Feasibility Study on - SIMsim.nilim.go.jp/GE/SEMI1/present/kobayasi/seminar.doc · Web...

19
Feasibility Study Dampak Lingkungan Dunia berkaitan Permukiman dan Wilayah 1999.11.23 ----------------------------------------------------di Indonesia--------------------------------------------------- DR. Hideyuki KOBAYASHI Head of Urban Development Division, Department of Urban Planning Building Research Institute, Ministyry of Construction. Tachihara-1, Tsukuba-city, Ibaraki Prefecture, Japan 305- 0802 Tel : +81-298-64-6619 Fax : +81-298-64-6776 e-mail : [email protected]

Transcript of Feasibility Study on - SIMsim.nilim.go.jp/GE/SEMI1/present/kobayasi/seminar.doc · Web...

Feasibility Study

Dampak Lingkungan Dunia berkaitan Permukiman dan Wilayah

1999.11.23

----------------------------------------------------di Indonesia---------------------------------------------------

DR. Hideyuki KOBAYASHI

Head of Urban Development Division, Department of Urban PlanningBuilding Research Institute, Ministyry of Construction.

Tachihara-1, Tsukuba-city, Ibaraki Prefecture, Japan 305-0802Tel : +81-298-64-6619 Fax : +81-298-64-6776

e-mail : [email protected]

Dampak Lingkungan Dunia berkaitan Permukiman dan Wilayah

DR.Hideyuki KOBAYASHI

1. Pengertian masalah "Lingkungan Dunia". Masalah lingkungan terjadi sebagai masalah lokal/daerah pada '70s di negara-negara maju. Di Jepang juga penghuni pedesaan atau perkotaan menjadi sakit yang belum pernah terlihat. Nanti dijelaskan karena polusi air, polusi udara yang berasal dari industri, melalui penelitian. Undang-undang dan peraturan-peraturan disiapkan untuk melarangkan pengeluaran asal polusi lingkungan. Tetapi akhirnya, kebanyakan masalah-masalah ini dipecah melalui peningkatan efisiensi pengunaan sumberdaya pada pabeliknya. Tetapi, pada '90s, masalah lingkungan dunia menjadi makin jelas. Contoh, beberapa jenis gas, CO2, CH4, CClFx, etc. akan merobah iklim dunia secara total, sebagai "Dampak Rumah Kaca" Sehingga, korban atau kerugian akan terjadi dimana-mana atas dunia, yang lokasinya jauh dari puberik, mobil, rumah-rumah atau perkotaan sebagai asal masalah ini. Untuk pemecahan masalah ini, kerjasama seluruh dunia diperlukan supaya manusia pada masa depan bisa hidup secara sehat dan aman.

gambar 1 : (1.bmp) Jaringan Dampak Lingkungan Dunia ( maaf, masih dalam bahasa

Jepang)

2.bmp : hubungan antara masalah-masalah lingkungan global dan perpanasan dunia

3.bmp : prakiraann kepanasan udara dunia yang akan naik

4.bmp : sejarah kepanasan udara dunia dan prakiraannya

5.bmp : asal naikan kepanasan udara

6.bmp : jaringan CO2

7.bmp : pertambahan CO2 udara

8.bmp : dampak naikan kepanasan udara

9.bmp : prosentasi emisi CO2 antara negara-negaraAmerika22.4% > Cina 13.4%> Russia 7.1% > Jepang 4.9% India 3.8% > Jerman 3.5% > Afrika 3.4% > Amerika Selatan 3.1% > Inggris 2.4% > Canada 2.0% >Italia 1.7% > Oceania 1.4% > dll 30.9 %

dari atas :Amerika/Canada/Russia/Jerman/Inggris/Jepang/Poland/Afrika selatan/Korea/Italia/Francis/Mexico/Cina/India/EU/Total negara maju/Total negara maju barat/Negara Europ timur(dulu)+Russia/Negara-negara berkembang10.bmp : jumlah pembuangan CO2 ton/orang berasal negara-negara (nomor ton dihitung sebagai keberatan C (tampa O2) )

11.bmp : jenis dampak naikan kepanasan udara kepada kawasan pinggir laut jumlah cahaya berkurang -> jaringan ekologi alam tidal flow berobah -> bentuk geologi dan jaringan ekologi alam pernaikan air laut -> bentuk geologi, jaringan ekologi alam, hidup manusia wave makin tinggi -> bentuk geologi, hidup binatang pinggir laut

daera rawa dan rendah hilang -> ekologi alam dan hidup manusia muka air sungai naik -> dampak kepada water resource air asem(garam) masuk -> water resource, pertanian dsb.

2. Pendekatan Masalah Lingkungan Dunia<a> "Batas Perkembangan" (1972, Rome Club) Simulasi Model Dunia prakira batas perkembangan.<b> Stockholm Congress(1972) "Human Environment Protocol"<c> Rio Congress(1992) "Pembangunan dan Lingkungan" Principles:-No.4 "Sustainable Development" Penjagaan lingkungan adalah sebagian proses pembangunan, dan tidak bisa dipikirkan secara terpisah.-No.6 "Special conditions in Developing Countries" Keadaan dan kebutuhan di negara-negara berkemangn, terutama negara-negara yang paling miskin, yang langsung dapat dampak lingkungan, harus diutamakan.-No.7 "Common but differential responsibility" Negara-negara maju harus ingat kewajiban sendiri yang berat tentang "Sustainable Development", karena besarnya jumlah dampak lingkungan dunia berasal dari sendiri, dan teknologi dan dana yang dimiliki oleh sendiri. Prinsip ini menjadi dasar kesimpulan Rapat Kyoto(1997) termaksud potongan 5% emisi. Beberapa macam kerjasama, meskipun tidak akan diucapkan "terimakasih", harus dilaksanakan. Agenda21 yang terdiri dari banyak maksud dan tujuan, juga disetujui dalam Congress ini. Setiap maksud dan tujuan sedang diteruskan menjadi tahap pelaksanaan.<d>1997 Global Environmental Outlook<e>Kyoto Protocol(1997.12, COP3 Rapat Kyoto) Tujuan potongan CO2 emisi disetujui secara kuwantitatif. Menurut persetujuan ini, negara-negara maju harus mengurangi emisi pada tahun 2008-10, dibangdinkan dengan jumlah emisi pada tahun 1990, sebagai:

Jepang : -6%Amerika: -7%Eropa : -8%Russia : 0%Total Negara-negara maju : -5.2%

Selain ini, beberapa ketentuan tentang rangka jual-beli dan rangka kerjasama antar negara diputuskan, yang akan lebih dijelaskan secara detail dalam COP6 dan selanjutnya :<a> jual beli hak pembuangan CO2 antara negara-negara maju Negara A bayar uang kepada negara B. Hak emisi negara A bertambah, tapi berkurang pada negara B.<b> kerjasama pelaksanaan antara negara-negara maju Negara A dan negara B melaksanakan seatu proyek kerjasama untuk mengurangi emisi CO2 di negara B. Sebagai hasil proyek perkurangan emisi dibagi antara negara A dan negara B.<c> CDM (Clean Development Mechanism) Melalui proyek kerjasama antara negara maju A dan negara berkembang B termaksud "Sustainable Development" di pihak negara berkembang B. Sebagian hasil akan dihitung sebagai bagian berkurangan emisi pada negara A. Tentan "Cara (method) dan Acara (procedure)", diputuskan dalam pasal 12 ayat 7 dalam Kyoto Protokol bahwa akan semakin dijelaskan lagi pada lapat COP selanjutnya.

CONTOH : Jika ada proyek kerjasama antara Jepang-Indonesia

Pelaksanaan Proyek Kerjasama di Indonesia

Perbuangan CO2 berkuang 1000t di Indonesia

Sesuai dengan "Cara dan Acara" pembagian Kepada pihak Jepang diputuskan. (contoh :

500t)

Pihak Jepang dapat tambahan hak pembuangan 500t

Pihak Indonesia dapat (1) Pembuangan dalam Indonesia berkurang

(1000t)(2) Dapat teknologi dan dana untuk proyek

3. Pendekatan di Jepang -Ministry of Construction : untuk daerah Jepang Proyek Penelitian dan Pengembangan "Pembangunan Teknologi termaksud Pembangunan Tanah Air (National Land) dengan mengefisiensikan Sumberdaya Alam dan Energi" Dalam proyek ini, kami (BRI) mengembankan sistem untuk ukuran dan evaluasi "Life Cicle Emission" suatu bangunan (menjadi software). Juga mencoba evaluasi kota daerah secara total.

Tingkat bahan bangunan Setiap bahan bangunan umum diukur dari segi emisi CO2.Tingkat bangunan (Life Ciclye Analysis) Tahap pembangunan. Tahap pengunaan. Tahap pembongkaran.Tingkat perkotaan Pembangunan Hidup penghuni Lalu-lintas

Sistem ini akan digunakan pada proyek-proyek dilaksanakan di Jepang.

(1)Cara anggaran pemakaian bahan-bahan untuk satu bangunan-ambil contoh rumah-rumah baru dibangun

-ambil contoh rumah-rumah yang diperbaiki-ambil contoh rumah-rumah dibongkar(2)Cara estimasi jangka waktu (pertahanan) suatu bangunan-ambil contoh rumah-rumah dibongkar(3)Cara anggaran dalam satu kawasan-mengunakan data statistik untuk PBB(4)Cara analysis untuk suatu kota secara seluruhan-survai toko bahan bangunan-survai swasta/pemborong pembangunan rumah-hasil survai wilayah-survai hidup masyarakat(dari segi energi)-survai lalu lintas(dari segi bahan bakar)

4. Pendekatan di Jepang -Environment Agency : untuk daerah Asia Pacific Sebelum kebijaksanaan international, kegiatan penelitian sudah mulai di laksanakan di daerah Asia-Pacific, sebagai "Project of The Global Environmental Research Program", yang terdiri dari:(1) Depletion of the Ozone Layer(2) Global Warming-Mechanisms and Prediction-Assesment of Effects-Countermeasures(3) Acid precipitation(4) Marine Pollution(5) Tropical Deforestation(6) Loss of Biological Diversity(7) Desertification(8) Human Dimensions of Global Environmental Problems(9) Integrated Research

Penelitian ini menjadi suatu topik pada (2). Dalam (2), 15 topic dilaksanakan pada tahun 1998/1999. Amongst, "Study on Comprehensive Assessment for Impacts Sea-level Rise(1997-99) akan selesai pada tahun ini. Studi ini sekarang dilaksanakan sebagai Feasibility Studi.

Pada tahun depan 2000/2001,studi ini diusulkan untuk menjadi suatu sub-topic dari "Comprehensive Impact Study of Climate Change and Sea-level Rise and Countermeasures" yang akan dilaksanakan 2000/2001 - 2002/2003, sebagai tahap kelanjutan dari topik tersebut.

Konsep cara penelitian untuk proyek ini, digambarkan pada awal (tahap usulan tahun 1998/1999). Berdasarkan Seminar setempat awal (1999.11.23) dan disksi selanjutnya(dalam rangka Feasibility Study), akan (harap) dilengkapi dan diperbaiki.

Dampak Lingkungan Global kepada Perkotaan (muka air laut)

Survai kawasan pinggir laut Peta keadaan kawasan

Daftar masalah kesehatan, banjir, bentuk rumah, dll, dikaitkan dgn LD

Peta perobahan kawasan

Couteur dan keadaan

Analysis dampak negatif berasal naikan muka laut secara kwantitatif

Dampak Pembangunan kepada Lingkungan Global (emisi CO2)

Dasar bahan bangunan

Typologi bangunan

Lalu lintas Hidup masyarakat

Foto udara, data statistik

Typologi wilayah

Jumlah pembuanganberasal kota seleruhan

Evaluasi dan prakiraan rencana-rencana pembangunan secara alternatif dan kwantitatif

5. Hasil kerjasama Indonesia-Jepang (review : 1984-98 di bidang perumahan dan perkotaan)

(Proyek JICA) - PUSKIM(1)KTA-44 (1984-86, follow-up 85-87) "Penelitian Kebijaksanaan Perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah" 25 lokasi permukiman, yang terdiri dari 2000 KK dimonitor. Berdasarkan ini, beberapa studi dilaksanakan dalam bentuk kerja-sama antara PUSKIM dan universitas-universitas,seperti :Studi Statistik Ijin Bangunan (ITB-PPLH)Studi Tambahan dan Perobahan Rumah di Kampunt (UNPAR)Studi Pendalaman Hidup di Kampung (UNPAD)Studi Dampak Proyek Pembangunan Kota pada Daera Pinggiran (UI)dll.(2)VTA-8(1990-91) Kantor PUSKIM baru dibangun di lokasi Cileunyi.(3) TCTP(1988-92,93-97,98-2002)

Hasil penelitian digunakan untuk seminar international di daerah ASEAN.(4)PTTC-MSRB(1993-98, follow-up under proposal) Prototype untuk Rumah Susun dibangunkan Khusus di kawasan rendah (rawa) yang dihuni secara sangat padat, rumah susun diharap menjadi suatu pemecahan masalah banjir dan lingkungan yang kurang sehat.

6. Beberapa penelitian yang dikaitkan dengan studi ini (PUSKIM) Beberapa studi yang terkait dengan studi ini telah dilaksanakan di PUSKIM, BAKOSURTANAL, Universitas-universitas, terutama, hasil sampai sekarang di bidang perumahan, perencanaan kota dan bahan bangunan, akan menjadi dasar untuk studi ini. Pada seminar ini, beberapa hasil yang bisa terkait harap dilapor dalam seminar.

7. Rencana dan Organisasi proyek ini (BRI-PUSKIM)

1999/2000 FS2000/2001 - 2002/2003 Penelitian tentang Evaluasi Dampak Perobahan Iklim dan Dampak Muka Air Laut dan Kebijaksanaannya -Pantai Alam -Tanah Pertanian -Perabuhan -Perkotaan dan Perumahan (BRI-PUSKIM di Indonesia)

8. Beberapa pemikiran tentang metode studi ini

dampak pembangunan -> lingkungan dunia (emisi CO2)-CO2 emisi setiap bahan bangunan yang umum di Indonesia-Jumlah bahan bangunan yang digunakan untuk setiap typ bangunan contoh : semen untuk RSS xx kg/m2 genteng untuk Rumah Tembok yy biji/m2-Jangka panjang setiap typ bangunan Rumah pakai kayu __ tahun Rumah Susun __ tahun

-Kepadatan bangunan untuk setiap typ perkotaan-Jumlah energi hidup untuk setiap typ bangunan/perkotaan-Jumlah lalu-lintas setiap typ perkotaan-Ukuran jumlah daerah setiap typ perkotaan dalam seatu kota (foto udara)-Community & Lifestyle

dampak lingkungan dunia(muka air laut naik) -> perkotaan-Jenis dampak yang negatif-Statistik banjir (anggaran prakiraan kerugian ekonomi)-Ukuran jumulah daerah yang dapat dampak di kota pinggir laut

9. Hasil survei sehari pada paberik-paberik bahan bangunan(1999.11.20 oleh Kobayashi, Purwito dan Koswara)(1) tempat bakar bata merah (Desa Bojon Mas, Kec. Selokan Jeruk, Kab. Bandung) Tanah lengket sebagai bahan diambil dari pinggir sungai citarum. Dengan mengunakan kotak kayu, tanah menjadi bentuk bata merah sebagai 6cm*12cm*23cm. Ini dikeringkan dan disusun secara tidak padat di tempat. Sekam padi dimasuki antara bata-bata, dan sambil dibakar sekam ditambah. Jumlah sekam diukur sebagai jumlah kalon. Satu karon berarti sekitar 10 kg.contoh a. satu kali 12,000 bata dibakar, antaranya +-10 bata jelek. untuk ini 70 kalon sekam dibakar. di tempat 4-5 kali dibakar setiap tahun di sekitarnya ada 1000 tempat semacam ini.contoh b. satu kali 15,000-20,000 bata dibakar, antaranya 100-200 jelek. untuk ini 60-130 kalon sekam dibakar. (60 pada musim kering, 130 pada musim hujan) 5 kali dibakar setiap tahunDi lingkungan, sekitar 1,000 tempat berada sebagai ini.

Perhitungan: a. +- 60g sekam padi dibakar untuk membuat satu biji bata merah b. 5,000 t sekam padi dibakar untuk membuat 80,000,000 biji bata merah

di sekitarnya.

Jumlah emisi CO2 berasal sekam yang dibakar, akan dijelaskan melalui uji coba di laboratorium.

Juga harus diingat bahwa:<a> Sekam padi sebagai bahan bakar diproduksi setiap tahun di sawa, jadi berbeda dari sumberdaya alam dari tanah (misalnya minyak tanah, batu bara dll.) Ini bisa dikatakann "sustainable" dan "re-cycling".<b> Sisa sekam padi, yang tidak digunakan, akan dibakar saja. Jadi emisi CO2 pada paberik disini bisa dikatakana "pemanfaatan" dan tidak akan menambah pembuangan CO2 secara total.

(2)tempat paberik kapur Untuk produksi kapur, Kirn digunakan. Pertamakali (waktu mudah) seatu kirn diisi dengan 150t batu kapur mutah, dan 3 hari & 3 malah terus dibakar. Sesudah itu, sesuai dengan jangka waktu yang teratur, bahan bakar dan bahan kapur ditambah, dan hasil diambil dari kirnnya. Proses ini dilanjutkan selama seatu jangka waktu yang dikaitkan dengan pertahanan kirn dan kebutuhan

pemeriharaan kirn.contoh a. a. setiap 6 jam (4 kali/hari), 2t (CaO) diambil sebagai hasil b. 40m3 kayu bakar (jati, karet, dll) dibakar / hari.

Perhitungan satu hari 8t untuk membuat 1t kapur, 5m3 kayu bakar dibakar jumlah emisi CO2 adalah CaCO3 -> CaO + CO2 (Kapur) 1t CH2O + O2 -> H2O + CO2 (Kayu Bakar) 5m3 1 m2 kayu bakar termasuk potong potong kayu dan udara antaranya.

contoh b. a. setiap 4 jam(6 kali/hari), 6t (CaO) diambil sebagai hasil b. 3t Residu dibakar / hari

Perhitungan satu hari 36t untuk membuat 1t kapur, 0.08t Residu dibakar jumlah emisi CO2 adalah CaCO3 -> CaO + CO2 (Kapur) 1t CH2 + 3/2 O2 -> H2O + CO2 (Residu) 0.08t Jumlah keberatan bahan yang terkait (CaCO3, H2O, etc.) akan dihitungkan atas dasar kemia.