Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask
-
Upload
stiesatria -
Category
Documents
-
view
113 -
download
6
Transcript of Fenomena Ekonomi Vol2 No 1 Rosalina Ask
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 31
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 32
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 33
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 34
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, LINGKUNGAN KERJA NON FISIK DAN FASILITAS KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA
PEGAWAI PADA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN CILACAP
Rosalina Anindia Sari Kartika Dosen STIE SATRIA Purwokerto
ABSTRAKSI
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil judul : “Pengaruh Lingkungan Kerja
Fisik, Lingkungan Kerja Non Fisik dan Fasilitas Kerja terhadap Semangat Kerja Pegawai Pada Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap”
Hipotesis yang diajukan adalah : (1) Lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap semangat kerja kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap (2) Lingkungan kerja fisik secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap (3) Lingkungan kerja non fisik secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap (4) Fasilitas kerja secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Cilacap (5) Fasilitas kerja merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap semangat kerja kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis analisis regresi berganda, uji F, uji t dan elastisitas. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan : (1) Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pegawai, diterima (2) Hipotesis kedua, ketiga, keempat dan kelima lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja secaraparsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pegawai diterima.
Kata Kunci : Lingkungan Kerja Fisik, Lingkungan Kerja Non Fisik, Fasilitas Kerja
Semangat Kerja.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi maupun perusahaan, karyawan atau pegawai mempunyai peranan penting. Hal ini dapat dilihat dari segala aktivitas yang dilakukan oleh para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kegiatan tersebut diselenggarakan untuk mencapai tujuan yang diantaranya adalah menyediakan keterangan-keterangan lengkap dan akurat,
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 35
menciptakan suasana kantor yang harmonis dan menyeluruh, mencapai hasil pekerjaan secara efektif dan efisien serta memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal. Dengan demikian sangat penting bagi pimpinan kantor untuk memperhatikan hal ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan semangat kerja karyawannya.
Semangat kerja merupakan sikap yang perlu dimiliki oleh karyawan, sedangkan semangat kerja itu sendiri adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat dan baik (Nitisemito 1996). Semangat kerja dipengaruhi oleh faktor material maupun non material. Pemenuhan kebutuhan yang sifatnya material bukanlah satu-satunya faktor penentu yang dapat membuat karyawan bersemangat dalam bekerja. Pemenuhan kebutuhan non material seperti lingkungan kerja dan fasilitas kerja adalah faktor yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan.
Lingkungan kerja perlu mendapatkan perhatian baik dari pimpinan atau manajer maupun para pegawai karena lingkungan kerja yang baik timbulnya semangat kerja karyawan. Di samping lingkungan kerja fisik dan non fisik, keberadaan fasilitas yang ada di kantor juga mempengaruhi semangat kerja pegawai. Jika fasilitas kerja kurang memadai baik secara kuantitas maupun kualitas, maka pegawai akan merasa kesulitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu pihak pimpinan perlu memperhatikan ketersediaan fasilitas kerja tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik, Lingkungan Kerja Non Fisik dan Fasilitas Kerja terhadap Semangat Kerja Pegawai Pada Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap”
B. Perumusan masalah
Pegawai Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang harus memiliki semangat kerja yang
tinggi. Hal tersebut dikarena jenis pekerjaan yang ditangani oleh para pegawainya
banyak berhubungan dengan pekerjaan yang tidak ringan. Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang bertanggung jawab terhadap kebersihan dan keindahan tata kota. Oleh karena itu,
perlu suatu penataan yang terencana dan terprogram agar keindahan kota tetap terjaga.
Lingkungan kerja fisik yang baik seperti minimnya kebisingan, ruang kerja yang
nyaman (warna, sirkulasi udara) serta tata ruang yang rapi akan menambah konsentrasi
pegawai sehingga semangat kerja meningkat. Lingkungan kerja non fisik seperti
hubungan yang harmonis baik antara atasan dengan bawahan maupun antar pegawai juga
harus ditingkatkan. Hubungan yang harmonis tersebut menimbulkan rasa tentram dan
nyaman pada diri pegawai sehingga pegawai memiliki semangat kerja yang tinggi.
Tersedianya fasilitas kerja yang layak dan memadai akan menyebabkan pegawai bekerja
dengan efektif dan efesien, sehingga hasil kerja pegawai dapat sesuai dengan yang
ditentukan instansi.
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 36
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis merumuskan pemasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh secara bersama-sama lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja
non fisik dan fasilitas kerja terhadap semangat kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap?
2. Bagaimana pengaruh secara parsial lingkungan kerja fisik terhadap semangat kerja
pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap?
3. Bagaimana pengaruh secara parsial lingkungan kerja non fisik terhadap semangat
kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap?
4. Bagaimana pengaruh secara parsial fasilitas kerja terhadap semangat kerja pegawai
pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap?
5. Fasilitas kerja merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap semangat kerja
pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap?
C. Pembatasan Masalah
Supaya penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka penulis membuat batasan-
batasan penelitian sebagai berikut :
(1) Variabel dependen (terikat) yang diteliti adalah semangat kerja karyawan.
(2) Variabel independen (bebas) yang diteliti adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan
kerja non fisik dan fasilitas kerja.
(3) Lokasi penelitian di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh lingkungan kerja fisik, lingkungan
kerja non fisik dan fasilitas kerja secara bersama-sama terhadap semangat kerja
pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.
2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh lingkungan kerja fisik, lingkungan
kerja non fisik dan fasilitas kerja secara parsial terhadap semangat kerja pegawai
pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 37
3. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh lingkungan kerja non fisik secara
parsial terhadap semangat kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Kabupaten Cilacap
4. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh fasilitas kerja secara parsial
terhadap semangat kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Kabupaten Cilacap
5. Untuk mengetahui variabel yang lebih berpengaruh terhadap terhadap semangat
kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.
E. Kerangka Pemikiran
Semangat kerja pegawai dipengaruhi oleh lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja
non fisik dan fasilitas kerja. Lingkungan kerja fisik meliputi penerangan kantor,
pewarnaan ruangan, sirkulasi udara dan keamanan. Lingkungan kerja non fisik terdiri
dari : komunikasi, pembagian tugas, kewenangan dan peraturan kerja. Fasilitas kerja
kerja meliputi peralatan kantor dan peralatan untuk kerja.
Hubungan keempat variabel yaitu lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non
fisik dan fasilitas kerja serta semangat kerja dapat dilihat pada gambar kerangka
pemikiran sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
SEMANGAT KERJA PEGAWAI (Y)
LINGKUNGAN KERJA FISIK (X1)
LINGKUNGAN KERJA NON FISIK (X2)
FASILITAS KERJA (X3)
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 38
F. Hipotesis
(1) Lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja secara
bersama-sama berpengaruh terhadap semangat kerja kerja pegawai pada Dinas
Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.
(2) Lingkungan kerja fisik secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja kerja
pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.
(3) Lingkungan kerja non fisik secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja
kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.
(4) Fasilitas kerja secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja kerja pegawai
pada Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Cilacap.
(5) Fasilitas kerja merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap semangat
kerja kerja pegawai pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.
METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan studi kasus yang dilakukan pada
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini Lingkungan Kerja Fisik, Lingkungan Kerja Non Fisik, Fasilitas
Kerja dan semangat kerja.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah pegawai Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten
Cilacap.
4. Sumber Data
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari studi pustaka dan sumber lain yang ada
hubungannya dengan pihak-pihak yang bersangkutan.
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 39
5. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Interview
Adalah metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara atau tanya jawab
langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan dengan obyek penelitian.
b. Metode Kuesioner
Adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara tertulis
kepada pihak-pihak yang bersangkutan dengan obyek penelitian.
6. Populasi dan responden
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang Kabupaten Cilacap yang berjumlah 36 orang. Karena populasi berjumlah
relatif sedikit, maka yang dijadikan sebagai responden adalah seluruh karyawan atau
disebut metode sensus (Supranto, 1992).
B. Metode Analisis
1. Definisi Operasional
a. Lingkungan kerja fisik adalah sesuatu yang berada di sekitar para pekerja yang
meliputi cahaya, warna, udara, suara serta musik yang mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Indikator-indikator Lingkungan
kerja fisik :
1) Kondisi penerangan di kantor
2) Pewarnaan ruang kantor
3) Sirkulasi udara di ruangan kantor
4) Kebisingan suara di kantor
5) Ketenangan suasana di kantor
b. Lingkungan kerja non fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan
dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
dibebankan meliputi : suasana kerja, hubungan dengan atasan dan sesama
karyawan serta pelayanan kepada masyarakat.
Indikator-indikator lingkungan kerja non fisik :
1) Hubungan antara pimpinan dengan pegawai
2) Hubungan sesama pegawai
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 40
3) Sikap toleransi antar pegawai
4) Penghargaan dari pimpinan terhadap pegawai
5) Pelayanan kerja yang diberikan instansi (kesehatan, ketertiban, olahraga/seni,
rekreasi dan sebagainya)
c. Fasilitas kerja merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh para karyawan
untuk menunjang pelaksanaan tugas dan pekerjaannya dengan sebaik mungkin.
Indikator fasilitas kerja meliputi :
1) Jumlah/kuantitas fasilitas kerja yang tersedia.
2) Keadaan/kualitas fasilitas kerja yang tersedia.
3) Penempatan perlengkapan/peralatan kantor
4) Instruksi/arahan dalam menggunakan fasilitas kerja.
5) Ketersediaan fasilitas pelayanan (kantin, kamar kecil, mushola, tempat pakir
dan sebagainya).
d. Semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan
demikian pekerjaan akan dapat lebih cepat dan lebih baik. Indikator-indikator
semangat kerja :
1) Ketepatan waktu kerja (kehadiran dan kepulangan) pegawai
2) Kesanggupan pegawai melaksanakan tugas dan perintah atasan
3) Kesanggupan pegawai untuk bekerjasama dalam pekerjaan
4) Kesanggupan karyawan untuk menerima tanggungjawab yang lebih besar
5) Kegairahan kerja karyawan
2. Untuk menganalisa data, penulis menggunakan data kualitatif yang didapat dari
karyawan melalui kuisioner. Agar data dapat dihitung berdasarkan statistik perlu
diubah menjadi data kuantitatif. Adapun caranya yaitu dengan menggunakan angka
atau skor untuk setiap jawaban dengan menggunakan Skala Likert yaitu (Sugiyono,
2001) :
a. Untuk jawaban a diberi skor 5
b. Untuk jawaban b diberi skor 4
c. Untuk jawaban c diberi skor 3
d. Untuk jawaban d diberi skor 2
e. Untuk jawaban e diberi skor 1
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 41
3. Analisis yang digunakan dalam penelitian yaitu :
a. Pengujian Validitas
Validitas adalah tingkat ketepatan pengguna alat terhadap suatu gejala
(Singarimbun dan Effendy, 1999). Untuk Menguji validitas dari kuesioner diambil
dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment (Supranto, 1992) sebagai
berikut :
Keterangan :
r : Koefisien Korelasi Product Moment
x : Nilai dari jawaban kuisioner
y : Nilai dari total jawaban
N : Jumlah sampel
Dengan menggunakan derajat kebebasan (n-2) dan α = 0,05 maka apabila :
r > r tabel (tabel angka kritik nilai r) berarti kuisioner dinyatakan valid.
r < rtabel berarti kuisioner dinyatakan tidak valid.
b. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kestabilan dari suatu alat ukur dalam mengukur suatu
gejala (Singarimbun dan Effendi,1999).
Dalam hal ini digunakan rumus “Spearmen Brown” (Supranto, 1992) yaitu:
Keterangan :
Rxx : Koefisien Reliabilitas
R : Koefisien Korelasi Product Moment
Jika Rxx > r tabel, berarti kuisioner dinyatakan reliabel atau memenuhi syarat
reliabilitas.
Jika Rxx ≤ r tabel, berarti kuisioner dinyatakan tidak reliabel atau tidak
memenuhi persyaratan reliabilitas.
4. Pengujian Asumsi Klasik
Agar model regresi yang diajukan menunjukan persamaan hubungan yang valid atas
BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), model tersebut harus memenuhi asumsi
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 42
dasar klasik OLS (Ordinary Least Square), yaitu diantaranya adalah: (Gujarati,
1995)
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu situasi korelasi antara variabel-variabel bebas.
Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas dalam persamaan
regresi tersebut tidak saling berkorelasi. Karena dengan adanya multikolinearitas
akan sangat sulit untuk memisahkan masing-masing variabel bebas yang
mempengaruhi variabel tergantungnya. Untuk mendekati adanya multikolinearitas
diadakan dengan menguji Variance Inflation Factor (VIF) dan matrik korelasi
antara variabel bebas. Kriteria pengujian VIF adalah sebagai berikut (Santoso,
2002) :
VIF > 5, berarti terdapat gejala multikolinearitas
VIF < 5, berarti tidak terdapat gejala multikolinearitas
Kriteria pengujian matrik korelasi antar variabel bebas :
r ≥ 0,5, berarti terdapat gejala multikolinearitas
r < 0,5, berarti tidak terdapat gajala multikolinearitas
b. Uji Heteroskedastisitas
Gejala heteroskedastisitas akan muncul apabila variabel pengganggu untuk setiap
pengamatan tidak lagi konstan, tetapi bervariasi. Pengujian ini digunakan untuk
mengetahui apakah pengganggu dalam persamaan regresi mempunyai varians
yang sama atau tidak. Untuk mendekati ada tidaknya heteroskedastisitas
digunakan Glesjer test (Gujarati, 1995) :
e1 = b0 + b1 + b2 + b3
Kriteria pengujian :
t hitung ≥ t tabel, berarti ada gejala heteroskedastisitas
t hitung < t tabel, berarti tidak ada gejala heteroskedastisitas
5. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menganalisa pengaruh lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik,
fasilitas kerja terhadap semangat kerja pegawai, digunakan Analisis Regresi Linier
Berganda yaitu: (Supranto, 1992)
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 43
Keterangan :
Y : Semangat kerja pegawai
X1 : Nilai lingkungan kerja fisik
X2 : Nilai lingkungan kerja non fisik
X3 : Nilai fasilitas kerja
b0 : Konstanta
b1, b2, b3 : Koefisien Regresi untuk X1, X2,X3
e : Variabel lain yang tidak diteliti
6. Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
digunakan rumus koefisien determinasi (Supranto, 1992) :
Keterangan :
R2 : Koefisien determinasi
b1, b2, b3 : Koefisien regresi untuk X1, X2,X3
Y : Semangat kerja pegawai
X1 : Nilai lingkungan kerja fisik
X2 : Nilai lingkungan kerja non fisik
X3 : Nilai fasilitas kerja
7. Analisis pengaruh secara Keseluruhan
Untuk mengetahui berarti tidaknya pengaruh pengaruh lingkungan kerja fisik,
lingkungan kerja non fisik, fasilitas kerja terhadap semangat kerja pegawai secara
bersama-sama, maka digunakan Uji F sebagai berikut: (Supranto, 1992)
Keterangan :
F0 : Nilai hitung
R2 : Koefisien determinasi
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 44
n : Banyaknya sampel
k : Jumlah variabel
Kriteria hipotesis :
H0 : bj = 0 artinya secara keseluruhan tidak ada pengaruh yang signifikan antara
lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik, fasilitas kerja terhadap
semangat kerja pegawai.
Ha : bj ≠ 0 artinya secara keseluruhan ada pengaruh yang signifikan antara
lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik, fasilitas kerja terhadap
semangat kerja pegawai .
Kriteria test :
Level of significance 95 %
Degree of freedom (k-1) (n-k)
Maka :
H0 diterima jika Fhitung ≤ F tabel (k-1) (n-k)
H0 ditolak jika Fhitung > F tabel (k-1) (n-k)
8. Untuk menguji keberartian koefisien regresi secara parsial, digunakan uji t, dengan
rumus (Supranto, 1992) :
Keterangan :
t = Nilai t hitung
bj = Koefisien regresi
Sbj = Kesalahan baku koefisien regresi
Dengan degree of freedom (n-k) dan level of significant α = 0,05/2, maka :
Kriteria hipotesis :
Ho : bj = 0 artinya secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara
lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik, fasilitas kerja
terhadap semangat kerja pegawai
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 45
Ha : bj ≠ 0 artinya secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara
lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik, fasilitas kerja
terhadap semangat kerja pegawai
Kriteria pengujian :
H0 diterima jika – t tabel ≤ thitung ≤ ttabel
H0 ditolak jika – ttabel > thitung atau ttabel < thitung
9. Analisis Elastisitas
Analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh lebih
besar besar antara lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik, fasilitas kerja
terhadap semangat kerja pegawai. Untuk itu digunakan rumus elastisitas sebagai
berikut (Pindyck dan Field, 1976) :
Keterangan :
Ej : Elastisitas ke j
: Rata-rata Xj (variabel bebas)
: Rata-rata Y (variabel terikat)
bj : Taksiran bj (Koefisien regresi berganda)
Kriteria test :
Hipotesis diterima jika E3 > E1 dan E3 > E2
Hipotesis ditolak jika E3 ≤ E1 dan E3 ≤ E2
RINGKASAN HASIL PENELITIAN
A. Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1. Hasil Perhitungan Validitas dan reliabilitas pertanyaan Butir
Pertanyaan X1 X2 X3 Y r tabel Keterangan
1 2 3 4 5
0,847 0,888 0,717 0,834 0,475
0,831 0,852 0,552 0,718 0,603
0,796 0,837 0,617 0,771 0,637
0,549 0,358 0,469 0,494 0,323
0,329 0,329 0,329 0,329 0,329
Valid Valid Valid Valid Valid
Alpha 0,824 0,761 0,786 0,415 0,329 Reliabel
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 46
Cronbach’s
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rhitung untuk X1, X2, X3 dan Y semuanya lebih
besar dibanding dengan rtabel (0,329), sehingga daftar pertanyaan yang digunakan
sebagai alat pengumpul data dapat dinyatakan valid dan reliabel. Dengan demikian
pertanyaan yang digunakan dapat dijadikan instrument penelitian.
B. Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinieritas
Tabel 2. Hasil pengujian Multikolinieritas menggunakan Nilai Variance Inflation
Factor (VIF)
Variabel VIF
Lingkungan kerja fisik (X1)
Lingkungan kerja non fisik (X2)
Fasilitas Kerja (X3)
1,074
1,085
1,013
Berdasarkan tabel 2 di atas, diperoleh hasil perhitungan VIF untuk
lingkungan kerja fisik (X1) = 1,074, lingkungan kerja non fisik (X2) = 1,085 dan
fasilitas kerja (X3) = 1,013. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa data
penelitian tersebut tidak terdapat multikolinearitas karena nilai VIF masing-
masing variabel lebih kecil dari 5, berarti analisis regresi linier berganda dapat
dipergunakan dalam penelitian ini.
2. Uji Heteroskedastisitas
Ringkasan hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut :
Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel t hitung t tabel Signifikansi Lingkungan kerja fisik (X1) Lingkungan kerja non fisik (X2) Fasilitas Kerja (X3)
1,089 1,090 0,623
2,035 2,035 2,035
0,273 0,284 0,347
Tabel 3 menunjukkan tidak ada variabel yang mempunyai gejala
heteroskedastisitas karena thitung X1 = 1,089; X2 = 1,090 dan X3 = 0,623 lebih
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 47
kecil dari ttabel 2,035, maka dapat dipastikan model tidak mengandung unsur
heteroskedastisitas sehingga model regresi dapat digunakan.
C. Analisis Regresi Berganda
Hasil perhitungan regresi berganda diperoleh persamaan :
Y = 12,789 + 0,1634 X1 + 0,283 X2 + 0,417 X3
Keterangan :
1. b0 = 12,789 artinya, bahwa semangat kerja pegawai yang dicapai sebesar
12,789 satuan apabila lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non
fisik dan fasilitas kerja tidak ada atau sama dengan nol (=0).
2. b1 = 0,163 artinya, bahwa apabila lingkungan kerja fisik naik sebesar 1 satuan,
sedangkan lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja dianggap
tetap, maka semangat kerja pegawai naik sebesar 0,163 satuan .
3. b2 = 0,283 artinya, bahwa apabila lingkungan kerja non fisik naik sebesar 1
satuan sedangkan lingkungan kerja fisik dan fasilitas kerja
dianggap tetap, maka semangat kerja pegawai naik sebesar 0,283
satuan .
4. b3 = 0,417 artinya, bahwa apabila fasilitas kerja naik sebesar 1 satuan sedangkan
lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik dianggap
tetap, maka semangat kerja pegawai naik sebesar 0,417 satuan .
D. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Hasil perhitungan diperoleh nilai R Square menunjukkan angka 0,619, hal ini
berarti bahwa variabel independen penelitian (lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja
non fisik dan fasilitas kerja) dapat menjelaskan variasi variabel dependen (semangat
kerja karyawan) sebesar 61,9 %, dan sisanya sebesar 38,1 % dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
E. Analisis Uji F
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai F hitung yang diperoleh sebesar
17,331 dan nilai F tabel dengan alpha (α) 0,05 dan derajat kebebasan (n-k) (k-1)
diperoleh nilai 3,285. Sehingga F hitung lebih besar dari nilai F tabel (25,512 > 2,866).
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 48
Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen, sehingga menerima hipotesis pertama yang
diajukan, yaitu lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja
secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja
pegawai. Hasil analisis uji F dapat digambarkan dalam kurva normal uji F sebagai
berikut :
3,285 17,331
Gambar 2. Kurva normal Uji F
F. Analisis Secara Parsial (Uji t)
1. Nilai t hitung lingkungan kerja fisik sebesar 2,390 lebih besar dari nilai t tabel
2,035 atau (2,390 > 2,035). Hal ini berarti bahwa lingkungan kerja fisik secara
parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pegawai.
Oleh karena itu hipotesis kedua, diterima.
2. Nilai t hitung lingkungan kerja non fisik sebesar 3,986 lebih besar dari nilai t
tabel 2,035 atau (3,986 > 2,035). Hal ini berarti bahwa lingkungan kerja non
fisik secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja
pegawai. Oleh karena itu hipotesis ketiga, diterima.
3. Nilai t hitung fasilitas kerja sebesar 5,712 lebih besar dari nilai t tabel 2,035 atau
(5,712 > 2,035). Hal ini berarti bahwa fasilitas kerja secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pegawai. Oleh karena itu
hipotesis keempat, diterima.
Daerah Peneriamaan Ho
Daerah Penolakan Ho
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 49
Analisis secara parsial (uji t) dapat digambarkan dalam kurva normal uji t sebagai
berikut :
Gambar 3. Kurva normal uji t
G. Analisis elastisitas
Perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai elastisitas lingkungan kerja fisik (E1)
sebesar 0,152, besarnya nilai elastisitas lingkungan kerja non fisik (E2) sebesar 0,175
dan nilai elastisitas untuk fasilitas kerja (E3) sebesar 0,351.
Nilai elastisitas fasilitas kerja (E3) merupakan nilai yang paling besar dibanding
nilai elastisitas lingkungan kerja fisik (E1) dan elastisitas lingkungan kerja non fisik
(E2) atau (0,351 > 0,152 dan 0,351 > 0,175). Oleh karena itu, hipotesis kelima yang
menyatakan bahwa fasilitas kerja merupakan variabel yang paling berpengaruh
terhadap semangat kerja pegawai, diterima.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
1. Lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja secara bersama-
sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pegawai. Hal ini
dibuktikan melalui perhitungan uji F yaitu, nilai F hitung sebesar 25,512, sedangkan
nilai F tabel yang diperoleh sebesar 3,285. Nilai F hitung lebih besar dari nilai F
tabel (25,512 > 2,866), sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja secara bersama-
sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pegawai,
diterima.
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
-tTabel tTabel tX2 tX1 tX3 -2,035 2,035 2,390 3,986 5,712
Daerah penolakan Ho
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 50
2. Lingkungan kerja fisik secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai,
hal ini dibuktikan dari nilai t hitung lingkungan kerja fisik sebesar 2,390 lebih besar
dari nilai t tabel 2,035 atau (2,390 > 2,035). Hal ini berarti bahwa lingkungan kerja
fisik secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja
pegawai. Oleh karena itu hipotesis kedua, diterima.
3. Lingkungan kerja non fisik secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja, hal ini
dibuktikan dari nilai t hitung lingkungan kerja non fisik sebesar 3,986 lebih besar dari
nilai t tabel 2,035 atau (3,986 > 2,035). Hal ini berarti bahwa lingkungan kerja non
fisik secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja
pegawai. Oleh karena itu hipotesis ketiga, diterima.
4. Fasilitas kerja secara parsial berpengaruh terhadap semangat kerja, hal ini dibuktikan
dari nilai t hitung fasilitas kerja sebesar 5,712 lebih besar dari nilai t tabel 2,035
atau (5,712 > 2,035). Hal ini berarti bahwa fasilitas kerja secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pegawai. Oleh karena itu hipotesis
keempat, diterima.
5. Nilai elastisitas fasilitas kerja (E3) merupakan nilai yang paling besar dibanding nilai
elastisitas lingkungan kerja fisik (E1) dan elastisitas lingkungan kerja non fisik (E2)
atau (0,351 > 0,152 dan 0,351 > 0,175). Oleh karena itu, hipotesis kelima yang
menyatakan bahwa fasilitas kerja merupakan variabel yang paling berpengaruh
terhadap semangat kerja pegawai, diterima.
B. Implikasi
1. Supaya semangat kerja pegawai Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten
Cilacap meningkat, maka pihak Instansi harus memperhatikan lingkungan kerja fisik,
lingkungan kerja non fisik dan fasilitas kerja. Hal itu dikarenakan berdasarkan
penelitian yang dilakukan, ketiga faktor tersebut berpengaruh terhadap peningkatan
semangat kerja pegawai. Perhatian terhadap kebersihan, kerapian, pewarnaan dan
kebisingan ditingkatkan. Hubungan antara pimpinan dengan bawahan dan hubungan
antar pegawai diusahakan kondusif dan harmonis. Ketersediaan fasilitas kerja yang
memadai baik secara kuantitas maupun kualitas hendaknya diperhatikan juga.
ISSN : 2086-5341
Jurnal Ilmiah FENOMENA EKONOMI Vol.2, No.1 Mei 2011 51
2. Fasilitas kerja lebih diperhatikan oleh pihak Instansi. Pekerjaan yang harus dilakukan
oleh pgawai Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang berhubungan erat dengan ketersediaan
fasilitas kerja yang baik. Kebersihan dan keindahan kota erat hubungannya dengan
sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas. Oleh
karena itu ketersediaan fasilitas kerja merupakan suatu hal pokok yang harus ada
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta.
Nitisemito, Alex S. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia. Bandung.
Pyndick, R.S dan Field, D.R, 1976. Economic Models and Economic Forecast and Case Study, Mc Graw Hill Moyukusha.
Santoso, Singgih, 2002. SPSS Statistik Parametik, PT. Elex Media Komputindo, Gramedia, Jakarta.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan, 1999. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta
Sugiyono, 2001. Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung
Supranto, J, 1992. Statistik Teori dan Aplikasi II. Erlangga. Jakarta