Fatma Bima

21
The Amateur Radio Q-Code Signal Question Answer, Advice or Order QRG Will you indicate my exact frequency in kilocycles? Your frequency is ... kc. QRH Does my frequency vary? Your frequency varies. QRI How is the tone of my transmission? The tone of your transmission is ... 1. Good. 2. Variable. 3. Bad. QRJ Are you receiving me badly? Are my signals weak? I cannot receive you. Your signals are too weak. QRK What is the legibility of my signals (1 to 5)? The legibility of your signals is ... (1 to 5). QRL * Are you busy? I am busy (or busy with....). Please do not interfere. QRM * Are you being interfered with? I am being interfered with. QRN * Are you troubled by static? I am troubled by static. QRO * Must I increase power? Increase power. QRP * Must I decrease power? Decrease power. QRQ * Must I send faster? Send faster ... (words per min.). QRS * Must I send more slowly? Transmit more slowly ... (w.p.m.).

description

olahraga

Transcript of Fatma Bima

Page 1: Fatma Bima

The Amateur Radio Q-Code

Signal Question Answer, Advice or Order

QRGWill you indicate my exact frequency in kilocycles?

Your frequency is ... kc.

QRH Does my frequency vary? Your frequency varies.

QRIHow is the tone of my transmission?

The tone of your transmission is ...1. Good.2. Variable.3. Bad.

QRJAre you receiving me badly? Are my signals weak?

I cannot receive you. Your signals are too weak.

QRKWhat is the legibility of my signals (1 to 5)?

The legibility of your signals is ... (1 to 5).

QRL * Are you busy? I am busy (or busy with....). Please do not interfere.

QRM * Are you being interfered with? I am being interfered with.

QRN * Are you troubled by static? I am troubled by static.

QRO * Must I increase power? Increase power.

QRP * Must I decrease power? Decrease power.

QRQ * Must I send faster? Send faster ... (words per min.).

QRS * Must I send more slowly? Transmit more slowly ... (w.p.m.).

QRT * Must I stop transmission? Stop transmission.

QRU * Have you anything for me? I have nothing for you.

QRV * Are you ready? I am ready.

QRWMust I advise ... that you are calling him on ... kc?

Please advise ... that I am calling him on ... kc.

QRX * When will you call again? I will call you again at ... hours (on ... kc.).

QRZ * By whom am I being called? You are being called by ...

QSAWhat is the strength of my signals (1 to 5)?

The strength of your signals is ... (1 to 5).

Page 2: Fatma Bima

QSB *Does the strength of my signals vary?

The strength of your signals varies.

QSDIs my keying correct? Are my signals distinct?

Your keying is incorrect; your signals are bad.

QSGMust I transmit ... telegrams (or one telegram) at a time?

Transmit ... telegrams (or one telegram) at a time.

QSK *Shall I continue the transmission of all my traffic?

I can hear you between my signals. Continue: I shall interrupt you if necessary.

QSL * Can you acknowledge receipt? I am acknowledging receipt.

QSMShall I repeat the last telegram I sent you?

Repeat the last telegram you sent me.

QSO *Can you communicate with ... directly (or through...)?

I can communicate with ... direct (or through...).

QSP Will you relay to ...? I will relay to ... free of charge.

QSV Shall I send a series of VVV....? Send a series of VVV.

QSXWill you listen for ... (call sign) on ... kcs?

I am listening for ... on ... kcs.

QSY *Shall I change to ... kilocycles without changing the type of wave?

Change to ... kc. without changing type of wave.

QSZShall I send each word or group twice?

Send each word or group twice.

QTAShall I cancel nr ... as if it had not been sent?

Cancel nr ... as if it had not been sent.

QTBDo you agree with my word count?

I do not agree with your word count; I shall repeat the first letter of each word and the first figure of each number.

QTCHow many telegrams have you to send?

I have ... telegrams for you or for ....

QTH * What is your position (location)? My position (location) is ....

QTR What is the exact time? The exact time is ....

QST * General call preceeding a message address to all amateurs and A.R.R.L. Members. This is in effect

Page 3: Fatma Bima

"CQ ARRL".

QRRROfficial A.R.R.L. "land SOS." A distress call for emergency use only.

Page 4: Fatma Bima

Bima adalah sebuah kota otonom yang terletak di Pulau Sumbawa bagian timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

Page 5: Fatma Bima

PEMBAHASAN

2.      Budaya Politik

                 Budaya politik adalah cara individu berpikir, merasa, dan bertindak terhadap sistem

politik serta bagian-bagian yang ada di dalamnya, termasuk sikap atas peranan mereka sendiri di

dalam sistem politik. Budaya politik juga merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki

bersama oleh masyarakat.Namun, setiap unsur masyarakat berbeda budaya politiknya, seperti

antara masyarakat umum dengan para elitnya. Seperti juga di indonesia.

                 Berikut ini adalah beberapa pengertian budaya politik yang dapat dijadikan sebagai

pedoman untuk lebih memahami secara teoritis,

1)      Budaya politik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas pengetahuan adat istiadat,

Takhayul, dan mitos. Semuanya dikenal dan diakui oleh sebagai besar masyarakat.

2)      Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin dan aspek generik. Yang pertama menekankan

pada isi atau materi, seperti sosialisme, demokrasi, nasionalisme. Yang kedua (aspek generik)

menganalisa bentuk, peranan, ciri-ciri budaya politik, seperti militan, utopis, terbuka atau

tertutup.

3)      Hakikat dan ciri budaya politik yang menyangkut masalah nilai-nilai adalah prinsip dasar yang

mendasari suatu pandangan hidup yang berhubungan masalah tujuan.

4)      Bentuk budaya politik menyagkut sikap dan norma, yaitu sikap terbuka dan tertutup, tingkat

militasi seseorang terhadap orang lain dalam pergaulan masyarakat.

                 Pengertian budaya politik di atas tampaknya membawa kita pada suatu konsep yang

memedukan dua tingkat orientasi politik, yaitu sistem dan individu. Orientasi yang bersifat

Page 6: Fatma Bima

individual ini tidak berarti bahwa dalam memandang sistem politiknya kita menganggap

masyarakat akan cenderung bergerak kearah individualisme. Jauh dari anggapan yang demikian,

pandangan ini memiliki aspek individu dalam orientasi politik hanya sebagai pengakuan akan

adanya fenomena dalam masyarakat yang secara keseluruhan tidak dapat melepaskan diri dari

orientasi individual.                       

Adapun Pengertian Budaya Politik menurut para tokoh adalah sebagai berikut

1.      Albert Widjaya

                 Budaya Politik adalah aspek politik dari system nilai-nilai yang terdiri dari ide,

pengetahuan, adat-istiadat, tahayul, dan mythos (250). Menurut Albert Wijaya, semua aspek

politik dikenal dan diakui oleh sebagian besar masyarakat. Budaya Politik member rasional

untuk menolak atau menerima nilai-nilai dan norma lain.

2.      Almond dan Verba

                 Budaya Politik sebagai suatu sikap orientasi yang khas warga Negara terhadap system

politik dan aneka ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga Negara yang ada dalam

system itu.

3.      Rusadi Sumintapura

                 Budaya Politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan

politik yang dihayati oleh anggota suatu system Politik.

4.      Sidney Verba

                 Budaya Politik adalah suatu system kepercayaan empiric, symbol-simbol ekspresif

dan nilai-nilai yang menegakkan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan.

5.      Alan R Ball

                 Budaya Politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan

nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan system politik dan isu-isu politik.

6.      Austin Ranney

                 Budaya Politik adalah seperangkat pandangan tentang politik dan pemerintahan yang

dipegang secara bersama-sama, sebuah pola orientasi terhadap objek-objek politik.

7.      Gabriel A Almond dan G Bingham Powell,Jr.

Page 7: Fatma Bima

                 Budaya Politik berisikan sikap, keyakinan, nilai, dan keterampilan yang berlaku bagi

seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian

tertentu dari populasi.

2.1Batasan Budaya Politik

                        Dari pengertian yang diberikan oleh para ahli tersebut, ada sebuah benang merah yang

bisa disimpulkan untuk menunjukkan batasan mengenai konsep budaya politik. Beberapa

batasan budaya politik tersebut diantaranya adalah :

                        Budaya politik adalah sebuah konsep yang lebih menekankan pada masalah perilaku

non aktual seperti pandangan hidup, sikap serta nilai dan kepercayaan.Hal ini lebih dominan

daripada aspek tindakan.Inilah mengapa Gabriel A. Almond menyimpulkan bahwa budaya

politik merupakan sisi psikologis dalam sistem politik. Dimana budaya politik ini perannya

sangat penting dalam proses perjalanan sebuah sistem politik.

                        Budaya politik lekat identik dengan sistem politik. Hal ini ditunjukkan dengan bukti

bahwa pada saat budaya politik ini dibahas, maka tidak akan bisa terlepas dari pembahasan

mengenai sistem politik. Dalam sistem politik itu sendiri berorientasi pada setiap komponen

yang berasal dari komponen struktur, sekaligus juga fungsi yang dijalankan dalam sebuah sistem

politik itu sendiri. Setiap orang akan memiliki orientasi yang berbeda dalam sebuah sistem

politik, dimana mereka akan memilih fokus orientasi pada sistem itu sendiri. Seperti misalnya

seseorang akan memiliki orientasi politik tersendiri jika mereka berbicara tentang lembaga

legislatif, eksekutif atau juga yudikatif.

                        Budaya politik adalah sebuah gambaran konsep yang merepresentasikan mengenai

komponen budaya politik dalam batasan besar.Bisa juga menggambarkan mengenai kehidupan

masyarakat pada sebuah negara atau kawasan, dan tidak melihatnya secara parsial atau individu.

Batasan ini terkait dengan pengertian budaya politik sebagai sebuah cermin perilaku masyarakat

secara massal yang berperan dalam proses penciptaan sistem politik yang ideal.

2.2 Komponen-Komponen Budaya Politik

                        Almond dan Powell mengatakan bahwa budaya politik adalah sebuah dimensi

psikologis yang berada pada sebuah sistem politik. Penjelasan akan pernyataan ini dikemukakan

oleh Ranney yang mengatakan bahwa kondisi ini terjadi karena budaya politik berada dalam satu

Page 8: Fatma Bima

lingkup psikologis yang mendukung terselenggaranya konflik politik. Dan oleh karenanya,

terjadi sebuah proses pembuatan kebijakan politik. Karena demikian kondisinya, maka

komponen yang menjadi bagian budaya politik terdiri dari beberapa unsur psikis masyarakat

yang dibagi ke dalam beberapa unsur kategori.

                        Dijelaskan pula oleh Ranney, bahwa sebenarnya ditemukan dua komponen utama

yang terdapatdalam budaya politik.Dua komponen utama tersebut yaitu orientasi kognitif dan

juga orientasi afektif. Di sisi lain, Almond dan Verba menyatakan secara lebih terperinci

mengenai konsep yang dirumuskan Parsons dan Shils. Parsons dan Shils menjelaskan mengenai

beberapa klasifikasi tipe orientasi.Menurut Almond dan Verba terdapat tiga komponen obyek

dalam budaya politik. Ketiganya yaitu :

1)      Orientasi Kognitif

Pengetahuan atas mekanisme input dan output sistem politik, termasuk pengetahuan atas hak dan

kewajiban selaku warganegara.

2)      Orientasi Afektif

Perasaan individu terhadap sistem politik, termasuk peran para aktor (politisi) dan lembaga-

lembaga politik (partai politik, eksekutif, legislatif, dan yudikatif).

3)      Orientasi Evaluatif

Keputusan dan pendapat individu tentang obyek-obyek politik yang secara tipikal melibatkan

standar nilai, kriteria informasi dan perasaan, misalnya tampak saat pemilu.

                 Orientasi kognitif adalah pengetahuan. Bagaimana individu mengetahui hak dan

kewajiban warga negara di dalam konstitusi, bagaimana individu mengetahui tata cara pemilihan

umum, bagaimana individu mengetahui partai politik dan aktivitas partai tersebut, bagaimana

individu mengetahui perilaku pemimpin-pemimpin mereka lewat pemberitaan massa, merupakan

contoh dari orientasi kognitif ini. Pengetahuan-pengetahuan ini bersifat tidak tetap. Pengetahuan

bertambah atau tetap seiring dengan pengaruh-pengaruh dari lingkungan sekeliling individu.

                 Orientasi afektif berbeda dengan orientasi kognitif, oleh sebab orientasi afektif ini

bergerak di dalam konteks perasaan. Perasaan-perasaan seperti diperhatikan, diuntungkan,

merasa adil, sejahtera, suka atau tidak suka, ataupun sejenisnya, kerap lebih menentukan

ketimbang faktor pengetahuan. Oleh sebab itu, banyak pemimpin negara yang mengeluarkan

Page 9: Fatma Bima

kebijakan-kebijakan populis (sifatnya populer) untuk mendongkrak aspek afektif warga negara.

Di Indonesia, kebijakan-kebijakan seperti Bantuan Langsung Tunai, Askeskin, Pembagian

Kompor Gas, dan sejenisnya bertujuan demi mengubah orientasi afektif warga negaranya.

Tujuan akhirnya adalah, agar masyarakat merasa diperhatikan oleh pimpinan politik, dan mereka

akan memilih para pemberi bantuan di kemudian hari.

Page 10: Fatma Bima

Kepercayaan Masyarakat Bima Masa Lampau

Kepercayaan orang Bima tidak jauh berbeda dengan kepercayaan orang Indonesia lainnya yang bermukim di daerah ras bangsa melayu dan suku di Indonesia bagian barat. Mereka percaya kepada roh-roh nenek moyang, benda dan roh-roh sakti yang berada di gunung-gunung , pohon-pohon, batu-batu, matahari, dan laut. Roh-roh disebut dewa yang disembah dan diseru bila pertolongannya dikehendaki. Oleh sebab itu disetiap rumah mempunyai batu licin sebesar-besarnya di depan rumah untuk disembah atau temapt persembahan.

<p>Your browser does not support iframes.</p> Roh-roh nenek moyang di jaman awal disebut Marafu dan tempat kediamannya disebut parafu. Generasi di bawahnya disebut Waro. Selama hidupnya, kebutuhan umum dan kontak dengan Tuhan dalam kerajaan roh-roh adalah saling melengkapi. Segala kebutuhan makhluk bumi

Page 11: Fatma Bima

disanggupi oleh roh-roh itu. Apabila dalam keadaan sakit atau kekurangan hujan, seseorang akan mendatangi perantara dengan penuh harap.

Marafu dan Waro tinggal di batu-batu besar, di gunung-gunung, sedangkan roh orang biasa berada di sekiar kuburannya sendiri. Roh kepala suku terkecuali, karena dari waktu ke waktu boleh naik ke gunung dimana tuhan-tuhan berada.

Orang Bima percaya juga kepada kekuatan gaib yang berada pada binatang-binatang yang dalam ilmu kebudayaan disebut totemisme. Totemisme merupakan kepercayaan asli bangsa Indonesia. Kepercayaan yang sama terdapat di kepulauan Polinesia di Lautan Teduh. Kepercayaan ini pernah menghilang dalam waktu yang cukup lama, sejak agama hindu masuk ke Indonesia. Kemudian muncul kembali pada masa kekuasaan Kerajaan Kediri yang dibuktikan dengan Prasasti Jaring.

Sisa-sisa totemisme dapat dilihat pada :

1. Pada kedua ujung bubungan rumah dipasang kepala kerbau, kambing atau domba yang masih bertanduk. Pada masa berikutnya, menjelang masuk abad XX hal itu mengalami perubahan evolusi, kemudian diganti dengan kayu yang berbentuk tanduk yang menjulang ke atas. Sekarang bentuk seperti itu menjadi perhiasan dan ciri khas rumah Bima.

2. Dipergunakan sebagai nama marga (Bima : londo dou) nseperti :• Londo dou deke (Bima : deke = tokek)

• Londo dou duna (Bima : duna = belut)

• Londo dou gande (Bima : gande = laba-laba)

Tiap marga atau londo dou harus tunduk kepada ketentuan dan peraturan masing-masing marga, yang mempunyai sanksi hukum.

3. Masih tersimpan dalam cerita rakyat seperti legenda Sang Naga bersisik emas di  Satonda, Jara Manggila, dan lain-lain.

Disamping menyembah roh dan kesaktian seseorang atau binatang, orang Bima menyembah beberapa dewa, yaitu :• Dewa langi : Dewa Langit

• Dewa Oi : Dewa Air

• Dewa Mango : Dewa Kering

Dewa Mango diseru dan disembah bila datang bahasa kekeringan atau kemarau panjang di awal musim hujan. Dewa diseru melalui Marafu dan Waro. Sebagian besar kekuasaan dewa-dewa itu berada pada Dewa Langi yang bersemayam di sebelah atas awan, mungkin di

Page 12: Fatma Bima

matahari. Untuk pemujaannya mereka harus naik ke gunung (Bima : doro) atau doro Lasi, doro Paha, doro Wadundangga, dan lain-lain.

Kepercayaan-kepercayaan ini telah ditinggalkan, karena masyarakat Bima telah memiliki agama resmi yaitu agama Islam. Penduduk di Kabupaten Bima pada tahun 2001 mayoritas beragama Islam (99,34 %) dari total jumlah penduduknya. Nilai-nilai Islam tertanam cukup kuat dalam kehidupan masyarakat, dimana nilai-nilai budaya ataupun adat istiadat masyarakat selalu disesuikan dan berlandaskan pada nilai-nilai dalam ajaran agama Islam.

a.      Atraksi Gantao

Jenis tarian ini berasal dari Sulawesi Selatan dengan nama asli Kuntao. Namun di Bima diberi nama Gantao. Atraksi seni yang mirip pencak silat ini berkembang pesat sejak abad ke-16 Masehi. Karena pada saat itu hubungan antara kesultanan Bima dengan Gowa dan Makasar sangat erat. Atraksi ini dapat dikategorikan dalam seni Bela diri (silat), dan dalam setiap gerakan selalu mengikuti aturan musik tradisional Bima (Gendang, Gong, Tawa-tawa dan Sarone). Pada zaman dahulu setiap acara-acara di dalam lingkungan Istana Gantao selalu digelar dan menjadi ajang bertemunya para pendekar dari seluruh pelosok, hingga saat ini Gantao masih tetap lestari detengah-tengah masyarakat Bima dan selalu digelar pada acara sunatan maupun perkawinan).

 

b.      Tari Wura Bongi Monca

Page 13: Fatma Bima

Seni budaya tradisional Bima berkembang cukup pesat pada masa pemerintahan sultan

Abdul Kahir Sirajuddin, sultan Bima ke-2 yang memerintah antara tahun 1640-1682 M. Salah satunya adalah Tarian Selamat Datang atau dalam bahasa Bima dikenal dengan Tarian Wura Bongi Monca. Gongi Monca adalah beras kuning. Jadi tarian ini adalah Tarian menabur Beras Kuning kepada rombongan tamu yang datang berkunjung.

     Tarian ini biasanya digelar pada acara-acara penyabutan tamu baik secara formal maupun informal. Pada masa kesultanan tarian ini biasa digelar untuk menyambut tamu-tamu sultan. Tarian ini dimainkan oleh 4 sampai 6 remaja putri dalam alunan gerakan yang lemah lembut disertai senyuman sambil menabur beras kuning kearah tamu, Karena dalam falsafah masyarakat Bima tamu adalah raja dan dapat membawa rezeki bagi rakyat dan negeri.

 

c.       Tari Lenggo

Tari Lenggo ada dua jenis yaitu Tari Lenggo Melayu dan Lenggo Mbojo. Lenggo Melayu diciptakan oleh salah seorang mubalig dari Pagaruyung Sumatera Barat yang bernama Datuk Raja Lelo pada tahun 1070 H. Tarian ini memang khusus diciptakan untuk upacara Adat Hanta UA Pua dan dipertunjukkan pertama kali di Oi Ule (Pantai Ule sekarang) dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Lenggo Melayu juga dalam bahasa Bima disebut Lenggo Mone karena dibawakan oleh 4 orang remaja pria.

     Terinspirasi dari gerakan Lenggo Melayu, setahun kemudian tepatnya pada tahun 1071 H, Sultan Abdul Khair Sirajuddin menciptakan Lenggo Mbojo yang diperankan oleh 4 orang penari perempuan. Lenggo Mbojo juga disebut Lenggo Siwe. Nah, jadilah perpaduan Lenggo Melayu dan Lenggo Mbojo yang pada perkembangan selanjutnya dikenal dengan Lenggo UA PUA. Tarian Lenggo selalu dipertunjukkan pada saat Upacara Adat Hanta UA PUA terutama pada saat rombongan penghulu Melayu mamasuki pelataran Istana.

 

Page 14: Fatma Bima

d.      Rawa Mbojo

Salah satu seni budaya Mbojo yang merupakan ajang hiburan masyarakat tempo dulu adalah Rawa Mbojo. Seni ini adalah salah satu media penyampaian pesan dan nasehat yang disuguhkan terutama pada malam hari saat-saat penen sambil memasukkan padi di lumbung. Senandung Rawa Mbojo yang di-iringi gesekan Biola berpadu dengan syair dan pantun yang penuh petuah adalah pelepasan lelah dan pembeli semangat kepada warga yang melakukan aktifitas di tiap-tiap rumah. Sebagai selingan, dihadirkan pula seorang pawang cerita yang membawakan dongeng-dongeng yang menarik dan penuh makna kehidupan.

Syair dan senandung Rawa Mbojo didominasi pantun khas Bima yang berisi nasehat dan petuah, kadang pula jenaka dan menggelitik. Ini adalah sebuah warisan budaya tutur yang tak ternilai unuk generasi. Dalam Rawa Mbojo terdapat beragam lirik yang dikenal dengan istilah Ntoro. Ada Ntoko Tambora, Ntoko Lopi Penge, dan Ntoko lainnya. Tiap Ntoko memiliki khas masing-masing. Misalnya Ntoko Tambora dilantunkan dalam syair dan irama yang mengambarkan kemegahan alam. Ntoko Lopi Penge mengambarkan suasana laut dan gelombang. Syair dan pantun yang dilantunkan pun dikemukakan secara spontan sesuai keadaan. Itulah kelebihan dari para pelantun Rawa Mbojo. Meskipun tidak bisa membaca dan menulis, namn mereka sangan pawai melantunkannya secara spontanitas.

 

e.      Hadrah Rebana

Page 15: Fatma Bima

Jenis atraksi kesenian ini telah berkembang pesat sejak abad ke-16. Hadrah Rebana

merupakan jenis atraksi yang telah mendapat pengaruh ajaran islam. Syair lagu yang dinyanikan adalah lagu-lagu dalam bahasa Arab dan biasanya mengandung pesan-pesan rohani. Dengan berbekal 3 buah Rebana dan 6 sampai 12 penari, mereka mendendangkan lagu-lagu seperti Marhaban dan lain-lain. Hadrah Rebana biasa digelar pada acara WA’A CO’I (Antar Mahar), Sunatan maupun Khataman Alqur’an. Hingga saat ini Hadrah Rebana telah berkembang pesat sampai ke seluruh pelosok. Hal yang menggembirakan adalah Hadrah Rebana ini terus berkembang dan dikreasi oleh seniman di Bima. Dan banyak sekali karya-karya gerakan dan lagu-lagu yang mengiringi permainan Hadrah Rebana ini.

Semua atraksi kesenian dan tari-tarian ini oleh Pemerintah Kota Bima selalu di gelar pada setiap perayaan hari-hari besar daerah, propinsi dan nasional bahkan untuk menyambut para tamu-tamu pemerintahan, wisatawan dan kegiatan-kegiatan ceremonial lainnya yang terpusat di Paruga Nae (tempat khusus pagelaran seni budaya dengan arsitektur khas tradisional rumah adat Bima).