ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web...

29
ANALISIS PENGARUH PENURUNAN/PEROLEHAN PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN KEDALAM KATEGORI NON-INVESTMENT GRADE TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA Oleh Jack febrianci adel ABSTRACT This research aims at identifying the effect of bond rating downgrades to earnings management practice. This is an empirical research observed on 20 firm’s bond ratings (non-investment grade and investment grade) chosen from a purposive sampling. The sample firms consist of 20 firms in the PT PEFINDO bond ratings database. The financial statements data obtained from JSX Public Companies Financial Statement Magister Sains and Doktor Universitas Gadjah Mada database. To provide a direct test of the hyphoteses that manager’s practice earnings management in response to tightening bond-covenant constrains, I examine the manager’s practice earnings management during firm’s bond rating downgrade. Result of analyses using t - test indicate the following : There was significant difference in the earnings management practices between the period before and the period after the bond rating downgrades. This shows that cases of bond rating downgrades do significantly affect management as reflected in the changes of earnings management practices. Empirical evidence indicates that manager of firms approaching bond contract violations respond with income-increasing are important determinants of earnings management practice. Key Words: Bond Rating Downgrades - Earnings Management – Bond Contract. LATAR BELAKANG Laporan keuangan adalah salah satu sumber informasi penting yang dapat digunakan oleh pihak-pihak pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk 1

Transcript of ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web...

Page 1: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

ANALISIS PENGARUH PENURUNAN/PEROLEHAN PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN KEDALAM KATEGORI NON-INVESTMENT

GRADE TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA

Oleh Jack febrianci adel

ABSTRACTThis research aims at identifying the effect of bond rating downgrades to earnings management practice. This is an empirical research observed on 20 firm’s bond ratings (non-investment grade and investment grade) chosen from a purposive sampling. The sample firms consist of 20 firms in the PT PEFINDO bond ratings database. The financial statements data obtained from JSX Public Companies Financial Statement Magister Sains and Doktor Universitas Gadjah Mada database.

To provide a direct test of the hyphoteses that manager’s practice earnings management in response to tightening bond-covenant constrains, I examine the manager’s practice earnings management during firm’s bond rating downgrade.

Result of analyses using t - test indicate the following : There was significant difference in the earnings management practices between the period before and the period after the bond rating downgrades. This shows that cases of bond rating downgrades do significantly affect management as reflected in the changes of earnings management practices. Empirical evidence indicates that manager of firms approaching bond contract violations respond with income-increasing are important determinants of earnings management practice.

Key Words: Bond Rating Downgrades - Earnings Management – Bond Contract.

LATAR BELAKANGLaporan keuangan adalah salah satu sumber informasi penting yang dapat digunakan oleh pihak-pihak pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa mendatang dibanding pihak ekternal perusahaan.

Laporan keuangan sebagai sarana informasi untuk mengurangi asimetri informasi antara manajer dan pemilik perusahaan memiliki kelemahan tertentu. Adanya pilihan kebijakan akuntansi dalam standar akuntansi yang dapat digunakan dalam menyusun laporan keuangan telah memberikan keleluasaan bagi manajemen perusahaan untuk memanipulasi angka-angka laporan keuangan, termasuk laba perusahaan. Perilaku ini lebih dikenal sebagai manajemen laba (earnings management). Angka laba dalam laporan keuangan mengandung komponen accruals, baik yang berada dibawah kebijakan manajemen (discretionary) maupun yang tidak berada dibawah kebijakan manajemen (non-discretionary).

1

Page 2: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

Scott (2000) mendefinisikan manajemen laba sebagai pilihan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan terhadap kebijakan akuntansi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dan terdapat dua cara pandang dalam memahami manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan: (1) bertujuan untuk memaksimalkan utilitas manajemen (opportunistic behavior), dan (2) bertujuan untuk memberikan keuntungan kepada semua pihak yang terkait dalam kontrak (efficient contracting perspective).

Perusahaan memasuki pasar modal (go-public) bertujuan untuk mendapatkan dana yang berasal dari para investor agar mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satu instrument yang ditawarkan oleh perusahaan dalam pasar modal adalah obligasi. Obligasi merupakan surat tanda hutang dari emiten yang menerbitkan obligasi tersebut, yang berarti bahwa emiten mengakui berhutang kepada pembeli atau pemilik obligasi tersebut (Harianto dan Sudomo, 1998).

Obligasi dianalisis dengan menggunakan peringkat obligasi (bond rating), yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya di masa depan. Salah satu lembaga pemeringkat obligasi di Indonesia adalah PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia). Para pemodal lebih memberikan perhatian kepada obligasi yang mendapatkan peringkat non-investment grade atau sering disebut sebagai obligasi yang high-yield, low-grade atau junk debt (Foster, 1986).

Penelitian ini mencoba meneliti mengenai pengaruh terjadinya penurunan peringkat/perolehan peringkat obligasi perusahaan dalam kategori non-investment grade terhadap perilaku manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dengan menggunakan data laporan keuangan perusahaan dan data peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti empiris mengenai keberadaan manajemen laba pada perusahaan setelah mengalami penurunan/perolehan peringkat obligasi perusahaannya kedalam non-investment grade. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan penelitian ilmu akuntansi keuangan terkait dengan analisis laporan keuangan perusahaan yang mempertimbangkan keberadaan kandungan informasi dari peringkat obligasi perusahaan.

LANDASAN TEORIJensen and Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) perusahaan. Manajemen sebagai pihak yang menyediakan informasi keuangan dan terlibat dalam kegiatan perusahaan akan cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya dan hal ini memicu terjadinya konflik keagenan..

Konflik keagenan menimbulkan biaya–biaya yang harus ditanggung dalam proses pelaksanaan kontrak antara agent dan principal yang disebut sebagai contracting costs. Contracting costs yang biasanya terjadi dalam teori keagenan adalah adanya biaya pelanggaran kontrak hutang. Watts and Zimmerman (1986) menyatakan bahwa manajemen perusahaan memiliki inisiatif untuk memakai jasa pihak ekternal perusahaan yang mampu memonitor aktivitasnya untuk meminimalisasi contracting costs.

Monitor terhadap aktivitas manajer (Foster, 1986) terkait dengan masalah obligasi yang dikeluarkan perusahaan adalah dengan menggunakan jasa lembaga pemeringkat (ratings agency) yang memberikan peringkat obligasi perusahaan.

2

Page 3: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan (lampiran 1). Skala ini menunjukkan tingkat keamanan obligasi, yang ditunjukkan oleh kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pelunasan pokok pinjaman. Peringkat obligasi dapat dikategorikan berdasarkan risikonya dalam dua sektor utama (Fabozzi, 1996 dan Coyle, 2002); yaitu:1. investment grade, yang memiliki peringkat empat tertinggi (AAA, AA, A, BBB)2. non-investment grade, yang memiliki peringkat empat terendah (BB, B, CCC,

D). Kategori ini juga dikenal sebagai high-yield, low grade atau junk debts.Penelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah

banyak dilakukan sebelumnya. Hand, Holthausen and Leftwich (1992) menemukan bukti adanya abnormal return saham perusahaan berkaitan dengan penurunan peringkat obligasi perusahaan. Dengan menggunakan sampel sebanyak 1100 perubahan peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh Moody’s dan Standard and Poor’s antara tahun 1977-1983, penelitian yang dilakukan Hand, Holthausen and Leftwich (1992) menyimpulkan bahwa terdapat abnormal return pada peringkat obligasi perusahaan yang berada dalam non-investment grade pada hari pengumuman dan satu hari setelah pengumuman

Di Indonesia penelitian yang dilakukan oleh Husnayati (2001) dan Pratiwi (2002) menemukan bukti adanya abnormal return dan menurunnya volume perdagangan saham akibat penurunan peringkat obligasi di pasar modal Indonesia. Husnayati (2001) meneliti dengan menggunakan delapan sampel perusahaan yang mengalami penurunan peringkat obligasi antara 1996-2000. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Husnayati (2001) menyimpulkan bahwa terdapat abnormal return pada satu hari sebelum dan satu hari sesudah penurunan peringkat obligasi.

Pratiwi (2002) meneliti mengenai pengaruh pengumuman peringkat obligasi terhadap return saham dan volume perdagangan saham. Dengan menggunakan sepuluh sampel perusahaan yang mengalami penurunan peringkat obligasi antara tahun 1997-1999, disimpulkan terdapat abnormal return pada satu hari sebelum dan satu hari sesudah pengumuman penurunan peringkat obligasi perusahaan, serta terdapat penurunan rata-rata volume perdagangan harian pada hari pengumuman dibandingkan dengan hari di luar pengumuman penurunan peringkat obligasi..

Ederington, Yawitz and Roberts (1987) menyatakan bahwa terdapat dua alasan mengapa penurunan peringkat obligasi mempunyai pengaruh pada return saham, yaitu: 1) perbedaaan skala ekonomis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi informasi relevan antara investor dan lembaga pemeringkat, 2) terdapat potential agency problem, dimana manajer belum memberikan inside information yang detail dalam laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan.

Beberapa literatur telah menunjukkan bahwa perusahaan yang menghadapi masalah kemungkinan terjadinya pelanggaran kontrak hutang telah termotivasi untuk melakukan manajemen laba. Penelitian Defond and Jiambalvo (1994), Sweeney (1994) dan Amanah (2002) telah membahas mengenai manajemen laba dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya pelanggaran kontrak hutang.

Defond and Jiambalvo (1994) meneliti mengenai abnormal accruals pada perusahaan yang berada dalam batas pelanggaran kontrak hutang dan memfokuskan pada tahun sebelum pelanggaran kontrak hutang sampai pada tahun terjadinya pelanggaran kontrak hutang, dengan melakukan analisis secara time series dan analisis cross sectional. Penelitiannya juga melakukan suatu pengendalian terhadap pengaruh dari auditor going concern qualifications dan adanya management changes pada tahun perusahaan mengalami pelanggaran kontrak hutang.

3

Page 4: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

Sampel yang digunakan terdiri dari 94 perusahaan di NAARS database yang mengumumkan adanya suatu debt covenant violation selama tahun fiskal 1985 sampai 1988. Data akan dikeluarkan apabila perusahaan dikeluarkan dari Compustat database satu tahun setelah pengumuman debt covenant violation dan perusahaan yang telah diambil alih sebagai private sector atau dilikuidasi.

Analisis time series dengan menggunakan model Jones (1991) mendukung hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa terdapat manipulasi peningkatan accruals untuk mempertinggi laba pada tahun sebelum adanya covenant violation. Analisis cross sectional yang dilakukan dengan menggunakan model Jones (1991) tidak menunjukkan adanya manipulasi income yang positif.

Penelitian Defond and Jiambalvo (1994) juga menyimpulkan bahwa setelah melakukan pengendalian terhadap pengaruh dari auditor going concern qualifications dan adanya management changes pada tahun perusahaan mengalami pelanggaran kontrak hutang, ditemukan adanya abnormal accruals yang positif tetapi tidak signifikan secara statistik baik pada analisis time series maupun pada analisis cross sectional.

Sweeney (1994) mengembangkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menguji apakah perusahaan yang berada dalam pelanggaran batas perjanjian hutang akan memanipulasi laba. Dalam penelitian ini Sweeney tidak menggunakan accruals untuk menguji adanya manipulasi laba tetapi menggunakan analisis kebijakan akuntansi. Sweeney menguji apakah manajer melakukan manajemen laba dengan melakukan perubahan akuntansi secara sukarela dikaitkan dengan biaya kegagalan dan pelanggaran kontrak hutang yang berdasarkan akuntansi serta menguji mengenai pemilihan waktu pengadopsian perubahan akuntansi mandatory.

Sampel yang diambil adalah 130 perusahaan yang melanggar perjanjian kontrak hutang yang terdapat pada Compustat Expanded Annual Industrial atau Annual Research Files antara tahun 1980-1989. Sampel kontrol dibentuk untuk tujuan melihat kebijakan akuntansi secara luas. Sampel kontrol disesuaikan atas dasar jenis industri dan periode waktunya, untuk membandingkan kebijakan akuntansi antara perusahaan yang gagal memenuhi perjanjian kontrak hutang dan perusahaan yang tidak gagal memenuhi perjanjian kontrak hutang.

Sweeney menemukan bahwa manajer perusahaan yang mempunyai fleksibilitas dalam menentukan prosedur akuntansi dan dibebani oleh adanya biaya kegagalan kontrak hutang yang ditetapkan oleh lender, lebih cenderung untuk melakukan perubahan prosedur akuntansi yang dapat menaikkan laba daripada manajer perusahaan yang tidak memiliki fleksibilitas dalam menentukan prosedur akuntansi dan tidak dibebani oleh adanya biaya kegagalan kontrak hutang yang ditetapkan oleh lender.

Sweeney juga menemukan bukti empiris bahwa manajer pada perusahaan yang melakukan pelanggaran kontrak hutang akan mempertimbangkan secara rasional mengenai pemilihan waktu pengadopsian perubahan kebijakan akuntansi mandatory dan pengaruh dari perubahan akuntansi mandatory tersebut terhadap aliran kas perusahaan.

Amanah (2002) meneliti mengenai praktik manajemen laba pada perusahaan bermasalah dengan menggunakan data pasar modal Indonesia. Penelitiannya mengasumsikan bahwa perusahaan bermasalah diklasifikasikan sebagai perusahaan yang mengalami kerugian secara persisten selama 2 tahun berturut-turut yang berakibat modal negatif dan terancam dicoret dari pasar modal. Amanah (2002)

4

Page 5: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

menyimpulkan baik perusahaan bermasalah maupun perusahaan yang tidak bermasalah melakukan praktik manajemen laba yang bertujuan meningkatkan laba. Terdapat beberapa alasan yang menjelaskan hasil penelitiannya tersebut: (1) semua perusahaan yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian menjalankan usaha bisnisnya dalam kondisi perekonomian yang sedang dilanda krisis dan (2) peningkatan laba melalui praktik manajemen laba juga terkait dengan hipotesis perjanjian kontrak hutang, yang menyatakan bahwa perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan laba dengan tujuan kontrak hutang.

PENGEMBANGAN HIPOTESISPerusahaan dalam aktifitasnya terkait ikatan kontrak dengan beberapa pihak lain (nexus of contracts), yaitu kontrak dengan pemegang saham, debitur dan pihak lainnya (Scott, 2000). Adanya ikatan kontrak tersebut telah menyebabkan perlunya informasi untuk mengurangi terjadinya asimetri informasi. Kondisi informasi yang tidak seimbang ini disadari oleh manajer dan mendorong terjadinya perilaku yang tidak semestinya, yaitu perilaku manajemen laba.

Angka-angka dalam laporan keuangan yang disajikan dalam bentuk rasio-rasio keuangan juga dijadikan sebagai pembatasan (restriction) dalam pasal perjanjian kontrak hutang obligasi (lampiran 2). Kontrak hutang obligasi memuat janji manajemen perusahaan untuk melindungi harta kekayaan pemilik obligasi perusahaan. Pelanggaran pembatasan tindakan manajemen dalam kontrak obligasi terkait dengan angka laba yang dihasilkan perusahaan (seperti rasio debt service coverage) diperdugakan akan memicu terjadinya perilaku manajemen laba yang bertujuan untuk menghindari terjadinya peningkatkan contracting cost yang harus ditanggung oleh perusahaan, seperti larangan bagi perusahaan untuk membayarkan dividen (Scott, 2000) dan hal ini merupakan bad news bagi pelaku pasar yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya penurunan nilai pasar perusahaan.

Peringkat obligasi dapat dijadikan sebagai dasar dalam membuat pembatasan (restriction) dalam pasal perjanjian kontrak hutang obligasi (lampiran 2). Penurunan/perolehan peringkat obligasi perusahaan kedalam kategori non-investment grade menyebabkan terjadinya penurunan nilai perusahan sebagai akibat dari reaksi pasar yang negatif terhadap penurunan/perolehan peringkat obligasi perusahaan kedalam kategori non-investment grade (Hand, Holthausen and Leftwich, 1992; Husnayati, 2001 dan Pratiwi, 2002) dan kemungkinan terjadinya pelanggaran kontrak hutang yang menyebabkan meningkatnya contracting cost yang harus ditanggung oleh perusahaan (Defond and Jiambalvo, 1994; Sweeney, 1994 dan Amanah, 2002).

Dalam penelitian ini diperdugakan bahwa manajemen perusahaan akan melakukan praktik manajemen laba dengan tujuan peningkatan laba yang terlihat dari nilai discretionary accruals positif. Peningkatan laba ini bertujuan untuk menurunkan kemungkinan terjadinya pelanggaran kontrak hutang obligasi. Praktik manajemen laba akan terlihat dengan adanya discretionary accruals positif pada tahun yang diprediksi perusahaan melakukan manajemen laba.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan dua hipotesis alternatif, yaitu:

H1 : Rata-rata discretionary accruals setelah peringkat obligasi perusahaan berada dalam kategori non-investment grade lebih tinggi dari rata-rata discretionary accruals sebelum peringkat obligasi perusahaan berada dalam kategori non-investment grade.

5

Page 6: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

H2 : Rata-rata discretionary accruals perusahaan dengan peringkat obligasi non-investment grade lebih besar daripada rata-rata discretionary accruals perusahaan dengan peringkat obligasi investment grade.

METODA PENELITIANPerusahaan yang digunakan sebagai sampel adalah perusahaan-perusahan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1994 hingga 2003, dan menerbitkan obligasi serta melakukan pemeringkatan obligasi pada PT. PEFINDO antara tahun 1994 hingga 2003. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, dengan kriteria pemilihan sampel: 1) perusahaan tidak termasuk dalam kategori non-manufaktur, 2) perusahaan sampel menerbitkan laporan keuangan auditan periode 1994-2002.

Penelitian ini menggunakan data peringkat obligasi perusahaan yang mengalami penurunan/perolehan peringkat obligasi kedalam kategori non-investment grade dan untuk perusahaan yang tidak mengalami penurunan/perolehan peringkat obligasi kedalam kategori non-investment grade sebagai sampel kontrol, antara tahun 1996 hingga 2000. Pembatasan sampel ini dilakukan karena penelitian ini menggunakan periode pengamatan empat tahun, yang bertujuan untuk mendapatkan konsistensi dalam perubahan atau pergeseran perilaku data. Data yang diambil adalah data laporan keuangan dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah penurunan/perolehan peringkat obligasi kedalam kategori investment grade dan non-investment grade. Data peringkat obligasi diperoleh dari web-sites PT PEFINDO (www.pefindo.com) dan data laporan keuangan diperoleh dari pusat data Jakarta Stock Exchange: Public Companies Financial Statement Magister Sains dan Doktor Universitas Gadjah Mada. Jumlah data perusahaan yang terkumpul dan dapat diproses adalah 20 perusahaan (lampiran 3) untuk empat tahun periode pengamatan.

Tahun Non-investment grade

Investment grade Total

1996 1 perusahaan ~ 1

1997 ~ ~ ~

1998 5 perusahaan 1 perusahaan 6

1999 3 perusahaan 3 perusahaan 6

2000 1 perusahaan 6 perusahaan 7

Jumlah 10 perusahaan 10 perusahaan 20

DEFINISI DAN PENGUKURAN VARIABELManajemen laba dapat dicapai melalui berbagai cara misalnya dengan menggunakan discretionary accruals dan dengan perubahan metode akuntansi. Pendeteksian manajemen laba dalam penelitian ini menggunakan komponen discretionary accruals.

Penelitian ini menggunakan model Jones yang dimodifikasi oleh Dechow, Sloan and Sweeney (1995) untuk menghitung discretionary accruals.. Model yang dibentuk berdasarkan Jones (1991) mencoba memisahkan discretionary accruals dengan non-discretionary accruals. Pemisahan tersebut menggunakan regresi. Langkah-langkah untuk menghitung discretionary accruals adalah:1. nilai total accruals diklasifikasikan menjadi komponen non-discretionary

accrual dan discretionary accrual.

6

Page 7: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

TA = NDA + DA.................................. (1)

2. untuk menghitung total accrual digunakan rumus:TA = NI - CFO.................................. (2)

3. untuk menghitung nilai non-discretionary accruals, digunakan rumus:NDAit = 1 (1/Ait-1) + 2 (Revt/Ait-1 - Rect/Ait-1) + 3 (PPEt/ Ait-1) .......(3)

4. parameter dalam persamaan (3) diperoleh dari hasil regresi yang menggunakan model Jones (1991), yaitu:

TAit-/Ait-1 = 1 (1/Ait-1) + 2 (Revt/Ait-1) + 3 (PPEt/ Ait-1) + it. .......... (4)

5. dalam persamaan (4) terlihat bahwa nilai discretionary accruals merupakan nilai residu (error term) dari regresi, dan untuk menghitung nilai discretionary accruals dilakukan dengan rumus:

DAit = TAit-/Ait-1 – [1 (1/Ait-1) + 2(Revt/Ait-1 - Rect/Ait-1) + 3 (PPEt/ Ait-1] ...(5)

dimana: TA : Total accruals dalam periode tNDA : Non-discretionary accruals dalam periode tDA : Discretionary accruals dalam periode tA : Total assets periode t-1Rev : Perubahan penjualan bersih dalam periode tRec : Perubahan piutang bersih dalam periode tPPE : Property, Plan and Equipment dalam periode t1,2 , 3 : Parameter yang diperoleh dari regresi persamaan (4).

Penyesuaian yang dilakukan oleh Dechow, Sloan and Sweeney (1995) adalah pada perubahan pendapatan yang disesuaikan dengan perubahan piutang, karena dalam pendapatan penjualan tentunya sangat dipengaruhi oleh pendapatan atas penjualan secara kredit. Perubahan pendapatan ini digunakan dalam model tersebut untuk mengendalikan perubahan dalam non-discretionary accruals yang disebabkan oleh perubahan kondisi. Pendapatan operasi digunakan sebagai kontrol terhadap lingkungan perusahaan karena pendapatan merupakan ukuran objektif dari operasi perusahaan sebelum manajer melakukan manajemen laba (Jones 1991).

ANALISIS HASIL PENELITIANSebelum melakukan regresi terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk dapat memenuhi syarat pengujian regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.

Uji multikolinearitas dideteksi dengan menggunakan VIF (Variance Inflation Factor). Semakin besar nilai VIF akan semakin tinggi kolinearitas antar variabel independen. Jika nilai VIF = 1 menunjukkan tidak adanya kolinearitas antar variabel independen. Jika nilai VIF < 10 maka tingkat multikolinearitas belum tergolong membahayakan. Berdasarkan hasil estimasi non-discretionary accruals (lampiran 4,5,6) terlihat bahwa nilai VIF ketiga regresi tersebut mendekati 1, sehingga dapat disimpulkan ketiga regresi tersebut terbebas dari gejala multikolinearitas.

Uji heterokedastisitas dideteksi dengan menggunakan Glesjer Test. Heterokedastisitas ada apabila nilai signifikansi < 0,05, sedangkan apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas. Berdasarkan hasil estimasi non-discretionary accruals (lampiran 4,5,6) terlihat bahwa nilai signifikansi semua variabel independen adalah Sig. > 0,05 (nilai Sig. pada tabel Coefficientsa dengan variabel dependen adalan nilai absolute residual), sehingga dapat disimpulkan ketiga regresi tersebut terbebas dari gejala heterokedastisitas.

7

Page 8: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

Uji autokorelasi dideteksi dengan menggunakan Durbin-Watson d Statistic test. Jika nilai Durbin-Watson (d) terletak antara du < d < 4-du, maka dapat dikatakan tidak adanya autokorelasi dalam model regresi (Gujarati, 1995). Nilai du dilihat dari tabel Durbin-Watson Test = 0,05 (Aczel, 1999), untuk n = 20 dan k = 3 adalah 1,676 sehingga jika nilai d terletak antara 1,68 < d < 2,324 dikatakan tidak terjadi autokorelasi. Berdasarkan hasil estimasi non-discretionary accruals (lampiran 4,5,6) terlihat bahwa nilai Durbin-Watson (d) tidak terletak di antara du < d < 4-du, sehingga dapat disimpulkan ketiga regresi tersebut tidak terbebas dari gejala autokorelasi. Koutsoyiannis (1977) menyatakan bahwa masalah autokorelasi dalam regresi dapat diabaikan apabila regresi dilakukan untuk mendapatkan parameter dan bukan untuk menguji signifikansi parameter secara statistik, sehingga dapat dikatakan bahwa parameter regresi tersebut tidak bias dan konsisten.

Uji Beda Discretionary AccrualsUntuk dapat menentukan alat uji beda yang digunakan untuk menguji hipotesis alternatif penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Pengujian menggunakan alat uji parametrik jika data normal dan menggunakan uji beda non parametrik jika data tidak normal. Uji normalitas data dilakukan dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov test. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov Z > 0,05.

Hasil uji normalitas terhadap nilai discretionary accruals, terlihat bahwa nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov Z > 0,05 untuk semua nilai discretionary accruals (lampiran 7), sehingga dapat disimpulkan bahwa data normal dan pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan alat uji parametrik. Berdasarkan hasil uji normalitas data discretionary accruals, maka pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan alat uji Independent Sample T-Test.

Tabel T-Test

Mean DifferenceMean Discretionary Accrualsa

t-stat Sig. (2-tailed)b

Sig. (1-tailed)cSebelum Sesudah

0,2009463302 -0,1991204239 0,0018259063 3,325 0,002 0,001

Mean Difference Mean Discretionary Accrualsa

t-stat Sig. (2-tailed)b

Sig. (1-tailed)cSesudah Sampel Sesudah kontrol

0,13428515515 0,0018259063 -0,13245924885 3,643 0,001 0,000a&bLampiran 8 dan 9cHasil perhitungan peneliti.

Pengujian Hipotesis Pertama

Hasil uji beda nilai mean discretionary accruals dengan Independent Sample T-Test untuk sampel sebelum dan sesudah penentuan peringkat obligasi perusahaan menunjukkan nilai t-stat = 3,325 dengan Sig (1-tailed) = 0,001 pada = 0,05, yang menggambarkan bahwa hipotesis null dapat ditolak. Berdasarkan nilai mean difference pada tabel T-test terlihat bahwa manajemen perusahaan melakukan praktik manajemen laba setelah berada dalam kategori non-investment grade dengan cara meningkatkan laba melalui discretionary accruals positif (nilai Mean Difference discretionary accruals sebelum dan sesudah penurunan peringkat obligasi perusahaan adalah 0,2009463302).

Pengujian Hipotesis Kedua8

Page 9: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

Hasil uji beda nilai mean discretionary accruals dengan Independent Sample T-Test untuk perusahaan sampel dan perusahaan kontrol sesudah penentuan peringkat obligasi perusahaan menunjukkan nilai t-stat = 3,643 dengan Sig (1-tailed) = 0,000 pada = 0,05, yang menggambarkan bahwa hipotesis null dapat ditolak. Berdasarkan nilai mean difference pada tabel T-test terlihat bahwa manajemen perusahaan melakukan praktik manajemen laba setelah berada dalam kategori non-investment grade dengan cara meningkatkan laba melalui discretionary accruals positif (nilai Mean Difference sebesar 0,13428515515).

PENJELASAN TAMBAHAN HASIL PENELITIANPenjelasan tambahan hasil penelitian ini dianggap penting dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam menginterpretasikan hasil pengujian hipotesis alternatif penelitian. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis alternatif pertama dan kedua yang menyimpulkan bahwa hipotesis null dapat ditolak, berikut disampaikan bebarapa penjelasan hasil terkait dengan hasil pengujian tersebut:

1. kecilnya jumlah sampel yang tersedia dan dapat diproses dalam penelitian ini dapat mempengaruhi hasil penelitian, oleh sebab itu peneliti berpendapat bahwa hasil penelitian haruslah diinterpretasikan secara hati-hati.

2. pendugaan yang dirumuskan dalam hipotesis alternatif pertama yang memperdugakan bahwa manajemen perusahaan akan merespon penurunan/perolehan peringkat obligasi non-investment grade dengan melakukan manajemen laba dengan meningkatkan laba melalui discretionary accruals positif ternyata dapat dibuktikan.

3. pendugaan yang dirumuskan dalam hipotesis alternatif kedua yang memperdugakan bahwa manajemen perusahaan yang berada di dalam kategori non-investment grade melakukan manajemen laba dengan meningkatkan laba melalui discretionary accruals positif ternyata dapat dibuktikan.

4. hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sejenis dengan topik bahasan yang berbeda, yang dijadikan sebagai dasar dalam pembentukan landasan teori penelitian ini, yaitu penelitian yang menguji perilaku manajemen laba melalui discretionary accruals positif dikaitkan dengan motivasi oleh kemungkinan terjadinya pelangggaran kontrak hutang (Defond and Jiambalvo, 1994; Sweeney, 1994 dan Amanah, 2002).

5. adapun temuan penting yang tidak diperdugakan dalam bentuk perumusan hipotesis alternatif penelitian ini adalah manajemen perusahaan melakukan praktik manajemen laba dengan menurunkan laba sebelum mengalami penurunan/perolehan peringkat obligasi perusahaan ke dalam kategori non-investment grade, yang dapat dilihat dalam nilai mean discretionary accruals yang bertanda negatif pada tabel T-test.

6. terkait dengan item 5 penjelasan hasil penelitian di atas, Foster (1986) menyebutkan salah satu fungsi peringkat obligasi adalah untuk memonitor aktivitas manajemen. Pada tabel T-test terlihat bahwa nilai mean discretionary accuals perusahaan setelah mengalami penurunan/perolehan peringkat obligasi non-investment grade lebih besar dibandingkan sebelum mengalami penurunan/perolehan peringkat obligasi non-investment grade. Pendugaan yang dapat disimpulkan meskipun hal ini tidak dirumuskan dalam bentuk hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah bahwa manajemen perusahaan merespon peringkat obligasi dengan mengurangi intensitas perilaku

9

Page 10: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

manajemen laba yang menurunan laba atau discretionary accuals negatif yang dilakukannya sebelum penentuan peringkat obligasi perusahaan.

7. terkait dengan item 5 dan item 6 penjelasan hasil penelitian di atas, dapat dilihat dalam tabel T-test bahwa terdapat perbedaan antara nilai mean discretionary accuals perusahaan yang tergolong non-investment grade dengan investment grade. Pendugaan yang dapat disimpulkan meskipun hal ini tidak dirumuskan dalam bentuk hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah bahwa besarnya perilaku manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan yang di-proxy-kan dengan discretionary accruals, dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan peringkat obligasi perusahaan.

Penjelasan hasil diatas diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya yang membahas mengenai kandungan informasi (information content) dalam peringkat obligasi perusahaan dikaitkan dengan praktik manajemen laba yang dilakukan manajemen perusahaan.

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI PENELITIANPengujian hipotesis alternatif penelitian ini yang dilakukan dengan menggunakan alat uji beda parametrik T-Test menemukan bahwa terdapat bukti empiris yang menyatakan bahwa manajemen perusahaan merespon penurunan/perolehan peringkat obligasi non-investment grade perusahaannya dengan melakukan praktik manajemen laba yang meningkatkan laba melalui discretionary accruals positif.

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan yang tidak dapat dihindari oleh peneliti. Keterbatasan yang dimaksud tentu saja akan berpengaruh pada hasil penelitian ini. Adapun keterbatasan tersebut adalah: 1) kecilnya jumlah sampel yang tersedia dan dapat diproses dalam penelitian ini dapat mempengaruhi hasil penelitian, oleh sebab itu peneliti berpendapat bahwa hasil penelitian haruslah diinterpretasikan secara hati-hati, 2) penggunaan data laporan keuangan perusahaan pada periode krisis ekonomi dan kemungkinan krisis tersebut mempengaruhi ekonomi perusahaan, diperdugakan mampu memberikan pengaruh terhadap hasil penelitian ini.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan penelitian ilmu akuntansi keuangan dalam mempelajari mengenai kandungan informasi (information content) dari peringkat obligasi dan perilaku manajemen perusahaan dalam merespon peringkat obligasi perusahaannya.

Saran yang dapat dipertimbangkan terkait dengan pengembangan penelitian ini untuk diteliti lebih lanjut adalah: 1) kecilnya jumlah sampel dan ketersediaan data dalam penelitian ini, oleh karena itu peneliti menyarankan agar kiranya penelitian ini dapat diulangi kembali di masa mendatang dengan jumlah sampel yang jauh lebih besar, 2) meneliti lebih lanjut mengenai alasan yang melatarbelakangi manajemen perusahaan melakukan praktik manajemen laba melalui discretionary accruals negatif atau melakukan penurunan laba perusahaan sebelum mengalami penurunan/perolehan peringkat obligasi non-investment grade 3) meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh praktik manajemen laba yang dilakukan manajemen perusahaan kategori non-investment grade terhadap perubahan peringkat obligasi perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban seperti yang tercantum didalam kontrak hutang obligasi.

DAFTAR REFERENSI

10

Page 11: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

Aczel, Amir D. (1999), “Complete Business Statistics,” 4th Edition, McGraw-Hill International.

Amanah, Lailatul. (2002), “Manajemen Laba Pada Perusahaan Bermasalah” Tesis S-2 Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Coyle, Brian (2002), “Corporate Bonds and Commercial Paper” The Chartered Institute of Bankers. Hlm. 133-139.

Dechow, P. M., R. G. Sloan and A. P. Sweeney (1995), “Detecting Earning Management” The Accounting Review. (April) Hlm. 193-225.

DeFond, M. L. and J. Jiambalvo (1994), “Debt Covenant Violation and Manipulation of Accruals” Journal of Accounting and Economics. Hlm. 145-176.

Ederington, L. H., J. B. Yawitz and B. E. Roberts (1987), “The Informational Content of Bond Ratings” The Journal of Financial Research. (Fall) Hlm. 211-226.

Fabozzi, F. J. (1996). “Bond Markets, Analysis and Strategies” 3 rd Edition, Prentice-Hall International Inc.

Foster, George (1986), “Financial Statement Analysis” 2nd Edition, Prentice-Hall International Inc.

Gujarati, Damodar N. (1995), “Basic Econometrics” 3rd Edition, McGraw-Hill International Edition. Economic Series.

Hand, J. R. M., R. W. Holthausen, and R. W. Leftwich (1986), “The Effect of Bond Rating Agency Announcements on Bond and Stock Prices,” The Journal of Finance. (June) Hlm. 733-752.

Harianto, Farid., dan Siswanto Sudomo (1998), “Perangkat dan Teknik Analisa Investasi di Pasar Modal Indonesia’” PT. Bursa Efek Jakarta.

Husnayati, S. I. (2001) “Pengaruh Penurunan Rating Obligasi Pada Return Saham” Skripsi S-1. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Jensen, Michael C. and William H. Meckling (1976),”Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure” Journal of Financial Economics, (October) Hlm. 305-360.

Jones, J. (1991) “Earnings Management during Import Relief Investigations” Journal of Accounting Research. (Autumn) Hlm. 193-228.

Koutsoyiannis, A (1977), “Theory of Econometrics” 2nd Edition, MacMillan.

Pratiwi, I. (2002) “Pengaruh Pengumuman Penurunan Rating Obligasi Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham” Skripsi S-1. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Scott, W. R. (2000).”Financial Accounting Theory” Prentice-Hall International Inc.

Sweeney, A. P. (1994), “Debt Covenant Violation and Managers’ Accounting Responses” Journal of Accounting and Economics. Hlm. 281-308.

Watts, Ross L.and J. L. Zimmerman (1986), “Positive Accounting Theory”, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.

11

Page 12: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

Lampiran 1Simbol dan Arti Peringkat Obligasi PT PEFINDO

Simbol ArtiAAA Efek hutang yang peringkatnya paling tinggi dan berisiko paling

rendah yang didukung oleh kemampuan obligor yang superior relatif dibanding entitas lainnya untuk membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan

AA Efek hutang yang memiliki kualitas kredit sedikit dibawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat relatif dibanding entitas lainnya untuk membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan serta tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan.

A Efek hutang yang berisiko investasi rendah dan didukung oleh kemampuan obligor yang kuat relatif dibanding entitas lainnya untuk membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan.

BBB Efek hutang yang berisiko investasi cukup rendah dan didukung oleh kemampuan obligor yang memadai relatif dibanding entitas lainnya untuk membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.

BB Efek hutang yang menunjukkan dukungan kemampuan obligor yang agak lemah relatif dibanding entitas lainnya untuk membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan.

B Efek hutang yang menunjukkan dukungan kemampuan obligor yang sangat lemah untuk membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun adanya perubahan keaadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan akan memperburuk kemampuannya untuk memenuhi kewajiban finansialnya.

CCC Efek hutang yang tidak mampu lagi membayar bunga dan pokok hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta hanya tergantung kepada perbaikan kondisi bisnis dan perekonomian.

D Efek hutang yang macet atau emitennya sudah berhenti berusaha.

12

Page 13: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

Lampiran 2Kontrak Hutang Obligasi

13

Page 14: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

Lampiran 3Nama dan Peringkat Obligasi Perusahaan Sampel

 Non-Investment Grade   1996 1997 1998 1999 20001 ASTRA INTERNATIONAL TBK CCC       17-Jun-99  2 CIPTA MARGA NUSAPHALA BB         24-Agust-003 CIPUTRA DEVELOPMENT TBK D     24-Apr-98    4 DUTA ANGGADA REALTY BB 26-Sep-96        5 JAKARTA INT'L HOTEL CCC     17-Des-98    6 MULIALAND TBK D       08-Jan-99  7 PAKUWON JATI TBK D     19-Mar-98    8 PUDJIADI PRESTIGE TBK D       10-Mar-99  9 SURYAMAS DUTAMAKMUR TBK B     20-Jan-98    10

SIERAD PRODUCT D     15-Jan-98    

 Investment Grade   1996 1997 1998 1999 20001 SELAMAT SEMPURNA TBK A         30-Mei-002 BUDI ACID JAYA BBB         19-Mei-003 MAYORA INDAH TBK BBB     05-Mei-98    4 ULTRAJAYA MILK BBB       15-Okt-99  5 HM SAMPOERNA TBK A       21-Des-99  6 INDOFOOD SUKSES MAKMUR AA         03-Mei-007 DANKOS LABORATORIES TBK A         11-Sep-008 DUTA PERTIWI BBB         01-Agust-009 BERLIAN LAJU TANKER TBK A         15-Mei-0010

ASTRA ARGO LESTARI TBK A       17-Des-99  

14

Page 15: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

Lampiran 4Regresi Sampel Sesudah Penentuan Peringkat Obligasi

Model Summaryb

,515a ,265 ,127 ,1420482723 1,425Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), PLAN, PROPERTY AND EQUIPMENTSAMPEL sesudah, PER TOTAL ASSETS SAMPEL sesudah,REVENUE SAMPEL sesudah

a.

Dependent Variable: TOTAL ACCRUALS SAMPEL sesudahb.

ANOVAb

,116 3 ,039 1,921 ,167a

,323 16 ,020,439 19

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), PLAN, PROPERTY AND EQUIPMENT SAMPEL sesudah,PER TOTAL ASSETS SAMPEL sesudah, REVENUE SAMPEL sesudah

a.

Dependent Variable: TOTAL ACCRUALS SAMPEL sesudahb.

Coefficientsa

-,116 ,067 -1,724 ,104

6,0E+10 5,1E+10 ,258 1,176 ,257 ,953 1,049

,103 ,238 ,095 ,433 ,671 ,950 1,053

-,225 ,112 -,431 -2,001 ,063 ,992 1,008

(Constant)PER TOTAL ASSETSSAMPEL sesudahREVENUE SAMPELsesudahPLAN, PROPERTYAND EQUIPMENTSAMPEL sesudah

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIF

CollinearityStatistics

Dependent Variable: TOTAL ACCRUALS SAMPEL sesudaha.

Coefficientsa

,105 ,036 2,902 ,010

-1,7E+10 2,7E+10 -,153 -,621 ,543

-8,59E-02 ,128 -,166 -,673 ,510

4,198E-02 ,060 ,168 ,697 ,496

(Constant)PER TOTAL ASSETSSAMPEL sesudahREVENUE SAMPELsesudahPLAN, PROPERTYAND EQUIPMENTSAMPEL sesudah

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: ABSOLUTE RESIDUAL SAMPEL sesudaha.

15

Page 16: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

Lampiran 5Regresi Sampel Sebelum Penentuan Peringkat Obligasi

Model Summaryb

,292a ,085 -,086 ,2306590681 2,399Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), PLAN, PROPERTY AND EQUIPMENTSAMPEL sebelum, PER TOTAL ASSETS SAMPEL sebelum,REVENUE SAMPEL sebelum

a.

Dependent Variable: TOTAL ACCRUALS SAMPEL sebelumb.

ANOVAb

,079 3 ,026 ,496 ,690a

,851 16 ,053,930 19

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), PLAN, PROPERTY AND EQUIPMENT SAMPEL sebelum,PER TOTAL ASSETS SAMPEL sebelum, REVENUE SAMPEL sebelum

a.

Dependent Variable: TOTAL ACCRUALS SAMPEL sebelumb.

Coefficientsa

-,199 ,122 -1,630 ,123

-1,3E+10 9,0E+10 -,033 -,139 ,891 ,992 1,008

-,890 ,753 -,285 -1,182 ,254 ,987 1,013

,109 ,260 ,101 ,420 ,680 ,984 1,016

(Constant)PER TOTAL ASSETSSAMPEL sebelumREVENUE SAMPELsebelumPLAN, PROPERTYAND EQUIPMENTSAMPEL sebelum

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIF

CollinearityStatistics

Dependent Variable: TOTAL ACCRUALS SAMPEL sebeluma.

Coefficientsa

,169 ,073 2,314 ,034

2,6E+10 5,4E+10 ,119 ,486 ,634

,334 ,452 ,181 ,738 ,471

-7,07E-02 ,156 -,111 -,453 ,657

(Constant)PER TOTAL ASSETSSAMPEL sebelumREVENUE SAMPELsebelumPLAN, PROPERTYAND EQUIPMENTSAMPEL sebelum

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: ABSOLUTE RESIDUAL SAMPEL sebeluma.

16

Page 17: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

Lampiran 6Regresi Kontrol Sesudah Penentuan Peringkat Obligasi

Model Summaryb

,441a ,194 ,043 ,0649740282 2,317Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), PLAN, PROPERTY AND EQUIPMENTKONTROL sesudah, PER TOTAL ASSETS KONTROL sesudah,REVENUE KONTROL sesudah

a.

Dependent Variable: TOTAL ACCRUALS KONTROL sesudahb.

ANOVAb

,016 3 ,005 1,286 ,313a

,068 16 ,004,084 19

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), PLAN, PROPERTY AND EQUIPMENT KONTROL sesudah,PER TOTAL ASSETS KONTROL sesudah, REVENUE KONTROL sesudah

a.

Dependent Variable: TOTAL ACCRUALS KONTROL sesudahb.

Coefficientsa

-4,69E-02 ,057 -,825 ,422

-2,8E+10 2,2E+10 -,285 -1,246 ,231 ,962 1,040

,174 ,115 ,426 1,505 ,152 ,629 1,591

1,492E-02 ,077 ,054 ,193 ,850 ,648 1,543

(Constant)PER TOTAL ASSETSKONTROL sesudahREVENUEKONTROL sesudahPLAN, PROPERTYAND EQUIPMENTKONTROL sesudah

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIF

CollinearityStatistics

Dependent Variable: TOTAL ACCRUALS KONTROL sesudaha.

Coefficientsa

6,570E-02 ,033 1,978 ,065

2,9E+09 1,3E+10 ,056 ,224 ,825

-2,75E-02 ,067 -,126 -,408 ,689

-3,28E-02 ,045 -,221 -,725 ,479

(Constant)PER TOTAL ASSETSKONTROL sesudahREVENUEKONTROL sesudahPLAN, PROPERTYAND EQUIPMENTKONTROL sesudah

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: ABSOLUTE RESIDUAL KONTROL sesudaha.

17

Page 18: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

Lampiran 7Uji Normalitas Nilai Discretionary Accruals

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

20 20,001825906 -,199120417

,1455582976 ,2277384847,097 ,200,097 ,163

-,078 -,200,433 ,893,992 ,402

NMeanStd. Deviation

Normal Parameters a,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

DISCRETIONARYACCRUALSSESUDAH

DISCRETIONARYACCRUALSSEBELUM

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

20 20,001825906 -,132459253

,1455582976 ,0773834363,097 ,115,097 ,097

-,078 -,115,433 ,513,992 ,955

NMeanStd. Deviation

Normal Parameters a,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

DISCRETIONARYACCRUALSSESUDAH

DISCRETIONARYACCRUALSKONTROL

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

18

Page 19: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

Lampiran 8Deskriptif Statistik Nilai Discretionary Accruals

Group Statistics

20 ,001825906 ,1455582962 ,032547825

20 -,199120424 ,2277384859 ,050923874

GROUPVARIABELSAMPELSESUDAHSAMPELSEBELUM

DISCRETIONARYACCRUALS PAIRED

N Mean Std. DeviationStd. Error

Mean

Group Statistics

20 ,001825906 ,1455582962 ,0325478245

20 -,132459249 ,0773834336 ,0173034618

GROUPVARIABELSAMPEL

KONTROL

DISCRETIONARYACCRUALSINDEPENDENT

N Mean Std. DeviationStd. Error

Mean

19

Page 20: ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff ... · Web viewPenelitian mengenai pengaruh peringkat obligasi terhadap return saham telah banyak

Lampiran 9Hasil T-Test Nilai Discretionary Accruals

Independent Samples Test

1,822 ,185 3,325 38 ,002 ,200946330 ,078598509 ,323294151

3,325 32,3 ,002 ,200946330 ,077885994 ,324006666

EqualvariancesassumedEqualvariancesnotassumed

DISCRETIONARYACCRUALS PAIRED

F Sig.

Levene'sTest for

Equality ofVariances

t dfSig.

(2-tailed)Mean

Difference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the Difference

t-test for Equality of Means

Independent Samples Test

6,244 ,017 3,643 38 ,001 ,134285155 ,059662936 ,208907374

3,643 28,9 ,001 ,134285155 ,058888751 ,209681559

EqualvariancesassumedEqualvariancesnotassumed

DISCRETIONARYACCRUALSINDEPENDENT

F Sig.

Levene'sTest for

Equality ofVariances

t dfSig.

(2-tailed)

MeanDifferenc

e Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the Difference

t-test for Equality of Means

20