farmasi makalah

33
http://eprints.undip.ac.id/20372/1/Ari.pdf http://afiestaria.blogspot.com/2011/08/makalah-farmakologi.html afi Jumat, 19 Agustus 2011 MAKALAH FARMAKOLOGI MAKALAH FARMAKOLOGI DISUSUN OLEH : NAMA : APIESTARIA

description

b

Transcript of farmasi makalah

Page 1: farmasi makalah

http://eprints.undip.ac.id/20372/1/Ari.pdf

http://afiestaria.blogspot.com/2011/08/makalah-farmakologi.html

afi Jumat, 19 Agustus 2011

MAKALAH FARMAKOLOGI

MAKALAHFARMAKOLOGI

DISUSUN OLEH :

NAMA : APIESTARIA

NIM :022001D10012

Page 2: farmasi makalah

KELAS : 1 A

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................1

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................2

DAFTAR ISI ............................................................................................3

KATA PENGANTAR .............................................................................4

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................4

1.2 Tujuan .................................................................4

1.3 Permasalahan ......................................................4

1.4 Metode ................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN

A.Bentuk Sedian Obat ……………………………….5

Page 3: farmasi makalah

B.Farmakokinetik & Farmakodinamik………………..6

C. Prinsip & Teknik Pemberian Obat…………………7

D. Jenis Obat…………………………………………11

BAB III : PENUTUP

1.1 Kesimpulan ..............................................................20

1.2 Saran ........................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................21

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan.

Melalui makalah ini,kita dapat mengetahui tentang macam-macam obat dan fungsinya,

beserta, dosis dan efek sampingnya

Page 4: farmasi makalah

Pembuatan makalah ini menggunakan metode kepustakaan,serta data-data saya peroleh

dari beberapa sumber dan pemikiran yang saya gabungkan menjadi sebuah makalah yang

semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Saya menyadari akan kelemahan dan kekurangan dari makalah ini.Oleh sebab itu,saya

membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,agar makalah ini akan semakin baik

sajiannya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Penulis,

APIESTARIA

NIM:022001D10012

BAB I

PENDAHULUAN

Page 5: farmasi makalah

1.1 Latar Belakang

Di zaman yang serba modern ini. Banyak orang-orang menggunakan obat-obat tanpa

memperhatikan fungsi,dosis,serta efek samping dari obat yang mereka konsumsi.

1.2 Tujuan

Pembuatan makalah ini adalah untuk memperkenalkan kepada pembaca tentang macam-

macam obat dan cara penggunaannya beserta efek sampingnya.

1.3 Permasalahan

Banyaknya penyalahgunaan obat-obatan yang menyebabkan berbagai macam penyakit

bahkan kematian,karena pemakaian yang tidak sesuai dengan ajuran yang di berikan tenaga medis.

1.4 Metode

Dalam pembuatan makalah ini saya menggunakan metode kepustakaan.

Pertama-tama data di himpun dari berbagai sumber yang erat kaitannya dengan judul yang

telah diperoleh menjadi satu kesatuan.

Setelah itu saya menggabungkan sesuai dengan pemikiran dan kemampuan yang saya

miliki,sehingga makalah ini dapat terselesaikan seperti adanya sekarang.

Page 6: farmasi makalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. BENTUK SEDIAAN OBAT

• ORAL

• Tablet : Hisap, salut, effervescent, bukal, sublingual dll

• Kapsul : Cangkang keras, Cangkang lunak

• Cairan : suspensi, sirup, elixir, emulsi dll

• Topikal :krim, salep (unguenta), gel, lotion, linimentum,

• Parenteral : iv (intravena), sc (subcutan), im (intramuscular), id

(intradermal), intrakardiak, intraspinal, intraarticular

• Suppositoral : Rektal, Vaginal

• Transdermal : Obat obat hormon,

• INSTILASI : Tetes mata, tetes telinga, tetes hidung

Pemilihan Bentuk Sediaan Obat berdasarkan :

1. Faktor Penyakit

2. Faktor Pasien

3. Faktor Obat

a. BENTUK SEDIAAN OBAT (BSO)

1. Bentuk Sediaan Solida (Padat)

Page 7: farmasi makalah

2. Bentuk Sediaan Semi Solida (setengah Padat)

3. Bentuk Sediaan Liquida (Cair)

B. FARMAKOKINETIK & FARMAKODINAMIK

Farmakokinetik merupakan istilah yang menggambarkan bagaimana tubuh mengolah obat,

kecepatan obat itu diserap (absorpsi), jumlah obat yang diserap tubuh (bioavailability), jumlah obat

yang beredar dalam darah (distribusi), di metabolisme oleh tubuh, dan akhirnya dibuang dari tubuh

(Eksresi )

Farmakodinamik menggambarkan bagaimana obat bekerja dan mempengaruhi tubuh,

melibatkan reseptor, post-reseptor dan interaksi kimia

Farmakokinetik dan farmakodinamik membantu menjelaskan hubungan antara dosis dan efek

dari obat.

Page 8: farmasi makalah

C. PRINSIP DAN

TEKNIK

PEMBERIAN

OBAT

Klasifikasi

• Per oral (po),

Sublingual

• Secara Suntikan /

Parenteral (Intracutan,

Subcutan, Intramuskuler, Intravena )

• Rectal

• Intra Vaginal

• Obat Luar ( Topikal, Melalui Paru-paru / Inhalasi )

1. Per oral

• Cara pemberian obat yang paling umum dilakukan

• Adalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati,

mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.

• Keuntungan: praktis, aman, dan ekonomis

• Kelemahan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang tibul biasanya lambat, tidak efektif jika

pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika rasanya

pahit (rasa jadi tidak enak), iritasi pada saluran cerna

2. Sublingual

Farmakokinetik sangat

tergantung pada :

usia,

seks,

genetik,

dan kondisi kesehatan

seseorang.

Farmakodinamik dipengaruhi oleh

perubahan fisiologis tubuh

seperti :

proses penuaan,

penyakit ,

adanya obat lain

Page 9: farmasi makalah

• Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.

• Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah

merupakan pusat dari sakit.

• Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan

kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.

3. Parenteral

• Adalah cara pemberiaan obat tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi

langsung ke pembuluh darah

• Keuntungan :

– efek timbul lebih cepat dan teratur

– dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah

– sangat berguna dalam keadaan darurat.

• Kerugian : dibutuhkan kondisi asepsis, menimbulkan rasa nyeri, tidak ekonomis, membutuhkan

tenaga medis.

• Meliputi: Intracutan, intravena (iv), subcutan (sc), dan intramuscular (im),

4. Intracutan

• Prinsipnya memasukan obat kedalam jaringan kulit

• Merupakan pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah dermis atau

epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.

• intracutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat yang disuntikan agar

menghindarkan pasien dari efek alergi obat (dengan skin test), menentukan diagnosa terhadap

penyakit tertentu (misalnya tuberculin tes).

5. Subcutan

• Pemberian obat secara subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu

pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis

• Jenis obat yang lazim diberikan secara SC

Page 10: farmasi makalah

1. Vaksin 3. Narkotik 5. Heparin

2. Obat-obatan pre operasi 4. Insulin

• Pemberian obat melalui subkutan ini umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang

digunakan untuk mengontrol kadar gula darah

• Pada pemakaian injeksi subkutan untuk jangka waktu yang alam, maka injeksi perlu direncanakan

untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda.

• Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap jaringan.

• Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih lama.

• Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit atau

dalam bentuk suspensi.

• Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor juga dapat memperlambat absorpsinya.

6. Intramusculer

• Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot.

• Tujuan : pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan subcutan

• Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal (dengan posisi

berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid), daerah ini digunakan dalam

penyuntikan dikarenakan massa otot yang besar, vaskularisasi yang baik dan jauh dari syaraf.

• Pemberian obat secara Intramusculer sangat dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam air yang

menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi obat .

• Obat yang sukar larut seperti dizepam dan penitoin akan mengendap di tempat suntikan sehingga

absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur.

• Obat yang larut dalam air lebih cepat diabsorpsi

7. Intravena

Pengertian : Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena waktu cepat

sehingga obat langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah.

Tujuan :

Page 11: farmasi makalah

1. Memasukkan obat secara cepat

2. Mempercepat penyerapan obat

Lokasi yang digunkan untuk penyuntikan :

1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica )

2. Pada tungkai (vena saphenosus)

3. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak

4. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak

1. Pemberian Obat Intravena Melalui Selang

2. Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung (via Wadah)

Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah

cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar

terapetik dalam darah.

8. Rectal

• Pemberian Obat via Anus / Rektum / Rectal, Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan

obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik.

• Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan

efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.

• Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac supositoria yang berfungsi

secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin

suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus.

• Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dnding rektal yang melewati sfingter ani interna.

• Kontra indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.

9. Intra Vaginal

• Pemberian Obat per Vagina, Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui

vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau

serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk mengobati

infeksi lokal.

Page 12: farmasi makalah

10. Topikal

• Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep, tetes telinga dan lain-

lain.

• Pemberian Obat pada Kulit

Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan

hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat

kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.

• Pemberian Obat pada Telinga

Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada

umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah (otitis media),

dapat berupa obat antibiotik.

• Pemberian Obat pada Hidung

Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan ada seseorang

dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.

• Pemberian Obat pada Mata

Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata digunakan

untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk

pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan

untuk menghilangkan iritasi mata.

Pada Dewasa

1. Cucilah tangan anda.

2. Jangan memegang mulut botol atau ujung penetes.

3. Melihatlah ke arah atas.

4. Tariklah pelupuk mata bawah ke bawah sehingga membentuk “kantung” (lihat gambar ).

5. Peganglah penetes sedekat mungkin dengan “kantung” tanpa menyentuh mata atau “kantung”

tersebut.

Teteskan obat sejumlah yang tertulis di etiket.

Page 13: farmasi makalah

7. Pejamkan mata selama 2 menit. Jangan memejamkan mata terlalu rapat atau berkedip terlalu

sering.

8. Cairan obat yang berlebih bisa dihilangkan dengan tissue

9. Jika anda menggunakan lebih dari satu macam tetes mata, tunggulah paling sedikit 5 menit

sebelum meneteskan obat yang lainnya

10. Obat tetes mata dapat menimbulkan rasa pedih selama beberapa menit. Jika tetap berlanjut

berkonsultasilah kepada dokter anda.

Pada Anak-anak

1. Baringkanlah anak terlentang dengan kepala tegak menghadap ke atas.

2. Suruhlah ia memejamkan mata.

3. Teteskan obat sesuai yang tertulis di etiket pada ujung mata sebelah dalam (dekat hidung).

11. Inhalasi

• Adalah cara pemberian obat dengan cara disemprotkan ke dalam mulut. Kelebihan dari pemberian

obat dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol,

terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus. Untuk obat yang

diberikan dengan cara inhalasi ini obat yang dalam keadaan gas atau uap yang akan diabsorpsi akan

sangat cepat bergerak melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan.

D. JENIS OBAT

1. ANALGESIK

Senyawa yang dalam dosis terapeutik meringankan atau menekan rasa nyeri, tanpa memiliki

kerja anestesi umum.

Analgetik dibagi menjadi 2 macam:

1. Analgetik yang berkhasiat kuat

→ bekerja pada pusat (kelompok opiat)

2. Analgetik yang berkhasiat lemah (sampai sedang)

Page 14: farmasi makalah

→ bekerja pada perifer dengan sifat antipiretik dan

kebanyakan memiliki sifat antiinflamasi atau

antireumatik

A. Analgesik Narkotik ( opiat )

senyawa yang dapat menekan fungsi system syaraf pusat secara selektif, digunakan untuk

mengurangi rasa sakit, yang moderat maupun berat seperti rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit

kanker, serangan jantung akut, sesudah operasi dan kolik usus atau ginjal.

Pemberian obat secara terus-menerus menimbulkan ketergantungan fisik dan mental atau

kecanduan, dan efek ini terjadi secara cepat

Analgesik narkotik dibagi menjadi 3 kelas, yi:

1. Agonis → Kodein, fentanil, heroin, meferidin, metadon, morfin, Sulfentil, tramadol

2. Agonis-antagonis → levalorfan, nalbuphine, pentazocine

3. Antagonis → nalokson, naltrekson

Aksi Morfin dan agonis lainnya

SSP → mengantuk, sedatif, analgesia

Dosis awal menyebabkan mual krn stimulasi lgsg kemoreseptor di medula oblongata

Mata → miosis

Pernafasan → depresi pernafasan

Sistem kardiovaskular → postural hipotensi

Gastrointestinal → menurunkan motilitas gastrointestinal, meningkatkan tonus spincter – spasme

biliary

Saluran Genitouria → menurunkan kontraksi otot polos Saluran Genitouria dan mengakibatkan retensi

urine

1. Analgetika-antipiretika

a. Turunan anilin dan para-aminofenol.

Page 15: farmasi makalah

→ asetaminofen/PCT, asetanilid, fenasetin.

b. Turunan 5-pirazolon

→ antipirin, amidopirin, metampiron

2) Analgetika-antiinflamasi

a. Turunan asam salisilat → aspirin

b. Turunan 5-Pirazolidindion → fenil butazon, oksifenbutazon

c. Turunan asam N-arilantranilat → asam mefenamat

d. Turunan asam aril-asetat → ibuprofen

e. Turunan asam heteroaril-asetat → indometasin

f. Turunan Oksikam → Piroksikam, meloxicam

g. Turunan lain-lain → Benzidamin HCL (Tantum)

2. ANTIARITMIA

Obat-obat antiaritmia

Tipe I

1a : quinidin, prokainamida, disopiramid

1b : lidokain, meksiletin, tokainid

1c : flekainid, propafenon, moricizine

Tipe IIb

Beta blockers : Atenolol, propanolol,bisoprolol,metoprolol

Tipe III

Amiodaron, bretilium, sotalol, dofetilide, ibutilide

Tipe IVb

Verapamil, diltiazem

Tipe II

Page 16: farmasi makalah

u/ aritmia yg ditimbulkan atau diperburuk o/ stimulasi syaraf otonom simpatis

Bermanfaat pada aritmia yg berasal / yg disebabkan o/ ansietas, stress, atau olahraga

Tipe III

Memperpanjang potensial aksi

Memblokade ion Kalium

Amiodaron Waktu paruh panjang

Bretilium onset cepat, waktu paruh pendek

Efek toksik perlu diperhatikan

Tipe III

Memperpanjang potensial aksi

Memblokade ion Kalium

Amiodaron Waktu paruh panjang

Bretilium onset cepat, waktu paruh pendek

Efek toksik perlu diperhatikan

3. OBAT ANTIHIPERTENSI

Tujuan Terapi

Menurunkan TD sampai tidak mengganggu fungsi ginjal, otak, jantung, maupun kualitas

hidup pasien secara umum

Mencegah morbiditas dan mortalitas

Target umum TD adalah < 140/90 mmHg

Target pada pasien DM atau CKD <130/80 mmHg

Jenis Antihipertensi

1. Diuretik

a. Tiazid dan turunannya

Page 17: farmasi makalah

b. Loop diuretik

c. Diuretik hemat kalium

d. Antagonis aldosteron

2. ACEI

(Angiotensin Converting Enzime Inhibitor)

• Obat-obat ini menghambat enzim pengkonversi angiotensin (ACE) yang mengubah angiotensin I

menjadi angiotensin II → vasodilatasi

• ESO yang sering terjadi adalah batuk kering (akibat ↑ bradikinin yg dimetabolisme oleh ACE)

Contoh:

Benazepril, Captopril, Enalapril, Fosinopril, Lisinopril, Moexipril, Perindopril, Quinapril,

Ramipril, Trandolapril

2. CCB

(Calsium Channel Blocker)

3. Bukan firstline, hanya sebagai terapi tambahan → namun sangat efektif sbg antihipertensi

4. Jenis:

5. * dihidropiridin

6. → Amlodipine, Felodipine, Isradipine,Nicardipine, Nifedipine, Nisoldipine

7. * nondihidropiridin

8. → Diltiazem, Verapamil

3. BETA BLOCKER

memiliki efek kronotropik dan ionotropik negatif pada jantung yang dapat mengurangi curah

jantung.

Contoh:

* non selektif β-blocker (β1/β2)

→ propanolol, betaxolol, bisoprolol, nadolol, timolol

Page 18: farmasi makalah

* selektif β1

→ Atenolol, metoprolol

b. ALPHA BLOCKER

selektif memblok adrenoreseptor α1, yang berguna untuk pengobatan hipertensi

Contoh: prazosin, terazosin, doksazosin, dan bunazosin

4. ARB/AIIRA

5. Mekanisme kerja:

6. Akan berikatan dengan reseptor angiotensin II shg angiotensin II tdk dapat berikatan

dg reseptornya → relaksasi otot polos → vasodilatasi

7. Contoh:

8. Candesartan, Eprosartan, Irbesartan, Losartan, Olmesartan, Telmisartan, Valsartan

4. VASODILATOR LANGSUNG

– Arteri

→ hidralazin, minoksidil, diazoksid

– Arteri dan vena

→ nitroprusid

5. JENIS OBAT INOTROPIK

1. DIGOKSIN

2. DOBUTAMIN

3. DOPAMIN

4. AMRINON & MILRINON

A. DIGOKSIN

Merupakan suatu glikosida yang diekstrak dari daun foxglove (Digitalis sp.)

Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung pada pasien gagal jantung

Ajuvan bersama ACEI dan diuretik memperbaiki morbiditas

Efek samping: Digoksin → indeks terapi sempit → hati2 dalam pemberian dosis

Page 19: farmasi makalah

Aritmia sering terjadi → penghentian obat, suplementasi kalium, pemberian obat anti aritmia

(fenitoin/lidokain)

B. DOBUTAMIN

• Merupakan senyawa reseptor β1 dan β2 → efek vasodilatasi

• Memiliki efek inotropik yang cukup poten tanpa menghasilkan perubahan signifikan pada denyut

jantung

• Efek samping : resiko aritmia

C. AMRINON & MILRINON

Merupakan senyawa derivat bipiridin yang memiliki kemampuan menginhibisi

fosfodiesterase III dan menghasilkan efek inotropik positif dan vasodilatasi

INODILATOR

DOSIS:

* Amrinon : 0,75mg/kg selama 2-3mnt (loading dose) → lanjut infus dosis 5-10mcg/kg/min

* Milrinon : 50 mcg/kg selama 10mnt (loading dose) → lanjut infus dosis 0,5mcg/kg/min

• Harus dibawah pengawasan ketat untuk pasien gagal jantung yg hipotensif

• Efek samping:

* efek hemodinamik (ex:hipotensi)

* aritmia

* trombositopenia

6. JENIS ANTIANEMIA

1. Produk yang Mengandung Besi

Ex : Fero sulfat (Iberet)

Fero fumarat (Hemobion)

Page 20: farmasi makalah

Fero glukonat (Sangobion)

2. EPOETIN ALFA

→ menstimulasi eritropoesis pasien anemia dengan gagalginjal yg sedang menjalani dialisis →

sehingga akan mengurangi kebutuhan akan darah transfusi pada pasien tersebut

Sediaan beredar:

Epoglobin, Epotrex-NP, Eprex, Leucogen, Leukokine dll

3. VITAMIN B-12 (Sianokobalamin)

→ berperan dalam pembentukan sel darah merah melalui aktivasi koenzim asam folat.

Indikasi:

Defisiensi Vit B-12

Peningkatan kebutuhan Vit B12 seperti pada saat kehamilan, anemia hemolitik, pendarahan, penyakit

hati dan ginjal

Sediaan beredar:

Sianokobalamin (Generik), Etacobalamin dll

4. ASAM FOLAT

→ Berperan dalam menstimulasi produksi sel darah merah, sel darah putih dan platelet pada anemia

megaloblastik

Gejala muncul pada anemia defisiensi asam folat:

Penurunan berat badan, diare, berkurangnya kemampuan untuk berolahraga

Alkohol → penyebab terbanyak defisiensi asam folat

Sediaan beredar:

Folic acid (generik), Folavit, Folamil, Folac, Folas

7. ANTIANGINA

Obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit angina pektoris

Page 21: farmasi makalah

terjadi ketidakseimbangan antara penyediaan oksigen dan kebutuhan oksigen (insufisiensi koroner)

Timbul rasa nyeri tertekan pada belakang tulang dada, yang menyebar sampai ke pundak dan

lengan atas kiri.

1. Angina stabil

angina tidak timbul pada keadaan istirahat, namun saat aktivitas tubuh yang meningkat →

kebutuhan oksigen meningkat → serangan angina

2. Angina tak stabil

serangan timbul pada beban yang kecil atau bahkan dalam keadaan istirahat

Terjadi akibat fisura atau erosi plak ateromatosa yang dsertai agregasi platelet

8. ANTIDIARE

Obat Antidiare

1. Antimotility (Opiat)

2. Adsorben

3. Antisecretori (Bismuth Subsalisilat)

4. Ocreotid

5. Probiotik

Farmakologi

antiemetik

Merupakan obat-obat yang digunakan untuk menekan rangsang muntah dan muntah itu

sendiri

Mual dan muntah dapat terjadi pada keadaan : mabuk perjalanan , kehamilan , penyakit lambung,

hepatitis dan akibat penggunaan kemoterapi.

Muntah yg tak terkendali dapat mengakibatkan dehidrasi , ketidak seimbangan metabolisme

pengurangan masukan makanan.

9. LAXATIVE

Page 22: farmasi makalah

1. Senyawa yang dapat melunkkan feses dalam 1-3hari

→ metilselulosa, psylium, emolien laktulosa, sorbitol, manitol

2. Senyawa yang dapat menghasilkan feses lunak/ semifluid dalam 6-12jam

→ bisakodil (oral), fenolftalin, magnesium sulfat dosis rendah , senna,

3. Senyawa yang mempermudah pengosongan usus dalam 1-6 jam

→ magnesium sitrat, magnesium hidroksida, bisakodil (rektal), polietilenglikol

BAB III

PENUTUP

Page 23: farmasi makalah

1.1 Kesimpulan

Jadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda, begitu pila dengan

obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat juga mempunyai efek sampingnya masing-

masing.

1.2 Saran

Sebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat tersebut sesuai

dengan penyakit yang diderita , jangan menggunakan obat kurang atau melebihi batasnya

Page 24: farmasi makalah

DAFTAR PUSTAKA

Materi presentasi pembelajaran farmakologi.angga eka saputra.S.Farm., Apt

Materi presentasi pmebelajaran farmakologi.siska yoliza.S.Farm., Apt

Page 25: farmasi makalah