Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre

download Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre

of 10

Transcript of Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre

  • 8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre

    1/10

    REVIEW BUKU FILSAFAT EKSISTENSIALISME JEAN-PAUL SARTRE

    A. Identitas Buku

    Filsafat Eksistensialisme Jean-Paul Sartre, sebuah buku yang

    diterbitkan oleh Kanisius Yogyakarta. Buku ini merupakan kumpulan

     beberapa makalah yang dihimpun oleh a!alah "riykarya. Editor buku ini

    adalah #. Sani $ibo%o, &ndreas Yanulian 'ri (tomo, B.). 'riyudo, *. *arry

    Setianto Sunaryo, Benny Beatus $etty, &g.$ahyu "%i &nggoro, +.

    Kristianto ugraha dan . Eko &nggun Sugiyono.

    Buku setebal / halaman ini merupkan kumpulan dari beberapa

    makalah yang ditulis oleh beberapa tokoh intelektual Sekolah 'inggi Filsafat"riyakarya kemudian dihimpun dan dimuat dalam !urnal "riyarkara 'h.

    00111 no.23445. Kemudian penerbit Kanisius menerbitkannya dalam

    sebuah buku.

    Judul 6 Filsafat Eksistensialisme Jean-Paul Sartre

    Penulis 6 &. Setyo $ibo%o dan a!alah "riyakarya

    Penerbit 6 Kanisius, Yogyakarta

    )etakan 6 , 478

    'ebal 6 / halaman

    Buku ini terdiri dari delapan bagian, setiap bagian ditulis oleh orang

    yang berbeda. &dapun para penulis dan beberapa tulisannya dalam buku ini

    adalah sebagai berikut6

    7. Jean-Paul Sartre oleh Prof. "r. Fran9 agnis Suseno SJ

    . Eksistensi Kontingen6 Satu Sudut Pandang emba:a Kisah *idup dan

    Pemikiran Jean-Paul Sartre oleh "r. &. Setyo $ibo%o

    ;. #elasi &ntar anusia enurut Jean-Paul Sartre oleh Prof. "r. &le< +anur 

    2. +a +iterature Engage6 enggagas Sastra yang embebaskan oleh J.

    Supriyono8. &teisme Sartre6 enolak 'uhan, engiyakan anusia oleh "r. SP. +ili

    '!ah!adi

    5. Emosi, Bentuk Eksistensi anusia dalam Kesegeraan =Spontanitas> oleh

    Sayyidati uniroh

    /. #elasi dengan ?rang +ain dan Paham Kebebasan dalam "rama Sartre

     Huis Clos oleh 'homas *idya '!aya

    @. "iri dan Ketiadaan dalam Filsafat Sartre6 emahami Kesalahpahman

    Satre &tas Fenomenologi *usserl oleh 1to Pra!na ugroho

  • 8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre

    2/10

    B. Latar Belakan

    (ntuk mengenang 744 tahun kematian filsuf besar eksistensialisme,

    Jean-Paul Sartre, beberapa tokoh intelektual dari Sekolah 'inggi Filsafat

    "riyarkara menulis tentang beliau. Setelah dimuat di !urnal "riyarkara 'h.

    00111 no.23445, kemudian Penerbit Kanisius menerbitkannya dalam

     bentuk buku. "an ditambah dengan tulisan 1to-Pra!na ugroho dengan !udul 6

    A"iri dan KetiadaanC dalam Filsafat Sartre 6 emahami Kesalahpahaman

    Sartre atas Fenomenologi *usserlD.

    Para penulis merupakan mahasis%a dan dosen Sekolah 'inggi Filsafat

    "riyakarya Jakarta, sehingga tulisan di dalam buku ini seakan men!adi sebuah bentuk ketertarikan para penggemar filsafat akan pemikiran Sartre melalui

     paham eksistensialismenya. Buku ini men:oba men!elaskan Sartre dengan

     berbagai perspektif. Perspektif itu mulai dari historis kehidupan Sartre, karya-

    karyanya serta kehidupan pribadinya. "engan bentuk dan struktur !urnal,

    tulisan di dalam buku ini terkesan ilmiah dan bernilai akademik. "alam

     pengantar disebutkan buku ini merupakan sebuah persembahan bagi Sartre,

    sebuah perayaan terhadap italitas dan semangat !uang.

    !. Keranka Te"ri

    &gak sulit menentukan kerangka teori se:ara umum penulisan buku

    ini. 'iap bagian merupakan tulisan tersendiri, bersifat parsial dan terpisah.

    'erlebih buku ini adalah himpunan beberapa tulisan yang dimuat dalam

     !urnal.

    Sebagai :ontoh pada bagian kelima, tulisan +ili '!ah!adi A Ateisme

    Sartre: Menolak Tuhan, Mengiyakan ManusiaD. 'ulisan tersebut berangkat

    dari biografis-literer kemudian berakhir dengan diskursif filosofis. ula-mula

    '!ah!adi men!abarkan permikiran Sartre melalui biografi dan kisah per!alan

    hidupnya dari ke:il sampai de%asa. Kemudian tulisannya berakhir pada aspek 

    filosofis mengenai pemikiran Sartre.

    Pada bagian pertama, &. Setyo $ibo%o menya!ikan tulisannya

    A Eksistensi KontingenD dengan metode induktif. Pada a%al-a%al tulisannya,

    ia banyak memaparkan :ontoh kasus sikap dan hidup Sartre yang berubah-

    ubah serta tragedi-tragedi yang dialaminya di masa mudanya, kemudian ia

  • 8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre

    3/10

    memaparkan sudut pandang Sartre mengenai eksistensi manusia se:ara

    umum. Bagian-bagian yang lain pada buku ini memiliki :iri khas yang

     berbeda sesuai dengan sudut pandang dan kerangka teori masing-masing

     penulis yang di!adikan landasan dalam penulisannya.

    #. Pe$%a&asan Isi

    Jean-Paul Sartre =lahir di Paris, Peran:is, 7 Juni 748,   meninggal

    di Paris, 78 &pril 7@4 pada umur /2 tahun> adalah seorang filsuf  dan

     penulis Peran:is, yang dianggap mengembangkan aliran eksistensialisme.

    Sartre menyatakan, eksistensi lebih dulu ada dibanding esensi (L'existence

     r!c"#e l'essence$. Sartre men!adi tokoh utama aliran filsafat yang diberi

    nama eksistensialisme. 1a sekaligus seorang pe!uang kemerdekaan, seorang

    humanis, ateis, komuis, moralis dan aktiis. 'untuan etika Sartre adalah

    otentitas, manusia men!adi diri apabila ia berani untuk bersikap otentik. Sartre

    semula tidak menulis buku filsafat absrak, melainkan roman-roman dan

    sandi%ara-sandi%ara dimana sosok-sosok nyata memperlihatkan tantangan

    dan dilema-dilema yang khas bagi kehidupan nyata.

    Karya filosofisnya yang pertama adalah l%etre et le &eant , sebuah

     buku raksasa yang memakai istilah-istilah abstrak namun selalu bertolak dari

    manusia nyata, dari sebuah situasi. "i bagian pertama buku ini Fran9 agnis

    Suseno menggambarkan Sartre sebagai orang yang menolak mereduksikan

    manusia pada konsep-konsep. anusia menin#ak   dan #iti#ak   oleh

     pandangan, begitu ia dilihat, ia membeku sebagai ob!ek, kehilangan

    kebebasannya dan dengan demikian #iti#ak . "an karena itulah manusia

    adalah satu-satunya makhluk yang eksistensinya mendahului esensinya.Esensi, hakekat seseorang adalah :iptaannya sendiri. "engan sikap dan

    keputusan yang diambil, melalui pilihan-pilihan manusia me%u!udnyatakan

    diri.

    Karena itu manusia sepenuhnya bertanggung !a%ab atas dirinya

    sendiri. Kalaupun ika lari daripadanya, ia bertanggung !a%ab atas larinya itu

     !uga. 'etapi itu kelihatan bah%a manusia tidak berhenti pada sikap negatif,

    sikap meni#ak . aka dari itu, otentisitas manusia bukan sebuah keme%ahan

    indiidualistik, melainkan kesediaan untuk bertanggung !a%ab atas semua.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Parishttps://id.wikipedia.org/wiki/Parishttps://id.wikipedia.org/wiki/Perancishttps://id.wikipedia.org/wiki/21_Junihttps://id.wikipedia.org/wiki/21_Junihttps://id.wikipedia.org/wiki/1905https://id.wikipedia.org/wiki/1905https://id.wikipedia.org/wiki/Parishttps://id.wikipedia.org/wiki/15_Aprilhttps://id.wikipedia.org/wiki/1980https://id.wikipedia.org/wiki/1980https://id.wikipedia.org/wiki/Filsufhttps://id.wikipedia.org/wiki/Perancishttps://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensialismehttps://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensialismehttps://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensialismehttps://id.wikipedia.org/wiki/Perancishttps://id.wikipedia.org/wiki/21_Junihttps://id.wikipedia.org/wiki/1905https://id.wikipedia.org/wiki/Parishttps://id.wikipedia.org/wiki/15_Aprilhttps://id.wikipedia.org/wiki/1980https://id.wikipedia.org/wiki/Filsufhttps://id.wikipedia.org/wiki/Perancishttps://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensialismehttps://id.wikipedia.org/wiki/Paris

  • 8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre

    4/10

    Sartre !uga dengan tegas menolak segala norma dan aturan moral,

     bukan untuk mendukung sikap semena-mena atau seenaknya, melainkan

    untuk membuka ruang bagi tanggung !a%ab amat serius atas apapun yang

    dihadapinya. Sartre menelan!angi segala etika peraturan sebagai pelarian dari

    tanggung !a%ab, !adi hidupnya kosong dan !ustru seenaknya. Karena alasan

    itu !uga Sartre memilih men!adi ateis dan men!adikan ateisme sebagai poros

     pemikirannya. "alam reie  singkat buku ini, kami memfokuskan pada

     pemikiran Sartre tentang ateisme dan bentuk eksistensi manusia dalam

     pandangannya.

    7. Eksistensialisme SartrePembahasan ini bertolak dari bagian terakhir buku ini,  )iri #an

     Ketia#aan #alam *ilsa+at Sartre yang ditulis oleh 1to Pra!na ugroho.

    Pada bagian ini di!elaskan bah%a eksistensialisme Sartre berakar pada

     pemikiran filsuf pendiri fenomenologi, Edmund *usserl. )ara ba:a Sartre

    atas fenomenologi *usserl inilah yang kemudian men!adi titik tolak 

    Sartre. Kritik Sartre terhadap fenomenologi *usserl tidak pertama-tama

    sebaga metode, melainkan se!ak a%al diarahkan pada fenomenologi

    sebagai doktrin atau a!aran tentang kesadaran.

    Sasaran kritik Sartre sebenarnya se:ara khusus ditu!ukan pada

    tahap akhir pemikiran *usserl yang agak berbeda dengan tahap a%alnya.

    Jika pada tahap a%al pemikirannya *usserl menghabiskan daya pikirnya

    untuk men:oba membangun metode fenomenologi, maka pada tahap

    akhir pemikirannya ia lebih banyak men:urahkan perhatian untuk 

    membangun suatu doktrin tentang kesadaran yang sifatnya transendental.

    'ransendental dalam hal ini dipahami sebagai syarat-syarat kemungkinan

    yang mutlak diandaikan oleh setiap pengalaman dan pengetahuan.

    "engan kata lain, pada tahap akhir ini *usserl menempatkan kesadaran

    sebagai locus hilosohicus dari seluruh filsafatnya, dan kesadaraan itu

     bersifat menyeluruh serta mengatasi segala pengalaman. &rtinya, *usserl

    yang pada a%alnya men:oba membongkar segala asumsi metafisik di

     balik filsafat kesadaran, pada tahap akhirnya !ustru kembali memberikan

     prioritas metafisik kepada kesadaran yang !ustru hendak ditolaknya.

  • 8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre

    5/10

    Singkatnya, bagi Sartre, *usserl telah mengkhianati pendirian dan

    :ita-:ita a%alnya untuk men!adikan fenomenologi sebagai suatu metode

    filsafat yang sungguh-sungguh radikal. Bagi Sartre, *usserl tidak 

    memiliki :ukup keberanian untuk menerima segala konsekuensi yang

    mun:ul dari fenomenologinya sendiri. Bagi Sartre, eksistensialisme

    adalah konsekuensi radikal yang nis:aya mun:ul dari fenomenologi.

    elalui kritik atas fenomenologi *usserl tersebut, dan !uga kritik 

    atas segala bentuk filsafat kesadaran, Sartre hendak menun!ukkan dua hal

     penting.  ertama, terdapatnya !urang perbedaan yang bersifat mendasar 

    antara pikiran dan kenyataan, antara konsep dan realitas, antara idealitas

    kesadaran dan materialitas dunia, atau lebih tepatnya antara reflesi dan

    dunia pengalaman.

    Pemahaman Sartre ini memba%a pada konsekuensi lebih lan!ut

    yang lebih radikal lagi. konsekuensinya ialah bah%a sebenarnya tidak 

     pernah dapat sungguh-sungguh ditemukan pendasaran tentang alasan ada

    =raison #%etre> segala yang ada di dalam dunia ini. Pada dirinya realitas

    itu tidaklah bermakna karena sepenuhnya bersifat boleh-!adi atau

    kontingen. &danya sesuatu tidak dapat sepenuhnya di!elaskan dengan

     bertolak dari sesuatu itu sendiri, tetapi !uga tidak dapat di!elaskan dengan

     bertolak dari kesadaran yang refleksif. Segala sesuatu itu terletak begitu

    sa!a di dunia, dan adanya ia tidak mensyaratkan pen!elasan atau refleksi

    apapun !uga. "unia, sebagai totalitas ob!ek, sepenuhnya bersifat absurd.

     Ke#ua, sifat mutlak manusia. "engan menekankan :iri intensional

    kesadaran, seraya menmperlihatkan ketidakmungkinan totalitas

    kesadaran, Sartre memperlihatkan bah%a refleksi kesadaran selalu

     bersifat relatif terhadap dunia pengalaman yang hendak direfleksikannya.

    elalui proses refleksinya kesadaran menemukan dirinya berada

    di tengah-tengah totalitas ob!ek yang tidak bermakna dan tidak berdasar.

    elalui proses refleksinya kesadaran menyadari bah%a dirinya tidak 

    sama dan bukan semata-mata men!adi bagian dari totalitas ob!ek yang

    tidak bermakna. elalui proses refleksinya kesadaran menyadari bah%a

    hanya melalui dirinya dan hanya bagi dirinya sendiri sa!a ia dapat

  • 8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre

    6/10

  • 8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre

    7/10

    semua orang beragama, yang tidak memakai agama mereka untuk 

    melarikan diri dari humanisme, melainkan yakin bah%a 'uhan akan

    menuntut pertanggung!a%aban atas sesama dari mereka.

    Sebenarnya latar belakang Sartre bertolak belakang dengan

    gagasan dan pemikirannya. 1a lahir dari seorang perempuan penganut

    Katolik yang kuat. Kakeknya adalah seorang Protestan, )harles

    S:h%eit9er, seorang teolog dan ekseget Protestan, misionaris dan

     pemenang hadiah obel perdamaian tahun 78. Pada bagian kedua buku

    ini,  Ateisme Sartre: Menolak Tuhan #an Mengiyakan ManusiaC, +ili

    '!ah!adi men:eritakan kisah masa ke:il Sartre. Gambaran 'uhan yang

    ditanamkan kepadanya ddan betapa ia merasa mudah melepaskan diri dari

    gamaran 'uhan sedemikian itu6 A.rang memerkenalkan a#aku kisah

    kita/ suci, 0n1il #an Katekismus, namun tana mem/erikan a#aku alat 

    untuk memercayainya2 Aki/atnya a#alah kekacauanD, ungkap Sartre. 1a

     !uga mengatakan, A Aku mem/utuhkan seorang encita Semesta, namun

    orang mem/erikanku seorang 3os nomor ahi# D.

    &!aran resmi gere!a dirasakan Sartre telah menampilkan figur 

    'uhan yang suka menghukum, mahatahu dan ada dimana-mana, sehingga

    sanggup melongok masuk ke dalam relung-relung perasaan bersalah.

    Pengalaman akan 'uhan sema:am ini mematahkan keper:ayaan Sartre.

    Baginya para polisi yang mahatahu dari 'uhan yang ahabesar ini tidak 

    lebih dan tidak kurang dari kekuranga1aran yang keterlaluanC. Sartre

     ber:erita, A Aku ernah /ermain korek ai #an menghanguskan se/uah

    karet2 Aku se#ang menyem/unykan er/uatanku, tatkala Tuhan ti/a-ti/a

     sa1a melihatnya2 Aku merasakan tataan mata-&ya #i #alam /enakku

    ter#alam #an 1uga a#a ke#ua tanganku2 Aku sem/unyi #i #alam kamar 

    man#i se/entar #i sini #an se/entar #isana, namun /rengseknya terus

     sa1a ketahuan, suatu sasaran yang hi#u2 Mukaku lalu tim/ul2 Aku 1a#i

    marah /esar atas kekuranga1aran yang kasar ini2 Aku mengumat, aku

    mengeluarkan sumah seraah yang ernah kukenal selama ini2 Se1ak 

     saat itu Tuhan ti#ak meman#angiku lagiD. Se:ara filosofis, Sartre

  • 8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre

    8/10

    menolak 'uhan berdasarkan pahamnya mengenai kesadaran dan

    konsepsinya.

    a. &da s 'uhan

    Karya utamanya L%etre et le &eant  =&da dan ketiadaan, 7@;>

    Sartre menguraikan suatu ontologi fenomenologis yang membedakaan

    dua :ara a#a se:ara radikal. "isini Sartre membuat distingsi antara

    etre-en-soi  =ada pada dirinya> dan etre-our-soi  =ada bagi dirinya>.

     Etre-en-soi adalah a#a  dari  benda-benda, ia adalah apa yang ada

     begitu sa!a dan identik dengan dirinya sendiri =it is hat it is>, tidak 

     bergantung pada kesadaran. &dapun etre-our-soi merupakan a#akhas manusia yng ditandai dengan kesadaran. Kesadaran ini

    mempunyai kemampuan untuk menolak =neantisation>. &rtinya berkat

    kesadarannya manusia selalu dapat menegasi apa yang mau

    menentukan dia, hal yang tidak bisa dilakukan oleh benda-benda

    dengan etre-en-soi.

    *al ini mengimplikasikan bah%a menurut Sartre persesuaian

    antara ada dan kesadaran tidak akan pernah ter:apai, sebab kesadaran

    mengarah pada ketiadaan =le neant > dari ada. Kesadaran menyadari

    diri sebagai  yang-/ukan-aa-yang-#isa#arinya  yang bersifat a!eg,

     padat dan positi. Sebagai entre-our-soi  kesadaran itu selalu

    menembus dan melampaui kepadatan dan kea!egan etre-en-soi  yang

    sebenarnya merupakan a#a dari benda-benda mati. Begitulah realitas

    dari kesadaran tidak lain dan tidak bukan merupakan ketiadaan dari

    adaH kekosongan yang diakibatkan oleh kemampuan kesadaran

    mengenai ada."ari a!arannya mengenadi kesadaran ini, Sartre menarik 

    konsekuensi lebih lan!ut ke sikap penolakannya terhadap 'uhan.

    Seandainya 'uhan ada, maka 1a mestinya merupakan identitas penuh

    dari ada dan kesadaran, dari etre-en-soi  dan etre-our-soi. amun

    'uhan seperti ini mustahil ada, sebab I menurut Sartre I di dalamnya

    akan memuat banya kontradiksi yang tidak terdamaikan. Sifat-sifat

    'uhan yang a!eg, abadi dan tidak berubah =:iri-:iri dari etre-en-soi>

  • 8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre

    9/10

    akan saling bertentangan dengan kehendak, kesadaran dan kebebasan-

     ya =:iri-:iri dari etre-our-soi>. 'uhan ada, namun sekaligus

    menegasi keberadaan-ya. Bagi Sartre, ini !elas tidak mungkin.

     b. Kebebasan s 'uhan

    Kalau dikatakan bah%a dengan kesadarannya manusia selalu

    merupakan makhluk yang menidak, maka a#a  ini bagi Sartre

    merupakan argumen !uga bagi penolakannya atas kodrat manusia.

    "engan kodrat dimaksudkan suatu substratum tetap yang ditentukan

    dari  sono-nya oleh 'uhan Sang Pen:ipta. amun kalau demikian,

    se!ak semula dalam diri 'uhan sudah terdapat sema:am ren:anadimana esensi ditentukan. "engan begitu seorang manusia tidak dapat

     berubah men:apai taraf lebih tinggi daripada yang ditentukan oleh

    'uhan le%at kodratnya. enurut :ara pandang ini, esensi yang ideal

    mendahului eksistensi. Eksistensi hanya boleh dianggap sebaga

     perkembangan dan pengkhususan dari esensi itu. Kalau sekiranya

    terdapat kodrat manusia%i, maka kodrat itu akan menentukan manusia

    dan akibatnya manusia tidaklah lain daripada hasil perkembangan

    se:ara substansial sudah ada sebelumnya. anusia tidak akan berbeda

    dari pohon dan benda mati.

     amun :ara berpikir seperti ini terbalik, menurut Sartre. Sebab

     bukan esensi yang mendahului eksistensi, melainkan eksistensi

    mendahului esensi. Se:ara praktis, ini berarti bah%a manusia harus

    terlebih dahulu merealisasikan diri dan segenap kekuatan yang ada

     padanya, men!adi eksis dan menegasi terus menerus keadaannya kini.

    +alu dari sini barulah ia akan memperoleh apa adanya dia, esensinya.

    &dapun kemampuan hakiki dalam merealisasikan diri dan penegasan

    terus menerus keadaan kini dan disini adalah kebebasa. Kebebasan

    adalah penindakan terhadap en-soi le%at peran:angan diri. Jadi baik 

    eksistensi maupun esensi di dalam pandangan Sartre ditentukan dari

     pelaksanaan kebebasan.

     amun !ustru disinilah letak masalah penerimaan 'uhan.

    "engan kebebasan radikal dan total itu, manusia tidak akan berhasil

  • 8/17/2019 Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre

    10/10

    merealisasikan dirinya se:ara sungguh-sungguh apabila ada 'uhan.

    Sebab !ika ada 'uhan, maka manusia merupakan makhluk :iptaan

    yang sudah di:etak dapat se:ara total dan penuh kedaulatan,

    menentukan dirinya. Seandainya terdapat 'uhan yang ahatahu dan

    ahakuasa, maka manusia akan men!adi ob!ek :iptaan dengan kodrat

    tertentu, hal mana berarti siapa manusia ini sudah ditentukan satu kali

    untuk selamanya. Kalau 'uhan ada, kebebasan di:abut dari eksistensi

    manusia. "irumuskan se:ara tegas dalam doktri Sartre6 Akarena

    manusia /e/as, maka Tuhan ti#ak a#aD.

    E. Kesi$'ulan

    Sebagai kesimpulan, kami hendak menegaskan kembali beberapa hal

     penting berkaitan dengan eksistensialisme Sartre.  ertama, eksistensialisme

    memang dapat tampil sebagai suatu alat pemikiran yang sungguh-sungguh

    radikal dan reolusioner. "isebut sebagai radikal karena eksistensialisme

    memungkinkan setiap orang untuk mempertanyakan kemungkinan dan makna

    hidupnya yang terdalam. *anya dengan pertanyaan dan keragu-raguan sa!a

    maka manusia sebagai pribadi dapat berkembang. Eksistensialisme disebut

    reolusioer karena eksistensialisme memungkinkan setiap orang untuk 

    menyadari dirinya se:ara otentik, dan membuat perubahan-perubahan

    mendasar dalam hidupnya.

     Ke#ua, terlepas dari semua ini, eksistensialisme memberikan manusia

    kebebasan se:ara mutlak. Gagasannya mengenai eksistensialisme yang

    radikal telah menafikan kuasa 'uhan atas manusia. anusia bebas

     berkehendak dan harus bertanggung !a%ab atas dirinya. "alam pandanganSartre, !ika 'uhan ada maka manusia tidaklah bertanggung !a%ab atas dirinya

    sendiri.