farmakologi p6

download farmakologi p6

of 21

Transcript of farmakologi p6

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    1/21

    PERCOBAAN 6

    ANTIHIPERGLIKEMIA

    Oleh :

    Kelompok K

    1. Rumiati (1041111154)2. Salasa Ayu Trisnawati (1041111138)3. Sarifah Maratus S. (1041111140)4. Sastra Ariwibowo (1041111142)

    PROGRAM STUDI S1 FARMASI

    SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

    2013

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    2/21

    PERCOBAAN V

    ANTIHIPERGLIKEMI

    I.TUJUAN

    1. Melakukan induksi hiperglikemia terhadap hewan uji coba.

    2. Membandingkan potensi antihiperglikemia bahan sintesis dengan bahan alam.

    II.DASAR TEORI

    Pankreas adalah suatu kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon peptide, insulin,

    glukagon, dan somatostatin, dan suatu kelenjar endokrin yang menghasilkan enzim

    pencernaan. Hormon ini memegang peranan penting dalam pengaturan aktivitas metabolik

    tubuh, dengan demikian membantu memelihara homeostasis glukosa darah. Hiperinsulinemia

    (misalnya, disebabkan oleh suatu insulinoma), dapat menyebabkan hiperglikemia berat.

    Pemberian preparat insulin atau obat-obat hipoglikemia dapat mencegah morbiditas dan

    mengurangi mortalitas yang berhubungan dengan diabetes.

    Diabetes merupakan penyakit tunggal. Diabetes merupakan suatu grup sindrom

    heterogen yang semua gejalanya ditandai dengan peningkatan gula darah yang disebabkan

    defisiensi insulin relatif atau absolut. Pelepasan insulin yang tidak adekuat diperberat oleh

    glukagon yang berlebihan. Diabetes menimpa kira-kira 10 ribu individu atau kira-kira 5%

    populasi Amerika Serikat, dan seperdelapan penyebab kematian di negara ini. Diabetes dapat

    dibagi menjadi dua grup berdasarkan kebutuhan atas insulun : diabetes melitus tergantung

    insulin (IDDM atau Tipe I) dan diabetes melitus tidak tergantung insulin (NDDM atau Tipe

    II). Kira kira satu sampai dua juta pasien menderita IDDM ; sisanya 80 sampai 90%

    penderita NIDDM.(Mycek, Marry J. 2001)

    INSULIN

    Merupakan suatu protein berukuran kecil dengan berat molekul 5808 pada manusia.

    Insulin mengandung 51 asam amino yang tersusun dalam 2 rantai (A dan B) yang

    dihubungkan dengan jembatan disulfida. Terdapat perbedaan antar spesies pada kedua rantai

    asam amino tersebut. dalam sel B, prekursor insulin diproduksi oleh sintesis langsung-DNA

    atau RNA. Pro insulin, suatu molekul protein rantai tunggal yang panjang, diproses dalam

    badan golgi dan dikemas dalam granula, dan dihidrolisis menjadi insulin dan segmen

    penghubung residual yang disebut C-peptida dengan pemindahan 4 asam amino. Insulin dan

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    3/21

    C-peptida disekresi dalam jumlah equimolar sebagai respon terhadap semua jenis sekretagog

    insulin; dirilis pula sejumlah kecil pro insulin yang tidak diproses atau pro insulin yang

    dihidrolisis sebagian. Sementara pro insulin diduga memilki sedikit efek hipoglikemik ringan,

    fungsi fisiologis C-peptida tidak diketahui. Granul didalam sel B menyimpan insulin dalam

    bentuk kristal yang terdiri dari 2 atom zink dan 6 molekul insulin. (Katzung, Bertram G,

    2002:674)

    Hormon Pankreas

    Insulin dibuat oleh sel-sel beta pulau pankreas dan dilepaskan sebagai respon terhadap

    peningkatan kadar glukosa serum. prinsip kerja insulin adalah

    Tempat Kerja

    Otot -Meningkatkan transpor glukosa dalam

    sel

    -meningkatkan glikogenesis

    -meningkatkan sintesis protein dan

    trigliserid

    Hati - Meningkatkan transpor glukosa dalamsel

    -meningkatkan glikogenesis

    -meningkatkan penggunaan glukosa

    dalam siklus krebs

    -meningkatkan sintesis protein

    Adiposa - Meningkatkan transpor glukosa dalam

    sel-meningkatkan glikogenesis

    -meningkatkan sintesis trigliserid

    DIABETES MELLITUS

    Diabetes Mellitus tergantung insulin (IDDM: tipe 1)

    Disebabkan oleh defisiensi absolut insulin yang biasanya terjadi sebelum usia 15

    tahun dan mengakibatkan penurunan berat badan, hiperglikemia, ketoasidosis, aterosklerosis,

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    4/21

    kerusakan retina, dan gagal ginjal. Karena sel beta pulau pankreas rusak atau hancur, obat

    hipoglikemik oral tidak dapat menginduksi pelepasan insulin. Jadi, pasien membutuhkan

    injeksi insulin.

    Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM: tipe 2)

    Disebabkan oleh penurunan pelepasan insulin atau penurunan respon jaringan

    terhadap insulin (misal menurunnya jumlah reseptor insulin) yang mengakibatkan

    hiperglikemia. Tetapi tidak ketoasidosis. Pengobatan terfokus pada diet dan latihan, obat

    hipoglikemik oral jika diet gagal, dan insulin bila semuanya gagal. (Olson, James, 2003:193)

    Aloksan adalah suatu substrat yang secara struktural adalah derivat pirimidin

    sederhana. 1-3 Aloksan diperkenalkan sebagai hidrasi aloksan pada larutan encer. Aloksan

    murni diperoleh dari oksidasi asam urat oleh asam nitrat. Aloksan merupakan bahan kimia

    yang digunakan untuk menginduksi diabetes pada binatang percobaan. Pemberian aloksan

    adalah cara yang cepat untuk menghasilkan kondisi diabetik eksperimental (hiperglikemik)

    pada binatang percobaan. Tikus hiperglikemik dapat dihasilkan dengan menginjeksikan 120-

    150mg/kgBB. 1,5 Aloksan dapat diberikan secara intravena, intraperitoneal, atau subkutan

    pada binatang percobaan. Nama aloksan diperoleh dari penggabungan kata allantoin dan

    oksalurea (asam oksalurik). 4 nama lain dari aloksan adalah 2,4,5,6-tetraoxypirimidin;2,4,5,6-primidinetetron; 1,3-Diazinan-2,4,5,6-tetron (IUPAC) dan asam Mesoxalylurea 5-

    oxobarbiturat. 4,15 Rumus kimia aloksan adalah C4H2N2O4. Aloksan murni diperoleh dari

    oksidasi asam urat oleh asam nitrat. 4 Aloksan adalah senyawa kimia tidak stabil dan

    senyawa hidrofilik. Waktu paruh aloksan pada pH 7,4 dan suhu 37o C adalah 1,5 menit.

    (Yuriska,Anindhita F,.2009:8)

    Tanaman mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dikenali sebagai salah satu tanaman

    obat. Berasal dari Irian Jaya, Indonesia. Biasanya ubat ini digunakan sebagai sebagian dari

    buah. Buah digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, mulai dari penyakit ringan seperti

    gatal, nyeri, atau flu, untuk penyakit serius seperti kanser, diabetes, serangan jantung, dan

    lain-lain. Zat yang terkandung dalam buah Mahkota dewa adalah alkaloid, saponin,

    flavonoid, dan polifenol. Alkaloid, adalah detoksifikasi yang dapat menetralisir racun dalam

    tubuh. Saponin, yang berguna sebagai: sumber anti-bakteria dan anti-virus, meningkatkan

    sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar gula darah, dan

    mengurangkan pembekuan darah. Flavonoid yang terkandung dalam buah Mahkota dewa

    berguna untuk peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah penyumbatan pembuluh

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    5/21

    darah, mengurangkan kadar kolesterol dan mengurangkan penimbunan lemak pada dinding

    pembuluh darah, mengurangkan kadar risiko penyakit jantung koroner, mengandungi anti-

    inflamasi (anti--inflamasi), anti-oksidan, dan membantu mengurangkan rasa sakit jika terjadi

    pendarahan atau pembengkakan. Sedangkan polyphenol Mahkota dewa berfungsi sebagai

    anti histamin (alergi).

    Penelitian membuktikan bahwa rosela (Hibiscus sabdariffa L.) dapat menurunkan

    kadar glukosa darah kelinci diabetes yang diinduksi dengan streptozotocin di mana rosela

    meningkatkan aktivitas enzim katalase dan glutation. Dalam percobaan histologikal, rosela

    menyebabkan diuresis osmosis dalam tubulus renal proximal hewan diabetes.

    (Suryawati.2010.hlm:2)

    Glibenklamid

    Indikasi: diabetes mellitus tipe 2

    Peringatan: dihindari penggunaan pada pasien lansia dan sebagai alternatif digunakan

    glikazid atau tolbutamid

    Kontra indikasi: sedapat mungkin dihindari pada gangguan fungsi hati, gagal ginjal dan

    pada porfiria. Sebaiknya tidak digunakan pada ibu menyusui dan selama kehamilan

    sebaiknya diganti dengan terapi insulin. Dikontraindikasikan jika terjadi ketoasidosis.

    Efek samping: umumnya ringan dan jarang, diantaranya gangguan gastrointestinal seperti

    mual, muntah, diare dan konstipasi.dapat menyebabkan gangguan fungsi hati.

    Dosis: dosis awal 5mg 1 kali sehari; segera setelah makan pagi (dosis lanjut usia 2,5mg)

    disesuaikan berdasarkan respon; dosis maksimum 15mg sehari. (Anggota IKAPI, 2008:491)

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    6/21

    III. ALAT DAN BAHAN

    Alat

    1.alat tes gula darah

    2. stik tes gula darah

    3.scalpel

    4.spuit 1ml

    Bahan

    1.aloksan

    2.glukosa

    3.gliberklamid

    4.simplisia bunga mahkota dewa

    5. hewan uji tikus jantan

    IV.CARA KERJA

    22 tikius dibagi dalam 2 kelompok

    Masing-masing kelompok dibagi menjadi 3 kelompok

    kecil dimana :

    1. Diberi glibenklamid dosis 1,89 mg/kg BB2. Diberi mahkota dewa dosis 504 mg/kg BB3. CMC Na 0,5%

    Kelompok I

    11 ekor tikus diinduksi

    aloksan dosis 150 mg/kg

    BB

    Kelompok II

    11 ekor tikus diinduksi

    glukosa dosis 2,14 g/kg

    BB

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    7/21

    Diukur kadar glukosa darah normal

    Diukur kadar glukosa setelah induksi

    Diukur kadar glukosa normal

    Diukur kadar glukosa darah

    11 ekor tikus dipersiapkan

    11 ekor tikus diinduksi aloksan 150 mg/kg BB

    24 jam kemudian diukur kadar glukosa

    Kelompok I

    Diberi CMC Na 0,5%

    Kelompok III

    Diberi mahkota dewa

    dosis 504 mg/kg BB

    Kelompok II

    Diberi glibenklamid

    dosis 1,89 mg/kg BB

    Analisis data

    11 ekor tikus dipersiapkan

    Setengah jam kemudian diinduksi glukosa dosis 2,14

    g/kg BB

    Kelompok I

    Diberi CMC Na 0,5%

    Kelompok III

    Diberi Rosella dosis 500

    mg/kg BB

    Kelompok II

    Diberi glibenklamid

    dosis 1,89 mg/kg BB

    24 jam kemudian diukur kadar glukosa

    Analisis data

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    8/21

    V.DATA PENGAMATAN

    DATA PERHITUNGAN

    A. Berat Badan TikusTikus I : 122,8 g

    Tikus II : 152,4 g

    Tikus III : 193,3 g

    B. Data Perhitungan Dosis dan Vp pada TikusC Stock glukosa : 0,1712 g/ml

    Dosis glukosa : 2,14 g/kg BB tikus

    Kontrol CMC : 2,5 ml

    PERHITUNGAN DOSIS

    Dosis untuk tikus (122,8 g) = 122,8 g x 2,14 g = 0,262 g/122,8 gBB tikus1000 g

    Dosis untuk tikus (152,4 g) = 152,4 g x 2,14 g = 0,326 g/152,4gBB tikus1000 g

    Dosis untuk tikus (193,3 g) = 193,3 g x 2,14 g = 0,413 g/193,3gBB tikus1000 g

    PERHITUNGAN VOLUME PEMBERIAN GLUKOSA

    VP untuk tikus (122,8 g) = 0,262 g = 1,53 ml0,1712 g/ml

    VP untuk tikus (152,4 g) = 0,326 g = 1,90 ml0,1712 g/ml

    VP untuk tikus (193,3 g) = 0,413 g = 2,41 ml0,1712 g/ml

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    9/21

    Tabel pengamatan

    induksi Obat Tikus

    Kadar glukosa darah mg/dl

    Normal Setelahinduksi obat

    Setelah

    pemberian

    obat

    3 hari

    aloksan

    Kontrol

    1 94 mg/dl 106 mg/dl - 99 mg/dl

    2 96 mg/dl 164 mg/dl - 118 mg/dl

    3 91 mg/dl 139 mg/dl - 119 mg/dl

    Glibenklamid

    1 102 mg/dl 131 mg/dl - 118 mg/dl

    2 89 mg/dl 93 mg/dl - 49 mg/dl

    3 94 mg/dl 100 mg/dl - 91 mg/dl

    Mahkota

    dewa

    1 169 mg/dl 69 mg/dl - 57 mg/dl

    2 81 mg/dl 174 mg/dl - 44 mg/dl

    3 172 mg/dl 153 mg/dl - 68 mg/dl

    glukosa

    Kontrol

    1 74 mg/dl 140 mg/dl 88 mg/dl -

    2 71 mg/dl 205 mg/dl 91 mg/dl -

    3 107 mg/dl 131 mg/dl 141 mg/dl -

    glibenklamid

    1 71 mg/dl 246 mg/dl 45 mg/dl -

    2 105 mg/dl 386 mg/dl 34 mg/dl -

    3 107 mg/dl 436 mg/dl 37 mg/dl -

    Mahkota

    dewa

    1 97 mg/dl 378 mg/dl 78 mg/dl -

    2 106 mg/dl 75 mg/dl 71 mg/dl -

    3 100 mg/dl 88 mg/dl 91 mg/dl -

    PERHITUNGAN ANAVA GULA DARAH NORMAL ALOKSAN)

    Mahkota Dewa GlibenclamidKontrol

    ( CMC )

    I 91 102 94

    II 114 89 96

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    10/21

    XT = 894

    X2T = 89900

    a. JK KeseluruhanX2t = X2T -

    = 89900

    = 1096

    b. JK Antar KelompokX2b =

    +

    +

    -

    =

    +

    +

    -

    = 452,67

    c. Jumlah Kuadrat dalam KelompokX2W = X

    2t - X

    2b

    = 1096452,67

    = 643,34

    d. Rerata Jumlah Kuadrat Antar KelompokRJK b=

    =

    = 226,335

    e. Rerata Jumlah Kuadrat Dalam KelompokRJK w=

    =

    = 107,23

    f. F Hitung

    =

    = 2,11

    g. F TabelK1 = 31 = 2

    NK = 93 = 10

    III 123 94 91

    109,33 95 93,67

    328 285 281

    X

    36406 27161 26333

    n 3 3 3

    N 9

    5,14

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    11/21

    F Hitung (2,11) < f Tabel (5,14) maka Tidak Ada Perbedaan Antar Kelompok

    PERHITUNGAN ANAVA GULA DARAH SETELAH DIINDUKSI ALOKSAN) DIKURANGI DATAGULA DARAH SETELAH DIBERI OBAT

    XT = 265

    X2T = 10193

    a. JK KeseluruhanX2t = X2T -

    = 10193

    = 2390,22

    b. JK Antar KelompokX2b =

    +

    +

    -

    =

    +

    +

    -

    = 717,56

    c. Jumlah Kuadrat dalam KelompokX2W = X

    2t - X

    2b

    =

    = 1672,66

    d. Rerata Jumlah Kuadrat Antar KelompokRJK b=

    =

    = 358,78

    Mahkota Dewa GlibenclamidKontrol

    ( CMC )

    I 32 13 7

    II 47 44 46

    III 47 9 20

    42 22 24,33

    126 66 73

    X2 5442 2186 2565

    n 3 3 3

    N 9

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    12/21

    e. Rerata Jumlah Kuadrat Dalam KelompokRJK w=

    =

    = 278,78

    f. F Hitung

    =

    = 1,29

    g. F TabelK1 = 31 = 2

    NK = 93 = 6

    F Hitung (1,29) < f Tabel (5,14) maka Tidak Ada Perbedaan Antar Kelompok.

    PERHITUNGAN ANAVA GULA DARAH SETELAH INDUKSI ALOKSAN) DIKURANGI DATAGULA DARAH NORMAL

    XT = 134

    X2T = 8562

    h. JK KeseluruhanX2t = X2T -

    = 8562

    = 6566,89

    i. JK Antar Kelompok

    5,14

    Mahkota dewa GlibenclamidKontrol

    ( CMC )

    I -2 29 12

    II -23 4 68

    III -8 6 48

    -11 13 42,67

    -33 39 128

    X 597 893 7072

    N 3 3 3

    N 9

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    13/21

    X2b =

    +

    +

    -

    =

    +

    +

    -

    = 4336,22

    j. Jumlah Kuadrat dalam KelompokX2W = X

    2t - X

    2b

    = 6566,894336,22

    = 2230,67

    k. Rerata Jumlah Kuadrat Antar KelompokRJK b=

    =

    = 2618,11

    l.

    Rerata Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok

    RJK w=

    =

    = 371,78

    m. F Hitung

    =

    = 7,04

    n. F TabelK1 = 31 = 2

    NK = 93 = 6

    F Hitung (7,04) > f Tabel (5,14) maka Tidak Ada Perbedaan Antar Kelompok

    PERHITUNGAN PASCA ANAVA GULA DARAH SETELAH INDUKSI ALOKSAN) DIKURANGIDATA GULA DARAH NORMAL

    Kontras F hitung F Kesimpulan

    Fh =

    F =( k-1). F

    tabel

    I vs II

    (MD vs

    GLIBEN)

    Fh =

    = 20,92F = (3-1). 5,14

    = 10,28

    Fh > F,

    berbeda

    signifikan

    I vs III

    (MD vs

    KONTROL)

    Fh =

    = 104,58F = (3-1). 5,14

    = 10,28

    Fh > F,

    berbeda

    signifikan

    5,14

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    14/21

    II vs III

    (GLIBEN

    VS

    KONTROL)

    Fh =

    = 31,96F = (3-1). 5,14

    = 10,28

    Fh > F,

    berbeda

    signifikan

    PERHITUNGAN ANAVA GULA DARAH NORMAL GLUKOSA )

    XT = 696

    X2T = 56252

    o. JKKeseluruhan

    X2t = X2T -

    = 56252

    = 2428

    p. JK Antar KelompokX2b =

    +

    +

    -

    =

    +

    +

    -

    = 650,67

    j. Jumlah Kuadrat dalam Kelompok

    X2W = X2t - X2b

    = 2428650,67

    = 1777,33

    q. Rerata Jumlah Kuadrat Antar KelompokRJK b=

    =

    = 325,335

    r. Rerata Jumlah Kuadrat Dalam KelompokRJK

    w=

    =

    = 404,67

    s. F Hitung

    Mahkota dewa GlibenclamidKontrol

    ( CMC )

    I 67 62 74

    II 82 82 71

    III99 52 107

    82,67 65,33 84

    248 196 252

    X 21014 13272 21966

    n 3 3 3

    N 9

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    15/21

    =

    = 0,80

    t. F TabelK1 = 31 = 2

    NK = 93 = 6

    F Hitung (0,80) < f Tabel (5,14) maka Tidak Ada Perbedaan Antar Kelompok

    PERHITUNGAN ANAVA GULA DARAH SETELAH DIINDUKSI GLUKOSA ) DIKURANGIDENGAN KADAR GULA DARAH NORMAL

    XT = 726

    X2T = 66536

    u. JK KeseluruhanX2t = X2T -

    = 66536

    = 7972

    v. JK Antar KelompokX2b =

    +

    +

    -

    =

    +

    +

    -

    = 242,67

    5,14

    Mahkota dewa GlibenclamidKontrol

    ( CMC )

    I 99 85 66

    II 78 52 134

    III 85 103 24

    87,33 80 74,67

    262 240 224

    X 23110 20538 22888

    n 3 3 3

    N 9

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    16/21

    j. Jumlah Kuadrat dalam Kelompok

    X2W = X2

    t - X2b

    = 7972242,67

    = 7729,33

    w. Rerata Jumlah Kuadrat Antar KelompokRJK b=

    =

    = 121,335

    x. Rerata Jumlah Kuadrat Dalam KelompokRJK w=

    =

    = 1288,22

    y. F Hitung

    =

    = 0,09

    z. F TabelK1 = 31 = 2

    NK = 93 = 6

    F Hitung (0,09) < f Tabel (5,14) maka Tidak Ada Perbedaan Antar Kelompok

    PERHITUNGAN ANAVA GULA DARAH SETELAH DIINDUKSI GLUKOSA DIKURANGI KADARGULA DARAH SETELAH PEMBERIAN OBAT

    XT = 746

    5,14

    Mahkota dewa GlibenclamidKontrol

    ( CMC )

    I 88 102 52

    II 89 100 114

    III 93 118 -10

    90 106,67 52

    270 320 156

    X 24314 34328 15800

    n 3 3 3

    N 9

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    17/21

    X2T = 74442

    aa.JK KeseluruhanX2t = X2T -

    = 74442

    = 12606,89

    bb.JK Antar KelompokX2b =

    +

    +

    -

    =

    +

    +

    -

    = 4710,22

    j. Jumlah Kuadrat dalam Kelompok

    X2W = X2

    t - X2b

    = 12606,894710,22

    = 7896,67

    cc.Rerata Jumlah Kuadrat Antar KelompokRJK b=

    =

    = 2355,11

    dd.Rerata Jumlah Kuadrat Dalam KelompokRJK w=

    =

    = 1316,11

    ee.F Hitung

    =

    = 1,79

    ff. F TabelK1 = 31 = 2

    NK = 93 = 6

    F Hitung (1,79) < f Tabel (5,14) maka Tidak Ada Perbedaan Antar Kelompok

    VII.PEMBAHASAN

    5,14

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    18/21

    Praktikum kali ini bertujuan untuk melakukan induksi hiperglikemia terhadap hewan

    uji coba serta membandingkan potensi antihiperglikemia bahan sintesis dengan bahan alam.

    Hiperglikemia merupakan suatu kondisi tubuh yang mana konsentrasi glukosa dalam

    darah tinggi.Kondisi ini tidak sama halnya dengan diabetes mellitus. Glukosa yang masukke tubuh mengikuti kurva mulai dari konsentrasi nol lalu terus naik hingga konsentrasipuncak (dimana kondisi ini disebut kondisi hiperglikemi) kemudian dieliminasi oleh tubuh

    karena adanya perangsangan sekresi insulin dari pankreassecara alami sehingga konsentrasi

    glukosa terus menurun.

    Pada percobaan kali ini digunakan bahan penginduksi yaitu glukosa dan aloksan.

    Pemberian glukosa dan aloksan ini akan menghasilkan kondisi diabetic eksperimental

    (hiperglikemik) pada hewan percoban. Pada pemberian glukosa digunakan untuk

    menciptakan kondisi hiperglikemi secara langsung dengan terjadinya penumpukan glukosa

    dengan konsentrasi tinggi pada tubuh, sedangkan pada pemberian aloksan digunakan untuk

    menciptakan kondisi hiperglikemi secara tidak langsung, yaitu dengan merusak sel-sel

    pankreas, sehingga akan menyebabkan hewan uji tidak bisa memproduksi hormon insulin.

    Pemberian induksi glukosa dilakukan setelah pemberian antihiperglikemi. Hal ini

    dikarenakan saat obat antihiperglikemi masuk dalam tubuh maka memerlukan waktu untukmengalami proses ADME sampai menimbulkan efek. Begitu pula dengan glukosa yang

    masuk dalam tubuh mengikuti kurva besarnya konsentrasi dalam darah dari mulai nol sampai

    puncak (kondisi hiperglikemi) lalu menurun karena adanya sekresi insulin. Diharapkan saat

    glukosa berada pada konsentrasi puncak (hiperglikemi) bersamaan pula dengan kondisi obat

    yang telah mengalami proses biotransformasi sehingga siap memberikan efek

    antihiperglikemi. Dengan demikian terjadi penurunan kadar glukosa dalam darah akibat daya

    antihiperglikemi dari obat.

    Pemberian induksi aloksan dilakukan sebelum pemberian antihiperglikemi. Hal ini

    dikarenakan aloksan membuat kondisi hiperglikemi dengan mekanisme merusak sel B-

    pankreas yang bertugas mensekresi insulin. Sehingga produksi insulin berkurang dan

    terjadilah kondisi hiperglikemi. Setelah kondisi hiperglikemi tercapai baru diberikan

    antihiperglikemi untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah.

    Antihiperglikemia yang digunakan adalah ekstrak mahkota dewa (alam) dan obat

    glibenklamid (sintetis) yang akan dibandingkan aktivitas daya antihiperglikemiknya.

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    19/21

    Obat Glibenklamid termasuk golongan obat Sulfonilurea. Golongan ini sering kali

    digunakan untuk pengobatan diabetes tipe 2. Khasiat obat golongan ini bekerja merangsang

    sel beta memproduksi insulin. Penurunan kadar glukosa darah yang terjadi setelah pemberian

    glibenklamid disebabkan oleh perangsangan sekresi insulin dari pankreas. Sifat perangsangan ini

    berbeda dengan perangsangan oleh glukosa karena ternyata pada saat hiperglikemi, glukosa gagal

    merangsang sekresi insulin dalam jumlah yang cukup, sedangkan glibenklamid masih mampu

    merangsang sekresi insulin pada dosis tinggi. Mekanisme kerja glibenklamid termasuk

    menurunkan kadar glucagon dalam serum, meningkatkan pengikatan insulin pada jaringan target

    dan reseptor, dan menghambat penghancuran insulin oleh hati.

    Pemberian obat glibenklamid secara peroral karena absorpsi glibenklamid, yang mana

    merupakan derivate sulfonylurea melalui usus baik sehingga dapat diberikan per oral.

    Ekstrak mahkota dewa dibuat dengan menggunakan pelarut etanol karena mahkota dewa

    mengandung flavonoid. Pada buah mahkota dewa terdapat senyawa aktif flavonoid yang

    memiliki aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar gula darah. Pemberian ekstrak mahkota dewa

    30% sebagai penurun kadar glukosa darah dalam menghambat aktivitas -glukosida.

    Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih.Kontrol negatif yang digunakan adalah

    larutan suspensi CMC-Na. CMC-Na bersifat inert, tidak memberikan efek farmakologi

    apapun. Fungsi dari control negative adalah untuk mengetahui bahwa pemberian Mahkota

    dewa dan Glibenklamid benar-benar dapat menurunkan kadar glukosa darah.

    Dari perhitungan analisa secara varian searah pada interaksi gula darah setelah

    diinduksi aloksan dengan gula darah normal menunjukan hasil yang signifikan. Tetapi

    didapatkan secara keseluruhan hasil bahwa mahkota dewa dan Glibenklamid memiliki

    efektivitas antihiperglikemik yang sama (tidak ada perbedaan signifikan). Namun, hal ini

    belum tentu dapat di buktikan secara benar oleh kelompok kami dikarenakan pada saat

    praktikum berlangsung terdapat kesalahan seperti terjadinya penurunan kadar gula darah

    setelah diinduksi aloksan. Kesalahan tersebut kemungkinan disebabkan oleh cara pengukuran

    kadar gula darah yang salah dengan mengoleskan darah hewan uji pada stik tes gula darah,

    kesalahan dalam pembacaan pada stik gula darah, penetesan gula darah pada stik tidak penuh

    sampai area batas sensor, dan menekan-nekan ekor hewan uji untuk mendapatkan darah

    setelah penggoresan menyebabkan darah lisis yang akan mempengaruhi pengukuran.

    Sehingga kesalahan tersebut menghasilkan data yang tidak valid. Pada percobaan induksi

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    20/21

    aloksan dan glukosa didapat hasil bahwa Fhit

  • 5/25/2018 farmakologi p6

    21/21

    Yuriska,Anindhita.F,.2009.Efek Aloksan Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar.

    Semarang : Universitas Diponegoro

    Mengetahui, Semarang, 09 Mei 2013

    Dosen Pengampu Praktikan

    Ebta Narasukma, S.Farm., Apt. Rumiati (1041111135)

    Yustisia Advistasari, S. Farm.,Apt. Salasa Ayu T. (1041111138)

    Sarifah (1041111140)

    Sastra Ari W. (1041111142)