Family Folder Nazlia
-
Upload
mimi-suhaini-sudin -
Category
Documents
-
view
76 -
download
2
description
Transcript of Family Folder Nazlia
LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH
SEORANG WANITA DENGAN PASCA STROKE
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Kepaniteraan
Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Disusun oleh
Nazlia Binti Razali (030.07.309)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 12 NOVEMBER 2012 – 19 JANUARI 2013
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
1
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
I. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
A. Identitas Pasien
Nama : Ny.Sanimah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 52 tahun
Alamat : Jl. H Gang Perintis, no. 21, RT 010/RW 10, Kebon Baru
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
B. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.Rashid
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 47 tahun
Alamat : Jl. H Gang Perintis, no. 21, RT 010/RW 10, Kebon Baru
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Pedagang
C. Sumber Pembiayaan Kesehatan
Jaminan : Kartu Jakarta Sehat (KJS)
D. Perilaku Kesehatan Keluarga
1. Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan :
Membeli dan mengkonsumsi obat warung. Jika belum sembuh, akan
segera berobat ke praktek dokter umum terdekat
2. Keikutsertaan pada program kesehatan lingkungan rumah :
Posyandu balita : tidak
2
Posyandu lansia : tidak
Perkumpulan kesehatan lainnya : tidak
3. Pemanfaatan waktu luang :
Olah raga : tidak
Rekreasi : tidak
Melakukan hobi : tidak
Aktivitas sosial di lingkungan permukiman : tidak
II. PROFIL KELUARGA
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga
No. NamaKedudukan
dalam Keluarga
Jenis Kelamin
Umur (th)
Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1. Tn. R Ayah L 47 Tamat SD Pedagang Sehat2. Ny. S Ibu P 52 Tamat SD IRT Sakit3. An. A Anak I L 27 Tamat SMA Wiraswasta Sehat4. An. C Anak II P - - - Meninggal 5. An. T Anak III L 24 Tamat SMA Wiraswasta Sehat6. An. A Anak IV P 17 SMA Pelajar Sehat7. An. S Anak V P 14 SMP Pelajar Sehat8.
An. D Anak VI L 5Belum sekolah
- Sehat
3
Diagram 1. Genogram Keluarga Penderita
Keterangan
1. Ayah sehat
2. Ibu sakit
3. Anak pertama pasien sehat
4. Anak kedua pasien meninggal
5. Anak ketiga pasien sehat
6. Anak keempat pasien sehat
7. Anak kelima pasien sehat
8. Anak keenam pasien sehat
III. RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG SUDAH
DILAKUKAN
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 6 Desember 2012
Keluhan Utama :
Lemas pada tangan dan kaki kiri sejak serangan stroke tujuh bulan yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang berobat ke Puskesmas Kecamatan Tebet dengan keluhan lemas pada
tangan dan kaki kiri sejak tujuh bulan yang lalu. Pasien mengaku keluhan muncul saat OS
4
terkena serangan stroke. Lemas dirasakan tiba-tiba pada pagi hari saat pasien baru bangun
tidur. Keluhan tidak disertai dengan bicara pelo, kesemutan dan wajah tidak mencong. Saat
keluhan dirasakan OS, nyeri kepala berdenyut (-), pandangan gelap (-), penglihatan ganda
(-), muntah (-), kejang (-), pingsan (-).
OS mengaku keluhan baru dirasakan pertama kali. OS mempunyai riwayat tekanan
darah tinggi sejak ±10 tahun yang lalu. OS mengaku jarang kontrol ke puskesmas dan tidak
minum obat saat merasa enak badan.
Pasien pernah berobat ke RS Islam Pondok Kopi tujuh bulan yang lalu. Namun, pada
hari kedua dirawat inap, OS meminta pulang paksa karena merasakan tidak ada perbaikan
dari pengobatan yang diberikan.
Sejak tiga bulan terakhir ini OS mulai mengkonsumsi obat antihipertensi secara
teratur. Obat yang rutin dikonsumsi dua kali per hari oleh OS adalah Clonidine 0,5mg, dan
Betablok 50mg. Namun, OS mengaku tidak pernah lagi kontrol ke dokter spesialis saraf.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat hipertensi sejak 10 tahun lalu
Riwayat stroke iskemik tujuh bulan yang lalu.
Riwayat penyakit Diabetes Mellitus, kolesterol, penyakit jantung disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Bapa OS menderita hipertensi. Penyakit diabetes mellitus dan penyakit jantung
disangkal OS.
RIWAYAT KEBIASAAN
OS mempunyai kebiasaan sering minum kopi. OS mengaku jarang makan buah-
buahan dan hanya 1-2 kali seminggu mengkonsumsi sayur-sayuran. OS menggunakan
minyak goreng curah yang dipakai berulang-ulang sampai berwarna kehitaman pada saat
memasak makanan untuk keluarganya sehari-hari. OS tidak pernah berolahraga dan kurang
beraktifitas. OS tidak merokok.
PEMERIKSAAN FISIK ( tanggal 6 Desember 2012, Pukul 10.30)
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
5
Kesan Sakit : Sakit sedang
Status Gizi : Kurang
Tanda Vital
Tekanan Darah : 170/100 mmHg
Nadi : 92x/menit
Suhu : 36.5°C
Pernapasan : 24x/menit
TB/BB : 156 cm/48 kg
Kepala
o Normosefali
o Wajah
Bentuk simetris
o Rambut
Warna hitam beruban
Distribusi merata
o Mata
konjungtiva anemis -/-
Sklera ikterik -/-
Pupil isokor, bulat, tepi rata
Refleks cahaya langsung +/+
Refleks cahaya tidak langsung +/+
o Telinga
Bentuk normotia
Nyeri tekan tragus -/-
Nyeri tekan mastoid -/-
Membran timpani tidak dinilai pada kedua telinga
o Hidung
Deviasi septum -/-
Sekret -/-
Mukosa hiperemis -/-
6
o Bibir
Bentuk normal, simetris
Bibir kering
Leher
o Pembesaran KGB -
o Pembesaran thyroid -
o Trakea lurus di tengah
o Kaku kuduk -
Thorax
o Paru
Inspeksi : Gerak pernapasan seimbang kanan kiri, irama teratur, tipe pernapasan
thorako-abdominal
Palpasi : Vocal fremitus sama pada kedua hemithoraks
Perkusi : Sonor simetris pada kedua hemithoraks
Auskultasi : Suara napas vesikuler simetris, ronki -/-, wheezing-/-
o Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat ICS V 1 jari medial midclavicularis kiri
Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V 1 jari medial midclavicularis kiri
Thrill -
Perkusi : Batas kanan jantung ICS V linea sternalis kanan
Batas kiri jantung ICS V 1 jari medial linea midclavicularis kiri
Batas atas jantung ICS III linea sternalis kiri
Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 reguler, Murmur -, Gallop -
Abdomen
o Inspeksi : Bentuk simetris mendatar, umbilikus normal, tidak menonjol
o Palpasi : Dinding perut supel, Hepar dan lien tidak teraba membesar, Nyeri
epigastrium -
o Perkusi : Timpani di seluruh sisi abdomen
o Auskultasi : Bising usus (+) normal
7
Ekstremitas Atas
o Akral hangat +/+
o Palmar eritem -
o Kuku pucat –
o Udem -/-
Ekstremitas Bawah
o Akral hangat +/+
o Kuku pucat –
o Udem -/-
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
GCS : E4 M5 V6
A. Rangsang Selaput Otak
Kanan Kiri
Kaku kuduk-
Laseque >70° >70°Kernig >135° >135°Brudzinski I - -Brudzinski II - -
B. Peningkatan Tekanan Intra Kranial
Nyeri kepala (-), mual (-), muntah (-) penurunan kesadaran (-), kejang (-).
C. Saraf-saraf kranialis
Saraf kranialis Kanan Kiri
N. I Tidak dilakukanN.II
Visus Ukuran RCL RCTL
BaikIsokor, D 3mm/3mm
++
BaikIsokor, D 3mm/3mm
++
N. III, IV, VI Kedudukan bola mata Pergerakan bola mata
Arah nasal Arah temporal
BaikBaikBaikBaik
BaikBaikBaikBaik
8
Arah atas Arah bawah Arah temporal bawah
Exophtalmus Nistagmus
BaikBaikBaik(-)(-)
BaikBaikBaik(-)(-)
N. V Cabang motorik
Membuka mulut Menggerakan rahang
Cabang sensorik Ophtalmikus Maxillaris Mandibularis
SimetrisBaik
BaikBaikBaik
SimetrisBaik
BaikBaikBaik
N. VII Motorik oksipitofrontalis Motorik orbikularis okuli Motorik orbikularis oris Pengecapan lidah
BaikBaikBaikBaik
Baik Baik Baik Baik
N. VIII Vertigo Nistagmus Tuli konduktif Tuli perseptif
(-)(-)(-)(-)
(-)(-)(-)(-)
N. IX, X Motorik
- Refleks menelan Sensoris
- Refleks muntah
Baik
Tidak dilakukan
Baik
Tidak dilakukanN. XI
Mengangkat bahu Menoleh
BaikBaik
BaikBaik
N. XII Pergerakan lidah Disartria Atrofi Fasikulasi Tremor
Baik(-)(-)(-)(-)
Baik(-)(-)(-)(-)
D. Sistem Motorik Tubuh
Kanan KiriEkstremitas atas Postur tubuh Kekuatan otot Atrofi otot Tonus otot Gerak involunter
Baik5555
EutrofiNormal
(-)
Baik2233Atrofi
Normal(-)
Ekstremitas bawah Postur tubuh Kekuatan otot Atrofi otot
Baik5555
Eutrofi
Baik3344
Eutrofi
9
Tonus otot Gerak involunter
Normal(-)
Normal(-)
kesan hemiparese sinistra, dengan ekstremitas atas lebih lemah berbanding ekstremitas
bawah
E. Gerakan Involunter
Kanan KiriTremor (-) (-)Chorea (-) (-)Athetosis (-) (-)Myocloni (-) (-)Tics (-) (-)
F. Fungsi Autonom
Miksi : Baik
Defekasi : Baik
Sekresi keringat : Baik
G. Refleks
Refleks Kanan KiriFisiologis Biseps Triseps Patella Achilles
(+)(+)(+)(+)
(+)(+)(+)(+)
Patologis Hoffman tromer Babinski Chaddok Oppenheim Gordon Klonus Tumit
(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)
(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN ANJURAN
1. Pemeriksaan darah lengkap
3. Pemeriksaan EKG
10
DIAGNOSA KERJA
Hemiparesis sinistra ec stroke iskemik
Hipertensi grade II
RENCANA PENATALAKSANAAN
Terapi Medikamentosa
Clonidin tab 2 x 0.15 mg selama 10 hari
Atenolol 2 x 50 mg selama 10 hari
Citicholin 3 x 500 mg selama 10 hari
Terapi Edukasi
Minum obat secara teratur
Olah raga secara teratur
Diet rendah garam
Kontrol teratur
Mulai menjalani terapi rehabilitasi
IV. TABEL PERMASALAHAN PADA PASIEN
No. Resiko dan Masalah Kesehatan
Rencana Pembinaan Sasaran
1. Hemiparesis sinistra Menyarankan pasien untuk menjalani fisioterapi teratur dan kontrol ke dokter spesialis saraf
Pasien
2. Hipertensi grade II Menyarankan untuk mengontrol tekanan darah secara rutin
Pasien
3. Makan obat tidak teratur Menjelaskan pada pasien pentingnya minum obat sesuai dengan aturan yang diberikan oleh dokter
Pasien dan keluarga pasien
4. Pola makan yang tidak baik
Memberikan penjelasan pola makan yang baik & mengurangi makan makanan yang asin
Pasien dan keluarga pasien
5. Tidak pernah berolahraga
Memberikan penjelasan mengenai olahraga yang teratur
V. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
o Fungsi Biologis
Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 10 tahun yang lalu dan
riwayat stroke iskemik tujuh bulan yang lalu. Riwayat penyakit jantung disangkal.
Pasien tidak minum obat antihipertensi dan kontrol tekanan darah secara teratur.
11
o Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bersama suami dan anak. Hubungan dengan anggota keluarga
lainnya baik. Pasien termasuk orang yang mudah bergaul.
o Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga per bulan tidak menentu, rata-rata antara Rp. 800,000
sampai dengan 1,600,000 per bulan. Uang tersebut hanya cukup untuk makan
keluarganya dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
o Fungsi Pendidikan
Menurut pengakuannya, pasien hanya bersekolah sampai tamat SD dan
mengharapkan kedua anaknya yang SMA dan SMP ini yang masih mengenyam
pendidikan dapat mengubah kondisi keluarga.
o Fungsi Religius
Pasien adalah seorang muslim yang taat dan rutin menjalankan ibadahnya.
o Fungsi Sosial Budaya
Pasien tinggal di kawasan pemukiman padat penduduk. Hubungan dengan
tetangga juga baik. Sosialisasi pasien dengan sekitar rumah baik.
VI. POLA KONSUMSI MAKAN PENDERITA
Frekuensi makan rata – rata setiap harinya 2x/hari dengan variasi makanan
sebagai berikut: nasi, lauk (daging/ayam/telur/tempe/tahu), sayur (tumis bayam,
sayur asem, dll), jarang makan buah dan minum susu. Pasien menyukai makanan
yang asin dan pedas.
VII. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
o Faktor Perilaku Keluarga
Pasien memiliki kebiasaan makan teratur dengan frekuensi makan 2x/hari.
Pasien memiliki kebiasaan makan makanan yang asin. Pasien tidak pernah
melakukan olahraga secara rutin dan tidak ada hobi khusus. Pasien juga jarang
berekreasi. Pasien pernah berobat di puskesmas sejak 5 tahun yang lalu tetapi tidak
rutin kontrol dan tidak minum obat teratur. Jika ada salah satu anggota keluarga
yang sakit, berusaha diobati sendiri dengan obat yang dijual bebas di warung. Jika
12
tidak kunjung sembuh baru dibawa ke puskesmas terdekat. Pasien tidak memiliki
anggaran khusus untuk kesehatan.
o Faktor Non Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah cukup dekat dan terjangkau
seperti puskesmas dan praktek dokter umum. Jarak dari rumah ke Puskesmas
Kelurahan kurang dari 2km dan dapat ditempuh dengan menggunakan sepeda
motor. Hal ini berpengaruh terhadap kemudahan pelayanan kesehatan. Pasien
tinggal di lingkungan padat penduduk dengan sanitasi yang cukup.
VIII. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
A. Gambaran Lingkungan Rumah
Rumah pasien terletak di pemukiman penduduk yang padat dengan ukuran
8x15 m2, bentuk bangunan 1 lantai. Secara umum gambaran rumah terdiri dari 1 ruang
tamu yang juga merupakan rung tidur, 1 ruang dapur dan 1 ruang kamar mandi + WC.
Lantai terbuat dari ubin berwarna coklat, dinding dari tembok, atap dari genteng dan
terdapat plafon. Ventilasi baik, penerangan di ruang tamu agak kurang. Udara di dalam
rumah tidak terasa lembab. Kebersihan dalam rumah dan luar rumah baik, tata letak
barang–barang didalam rumah rapi.
B. Denah Rumah Pasien
13
IX. DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA
o Fungsi Biologis
Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 10 tahun yang lalu dan
riwayat sroke iskemik tujuh bulan yang lalu.
o Fungsi Psikologis
Hubungan dengan anggota keluarga baik
o Fungsi Ekonomi, Pendidikan, Religius dan Sosial
Ada masalah ekonomi
o Faktor perilaku
Pasien tidak pernah berolah raga secara teratur dan kebiasaan makan
makanan yang asin.
o Faktor non perilaku
Tidak ada masalah
X. DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA
14
XI. PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN
Tanggal Kegiatan yang dilakukanKeluarga yang terlibat
Hasil kegiatan
06-12-2012 Kunjungan pertama ke rumah pasien. Memberikan penjelasan tentang penyakitnya, meliputi gejala yang timbul, patofisiologi, faktor yang mempengaruhi, penatalaksanaannya.
Pasien Pasien memahami penjelasan yang diberikan. Tekanan darah 170/100 mmHg
11-12-2012 Menjelaskan dampak yang timbul akibat penyakit hipertensi dan stroke serta pentingnya mengatur pola makan dan minum obat secara teratur.
Pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga memahami penjelasan yang diberikan. Tekanan darah 160/100 mmHg
20-12-2012 Melakukan pemeriksaan tekanan darah pasien dan menilai keberhasilan kunjungan rumah ini terhadap peningkatan kualitas kesehatan pasien. Pasien tidak
Pasien dan keluarga
Tekanan darah 160/100mmHg. Keluhan nyeri kepala masih dirasakan.
15
PerilakuPerilaku
Status kesehatan
Status kesehatan
Bapa pasien menderita hipertensi
- Tidak rutin kontrol dan tidak teratur minum obat- Tidak pernah olahraga yang teratur
Pelayanan kesehatan yang terjangkau
Kebersihan cukup, ventilasi dan penerangan kurang
GenetikGenetik
Yan KesYan Kes Lingkungan
Lingkungan
Tanggal Kegiatan yang dilakukanKeluarga yang terlibat
Hasil kegiatan
minum obat karena memikirkan efek samping. Pasien hanya menggunakan pengobatan tradisional dengan meminum air rebusan daun sup.
25-12-2012 Melihat kondisi dan kepatuhan pasien minum obat sambil menjelaskan kepada pasien langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membantu pasien mengubah gaya hidup dan pola makan sehari-hari. Saat ini, pasien mulai teratur minum obat dan sudah mulai senaman ringan pada tangan dan kaki kiri yang lemas
Pasien dan keluarga
Tekanan darah masih 150/90 mmHg dan saat ini pasien kelihatan lebih sehat dari sebelumnya. Nyeri kepala yang dirasakan berkurang.
XII. KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA
1. Tingkat pemahaman pasien dan keluarga terhadap pembinaan yang telah dilakukan
cukup baik.
2. Faktor Pendukung
- Pasien dapat menangkap dan memahami penjelasan yang diberikan
- Sikap pasien yang kooperatif dan keinginan untuk menyembuhkan atau
menghilangkan penyakit yang diderita yang cukup baik
3. Faktor Penyulit
Kesulitan komunikasi (perbedaan bahasa)
4. Indikator Keberhasilan
- Penderita mengetahui bahwa garam merupakan bahan makanan yang dapat
menyebabkan meningkatkan tekanan darah. Pasien juga mengetahui faktor resiko
timbulnya hipertensi seperti stress dan kurangnya olahraga dan hipertensi dapat
memicu terjadinya stroke. Selain itu pasien memahami penatalaksanaan hipertensi
dan berusaha untuk menghindari faktor resiko tersebut.
16
TINJAUAN PUSTAKA
STROKE ISKEMIK
Stroke adalah tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal
(atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau
menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (Sjahrir,
2003). Stroke iskemik merupakan tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang
disebabkan berkurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan
oksigen di jaringan otak (Sjahrir,2003).
Stroke diklasifikasikan menjadi dua kategori utama, yaitu stroke iskemik dan stroke
hemoragik. Stroke iskemik disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh darah, dibagi dua,
akibat trombotik dan embolik. Sedangkan stroke hemoragik disebabkan perdarahan, baik
perdarahan intraserebral maupun subarachnoid (Price dan Wilson, 2006; Sidharta, 2008).
Sekitar 80-85% stroke adalah stroke iskemik. Penyumbatan pada satu arteri
menyebabkan gangguan di area otak yang terbatas. Mekanisme dasar kerusakan ini adalah
selalu defisiensi energi yang disebabkan oleh iskemia (Silbernagl dan Lang, 2007).
Makan makanan berlemak akan meningkatkan kadar lipid dalam darah. Lipid yang
tinggi lama-kelamaan tertimbun dan mengendap dalam pembuluh darah. Timbunan ini
mengakibatkan pembuluh darah menyempit dan terjadilah arteriosklerosis. Arteriosklerosis
adalah pemicu utama terjadinya penyumbatan pembuluh darah sehingga terjadilah stroke.
Pasien juga kurang berolahraga. Keadaan ini menurunkan kemampuan eritrosit mengikat
oksigen. Selain itu kurang olahraga dapat mempermudah terjadinya embolus.
Pasien memiliki penyakit hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Hipertensi adalah salah
satu faktor risiko terjadinya stroke.
HIPERTENSI
The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment
of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International
17
Society of Hypertension menyatakan definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah
seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg
atau lebih atau sedang memakai obat antihipertensi.
Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan,
tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80mmHg. Dalam aktivitas
sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara
umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat di
waktu beraktifitas atau berolahraga.
Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan
dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa penderita kedalam
kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus
menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja lebih keras, akhirnya kondisi ini berakibat
terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit
hipertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung.
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepala biasanya jarang
berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur
tekanan darah secara teratur.
Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik seperti konsumsi
makanan kaya serat, kurangi konsumsi garam dan pola diet rendah lemak jenuh, total lemak
dan kolesterol serta aktivitas fisik yang cukup. Disarankan untuk mengurangi konsumsi
natrium/sodium. Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida (garam dapur),
penyedap masakan (monosodium glutamat= MSG), dan sodium karbonat. Konsumsi garam
dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan
satu sendok teh.
Pilihan pertama yang digunakan dalam pengobatan hipertensi ini adalah
menggunakan diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor.
18