Field Trip IKAKOM
-
Upload
sarah-haeruman -
Category
Documents
-
view
277 -
download
6
description
Transcript of Field Trip IKAKOM
SISTEM IKAKOM
LAPORAN PENGAMATAN KESEHATAN KERJA
“ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJA LAUNDRY DI DAERAH JAKARTA SELATAN ”
Disusun Oleh :
MELISA RAMADHANI (2012730139)
SITI SAHARA ANDIYANTI (2012730156)
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dan tak lupa pula kami
junjungkan nama besar Nabi Muhammad SAW. Dalam menyelesaikan tugas kegiatan Sistem
Kedokteran Komunitas dan Kedokteran Keluarga kami sebagai Mahasiswa di tuntut agar bisa
memahami dan menerapkan ilmu tersebut dalam praktik kedokteran nanti setelah menyelesaikan
masa pendidikan di bangku perkuliahan.
Tujuan pembuatan laporan ini adalah sebagai syarat kelengkapan nilai Sistem Ilmu
kedokteran Kerja dan Komunitas (IKAKOM) pada semester ini. Selain itu, agar dapat
memahami secara mendalam mengenai materi yang telah didiskusikan selama kuliah dan diskusi
mandiri.
Dalam laporan ini menjelaskan tentang Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada pekerja
laundry pakaian dan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat untuk digunakan, karena itu laporan
ini sangat berguna untuk pengetahuan kita bersama. Mungkin laporan ini belum sempurna
sebagaimana mestinya, tetapi kami sudah berusaha dalam menyelesaikan laporan ini dengan
sebaik-baiknya. Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis
sendiri dan orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih sadar bahwa
setiap pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen
pembimbing dan sahabat – sahabat di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Jakarta, Mei 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Keselamatan kesehatan kerja bagi seorang tenaga kerja sangat diperlukan, karena hal
tersebut sangat mempengaruhi dalam melakukan proses produksi suatu pekerjaan, keselamatan
kesehatan kerja itu harus diperhatikan oleh setiap tenaga kerja agar proses produksi dalam
pekerjaan dapat berjalan dengan aman dan baik. Termaksud pada pekerja laundry pakaian.
Mungkin masyarakat banyak yang berfikir bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan pada
pekerja laundry pakaian. Padahal mereka melakukan pekerjaan yang memungkinkan terjadinya
kecelakaan kerja. Oleh karena itu kami membahas hal ini untuk membuka pemikiran masyarakat
terutama pengusaha laundry untuk lebih memperhatikan keselamatan para pekerjanya.
1.2.Rumusan masalah
• Apa yang harus dilakukan seorang pekerja laundry agar keselamatan kesehatan
Kerja dapat terlaksana?
• Mengapa keselamatan kesehatan kerja sangat diperlukan oleh seorang pekerja laundry
pada proses melaundry pakaian?
• Bagaimana cara menanggulangi apabila terjadi kecelakaan saat melakukan proses
melaundry pakaian?
• Bagaimana cara agar saat melakukan proses laundry dapat terlaksana keselamatan
kesehatan kerja yang baik?
• Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam proses laundry pakaian agar keselamatan
kesehatan kerja dapat terwujud dengan baik?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja memiliki beberapa defenisi, yaitu:
Secara Etimologis : Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan
orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber
produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.
Secara Filosofi: Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga
kerja dan setiap insan padaumumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil,
makmur dan sejahtera.
Secara Keilmuan: Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari tentang
cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja.
Sedangkan, untuk laundry itu sendiri:
1. Menurut Sihite Richard,S.Sos dalam bukunya laundry and dry cleaning
“Untuk merawat semua bahan – bahan textile yang diberikan kepadanya, harus senantiasa
melakukan operasinya sesuai dengan rencana kerja, baik secara harian maupun secara bulanan
yang telah ditentukan oleh pimpinan”.
2. Menurut Rumekso, SE dalam bukunya Housekeeping Hotel
“Laundry and dry cleanning section adalah salah satu bagian dalam Housekeeping
Departement yang bertanggung jawab atas semua cucian yang dikirimkan kepadanya”.
3. Menurut Agustinus Darsono dalam bukunya Tata Graha Hotel (Housekeeping)
“Laundry adalah bagian hotel yang bertanggung jawab terhadap pencucian, baik itu
pencucian pakaian tamu, seragam karyawan maupun linen-linen hotel
Agar saat melakukan tugasnya dengan baik dan benar, peerja laundry harus memperhatikan
perlindungan diri saat melakukan pekerjaannya. Karena jika para pekerja tidak memperhatikan
petlindungan bagi dirinya maka yang akan terjadi tidak hanya berdampak pada dirinya tapi juga
bedampak pada pelanggannya. Hal tersebut sebenernya bukan hanya menjadi tanggung jawab
pekerja tetapi juga menjadi tanggung jawab perusahaan yang menaung. Karena biasanya
perusahaan laundry bukan sejenis usaha rumahan.
Pekerjaan melaundry pakaian memiliki beberapa akibat jika tidak diperhatikan. Dari akibat
langsung seperti lantai licin saat mencuci, terkena sengatan listrik, sampai terkena panasnya
setrika. Sedangkan akibat tidak langsung bisa seperti alergi tidak lagsung akibat dari bahan kimia
pewangi pakaian atau pencuci yang dipakai. Pengusaha laundry setidaknya memiliki lebih dari 5
pewangi pakaian yang berbeda, hal tersebut bisa berdampak buruk bagi pekerjanya. Dibutuhkan
kesadaran segera bagi para pengusahanya terhadap keselamataan para pekerja.
Idealnya pada proses pengelasan melaundry pakaian terdapat hal-hal yang perlu di perhatikan
seorang pekerja dan semua pihak yang terkait didalamnya terutama dalam keselamatan
kesehatan kerjanya, hal-hal tersebut diantaranya:
No Work
Step
Hazard
Identificati
on
Hazard
Efect
Risk Factor Safety
Measures &
Prevention
Restidual Risk
Factor
Basic Step
& Tools
Used
How can
people get
injury
Type of
Injury
Worst Case
P HE RF P HE RF
1 Mencuci
pakaian
dengan
mesin cuci
Infeksi
bakteri dari
kotoran
baju
Infeksi
kulit, ISPA
B II High
Risk
Rendam pakaian
dan jika perlu
mencuci pakaian
dengan air yang
sedikit panas,
agar bakteri
yang terdapat
pada serat-serat
D II Low
Risk
pakaian dapat
mati
2 Mencuci
pakaian
dengan
mesin cuci
Infeksi
jamur
Infeksi
kulit
misalnya
kadas,
kurap, mata
ikan
C I Medi
um
Risk
Berikan pakaian
yang terdapat
jamur dengan
larutan yang
mengandung
klorin dan
diamkan selama
10-25 menit
agar jamurnya
mati namun
pada pakaian
yang berwarna
cukup dengan
dioleskan
menggunakan
lidi dan diamkan
selama 10 menit
D I Low
Risk
3 Mencuci
Pakaian
dengan
mesin cuci
Infeksi
Virus
Penyakit
akibat virus
D III Medi
um
Risk
Rendam di air
yang panas
D I Low
Risk
4 Mencuci
Pakaian
dengan
mesin cuci
Terjepit
pintu
penutup
mesin cuci
Bengkak C II Medi
um
Risk
Training pekerja
agar bisa
menggunakan
alat dengan hati
hati
C I Medi
um
Risk
5 Menyetrika Tertimpa
rak baju
yang
Bengkak,
Patah
Tulang,
D III Medi
um
Risk
Menambah
jumlah rak baju
dan
D I Low
Risk
melebihi
muatan
Sesak meletakkannya
di tempat yang
lebih aman
6 Mengemas
pakaian
mengguna
nkan
lakban dan
gunting
Tersayat Tangan
terluka
C II Medi
um
Risk
Training pekerja
untuk bekerja
dengan hati hati
C I Medi
um
Risk
7 Menyetrika Tersentuh
setrika
panas
Luka bakar B II High
Risk
Membuat
tempat khusus
untuk setrika
yang panas
C I Medi
um
Risk
8 Menyortir
Pakaian
Kotor
Tertusuk
benda tajam
yang masih
menempel
pada baju
Tangan
terluka
D I Low
Risk
Training
pegawai agar
lebih hati hati
E I Low
Risk
9 Mencuci
Pakaian
dengan
mesin cuci
Kebisingan Gangguan
pendengara
n
A I Medi
um
Risk
Mengganti
mesin cuci
dengan yang
suaranya lebih
tenang
C I Medi
um
Risk
10 Menyetrika Pencahayaa
n kurang
Gangguan
pada mata
A I Medi
um
Risk
Mengganti
dengan lampu
yang lebih
terang
D I Low
Risk
11 Menyetrika Temperatur
yang panas
Sesak,
dehidrasi
B II Medi
um
Risk
Menambah
ventilasi atau
menggunakan
extra fan
C I Medi
um
Risk
12 Mencuci
pakaian
dengan
mesin cuci
Sengatan
listrik dari
kabel yang
terbuka
daan lantai
basah
Tersengat
listrik
(kesetrum)
C II Medi
um
Risk
- Menggan
ti kabel
dengan
yang
baru
- Memakai
sandal
C I Medi
um
Risk
13 Mencuci
pakaian
dengan
mesin cuci
Konsleting
(hubungan
arus
pendek)
Kebakaran D IV High
Risk
- Tidak
menump
uk stop
kontak
dalam
satu
sumber
listrik
- memasti
kan tidak
ada kabe
yang
terkelupa
s/terbuka
- memutus
aliran
listrik
pada alat
alat yang
tidak
digunaka
E IV Medi
um
Risk
n
- menyedi
akan
APAR,
pemada
m
kebakara
n
otomatis
dan
alarm
14 Menyetrika Posisi tubuh
yang salah
Bungkuk,
sakit
pinggang,
pegal
pegal, nyeri
sendi
B III High
Risk
Menggunakan
bangku dan
meja yang
ergonomis
B I Medi
um
Risk
15 Menyortir
Pakaian
Beban
pakaian
yang
dibawa
berlebihan
Terjatuh,
sakit
pinggang
B III High
Risk
Menggunakan
alat dorong
untuk pakaian
jika banyak
B I Medi
um
Risk
16 Membilas
Pakaian
Posisi tubuh
yang salah
saat
membilas
secara
manual
Bungkuk,
sakit
pinggang,
pegal
pegal, nyeri
sendi
C III High
Risk
Membilas
sambil duduk di
kursi yang
ergonomis
C I Medi
um
Risk
17 Mencuci
pakaian
Iritasi Dermatitis
kontak
A III High
Risk
Menggunakan
deterjen,
A I Medi
um
pewangi dan
pemutih yang
lebih aman
untuk kulit
Risk
18 Mencuci
Pakaian
Paparan gas
dari reaksi
kimia akibat
pencampura
n kotoran
Sesak,
gangguan
pernafasan
D III Medi
um
Risk
Menggunakan
masker
D I Low
Risk
19 Mencuci
pakaian
Paparan zat
dari
pewangi
yang
berlebihan
Sesak,
dehidrasi,
gangguan
pernafasan
B III High
Risk
Menambah
ventilasi
C I Medi
um
Risk
20 Mencuci
Pakaian
Terpercik
deterjen
Iritasi pada
mata,
hidung atau
mulut
C II Medi
um
Risk
Training pada
pekerja untuk
lebih hati hati
D II Medi
um
Risk
21 Mencuci
Pakaian
Sirkulasi
udara yang
tidak baik
Sesak,
dehidrasi
B III High
Risk
Menambah
ventilasi
C I Medi
um
Risk
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan
mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan
konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai
bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan
datang.
2.2. Tujuan
Pengamatan ini bertujuan untuk mengevaluasi perilaku yang seharusnya, dan memahami
penyakit akibat kerja dari pekerja laundry di daerah jakarta selatan.
2.3. Manfaat
Untuk memahami penyakit akibat kerja pada pekerja laundry dan dapat menentukan alat alat apa
saja dan apa yang harus dilakukan untuk perlindungan diri dari akibatnya.
BAB III
HASIL WAWANCARA
3.1 Hasil wawancara dengan pekerja laundry
Tanggal pengamatan :
Pukul :
I. Identitas
Nama :
Umur :
Agama :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Kedudukan dalam keluarga :
Status perkawinan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Tanggal Kunjungan :
II. Riwayat Penyakit
Keluhan yang sering dirasakan :
Riwayat penyakit sekarang :
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat penyakit keluarga :
III. Riwayat Pekerjaan
• Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaanBahan yang
digunakanTempat kerja Lama kerja
Uraian tugas pekerjaan
08. 00 – 12.00 :
12.00 – 13.00 :
15.0 – 15.00 :
15.00 – 17.00 :
Bahaya potensial
Bahaya Keselamatan Kerja
a. Bahaya Mekanik
Terjepit pintu penutup mesin cuci
Tertimpa rak baju yang melebihi muatan.
Tangan tergunting saat menggunting lakban yang digunakan untuk mengemas
pakaian bersih.
Tersentuh setrika yang panas yang menyebabkan luka bakar.
Tertusuk benda-benda runcing seperti jarum, peniti yang masih menempel
dipakaian.
b. Bahaya Kimia
Terkena percikan air deterjen pada mata, mulut atau hidung yang bisa
langsusng menimbulkan iritasi yang parah.
c. Bahaya Elektrik
Tersengat aliran listrik karena kabel yang terbuka dan lingkungan yang basah.
Kebakaran akibat konsleting listrik (hubungan arus pendek ).
Bahaya Kesehatan Kerja
a. Bahaya Fisika
Temperatur yang terlalu panas karena ventilasi yang tidak baik.
Sirkulasi udara tidak baik.
Kebisingan akibat suara mesin cuci dan pengering terus menerus di ruang tertutup.
Pencahayaan yang kurang di ruang menyetrika.
b. Bahaya Kimia
Zat sisa pembuangan di mesin cuci menimbulkan gas dari pencampuran kotoran
pakaian yang jika dihirup terus menerus akan mengganggu pernafasan
Potensi dermatitis kontak karena deterjen, pewangi atau pemutih
Sesak dan dehidrasi akibat dari paparan zat zat pewangi yang berlebihan di ruang
tertutup
c. Bahaya Biologi
Bakteri E.coli ,Pseudomonas, S.aureus, Salmonella pada pakaian kotor yang dapat
berpindah ke dinding mesin cuci.
Jamur pada bekas air mencuci pakaian.
Virus.
d. Bahaya Ergonomi
Bungkuk (kelainan tulang), pegal pegal, sakit pinggang karena menyetrika baju di
lantai (hanya beralaskan lantai dan beberapa kain)
Mengangkat banyak pakaian sekaligus
Terlalu lama membungkuk saat membilas pakaian secara manual
IV. Analisa hubungan pekerjaan dengan penyakit yang di derita
V. Kategori Kesehatan
3.2 Gambaran Pola Kerja dengan Pemakaian APD yang Benar
3.3 Keluhan Pekerja Laundry
3.4 Pengguna APD pada pekerja laundry
BAB VI
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Bahaya dan resiko kerja pastinya akan selalu ada dimanapun dan kapanpun, mungkin kita
tidak bisa memprediksi kapan kita bisa terkena bahaya tersebut, yang perlu kita lakukan
adalah mengadakan kontrol untuk menminimalisir atau bahkan menghilangkan bahaya
tersebut dari tempat kerja. Berbagai macam cara bisa kita gunakan, diantaranya subtitusi
bahan bahan yang berbahaya, eliminasi bahan bahan berbahaya, minimalisasi bahan, jenis
atau jumlah bahan yang berbahaya, mengadakan kontrol enginering, kontrol administratif
dan yang terakhir adalah menggunakan alat pelindung diri (APD).
Dalam pengamatan ini kami telah menemukan berbagai macam bahaya dan resiko kerja
di tempat laundry, yang cukup banyak dalam kategori high risk dan medium risk, beberapa
saran dan solusi untuk menurunkan level of risk setidaknya tidak ada lagi yang masuk dalam
kategori high risk.
Penelitian dan pengamatan yang kami lakuakan tentu saja belum sempurna dan masih
memungkinkan untuk terjadinya kesalahan atau eror karena waktu pengamatan dan kejelian
yang belum begitu baik.
Kami harapkan dengan adanya pengamatan ini dapat membantu untuk setidaknya
mengenal bahaya dan resiko kerja yang ada di laundry dan gambaran untuk mengatasinya.
4.2 Lampiran Foto