Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme eksistensialisme
Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre
-
Upload
tommy-al-ghozali -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre
-
8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre
1/10
REVIEW BUKU FILSAFAT EKSISTENSIALISME JEAN-PAUL SARTRE
A. Identitas Buku
Filsafat Eksistensialisme Jean-Paul Sartre, sebuah buku yang
diterbitkan oleh Kanisius Yogyakarta. Buku ini merupakan kumpulan
beberapa makalah yang dihimpun oleh a!alah "riykarya. Editor buku ini
adalah #. Sani $ibo%o, &ndreas Yanulian 'ri (tomo, B.). 'riyudo, *. *arry
Setianto Sunaryo, Benny Beatus $etty, &g.$ahyu "%i &nggoro, +.
Kristianto ugraha dan . Eko &nggun Sugiyono.
Buku setebal / halaman ini merupkan kumpulan dari beberapa
makalah yang ditulis oleh beberapa tokoh intelektual Sekolah 'inggi Filsafat"riyakarya kemudian dihimpun dan dimuat dalam !urnal "riyarkara 'h.
00111 no.23445. Kemudian penerbit Kanisius menerbitkannya dalam
sebuah buku.
Judul 6 Filsafat Eksistensialisme Jean-Paul Sartre
Penulis 6 &. Setyo $ibo%o dan a!alah "riyakarya
Penerbit 6 Kanisius, Yogyakarta
)etakan 6 , 478
'ebal 6 / halaman
Buku ini terdiri dari delapan bagian, setiap bagian ditulis oleh orang
yang berbeda. &dapun para penulis dan beberapa tulisannya dalam buku ini
adalah sebagai berikut6
7. Jean-Paul Sartre oleh Prof. "r. Fran9 agnis Suseno SJ
. Eksistensi Kontingen6 Satu Sudut Pandang emba:a Kisah *idup dan
Pemikiran Jean-Paul Sartre oleh "r. &. Setyo $ibo%o
;. #elasi &ntar anusia enurut Jean-Paul Sartre oleh Prof. "r. &le< +anur
2. +a +iterature Engage6 enggagas Sastra yang embebaskan oleh J.
Supriyono8. &teisme Sartre6 enolak 'uhan, engiyakan anusia oleh "r. SP. +ili
'!ah!adi
5. Emosi, Bentuk Eksistensi anusia dalam Kesegeraan =Spontanitas> oleh
Sayyidati uniroh
/. #elasi dengan ?rang +ain dan Paham Kebebasan dalam "rama Sartre
Huis Clos oleh 'homas *idya '!aya
@. "iri dan Ketiadaan dalam Filsafat Sartre6 emahami Kesalahpahman
Satre &tas Fenomenologi *usserl oleh 1to Pra!na ugroho
-
8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre
2/10
B. Latar Belakan
(ntuk mengenang 744 tahun kematian filsuf besar eksistensialisme,
Jean-Paul Sartre, beberapa tokoh intelektual dari Sekolah 'inggi Filsafat
"riyarkara menulis tentang beliau. Setelah dimuat di !urnal "riyarkara 'h.
00111 no.23445, kemudian Penerbit Kanisius menerbitkannya dalam
bentuk buku. "an ditambah dengan tulisan 1to-Pra!na ugroho dengan !udul 6
A"iri dan KetiadaanC dalam Filsafat Sartre 6 emahami Kesalahpahaman
Sartre atas Fenomenologi *usserlD.
Para penulis merupakan mahasis%a dan dosen Sekolah 'inggi Filsafat
"riyakarya Jakarta, sehingga tulisan di dalam buku ini seakan men!adi sebuah bentuk ketertarikan para penggemar filsafat akan pemikiran Sartre melalui
paham eksistensialismenya. Buku ini men:oba men!elaskan Sartre dengan
berbagai perspektif. Perspektif itu mulai dari historis kehidupan Sartre, karya-
karyanya serta kehidupan pribadinya. "engan bentuk dan struktur !urnal,
tulisan di dalam buku ini terkesan ilmiah dan bernilai akademik. "alam
pengantar disebutkan buku ini merupakan sebuah persembahan bagi Sartre,
sebuah perayaan terhadap italitas dan semangat !uang.
!. Keranka Te"ri
&gak sulit menentukan kerangka teori se:ara umum penulisan buku
ini. 'iap bagian merupakan tulisan tersendiri, bersifat parsial dan terpisah.
'erlebih buku ini adalah himpunan beberapa tulisan yang dimuat dalam
!urnal.
Sebagai :ontoh pada bagian kelima, tulisan +ili '!ah!adi A Ateisme
Sartre: Menolak Tuhan, Mengiyakan ManusiaD. 'ulisan tersebut berangkat
dari biografis-literer kemudian berakhir dengan diskursif filosofis. ula-mula
'!ah!adi men!abarkan permikiran Sartre melalui biografi dan kisah per!alan
hidupnya dari ke:il sampai de%asa. Kemudian tulisannya berakhir pada aspek
filosofis mengenai pemikiran Sartre.
Pada bagian pertama, &. Setyo $ibo%o menya!ikan tulisannya
A Eksistensi KontingenD dengan metode induktif. Pada a%al-a%al tulisannya,
ia banyak memaparkan :ontoh kasus sikap dan hidup Sartre yang berubah-
ubah serta tragedi-tragedi yang dialaminya di masa mudanya, kemudian ia
-
8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre
3/10
memaparkan sudut pandang Sartre mengenai eksistensi manusia se:ara
umum. Bagian-bagian yang lain pada buku ini memiliki :iri khas yang
berbeda sesuai dengan sudut pandang dan kerangka teori masing-masing
penulis yang di!adikan landasan dalam penulisannya.
#. Pe$%a&asan Isi
Jean-Paul Sartre =lahir di Paris, Peran:is, 7 Juni 748, meninggal
di Paris, 78 &pril 7@4 pada umur /2 tahun> adalah seorang filsuf dan
penulis Peran:is, yang dianggap mengembangkan aliran eksistensialisme.
Sartre menyatakan, eksistensi lebih dulu ada dibanding esensi (L'existence
r!c"#e l'essence$. Sartre men!adi tokoh utama aliran filsafat yang diberi
nama eksistensialisme. 1a sekaligus seorang pe!uang kemerdekaan, seorang
humanis, ateis, komuis, moralis dan aktiis. 'untuan etika Sartre adalah
otentitas, manusia men!adi diri apabila ia berani untuk bersikap otentik. Sartre
semula tidak menulis buku filsafat absrak, melainkan roman-roman dan
sandi%ara-sandi%ara dimana sosok-sosok nyata memperlihatkan tantangan
dan dilema-dilema yang khas bagi kehidupan nyata.
Karya filosofisnya yang pertama adalah l%etre et le &eant , sebuah
buku raksasa yang memakai istilah-istilah abstrak namun selalu bertolak dari
manusia nyata, dari sebuah situasi. "i bagian pertama buku ini Fran9 agnis
Suseno menggambarkan Sartre sebagai orang yang menolak mereduksikan
manusia pada konsep-konsep. anusia menin#ak dan #iti#ak oleh
pandangan, begitu ia dilihat, ia membeku sebagai ob!ek, kehilangan
kebebasannya dan dengan demikian #iti#ak . "an karena itulah manusia
adalah satu-satunya makhluk yang eksistensinya mendahului esensinya.Esensi, hakekat seseorang adalah :iptaannya sendiri. "engan sikap dan
keputusan yang diambil, melalui pilihan-pilihan manusia me%u!udnyatakan
diri.
Karena itu manusia sepenuhnya bertanggung !a%ab atas dirinya
sendiri. Kalaupun ika lari daripadanya, ia bertanggung !a%ab atas larinya itu
!uga. 'etapi itu kelihatan bah%a manusia tidak berhenti pada sikap negatif,
sikap meni#ak . aka dari itu, otentisitas manusia bukan sebuah keme%ahan
indiidualistik, melainkan kesediaan untuk bertanggung !a%ab atas semua.
https://id.wikipedia.org/wiki/Parishttps://id.wikipedia.org/wiki/Parishttps://id.wikipedia.org/wiki/Perancishttps://id.wikipedia.org/wiki/21_Junihttps://id.wikipedia.org/wiki/21_Junihttps://id.wikipedia.org/wiki/1905https://id.wikipedia.org/wiki/1905https://id.wikipedia.org/wiki/Parishttps://id.wikipedia.org/wiki/15_Aprilhttps://id.wikipedia.org/wiki/1980https://id.wikipedia.org/wiki/1980https://id.wikipedia.org/wiki/Filsufhttps://id.wikipedia.org/wiki/Perancishttps://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensialismehttps://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensialismehttps://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensialismehttps://id.wikipedia.org/wiki/Perancishttps://id.wikipedia.org/wiki/21_Junihttps://id.wikipedia.org/wiki/1905https://id.wikipedia.org/wiki/Parishttps://id.wikipedia.org/wiki/15_Aprilhttps://id.wikipedia.org/wiki/1980https://id.wikipedia.org/wiki/Filsufhttps://id.wikipedia.org/wiki/Perancishttps://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensialismehttps://id.wikipedia.org/wiki/Paris
-
8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre
4/10
Sartre !uga dengan tegas menolak segala norma dan aturan moral,
bukan untuk mendukung sikap semena-mena atau seenaknya, melainkan
untuk membuka ruang bagi tanggung !a%ab amat serius atas apapun yang
dihadapinya. Sartre menelan!angi segala etika peraturan sebagai pelarian dari
tanggung !a%ab, !adi hidupnya kosong dan !ustru seenaknya. Karena alasan
itu !uga Sartre memilih men!adi ateis dan men!adikan ateisme sebagai poros
pemikirannya. "alam reie singkat buku ini, kami memfokuskan pada
pemikiran Sartre tentang ateisme dan bentuk eksistensi manusia dalam
pandangannya.
7. Eksistensialisme SartrePembahasan ini bertolak dari bagian terakhir buku ini, )iri #an
Ketia#aan #alam *ilsa+at Sartre yang ditulis oleh 1to Pra!na ugroho.
Pada bagian ini di!elaskan bah%a eksistensialisme Sartre berakar pada
pemikiran filsuf pendiri fenomenologi, Edmund *usserl. )ara ba:a Sartre
atas fenomenologi *usserl inilah yang kemudian men!adi titik tolak
Sartre. Kritik Sartre terhadap fenomenologi *usserl tidak pertama-tama
sebaga metode, melainkan se!ak a%al diarahkan pada fenomenologi
sebagai doktrin atau a!aran tentang kesadaran.
Sasaran kritik Sartre sebenarnya se:ara khusus ditu!ukan pada
tahap akhir pemikiran *usserl yang agak berbeda dengan tahap a%alnya.
Jika pada tahap a%al pemikirannya *usserl menghabiskan daya pikirnya
untuk men:oba membangun metode fenomenologi, maka pada tahap
akhir pemikirannya ia lebih banyak men:urahkan perhatian untuk
membangun suatu doktrin tentang kesadaran yang sifatnya transendental.
'ransendental dalam hal ini dipahami sebagai syarat-syarat kemungkinan
yang mutlak diandaikan oleh setiap pengalaman dan pengetahuan.
"engan kata lain, pada tahap akhir ini *usserl menempatkan kesadaran
sebagai locus hilosohicus dari seluruh filsafatnya, dan kesadaraan itu
bersifat menyeluruh serta mengatasi segala pengalaman. &rtinya, *usserl
yang pada a%alnya men:oba membongkar segala asumsi metafisik di
balik filsafat kesadaran, pada tahap akhirnya !ustru kembali memberikan
prioritas metafisik kepada kesadaran yang !ustru hendak ditolaknya.
-
8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre
5/10
Singkatnya, bagi Sartre, *usserl telah mengkhianati pendirian dan
:ita-:ita a%alnya untuk men!adikan fenomenologi sebagai suatu metode
filsafat yang sungguh-sungguh radikal. Bagi Sartre, *usserl tidak
memiliki :ukup keberanian untuk menerima segala konsekuensi yang
mun:ul dari fenomenologinya sendiri. Bagi Sartre, eksistensialisme
adalah konsekuensi radikal yang nis:aya mun:ul dari fenomenologi.
elalui kritik atas fenomenologi *usserl tersebut, dan !uga kritik
atas segala bentuk filsafat kesadaran, Sartre hendak menun!ukkan dua hal
penting. ertama, terdapatnya !urang perbedaan yang bersifat mendasar
antara pikiran dan kenyataan, antara konsep dan realitas, antara idealitas
kesadaran dan materialitas dunia, atau lebih tepatnya antara reflesi dan
dunia pengalaman.
Pemahaman Sartre ini memba%a pada konsekuensi lebih lan!ut
yang lebih radikal lagi. konsekuensinya ialah bah%a sebenarnya tidak
pernah dapat sungguh-sungguh ditemukan pendasaran tentang alasan ada
=raison #%etre> segala yang ada di dalam dunia ini. Pada dirinya realitas
itu tidaklah bermakna karena sepenuhnya bersifat boleh-!adi atau
kontingen. &danya sesuatu tidak dapat sepenuhnya di!elaskan dengan
bertolak dari sesuatu itu sendiri, tetapi !uga tidak dapat di!elaskan dengan
bertolak dari kesadaran yang refleksif. Segala sesuatu itu terletak begitu
sa!a di dunia, dan adanya ia tidak mensyaratkan pen!elasan atau refleksi
apapun !uga. "unia, sebagai totalitas ob!ek, sepenuhnya bersifat absurd.
Ke#ua, sifat mutlak manusia. "engan menekankan :iri intensional
kesadaran, seraya menmperlihatkan ketidakmungkinan totalitas
kesadaran, Sartre memperlihatkan bah%a refleksi kesadaran selalu
bersifat relatif terhadap dunia pengalaman yang hendak direfleksikannya.
elalui proses refleksinya kesadaran menemukan dirinya berada
di tengah-tengah totalitas ob!ek yang tidak bermakna dan tidak berdasar.
elalui proses refleksinya kesadaran menyadari bah%a dirinya tidak
sama dan bukan semata-mata men!adi bagian dari totalitas ob!ek yang
tidak bermakna. elalui proses refleksinya kesadaran menyadari bah%a
hanya melalui dirinya dan hanya bagi dirinya sendiri sa!a ia dapat
-
8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre
6/10
-
8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre
7/10
semua orang beragama, yang tidak memakai agama mereka untuk
melarikan diri dari humanisme, melainkan yakin bah%a 'uhan akan
menuntut pertanggung!a%aban atas sesama dari mereka.
Sebenarnya latar belakang Sartre bertolak belakang dengan
gagasan dan pemikirannya. 1a lahir dari seorang perempuan penganut
Katolik yang kuat. Kakeknya adalah seorang Protestan, )harles
S:h%eit9er, seorang teolog dan ekseget Protestan, misionaris dan
pemenang hadiah obel perdamaian tahun 78. Pada bagian kedua buku
ini, Ateisme Sartre: Menolak Tuhan #an Mengiyakan ManusiaC, +ili
'!ah!adi men:eritakan kisah masa ke:il Sartre. Gambaran 'uhan yang
ditanamkan kepadanya ddan betapa ia merasa mudah melepaskan diri dari
gamaran 'uhan sedemikian itu6 A.rang memerkenalkan a#aku kisah
kita/ suci, 0n1il #an Katekismus, namun tana mem/erikan a#aku alat
untuk memercayainya2 Aki/atnya a#alah kekacauanD, ungkap Sartre. 1a
!uga mengatakan, A Aku mem/utuhkan seorang encita Semesta, namun
orang mem/erikanku seorang 3os nomor ahi# D.
&!aran resmi gere!a dirasakan Sartre telah menampilkan figur
'uhan yang suka menghukum, mahatahu dan ada dimana-mana, sehingga
sanggup melongok masuk ke dalam relung-relung perasaan bersalah.
Pengalaman akan 'uhan sema:am ini mematahkan keper:ayaan Sartre.
Baginya para polisi yang mahatahu dari 'uhan yang ahabesar ini tidak
lebih dan tidak kurang dari kekuranga1aran yang keterlaluanC. Sartre
ber:erita, A Aku ernah /ermain korek ai #an menghanguskan se/uah
karet2 Aku se#ang menyem/unykan er/uatanku, tatkala Tuhan ti/a-ti/a
sa1a melihatnya2 Aku merasakan tataan mata-&ya #i #alam /enakku
ter#alam #an 1uga a#a ke#ua tanganku2 Aku sem/unyi #i #alam kamar
man#i se/entar #i sini #an se/entar #isana, namun /rengseknya terus
sa1a ketahuan, suatu sasaran yang hi#u2 Mukaku lalu tim/ul2 Aku 1a#i
marah /esar atas kekuranga1aran yang kasar ini2 Aku mengumat, aku
mengeluarkan sumah seraah yang ernah kukenal selama ini2 Se1ak
saat itu Tuhan ti#ak meman#angiku lagiD. Se:ara filosofis, Sartre
-
8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre
8/10
menolak 'uhan berdasarkan pahamnya mengenai kesadaran dan
konsepsinya.
a. &da s 'uhan
Karya utamanya L%etre et le &eant =&da dan ketiadaan, 7@;>
Sartre menguraikan suatu ontologi fenomenologis yang membedakaan
dua :ara a#a se:ara radikal. "isini Sartre membuat distingsi antara
etre-en-soi =ada pada dirinya> dan etre-our-soi =ada bagi dirinya>.
Etre-en-soi adalah a#a dari benda-benda, ia adalah apa yang ada
begitu sa!a dan identik dengan dirinya sendiri =it is hat it is>, tidak
bergantung pada kesadaran. &dapun etre-our-soi merupakan a#akhas manusia yng ditandai dengan kesadaran. Kesadaran ini
mempunyai kemampuan untuk menolak =neantisation>. &rtinya berkat
kesadarannya manusia selalu dapat menegasi apa yang mau
menentukan dia, hal yang tidak bisa dilakukan oleh benda-benda
dengan etre-en-soi.
*al ini mengimplikasikan bah%a menurut Sartre persesuaian
antara ada dan kesadaran tidak akan pernah ter:apai, sebab kesadaran
mengarah pada ketiadaan =le neant > dari ada. Kesadaran menyadari
diri sebagai yang-/ukan-aa-yang-#isa#arinya yang bersifat a!eg,
padat dan positi. Sebagai entre-our-soi kesadaran itu selalu
menembus dan melampaui kepadatan dan kea!egan etre-en-soi yang
sebenarnya merupakan a#a dari benda-benda mati. Begitulah realitas
dari kesadaran tidak lain dan tidak bukan merupakan ketiadaan dari
adaH kekosongan yang diakibatkan oleh kemampuan kesadaran
mengenai ada."ari a!arannya mengenadi kesadaran ini, Sartre menarik
konsekuensi lebih lan!ut ke sikap penolakannya terhadap 'uhan.
Seandainya 'uhan ada, maka 1a mestinya merupakan identitas penuh
dari ada dan kesadaran, dari etre-en-soi dan etre-our-soi. amun
'uhan seperti ini mustahil ada, sebab I menurut Sartre I di dalamnya
akan memuat banya kontradiksi yang tidak terdamaikan. Sifat-sifat
'uhan yang a!eg, abadi dan tidak berubah =:iri-:iri dari etre-en-soi>
-
8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre
9/10
akan saling bertentangan dengan kehendak, kesadaran dan kebebasan-
ya =:iri-:iri dari etre-our-soi>. 'uhan ada, namun sekaligus
menegasi keberadaan-ya. Bagi Sartre, ini !elas tidak mungkin.
b. Kebebasan s 'uhan
Kalau dikatakan bah%a dengan kesadarannya manusia selalu
merupakan makhluk yang menidak, maka a#a ini bagi Sartre
merupakan argumen !uga bagi penolakannya atas kodrat manusia.
"engan kodrat dimaksudkan suatu substratum tetap yang ditentukan
dari sono-nya oleh 'uhan Sang Pen:ipta. amun kalau demikian,
se!ak semula dalam diri 'uhan sudah terdapat sema:am ren:anadimana esensi ditentukan. "engan begitu seorang manusia tidak dapat
berubah men:apai taraf lebih tinggi daripada yang ditentukan oleh
'uhan le%at kodratnya. enurut :ara pandang ini, esensi yang ideal
mendahului eksistensi. Eksistensi hanya boleh dianggap sebaga
perkembangan dan pengkhususan dari esensi itu. Kalau sekiranya
terdapat kodrat manusia%i, maka kodrat itu akan menentukan manusia
dan akibatnya manusia tidaklah lain daripada hasil perkembangan
se:ara substansial sudah ada sebelumnya. anusia tidak akan berbeda
dari pohon dan benda mati.
amun :ara berpikir seperti ini terbalik, menurut Sartre. Sebab
bukan esensi yang mendahului eksistensi, melainkan eksistensi
mendahului esensi. Se:ara praktis, ini berarti bah%a manusia harus
terlebih dahulu merealisasikan diri dan segenap kekuatan yang ada
padanya, men!adi eksis dan menegasi terus menerus keadaannya kini.
+alu dari sini barulah ia akan memperoleh apa adanya dia, esensinya.
&dapun kemampuan hakiki dalam merealisasikan diri dan penegasan
terus menerus keadaan kini dan disini adalah kebebasa. Kebebasan
adalah penindakan terhadap en-soi le%at peran:angan diri. Jadi baik
eksistensi maupun esensi di dalam pandangan Sartre ditentukan dari
pelaksanaan kebebasan.
amun !ustru disinilah letak masalah penerimaan 'uhan.
"engan kebebasan radikal dan total itu, manusia tidak akan berhasil
-
8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre
10/10
merealisasikan dirinya se:ara sungguh-sungguh apabila ada 'uhan.
Sebab !ika ada 'uhan, maka manusia merupakan makhluk :iptaan
yang sudah di:etak dapat se:ara total dan penuh kedaulatan,
menentukan dirinya. Seandainya terdapat 'uhan yang ahatahu dan
ahakuasa, maka manusia akan men!adi ob!ek :iptaan dengan kodrat
tertentu, hal mana berarti siapa manusia ini sudah ditentukan satu kali
untuk selamanya. Kalau 'uhan ada, kebebasan di:abut dari eksistensi
manusia. "irumuskan se:ara tegas dalam doktri Sartre6 Akarena
manusia /e/as, maka Tuhan ti#ak a#aD.
E. Kesi$'ulan
Sebagai kesimpulan, kami hendak menegaskan kembali beberapa hal
penting berkaitan dengan eksistensialisme Sartre. ertama, eksistensialisme
memang dapat tampil sebagai suatu alat pemikiran yang sungguh-sungguh
radikal dan reolusioner. "isebut sebagai radikal karena eksistensialisme
memungkinkan setiap orang untuk mempertanyakan kemungkinan dan makna
hidupnya yang terdalam. *anya dengan pertanyaan dan keragu-raguan sa!a
maka manusia sebagai pribadi dapat berkembang. Eksistensialisme disebut
reolusioer karena eksistensialisme memungkinkan setiap orang untuk
menyadari dirinya se:ara otentik, dan membuat perubahan-perubahan
mendasar dalam hidupnya.
Ke#ua, terlepas dari semua ini, eksistensialisme memberikan manusia
kebebasan se:ara mutlak. Gagasannya mengenai eksistensialisme yang
radikal telah menafikan kuasa 'uhan atas manusia. anusia bebas
berkehendak dan harus bertanggung !a%ab atas dirinya. "alam pandanganSartre, !ika 'uhan ada maka manusia tidaklah bertanggung !a%ab atas dirinya
sendiri.