Fistula Entero Kutan-RD2002
Transcript of Fistula Entero Kutan-RD2002
-
8/16/2019 Fistula Entero Kutan-RD2002
1/3
FISTEL ENTERO KUTAN
RD Collection 2002
FISTULA adalah hubungan abnormal antara dua permukaan yang ditutup epitel,
berupa sal uran berlapis epitel atau jaringan granulasi Fistula Enterokutan (FEK ) adalah hubungan abnormal antara lumen usus dan permukaan kulit.
Penyebabnya dapat primer atau sekunder akibat kebocoran anastomose atau trauma
operasi pada usus. Diagnosis ditegakkan secara klinis, bila diperlukan dengan tes
nori t dan pemeriksaan radiol ogis dengan kontr as ..
Fistula enterokutan dapat diklasifikasikan:Berdasarkan ANATOMI dapat berupa :
Internal
Fistula internal menghubungkan dua organ yang sama atau sistem organ yang berbeda
Eksternal
Disebut juga fistula enterokutan (FEK) menghubungkan antara lumen usus
dengan permukaan kulit.
Secara FISIOLOGI berdasarkan jumlah cairan yang dikeluarkan :
Hi gh-Output Product (HOP) lebih dari 500 cc/hari,
Moderate-Outpu t Product (MOP) antara 200 – 500 cc/hari ,
Low-Output Product (LOP) kurang dari 200 cc/hari.
Secara ETIOLOGI dibedakan menurut asal mula terjadinya fistula, seperti postoperatif dari hernia repair, appendisitis dll Berdasarkan hubungan dengan jaringan
sekitarnya dan panjang saluran, FEK dapat dibagi menjadi :
Simpel
Simpel bila hanya ada satu hubungan tanpa kantong abses dan salurannya pendek
Komplek .Bila lebih dari satu fistula dan panjang, atau melewati beberapa organ viskus,
atau fistula berada dalam kantong abses.
Fistula enterokutan bisa timbul spontan dari usus yang sudah tidak sehat akibat proses keganasan, tetapi kebanyakan timbul paska operatif akibat kebocoran
anastomosis atau trauma operasi pada usus.
Kebocoran anastomosis usus dapat terjadi akibat :1.
Teknik operasi yang tidak baik
2.
Jahitan yang terlalu tegang3.
Obstruksi bagian distal
4. Penyakit malignansi pada sisi anastomose5. Malnutrisi, Sepsis .
Permasalahan yang sering menyertai FEK adalah kehilangan cairan dan elektrekskoriasi kulit, malnutrisi, infeksi dan sepsis . Kehilangan cairan pada fis
bagian proksimal dapat mencapai 4 liter perhari, penderita jatuh dalam kea
hipovolemik, gangguan elektrolit dan pencernaan, sehingga dapat jatuh dakeadaan gangguan nutrisi yang berat .
Menurut Terjadinya FEK dibagi menjadi :
•
Early
– Terjadi beberapa hr setelah P embedahan
–
Sbg besar disebabkan krn kesalahan tehnik operasi
– Tdp tanda2 peritonitis –
Umumnya perlu tindakan pembedahan segera
• Late
– Terjadi diatas 5 hr post-operatif
– Disebabkan oleh gangguan penyembuhan luka, Nutrisi, post -radiasi, d
Re-Operasi adalah tindakan yg plg baik pd Early post-operative GI fistulakeadaan penderita memungkinkan
PenatalaksanaanPenanganan FEK dibagidalam 5 fase, yakni :
1. Stabilisasi dan proteksi kulit2.
Investigasi
3. Keputusan penanganan4.
Terapi definitif5.
Penyembuhan
Dalam penentuan pilihan penanganan FEK perlu dilakukan investigasi fissehingga dapat menjawab pertanyaan dari mana asal fistula, apakah
diskontinuitas saluran pencernaan, apakah ada obstruksi usus bagian di bagaimana kondisi usus disekitar saluran fistula, apakah disertai rongga abses.
-
8/16/2019 Fistula Entero Kutan-RD2002
2/3
Untuk itu semua perlu dilakukan pemeriksaan :
1.
Fistulografi
2. Pemeriksaan kontras barium
3. Endoskopi dan deteksi kantong abses dengan USG/CT scan .
Penanganan tergantung klasifikasi FEK. :
Konservatif
FEK simpel dan tak ada penyakit penyerta, Tujuan akhir dari perawatan
konservatif adalah terjadinya penutupan fistula secara spontan.
Penanganan konservatif berupa resusitasi cairan awal, proteksi kulit sekitar
muara fistula dan pemberian nutrisi, baik parenteral maupun enteral, pada
kasus yang berat diperlukan parenteral total.Kegagalan terapi konservatif dapat disebabkan diskontinuitas saluran
pencernaan, adanya obstruksi bagian distal , drainase saluran fistula melewati
kantong abses, infiltrasi saluran fistula oleh proses penyakit dasarnya misalkolitis, keganasan, kerusakan jaringan oleh radiasi
Penting untuk diketahui dalam perawatan konservatif adalah1.
Suport nutrisi,Problem yang terjadi bersumber pada kurang sempurnanya fungsi absorbsi
dan tingginya pengeluaran cairan lewat fistula, terutama pada fistula jenishigh-output . Belum lagi dengan kadaan sepsis yang mungkin menyertai,
sehingga banyak pasien jatuh dalam keadaan malnutrisi. Penghentianmakan dan minum lewat oral adalah baik untuk mengurangi jumlah cairan
fistula dan sekresi intestinal. Beberapa pasien bahkan seringkali ada yangmemerlukan nutrisi parenteral jangka panjang. Dengan membaiknyakondisi nutrisi dan istirahatnya usus, jenis fistula tertentu akan dapat
menutup secara spontan.
2. Kehilangan cairan dan elektrolit,Fistula berpengeluaran tinggii (HOP) lebih dari 500 ml/hari dapatmenyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang mengarah padakolapsnya sistem sirkulasi. Pencatatan jumlah cairan yang keluar lewat
fistula sangat penting, di samping perhitungan pengeluaran dan pemasukan lainnya, hinggatercapai keseimbangan yang diinginkan.
3. Menjaga kulit,Cairan intestinal akan menyebabkan ekskoriasi dan rasa tidak enak pada
kulit pasien, sehingga bagaimanapun caranya diusahakan agar jangansampai mengenai kulit. Pengurangan jumlah pengeluaran cairan lewat
fistula, disamping sangat berguna untuk mengurangi kehilangan cairan dan
lektrolit, juga sangat membantu dalam pengelolaan terhadap iritasi kulitoleh cairan fisatula.
4.
Kontrol terhadap sepsis, Bahwa selain langsung melalui suatu saluran, fistula dapat juga sebelum
melalui rongga-rongga abses sebelum akhirnya muncul dipermukaan k
Rongga-rongga abses ini tentu saja akan merupakan tempat u perkembangbiakan bakteri. Untuk itu pada setiap fistula perlu disel
apakah terdapat abses didalam rongga abdomen. Bisa dengan sekal pada pemeriksaan fistulografi atau memeriksanya dengan USG atauscan . Juga diberikan antibiotik yang sesuai dengan kultur dan sensiti
tes.
Operatif
Penanganan operatif ada 2 macam :1.
Untuk memungkinkan penutupan fistula secara spontan drainase ab
pemasangan pipa gastrostomi atau jejunostomi.
2. Laparatomi dengan reseksi anastomosis usus, mengangkat semua kanabses dan eksteriorisasi usus dengan stoma bila diperlukan
Penanganan penderita FEK dimulai dengan tindakan konservatif, kecuali indikasi untuk dilakukan tindakan operasi segera, yaitu peritonitis umum
perdarahan.
Tindakan operatif diperlukan apabila terdapat obstruksi bagian distal, kantong ab
kontinuitas terputus, fistula mukokutaneus atau dengan perawatan konserselama lebih dari 6 minggu atau tidak sembuh .
Tindakan operatif berupa laparatomi eksplorasi, reseksi anastomosis, atau dediversi eksterna.
-
8/16/2019 Fistula Entero Kutan-RD2002
3/3
Catatan --------------------------------------------------
Penatalaksanaan Bedah• Buka luka lama seluruhnya, dpt diperluas.
•
Bebaskan semua perlekatan, dr Lig Treitz – Valv Bauchini• Cuci rongga abd dg NaCl 0.9 %, sebanyak mungkin kira2 5 liter
•
Pilihan penatalaksanaan pd kebocoran anastomosis – Kebocoran kecil pd Px dg kondisi baik, pus minimal, tindakan adalah
reseksi anastomosis ulang, Penjahitan lgs pd daerah yg bocor sgt tidakdianjurkan (keadaan Px tdk sebaik pd saat Ox Pertama)
–
Bl Meragukan reseksi ulang & keluarkan sebagai stoma•
Pd daerah kolon keluarkan sebagai stoma
• Untuk duodenum, anjuran adalah dijahit ulang & psg drain• Menghilangkan daerah abses dg drenase yg baik
• Luka Ox dijahit jarang untk drenase
Prinsip penatalaksanaan Fistula Di Bag Bedah
FKUI?RSCM•
Atasi Sepsis
• Lokalisasi fistula• Kendalikan kebocoran anastomosis dr fistula•
Lindungi kulit
• Perbaiki nutrisi Px, hingga balans Nitrogen +•
Bl mgkn cari dan eliminasi penyebab fistula
• Tentukan waktu perawatan konservatif fistula agar menutup, sambil
memperbaiki Nutrisi, elektrlit• Lakukan koreksi pembedahan fistula setelah Px dlm kondisi optimal
Sepsis Hrs diatasi pd saat kita membuat Dx –
Drenase abses – Drenase cairan usus dg baik
– Buka Jahitan kulit
Lindungi kulit•
Buat stoma diatas fistula
• Atasi iritasi kulit dg melokalisir fistula, tampung dg stoma bag•
Atasi maserasi kulit dg Ointment, atau obat topikal lainya, penutup luka lainyaspt tegaderm, intersheet thin