Feltrip Ggs
-
Upload
ahmad-jeli-rinaldi -
Category
Documents
-
view
248 -
download
8
description
Transcript of Feltrip Ggs
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada daerah Sulawesi selatan memiliki sejarah tektonik yang sangat unik, terutama
dibatu kalasi, daerah Kapa,Kecamatan Mallusetasi,Kabupaten barru, sehingga menarik
untuk diteliti terutama bahan galian. Untuk itu , informasi geologi daerah tersebut mutlak
diperlukan tidak hanya bagi pemanfaatan sumberdaya mineral yang ekonomis sifatnya ,
namun penting pula bagi pengelolaan,pembangunan dan pengembangan wilayah tersebut.
Sulawesi selatan sebagai salah satu wilayah di Indonesia telah diteliti oleh sekian
banyak ahli geologi dengan kepentingan yang berbeda-beda, namun masih belum cukup
memadai untuk dapat menampilkan data-data yang lebih detail. Untuk itu usaha-usaha dan
kegiatan pemetaan yang berskala besar terus diupayakan dan dilakukan pada masing-
masing daerah wilayah ini.
Sehubungan dengan hsl diatas, maka penyusun mencoba melakukan pengamatan
geologi khususnnya mengenai studi geologi struktur didaerah Barru agar dapat
mengklasifikasikan unsur-unsur struktur geologi nantinya sangat berguna dalam pencarian
sumber daya alam dan bahan galian.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1 Maksud
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat secara langsung objek serta proses-proses
yang terjadi dialam yang berhubungan dengan struktur geologi dan kemudian
membandingkannya dengan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah, selain itu juga untuk
mengetahui ciri-ciri struktur yang terjadi dilapangan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakannya praktek lapangan ini yaitu agar kita dapat mengetahui
dan membedakan ciri-ciri fisik pola dan bentuk struktur geologi yang nantinya digunakan
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
untuk merekonstruksi proses-proses geologi yang terjadi baik secara deskriptif maupun
statistik. Sekain itu juga dapat membantu pola kerangka struktur geologi.
1.3 BATASAN MASALAH
Mengingat akan meluasnya pembahasan yang mengenai pada tidak efisiensinya
hasil yang diperoleh berikut penggunaan waktu dan biaya yang tidak tepat . maka
penyusun membatasi masalah yaitu mengenai struktur-struktur yang dijumpai pada daerah
penelitian dengan jenis-jenisnnya, ciri-ciri serta gejala-gejala dan factor penyebabnya.
1.4 ALAT DAN BAHAN
1.4.1 alat
Alat yang digunakan selama penelitian, antara lain :
1. Palu geologi
2. Clip board
3. Alat tulis menulis (ATM)
4. Gps
5. Kompas
6. Mistar
7. Camera digital
8. Rol meter
9. Pita meter
1.4.2 bahan
Bahan yang digunakan selama penelitian antara lain:
1. Kertas A4
2. Peta dasar daerah penelitian
3. Buku lapangan
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
4. Kantung sampel
1.5 MANFAAT KULIAH LAPANGAN
Manfaat fieldtrip geologi struktur yaitu untuk mengetahui bentuk-bentuk struktur
geologi seperti sesar, kekar, dan lipatan.
1.6 WAKTU, LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH
Praktek lapangan mata kuliah geologi struktur ini dilaksanakan pada hari
Sabtu, tanggal 27 desember 2014 sampai dengan hari minggu tanggal 28 desember
2014. Kami berangkat daei kampus UMI pukul13.30 WITA dan tiba di basecamp
lapangan pada pukul 17.20 WITA.
Adapun lokasi penelitian bertempat Pulau Batukalasi. Pulau ini merupakan
daerah yang termasuk Kecamatan Malusetasi Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi
Selatan. Daerah ini dapat ditempuh dengan menggunakan roda dua dan empat karena
ditunjang dengan kondisi jalan yang bagus. Meskipun begitu untuk mencapai pulau
Batukalasi harus berjalan kaki dari basecamp melewati laut dangkal sekitar 15 menit.
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Struktur geologi adalah segala unsur dari bentuk arsitektur kulit bumi yang
diakibatkan oleh gejala-gejala endogen bumi. (geologi dasar, halaman.153)
2.1 DEFINISI LIPATAN
Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang
ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsur garis bidang
didalam bahan tersebut.(geologi dasar hal.160)
Lipatan dapat terbentuk karena proses/pengaruh :
1. Tektonik
2. Gaya berat (pelengseran)
3. Akibat pengaruh-pengaruh setempat
4. Intrusi batuan beku dalam
5. Injeksi garam
A. DESKRIPSI GEOMETRI PADA LIPATAN
Secara geometri suatu lipatan dapat dideskripsikan sebagai suatu permukaan bidang
lengkung yang tunggal. Bentuk suatu lipatan sangat beragam, dari yang sederhana sampai
sangat rumit, yang sulit dideskripsikan secara terinci. Untuk kegunaan praktis, disamping
metoda matematik, dipakai metoda deskriptif lain seperti pembuatan kontur struktur dan
sebagainya. Sebagai penyederhanaan, suatu lipatan dapat dianggap sebagai suatu bentuk
permukaan yang silindris dengan sumbu lipatan sebagai kerangka permukaan tersebut, dan
unsur-unsurnya dapat ditunjukkan pada suatu penampang (profile) lipatan. Beberapa titik
profil permukaan dideskripsikan seperti pada gambar 2.1.
1. Hinge point
Titik maksimum pelengkungan pada lapisan yang terlipat.
2. Crest
Titik tertinggi pada lengkungan.
3. Trough
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
Titik terendah pada pelengkungan.
4. Inflection point
Titik batas dari dua pelengkungan yang berlawanan.
Gambar 2.1 Titik-titik yang dideskripsi pada profil permukaan lipatan
silindris
B. KLASIFIKASI LIPATAN
Berdasarkan bentuk penampang tegak billings (1986),
menggolongkan lipatan berdasarkan penampang tegak menjadi:
1. Lipatan simetri yaitu lipatan dimana “axial plane”nya itu vertikal.
2. Lipatan asimetri yaitu lipatan dimana “axial plane”nya condong.
3. Overtunrned fold yaitu lipatan dimana “axial plane”nya condong dan kedua sayapnya
miring pada arah yang sama dan biasanya pada sudut yang berbeda.
4. Recumbent fold yaitu lipatan dimana “axial plane” nya horizontal.
5. Vertical isoclinal fold yaitu lipatan dimana “axial plane” nya vertical.
6. Isoclined isoclinal fold yaitu lipatan dimana “axial plane” nya condong.
7. Recumbent isoclinal fold yaitu lipatan dimana “axial plane” nya horizontal.
8. Cheuron fold yaitu lipatan dimana “hinge” nya tajam dan menyudut.
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
9. Box fold yaitu lipatan dimana “crest” nya luas dan datar.
10.Fan Fold yaitu lipatan dimana sayapnya membalik.
11.Monocline yaitu lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal terjal.
12.Homocline yaitu lapisan yang miring dalam satu arah dengan sudut yang relative sama.
13.Structure terrace yaitu lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal terjal (Penuntun
geologi struktur hal.65)
C. Geometri Lipatan
Lipatan dijumpai dalam berbagai bentuk (geometri), yang disebut sebagai “fold style” dan
ukuran. Variasi geometri lipatan terutama tergantung pada sifat dan keragaman bahan, dan
asal kejadian mekanik pada saat proses perlipatan.
Secara umum terdapat “antiform”, bentuk tertutup keatas dan “synform”, bentuk tertutup
kebawah. Suatu antiklin adalah bentuk lipatan dengan bagian lapisan tertua pada inti (sisi
cekung permukaan lipatan) sedangkan sinklin dengan bagian termuda pada inti.
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
Gambar 2.2 : Model Mekanika Struktur Lipatan (Park, 1989)(penuntun geologi struktur
2000 halaman 60)
2.2 KEKAR
Kekar adalah bidang rekahan yang tidak memperlihatkan pergeseran yang berarti
(bagian masanya masih berhubungan/bergabung).
Kekar merupakan gejala yang umum dan sering dijumpai. Pada umumnya menunjukkan
pola sistematik (prefered orientaton) dan seringkali simetrik. Walaupun demikian, kekar
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
adalah unsur struktur yang sulit dipakai di dalam interpretasi kondisi “strain” dan “stress”
dari proses deformasi yang telah lampau (Gambar 2.3).
Faktor pembatas (untuk analisa kinematik/ dinamik) :
Sulit ditentukan jenisnya
Tidak ada/kecil nya sifat pergeseran.
Sulit menentukan waktu pembentukannya.
Aktif/diaktif kan kembali oleh deformasi yang berulang.
Dapat terbentuk oleh bermacam proses.
Gambar 2.3. Pola fractures yang dihasilkan dari percobaan di laboratorium (Mean,
1976)
Kekar adalah bidang planar yang mempunyai kecenderungan gerak pada bidangnya
(Gambar 2.4) :
1. Bergeser (shear) sejajar permukaan
2. Meregang (dilation) tegaklurus permukaan
3. Pemendekan (shortening) tegaklurus permukaan
atau kombinasi dari ketiga nya.
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
Gambar 2.4. Jenis rekahan pada batuan (Twiss dan Moore, 1992).(prinsip dasar geologi
struktur hal.99)
2.3. Sesar (Fault)
Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang telah mengalami
pergeseran sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan, dengan
arah yang sejajar dengan bidang patahan. Pergeseran pada sesar bias terjadi sepanjang
garis lurus yang disebut sesar translasi atau terputar yang dinamakan sesar rotasi.
Pergeseran-pergeseran ini mempunyai demensi berkisar antara beberapa cm sampai
mencapai ratusan km. Bahan yang hancur akibat pergeseran yang terdapat pada jalur sesar,
dapat berupa “gouge” yaitu suatu bahan yang halus karena lumat akibat gerusan dan
“breksi sesar” yaitu zona hancuran yang memperlihatkan orientasi fragmen akibat gerusan.
a. Istilah-istilah penting yang berhubungan dengan sesar.
- Bidang sesar adalah bidang rekahan dimana terjadi pergeseran antara blok-blok yang
saling berhadapan. Seringkali bidang sesar tercerminkan secara morfologis sebagai “gawir
sesar” (gambar 2.4).
- Hanging wall adalah blok patahan yang berada dibagian atas bidang sesar.
- Foot wall adalah blok yang ada dibagian bawah bidang sesar (gambar 2.5).
- Throw (loncatan vertikal) adalah jarak slip / separation yang diukur pada bidang vertikal
(gambar 2.5).
- Heave (loncatan horizontal) adalah jarak slip / separation yang diukur pada bidang
horizontal (gambar 2.5).
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
X Z = Pergeseran sesar
X Y = Throw
Y Z = Heave
α = Kemiringan sesar
Gambar 2.5 : Diagram blok yang memperlihatkan bagian-bagian dari sesar
b. Klasifikasi Sesar
Berdasarkan pada sifat gerak, sesar dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
a. Sesar normal yaitu gerak hanging wall relatif turun terhadap foot wall
b. Sesar mendatar yaitu gerak relatif hanging wall relatif naik terhadap foot wall
c. Sesar mendatar yaitu gerak relatif mendatar pada bagian-bagian yang tersesarkan.
Gerak-gerak ini sangat berhubungan dengan sifat atau posisi tegasan utama yang bekerja
pada daerah atau tubuh batuan yang mengalami deformasi (gambar 2.6)
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
Gambar 2.6 : Diagram blok yang memperlihatkan jenis-jenis sesar
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tahapan Pendahuluan
Tahapan pendahuluan perlu dilakukan sebelum kegiatan penelitian dilapangan
untuk memperlancar tahapan untuk memperlancar tahapan selanjutnya.Adapun tahap
pendahuluan ini meliputi:
3.1.1 Persiapan administrasi
Tahap persiapan administrasi mencakup pengurusan dana serta pengurusan surat
izin penelitian sebelum berangkat kelokasi penelitian.
3.1.2 Studi Pustaka
Tahapan studi pustaka dilakukan untuk mempelajari literatur – literature tentang
struktur geologi.
3.2 Tahapan pengambilan data
3.2.1 Sumber data
Data yang diambil dalam kegiatan penelitian ini adalah data primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari lapangan.
3.2.2 Jenis data
Data primer yaitu data pengukuran kekar dan data pengukuran sesar yang diperoleh
dari hasil pengukuran lapangan.
3.2.3 Teknik pengambilan data
Teknik pengambilan data penelitian yang digunakan dalam penuliasan dan
penyusunan laporan fieldtrip ini adalah dengan mengambil data secara langsung
dilapangan, mengamati dan menganalisis segala hal yang berkaitan dengan struktur
geologi.
3.3 Tahap pengolahan dan analisis data
3.3.1 Teknik pengolahan data
Setelah semua data terkumpul, data kemudian dicek kembali untuk selanjutnya
dilakukan perhitungan data kekar dan sesar, kemudian factor – factor apa saja yang
mempengaruhi terjadinya struktur geologi.
3.3.2 Metode analisis data
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
Tahap analisis data yang dianalisis yaitu data kekar dan sessar, data kekar
dianalisis dengan cara menggunakan diagram roset, sedangkan data sesar digunakan untuk
melihat arah sesarnya.
3.4 Tahap penyusunan laporan penelitian
Tahap ini adalah tahap paling akhir dalam kegiatan penelitian dimana data – data
yang sudah diolah dan didapatkan hasilnya. Setelah melalui kesemuanya itu selanjutnya
dijadikan laporan. Laporan yang telah disusun selanjutnya diasistensikan kepada asisten
pendamping.
BAB IV
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Pengukuran Kekar
Data-data pengukuran kekar yang diambil dim lapangan adalah sebagai berikut:
No
Kekar Jarak
antar
Kekar
(cm)
Bukaan
Kekar
(cm)
Isian/Mineral
Panjang
Kekar
(cm)
Keterangan
N…˚E N…˚W
1 26 3 2 Pasir 65 Sistematik
2 65 23 1,1 Pasir 34 Tidak sistematik
3 32 2,1 0,2 Tidak ada 62 Tidak sistematik
4 48 1,5 0,2 Tidak ada 29 Sistematik
5 46 19,1 0,3 Tidak ada 22 Sistematik
6 34 3,8 1 Pasir 33 Tidak sistematik
7 41 3 0,3 Tidak ada 31 Tidak sistematik
8 62 5 0,4 Tidak ada 61 Sistematik
9 40 11,3 0,1 Tidak ada 12 Tidak sistematik
10 23 2 0,2 Tidak ada 9 Tidak sistematik
11 16 2,3 0,2 Tidak ada 7 Sistematik
12 24 7,5 0,1 Tidak ada 6 Sistematik
13 44 15 0,8 Pasir 190 Tidak sistematik
14 29 15 0,4 Pasir 10 Sistematik
15 23 4 0,2 Tidak ada 22 Sistematik
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
16 30 4,5 0,5 Pasir 53 Sistematik
17 45 12 0,4 Tidak ada 59 Tidak sistematik
18 50 13,5 0,3 Tidak ada 53 Tidak sistematik
19 60 5 0,3 Tidak ada 51 Sistematik
20 60 7 0,3 Tidak ada 58 Sistematis
21 65 3 1 Pasir 42 Sistematis
22 51 3 0,2 Tidak ada 14 Sistematis
23 30 6 0,4 Pasir 19 Sistematis
24 45 3 0,2 Tidak ada 15 Tidak sistematik
25 34 6 0,1 Tidak ada 6 Sistematis
26 1 2 0,1 Tidak ada 35 Tidak sistematik
27 5 1 0,2 Tidak ada 4 Sistematis
28 600 4,7 0,1 Tidak ada 13 Sistematis
29 41 3,5 0,1 Tidak ada 12 Sistematik
30 80 4 0,2 Tidak ada 5 Tidak Sistematik
31 60 1,5 0,3 Tidak ada 7 Tidak Sistematik
32 60 9,3 0,3 Tidak ada 12 Sistematik
33 46 5,5 0,4 Pasir 19 Sistematik
34 20 6 0,2 Tidak ada 44 Sistematik
35 41 9 0,2 Tidak ada 59 Tidak Sistematik
36 66 2 0,4 Pasir 11 Sistematik
37 10 5 0,1 Tidak ada 9 Tidak Sistematik
38 11 3 0,4 Pasir 6 Sistematik
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
39 48 5 0,1 Tidak ada 28 Tidak Sistematik
40 41 6 2 Pasir 39 Sistematik
41 63 6 0,5 Pasir 6 Tidak Sistematik
42 5 4 0,7 Pasir 16 Sistematik
43 17 2,3 0,2 Tidak ada 10 Sistematik
44 25 6 1,4 Pasir 20 Sistematik
45 25 2,6 0,7 Pasir 27 Tidak Sistematik
46 48 5 0,3 Tidak ada 10 Sistematik
47 45 6 0,1 Pasir 14 Tidak sistematik
48 28 8,5 0,2 Pasir 14 Sistematik
49 45 4 0,2 Tidak ada 36 Sistematik
50 59 4,5 0,4 Pasir 37 Sistematik
51 84 3 0,1 Tidak ada 8 Sistematik
52 65 8 0,3 Tidak ada 16,5 Tidak sistematik
53 14 8,5 0,6 Pasir 130 Tidak sistematik
54 46 10,5 0,4 Pasir 69 Tidak sistematik
55 26 7,5 0,1 Tidak ada 38 Sistematik
56 42 9 0,2 Tidak ada 66 Tidak sistematik
57 43 9 0,1 Tidak ada 18 Tidak sistematik
58 35 14 0,2 Tidak ada 24 Tidak sistematik
59 8 3,5 0,1 Tidak ada 23 Sistematis
60 30 6 0,1 Tidak ada 14 Sistematis
61 10 24 0,2 Tidak ada 9 Sistematis
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
62 35 3 0,1 Tidak ada 57 Tidak sistematik
63 46 3 0,3 Tidak ada 17 Sistematis
64 20 12 0,2 Tidak ada 15 Sistematis
65 59 3 0,3 Tidak ada 15 Sistematis
66 30 10 0,1 Tidak ada 10 Sistematis
67 35 7,5 0,4 Tidak ada 44 Sistematis
68 30 0,5 0,2 Tidak ada 16 Sistematis
69 10 2 0,1 Tidak ada 20 Sistematis
70 21 5 0,1 Tidak ada 17 Sistematis
71 39 2,5 0,1 Tidak ada 19 Sistematis
72 1 6 0,3 Tidak ada 39 Tidak sistematik
73 12 3 0,3 Tidak ada 34 Sistematis
74 12 2 0,2 Tidak ada 33 Sistematis
75 28 7,4 0,2 Tidak ada 43 Tidak sistematis
76 86 4,5 0,2 Tidak ada 9 Sistematis
77 35 10 0,1 Tidak ada 13 Tidak sistematis
78 55 3,5 0,2 Tidak ada 28 Sistematis
79 30 23,5 0,2 Tidak ada 7 Sistematis
80 26 2 0,2 Tidak ada 19 Tidak sistematis
81 18 12 0,1 Tidak ada 23 Tidak sistematis
82 59 3,5 0,4 Pasir 12 Sistematis
83 25 16 0,1 Tidak ada 18 Sistematis
84 40 17 0,4 Pasir 16 Tidak sistematis
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
85 55 4 0,2 Tidak ada 12 Tidak sistematis
86 15 2 0,2 Tidak ada 46 Tidak sistematis
87 83 6 0,1 Tidak ada 14 Sistematis
88 87 2 0,4 Pasir 18 Sistematis
89 48 3 2 Pasir 12 Sistematis
90 50 5 0,1 Tidak ada 21 Sistematis
91 51 3 0,1 Tidak ada 3 Tidak sistematis
92 15 6,2 0,2 Tidak ada 6 Tidak sistematis
93 35 6,9 0,3 Tidak ada 17 Tidak sistematis
94 10 2,5 0,1 Tidak ada 4 Tidak sistematis
95 15 4,3 0,1 Tidak ada 15 Tidak sistematis
96 35 11 0,1 Tidak ada 25 Tidak sistematis
97 30 3,5 0,1 Tidak ada 5 Tidak sistematis
98 5 5,5 0,2 Tidak ada 16 Tidak sistematis
99 15 3,5 0,1 Tidak ada 33 Tidak sistematis
100 30 8 0,1 Tidak ada 36 Tidak sistematis
Tabel 4.1 Data Pengamatan Kekar
4.1.2 Pengukuran Sesar
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
4.1.2.1 Tabel Data Pengamatan Sesar A1-A2
DIP (…˚)
Panjang Sesar
Kiri Kanan
1 25 10
69 Meter
2 16 12
3 14 18
4 29 14
4.1.2.2 Tabel Data Pengamatan B1-B2
DIP (…˚)
Panjang Sesar
Kiri Kanan
1 15 18
50 Meter
2 20 14
3 17 12
4 19 19
4.1.2.3 Tabel Data Pengamatan C1-C2
DIP (…˚)
Panjang Sesar
Kiri Kanan
1 23 20 63 Meter
2 25 25
3 21 19
4 16 17
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
4.1.2.4 Tabel Data Pengamatan D1-D2
DIP (…˚)
Panjang Sesar
Kiri Kanan
1 20 19
43 Meter
2 26 25
3 12 11
4 14 14
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengukuran Kekar
NilaiTurus Angka
N…˚E N…˚W N…˚E N…˚W
0-10 9 1
11-20 11 1
21-30 17 4
31-40 5 7
41-50 7 14
51-60 2 11
61-70 1 5
71-80 - 1
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
81-90 2 2
Tabel 4.2 Perhitungan Kekar pada Diagram Roset
Gambar 4.1 diagram roset
Maka dari pengamatan dilapangan kita dapat menentukan arah gaya yang
menyebabkan terjadinya kekar dengan menganalisa menggunakan diagram roset sehingga
didapatkan σ1 N 100 W karena σ1 merupakan gaya utama diantara dua titik maximum dan
σ3 N 800 E karena σ3 merupakan gaya utama tegak lurus terhadap σ1.
4.2.2 Pembahasan Sesar
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
A1
A2B2C2 D2
D1C1 B112,9 m 34 m5,6 m63 m 50 m 69 m 43 m
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
Gambar 4.1 Sketsa Sesar
Dari data sesar yang telah kita ambil dilapangan maka dapat disimpulkan bahwa
jenis sesar yang terdapat dipulau batukalasi adalah sesar geser.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan fieldtrip kali ini yaitu kekar dan
sesar dapat ditentukan berdasarkan ciri-ciri atau kenampakkan dilapanngan misalnya kekar
dcirikan dngan adanya rekahan batuan yang belum mengalami pergeseran,sedangkan sesar
dicirikan dengan adanya rekahan batuan yang telah mengalami pergeseran.
5.2. SARAN
Saran saya agar format data lapangan di fixkan terlebih dahulu agar praktikan tidak
bingung pada saat melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Endarto danang.2005.pengantar geologi dasar.universitas sebeblas maret.surakarta
Tim penyusun.2009.penuntun geologi struktur prinsip dasar geometri dan
interpretasi.ITB.bandung
Tim penyusun.2013.penuntun geologi struktur.UMI.makassar
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
”LAPORAN FIELDTRIP”
ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005