FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI...
-
Upload
nguyencong -
Category
Documents
-
view
272 -
download
0
Transcript of FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI...
i
PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI METODE GALLERY WALKDALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI POKOK VIRUS
KELAS X DI MA ISLAMIYAH AT-TANWIR TALUNSUMBERREJO BOJONEGORO TAHUN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Ilmu Pendidikan Tadris Biologi
Oleh :
A ARIF BUDIHARTONIM: 063811018
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
ii
ABSTRAK
A Arif Budiharto (NIM: 063811018), Problematika Implementasi MetodeGallery Walk dalam Pembelajaran Biologi Materi Pokok Virus Kelas X di MAIslamiyah AT-TANWIR Talun Sumberrejo Bojonegoro Tahun 2010/2011.Semarang: Program Strata Satu (S. 1), Jurusan Pendidikan Tadris Biologi, Tahun2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika implementasipembelajaran Biologi menggunakan metode Gallery Walk pada materi pokokVirus, serta untuk mengetahui solusi problematika implementasi pembelajaranBiologi menggunakan metode Gallery Walk pada materi pokok Virus di MAIslamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field reseach), denganmetode pengumpulan data, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian inimnggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Data yang terkumpul kemudiandi analisis dengan menggunakan metode deskriplif yaitu metode pembahasanyang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang terjadipada saat penelitian. Sedangkan metode induktif yaitu suatu pengambilankeputusan dengan menggunakan pola pikir yang berangkat dari fakta-fakta yangsifatnya umum kemudian digeneralisasikan kepada hal-hal yang bersifat khusus.
Hasil penelitian tentang problematika Implementasi metode Gallery Walkdalam pembelajaran biologi pada materi pokok virus di MA Islamiyah At-TanwirTalun Sumberrejo Bojonegoro serta solusi dari problematika pembelajarantersebut dan didukung oleh teori-teori yang ada. Bahwa, problemetikaimplementasi metode Gallery Walk dalam pelaksanaan pembelajaran Biologi diMA Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro, secara langsungmaupun tidak langsung melibatkan tiga komponen yakni: Problem yang dihadapioleh guru dalam mempersiapkan dan penerapan matode Gallery Walk. Problemyang dihadapi oleh peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Biologi denganmetode Gallery Walk. Problem pada pelaksanaan belajar mengajar pada pelajaranBiologi materi pokok Virus dengan metode Gallery Walk.
Solusi problematika implementasi metode Gallery Walk dalampembelajaran Biologi materi pokok Virus di MA Islamiyah At-Tanwir, baik dariteori-teori yang ada serta analisis lapangan yang penulis terapkan, maka terdapatbeberapa solusi untuk menyelesaikan problematika implementasi tersebut yaitu:MA Islamiyah At-Tanwir harus meningkatkan sumber daya guru denganmeningkatkan profesionalitas guru, meningkatkan kinerja dari superviser yaituKepala Sekolah, Kurikulum, dari Pihak Yayasan, dan mengembangan instrumenkegiatan belajar mengajar (KBM) secara maksimal serta mengevaluasinya.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasidan masukan bagi mahasiswa para tenaga pengajar, instutusi sekolah MA/SMA,para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan FakultasTarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplarHal : Naskah Skripsi
A.n. A Arif BudihartoNIM: 063811018 Kepada Yth.
Dekan Fakultas TarbiyahIAIN Walisongo Semarangdi-Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama inikami kirim naskah skripsi saudara:Nama : A Arif BudihartoNIM : 063811018Judul : Problematika Implementasi Metode Gallery Walk dalam
Pembelajaran Biologi Materi Pokok Virus Kelas X di MAIslamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro Tahun2010/2011.
Dengan ini kami mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapatdimunaqosahkan.
Demikian persetujuan ini dibuat, atas perhatinya kami ucapkanterimakasih.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 15 Desember 2010
Pembimbing I, Pembimbing II,
Nur Khasanah, S.Pd., M.Kes. Drs. Achmad Sudja’i, M.Ag.NIP. 19751113 200501 2 001 NIP. 19511005 197612 1 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : A Arif BudihartoNomor Induk : 063811018Judul : Problematika Implementasi Metode Gallery Walk dalam
Pembelajaran Biologi Materi Pokok Virus Kelas X di MAIslamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro Tahun2010/2011.
Telah dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut AgamaIslam Negeri Walisongo, dan dinyatakan lulus dengan predikatcumlaude/baik/cukup, pada tanggal:
20 Desember 2010.
Dan dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu(S.1) tahun akademik 2010/2011.
Semarang, 27 Desember 2010
v
MOTTO
)املائدة :(
...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, danjangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah
kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.(QS. Al-Maidah: 2) 1
”Sesungguhnya tiada penyesalan dalam hidup teruslah melangkahuntuk mencari hakikat hidup”
MFC ’06
1 Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1998), hlm. 320.
vi
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan
bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah di tulis oleh orang
lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran-
pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi
yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 20 Desember 2010
deklarator,
A Arif BudihartoNIM: 063811018
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati dan penuh kebahagiaan skripsi ini penulis
persembahkan kepada mereka orang-orang yang telah membuat hidup ini menjadi
berarti:
1. Ayahanda Abdurrohman bin Sudja’, Ibunda Mufrotin bin Sholeh, Adik-adikku
tercinta Moh. Asnan Thohari dan Moh. Shofwan Anwari, serta seluruh
keluarga penulis yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan baik moril
maupun materiil dan tak pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh
studi dan mewujudkan cita-cita.
2. Eyang Sholeh, Eyang Puti Nur Sholikhah, om Fatkhur, om Imam S, dan Pakde
Mujid, terima kasih atas segala nasehat dan motivasinya dalam menghadapi
kehidupan.
3. Almagfullah KH. Sholeh, Almagfullah KH. Salal Sholeh, Al-Mukarrom KH.
Aly Chumaidy, dengan segala berkah dan doanya kepada penulis.
4. Adinda terkasih dan tercinta Evin Fatmawati, dengan segala kelebihan dan
kekuranganya menemani, memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. thanks for your supports and anything did you.
5. Kawan-kawan MFC Biologi ’06 your are my frienship forever, Kawan-kawan
terbaiku di Mushola An-Nur (Amri, Subkan, Salam) your are my spirit.
6. Teman-teman PPL di SMP 28 Semarang, Teman-teman KKN posko 03
Gringsing. terima kasih atas semuanya.
7. Rekan-rekan di HMI (MPO/DIPO), PMII, dan IMM, lanjutkan perjuangan
untuk menjadi manusia sejati (insanun sadiidan fi kulli zaman)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya,. Akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang
wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu ke-Islaman, sehingga dapat menjadi bekal
hidup kita, baik di dunia dan di akhirat kelak.
Penulis sadar sepenuhnya, bahwa skripsi ini tidak terselesaikan jika tanpa
uluran tangan, bimbingan dan bantuan dari semua pihak baik bersifat moril,
materiil maupun spiritual. Dengan teriring rasa hormat, penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Sudja’i, M.A. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang
2. Segenap dosen Tadris Biologi, Kajur Tadris, Kaprodi Biologi dan khususnya
Hj. Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes., Lianah, M.Pd, Listiyono, M.Pd. dan dr. Dina
Islamiya, yang selalu membina dan mengarahkan penulis selama menempuh
Kuliah.
3. Dosen pembimbing, Nur Khasanah, S.pd., M. Kes., dan Drs. Achmad
Sudja’I, M.Ag, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses
penulisan skripsi.
4. Kepala Sekolah MA Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro, Drs.
Mahmudi Thoha, yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk
melakukan penelitian di MA Islamiyah At-Tanwir.
5. Guru pengampu bidang studi Biologi Drs. Mustam, yang memberikan banyak
arahan dan informasi tentang data penelitian.
6. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan
kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.
ix
7. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai Perpustakaan IAIN, pegawai
perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan Bailai TKPS Kota
Semarang yang telah memberikan layanan yang baik bagi penulis.
8. Ayahanda Abdurrohman, Ibunda Mufrotin, Adikku tercinta Moh. Asnan
Thohari, Moh. Shofwan Anwari. Serta seluruh keluarga penulis yang tidak
henti-hentinya memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tidak
pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan
cita-cita.
Atas jasa-jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal
mereka diterima di sisi Allah SWT. Dan mendapat balasan pahala yang lebih baik
serta mendapatkan kesuksesan baik didunia maupun di akhrat kelak.
Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Semarang, 20 Desember 2010
Penulis,
A Arif BudihartoNIM: 063811018
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK PENELITIAN............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
MOTTO........................................................................................................... v
PERNYATAAN .............................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Penegasan Istilah ...................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ..................................................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7
E. Kajian Pustaka .......................................................................... 7
F. Metode Penelitian...................................................................... 9
BAB II : KONSEP PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE GALLERY WALK
A. Metode Pembelajaran Gallery Walk ......................................... 13
1. Pengertian Pembelajaran .................................................... 13
2. Metode Gallery walk .......................................................... 17
B. Pembelajaran Biologi Materi Pokok Virus ............................... 20
1. Tujuan dalam Pembelajaran Biologi ................................... 20
2. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam........................................ 23
3. Tinjauaan Materi Pokok Virus ............................................ 24
C. Dasar Strategi Pembelajaran Biologi Menggunakan Metode
Gallery Walk ............................................................................. 40
xi
1. Pembelajaran Aktif (active learning).................................. 40
2. Aplikasi Active learning dalam Pembelajaran Biologi ....... 44
BAB III: GAMBARAN UMUM MA ISLAMIYAH AT-TANWIR
A. Gambaran Umum di MA Islamiyah At-Tanwir ....................... 50
1. Tinjauan Historis ................................................................ 50
2. Visi Misi.............................................................................. 51
3. Struktur Organisasi.............................................................. 52
4. Keadaan Guru, Karyawan ................................................... 53
5. Keadaan Siswa .................................................................... 54
6. Sarana dan Fasilitas............................................................. 55
B. Pembelajaran Biologi di MA Islamiyah At-Tanwir ................. 56
1. Perencanaan Pembelajaran ................................................. 56
2. Pendekatan pembelajaran.................................................... 57
3. Metode Pembelajaran Biologi............................................. 58
4. Media Pembelajaran ........................................................... 59
5. Evaluasi .............................................................................. 59
6. Penutup ............................................................................... 60
C. Impelentasi Metode Gallery Walk dalam Pembelajaran
Biologi di MA Islamiyah At-Tanwir......................................... 60
1. Perencanaan Guru .............................................................. 61
2. Penerapan Metode Gallery Walk ....................................... 62
D. Problematika Implementasi Metode Gallery Walk di di MA
Islamiyah At-Tanwir ................................................................. 64
1. Problema Guru .................................................................... 64
2. Problema Peserta Didik....................................................... 66
3. Problema Pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)............ 67
BAB IV : ANALISIS PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI METODE
GALLERY WALK DAN SOLUSINYA DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MA ISLAMIYAH AT-
TANWIR
xii
A. Analisi Problematika Implementasi metode Gallery Walk
dalam Pembelajaran Biologi di MA Islamiyah At-Tanwir ....... 69
B. Analisis Problematika Implementasi Metode Gallery Walk
dalm Pembelajaran Biologi.................................................... ... 85
C. Solusi Problematika Implementasi Metode Gallery Walk
dalam Pembelajaran Biologi di MA Islamiyah At-Tanwir ....... 89
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 94
B. Saran-Saran ............................................................................... 94
C. Penutup...................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
xiii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiaran 1 Silabus
2. Lampiaran 2 RPP (Rencana Pelaksanaan Pemebelajaran)
3. Lampiaran 3 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
4. Lampiaran 4 Hasil Wawancara Kepala Sekolah
5. Lampiaran 5 Pedoman Wawancara Guru
6. Lampiaran 6 Hasil Wawancara Guru
7. Lampiaran 7 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Biologi
Kelas X IPA A
8. Lampiaran 8 Hasil Observasi Kesesuaian Dengan Rpp Pelajaran
Biologi Kelas X IPA A
9. Lampiaran 9 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Biologi
Kelas X IPA B
10. Lampiaran 10 Hasil Observasi Kesesuaian Dengan Rpp Pelajaran
Biologi Kelas X IPA B
11. Lampiaran 11 Pedoman Analisis Dokumen Silabus dan RPP
Pemebelajaran Biologi
12. Lampiaran 12 Analisis Dokumen Silabus dan RPP Pemebelajaran
Biologi
13. Lampiaran 13 Kisi-Kisi Angket Siswa
14. Lampiaran 14 Hasil Angket Siswa
15. Lampiaran 15 Rekapitulasi Angket
16. Lampiaran 16 Data Siswa Kelas X A dan X B
17. Lampiaran 17 Arsip MA Islamiyah At-Tanwir
xiv
DAFTAR
GAMBAR DAN TABEL
1. Gambar 1 Perbandingan ukuran tubuh Sel dan Virus
2. Gambar 2 Struktur bentuk Virus
3. Gambar 3 Bakteri dan Bakteriofage, Virus T menempel pada bakteri
4. Gambar 4 Siklus Bakteri dan Bakteriofage
5. Gambar 5 Virus AIDS
6. Tabel 1 Nama-Nama Virus
7. Tabel 2 Struktur Kepala Sekolah
8. Tabel 3 Data Guru
9. Tabel 4 Tenaga Administrasi
10. Tabel 5 Jumlah Guru Mata Pelajaran
11. Tabel 6 Rombel (Rombongan Siswa)
12. Tabel 7 Sarana dan Prasarana
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang berorientasi pada kualitas sumber daya manusia
tentulah memerlukan perhatian praktisi pendidikan. Salah satu komponennya
adalah guru di samping strategi yang digunakan dalam sistem pembelajaran di
sekolah, metode juga sangat penting sebagai upaya mencetak peserta didik
menjadi generasi yang unggul setelah lulus sekolah. Untuk itu dibutuhkan
seorang guru yang profesional sesuai dengan kebutuhan. Saat ini, mengajar
dalam pemahaman tersebut, memerlukan strategi belajar mengajar yang sesuai,
sebagai upaya untuk membantu peserta didik dalam menguasai kompetensi yang
ditetapkan.1
Penerapan sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini masih perlu
dibenahi kembali, sehingga sistem pendidikan menjadi lebih baik. Sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia yaitu untuk mencedaskan kehidupan bangsa.
Dengan menggunakan kurikulum pembelajaran yang tepat sasaran dan
mengandung nilai-nilai instrinsik dan ekstrinsik yang sejalan dengan materi
pelajaran. Secara fungsional dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal
yang terkandung dalam pendidikan. Jadi antara metode, kurikulum dan tujuan
pendidikan mengandung keterkaitan dalam proses pendidikan.
Guru sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan, peran,
tugas, dan kewajiban guru sekarang semakin berat. Guru tidak hanya datang,
masuk kelas, menyampaikan materi pelajaran dan selesai, namun harus
mengetahui kebutuhan dan potensi peserta didik dengan baik. Oleh karena itu,
sosok guru harus memiliki kompetensi yang cukup, sesui dengan kompetensi
tenaga pendidik yakni: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan
profesional.2
1 Djohar MS, Pendidikan Strategik: Alternatif untuk Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta:Lesfi, 2003), hlm. 49.
2 Drs. H. Martinis Yamin, M.Pd, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: GaungPersada Press, 2006), hlm. 96.
2
Undang-Undang R.I Nomor 20 tahun 2003 tentanga sistem Pendidikan
Nasional menjelaskan:
Guru sebagai pendidik adalah tenaga profesional yang bertugasmerencanakan dan melaksanakan proses pembalajaran, menilai hasilpembelajaran, melakukan penelitian dan pelatihan, serta melakukanpenelitian dan pengabdian pada masyarakat, terutama bagi pendidik padaperguruan tinggi.3
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menjelaskan bahwa, tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggungjawab.4
Pendidikan mempunyai peranan penting, karena pendidikan akan mampu
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga sumber daya
alam di tanah air akan terolah dengan baik. Oleh karena itu, program yang
disusun pemerintah hendaknya dilakukan secara matang dan benar-benar
didasarkan pada potensi daerah masing-masing.5
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, internal, material, fasilitas perlengkapan, dan prosedur yang
saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut E.
Mulyasa, pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik. Dalam pembelajaran, banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik
faktor internal yang datang dari diri individu, maupun faktor ekternal yang
datang dari lingkungan individu.6
Pembelajaran terkait dengan bagaimana mengajarkan siswa atau
bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan terdorong oleh
3 Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang “ SISDIKNAS (SistemPendidikanNasional) Beserta Penjelasanya”, (Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm 30.
4 Tim Redaksi Fokus Media, UU Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun 2003),(Bandung: Fokus Media, 2003), hlm. 6-7.
5 Munawir Shaleh, Politik Pendidikan; Membangun Sumber Daya Bangsa denganPeningkatan Kualitas Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Khasanah Ilmu, 2005), hlm. 12.
6 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep, Karakteristik dan Implementasi),(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 100.
3
kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasi dalam kurikulum
sebagai kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran berupaya
menjabarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum dengan menganalisa
tujuan pembelajaran dan karakteristik isi, bidang studi pendidikan yang
terkandung dalam kurikulum. Selanjutnya dilakukan kegiatan untuk memilih,
menetapkan dan mengembangkan cara-cara (model, strategi, media dan metode
pembelajaran) yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan
sesuai dengan kondisi yang ada. Agar kurikulum dapat diaktualisasikan dalam
proses pembelajaran sehingga belajar terwujud dalam peserta didik.
Strategi dapat dipahami sebagai suatu seni dan ilmu dari pembuatan
(formulating), penerapan (implementation) dan evaluasi (evaluating). Dengan
mempertimbangkan faktor lingkungan strategis, baik internal maupun eksternal
satuan pendidikan, serta mengakomodir kepentingan-kepentingan di dalamnya
untuk mencapai tujuan.7 Dalam pembelajaran Biologi di sekolah selama ini
masih banyak para guru lebih menggunakan metode verbalistik ceramah dan
tanya jawab.
Di MA Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro dalam
proses belajar mengajar, khususnya pelajaran Biologi telah menggunakan
berbagai macam metode pembelajaran baik active learning maupun cooperative
learning. Salah satunya adalah metode Gallery Walk, kelebihan metode galelly
walk adalah menanamkan kreatifitas, pembelajaran kooperatif dalam
memecahkan masalah serta active learning. Metode ini sangat efektif diterapkan
dalam proses pembelajaran pada materi pokok Virus. Akan tetapi proses
pembelajaran tidak akan maksimal jika tidak di dukung oleh siswa, guru, sarana
prasana serta supervisi.
Menurut Drs. Mustam, pembelajaran Biologi dengan menggunakan
metode Gallery Walk di MAI At-Tanwir Sumberrejo Bojonegoro khususnya
pada materi pokok Virus sangat efektif. Karena pelajaran Biologi sangat
membutuhkan kreatifitas, daya imajinatif serta pembuktian pemahaman di
lingkungan. Materi Virus merupakan materi pelajaran Biologi yang sangat
7 W. Sulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grasindo, 2003), hlm. vii-viii.
4
kompleks, materi ajar yang langsung membidik fenomena-fenomenana di sekitar
kita dan untuk mengetahui aspek-aspek kerugian dan manfaat Virus itu sendiri.
Memungkinkan peserta didik akan sangat mudah dalam menerima materi
tersebut. Penerapan metode Gallery Walk sangat efektif diterapan untuk
membuat iklim suasana belajar efektif-edukatif. Akan tetapi sistem pembelajaran
dengan metode ini tidak akan efektif, jika dalam aplikasinya tidak maksimal.
Maka, dari permasalahan yang belum efektif dari metode ini, perlu dicari
problematika serta sistem penerapan metode tersebut, yaitu untuk memberikan
solusi pada problem-problem dalam penerapan metode Gallery Walk.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Peneliti mencoba meneliti
pembelajaran menggunakan metode Gallery Walk di MAI At-Tanwir Talun
Sumberrejo Bojonegoro untuk mengetahui kelebihan, kekurangan, kelemahan
dan problematikanya serta solusi dalam pembelajaran menggunakan metode
Gallery Walk, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil judul:
“PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI METODE GALLERY WALK DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI POKOK VIRUS KELAS X DI MA
ISLAMIYAH AT-TANWIR TALUN SUMBERREJO BOJONEGORO
TAHUN 2010/2011”.
B. Penegasan istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul skripsi ini, maka
disertakan pula definisi peristilahan yang dimaksud perlu untuk memperjelas
mengenai istilah-istilah dalam judul skripsi yaitu:
1. Problematika
Problem yaitu “kondisi atau situasi yang tidak menentu, sifatnya
meragukan dan sukar dimengerti, masalah atau pernyataan yang
memerlukan pemecahan masalah”.8 Sedangkan problematika adalah “suatu
hal yang menimbulkan masalah atau hal yang belum bisa dipecahkan
(permasalah)”.9 Jadi yang dimaksudkan problematika di sini adalah masalah
8 Sudarsono, Kamus Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta), hlm. 1879 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Ed.2
Balai Pustaka, 1994), hlm. 789
5
atau problem yang dihadapi atau yang terjadi pada proses implementasi
pembelajaran Biologi dengan menggunakan metode Gallery Walk di MA
Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro.
2. Implementasi
Implementasi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah
pelaksanaan, penerapan.10 Sedangkan E. Mulyasa mendefinisikan
implementasi adalah “proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi
dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik perubahan
pengetahuan, keterampilan, kreatifitas maupun nilai dan sikap”.11
Implementasi yang dimaksud dalam hal ini adalah penerapan pembelajaran
dengan menggunakan metode Gallery Walk di MA Islamiyah At-Tanwir
Talun Sumberrejo Bojonegoro.
3. Metode Gallery Walk
Metode adalah “jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai
tujuan”.12 Suatu metode sangat terkait langsung dengan pembelajaran,
maksunya terkait langsung antara guru dan peserta didik dalam suatu
pembelajaran. Sedangkan strategi berfungsi untuk mengatur ketepatan
penggunaan berbagai metode dalam pembelajaran.
Metode Gallery Walk atau galeri belajar merupakan salah satu
strategi pembelajaran aktif (PAIKEM), sebagai metode alternatif yang dapat
digunakan oleh guru untuk mendorong keaktifkan peserta didik, baik secara
individu maupun kelompok. Metode ini digunakan dalam proses interaksi
belajar dalam mengimplementasikan pembelajaran active learning.
4. Pembelajaran Biologi
Pembelajaran adalah “suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peseta didik berubah ke arah yang
lebih baik”.13 Pengertian lain mengatakan bahwa pembelajaran merupakan
10 Tim Penyusun Kamus Besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus BesarBahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), Cet. II, hlm. 374.
11 E. Mulyasa, Op.cit., hlm. 10012 Armai Arif, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002),
hlm. 40.13 Max Darsono dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: CV. IKIP Semarang Press,
2000), hlm. 24.
6
kegiatan yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan peserta didik
dalam belajar, bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan,
keterampilan dan sikap.14
Biologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk makhluk hidup,
hewan, tumbuhan dan jasad renik, masing-masing dikenal sebagai Zoologi
dan Botani.15 Pembelajaran Biologi merupakan proses kegiatan yang
diselenggarakan guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar. Bagaimana
memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam
mempelajari seluk beluk makhluk hidup.
5. Materi Pokok Virus
Virus adalah salah satu materi Biologi pada kelas X semester ganjil
pada Standar Kompetensi (SK.2), memahami prinsip-prinsip
pengelompokan makhluk hidup. Kompetensi Dasar (KD.21),
mendiskripsikan ciri-ciri, replikasi dan peran Virus dalam kehidupan.16
6. MAI At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro
Salah satu sekolah semi modern adopsi dari kurikulum pendidikan
dari Pondok Pesantren Darussalam Gontor. MA Islamiyah At-Tanwir
bernaung dalam yayasan Pondok Pesantren At-Tanwir yang terletak di Desa
Talun Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro provinsi Jawa Tumur
yang didirikan oleh Almagfullah KH. Mohammad Sholeh.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan
masalah secara jelas akan dipergunakan sebagai pedoman dalam menggunakan
langkah selanjutnya. Adapun pokok masalah dalam penelitian adalah:
1. Apa saja problematika implementasi pembelajaran Biologi menggunakan
metode Gallery Walk pada materi pokok Virus kelas X di MA Islamiyah At-
Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro?
14 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 157.15 MH. Sitorus, Istilah-istilah Biologi, (Bandung: Irama Widjaya, 1999), hlm. 23.16 Badan Standar Nasional Pendidikan, Petunjuk Teknios Pengembangan Silabus Mata
Pelajaran Biologi, Jakarta: BSNP, 2006, hlm. 03.
7
2. Bagaimana solusi problematika implementasi pembelajaran Biologi
menggunakan metode Gallery Walk pada materi pokok Virus kelas X di MA
Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini mengacu pada permasalahan di atas,
adalah:
a. Mengetahui problematika implementasi pembelajaran Biologi
menggunakan metode Gallery Walk pada materi pokok Virus kelas X di
MA Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro.
b. Mengetahui solusi problematika implementasi pembelajaran Biologi
menggunakan metode Gallery Walk pada materi pokok Virus kelas X di
MA Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro.
2. Manfaat
Manfaat secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan
ilmu pendidikan dalam pembelajaran Metode dibidang Biologi, dan juga
memberikan masukan pada Fakultas Tarbiyah untuk menambah koleksi
kepustakaan. Sedangkan secara praktis manfaat penelitian ini dapat menjadi
sumbangan pemikiran dan masukan untuk meningkatkan pembelajaran
Biologi baik bagi sekolah, guru, di Lingkungan MA Islamiyah At-Tanwir
Talun Sumberrejo Bojonegoro khusnya dan bagi sekolah-sekolah lain pada
umumnya. Untuk itu dari hasil penelitian ini dapat mendeskripsikan bahwa
pembelajaran metode Gallery Walk dapat digunakan sebagai metode dan
instrumen mengajar yang dapat memberikan kesadaran pada peserta didik
menjadi aktif, kreatif, inovatif dan belajar dengan menyenangkan.
E. Kajian Pustaka
Berdasarkan judul skripsi di atas, ada beberapa literatur yang sudah
penulis baca sebagai referensi dan dasar skripsi ini, diantara buku yang sudah
dibaca adalah :
8
Buku Strategi Belajar Mengajar, karya Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain yang berisi tentang berbagai pendekatan dalam belajar mengajar
yang bisa diterapkan oleh guru sehingga proses pembelajaran dapat mencapai
tujuan yang diinginkan. Pendekatan tersebut diantaranya pendekatan individual,
pendekatan kelompok, pendekatan bervariasi, dan lain-lain.
Buku Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM karya
Ismail, SM., yang berisi tentang berbagai metode, strategi dan pendekatan dalam
proses belajar mengajar yang relevan, untuk digunakan oleh guru sehingga
proses pembelajaran menjadi aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Di samping sejumlah literatur di atas, penulis juga berusaha menelusuri
dan menela’ah beberapa hasil kajian skripsi yang sudah ada. Sebagai bahan
perbandingan peneliti mengkaji beberapa penelitian terdahulu untuk
menghindari kesamaan obyek dalam penelitian ini, antara lain:
Pertama, Siti Sumiati D01205101 (IAIN Sunan Ampel), “Penerapan
Metode Gallery Walk Dalam Memotivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Akidah Akhlak Di Madrasah Aliyah Sunan Cendana Kwanyar Bangkalan”.
Berdasarkan hasil analisis data statistik dengan prosentase dan perhitungan “r”
(product moment) dengan hasil rxy = 0.977. dan dari hasil signifikansi 5% dan
1% diketahui dari sini dapat diketahui bahwa “rxy” >“rt” maka hipotesis
diterima. Dengan kata lain, Penerapan Metode Gallery Walk dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak
diterima. Artinya metode Gallery Walk dapat diterapkan dengan baik oleh
siswa-siswi Madrasah Aliyah Sunan Cendana Kwanyar Bangkalan. Berarti
metode Gallery Walk sangat berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar
aqidah akhlak.
Kedua, Listianingsih (UNNES) dalam skripsinya yang berjudul
"Problematika Penerapan Metode Problem Solving Dalam Meningkatkan
Aktifitas Siswa Pada Proses Belajar Mengajar IPS di kelas 5 SD Panaruban
Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal". Dalam skripsi ini membahas tentang
bagaimana proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPS melalui metode
problem solving dapat meningkatkan aktifitas belajar pada siswa. Penerapan
9
metode problem solving dalam problematikanya dapat diketahui bahwa
motivasi, dari guru masih kurang maksimal dan sarana dan prasara kurang
mendukung sehingga perlu ada solusinya.
Ketiga, Khusnul Khatimah (IAIN Walisongo) yang berjudul “Study
Tentang Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI di SD Pasuruan 02 Mertusudan
Magelang”, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa siswa dapat lebih
berprestasi dalam setiap pembelajaran dan diberikan kesempatan agar tetap
aktif, efektif dalam setiap proses belajar mengajar, baik dalam hubungan siswa
dengan guru atau sesama siswa.
Kemudian posisi penelitian ini berbeda dari penelitian-penelitian diatas,
penelitian disini lebih memfokuskan pada apa saja serta bagaimana solusi dari
problematika implementasi pembelajaran Biologi menggunakan metode Gallery
Walk pada materi pokok Virus kelas X di MA Islamiyah At-Tanwir Talun
Sumberrejo Bojonegoro.
F. Metodologi Penelitian
Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melakukan veritifikasi
yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab penelitian. Dengan kata
tyhylain metode penelitian akan memberikan petunjuk bagaimana penelitian itu
dilaksanakan.17
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualititaf, yaitu penelitian yang
bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa dasarnya menyatakan dalam
keadaan sebenarnya atau sebagaimana adanya (natural setting) dengan tidak
merubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan.18
Berdasarkan sifat masalahnya, penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasikan obyek sesuai dengan apa
17 Nana Sudjna dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar BaruAgesindo, 2001), Cet. 2, hlm. 16.
18 Hadani Nawawi dan Mini Martini, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Prees, 1996), hlm. 174.
10
adanya.19 Penelitian menggambarkan proses pelaksanaan pembelajaran
Biologi dengan metode Gallery Walk di MA Islamiyah At-Tanwir Talun
Sumberrejo Bojonegoro.
2. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada masalah
penelitian yang bertumpu pada pelaksanaan pembelajaran, apa saja
problematika, serta bagaimana solusi dari implementasi metode Gallery
Walk di MA Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro.
3. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini melitiputi guru, peserta didik, sarana dan
prasarana dan supervisi. Serta segala sesuatu yang menyangkut dalam topik
penelitian tentang problematika implementasi pembelajaran Biologi
menggunakan metode Gallery Walk pada materi pokok Virus pada kelas X
di MA Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek di mana data
diperoleh untuk memperjelas sumber data maka perlu dibedakan menjadi 2
macam, yaitu:
a. Data primer
Data primer adalah “data yang diperoleh secara langsung dari
subjek penelitian dengan menggunakan alat, pengambilan langsung dari
subjek sebagai informasi yang dicari”.20 Sumber data primer terkait
dengan pokok permasalahan penelitian, yang diambil dari data lapangan
melalui pengamatan langsung (observasi) dan wawancara.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah “data yang diperoleh dari sumber
pendukung untuk memperjelas sumber data primer berupa data
kepustakaan yang berkorelasi dengan pembahasan objek penelitian
19Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan Kopetensi dan Praktekkanya, (Jakarta: BumiAksara, 2003), hlm. 157.
20 Saefudin Anwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 91.
11
termasuk dokumentasi”.21 Sumber-sumber relevan yang mendukung
obyek penelitian ini kaitannya dengan pembelajaran Biologi
menggunakan metode Gallery Walk pada materi pokok Virus di MA
Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro.
5. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Observasi adalah “pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indra”.22 Metode ini peneliti gunakan
untuk mendapatkan data melalui observasi langsung terhadap fenomena-
fenomena yang diselidiki meliputi pelaksanaan pembelajaran Biologi
dengan metode Gallery Walk pada materi Pokok Virus di MA Islamiyah
At-Tanwir Sumberrejo Bojonegoro, serta data-data lain yang diperlukan.
Observasi ini peneliti menggunakan, observasi langsung dengan
menggunakan pedoman sebagai pengamatan. Pedoman observasi berisi
sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
Dalam observasi pangamat tinggal memberi tanda pada kolom tempat
peristiwa muncul.
b. Interview
Interview (wawancara) merupakan metode pengumpulan data
yang menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan
subjek atau responden.23 Dalam melaksanakan interview pewawancara
membawa pedoman yang hanya garis besar tentang hal-hal yang akan
ditanyakan. Tanya jawab ini dilakukan oleh peneliti kepada guru dan
siswa yang bersangkutan untuk memperoleh data tentang pembelajaran
Biologi serta kendala-kendala yang dihadapi oleh subyek dan obyek
pembelajaran Biologi dengan metode Gallery Walk pada materi pokok
Virus di MA Islamiyah At-Tanwir Sumberrejo Bojonegoro.
21 Ibid.,22 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1996), hlm. 145.23 Yatim Rianto, Metodologi Penelitan Pendidikan: Suatu Tinjauan Dasar, (Surabaya: SIC,
1996), hlm. 67.
12
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu “sekumpulan data yang berbentuk
tulisan seperti dokumen, buku-buku, majalah, peraturan-paraturan,
catatan harian dan sebagainya”.24 Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang pembelajaran Biologi seperti perangkat
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Silabus dan lain-lain.
6. Metode Analisa Data
Dalam penelitian ini penulis menerapkan fakta pola pikir serta
metode analisis data non statistk, dengan menggunakan analisis deskriptif
kualitatif yaitu “mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang
terjadi”.25 Metode deskripsitif yang penulis gunakan dengan menggunakan
pendekatan induktif yaitu, peneliti menganalisis berangkat dari yang bersifat
umum bedasarkan pengalaman nyata (ucapan atau perilaku obyek penelitian
atau situasi di lapangan) untuk kemudian dirumuskan menjadi konsep teori,
prinsip, proposisi atau definisi yang bersifat khusus.26
Adapun langkah-langkah analisis data sebagaimana yang ditawarkan
oleh Lexi Meleong yaitu “dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah kemudian
mengadakan reduksi yang dilakukan dengan jalan membuat abstrakasi, dan
selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan”.27 Metode ini
digunakan untuk menjelaskan ketarangan-ketarangan dari pihak yang terkait
dan dengan selalu memperhatikan sisi mana suatu analisa dikembangkan
secara berimbang dengan melihat kelebihan dan kekurangan obyek
penelitian.
24 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 144.25 Nana Sudjna dan Ibrahim, op.cit., hlm. 64.26 Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001),
hlm. 18127 Lexi Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remja Rosdakarya,
1993), Cet.4, hlm.190.
13
BAB II
KONSEP PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE GALLERY WALK
A. Metode Pembelajaran Gallery Walk
1. Pengertian Pembelajaran
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai pengertian pembelajaran
dengan menggunakan metode Gallery Walk, terlebih dahulu penulis
kemukakan mengenai pengertian belajar. Karena belajar dan pembelajaran
memiliki keterkaitan yang sangat erat.
Definisi tentang belajar berbeda-beda menurut teori belajar yang
dianut oleh para ahli. Menurut pendapat tradisional, belajar adalah
“menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan”.1 Dalam hal ini
dipentingkan pendidikan intelektual. Peserta didik diberikan bermacam-
macam mata pelajaran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya.
Pendapat yang lebih modern, menganggap belajar sebagai a change
in behavior atau perubahan kelakuan, seperti belajar apabila ia dapat
melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukannya sebelum ia belajar, atau
bila kelakuanya berubah sehingga lain caranya menghadapi suatu situasi
dari pada sebelum itu.2 Dalam arti yang luas, ini melingkupi pengamatan,
pengenalan, pengertian, perbuatan, keterampilan, perasaan, minat,
penghargaan dan sikap. Jadi belajar tidak hanya mengenai pendidikan
intelektual, tetapi mengenai seluruh pribadi anak.
Bertolak dari pengertian belajar di atas, pengertian pembelajaran
menurut E. Mulyasa bahwa, definisi pembelajaran adalah “proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik”.3
1Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: CV.Remaja Rosdakarya, 1989), hlm. 9.
2 Ibid., hlm. 9.3 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.
100.
13
14
Sedangkan menurut Hamzah B. Uno yang dikutip dari pendapatnya
Dedeng, pembelajaran adalah “upaya untuk membelajarkan siswa atau
peserta didik”.4 Secara implisit, dalam pengajaran terdapat kegiatan
memilih, menetapkan, mengembangkan pendekatan, strategi, metode dan
model untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan,
penetapan dan pengembangan metode didasarkan pada kondisi pengajaran
yang ada. Jadi pembelajaran yang dimaksud oleh Hamzah B. Uno hampir
sama dengan pendapatnya OP Dahama dan OP Bhatnagar yaitu:
Teaching is prosess of creating situation the facilitate the learningprocess. Creating situation includes providing activities, materials, andguidance needed by the learnes.5
Pembelajaran adalah keadaan dari proses berkreasi. Situasi berkreasitermasuk menghasilkan aktifitas, materi dan petunjuk yang dibutuhkandalam pembelajaran.
Dalam Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 1 ayat
20, pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.6 Selaras dengan terciptanya
pendidikan yang merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuataan spiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.7
Jadi, pengertian pembelajaran dapat ditarik kesimpulah bahwa,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar sehingga terjadi perilaku ke
arah yang lebih baik. Karena pengajaran berlangsung sebagai suatu proses
saling mempengaruhi antara guru, peserta didik serta lingkungan disekitar.
Diantara kesemuanya terdapat hubungan atau komunikasi interaksi, guru
4 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 2.5 OP Dahama dan OP Bhatnagar, Education an Comunication for Development, (New
Delhi: Oxford and IBH,1980), hlm. 152.6 6 Tim Fokus Media, Himpunan Peraturan Perundangan Standar Nasional Pendidikan,
(Bandung: Tim Redaksi Fokus Media, 2005), cet Pertama, hlm. 97.7 Ibid., hlm. Hlm. 96.
13
15
mengajar disatu pihak dan siswa belajar dilain pihak, sedangkan lingkungan
merupakan tempat proses interaksi tersebut. Hal ini menunjukkan aktivitas
yang seimbang hanya saja berbeda perannya.
Setiap guru pasti menginginkan keberhasilan dalam proses
pembelajarannya. Hal ini dapat diukur melalui evaluasi yang dilakukannya.
Keberhasilan atau kegagalan guru dalam menjalankan pembelajaran banyak
ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan strategi
atau metode yang tepat dalam mengajar. Proses belajar mengajar itu sangat
vital, karena mengajar merupakan proses membimbing kegiatan belajar, dan
kegiatan belajar akan bermakna apabila terjadi kegiatan belajar pada peserta
didik. Oleh karena itu, penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-
baiknya tentang proses belajar mengajar siswa, agar ia dapat memberikan
bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi
peserta didik.8
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud ra.
Rasulullah SAW bersabda:
ابنعنوائلاىبعناالعمشعنسفياناخربنا: قاليوسفبنحممدحدثنالساعةكراههااليامباملوعظةيتخولناوسلمعليهاهللاصلىالنىبكان: قالمسعود
9).البخاريرواه(علينا
“Dari Muhammad bin Yusuf, dari Sufyan, dari A’masy, dari Abi Wail,dari Ibn Mas’ud yang mengatakan: Bahwa Nabi SAW, selalu mengaturwaktu ketika memberi nasihat-nasihat kepada kita dalam beberapa harikarena khawatir kita menjadi bosan”. (HR. Bukhari)
Maksud dari hadist di atas bahwa, Rasulullah dalam memberi
nasihat-nasihat para sahabatnya, Rasulullah sangat berhati-hati dan
memperhatikan situasi dan keadaan para sahabat. Nasehat itu diberikan pada
waktu-waktu tertentu saja, tidak dilakukan setiap hari agar tidak
membosankan.
8 Trianto, Model-Model Inovatif Berorentasi Konstruktivis, (Jakarta: Prestasi Pustaka,2007), hal. 1.
9 Ibn Hajar Al-Asqalani, Irsyad As-Sari Li Syarh Shahih Al-Bukhari (Libanon: Dar Al-Fikr,1304 H), cet VI, hal 169.
16
Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang
pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dikenal dengan istilah tujuan
pembelajaran atau hasil belajar. Tetapi agar memperoleh hasil yang optimal,
maka proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja
serta terorganisasi secara baik.10
Dalam proses pembelajaran guru tidak boleh selalu mendominasi
proses pembelajaran. Guru bertugas menyediakan bahan pelajaran, tetapi
yang mengelola dan mencerna adalah peserta didik sesuai dengan bakat,
kemampuan dan latar belakang masing-masing. Belajar adalah berbuat dan
sekaligus merupakan proses yang membuat peserta didik menjadi aktif,
kreatif dan inovatif dalam setiap berlangsungnya proses belajar.
Proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah, aktif dan sekaligus
menyenangkan, agar peserta didik tidak tertekan secara psikologis dan
merasa bosan terhadap suasana di kelas dengan pelajaran yang diajarkan
oleh gurunya. Karena belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja
siswa sendiri. Penyelesaian dan pemeragaan semata-mata tidak akan
membuat hasil mutlak. Guru dapat menjelaskan atau mendeskripsikan
sesuatu kepada peserta didik dengan cepat, namun peserta didik akan
melupakan apa yang dijelaskan atau diceritakan itu dengan cepat pula.11
Sebagaimana yang dikatakan Konfusius, seorang filosuf Cina "Yang saya
dengar saya lupa, yang saya lihat saya ingat, yang saya kerjakan saya
pahami".12
Karena, Otak dapat memproses informasi dengan baik sangat
membantu proses refleksi secara internal. Jika peserta didik diajar dengan
berdiskusi, membuat sebuah karya, menjawab pertanyaan ataupun membuat
pertanyaan, maka otak akan bekerja lebih baik, sehingga efek dari proses
pembelajaran dapat terjadi dengan lebih baik. Otak perlu beberapa langkah
untuk dapat menyimpan dan menambah informasi. Langkah-langkah itu
10Sardiman AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2006), 21.
11Melvin L Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: NusaMedia dan Nuansa, 2006), Edisi revisi, hal. 16.
12Ibid., hlm. 15.
17
biasanya berupa pengulangan informasi, mempertanyakan informasi atau
mengajarkan kepada orang lain. Oleh sebab itu betapapun menariknya
materi pelajaran yang disampaikan dengan ceramah, otak tidak akan lama
menyimpannya informasi yang diberikan karena tidak terjadi proses
penyimpanan dengan baik.13
2. Metode Gallery Walk
a. Pengertian Metode Gallery Walk
Gallery adalah “pameran”, pameran merupakan kegiatan untuk
memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.
Sedangkan Walk artinya “berjalan, melangkah”. Menurut Melvin L.
Silberman Gallery Walk atau galeri belajar merupakan suatu cara untuk
menilai dan mengingat apa yang telah dipelajari siswa selama
berlangsungnya pembelajaran. Metode ini baik digunakan untuk
membangun kerja sama kelompok (cooperative learning) serta
pembelajaran aktif (active learning), saling memberi apresiasi dan
koreksi dalam belajar.14
Metode Gallery Walk atau disebut juga galeri belajar adalah
sebagai salah satu metode dari pembelajaran aktif (active learning),
yakni suatu metode pembelajaran efektif, yang mudah dipersiapkan
asalkan memahami langkah-langkah metode tersebut. Metode Gallery
Walk atau galeri belajar adalah metode pembelajaran yang menuntut
siswa untuk membuat suatu daftar baik berupa gambar maupun skema
sesuai hal-hal apa yang ditemukan atau diperoleh pada saat diskusi yang
dilakukan di setiap kelompok belajar. Hasilnya untuk dipajang di dinding
atau di depan kelas.
Masing-masing kelompok diskusi menyiapkan satu orang wakil,
untuk mempresentasikan hasil diskusi yang dibuat di kertas plano atau lif
flat, yang kemudian di tempel di dinding/depan kelas. Sedangkan
kelompok lain mendengarkan presentasi serta mengoreksi hasil karya,
13Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Center For Teaching StaffDevelofment, 2007), cet. 6, hal. xvii-xviii
14Ibid., hal. 274.
18
secara bergantian dari kelompok satu ke kelompok yang lain sambil
berjalan mengelilingi karya-karya yang digalerikan. Setelah selesai
pameran gallery, kemudian dipertanyakan saat diskusi kelompok dan
ditanggapi. Penggalerian hasil kerja dilakukan saat peserta didik telah
selesai mengerjakan tugasnya, sesuai waktu yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Hal inilah yang menjadikan metode Gallery Walk merupakan
salah satu metode pembelajaran active learning sekaligus cooperative
learning dan metode yang sangat efektif dalam pembelajaran. Karena
Gallery Walk atau galeri belajar merupakan suatu cara untuk menilai dan
mengingat apa yang telah peserta didik pelajari selama proses
pembelajaran.15
Berdasarkan uraian tersebut, Gallery Walk (galeri belajar)
merupakan suatu metode pembelajaran yang mampu mengakibatkan
daya emosional siswa untuk menemukan pengetahuan baru dan dapat
mempermudah daya ingat jika sesuatu yang ditemukan itu dilihat secara
langsung. Gallery Walk juga dapat memotivasi keaktifan dan kreatifitas
peserta didik dalam proses belajar, sebab bila sesuatu yang baru
ditemukan berbeda antara satu dengan yang lainnya maka, dapat saling
mempresentasikan atau mengkoreksi antara peserta didik, baik kelompok
maupun antar peserta didik itu sendiri.
b. Aplikasi Pelaksanaan Metode Gallery Walk
Prosedur pelaksanaan pendekatan penilaian diri dengan
menggunakan metode Gallery Walk adalah:
1) Mengelompokkan peserta didik menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan dua hingga empat orang.
2) Membuat masalah-masalah dari meteri pelajaran yang diajarkan dan
membagikannya kepada masing-masing kelompok secara acak.
15Ismail, SM, M.Ag., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 89.
19
3) Memerintahkan tiap kelompok untuk mendiskusikan masalah yang
diberikan oleh guru kemudian didiskusikan dari materi pelajaran
yang mereka pelajari.
Hal itu boleh jadi mencakup berikut ini:
a) Pengetahuan barub) Keterampilan baruc) Kreatifitasd) Peningkatan atau minat dalam bidange) Percaya diri16
4) Perintahkan mereka untuk membuat sebuah daftar bisa berupa
gambar ataupun skema pada kertas plan berisi hasil (pembelajaran)
hasil diskusi. Dan memberi judul atau menemui daftar itu (hal-hal
yang didapatkan).
5) Masing-masing kelompok menempelkan hasil diskusi tersebut pada
dinding atau di depan kelas dan menyiapkan guide (presentator)
untuk mempresentasikan galeri yang dibuat.
6) Peseta didik diperintahkan untuk berjalan mengamati, mencatat,
mengoreksi galeri hasil diskusi dan melewati tiap galeri.
7) Surveilah hasilnya, cermati hasil materi pembelajaran yang paling
umum didapatkan. Menjelaskan sebagian hasil pembelajaran yang
tidak biasa atau tidak sesuai dengan materi pelajaran.
8) Kelompok siswa yang ditanggapi diberi kesempatan untuk
mempertahankan hasil kerjanya.
9) Mengklarifikasi hasil yang kurang dan menyimpulkan semua materi
yang telah dipelajari bersama.17
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Gallery Walk
1) Kelebihan Metode Gallery Walka) Siswa terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan
masalah dalam belajar.b) Terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan
pembelajaran.c) Membiasakan siswa bersikap menghargai dan mengapresiasi
hasil belajar kawannya.
16 Melvin L. Silberman., Op.cit., hlm. 293.17 Op.cit.,
20
d) Mengaktifkan fisik dan mental siswa selama proses belajarmenjadi lebih kreatif.
e) Membiasakan siswa memberi dan menerima kritik.f) Melatih dan menamkan sikap percaya diri. 18
d. Kelemahan Metode Gallery Walk
1) Bila anggota kelompok terlalu banyak akan terjadi sebagian siswamenggantungkan kerja kawannya.
2) Guru perlu ekstra cermat dalam memantau dan menilai keaktifanindividu dan kolektif.
3) Pengaturan setting kelas yang lebih rumit.19
B. Pembelajaran Biologi Materi Pokok Virus
1. Tujuan Pembelajaran Biologi
Setiap individu terlibat dalam proses pendidikan, khususnya guru
Biologi, sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, seyogyanya
pendidik harus memahami betul apa tujuan pembelajaran. Tanpa mengetahui
tujuan pembelajaran, sulit dibayangkan apa yang akan dikerjakan saat
kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, materi apa yang dicukupi
dalam KBM. Sebagaimana tercantum dalam Badan Strandar Nasional
Pendidikan (BNSP), dan sesuai dengan Standar Isi (SI) yang meliputi
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), untuk dapat
diketahui keberhasilan KBM-nya. Maka pendidik perlu memahami:
a. Tujuan Pendidikan
Dalam Undang-undang nomor 2 pasal 4 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah:20
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupanbangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudipekerti luhur, memiliki pengetahuan yang mantap dan mandiri sertarasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan pendidikan nasional seperti dikutip diatas merupakan
tujuan yang sangat umum dan luas. Untuk dapat mencapainya tentu saja
tujuan tersebut perlu dijabarkan, dirinci dan dirumuskan agar dapat
18 http://id.mc766.mail.yahoo.com/mc/welcome?.19Ibid.,20Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang “ SISDIKNAS (Sistem Pendidikan
Nasional) Beserta Penjelasanya”, (Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm 30.
21
bersifat operasional. Semua lembaga (institusi) pendidikan sesuai dengan
jalur, jenis dan jenjang pendidikan yang diembannya, masing-masing
memiliki tujuan pendidikan. Semuanya mengacu dan mendukung
ketercapaian tujuan pendidikan tersebut. Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh
kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan
berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Lembaga tersebut
merupakan lembaga institusi jalur pendidikan sekolah, jenjang
pendidikan menengah mencantumkan tujuan pendidikan institusionalnya
sebagai berikut:
1) Meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan dapat
mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
2) Meningkatkan pengetahuan peserta didik sebagai anggota
masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya.
b. Misi Mengajar Biologi
Setiap institusi mempunyai program, atau mata pelajaran
memiliki misi tersendiri. Begitu juga mata pelajaran Biologi pada
jenjang tertentu. Untuk jenjang SMA/MA/SMALB, ada tiga misi utama
yaitu aspek empiris, aspek evaluasi, dan aspek sintesis. Belajar Biologi
berarti berupaya mengenali proses kehidupan nyata dilingkungan, atau
belajar Biologi dari aspek empiris (purpose in empirical evidence).
Belajar Biologi berarti berupaya mengenali diri sendiri sebagai mahluk,
atau belajar Biologi dari aspek evaluasi (purpose in human institution).
Belajar Biologi diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
kehidupan manusia dan lingkungannya, atau belajar Biologi dari aspek
sintesis (purpose in human life).21
21Nuryani Y. Rustaman, end., Starategi Belajar Mengajar Biologi, (Universitas Indonesia,2003), hlm. 33-34
22
c. Peranan Biologi dalam Membangun Pengetahuan dan Proses Berfikir
Biologi memberikan sumbangan besar terhadap proses
membangun pengetahuan melalui peninderaan, adaptasi, dan abstraksi
harus menjadi acuan. Konsep-konsep dalam Biologi untuk menjelaskan
proses tersebut. Keseimbangan antara asimilasi (penerapan skema yang
dimiliki pada situasi baru), akomodasi (mengubah skema lama
berdasarkan situasi baru) yang termasuk ke dalam proses adaptasi
diperlukan untuk mengembangkan penalaran dan pengetahuan.22
Observasi dan eksperimen sangat penting dalam mempelajari
Biologi. Kemampuan observasi sangat mendasar untuk melakukan
eksplorasi terhadap lingkungan dan untuk menguji gagasan dengan
melibatkan penggunaan semua indera. Maka seorang Biologiawan atau
yang mempelajari Biologi memerlukan ketelitian berfikir yang lebih
cermat dibandingkan dengan ilmuwan dibidang yang lain, bahkan dalam
bidang IPA sekalipun.
d. Karakteristik dalam Pembelajaran Biologi
Ilmu pengetahuan alam atau IPA didefinisikan sebagai
pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan
eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu
penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya.
Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu:
1) Kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati.
2) Kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, dan
kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen.
3) Dikembangkannya sikap ilmiah.
Kegiatan pembelajaran Biologi mencakup pengembangan
kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban,
memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”,
“mengapa”, dan “bagaimana tentang gejala alam maupun karakteristik
22Ibid, hlm. 34-35.
23
alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam
lingkungan dan teknologi.23
2. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan alam (Biologi) merupakan dasar dari teknologi
yang merupakan tulang punggung pembangunan. Dalam memahami hakikat
ilmu pengetahuan alam ilmu yang mempelajari mahluk hidup. Pada
akhirnya sebagai guru dapat mengajarkan ilmu pengetahuan alam disekolah-
sekolah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sehingga dapat
memanfaatkan dan mengamalkannya baik bagi pribadi sendiri, lingkungan
dan masyarakat luas.24 Untuk itulah maka: 25
a. Rasa ingin tahu hingga menjadi pengetahuan
Rasa ingin tahu hanya dimiliki oleh mahluk hidup, baik manusia,
hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Hanya ada perbedaan pada masing-
masing mahluk hidup tersebut. Manusia juga memiliki instink, namun
bedanya manusia dikaruniai kelebihan oleh tuhan dengan adanya
kemampuan “berpikir”. Rasa ingin tahunya berkembang tidak “ide”.
Manusia akan bertanya terus, setelah tahu tentang apa, bagaimana dan
selanjutrnya mengapa begitu dipermasalahkan.
b. Ilmu Pengetahuan Alam/Biologi
Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu pengetahuan yang bidang
sasarannya adalah alam raya atau alam semesta. Ilmu pengetahuan alam
natural berkembang dengan ilmu pengetahuan yang besar yaitu ilmu
alam dengan bidang saran benda-benda tak hidup, dan Biologi atau ilmu
hayat dengan bidang saran adalah mahluk hidup.
Sebagaimana ketetntuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap
Sekolah/Madrasah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
23Bambang Soehendro, Badan Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Ketua BSNP, 2006),hlm. 7.
24Udin S. Winataputra, dkk., Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka,2001), hlm.117.
25Op.cit., hlm. 35
24
Standar Isi (SI) dan pedoman yang ditetapkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).26 Virus adalah salah satu materi Biologi
pada kelas X semester ganjil pada Standar kompetensi (SK.2),
memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup. Kompetensi
dasar (KD.21), mendiskripsikan ciri-ciri, replikasi dan peran Virus dalam
kehidupan.
3. Tinjauan Materi Pokok Virus
Kita sering mendengar tentang istilah Virus. Kata Virus bersal dari
bahasa latin virion yang berarti racun. Diartikan sebagai racun karena
hampir semua jenis Virus dapat menyebabkan penyakit, baik pada
tumbuhan, hewan, atau manusia.27
Istilah Virus sering dikaitkan dengan berbagai macam penyakit yang
ditimbulkannya, terhadap tumbuhan, hewan, maupun manusia. Kita tentu
pernah mendengar tentang penyakit AIDS, influenza, dan rabies. Begitu juga
penyakit SARS, yang mulai mewabah pada pertengahan bulan Maret 2003.
H1N1 Virus flu burung yang menyerang unggas, serta flu babi yang
disebabkan oleh Virus H5N1 baru-baru ini dapat ditularkan kepada manusia.
Dalam Islam Virus juga disinggung sebagaimana yang terkandung
yakni QS. Al-Furqon, Ayat 2 berbunyi:
“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidakmempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalamkekuasaan(Nya), dan dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan diamenetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”. (QS. Al-Furqon: 2).28
Dari penjelasan diatas Allah SWT., menciptakan segala sesuatu di
dunia pasti ada manfaatnya, menciptakan bentuk yang berukuran serapi-
26Badan Standar Nasional Pendidikan, Petunjuk Teknios Pengembangan Silabus MataPelajaran Biologi, (Jakarta: BSNP, 2006), hlm. I-3
27Drs. Sudjino, MS, Drs. Langkah Sembiring, M.Sc., Ph.d., Biologi Kelas X Semester IUntuk SMA dan MA, (Klaten: PT. Intan Pariwara, 2006), hlm. 46.
28Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahan, (Bandung: Jumanatul Ali-Art, 2004), hlm. 273.
25
rapinya. Disinilah pemahaman baru tentang Virus, Virus mempunyai
manfaat, bentuk dan ukuranya yang sangat kecil akan tetapi masih bisa
dilihat dengan mikroskop elektron dan juga dapat bereplikasi.
a. Sejarah Penemuan Virus
Sejarah awal mula Virus pertama kali diungkap pada tahun 1883.
Adalah Adolf Mayer,29 seorang saintis Jerman, melakukan percobaan
untuk mengetahui penyebab penyakit mosaik pada tanaman tembakau.
Penyakit tersebut ditandai dengan adanya bercak-bercak berwarna
kuning pada daun tembakau. Pada percobaannya, Adolf Mayer
menyemprotkan ekstrak daun tembakau yang terkena penyakit mosaik ke
tanaman tembakau yang sehat. Berdasarkan hasil percobaannya tersebut,
Adolf Mayer mengungkapkan bahwa penyakit mosaik dapat menular ke
daun-daun tanaman yang sehat melalui ekstrak daun tembakau yang
disemprotkan. Namun, A. Mayer tidak menemukan adanya mikroba
penyebab penyakit tersebut pada ekstrak daun tembakau yang terinfeksi.
la menduga bahwa penyakit mosaik tersebut disebabkan oleh bakteri
berukuran kecil yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya.
Gambar-2.1. Ukuran Tubuh Mikroorganisme Perbandingan ukuran tubuh Sel dan Virus.30
29 Ibid., baca juga Mikro Biologi Umum.30 Mode Screen Only Dibawah Pembatasan UU Haki Tujuan Eksperimenta, Biologi SMA
Kelas I, Referensi Nasional Archive. www.referensinasional.com
cyzobacterium
euobacterium
cell
virus
26
Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1892 seorang ahli
Biologi Rusia bernama Dimitri Ivanowsky menyatakan bahwa, penyebab
penyakit mozaik lebih kecil dari bakteri. Hal ini dibuktikan dengan
lolosnya penyebab penyakit mosaik melalui saringan yang tidak dapat
dilalui oleh bakteri. Ivanovsky membuat eksperimen, jika ektrak daun
yang terserang penyakit mosaik dioleskan pada daun yang sehat,
beberapa waktu kemudian daun yang sehat itu terserabut penyakit.
Tetapi jika ekstrak tersebut dipanaskan sampai mendidih dan setelah
dioleskan, tidak menyebabkan sakit pada daun sehat.
Dimitri Ivanovsky memberikan simpulan sementara bahwa
penyakit mosaik pada tembakau disebabkan oleh bakteri patogen (bakteri
penyebab penyakit). Namun ketika beliau pada tahun 1893 menyaring
ekstrak daun tembakau yang terserang patogen itu dengan saring
keramik (ceramic filter), kemudian cairan hasil saringan itu dioleskan ke
daun tembakau yang sehat, ternyata daun tersebut menjadi sakit.
Seandainya penyakit itu disebabkan oleh bakteri, daun tembakau akan
tetap sehat karena bakteri tersaring oleh sarungan keramik. Ivanovsky
menduga bahwa penyebab penyakit mosaik pada daun tembakau itu
adalah bakteri yang sangat kecil.31
Pada tahun 1935 Ilmuan Wendell M. Stanley,32 dari Rockefeller
Institute, Amerika Serikat berhaasil mengisolasi dan mengkristalkan
Virus mosaik tembakau, da ia menyimpulkan bahwa Virus berbeda
dengan bakteri. Jika kristal viru diinjeksikan ke tanaman tembakau yang
sehat, Virus akan aktif, mengganda dan menyebabkan penyakit. Karena
Virus dapat dikristalkan berarti bukan sel. Virus dianggap sebagai
peralihan antara benda abiotik dan biotik. Virus yang menyerang
tembakau diberi nama Virus mosaik tembakau (Tobacco Mosaik Virus,
31Drs. Koes Irianto, MikroBiologi, Menguak Dunia Mikroorganisme, (Bandung: CV. YramaWidya, 2000), cet. 2, hlm. 188.
32Prof. Dr. D. Dwidjoseputro, Dasar-Dasar MikroBiologi, (Jakarta: Djambatan, 2005), hlm.157.
27
disingkat TMV). Sekarang telah diketahui lebih daripada 100 Virus
tanaman. 33
b. Sifat dan Struktur Virus
1) Sifat Virus
Sampai saat ini, penggolongan Virus sebagai benda hidup
atau benda tidak hidup masih belum pasti. Hal ini disebabkan Virus
mempunyai sifat antara benda hidup dan benda tidak hidup. Virus
dikatakan hidup, karena dapat memperbanyak diri. Virus dikatakan
benda tidak hidup karena tidak melakukan metabolisme dan sangat
tergantung pada hospesnya (inangnya) untuk tetap hidup dan
memperbanyak diri. Disamping itu Virus tidak terdiri atas sel. Virus
hanya mengandung salah satu asam nukleat saja yang berupa
Deoxyribosa Nucleic Acid (DNA) atau Ribosa Nucleic Acid (RNA).
Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa Virus hanya dapat
bereplikasi jika terdapat pada (inang).34
Virus bukanlah sel karena ukurannya sangat kecil, tidak
memiliki sitoplasma, membran sel, ribosom dan dapat dikristalkan.
Virus memiliki sebagian sifat yang dapat menyatakannya sebagai
makhluk hidup, namun tidak semua kriteria kehidupan dipenuhinya.
Apabila kita meninggalkan Virus dalam suatu botol yang kering,
Virus akan menghambur seperti Kristal garam atau gula, dan tidak
akan tumbuh, berkembang, berkembang biak ataupun mati. Dengan
demikian Virus merupakan peralihan antara hidup dan tidak hidup.35
2) Bentuk Virus
Saat ini telah diketahui bahwa bentuk Virus bermacam-
macam. Ada yang berbentuk memanjang (batang), oval, bulat dan
ada pula yang bentuknya seperti huruf T (Virus T).
Ciri lain Virus yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup adalah
tubuh Virus hanya tersusun atas selubung, disebut kapsit yang
33Op.cit., hlm. 190.34www.referensinasional.com Op.cit., hlm. 47.35Op.cit., hlm. 193.
28
tersusun atas molekul protein, dan bagian ini yang tersusun atas asam
nukleat. Jadi, Virus tidak memiliki sitoplasma seperti pada sel, serta
tidak memiliki organela, sehingga tidak melakukan metabolisme.
Karena itu para pakar tidak menggolongkan Virus sebagai sel atau
organisme. Ukuran Virus yang sangat kecil tidak memungkinkannya
untuk memiliki struktur sebagaimana struktur sel. Satu unit lengkap
Virus yang mampu menginfeksi organisme hidup disebut virion.36
3) Bagian Tubuh luar
Tubuh Virus bagian luar tersusun atas kepala, leher, dan ekor,
sebagai contoh Virus T, terdiri atas bagian-bagian sebagia berikut:
a) Kepala, berbentuk polyhedral (segi banyak), berisi DNA danbagian luarnya diselubungi protein yang disebut kapsid. Kapsidtersusun atas unit-unit yang disebut kapsomer
b) Leher, sebagai penghubung antara kepala dan ekorc) Ekor, terdiri atas penyangga dasar dan serabut ekor. Ekor ini
berfungsi untuk melektkan diri dan menginfeksi badan sel yangdiserangnya. Setiap ujung serabut ekor terdapat reseptor yangberfungsi untuk menerima rangsang. 37
Gambar-2.2. Struktur bentuk Virus (perbesaran 15 x 10-6mm)38
Tubuh Virus, misalnya bakteriofage T, (Virus penginveksi
bakteri) merupakan Virus yang paling kompleks, terdiri atas kepala
36Ibid., hlm. 191.37Drs. Langkah Sembiring, M.Sc., Ph.d., Op.cit., hlm. 47.38www.referensinasional.com Op.cit.,
29
dan ekor dengan serabut ekor yang dapat mengenal dan menancap
pada dinding sel inangnya. Kepala memiliki bentuk bersegi delapan
yang didalamnya mengandung inti Virus dan dikenal sebagai kepala
Virus. Dari kepala Virus muncul selubung memanjang (tubus) yang
disebut sebagai ekor Virus. Pada bagian ujungnya ditumbuhi serabut-
serabut ekor. Ujung serabut ekor merupakan penerima rangsang
(reseptor). Ekor berfungsi sebagai alat penginfeksi. Bagian kepala
dan ekor memiliki selubung yang disebut kapsid. Selubung atau
kapsid tersusun atas molekul-molekul protein. Satu unit protein yang
menyususn kapsid yang disebut sebagai kapsomer.39
4) Bagian Inti
Tubuh Virus bagian inti tersusun atas dari senyawa-senyawa
berikut:
a) Asam nukleat, yaitu asam deosiribonukleat (DNA) atau asamribonukleat (RNA) sebagai bagian inti.
b) Protein, merupakan komponen utama yanag menyusun bagianterbesar dari kapsid
c) Lipid, terdapat pada Virus dalam bentuk fosfilpid, glikolipid,asam lemak, kolesterol, dan lemek-lemak alami lainnya.
d) Karbohidrat, terdapat dalam bentuk ribose atau deoksiribosadalam asam nukleat.40
Bagian inti tersusun atas asam inti (asam nukleat). Asam
nukleat yang menyusun Virus pada umumnya hanya satu untaian.
Kecuali pada Virus influenza terdapat 6-8 untaian. Setiap untaian
asam nuklet mengandung 3.500 sampai 600.000 nukleotida. Jika
diperkirakan 1 gen tersusun atas 1000 nukleotida, maka diperkirakan
Virus hanya tersusun atas 2 sampai beberapa ratus gen.
Virus memiliki asam nukleat yang bervariasi, ada yang
memiliki Deoxyribonucleid Acid (DNA). Atau asam
deoksiribosanukleat ganda berpilin dan DNA tunggal berpilin. DNA
tersebut berbentuk linier (lurus) atau sirkuler (melingkar). Beberapa
Virus yang ada yang memiliki asam nukleat yang berupa Ribonucleid
39Drs. Koes Irianto, Op.cit., hlm. 192.40Op.cit.,
30
Acid (RNA) atau asam ribonukleat. RNA ini ada yang berupa rantai
tunggal, ada yang berupa rantai ganda. DNA atau RNA merupakan
materi genetik, yakni berisi kode-kode peristiwa pembawa sifat
Virus.41
Jadi, berdasarkan inti yang dikandungnya, Virus dapat
dibedakan menjadi Virus DNA dann Virus RNA. Sebagian besar
Virus yang menginfeksi manusia merupakan Virus RNA, contohnya
Virus influenza dan HIV, Virus cacar merupakan Virus DNA. Selain
itu di dalam isi Virus terdapat beberapa macam enzim.
5) Ukuran Virus
Virus adalah partikel berukuran sangat kecil yang dapat
menginfeksi hampir semua jenis organisme. Ukurannya sekitar 20-
300 milimikron (1 milimikron = 1x 10-6mm), jadi ukurannya jauh
lebih kecil dibandingkan bakteri yang berukuran 10 mikron (1
mikron = 1x10-3mm).42
Karena ukurannya yang kecil itu, Virus tidak dapat diamati
dengan mikroskop cahaya. Virus hanya dapat diamati dengan
menggunakan mikroskop electron. Virus dapat lolos dari saringan
keramik (ceramic filter), padahal bakteri tidak. Jadi seandainya
cairan yang mengandung bakteri dan Virus disaring dengan saringan
keramik, bakteri dapat disaring sedangkan Virus tidak.
c. Reproduksi (Replikasi) Virus
Virus dapat mengekspresikan gen-gennya dan melakukan
reproduksi hanya di dalam sel-sel yang hidup. Akan tetapi, reproduksi
Virus berbeda dalam beberapa cara dengan reproduksi yang terjadi pada
sel. Pada Virus, reproduksi terjadi dengan cara penggandaan (replikasi)
dari materi genetik. Gen-gen tersebut terbentuk dengan menggunakan
enzim, ribosom, nutrien, dan sumber-sumber lain dari sel inangnya untuk
mengganti sel membuat beberapa salinan dari materi genetik dan protein
41Op.cit., baca MikroBiologi Umum Jilid I.42Ibid., hlm. 193
31
kapsid. Artinya, ketika bereproduksi Virus mengambil alih metabolisme
sel inang untuk membentuk materi genetik Virus itu sendiri.43
Virus yang menginfeksi bakteri disebut sebagai bakteriofage atau
disingkat fag. Bakteriofage ada berbagai tipe, antara lain tipe T4, M13,
MS2, dan tipe lamda. Virus yang menginfeksi cacar, polio, hepatitis,
mata belek, influenza, demam berdarah, dan diare. Termasuk HIV yang
menyerang sistem kekebalan tubuh dan mengakibatkan penyakit
Acquired Immuno Defeficiency Syndrome (AIDS), yaitu sindrom
runtuhnya kekebalan tubuh.44
Gambar-2.3. (a) Bakteri dan Bakteriofage Ketika Virus T menempel pada bakteri, hanya ADNyang masuk ke dalam sel, (b) dan selanjutnya orthoxVirus akan membentuk banyakVirus (bereplikasi)45
Tahap-tahap yang dilakukan dalam reproduksi Virus adalah
adsorpsi (fase peletakan/penempelan) Virus pada sel inang, injeksi (fase
memasukkan asam inti), sistesis (fase pembentukan), perakitan, dan lisis
(fase pemecahan sel inang).46
43Op.cit., Baca MikroBiologi Umum Jilid I.44www.referensinasional.com Op.cit.,45Ibid.,46Drs. Koes Irtianto, Op.cit., hlm. 194
32
Berdasarkan tahapan-tahapannya itu daur hidup Virus dapat
dibedakan menjadi daur litik dan daur lisogenik.
1) Daur Litik
a) Fase adsorpsi (peletakan), ini ditandai dengan melekatnya ekor Viruspada dinding sel bakter
b) Fase injeksi, ini terjadi setelah terbentuk lubang, kapsid Virusberkontraksi untuk memompa aam nukleatnya (DNA atau RNA) masukke dalam sel.
c) Fase sintesis, Virus tidak memiliki “mesin” biointetik sendiri. Viruakan menggunakan mesin biosintetik inang untuk melakukankehidupan. DNA Virus memproduksi enzim penghancur, enzimtersebut digunakan untuk menghancurkan DNA bakteri, setelahdihancurkan maka Viruslah yang berperan dan DNA Virus mengambilalih kehidupan.
d) Fase perakitan, kapsid yang disintesis mula-mula terpisah antarakepala, ekor dan serabut ekor. Bagian-bagian kapsid itu dirakit menjadikapsid Virus yang utuh, kemudian DNA Virus masuk di dalamnya,maka terbentuklah tubuh Virus yang utuh.
e) Fase litik, ketika perakitan Virus selesai, Virus memproduksi enzimlisozim lagi, untuk menghanculkan bakteri, bakteri hancur, maka selbakteri mengalami lisis (pecah), dan Virus-Virus baru akan keluarmencari inang baru. Fase ini merupakan fase lisisnya sel bakteri namunbagi Virus merupakan fase penghamburan Virus.47
2) Daur Lisogenik
Selain melakukan daur litik, kadang-kadang Virus juga
melakukan daur lisogenik, sebagaimana penjelasan dibawah ini:
a) Fase adsorpsi, dan fase injeksi, sama dengan daur litikb) Fase penggabungan, ketika memasuki fase injeksi, DNA Virus masuk
ke dalam tubuh bakteri . Selanjutnya, DNA Virus menyisip ke dalamDNA bakteri atau melakukan penggabungan. Dan akhirnya terbentukDNA sirkuler baru yang telah disisipi DNA Virus.
c) Fase pembelahan, dalam keadaan itu, DNA Virus tidak aktif, yangdikenal sebagai profag. Karena DNA Virus menjadi satu dengan DNAbakteri. Maka jika DNA bakteri melakukan replikasi, profag juga ikutmelakukan replikasi.
d) Fase sintesis, karena suatu hal (radiasi, zat kimia, dan laian-lain),profag aktif dan memisahkan diri DNA bakteri, dan menghancurkanDNA bakteri. Selanjutnya, DNA Virus melakukan sintesis. DNA Virusmelakukan sintesis protein sebagai kapsid pada Virus baru danmelakukan replikassi DNA. Sehingga DNA Virus menjadi banyak.
e) Fase litik, setelah terbentuk Virus-Virus baru terjadilah lisis sel bakteri(sama dengan daur litik). Virus-Virus yang terbentuk berhamburankeluar sel bakteri guna menyerang bakteri baru, maka dalam daur
47Drs. Langkah Sembiring, M.Sc. Ph.D., hlm. 50.
33
selanjutnya Virus dapat mengalami daur litik atau lisogenik. Demikianseterusnya.48
Pada Bakteriofage49 atau fage yaitu sejenis Virus yang biasa
hidup dalam tubuh Escherichia coli. Virus ini pertama kali ditemukan
pada 1915. Tipikal bakteriofage di dalam tubuh bakteri E. coli, fage
dapat melakukan reproduksi dengan dua mekanisme alternatif, yaitu
melalui siklus litik dan siklus lisogenik.
Gambar.-2.4. Siklus Bakteri dan Bakteriofage50
48Op.cit., hlm. 200-20149Baca. MikroBiologi Umum jilid I, hlm. 269.50Ibid., dan baca: Michael J. Pelczar, dan E.C.S. Chan, hlm. 294-295
34
Siklus reproduksi pada baketeriofage terdiri dari dua siklus
yaitu siklus litik dan lisogenik:
1) Siklus LitikSiklus litik dimulai ketika serabut-serabut ekor virion T
menempel pada sisi reseptor khusus pada permukaan luar sel bakteri E.coli. Pembungkus ekor kemudian berkontraksi, membuat lubang intipada dinding dan membran sel. Setelah terbentuk lubang, fagekemudian menginjeksikan DNA-nya ke dalam sel. Di dalam sel, DNAfage dengan cepat merusak DNA bakteri. DNA fage sendiri terlindungikarena mengandung modifikasi bentuk sitosin.
Setelah DNA bakteri dirusak, genom fage secara penuhmengendalikan sel, menginduksi mesin metabolik untuk menghasilkankomponen-komponen fage, seperti protein-protein, salinan genom fage,ekor, serabut-serabut ekor, dan kepala polihedral. Selanjutnya, fagememproduksi suatu enzim untuk merusak dinding sel bakteri.Rusaknya dinding sel bakteri menyebabkan tekanan osmosis selmeningkat sehingga akhirnya pecah (lisis). Lisis pada bakteri akanmelepaskan 100 hingga 200 partikel-partikel fage yang kemudian dapatmenginfeksi sel-sel bakteri lain yang berdekatan.
2) Siklus LisogenikVirus dapat melakukan reproduksi tanpa harus membunuh
inangnya. Siklus lisogenik dimulai ketika fage menempel di permukaansel E. coli dan menginjeksikan DNA-nya. Kemudian, DNA Virusmenyisip melalui cara rekombinasi genetik ke dalam sisi khusus padakromosom bakteri. Ketika menyisip, materi genetik fage menyatudengan materi genetik bakteri membentuk profage. Di dalam profage,gen-gen bakteri menjadi tidak aktif, sedangkan gen profage selalu aktif.
Selama sel melakukan pembelahan, sel bakteri menyalinsepanjang gen profage beserta DNA-nya pula. Akibatnya, setiap selterbagi menjadi dua anakan sel, maka tiap anakan sel bakteri memilikiprofage dan DNA yang selanjutnya dapat memulai siklus reproduksikembali. Satu sel tunggal yang sudah terinfeksi dapat dengan segeramenghasilkan sejumlah besar populasi bakteri yang membawa profage.Selanjutnya, satu sel bakteri yang membawa profage dalam kromosom-kromosomnya akan mengalami lisis dan melepaskan partikelpartikelfage. Fage-fage tersebut akan menginfeksi bakteri lainnya dan kembalimengalami siklus hidupnya. 51
Replikasi pada Virus-Virus Hewan Cara replikasinya hampir
sama dengan cara bakteriofage. Akan tetapi, replikasi pada Virus hewan
memiliki beberapa modifikasi atau penetrasi yang berbeda dengan cara
fage. Pada Virus hewan, materi genetik bersama selubung proteinnya
(kapsid) masuk ke dalam sel inang. Di dalam sel inang kapsid terbuka
sehingga Virus tidak berselubung. Selanjutnya materi genetik Virus
51www.referensinasional.com., Op.cit., dan baca: MikroBiologi Umum Jilid I., Ibid.,. hlm.277.
35
(DNA atau RNA) bebas ikut proses biosintesis untuk mencetak Virus-
Virus baru. Virus-Virus baru tersebut akhirnya keluar dari inang dengan
cara pembentukan tunas (budding). Selama pembentukan tunas, Virus-
Virus tersebut menyusun kapsul pembungkus (amplop) yang terdiri atas
lemak protein, dan karbohidrat. Semua bahan tersebut berasal dan
membran plasma atau membran inti sel inang.52
1) Tahap-tahap Replikasi Virus Hewan
a) Penetrasi: Virus mungkin masuk seperti ditelan oleh sel inangnya(endositosis). Beberapa Virus memiliki permukaan protein yannberhubungan kepada reseptor membran plasma sel inang danmerangsang endositosis.
b) Replikasi: materi genetik Virus membuat tiruan-tiruan beberapakali.
c) Transkripsi: materi genetik Virus digunakan sebagai blueprintmembentuk messenger RNA (mRNA).
d) Sintesis Protein: dalam sitoplasma sel inang, materi genetik Virus(mRNA) digunakan untuk pembentukan protein Virus.
e) Perakitan Virus: materi genetik Virus dan enzim dikelilingi olehlapisan protein.
f) Pelepasan: setelah bentuk Virus sempurna, Virus keluar dari selinang melalui pembentukan tunas (budding) pada membran selinang.53
2) Beberapa Contoh Replikasi Virus Hewan
a) HIV (Human Immunodeficiency Virus)54
Virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) termasuk
salah satu retroVirus yang secara khusus menyerang sel darah
putih (sel T). RetroVirus adalah Virus RNA hewan yang
mempunyai tahap DNA. Virus tersebut mempunyai suatu enzim,
yaitu enzim transkriptase balik yang mengubah rantai tunggal
RNA (sebagai cetakan) menjadi rantai ganda kopian DNA
(cDNA).
52Ibid.,53Ibid.,54Op.cit., hlm. 194
36
Gambar-2.5. Virus AIDS55
b) Virus Herpes56
Virus herpes merupakan Virus DNA dengan rantai ganda
yang kemudian disalin menjadi mRNA.
c) OrthomyxoVirus (Virus Infuenza)57
Siklus replikasi Virus influenza hampir same dengan
siklus replikasi Virus herpes. Hanya saja, pada Virus influenza
materi genetiknya berupa rantai tunggal RNA yang kemudian
mengalami replikasi menjadi mRNA.
d) ParamyxoVirus
ParamyxoVirus adalah semacam Virus RNA yang
selanjutnya mengalami replikasi menjadi mRNA. ParamyxoVirus
merupakan penyebab penyakit campak dan gondong.58
d. Peranan Virus dalam Kehidupan
Secara umum, Virus bersifat merugikan karena jenis-jenis Virus
yang berbeda menginfeksi dan menyebabkan berbagai penyakit pada
tumbuhan, hewan, dan manusia.
55Ibid.,56Theresia Tri Suharni, dkk., MikroBiologi Umum, (Yogjakarta: Umiversitas Atmajaya,
2008), hlm. 78.57Ibid., hlm. 7958Drs. Langkah Sembiring, M.Sc., Ph.d., Op.cit., hlm. 48.
37
Namun demikian, tidak berarti bahwa Virus hanya memiliki
peran yang merugikan dengan dengan kemajuan bioteknologi dan
rekayasa genetika, para ilmuwan telah memanfaat Virus untuk tujuan
yang menguntungkan. Virus juga dapat dimanipulasi agar menjadi Virus
yang menguntungkan (misal gen yang menghasilkan antitoksin, untuk
melemahkan bakteri dan memproduksi vaksin).
Virus yang digunakan untuk memproduksi iinteferon. Interferon
merupakan protein kecil yang dihasilkan oleh sel normal sebagai respon
terhadap infeksi Virus, interferon berfungsi untuk mencegah replikasi
Virus dalam sel inang.
Anti toksin dapat dibuat, karena DNA adalah materi genetik yang
dapat menentukan sifat mahkluk hidup. Jika DNA berubah, maka sifat
mahkluk hidup pun berubah. Untuk menghasilkan anti toksin sebagai
contoh DNA Virus disambungkan ke DNA (gen) manusia yang
mengkontrol sintesis antitoksin (pelawan penyakit), selanjutnya oleh
Virus lisogenik gen tadi disambungkan ke sel bakteri. Kemudian sel
bakteri ini membuat gen manusia (gen penghasil antotoksin manusia),
maka bakteri tersebut mampu memproduksi antitoksin manusia. Bila
bakteru membelah terus menerus, maka setiap sel bakteri baru
mengandung DNA manusia dan mampu memproduksi antitoksin. Dan
anti toksin yang diproduksi dapat dipisahkan dan dapat digunakan untuk
melawan penyakit manusia yang disebabkan oleh Virus.59
Virus dalam kehidupan manusia tidak selalu menimbulkan
kerugian, ada juga Virus yang menguntungkan bagi kehidupan manusia.
Sebagaimana firman Allah SWT QS. Al-Baqarah ayat 26:
………
“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupanyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yangberiman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari
59Op.cit., hlm. 206
38
Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakahmaksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?"…..” (QS. Al-Baqarah: 26). 60
Dengan ayat tersebut Allah SWT membuat perumpamaan seperti
nyamuk atau yang lebih rendah dari itu memiliki manfaat bagi orang-
orang yang mengetahuinya dan bagi orang-orang fasik akan disesatkan.
e. Macam-macam penyakit pada manusia yang disebabkan oleh Virus
Berikut ini memuat beberapa macam penyakit yang disebabkan
oleh Virus.61
Tabel. 2. 1
Nama-nama penyakit dan Penyebanya
No Nama Penyakit Penyebab Bagian Tubuh yang dipengaruhi
1Influenza MyxoVirus A (Virus
RNA),Melalui saluran respirasi;epitelium dalam ada tiga tipe;A,B, dan C dari trakea danbronchitis
2Demam Sejumlah besar
Virus, terutamaRhinoVirus (VirusRNA)
Melalui saluran respirasi;biasanya hanya saluran sebelahatas
3Cacar Virus Variola
(Virus DNA)Melalui saluran respirasikemudian kulit
4Gondong ParamyxoVirus A
(Virus RNA)Melalui saluran respirasi,infeksi melalui darah,terutama kelenjar ludah; juga ditestis pria dewasa
5
Campak ParamyxoVirus A(Virus RNA)
Melalui saluran respirasi (darimulutke brork) menyebar ke kulit danusus halus
6Campak jerman Virus Rubella Melalui saluran respirasi;
(Rubella) kelenjar limfa dileher, mata, dan kulit
7PoliomyelitisVirus
Polio (Virus RNA) Faring dan usus halus,kemudian darah; neuromotorikdi vertebrae (tulang punggung)
60Depag RI, op.cit., hlm. 6.61www.Maindexchange.com archive.Op.cit.,
39
8Demam kuning ArboVirus (Virus
RNA)Pembuluh darah sebelah dalamdan hati.Biasanya ditularkan oleh hewanArthropoda
9Hepatitis Virus Hepatitis
(Virus RNA).Sekarang dikenaltipe-tipe Hepatitis;A,B,C,D, E
Hati; mulai pengerasan (sirosis)hingga kanker hati
10Cacar air Virus Varicella
(Virus ADN) F, danG
Kulit; titik-titik merah dangatal, melepuh, kering, danmenghasilkan kerak (krusta) dikulit
11AIDS, (acquiredImmunedeficiencysyndrome)
HIV, humanimmuno- deficiencyVirus (Virus RNA).Tipe HIV-1 danHIV-2
Sel T pada sel darah putih, yangbertanggung jawab terhadaprespon kebal
Selain manusia, Virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan
dan tumbuhan. Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau
petani akibat ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang berkurang.
1) Beberapa macam penyakit pada hewan yang disebabkan oleh Virus
a) Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas,terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease Virus(NCDV).
b) Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerangternak sapi dan kerbau.
c) Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma Virus (RSV).d) Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing,
dan monyet. Penyebabnya adalah Virus rabies.
2) Beberapa macam penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh Virusa) Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman
tembakau. Penyebabnya adalah Tobacco Mosaic Virus (TMV)b) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi.
Penyebabnya adalah Virus Tungro.c) Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya adalah
Virus citrus vein phloem degeneration (CVPD).62
62Ibid., baca: MikroBiologi Umum Jilid I.
40
C. Dasar Strategi Pembelelajaran Biologi Mengunakan Metode Gallery Walk
1. Pembelajaran Aktif (Active Learning)
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Kata strategi berasal dari bahasa Inggris yaitu strategy yang
berarti “the art of planning operation in war, especially of the armies
and navies into favourable position for fighting skill in managing any
affair”.63 Istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan
sesuatu peperangan. Seorang yang berperan dalam mengatur strategi,
untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia
akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik
dilihat dari kuantitas maupun kualitas.
Istilah strategi bila dikaitkan dengan dunia pendidikan dapat
berarti bahwa pendidikan merupakan pola umum perbuatan guru dan
peserta didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar.64 Pengertian
ini menunjukkan pada karakteristik abstrak perbuatan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran aktual tertentu. Senada dengan hal diatas,
Nasution S. dalam bukunya Kurikulum dan Pengajaran, juga
mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran adalah “pendekatan umum
dalam mengajar, tidak begitu terinci dan bervariasi dibandingkan dengan
kegiatan belajar peserta didik seperti yang tercantum dalam rencana
instruksional atau persiapan satuan pelajaran”.65 Jadi secara umum
strategi pembelajaran berarti pola-pola umum kegiatan siswa dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan.
Menurut Arthur I Costa (1985), dalam buku Strategi Belajar
Mengajar Biologi, stategi merupakan “suatu pola kegiatan pembelajaran
yang berurutan yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan
63Hornby, AS., Oxford Advance Learnes Dictonary, (London: Oxford University Press,1977), ph. 870.
64Hasibuan, JJ., Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Karya. 1986), hlm. 1.65Nasution, S., Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cetakan kedua,
hlm. 79.
41
untuk mencapai suatu hasil belajar peserta didik yang diinginkan”.66
Sedangkan menurut David sebagaimana dikutip oleh Sanjaya
mendefenisikannya dengan: “a plan, method, or series of activities
designed to achieves a particular educational goal”.67 Dengan demikian
strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Pengertian di atas memberikan dua petunjuk. Pertama, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya
atau kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi
baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada
tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar
semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu,
sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang
dapat diukur keberhasilannya.
Agar proses pembelajaran itu dapat berjalan secara optimal, maka
seorang guru tentunya harus membuat strategi, yaitu strategi belajar
mengajar. Strategi sendiri bisa diartikan sebagai suatu rencana kegiatan
yang dirancang secara seksama untuk mencapai tujuan yang ditunjang
atau didukung oleh hasil pemilihan pengetahuan atau keterampilan yang
telah dikuasai.68
Strategi sangat dibutuhkan dalam mengimplementasikan
pembelajaran, karena strategi merupakan cara yang sistematis dalam
mengkomunikasikan isi materi pelajaran kepada peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Oleh sebab itu, strategi
66Nuryati Y. Rustaman, Op.cit., hlm. 2.67Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2006), hlm. 124.68Op.cit., hlm. 3.
42
pembelajaran berkaitan dengan cara menyampaikan isi materi
pelajaran.69 Penguasaan terhadap strategi pembelajaran akan
memungkinkan bagi guru untuk memiliki pedoman, dan alternatif
pilihan dalam suatu kegiatan pembelajaran agar berlangsung secara
teratur, sistematis, terarah, lancar dan efektif.
Guru dalam konteks ini dapat memilih strategi pembelajaran
untuk mengaktifkan peserta didik. Keaktifan peserta didik merupakan
sarana penting untuk menciptakan partisipasi, yang pada akhirnya lebih
memaksimalkan penyerapan materi pelajaran.
b. Pembelajaran Aktif (Active learing)
Istilah active berarti “gesit, giat dan bersemangat”,70 sedangkan
learning artinya “mempelajari”. Learning diartikan sebagai pengetahuan
perbuatan belajar mengandung arti dalam diri seseorang. Perubahan
dalam belajar bisa berbentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
pengetahuan atau apresiasi (penerimaan atau penghargaan).71
Perubahan tersebut bisa meliputi keadaan dirinya, pengetahuan
atau perbuatannya artinya, orang yang sudah melakukan perbuatan
belajar bisa merasa lebih bahagia, lebih pandai menjaga kesehatan,
memanfaatkan alam sekitar, meningkatkan pengabdian untuk
kepentingan umum, dapat berbicara lebih baik, dapat memainkan suatu
alat peraga atau melakukan suatu penambahan ataupun perluasan.
Pendek data, di dalam diri orang yang belajar terdapat perbedaan
keadaan antara sebelum dan sesudah.
Jadi, Istilah active learning adalah sebuah kesatuan sumber
kumpulan strategi pembelajaran yang berusaha untuk membangkitkan
minat, adanya melakukan kegiatan belajar keterlibatan penuh dan
terciptanya makna, pemahaman nilai yang membahagiakan pada diri
pendidik atau guru.
69Atwi Suparman, Desain Instruksional, (Jakarta: Ditjen Dikti Departemen PendidikanNasional, 2001), hlm. 166.
70Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1992),9.
71Ibid., hlm. 12.
43
Dalam pembelajaran aktif (active learning) terdapat beberapa
prinsip yang harus diperhatikan, prinsip-prinsip tersebut dibagi dalam
lima dimensi yaitu:
1) Prinsip yang terlibat pada peserta didika) Keberanian untuk mewujudkan niat, keinginan serta dorongan
yang terdapat pada anak dalam proses belajar mengajar.b) Keinginan dan keberanian untuk mencari kesempatan guna
berpartisipasi dalam persiapan proses belajar mengajar.c) Dorongan ingin tahu yang besar pada peserta didik untuk
mengetahui dan mengajarkan sesuatu yang baru dalam prosesbelajar mengajar.
2) Prinsip yang terlihat pada gurua) Adanya usaha mendorong, membina gairah belajar dan
partisipasi siswa secara aktif.b) Kemampuan menjalankan fungsi dan peranan guru sebagai
inovator dan motivator yang senantiasa menemukan hal-hal yangbaru dalam proses belajar mengajar.
c) Pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk belajarmenurut cara dan keadaan masing-masing.
3) Prinsip yang terlibat pada dimensi program pengajarana) Tujuan pengajaran, konsep maupun pengajaran sesuai dengan
kebutuhan, minat serta kemampuan peserta didik.b) Program cukup jelas, dapat dimengerti siswa dan menantang
siswa untuk melakukan kegiatan belajar.4) Prinsip yang terlibat pada situasi belajar mengajar
a) Adanya komunikasi antara guru dengan murid, murid denganmurid yang intim, hangat dan produktif.
b) Adanya keyakinan dan kegembiraan belajar dikalangan pesertadidik.
5) Dari segi sarana belajara) Ada sumber-sumber belajar bagi peserta didikb) Fleksibel waktu untuk kegiatan belajarc) Dukungan dari berbagai jenis media pengajarand) Kegiatan belajar peserta didik tidak terbatas dalam kelas (ruang
kelas) tetapi juga di luar kelas. 72
Adapun beberapa ciri-ciri yang harus tampak dalam proses
belajar aktif (active learning), yaitu :
1) Situasi kelas menantang peserta didik melakukan kegiatan belajar
secara bebas tetapi terkendali.
72Dave Meler, Keserasian dalam Belajar, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:Alfabeta), hlm. 40.
44
2) Guru tidak mendominasi pembicaraan, tetapi lebih banyak
memberikan rangsangan berpikir kepada peserta didik dalam
memecahkan masalah.
3) Guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi peserta
didik.
4) Kegiatan belajar peserta didik bervariasi.
5) Hubungan guru dengan peserta didik sifatnya harus mencerminkan
hubungan manusiawi.
6) Adanya keberanian peserta didik untuk mengajukan pendapat
melalui pertanyaan dan pernyataan.73
2. Aplikasi Active Learning (belajar aktif) dalam Pembelajaran Biologi
Implementasi metode pembelajaran Gallery Walk akan dapat
mengatasi kendala-kendala pembelajaran. Karena metode Gallery Walk
merupakan metode pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk
membuat suatu daftar.74 Daftar itu bisa berupa gambar maupun skema sesuai
kreasi atau hal-hal apa saja yang ditemukan atau diperoleh pada saat diskusi
di setiap kelompok untuk dipajang di dinding atau di depan kelas.
Teknik aplikasi active learning dalam pembelajaran Biologi dengan
metode Gallery Walk dapat diterapkan dalam sekolah. Agar pembelajaran
maksimal maka, komponenen pembelajaran yang seharusnya dipersiapkan
meliputi tiga hal yaitu: pertama, perencanaan pembelajaran; kedua, model
atau pendekatan pembelajaran; ketiga, media pembelajaran.
a. Perencanaan Pembelajaran
Untuk mempermudah dalam mencapai tujuan proses belajar
mengajar maka guru dapat membuat sebuah rencana atau langkah-
langkah pembelajaran, yaitu dengan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD), sesusi dengan kurikulum Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
73Melvin L. Silbermen, op.cit., hlm. 40.74Ibid.,
45
Rencana kegiatan pembelajaran disusun oleh guru berdasar
satuan pelajaran yang disusun oleh tim rekayasa kurikulum, dan
dikembangkan sendiri oleh masing-masing guru mata pelajaran. Rencana
pembelajaran ini memuat metode pelajaran, perkiraan waktu,
pemanfaatan fasilitas, pola penilaian dan tindak lanjut.75
Menurut Sciati dan Prasetya Irawan yang dikutip C. Asri
Budiningsih dalam buku ”Belajar dan Pembelajaran” dijelaskan secara
umum, langkah-langkah pembelajaran yang dapat digunakan dalam
merencanakan pembelajaran.
Adapun diantara langkah-langkah tersebut meliputi:
1) Menentukan tujuan pembelajaran.2) Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk
mengidentifikasi pengetahuan awal (entry behavior) siswa.3) Menentukan materi pembelajaran.4) Menentukan metode/strategi, model serta media pembelajaran5) Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil, meliputi
pokok bahasan, sub pokok bahasan, topik, dan sebagainya.6) Menyajikan materi pelajaran.7) Memberikan stimulus, dapat berupa: pertanyaan lisan maupun
tulisan, teks/kuis, latihan, atau tugas-tugas.8) Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan siswa.9) Memberikan penguatan/reinforcement (mungkin penguatan positif
ataupun penguatan negatif), ataupun hukuman.10) Memberikan stimulus baru.11) Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan siswa.12) Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman.13) Evaluasi hasil belajar.14) Demikian dan seterusnya.76
Karena proses pembelajaran dalam kelas dapat terealisasikan
dengan baik apabila sebelum pembelajaran terlebih dahulu dipersiapkan
langkah-langkah pembelajaran yang dapat digunakan dalam merancang
pembelajaran. Sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu membantu para
siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman
itu tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya.77
75Mohammad Joko Susilo, M.Pd., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008), cet. 3, hlm. 56.
76C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineke Cipta, 2005), hlm. 30.77Darsono, Max, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang : Ikip Smg, 2000), hlm. 7.
46
b. Pendekatan/Model Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach)
2) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach).78
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya
diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin
Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari
setiap usaha, yaitu:79
1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil(out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, denganmempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yangmemerlukannya.
2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basicway) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yangakan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) danpatokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai tarafkeberhasilan (achievement) usaha.
Jika pendekatan tersebut, diterapkan dalam konteks
pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakniperubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2) Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaranyang dipandang paling efektif.
3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,metode dan teknik pembelajaran.
78Http://Media-Grafika.Com., Pengertian Pendekatan Strategi Metode Teknik Taktik danModel Pembelajaran.
79Ibid.,
47
4) Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilanatau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.80
Model pembelajaran adalah suatu pembelajaran yang
mengimplementasikan suatu strategi, pendekatan, metode dan atau
teknik tertentu dengan segala kelengkapannya.81 Menurut Winata Putra
(2001) dalam Buku “Model-model Pembelajaran Inovatif” adalah
“kerangka konseptual yang melukiskan prosedur prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman dan para pengajar
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapaitujuan
tertentu”.82 Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Sekolah memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan dan
ditingkatkan efektivitasnya untuk menunjang keberhasilan suatu program
pengajaran. Potensi yang ada di sekolah, yaitu semua sumber daya baik
guru, peserta didik dan sarana prasarana, kesemuanya dapat
mempengaruhi hasil dari proses belajar mengajar.
Pemilihan model dan metode pembelajaran menyangkut strategi
dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah perencanaan dan
tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar
kompetensi dasar dan indikator pembelajarannya dapat tercapai. Pada
prinsipnya strategi pembelajaran sangat terkait dengan pemilihan model
dan metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan
materi bahan ajar kepada para siswanya. Model pembelajaran yang dapat
diterapkan oleh para guru sangat beragam.
Banyak model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan
para pakar, hal ini tidaklah berarti semua pengajar menerapkan
80Ibid.,81Isti Hidayah dan H. Suhito, Modul matematika TOT, Pembentukan dan Pemanfaatan
Media Pembelajaran MIPA Bagi Guru Pamong KKG Provinsi Jateng, (MDC Kanwil Depag Jatengdan LAPIS, 2007), hlm. 12.
82Drs. Sugiyanto, M.Si., Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Panitia SetifikasiGuru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta, 2009), hlm. 3.
48
semuanya untuk setiap mata pelajaran karena untuk setiap mata pelajaran
karena tidak semua model cocok untuk setiap topik atau mata pelajaran.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
model atau strategi pembelajaran yaitu, 1) tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai, sifat bahan atau materi ajar, 2) kondisi siswa, 3)
ketersidiaan sarana dan prasarana belajar.
Menurut Killen (1988) prinsip dalam memilih strategi
pembelajaran yaitu;
1) Berorientasi pada tujuan;2) Mendorong aktivitas siswa;3) Memperhatikan aspek individual siswa;4) Mendorong proses interaksi;5) Menantang siswa untuk berfikir;6) Menimbulkan inspirasi siswa untuk berbuat dan menguji;7) Menimbulkan proses belajar yang menyenangkan; serta8) Mampu memotivasi siswa belajar lebih lanjut.83
Tindakan setiap model atau strategi pembelajaran mampu
mengembangkan 8 prinsip penggunaan model pembelajaran, karena
setiap model pembelajaran memberikan tekanan pada aspek tertentu.
Oleh karena itu, setiap pendidik dapat memilih model pembelajaran
secara bergantian atau simultan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapainya.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan
sebagai guru secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami
dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan
berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.
c. Media Pembelajaran
Media pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan peserta
sehingga dapat mendo-rong terjadinya proses belajar pada diri peserta
83Ibid., hlm. 2.
49
didik. Media juga diartikan sebagai alat yang dapat membantu proses
belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang
disampaikan sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai lebih baik, lebih
sempurna.84
Sedangkan tujuan utama penggunaan media dalam pembelajaran
adalah agar pesan atau informasi yang dikomunikasikan dapat terserap
semaksimal mungkin oleh para siswa sebagai penerima pesan/informasi.
Sedangkan manfaat untuk guru sebagai sumber informasi tidak
mengalami kesulitan di dalam menyampaikan informasi dalam bentuk
verbal. Kegunaan yang lain diantaranya menyajikan pesan atau informasi
secara serempak, mengatasi batasan waktu dan ruang serta mengon-trol
arah maupun kecepatan belajar siswa.85
Hamalik mengemukakan dalam Arsyad (2000) berpendapat
bahwa "Pemakaian media dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan pembelajaran".86
Karena penggunaan media pembelajaran pada tahap pengenalan
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses belajar mengajar
dan penyampaian pesan dan minat siswa. Media pengajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman dan memudahkan
penafsiran yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
84Prof. Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 2585Sudjana, Nana & Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2002), Cet ke-2, hlm. 172.86Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 23.
50
BAB III
IMPLEMENTASI METODE GALLERY WALK DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI
A. Gambaran Umum MA Islamiyah At-Tanwir
1. Tinjauan Historis
Pondok Pesantren At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro berdiri
tahun 1933 Almagfurllah KH. M Sholeh sebagai pendiri mulai merintis
kegiatan mengajar anak-anak di sebuah musholla. Kegiatan ini dimulai
dengan belajar membaca dan menulis huruf arab, membaca Al-Qur’an, tata
cara beribadah dan lain sebagainya.
Dengan segala keterbatasannya, pendiri terus berusaha untuk dapat
memenuhi harapan dan tuntutan umat sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki waktu itu. Kalau semula pelaksanaan belajar mengajar dengan
sistem weton saja, maka pada tahun 1951 ditambah dengan sitem klassikal,
yaitu dengan membuka diniyah dengan masa belajar 2 tahun.
Kemudian pada tahun 1954 jenjang pendidikannya di tingkatkan, dari
Madrasah Diniyah 2 tahun menjadi Madrasah Ibtidaiyah 6 tahun.
Selanjutnya untuk menampumg tamatan Madrasah Ibtidaiyah ini, maka pada
tahun 1961 membuka Madrasah Mu’allimin Al-Islamiyah (MMI) 4 tahun
dengan menggunakan kurikulum ala Pondok Modern Gontor, oleh karena itu
sebagian ustadznya terdiri dari alumni pondok tersebut. Sedang pembelajaran
dengan sistem weton tetap berjalan.1
Perkembangan selanjutnya, Madrasah Mua’allimin Al-Islamiyah
(MMI) 4 tahun ini mengalami perubahan nama menjadi Pendidikan Guru
Agama (PGA) dan ditingkatkan menjadi 6 tahun. Dan seiring dengan
tuntutan zaman dan juga kebutuhan kemudian dirubah lagi menjadi
Madrasah Tsanawiyah Islamiyah 3 tahun dan Madrasah Aliyah Islamiyah 3
tahun. Adapun keberadaan madrasah Aliyah Islamiyah dengan status
TERDAFTAR sesuai dengan SK dari Kantor Wilayah Departemen Agama
1Arsip Dokumen dan Wawancara Kepala Sekolah MA Islamiyah At-Tanwir TalunSumberrejo Bojonegoro, lampiran 3, 4 dan 17.
50
51
Jawa Timur Nomor: LM/3/114/1978, kemudian dengan SK Dirjen Lembaga
Islam No. 25/E.IV/PP. 03.2/Kep/III/1997 tanggal 13 Maret 1997. Dengan
status DIAKUI. Berdasakan hasil Akreditasi Madrasah yang dilakukan oleh
Dewan Akreditasi Provinsi Jawa Timur dengan Klasifikasi UNGGUL (A)
dengan Nomor: A/KW.13.4/MA/926/2006.2
Sejak resmi menjadi nama “Madrasah Aliyah Islamiyah At-Tanwir”
Talun, Madrasah ini telah mengalami 5 masa kepemimpinan, yaitu:3
a. H. Machin Ichsan Aka : Tahun 1961 - 1966
b. H. Ma’fuan : Tahun 1966 - 1968
c. K. Huma Islamiyahdi Aly : Tahun 1968 - 1974
d. KH. Hammam Munaji : Tahun 1974 - 1996
e. Drs. Nafik Sahal, SH.MM : Tahun 1996 - 2009
f. Drs. Mahmudi Thoha : Tahun 2009 - sekarang
2. Visi dan Misi
a. Visi MA Islamiyah At-Tanwir
Tinggi dalam prestasi, mahir dalam bahasa dan kompetitif dalam
bersaing.
1) Indikator Tinggi dalam Prestasi:
a) Tinggi Prestasi Akademis
b) Tinggi Prestasi Non Akademis
2) Indikator Mahir dalam Bahasa:
a) Mahir Dalam Berbahasa Arab
b) Mahir Dalam Berbahasa Inggris
3) Indikator Kompetitif dalam Bersaing:
a) Kompetitif dalam Berpidato Bahasa Arab maupun Inggris
b) Kompetitif dalam Persaingan Kerja
c) Kompetitif dalam SPMB/PMDK
d) Kompetitif dalam Persaingan Seni dan Olahraga
2Arsip Dokumen MA Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro, Tahun 2009.3Arsip dan Wawancara Kepala Sekolah MA Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo
Bojonegoro, lampiran 3, 4 dan 17.
52
b. Misi MA Islamiyah At-Tanwir
1) Memberdayakan segala potensi (Fisik dan SDM) secara kolaboratif
dan sinergis guna menunjang pencapaian visi madrasah
2) Meningkatkan kualitas kelembagaan dengan mengembangkan sarana
dan prasarana pendidikan
3) Menerapkan pembelajaran secara efektif dan efisien melalui strategi
multimetode
4) Meningkatkan kualitas mutu pendidikan melalui pengembangan
kurikulum dan sillabi secara komprehensif dan signifikan sehingga
bisa mencapai hasil yang optimal
5) Mengembangkan kreatifitas siswa melalui kegiatan intra dan
ekstrakurikuler.
6) Menumbuhkan semangat belajar dan berprestasi untuk meningkatkan
wawasan IPTEK dan IMTAQ
7) Membekali penguasaan vocational skill siswa.
3. Struktur Organisasi4
Gambar- 3.1
4Arsip dokumen, MA Islamiyah At-Tanwir Tahun 2009/2014
KEPALA MA
Drs. Mahmudi
MUDIRUL MADRASAH
Drs. H. NAFIK SAHAL, SH.MM
KEPALA MTs
Fatkhur Rohman, S.Ag., S.Pd
KEPALA TUJUNAIDI AMIN, S.Pd
BENDAHARAMOH. AFIF, S.E
Kabid KurikulumHADI MULYO, S.Pd.
Kabid SaranaSHOLIHIN UMRI, S.Pd.
Kabid KesiswaanSURONO, S.E
Kabid HumasNAJID, S.Ag..
Lab. KomputerA. FARKHAN, S.Pd.
Kabid BP/ BKBASIRON, S.Pd.
KOPSISISMAIL, BA.
UKS/PPMEKO MARGONO, S.Pd.
PerpurtakaanMUNAWAR, S.Pd.
53
4. Keadaan Guru dan Karyawan5
a. Data guru menurut tingkat pendidikan
Tabel. 3.1
Tingkat
Pendidikan
Jumlah GuruKet
Nip 15 Nip 13 GTY Kontrak Total
SLTA - - 8 - 8 -SARMUD - - 3 - 3 -
S1 - - 56 - 56 -S2 - - 4 - 4 -
Jumlah - - 71 - 71 -
b. Data tenaga administrasi dan lainnya
Tabel. 3.2
TingkatPendidikan
KeteranganAdministrasi Pustakawan Laboran Tek. Ketr. SatpamPNS PTT PNS PTT PNS PTT PNS PTT PPT
SLTA - 1 - - - 2 - 1 3S1 - 2 - 1 - 1 - - -
Jumlah - 3 - 1 - 3 - 1 3
c. Jumlah guru mata pelajaran6
Tabel. 3.4
No Mata PelajaranJumlah yang ada
Ket.Nip 15 Nip 13 GTY GTT
1 Qur’an Hadits - - 4 - -
2 Aqidah Akhlak - - 4 - -
3 Fiqih - - 4 - -
4 Bahasa Arab - - 6 - -
5 SKI - - 2 - -
6 PKn - - 3 - -
7 Bahasa Indonesia - - 6 - -
5Arsip Dokumen MA Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro, Tahun 2010lampiran 17.
6Ibid.,
54
8 Bahasa Inggris - - 6 - -
9 Matematika - - 6 - -
10 Kesenian - - 2 - -
11 Pendidikan Jasmani - - 2 - -
12 Sejarah - - 4 - -
13 Geografi - - 3 - -
14 Ekonomi - - 4 - -
15 Fisika - - 3 - -
16 Kimia - - 3 - -
17 Biologi - - 4 - -
18 Sosiologi - - 3 - -
19 TIK - - 2 - -
Jumlah 71
5. Keadaan Siswa
Jumlah siswa dan rombongan belajar (rombel) tiga tahun terakhir
adalah sebagai berikut: 7
Tabel. 3.5
NoKeadaan
Siswa
Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah Tamatan DO/
( % )Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Jml
TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008
1 Jml Siswa 157 281 200 246 156 244 156 244 400 0,2
2 Rombel 11 11 10 10
TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009
1 Jml Siswa 147 278 149 272 150 239 180 236 416 0.1
2 Rombel 10 10 11 11
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
1 Jml Siswa 161 263 137 270 136 264
2 Rombel 10 10 11
7Arsip Dokumen MA Islamiyah At-Tanwir Mulai Tahun 2007 sampai 2014 lampiran 17.
55
6. Sarana dan Fasilitas
Fasilitas dan sarana prasarana MA Islamiyah At-Tanwir adalah
sebagai berikut: 8
Tabel. 3.6
No. Jenis BangunanLuas
M 2
Thn.
Bangunan
Permanen
BaikRusak
Berat
Rusak
Ringan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Ruang Ka. Mad.
Ruang Guru
Ruang Tata Usaha
Ruang Bendahara
Ruang Kelas
Perpustakaan
Laboratorium-Komputer
Ruang Ketrampilan
Aula
Ruang Waka/BP
Ruang UKS
Ruang OSIS (putra)
Ruang OSIS (putri)
Ruang Asskar
Masjid
Koperasi Siswa
Asrama Guru
Sanggar Pramuka
Gudang
42
63
42
28
1326
49
98
63
336
36
15
30
24
15
300
36
42
18
24
2006
2002
2006
2001
62-08
1990
2003
1983
2002
1985
1983
2003
2003
1983
1959
1990
1985
1985
1988
1
1
1
1
21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
9
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8Arsip Dokumen MA Islamiyah At-Tanwir Mulai Tahun 2007 sampai 2014. Lampiran 17.
56
B. Pembelajaran Biologi di MA Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo
Bojonegoro
Proses pembelajaran Biologi di MA Islamiyah At-Tanwir Talun
Sumberrejo Bojonegoro, mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) tahun 2006, sesuai dengan standar Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP), dan kurikulumnya berdasarkan kurikulum Kementerian Agama RI
(dulu Depag RI).9
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan dengan pendekatan keterampilan
dan bekal skil pada peserta didik, MA Islamiyah At-Tanwir
mengimplementasikan metode-metode pembelajaran efektif, yaitu, acitive
learning dan cooperative learning, salah satu dari metode tersebut adalah
mengimplementasikan metode Gallery Walk, pada pembelajaran Biologi
khususnya materi pokok Virus.
Penyelenggaraan dan pelaksanaan pembelajaran, MA Islamiyah At-
Tanwir menerapkan beberapa langkah-langkah yaitu:
1. Perencanaan Pembelajaran
Persiapan dan perencanaan dilakukan untuk merealisasikan
rancangan yang telah disusun dalam silabus, merupakan serangkaian
kegiatan atau pengalaman belajar yang harus dilewati untuk mencapai
ketuntasan belajar. Silabus disusun oleh seluruh guru Biologi MA Islamiyah
At-Tanwir sendiri dan di Musyarawahkan dalam Majelis Guru Mata
Pelajaran (MGMP), dengan memperhatikan contoh-contoh yang telah
dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Guru Biologi kelas X di MA Islamiyah At-Tanwir hanya bertindak
sebagai fasilitator dalam melaksanakan pembelajaran Biologi, salah satu
metode yang digunakan dalam mengoptimalkan pembelajaran yaitu dengan
metode Gallery Walk. Guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman
luas untuk memberikan wadah kreatifitas, keterampilan dan pemahaman baru
pada peserta didik. Guru Biologi dalam mengembangkan materi pelajaran
harus sesuai dengan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) pada
9 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MA Islamiyah At-Tanwir Talun SumberrejoBojonegoro, lampiran 3 dan 4.
57
setiap materi pelajaran. Hal tersebut, juga harus disesuaikan dengan
kompetensi yang dimiliki peseta didik dan perkembangan di lingkungan
sekitar.
Hal-hal yang dilakukan guru MA Islamiyah At-Tanwir dalam
pengembangan silabus antara lain:
a. Mendefinisikan dan menentukan jenis-jenis standar kompetensi dan
kompetensi dasar dari setiap bidang studi
b. Mengkonsep setiap bidang studi sesuai materi pokok yang akan
disampaikan
c. Mengembangkan dasar kompetensi dan standar kompetensi, dari materi
pokok, serta mengelompokkannya sesuai dengan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan (keterampilan), nilai dan sikap
d. Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi dan kriteria
pencapaiannya
e. Mengembangkan materi sesuai dengan SK dan KD. Dan merencanakan
proses pembelajaran yang akan dilakukan.10
2. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum. Di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatar-
belakangi metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Pendekatan pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran,
dengan pendekatan guru mencari metode dan strategi pembelajar yang efektif
yang harus diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga memudahkan
peserta didik dalam menerima dan memahami materi pelajaran yang
diberikan oleh guru.
Pendekatan yang diterapkan di MA Islamiyah At-Tanwir adalah
dengan menerapkan pembelajaran active learning dan cooperatif learning.
Agar pembelajaran tersebut dapat berjalan maksimal maka, guru atau
10Hasil Wawancara dengan Drs. Mustam, Guru Biologi dan Kepala Sekolah MA IslamiyahAt-Tanwir, lampiran 5 dan 6.
58
pendidik harus memilih strategi, pendekatan atau model dan metode
pembelajaran yang efektif salah satunya penerapanya adalah dengan metode
Gallery Walk. 11
3. Metode Pembelajaran Biologi di MA Islamiyah At-Tanwir
Pelaksanaan pembelajaran di MA Islamiyah At-Tanwir
menggunakan active learning dan cooperative learning. Dengan pendekatan
ini peserta didik diharapkan terjadi kegiatan belajar yang susungguhnya.
Yaitu aktif, kreatif inovatif, menyenangkan, eksperimental dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan
mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Ketika peserta didik belajar
Biologi diharapkan mereka dapat mengetahui, memahami, dan melaksanakan
materi yang disampaikan (dipraktekkan) dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya pada materi pembelajaran Virus, peserta didik diharapkan
mengetahui Virus-Virus yang membahayakan manusia. Salah satu
pembelajaran active learning di MA At-Tanwir adalah pembelajaran dengan
motode Gallery Walk.
Menurut Drs. Mustam, Metode Gallery Walk merupakan metode
pembelajaran yang menginginkan peserta didik lebih aktif, kreatif dan
imajinatif, untuk dapat melakukan dan menemukan sendiri fakta-fakta yang
diamati. Mengumpulkan data kemudian mencari persamaan dan perbedaan
materi yang dipelajari. Jadi peserta didik yang aktif sedangkan guru hanya
memotivasi dan mengamati kerja dari peseta didik.
Pengelolaan kelas dan formasi yang digunakan dalam pembelajaran
dengan penerapan metode Gallery Walk adalah dengan pengembangan jenis-
jenis kreatifitas dan daya imajinatif peserta didik. Jenis-jenis kreatifitas dan
daya imajinatif inilah yang harus dikembangkan kepada peserta didik, agar
dalam proses pembelajaran dalam terlaksana sesuai dengan tujuan
pendidikan yaitu membentuk karakter peserta didik agar akitf dan kreatif dan
berbudi luhur.
Perencanan pembelajaran di MA Islamiyah At-Tanwir yang
11Ibid.,
59
seharusnya dilakukan oleh para guru sebelum KBM berjalan, akan tetapi
dengan berbagai kendala guru dalam proses penyusunan pembelajaran,
masih belum maksimal diantaranya dalam proses pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang seharusnya diserahkan lebih awal
sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) dikelas dilaksanakan, hal tersebut
belum terlaksana secara maksimal.12
4. Media Pembelajaran
Media pembelajaran Biologi atau di MA Islamiyah At-Tanwir
khususnya di laborarium Biologi sudah 80% tersedia, dengan dibangunya
laboratorium yang representatif dan media-media pembelajaran di kelas
seperti blackboard, spidol, kerta presentasi dan lain-lain sudah dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran maupun KBM. Ini dilakukan agar
para guru dan peserta didik dapat menjalankan proses pembelajaran dengan
maksimal.
Media pembelajaran sangat dibutuhkan pada pembelajaran Biologi,
ini dimaksudkan untuk mendukung penggunaaan pendekatan, strategi,
metode serta kreatifitas guru dalam mengelola media, karena hal ini sangat
berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran. MA Islamiyah At-Tanwir,
memfasilitasi setiap kelas dengan papan tulis, sebagai alat pembelajaran dan
buku acuan yang relevan sebagai bahan pembelajaran.13
5. Evaluasi Pembelajaran
Penerapan pembelajaran tidak dapat diketahui hasilnya, tanpa melalui
evaluasi hasil belajar. Evaluasi pembelajaran Biologi di MA Islamiyah At-
Tanwir menggunakan perincian sebagai berikut:
1) Penilaian proses
Penilaian proses dilakukan terhadap partisipasi peserta didik baik
secara individu maupun kelompok, selama proses pembelajaran
berlangsung. Standar evaluasi yang digunakan di MA Islamiyah At-
Tanwir dalam penilaian proses dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik
12Wawancara dengan Drs. Mustam, dan Drs. Mahmudi Thoha Kepala Sekolah MAIslamiyah At-Tanwir, lampiran 3, 4, 5, 6.
13Observasi dan Wawancara dengan Drs. Mahmudi Thoha, Kepala Sekolah, lampiran 3, 4, 7dan 8.
60
secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial. Hal ini dapat dilihat dari
aspek afektif dan psikomotor dilihat juga dari tingkah laku dan
kepribadian peserta didik.
2) Penilaian hasil
Untuk mengetahui penerapan pendekatan dengan menggunakan
strategi dan metode pembelajaran metode Gallery Walk dalam
pembelajaran Biologi materi pokok Virus berhasil atau tidak, dapat dilihat
dari hasil tes yang diberikan oleh guru dapat dilihat hasilnya dari proses
secara kognitif, dapat dilakukan dengan tes tertulis maupun tes lisan, serta
aspek afektif dan psikomotor dilihat dari tingkah laku dan kepribadian
peserta didik.
6. Penutup
Pembelajaran diakhiri dengan tes evaluasi, untuk mengevaluasi
penguasaan peserta didik tentang pengayaan materi pokok. Guru memberikan
soal tes baik tes tertulis maupun tes lisan yang terancang sebelumnya oleh
guru. Selanjutnya guru memberikan motivasi belajar kepada peserta didik
serta memberikan tugas rumah dan diakhiri dengan doa bersama.14
C. Implementasi Metode Gallery Walk dalam Pembelajaran Biologi di MA
Islamiyah At-Tanwir
Pembelajaran menggunakan metode Gallery Walk dimaksudkan sebagai
metode pembelajaran yang dirancang agar peserta didik menjadi aktif, inovatif,
dan imajinatif untuk mengembangkan kreatifitas peserta didik sehingga
pembelajaran dalam terlaksana secara maksimal dan menyenangkan.
Metode Gallery Walk dimaksudkan dalam proses pembelajaran guru
diharuskan menciptakan suasana sedemikian rupa, sehingga peserta didik dapat
mengeksplorasi imajinatifnya dalam sebuah karya bersama, bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Hal ini dimaksudkan agar
aktifitas dan kreatifitas dalam pembelajaran terealisasi pada diri peserta didik.
Aktifitas dan kreatifitas dimaksudkan agar peserta didik juga menciptakan
14Observasi lapangan Ketika Guru menyampaikan Materi dengan Metode gallery walk..lampiran 7 dan 8.
61
kegiatan suasana belajar tersendiri dan beragam dan guru memotivasi peserta
didik untuk aktif, kratif, dan inovatif, hal ini dimaksudkan untuk memenuhi
berbagai tingkat kemampuan peserta didik.15
Karena, pembelajaran merupakan esensi dalam pendidikan maka,
implementasi metode adalah sarana untuk mencapai tujuan pendidikan yang
harus dikelola dan dipersiapkan oleh guru, dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas. Implementasi metode Gallery Walk dalam pembelajaran Biologi materi
pokok Virus di MA Islamiyah At-Tanwir dilaksanakan oleh guru Biologi adalah
sebagai berikut:
1. Perencanan Guru
Perencanaan sebelum pembelajaran sangat penting dilakukan oleh
seorang guru, agar pembelajaran dapat terealisasi dengan baik. Menurut Drs.
Mustam, sebelum pembelajaran dilakukan, guru mempersiapkan dengan
matang terlebih dahulu. Mencari strategi, metode, model pembelajaran yang
cocok serta penguasaan materi Virus secara optimal. Pada pembelajaran
Biologi materi pokok Virus ini, Guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi
Dasar (KD) dan menjabarkan indikator-indikatornya sendiri, menyiapkan
media pembelajaran, alat dan bahan-bahan pembelajaran serta sarana
pendukungnya sehingga pembelajaran terlaksana dengan maksimal.
Materi pokok Virus adalah salah satu materi pelajaran Biologi yang
sangat komplek, materi pokok Virus dalam di MA Islamiyah At-Tanwir
sangat cocok diterapkan dengan menggunakan metode Gallery Walk, karena
materi pokok Virus menekankan pada aspek pemahaman, pengetahuan baru,
menumbuhkan minat, kreatifitas, percaya diri, daya imajinitas dan
kompetensi yang dimiliki peserta didik sendiri. Sehingga dalam analisa
pemecahan masalah yang ada pada peserta didik sangat dibutuhkan, untuk
memahamkan dan memberikan pengetahuan kepada peserta didik.
15Wawancara dengan Guru Biologi dan Kepala sekolah MA Islamiyah At-Tanwir. Lampiran3, 4, 5, 6.
62
2. Penerapan Metode Gallery Walk
Implementasi metode Galley Walk materi pokok Virus di MA
Islamiyah At-Tanwir, guru menggunakan langkah-langkah dan tahapan-
tahapan sebagai berikut:
a. Tahap awal
Pada tahap dalam pembelajaran Biologi materi pokok Virus guru
membuka pelajaran sebagaimana materi pokok Virus yang akan
dipelajari, dengan menyajikan dan mempertayakan fenomena penyakit-
penyakit yang mematikan, misal flu babi Virus H1N1, flu burung Virus
H5N1 dan lain-lain. Sehingga membuat peserta didik rasa ingin tahunya
tinggi. Menerangkan secara singkat materi pokok Virus dan
memunculkan masalah-masalah yang berkenaan dengan meteri pokok
Virus. Masalah-masalah yang dimunculkan oleh guru inilah yang harus
dicari dan dijelaskan peserta didik dengan menggunakan media kertas
plano atau lif flat kemudian digalerikan. Adapun masalah masalah dari
materi Virus tersebut dibagikan secara acak yang meliputi, sejarah
penemuan Virus, sifat dan struktur Virus, reproduksi (replikasi) Virus,
peranan Virus dalam kehidupan, macam-macam penyakit pada manusia
yang disebabkan oleh Virus.
Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 5 kelompok masing-
masing kelompok terdapat anggota 8 orang. Guru memerintahkan
masing-masing kelompok untuk memilih salah satu peserta kelompok
sebagai presentator yang bertugas mempresentasikan hasil karya
kelompok. Kemudian guru membagikan kerta plano atau lif flat dan
spidol kepada masing-masing kelompok untuk membuat sebuah karya
bersama dalam sebuah kertas plano tersebut.
b. Tahap Inti
Pada tahap inti peserta didik mendiskusikan masalah-masalah
yang telah diberikan oleh guru. Masing-masing kelompok satu masalah,
guru juga memberikan batas waktu yang diberikan untuk mendiskusikan
dan memecahkan masalah. Guru memantau pekerjaan mereka dalam
63
memecahkan masalah yang telah diberikan. Masing-masing kelompok
sibuk mendiskusikan masalah dengan rekan-rekan sekelompoknya
dengan buku-buku serta beberapa referensi materi pelajaran Virus yang
telah dibawa oleh peserta didik sendiri atau yang dibawa oleh guru.
Dengan habisnya waktu yang diberikan oleh guru kepada masing-
masing kelompok. Masing-masing kelompok menempelkan hasil karya
untuk digalerikan di dinding kelas kiri kanan kelas. Salah satu dari
peserta kelompok berjaga dimasing-masing hasil karya, yang bertugas
mempresentasikan hasil karya secara singkat yang terbatas waktunya.
Sementara masing-masing kelompok berjalan mengelilingi satu persatu
hasil karya kelompok lain yang digalerikan dan mencatat apa yang telah
disampaikan oleh presentator pada masing-masing hasil karya.
Setelah bergantian berjalan melihat, memperhatikan,
mendengarkan dan mendatangi semua hasil karya yang telah digalerikan,
peserta didik duduk kembali berkumpul sesuai kelompok. Kemudian
memberikan saran dan kritikan serta pertanyaan kepada kelompok lain
secara bergantian. Kelompok yang mendapatkan pertanyaan dan saran
kritik memberi tanggapan yang telah dibebankan.
Setelah selesai semua kelompok menanggapi pertanyaan dan
saran kritik, guru memberikan evaluasi seadaanya, mengklarifikasi
materi yang sekiranya belum lengkap dan memberikan motivasi kepada
peserta didik terhadap pentingnya belajar pengetahuan mengenai materi
Virus tersebut.
c. Penutup
Pembelajaran diakhiri dengan tes evaluasi, untuk mengevaluasi
penguasaan peserta didik tentang pengayaan materi pokok Virus sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah tersusun dalam indikator pada
RPP. Soal tes terancang banyak menggunakan analisis dan jawaban
64
terbuka dengan post tes. Setelah jam berakhir peserta didik
mengumpulkan jawaban dan diakhiri doa bersama. 16
D. Problematika Implementasi Pembelajaran Biologi dengan Menggunakan
Metode Gallery Walk di MA Islamiyah ATanwir
Problematika pelaksanaan pembelajaran Biologi dengan menggunakan
metode Gallery Walk, melibatkan tiga komponen sekaligus; pertama, guru
sebagai fasilitator menjadikan peserta didik lebih kreatif dalam menerima dan
belajar materi pelajaran; kedua, peserta didik sebagai obyek materi pembelajaran
yang menerima langsung pelajaran yang telah diprogram oleh guru, belajar
memahami materi pelajaran; dan ketiga, KBM menjadi kompoen sangat sangat
urgen dan satu komponen dalam KBM, adalah metode pembelajaran sebagai
sarana dan instrumen guru dalam menyampaikan materi pelajaran agar tepat
sasaran dan membuat suasana kegiatan belajar mengajar maksimal dan kondusif
yaitu aktif, kreatif, inovaif dan menyenangkan.
Lebih jelasnya problematika penerapan metode Gallery Walk dalam
pembelajaran Biologi pada materi pokok Virus yang sangat urgen adalah sebagai
berikut:
1. Problema Guru
Sesuatu yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pengajaran
adalah membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
mengacu pada standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) materi
pelejaran. Karena dengan perencanaan guru dapat mengarahkan tujuan
pembelajaran pada peserta didik dan mengetahui hasil di akhirnya nanti.
Menurut kepala MA Islamiyah At-taanwir Drs. Mahmudi, perencanaan
pembelajaran yang seharusnya di buat oleh oleh guru sebelum melaksanakan
kegiatan belajar mengajar (KBM), belum terlaksana secara maksimal karena
seharunya RPP diberikan kepada supervisor sebelum KBM untuk dikoreksi,
guru hanya mempersiapkan secara sederhana.
16Hasil observasi dan wawancara Guru Biologi dalam proses pelaksanaan pembelajaran dikelas dan wawancara dengan Guru Biologi, lampiran 5, 6 dan 7 dan 8.
65
Dalam pelaksanaanya, kegiatan pembelajaran sebenarnya sangat
menarik bagi siswa ini terlihat begitu responsifnya siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode Gallery Walk.
Peserta didik sangat aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas. Tetapi, karena pengaturan persiapan kelas dan
pembagian peserta didik yang terlalu banyak, menyebabkan pembagian
pengelompokan anggota belajar di kelas kurang bisa optimal. Dengan
demikian proses pembelajaran dengan metode Gallery Walk juga masih
kurang optimal.17
Berkaitan dengan kompetensi yang ada pada diri guru, kompetensi
yang dimaksudkan disini adalah kompetensi yang meliputi kepribadian,
professional, penguasaan bahan, menejemen kelas dan cara-cara mengajar.
Dalam kompetensi kepribadian, tidak ada masalah-masalah yang berarti
yang ada pada guru-guru MA Islamiyah At-Tanwir. Semua guru sudah
diseleksi melalui proses yang ketat, sehingga guru yang terpilihpun
merupakan guru pilihan yang berkepribadian luhur.
Kompetensi penguasaan bahanpun sudah dimiliki oleh guru-guru MA
Islamiyah At-Tanwir, melalui pengetahuan akademis yang mereka dapatkan
dari sekolah keguruan, yang kemudian mereka ubah menjadi kesanggupan-
kesanggupan dalam memahami apa yang seharusnya diajarkan. Jadi dalam
penguasaan bahan merekapun tidak menemui masalah yang berarti. Tetapi
hambatan yang sangat mendasar adalah kurang adanya pengembangan-
pengembangan bahan pelajaran dan materi-materi yang disampaikan kepada
peserta didik, yang dimasukkan dalam indikator materi pelajaran.18
Sedangkan permasalahan yang terlihat adalah dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajarannya, yaitu berhubungan dengan persiapan guru yaitu
dalam proses pelaksanaan pembelajaran dan pengaturan kelompok belajar
masih kurang optimal, sehingga kondusifitas suasana kelas dalam proses
bembelajaran juga kurang maksimal.
17Wawancara Drs Mahmudi Thoha, Guru pelajaran Biologi dengan penulis, lampiran 3 dan4.
18 Hasil observasi dan Wawancara Guru Biologi MA Islamiyah At-Tanwir, lampiran 5, 6dan 7 dan 8.
66
Jadi sebagaima problematika dan kendala yang dihadapi oleh Guru
dalam aplikasi metode Gallery Walk dapat diklasifikasikan yaitu, penyerahan
RRP materi Virus yang dibuat oleh guru Biologi tidak tepat waktu,
penjabaran indikator belum sesuai dengan silabus, kurang teliti dalam
mengawasi dan memperhatikan peserta didik dalam mengerjakan tugas yang
telah diberikan kepada masing-masing kelompok ketika penerapan Metode
Gallery Walk, serta kurang efektif dalam penyettingan ruang kelas disaat
metode ini berlangsung.
2. Problema Peserta Didik
Peserta didik sebagai obyek pembelajaran yang merupakan
komponenen strategis dalam KBM, mempunyai peran yang sangat urgen
dalam menyukseskan kegiatan pembelajaran. Peserta didik harus siap secara
maksimal baik dari aspek kognitif, afekftif, maupun psikomotorik, ketiga
aspek tersebut harus sinergis, karena aspek teserbut merupakan modal dalam
menyukseskan proses pembelajaran yang harus dipersiapkan oleh peserta
didik.
Dari latar belakang peserta didik MA Islamiyah At-Tanwir, sebagian
tinggal di rumah yang pulang pergi dari ke sekolah dan sebagian lagi tinggal
di Pondok pesantren yang letaknya tak jauh dari sekolah, karena lokasinya
masih satu komplek. MA Islamiyah At-Tanwir memisahkan antara peserta
didik putra dan putri, jadi lingkup kelas menjadi homogen. Siswa putra di
kelas sendiri dan siswi putri sama-sama siswa putri. Sehingga kegiatan
belajar mengajar dipisahkan antara siswa putra dengan siswa putri.
Problema atau kendala yang berkembang dari peserta didik sendiri,
terlihat pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas, memang peserta didik
sangat aktif dalam menerima pelajaran dangan sistem penerapan metode
Gallery Walk saat pembelajaran, akan tetapi masih ada kendala yang
dihadapi peserta didik sendiri, seperti kadang ada peserta didik yang luput
dari pengawasan guru dengan bergurau sendiri, sehingga membuat suasana
belajar menjadi kurang optimal.
67
Kegiatan belajar peserta didik yang masih kurang teratur,
dikarenakan setting pembagian kelompok belajar, pada saat diskusi
pembelajaran Biologi pada materi Virus dengan metode Gallery Walk kurang
begitu optimal. Menyebabkan jalanya proses belajar mengajar juga kurang
maksimal. Ada satu dua anak yang luput dari pengawasan guru sehingga
kadang-kadang membuat gaduh. Pembelajaran di MA Islamiyah At-Tanwir
Talun, kebanyakan materi hafalan. Sehingga memungkinkan peserta didik
kurang lebih berkonsentrasi pada pelajaran berikutnya karena terforsir
dengan pembelajaran sebelumnya.
Kendala atau problem lain yang bisa dilihat yaitu kurang optimalnya
pengelolaan dan pengaturan kelas, mengakibatkan suasana kelas juga kurang
kondusif. Ini juga sangat berpengaruh terhadap peserta didik. Banyaknya
jumlah siswa dalam satu kelas terdapat 42 anak dibagi menjadi 5 kelompok
dan masing-masing kelompok terdapat 8 orang ada juga yang 9 siswa.19
Jadi, dari berbagai pemaparan kelah dikemukakan dari faktor-faktor
yang ada pada peserta didik. Dari kendala atau problem yang ada dapat
dilihat yakni, banyaknya peserta didik, setting dan pengaturan kelas yang
kurang kondusif, peserta didik sebelumnya sudah terforsir dengan dengan
pelajaran hafalan. Dan dari permasalahan inilah yang harus dicarikan
sosusinya.
3. Problem Pada KBM
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dana pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dari pengertian tersebut, kurikulum berisi seperangkat
rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan untuk mencapai
tujuan Nasional dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan daerah dan juga satuan pendidikan.
Kurikulum pembelajaran di MA Islamiyah At-Tanwir ini, di samping
sebagai obyek utama adalah kurikulum Kementerian Agama RI, tetapi juga
19Hasil observasi dan Wawancara Guru Biologi MA Islamiyah At-Tanwir, lampiran 5, 6 dan7 dan 8.
68
menggunakan kurikum muatan lokal, kurikulum ini diadopsi dari kurikulum
pembelajaran yang ada di Pondok Pesantren Gontor Ponorogo yang
mengakibatkan proses pengurangan waktu belajar dimasing-masing
pelajaran, serta banyaknya pelajaran muatan lokal yang proses
pembelajaranya dengan metode hafalan, dan pemahaman sistesa pelajaran
yang mendalam.
Kurikulum sendiri mencakup pendekatan, metode, dan model
pembelajaran, dan yang lebih urgen kendalanya adalah pada proses
pembelajaranya yakni dari metode, terjadinya pengurangan waktu sekitar 5
menit dari waktu standar pembelajar yang ada, yang seharusnya 45 menit
menjadi 40 menit, jadi proses kegiatan pembelajaran menjadi berkurang 5
menit. Pada metode sendiri jika dikalkulasikan membutuhkan waktu standar
45 menit sehingga kegiatan pembelajaran juga harus ada pengurangan.
Metode Gallery Walk sendiri mempunyai beberapa kelemahan yang
harus disiasati, kelemahan-kelemahan itu meliputi, bila anggota kelompok
terlalu banyak akan terjadi sebagian siswa menggantungkan kerja kawannya,
guru perlu ekstra cermat dalam memantau dan menilai keaktifan individu
dan kolektif, pengaturan setting kelas yang lebih rumit.20
20Hasil observasi Silabus dan RPP serta wawancara Kepala Sekolah, MA, Islamiyah At-Tanwir, lampiran 3, 4 dan 7, 8, 9, 10.
69
BAB IV
ANALISIS PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI METODE GALLERY WALK
DAN SOLUSINYA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
DI MA ISLAMIYAH AT-TANWIR
A. Analisis Implementasi Pembelajaran Biologi dengan Menngunakan
Metode Gallery Walk di MA Islamiyah At-Tanwir
Setelah peneliti mengamati dan mencermati proses implementasi
pembelajaran Gallery Walk dalam pembelajaran Biologi materi pokok Virus
kelas X MA Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro Tahun Ajaran
2010/2011. Menurut peneliti metode Gallery Walk dalam pembelajaran
Biologi khususnya pada materi pokok Virus, dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif cara pengajaran pelajaran Biologi. juga bisa digunakan pada materi-
materi yang lain. Jadi metode Gallery Walk, tidak saja bisa digunakan dalam
pembelajaran materi Virus, akan tetapi bisa juga digunakan untuk materi-
materi pelajaran lainnya.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya meliputi, guru, peserta didik , ruang kelas, dan lain-lain.
Sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.1 Dari pengertian
ini dapat dipahami bahwa pembelajaran dapat dimaksudkan bagaimana
membelajarkan peserta didik atau bagaimana membuat peserta didik dapat
belajar dengan mudah. Dorongan atau motivasi dari diri peserta didik sendiri
dan juga dari guru sangat penting dalam menunjang keefektifan metode
Gallery Walk, untuk memahami materi-materi pelajaran. Sebagaimana telah
tertuang dalam kurikulum pendidikan yang menjadi kebutuhan dari peserta
didik.
Dari pernyataan di atas, maka dalam proses pembelajaran dibutuhkan
pendekatan, model, strategi dan juga metode pembelajaran yang harus terus
diperbaharui dan dikembangkan. Agar ditemukan inovasi-inovasi baru yang
1E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004),hlm. 100.
69
70
dapat mengoptimalkan tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Metode Gallery
Walk sebagai metode pembelajaran aktif (active learning) memberikan inovasi
yang berbeda dalam kegiatan belajar mengajar.2 Metode ini mencakup,
pengetahuan baru, keterampilan baru, memupuk kreatifitas, peningkatan dalam
bidang, menumbuhkan minat baru dibidang, menanamkan rasa percaya diri.
Biologi berasal dari kata latin yaitu bios (hidup), dan logos (ilmu), jadi
Biologi berarti ilmu yang mempelajari mahluk hidup. Pelajaran Biologi
mencakup berbagai materi, salah satunya adalah materi Virus. Dengan belajar
materi Virus peserta didik diharapkan dapat mengetahui, memahami manfaat
dan kerugian yang diakibatkan oleh Virus bagi kehidupan, baik itu pada
hewan, manusia maupun tumbuhan. Peserta didik juga mengetahui, apa
sebenarnya Virus itu, bagaimana bentuk struktur dan cara berkembang
biaknya. Maka dengan metode Gallery Walk materi Virus akan sangat
memudahkan peserta didik untuk belajar materi pelajaran di kelas sekaligus
penerapan dan manfaatnya di lingkungan dan masyarakat.
Strategi pembelajaran lama atau teori pembelajaran tradisional,
khususnya pembelajaran Biologi. Pada pelaksanaan proses pembelajaranya
lebih memfokuskan pada angan-angan, ceramah yang kadang-kadang
membosankan. Pembelajaran tradisional ini biasanya yang mendominasi pada
waktu pembelajaran adalah guru, anggapan guru yang penting hanya
materinya, sehingga tidak memperhatikan kebutuhan kompetensi peserta didik.
Padahal keberhasilan proses pembelajaran juga memperhatikan dari segi
psikologis, dari segi kepribadian dan tingkah laku peserta didik.
Teori pembelajaran yang lebih modern, pelaksanaaan proses
pembelajarannya lebih menekankan pada kompetensi peserta didik,
penyampaian materi-materi yang membutuhkan daya pegetahuan, imajinasi
serta mengeksplorasi seluruh kemampuan, keterampilan dari peserta didik
sendiri. Sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Karena, belajar
akan berhasil apabila berdasarkan pada motivasi yang berasal dari diri peserta
2Ismail, SM, M.Ag. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:Rasail Media Group, 2008), hlm. 89.
71
didik sendiri. Dengan penerapan strategi pembelajaran menggunakan metode
Gallery Walk akan dapat menumbuhkan motivasi belajar, mengaktifkan proses
pembelajaran, menjadikan peserta didik kreatif dan inovatif serta menciptakan
iklim pembelajaran yang menyenangkan.
Oleh karena itu, peserta didik tidak boleh dianggap sebagai bejana
kosong yang harus terus menerus diisi. Melainkan harus diperhatikan bahwa
peserta didik sebenarnya telah memiliki fitrah atau bakat yang telah ia bawa
sejak lahir. Sehingga dalam proses pembelajaran fitrah atau bakat peserta didik
ini harus terus menerus dioptimalkan.
Pembelajaran menggunakan metode Gallery Walk dimaksudkan
sebagai metode pembelajaran yang dirancang agar peserta didik menjadi aktif,
kretif, inovatif, dan imajinatif. Sehingga, pembelajaran dapat terlaksana secara
optimal dan menyenangkan. Penerapan metode Gallery Walk di MA Islamiyah
At-Tanwir, sebagai sarana dan instrumen untuk mencapai tujuan pendidikan
yang dikelola dan dipersiapkan oleh guru, dalam kegiatan belajar mengajar
peserta didik. Lingkungan sekitar juga merupakan sarana pembelajaran Biologi
baik itu lingkungan kelas maupun lingkungan secara umum. Materi Virus
sendiri terkait dengan lingkungan, karena Virus sangat merugikan bagi
kehidupan. dengan pengetahuan pula Virus juga dapat dimanfaatkan. Akan
tetapi yang lebih penting adalah bagaimana peserta didik dapat mengetahui,
memahami serta mengaplikasikan materi pelajaran yang disampaikan guru.
Wottuba dan Wright (1975) menyimpulkan ada tujuh indikator yang
menunjukkan penerapan pembelajaran efektif, yaitu:
1. Pengorganisasian pembelajaran dengan baik;
2. Komunikasi secara efektif;
3. Penguasaan dan antusiasme dalam mata pelajaran;
4. Sikap positif terhadap peserta didik;
5. Pemberian ujian dan nilai yang adil;
6. Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran;
7. Hasil belajar peserta didik yang baik.3
3Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: PTRineka Cipta, 2008), Cet I, hlm. 289.
72
Semua indikator tersebut, tercakup dalam kegiatan perencanaan,
proses, evaluasi dan supervisi. Maka hasil analisis data tersebut kemudian
dijabarkan dalam tiga pembagian sesuai dengan urutan pembelajaran secara
kronologis, berupa perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dan supervisi
Implementasi metode Gallery Walk dalam pembelajaran Biologi materi
pokok Virus di MA Islamiyah At-Tanwir merupakan pengembangan
berdasarkan atas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan
KTSP, MA Islamiyah At-Tanwir sendiri menggunakan kurikulum
Kementerian Agama RI (Kemenag), yang dilaksanakan oleh guru Biologi
dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran.
Berdasarkan tiga tahapan pembelajaran tersebut, dapat di analisis
sebagai berikut:
1. Analisis Tahapan Perencanaan Pembelajaran
Tahapan persiapan yang dilakukan pada saat penerapan
pembelajaran, merupakan bagian dari sebuah kegiatan dan persiapan
sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Begitu juga dalam implementasi
metode Gallery Walk memerlukan persiapan perencanaan pembelajaran.
Apalagi pelajaran Biologi materi pokok Virus .
Perencanaan yang dimaksud di sini meliputi silabus dan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), untuk membatasi agar tidak keluar
dari ruang lingkup masalah penelitian yang dikaji, untuk menilai silabus
dan RPP, apakah sudah baik ataukah masih kurang. Hal itu dapat diketahui
setelah dipraktekkan dalam proses pembelajaran, kemudian dilihat hasilnya
melalui nilai peserta didik atau cara lain yang dapat menggambarkan
tercapainya tujuan dan penguasaan kompetensi oleh peserta didik. Apabila
dalam proses pembelajaran peserta didik aktif, kreatif menjadi termotivasi,
dapat menangkap informasi yang diberikan guru serta nilai hasil belajarnya
memuaskan, maka dapat dikatakan perencanaan yang dibuat telah baik,
begitu juga sebaliknya.
73
Metode Gallery Walk sebagai sarana pembelajaran dalam proses
belajar mengajar di MA Islamiyah At-Tanwir adalah kenyataan yang tidak
dapat dipungkiri. Karena metode Gallery Walk akan membantu tugas guru
sebagai instrumen mengajar dalam menyampaikan pesan-pesan dari materi
pelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Penggunaan alat bantu
sebagai media tidak bisa sembarangan menurut kehendak guru, tetapi harus
memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan keefektifan pelaksanaan
metode Gallery Walk dan tujuan pembelajaran.4
Problem yang ada pada silabus dan RPP yang sering ditemui oleh
kepala sekolah sebagai supervisior yakni dalam penyusunannya masih
sering tidak tepat waktu. Seharusnya silabus dan RPP yang disusun guru
sesegera mungkin dapat diserahkan kepada kepala sekolah. sehingga dapat
dilakukan koreksi. Keterlambatan membuat silabus dan RPP berakibat
ketika melaksanakan pembelajaran tanpa persiapan yang matang sangatlah
merugikan bagi guru dan peserta didik.
Berdasarkan data hasil wawancara dengan Drs. Mustam sebagai
guru Biologi bahwa silabus dan RPP semester ganjil ini beliau menyusun
sendiri pada awal semester tahun pelajaran baru 2010/2011, kemudikan
dibahas dalam rapat Musyawarah Guru mata Pelajaran (MGMP). Dalam
teknis penyusunannya hambatan yang beliau temui seperti, penjabaran
indikator masih kurang mengena secara keseluruhan dari SK, KDnya,
problem yang biasa beliau ditemui ketika pelakanaan proses pembelajaran
disebabkan banyaknya peserta didik sehingga pengaturan pengelolaan
kelas juga kurang maksimal, juga faktor setting kelas masih kurang
optimal.5
Selain dengan wawancara, seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, untuk mengetahui apakah perencanaan pembelajaran berupa
silabus dan RPP telah memenuhi standar penyusunannya, digunakan
4Analisis Silabus dan RPP serta wawancara Kepala sekolah, guru Biologi, MA IslmiyahAt-Tanwir, lampiran, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8.
5Analisis hasil wawancara guru Biologi dan kepala MA Islamiyah AT-Tanwir Talunterlampir, lampiran 5 dan 6.
74
analisis dokumen silabus dan RPP kelas X semester ganjil pada pelajaran
Biologi materi Virus . Indikator yang menentukan dalam analisis dokumen
silabus dan RPP apakah telah memenuhi standar ataukah belum
berdasarkan enam indikator, yaitu:
a. Format Silabus dan RPP
Pertama dimulai dengan melihat format silabus dan RPP
tersebut. Perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang memuat sekurang-kurangnya
tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,
dan penilaian hasil belajar.6
Hasil analisis dokumen tersebut menunjukkan bahwa format
silabus maupun RPP yang telah disusun oleh guru telah memenuhi
standar seperti apa yang dimaksudkan dalam Peraturan Perundangan
Standar Nasional Pendidikan sesuai dengan apa yang tertuang dalam
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).7
b. Tujuan Pembelajaran RPP
Indikator kedua untuk menganalisis tujuan pembelajaran yang
ada di RPP. Tujuan dan indikator dirumuskan melalui identifikasi
Kompetensi dasar. Sehingga antara tujuan, indikator dan kompetensi
dasar harus ada kesesuaian.
Hasil analisis menunjukkan telah adanya kesesuaian antara
SK/KD dengan tujuan yang ingin dirumuskan. Tetapi pada RPP materi
pada penjabaran indikatornya tidak sesuai dengan silabusnya antara
tujuan dengan materi ajar, materi Virus . Secara keseluruhan tujuan
telah sesuai dengan SK/KD, namun masih belum mewakili apa yang
seharusnya dicapai dalam indikatornya. Selain itu pada setiap satuan
RPP indikator yang dirumuskan belum memenuhi untuk dapat
digunakan mengukur ketercapaian kompetensi dasar karena hanya
terdiri dari satu indikator dan tidak dalam bentuk sepesifik seperti
6Himpunan Peraturan Perundangan Standar Nasional Pendidikan, (UU RI No. 20. Tahun2003), (Bandung : Fokusmedia, 2005), hlm. 16.
7Analisis Lembar observasi Silabus dan RPP, lampiran 8, 9, 1 dan 2.
75
bentuk perilaku nyata, mengandung muatan yang menjadi materi
standar, yang dapat diidentifikasi berdasarkan kebutuhan peserta didik,
kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan dan filsafat. Identifikasi
kompetensi perlu dilakukan dengan baik dan benar, karena kesalahan
dalam mengidentifikasi kompetensi dapat mengaburkan makna dan
hakekat pembelajaran.8
c. Materi Pelajaran dan bahan Ajar
Indikator ketiga untuk menganalisis materi pelajaran dan bahan
ajar. Materi pelajaran dalam buku KTSP karangan Khairuddin dkk.,
disebut sebagai materi standar. Materi standar merupakan bahan
pembelajaran berkenaan dengan jawaban atas, “apa yang harus
dipelajari oleh peserta didik untuk membentuk kompetensi?”. Materi
standar merupakan isi kurikulum yang diberikan kepada peserta didik
dalam proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi.9 Sedangkan
Fatah Syukur pada bukunya Teknologi Pendidikan menyebutnya
sebagai materi pokok. Materi pokok adalah pokok-pokok materi
pembelajaran yang harus dipelajari peserta didik sebagai sarana
pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan
menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator
pencapaian belajar.10 Maka, materi pelajaran atau materi standar atau
materi pokok haruslah sesuai dengan kompetensi dasar.
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa telah ada
kesesuaian antara materi pelajaran dengan kompetensi dasar yang sesui
dengan yang diinginkan. Penyusunan perencanaan dan indikator materi
pelajaran tersebut juga telah tersusun secara sistematis. Karena
penyusunan materi pelajaran dengan sistematis akan memudahkan bagi
peserta didik untuk belajar dan tentunya kompetensi yang diharapkan
dikuasai peserta didik dapat tercapai.
8Analisis Lembar observasi Silabus dan RPP, MA Islamiyayh At-Tanwir, lampiran, 1, 2,8, dan 9.
9Ibid.10Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RaSAIL, 2005), Cet I, hlm. 70.
76
d. Strategi/Metode Pembelajaran
Strategi pembelajaran dan metode pembelajaran memeiliki
penegertian yang berbeda. Strategi pembelajaran merupakan suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.11
Sedangkan metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang
ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga
akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai
yang diharapkan.12 Penentuan metode pembelajaran erat kaitannya
dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efisien dan efektif
dalam memberikan kegiatan pembelajaran yang diperlukan untuk
membentuk kompetensi dasar.
Analisis dokumen strategi/metode pembelajaran dalam RPP
didasarkan pada pemilihan metode yang sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai dan materi pelajaran. Metode yang dicantumkan
memang telah sesuai dengan materi dan kompetensi yang diharapkan
dikuasai peserta didik. Dan metode yang digunakan adalah metode
Gallery Walk. Penentuan metode juga tidak luput dari pertimbangan
waktu yang digunakan. Penataan alokasi waktu telah sesuai dengan
proporsi. Namun masih ada keganjilan penghitungan waktu. Dalam
silabus sudah dicantumkan dengan tepat. Yakni dalam pada SK, KD
materi Virus terdiri dari 2 x 45 jam jam tatap muka. Sedangkan dalam
RPPnya hanya 2 x 40 jam tatap muka.13
e. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan alat atau sarana yang
digunakan untuk membantu dalam menyampaikan materi sehingga
lebih mudah dipahami, lebih menarik dan membuat peserta didik lebih
termotivasi. Pemilihan media harus didasarkan pada tujuan
11Bambang Warsita, op.cit., hlm. 268.12Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL,
2008), Cet I, hlm. 8.13Analisis Lembar observasi kegiatan belajar mengajar (KBM) dan RPP, di MA Islamiyah
At-Tanwir, lampiran 8, 9, 4, dan 2.
77
pembelajaran, materi pokok atau materi pelajaran, strategi dan metode
pembelajaran.
Media yang dicantumkan dalam RPP secara keseluruhan tidak
menyimpang dari tujuan pembelajaran, materi pokok atau materi
pelajaran, strategi atau metode pembelajaran. Mengingat metode yang
digunakan adalah metode Gallery Walk, seperti gambar, papan tulis
beberapa alat seperti seperangkat perlengkapan moderasi, gambar, buku
ajar, Lks, spidol.
Selain itu juga, selesai materi yang diajarkan biasanya menurut
Drs. Mustam peserta didik diperlihatkan secara visual gambar-gambar
Virus menggunakan LCD dan proyektor yang tersedia di ruang
multimedia MA Islamiyah At-Tanwir sekaligus guru memberikan
pemahaman klarifikasi terhadap materi pokok Virus dengan
menggunakan power point yang dibuat oleh guru. Disamping itu
peserta didik diberi tugas untuk membuat media berupa gambar
replika-replika Virus, cara replikasi Virus dan macam-macam Virus.
f. Evaluasi
Indikator terakhir ialah evaluasi. Penentuan evaluasi tidaklah
mudah. Melalui beberapa tahap, yakni dari penentuan jenis evaluasi,
bentuk evaluasi sampai menyusun soal yang sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai. Dari hasil analisis dokumen RPP tersebut, soal-soal
yang dibuat guru sudah mengacu pada masing-masing tujuan satuan
RPP di mana soal tersebut dicantumkan. Secara otomatis dapat
diketahui pula bentuk evaluasi. Jenis evaluasi dan cara penilaiannya
juga ditulis dalam RPP tersebut. Dengan demikian evaluasi menjadi
lebih jelas dan terarah.
Hasil analisis tahap evaluasi, sudah tercapai beliau mengadakan
tes evaluasi secara lisan maun tulis, dengan melaksanakan post tes
diakhir pembelajaran. Untuk hasil nilai harian sendiri peserta didik
78
dengan nilai-rata-rata sudah mencapai standar yaitu dengan nilai-rata
ulangan harian post tes 76. 14
Persiapan yang dilakukan oleh guru MA Islamiyah At-Tanwir
dalam mengimplementasikan metode Gallery Walk pada pembelajaran
Biologi. Dimulai dengan menyediakan, silabus, RPP, sarana dan prasarana
yang mendukung proses pembelajarannya, penekanan ini terletak pada
efektivitas dan efisiensi pengadaan sarana pembelajaran. Disajikan cukup
sederhana bagaimana metode tersebut memudahkan peserta didik
memahami materi yang diberikan guru. Karena persiapan kegiatan belajar
mengajar yang optimal akan menghasilkan tujuan yang signifikan, hal ini
tergantung bagaimana konsep yang disajikan sesua dengan konsep dan
teori sebelum pelaksanaan metode Gallery Walk sebagai sarana dan
intrumen pembelajaran.
2. Analisis Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Materi Pokok Virus
Pengumpulan data proses pembelajaran Biologi kelas X di MA
Islamiyah At-Tanwir, dilakukan dengan wawancara guru dan Kepala
Sekolah, observasi proses pembelajaran serta angket yang diberikan
kepada peserta didik .
a. Analisis hasil Angket
Angket yang digunakan untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran pembelajaran menggunakan metode Gallery Walk dalam
pembelajaran Biologi di MA Islamiyah At-Tanwir. Berdasarkan pada
bagaimana kinerja guru dalam membuka pelajaran, kegiatan inti, dan
menutup pembelajaran serta sikap peserta didik sendiri. Lebih
singkatnya yaitu cara guru dalam menyampaiakan pelajaran dan sikap
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Angket ini diberikan
kepada peserta didik kelas X Jurusan IPA yaitu Kelas X A yang
berjunlaah 42 peserta didik dan Kelas X B juga 42 peserta didik ,
secara keseluruhan angket berjumlah 84 buah.
14Analisis Hasil observasi lapangan KBM, Silabus dan wawancara guru Biologi MAIslaniyah At-Tanwir, Tanggal 09 sampai 14 September 2010, lampiran, 1. 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.
79
Dari hasil rata-rata angket, yang telah di isi oleh peserta didik
ke masing-masing kelas IPA X A diperoleh rata-rata 77%, sedangkan
di kelas IPA X B diperoleh hasil angket rata-rata 78%, jadi sini dapat
dianalisis bahwa dari nilai-rata-rata sikap guru dalam mengajar dan
sikap peserta didik dalam mengikuti pelajaran Biologi di MA
Islamiyah At-Tanwir di Kelas IPA X A dan B sudah baik.15
b. Analisis hasil observasi
Observasi dilakukan dua kali dan pada dua pertemuan di hari
yang berbeda. Observasi dilakukan di kelas X MA Islamiyah At-
Tanwir jurusan IPA A dan B. Observasi difokuskan pertama ialah pada
proses pembelajaran mulai dari membuka pembelajaran, inti
pembelajaran dan menutup pembelajaran. Kedua ialah kondisi peserta
didik . Ketiga kesesuaian proses pembelajaran dengan RPP.
Wingkel mengemukakan dalam bukunya Hamzah B. Uno.
bahwa membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian peserta
didik agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari.16 Sedangkan
menurut Saidiman, bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta
respon dari seseorang yang dikenali. Respon yang diberikan dapat
berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil
pertimbangan. Jadi, bertanya merupakan stimulus efektif yang
mendorong kemampuan berfikir.17
Sebelumnya Guru mempersiapkan secara matang metode
Gallery Walk. Sebab instrumen utama menunjang keberhasilan guru
dalam mengajar dan mengembangkan metode yang dipakainya.
Dengan memanfaatkan daya guna media pembelajaran barulah yang
menjadikan metode Gallery Walk menjadi bermakna bagi
15Analisis Lembar rekapitulasi angket dan analisis angket penelitian terlampir, lampiran15, dan 16.
16Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT BumiAksara, 2008), Cet III. hlm. 174.
17Ibid., hlm. 170.
80
pertumbuhan, pengetahuan, keteramplian, kreatifitas dan pembentukan
sikap serta pribadi peserta didik.
Guru membuka pelajaran dengan salam kemudian menertibkan
peserta didik sesuai dengan tempat duduknya, setelah semua peserta
didik tertib guru membuka pelajaran dengan appersepsi, menggali
pertanyaan dari peserta didik materi Virus. Guru juga menyuguhkan
sesuatu yang menarik mengenai materi Virus seperti Virus apa yang
sangat membahayakan manusia dan lain-lain. Kemudian guru masuk ke
materi pokok virus, dari hasil-hasil pertayaan pesrta didik dan
tambahan pertayaan dari guru. Selanjutnya guru membagi kelompok
diskusi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 8
peserta didik, dan diberikan kertas serta spidol untuk menuliskan hasil
diskusi dalam sebuah karya bersama di kertas plano.18
Pada inti pembelajaran guru, guru membagikan permasalahan-
permasalah seputar materi Virus untuk didiskusikan dimasing-masing
kelompok, selanjutnya dengan waktu 35 menit peserta didik disuruh
mengerjakan tugas yang diberikan. Setelah selesai guru menyuruh
menempelkan hasil diskusi kelompok untuk ditempel di dinding, dan
menyuruh salah satu peserta didik untuk berjaga mempresentasikan
hasil diskusi. Selanjutnya masing-masing kelompok diperintahkan
melihat, mengamati dan mendengar presentasi penjaga hasil diskusi,
peserta didik mencacat yang perlu, untuk dipertanyakan.
Setelah peserta didik peserta didik melihat, mengamati,
mencermati serta mendengarkan presentasi hasil diskusi yang berupa
karya, peserta didik diperintahkan untuk duduk kembali sesuai
kelompok masing-masing. Guru mengambil alih waktu, kemudian
peserta didik yang ingin mempertayakan dari hasil, pengamatan, dan
penjelasan dari presentator tadi dipersilahkan. Dan kelompok yang
mendapat pertayaan menanggapinya.
18Analisis observasi pembelajaran dengan menggunakan metode Gallery Walk dalampembelajaran Biologi, lampiran 7, 8, 9, 10.
81
Di akhir pelajaran guru mengklarifikasi dari hasil-hasil diskusi
yang belum lengkap dan masih dipertayakan serta menjelaskan hal-hal
yang perlu dijelaskan. Guru menyuruh beberapa anak untuk
menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari bersama, kemudian
selalu selalu memberikan contoh tentang tokoh dan kata-kata yang
dapat menimbulkan semangat dan motivasi peserta didik . Evaluasi
juga selalu dilakukan dengan soal yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan. Tugas-tugas yang berupa pengayaan materi yang belum
tersampaikan.
Kesesuain indikator belum sepenuhnya sesui dengan silabus,
untuk RPP sudah sesuai dengan yang telah dilaksanakan di kelas.
Penggunaan waktu dan teknik penilaian belum sesuai dari yang
direncanakan. Dalam RPP tertulis adanya penilaian hasil pembelajaran.
Pada prakteknya metode Gallery Walk tidak digunakan evaluasi
sehingga tidak ada hasil diskusi yang dinilai. Cakupan materi yang
diajarkan guru sudah sesuai dengan materi yang dicantumkan di RPP.
Sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dan penggunaan media
juga demikian. 19
Adapun pelaksanaan metode Gallery Walk yang diterapkan
pada kelas X MA Islamiyah At-Tanwir dalam pembelajaran Biologi
materi pokok Virus, bertujuan untuk menyelenggarakan bahan
pelajaran dalam satu jam pelajaran, dapat menjadi sarana yang sesuai
dengan keadaan suasana belajar peserta didik menerima materi pokok
Virus.
Setelah peserta didik melaksanakan metode Gallery Walk dan
berdiskusi bersama untuk menghasilkan sebuah karya pada kelompok
masin-masing. Peserta didik yang terdiri dari 5 kelompok yang masing-
masing kelompok melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang telah
diperintahkan guru. Sedangkan peran hanya guru sebagai fasilitator
19Analisis Lembar observasi Pada saat pembelajaran (KBM) pada pembelajaran Biologimateri pokok Virus, lampiran 8 dan 9.
82
harus mengawasi, mengontrol sampai dimana tugas yang telah
diberikan yaitu membuat suatu karya yang kemudian digalerikan dan
pengetahuan mengenai materi tersebut.20
c. Analisis hasil wawancara guru dan kepala sekolah
Saat wawancara Mahmudi Thoha mengemukakan bahwa
masalah dan hambatan yang masih banyak ditemui guru berkaitan
pelaksanaan pembelajaran di kelas ialah pada pengelolaan kelas,
kurangnya perhatian guru terhadap kompetensi peserta didik juga
perkembangan sikap peserta didik. Kadang-kadang juga masih ditemui
materi yang diajarkan kurang sesuai dengan kompetensi yang harus
dicapai.
Saat mengajar Biologi di kelas, Drs. Mustam menerapkan
beberapa cara dalam pengelolaan kelas, pertama membuat peserta didik
disiplin sesuai dengan tata tertib yang ada. Guru juga tegas sehingga
dalam mengajar, guru membuat beberapa peraturan saat mengajar saat
pelajaran Biologi, sebelumnya juga membuat dan mengatur kelompok
diskusi. Guru memberikan reward (penghargaan) bagi peserta didik
yang prestasinya baik. Secara teknis dalam pelaksanaan peraturan
tersebut tidak ada kendala. Justru diterapkannya peraturan tersebut
peserta didik menjadi lebih semangat, lebih termotivasi dan lebih
disiplin.
Menurut Drs. Mustam, media yang ada di sekolah dari pihak
sekolah telah mencukupinya. Sehingga pelaksanaan pembelajaran
untuk media sendiri tidak ada kendalanya, pihak sekolah sampai saat
ini selalu menyedikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
menunjang KBM di madrasah, sebagai contoh tersedianya lab Biologi,
dan ruang multi media serta perpustakaan.
Bahan atau sumber belajar berupa artikel dari internet, buku-
buku yang ada di perpustakaan dan buku penunjang lain. Tergantung
20Analisis Lembar observasi lapangan di Kelas X, dalam KBM Pelajaran Biologi materivirus, lampiran 5.
83
dari setiap materi dan kompetensi, mana yang lebih komprehensif maka
buku tersebut yang digunakan. Sedangkan buku pegangan peserta didik
sendiri adalah, buku Biologi Untuk SMA/MA, terbitan Intan Pariwara,
Yogyakarta, Erlangga, Jakarta dan buku-buku Biologi di perpustakaan.
Karena memang materi Biologi itu juga sangat banyak dan salah
satunya materi Virus. Sejauh ini buku pegangan peserta didik ataupun
sumber belajar peserta didik sebagian besar peserta didik telah
memiliki buku pegangan, selain buku pegangan juga disarankan
mencari artikel-artikel yang didapatkan dari browsing internet, serta
buku-buku yang disediakan di perpustakaan.
Saat proses pembelajaran berlangsung peserta didik cukup aktif
dan interaktif peserta didik mengikuti mengikuti pelajaran. Untuk
tugas pekerjaan rumah yang diberikan kepada peserta didik, selalu
dikerjakan sesuai dengan waktu yang diberikan. Selain tugas individu
juga ada tugas kelompok, guru memberikan reward bagi yang
mendapatkan nilai tertinggi.21
3. Analisis Tahapan Evaluasi
Tidak semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu
melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam kegiatan sehari-hari, kita jelas-jelas
mengadakan pengukuran dan penilaian. Dari dua kalimat di atas kita sudah
menemui tiga buah istilah yaitu: evaluasi, pengukuran dan penilaian.
Istilah asingnya, pengukuran adalah measurement, sedang penilaian adalah
evaluation. Dari kata evaluation inilah diperoleh kata Indonesia evaluasi
yang berarti menilai (tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu).22
Definisi yang pertama tentang evaluasi dikembangkan oleh Ralph
Tyler (1950). Para ahli mengemukakan bahwa evaluasi adalah sebuah
proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa,
dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum bagian
21Analisis Lembar hasil wawancara guru Biologi dan kepala MA ISlamiyah At-Tanwirterlampir, lampiran 11 dan 13.
22Ibid., hlm. 3.
84
mana yang belum dan apa sebabnya.23
Evaluasi merupakan penilaian hasil dari proses belajar mengajar
dengan menggunakan metode gallery walk, penilaian yang diterapkan
pada pembelajaran Biologi materi pokok Virus di MA Islamiyah At-
Tanwir adalah dengan penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. Tahapan
tes evaluasi, dimaksudkan untuk mengevaluasi penguasaan peserta didik
tentang pengayaan materi pokok Virus sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah tersusun dalam indikator pada RPP. Soal tes terancang banyak
menggunakan analisis dan jawaban terbuka dengan post tes.
Problem yang sering terjadi dalam evaluasi menurut Drs. Mahmudi,
selaku supervisior atau Kepala Sekolah ialah tidak adanya tindak lanjut
dari evaluasi yang dilakukan guru. Seharusnya setelah guru mengetahui
kekurangan peserta didik ada tindak lanjut untuk memperbaiki. Penentuan
nilai peserta didik kadang-kadang juga masih kurang obyektif.
Penilaian berdasarkan atas nilai ulangan harian baik itu nilai pre
test maupun post tes pada materi pokok Virus, setelah itu akan di adakan
tes yang dilakukan pada semester gasal atau disebut mid semester
(imtihan). Evaluasi pembelajaran dilihat juga dari tingkah laku peserta
didik dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Gallery
Walk. Berdasarkan wawancara dengan Drs. Mustam bahwa hasil belajar
peserta didik dengan nilai harian tuntas, dari rata-rata peserta didik IPA
Kels X MA Islamiyah At-Tanwir sebanyak 84 peserta didik, nilai rata-
ratanya sudah 76, dan nilai ini sudah mencapai standar dari KKM.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar
lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.24 Proses belajar
sebagai upaya proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat interaksi
peserta didik dengan berbagai sumber yang ada disekitarnya. Salah satu
23Ibid.,24Bambang Warsita, op.cit., hlm. 266.
85
tanda seorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam
dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotor), dan nilai sikap (afektif).25
B. Analisis Problematika Implementasi Pembelajaran Biologi dengan
Menngunakan Metode Gallery Walk di MA Islamiyah At-Tanwir
Pembelajaran dengan metode Gallery Walk dalam pembelajaran
Biologi khususnya pada materi pokok Virus, hanya dapat terjadi apabila
terdapat partisipasi yang aktif dari peserta didik. Demikian juga peserta didik
tidak akan aktif apabila guru juga tidak aktif dan kreatif dalam pembelajaran
memberikan motivasi belajar dan pandai menciptakan iklim pembelajaran
yang menyenangkan. Metode Gallery Walk sendiri, merupakan motode
pembelajaran dengan kerangka pemikiran bahwa pembelajaran itu harus
berlangsung secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan membuat suasana belajar
menjadi menyenangkan.
Dasar teori di atas, pembelajaran aktif telah diterapkan di MA
Islamiyah At-Tanwir dalam pembelajaran Biologi di kelas X pada materi
pokok Virus , yakni menggunakan metode pembelajaran Gallery Walk. Selain
penerapan metode yang tepat, pembelajaran di MA Islamiyah At-Tanwir juga
mengembangkan variasi-variasi metode Gallery Walk dalam penerapannya,
diantaranya menciptakan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
Dengan memajang hasil-hasil karya peserta didik. Karena setelah pembelajaran
selesai setiap kelompok diwajibkan memperbaiki dan melengkapi hasil
karyanya dan menyetorkan kepada guru sebagai bahan belajar di pajang di
laboratorium Biologi. Hal ini dimaksudkan dapat memotivasi peserta didik
untuk belajar lebih baik dan mendalami materi yang telah diberikan.
Pelaksanaan pembelajaran Biologi dengan menggunakan metode
Gallery Walk di MA Islamiyah At-Tanwir juga tidak lepas dari kendala atau
masalah dalam penerapanya. Problematika atau kendala yang dihadapi dalam
penerapan metode Gallery Walk di MA Islamiyah At-Tanwir, secara lebih rinci
25Ibid., hlm. 62.
86
melibatkan tiga komponen. pertama adalah guru, kedua peserta didik dan
komponen yang ketiga terdapat pada kegiatan belajar mengajar. Dari ketiga
komponen tersebut problem-problem pembelajaran pada metode Gallery Walk
di MA Islamiyah At-Tanwir dapat peneliti analisis sebagai berikut:
1. Analisa Problematika Guru
Seorang guru tentunya perlu persiapan perencanaan sebelum
pelaksanaan pengajaran. Persiapan-persiapan tersebut meliputi perencanaan
pelaksanaan pembelajaran dalam bentuk silabus dan RPP, dengan mengacu
pada standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) materi pelejaran,
mempersiapan media pembelajaran dan memilih metode yang tepat sesuai
dengan materi yang diajarkan.
Guru sebagai agent of education harus mampu menjadi fasilitator
yang baik. Sehingga dengan peranya mampu menemukan solusi dalam
berbagai problem yang terjadi dalam pembelajaran. Sebagai falitator dalam
menjadikan peserta didik kebih kreatif, di sini harus ada usaha seorang
guru mendorong, membina gairah belajar dan partisipasi peserta didik
secara aktif. Kemampuan menjalankan fungsi dan peranan guru sebagai
inovator dan motivator yang senantiasa menemukan hal-hal yang baru
dalam proses belajar mengajar.
Dari analisa peneliti, bahwa problematika yang dihadapi oleh guru
di MA Islamiyah At-Tanwir dalam penerapan metode Gallery Walk dalam
pembelajaran Biologi materi Pokok Virus dapat diklasifikasikan yaitu,
pembuatan RRP oleh guru Biologi yang kurang optimal ketidaksesuaian
kegiatan RPP dengan yang ada di silabus, penyerahan RPP tidak tepat
waktu, penjabaran indikator materi virus belum menyeluruh, kurang teliti
dalam mengawasi dan memperhatikan peserta didik dalam mengerjakan
tugas yang telah diberikan kepada masing-masing kelompok ketika
penerapan metode Gallery Walk, serta kurang efektif dalam penyettingan
ruang kelas.26
26Analisis Analisis KBM, dan wawancara Guru Biologi, dan Kepala Sekolah lampiran, 3,4, 5, 6. 7, 8, 9, 10.
87
2. Analisa Probematika Peserta didik
Dalam diri peserta didik harus tertanam keberanian untuk
mewujudkan niat, karena keinginan serta dorongan pada peserta didik
dalam proses belajar mengajar sangat dibutuhkan. Keinginan dan
keberanian ini untuk mencari kesempatan guna berpartisipasi dalam
persiapan proses belajar mengajar. Dorongan ingin tahu yang besar pada
peserta didik untuk mengetahui dan mengajarkan sesuatu yang baru dalam
proses belajar mengajar. Karena disini peserta didik merupakan obyek
sekaligus subyek pembelajaran.
Analisa problematika yang sering dihadapi pada peserta didik
dalam pelaksanaan pembelajaran pada penerapan metode Gallery Walk di
MA Islamiyah At-Tanwir pada pembelajaran Biologi khususnya materi
pokok Virus yaitu, karena banyaknya anggota kelompok sehingga peserta
didik kurang menyeluruh dalam mengerjakan tugas, ada satu dua anak
yang ramai sendiri sehingga membuat suasana kelas menjadi kurang
kondusif, persiapan peserta didik dalam menerima pelajaran, dan perhatian
serta pengawasan dari guru juga kurang maksimal.
Jadi, dari berbagai pemaparan telah dikemukakan dari faktor-faktor
kendala yang dihadapi peserta didik, tentang kendala dan problem yang ada
dapat dilihat yakni, banyaknya peserta didik dalam pempelajaran Biologi
dengan metode Gallery Walk, setting dan pengaturan kelas yang kurang
kondusif, serta kurangnya pengawasan dan perhatian guru.27
3. Analisa Problematika Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang bertujuan
untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional. Kurikulum berisi seperangkat
rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang telah dibakukan untuk
27Analisis KBM, dan wawancara Guru Biologi, dan Kepala Sekolah lampiran, 3, 4, 5, 6. 7,8, 9, dan 10.
88
mencapai tujuan Pendidikan Nasional dan cara pencapaiannya disesuaikan
dengan keadaan dan kemampuan daerah dan juga satuan pendidikan.
Pengembangan kurikulum di MA Islamiyah At-Tanwir, perlu
didukung dengan iklim pembelajaran yang kondusif. Artinya, proses
kegiatan penyelenggaraan pendidikan harus mengedepankan keamanan,
kenyamanan ketertiban sehingga terjadi suasana yang menyenangkan.
Terciptanya suasana tersebut akan memujudkan pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif, inovatif dan bermakna.
Kemandirian yang dimiliki seorang guru akan menjadikan proses
penyelenggaraan pembelajaran lebih akutal dan mampu menyediakan
pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, kreatif inovatif dan
menyenangkan) sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional dengan sistem
pembelajaran yang menarik serta bermakna.
Penyelengaan kegiatan belajar mengajar di MA Islamiyah At-
Tanwir ini, menggunakan kurikulum Kementerian Agama RI (depag RI),
sesuai dengan standar BNSP (Badan Standar Nasional Pendidikan) dengan
Kurikum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tetapi juga menggunakan
kurikum muatan lokal, kurikulum ini diadopsi dari kurikulum pembelajaran
yang ada di Pondok Pesantren Gontor Ponorogo.
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di MA Islamiyah At-Tanwir,
sendiri mencakup pendekatan, metode, dan model pembelajaran,
pengaturan waktu, perencanan. Dimaksudkan akan menciptakan iklim
pembelajaran maksimal, pada proses pembelajaranya di masing-masing
materi pelajaran, terjadi pengurangan waktu sekitar 5 menit dari waktu
standar pembelajar yang ada, yang seharusnya 45 menit menjadi 40 menit,
jadi proses kegiatan pembelajaran menjadi berkurang 5 menit. Karena pada
metode Gallery Walk sendiri dalam pelaksanaanya membutuhkan waktu
standar 45 menit.
Dari penerapan metode Gallery Walk sendiri, untuk kendala yang
dihadapi dalam pelaksanaan metode dari dari kelemahan metode ini sendiri
yaitu, bila anggota kelompok terlalu banyak akan terjadi sebagian peserta
89
didik menggantungkan kerja kawannya, guru perlu ekstra cermat dalam
memantau dan menilai keaktifan individu dan kolektif, pengaturan setting
kelas yang lebih rumit.28
C. Solusi Terhadap Peoblematika Implementasi Pembelajaran Biologi
dengan Menggunakan Gallery Walk di MAI At-Tanwir
Melihat problematika kendala dan hambatan yang ada dalam
menerapkan metode Gallery Walk di MA Islamiyah At-Tanwir perlu upaya
untuk memperbaikinya dan memaksimalkan pelaksanaan penerapan metode
Gallery Walk dalam pembelajaran Biologi khususnya pada materi pokok
Virus. Kendala-kendala dari berbagai problematika tersebut, perlu diupayakan
solusi untuk memecahkan problem-problem dalam penerapan metode tersebut,
Adapun upaya-upaya dan solusi problematika dari komponen-
komponen yang sangat urgen dalam implementasi metode Gallery Walk dalam
pembelajaran Biologi di MA Islamiyah At-Tanwir tersebut adalah:
1. Meningkatkan Sumber Daya Guru
Guru sangat berperan penting dalam menyukseskan penerapan
metode Gallery Walk. Oleh sebab itu sumber daya yang handal dan
professional dalam menyukseskan penerapan metode Gallery Walk di MA
Islamiyah At-Tanwir perlu ditingkatkan. Karena dalam dengan metode
Gallery Walk dibutuhkan guru atau pendidik yang kreatif menciptakan
inovasi dan kreativitas baru dalam pembelajarannya.
Secara umum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) atau
Musyawarah Guru Bidang Studi (MGBS) mempunyai tujuan
meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru dalam rangka
meningkatkankualitas pendidikan.29 Untuk itu MGMP di MA Islamiyah
At-Tanwir harus ada upaya untuk dikembangkan serta mengevaluasi
perkembangan kemajuan KBM. Karena kegiatan MGMP sendiri, secara
intensif dapat menjadi wahana pengembangan diri guru dan meningkatkan
28Analisis Silabus, RPP, dan wawancara Kepala Sekolah, lampiran, 1, 2, 3 dan 4.29Mulyasa , Kurikulum Tingkat Stuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis, (Bandung: PT.
Remaja Rosydakarya, 2006), hlm. 37.
90
kapasitas kemampuannya untuk menambah pengetahuanya dalam proses
pembelajaran. Dengan fungsi yang lebih sederhana adalah guru mampu
meningkatkan sistem pembelajaran lebih efektif sebagai usaha untuk
meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.
Untuk meningkatkan sumber daya guru, dalam mengatasi
problematika yang berkembang dalam pelaksanaan metode Gallery Walk,
meliputi problem-problem yang telah dijelaskan di atas, maka MA
Islamiyah At-Tanwir, sangat perlu untuk memanfaatkan Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) sebagai forum diskusi guru. Hal tersebut harus
sebaik mungkin harus dapat dimanfaatkan untuk membuat perangkat
pembelajaran seperti silabus dan RPP, penjabaran indikator, penyettingan
lingkungan kelas, berdasarkan masukan-masukan dari para guru di MGMP
dengan mempertimbangkan faktor lain seperti, kompetensi peserta didik,
biaya, sarana dan prasarana, lingkungan, dan kondisi peserta didik dan
masalah-masalah yang timbul. Dengan usaha tersebut maka akan terjadi
transfer ilmu bagi guru untuk membuat perangkat pembelajaran, sehingga
pada saat KBM berjalan sesui dengan yang diharapkan.
Meningkatkan profesionalitas guru, karena Guru profesional harus
mampu mengembangkan perangkat pembelajaran seperti RPP yang baik,
logis, dan sistematis, karena di samping untuk melaksanakan pembelajaran,
juga mengembangkan “professional accountability”. Sehingga guru dapat
mempertanggungjawabkan apa yang telah dan akan dilakukannya, karena
RPP yang dikembangkan guru memiliki makna yang cukup mendalam
bukan hanya kegiatan rutinitas untuk memenuhi kelengkapan administratif,
tetapi merupakan cermin dari pandangan, sikap dan keyakinan professional
guru mengenai apa yang terbaik untuk peserta didiknya. Oleh karena itu
setiap guru harus memiliki RPP yang matang sebelum melaksanakan
pembelajaran, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis.30 Perencanaan
yang tidak tersusun dengan baik akan mengurangi ketepatan seorang guru
dalam mencapai pembelajaran efektif.
30Ibid., hlm. 148.
91
Seorang guru harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki tujuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini, seorang guru harus memiliki kompetensi
meliputi: kompetensi pedagogik; kompetensi kepribadian; kompetensi
profesional; dan kompetensi sosial.31
Profesionalitas seorang guru harus diperhatikan untuk
memaksimalkan KBM, karena dengan adanya guru yang profesional maka
akan dihasilkan tercapainya pembelajaran secara maksimal. Untuk itu guru
di MA Islamiyah At-Tanwir perlu meningkatkan profesionalitas guru-
gurunya khususnya guru pelajaran Biologi.
Dengan adanya profesionalisme guru di MA Islamiyah At-Tanwir
juga akan berpengaruh terciptanya suasana yang enjoyable learning secara
tidak langsung akan memupuk jiwa peserta didik lebih adaptif dan proaktif.
Sehingga akan mengurangi kecenderungan rasa ketergantungan peserta
didik terhadap guru. Selain itu pada peserta didik akan tumbuh sikap
inovatif, kreatif, dan aktif berani mengambil resiko dengan sendirinya
sejalan dengan proses pembelajaran.
Profesionalitas guru dapat ditingkatkan salah satunya melalui,
pengikut sertaan guru dalam pelatihan-pelatihan sumber daya guru,
profesionalisme guru dan lain-lain. Pengawasan yang ketat dari kepala
sekolah yang melibatkan supervisi yang ada di MA Islamiyah At-Tanwir
juga sangat menentukan profesionalisme guru.
2. Meningkatan Kinerja dari Supervisi
Pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan, dan komite
sekolah atau madrasah juga harus melakukan pengawasan atas
penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan
31Tim Fokus Media, Himpunan Peraturan Perundangan Standar Nasional Pendidikan,(Bandung: Tim Redaksi Fokus Media, 2005), cet Pertama, hlm. 19.
92
sesuai kewenangan masing-masing, dilakukan dengan prinsip transparansi
dan akuntabilitas publik.
Karena setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala
satuan sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan. Dan pada
jenjang pendidikan SMA/MA dalam melaksanakan tugasnya dibantu
minimal oleh tiga wakil kepala satuan pendidikan yang masing-masing
secara berturut-turut membidangi akademik, sarana prasana serta
kepesertadidikan.
Ada bermacam-macam konsep supervisi. Secara historis mula-mula
diterapkan konsep supervisi yang tradisional, yaitu pekerjaan inspeksi,
mengawasi dalam pengertian mencari kesalahan dengan tujuan untuk
diperbaiki.32 Namun sekarang telah banyak digunakan berbagai model
supervisi yang dirasa lebih efektif. Sehingga pengertian supervisi tidak
seperti yang dipaparkan di atas. Supervisi adalah usaha menstimulasi,
mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru
di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih
mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.33
Maka berhasilnya suatu pembelajaran juga ditentukan baik tidaknya
supervisi yang mendukung proses tersebut. Pembelajaran yang efektif
dapat tercapai juga ditentukan oleh supervisi yang mendukung.
Jadi, pelaksanaan penyelenggaraan pembelajaran di MA Islamiyah
At-Tanwir sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja supervisi harus lebih
ditingkatkan untuk memaksimalkan terselenggarannya pendidikan dengan
baik dan terencana.
3. Mengembangan Instrumen Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Pembelajaran dilaksanakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hidup. Kegiatan
belajar mengajar (KBM), dengan mengembangkan budaya membaca,
menulis, berkreasi, berinovasi, dan KBM dilaksanakan untuk untuk
32Piet A. Sahertian, Konsep Dan Teknis Supervisi Pendidikan Dalam RangkaPengembangan Sumberdaya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), Cet I, hlm. 16.
33Ibid., hlm 17.
93
memberdayakan dan mengembangkan masyarakat belajar. Yang bertujuan
untuk memaksimalkan pembelajaran di kelas.
Pada dasarnya instrumen belajar yang dipakai dalam pendidikan
atau pelatihan adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau
situasi yang dikumpulkan secara sengaja dan dibuat agar memungkinkan
peserta didik belajar secara individual.34 Selain itu sumber belajar adalah
segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan
yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. Oleh karena
itu, dalam pemilihan sumber dan instrumen belajar yang baik, perlu
memperhatikan beberapa kriteria, yaitu: ekonomis, praktis, dan sederhana,
mudah diperoleh, bersifat fleksibel (luwes), dan komponen-komponennya
sesuai dengan tujuan pembelajaran.35
Instrumsen dalam kegiatan belajar mengajar meliputi, silabus,
rencana pelaksanaan pembelajara dengan pengembangan indikatornya,
waktu, media, pemilihan metode, penyediaan sarana prasarana, pendidik,
peserta didik, serta supervisi kesemuanya harus di tingkatkan untuk
mencapai profesonalitas masing-masing komponen. Dari masing-masing
instrumen tersebut kemudian, dievaluasi untuk ditemukan kelemahan dan
manfaatnya, untuk dicarikan solusi dan dikembangkan oleh sekolah.
Jadi, kegiatan belajar mengajar di MA Islamiyah At-Tanwir, perlu
mengembangkan perangkat maupun instrumen dalam KBMnya. Untuk
memaksimalkan keberhasilan dalam pendidikan di Madrasah sehingga
akan tercapai hasil KBM yang maksimal dan memuaskan sesuai yang telah
direncanakan bersama.
34Fatah Syukur, op.cit., hlm. 97.35Bambang Warsita, op.cit., hlm. 211.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang problematika Implementasi metode
Gallery Walk dalam pembelajaran Biologi pada materi pokok Virus di MA
Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro serta solusi dari
problematika pembelajaran tersebut dan didukung oleh teori-teori yang ada,
maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Problemetika implementasi metode Gallery Walk dalam pelaksanaan
pembelajaran Biologi di MA Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo
Bojonegoro, secara langsaung maupun tidak langsung melibatkan tiga
komponen yaitu: Problem yang dihadapi oleh guru dalam mempersiapkan
dan penerapan matode Gallery Walk. Problem yang dihadapi oleh peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran Biologi dengan metode Gallery Walk.
Problem pada pelaksanaan belajar mengajar pada pelajaran Biologi materi
pokok Virus dengan metode Gallery Walk.
2. Solusi problematika implementasi metode Gallery Walk dalam
pembelajaran Biologi materi pokok Virus di MA Islamiyah At-Tanwir, baik
dari teori-teori yang ada serta analisis lapangan yang penulis terapkan,
maka terdapat beberapa solusi untuk menyelesaikan problematika
implementasi tersebut yaitu: MA Islamiyah At-Tanwir harus meningkatkan
sumber daya guru dengan meningkatkan profesionalitas guru,
meningkatkan kinerja dari superviser yaitu Kepala Sekolah, Kurikulum,
dari Pihak Yayasan, dan mengembangan instrumen kegiatan belajar
mengajar (KBM) secara maksimal serta mengevaluasinya.
B. Sarara-saran
1. Untuk MA Islamiyah At-Tanwir
Pihak madrasah hendaknya, memberikan dan menyediakan serta
melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan belajar mengajar mata
94
95
pelajaran Bilologi/IPA, serta mengawasi, mengevaluasi, pembejaran yang
dilangsanakan oleh guru Biologi. Diharapkan untuk meningkatkan Sumber
daya guru yang profesional dengan mengikusertakan guru Biologi dalam
pelatihan-pelatihan peningkatan mutu pembelajaran Biologi. Sehingga
tercipta tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran tersebut.
Kedisiplinan hendaknya ditingkatkan baik oleh guru sendiri peseta
didik, dan pengawasan dari supervisi, sebab dengan kedisiplinan dari
masing-masing komponen yang baik terlaksana kegiatan belajar mengajar
(KBM) maksimal.
2. Untuk Guru
Setiap guru Biologi di MA Islamiyah At-Tanwir hendaknya lebih
mengembangkan potensi diri. Sehingga guru dapat memahami empat
kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan
sosial. Karena jika seorang guru memiliki empat kompetensi tersebut, guru
akan mengetahui dimana kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap anak
didiknya.
Hendaknya guru juga memahami karakteristik, kondisi psikologis
peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk memunculkan inovasi-inovasi
dalam pelaksanaan dan penyelenggaran Kegiatan belajar mengajar.
Sehingga guru dapat memilih metode dan mengembangkannya secara tepat,
dan meniciptakan iklim pembelajaran dalam suasana yang komunikatif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran.
3. Peserta Didik
Peserta didik di MA Islamiyah At-Tanwir, hendaknya peserta didik
lebih memfokuskan diri ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
serta mengikutinya dengan sebaik-baiknya, membangkitkan motivasi
sendiri untuk menyukai materi pelajaran, serta mengkomunikasikan ke guru
pelajaran Biologi jika ada prolem dan kendala yang dihadapi peserta didik
dalam menerima, mengikuti serta aktif dalam mengikuti mata pelajaran
Biologi khususnya materi Virus.
96
C. Penutup
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT.
Atas rahmat taufiq dan hidayah Allah SWT., penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang sederhana ini tanpa memenuhi hambatan yang berarti. Penulis
penyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan penulis
menerima saran-saran penyempurnaan atau kritik yang bersifat konstruktif
yang senantiasa penulis harapkan dari beberapa pihak demi untuk perbaikan.
Dan akhirnya penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat ridho
Allah SWT. Sehingga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca yang berbudiman pada umumnya Amin.
1
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asqalani, Ibn Hajar, Irsyad As-Sari Li Syarh Shahih Al-Bukhari, Libanon: Daral-Fikr, 1304 H, cet VI.
Anwar, Saefudin, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Arif, Armai, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press,2002.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka Cipta, 1996.
Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.
B. Uno, Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Badan Standar Nasional Pendidikan, Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus MataPelajaran Biologi, Jakarta: BSNP, 2006.
Budiningsih, C. Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineke Cipta, 2005.
Dahama, OP dan OP Bhatnagar, Education an Comunication for Development,New Delhi: Oxford and IBH,1980..
Darsono, Max dkk., Belajar dan Pembelajaran, Semarang: CV. IKIP SemarangPress, 2000.
Daryanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Ed.2 Balai Pustaka, 1994.
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Djamarah, Saiful Bahari dan Aswan Zain, Startegi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta, 2002
Djohar, MS, Pendidikan Strategik: Alternatif untuk Pendidikan Masa Depan,Yogyakarta: Lesfi, 2003.
Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia,1992.
Error! Hyperlink reference not valid.
Hasibuan, JJ., Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Karya. 1986.
Hidayah, Isti dan H. Suhito, Modul matematika TOT, Pembentukan danpemanfaatan media pembelajaran MIPA Bagi Guru Pamong KKG ProvinsiJateng, MDC Kanwil Depag Jateng dan LAPIS, 2007.
Hornby, AS., Oxford Advance Learnes Dictonary, London: Oxford UniversityPress, 1977.
http://id.mc766.mail.yahoo.com/mc/welcome?.
Ismail, SM, M,Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,Semarang: RaSAIL Media Group, 2008.
Langkah Sembiring, dan Sudjino, MS., Biologi Kelas X Semester I Untuk SMA danMA, Klaten: PT. Intan Pariwara, 2006.
Meleong, J. Lexi, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1993, Cet.4.
Mode Screen Only Dibawah Pembatasan Uu Haki Tujuan Eksperimenta, BiologiSMA Kelas I, Referensi Nasional Archive. www.referensinasional.com
Mulyana, Dedi, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,2001.
Mulyasa. E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep, Karakteristik danImplementasi), Bandung: P.T. Remaja Rosda Karya, 2004.
Nasution, S., Kurikulum dan Pengajaran, cetakan kedua, Jakarta: Bumi Aksara,1995.
Nawawi, Hadani dan Mini Martini, Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Prees, 1996.
Rianto, Yatim, Metodologi Penelitan Pendidikan: Suatu Tinjauan Dasar,Surabaya: SIC, 1996.
Rustaman, Nuryani Y., end., Starategi Belajar Mengajar Biologi, UniversitasIndonesia, 2003.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta: Kencana, 2006.
Sardiman AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2006.
Shaleh, Munawir, Politik Pendidikan; Membangun Sumber Daya Bangsa denganPeningkatan Kualitas Pendidikan, Jakarta: Grafindo Khasanah Ilmu, 2005.
Silberman, Melvin L., 101 Active Learning, Bandung: Nusa Media dan Nuansa,2006, edisi revisi.
Sitorus, MH., Istilah-istilah Biologi, Bandung: Irama Widjaya, 1999.
Soehendro, Bambang, Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Ketua BSNP,2006.
Sudjana, Nana & Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 2002, Cet ke-2
Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Surakarta: Panitia Setifikasi GuruRayon 13 FKIP UNS Surakarta, 2009.
Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan Kopetensi dan Praktekkanya, Jakarta:BumiAksara, 2003.
Sulo, W., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Grasindo, 2003.
Suparman, Atwi, Desain Instruksional, Jakarta: Ditjen Dikti DepartemenPendidikan Nasional, 2001.
Susilo, Mohammad Joko, Kurikulum Tinkat Satuan Pendidikan, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008, cet. 3.
Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: CV.Remaja Rosdakarya, 1989.
Tim Penyusun Kamus Besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, KamusBesar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994, Cet. II.
Tim Redaksi Fokus Media, UU Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun2003), Bandung: Fokus Media, 2003.
Trianto, Model-Model Inovatif Berorentasi Konstruktivis Jakarta: Prestasi Pustaka,2007.
Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang “ SISDIKNAS(SistemPendidikan Nasional) Beserta Penjelasanya”, Bandung : CitraUmbara, 2003.
UU Sisdiknas 2003, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Winataputra, Udin S., dkk, Strategi Belajar Mengajar IPA, Jakarta: UniversitasTerbuka, 2001.
Yamin, H. Martinis, M.Pd, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,(Jakarta:Gaung Persada Press, 2006.
Zaini, Hisyam, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Center For TeachingStaff Develofment, 2007, Cet, 6.
AT-TANWIR
Oleh:MA Islamiyah At-Tanwir
TALUN SUMBERREJO BOJONEGOROJAWA TIMUR
TAHUN 2009-2014
PROFIL SINGKATMADRASAH ALIYAH ISLAMIYAH ATTANWIR
TALUN SUMBERREJO BOJONEGORO
A. IDENTITAS MADRASAH
NAMA MADRASAH : MA ISLAMIYAH ATTANWIRNSN : 131235220005NPSN : 20504582STATUS : TERAKRIDITASI AALAMAT : Jl. Raya No. 220 TALUNNO. TELP. / FAX : ( 0353 ) 332008KECAMATAN : SUMBERREJOKODE POS : 62191TAHUN BERDIRI : 1961PROGGRAM YANG TERSEDIA : IPA DAN IPSWAKTU BELAJAR : P A G I ( 07.15 – 12.25)KABUPATEN : BOJONEGOROPROPINSI : JAWA TIMUR
B. IDENTITAS KEPALA MADRASAHNAMA KEPALA MADRASAH : Drs. MAHMUDIPENDIDIKAN : SARJANA S-1FAKULTAS/JURUSAN : DAKWAH/ PPsAI
C. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA MADRASAHPondok Pesantren Attanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro berdiri tahun 1933
KH. M Sholeh sebagai pendiri mulai merintis kegiatan mengajar anak-anak di sebuahmusholla. Kegiatan ini dimulai dengan belajar membaca dan menulis huruf arab,membaca Al-qur’an, tata cara beribadah dan lain sebagainya.
Dengan segala keterbatasannya, pendiri terus berusaha untuk dapat memenuhiharapan dan tuntutan umat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki waktu itu. Kalausemula pelaksanaan belajar mengajar dengan sistem weton saja, maka pada tahun1951 ditambah dengan sitem klassikal, yaitu dengan membuka diniyah dengan masabelajar 2 tahun.
Kemudian pada tahun 1954 jenjang pendidikannya di tingkatkan, dariMadrasah Diniyah 2 tahun menjadi Madrasah Ibtidaiyah 6 tahun. Selanjutnya untukmenampumg tamatan Madrasah Ibtidaiyah ini, maka pada tahun 1961 membukaMadrasah Mu’allimin Al-Islamiyah (MMI) 4 tahun dengan menggunakan kurikulumala Pondok Modern Gontor, oleh karena itu sebagian ustadznya terdiri dari alumnipondok tersebut. Sedang pembelajaran dengan sistem weton tetap berjalan.
Perkembangan selanjutnya, Madrasah Mua’allimin Al-Islamiyah (MMI) 4tahun ini mengalami perubahan nama menjadi Pendidikan Guru Agama (PGA) danditingkatkan menjadi 6 tahun. Dan seiring dengan tuntutan zaman dan jugakebutuhan kemudian dirubah lagi menjadi Madrasah Tsanawiyah Islamiyah 3 tahundan Madrasah Aliyah Islamiyah 3 tahun. Adapun keberadaan madrasah AliyahIslamiyah dengan status TERDAFTAR sesuai dengan SK dari Kantor Wilayah
Departemen Agama Jawa Timur Nomor : LM / 3 / 114 / 1978, kemudian dengan SKDirjen Binbaga Islam No. 25 / E. IV / PP. 03 .2 / Kep / III / 1997 tanggal 13 Maret1997.dengan status DIAKUI. Berdasakan hasil Akreditasi Madrasah yang dilakukanoleh Dewan Akreditasi Provinsi Jawa Timur dengan Klasifikasi UNGGUL ( A )dengan Nomor : A / Kw.13.4 / MA / 926 / 2006.
Sejak resmi menjadi nama “Madrasah Aliyah Islamiyah Attanwir” Talun,Madrasah ini telah mengalami 5 masa kepemimpinan, yaitu :1. H. Machin Ichsan Aka : Tahun 1961 - 19662. H. Ma’fuan : Tahun 1966 - 19683. K. Humaidi Aly : Tahun 1968 - 19744. KH. Hammam Munaji : Tahun 1974 - 19965. Drs. Nafik Sahal, SH.MM : Tahun 1996 - 20096. Drs. Mahmudi : Tahun 2009 - sekarang
D. VISI DAN MISI MADRASAH ALIYAH ISLAMIYAH ATTANWIR.I. VISI MA ISLAMIYAH ATTANWIR TALUN.
TINGGI DALAM PRESTASI, MAHIR DALAM BAHASA DANKOMPETITIF DALAM BERSAING.Indikator Tinggi Dalam Prestasi : a. Tinggi Prestasi Akademis.
b. Tinggi Prestasi Non Akademis.Indikator Mahir Dalam Bahasa :
a. Mahir Dalam Berbahasa Arab.b. Mahir Dalam Berbahasa Inggris.
Indikator Kompetitif Dalam Bersaing:a. Kompetitif Dalam Berpidato Bahasa Arab maupun
Bahasa Inggris.b. Kompetitif Dalam Persaingan Kerja.c. Kompetitif Dalam SPMB / PMDKd. Kompetitif Dalam Persaingan Seni dane. Olahraga.
II. MISI MA ISLAMIYAH ATTANWIR TALUN.a. Memberdayakan segala potensi ( Fisik dan SDM ) secara kolaboratif dan
sinergis guna menunjang pencapaian visi madrasah.b. Meningkatkan kualitas kelembagaan dengan mengembangkan sarana dan
prasarana pendidikan.c. Menerapkan pembelajaran secara efektif dan efisien melalui strategi
multimetode.d. Meningkatkan kualitas mutu pendidikan melalui pengembangan kurikulum
dan sillabi secara komprehensif dan signifikan sehingga bisa mencapai hasilyang optimal.
e. Mengembangkan kreatifitas siswa melalui kegiatan intra dan ekstrakurikuler.f. Menumbuhkan semangat belajar dan berprestasi untuk meningkatkan
wawasan IPTEK dan IMTAQ.g. Membekali penguasaan Vocational Skill siswa.
E. STUKTUR ORGANISASI DEWAN GURU MADRASAH1. STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH
MUDIRUL MADRASAHDrs. H. NAFIK SAHAL, SH.MM
KEPALA MA KEPALA MTs.Drs. MAHMUDI FATCHURROHMAN, S.Ag. S.Pd
Kepala Tata UsahaJUNAIDI AMIN, S.Pd
Kabid Kurikulum Kabid Kesiswaan Kabid Sarana Kabid HumasHADI MULYO, S.Pd SURONO, SE, S.Pd SHOLIHIN
Perpustakaan BP/ BK Laboratorium KopsisMUNAWAR, S.Pd Drs. BASYIRON Komputer ISMA'IL BA.
UKS MOH. AFIF, S.PdEKO MARGONO, S.Pd
2. DEWAN GURU MADRASAHNO. NAMA NO. NAMA
1 Drs. H. Nafik S, SH. MM. 34 Istikmaludin, S. Ag.2 H. A. Fuad 35 Janji Purwanto, S.Pd3 Abd. Rozaq, S.Ag. 36 Jinasihin, S.Pd4 Abduh 37 Lasuri5 Abdul Azis,S.Ag. 38 M. Harsono6 Abdul Majid, Lc. 39 M. Idrus Fahrudin, S.ThI7 Abdul Salam, S.Pd 40 M. Saifuddin Zuhri,SE,MM8 Agus Eko Julianto, S.Si 41 M. Shoim9 Agus Mujib Nasrullah, S. Ag 42 M. Sholichin10 Ahmad Asyif, S.Ag. 43 Malik11 Ahmad Farhan,S.Pd 44 Masrukhin12 Ali Musthofa 45 Moch. Bahtiyar, S. PdI, S.Pd13 Amin Musthofa, S.Pd 46 Moh. Zamhari, S. Ag14 Andik Wahyudi, S.Pd 47 Muhammad Warnadi,S.Pd15 Arif Teguh Iwana, S.Pd 48 Muntholib, BA.16 Asfari Aly 49 Mutamam S, SE.17 Asmungi, S.Pd 50 Narto,S.Ag18 Chafid, S. Pd. 51 Nur Hadi19 Drs. Basiran 52 Robbi Amrullah Qoris Mawardi S pd20 Drs. H. Mohammad Rofiq 53 Safi'I, S.Pd21 Drs. Ichwan 54 Samsuri, S.PdI22 Drs. M. Hasan Zubaedi 55 Shobron, S.Pd23 Drs. M. Ihsan 56 Suparmanto, S.si24 Drs. Mahmudi 57 Surono,SE. S.Pd25 Drs. Mustam 58 Syahir, S.Pd26 Drs. Suratni 59 Tabi'in Riyanto27 Fatchurrohman, S.Ag, S.Pd 60 Umar
28 H. Arimun, BA 61 Yusuf, S.Pd29 H. Jama'ah 62 Moh. Afif, S.Pd30 H. Sadzili Imron 63 Mashuri, S.Pd31 Hamim Moh. Irham, S.Pd32 Imam Ekwanto, S.Pd33 Ismail, BA
F. KONDISI OBYEKTIF MADRASAH1. POTENSI FISIK / SARANA DAN PRASARANA
a. Tanah yang dimiliki Luas tanah seluruhnya : 17972 m 2
Tanah menurut sumber ( m 2 )
SumberTanah
Status Kepemilikan SudahDigunakan m
2
BelumDigunakan m 2Sudah
SertifikatBelum
Sertifikat-Pemerintah- Wakaf- Pinjam /Sewa
-17.972 m2
-
---
-3.235 m2
-
Sisa :taman,halaman,lapangan,kebun/sawah
b. Bangunan yang ada
No. Jenis BangunanJml
LuasM 2
Thn.Bangun
an
PermanenSemi
Permanen
BaikRusak
RinganBaik
RusakRingan
1234567
8
91011121314151617
1819
Ruang Ka. Mad.Ruang GuruRuang Tata UsahaRuang BendaharaRuang KelasPerpustakaanLaboratorium-KomputerRuang -KetrampilanAulaRuang Waka/BPRuang UKSRuang OSIS (putra)Ruang OSIS (putri)Ruang AsskarMasjidKoperasi SiswaAsrama GuruSanggar PramukaGudang
1111321
1
111111111111
42634228
132649
98
63336361530241530036421824
200620022006200162-081990
2003
198320021985198320032003198319591990198519851988
1111211
-
-11--1-1----
----9-
-
------------
------
1
1--11-1-111-
------
-
-----------1
c. Fasilitas lainnya Telepon/ Fax : 1 buah Listrik : 4600 Watt Internet
2. POTENSI SDMa. Data guru menurut tingkat pendidikan
TingkatPendidikan
Jumlah GuruKet
Nip 15 Nip 13 GTT Kontrak TotalSLTA - - 10 - 10 -
SARMUD - - 3 - 3 -S1 - - 50 - 50 -S2 - - 1 - 1 -
Jumlah - - 64 - 64 -
b. Data tenaga administrasi dan lainnya
TingkatPendidikan
KeteranganAdministrasi Pustakawan Laboran Tek.Ketr. Tukang Kebun
PNS PTT PNS PTT PNS PTT PNS PTT PNS PPT
SLTA - 1 - - - 2 - 1 - 1S1 - 2 - 1 - 1 - - - -
Jumlah - 3 - 1 - 3 - 1 - 1
c. Jumlah guru mata pelajaran
No Mata PelajaranJumlah yang ada Keterangan
(Kekurangan)Nip 15 Nip 13 GTY GTT1 Qur’an Hadits 42 Aqidah akhlak 43 Fiqih 44 Bahasa Arab 65 SKI 26 PKn 37 Bahasa Indonesia 68 Bahasa Inggris 69 Matematika 610 Kesenian 211 Pendidikan Jasmani 212 Sejarah 413 Geografi 314 Ekonomi 415 Fisika 316 Kimia 317 Biologi 418 Sosiologi 319 TIK 2
Jumlah 71
d. Jumlah siswa dan rombel tiga tahun terakhir
NoKeadaan
SiswaKelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah Tamatan Angka
DO( % )Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Jml
TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008
1 Jml Siswa 157 281 200 246 156 244 156 244400
0,2
2 Rombel 11 11 10 10TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009
1 Jml Siswa 147 278 149 272 150 239 180 236416
0.1
2 Rombel 10 10 11 11TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
1 Jml Siswa 161 263 137 270 136 2642 Rombel 10 10 11
e. Daya tampung madrasah
TahunPelajaran
JumlahPendaftar
Jml. DiterimaSiswa Baru
RasioPendaftaran/Diterima
(%)Keterangan
Lk Pr Jml Lk Pr Jml2007/2008 157 281 438 157 281 438 1002008/2009 147 278 425 147 278 425 1002009/2010 161 263 424 161 263 424 100
f. Tingkat pendidikan orang tua siswaNo Tingkat Pendidikan Jumlah ( % ) Keterangan1 SD 42,52 SLTP 28,73 SLTA 20,34 Diploma/Akademi 5,45 S1 3,16 S2 0
g. Tingkat pendapatan orang tuaNo Tingkat Pendapatan Jumlah ( % ) Keterangan1 <300.000 40,42 300.000 – 500.000 30,83 500.000 – 1.000.000 18,54 1.000.000 – 2.000.000 10,3
h. Lingkungan madrasah Pesantren Desa Pertanian Agamis
i. Sistem manajerial Struktur Organisasi profesional Job Discription ( terlampir ) Mekanisme Pengambilan Kebijakan ( melalui kerjasama team work,
Kurikulum , Kesiswaan, Humas dan TU/ Ketenagaan melalui kegiatanlokakarya dan hasilnya ditetapkan oleh Pengurus Pondok Pesantren yangpada akhirnya ditetapkan sebagai RAPBM)
j. Output / outcome Data yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi 60 % Yang diterima diperguruan tinggi 52 %
k. Lain –lain ( Prestasi yang pernah dicapai )
No Jenis Lomba Tahun Juara Tingkat
1 Lomba CCA 1987 II Kab. Bojonegoro
2 Kaligrafi 1990 II Kab. Bojonegoro
3 Gerak Jalan 1994 II Kecamatan
4 Kaligrafi 2001 I Jawa – Bali
5 Busana Muslim 2001 II Jawa - Bali
6 Pidato 2001 III Jawa – Bali
7 Kaligrafi 2002 III Jawa Timur
8 Kaligrafi 2003 III Kab. Bojonegoro
9 Pidato 2007 I Kab. Bojonegoro
10 Gerak Jalan 2008 I Kecamatan
11 Gerak Jalan 2009 I Kecamatan
12 Gerak Jalan 2009 II Kecamatan
13 MTQ Jawa Timur 2009 I Propinsi
l. Sumber dana BP 3 Bantuan pemerintah
Bojonegoro, 18 Juli 2009Kepala MA Islamiyah Attanwir,
Drs. MAHMUDINIP.
URAIAN TUGAS POKOKKEPALA, WAKIL KEPALA, WALI KELAS, GURU MAPEL, KA.URS. TATA
USAHA DAN PEGAWAI MA ISLAMIYAH ATTANWIR
1. KEPALA MADRASAH TSANAWIYAHA. UMUM.
1. Menyusun Program Kerja Madrasah.2. Membagi tugas seluruh personal3. Menyiapkan Kalender Pendidikan4. Mengkoordinasikan semua bidang kemadrasahan5. Menghadiri rapat-rapat dinas6. Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait7. Memimpin rapat-rapat dan menandatangani surat-surat8. Memberikan pembinaan jajaran Madrasah9. Menyusun Peraturan-peraturan Madrasah bersama Team Work10. Bertanggung jawab intern dan ekstern atas tugasnya
B. MENGATUR PROSES KBM1. Menyusun program tahunan, semester sesuai Kaldik2. Membagi jam mengajar dan mapel pada guru3. Mengordinasikan stabilitas KBM4. Pelaksanaan Tes Mid Semester, UUS, dan UANAS5. Penentuan kreteria penilaian6. Penetapan kenaikan kelas dan ketamatan7. Mengadakan supervisi pendidikan8. Pelaporan kemajuan hasil prestasi akademis dan non akademis9. Mengkordinasikan kegiatan KBM pada Waka Kurikulum
C. MENGATUR ADMINISTRASI1. Administrasi Kantor2. Administrasi Kepegawaian3. Administrasi Keuangan4. Administrasi Kesiswaan5. Administrasi Kurikulum / Pengajaran6. Administrasi Perpustakaan7. Administrasi Sarana Prasarana8. Administrasi BK9. Mengkordinasikan pada Kaur Tata Usaha
D. MENGATUR PEMBINAAN GURU DAN PEGAWAI1. Memotivasi dan membimbing semua personal2. Meningkatkan ketertiban dan kedisiplinan dan etos kerja3. Mencukupi kebutuhan administrasi yang diperlukan4. Mengusahakan peningkatan kesejahteraan5. Mengusahakan peningkatan prestasi dan karier6. Mengusahakan terpenuhinya baseting formasi yang ada
E. MENGATUR PENGEMBANGAN SARANA1. Upaya melengkapi sarana dan fasilitas Madrasah2. Upaya pengembangan Madrasah3. Perawatan dan pengembangan sarana fisik4. Penambahan/pengadaan sarpras5. Mengkordinasikan pada Waka Sarpras
F. MENGATUR HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT1. Pembentukan Pengurus Majelis/Komite Madrasah2. Penyelenggaraan rapat wali murid3. Hubungan instansi, dinas, lembaga lain dengan baik4. Mengkoordinasikan kegiatan KBM5. Memberdayakan wali murid dan alumni sebagi warga Madrasah6. Mengkordinasikan pada Waka Humas
II. WAKIL – WAKIL KEPALA MADRASAHA. WAKIL KEPALA MADRASAH URUSAN KURIKULUM
1. Melaksanakan tugas pokok, memberikan pendidikan dan pengajaran diMadrasah sesuai kurikulum
2. Membantu Kepala Madrasah membuat jadwal kegiatan Madrasah3. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran4. Menyusun jadwal evaluasi belajar beserta penilaian5. Menyusun laporan pelaksanaan pengajaran secara berkala6. Pendayagunaan, guru melalui MGMP7. Mengintensifkan kegiatan intern, ko dan ektra kurikuler8. Mengkordinir pelaksanaan UU Mid Semester/Semester dan UANAS9. Mengatur kepanitiaan UUS dan UANAS10. Mengatur proses kenaikan kelas dan ketamatan11. Mengatur penugasan pengawasan dan pemeriksaan UAN12. Membuat grafik daya serap hasil UUS dan UANAS13. Tugas lain atas perintah Kepala/atasaan
B. WAKIL KEPALA MADRASAH URUSAN KESISWAAN1. Melaksanakan tugas pokok, memberi pendidikan dan pengajaran di
Madrasah sesuai kurikulum yang berlaku2. Membantu Kepala Madrasah menyusun Tata Tertib Siswa3. Mensosialisasikan pelaksanaan tata tertib siswa4. Melaksanakan kegiatan Penerimaan Siswa Baru dan MOS5. Menyusun program pembinaan kesiswaan/OSIS6. Memberikan pengarahan dalam reformasi pengurus OSIS7. Mengkordidin pelaksanaan Karyawisata / Wisata Ziarah8. Mengkordinir pelaksanaan kegiatan ektra kurikuler9. Mengarahkan, memotivasi dan memantau ketertiban dan kedisiplinan siswa10. Menyelenggarakan kegiatan Ramadhan dan latihan Qurban11. Mengembangkan potensi siswwa melalui lomba-lomba12. Menyelenggarakan kegiatan pelepasan siswa13. Mendayagunakan alumni sebagai warga Madrasah dan mengkordinasikan
kegiatan reuni alumni14. Mengkordinasikan penanganan JPS, BKM, GNOTA
15. Tugas lain atas perintah Kepala/atasan
C. WAKIL KEPALA MADRASAH URUSAN SARANA PRASARANA1. Melaksanakan tugas pokok memberi pendidikan dan pengajaran sesuai
kurikulum yang berlaku2. Menginventarisasi sarana prasarana yang ada3. Mendayagunakan sarana prasarana yang ada4. Memelihara sarana prasarana yang ada dengan baik5. Mengusahakan kelengkapan atribut/instrumen Madrasah6. Mengusulkan kebutuhan sarpras dengan skala preoritas kepada Kepala
Madrasah7. Mengondisikan rehab sarana fisik8. Mengondisikan kelancaran sarana air bersih9. Pelaksanaan kebersihan, keindahan, kenyamanan dan kerindangan10. Mengusahakan pengadaan kelengkapan sarana yang belum ada11. Tugas lain atas perintah Kepala/atasan
D. WAKIL KEPALA MADRASAH URUSAN HUMAS1. Melaksanakan tugas pokok, memberikan pendidikan dan pengajaran di
Madrasah sesuai dengan kurikulum yang berlaku2. Menyampaikan informasi kepada jajaran Madrasah3. Mensosialisasikan kebijakan/program dan perkembangan Madrasah kepada
guru dan pegawai, murid, wali murid dan masyarakat4. Mengatur penyelenggaraan PHBI dan PHBN dikordinasikan dengan Wakaur
Kesiswaan5. Mengatur penyelenggaraan hubungan kerjasama dengan Majelis Madrasah6. Membantu Kepala Madrasah dalam pengondisian kerjasama dengan instansi,
dinas dan lembaga lain7. Menyelenggarakan bakti sosial dan bakti masyarakat8. Menampung saran dan pendapat dari warga Madrasah demi kemajuan
Madrasah9. Mengedarkan surat kepada anggota KKM10. Menyiapkan dan melayani kegiatan rapat KKM11. Mengkoordinir keperluan silaturrahmi, bezuk dan ta’ziyah pada warga
Madrasah12. Tugas lain atas perintah Kepala/atasan
III. GURU SEBAGAI PEMBIMBING / PEMBINA / WALI KELAS, DAN GMPA. GURU KOORDINATOR BIMBINGAN DAN PENYULUHAN/BK
1. Melaksanakan tugas pokok, memberikan pendidikan dan pengajaran sesuaikurikulum yang berlaku
2. Menyusun program BK dan program Bimbingan Karier3. Mengkordinasikan pelaksanaan BK pada umumnya dan BK pada khususnya4. Membuat instrumen administrasi ke BP-an5. Membimbing dan membina siswa yang bermasalah6. Mengerjakan buku pantauan dan administrasi BK7. Mengadakan kegiatan Home Visit bagi siswa bermasalah8. Memantau perkembangan siswa bermasalah setelah di BK
9. Memberi laporan pemantauan pelanggaran setiap semester bersamapenerimaan raport kepada wali murid
10. Tugas lain yang menunjang
B. GURU SEBAGAI KETUA GUDEP/PEMBINA PRAMUKA1. Melaksanakan tugas pokok, memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai
kurikulum yang berlaku2. Membantu Wakaur Kesiswaan dalam melaksanakan program pembinaan
kesiswaan dalam bidang Kepramukaan3. Mengadakan kegiatan latihan Kepramukaan secara rutin4. Pelaksanaan Perkemahan Pramuka5. Mengusahakan tenaga pengajar Kepramukaan dari Kwaran/Kwarcab
dikordinasikan pada Wakaur Kesisiwaan dan Humas6. Mengkordinasikan penyelenggaraan upacara HUT Pramuka7. Mengodisikan penilaian seragam Pramuka pada hari Sekolah8. Membuat laporan secara periodik mengenai pelaksanaan kegiatan Program
Pembinaan Kepramukaan9. Tugas lain yang menunjang
C. GURU SEBAGAI PEMBINA PMR1. Melaksanakan tugas pokok, memberi pendidikan dan pengajaran sesuai
dengan kurikulum yang berlaku2. Membantu Wakaur Kesiswaan dalam melaksanakan program pembinaan
kesiswaan dalam bidang PMR3. Mengadakan kegiatan Latihan PMR secara rutin4. Pelaksanaan penerimaan anggota baru PMR5. Mengusahakan tenaga pengajar/pembina dari PMI Kabupaten6. Mengkordinasikan keikutsertaan lomba PMR7. Mengatur pemakaian badge PMR pada seragam siswa8. Membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan kegiatan PMR9. Tugas lain yang menunjang kegiatan PMR
D. GURU SEBAGAI PEMBINA OLAH RAGA1. Melaksanakan tugas pokok, memberi pendidikan dan pengajaran sesuai
dengan kurikulum yang berlaku2. Membantu Wakaur Kesiswaan dalam melaksanakan program pembinaan
kesiswaan dalam bidang olah raga3. Mengadakan kegiatan latihan olah raga secara rutin4. Menyeleksi siswa yang berprestasi dalam olah raga untuk diintensifkan
dalam latihan5. Mengkordinir kegiatan olah raga dalam menyambut Hari Besar Nasional
dalam kegiatan lomba6. Mengusahakan pertandingan olah raga dengan sekolah lain dengan
mempersiapkan Tiem-nya7. Mempersiapkan kader-kader olah raga untuk mengikuti PORSENI MTsN8. Mengkordinasikan kegiatan olah raga berprestasi bersama guru olah raga dan
para pembina terkait9. Mengembangkan jenis olah raga yang sesuai untuk siswa MTsN10. Mengkordinasikan kegiatan SKJ masal bagi siswa MTsN pada waktu tertentu
11. Tugas lain yang menunjang pengembangan olah raga
E. GURU SEBAGAI PEMBINA SENI BACA ALQUR’AN1. Melaksanakan tugas pokok, memberi pendidikan dan pengajaran sesuai
dengan kurikulum yang berlaku2. Membantu Wakamad Kesiswaan dalam melaksanakan program pembinaan
kesiswaan dalam bidang Seni Baca Alqur’an3. Mengadakan kegiatan latihan seni Baca Alqur’an secara rutin4. Menyeleksi siswa yang memiliki prestasi seni baca alqur’an untuk diikutkan
lomba MTQ Pelajar dan Porseni5. Membentuk Jam’iyah/Majelis Qiro’atul Qur’an siswa6. Mengkordinir kegiatan Tadarus Alqur’an dalam kegiatan Ramadhan7. Mengatur upaya penguasaan bacaan Alqur’an dan hafalan Juz Amma8. Tugas lain yang menunjang
F. GURU SEBAGAI WALI KELAS1. Melaksanakan tugas pokok, memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai
dengan kurikulum yang berlaku2. Membentuk pengurus kelas pada awal Tahun Pelajaran3. Mengatur kelengkapan instrumen administrasi kelas :4. Susunan pengurus kelas5. Struktur organisasi kelas6. Jadwal pelajaran7. Daftar regu kerja/jadwal piket kelas8. Daftar siswa dan cita-citanya9. Hiasan ruangan kelas yang bernuansa Islami dan edukatif10. Peraturan Tata Tertib Madrasah11. Menyiapkan dan mengontrol jurnal kelas dan daftar hadir siswa12. Menyiapkan dan mengerjakan leger dan buku rapot13. Membuat statistik keadaan kelas/siswa yang dikelola14. Membuat catatan mutasi siswa15. Membantu guru BK mengenai pencatatan kasus siswa16. Melayani pembagian rapat kepada wali murid17. Mengontrol pembayaran SPP/BP3/Infaq pada siswa18. Merekap absensi siswa setiap akhir bulan19. Membimbing, memacu dan memotivasi siswa untuk berkopetensi dengan
siswa lain dalam berprestasi20. Melaporkan hasil daya serap setiap dilaksanakan evaluasi21. Tugas-tugas lain yang menunjang
G. GURU MATA PELAJARAN1. Memahami dan menguasai pengembangan kurikulum dan GBPP yang
berlaku2. Melaksanakan tugas pokok, memberi pendidikan dan pengajaran sesuai
kurikulum/GBPP3. Dinamis dan menciptakan kreatifitas dalam tugas mengajar dan mendidik
siswa4. Menyiapkan Satuan Pelajaran (silabus dan RPP)5. Menyiapkan buku referensi untuk mengajar
6. Membuat buku agenda kegiatan belajar mengajar7. Mengisi jurnal kelas8. Mengabsen siswa setiap jam pelajaran9. Membuat kisi-kisi penyusunan naskah soal10. Membuat bahan-bahan evaluasi11. Membuat diagram pencapaian sasaran kurikulum12. Membuat diagram daya serap siswa13. Menyiapkan dan mengerjakan Buku Nilai14. Melaporkan keadaan siswa dikordinasikan pada wali kelas/guru
BK/Wakamad Kesiswaan15. Mensosialisasikan kebijakan Madrasah yang telah ditetapkan16. Membimbing dan memotivasi siswa agar berprestasi secara optimal setiap
mengajar/memberi less17. Menciptakan stabilitas Kegiatan Belajar Mengajar18. Tugas lain yang menunjang
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Biodata
Nama : A Arif Budiharto
NIM : 063811018
Jurusan/Prodi : Tarbiyah/ Tadris Biologi
Tempat/Tanggal/Lahir: Bojonegoro 11 Agustus 1987
Alamat : Jl. Diponegoro RT 1/I Mojosari Kepohbaru Bojonegoro
Pendidikan Formal
MI Tarbiyatus Tsibyan Brangkal Kepoh Baru Bojonegoro
MTs Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro
MA Islamiyah At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro
Strata Satu (S.1) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Non Formal
Madrasah Diniyah Al-Islamiyah Mojosari Kepohbaru Bojonegoro
Pondok Pesantren At-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro
Pengalaman Organisasi
Ketua Umum Ikatan Keluarga Arek Jawa Timur Semarang (IKAJATIM)
Kepala Bidang (PIK) HMI MPO Komisariat Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Pimpinan Redaksi Buletin El-Fikr Lembaga Perss Mahasiswa Islam Semarang
IMM (Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah Komisariat Al-Faruqi) Semarang.
Sekretaris PJS. Kopma IAIN Walisongo Semarang
Sekjen. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasiat (EL-DIKLAT) Kopma Walisongo
Pemandu Out Bound LAPENKOP Wilayah Jawa Tengah