Farmakologi Inhalasi

37
Jump to first page OBAT OBAT ANESTETIK ANESTETIK INHALASI INHALASI

description

Farmakologi Inhalasi

Transcript of Farmakologi Inhalasi

Page 1: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

OBAT OBAT ANESTETIK ANESTETIK INHALASIINHALASI

Page 2: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Pendahuluan Penatalaksanaan anestesia umum :• Induksi• Pemeliharaan• Pemulihan

Anestesi Inhalasi : anestesi umum dgn gas atau cairan anestetika

volatil yg diinspirasi masuk ke peredaran darah akhirnya ke jaringan otak

Obat anestetika inhalasi :• N2O - Isofluran• Halotan - Desfluran• Enfluran - Sevoluran

Page 3: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Mesin Anestesia

Page 4: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Rute Anestetika Inhalasi

Di inspirasi (dihirup)

Uptake (ambilan) dalam alveolus

Difusi ke dalam pembuluh darah paru

Distribusi oleh darah

Difusi ke dalam jaringan otak

Organ-organ lain

Page 5: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Farmakokinetik Konsentrasi anestetik dlm alveoli

Pada waktu induksi ditentukan oleh :

1. Konsentrasi inspirasi

2. Ventilasi alveolar

3. Koefisien partisi darah/gas

4. Curah jantung atau aliran darah paru

5. Hubungan ventilasi-perfusi

Page 6: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

1. Konsentrasi inspirasi Tergantung dari : - sirkuit mesin

- Kecepatan aliran gas segar- Kelarutan anestetik dalam sirkuit

Bila tubuh sudah jenuh dgn gas anestetik uptake alveolus berhenti konsentrasi anestetika dlm alveoli = konsentrasi inspirasi : PADA PRAKTEK TDK TERJADI

Konsentrasi alveoli selalu < konsentrasi inspirasi ec. Uptake alveolus terus

berlangsung Peningkatan konsentrasi inspirasi mempercepat induksi Pengaruh gas kedua (“second gas effect”) : konsentrasi inspirasi

tinggi (N2O) meningkatkan konsentrasi anestetik lain dlm alveolar yg diberikan bersama-sama

Konsentrasi anestetik dlm alveoli ditentukan oleh

Farmakokinetik

Page 7: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

2. Ventilasi alveolar Hiperventilasi meningkatkan konsentrasi

dalam alveoliKonsentrasi alveoli lebih

cepat dibanding konsentrasi inspirasi

Konsentrasi anestesia dlm alveoli lebih rendah bila ada sumbatan nafas

Bermakna pada anestetik yg kelarutan dalam darah rendah

Konsentrasi anestetik dlm alveoli ditentukan oleh

Farmakokinetik

Page 8: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

3. Koefisien partisi darah/gas = rasio konsentrasi anestetik dalam darah dibandingkan

dalam gas Koef tinggi = sangat larut dalam darah sejumlah

besar anestetik yg ada dlm alveoli berdifusi ke dlm darah

Anestetika dgn koef darah/gas tinggi = kelarutan dlm tinggi: konsentrasi anestetik dlm alveoli meningkatnya lambat = induksi lambat, pemulihan lambat

Koef darah/gas : induksi cepat, pemulihan cepat (N2O > desfluran > sevofluran > enfluran > halotan)

Konsentrasi anestetik dlm alveoli ditentukan oleh

Farmakokinetik

Page 9: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

4. Curah jantung atau aliran darah paru

Peningkatan curah jantung anestetik cpt

keluar dari paru konsentrasi anestetik

dlm alveoli menjadi > rendah ec. berdifusi ke

dalam darah induksi lambat, pulih lambat

Bermakna pada anestetik dgn kelarutan dlm

darah tinggi

Konsentrasi anestetik dlm alveoli ditentukan oleh

Farmakokinetik

Page 10: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

5. Hubungan ventilasi - perfusi

Gangguan akan memperlambat peningkatan

konsentrasi anestetik dlm alveoli

Konsentrasi anestetik dlm alveoli ditentukan oleh

Farmakokinetik

Page 11: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Farmakokinetik

Ekskresi / eliminasi

1. Ekshalasi

2. Metabolisme : hati

3. kulit

Page 12: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Indikasi Anestetik Inhalasi Induksi (t.u. anak) pemeliharaan

Minimum Alveolar Concentration (MAC) : konsentrasi terendah anestetik dlm alveolus yg mencegah adanya gerakan terhadap rangsang nyeri (bedah) pada 50% pasien

Makin rendah MAC potensi

Dosis anestetik inhalasi ~ MAC

Page 13: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Page 14: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

GAS GELAK (N2O - NITROUS OXIDE)

Sifat fisik : Gas anestetika inargonik Bentuk gas tidak berwarna, tidak berbau dan

tidak iritatif Tidak mudah terbakar, tidak bereaksi dengan

sodalisme Koefisien partisi darah / gas : 0,46 MAC : 105

Page 15: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Farmakokinetik

Uptake dan eliminasi sangat cepat

dibandingkan anestetik inhalasi lain, ok.

koefisien partisi darah / gas rendah (0.46)

Eliminasi ekshalasi

Biotransformasi -?

N2O

Page 16: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Farmakodinamik SSP• Analgesia {MAC tinggi (104) harus dikombinasi dgn

anestetik lain} Sistem kardiovaskular• Menekan miokardium (ringan)• Tekanan darah & laju jantung tidak berubah• Meningkatkan tekanan vaskuler paru

Sistem pernafasan• Menekan pernafasan (sangat ringan)

Penggunaan klinisPenggunaan klinisKombinasi N2O:O2 = 70%:30%; 60%:40%; 50%:50%

N2O

Page 17: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Efek yg merugikan Hipoksia difusi

Pada penghentian N2O, N2O cpt berdifusi dari darah masuk ke paru mengakibatkan tekanan parsial O2 dialveoli turun, > rendah dari tek inspirasi O2 yg berakibat hipoksia

Mengisi ruang2 gas tertutup dalam tubuh• Normal : diisi oleh nitrogen• Kelarutan dalam darah N2O > 31x N2 : pada ruang2

gas tertutup lebih banyak N2O yg masuk berdifusi dibanding N2 yg keluar

• Ruang gas tertutup : telinga tengah, lumen usus, pneumotoraks

Menghambat sintesis tetrahydrofolat

N2O

Page 18: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

HALOTAN

Sifat fisik : Cairan tidak berwarna, bau enak, mudah

menguap, tidak mudah meledak atau terbakar Tidak bereaksi dengan sodalime absorber Mudah diurai oleh cahaya Tekanan uap : 243 Koefisien partisi darah / gas : 2,3 MAC : 0,74

Page 19: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Farmakodinamik Kardiovaskular

Tekanan darah, laju jantung Kepekaan jantung terhadap katekolamin

disritmia • Vasodilatasi umum

Pernafasan :• Tidak ada iritasi jalan nafas • Laju nafas cepat dan dangkal• Bronkodilator

HALOTAN

Page 20: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

SSPAliran darah otak dan tekanan intra kranial • Neuromuskular

Relaksasi otot yang baikRelaksasi otot uterus

Ginjal Aliran darah ginjal, kecepatan filtrasi

glomenular pengeluaran urin Hati :• Toksis terhadap hati• Hepatitis halotan

FarmakodinamikHALOTAN

Page 21: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Perlu alat penguap (Vaporizer)

Pemberian adrenalin aman

• Konsentrasi 1 : 100.000 dalam 10 menit atau

kecepatan 30 ml/jam

Penggunaan Klinis

HALOTAN

Page 22: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

ENFLURAN

Sifat Fisik : Golongan eter halogenated Bentuk cair, mudah menguap, bau enak, tidak

muntah terbakar Tekanan uap : 180 Koefisien partisi darah / gas : 1,8 MAC : 1,7

Page 23: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Farmakodinamik Kardiovaskular • Depresi kontraktilitas miokardium• TD, curah jantung, pemakaian O2

miokardium laju jantung • kepekaan jantung terhadap katekolamin

ringan Pernafasan

laju nafas, volume tidal tetap• Depresi fungsi mukosiliar• Bronkodilator

ENFLURAN

Page 24: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

SSP• Depresi hipnotik • Perubahan EEG bentuk epileptiform aliran darah otak, tekanan intrakranial

Neuromuskular • Relaksasi otot skelet• Tidak merelaksasi otot uterus (Konsentrasi 0,5 -

0,8%)• Potensiasi obat pelumpuh otot

Ginjal aliran darah ginjal , kec. Filtrasi glomerulus Urin output

FarmakodinamikENFLURAN

Page 25: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

• Tidak pada pasien gagal ginjal

• Hati-hati pada pasien bedah saraf,

hemodinamik tidak stabil, hipertermi maligna

• Tolerans terhadap dosis adrenalin 4,5µ g/kg

BB

ENFLURAN

Penggunaan Klinis

Page 26: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

ISOFLURAN

Status fisik :• Isomer enfluran • Bentuk cair, bau merangsang, tidak

mudah meledak• Tekanan uap : 250• Koefisien partisi darah / gas : 1,4• MAC : 1,2

Page 27: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Farmakodinamik Kardiovaskular : • Depresi jantung minimal• Curah jantung dipelihara laju jantung Aliran darah perifer, tahanan vaskular

sistemik , TD• Vasodilator arteri koroner “ coronary

steal syndrome” Pernafasan :• Ventilasi semenit• Iritasi refleks jalan nafas atas • Bronkodilator

ISOFLURAN

Page 28: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

SSP • Aliran darah otak dan tekanan intrakranial

tetap• Gambaran EEG tidak berubah

Neuromuskular :• Relaksasi otot skelet• Tidak relaksasi otot uterus

FarmakodinamikISOFLURAN

Page 29: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Hati-hati pada pasien penyakit jantung

koroner dan hipovolemik berat

ISOFLURAN

Penggunaan klinis

Page 30: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

DESFLURAN

Sifat fisik :• Ion atom khlor menggantikan ion flour

dari isofluran • Bentuk cairan, tidak berbau dan tidak

mudah meledak• Tekanan uap : 687• Koefisien partisi darah/gas : 1,3• MAC : 6

Page 31: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Farmakodinamik Kardiovaskular

tahanan vaskular sistemik• TD dan curah jantung Laju jantung

Pernafasan :Vol. Tidal , laju nafas • Iritasi jalan nafas hipersalivasi,

larinospasme SSP

aliran darah otak, tekanan intrakranial

DESFLURAN

Page 32: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Neuromuskular • Potensiasi dengan obat pelumpuh otot

Ginjal dan hati : tidak berpengaruh buruk

Biotransformasi dan Ekskresi • Metabolisme minimal• Ekskresi lewat urin

DESFLURAN

Farmakodinamik

Page 33: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

SEVOFLURAN

Sifat Fisik • Golongan flour halogeneted• Bentuk cairan, tidak berbau, dapat

bereaksi dengan sodalime• Tekanan uap : 160• Koefisien partisi otak / darah : 1,7• MAC : 2

Page 34: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Farmakodinamik Kardiovaskular • Depresi kontraktilitas miokardium ringan• Laju jantung tidak meningkat = curah

jantung Pernafasan :• Depresi nafas• Bronkondilator

SSPAliran darah otak, tekanan intrakranial Kebutuhan O2 otak

SEVOFLURAN

Page 35: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Neuromuskular• Relaksasi otot intubasi trakea

Ginjal Aliran darah ginjal

Hati • Menjaga aliran rahan hati dan

penghantaran O2

Farmakodinamik

SEVOFLURAN

Page 36: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Penggunaan klinis

Pilihan utama anestetika untuk induksi

inhalasi

Hati-hati pada pasien dengan disfungsi

ginjal

SEVOFLURAN

Page 37: Farmakologi Inhalasi

Jump to first page

Terima Kasih