Fikosianin Lanna

20
1 ISOLASI DAN PEMBUATAN POWDER FIKOSIANIN : PEWARNA ALAMI DARI BLUE GREEN SPIRULINA LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI HASIL LAUT Disusun oleh: Johana Lanna Christabella 12.70.0093 Kelompok B2 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2014

description

FIKOSIANIN SPIRULINAJohana Lanna Christabella12.70.0093kelompok B2

Transcript of Fikosianin Lanna

ISOLASI DAN PEMBUATAN POWDER FIKOSIANIN : PEWARNA ALAMI DARI BLUE GREEN SPIRULINA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUMTEKNOLOGI HASIL LAUT

Disusun oleh:Johana Lanna Christabella12.70.0093Kelompok B2

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATASEMARANG

20142

2

1. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan fikosianin dari mikroalga dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Fikosianin dari MikroalgaKelBerat biomassa kering (g)Jumlah aquades yang ditambah (ml)Total filtrat yang diperoleh (ml)OD 615OD 652KF (mg/ml)Yield (mg/g)Warna

SebelumSesudah

B18100500.07200.02580.0110.069++

B28100500.07260.02560.0110.069+++

B38100500.07260.02550.0110.069++++

B48100500.07260.02550.0110.069++++

B58100500.07260.02550.0110.069+++

B68100500.07260.02530.0110.069++

Keterangan:Warna:+ : Biru muda++ : Biru tua+++ : Biru sangat tua

Berdasarkan Tabel 1. Dapat dilihat bahwa fikosianin berwarna biru dan dengan total filtrat 50 ml, diperoleh OD615 terkecil yaitu dari kelompok 1 yaitu 0,0720dan nilai terbesar terdapat pada kelompok 2-6 yaitu 0,0726. Sedangkan nilai OD652 yang terbesar yaitu 0,0253 pada kelompok 1 dan yang terkecil yaitu pada kelompok 6 yaitu sebesar 0,0253. Nilai KF pada setiap kelompok sama besar yaitu 0,011 sehingga dihasilkan yield sebesar 0,069.

2. PEMBAHASAN

Mikroalga merupakan penghasil energi yang secara alami berasal dari perairan. Pertumbuhan mikroalga dipengaruhi oleh pH, suhu, salinitas, cahaya, karbondioksida serta oksigen, serta ketersediaan nutrisi. Pemanfaatan mikroalga mengalami perkembangan dari waktu ke waktu yaitu sebagai makanan sehat, penghasil komponen bioaktif untuk keperluan ilmu farmasi, kedokteran, dan industri pangan (Metting & Pyne, 1986). Phycobili protein pada mikroalga memiliki kromofor yang memiliki perbedaan warna, yaitu phycocyanin (biru cerah), phycoerythrin (merah) dan allophycocyanin (hijau - biru). Oleh karena itu, phycobiliprotein sering diaplikasikan sebagai pewarna alami (Santiago-Santos et al, 2004).

Pada praktikum Isolasi dan Pembuatan Powder Fikosianin : Pewarna Alami dari Blue Green Spirulina, pertama-tama praktikan melakukan ekstrak fikosianin dari mikroalga. Fikosianin memiliki berat molekul 140-210 kDa dan dua sub unit dan dimana akan membentuk heterodimer. Pada pH netral, pada umumnya fikosianin berbentuk hexameric (Duangsee et al, 2009). Struktur dari fikosianin yaitu kristal tiga dimensi yang sangat mirip. Fikosianin mengandung rantai tetraphyrroles yang terbuka dan berfungsi untuk menangkap radikal oksigen sehingga dapat menangkap radiasi sinar matahari yang paling efisien jika dibandingkan dengan klorofil maupun karotenoid (Romay et al, 1998). Fikosianin adalah pigmen yang berwarna biru alami dan secara umum digunakan untuk industri makanan permen karet, dairy product, dan jelly. Fikosianin berfungsi sebagai antioksidan yang 20 kali lebih besar dibandingkan asam askorbat. Fikosianin dapat digunakan sebagai anti - inflamasi dan hepatoprotektif. Secara umum, fikosianin dapat diperoleh dari Spirulina platensis, Aphanothece halophytica, dan Synechococcus sp. IO9201, dan Nostoc sp (Santiago-Santos et al, 2004).

Spirulina tergolong kelompok alga hijau biru yang multiseluler. Tubuh Spirulina berupa filament berbentuk silinder dan tidak bercabang dengan ukuran 100 kali lebih besar dari sel darah manusia. Tempat hidup dari Spirulina adalah di perairan danau yang bersifat alkali dengan suhu yang relatif hangat atau kolam dangkal di wilayah tropis. Kandungan protein Spirulina mencapai 50-70% dari berat keringnya. Manfaat Spirulina adalah mudah dicerna karena adanya membran sel yang tipis dan lembut serta tidak membutuhkan proses pengolahan secara khusus. Spirulina juga rendah kolesterol, kalori, lemak, sodium, dan mengandung sembilan vitamin penting serta empat belas mineral yang terikat dengan asam amino. Lemak pada Spirulina yaitu hanya sekitar 4-7% dan sebagian besar dalam bentuk asam lemak esensial (Candra, 2011).

Spirulina akan menghasilkan pigmen fikosianin yang memiliki warna biru, dan dapat yang larut dalam pelarut polar sehingga berpotensi sebagai pewarna alami. Fikosianin termasuk kelompok pigmen yang terikat pada protein. Fikosianin dapat mengalami kerusakan jika terkena suhu tinggi dan selama penyimpanan 5 hari akan mengalami pemudaran warna hingga 30%. Setelah 15 hari pada suhu 35oC, fikosianin akan menjadi bening (Candra, 2011). Menurut Kumar et al (2010), fikosianin dari Sprirulina dapat mengurangi TNF- serta kadar nitrit dalam serum maupun di dalam hati tubuh tikus percobaan. Colla (2005) menjelaskan bahwa Spirulina merupakan sumber protein sel tunggal (SPC). Spirulina mengandung senyawa antioksidan fenolat. Pertumbuhan Spirulina banyak diteliti untuk mengoptimalkan produksi dan nutrisi yang diinginkan seperti asam gamma-linolenat dan fikosianin.

Spirulina sp. adalah sumber protein sel tunggal serta mempunyai nilai gizi seperti vitamin, mineral, protein, dan asam lemak tak jenuh ganda, misalnya Spirulina maxima Geitler yang merupakan plankton cyanobacterium lamentous dengan populasi besar dalam kondisi tropis dan subtropis yang mengandung karbonat dan bikarbonat dengan pH 11. Nitrogen yang terkandung berfungsi untuk sintesis asam amino, dan dapat membentuk protein dan komponen seluler (Urek & Leman, 2012).

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengisolasi pigmen fikosianin dan membuat pewarna bubuk dari fikosianin. Praktikum ini menggunakan bahan yaitu Spirulina plantesis. Spirulina plantesis yang merupakan alga biru-hijau dan mengandung komponen makro serta mikronutrien dengan protein tinggi, fikosianin, besi, asam lemak linoleat-gamma, karotenoid, dan vitamin (Kumar et al, 2010). Menurut Colla (2005), Spirulina platensis biasanya membentuk populasi besar dalam air yang kaya akan karbonat dan pH basa hingga 11. Perlakuan isolasi pigmen fikosianin pada praktikum ini dilakukan dengan pelarutan biomasa Spirulina sebanyak 8 gram menggunakan aquades hingga 100 ml. Penggunaan aquades untuk melarutkan biomasa Spirulina. Hal ini dilakukan karena aquades bersifat netral. Setelah melalui proses pelarutan, dilakukan pengadukan dengan stirrer selama 2 jam. Tujuan pengadukan dengan stirrer adalah memudahkan pemisahan fikosianin dari Spirulina (Andarwulan & Koswara, 1992). Lalu larutan yang terbentuk disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit sampai terbentuk endapan dan supernatant. Supernatant yang terbentuk merupakan fikosianin. Tujuan sentrifugasi adalah untuk memisahkan fikosianin dari Spirulina dengan sempurna. Untuk pengukuran dengan spektrofotometer, supernatant yang terbentuk setelah sentrifugasi diambil sebanyak 10 ml dan diencerkan hingga 100 ml lalu diukur kadar fikosianinnya dengan OD 615 nm dan OD 652 nm. Pengukuran fikosianin dengan spektrofotometer digunakan untuk mengetahui kemurnian fikosianin dengan rasio absorbansi (Prabuthas et al, 2011). Spektrofotometer merupakan alat untuk mengukur kemampuan suatu larutan dalam menyerap radiasi gelombang elektromagnetik (Ewing, 1982). Panjang gelombang yang praktikan gunakan pada praktikum ini sesuai dengan teori (Hadi, 1986) yang menjelaskan bahwa untuk mengukur warna komplementer biru hijau digunakan panjang gelombang 610 nm - 750 nm.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan spektrofotometer, dapat diketahui nilai absorbansi masing-masing larutan. Absorbansi adalah nilai konstan dari penyerapan intensitas yang dipengaruhi oleh tebal intensitas suatu sinar dan konsentrasi larutan. Nilai absorbansi dapat meningkat jika konsentrasi larutan meningkat (Wilford, 1987). Dengan panjang gelombang diperoleh OD615 terkecil yaitu dari kelompok 1 yaitu 0,0720 dan nilai terbesar terdapat pada kelompok 2-6 yaitu 0,0726. Sedangkan nilai OD652 yang terbesar yaitu 0,0253 pada kelompok 1 dan yang terkecil yaitu pada kelompok 6 yaitu sebesar 0,0253. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai absorbansi yang diperoleh kelompok 1-5 tidak berbeda jauh. Hal ini menunjukkan bahwa praktikum yang dilakukan sudah akurat, selain itu juga menunjukkan bahwa dengan rentang nilai absorbansi tersebut, warna biru dari fikosianin-c lah yang terdeteksi oleh spektrofotometer. Hal ini sesuai dengan teori Prabuthas et al (2011) yang mengatakan bahwa fikosianin-c adalah jenis fikosianin yang banyak terdapat pada Spirulina.

Konsentrasi Fikosianin (KF) yang diperoleh semua kelompok sama besar yaitu 0,011. dengan yield sebesar 0,069. Oleh karena hasil yang diperoleh semua kelompok sama, berarti praktikum yang dilakukan praktikan sudah akurat. Yield yang praktikan peroleh dari fikosianin berhubungan dengan jumlah fikosianin yang dapat diekstrak. Ekstraksi fikosianin dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu gangguan seluler, metode ekstraksi yang dilakukan, jenis pelarut yang digunakan dan waktu berlangsungnya proses ekstraksi (Prabuthas et al, 2011). Duangsee et al (2009) menambahkan bahwa ekstraksi fikosianin juga sangat dipengaruhi oleh suhu dan pH. Fikosianin dapat mempertahankan struktur aslinya pada pH>5,0 dan pada pH 5,0 dan pH