FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu...

31
WAWASAN BUDAYA NUSANTARA SUKU TENGGERDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen Pengampu Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Disusun oleh : HARI SETIAWAN NIM. 14148121 MENTARI RATNASARI NIM. 14148102 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2015

Transcript of FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu...

Page 1: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

WAWASAN BUDAYA NUSANTARA

“SUKU TENGGER”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara

Dosen Pengampu Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn

Disusun oleh :

HARI SETIAWAN NIM. 14148121

MENTARI RATNASARI NIM. 14148102

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA

SURAKARTA

2015

Page 2: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan

Makalah tentang kebudayaan tradisional pada suku-suku di indonesia khususnya

Suku Tengger yang terletak di kaki Gunung Bromo.

Masyarakat Tengger merupakan potret hidup masyarakat yang memiliki

semangat hidup yang kuat dan juga memiliki kepatuhan dan kesetiaan pada adat

dan tradisi yang luar biasa. Hampir semua adat, upacara, norma dan nilai yang

mereka anut sejak lama masih tetap hidup dan dipertahankan.

Pola kebudayaan yang menjadi dasar interaktif sosial inilah yang menjadi

modal sosial sebagai penentu dan dasar kehidupan masyarakat yang teratur pada

masyarakat Tengger.

Akhir kata, terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhoi segala usaha kami. Amin.

Surakarta, 19 September 2015

Penulis

Page 3: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Geografis dan Kependudukan ........................................................... 2

C. Persebaran dan Perkembangan Etnis Tengger ................................... 4

II. WUJUD BUDAYA

A. Budaya Ide/Konsep ........................................................................... 7

B. Budaya Tindakan/Aktivitas ............................................................... 11

C. Budaya Artefak .................................................................................. 20

III. PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 26

B. Saran .................................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia

dengan beragam budaya yang terjaga turun temurun. Tak terkecuali suku

Tengger, suku dengan keberagaman budaya yang unik dan tetap memegang

teguh adat serta pola kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Menurut

Supriyono (dalam Abdullah Masmuh, 2003:107) Konsep hidup masyarakat

adat Tengger adalah mengikuti ajaran tentang sikap hidup dengan Sesanti

panca setya, yaitu setya budaya (taat, tekun, mandiri), setya wacana (setia

pada upacara/perkataan), setya semaya (setia/menepati janji) setya laksana

(patuh dan taat), dan setya mitra (setia kawan). Ajaran ini sangat berpengaruh

terhadap kehidupan masyarakat adat Tengger. Tampak pada kehidupan

sehari-hari sifat-sifat taat, tekun, kerja keras, toleransi dan gotong royong

serta tanggung jawab baik untuk diri sendiri maupun untuk kepentingan

bersama.

Budaya warisan turun temurun dari nenek moyang terus di pegang

teguh dan dilestarikan oleh masyarakat Tengger. Tempat tinggal yang

lumayan jauh dan terpencil dari suasana hiruk pikuk kota, memberikan

keuntungan sendiri bagi masyarakat Tengger untuk tetap teguh

mempertahankan tradisi nenek moyang mereka dari berbagai ancaman seperti

halnya pengaruh modernitas dari wilayah luar. Namun hal ini juga membatasi

arus informasi maupun pengetahuan yang masuk dari luar masyarakat

Tengger. Menurut Abdullah Masmuh (2003:143) masyarakat ini tingkat

perkembangan pengetahuannya masih sangat terbelakang. Penyebab

keterbelakangan ini antara lain :

Page 5: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

2

a. Tempat tinggal mereka kebanyakan di daerah yang terpencil, menyebar di

bukit-bukit yang jaraknya saling berjauhan.

b. Tidak lancarnya komunikasi dan transportasi, sehingga segala informasi

khususnya yang bersifat pembaruan dan inovasi sulit dijangkau

c. Sikap masyarakat yang masih tertutup, khususnya terhadap segala bentuk

pembaruan

Namun terlepas dari itu semua, seperti halnya pergantian waktu di era

saat ini, masyarakat adat Tengger secara perlahan sudah mulai terbuka

terhadap perubahan dan sedikit demi sedikit mulai mendapat informasi

maupun pengetahuan dari luar wilayah suku Tengger. Dan mereka tetap

dengan mempertahankan tradisi dan warisan budaya dari nenek moyangnya.

Hal ini diartikan bahwa tradisi yang selama ini ada tidak tergerus oleh arus

perubahan zaman, baik secara fisik maupun budaya. Demikian juga arus

pembangunan yang semakit meningkat dan terus terjadi tidak dengan serta

merta meluluhlantahkan kekhasan budaya yang ada, tetapi justru

memperkaya.

B. Geografis dan Kependudukan

Negara kepulauan indonesia, yakni negara dengan ragam budaya dan

tradisi yang masih terjaga dengan baik. Menurut Colin Barlow (2002:12)

Indonesia terdiri atas 17.508 pulau yang terbentang sepanjang garis

khatulistiwa sepanjang lebih dari 5.000 km. Kira-kira 300 suku mendiami

pulau-pulau ini dan berbicara dengan sekitar 583 bahasa dan dialek yang

berbeda.

Suku Tengger hanyalah sebagian kecil dari ratusan suku yang ada di

indonesia. Penduduknya bertempat tinggal di sekitar daerah kabupaten

Pasuruan, kabupaten Probolinggo, dan kabupaten Malang. Suku yang paling

dekat dengan suku Tengger adalah suku Jawa akan tetapi ada perbedaan dari

keduanya, terutama pada bentuk kebudayaannya. Pendapat lain dikemukakan

Page 6: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

3

oleh Vico SJ (2008) Luas daerah Tengger terbentang dari arah Utara ke

Selatan sekitar 40 km dan dari arah Timur ke Barat sekitar 30 km dan berada

pada ketinggian antara 1000 - 3676 m di atas permukaan laut. Secara

administratif pegunungan Tengger terletak di daerah pertemuan empat

kabupaten di provinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten

Lumajang, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Malang. Antara Kaldera

Tengger adalah lautan pasir terluas, terletak pada ketinggian 2300 m, dengan

panjang 5-10 km. Kawah Gunung Bromo, dengan ketinggian 2392 m dan

masih aktif. Di sebelah selatan menjulang puncak Gunung Semeru dengan

ketinggan 3676 m.

Gambar 1. Peta lokasi Gunung Bromo

Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1063/Hindu-mahayana-agama-

suku-Tengger

Lokasi geografis suku Tengger yang demikian akan sangat berperan

besar dalam membentuk kebudayaan pada masyarakat suku Tengger.

Sementara itu setiap lingkungan di suatu tempat yang berbeda merupakan

salah satu faktor juga yang akan mempengaruhi baik terhadap pola hidup

maupun kepercayaan dari masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut.

Kondisi lingkungan suku Tengger yang berada di kaki gunung mempengaruhi

kepercayaan penduduknya terhadap makna sebuah gunung. Bagi suku

Tengger, Gunung Brahma atau yang biasa disebut dengan Bromo dipercaya

Page 7: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

4

sebagai gunung yang suci. Penduduk suku Tengger sangat menghormati

Gunung Bromo, mereka mempercayai bahwa nenek moyang mereka berada di

dalam Gunung Bromo tersebut. Sehingga banyak dari upacara yang mereka

lakukan adalah bagian dari pemujaan nenek moyang yang dilakukan di kaki

Gunung Bromo.

C. Persebaran dan Perkembangan Etnis Tengger

Suku Tengger, satu dari banyaknya suku-suku di indonesia dengan

kekayaan dan keberagaman budaya yang harus dilestarikan. Suku Tengger

merupakan orang-orang yang menjunjung tinggi norma, aturan serta sopan

santun antar individu dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat.

Menurut Taufik Abdullah (2002:78) Pengungsi majapahit dan masyarakat di

pegunungan itu menjadi leluhur orang Tengger (Wong Tengger) masa kini.

Meski orang Jawa kini telah beralih agama, ada sekitar 50.000 orang Tengger

yang menempati 28 daerah pemukiman merupakan satu-satunya masyarakat

Jawa yang memelihara tradisi kepercayaan bukan islam yang diturunkan

langsung dari agama jiwa masa majapahit.

Gambar 2. Beberapa Penduduk Asli Suku Tengger

Sumber: http://way4x.wordpress.com/cerita-tanah-leluhur/sejarah-suku-Tengger/

Page 8: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

5

Menurut Abdullah Masmuh (2003:145) Ada banyak makna yang

dikandung dari kata Tengger. Secara etimologis, Tengger berarti berdiri tegak,

diam tanpa bergerak (Jawa). Bila dikaitkan dengan adat dan kepercayaan, arti

tengger adalah “tengering budi luhur”. Artinya tanda bahwa warganya

memiliki budi luhur. Menurut legenda, asal usul Suku Tengger erat kaitannya

dengan cerita mengenai Roro Anteng dan Joko Seger. Nama Tengger sendiri

diambil dari nama keduanya yakni Teng dari akhiran nama Roro Anteng dan

Ger dari akhiran nama Joko Seger. Masyarakat Suku Tengger mempercayai

bahwa mereka adalah keturunan Roro Anteng dan Joko Seger. Dalam legenda

tersebut diceritakan bahwa sepasang Suami Istri yakni Roro Anteng dan Joko

Seger yang sudah sewindu usia pernikahan mereka namun tak juga dikaruniai

anak. Mereka bertapa selama 6 tahun dan setiap tahunnya berganti arah. Sang

Hyang Widi Wasa menanggapi semedi mereka. Dari puncak Gunung Bromo

keluar semburan cahaya yang kemudian menyusup ke dalam jiwa Roro

Anteng dan Joko Seger. Ada pawisik (bisikan) mereka akan dikaruniai anak,

namun anak terakhir harus dikorbankan di kawah Gunung Bromo.

Akhirnya pasangan ini dikarunia 25 anak sesuai permohonan mereka,

karena wilayah Tengger penduduknya sangat sedikit. Putra terakhir bernama

Raden Kusuma. Bertahun-tahun kemudian Gunung Bromo mengeluarkan

semburan api sebagai tanda janji harus ditepati. Suami istri itu tak rela

mengorbankan anak bungsu mereka. Raden Kusuma kemudian

disembunyikan di sekitar Desa Ngadas. Namun semburan api itu sampai juga

di Ngadas. Raden Kusuma lantas pergi ke kawah Gunung Bromo. Dari kawah

terdengar suara Raden Kusuma yang mengatakan supaya saudara-saudaranya

hidup rukun. Ia rela berkorban sebagai wakil saudara-saudaranya dan

masyarakat setempat. Ia berpesan, setiap tanggal 14 Kasada, minta upeti hasil

bumi. Cerita lain menunjukkan saudara-saudara Raden Kusuma menjadi

penjaga tempat-tempat lain.

Page 9: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

6

Selain itu menurut sejarah Tengger dari sisi ilmiah erat kaitannya

dengan Prasasti Tengger bertahun 851 Saka (929 Masehi), diperkuat Prasasti

Penanjakan bertahun 1324 Saka (1402 Masehi). Disebutkan sebuah desa

bernama Wandalit yang terletak di pegunungan Tengger dihuni oleh Hulun

Hyang (hamba Tuhan = orang-orang yang taat beragama) yang daerah

sekitarnya disebut hila-hila (Suci). Karena itulah kawasan Tengger merupakan

tanah istimewa yang dibebaskan dari pembayaran pajak oleh pusat

pemerintahan di Majapahit. (Abdullah Masmuh, 2003:148)

Gambar 3. Penduduk Asli Suku Tengger Masa Sekarang

Sumber: http://scontent-lax3-l.xx.fbcdn.net/hphotos-xtp1/v/t1.0-9/11836

Masyarakat Tengger dikenal sebagai masyarakat yang kuat dalam

memegang teguh nilai-nilai hakiki yang luhur sebagai warisan nenek moyang.

Bahkan, sampai saat ini masih bisa dibuktikan. Berkembangnya industri

pariwisata khususnya Puncak Gunung Bromo yang banyak mendatangkan

wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, termasuk diantaranya

industri penginapan dari yang kecil sampai yang bertaraf internasional tidak

mempengaruhi masyarakat dalam melaksanakan nilai-nilai sosial budaya

yang ada.

Page 10: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

7

BAB II

WUJUD BUDAYA

A. Budaya Ide/Konsep

1. Mitos Terjadinya Kawah Bromo

Budaya, kesenian dan tradisi memang tidak ada habisnya, karena

semua itu sudah berada di sekeliling kita tanpa kita sadari. Bila kita

mengamati tradisi masyarakat, ritual-ritual yang dilakukan pada dasarnya

adalah keinginan mereka agar alam tidak murka terhadap mereka. Menurut

Armada Riyanto (dalam Abdullah Masmuh, 2003:156) Mitos adalah

ekspresi yang sangat hidup mengenai relasi manusia dengan ruang

lingkupnya dan keseluruhan lingkup hidupnya.

Gambar 4. Kawah Gunung Bromo

Sumber: http://bromotour.co.id/wp-content/uploads/2014/05/kawah-gunung-bromo

Abdullah Masmuh (2003:145) mengemukakan bahwa cerita yang

dipercayai oleh masyarakat suku Tengger, terjadinya kawah Bromo

disebabkan oleh kemarahan para dewa terhadap para pandai besi. Para

pandai besi menolak permintaan dan perintah para dewa untuk

menenangkan bumi Tengger yang selalu berguncang. Para dewa merasa

Page 11: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

8

permohonannya disepelekan oleh para pandai besi, maka oleh para dewa

semua pandai besi ditimbun dengan tanah. Secara tiba-tiba bumi Tengger

tidak lagi berguncang, tetapi di kawah Bromo terjadi semburan api dan

mengeluarkan asap secara terus-menerus, bahkan sampai sekarang ini

masih dapat dilihat secara langsung.

2. Kepercayaan

Secara umum setiap suku di indonesia mempunyai sejarahnya

sendiri-sendiri tentang agama atau kepercayaan yang di anut. Hal ini

merupakan dasar yang dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan

sehari-hari, karna sebagaimana umumnya yang kita tahu bahwa

kepercayaan terhadap arwah leluhur dari zaman dahulu sudah melekat

dalam jati diri dan secara turun temurun diwariskan ke generasi berikutnya

sebagai suatu tradisi dari nenek moyang yang harus tetap dijaga.

Gambar 5. Kepercayaan Hindu Mahayana

Sumber:http://kebudayaanindonesia.net/media/images/uploads/culture/HINDU-

MAHAYANA

Begitu pula dengan suku Tengger, Simanhadi (dalam Abdullah

Masmuh, 2003:107) Secara historis masyarakat suku Tengger di awal

perkembangannya memiliki agama atau kepercayaan dinamisme dan

Page 12: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

9

animisme. Sebelum tahun 1973, masih belum jelas agama apa yang dianut

oleh masyarakat Tengger, kecuali mereka secara patuh melaksanakan

berbagai upacara adat seperti Hari Raya Kasada, Hari Raya Karo, Entas-

Entas, dan Unang-Unang, yang bersifat tradisional. Mereka juga belum

melaksanakan ibadah dan agama sebagaimana ditentukan oleh agama

besar lainnya.

Sementara itu Supriyono (dalam Abdullah Masmuh, 2003:107)

Agama yang pertama dianut adalah kepercayaan terhadap ruh halus

(animisme) dan kepercayaan terhadap benda-benda yang mempunyai

kekuatan gaib (dinamisme). Tempat-tempat yang mempunyai nilai religi

bagi masyarakat itu sampai sekarang masih tetap dilestarikan. Pada tahun

1973, para pini sepuh (golongan tua) suku Tengger di kawasan Gunung

Bromo, dengan di pimpin Bapak Utjil (Sartali), mengadakan musyawarah

di Balai Desa Ngadisari Kecamatan sukapura Kabupaten Probolinggo.

Tujuannya adalah untuk mempersatukan masyarakat Tengger, dari rapat

tersebut berhasil menetapkan salam khusus bagi masyarakat Tengger yang

berbunyi : Houng Ulum Basuki Langgeng, yang artinya “Tuhan tetap

memberikan keselamatan atau kemakmuran yang kekal abadi kepada

kita”. Salam ini biasanya digunakan pada awal dan akhir pertemuan resmi

serta upacara-upacara tradisional.

Agama Hindu Dharma Bali mulai berpengaruh di kawasan

Tengger. Supriyanto (dalam Abdullah Masmuh, 2003:108) Hal ini dapat

dilihat dari pergantian salam agama Hindu Tengger sebagaimana tersebut

di atas dengan salam yang baru yang berbunyi Om Swatyastu yang

bermakna “Semoga anda dalam keadaan baik atas karunia Hyang Widhi”.

Selain itu, Simanhadi (dalam Abdullah Masmuh, 2003:108) upacara yang

dilakukan menunjukkan adanya salah satu agama Hindu. Upacara tersebut

dikenal dengan upacara Galungan dan beberapa mantra yang biasa dibaca

pada setiap upacara adat. Saat ini telah diajarkan keimanan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa berupa Panca Sradha, yaitu :

Page 13: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

10

a. Percaya kepada Sang Hyang Widhi, Tuhan Pencipta Alam

b. Percaya adanya Atma (n), yaitu ruh leluhur atau ruhnya sendiri

c. Percaya adanya Karmapala yaitu hukum sebab akibat. Percaya

adanya karmapala merupakan inti ajaran agama Hindu dan agama

Budha. Artinya, bahwa semua perbuatan manusia itu pasti terikat

pada hukum sebab akibat yang akan dialami oleh manusia baik

sekarang maupun pada hidup yang akan datang

d. Percaya kepada Punarbawa atau Reinkarnasi. Kepercayaan ini

berasal dari agama Hindu dan agama Budha, bahwa manusia terikat

pada hukum hidup berkali-kali sesuai dengan Dharma hidup

sebelumnya

e. Percaya kepada Moksa atau Sirno, yaitu bahwa jika manusia telah

mencapai moksa, tidak akan terikat kembali pada Punarbawa,

mereka akan berada pada tempat kedamaian abadi.

3. Aturan Adat

Sebuah pedoman yang pada umumnya dijadikan sebagai pengikat

di dalam masyarakat agar hidupnya damai dan tenteram dalam menjalani

berbagai macam kegiatan sehari-hari. Nilai budaya masyarakat adat

Tengger terwujud dalam aturan-aturan adat yang benar-benar dipedomi

oleh masyarakatnya dan hal ini didukung pula dengan pandangan agama

dan kepercayaannya yang menjadi kesatuan dalam kehidupan sehari-hari.

Bambang Soemanto (dalam Abdullah Masmuh, 2003:91) Berdasarkan

agama dan kepercayaan yang mereka anut, masyarakat adat Tengger selalu

berusaha untuk mendekatkan diri pada Sang Hyang Agung. Sebagaimana

Abdullah Masmuh (2003:91) juga mengemukakan bahwa kedekatan

tersebut dipercaya akan membawa ketenangan dan ketentraman serta

kebahagiaan dalam kehidupan kini dan esok. Perilaku dan tindakan

anggota masyarakat adat Tengger ini selalu diusahakan tidak melanggar

Page 14: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

11

adat istiadat dan aturan-aturan yang ada. Adapun aturan-aturan yang harus

ditaati adalah :

a. Tidak menyakiti atau membunuh binatang (kecuali untuk korban

dan dimakan)

b. Tidak mencuri

c. Tidak melakukan perbuatan jahat

d. Tidak berdusta

e. Tidak minum minuman yang memabukkan

Selain itu ada pula aturan yang harus diutamakan, yaitu berpikiran

yang benar, mengucap yang benar, berbuat yang benar, ingatan yang

benar, dan mempunyai kepercayaan yang benar.

Masyarakat Tengger mempunyai begitu banyak kebudayaan yang

diwarisan oleh nenek moyangnya. Dalam masyarakat Tengger dikenal

juga istilah Wasiat, Abdullah Masmuh (2003:92) Wasiat ini harus

dikerjakan dan selalu diamanatkan kepada generasi-generasi berikutnya,

antara lain mempunyai budi yang baik, mencegah makanan mewah, bisa

mengurangi tidur, sabar, wajib menerima dan melaksanakan ketentuan

Yang Maha Agung, mempunyai rasa syukur pada Yang Maha Agung,

mempunyai rasa kasih sayang kepada orang miskin, memberi pertolongan

kepada orang yang susah, tidak mempunyai rasa benar sendiri, pandai

sendiri, kaya sendiri, dan harus mengakui bahwa semua itu milik Tuhan.

B. Budaya Tindakan/Aktivitas

1. Bahasa

Masyarakat Tengger merupakan salah satu komunitas masyarakat di

kepulauan Jawa yang masih setia terhadap adat istiadat warisan nenek

moyang. Kemampuan untuk mempertahankan tradisi tersebut menjadikan

masyarakat Tengger dianggap sebagai bagian dari masyarakat di nusantara.

Page 15: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

12

Menurut K. Rahardjo (2012) Bahasa yang digunakan masyarakat Tengger

adalah bahasa Jawa dengan dialek Tengger. Ciri bahasa jawa dialek

Tengger ini adalah ucapan berbunyi “a” pada akhir suku kata, bukannya

diucapkan “o” seperti pada kebanyakan bahasa Jawa dialek Jawa Tengah

atau Jawa Timur. Sepintas mirip dialek Banyumas namun cengkokan

(intonasi) kalimatnya datar. Hal unik lainnya adalah mengucapkan kata

yang berarti “...kan” (bahasa indonesia) seperti pada kata

“mengumpulkan”, yang dalam bahasa jawa disebut “nglumpukna” atau

“nglumpukke”, dalam dialek Tengger diucapkan “nglumpuken”. Begitu

juga dengan “nglebokna” atau “nglebokke” (artinya: memasukkan),

diucapkan “ngleboken”.

Bahasa pada masyarakat Tengger juga mendidik sekaligus

mengajarkan kepada penggunanya untuk berperilaku sopan santun. Dalam

hal ini K. Rahardjo (2012) juga mengemukakan bahwa dalam

penggunaanya bahasa masyarakat Tengger ini juga mengenal dua tingkatan

bahasa, yakni bahasa Ngoko dan Kromo. Ngoko digunakan ketika mereka

berbicara dengan orang-orang yang usianya hampir sama atau orang tua

terhadap anaknya, sedangkan untuk bahasa Kromo digunakan oleh anak

atau orang muda kepada orang tua atau orang yang dihormati. Pada

masyarakat Tengger tidak terdapat adanya perbedaan kasta, dalam arti

mereka berkedudukan sama. Contoh: Aku (Laki-laki) = Reang, Aku

(Wanita) = Isun, Kamu (untuk seusia) = Sira, Kamu (untuk yang lebih tua)

= Rika, Bapak/ayah = Pak, Ibu = Mak, Kakek = Wek, Kakak = Kang,

Mbak = Yuk.

2. Perkawinan

Perkawinan merupakan sebuah peristiwa penting dalam kehidupan

manusia, sebab perkawinan bukan hanya menyangkut dua orang yang

memadu cinta saja tetapi perkawinan juga melibatkan dua keluarga dan

masyarakat secara umum. Menurut kepercayaan Masyarakat Tengger,

Page 16: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

13

peristiwa perkawinan juga diikuti oleh arwah-arwah para leluhur kedua

belah pihak. Sebelum upacara perkawinan dimulai, didahului dengan acara

nelasih atau ziarah kubur dan memberikan tetamping atau sesaji.

Menurut Alpha Savitri (2012) Umumnya pemuda Tengger mencari

jodoh atau istri sendiri. Hari perkawinan tidak lepas dari perhitungan

weton (hari kelahiran) calon mempelai seperti dalam adat perkawinan

Jawa. Jumlah neptu kelahiran mempelai bila dibagi tiga tidak boleh habis

dan yang terbaik bila sisa dua. Tahap selanjutnya apabila kedua orang tua

telah setuju, maka calon mempelai laki-laki sendiri yang datang melamar,

diantar orang tuanya. Dalam lamaran tidak ada barang “peningset” seperti

pada masyarakat Jawa, sebab menurut anggapan mereka, peningset itu

merupakan barang pinjaman atau hutang. Biasanya sebelum hari

perkawinan, pihak keluarga mempelai laki-laki datang lagi ke rumah calon

besan dengan membawa beras dan bahan-bahan mentah lainnya.

Gambar 6. Tradisi Perkawinan Suku Tengger

Sumber:

http://kebudayaanindonesia.net/media/images/upload/culture/SISTEM%20KEKERABAT

AN%20SUKU%20TENGGER1.jpg

Tradisi perkawinan pada suku Tengger tersebut sudah merupakan

tradisi secara turun temurun yang lengkap pula dengan ketentuan-

ketentuan dalam pelaksanaannya. Menurut Alpha Savitri (2012)

Page 17: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

14

Pelaksanaan perkawinan bertempat di rumah keluarga mempelai wanita,

umumnya pada pagi hari. Mempelai laki-laki duduk di sebelah kanan

dukun, sedangkan wali mempelai perempuan duduk di sebelah kirinya. Di

depan mereka tersedia seperangkat sesaji terdiri dari 5 piring jenang

merah-putih, 1 piring arang-arang kambang, 7 piring nasi dan telur, satu

sisir pisang ayu (pisang raja), 7 buah nasi golong dan telur, uang

secukupnya.

Sambil membaca mantra, tangan kiri dukun memegang tangan

kanan wali, tangan kanannya memegang tangan kanan mempelai laki-laki.

Baik mempelai laki-laki maupun wali disuruh menirukan ucapan dukun.

Alpha Savitri (2012) juga mengemukaan bahwa Ada kalanya perkawinan

terpaksa dibatalkan karena sesuatu sebab, misalnya :

a. Karena hubungan keturunan yang masih dekat, misalnya satu

canggah (neneknya nenek)

b. Dadung kepuntir. Contoh, A, B dan C masing-masing mempunyai

anak laki-laki dan juga anak perempuan. Mereka bukan keturunan

satu canggah. Tetapi kalau anak laki-laki A kawin mendapat anak

perempuan B, anak laki-laki B kawin dengan anak perempuan C

dan anak laki-laki C kawin dengan anak perempuan A, maka

perkawinan semacam ini tidak diperbolehkan

c. Papagan Wali. Contohnya, A dan B masing-masing mempunyai

anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki A kawin mendapat

anak perempuan B dan anak laki-laki B kawin mendapat anak

perempuan A. Maka perkawinan demikian disebut papagan wali

dan tidak diijinkan

d. Kesandung watang atau kerubuhan gunung, bila akan dilakukan

perkawinan ada keluarga dekat yang meninggal dunia, maka

perkawinan harus dibatalkan.

Page 18: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

15

3. Upacara Kasada

Hari Raya Kasada ialah hari raya khusus masyarakat Tengger, dan

tidak berlaku bagi agama Hindu pada umumnya. Menurut Abdullah

Masmuh (2003:107) Kasada merupakan hari penting untuk memperingati

kemenangan Dharma melawan Adharma. Upacara ini dilakukan pada

tanggal 14 dan 15 bulan Purnama pada bulan ke-12 (Kasada).

Gambar 7. Upacara Kasada

Sumber: http://blog.easytravelsby.com/wp-content/uploads/2013/12/upacara-kasada

Terdapat tiga tempat penting dalam prosesi perayaan Kasada yakni

rumah dukun adat, Pura Poten Luhur dan kawah Gunung Bromo. Menurut

Ayu Sutarto (2012) Upacara Kasada ini dilaksanakan mulai dari tengah

malam hingga dini hari, untuk melaksanakan perayaan ini, dilakukan

persiapan sejak pukul 24.00 WIB yang dimulai dengan bergerak dari depan

rumah dukun adat dan sampai di Pura Luhur Poten sekitar pukul 04.00

WIB. Sebelum upacara dilaksanakan dukun pandita terlebih dahulu

melakukan semeninga, yaitu persiapan untuk upacara yang bertujuan

memberitahukan para Dewa bahwa ritual siap dilaksanakan. Ketika sudah

sampai di Pura Luhur Poten, semeninga kembali dilaksanakan. Ritual

Page 19: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

16

Kasada dilaksanakan dengan menempuh perjalanan dari Pura Luhur Poten

menuju kawah Gunung Bromo.

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam upacara Kasada,

Menurut Abdullah Masmuh (2003:107) Tahapan-tahapan yang harus

dilalui dalam upacara Kasada adalah sebagai berikut :

a. Pengambilan air tirta atau air suci di Gunung Widodareng. Tirta

diambil untuk melakukan ritual nglukat umat atau penyucian jiwa

masyarakat Tengger

b. Pembukaan Hari Raya Kasada, dilanjutkan dengan pertunjukan

Sendratari Rara Anteng dan Jaka Seger yang merupakan acara inti

c. Upacara ritual Kasada di Poten (laut pasir), dilakukan pada tanggal 15

bulan purnama pada bulan ke-12 (Kasada), menurut perhitungan

masyarakat Tengger.

Seperti upacara pada umumnya yaitu adanya Sesaji. Dalam

perlengkapan sesaji yang digunakan dalam perayaan Kasada terdapat dua

unsur penting yaitu kepala bungkah dan kepala gantung. Sedangkan bagi

beberapa orang yang memiliki permohonan khusus disyaratkan untuk

membawa ayam atau kambing sebagai persembahan. Menurut Ayu Sutarto

(2012) Ritual Kasada dimaknai berbeda-beda oleh setiap kalangan.

Pemaknaan ritual Kasada juga tergantung dari sudut pandang

pemaknaannya. Dalam konteks religi komunitas makna dari ritual Kasada

sangat erat kaitannya dengan kepercayaan Gunung Bromo. Diyakini

bahwa Gunung Bromo merupakan pusat dunia. Hal ini terungkap pada

zaman dahulu pembangunan rumah maupun sanggar menghadap ke arah

Gunung Bromo. Ritual Kasada juga dimaknai sebagai identitas komunitas

Tengger sebagai anak keturunan Majapahit.

Orang-orang Tengger merasa bangga dirinya merupakan

komunitas penerus tradisi nenek moyang. Pada masa sekarang yang

mengikuti upacara Kasada tidak hanya suku Tengger yang beragama

Page 20: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

17

Hindu saja namun juga warga Tengger yang beragama Islam maupun

Kristen yang sudah keluar daerah datang dan berkumpul kembali.

4. Upacara Karo

Upacara Karo adalah upacara yang dilakukan oleh masyarakat suku

Tengger untuk memuliakan tradisi leluhur. Selain sebagai tradisi upacara

ini juga merupakan wujud syukur masyarakat suku Tengger terhadap para

leluhur. Abdullah Masmuh (2003:116) mengemukakan bahwa Upacara

Hari Raya Karo bertujuan agar manusia kembali ke Satyayoga, yakni

kesucian. Upacara Karo juga merupakan upacara besar. Paling besar

setelah Kasada. Masyarakat Tengger mempercayai, pada Hari Raya Karo

inilah Sang Hyang Widhiwasa (Tuhan Yang Maha Esa) menciptakan

“Karo”, yakni dua manusia berjenis lelaki dan perempuan sebagai

leluhurnya, yakni Rara Anteng dan Jaka Seger. Upacara Karo dilaksanakan

selama 12 hari. Masyarakat Tengger mengenakan pakaian baru, perabot

baru. Makanan dan minuman melimpah pada hari raya mereka.

Gambar 8. Upacara Karo

Sumber: http://beritadaerah.co.id/wp-content/uploads/2013/10/UPACARA-KARO

Page 21: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

18

Hari Raya Karo mempunyai makna, asal mula adanya manusia,

menurunkan keturunannya sampai kembalinya ruh ke hadapan Hyang

Widhiwasa. Menurut Sudiro (dalam Abdullah Masmuh, 2003:116)

Sedangkan tujuan akhirnya adalah untuk mencapai kebahagiaan tertinggi,

yaitu manusia sempurna yang tidak mengalami penjelmaan kembali. Pada

hari raya ini dilaksanakan sesajen atau islamatani bersama, selain

dilaksanakan bersama, juga dilaksanakan di rumah masing-masing. Hari

raya ini juga digunakan untuk saling berkunjung antar warga masyarakat.

Hari pertama dimulai dengan kunjungan warga masyarakat desa kepada

kepala desa sebagai sesepuh desa. Hari-hari berikutnya Kepala Desa

berkunjung ke seluruh warga masyarakat dari rumah ke rumah, termasuk

warga yang beragama islam.

Dalam upacara ini juga dikenal istilah Sesajen sebagai sarana

maupun media dalam upacara Karo. Menurut Abdullah Masmuh

(2003:116-117) Sesajen pada upacara Hari Raya Karo banten yang

dinamakan kayapon agung, terdiri dari tiga nyiur berisi sembilan buah

tumpeng kecil beserta lauk pauk, seperti sate isi perut hewan, sayur kara,

juadah ketan putih dan hitam, conthong berisi apem, pisang, seikat pisang

gubahan, daun sirih, kapur, dan sepotong pinang atau jambe ayu. Perangkat

upacara yang lain adalah sedekah prashkayopan yeng terdiri dari setumpuk

daun sirih (surunh agung) dan takir berisi pinang dan bunga ditambah

srembu, sebuah pincuk kecil berisi umbi, talas, kacang yang direbus serta

diberi kelapa parut, dan di atas prashkayopan diletakkan beberapa helai

kain.

5. Entas-entas

Masyarakat Hindu Tengger tidak mengenal pembakaran mayat

seperti di Bali, tetapi melakukan pembakaran boneka berpakaian yang

dilambangkan manusia yang meninggal ditempat pembakaran setelah

Page 22: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

19

mayat dimakamkan. Menurut Abdullah Masmuh (2003:119) Sesudah

dimandikan dengan air yang dimantrai oleh dukun, mayat orang

meninggal lalu dikafani kain putih tiga lapis, kemudian diusung dengan

ancak terbuat dari bambu, dikubur membujur ke timur dan terlentang.

Selanjutnya diadakan upacara “misahi”, yaitu perpisahan antara orang

yang meninggal dengan keluarganya, dipimpin seorang dukun.

Selanjutnya setelah 44 hari atau lebih diadakan Upacara “Entas-Entas”.

Gambar 9. Upacara Entas-Entas

Sumber: http://www.javanologi.info/main/galeri/entas-entas.jpg

Setiap upacara tentunya memiliki maksud dan tujuannya masing-

masing seperti halnya Entas-Entas. Menurut Alpha Savitri (2012) Upacara

Entas-entas dimaksudkan untuk memohon ampun kepada Sang Maha

Agung agar arwah almarhum yang masih “Nglambrang” (melayang-

layang tak menentu) segera dapat masuk surga. Pada upacara entas-entas

ini dibuat boneka yang disebut Petra. Petra diberi pakaian dari pakaian

asli almarhum yang dientas. Banyaknya petra yang dientas juga menurut

jumlah orang yang meninggal.

Menurut Abdullah Masmuh (2003:119) Adapun peralatan yang

digunakan dalam upacara Entas-Entas ini antara lain :

Page 23: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

20

a. Baju Antrakusuma yaitu, sehelai kain tanpa jahitan yang diperoleh

sebagai warisan dari nenek moyang. Biasanya baju ini disimpan dalam

Klonthongan atau sebuah tandu yang disimpan di atas loteng sanggar

Agung. Selain itu dipakai juga ikat kepala dan selempang

b. Prasen, yang berasal dari kata rasi yang berarti zodiak. Prasen ini

berupa mangkok yang bergambar bintang dari zodiak yang dimiliki

para dukun yang berangka tahun saka, 1249, 1251, 1253, 1261, dan

pada dua Prasen lainnya terdapat tanda tahun saka 1275. Tanda tahun

ini menunjukkan masa berkuasanya pemerintahan Tribuana Tungga

Dewi di kerajaan majapahit. Hal ini membuktikan dan memperkuat

anggapan bahwa penduduk Tengger berasal dari kerajaan Majapahit.

c. Tali Sampet terbuat dari kain batik atau kain berwarna kuning yang

dipakai oleh Apandita Tengger

d. Genta, Keropak dan Perapen sebagai pelengkap upacara.

C. Budaya Artefak

1. Rumah Adat

Secara umum rumah digunakan untuk tempat berlindung dari

segala bahaya serta sebagai tempat berteduh dari panas dan hujan. Tidak

jauh berbeda dengan rumah adat tradisional, akan tetapi pembuatan rumah

ini juga memiliki fungsi dan tujuannya masing-masing sesuai dengan

ukurannya.

Menurut K. Rahardjo (2012) masyarakat suku Tengger masih

tinggal di rumah yang terbilang bangunan asli. Rumah tersebut berdiri

dengan tidak ada tingkat, berdiri lurus sejajar dengan tanah. Di pekarangan

rumah tidak ada tumbuhan pohon yang tinggi. Rumah orang Tengger

lebarnya 4 hingga 8 meter, panjangnya 15 hingga 20 meter. Terbuat dari

papan atau batang kayu dengan atap genting berbangun terjal hanya

memiliki satu atau dua jendela. Bagian-bagian rumah Suku Tengger

Page 24: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

21

sedikit agak berbeda dengan rumah-rumah Jawa lain. Di dalam rumah

terdapat suatu tempat bernama Sanggar, Sanggar ialah tempat sesaji dan

tempat penyimpanan pusaka. Sanggar juga berfungsi untuk tempat sembah

yang pada upacara kematian. Tata Rumah Rumah penduduk Tengger

dibangun di atas tanah, yang sedapat mungkin dipilih pada daerah datar,

dekat air. Rumah-rumah letaknya berdekatan atau menggerombol pada

suatu tempat yang dapat dimasuki dan dihubungkan dengan jalan sempit

atau agak lebar antara satu desa dengan desa lain.

Gambar 10. Rumah Adat Suku Tengger

Sumber: http://kampoengbromo.com/wp-content/uploads/2014/08/Rumah-Adat.jpg

Menurut Alpha Savitri (2012) Halaman rumah mereka pada

umumnya sempit (kecil) dan tidak ditanami pohon-pohonan. Di halaman

itu pula terdapat sigiran, tempat untuk menggantungkan jagung yang

belum dikupas. Selain itu, sigiran dimanfaatkan untuk menyimpan jagung,

sehingga juga berfungsi sebagai lumbung untuk menyimpan sampai panen

datang.

2. Pakaian Adat

Pakaian adat suku Tengger berbeda dengan yang lain. Pakaian adat

ini sepintas mirip pakaian adat bali, yakni mirip pakaian khas jawa timur

Page 25: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

22

berwarna putih, kerah model kerah China, berlilit sarung diatas celana dan

bertutup kepala (udeng). Ditambah selendang berwarna kuning bersilang

didepan dada.

Gambar 11. Pakaian Adat Suku Tengger

Sumber: http://blog.djarumbeasiswaplus.org/aswinyoga/files/2013/09/wpid

Selain itu adapula keunikan dari pakaian sehari-hari Masyarakat

Tengger yaitu cara mereka bersarung (memakai sarung) yang berfungsi

sebagai pengusir hawa dingin yang memang akrab dengan keseharian

mereka. Tidak kurang dari tujuh cara bersarung yang mereka kenal.

Masing-masing cara ini memiliki istilah dan kegunaan sendiri. (K.

Rahardjo, 2012)

3. Pura Luhur Poten Bromo

Awalnya pura ini merupakan kediaman dari Ida Sang Hyang Widhi

Washa. Sekarang, pura ini di jadikan sebagai tempat beribadah umat

Hindu Suku Tengger. Pura Luhur Poten menjadi tempat pemujaan Dewa

Brohmo. Komang Agus Ruspawan (dalam Alpha Savitri, 2012)

menuliskan bahwa :

Pura Luhur Poten berdiri pada tahun 2000, di dalam pura terdapat tiga

wilayah yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dan pada

Page 26: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

23

tiap bagian wilayah terdapat candi Bentar yang menjadi pintu masuk

dari setiap wilayah, wilayah di dalam pura diantaranya :

a. Mandala Utama, yaitu tempat dilakukannya pemujaan dan

Sembahyang

b. Mandala Madya, yaitu tempat persiapan dan pengiring upacara

persembahyangan.

c. Mandala Nista (depan), yaitu tempat peralihan dari luar kedalam

pura.

Gambar 12. Pura Luhur Poten di Padang Pasir Gunung Bromo

Sumber: https://wongalus.files.wordpress.com/2013/11/pura-luhur-poten-

bromo-2.jpg

Layaknya pura-pura lain, Pura Luhur Poten dibangun mengarah ke

arah barat dengan tempat pemujaan (Mandala Utama) menghadap ke arah

timur mengikuti arah datangnya matahari.

4. Ongkek

Sesaji merupakan salah satu hal yang penting sebagai salah satu

media dalam upacara adat. Oleh karena itu ada pula Ongkek, yaitu tempat

sesaji. Menurut Nindya Helvy Pramita (2013:57) Ongkek adalah bambu

Page 27: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

24

yang dibuat membentuk suatu pikulan. Di Desa Ngadas, sesajen

diletakkan pada ongkek yang dibuat dari bambu dan diatur sedemikian

rupa sehingga membentuk suatu pikulan. Menurut masyarakat, pada jaman

dahulu ongkek dibuat dari kayu sedangkan pada jaman sekarang ongkek

dapat dibuat dari bambu. Ongkek inilah yang merupakan sesaji pokok, dan

pembuatan ongkek ini biasanya dikerjakan oleh orang tua (wong sepuh).

Gambar 13. Masyarakat Tengger membawa Ongkek menuju Kawah

Gunung Bromo.

Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1159/upacara-adat-Kasada

Menurut Alpha Savitri (2012) Ongkek merupakan tempat sesaji

yang berisi hasil bumi, ternak peliharaan, dan ayam. Ongkek digunakan

dalam upacara Kasada. Ongkek nantinya akan dilemparkan ke kawah

Gunung Bromo yang bertujuan untuk menghormati Raden Kusuma (anak

dari Joko Seger dan Roro Anteng) yang rela mengorbankan dirinya

sebagai tumbal agar tidak terjadi bencana yang hebat di wilayah Suku

Tengger. Sesajen persembahan yang disebut Ongkek terdiri dari 30 macam

buah- buahan dan kue. Bahan pembuatan ongkek diambil dari desa yang

selama setahun tidak memiliki warga yang meninggal. Upacara Kasada

juga dipakai untuk mewisuda calon dukun baru.

Page 28: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

25

5. Boneka Petra/Petri

Wujud budaya memang berbeda-beda di setiap suku yang ada, entah

itu pada masanya digunakan sebagi media pemujaan, pondasi ataupun

pegangan hidup masyarakat setempat. Tak terkecuali boneka Petra atau

Petri yang dimiliki oleh suku Tengger. Menurut Alpha Savitri (2012)

Boneka Petra atau Petri adalah boneka yang terbuat dari dedaunan, bunga

kenikir, kain dan janur kuning. Boneka ini digunakan dalam seluruh ritual

upacara perkawinan. Petra diletakkan dalam posisi duduk. Selain

digunakan dalam upacara perkawinan, Petra juga digunakan di upacara

Entas-entas (kematian).

Gambar 14. Boneka Petra/Petri

Sumber: http://www.indonesiadiscovery.net/images/free/real/Petra.jpg

Petra dalam upacara Entas-entas berfungsi sebagai tempat arwah.

Selanjutnya, dalam keseluruhan rangkaian upacara Entas-entas, boneka

petra akan di bakar di Pendayangan, yakni tempat bersemayamnya roh-

roh leluhur atau nenek moyang.

Page 29: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

26

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adat

Tengger mempunyai modal sosial, seperti nilai-nilai adat, aturan-aturan yang

dipakai setiap individu sebagai pedoman untuk membentuk perilakunya sehari-

hari. Kondisi geografis Masyarakat Tengger juga mempengaruhi

kepercayaannya terhadap keberadaan Gunung Bromo, dimana masyarakat

Suku Tengger menganggap suci Gunung Bromo yang di percaya menjadi

tempat tinggal roh leluhur yang di hormati.

Masyarakat Tengger dikenal sebagai masyarakat yang kuat dalam

memegang teguh nilai-nilai hakiki yang luhur sebagai warisan nenek moyang

dan mereka masih mempercayai adanya roh leluhur di sekitar mereka yang

mempengaruhi hidup mereka. Keberadaan roh leluhur tersebut perlu di akui

dan di hormati.

B. Saran

Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari masyarakat Tengger, salah

satunya yakni bahwa sikap budaya masyarakat Tengger yang tidak terlalu

tergantung kepada kekuatan dari luar sukunya, baik itu kekuatan yang

berdimensi ekonomi, politik, ataupun budaya. Oleh karena itu, perubahan

masyarakat untuk menuju masyarakat industri tidak perlu dipaksakan karena

ketidaksiapan justru akan menumbuhkan ketergantungan dan membunuh

kemandirian. Tradisi rukun, memahami perbedaan, tak tergantung kepada

kekuatan dari luar, mencintai adat-istiadat warisan leluhur, dan mencintai tanah

pertanian yang memberi kehidupan adalah mutiara peradaban yang patut

dipertahankan.

Page 30: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

27

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abdullah Masmuh dkk, Agama Tradisional, Yogyakarta: Lkis Yoyakarta, 2003

Colin Barlow, Joep Bijlmer dkk, Manusia dan Lingkungan, Jakarta: Jayakarta

Agung Offset, 2002

Taufik Abdullah, Kusnaka Adimihardja dkk, Agama dan Upacara, Jakarta:

Jayakarta Agung Offset, 2002

Abdul Jabbar, Makna Teologis Upacara Karo Masyarakat Suku Tengger, Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah, 2010

Linda Sari, Gunung Bromo Dan Keunikan Masyarakat Tengger Sebagai Objek

Wisata Di Jawa Timur, Medan: Universitas Sumatra Utara, 2009

Jurnal :

Nindya Helvy Pramita dkk, Etnobotani Upacara Kasada Masyarakat Tengger, Di

Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Vol. 1,

No. 2, 2013

Makalah :

Alpha Savitri, Sejarah, Agama dan Tradisi Suku Tengger Gunung Bromo, 2012

Ayu Sutarto, Sekilas Tentang Masyarakat Tengger, 2012

Vico SJ, Masyarakat Suku Tengger dan Upacara Kasada, 2012

K. Rahardjo, Kebudayaan Suku Tengger, 2012

Page 31: FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI · PDF fileB. Budaya Tindakan/Aktivitas ... Begitu banyak suku-suku yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia ... Tujuannya adalah untuk

28

Internet :

Hindu Mahayana diakses dari

http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1063/hindu-mahayana-ag

pada tanggal 24 September 2015 Jam 07:10

Masyarakat Suku Tengger diakses dari

http//kelanajagad.blogspot.co.id/2008/11/masyarakat-suku-tengger pada

tanggal 24 September 2015 Jam 07:15

Kebudayaan Suku Tengger diakses dari

http://redendonk.blogspot.co.id/2012/20/kebudayaan-suku-tengger pada

tanggal 24 September 2015 Jam 07:18

Kearifan Lokal Masyarakat Tengger diakses dari

http://antariksaarticle.blogspot.co.id/2011/03/kearifan-lokal-masyarakat-

tengger pada tanggal 18 september 215 Jam 22:03

Upacara Adat Kasada diakses dari

http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1159/upacara-adat-Kasada

pada tanggal 18 September 2015 Jam 22:04