Filariasis

18
FILARIASIS Kelompok 7 Sofia Rahma 121000500 Sofia Karalina Hrp 121000523 Mila Sinaga 121000533 Berlinda Wakerkwa 121000540 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

description

Epidemiologi Penyakit Menular

Transcript of Filariasis

Page 1: Filariasis

FILARIASIS

Kelompok 7 •Sofia Rahma121000500•Sofia Karalina Hrp121000523•Mila Sinaga121000533•Berlinda Wakerkwa121000540

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

Page 2: Filariasis

SejarahPada tahun 1886, Timothy Lewis, bekerja sama dengan

Jean Nicholas Demarquay & Otto Henry Wucherer meneliti hubungan antara mikrofilaria dan elefantiasis.

Pada tahun 1876, Joseph Bancroft menemukan adanya cacing pada seorang remaja.

Tahun 199, George Carmichael Low menegaskan bahwa metode transmisi yang sebenarnya dengan menemukan adanya cacing dalam probosis nyamuk.

Tahun 1989 abad 17 dan 18 di utara dan selatan Polynesia, Laurence pertama kali mengajukan penyebaran filariasis oleh W. Bancrofti .

Page 3: Filariasis

EtiologiFilariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh infeksi

nematoda jaringan yang tergolong dalam superfamili Filarioidea.

Cacing filaria berasal dari kelas Secernentea, filum Nematoda.Filariasis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

cacing Filaria Wuchereria Bancrofti; Brugia Malayi; dan Brugia Timori yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk.

Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan akan menimbulkan cacat menetap seperti pembesaran kaki, lengan, dan alat vital baik perempuan maupun laki-laki.

Page 4: Filariasis

Ada 3 jenis parasit nematoda penyebab filariasis limfatik pada manusia yaitu : a. Wuchereria bancrofti b. Brugia malayi c. Brugia timori, Yang tersebar diseluruh kepulauan Indonesia oleh nyamuk : a. Genus Aedes b. Anopheles c. Culex d. Mansonia e.Coquilettidia f. Armigeres * Spesies Anopheles, Culex dan Aedes => vektor filariasis di perkotaan dan

pedesaan * Culex quingue fasciatus => filariasis perkotaan * Anopheles aconitus, An,bancrofti, An farauti,An.punctulatus dan An

subpictus => filariasis di pedesaan * Aedes kochi, Cx bitae-niorrhyncus, Cx. Annulirostris dan Armigeres

obsturbans => penyebab filariasis

Page 5: Filariasis

IdentifikasiPenyakit kaki gajah/filariasis adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh cacing filarial yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk.

Diperkirakan sampai tahun 2009 penduduk berisiko tertular filariasis lebih dari 125 juta orang yang tersebar di 337 kabupaten/kota endemis filariasis dengan 11.914 kasus kronis yang dilaporkan dan diestimasikan prevalensi microfilaria 19%, kurang lebih penyakit ini akan mengenai 40 juta penduduk.

Ketua Komite Ahli Pengobatan Filariasis Di Indonesia (KAPFI) menyatakan bahwa prevalensi mikrofilaria (telur cacing) sebesar19% dari total penduduk indonesia.

Page 6: Filariasis

A B C

Gambar 1. Mikrofilaria Wuchereria Bancrofti (A); Brugia Malayi (B);

dan Brugia Timori (C)

Page 7: Filariasis

Pada Wuchereria bancrofti, mikrofilarianya berukuran ±250µ, cacing betina dewasa berukuran 65-100mm & cacing jantan dewasa berukuran ±40mm. Di ujung daerah kepala membesar, mulutnya berupa lubang sederhana tanpa bibir (Oral stylet).

Pada Brugia malayi & Brugia timori, mikrofilarianya berukuran ±280µ. Cacing jantan dewasa panjangnya 23mm dan cacing betina dewasa panjangnya 39mm.

Mikrofilaria dilindungi oleh suatu selubung transparan yang mengelilingi tubuhnya.

Page 8: Filariasis

Aktifitas mikrofilaria lebih banyak terjadi pada malam hari dibandingkan siang hari. Pada malam hari mikrofilaria dapat ditemukan beredar di dalam sistem pembuluh darah tepi.

Ketika tidak ada sinar matahari mikrofilaria bermigrasi ke dalam sistem pembuluh darah tepi.

Mikrofilaria muncul di peredaran darah pada waktu 6 bulan s/d 1 tahun setelah terjadinya infeksi dan dapat bertahan hidup hingga 5-10tahun.

Page 9: Filariasis

Rantai PenularanSumber penularan, yaitu manusia

atau hospes reservoir yang mengandung mikrofilaria dalam darahnya.

Vektor, yaitu nyamuk yang dapat menularkan filariasis.

Manusia yang rentan terhadap filariasis.

Page 10: Filariasis

Cara Penularan

Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit ini jika orang tsb digigit oleh nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III (L3).

Nyamuk tersebut mendapat mikrofilaria sewaktu menghisap darah penderita yang mengandung mikrofilaria.

Siklus penularan penyakit kaki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk (vektor), dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia(hospes) dan reservoir.

Page 11: Filariasis

Di dalam tubuh nyamuk, mikrofilaria berselubung (yang didapat ketika menggigit penderita filariasis), akan melepaskan selubung tubuhnya yang kemudian bergerak menembus perut tengah lalu berpindah tempat menuju otot dada nyamuk.

Larva ini disebut larva stadium I (L1). L1 kemudian berkembang hingga menjadi L3 yang membutuhkan waktu 12-14hari.

L3 kemudian bergerak menuju probosis nyamuk.Ketika nyamuk yang mengandung L3 tersebut menggigit

manusia, maka terjadi infeksi mikrofilaria dalam tubuh orang tersebut.

Setelah tertular L3, pada tahap selanjutnya didalam tubuh manusia, L3 memasuki pembuluh limfe dimana L3 akan tumbuh menjadi cacing dewasa, dan berkembangbiak menghasilkan mikrofilaria baru sehingga bertambah banyak.

Page 12: Filariasis

Masa Inkubasi

Masa inkubasi penyakit filariasis ini adalah :

1. Pada manusia antara 3-15bulan, sedangkan pada hewan bervariasi.

2. Masa inkubasi mungkin paling singkat 2bulan

3. Periode pra-paten (dari saat infeksi sampai tampaknya mikrofilaria dalam darah) sekurang-kurangnya 8bulan.

Page 13: Filariasis

Gejala Adapun tanda-tanda dan gejalanya pada orang yang telah

terinfeksi penyakit filariasis akut berupa :• Demam berulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila

istirahat dan muncul kembali setelah bekerja berat.• Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah

lipatan paha (Lymphadenitis) yang tampak kemerahan. Ketiak yang tampak kemerahan, panas dan sakit.

• Panas dan sakit radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki/pangkal lengan ke arah ujung (Retrograde lymphangitis).

• Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah.

Page 14: Filariasis

Distribusi Filariasis berada pada daerah endemis di seluruh daerah tropis Asia,

Delta Sungai Nil, Turki, India, Hindia Timur, Asia Tenggara, Filipina, Australian, Afrika, Cina, Pasifik dan lokasi terpencil di Amerika Selatan.

Ketiga spesies cacing terdapat di Indonesia, lebih dari 70% kasus filariasis disebabkan oleh Brugia malayi.

Penyakit ini tersebar luas terutama di pedesaan, dapat menyerang semua golongan umur baik anak-anak maupun dewasa, laki-laki dan perempuan.

Distribusi Kabupaten/Kota menurut kasus klinis tahun 2009 diketahui 87% kabupaten/kota mempunyai kasus klinis filariasis pada range 1-100 kasus, 5,9% kab/kota tidak memiliki kasus klinis filariasis, 5,2% pada range 101-200 kasus, 1,2% pada range 201-700 kasus dan 0,2% pada range >700 kasus.

Page 15: Filariasis

Reservoir

Reservoir dari penyakit filariasis ini adalah hewan seperti binatang pengerat dan kuda.

Page 16: Filariasis

PencegahanPencegahan terhadap penyakit filariasis / kaki

gajah dapat dilakukan dengan jalan :◦Berusaha menghindari diri dari gigitan nyamuk◦Membersihkan air pada rawa-rawa yang merupakan

tempat perindukan nyamuk◦Mengeringkan / genangan air sebagai tempat

perindukan nyamuk◦Membakar sisa-sisa sampah (berupa kertas dan

plastik)◦Minimal melakukan penyemprotan sebulan sekali

Page 17: Filariasis

Pengobatan

Obat-obat yang efektif :

1. Diethyl Carbomazine citrate (DEC)2. Ivermectin3. Albendazole

Pengobatan pasien yg menderita mikrofilaria dapat mencegah penyakit obstruksi kronik dan dapat diulang setiap 6 bulan sampai mikrofilaria negatif atau gejala menghilang

Page 18: Filariasis

TERIMA KASIH