatakan dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat

verbal maupun non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang

didapatkan karena kehadiran orang lain dan mempunyai manfaat

emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima. Berdasarkan

uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah

dukungan atau bantuan yang berasal dari orang yang memiliki

hubungan sosial akrab dengan individu yang menerima bantuan.

Bentuk dukungan ini dapat berupa infomasi, tingkah laku tertentu,

ataupun materi yang dapat menjadikan individu yang menerima

bantuan merasa disayangi, diperhatikan dan bernilai.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial

Menurut Stanley (2007), faktorfaktor yang mempengaruhi dukungan

sosial adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisik

Kebutuhan fisik dapat mempengaruhi dukungan sosial. Adapun

kebutuhan fisik meliputi sandang, pangan dan papan. Apabila eseorang

tidak tercukupi kebutuhan fisiknya maka seseorang tersebut kurang

mendapat dukungan sosial.

2. Kebutuhan sosial

Seseorang dengan aktualisasi diri yang baik akan lebih dikenal oleh

masyarakat daripada orang yang tidak pernah bersosialisasi di

masyarakat. Orang yang mempunyai aktualisasi diri yang baik

cenderung selalu ingin mendapatkan pengakuan di dalam kehidupan

masyarakat. Untuk itu pengakuan sangat diperlukan untuk memberikan

Penghargaan

3. Kebutuhan psikis Jika seseorang sedang menghadapi masalah baik

ringan maupun berat, maka orang tersebut akan cenderung mencari

dukungan sosial dari orang-orang sekitar sehingga dirinya merasa

dihargai, diperhatikan dan dicintai. Berdasarkan uraian tersebut diatas,

dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial dapat dipengaruhi oleh

Page 11: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

kebutuhan fisik, kebutuhan sosial, kebutuhan psikis. Bentuk Dukungan

SosialMenurut Kaplan and Sadock (1998), adapun bentuk dukungan

sosial adalah sebagai berikut ;

1. Tindakan atau perbuatan Bentuk nyata dukungan sosial berupa

tindakan yang diberikan oleh orang disekitar penyandang autis,

baik dari keluarga, teman dan masyarakat.

2. Aktivitas religius atau fisik Semakin bertambahnya usia maka

perasaan religiusnya semakin tinggi. Oleh karena itu aktivitas

religius dapat diberikan untuk mendekatkan diri pada Tuhan.

3. Interaksi atau bertukar pendapat Dukungan sosial dapat dilakukan

dengan interaksi antara pasien dengan orang-orang terdekat atau

di sekitarnya, diharapkan dengan berinteraksi dapat memberikan

masukan sehingga merasa diperhatikan oleh orang di sekitarnya.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa bentuk

dukungan sosial antara lain tindakan atau perbuatan dalam

bentuk nyata yang diberikan penyandang autis baik dari keluarga,

atau lingkungan sekitar, aktivitas religius atau fisik untuk

pendekatan diri dengan tuhan, interaksi atau bertukar pendapat.

c. Hubungan Pengaruh Dukungan Sosial Orang Tua Dalam Menghadapi

Anak Autis

Katz dan Kahn (Prasilowati, 2000) mengatakan bahwa dukungan

sosial merupakan perasaan positif, menyukai kepercayaan dan

perhatian dari orang lain yang berarti dalam hidup manusia,

pengakuan kepercayaan seseorang dan bantuan langsung dalam

bentuk-bentuk tertentu. Selanjutnya Hopfoll (Prasilowati, 2000)

menyatakan dukungan sosial sebagai interaksi sosial atau hubungan

sosial yang memberikan bantuan yang nyata atau perasaan kasih

sayang kepada individu atau kelompok yang dirasakan oleh yang

bersangkutan, sebagai perhatian atau cinta. Dukungan sosial (social

support) didefinisikan oleh Gottlieb (Kuntjoro, 2002) sebagai

informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau

Page 12: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan

subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran

dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau

berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Orang yang merasa

memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega

karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan

pada dirinya. Pendapat senada dikemukakan juga oleh Kuntjoro

(2002) bahwa dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan,

kepedulian untuk memberi kenyamanan, perhatian, penghargaan

atau menolong orang dengan sikap menerima kondisinya, ukungan

sosial tersebut diperoleh dari individu maupun kelompok. Kartono

(2008) mengemukakan penyesuaian diri sebagai proses individu

menuju keseimbangan antara keinginan keinginan diri, stimulus-

stimulus yang ada dan kesempatan-kesempatan yang ditawarkan

oleh lingkungan. Guna mencapai keseimbangan tersebut ada

faktor-faktor yang mempengaruhi, antara lain:

(a) kondisi dan konstitusi fisik,

(b) kematangan taraf pertumbuhan dan erkembangan,

(c) kondisi lingkungan sekitar, dan

(d) determinan psikologis.

d. Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah bantuan yang berasal dari orang yang

memiliki hubungan sosial akrab dengan individu yang menerima

bantuan. Dukungan sosial diungkap menggunakan skala dukungan

sosial berdasarkan aspek-aspek: dukungan informasi, dukungan

emosional, dukungan instrumental dan dukungan penilaian.

Semakin tinggi skor skala dukungan sosial maka semakin tinggi

pula dukungan sosial yang diterima subjek, begitu pula sebaliknya,

semakin rendah skor skala dukungan sosial maka semakin rendah

pula dukungan sosial

Page 13: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

3. Cara Menghadapi Anak Autis

Dalam menghadapi anak autis, harus diketahui kebisaanya karena pada

umumya dia tidak suka dikerasin atau di dekte, bisa diajarkan apa saja yang bisa

dilakukan, seperti bangun pagi solat dalam sehari lima kali. Harus mencuci

pakaian sendiri ketika dewasa, dan hal hal lain yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari. Sebagai contoh bila sudah pernah diberi uang 10.000, maka dia

akan hafal bila diberi 10.000. jangan buat anak berbeda berbeda dengan anak

normal lainya. Usahakan anda jangan malu untuk membawa anak ketika

berpergian agar anak dapat berkomunikasi dengan orang lain.

Hal yang diinginkan oleh anak autis

a. Perilaku adalah komunikasi

b. Janganlah menarik kesimpulan apapun

c. Carilah gangguan sensori dahulu

d. Berikanku waktu untuk mengatur diriku sendiri sebelum aku

memerlukanya

e. Katan padaku apa yang harus aku lakukan dengan cara yang positif

dan bukan cara memerintah

f. Berikan waktu untuk berlaiih dari satu aktifitas ke aktifitas yang lain

g. Janganlah membuat suatu keadaan buruk menjadi tambah buruk lagi

h. Keritiklah dengan lembut

i. Berikan pilihan yang benar.

4. Pencegahan Autis

Autisme adalah gangguan perkembangan yang komplek pada anak. Gejala yang

tampak adalah gangguan dalam bidang perkembangan-perkembangan interaksi

dua arah, perkembangan interaksi timbale balik, dan perkembangan perilaku

hingga saat ini kepastian mengenai autisme belum terpecahkan.

Cara menghindari dan mencegah anak dari penyakit autis.:

a. Makan makanan dan minum minuman yang alamiah tanpa banyak campuran

bahan kimia

Page 14: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

b. Hindari makan ikan dan daging sembarang dikawatirkan mengandung bahan

logam berat.

c. Hindari vaksin dengan imunisasi anak yang tidak perlu

d. Menjaga kesehatan, hindari sakit dan makan makanan obat kimia

e. Tinggal di tempat yang masih asri dan tidak banyak polusi udara.

Page 15: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif mempunyai tata

cara yaitu pengambilan keputusan, interpretasi data, kesimpulan berdasarkan

angka-angka yang diperoleh dari hasil analisis statistik. Analisis statistik dalam

pengertian teknik metodologi berarti cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk

mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisis data penyelidikan yang

berwujud angka-angka. Statistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang

dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang benar dan untuk

mengambil keputusan yang baik (Hadi, 2001,h.21). Analisis statistik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah statistik non parametrik. Analisis statistik non para

metrik digunakan karena jumlah subyek penelitian terbatas (kurang dari 30 orang).

Hipotesis yang diuji tidak melibatkan suatu parameter populasi.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel tergantung : cara mendidik anak agar hidup mandiri

2. Variabel bebas : Dukungan sosial

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Penerimaan Diri Ibu dari Anak Autis

Penerimaan diri ibu dari anak autis adalah sikap positif yang dimiliki oleh seorang

ibu dalam menerima keadaan diri sendiri dan kenyataan bahwa ibu tersebut memiliki

anak yang mengalami gangguan autisme, serta menerima kelebihan dan

kekurangan yang ada pada diri ibu sebagai orangtua yang memiliki anak autis.

Page 16: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

Data tentang peneri maan diri ibu terhadap anaknya yang mengalami gangguan

autis diungkap dengan menggunakan skala penerimaan diri ibu terhadap anaknya

yang mengalami gangguan autis dengan ciri-ciri :

a. Memiliki keyakinan akan kemampuan diri dalam menjalani hidup sebagai ibu

yang memiliki anak autis

b. Menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat

dengan individu lain

c. Menerima pujian dan celaan secara objektif tentang pengasuhannya

terhadap anak autis

d. Mengenali kelemahan (memiliki anak autis) tanpa menyalahkan diri

e. Menyadari dan tidak merasa malu dengan keadaan dirinya (memiliki anak

autis)

Semakin tinggi skor yang dipe roleh berarti semakin tinggi penerimaan diri ibu dari

anak autis dan semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin rendah

penerimaan diri ibu dari anak autis.

2. Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu perorangan

atau kelompok yang diperoleh dari oranglain yang meliputi informasi atau nase hat

verbal dan atau non verbal; bantuan nyata; perhatian, emosional; dan pemberian

nilai secara positif (penghargaan) terhadap individu tersebut sehingga mempunyai

efek manfaat secara emosional bagi pihak penerima. Data tentang dukungan sosial

diungkap dengan menggunakan

skala dukungan sosial, yang meliputi :

a. Dukungan emosional

b. Dukungan penghargaan

Page 17: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

c. Dukungan instrumental

d. Dukungan informatif

Semakin tinggi skor yang diperoleh berarti semakin tinggi dukungan sosial dan

semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin rendah dukungan sosial.

D. Subjek Penelitian

Populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit memiliki satu

sifat yang sama, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap

dapat mewakili sifat-sifat populasi secara keseluruhan agar dapat ditarik

generalisasi (Hadi, 1995, h.70). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah :

1. Ibu yang anaknya sudah didiagnosa autis baik oleh dokter maupun psikolog

dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.

2. Ibu tinggal serumah dengan anak tersebut, ibu mengalami kontak langsung

dengan anak setiap hari.

3. Subjek adalah ibu kandung dari anak autis.

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dalam menetapkan subyek

penelitian.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

Data tentang penerimaan diri ibu yang memiliki anak autis dan dukungan sosial

diungkapkan dengan menggunakan metode skala. Istilah skala lebih banyak dipakai

untuk menamakan alat ukur afektif (Azwar, 2001, h.3). Karakteristik skala sebagai

alat ukur psikologis yaitu stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak

langsung mengungkapkan atribut yang bersangkutan. Dalam hal ini meskipun

subyek yang diukur memahami pernyataannya namun tidak mengetahui arah

jawaban yang di hendaki oleh pernyataan yang diajukan sehingga jawaban yang

diberikan akan tergantung pada interpretasi subyek terhadap pernyataan tersebut

Page 18: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

dan jawabannya lebih bersifat proyektif, yaitu be rupa proyeksi dari perasaan atau

kepribadiannya (Azwar, 2001, h.4).

2. Blue Print dan Cara Penilaian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam skala yaitu skala

penerimaan diri ibu dari anak autis. Kedua skala tersebut disusun dengan dua jenis

item yaitu item searah dengan pernyataan (favorable) dan tidak terarah

(unfavorable).

a. Skala penerimaan diri ibu dari anak autis Skala penerimaaan diri ibu dari anak autis

meliputi lima ciri-ciri, yaitu :

1. Memiliki keyakinan akan kema mpuan diri dalam menjalani hidup sebagai ibu yang

memiliki anak autis, maksudnya subyek percaya bahwa dirinya bisa mengasuh

anaknya yang mengalami gangguan autis dengan baik

2. Menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat dengan

individu lain, maksudnya subyek tidak merendahkan diri dan tidak menganggap

dirinya tidak berguna.

3. Menerima pujian dan celaan secara objektif tentang pengasuhannya terhadap anak

autis, maksudnya segala pujian atau celaan tentang pengasuhan subyek terhadap

anak autis diterima dengan akal sehat oleh subyek.

4. Mengenali kelemahan (memiliki anak autis) tanpa menyalahkan diri, maksudnya

subyek merasa bahwa kelemahan (memiliki anak autis) ada pada diri subyek dan

menerima keadaan tersebut sebagai bagian dari dirinya.

5. Menyadari dan tidak merasa malu akan keadaan dirinya (memiliki anak autis),

maksudnya subyek sadar dan menerima apa adanya akan keadaan diri subyek

(bahwa subyek memiliki anak autis).

6. Mendidik anak (memiliki anak autis) untuk mandiri agar dapat hidup di lingkungan

sosial, makssudya ibu mengajarkan anak untuk bisa berkomunikasi dengan teman-

teman sebayanya dengan anak yang normal.

Page 19: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

Rancangan item skala penerimaan diri ibu terhadap anaknya yang mengalami

gangguan autis dapat dilihat table.

Tabel 1

Rancangan Jumlah Item

Skala Penerimaan Diri Ibu dari Anak Autis

Ciri-ciri Jumlah ItemTotal

Favorable UnfavorableMemiliki keyakinan akan kemampuan diri dalam menjalani hidup sebagai ibu yang emiliki anak autis

3 3 6

Menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat dengan individu lain

3 3 6

Menerima pujian dan celaan secara objektif tentang pengasuhannya terhadap anak autis

3 3 6

Mengenali kelemahan (memiliki anak autis) tanpa menyalahkan diri

3 3 6

Menyadari dan tidak merasa malu akan keadaan dirinya (memiliki anak autis)

3 3 6

Mendidik anak untuk mandiri agar dapat hidup di lingkungan sosial

3 3 6

Total 18 18 36

b. Skala Dukungan Sosial

Skala dukungan sosial meliputi empat jenis, yaitu :

1. Dukungan emosional, maksudnya apakah subyek memperoleh dukungan berupa

perhatian, simpati, keprihatinan.

Page 20: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

2. Dukungan penghargaan, maksudnya apakah subyek memperoleh dukungan

berupa ungkapan maupun penilaian yang positif.

3. Dukungan instrumental, maksudnya apakah subyek memperoleh dukungan berupa

materi maupun peralatan.

4. Dukungan informasional, maksudnya apakah subyek memperoleh dukungan berupa

nasehat, bimbingan, penjelasan, saran, komentar, maupun pengetahuan berkaitan

dengan permasalahan yang dihadapinya.

Rancangan item untuk skala dukungan sosial dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2

Rancangan Jumlah Item Skala Dukungan Sosial Jumlah Item

Jenis-JenisJumlah Item

TotalFavorable Unfavorable

Dukungan emosional 4 4 8

Dukungan penghargaan 4 4 8

Dukungan instrumental 4 4 8

Dukungan informatif 4 4 8

Total 16 16 32

Sistem penilaian skala penerim aaan diri ibu dari anak autis dan skala dukungan

sosial didasarkan pada cara sederhana dengan menggunakan empat kategori.

Kategori-kategori tersebut adalah :

SS : menyatakan bahwa pernyataan sangat sesuai dengan keadaan.

S : menyatakan bahwa pernyataan sesuai dengan keadaan.

TS : menyatakan bahwa pernyataan tidak sesuai dengan keadaan.

Page 21: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

STS : menyatakan bahwa pernyataan sangat tidak sesuai dengan keadaan.

Untuk suatu pernyataan yang bersifat favorable, subyek memperoleh nilai empat (4)

jika pernyataan tersebut sangat sesuai, nilai tiga (3) jika pernyataan tersebut sesuai,

nilai dua (2) jika pernyataan tersebut tidak sesuai dan nilai satu (1) jika pernyataan

tersebut sangat tidak sesuai. Sebaliknya bagi pernyataan unfavorable subyek

memperoleh nilai satu (1) jika pernyataan tersebut sangat sesuai, nilai dua (2) jika

pernyataan tersebut sesuai, nilai tiga (3) bila pernyataan stidak sesuai, dan nilai

empat (4) jika pernyataan tersebut sangat tidak sesuai.

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas Alat Ukur

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu instrument pengukur dalam melakukan fungsinya (Azwar, 2001,

h. 173)

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila testersebut

menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat

sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut (Azwar, 2001, h. 173).

Untuk menguji validitas item yang terdapat pada skala penerimaan diri ibu dari anak

autis dan dukungan sosial adalah dengan menguji korelasi antara nilai item dengan

nilai total item.

Pada penelitian ini, cara yang digunakan adalah teknik koelasi Product Moment

dari Karl Pearson. Untuk mendapatkan koefisien total yang tidak berlebihan bobot

perlu dikoreksi lagi dengan teknik Part Whole.

2. Reliabilitas Alat Ukur

Page 22: Web viewStatistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang ... Istilah skala lebih banyak dipakai untuk

Reliabilitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya (Suryabrata, 2000, h. 29). Cara

yang digunakan untuk menghitung reliabilitas pada penelitian tersebut dengan

menggunakan teknik koefisien Alpha yang dikembangkan oleh Cronbach (Azwar,

2001, h. 185).

G. Metode Analisa Data

Metode analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode statistik. Analisis

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik non parametrik dengan

Teknik Korelasi Peringkat dari

Spearman, yang berguna untuk mengetahui korelasi antara dukungan sosial

dengan penerimaan diri ibu terhadap anaknya yang mengalami gangguan autis.

Analisis statistik non parametrik digunakan karena jumlah subyek penelitian

terbatas (kurang dari 30 orang).