FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...
Transcript of FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ...
FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM
PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISIS TEMATIK
PADA TAFSIR FI ZHILÂL AL-QUR’ÂN KARYA
SAYYID QUTHB)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Kinda Naim
NIM. 14210581
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1439 H/2018 M
FENOMENA GHAZW AL-FIKR DALAM
PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISIS TEMATIK
PADA TAFSIR FI ZHILÂL AL-QUR’ÂN KARYA
SAYYID QUTHB)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Kinda Naim
NIM. 14210581
Pembimbing:
Hj. Muthmainnah, MA
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1439 H/2018 M
ABSTRAK
Kinda Naim (14210581)
Fenomena Ghazw al-Fikr dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Tematik
pada Tafsir Fi Zhilal Al-Qu’ran Karya Sayyid Quthb)
Perkembangan agama Islam yang semakin pesat menimbulkan
kekhawatiran dan ketakutan oleh bangsa-bangsa Eropa khususnya Yahudi dan
Nasrani (Ahli Kitab). Berbagai perang demi perang dilancarkan satu persatu
melawan kekuatan Islam namun tetap saja gagal, terutama kegagalan besar
mereka pada Perang Salib yang berlangsung selama 200 tahun lamanya. Dari
sini mereka menyadari kekuatan Islam yang tidak akan pernah luntur, yaitu
kekuatan jihad membela agama Allah dan tertanamnya nilai-nilai Al-Qur’an
dalam hati umat Islam. Karena itulah, para musuh Islam, khususnya
orientalisme berusaha mendalami agama Islam untuk dicari kelemahan-
kelemahannya. Dari sini mereka mulai bersatu padu dengan tujuan yang sama,
yaitu menghancurkan Islam dari dalam menggunakan strategi yang lebih
dikenal dengan istilah ghazw al-fikr (perang pemikiran).
Skripsi ini menggunakan jenis penelitian pustaka (library research), yaitu
dengan merujuk pada berbagai sumber-sumber tertulis dan juga bersifat
kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasar pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Penelitian ini merupakan analisis tematik dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an
yang berkaitan dengan tema.
Adapun kesimpulan dari skripsi ini adalah, dalam tafsirnya Sayyid Quthb
menegaskan betapa kerasnya kebencian musuh-musuh Islam terutama Ahli
Kitab yang beliau sebutkan berulang-ulang. Para musuh Islam saling bekerja
sama dengan satu tujuan, yaitu memalingkan kaum muslimin dari agamanya
kemudian mengikuti kesesatan, kemusyrikan, dan persepsi mereka yang
buruk. Quthb juga menyebutkan beberapa program ghazw al-fikr seperti
Zionisme, Komunisme, Humanisme, dan Salibisme, membuktikan bahwa
program ghazw al-fikr yang pada zaman Quthb masih berjumlah sedikit,
sekarang telah berkembang menjadi program yang lebih banyak, lebih
memikat, dan lebih berbahaya, menandakan bahwa musuh-musuh Islam tak
akan berhenti berupaya dari generasi ke generasi untuk memusnahkan syariat
Islam, berupa Westernisasi, Pluralisme Agama, Feminisme, Hedonisme,
Materialisme, dan sebagainya. Maka solusinya adalah dengan berpegang teguh
kepada satu-satunya petunjuk yang benar, yaitu petunjuk Allah swt.
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Fenomena Ghazw Al-Fikr dalam Perspektif al-Qur’an
(Analisis Tematik pada Tafsir Fi Zhilâl al-Qur’ân Karya Sayyid Quthb” yang
disusun oleh Kinda Naim dengan Nomor Induk Mahasiswa: 14210581 telah
diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.
Jakarta, 8 Agustus 2018
Pembimbing,
Hj. Muthmainnah, MA
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Fenomena Ghazw al-Fikr dalam Perspektif Al-Qur’an
(Analisis Tematik pada Tafsir Fi Zhilal Al-Qur’an Karya Sayyid Quthb)”
oleh Kinda Naim dengan NIM 14210581 telah diujikan pada sidang
Munaqasyah Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada
tanggal 16 Agustus 2018. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Jakarta, 3 Oktober 2018
Dekan Fakultas Ushuluddin
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Siti Ruqoyyah Tamami
Penguji I, Penguji II,
Dr. KH. Ahsin Sakho M., MA Dra. Mursyidah Thahir, MA
Pembimbing,
Hj. Muthmainnah, MA
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Kinda Naim
NIM : 14210581
Tempat/Tgl. Lahir : Damaskus, 15 April 1996
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Fenomena Ghazw al-Fikr dalam
Perspektif Al-Qur’an (Analisis Tematik Tafsir Fi Zhilal Al-Qur’an Karya
Sayyid Quthb)” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan
yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan dalam karya ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 8 Agustus 2018
Kinda Naim
NIM. 14210581
iv
PERSEMBAHAN
Teruntuk mama dan papa, yang dengan cinta dan kasih sayang sepanjang
masanya selalu mengingatkanku untuk bersyukur atas kebaikan-Nya.
Untuk kedua kakakku yang baik, perhatian, dan selalu siap siaga saat
kubutuhkan pertolongannya.
Untuk ibu guru MA Al-Hikmah yang telah menggoreskan kebaikan dan
uswatun hasanahnya dalam benak hingga kini.
Untuk sahabat-sahabatku tercinta, yang dengan tulus dan ikhlas mewarnai
jiwa ini dalam indahnya kebersamaan.
Semoga selalu dalam perlindungan Allah swt. di dunia dan akhirat,
dan semoga senantiasa berada dalam jalan-Nya yang baik.
v
MOTTO
“Cara terbaik bersyukur adalah menggunakan nikmat itu sesuai dengan ridho
pemberinya.” – dr. Gamal Albinsaid
“Tidak perlu memikirkan penilaian atau pandangan orang lain terhadapmu,
tapi khawatirkan penilaian Allah terhadap akhlakmu.”
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn, segala puji syukur saya panjatkan kepada
Tuhan semesta alam yang dengan kasih dan sayang-Nya saya telah
menyelesaikan penelitian ini dengan judul, “Fenomena Ghazw al-Fikr dalam
Perspektif Al-Qur’an (Analisis Tematik pada Tafsir Fî Zhilâl Al-Qur’ân
Karya Sayyid Quthb)” dalam rangka menyelesaikan tugas akhir fakultas
Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda
Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam, sang Nabi yang telah
menuntun umatnya dari kegelapan menuju cahaya-Nya dengan risalah agama
Islam.
Saya sepenuhnya menyadari bahwa dalam proses pembuatan skripsi ini
dipenuhi dengan tantangan dan rintangan, salah satunya adalah masih
minimnya buku yang khusus membahas tentang tema terkait. Karena itu,
saya sangat berterima kasih kepada orang-orang yang selalu mensupport dan
turut membantu penyelesaian skripsi ini, baik dalam bentuk buku maupun
diskusi. Tanpa mereka, saya tak akan bisa menyelesaikannya dengan tuntas.
Saya juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada papa dan mama,
yang telah mengizinkan saya menuntut ilmu di Institut Ilmu Al-Qur’an, yang
mendorong saya untuk selalu maju ke depan meski penuh dengan rintangan,
dan yang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk saya. Semoga Allah
berikan balasan yang lebih baik, dan semoga saya bisa menjadi perantara
kebaikan-Nya untuk orang tua saya.
vii
Selanjutnya, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaimah Tahido Yanggo, Lc, MA selaku Rektor
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
2. Ibu Dr. Hj. Maria Ulfah, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin IIQ
Jakarta, atas kesediannya menyetujui judul penulis.
3. Bapak Dr. H. M. Ulinnuha Husnan, Lc, MA selaku Kepala Jurusan
Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta, dan juga
dosen matakuliah metode penelitian yang telah mengajarkan dan
mengarahkan mahasiswinya dalam menyusun penelitian ini, baik dari
segi tema pembahasan maupun sistematika penulisan.
4. Ibu Hj. Muthmainnah, MA selaku dosen pembimbing penulis. Terima
kasih untuk kesediaannya meluangkan waktu, kesabaran ibu dalam
membimbing, serta arahan-arahan untuk menyempurnakan penulisan
skripsi penulis.
5. Ibu Atiqah, Ibu Mahmudah, Ka A’yuna dan seluruh Insrukur tahfidz
IIQ Jakarta. Instruktur tahfidz yang menjadi panutan saya untuk bisa
menjadi seperti mereka, yaitu meluangkan seluruh waktunya dengan
ikhlas untuk Al-Qur’an dan menjaganya sepanjang hayat.
6. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta yang telah
memberikan ilmunya kepada saya, sehingga saya mampu memahami
banyak hal terkait ilmu-ilmu Al-Qur`an dan tafsir.
7. Seluruh pengurus Pesantren Takhassus IIQ, yang telah memberikan
saya pengalaman menjadi santri untuk pertama kalinya, serta teman-
teman sekamar dan seperjuangan untuk terus mengaji dalam indahnya
kebersamaan. Semuanya adalah pengalaman yang sangat indah untuk
saya.
8. Seluruh staf fakultas yang telah membantu setiap tangga proses yang
saya lalui.
viii
9. Pimpinan dan staf perpustakaan IIQ Jakarta, perpusakaan umum UIN
Syarif Hidayatullah, perpustakaan PSQ dan perpustakaan Iman Jama’
yang telah memberikan sarana kepada saya untuk mencari bahan yang
diperlukan dalam penyusunan skripsi.
10. Teman-teman IIQ Jakarta khususnya Fakultas Ushuluddin A angkatan
2014, terima kasih atas pertemanan suka-duka kita selama empat
tahun ini, semoga silaturahim kita selalu terjalin erat sampai akhir
hayat.
11. Untuk sahabat-sahabat terbaik saya yang dengan kebaikan dan
perhatian kalian, saya tak henti-hentinya menggores kenangan-
kenangan yang indah dalam masa perkuliahan. Terima kasih karena
selalu menjadi kelebihan dalam segala kekurangan.
Jakarta, 8 Agustus 2018
Kinda Naim
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
PERNYATAAN PENULIS ........................................................................ iii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xii
ABSTRAK .................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 11
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 12
D. Perumusan Masalah .................................................................. 12
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 13
F. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 13
G. Metodologi Penelitian .............................................................. 17
1. Jenis Penelitian .................................................................. 17
2. Sumber Data ...................................................................... 17
3. Teknik dan Metode Pengumpulan Data ............................ 18
4. Metode Analisis Data ........................................................ 18
H. Teknik dan Sistematika Penulisan ............................................ 18
BAB II SEKILAS TENTANG GHAZW AL-FIKR DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KEHIDUPAN UMAT ISLAM
A. Definisi Ghazw al-fikr .............................................................. 21
B. Latar Belakangdan Perkembangan Ghazw al-fikr .................... 24
C. Program-program Ghazw al-fikr .............................................. 29
x
1. Westernisasi ...................................................................... 30
2. Sekularisme ....................................................................... 31
3. Liberalisme ........................................................................ 33
4. Modernisme Agama .......................................................... 35
5. Pluralisme Agama ............................................................. 37
6. Feminisme ......................................................................... 41
D. Strategi dalam Menerapkan Ghazw al-Fikr ............................. 43
E. Dampak Negatif Fenomena Ghazw al-Fikr terhadap Kehidupan
Umat Islam ............................................................................... 47
1. Penghancuran Akidah dan Akhlak .................................... 47
2. Penetrasi Budaya ............................................................... 49
F. Solusi dalam Menghadapi Fenomena Ghazw al-Fikr .............. 53
BAB III BIOGRAFI SAYYID QUTHB DAN PROFIL KITAB
TAFSIRNYA
A. Biografi dan Karya ................................................................... 57
a. Riwayat Hidup ................................................................... 57
b. Pendidikan dan Karir ......................................................... 59
c. Pengalaman Organisasi ..................................................... 62
d. Karya ................................................................................. 65
B. Profil Kitab Tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân .................................... 66
a. Motivasi dan Tujuan Penulisan ......................................... 66
b. Kronologi Penulisan Tafsir ............................................... 68
c. Sumber Penafsiran ............................................................. 69
d. Metode Tafsir .................................................................... 70
e. Corak Tafsir ....................................................................... 71
f. Sistematika Tafsir .............................................................. 72
BAB IV ANALISIS TERHADAP AYAT-AYAT GHAZW AL-FIKR
A. Awal Mula Munculnya Ghazw al-fikr (QS. Al-A’râf: 20 &26) 75
xi
B. Pelaku Ghazw al-fikr ................................................................ 80
a. Setan Jin dan Manusia (QS. An-Nâs [114]: 4-6) .............. 80
b. Ahli Kitab (QS. Al-Mâ`idah [5]: 59) ................................ 86
C. Metode Penerapan Ghazw al-fikr ............................................. 93
a. Mengenal Agama Islam (QS. Al-An’âm [6]: 20) ............. 93
b. Dengan Mulut atau Ucapan (QS. Ash-Shaff [61]: 8) ........ 99
D. Tujuan Penciptaan Ghazw al-Fikr (QS. Al-Baqarah [2]: 120) 103
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 109
B. Saran ......................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 114
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Skripsi ini ditulis dengan menggunakan pedoman transliterasi sebagaimana
diuraikan di bawah ini. Transliterasi ini ditulis dengan menggunakan
pedoman transliterasi huruf Arab ke huruf latin yang telah disusun oleh
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Tahun 2017
1. Konsonan
th : ط a : أ
zh : ظ b : ب
‘ : ع t : ت
gh : غ ts : ث
f : ف j : ج
q : ق h : ح
k : ك kh : خ
l : ل d : د
m : م dz : ذ
n : ن r : ر
w : و z : ز
h : ه s : س
` : ء sy : ش
y : ي sh : ص
dh : ض
xiii
2. Vokal
Vokal Tunggal : Vokal Panjang : Vokal Rangkap:
Fathah : a أ: â ... ي : ai
Kasrah: i ي: î و…: au
Dhammah: u و: û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, Contoh:
Al-Mâ`idah : المائدة Al-Baqarah : البقرة
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan
sesuai dengan bunyinya. Contoh:
as-Sayyidah :السيدة ar-Rajulu : الرجل
مسالش : asy-Syams الدارمي: ad-Dârimî
c. Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan lambang ( _),
sedangkan untuk alih aksara dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di
akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti
oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
Âmana as-Sufahâ’u : أمنالسفهاء Âmannâ billâhi :أمنابالل
الذي ن كع Inna al-ladzîna : إن waar-rukka’i : والر
d. Ta Marbûthah(ة)
Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata
sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh:
al-Jâmi’ah al-Islâmiyah : الجامعةالأسلامية al-Af`idah : الأفئدة
xiv
Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh:
Âmilatun Nâshibah : عاملةناصبة
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi
apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.
Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini,
seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan
lainya.
xv
ABSTRAK
Kinda Naim (14210581)
Fenomena Ghazw al-Fikr dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Tematik
pada Tafsir Fi Zhilal Al-Qu’ran Karya Sayyid Quthb)
Perkembangan agama Islam yang semakin pesat menimbulkan
kekhawatiran dan ketakutan oleh bangsa-bangsa Eropa khususnya Yahudi
dan Nasrani (Ahli Kitab). Berbagai perang demi perang dilancarkan satu
persatu melawan kekuatan Islam namun tetap saja gagal, terutama kegagalan
besar mereka pada Perang Salib yang berlangsung selama 200 tahun
lamanya. Dari sini mereka menyadari kekuatan Islam yang tidak akan pernah
luntur, yaitu kekuatan jihad membela agama Allah dan tertanamnya nilai-
nilai Al-Qur’an dalam hati umat Islam. Karena itulah, para musuh Islam,
khususnya orientalisme berusaha mendalami agama Islam untuk dicari
kelemahan-kelemahannya. Dari sini mereka mulai bersatu padu dengan
tujuan yang sama, yaitu menghancurkan Islam dari dalam menggunakan
strategi yang lebih dikenal dengan istilah ghazw al-fikr (perang pemikiran).
Skripsi ini menggunakan jenis penelitian pustaka (library research),
yaitu dengan merujuk pada berbagai sumber-sumber tertulis dan juga bersifat
kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasar pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Penelitian ini merupakan analisis tematik dengan mencari ayat-ayat Al-
Qur’an yang berkaitan dengan tema.
Adapun kesimpulan dari skripsi ini adalah, dalam tafsirnya Sayyid Quthb
menegaskan betapa kerasnya kebencian musuh-musuh Islam terutama Ahli
Kitab yang beliau sebutkan berulang-ulang. Para musuh Islam saling bekerja
sama dengan satu tujuan, yaitu memalingkan kaum muslimin dari agamanya
kemudian mengikuti kesesatan, kemusyrikan, dan persepsi mereka yang
buruk. Quthb juga menyebutkan beberapa program ghazw al-fikr seperti
Zionisme, Komunisme, Humanisme, dan Salibisme, membuktikan bahwa
program ghazw al-fikr yang pada zaman Quthb masih berjumlah sedikit,
sekarang telah berkembang menjadi program yang lebih banyak, lebih
memikat, dan lebih berbahaya, menandakan bahwa musuh-musuh Islam tak
akan berhenti berupaya dari generasi ke generasi untuk memusnahkan syariat
Islam, berupa Westernisasi, Pluralisme Agama, Feminisme, Hedonisme,
Materialisme, dan sebagainya. Maka solusinya adalah dengan berpegang
teguh kepada satu-satunya petunjuk yang benar, yaitu petunjuk Allah swt.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat kita menelusuri kembali sejarah peradaban Islam, dalam
perjalanannya umat Muslim selalu menghadapi berbagai ujian, cobaan,
fitnah, dan serangan.1 Selagi Islam tetap sebagai kebenaran yang diridhai
Allah bagi semua manusia dan sebagai kenikmatan yang dilimpahkan
kepada mereka, maka akan muncul pula persekongkolan yang hendak
mencabut akar-akarnya. Sirah Muhammad saw. menjadi saksi atas
semua ini. Sejak beliau berdakwah secara terus terang, maka berbagai
persekongkolan selalu menghadangnya. Namun kehendak Allah tampil
sebagai pemenang, dibuktikan dengan perkembangan agama Islam yang
saat ini tergolong terbesar di dunia.2
Berdasarkan Forum Riset Pew, dalam lebih dari empat dekade
mendatang, agama Kristen akan tetap menjadi kelompok agama terbesar,
tetapi Islam akan tumbuh lebih cepat ketimbang agama besar mana pun.
Saat ini, Islam masih ada di peringkat kedua dengan jumlah pemeluk
sebanyak 1,59 miliar jiwa, atau sekitar 23% dari total populasi dunia.
Jumlah muslim diperkirakan akan naik hampir dua kali lipat. Hingga
2050, diperkirakan jumlah Muslim di seluruh dunia (2,8 miliar atau 30%
dari populasi) akan hampir sama banyaknya dengan jumlah penganut
Nasrani (2,9 miliar atau 31% dari populasi), dan ini akan menjadi
kemungkinan kali pertama dalam sejarah. Peningkatan yang signifikan
ini terutama disumbang populasi muslim di Eropa yang merangkak naik
1 Akhmad Jenggis P., Kebangkitan Islam, (Yogyakarta: NFP Publishing, 2011), h. 91 2 Isma’il Al-Kilany, Sekularisme, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993), h. 217
2
sampai 10%.3 Amerika Serikat misalnya, diperkirakan minimal sekitar
20 ribu orang-orang Amerika yang memeluk Islam setiap tahunnya.
3 Shelina Janmohamed, Generation M; Generasi Muda Muslim dan Cara Mereka
Membentuk Dunia, penerj. Yusa Tripeni, (Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2017), h. 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat kita menelusuri kembali sejarah peradaban Islam, dalam
perjalanannya umat Muslim selalu menghadapi berbagai ujian, cobaan,
fitnah, dan serangan.1 Selagi Islam tetap sebagai kebenaran yang diridhai
Allah bagi semua manusia dan sebagai kenikmatan yang dilimpahkan
kepada mereka, maka akan muncul pula persekongkolan yang hendak
mencabut akar-akarnya. Sirah Muhammad saw. menjadi saksi atas
semua ini. Sejak beliau berdakwah secara terus terang, maka berbagai
persekongkolan selalu menghadangnya. Namun kehendak Allah tampil
sebagai pemenang, dibuktikan dengan perkembangan agama Islam yang
saat ini tergolong terbesar di dunia.2
Berdasarkan Forum Riset Pew, dalam lebih dari empat dekade
mendatang, agama Kristen akan tetap menjadi kelompok agama terbesar,
tetapi Islam akan tumbuh lebih cepat ketimbang agama besar mana pun.
Saat ini, Islam masih ada di peringkat kedua dengan jumlah pemeluk
sebanyak 1,59 miliar jiwa, atau sekitar 23% dari total populasi dunia.
Jumlah muslim diperkirakan akan naik hampir dua kali lipat. Hingga
2050, diperkirakan jumlah Muslim di seluruh dunia (2,8 miliar atau 30%
dari populasi) akan hampir sama banyaknya dengan jumlah penganut
Nasrani (2,9 miliar atau 31% dari populasi), dan ini akan menjadi
kemungkinan kali pertama dalam sejarah. Peningkatan yang signifikan
ini terutama disumbang populasi muslim di Eropa yang merangkak naik
1 Akhmad Jenggis P., Kebangkitan Islam, (Yogyakarta: NFP Publishing, 2011), h. 91 2 Isma’il Al-Kilany, Sekularisme, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993), h. 217
2
sampai 10%.3 Amerika Serikat misalnya, diperkirakan minimal sekitar
20 ribu orang-orang Amerika yang memeluk Islam setiap tahunnya.
Dengan kuasa-Nya, mereka mulai mengagumi agama Islam dan
menyatakan syahadat dengan berbondong-bondong sebagaimana dalam
firman Allah, 4
وٱلرفترح ٱلله فرواجا ١إذا جاء نصر أ خلون ف دين ٱلله يرت ٱلنهاس يدر
٢ورأ
د رب ك ا فسب حر بمر اب إنههۥ كن توه ه فرر تغر ٣وٱسر“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu
lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-
Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima Taubat.” (QS. Al-
Nashr: 1-3)
Namun ada kontradiksi atau paradoks yang terjadi dalam dunia
Islam. Di satu sisi kita yakini agama ini sebagai agama dengan segala
aspeknya membawa pada kemajuan, kekuatan, dan keberhasilan.
Pengikutnya adalah manusia pilihan yang diutus untuk membawa
keselamatan bagi seluruh manusia. Akan tetapi di sisi lain, realitas di
dunia Islam tidak atau belum menggambarkan idealisme Islam yang
sesungguhnya. Seolah Islam menjadi agama tumpu dan lumpuh karena
tidak mampu membawa perubahan dalam kehidupan umatnya. Umat
besar, bergelimang dengan sumber daya alam yang dahsyat, tetapi hidup
dalam suasana yang memprihatinkan.5
3 Shelina Janmohamed, Generation M; Generasi Muda Muslim dan Cara Mereka
Membentuk Dunia, penerj. Yusa Tripeni, (Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2017), h. 16
4 Imam Shamsi Ali, Telling Islam to The World (Kisah Perjalanan Dakwah Seorang
Imam New York), (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2017), h. 86
5 Imam Shamsi Ali, Telling Islam to The World (Kisah Perjalanan Dakwah Seorang
Imam New York), h. 88
3
Transparency International tahun 2017 mencatat, mayoritas negeri
Muslim berada pada urutan atas merajalelanya korupsi. Indonesia,
Pakistan, Bangladesh, yang penduduk muslimnya secara total mencakup
30% dari umat Islam sedunia, termasuk parah korupsinya. Indonesia
indeks korupsinya berada di peringkat 96, Pakistan dan Mesir peringkat
117, serta Bangladesh peringkat 143. Saat ini, selain Selandia Baru dan
Denmark, negara yang indeks korupsinya rendah alias bersih dari
korupsi mayoritas berada di Negara Barat.6
Sedangkan menurut Human Development Index (Indeks
Pembangunan Manusia) tahun 2018 yang diukur lewat harapan hidup,
melek huruf, dan penghasilan berbagai bangsa, mayoritas bangsa-bangsa
Muslim masih berada di urutan menengah bawah dan urutan bawah yang
dikategorikan sebagai negara berkembang, bahkan ada negara yang
ranking IPMnya menurun drastis akibat konflik kekerasan (perang),
yaitu Suriah, Yaman, dan Libya. Dari sekitar 50 negara berpenduduk
Muslim, yang berkategorikan negara maju terhitung hanya 8 negara
saja7, sedangkan mayoritasnya dikuasai oleh negara-negara Barat.8
Muhammad Tholhah Hasan menyimpulkan bahwa masalah yang
sebenarnya memprihatinkan adalah kondisi kualitatif umat Islam, suatu
kumpulan manusia yang sebanyak itu belum banyak yang menampilkan
potensi riilnya. Banyak di antaranya yang dikenal sebagai mayoritas di
suatu negara, tapi mayoritasnya masih terbatas pada “numerical
6 http://riset.ti.or.id/corruption-perceptions-index-2017/ diakses pada tanggal 29
September 2018
7 Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia tahun 2018, negara berpenduduk mayoritas
Muslim yang termasuk dalam kategori negara maju (very high human development) adalah
negara Uni Emirat Arab pada peringkat 34, Qatar peringkat 37, Brunei Darussalam dan Arab
Saudi peringkat 39, Bahrain peringkat 43, Kuwait peringkat 56, Malaysia peringkat 57, dan
Kazakhstan peringkat 58
8 http://www.hdr.undp.org/ diakses pada tanggal 29 September 2018
4
mayority” (mayoritas angka), dan pada hakikatnya masih tetap dalam
“energetical minority” (minoritas dalam kekuatannya). Menurut beliau,
kenyataan ini salah satunya disebabkan oleh kekurangpahaman
masyarakat muslim terhadap hakikat ajaran Islam, karena pengaruh
orientasi Barat yang sengaja mengacaukan pengertian-pengertian tentang
Islam, dan juga karena dakwah Islamiyah yang kehilangan aktualitasnya,
karena kurang menemukan relevansi degan tuntutan dan perkembangan
yang terjadi dalam realitas sosial yang dihadapi.9
Realitas ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw.,
ث نا ابن ث نا بشر بن بكر، حد ، حد مشقي ث نا عبد الرحن بن إب راهيم الد حدثن أبو عبد السلم، عن ث وبن، قال: قال رسول الل صلى الله عليه جابر، حد
، «ن تداعى عليكم كما تداعى الكلة إل قصعتهايوشك المم أ »وسلم: بل أن تم ي ومئذ كثير، ولكنكم غثاء »ف قال قائل: ومن قلة نن ي ومئذ؟ قال:
زعن الل من صدور عدو كم ا لمهابة منكم، ولي قذفن الل ف كغثاء السيل، ولي ن ، وما الوهن؟ قال: «ق لوبكم الوهن ن يا، »، ف قال قائل: ي رسول الل حب الد «وكراهية الموت
“Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Ibrahim ad-
Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Bakr, telah
menceritakan kepada kami Jabir, telah menceritakan kepada kami Abu
Abdis-Salam, dari Thauban, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,
‘Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan
pemangsa yang memperebutkan makanannya.’ Maka seseorang
bertanya: ‘Apakah karena sedikitnya jumlah kita?’,‘Bahkan kalian
banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah
mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan
Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit al-wahn.’
9 Muhammad Tholhah Hasan, Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman,
(Jakarta: Lantabora Press, 2005), h. 4-5
5
Seseorang bertanya: ‘Ya Rasulullah, apakah al-wahn itu?’ Nabi
bersabda: ‘Cinta dunia dan takut akan kematian.’” (HR. Abû Dâwud)10
Degradasi (kemunduran) pada umat Islam ini menandakan
berhasilnya salah satu program yang telah direncanakan secara terperinci
dan dilancarkan oleh sejumlah kelompok anti-Islam, khususnya oleh
orang-orang Barat yang khawatir dengan perkembangan pesat agama
Islam ini. Di satu sisi, karena Barat ditampilkan sebagai representasi
modernitas dan kemajuan, maka hadirnya Islam di dunia Barat juga
berarti ancaman kepada modernitas dan kemajuan. Inilah sesungguhnya
yang melandasi pemikiran orang semacam Huntington atau Fukuyama
ketika mengajukan hipotesis bahwa Islam dan peradaban Barat
mengalami perbenturan. Ketakutan dan kekhawatiran mereka ini adalah
salah satu faktor terjadinya gejala Islamofobia11 di Barat.12
Semenjak kekalahan kaum Barat dalam Perang Salib, mereka
menyadari bahwa Al-Qur'an adalah sumber utama kekuatan Islam. Maka
tidaklah mungkin kaum Muslimin diperbudak selama mereka tetap
berpegang teguh kepada Al-Qur'an, mengamalkannya dan menerapkan
hukum-hukumnya. Islam adalah agama kekuatan, agama keagungan dan
agama perjuangan. Maka kaum Muslimin tidak akan pernah bertekuk
10 Abû Dâwud Ismâ’îl, Sunan Abû Dâwud, (Beirût: Al-Maktabah Al-‘Isriyah, t.t.), Jilid
4, dalam Kitab Al-Malâhim, bab Fî Tadâ’î al-Umami fî al-Islâm, no. 4297, h. 111
11 Islamofobia adalah istilah kontroversial yang merujuk pada prasangka dan
diskriminasi pada Islam dan Muslim. Istilah itu sudah ada sejak tahun 1980-an, tetapi
menjadi lebih populer setelah peristiwa serangan 11 September 2001. Pada
tahun 1997, Runnymede Trust seorang Inggris mendefinisikan Islamofobia sebagai "rasa
takut dan kebencian terhadap Islam dan oleh karena itu juga pada semua Muslim,"
dinyatakan bahwa hal tersebut juga merujuk pada praktik diskriminasi terhadap Muslim
dengan memisahkan mereka dari kehidupan ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan bangsa. Di
dalamnya juga ada persepsi bahwa Islam tidak mempunyai norma yang sesuai dengan
budaya lain, lebih rendah dibanding budaya barat dan lebih berupa ideologi politik yang
bengis daripada berupa suatu agama. (lihat Wikipedia,
https://id.wikipedia.org/wiki/Islamofobia, diakses pada tanggal 29 September 2018)
12 Imam Shamsi Ali, Telling Islam to The World (Kisah Perjalanan Dakwah Seorang
Imam New York), h. 90
6
lutut kepada siapa pun selama mereka menyadari hal tersebut.13 Inilah
yang menyebabkan mereka mencari ‘jalan lain’ dalam memerangi umat
Islam. Mereka telah berusaha mengalahkan Islam secara militer,
menghabiskan biaya yang tidak sedikit untuk membeli tank, amunisi,
dan pesawat, menggunakan tenaga yang besar hingga mengorbankan
banyak warga dan tentara dalam pertempuran tersebut. Hal ini terbukti
dengan adanya perang di Afghanistan, Irak, Chechnya, Suriah, dan
masih banyak lagi negeri-negeri muslim yang mereka perangi namun
upayanya selalu gagal dalam melenyapkan umat Islam yang sebaliknya
justru berkembang semakin banyak.14
Karenanya, mereka mencoba menyusun langkah strategis dengan
jalan merusak akidah umat Islam, menebar keragu-raguan di benak dan
hati mereka, mencabik-cabik persatuan dan persaudaraan mereka,
mereduksi serta membelokkan aspek kesejarahan mereka. Samuel
Zwemer, Ketua Umum Asosiasi Agen Yahudi, menyatakan bahwa jalan
satu-satunya menghancurkan Islam dan kaum muslimin adalah dengan
merusak akidah Islam dan mencerai-beraikan persatuan Islam.
Penghancuran ini adalah menanggalkan akidah Islam agar mereka tidak
percaya kepada Al-Qur’an atau menjadikan mereka ateis.15
Inilah yang disebut dengan perang pemikiran (ghazw al-fikr), perang
tanpa darah, perang tanpa peluru, tapi korban dan lukanya jauh lebih
dalam dan lebih parah dari perang-perang yang telah dilancarkan pada
negara-negara Islam seperti Irak, Afghanistan, Palestina, dan yang
13 Abdul Aziz Al-Khayyath, Islam dalam Berbagai Ancaman, (Jakarta: Bonafida Cipta
Pratama, 1993), h. 22
14 Muharram Al Hakim, Mengapa Mereka Melakukan Ghazwul Fikri,
https://www.facebook.com/555638731129296/posts/ghazwul-fikri-(perang-pemikiran)-
ghazwul/688979311128570/, diakses pada tanggal 31 Juli 2018 15 Abdullah Al-Thail, Yahudi Sang Penghancur Dunia, (Jakarta: Mirqat Publishing,
2008), h.191
7
lainnya. Yang mereka perlukan hanya dengan menyebarkan ide-ide yang
mereka usung ke seluruh belahan dunia. Bahkan dengan cara ini yang
tidak terjangkau oleh perang fisik bisa terjangkau dengan perang
pemikiran. Perang yang satu ini mampu dan bisa mengubah tidak saja
cara berpikir, tapi jauh lebih dalam lagi mampu mengubah nilai-nilai
fundamental ajaran Islam. Islam tentu tidak berubah, karena Allah yang
menjaga dan menyucikan agama ini. Yang berubah adalah cara kita
melihat Islam. Yang berubah adalah cara kita mengartikan Islam. Dan
sesungguhnya, itulah yang dikehendaki musuh-musuh Islam, sesuai
dengan cara yang mereka tentukan.16 Musuh-musuh Islam secara gencar
dan sistematis berupaya keras mengeliminasi Islam supaya tidak
berkembang dan berupaya pula menghancurkan Islam dari dalam.
Program eliminasi dan penghancuran ini terangkum dalam program
ghazw al-fikr yang mereka rencanakan.17
Hal ini mereka lakukan sesuai dengan firman Allah swt. berikut,
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu
hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)." Dan sesungguhnya
jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
16 Herry Nurdi, Belajar Islam dari Yahudi, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2007), h. 9
17 Tardjono Abu Muas, "Ghazwul Fikri", dalam Jurnal Syakhshiyyah Islamiyyah, Edisi
30/XI Maret 2014, h. 01-04
8
kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong
bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 120)
Mereka menyebarkan kata-kata yang dapat dibaca, dilihat dan
didengar melalui media informasi. Mereka melakukan distorsi dan
menyusupkan ideologi ke dalam masyarakat Islam. Cara ini sangat
efektif untuk menghancurkan Islam dan melemahkan kekuatan kaum
Muslimin karena media dengan mudah menjangkau seluruh kalangan
masyarakat. Muncul berbagai usaha yang menghujat hadis nabi serta
sejarah Islam guna menyebarkan keragu-raguan terhadap kebenaran
syariat Islam. Misalnya saja, Bukaille dan Garaudi, melalui buku-
bukunya, sangat semangat menafikan ketidakmampuan Islam dalam
menandingi Eropa. Di sisi lain, muncul usaha menghidupkan kembali
aliran-aliran atau kelompok-kelompok baru yang menyesatkan dan
merusak, seperti aliran Qadiyaniyah dan Baha’iyah.18
Ideologi-ideologi yang disusupkan oleh musuh-musuh Islam berupa
pemisahan agama dari negara seperti paham sekularisme, nasionalisme,
kesukuan, materialisme, dan berbagai pemikiran Barat yang semuanya
jauh berbeda dengan Islam.19 Pluralisme adalah isme kufur yang sengaja
dikampanyekan untuk menggusur akidah tauhid. Liberalisme,
demokrasi, kapitalisme, dan humanisme, dikampanyekan untuk
menyingkirkan syariat Islam.20
Dewasa ini kita menyaksikan pemikiran dan gerakan Islamofobia.
M. Amin Rais dalam karyanya ‘Masa Depan Muhammadiyah’
menyatakan, mereka yang membenci Islam tanpa alasan apa pun
18 Anwar Jundi, Islam dan Dunia Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani, 1994), h. 110
19 Isma’il Al-Kilany, Sekularisme, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993), h. 217
20 Abdurrahman Al-Wasithi dan Abu Fatiah Al-Adnani, Renungan Akhir Zaman,
(Jakarta: QultumMedia, 2008), h. 157
9
dinamakan Islamophobes. Manusia pembenci Islam ini di Barat maupun
di Timur semakin bertambah dengan menggunakan media cetak, media
sosial, dan ceramah di kampus dengan tujuan tunggal: mencemarkan
nama baik Islam, melakukan disinformasi dan distorsi, sekaligus
demonisasi21 Islam agar agama samawi terakhir ini berwajah seram,
seolah-olah pendendam, dan menyukai kekejaman. Di Amerika Serikat
saja ada 46 lembaga yang melancarkan serangan Islamofobia. Para
Islamophobes di AS itu terdiri atas akademisi, orientalis, wartawan,
ketua lembaga studi, pendeta, dan lainnya. Apa yang mereka namakan
sebagai ‘Islam fundamentalis’, ‘Islam ekstrimis’, ‘Islam teroris’, dan
lain-lain tak lebih adalah jargon-jargon Islamofobia non-muslim.22
Fenomena ghazw al-fikr ini telah berhasil melemahkan akidah umat
Islam, menjauhkan mereka dari Al-Qur’an, dan memecahkan umat
menjadi beberapa kelompok yang fanatik membela kepentingan
kelompok masing-masing.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis memiliki beberapa
pertanyaan besar mengenai ghazw al-fikr, yaitu apa motif
utama/tujuannya, siapa saja pelakunya, bagaimana cara kerjanya, apa
saja sarana-sarana yang digunakan untuk menyebarkan fenomena ghazw
al-fikr, dan mengapa umat Muslim sangat mudah terperdaya olehnya.
Penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang ghazw al-fikr dan
ingin meninjaunya dari perspektif Al-Qur’an menggunakan metode
analisis tematik. Dalam hal ini penulis menggunakan tafsir Fî Zhilâl al-
21 Demonisasi berasal dari kata “demon” yang berarti “setan” atau “iblis”. Kata ini
digunakan untuk menunjukkan perilaku seseorang yang kerap menganggap orang lain seperti
“setan” atau “iblis”, merasa dirinya paling benar dan paling bersih. Mereka menunjukkannya
dengan perilaku intoleran dan tertutup.
22 Abdul Rohim Ghazali, Abdul Mu’ti, dkk., Kosmopolitanisme Islam Berkemajuan;
Catatan Kritis Muktamar Teladan ke-47 Muhammadiyah di Makassar 2015, (Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2016), h. 420
10
Qur’ân karya Sayyid Quthb yang berperan untuk menjelaskan lebih rinci
ayat-ayat Al-Qur’an tentang ghazw al-fikr. Alasan mengapa ghazw al-
fikr sangat penting untuk dikaji, adalah karena: pertama, ghazw al-fikr
adalah suatu realitas yang sudah sangat akrab dengan kehidupan sehari-
hari, namun ia sangat berbahaya terhadap nilai keislaman seorang
muslim. Kedua, masih minimnya pengetahuan, kesadaran dan perhatian
umat terhadap virus penghancur nilai-nilai Islam ini pada seluruh lini
kehidupan. Ketiga, ghazw al-fikr merupakan senjata dan strategi yang
sangat efektif daripada perang fisik.23
Oleh karena itu, penulis menggunakan metode tematik agar
pembahasan tentang ghazw al-fikr dalam Al-Qur’an dapat diketahui
secara menyeluruh. Untuk mendalami perang di bidang pemikiran ini,
penulis mendalaminya dengan aspek 5W (What ‘apa’, Who ‘siapa’, Why
‘mengapa’, When ‘kapan’, Where ‘di mana’) dan 1H (How ‘bagaimana’),
menemukan letak kesalahannya, kemudian menemukan solusi terhadap
kesalahan tersebut dalam perspektif Al-Qur’an.
Sayyid Quthb, penulis tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân, adalah seorang
tokoh revolusioner dan pembaharu Islam. Pada masa hidupnya, negara
Mesir sedang berada dalam penjajahan Inggris. Rezim Mesir ingin
memodernisasi/memperbaharui pemerintahannya menjadi sekuler dan
menerapkannya pada semua sektor kehidupan. Oleh karena itu, Sayyid
Quthb dengan karya-karya ilmiahnya berusaha untuk mengarahkan
perhatian masyarakat Mesir dan seluruh umat Muslim agar waspada
23 Hizqil Mubarok, Dahsyatnya Ghazwul Fikri, Perang Pemikiran Menghancurkan
Generasi Islam, https://alfidy.com/ghazwul-fikri/, diakses pada 14 Mei 2018
11
terhadap bahaya ini.24 Sekularisasi dan modernisasi merupakan salah
satu produk ghazw al-fikr sehingga Sayyid Quthb mengalami dan
menyaksikan secara langsung akibat dan dampak negatif dari fenomena
ghazw al-fikr tersebut.
Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Fenomena Ghazw
al-Fikr dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Tematik pada Tafsir
Fî Zhilâl al-Qur’ân Karya Sayyid Quthb)”.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah,
maka muncullah beberapa persoalan yang perlu diidentifikasi. Diantara
pembahasan yang dapat diidentifikasi penulis yakni:
a. Nash (Al-Qur’an dan hadis) yang menjelaskan dan membuktikan
adanya fenomena ghazw al-fikr.
b. Penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an mengenai fenomena ghazw al-fikr
dalam perspektif para mufassir.
c. Sejarah dan latar belakang munculnya Islamofobia atau kebencian
terhadap Islam sebagai cikal bakal lahirnya program ghazw al-fikr.
d. Sebab dan faktor yang menyebabkan kaum Barat sangat membenci
dan takut terhadap perkembangan peradaban Islam.
e. Motivasi yang mendorong kaum Barat dan Orientalis dalam
menghancurkan agama Islam.
f. Terdapat berbagai macam program ghazw al-fikr yang berupa
ideologi buatan manusia, seperti sekularisme, kapitalisme,
24 K. Salim Bahnasawi, Butir-butir Pemikiran Sayyid Quthb, Menuju Pembaruan
Gerakan Islam, penerj. Abdul Hayyie al-Kattani dkk., (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), h.
200
12
fundamentalisme, liberalisme, dan sebagainya. Masing-masing
memiliki metode tersendiri yang terorganisir secara baik dan
terencana.
g. Kebutuhan sarana dan prasarana agar dapat dimanfaatkan oleh kaum
Barat dalam menyusupkan ghazw al-fikr.
h. Berbagai macam metode atau strategi yang digunakan kaum Barat
dalam mengembangkan ghazw al-fikr.
i. Dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh ghazw al-fikr dalam
menghancurkan kehidupan umat Islam.
j. Upaya yang perlu dilakukan oleh umat Islam agar tidak dipengaruhi
oleh ghazw al-fikr.
C. Pembatasan Masalah
Setelah diketahui latar belakang dan identifikasi masalah di atas,
perlu disampaikan pembatasan dan perumusan masalah. Hal ini
dilakukan agar penelitian tidak keluar dari jalur pembahasannya dan
tetap terkait pada permasalahan yang sedang dibahas. Adapun
pembatasan masalah penelitian ini adalah “analisis ayat-ayat tematik
dalam Al-Qur’an tentang Ghazw al-Fikr menggunakan tafsir Fî Zhilâl
al-Qur’ân karya Sayyid Quthb”.
D. Perumusan Masalah
Dalam melakukan penelitian ini penulis merumuskan
permasalahannya menjadi “Bagaimana penafsiran Sayyid Quthb dalam
kitab tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân terhadap ayat-ayat yang membahas
tentang ghazw al-fikr?”
13
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setiap penelitian tentu memiliki tujuan yang mendasari penelitian
tersebut. Berdasarkan perumusan masalah di atas, berikut ini beberapa
tujuan penelitian:
a. Untuk menjelaskan secara deskriptif fenomena ghazw al-fikr yang
sedang terjadi saat ini dan mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an
tentangnya.
b. Untuk menguraikan dan menganalisis penafsiran Sayyid Quthb
terhadap ayat-ayat tematik dalam Al-Qur'an yang berkaitan dengan
ghazw al-fikr.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Secara teoritis penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya
khazanah pengetahuan Islam pada bidang Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
dengan penelitian tematik, terutama tentang fenomena perang
pemikiran/ghazw al-fikr.
b. Secara praktis penelitian ini dapat digunakan oleh cendekiawan yang
menggarap tema serupa sehingga dapat diteliti lebih lanjut, lebih
dalam, dan lebih luas sesuai dengan proses perkembangan masalah
fenomena ghazw al-fikr.
c. Sebagai sumbangan nyata bagi umat Islam dalam menghadapi atau
mencegah fenomena ghazw al-fikr.
F. Tinjauan Pustaka
Terdapat banyak buku-buku umum yang membahas tentang
program ghazw al-fikr seperti kapitalisme, sekularisme, liberalisme,
materialisme, dan sebagainya. Salah satunya adalah buku “Perang
Pemikiran di Era Globaliasasi” menjelaskan tentang program-
program ghazw al-fikr dalam penghancuran pola pikir, perusakan
14
moral, dan pelarutan kepribadian. Buku ini juga dilengkapi dengan
penjelasan tentang media atau sarana yang digunakan dalam
menghancurkan Islam. Buku kedua, “Mengupas Hakikat
Modernisasi, Liberalisme, dan Westernisasi Ajaran Islam” karya
Muhammad Hamid An-Nashir ini mengkaji tentang akar historis dan
pemikiran dari gerakan modernisme, hakikat dan peran propagandis
westernisasi, serta pemikiran modernisme dalam kaca mata Islam.
Ketiga, buku yang berjudul “Ketika Barat Memfitnah Islam” karya
Lathifah Ibrahim Khadhar, membahas tentang pandangan Barat
terhadap perkembangan agama Islam serta solusi dalam
membangkitkan peradaban Islam. Buku keempat, “Al-Qur’an dan
Sekularisme” karya Muhammad Hasan Qadran Qaramaliki, secara
khusus membahas latar belakang munculnya sekuler, berbagai jenis
model sekuler, dan prinsip-prinsip sekuler. Buku-buku umum yang
sejenis ini akan penulis gunakan dalam penelitian.
Beberapa karya tulis berupa skripsi dan tesis yang penulis jumpai
yang berkaitan dengan obyek penelitian ini antara lain;
Pertama, tesis yang ditulis oleh Ahmad Husein Harahap pada
tahun 2016 dengan judul "Ghazw al-fikr dalam Sosial Politik dalam
Pemikiran Abdul Shabur Marzuq", fakultas Hukum Islam, program
studi Politik dan Pemerintahan dalam Islam (SPPI), Pascasarjana UIN
Sunan Kalijaga. Tesis ini menjelaskan tentang pemikiran Abdul
Shabur Marzuq tentang ghazw al-fikr dan dampaknya terhadap
pemikiran politik Islam.25 Antara tesis ini dan penelitian penulis
sama-sama membahas tentang ghazw al-fikr. Perbedaannya adalah,
tesis ini hanya berfokus pada bidang politik saja, sedangkan penelitian
25 Ahmad Husein Harahap, "Ghazw al-fikr dalam Sosial Politik dalam Pemikiran Abdul
Shabur Marzuq", tesis, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016. Tidak diterbitkan (t.d)
15
penulis membahas ghazw al-fikr secara umum dalam beberapa
bidang, dengan fokus utamanya adalah mengkaji penafsiran ayat-ayat
ghazw al-fikr.
Kedua, skripsi karya Lina Fitria dengan judul “Revolusi Mental
dalam Al-Qur’an (Studi Tafsir Fi Zhilalil Qur’an)” pada tahun 2017,
fakultas Ushuluddin dari UIN Raden Intanlampung. Skripsi ini
membahas tentang revolusi mental yang sesuai dengan revolusi secara
syari’at. Pemikiran Sayyid Quthb yang Islami cocok dijadikan
sebagai landasan kinerja Indonesia dalam revolusi mental yang
berkaitan dengan etos kerja dan leadership. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif-analitis. Secara tema, antara skripsi
ini dengan penelitian penulis berbeda. Namun sama-sama
menggunakan tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân karya Sayyid Quthb dalam
menganalisis ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan tema
masing-masing.26
Ketiga, makalah yang ditulis oleh Bahron Ansori dengan judul
“Ghazw al-Fikr dan Kelompok Penebar Permusuhan” dalam seminar
‘Mengembalikan Islam kepada Tauhid’, Februari 2012. Dalam
perjalanannya, umat Islam selalu dihadapkan dengan berbagai
rintangan. Di antara rintangan itu adalah musuh-musuh yang harus
dihadapi oleh umat Islam. Sejak zaman Nabi saw, Islam selalu
dihadapkan dengan berbagai musuh; selain kaum munafik, Yahudi
juga kaum Nasrani. Namun demikian, ada di antara musuh-musuh itu
yang tunduk dan patuh dengan aturan Islam ketika mereka lemah tak
berdaya. Sebaliknya, ketika musuh-musuh itu berjaya, maka umat
Islam tidak pernah merasa aman dari gangguan mereka. Seperti yang
26 Lina Fitria, “Revolusi Mental dalam Al-Qur’an (Studi Tafsir Fi Zhilalil Qur’an)”,
skripsi, Lampung: UIN Raden Intan, 2017. Tidak diterbitkan (t.d)
16
menimpa Muslim Rohingya; mereka dibantai, rumah-rumahnya
dibakar bersama bayi dan anak-anak mereka, para wanitanya
diperkosa. Semua itu adalah bukti keji perbuatan musuh-musuh
Islam.27 Pada makalah ini dibahas tentang musuh-musuh Islam yang
melancarkan ghazw al-fikr. Sedangkan penelitian penulis khusus
membahas ayat-ayat yang berkaitan dengan ghazw al-fikr dalam
perspektif mufassir.
Keempat, skripsi karya Fitri Handayani, dengan judul “Marahil
al-Ghazwil Fikri al-Gharby”, fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Malang, tahun 2013. Penelitian ini
menjelaskan bahwa ghazw al-fikr (perang pemikiran) adalah hal yang
sangat mungkin terjadi pada zaman seperti ini, dimana era teknologi
sudah sangat canggih yang telah mendominasi kehidupan masyarakat
sehingga sangat mudah dan menjangkau semua kalangan dalam
menyebarkan informasi. Perang pemikiran merupakan suatu cara
yang sangat ampuh untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok
melalui globalisasi informasi. Dorongan untuk menerapkan ghazw al-
fikr sebagai upaya penganekaragaman serbuan terhadap kaum Muslim
merupakan kegagalan pasukan non-muslim menaklukkan dunia Islam
melalui perang secara konvensional (secara fisik militer).28 Skripsi ini
dan penelitian penulis membahas tema yang sama, namun penulis
menggunakan metode analisis tematik pada ayat-ayat yang membahas
tentang ghazw al-fikr dalam pandangan Sayyid Quthb.
Kelima, skripsi yang ditulis oleh Siti Juhro, tahun 2015 dengan
judul "Radikalisme dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian Tafsir Al-
27 Bahron Ansori, “Ghazw al-fikr dan Kelompok Penebar Permusuhan”, dalam makalah
yang disampaikan dalam Seminar ‘Mengembalikan Islam kepada Ajaran Tauhid’ yang
dilaksanakan di Semarang, 12-15 Februari 2012.
28 Fitri Handayani, “Marahil al-Ghazwil Fikri al-Gharby”, Skripsi, Malang: UIN
Malang, 2013. Tidak diterbitkan (t.d)
17
Azhar)", fakultas Ushuluddin, program studi Ilmu Al-Qur'an dan
Tafsir, Institut Ilmu Al-Qur'an Jakarta. Skripsi ini membahas tentang
penjelasan mengenai ayat-ayat yang dipakai oleh kaum radikal (untuk
membenarkan tindakannya) menggunakan penafsiran Al-Azhar karya
Hamka. Dalil yang dipakai adalah ayat-ayat tentang jihad serta amar
ma'ruf dan nahi munkar.29 Antara skripsi ini dan penelitian penulis
sama-sama membahas bentuk ghazw al-fikr (perang pemikiran),
namun perbedaannya adalah skripsi ini membahas tentang salah satu
program ghazw al-fikr yaitu radikalisme, sedangkan penulis
membahas ghazw al-fikr secara lebih luas dan umum, tidak hanya
tentang radikalisme.
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian
pustaka (library research) dengan merujuk pada berbagai sumber-
sumber tertulis. Penulis mengumpulkan dan mempelajari
sebanyak mungkin data yang relevan dengan pembahasan,
terutama tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân karya Sayyid Quthb. Penelitian
ini bersifat kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasar pada metodologi yang menyelidiki
suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Penelitian ini lebih
fokus pada makna dan terkait nilai.
2. Sumber Data
Untuk mengungkapkan kajian ilmiah yang bisa
dipertanggungjawabkan, penulis menggunakan sumber data
29 Siti Juhro, "Radikalisme dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian Tafsir Al-Azhar)",
Skripsi, Jakarta: Institut Ilmu Al-Qur'an, 2015. Tidak diterbitkan (t.d)
18
primer, yaitu Al-Qur'an, tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân karya Sayyid
Quthb, tafsir Al-Azhar karya Hamka, dan tafsir Al-Qur’an al-
Karim karya Ibnu Katsir. Sedangkan data sekunder, penulis
menggunakan buku-buku umum yang menjelaskan segala aspek
terkait ghazw al-fikr, seperti yang penulis sebutkan dalam
Tinjauan Pustaka, termasuk di dalamnya jurnal, majalah, internet,
atau surat kabar.
3. Teknik dan Metode Pengumpulan Data
Adapun dalam menyusun penelitian skripsi ini, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik
dokumentatif, yaitu dengan mengumpulkan berbagai sumber data
mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, kitab, buku, surat
kabar, majalah, dan sebagainya.
4. Metode Analisis Data
Metode analisis ini bersifat deskriptif-analitis, yaitu berupaya
untuk mengungkapkan dan menjelaskan penafsiran ayat-ayat
dalam Al-Qur'an. Sesuai dengan jenisnya, penelitian ini
menggunakan rancangan kualitatif. Hasil penelitian akan
disampaikan dalam bentuk uraian verbal yang diberikan secara
sistematis sebagai hasil pembacaan dan analisis terhadap objek
kajian.
I. Teknik dan Sistematika Penulisan
Pada teknik penulisan penelitian ini, penulis menggunakan buku
Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh
IIQ Jakarta pada tahun 2016.
19
Untuk mengarahkan alur pembahasan secara sistematis dan
mempermudah pembahasan, maka penelitian ini akan dibagi menjadi
beberapa bab:
Bab pertama, Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
untuk memberikan penjelasan secara akademik mengapa penelitian
ini perlu dilakukan dan hal apa yang melatarbelakangi penelitian ini.
Kemudian dilanjutkan dengan identifikasi, pembahasan, dan
perumusan masalah agar pembahasan dalam penelitian ini lebih
terfokus dan memiliki batasan yang jelas. Poin selanjutnya ialah
tujuan penelitian yang merupakan tujuan yang ingin dicapai penulis
berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat. Manfaat penelitian
memaparkan kegunaan apa saja yang diharapkan oleh penulis ketika
karya ini selesai dituliskan, baik secara teoritis maupun praktis.
Adapun tinjauan pustaka dimaksudkan untuk menjelaskan di mana
posisi topik ini dalam khazanah keilmuan Islam serta di mana letak
perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lainnya. Sedangkan
metode penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana cara
yang akan ditempuh penulis dalam melakukan penelitian ini.
Bab kedua, menjabarkan secara detail dan mendalam tentang
ghazw al-fikr, termasuk di dalamnya definisi, latar belakang, bentuk-
bentuk, strategi penerapan, dan dampak negatifnya terhadap berbagai
aspek kehidupan umat Islam. Pada bab ini penulis menggunakan
referensi yang lebih dominan kepada buku-buku umum.
Bab ketiga, menjelaskan biografi mufassir yakni Sayyid Quthb
serta profil kitab tafsirnya yaitu Fî Zhilâl al-Qur’ân. Termasuk di
dalamnya berupa riwayat kehidupan, pendidikan dan karir,
perkembangan pemikiran dan pengalaman organisasi,dan karya-
20
karya. Sedangkan profil kitab tafsir terbagi pada sumber penafsiran,
metode, corak, dan sistematika.
Bab keempat, berupa inti dari penelitian ini, yaitu analisis tematik
ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan fenomena ghazw al-fikr
menggunakan tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân karya Sayyid Quthb.
Kemudian penulis menambahkan referensi dari tafsir lainnya, yaitu
tafsir Al-Azhar karya Hamka dan tafsir Al-Qur`ân al-Karîm karya
Ibnu Katsîr. Pada bab ini penulis menggunakan referensi yang lebih
dominan kepada kitab-kitab tafsir.
Bab kelima, merupakan bab penutup yang akan menyampaikan
kesimpulan berdasarkan hasil penelitian serta saran.
109
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam Al-Qur’an, fenomena ghazw al-fikr ini telah terjadi
sejak setan dengan kesombongan dan dendamnya membisikkan
pikiran jahat kepada Nabi Adam dan Hawa dengan tujuan untuk
membangkang perintah Allah dan mengundang murka-Nya. Pada
zaman Rasulullah pun ghazw al-fikr ini dilakukan oleh Abdullah bin
Saba’ dengan tujuan memecahkan persatuan umat Islam, atau yang
dilakukan oleh Mustafa Kemal Attaturk beberapa dekade yang lalu
untuk menghapuskan syariat Allah secara total.
Ghazw al-fikr saat ini sudah berkembang menjadi berbagai
macam bentuk yang seluruhnya diciptakan oleh musuh-musuh
Islam, seperti program Westernisasi, Sekularisme, Liberalisme,
Modernisme Agama, Pluralisme Agama, hingga menyinggung
kesetaraan gender, seperti Feminisme. Akibatnya umat Islam saat ini
krisis akidah dan akhlak, juga terjadi penetrasi budaya yang buruk
menggantikan ajaran-ajaran Islam. Sayyid Quthb menegaskan
bahwa tujuan utama mereka tidak lain adalah untuk memalingkan
umat Islam terhadap ajaran-ajaran agamanya terutama Al-Qur’an,
kemudian mengikuti kesesatan, kemusyrikan, dan persepsi mereka
yang buruk.
Pada masa Sayyid Quthb hidup, istilah ghazw al-fikr belum
populer sehingga dalam tafsirnya beliau menggunakan istilah
‘metode penipuan’ dan ‘peracunan pikiran’. Fenomena tersebut
sudah sering terjadi pada masanya, seperti munculnya berbagai
110
kajian-kajian Islam yang ditulis oleh orientalisme yang mengajak
umat Islam agar membiarkan akidah dalam hati dan menerapkan
109
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam Al-Qur’an, fenomena ghazw al-fikr ini telah terjadi
sejak setan dengan kesombongan dan dendamnya membisikkan
pikiran jahat kepada Nabi Adam dan Hawa dengan tujuan untuk
membangkang perintah Allah dan mengundang murka-Nya. Pada
zaman Rasulullah pun ghazw al-fikr ini dilakukan oleh Abdullah bin
Saba’ dengan tujuan memecahkan persatuan umat Islam, atau yang
dilakukan oleh Mustafa Kemal Attaturk beberapa dekade yang lalu
untuk menghapuskan syariat Allah secara total.
Ghazw al-fikr saat ini sudah berkembang menjadi berbagai
macam bentuk yang seluruhnya diciptakan oleh musuh-musuh
Islam, seperti program Westernisasi, Sekularisme, Liberalisme,
Modernisme Agama, Pluralisme Agama, hingga menyinggung
kesetaraan gender, seperti Feminisme. Akibatnya umat Islam saat ini
krisis akidah dan akhlak, juga terjadi penetrasi budaya yang buruk
menggantikan ajaran-ajaran Islam. Sayyid Quthb menegaskan
bahwa tujuan utama mereka tidak lain adalah untuk memalingkan
umat Islam terhadap ajaran-ajaran agamanya terutama Al-Qur’an,
kemudian mengikuti kesesatan, kemusyrikan, dan persepsi mereka
yang buruk.
Pada masa Sayyid Quthb hidup, istilah ghazw al-fikr belum
populer sehingga dalam tafsirnya beliau menggunakan istilah
‘metode penipuan’ dan ‘peracunan pikiran’. Fenomena tersebut
sudah sering terjadi pada masanya, seperti munculnya berbagai
kajian-kajian Islam yang ditulis oleh orientalisme yang mengajak
110
umat Islam agar membiarkan akidah dalam hati dan menerapkan
humanisme modern dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pada
pemerintahan negaranya sendiri, Presiden Mesir berupaya
menerapkan pemerintahan yang sekuler. Karena itulah Sayyid Quthb
dan seluruh anggota Ikhwanul Muslimin yang berjuang menegakkan
pemerintahan yang sesuai syariat Allah berusaha mencegah presiden
Gamal Abdul Nasser melalui karya-karya tulisnya dan aksi nyata
jihadnya.
Sayyid Quthb menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan cukup
panjang dan lengkap setiap ayat per ayat. Dari 6 surat yang penulis
gunakan dalam penelitian ini, beliau lebih sering menyebutkan Ahli
Kitab daripada musuh-musuh Islam lainnya karena begitu besar
pengaruh kebenciannya terhadap umat Islam, seperti dalam surat Al-
Ma’idah ayat 59, Al-An’am ayat 20, Ash-Shaff ayat 8, dan Al-
Baqarah ayat 120. Begitu pun yang dilakukan setan dari golongan
jin dan manusia dalam surat An-Nas ayat 4-6, Quthb berpendapat
bahwa manusia lebih berat godaannya karena lebih samar dan halus.
Beliau menyebutkan paham-paham sesat yang mereka sebarkan
seperti Zionisme, Komunisme, Imperialisme, Humanisme,
Salibisme, Kolonialisme, dan lain sebagainya. Para musuh Islam
bersatu padu dan saling bekerja sama mempelajari Al-Qur’an,
menemukan sumber-sumber kekuatannya, cara untuk
menghadapinya, dan metode untuk merusak ajarannya, mereka
mempelajari dan mengetahuinya seperti mereka mengenal anak
mereka sendiri, sebagaimana tercantum dalam surat Al-An’am ayat
20. Usaha-usaha mereka seperti yang disebutkan Quthb di antaranya
seperti menyebarkan desas-desus, membuat makar dan
menimbulkan permusuhan sesama kaum muslimin, membuat berita-
111
berita bohong/israiliyyat, serta meyakinkan umat Nabi Muhammad
untuk memisahkan agama dari kehidupannya. Mereka juga
menggunakan sarana yang efektif seperti pena dan media-media
informasi.
Penafsiran Quthb tetap relevan dan terjadi hingga pada zaman
sekarang yang program ghazw al-fikrnya sudah terproduksi menjadi
berbagai macam bentuk, lebih memikat, dan lebih menyesatkan.
Beliau menegaskan berkali-kali kepada pembacanya agar tidak
terpengaruh dengan kesesatan mereka, mengajak untuk selalu
mengikuti petunjuk Allah, mengingat-Nya, dan menegakkan syariat
Allah, karena petunjuk Allah adalah sebaik-baik petunjuk yang
harus diikuti. Beliau juga mengingatkan agar seorang muslim selalu
waspada selama hayatnya karena setan dan musuh-musuh Islam
sangat telaten dalam menyesatkan hamba-Nya sampai hari kiamat.
Juga memperingatkan agar tidak terpengaruh atau bahkan sampai
mengikuti agama musuh-musuh Islam, karena mereka termasuk
orang yang benar-benar merugi, terutama yang sudah pernah
merasakan manisnya iman. Terakhir, beliau menyarankan kepada
kaum muslimin untuk membuat persiapan dalam menghadapi
peperangan pemikiran ini. Karena jika tidak, maka umat Islam akan
selamanya mengalami degradasi, ‘tertidur’ dari kebangkitan Islam
dan kalah sebelum bertindak.
B. Saran
Sebagai akhir pembahasan skripsi ini, penulis memberikan
saran-saran, yang semoga melalui saran sederhana ini bisa
menjadikan manfaat dan masukan untuk kita semua.
112
Hasil dari fenomena ghazw al-fikr ini sudah bisa dilihat
akibatnya dalam kehidupan sehari-hari, menjangkiti yang muda
maupun tua. Efek negatif yang ditimbulkannya sangat efektif untuk
mencegah Islam ‘bersinar’, cahayanya redup ketika terlihat
kemaksiatan-kemaksiatan terjadi dimana-mana. Beredar stigma
bahwa perempuan enggan menutup auratnya karena hijab adalah
budaya dari Arab. Atau stigma yang mengatakan pemimpin kafir
amanah lebih baik dari pemimpin muslim yang korupsi. Semua
stigma ini berhasil dihembuskan oleh musuh-musuh Islam dalam
bentuk perang pemikiran agar pemeluknya meragukan ajaran Islam
itu sendiri.
Dari berbagai efek negatif ini, penulis menyarankan agar setiap
muslim hendaknya mengingatkan sesama dan menyadarkan diri
bahwa fenomena ini, meskipun tidak terlihat secara fisik, adalah
peperangan yang harus kita hadapi. Perlawanan ini dimulai dari diri
sendiri dengan mengkaji Islam secara komprehensif, kemudian
menjaga keluarga dari bahaya ghazw al-fikr, terutama dari media-
media yang dijadikan sarana utama oleh musuh-musuh Islam dalam
menyebarkan paham sesatnya. Selanjutnya, mengingatkan sesama
melalui dakwah, baik secara langsung maupun melalui media
komunikasi karena keduanya adalah sarana yang efektif dan dapat
tersampaikan secara luas kepada masyarakat. Menurut penulis, lebih
baik jika sering diadakan seminar dan diskusi dalam skala besar
khususnya kepada generasi muda, atau menciptakan komunitas yang
mengembangkan dakwah secara khusus dalam bidang ghazw al-fikr.
Secara pribadi penulis masih merasakan adanya kekurangan
pada penelitian ini, karena pembahasan ghazw al-fikr masih sangat
luas sedangkan dalam penelitian ini masih terbatas. Ghazw al-fikr
113
membutuhkan pemahaman yang lebih dalam dari berbagai macam
sumber. Fenomena ini akan terus berkembang sesuai dengan
berkembangnya berbagai siasat musuh-musuh Islam dalam
menghancurkan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad.
114
115
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bukhârî, Muhammad bin Ismâ’îl Abû Abdullâh, Shahîh Al-Bukhârî,
Beirût: Dâr Thauq An-Najâh, 1422 H
Al-Fiqi, Sa’ad Karim, Pengkhianat-pengkhianat dalam Sejarah Islam, terj.
Khiyanât Hazzat al-Tarikh al-Islâmi oleh Muhyiddin Mas Rida, Jakarta:
Al-Kautsar, 2009
Al-Hakim, Muharram, Mengapa Mereka Melakukan Ghazwul Fikri,
https://www.facebook.com/555638731129296/posts/ghazwul-fikri-
(perang-pemikiran)-ghazwul/688979311128570/, diakses pada tanggal
31 Juli 2018
Al-Jundy, Anwar, Menjawab Tuduhan Musuh-musuh Islam, terj. Syubuhât fî
al-Fikri al-Islâm oleh Muhammad Abdul Ghaffar, Jakarta: Granada
Nadia, 1994
Al-Khalidi, Shalah Abdul Fatah, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil-
Quran Sayid Qutub, terj. Salafuddin Abu Sayyid, Surakarta: Era
Intermedia, 2001
__________________________, Ta’rif ad-Darisin bi Manahij al-Mufassirin,
Damaskus: Dar al-Qolam, 2002
Al-Khayyath, Abdul Aziz Islam dalam Berbagai Ancaman, penerj. Anwar
Wahdi Hasi, Jakarta: Bonafida Cipta Pratama, 1993
Al-Kilany, Isma’il, Sekularisme, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993
Al-Qattan, Manna’ Khalil, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, terj. Mudzakir AS,
Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2013
Jenggis, Akhmad, Kebangkitan Islam, (Yogyakarta: NFP Publishing, 2011
Al-Thail, Abdullah, Yahudi Sang Penghancur Dunia, (akarta: Mirqat
Publishing, 2008
116
Al-Wasithi, Abdurrahman dan Abu Fatiah Al-Adnani, Renungan Akhir
Zaman, Jakarta: QultumMedia, 2008
Ali, Imam Shamsi, Telling Islam to The World (Kisah Perjalanan Dakwah
Seorang Imam New York), Jakarta: Elex Media Komputindo, 2017
Anas, Malik bin, Muwatha’ Imam Mâlik, Lebanon: Dâr Ihyâ` at-Turâts al-
‘Arabi, 1985
An-Nashir, Muhammad Hamid, Mengupas Hakikat Gerakan Modernisasi,
Liberalisasi, dan Westernisasi Ajaran Islam, terj. Al-Ashrâniyyûn Baina
Mazâ’im at-Tajdîd wa Mayâdîn at-Taghrîb oleh Abu Umar Basyir,
Jakarta: Darul Haq, 2016
Ansori, Bahron, “Ghazw al-fikr dan Kelompok Penebar Permusuhan”, dalam
makalah yang disampaikan dalam Seminar ‘Mengembalikan Islam
kepada Ajaran Tauhid’ yang dilaksanakan di Semarang, 12-15 Februari
2012.
Arif, Syamsuddin, Orientalisme dan Diabolisme Pemikiran, Jakarta: Gema
Insani, 2008
Armas, Adnin, Pengaruh Kristen-Orientalis Terhadap Islam Liberal, Jakarta:
Gema Insani, 2004
Ar-Rumi, Fahd bin Abdurrahman, Ulumul Qur’am: Studi Kompleksitas Al-
Qur’an, terj. Amirul Hasan dan Muhammad Halabi, Yogyakarta: Titian
Ilahi, 1996
Bahnasawi, K. Salim, Butir-butir Pemikiran Sayyid Quthb, Menuju
Pembaruan Gerakan Islam, penerj. Abdul Hayyie al-Kattani dkk.,
Jakarta: Gema Insani Press, 2003
Bashori, Luthfi, Musuh Besar Umat Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian dan
Pengkajian Islam (LPPI), 2000
117
Departemen Pendidikan Nasional, KBBI Pusat Bahasa Edisi Keempat,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008
Dhaif, Syauqi, al-Mu’jâm al-Wasîth, Mesir: Maktabah Shuruq al-Dauliyyah,
2004
Dzulhadi, Qosim Nurshela, Membongkar Kedok Liberalisme di Indonesia:
Study Kritis Pemikiran Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme,
Jakarta: Cakrawala Publishing, 2012
Dzulfikar, Yoyo Rodiya, Perang Pemikiran di Era Globalisasi, t.tp: Qaulan
Tsaqila Publisher, 2012
Faiza, Arum, Sabila J. Firda, dkk., Arus Metamorfosa Milenial, Kendal:
Ernest, 2018
Fitria, Lina, “Revolusi Mental dalam Al-Qur’an (Studi Tafsir Fi Zhilalil
Qur’an)”, skripsi, Lampung: UIN Raden Intan, 2017. Tidak diterbitkan
(t.d)
Ghazali, Abdul Rohim, Abdul Mu’ti, dkk., Kosmopolitanisme Islam
Berkemajuan; Catatan Kritis Muktamar Teladan ke-47 Muhammadiyah
di Makassar 2015, Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2016
Habanakah, Abdul Rahman H., Metode Merusak Akhlak dari Barat, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1995
Hafidhuddin, Didin, Islam Aplikatif, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003
Hamka, Ghirah Cemburu karena Allah, Jakarta: Gema Insani, 2016
______, Juz ‘Amma Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Gema Insani, 2015
______, Tafsir Al Azhar Juzu’ VIII, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984
______, Tafsir Al Azhar Juzu’ VI, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982
______, Tafsir Al Azhar Juzu’ VII, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983
______, Tafsir Al Azhar Juzu’ XXVIII, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985
118
______, Tafsir Al Azhar Juzu’ I, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983
Handayani, Fitri, “Marahil al-Ghazwil Fikri al-Gharby”, Skripsi, Malang:
UIN Malang, 2013. Tidak diterbitkan (t.d)
Harahap, Ahmad Husein, "Ghazw al-fikr dalam Sosial Politik dalam
Pemikiran Abdul Shabur Marzuq", tesis, Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga, 2016. Tidak diterbitkan (t.d)
Hidayat, Nuim, Sayyid Quthb Biografi dan Kejernihan Pemikirannya,
Jakarta: Gema Insani, 2005
https://id.wikipedia.org/wiki/Islamofobia, diakses pada tanggal 29 September
2018
http://riset.ti.or.id/corruption-perceptions-index-2017/ diakses pada tanggal
29 September 2018
http://www.hdr.undp.org/ diakses pada tanggal 29 September 2018
http://www.kbbi.web.id/komunisme, diakses pada tanggal 1 Agustus 2018
Hudaraja, Arya, Kimcilisasi and Young Zaman Now, Sukabumi: CV Jejak,
2018
‘Imarah, Muhammad, Perang Terminologi Islam Versus Barat, terj.
Ma’rakatul Musthalahât baina al-Gharbi wa al-Islâmî oleh Musthalah
Maufur, Jakarta: Robbani Press, 1998
Ismâ’îl, Abû Dâwud, Sunan Abû Dâwud, Beirût: Al-Maktabah Al-‘Isriyah, t.t
Janmohamed, Shelina, Generation M; Generasi Muda Muslim dan Cara
Mereka Membentuk Dunia, penerj. Yusa Tripeni, Yogyakarta: Bentang
Pustaka, 2017
Jundi, Anwar, Islam dan Dunia Kontemporer, Jakarta: Gema Insani, 1994
119
Katsîr, Ibnu, Tafsir Ibnu Katsir, terj. Lubâbut Tafsîr min Ibnu Katsîr oleh M.
Abdul Ghoffar, dkk., Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2003
Mahmudah, Siti, Historisitas Syari’ah; Kritik Relasi-Kuasa Khalil Abd. Al-
Karim, Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang, 2016
Manzhur, Ibnu, Lisânul ‘Arab, Kairo: Dâr al-Ma’ârif, t.t.
Masduqi, Irwan, Ketika Nonmuslim Membaca Al-Qur’an, Yogyakarta:
Bunyan, 2013
Misbah, Muhammad, Corak Penafsiran Sayyid Quthb dalam Dhilal Al-
Qur’an, http://badaigurun.blogspot.com/2009/05/corak-penafsiran-
sayyid-qutb-dalam.html diakses pada tanggal 8 Juli 2018
Mubarok, Hizqil, Dahsyatnya Ghazwul Fikri, Perang Pemikiran
Menghancurkan Generasi Islam, https://alfidy.com/ghazwul-fikri/,
diakses pada 14 Mei 2018
Muhammad Tholhah Hasan, Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan
Zaman, Jakarta: Lantabora Press, 2005
Munir, Ahmad dan Sudarsono, Aliran Modern dalam Islam, Jakarta: Rineka
Cipta, 1994
Nata, Abuddin, Studi Islam Komprehensif, Jakarta: Kencana, 2011
Nurdi, Herry, Belajar Islam dari Yahudi, Jakarta: Cakrawala Publishing,
2007
Juhro, Siti, "Radikalisme dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian Tafsir Al-
Azhar)", Skripsi, Jakarta: Institut Ilmu Al-Qur'an, 2015. Tidak
diterbitkan (t.d)
Junaedi, Mahfud, Paradigma Baru Filsafat Pendidikan Islam, Depok:
Kencana, 2017
120
Periode Perang Salib VII, Kemenangan Telak Pasukan Muslim,
https://kumparan.com/potongan-nostalgia/periode-perang-salib-vii-
kemenangan-telak-pasukan-muslim, diakses pada tanggal 25 Juli 2018
Qaramaliki, Muhammad Hasan Qadrdan, Al-Qur’an dan Pluralisme Agama,
terj. Abdurrahman Arfan, Jakarta: Sadra Internasional Institute, 2011
Quthb, Sayyid, Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an (Di Bawah Naungan Al-Qur’an),
terj. As’ad Yasin, dkk., Jakarta: Gema Insani Press, 2000
Rahnema, Ali, Para Perintis Zaman Baru Islam, penerj. Ilyas Hasan,
Bandung: Penerbit Mizan, 1996
Siauw Felix Y., dan Tim Hijab Alila, Wanita Berkarir Surga, Jakarta: Alfatih
Press, 2017
Sukma, Peggy Melati dan Imam Shamsi Ali, Menjejak Amerika; Kuketuk
Langit dari Kota Judi, Jakarta: Mizan Publika, 2017
Sumbulah, Umi, Islam “Radikal” dan Pluralisme Agama, Jakarta: Badan
Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2010
Syahidah, Abu, Kamu Hobi tapi Agama Melarang, Jakarta: Gen Mirqat, 2007
Syibromalisi, Faizah Ali, dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik-
Modern, Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011
Tauhidi, Muhammad Pizaro Novelan, Zionis & Syiah Bersatu Hantam Islam,
Solo: Aqwam Media Profetika, 2014
Tim Penceramah Jakarta Islamic Centre, Islam Rahmat Bagi Alam Semesta,
Jakarta: Alifia Books, 2005
Waskito, AM., The Power of Optimism, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2013
Zarkasyi, Hamid Fahmy, Misykat; Refleksi tentang Westernisasi,
Liberalisasi, dan Islam, Jakarta: MIUIMI, 2012
121
Zarman, Wendi, Ternyata Mendidik Anak Cara Rasulullah Mudah dan
Efektif, Jakarta: Kawan Pustaka, 2017
Jurnal Syakhshiyyah Islamiyyah, Edisi 30/XI Maret 2014