filsafat sosial

19
Filsafat sosial merupakan cabang dari filsafat yang mempelajari persoalan sosial kemasyarakatan secara kritis, radikal dan komprehensif. Sejak kelahirannya filsafat sosial telah mendekonstruksi pemahaman masyarakat bahwa tidak selamanya apa yang ada dikolong langit telah langsung diatur oleh kekuasaan Tuhan untuk selama-lamanya. Filsafat Sosial dewasa ini sangat dirasakan kepentingannya. Hal ini didasarkan pada perubahan dan kemajuan yang bersama-sama dialami oleh umat manusia banyak sekali berbagai persoalan yang dimintai perhatian, khususnya yang menyangkut kehidupan sosial manusia . Dalam bukunya, Suryo Ediyono menjelaskan bahwa Filsafat sosial adalah filsafat yang mempertanyakan persoalan kemasyarakatan ( society ), pemerintahan ( government ) dan Negara ( state ). Adapun ruang lingkup dalam filsafat social adalah sebagai berikut: Mempertanyakan dan membicarakan persoalan dalam masyarakat ( society ) dalam individualisme. Persoalan individual dalam hubungannya dengan Negara Persoalan yang menyangkut hak-hak asasi dan otonomi Persoalan keadilan social (justice) dan social cooperation Persoalan keadilan ( justice ) dan kebebasan ( freedom ) Persoalan antara moral dan hukum Persoalan masalah moral dan kebabasan ( morality and freedom ) Persoalan masalah ilmu-ilmu sosial. Filsafat sosial merupakan cabang dari filsafat yang mempelajari persoalan sosial kemasyarakatan secara kritis, radikal dan komprehensif. Sejak kelahirannya filsafat sosial telah mendekonstruksi pemahaman masyarakat bahwa tidak selamanya apa yang ada dikolong langit telah langsung diatur oleh kekuasaan Tuhan untuk selama-lamanya. Bahan materiil filsafat sosial adalah sesuatu yang dapat menyelediki berbagai bidang dalam masyarakat, maka kita dihadapkan pada kenyataan bahwa manusia hidup bersama dengan sesama manusia, bahwa mereka bersama menimbulkan keadaan keadaan hidup materiil dan rohaniah yang sebaliknya memberikan pengaruh pada mereka. Hal ini dapat disaksikan secara lahiriah maupun batiniah. Lahiriah

description

filsafat

Transcript of filsafat sosial

Page 1: filsafat sosial

Filsafat sosial merupakan cabang dari filsafat yang mempelajari persoalan sosial kemasyarakatan secara kritis, radikal dan komprehensif. Sejak kelahirannya filsafat sosial telah mendekonstruksi pemahaman masyarakat bahwa tidak selamanya apa yang ada dikolong langit telah langsung diatur oleh kekuasaan Tuhan untuk selama-lamanya.      Filsafat Sosial dewasa ini sangat dirasakan kepentingannya. Hal ini didasarkan pada perubahan dan kemajuan yang bersama-sama dialami oleh umat manusia banyak sekali berbagai persoalan yang dimintai perhatian, khususnya yang menyangkut kehidupan sosial manusia.

Dalam bukunya, Suryo Ediyono menjelaskan bahwa  Filsafat sosial adalah filsafat yang mempertanyakan persoalan kemasyarakatan (society), pemerintahan (government) dan Negara (state).

Adapun ruang lingkup dalam filsafat social adalah sebagai berikut:         Mempertanyakan dan membicarakan persoalan dalam masyarakat (society) dalam

individualisme.         Persoalan individual dalam hubungannya dengan Negara         Persoalan yang menyangkut hak-hak asasi dan otonomi         Persoalan keadilan social (justice) dan social cooperation         Persoalan keadilan (justice) dan kebebasan (freedom)

         Persoalan antara moral dan hukum

         Persoalan masalah moral dan kebabasan (morality and freedom)

         Persoalan masalah ilmu-ilmu sosial.

Filsafat sosial merupakan cabang dari filsafat yang mempelajari persoalan sosial kemasyarakatan secara kritis, radikal dan komprehensif. Sejak kelahirannya filsafat sosial telah mendekonstruksi pemahaman masyarakat bahwa tidak selamanya apa yang ada dikolong langit telah langsung diatur oleh kekuasaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bahan materiil filsafat sosial adalah sesuatu yang dapat menyelediki berbagai bidang dalam masyarakat, maka kita dihadapkan pada kenyataan bahwa manusia hidup bersama dengan sesama manusia, bahwa mereka bersama menimbulkan keadaan keadaan hidup materiil dan rohaniah yang sebaliknya memberikan pengaruh pada mereka. Hal ini dapat disaksikan secara lahiriah maupun batiniah. Lahiriah dapat berbentuk, pergaulan diantara mereka, saling bercakap-cakap, dsb. Batiniah dapat diaplikasikan melalui segala norma-norma yang tidak tampak.Bahan formil filsafat sosial, saling kaitan dengan bahan materiil filsafat sosial namun bahan formil filsafat sosial ini dapat ditinjau dari sisi Relasi Perseorangan dan Relasi sosialnya. Relasi perseorangan itu sendiri berlangsung dari subjek ke subjek. Motif atau dasar relasi ini adalah dasar kebajikan dan kehormatan orang lain. Contoh relasi ini seperti rasa simpati, cinta kasih antar manusia, juga terima kasih dan rasa hormat. Sedangkan relasi sosial adalah relasi yang mempersatukan sejumlah orang karena adanya suatu objek Nampak yang menengahinya. Objek inilah yang membentuk relasi sosial, mungkin materiil dan mungkin idial. Oleh karena itu, terkadang sulit membedakan antara relasi perseorangan dan relasi sosial sebab keduanya saling memengaruhi, relasi sosial termasuk dalam relasi perseorangan begitu pun sebaliknya.

B.     Hubungan filsafat sosial dan sosiologi.

Page 2: filsafat sosial

Sosiologi yang pernah diperlakukan sebagai filsafat sosial, atau filsafat sejarah, muncul sebagai ilmu sosial yang mandiri pada abad ke-19. Auguste Comte, seorang Prancis, secara tradisional dianggap sebagai bapak sosiologi. Comte terakreditasi dengan coining dari sosiologi istilah (tahun 1839). "Sosiologi" terdiri dari dua kata: socius, yang berarti pendamping atau asosiasi, dan logo, yang berarti ilmu atau belajar. Makna etimologis dari "sosiologi" demikian ilmu masyarakat. John Stuart Mill, seorang pemikir sosial dan filsuf abad ke-19, mengusulkan etologi kata untuk ini ilmu baru. Herbert Spencer

mengembangkan studi sistematis tentang masyarakat dan mengadopsi kata "sosiologi" dalam karyanya. Dengan kontribusi dari Spencer dan lain-lain itu (sosiologi) menjadi nama permanen dari ilmu baru.

      Sosiologi

Sosiologi memaknai metode observasi dan berusaha menerangkan sebab-musabab suatu gejala sosial yang konkrit dari keadaannya yang lebih luas. Maka sosiologi tetap berada di bidang kejadian yang dapat diobservasi.

  Fase pertama dapat dikatakan metode Histori. Dalam fase ini, dibahas suatu gejala sosial tersendiri bersama dengan elemen-elemen yang dapat diobservasi. Dalam artian memahami peristiwa masa silam kemudian menuntaskannya menjadi prinsip-prinsip yang bersifat umum.

  Fase kedua berupa pengukuran kejadian-kejadian yang akan dibahas. Inilah tugas metode statistic itu sendiri.

  Fase ketiga atau bisa disebut dengan Metode Komparatif yakni metode perbandingan.

  Fase keempat berupa penafsiran suatu hipotesis.

  Fase kelima dapat dikatakan metode Case-Study yang didalamnya mempelajari gejala yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat berupa pembuktian kebenaran hipotesa itu sendiri.

      Filsafat Sosial

Filsafat sosial menempuh kebalikan jalan observasi sosiologi. Sosiologi bermaksud untuk mencapai pengetahuan yang selalu bertambah eksak tentang data positif. Filsafat sosial itu adalah data ontology dari segala sesuatu yang bersifat sosial, artinya inti sari dari hidup sosial itu dikembalikan ke pokok ada manusia. Yang tercetus dalam setiap dan segala data sosial yang konkrit, misalnya hubungan pokok perorangan dengan hidup bersama.  Dalam hal ini, aliran-aliran filsafat bersimpangan. Pandangan-pandangan mengenai kepentingan umum, mengenai bentuk pemerintahan, dasar hukum dan keadilan, bergantung pada tanggapan terhadap hubungan

Page 3: filsafat sosial

perorangan dengan kehidupan bersama. Pandangan penting juga artinya untuk penentuan norma-norma untuk mengatur segala konkrit hubungan antar manusia.

Untuk mendapat pengeathuan normative tentang pengaturan tata tertib sosial, filsafat sosial melalui 2 fase :

  Fase pertama dibahas hubungan perorangan dalam kehidupan bersama.

  Fase kedua mengenai normative yang konkrit untuk tindakan sosial.

Jadi, tergambar jelas perbedaan antara Filsafat sosial dan Sosiologi. Walaupun pada dasarnya objek materiil dari objek penelitian kedua bidang ini sama, yakni Pengalaman sosial. Perbedaan antara filsafat sosial dan sosiologi dapat dilihat dari table berikut :

                                                                                                                                   

           

PERBEDAANNO Filsafat Sosial Sosiologi

1Berdasarkan pengalaman sosial/kenyataan sosial

Berdasarkan aspek objektif (statistic, grafik, angket, dll)

2 Bersifat Holistik Bersifat parsial

Kedua perbedaan diatas membawa kepada pemahaman lebih lanjut bahwa filsafat sosial jauh dari melihat kenyataan sosial pada permukaan, mencoba memasuki dimensi sosial dari eksistensi manusia secara mendalam, menyelediki makna dan nilai-nilainya dan mencoba merumuskan gambaran manusia yang utuh demi makna hidupnya yang penuh arti.

Harus dikatakan bahwa sama dengan ilmu-ilmu sosial, filsafat sosial bersifat ilmiah, artinya bekerja dalam batas-batas kemungkinan dan kemampuan pengetahuan. Filsafat sosial dalam arti ini tidak hanya melukiskan kenyataan dan sifat-sifat dasar sosialisitas manusia melainkan juga menyiasati dan mengolah kenyataan sosial itu ke arah pengembangannya yang optimal, yang masih perlu diwujudkan. Dalam arti ini  filasafat sosial bisa juga disebut etika sosial. Sebab pembicaraannya tidak terlepas dar pesoalan norma tingkah laku sosial.

   C. Manfaat Filsafat Sosial

Page 4: filsafat sosial

S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya: filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.

Bagi manusia, berfilsafat itu bererti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran.Radhakrishnan dalam bukunya, History of Philosophy, menyebutkan: Tugas filsafat bukanlah sekadar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju.

Melihat fenomena masyarakat yang begitu banyak terjadi problema sosial, seperti kesenjangan kelas sosial antara Si kaya dan Si Miskin, penguasaan kekuasaan alam, bahkan sampai pada problema yang paling sensitive yakni masalah ketersinggungan kemanusiaan dan kemasyrakatan. Disinilah peran dan manfaat Filsafat sosial yang sesungguhnya yakni memelihara dan menjaga nilai kenyataan sosial yakni aspek teknis dan aspek kemanusiaan.  

di 4:12 AM Kirimkan Ini lewat Email

Alam pikiran mengenai masyarakat sesungguhnya sama tuanya dengan

alam pikiran ilmiah itu sendiri. Masyarakat selalu dikenal dalam pengalaman

dan masyarakat selalu menghadapkan manusia pada persoalan-persoalan

yang diikhtiarkan oleh manusia itu untuk menjawabnya. Karena dia selalu

menghadapkan manusia pada persoalan-persoalan dan masalah-masalah

praktis inilah sebabnya masyarakat menjadi buah pikiran.

Dalam alam pemikiran mengenai masyarakat tercerminlah masyarakat itu

sendiri sebagai yang dialami, yang dalam perkembangannya melahirkan dua

hal yaitu perkembangan dari kenyataan sosial yaitu masyarakat itu sendiri

dan perkembangan pemikiran ilmiah. Dan karena pengetahuan yang paling

tua adalah filsafat, maka di dalam filsafat itu pastilah dibicarakan tentang

masyarakat. Dan karena filsafat lahir di alam pikiran Yunani maka yang

pertama-tama perlu dibicarakan adalah alam pikiran Yunani.

Pokok bahasan yang akan diuraikan  pada bab dua ini adalah lahirnya  filsuf-

filsuf yang terkenal di era Yunani yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Ke

tiga tokoh  yang menjadi ‘sufi’ di zamannya ini,  akan dibahas secara rinci

mulai dari riwayat hidupnya, metode berfikirnya hingga filsafat sosial yang

Page 5: filsafat sosial

dilahirkannya yang akan menjadi dasar bagi lahirnya teori-teori sosial

selanjutnya khususnya teori-teori sosiologi.

Setelah mempelajari uraian pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan

mampu :

1.      Menjelaskan tentang riwayat hidup, metode berfikir dan filsafat sosial

Socrates.

2.      Menjelaskan tentang riwayat hidup, metode berfikir dan filsafat sosial Plato.

3.      Menjelaskan tentang riwayat hidup, metode berfikir dan filsafat

sosial  Aristoteles.

4.      Membandingkan metode berfikir dan filsafat sosial Socrates dengan Plato.

5.      Membandingkan metode berfikir dan filsafat sosial Aristoteles dengan

Plato/Socrates.

A.  SOCRATES

1.  Riwayat Hidup

Sufi terbesar ini lahir kira-kira 470 SM, dan meninggal pada tahun 399 SM.

Dia berasal dari keluarga terpandang. Ayahnya seorang seniman patung,

dan banyak memberikan inspirasi pada cara berpikir Socrates. Dia juga

merupakan seorang prajurit pada angkatan perang Athena.

Pada suatu ketika, ia mendapat panggilan suci (devine commision) untuk

menunjukkan kearah mana kebenaran harus dikembangkan dan bagaimana

menghilangkan kebodohan sesama warga Negara Athena. Sebagai prajurit

dalam perang Peloponesus dia pergi dari satu barak ke barak yang lain, dan

kepada setiap orang yang dijumpainya dia selalu menanyakan pendaptanya

mengenai masalah-masalah sosial dan politik. Dari pertanyaan-pertanyaan

tersebut akhirnya ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya tidak mengetahui

apa-apa, seperti orang lainpun tidak mengetahui apa-apa pula. Oleh karena

itu dia berpendapat bahwa yang diperlukan adalah sesuatu penyelidikan

yang dapat dipercaya. Dengan penyelidikan itu dicarilah hakekat kehidupan

sosial politik yang kemudian melahirkan pemikiran filsafatnya.

Page 6: filsafat sosial

Ketika pada suatu hari Oracle Delphy menyatakan bahwa Socrates adalah

seorang yang paling bijaksana di Athena, maka dia menjawab: “Hanya satu

hal saja yang saya ketahui, ialah bahwa saya tidak tahu apa-apa”. Dari

pernyataan inilah Socrates memberi dasar metode berpikir filsafatnya.

2.   Metode Berfikir

Socrates adalah orang pertama yang menggunakan cara berpikir untuk

meragukan sesuatu dan mengutamakan pentingnya definisi mengenai

sesuatu. Ia berpendapat bahwa langkah pertama untuk mendapatkan

pengetahuan adalah dengan lebih dahulu menjelaskan idea-idea dan

konsepsi-konsepsi. Definisi yang tepat mengenai istilah-istilah dan konsepsi-

konsepsi adalah paling sulit di dalam ilmu pengetahuan dan filsafat. Akan

tetapi definisi ini justru harus difahami lebih dahulu untuk dapat menemukan

kebenaran. Secara singkat Socrates berpendapat bahwa definisi adalah

merupakan langkah pertama di dalam ilmu pengetahuan. Dari sudut ini

Socrates dapat disebut sebagai orang yang pertama menunjukkan perlunya

logika sebagai dasar bagi ilmu pengetahuan dan filsafat.

3.   Filsafat Sosial

Kita mengenal pemikiran Socrates hanya melalui tulisan-tulisan

Plato   muridnya, dalam bentuk drama timbal cakap. Akan tetapi sesuatu

yang tidak perlu diragukan sebagai ajaran Socrates adalah pernyataan

bahwa ‘kecerdasan adalah merupakan dasar dari semua keutamaan’, di

dalam adat kebiasaan, di dalam lembaga-lembaga sosial dan di dalam

hubungan sosial manusia maupun di dalam kehidupan pribadi. Menurut

Socrates tabiat yang baik adalah sinonim dari kecerdasan, pengetahuan

menjadikan seseorang bijaksana.

Seseorang yang adil misalnya, harus mengetahui hukum dengan sebaik-

baiknya. Akan tetapi, Socrates menyatakan pula bahwa disamping hukum-

hukum  manusia terdapat juga hukum Tuhan; dan keadaan adalah kebijakan

yang mengalir dari pengetahuan tentang hukum Tuhan. Socrates

Page 7: filsafat sosial

mengajarkan bahwa kebajikan dalah sesuatu yang dapat dicapai dengan

kecerdasan manusia. Apabila kita hendak membangun masyarakat dengan

berhasil, maka kita harus membangun dengan landasan ilmu pengetahuan.

Kritik yang pertama terhadap pemikiran Socrates adalah bahwa ia terlalu

intelektualistik. Kenyataannya, orang-orang cerdik pandai, sekalipun mereka

banyak mengetahui kebenaran akan tetapi mereka banyak pula melakukan

kesalahan. Tentang hal ini Socrates menjawab, bahwa mereka memang

tidak akan dapat mengetahui benar bagimana mereka dapat mencapainya.

Akan tetapi bilamana suatu pengetahuan dilaksanakan, orang tidak akan

melakukan kesalahan yang lebih jauh.

B.  PLATO

1.   Riwayat Hidup

Plato dilahirkan kira-kira 427 SM. Dan meninggal pada tahun 347 SM. Ia

berasal dari keluarga bangsawan Athena yang sangat memuliakan kaumnya.

Sesudah Socrates meninggal, Plato merantau ke berbagai negeri seperti

Mesir, Asia, Sisilia dan Italia bagian selatan, dimana dia kemudian

berkenalan dengan pemikiran Phythagoras. Pada tahun 387 SM, ia kembali

ke Athena dan mendirikan suatu sekolah yang terkenal dengan nama

‘Academia’ yang karena banyak menarik pemuda-pemuda terpelajar Yunani,

dapat disebut sebagai Universitas pertama di Eropa

Terdapat tiga buah bukunya yang paling terkenal yaitu :

1.      The Republic.

The Republic merupakan usaha pertamanya yang besar untuk

menggambarkan suatu masyarakat ideal di mana keadilan dapat

diwujudkan.

2.      The Laws yang merupakan buku yang membuat garis besar konstitusi sosial

politik.

3.      The Statesman (Negarawan) yang membuat suatu diskusi tentang konstitusi

politik.

Page 8: filsafat sosial

2.   Metode Berfikir

Dia mengembangkan metoda dialektika Socrates, dengan memulainya dan

menguji konsep-konsep pikiran. Kita dapat mengenal ‘manusia’ misalnya,

melalui cara mengenal pengertian umum tentang manusia, inilah yang

disebut dengan ‘Platonic idealism’, yang sebagai suatu metoda berpikir biasa

disebut ‘Conseptualism’, suatu doktrin yang mengajarkan bahwa kebenaran

harus diperoleh dengan menguji atau membuktikan konsep-konsep. Metoda

berpikir Plato ini (dan juga Socrates), bertolak belakang dengan metoda

yang dipergunakan oleh ilmu-ilmu pengetahuan modern. Plato berpendapat

bahwa kebenaran universal tidak dapat dicapai melalui pengertian-

pengertian tentang gejala-gejala yang nampak.

Plato adalah pencipta ajaran ‘serbacita’ (ideenleer), karena itu filsafatnya

disebut ‘idealisme’. Diapun beranggapan bahwa pengetahuan yang

diperoleh melalui pengamatan atas gejala-gejala yang nampak, adalah

bersifat relatif. Kebajikan tidak mungkin ada tanpa memiliki pengetahuan

dan pengetahuan tidak dapat hanya terbatas pada pengamatan saja. Sebab

pengetahuan itu dilahirkan oleh ‘alam bukan benda’, melainkan alam

sebacita. Contohnya cita atau konsep tentang kuda yang memiliki semua

sifat kuda dalam bentuk yang murni, tidak dapat diamati di dunia ini. Kuda

kita lihat berbeda satu sama lain dalam bentuk, warna, dan sifatnya.  Kuda

dalam bentuk yang murni dan sempurna ada di idealisme pikiran manusia,

sedangkan dalam kenyataannya kuda dikenali dalam keadaan yang kurang

sempurna di dunia ini.  

Jadi serbacita itu adalah pengertian-pengertian yang sudah ada pada saat

manusia lahir. Mencari pengetahuan berarti menimbulkan kembali ingatan-

ingatan dan tata tertib dari kerinduan jiwa kita akan dunia sebacita, dimana

jiwa kita dahulu berada.

3.   Filsafat Sosial

Page 9: filsafat sosial

The Republic sebenarnya bernilai sebagai tulisan tentang etika sosial,

mengenai masyarakat ideal, The Republic itu sebagai tulisan pertama dan

terbesar yang bersifat sosiologis. Plato menganggap bahwa masyarakat ideal

adalah merupakan perluasan dari konsep tentang individu manusia.

Menurut Plato manusia pada dasarnya memiliki tiga sifat tingkatan kegiatan

yaitu

a. The Appetites or the senses (nafsu atau perasaan-perasaan)

b. The Spirit or the will (semangat atau kehendak-kehendak)

c. Inteligence, reason, and judgment (kecedasan atau akal)

Berdasarkan tiga elemen aktivitas individu tersebut plato kemudian

menyusun suatu masyarakat ideal di dalam tiga lapisan atau kelas yaitu :

a. Mereka yang mengabdikan hidupnya untuk memperoleh

pemuasan nafsu dan perasaannya.

b. Mereka yang mengabdikan hidupnya untuk memperoleh

penghormatan dan perbedaan sebagai manifestasi dari

pada spirit or will

c. Mereka yang mempersembahkan hidupnya untuk pemeliharaan

akal atau kecerdasan untuk mengajar kebenaran.

Berdasarkan tiga lapisan sosial Plato kemudian merumuskan tiga kegiatan

lapisan sosial. Ketiga aktivita lapisan sosial itu adalah :

a. Mereka yang mengabdikan hidupnya bagi pemenuhan nafsu dan

perasaan, bertugas untuk menghidupi atau memelihara

masyarakat. Mereka ini adalah kelas pekerja (manual work),

yang meliputi pekerja-pekerja di sektor pertanian dan industri

yang harus mendukung dan menghidupi dua kelas yang lain.

Kepada kelas inilah didalam masyarakat ideal Plato, diberi hak-

hak yang penuh dan istimewa sebagai seorang warga negara

yang diperolehkan memiliki kekayaan pribadi, oleh karena

Page 10: filsafat sosial

berfungsi menyediakan atau memprodusir barang-barang

kebutuhan hidup seluruh anggota masyarakat.

b. Mereka yang hidupnya diabdikan untuk memperoleh

penghormatan dan perbedaan sebagai manifestasi dari spirit or

the will bertugas untuk melindungi masyarakat dari serangan

yang datang dari luar maupun dari dalam masyarakat itu sendiri.

Mereka ini adalah kelas militer (a citizen soldier class). Mereka

inilah warga negara dalam pengertian yang sesungguhnya.

Mereka adalah gambaran dari masyarakat komunis yang

sempurna dan tidak memiliki kehidupan yang bebas dan

ganjaran mereka satu-satunya adalah penghormatan yang

diberikan masyarakat dan kemenangan-kemenangan perang.

c. Mereka yang mempersembahkan hidupnya untuk memelihara

akal atau kecerdasan bertugas untuk memerintah dan

memimpin masyarakat disebut sebagai kelas penguasa

(magistrates or guardian class). Kelas ini terutama diangkat dari

kelas militer melalui seleksi dalam kemampuan dan kecerdasan

otaknya. Mereka tidak hanya menjadi filosof dan negarawan,

tetapi lebih dari itu juga seorang guru.

Meskipun Plato membagi masyarakat ke dalam 3 kelas sosial, tetapi tidak

berarti bahwa pembagian tersebut merupakan lapisan yang tertutup setiap

orang mempunyai kesempatan yang sama di dalam masyarakat.Plato

menghendaki masyarakat yang ideal itu yakni aristokratis di bawah kaum

intelek di mana kekuasaan dan pengawasan akan dipegang oleh kelas yang

berpendidikan dan berkecerdasan tinggi.

Yang terpenting bagi studi sosiologi dalam buku Plato The Republic adalah

konsepsinya tentang keadilan (justice).Hanya di dalam masyarakat tertentu,

Kata Plato, keadilan dapat direalisir. Orang yang adil hanya dapat ada di

dalam masyarakat adil. Dengan demikian konsepsi Plato tentang keadilan

adalah merupakan konsepsi sosial.

Page 11: filsafat sosial

Dalam bukunya ’The Laws’ Plato hanya memuat garis besar konstitusi politik.

Di dalam buku ini tahap perkembangan sosial. Plato mengemukakan

perkembangan masyarakat melalui lima tahap yaitu :

a. Tahap kehidupan masyarakat yang terisolir di dalam masyarakat

pemburu dan yang hidup di padang-padang rumput.

b. Masyarakat yang Patriarchal di mana keluarga-keluarga tersusun

ke dalam ikatan-ikatan klan dan suku-suku, tetapi masyarakat ini

masih hidup di padang-padang sebagai masyarakat pemburu

dan penggembala.

c. Masyarakat petani yang sudah mulai mendiami desa-desa

pertanian

d. Masyarakat yang hidup di kota-kota perdagangan

e. Masyarakat yang hidup di kota yang mapan seperti Sparta atau

Athena

Plato adalah pencipta pertama dari pada ide tentang komunisme, dia hanya

membatasi komunismenya pada dua lapisan atas dalam masyarakat.

Menurut pendapatnya terdapat banyak persamaan antara ide komunisme

Plato dengan komunisme Rusia, yaitu :

a. Keduanya membenci perdagangan dan ekonomi uang

b. Keduanya menaruh perhatian pada persoalan hak milik sebagai

satu-satunya sumber semua kejahatan dan kebusukan

c. Keduanya menghendaki hapusnya kemakmuran dan hak milik

perseorangan

d. Keduanya menghendaki pengawasan kolektif bagi anak-anak

e. Keduanya menghendaki pengawasan semua ilmu pengetahuan

dan ideologi bagi kepentingan negara

f. Keduanya memiliki ajaran dogmatis yang menghendaki agama

negara terhadap mana semua aktivitas harus di-subordinasikan

kepadanya.

Page 12: filsafat sosial

Plato adalah pencipta pertama tentang kesamaan sosial yang mutlak antara

wanita dan laki-laki, dan perlunya pengawasan terhadap perkawinan.

Disamping itu Plato adalah orang pertama yang menghargai ilmu

pengetahuan dalam masyarakat. Ia menunjukkan bahwa tidak saja perlu

adanya leadership yang cakap tetapi ia menunjukkan pula keuntungan sosial

dari pada pemerintah oleh orang-orang bijaksana (para cendekiawan).

Fasisme modern barang kali merupakan suatu bentuk modern berdasarkan

konsep plato. Hanya saja berbeda dari komunisme Rusia Plato sebaliknya

mengatakan bahwa setiap masyarakat harus selalu terdapat susunan-

susunan kelas yang bersifat natural.

Plato menekankan adanya perbedaan-perbedaan antara individu-individu

dan kelas-kelas sosial ciptaannya terlampau kaku. Perbedaan antara kelas-

kelas tersebut lebih bersifat gradual dari pada bersifat kualitatif.

C.  ARISTOTELES

1.   Riwayat Hidup

Filsuf ini dilahirkan pada tahun 384 SM, di Stagira, dan meninggal pada

tahun 332 SM, pada usia 62 tahun. Ibu Aristoteles adalah seorang ahli

kesehatan dari Raja Amyntas II, dan ayahnya juga seorang ahli kesehatan,

penjinak binatang, dan pecinta alam yang pada akhirnya mempengaruhi

pemikiran Aristoteles yang bersifat naturalistik.

Setelah kematian ayahnya, Aristoteles pergi ke Athena pada usia 18 tahun

untuk belajar di academy dibawah asuhan Plato. Plato mengakui bahwa

Aristoteles adalah muridnya yang paling brilliant, karena ia mampu

mengembangkan pikirannya sendiri. Pada kematian Plato, Aristoteles

memiliki hak terbesar untuk memimpinAcademia, sekalipun demikian

pimpinan jatuh ketangan kemenakan Plato. Aristoteles merasa perlu untuk

meninggalkan Athena, ia akhirnya mengungsi ke istana Hermias. Di sini ia

berdiam selama tiga tahun, kemudian ia menikahi anak angkat Hermias

yang cantik, bernama Pythias.

Page 13: filsafat sosial

Tahun 342 SM Aristoteles dipanggil ke istana raja Philip II dari Mecodonia

untuk menjadi guru dari puteranya Alexander yang masih berusia 13 tahun.

Sesuia dengan ide-ide pendidikannya sendiri, Aristoteles tidak mendidik

Alexander sebagai murid privat, melainkan mendidiknya dalam satu sekolah

bagi anak bangsawan Mecedonia. Setelah Alexander diangkat menjadi raja,

Alexander memberikan bantuan kepada Aristoteles untuk membeli buku-

buku guna mendirikan suatu perpustakaan dan sebuah museum serta

mengumpulkan informasi-informasi ilmiah. Itulah sebabnya Aristoteles dapat

mengumpulkan 158 konstitusi dari berbagai negara kota di jamannya. Hal itu

pula yang menyebabkan dia mampu melakukan studi induktif yang luas

berbagai masyarakat Yunani dan non Yunani.

Pada usianya yang ke 50 tahun Aristoteles kembali lagi ke Athena dengan

membawa serta perpustakaan dan museumnya. Kemudian ia

mendirikan Lyceum Apollo, suatu sekolah Aristoteles yang terkenal

sebagai Parepatetic School, karena ia mengajarkan muridnya dengan

berjalan-jalan di taman. Banyak diantara tulisan aristoteles merupakan

catatan muridnya, cara yang demikian merupakan dasar yang baik bagi

pembentukan pemikiran, karena muridnya merupakan kumpulan ingatan

yang hidup. Kemudian Aristoteles menyingkir ke Calcis sampai ia meninggal.

Pikiran Aristoteles bersifat ensiklopedis, adalah merupakan pembangunan

banyak ilmu pengetahuan dan disiplin filsafat.

2.  Metode Berfikir

Aristoteles berbicara tentang filsafat dan dunia realita. Pemikiran Aristoteles

adalah objektif dan dan realitas, teorinya dibangun berlandaskan fakta-fakta,

ia menemukan sember kebenaran pada pengalaman. Aristoteles merupakan

orang pertama yang menggunakan metoda historis dalam mempelajari

kenyataan sosial. Dia adalah pembangun logika, yaitu suatu ilmu tentang

cara berpikir yang benar, ilmu pengetahuan menurutnya adalah bangunan

pengetahuan yang masuk akal. Jelaslah bahwa Aristoteles tidak pernah

memimpikan untuk memisahkan penyelidikannya tentang ‘apa yang ada’

dan ‘apa yang seharusnya ada’.

3.   Filsafat Sosial

Page 14: filsafat sosial

a.   Ajaran Tentang Asal mula Masyarakat

Ada dua bentuk asosiasi manusia yang bersifat dasar dan essensial, yaitu

asosiasi antara laki-laki dan wanita untuk mendapatkan keturunan, dan

asosiasi antara penguasa dan yang dikuasai. Kedua asosiasi ini

bersifat naturalistic(tidak disengaja). Negara berasal dari perkumpulan

kampung/dusun, sedangkan dusun berasal dari kumpulan keluarga yang

terbentuk secara alamiah. Ciri-ciri negara : merdeka penuh (full

independent), memenuhi kebutuhan sendiri (self sufficiency) dan memiliki

pemerintahan sendiri (self government). Negara adalah suatu ‘natural

group’, dan manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon). Masyarakat

manusia memiliki dasar kultur dan dasarnya yang alamiah.

b.   Ajaran Tentang Organisasi Sosial

Aristoteles membagi ilmu tentang keluarga kedalam empat bagian :

1.      Tentang hubungan antara tuan dengan budaknya.

2.      Tentang hubungan antara suami dengan istri.

3.      Tentang hubungan antara orangtua dengan anaknya.

4.      Tentang ilmu atau seni keuangan.

c.   Ajaran Tentang Organisasi Politik

Aristoteles mengemukakan pembagian fungsi pemerintahan kedalam fungsi

legislatif, eksekutif, dan judikatif, dengan maksud agar terdapat pengawasan

satu sama lain. Ada enam bentuk fundamental daripada negara, yaitu :

pemerintahan oleh seseorang disebut ‘Monarki’ apabila baik dan ‘Tyrani’

apabila buruk. Pemerintahan oleh sejumlah orang disebut ‘Aristokrasi’

apabila baik dan ‘Oligarkhi’ apabila buruk, pemerintahan oleh banyak orang

disebut ‘Demokrasi’ dalam bentuk baik maupun korup.

d.   Ajaran Tentang Sosial Development

Aristoteles mengemukakan bahwa monarki adalah merupakan bentuk

pemerintahan yang paling tua dan primitif, yang bersumber langsung dari

kekuasaan laki-laki dalam keluarga patriarchal. Aristokrasi adalah bentuk

pemerintahan yang dipimpin oleh kaum bangsawan yang memerintah untuk

orang banyak. Dalam pikiran Aristoteles sebab-sebab daripada revolusi

adalah bersifat psikologis dan karenanya dapat dicegah.

Page 15: filsafat sosial

e.   Ajaran Tentang Etika Sosial

Aristoteles menyatakan bahwa negara adalah suatu asosiasi yang tidak

semata-mata bertujuan untuk menyelenggarakan perlindungan bersama

atau mengusahakan kemakmuran komersial. Ada tiga kesejahteraan atau

kehidupan individu yang bahagia menurut Aristoteles, yaitu :

5.      External goods, or wealth (kekayaan).

6.      Good of the body, or health (kesejahteraan).

7.      Goods of the soul, or intelligence and character (kecerdasan atau karakter).

Sistem sosial yang baik menurut Aristoteles adalah suatu sistem dimana

setiap orang dapat berbuat sebaik-baiknya dan hidup bahagia. Dengan

demikian idealisme Aristoteles tentang masyarakat adalah merupakan

idealisme seimbang antara kemakmuran material, kesehatan fisik,

kecerdasan yang tersebar, dan karakter yang merata.

f.   Ajaran Tentang Social Progress

Aristoteles memiliki pengajaran tentang perbaikan sosial, yaitu ajaran

tentang bagaimana membangun atau memelihara suatu masyarakat yang

ideal yaitu melalui pendidikan.Ada tiga jalan yang dapat membuat manusia

menjadi baik dan bijaksana,  yaitu : Alam, habit dan akal atau pikiran.

 Pendidikan mengandung dua hal, yaitu : ‘habituasi’ atau apa yang disebut

dengan latihan membiasakan diri, dan pendidikan kekuatan-kekuatan

rasional, yakni akal atau pikiran. Yang harus diperhatikan di dalam setiap

pendidikan adalah meningkatkan karakter atau moral warga negara, karena

karakter yang lebih tinggi akan menghasilkan tertib sosial yang tinggi pula.

RINGKASAN

Socrates, Plato dan Aristoteles adalah pemikir-pemikir sosial yang muncul di

zamannya  yaitu di abad Yunani. Sebagai ‘sufi’ bagi masyarakat Yunani

ketika terjadi krisis besar dimasyarakatnya itu,  dimana kebenaran dan

keadilan sulit didapat, yang ada hanya ketidakpastian. Khususnya krisis

terbesar ketika negara kecil Sparta mengalahkan Athena  yang begitu kuat

Page 16: filsafat sosial

sehingga membuat shock masyarakatnya. Persoalan yang dialami

masyarakat Yunani yang serba dalam ketidakjelasan dan ketidakpastian

akhirnya melahirkan filsafat sosial dari Socrates bahwa’ kecerdasan sumber

keutamaan’. Dengan kecerdasan atau ilmu pengetahuan maka kebajikan

akan tercapai sehingga membangun masyarakat pun akan berhasil baik.

Metode berfikir dan filsafat sosial Socrates selanjutnya dikembangkan oleh

muridnya yaitu Plato yang terkenal dengan ajaran ‘idealismenya’. Dengan

menguraikan sketsa masyarakat idealnya yang merupakan pengembangan

sifat-sifat manusia dalam buku ‘The Republic’nya. Plato adalah pencipta

pertama ide tentang komunisme. Aristoteles sebagai murid Plato ternyata

mampu mengembangkan arah pikirannya sendiri berbeda dengan gurunya.

Dengan membangun teori di atas landasan fakta-fakta meskipun masih

spekulatif, serta metode berfikir induktif berbeda dengan teori Plato/Socrates

yang dibangun berdasarkan dunia idea saja serta bersifat deduktif. Filsafat

sosial Aristoteles yang terkenal adalah bahwa manusia menurut kodratnya

adalah mahluk sosial (man is naturally a political animal) atau “Zoon

politicon”. Oleh karena itu, Aristoteles di pandang sebagai pelopor dalam

ilmu-ilmu pengetahuan sosial. Meskipun demikian, baik Aristoteles maupun

Plato dan Socrates sebagai filsuf besar yang namanya menembus zaman

sekalipun, tetap juga tidak luput dari berbagai kesalahan sebagaimana

lazimnya kehidupan dunia ilmu pengetahuan.