farmakologi (2)

25
PERCOBAAN V ANTI INFLAMASI A.Tujuan Mempelajari daya anti inflamasi obat pada binatang dengan radang buatan . B.Dasar Teori Kebanyakan analgetika memiliki daya anti radang , khususnya kelompok besar dari zat-zat penghambat prostaglandin. 1. kortikosteroid Sangat efektif tetapi sering kali mengakibatkan efek samping dan terapi sukar di hentikan, maka terutama digunakan bila penyakit menjadi parah. Secara intra artikuler, kortikosteroid digunakan untuk kekakuan dan nyeri. Kortikosteroid berdaya menghambat fosfolipase, sehingga pembentukan baik dari prostaglandin maupun leukotrien dihalangi. Oleh karena itu, efeknya terhadap gejala rema lebih baik dari pada NSAIDs. Keberatannya ialah efek sampingnya yang lebih berbahaya pada dosis tinggi dan penggunaan lama.

Transcript of farmakologi (2)

Page 1: farmakologi (2)

PERCOBAAN V

ANTI INFLAMASI

A.Tujuan

Mempelajari daya anti inflamasi obat pada binatang dengan radang buatan .

B.Dasar Teori

Kebanyakan analgetika memiliki daya anti radang , khususnya kelompok besar

dari zat-zat penghambat prostaglandin.

1. kortikosteroid

Sangat efektif tetapi sering kali mengakibatkan efek samping dan terapi sukar di

hentikan, maka terutama digunakan bila penyakit menjadi parah. Secara intra artikuler,

kortikosteroid digunakan untuk kekakuan dan nyeri. Kortikosteroid berdaya menghambat

fosfolipase, sehingga pembentukan baik dari prostaglandin maupun leukotrien dihalangi.

Oleh karena itu, efeknya terhadap gejala rema lebih baik dari pada NSAIDs.

Keberatannya ialah efek sampingnya yang lebih berbahaya pada dosis tinggi dan

penggunaan lama.

Beberapa contoh obat yang termasuk golongan kortikosteroid:

a. Deksametason

Zat ini menekan adrenal relatif kuat, maka resiko insufisiensi juga agak besar.

Daksametason sering digunakan sebagai zat diagnostik untuk menentukan hiperfungsi

adrenal (tes-supresi deksametason).

Page 2: farmakologi (2)

b. Metil prednisolon

Berdaya 20% lebih kuat dari prednisolon, dengan bermacam-macam cara

penggunaan oral dan parenteral. Pada rema, MS dan LE 1g sehari selama 3-10

hari atau lebih lama.

c. Betametason

Adalah stereoisomer dari deksametason, dimana gugus metil pada C16 berada

dalam posisi beta. Daya anti radangnya pada penggunaan lokal lebih ringan.

2. Non steroid

Berkhasiat analgetik, antipiretik, serta antiradang, dan sering kali digunakan untuk

menghalau penyakit rema, seperti A.R, artrosis, dan spondylosis.

Obat ini efektif untk peradangan lain akibat trauma (pukulan, benturan,

kecelakaan) juga misalnya setelah pembedahan atau pada memar akkibat olah raga. Obat

ini dipakai pula untuk mencegah pembengkakan bila diminum sedini mungkin dalam

dosis yang cukup tinggi.

Beberapa contoh obat yang termasuk dalam golongan nonsteroid

a.Ibuprofen

Obat pertama dari kelompok propionat ini adalah yang paling banyak di gunakan,

berkat efek sampingnya yang relatif ringan.daya analgetis dan anti radangnya cukup baik

dan sudah banyak mendesak salisilat. Resorpsinya dari usus cepat dan baik (ca 80%).

b.Diklofenak

Derivate-fenilasetat ini termasuk yang terkuat anti radangnya dengan efek

samping yang kurang keras dibandingkan dengan obat kuat lainnya (indometasin,

piroxicam). Obat ini sering di gunakan untuk segala macam nyeri, juga pada migrain dan

encok.

Page 3: farmakologi (2)

c.Indometasin

Derivat-indolilasetat berkhasiat amat kuat dapat disamakan dengan diklofenak,

tetapi lebih sering menimbulkan efek samping, khususnya efek ulcerogen dan perdarahan

occult.

Berikut diagram perombakan asam arachidonat menjadi prostaglandin dan

leukotrien dengan titik-titik kerja sejumlah obat rema.

Fosfolipida

fosfolopase

(membran sel)

Asam arakhidonat

Cyclooxygenase lipooxygenase

Endoperoksida O2¯ asam hidroperoksida

COX-1 COX-2 leukotrien LTA

Tromboksan prostasiklin prostaglandin LBT 4 LTC 4 -LTD 4 -LTE 4

-vaso< -proteksi -peradangan peradangan: -vaso<

-bronchi< -lambung -permeab>

-agregasi> -vaso>

Page 4: farmakologi (2)

-antiagregasi

(Drs.Tan dan Drs.Kirana.2002. Obat-Obat PENTING edisi V.hal 295)

C. Alat dan Bahan:

Alat:

- Putih telor

- Indometasin

- Na diklofenak

- Deksametason

- Metil prednisolon

- Binatang percobaan (tikus)

Bahan:

- Plestimograf

- Alat suntik (jarum tumpul)

- Spuit 1ml

Page 5: farmakologi (2)

D. Cara Kerja

Di timbang tikus dan kaki kanan belakang diberi tanda sebatas mata kaki

Tikus dikelompokkan menjadi 5 kelompok masing-masing

kelompok terdiri dari 3 ekor tikus

Masing-masing kelompok di ukur volume normal kaki kanan belakang (vn)

Dengan mencelupkannya kedalam cairan raksa sampai batas tanda

pada alat plestimograf

Diberi perlakuan secara peroral dengan menggunakan sonde, yaitu:

-kelompok 1: diberi Na diklofenak 6,3mg/kg BB

-kelompok 2: diberi Ibuprofen 12,5 mg/kg BB

-kelompok 3: diberi CMC Na sebagai kontrol

-kelompok 4: diberi Deksametason 100mg/ kg BB

Page 6: farmakologi (2)

-kelompok 5: diberi Metil Prednisolon 1mg/kg BB

Setengah jam setelah perlakuan diinjeksikan dengan putih telor sebanyak ml

secara subplantar pada kaki kanan belakang yang diukur volumenya tadi

Selanjutnya tiap 1 jam, diukur volume kaki kanan belakang dengan cara mencelupkannya

ke dalam cairan raksa sampai batas tanda pada alat plestimograf, pengukuran dilakukan

selama 5 jam. volume kaki dibaca pada pipet ukur

1ml dengan 1 skala pada pipet ukur sebesar 0,1 ml

Volume udema pada setiap jam di ketahui dari selisih volume

telapak kaki pada jam-jam tertentu (Vt0,Vt1,Vt2,Vt3,Vt4,Vt5)

dengan volume telapak kaki normal (vn).

E. Perhitungan

Dosis : 200 g x 1 ml = 0,2 mg/ 2,5 ml

Kadar stok : 0,4 mg/ 5ml = 0,08 mg/ml

Untuk 25 ml : (0,08 mg/ 1ml) x 25 ml = 2 mg

Tablet Metil Prednisolon :

= (2 mg / 16 mg) x 104.6 mg

Page 7: farmakologi (2)

= 13,07 mg

Pengenceran (1:10)

B.O = 50 mg

S.L = 450 mg +

500 mg HP : (13,07 mg / 50 mg) x 500 mg = 130,75 mg

Perhitungan dosis :

1. BB Tikus I : 108,6 g

mg obat : 1 mg / kg BB

larutan stok : 0,08 mg/ml

Dosis : 108,6. 10-3 . 1 mg / kg BB = 0,1086 mg

Volime pemberian : (0,1086 mg / 0,08 mg) x 1 ml = 1,3575 ml ~ 1,36 ml

2. BB Tikus I : 113,8 g

mg obat : 1 mg / kg BB

larutan stok : 0,08 mg/ml

Dosis : 113,8. 10-3 . 1 mg / kg BB = 0,1138 mg

Volime pemberian : (0,1138 mg / 0,08 mg) x 1 ml = 1,4225 ml ~ 1,42 ml

3. BB Tikus I : 111,6g

mg obat : 1 mg / kg BB

larutan stok : 0,08 mg/ml

Page 8: farmakologi (2)

Dosis : 111,6. 10-3 . 1 mg / kg BB = 0,1086 mg

Volime pemberian : (0,1116 mg / 0,08 mg) x 1 ml = 1,395 ml ~ 1,4ml

F. Data Pengamatan

Kel Perlakuan Hewan Uji Vn (ml)Volume Udem

Vt0 Vt2 Vt2 Vt3 Vt4

A Na

diklofenak

1 0,145 0,21 0,28 0,26 0,27 0,25

2 0,18 0,21 0,31 0,25 0,32 0,30

3 0,24 0,26 0,41 0,41 0,42 0,38

B Ibuprofen 1 0,24 0,28 0,42 0,38 0,35 0,34

2 0,16 0,18 0,27 0,23 0,24 0,22

3 0,22 0,25 0,37 0,35 0,34 0,33

C CMC Na 1 0,285 0,31 0,47 0,40 0,42 0,42

2 0,26 0,28 0,35 0,29 0,32 0,30

3 0,26 0,295 0,385 0,30 0,33 0,32

D Dexametason 1 0,255 0,26 0,38 0,35 0,35 0,35

2 0,32 0,36 0,44 0,40 0,37 0,37

3 0,27 0,30 0,33 0,33 0,31 0,32

E Metil

Prednisolon

1 0,23 0,26 0,42 0,40 0,37 0,36

2 0,28 0,32 0,46 0,44 0,39 0,38

3 0,27 0,30 0,24 0,41 0,40 0,39

Persen kenaikan volume udema :

Metil Prednisolon

Tikus I :

Page 9: farmakologi (2)

1. % KVU = Vt0-Vn x 100%

Vn

= 0,26-0,23 x 100%

0,23

= 13,043% ~ 13,04%

2. . % KVU = Vt1-Vn x 100%

Vn

= 0,42-0,23 x 100%

0,23

= 82,608% ~ 82,61%

3. . % KVU = Vt2-Vn x 100%

Vn

= 0,40-0,23 x 100%

0,23

= 73,913% ~ 73,91%

4. . % KVU = Vt3-Vn x 100%

Vn

= 0,37-0,23 x 100%

Page 10: farmakologi (2)

0,23

= 60,889% ~ 60,89%

5. . % KVU = Vt4-Vn x 100%

Vn

= 0,36-0,23 x 100%

0,23

= 56,521% ~ 56,52%

Tikus II :

1. % KVU = Vt0-Vn x 100%

Vn

= 0,32-0,28 x 100%

0,28

= 14,285% ~ 14,28%

2. . % KVU = Vt1-Vn x 100%

Vn

= 0,32-0,28 x 100%

Page 11: farmakologi (2)

0,28

= 14,286% ~ 14,29%

3. . % KVU = Vt2-Vn x 100%

Vn

= 0,46-0,28 x 100%

0,28

= 64,285% ~ 64,29%

4. . % KVU = Vt3-Vn x 100%

Vn

= 0,39-0,28 x 100%

0,28

= 39,285% ~ 39,29%

5. . % KVU = Vt4-Vn x 100%

Vn

= 0,38-0,28 x 100%

Page 12: farmakologi (2)

0,28

= 35,714% ~ 35,71%

Tikus III :

1. % KVU = Vt0-Vn x 100%

Vn

= 0,30-0,27 x 100%

0,27

= 11,111% ~ 11,11%

2. . % KVU = Vt1-Vn x 100%

Vn

= 0,42-0,27 x 100%

0,27

= 55,555% ~ 55,56%

3. . % KVU = Vt2-Vn x 100%

Vn

= 0,41-0,27 x 100%

Page 13: farmakologi (2)

0,27

= 51,852% ~ 51,85%

4. . % KVU = Vt3-Vn x 100%

Vn

= 0,40-0,27 x 100%

0,27

= 48,178% ~ 48,18%

5. . % KVU = Vt4-Vn x 100%

Vn

= 0,39-0,27 x 100%

0,27

= 44,444% ~ 44,44%

Vu = Vt-VnNa diklofenak Ibuprofen

I II III I II III

V0 0,065 0,03 0,02 0.04 0.02 0.03

V1 0,135 0,13 0,17 0.18 0.11 0.15

V2 0,115 0,07 0,17 0.14 0.07 0.13

V3 0,125 0,14 0,18 0.11 0.08 0.12

V4 0,105 0,12 0,14 0.10 0.06 0.11

Page 14: farmakologi (2)

Vu = Vt-VnDexametason Metil Prednisolon

I II III I II III

V0 0,005 0,04 0,03 0.03 0.04 0.03

V1 0,125 0,12 0,06 0.19 0.18 0.15

V2 0,095 0,08 0,06 0.17 0.16 0.14

V3 0,095 0,05 0,04 0.14 0.11 0.13

V4 0,095 0,05 0,05 0.13 0.10 0.12

Vu = Vt-VnCMC Na

I II III

V0 0,025 0,02 0,035

V1 0,185 0,09 0,125

V2 0,115 0,03 0,040

V3 0,135 0,06 0,070

V4 0,135 0,04 0,060

% KVUNa diklofenak Ibuprofen

I II III I II III

% KVU0 44,83% 16,67% 8,33% 16,67% 12,52% 13,64%

% KVU1 93,10% 72,22% 70,83% 75% 68,75% 68,18%

% KVU2 79,31% 38,89% 70,83% 58,33% 43,75% 59,09%

% KVU3 86,21% 77,78% 75% 45,83% 50% 54,55%

% KVU4 72,41% 66,67% 58,33% 41,67% 37,5% 50%

% KVU Dexametason Metil Prednisolon

I II III I II III

Page 15: farmakologi (2)

% KVU0 1,96% 12,5% 11,11% 13,04% 14,28% 11,11%

% KVU1 49,02% 37,5% 22,22% 82,61% 64,28% 55,55%

% KVU2 37,25% 25% 22,22% 73,91% 57,14% 51,85%

% KVU3 37,25% 15,63% 14,81% 60,87% 39,28% 48,15%

% KVU4 37,25% 15,63% 18,52% 56,52% 35,71% 44,44%

% KVUCMC Na

I II III

% KVU0 8,77% 7,69% 13,46%

% KVU1 64,91% 34,61% 48,08%

% KVU2 40,35% 11,54% 15,38%

% KVU3 47,37% 23,08% 26,92%

% KVU4 47,37% 15,38% 23,08%

% Daya Antiinflamasi (% DAI)

= AVCk – AVCu x 100%

AVCk

Rata-rata AVC kontrol = 0,515 + 0,21 + 0,283 = 0,336

3

Page 16: farmakologi (2)

% DAI Na diklofenak Ibuprofen Dexametason Metil Prednisolon

I

II

III

-36,90%

-23,51%

-78,57%

-48,81%

10,71%

-39,88%

-8,63%

12,20%

40,48%

-72,62%

-54,76%

-47,32%

Uji ANAVA

Berdasarkan AVC

Na diklofenak Ibuproven Dexametason Metil Prednisolon Kontrol

0,46

0,415

0,60

0,50

0,30

0,47

0,365

0,295

0,20

0,58

0,52

0,495

0,515

0,21

0,283

n = 3X = 0,492Σx = 1,475Σx²= 0,744

n = 3X = 0,423Σx = 1,27

Σx²= 0,561

n = 3X = 0,287Σx = 0,86

Σx²= 0,260

n = 3X = 0,523Σx = 1,595Σx²= 0,852

n = 3X = 0,336Σx = 1,008Σx²= 0,389

N= 15

ΣxT = Σx1 + Σx2 + Σx3 + Σx4 + Σx5

= 1,475 + 1,27 + 0,86 + 1,595 + 1,008 = 2,806

Σx²T= 0,7444 + 0,561 + 0,260 + 0,852 + 0,389 = 2,806

Σx²t = Σx²T – (Σx² T )² N

= 2,806 – (6,208)²15

= 0,237Σx²b = (Σx 1 )² + (Σx 2 )² + (Σx 3 )² + (Σx 4 )² + (Σx 5 )² - (Σx T )²

n1 n2 n3 n4 n5 N

= (1,475)² + (1,27)² + (0,86)² + (1,595)² + (1,008)² - (6,208)²

3 3 3 3 3 15

= 0,11

Σx²w = Σx²t - Σx²b

Page 17: farmakologi (2)

= 0,11

RJK antar kelompok = Σx² b

K-1

= 0,217 / (5-1)

= 0,032

RJK dlm kelompok = Σx² w N-K

= 0,11 / (15-5)

= 0,011

F hitung = RJK b

RJKw

= 0,032 / 0,011

= 2,91

F Tabel 3,485,29

F hitung < F Tabel tidak ada perbedaan antar kelompok

Berdasarkan % DAINa diklofenak Ibuprofen Dexametason Metil Prednisolon

-36,90

-23,51

-78,57

-48,81

10,71

-39,88

-8,63

12,20

40,48

-72,62

-57,76

-47,32

n = 3X = -46,33

Σx = -138,98Σx²= 8087,58

n = 3X = 25,99Σx = -77,98

Σx²= 4087,53

n = 3X = 14,68Σx = 44,05

Σx²= 1861,95

n = 3X = -58,23Σx = -174,7

Σx²= 10511,50

N= 12

ΣxT = Σx1 + Σx2 + Σx3 + Σx4

= -138,98 + (-77,98) + 44,05 + (-174,7) = -347,61

Page 18: farmakologi (2)

Σx²T= 8087,58 + 4087,53 + 1861,95 + 10511,50 = 24548,56

Σx²t = Σx²T – (Σx² T )² N

= 24548,56 – (-347,61)²12

= 14479,17Σx²b = (Σx 1 )² + (Σx 2 )² + (Σx 3 )² + (Σx 4 )² - (Σx T )²

n1 n2 n3 n4 N

= (-138,98)² + (-77,98)² + (44,05)² + (-174,7)² - (-347,61)²

3 3 3 3 12

= 9216,21

Σx²w = Σx²t - Σx²b

= 05262,96

RJK antar kelompok = Σx² b

K-1

= 9261,21 / (4-1)

= 3072,07

RJK dlm kelompok = Σx² w N-K

= 5262,96 / (12-4)

= 657,87

F hitung = RJK b

Page 19: farmakologi (2)

RJKw

= 3072,07 / 657,87

= 4,669

F Tabel 4,077,59

F hitung > F Tabel ada perbedaan antar kelompok

Uji Scheffe

F hitung = (x i -x j )²

RJK dlm kelp + RJK dlm klp

ni nj

Kontras F’1 vs 21 vs 31 vs 42 vs 32 vs 43 vs 4

11,925 n.s8,438 n.s0,322 n.s0,292 n.s16,173 s12,121 n.s

F’ = (k-1)- Ftabel = 3 x 4,07 = 12,21

= RJK dlm kelp + RJK dlm klp

3 3= 657,87 + 657,87

3 3

= 438,58

Perbedaan yang signifikan hanyalah kelompok 2 vs 4.

G. Pembahasan

Page 20: farmakologi (2)

Antiinflamasi dibagi menjadi dua golongan yaitu kortikosteroid dan non steroid.

Pada praktikum kali ini praktikan dapat mengetahui daya kerja antiinflamasi baik yang

termasuk golongan kortikosteroid maupun non steroid.

Putih telur digunakan untuk menginduksi udem pada tikus, hal ini karena

kandungan putih telur adalah protein yang memiliki berat molekul lebih besar dari cairan

tubuh sehingga semakin sulit melewati mambran terlebih-lebih saluran sistemik, sehingga

protein menumpuk dibagian tertentu tubuh.

Sedangkan pengukuran volume udem pada alat uji menggunakan raksa karena

raksa memiliki daya tarik-menarik sejenis yang inggi sehingga tidak memberi pengaruh

kepada volume udem tikus yang diukur.

Sebagai antiinflamasi yang paling baik memberikan efek adalah dari golongan

kortikosteroid, namun pada golongan ini memiliki efek samping dan terapi sulit untuk

dihentikan, oleh sebab itu golongan NSAID lebih banyak digunakan dalam peresepan.

Pada praktikum kali ini yang termasuk golongan kortikosteroid adalan

Dexametason dan Metil Prednisolon. Sedangkan Ibuprofen dan Na diklofenak termasuk

golongan NSAID.

H. Kesimpulan

Inflamasi adalah kondisi dimana terdapat tanda-tanda bengkak kemerahan, nyeri

dan panas, tak peduli akibat bahan kimia ataupun mekanis. Bila dilihat dari kecepatan

menghilangkan pembekakkan dapat diurutkan menjadi:

1. Dexametason

2. Metil Prednisolon

3. Ibuprofen

4. Na diklofenak

Page 21: farmakologi (2)