FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan...

82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MELEMPAR TURBO MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN PONDOK 03 NGUTER SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 oleh : TRI PUJIANTO JANU WAHYUDI X 4610117 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Transcript of FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan...

Page 1: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR

MELEMPAR TURBO MENGGUNAKAN MODIFIKASI

ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V

SDN PONDOK 03 NGUTER SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

oleh :

TRI PUJIANTO JANU WAHYUDI

X 4610117

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR

MELEMPAR TURBO MENGGUNAKAN MODIFIKASI

ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V

SDN PONDOK 03 NGUTER SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

TRI PUJIANTO JANU WAHYUDI

NIM. X4610117

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A

Juli 2012

Page 3: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 25 Juli 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.H. M.Mariyanto ,M.Kes Drs.H.Agustiyanto ,M.Pd

NIP.19591229 198702 1001 NIP. 19680818 199403 1 001

Page 4: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari :

Pada hari : Selasa

Tanggal : 31 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Fadilah Umar, S. Pd, M. Or

Sekretaris : Drs. Sukono , M.Or

Anggota I : Drs. H. M. Mariyanto ,M.Kes

Anggota II : Drs. H. Agustiyanto M.Pd

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n. Dekan

Pembantu Dekan 1

Prof. Dr. rer. nat.H. Sajidan, M.Si

NIP. 19660415 199103 1 002

Page 5: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

#Belajarlah untuk berjalan sebelum berlari#

#Hidup tanpa teman seperti mati tanpa saksi#

#Apa artinya matahari terbit jika aku tidak berolah raga#

#Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini,

melakukan yang terbaik. Tuhan pastikan menunjukkan Kebesaran dan Kuasa-

Nya, pada hamba-Nya yang sabar dan tak kenal putus asa#

Page 6: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

“Bapak dan Ibu”

Doamu yang tak pernah putus dan tiada kasih sayang yang seindah dan

seabadi kasih sayangmu dan selalu membimbingku.

“Kakak tercinta”

“Sang pujaan hatiku yang sedang belajar”

“Mas Tri widodo dan Mas Nanang muhammad wakhid”

Terima kasih selalu memberi suport,Memberikan pengarahan dalam

Mengerjakanskripsi .

“Teman-teman S1 Transfer Angkatan 2010”

“Teman kos(davit ,adhegora,yodi pradana dan dek dhimas)”

kalian-lah teman-teman yang selalu membantu aku sewaktu aku

mengalami kesulitan.

“Almamater”

Page 7: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Tri pujianto janu wahyudi. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

GERAK DASAR MELEMPAR TURBO MENGGUNAKAN MODIFIKASI

ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD N PONDOK 03

NGUTER SUKOHARJO.Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk: meningkatan hasil belajar gerak dasar

melempar turbo menggunakan modifikasi alat pembelajaran pada siswa kelas V

SDN Pondok 3 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran

2011/2012.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dalam penelitian dilaksanakan dalam dua siklus terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas

V Sekolah Dasar Negeri pondok 03 tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah

19 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Data hasil

belajar lempar turbo diperoleh melalui tes unjuk kerja, lembar observasi

digunakan untuk mengumpulkan data kegiatan siswa di dalam mengikuti proses

pembelajaran gerak dasar lempar turbo menggunakan modifikasi alat

pembelajaran dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat

kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

Hasil penelitian kemampuan siswa dalam melakukan rangkaian gerakan

lempar turbo meningkat dari 36,8 % atau 7 siswa yang mencapai batas tuntas pada

kondisi awal menjadi 63,3 % atau 12siswa yang mencapai batas tuntas pada akhir

siklus I dan meningkat menjadi 80% atau16 siswa yang mencapai batas tuntas pada

akhir siklus II.

Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan penggunaan modifikasi alat

pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lempar turbo siswa kelas V Sekolah

Dasar Negeri pondok 03 tahun pelajaran 2011 /2012.

Kata kunci : gerak dasar,modifikasi alat, hasil belajar.

Page 8: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ” UPAYA MENINGKATKAN

KEMAMPUAN GERAK DASAR MELEMPAR TURBO MENGGUNAKAN

MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN

PONDOK 03 NGUTER SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi,

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof . Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs.M. Mariyanto, M.Kes selaku pembimbing I, yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi.

5. Bapak Drs.H.Agustiyanto,M.Pd selaku pembimbing II, yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan semangat dalam menyusun skripsi.

6. Syarif Mughni S.Ag selaku Kepala Sekolah SDN Pondok 03 Nguter Sukoharjo

yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam

penelitian.

7. Tri Widodo, S.Pd selaku Guru Penjasorkes SDN Pondok 03 Nguter Sukoharjo

yang telah memberikan ijin dan menjadi guru kolaborasi dalam penelitian ini.

Page 9: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

8. Bapak dan ibu tercinta yang tidak henti-hentinya mendoakan dan mendukung

saya.

9. Siswa kelas V SDN Pondok 03 Nguter Sukoharjo yang telah bersedia menjadi

subyek penelitian.

10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 10: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. ii

HALAMAN PENGAJUAN .................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ v

MOTTO .................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ................................................................................... vii

HALAMAN ABSTRAK ......................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................ ix

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang masalah .............................................................. 1

B. Perumusan masalah ..................................................................... 3

C. Tujuan penelitian ......................................................................... 3

D. Manfaat penelitian ....................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 5

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 5

1. Pembelajaran ........................................................................ 5

a. Definisi Pembelajaran ................................................. 5

b. Ciri-ciri Pembelajaran ................................................. 6

c. Prinsip Pembelajaran ................................................... 6

2. Atletik ................................................................................... 11

a. Pengertian Atletik .............................................................. 11

3. Kids Atletik .......................................................................... 12

a. Konsepsi tentang Kids Atletik ........................................ 13

Page 11: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

b. Disiplin- Disiplin dalam Kids Atletik ............................ 13

4.Lempar turbo ............................................................................. 14

a. Menghadap arah lemparan .............................................. 15

b. Langkah menyilang ........................................................ 15

c. Posisi melempar .............................................................. 15

d. Lemparan......................................................................... 15

e. Sikap akhir ..................................................................... 15

5. Modifikasi alat .......................................................................... 16

a. Dasar Modifikasi alat ........................................................ 16

b. Modifikasi alat pembelajaran ............................................ 18

1. Bola Berekor .................................................................... 18

2. Holahop/simpai ................................................................ 19

3. Pelaksanaan siswa ............................................................ 20

B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 20

C. Hipotesis ............................................................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 24

A. Tempat dan Waktu penelitian ...................................................... 24

B. Subjek Penelitian ......................................................................... 25

C. Sumber Data ............................................................................... 25

D. Teknik Alat dan Pengumpulan data ............................................ 25

E. Uji Validitas Data ........................................................................ 26

F. Analisis data ................................................................................ 27

G. Indikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa ................................... 28

H. Prosedur Penelitian ...................................................................... 28

I. Penelitian Tindakan Kelas ........................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 36

A. Deskripsi Kondisi Awal (pra siklus) ........................................... 36

B. Siklus I ......................................................................................... 38

C. Siklus II ....................................................................................... 51

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 60

Page 12: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB V SIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN .................................. 62

A. Simpulan ...................................................................................... 62

B. Implikasi ...................................................................................... 62

C. Saran ............................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 66

LAMPIRAN ............................................................................................ 67

Page 13: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pelaksanaan lempar turbo..................................................... 14

Gambar 2. Teknik gerak dasar lempar lembing . ................................... 16

Gambar 3. Modifikasi alat bola berekor ................................................ 19

Gambar 4. Modifikasi alat simpai .......................................................... 19

Gambar 5. Pelaksanaan modifikasi alat ................................................. 20

Gambar 6. Pelaksanaan modifikasi alat ................................................. 20

Gambar 7. Pelaksanaan modifikasi alat ................................................. 21

Gambar 8. Kerangka berfikir ................................................................. 23

Gambar 9. Alur tahapan siklus penelitian tindakan kelas ...................... 29

Gambar 10. Modifikasi alat..................................................................... 116

Gambar 11. Siswa melakukan pemanasan .............................................. 116

Gambar 12. Siswa melakukan gerakan dasar tanpa alat ......................... 116

Gambar 13. Siswa melakukan lemparan berhadapan ............................. 116

Gambar 14. Siswa melakukan lemparan menggunakan lari ................... 116

Gambar 15. Siswa mengukur jauh lemparan .......................................... 116

Gambar 16. Siklus ke dua siswa melakukan pemanasan ........................ 117

Gambar 17. Siswa melakukan permainan pemanasan ............................ 117

Gambar 18. Siswa melakukan lempar turbo ........................................... 117

Gambar 19. Siswa melakukan rangkaian gerakan .................................. 117

Gambar 20. Peneliti, guru pamong, bersama kolaborator ....................... 117

Gambar 21. Ekspresi kegembiraan siswa................................................ 117

Page 14: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian .............. 24

Tabel 2. Teknik alat dan pengumpulan data penelitian........................... 26

Tabel 3. Indikator pencapaian hasil belajar siswa .................................. 28

Tabel 4. Deskripsi data awal ................................................................... 37

Tabel 5. Deskripsi data hasil tindakan I .................................................. 50

Tabel 6. Deskripsi data hasil tindakan II ................................................. 60

Tabel 7. Hasil perbandingan hasil belajar ............................................... 60

Tabel 8. Deskripsi hasil belajar kondisi awal.......................................... 62

Page 15: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar pustaka ............................................................................. 66

2. Silabus pembelajaran ................................................................... 68

3. Rpp siklus I .................................................................................. 71

4. Rpp siklus II ................................................................................ 79

5. Lampiran data pra siklus ............................................................. 87

6. Lampiran data hasil siklus I ........................................................ 88

7. Lampiran data siklus II ................................................................ 91

8. Lampiran data hasil belajar ......................................................... 107

9. Lampiran data hasil akhir ............................................................ 113

10. Lampiran data jauh lemparan ...................................................... 115

11. Dokumentasi surat permohonan ijin penelitian ........................... 118

Page 16: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Tri pujianto janu wahyudi

NIM : X461117

Jurusan/Program Studi : JPOK/Penjaskesrek KG

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ UPAYA MENINGKATKAN

KEMAMPUAN GERAK DASAR MELEMPAR TURBO MENGGNAKAN

MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SDN

PONDOK 03 NGUTER KAB.SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012”

ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi

yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Tri pujianto janu wahyudi

NIM. X4610117

Page 17: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

didalamnya diajarkan beberapa macam cabang olahraga yang terangkum dalam

kurikulum pendidikan jasmani. Salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam

pendidikan jasmani adalah atletik. Atletik merupakan induk dari semua cabang

olahraga yang diajarkan dari sekolah tingkat paling rendah (SD) sampai Sekolah

Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bahkan Perguruan

Tinggi (PT). Cabang olahraga atletik di dalamnya terdiri dari empat nomor utama

jalan, lari, lompat dan lempar. Dari setiap nomor tersebut di dalamnya terdapat

beberapa nomor yang diperlombakan. Untuk nomor lari terdiri atas: lari jarak

pendek,jarak menengah, jarak jauh atau marathon, lari gawang, lari sambung dan

lari crosscountry. Nomor lompat meliputi: lompat jauh, lompat tinggi, lompat

jangkit danlompat tinggi galah. Nomor lempar meliputi: lempar cakram, lempar

lembing, tolakpeluru dan lontar martil. Berkaitan dengan nomor-nomor atletik,

penelitian ini akan mengkaji dan meneliti kemampuan gerak dasar melempar

turbo dalam kids atletik.

Lempar turbo merupakan modifikasi lempar lembing yang diperuntukan

bagi anak-anak dimana rangkaian gerakannya diawali dengan awalan, lemparan

dan gerak lanjut. Para siswa pada umumnya belum menguasai gerak dasar lempar

turbo. Anak tidak pada tempatnya bila mereka diajarkan untuk mencapai prestasi

tinggi dalam olahraga tetapi sebaliknya mereka harus dibimbing sesuai

kemampuan fisik dan mentalnya. Seperti yang dikemukakan Djumidar (2007:

11.31) “dalam pengajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar harus disesuaikan

dengan tingkat kemampuan siswa.

Kids Atletik adalah nomor suatu konsepsi tentang event untuk anak-anak

yang menggambarkan suatu keberangkatan nyata dari atletik model orang dewasa.

Page 18: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Adapun maksud dan tujuan organisasi akan konsepsi tentang : “ Atletik

Bocah – IAAF “ (IAAF KIDS’ ATLETIK) :

Bahwa suatu jumlah besar anak-anak dapat diaktifkan pada saat bersamaan ,

Bahwa bentuk gerakan atletik yang dasar dan yang beragam dapat dilakukan

atau di terapkan, Bukan saja anak-anak yang lebih kuat dan lebih cepat

membuat suatu sumbangan kepada suatu hasil yang baik , Bahwa tuntutan

ketangkasan bervariasi menurut umur atau usia dan syarat kemampuan

berkoordinasi, Bahwa suatu sifat dari petualangan masuk daam program,

menawarkan suatu pendekatan kepada atletik yang cocok atau sesuai bagi

anak-anak, Bahwa susunan atau struktur dan sistem penilaian terhadap event

adalah mudah, didasarkan atas urutan tingkatan (rank order) dari team atau

regu-regu, Bahwa diperlukan disini beberapa orang asisten dan juri (judges),

Bahwa atletik ditawarkan sebagai suatu event team campuran (anak-anak putra

dan putri bersama-sama)

Berdasarkan observasi di SDN Pondok 03 di Kecamatan Nguter

Kabupaten Sukoharjo pada awal tahun 2012, dapat diketahui bahwa masih banyak

guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di dalam pembelajaran lempar

turbo cenderung pada pelaksanaan lempar turbonya saja, sehingga banyak siswa

yang kurang tertarik pada cabang olahraga atletik tersebut. Hal ini disebabkan

oleh kurangnya modifikasi dan pembelajaran yang inovatif sehingga

menyebabkan siswa kurang bersemangat dan disiplin dalam mengikuti

pembelajaran selain permasalahan tersebut kemampuan hasil lempar turbo juga

belum maksimal , berdasarkan data awal dan hasil deskripsi siswa belum

menunjukan hasil yang baik, dengan prosentase ketuntasan 36,8% ,karena

pemberian teknik gerak dasar lempar yang belum baik. Menurut Djumidar (2007:

10.3) merangsang minat siswa khususnya atletik dapat dilakukan dengan cara:

Pertama, memberikan bentuk-bentuk permainan anak yang dapat

meningkatkan ketrampilan, kedua bermain dengan aktivitas yang berhubungan

dengan rasa sosial, untuk mempertinggi kesadaran individu-individu, ketiga

memberikan penghargaan dan menambah pengetahuan dan kerjasama

kelompok atau gotong royong; dan keempat mengadakan suatu permainan

yang berisikan rasa kejujuran, sportivitas, kebersamaan untuk meningkatkan

nilai-nilai spiritual.

Guru bisa menggunakan alat modifikasi contohnya bola berekor, kertas,

simpai, ban, tongkat estafet, kerucut ataupun lainnya yang merangsang gerakan

Page 19: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

melempar. Metode pembelajaran yang lain yang sering diterapkan adalah

pendekatan teknik. Metode pembelajaran teknik yaitu metode pembelajaran yang

cenderung berkonsep pada penguasaan teknik. Seorang guru pendidikan jasmani

sering kali kurang memahami tentang penerapan metode yang tepat bagi anak

didiknya. Hal ini kemudian berdampak pada pencapaian hasil akhir yang kurang

memuaskan, maka peneliti memandang perlu untuk mengadakan penelitian

dengan judul :

:“Upaya Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Melempar Turbo Menggunakan

Modifikasi Alat Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SDN Pondok 03 Nguter

Kab.Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan

masalah yang di bahas dalam penelitian ini, yaitu :

“Bagaimanakah penggunaan modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan

kemampuan gerak dasar melempar turbo pada siswa kelas V SDN Pondok 3

Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang disampaikan di atas maka tujuan

penelitian ini adalah untuk :

“Untuk meningkatan hasil belajar gerak dasar melempar turbo menggunakan

modifikasi alat pembelajaran pada siswa kelas V SDN Pondok 3 Kecamatan

Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012”

Page 20: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti setelah penelitian ini selesai

secara lebih rinci adalah :

1. Bagi Guru Penjas kelas V SD N Pondok 03 Nguter Sukoharjo

a. Untuk meningkatkan kreativitas guru dalam menggunakan media

pembelajaran modifikasi dalam menyampaikan materi pelajaran

terutama materikemampuan gerak dasar melempar turbo.

b. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memberikan

pembelajaran yang lebih menarik dan mudah di pahami siswa.

c. Agar guru yang mengajar dapat menggunakan media pembelajaran

modifikasi yang tepat dalam pembelajaran sehingga kemampuan

dan hasil belajar siswa dapat lebih maksimal.

2. Bagi siswa kelas V SD N Pondok 03 Nguter Sukoharjo

a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan sehingga

siswa dapat lebih mudah menerima materi pelajaran yang di ajarkan.

b. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajarangerak dasar

melempar turbo sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang ingin di

capai.

3. Bagi Lembaga

Sebagai bahan masukan, saran, dan informasi terhadap sekolah, instansi,

lembaga pendidikan untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat

dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar.

Page 21: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran

a. Definisi pembelajaran

Istilah pembelajaran berasal dari kata instruktion, menunjuk pada

kegiatan, yaitu bagaimana peserta didik belajar dan peserta didik mengajar atau

dapat dikatakan proses belajar mengajar. Menurut kamus besar bahasa indonesia

(2003: 17) pembelajaran adalah ”proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar”. Sedangkan pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono

(2006: 297) adalah sebagai berikut: ”pembelajaran adalah kegiatan secara

terprogam dalam disain intruk-sional, untuk membuat siswa belajar secara aktif,

yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.

Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

pengertian pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan untuk

memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada diri warga berguna untuk

mencapai tujuan belajar. Dengan melalui kegiatan pembelajaran, pendekatan

pembelajaran merupakan apek yang sangat penting dan mempunyai hubungan

fungsional untuk mencapai tujuan intruksional. Untuk itu seorang guru atau

pelatih harus memilih atau menentukan pendekatan pembelajaran mana yang

sesuai untuk pembelajaran yang tepat dan dapat memberikan peluang untuk

terjadinya proses pembelajaran secara efektif dalam kegiatan iteraksional.

Pembelajaran yang tepat ditentukan berdasarkan analisis terhadap hal-hal tertentu.

Dengan demikian kegiatan pembelajaran dengan sendirinyaharus memperhatikan

fektor-faktor internal dan eksternal yang merupakan faktor yang penting dalam

menentukan pembelajaran.

Page 22: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Ciri-Ciri Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi

atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan

pengetahuan atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka

dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu.

Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru

mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan

siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan

belajar dapat tercapai. Menurut H. J. Gino dkk, (1998: 36) menyatakan, “Ciri-ciri

pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar

siswa yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4)

suasana belajar dan (5) kondisi subyek belajar”.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri

pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan belajar,

suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran tersebut harus

diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Secara singkat ciri-ciri pembelajaran

dijelaskan sebagai berikut:

c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Belajar suatu keterampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa

suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.

Gino dkk (1998: 51) bahwa, “Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai

jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap.

1) Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat

melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk menemukan

sebab-sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau melakukan tugas

ajar dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi rangsangan agar

tumbuh motivasi pada dirinya.

Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu

Page 23: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak suka

tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu

tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah

pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai.

2) Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi

belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan

karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.

Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip

dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan

yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang

daya cipta atau yang bersifat menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri

siswa untuk menemukan atau memecahkannya masalah yang dihadapi dalam

pembelajaran.

3) Alat Bantu Belajar

Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat

membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran

adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan

maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar

materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa.

Apabila pengajaran disampikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka

siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

4) Suasana Belajar

Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik,

apabila terjadi komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di samping

itu juga, adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Suasana belajar mengajar

akan berglangsung dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik

siswa, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Page 24: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

5) Kondisi Siswa yang Belajar

Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi

juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan dan

memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan

kondisi siswa yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam

proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan

dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan

sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing.

Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk

mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses

pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut

Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi

perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan,

tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran

meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau

berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan

individual. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka prinsip-prinsip

pembelajaran tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran dengan baik dan

benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan secara

singkat sebagai berikut:

1) Perhatian dan Motivasi Belajar

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian

terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan

kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk. (1998: 52) menyatakan, “Perhatian siswa waktu

belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar. Belajar dengan penuh perhatian

(konsentrasi) pada materi yang dipelajari akan lebih terkesan lebih mendalam dan

tahan lama pada ingatan”.

Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang

optimal. Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan,

Page 25: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan

yang dimaksud motivasi menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) adalah,

“Tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang”. Dengan

motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.

Belajar yang dilakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil belajar

yang optimal.

2) Keaktifan Siswa

Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan

belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk atif secara fisik, intelektual dan

emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar.

Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. (1998: 52) bahwa, “Dari semua unsur

belajar, boleh dikatakan keaktifan siswalah prinsip yang terpenting, karena belajar

sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seorang

belajar”.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam

bentuknya. Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang dipelajari siswa.

Menurut S. Nasution (1988:93) yang dikutip H.J. Gino dkk. (1998: 52) macam-

macam keaktifan belajar siswa antara lain: “Visual activities, oral activities,

listening activities, drawing activities, motor activities, mental activities,

emotional activities”.

Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak

terpisah satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung

keaktifan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat

dilakukan bermacam-macam keaktifan.

3) Keterlibatan Langsung Siswa

Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam proses

belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organ-

organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang

diperolehnya. Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab

pengalaman-pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan kualitas

Page 26: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

perubahan tingkah laku siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi

perubahan tingkah laku pada diri siswa.

Belajar adalah tanggungjawab masing-masing siswa, sebab hasil belajar

adalah hasil dari pengalaman yang diperoleh sendiri, bukan pengalaman yang

didapat oleh orang lain. Oleh karena itu, kualitas hasil belajar berbeda-beda antara

siswa satu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang diperoleh dan

kondisi serta kemampuan setiap siswa.

4) Pengulangan Belajar

Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan

melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan

akan dikuasai dengan baik. Menurut Davies (1987: 32) yang dikutip Dimyati dan

Mudjiono (2006: 52) bahwa, “Penguasaan secara penuh dari setiap langkah

memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah

pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran”. Mengulang materi

pelajaran atau suatu keterampilan adalah sangat penting. Dengan melakukan

pengulangan gerakan secara terus menerus, maka gerakan keterampilan dapat

dikuasai dengan secara otomatis. Suatu keterampilan yang dikuasai dengan baik,

maka gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.

5) Tantangan

Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam

pembelajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk

memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai pendapat

H.J. Gino dkk (1998: 54) bahwa, “Materi yang dipelajari oleh siswa harus

mempunyai sifat merangsang atau menantang. Artinya, materi tersebut

mengandung banyak masalah-masalah yang merangsang untuk dipecahkan.

Apabila siswa dapat mengatasi masalah yang dihadapinya, maka ia akan

mendapatkan kepuasan”.

Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat

penting. Dengan adanya tantangan yang harus dihadapi atau dipecahkan siswa

dalam belajar, maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk

memecahkan masalah tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang

Page 27: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dipelajarinya, maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar

yang optimal.

6) Balikan dan Penguatan

Pemberian balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri

siswa, yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan

meningkatkan usaha belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta penampilan

siswa yang baik, diberi balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian

yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan penampilan siswa.

Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang

dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

Memberi penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu

tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa. Namun demikian, penguatan

ini sangat besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

7) Perbedaan Individu

Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu

dengan lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau

kecepatannya masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa

lain akan membantu siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi

dirinya sendiri. Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran

yang diterapkan, direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan

kondisi masing-masing siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka

guru harus memperhatikan perbedaan setiap individu dan dalam

membelajarkannya harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing

individu.

2. Atletik

a.Pengertian Atletik

Atletik merupakan istilah bahasa yang sudah dialih bahasakan dari

berbagai istilah sebelumnya. Menurut Yudha M.Saputra (2001: 1) mengatakan:

Sebenarnya, istilah atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu Athlon yang

memiliki makna bertanding atau berlomba. Istilah athlon hingga saat ini masih

sering digunakan seperti yang kita dengar kata Pentathon atau Decathlon.

Page 28: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Pentathlon memiliki makna panca lomba, meliputi lima jenis lomba.

Sedangkan Decathlon adalah dasa lomba, meliputi sepuluh jenis lomba (hlm.

1).

Istilah atletik di Indonesia saat ini diambil dari bahasa Inggris yaitu

Atletik yang berarti cabang olahraga yang meliputi jalan, lari, lompat dan lempar.

Sementara di Amerika Serikat istilah atletik disebut track and field yang berarti

olahraga pertandingan. Di Jerman istilah atletik bermakna cabang olahraga yang

bersifat perlombaan atau pertandingan, yang di dalamnya termasuk cabang

olahraga renang,bola basket, tenis, sepak bola, senam, dll. Karena atletik ini

memiliki bentuk kegiatan yang beragam, maka atletik disebut sebagai ibu dari

semua cabang olahraga. Berdasarkan uraian tersebut Yudha M. Saputra (2001: 1)

mengemukakan bahwa:

Atletik merupakan kegiatan manusia sehari-hari yang dapat dikembangkan

menjadi kegiatan bermain dan berolahraga yang diperlombakan dalam bentuk

jalan,lari, lompat dan lempar. Atletik merupakan dasar dari pembinaan

olahraga. Karena itu atletik sangat penting untuk diajarkan kepada siswa dari

Taman Kanak-Kanak(TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) (hlm. 1)

3. Kids Atletik

Sejak jaman dahulu anak-anak lebih tertarik dan berminat untuk

bertanding atau bersaing dengan temannya satu sama lain. Sedangkan dalam

atletik menyediakan berbagai event yang bagus sekali bagi macam-macam

hubungan interaksi sebayanya. Tetapi banyak kompetisi atau perlombaan dalam

atletik yang tidak semestinya dikuasai oleh anak-anak karena lingkup kompetisi

atau perlombaan ini semestinya diperuntukkan bagi orang dewasa. , kesempatan

berkembang bagi anak-anak dalam atletik ini sangat terganggu, masalah ini

memberikan hasil pengalaman-pengalaman yang tidak menarik bagi anak-anak.

Pembina-pembina dalam olahraga seharusnya merencanakan program

yang menggabungkan unsur-unsur penting yang memberi motivasi anak-

anakuntuk bertanding atau bersaing dengan bermain dalam atletik yang

menjadikan suatu aktivitas yang menarik bagi anak-anak dengan memperhatikan

berbagai strategi-strategi, seperti yang dikemukakan oleh Suyono (2002: 5),

Page 29: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

“Sudah tentu setiap strategi aktivitas harus memperhatikan akan features

pengalaman gerakan yang menyenangkan (enjoyable) yang cenderung untuk

memotivisir yang terbaik bagi anak-anak”. Dalam musim semi 2001, Kelompok

Kerja Atletik Bocah mengembangkan bahwa suatu konsepsi tentang event untuk

anak-anak yang menggambarkan suatu keberangkatan nyata dari atletik model

orang dewasa mulai sekarang dan selanjutnya diberi nama Kids Atletik atau

Atletik Bocah.

a. Konsepsi tentang kids atletik

Kids Atletik memberikan kegembiraan, latihan-latihan event baru dan

gerakan-gerakan wajib yang beragam memerlukan penguasaan. Gerakan-gerakan

dasar pada Kids Atletik ini dapat dilakukan dan dilatihkan dalam suasana bermain

dan juga tuntutan phisiknya adalah mudah juga memungkinkan bagi tiap individu

anak untuk siap siaga berpartisipsi ikut serta. Event-eventnya memberikan

kesempatan untuk mendemonstrasikan dan mengilhami daya tarik yang kuat atau

pesona tentang atletik dalam setiap tempat umum seperti yang dikemukakan

Suyono, “Event ini memungkinkan bagi suatu jumlah besar anak-anak untuk

berpartisipasi di dalamnya dalam kemungkinan area yang terdekat dan di dalam

suatu periode waktu yang dapat diperhitungkan” (2002: 5).

b. Disiplin-Disiplin Dalam Kids Atletik

Ada bermacam-macam disiplin-disiplin atau event-event dalam kids

atletik yang dikemukakan oleh Suyono (2002: 9-22).

1. Lari Sprint/ Gawang.

2. Lari Sprint/ Lari Belak-belok (Slalom).

3. Sprint, Gawang dan Jalur Belak-belok (Slalom).

4. Lari Enduro/ Daya Tahan.

5. Lompat Jauh Galah.

6. Lompat-tali (Rope Skipping).

7. Lompat Jongkok Ke Depan.

8. Berjingkat Menyilang (Cross Hopping).

9. Lari Tangga (Ladder Running).

10. Melempar Sasaran.

11. Lempar Lembing Anak-Anak/ Lempar Turbo.

12. Melempar Dengan Berlutut.

Page 30: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

13. Lempar Ke Belakang Lewat Atas Kepala.

14. Melempar Dengan Berputar (Rotational Throwing).

4. Lempar Turbo

Lempar turbo adalah lempar lembing yang dimodifikasi dan ditujukan

untuk anak-anak yang menggunakan lemparan satu tangan untuk mencapai jarak

dengan suatu lembing anak yang dinamakan turbo tersebut. Prosedur dalam

lempar turbo menurut Suyono (2002: 19) adalah, “ lempar lembing anak-anak

dilakukan dari suatu daerah 5m lari awalan. Setelah melakukan lari awalan

singkat peserta melempar lembing ke daerah lemparan dari suatu garis salah. Satu

Masing-masing peserta mendapat dua kali trial/giliran lomba.

Gambar .1 Pelaksanaan Lempar Turbo

(Suyono. 2002: 19)

Karena lempar turbo merupakan lempar lembing yang dimodifikasi maka

teknik lempar turbo adalah sama dengan teknik pada lempar lembing, hanya saja

sarana dan prasarananya saja yang berbeda. Menurut Yudha M. Saputra (2001:

67)pengertian lempar lembing adalah “merupakan suatu kemampuan dalam

melemparkan benda berbentuk lembing,sejauh mungkin Sedangkan menurut

Djumidar (2007:3.42) lempar adalah “gerakan yang menyalurkan tenaga pada

suatu benda yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki

Page 31: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

kekuatan kedepan atau ke atas”. Dari pengertian yang diberikan para ahli tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian lempar turbo adalah merupakan salah

satu kemampuan dalam melemparkan benda berbentuk turbo, sejauh mungkin.

Dalam melakukan lempar lembing tidak hanya mengandalkan kekuatan saja,

tetapi harus didukung dengan penguasaan teknik. Menurut Yudha M. Saputra

(2001: 67-68) teknik dasar melakukan lempar lembing sebagai berikut:

a) Menghadap arah lemparan

Saat menghadap arah lemparan, bahu dan pinggul lurus ke depan.Lembing

mengarah ke arah lemparan. Siswa menggerakan lembing kebelakang dengan

tangan lurus, sementara ujung lembing diangkat kesudut lintasan. Bahu

berputar 90˚ ke kanan dan pinggul tetap menghadap arah lemparan.

b) Langkah menyilang

Kaki kanan melangkah menyilang di depan kaki kiri.Ini membantu

menggerakkan kaki mendahului badan, miringkan tubuh dan membawa bahu

dan tangan yang memegang lembing sejauh mungkin ke belakang.

c) Posisi melempar

Kaki kiri melangkah ke luar dengan posisi melempar dengan tumit menyentuh

permukaan tanah terlebih dahulu. Pinggul berputar ke kanansehingga pinggul

kiri diarahkan kearah lemparan. Kaki yang berada dibelakang ditekuk pada

lutut dan diputar ke samping luar. Tubuh dimiringkan ke belakang dan tangan

yang melempar diluruskan sepenuhnya.

d) Lemparan

Lutut kanan diputar dengan kuat ke arah lemparan dan memaksa pinggul

bergerak ke arah yang sama. Pinggul diikuti oleh dada, didorong kedepan

dengan paksa sehingga tubuh menjadi seperti busur. Tangan yang memegang

lembing, sekarang bertindak sebagai ujung pecut yang ditarikke depan pada

kecepatan tinggi di atas bahu. Tubuh bergerak ke atas kakikiri yang lurus, dan

lembing dilepaskan di depan kepala siswa.

e) Sikap akhir

Setelah lembing dilepaskan, siswa terus bergerak ke depan denganmembawa

kaki kanan ke depan dan menempatkannya di depan kaki kiri.Gerakan ini

menahan gerakan maju dan mencegah siswa melakukan pelanggaran.

Gambar.2 Teknik Gerak Dasar Lempar Lembing

(Yudha M. Saputra. 2001: 69)

Page 32: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik dasar

melakukan lempar lembing diantaranya: menghadap arah lemparan, langkah

menyilang, posisi melempar, lemparan, diakhiri dengan sikap akhir.

5. Modifikasi Alat

a. Dasar Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui

aktivitas fisik sebagai media utama mencapai tujuan. Bentuk-bentuk aktivitas fisik

yang lazim digunakan oleh anak SD, sesuai dengan muatan yang tercantum dalam

kurikulum adalah bentuk gerak-gerak olahraga, sehingga pendidikan jasmani

memuat cabang-cabang olahraga.

Untuk mencapai tujuan tersebut, guru pendidikan jasmani harus dapat

merancang dan melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani sesuai dengan

tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak SD. Memodifikasi sarana

merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru pendidikan jasmani SD,

agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang.

Lutan dalam modul pengembangan media Penjaskes oleh Departemen

Pendidikan Nasional (1994:3) menyatakan, modifikasi dalam mata pelajaran

pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar :

1) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran.

2) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi.

3) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam

kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif,

afektif, dan psikomotor anak, sehingga pembelajaran pendidikan jasmani di SD

dapat dilakukan secara intensif.

Modifikasi digunakan sebagai salah satu alternatif pendekatan dalam

pembelajaran pendidikan jasmani di SD dilakukan dengan berbagai pertimbangan.

Menurut Ngasmain dan Soepartono dalam modul pengembangan media Penjaskes

Page 33: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

oleh Departemen Pendidikan Nasional (1994:4) alasan utama perlunya modifikasi

adalah :

1) Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, kematangan fisik dan

mental anak belum selengkap orang dewasa.

2) Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani selama ini kurang efektif,

hanya bersifat lateral dan monoton.

3) Sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang ada

sekarang, hampir semuanya didesain untuk orang dewasa.

Aussie dalam modul pengembangan media Penjaskes oleh Departemen

Pendidikan Nasional (1994:4) mengembangkan modifikasi di Australia dengan

pertimbangan :

1) Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti

orang dewasa.

2) Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan

menguragi cidera pada anak.

3) Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan

anak lebih cepat dibanding dengan peralatan yang standar untuk orang

dewasa.

4) Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan

pada anak-anak dalam situasi kompetitif.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan modifikasi

dapat digunakan sebagai suatau alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani

di SD, karena pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan

karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

dengan senang dan gembira.

Dengan melakukan modifikasi, guru penjas akan lebih mudah menyajikan

materi pelajaran yang sulit akan menjadi lebih mudah dan disederhanakan tanpa

harus takut kehilangan makna dari apa yang ia berikan. Anak akan lebih banyak

bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang dimodifikasi.

Komponen-komponen penting dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan

kesehatan yang dapat dimodifikasi menurut AUSSIE meliputi :

1) Ukuran, berat atau bentuk peralatan yang dipergunakan.

2) Lapangan permainan

3) Waktu bermain atau lamanya permainan.

4) Peraturan permainan.

5) Jumlah pemain

Page 34: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen yang

dapat dimodifikasi sebagai pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di

SD adalah :

1. Ukuran, berat atau bentuk peralatan yang dipergunakan agar siswa merasa

nyaman dengan modifikasi alat tersebut.

2. Ukuran lapangan.

3. Peraturan permainan yang digunakan.

b. Modifikasi Alat Pembelajaran Lempar Turbo

1. Bola Berekor

Gambar .3 Bolkor/Bola Berekor

( Djumidar. 2007: 11.27 )

Bolkor Bola Berekor yaitu / bola tenis yang sudah rusak kemudian diberi ekor

dari bahan kain/tali rafia , panjangnya ekor 35-40 cm.

2. Holahop/Simpai

Gambar .4 Holahop/Simpai

( Djumidar. 2007: 11.26 )

Simpai/holahop, yaitu sebuah rotan yang kedua ujungnya ditautkan sehingga

membentuk sebuah lingkaran . holahop tersebut bergaris tengah 80-90 cm.

Page 35: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3. Pelaksanaan Siswa mempraktikkan gerak dasar melempar turbo

menggunakan bola berekor secara berpasangan.

Gambar .5 Melempar secara berpasangan

(Djumidar. 2007: 7.57)

Pelaksanaan Siswa mempraktikkan gerak dasar melempar bola berekor

dengan sasaran holahob (gerak awal, saat lepas, gerak lanjut), yang

dibelakang tiang / holahobnya dinding, agar bola berekor tidak melambung

jauh.

Gambar .6 melempar ke arah sasaran holahop

( Djumidar. 2007: 7.19 )

Pelaksanaan siswa mempraktikan gerak dasar melempar bola berekor ,

membelakangi arah lemparan putar badan sambil melempar yang bernomor,

melatih mengatur penggunaan kekuatan waktu melempar.

Page 36: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Gambar .7 Melempar yang diukur jauh lemparannya.

( Djumidar. 2007: 7.61 )

B. Kerangka Berfikir

Dalam kerangka berfikir dihadirkan konsep berpikir dari sebuah analisis

permasalahan dalam penelitian. Dalam bagian ini diuraikan kajian baik

pengalaman peneliti pelaku PTK sendiri yang relevan maupun pelaku-pelaku PTK

lain disamping terhadap teori-teori yang lazim termuat dalam berbagai

kepustakaan. Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaraan pendidikan

jasmani khususnya pada model atau cara guru dalam menyampaikan materi

pelajaran . sering kali materi yang disampaikan oleh guru kurang tertanam kuat

dalam benak siswa khususnya dalam pembelajaran praktik gerak dasar . siswa

kurang mampu menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru

hanya menyampaikan materi secara verbal sedangkan pemberian contoh gerakan

melalui demonstrasi kurang dapat dianalisis oleh siswa secara maksimal.

Permasalah tersebut muncul pada pembelajaran lempar turbo di SD Negeri

Pondok 03 Nguter Sukoharjo pada siswa kelas V. Kekurangan maksimal

pembelajaran lempar turbo dikarenakan guru kurang mampu mendesain

pembelajaran yang efektif dalam proses pembelajaran lempar turbo. Penelitian ini

mengkaji permasalahan mengenai upaya meningkatan kemampuan gerak dasar

melempar turbo menggunakan modifikasi alat pembelajaran pada siswa kelas V

SD N Pondok 03. Penelitian ini bertitik tolak pada jenuhnya siswa terhadap

pembelajaran PENJAS khususnya pembelajaran atletik nomor lempar lembing.

Model pembelajaran yang konvensional dirasa membosankan bagi semua siswa

Page 37: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

sehingga kurang maksimalnya hasil pembelajaran lempar lembing, dikarenakan

disekolah dasar berbahaya jika melakukan pembelajaran lempar lembing maka

dari itu peniliti mengganti dengan lempar turbo.

Dalam memberikan pelajaran pendidikan jasmani harus dilakukan

dengan baik dan tepat. Dalam hal ini mendidik keterampilan fisik, motorik,

keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah dan juga

keterampilan emosional dan sosial.

Dalam membelajarkan pendidikan jasmani harus diterapkan model

pembelajaran yang baik dan tepat. Banyaknya model pembelajaran menuntut

seorang guru pendidikan jasmani harus menguasai dan memahami model-model

pembelajaran pendidikan jasmani. Model alat modifikasi merupakan salah satu

model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan

jasmani.

Model alat modifikasi merupakan pembelajaran yang menuntut guru

untuk aktif dan kreatif menciptakan suasana pembelajaran, sehingga memicu

siswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Inovatif menuntut seorang

guru untuk menemukan hal-hal yang baru dalam pembelajaran pendidikan

jasmani. Kreatif menuntut seorang guru untuk menciptakan kegiatan belajar

mengajar yang beragam atau bervariasi, sehingga memenuhi berbagai tingkat

kemampuan siswa. Efektif yaitu menghendaki tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sedangkan menyenangkan menuntut seorang guru mencitptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan, sehingga perhatian siswa lebih terarah

terhadap pelajaran yang diterimanya.

Berdasarkan kajian teori di atas, maka di kemukakan kerangka berfikir

bahwa keberhasilan pembelajaran lempar turbo ditentukan oleh modifikasi alat

pembelajaran yang dugunakan.

Ditinjau dari ragam alat atau sarana yang sudah dimodifikasi dalam

proses pembelajaran lempar turbo, maka diharapkan dapat memperbaiki dan

meningkatkan penguasaan lempar turbo sehingga tujuan pembelajaran pendidikan

jasmani dapat tercapai secara optimal.

Page 38: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitiani ini, alur kerangka

pemikiran dalam penelitian ini secara skematis sebagai berikut.

Gambar 8. Alur Kerangka Pikir

Kondisi awal

Guru:

kurang kreatif &

inovatif dalam

mengajar pelajaran

lempar turbo

Siswa:

- siswa kurang tertarik &

cepat bosan dengan

model pembelajaran

lempar turbo

- hasil belajar lempar

turbo rendah

Tindakan

Meningkatkan

kemampuan gerak

dasar melempar

menggunakan alat

modifikasi

Kondisi akhir

Siklus I:

Menerapkan latihan gerak

dasar melempar turbo

menggunakan modifikasi

alat (bola berekor) dan

turbo sesungguhnya

dengan perbandingan

70:30

Siklus II: Siswa

melakukan gerak dasar

melempar turbo

menggunakan modifikasi

alat (bola berekor) dan

turbo sesungguhnya

sesungguhnya dengan

perbandingan 30:70

Melalui alat

modifikasi belajar

siswa terhadap

pembelajaran lempar

turbo meningkat

Page 39: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

C. Hipotesis tindakan

Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat

dirumuskan hipotesis terhadap penelitian adalah sebagai berikut:

“Penggunaan modifikasi alat pembelajaran turbo (bola berekor) dapat

meningkatkan kemampuan gerak dasar melempar turbo pada siswa kelas V SD N

Pondok 03 nguter sukoharjo“.

Page 40: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat & waktu penelitian

1. Tempat Peneitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SDN Pondok 03 Kelas

V Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Rencana Kegiatan Tahun 2012

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1 Persiapan

a. Observasi

b. Identifikasi Masalah

c. Penentuan Tindakan

d. Pengajuan Judul

e. Penyusunan Proposal

f. Pengajuan Izin Pene-

litian

2 Pelaksanaan

a. Seminar Proposal

b. Pengumpulan Data

Penelitian

3 Penyusunan laporan

a. Penulisan Laporan

b. Ujian Skripsi

Page 41: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada semester II bulan

April sampai Juni pada tanggal 4 Mei, 11 Mei, 25 Mei, 1 Juni .

B. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa

kelas V SD Negeri Pondok 3 tahun pelajaran 2011/2012 , yang berjumlah 19

siswa ,yang terdiri dari 8 laki-laki dan 11 siswa perempuan.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah :

a. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil kemampuan gerak dasar

melempar turbo menggunakan modifikasi alat dan sesungguhnya pada siswa

kelas V SD N Pondok 03 Nguter Kab. Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.

b. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan

pembelajaran modifikasi alat dan sesungguhnya di SD N 03 Nguter Kab.

Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.

D. Teknik dan alat pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini

terdiri dari: tes dan observasi.

1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan gerak dasar

melempar turbo yang dilakukan siswa.

2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang

aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar dan mengajar saat penerapan

media bantu pembelajaran modifikasi dan sesungguhnya dilaksanakan.

Page 42: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data

No Sumber

Data Jenis Data

Teknik

Pengumpulan Instrumen

1 Produk Hasil keterampilan gerak dasar

melempar turbo menggunakan

modifikasi alat

Tes Praktek Tes keterampilan

gerak dasar

melempar turbo

menggunakan

modifikasi alat

2 Siswa Pemahaman siswa terhadap

proses pembelajaran dan

semangat serta keaktifan siswa

a. psikomotor

b. kognitif

c. afektif

Praktik dan

unjuk kerja

Melaui lembar

observasi dan

pengamatan

lapangan

E. Uji Validitas Data

Cara untuk mengembangkan validitas data penelitian. Trianggulasi

merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data

dalam penelitian. Trianggulasi yang digunakan yaitu:

a. Trianggulasi data

b. Trianggulasi sumber

c. Trianggulasi metode

Page 43: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Validitas data PTK ini menggunakan:

a. Trianggulasi data yaitu data yang sama akan lebih mantap kebenarannya bila

digali dari beberapa sumber data yang berbeda.

b. Trianggulasi sumber yaitu mengkroscekkan data yang diperoleh dengan

informan atau narasumber yang lain baik dari siswa, guru pamong dan

kolaborator.

c. Trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data dengan metode yang berbeda

agar hasilnya lebih mantap (metode observasi, tes) sehingga didapat hasil yang

akurat mengenai subyek.

F. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan

siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase

untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

1. Hasil keterampilan gerak dasar melempar turbo: dengan menganalisis nilai

rata-rata tes. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah

ditentukan.

2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan melempar turbo menggunakan

modifikasi alat : dengan menganalisis rangkaian gerakan-gerakan melempar

turbo. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.

Dalam penelitian ini angka-angka yang diperoleh saat unjuk kerja gerak

dasar melempar Menurut Iskandar, (2009: 131) yang menyatakan bahwa, “ Data

yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK

dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan prosentase untuk melihat

kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran”.

Page 44: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

G. Indikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa

Aspek yang diukur

Prosentase

target capaian Cara Mengukur

Siklus

I

Siklus

II

Sikap siswa dalam

mengikuti pelaksanaan

materi lempar lembing

anak/turbo (afektif)

60% 80% Melalui skala sikap sesuai

dengan pedoman rubrik

penilaian RPP

Pemahaman siswa

terhadap materi lempar

lembing anak/turbo

(kognitif)

60% 80% Melalui tes kemampuan

kognitif siswa sesuai dengan

pedoman rubrik penilaian

RPP

Kemampuan gerak dasar

melempar turbo

( psikomotor)

60% 80% Diamati melalui proses

pembelajaran dan unjuk kerja

praktik sesuai dengan

pedoman rubrik penilaian

RPP

Ketuntasan hasil belajar

siswa

60% 80% Diukur melalui ketuntasan

belajar siswa pada materi

lempar lembing anak/turbo

melalui hasil penjumlahan

(aspek afektif, kognitif dan

psikomotorik) sesuai dengan

KKM sekolah : 65

Respon siswa terhadap

modifikasi alat pada

materi lempar turbo

60% 80% Angket atau kuisoner

tanggapan siswa

Tabel 3. Indikator capaian siswa

H. Prosedur Penelitian

Langkah pertama menentukan metode yang digunakan dalam penelitian,

yaitu metode penelitian tindakan kelas. Langkah selanjutnya menentukan

banyaknya tindakan yang dilakukan dalam siklus. Dalam penenelitian tindakan

kelas ini, peneliti akan melakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaannya

berlangsung terus menerus dan tindakan-tindakan akan dilaksanakan dalam siklus

yang peneliti berikan pada siswa yang peneliti jadikan subjek. Ada beberapa pakar

yang menyatakan bahwa PTK minimal dilaksanakan minimal dalam 2 siklus.

Berikut adalah pendapat Arikunto dalam (Agus Kristyanto, 2010:62) bahwa “PTK

Page 45: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan. Adapun

langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah dilaksanakan secara

partisipatif atau kolaborasi (guru, dosen dengan timnya) bekerjasama, mulai dari

tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan lanjutan pelaksanaan

tindakan dalam siklus pertama. Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian

dilanjutkan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada

siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau

pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus ke dua dan seterusnya.

Adapun prosedur atau langkah-langkah Penelitian Tindakan kelas (PTK)

terlihat pada gambar:

Gambar 9. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Iskandar, 2009:67)

Refleksi SIKLUS I

Pengamatan

Orientasi

Perencanaan Berikut

Perbaikan Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan

Dilanjutkan Ke

Siklus Berikut?

Pelaksanaan Tindakan

Orientasi

Perencanaan

Page 46: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Keterangan :

1. Mengidentifikasi permasalahan umum

2. Mengadakan pengecekan dilapangan (reconnaissance)

3. Membuat perencanaan umum

4. Mengembangkan tindakan pertama

5. Mengobservasi, mengamati, mendiskusikan tindakan pertama

6. Refleksi-evaluatif, dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan

peningkatan pada siklus kedua dan berikutnya.

Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur

penelitian ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Tahapan Persiapan Survei Awal

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahapan ini adalah: Peneliti

mengobservasi sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

2. Tahapan Seleksi Informan, Penyiapan Instrumen dan Alat

Pada tahapan ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:

a. Menentukan subjek penelitian

b. Menyiapkan alat dan instrumen penelitian dan evaluasi

3. Tahap Pengumpulan Data dan Pelaksanaan Tindakan

Pada tahapan ini peneliti mengumpulkan data tentang;

a. Kemampuan kemampuan gerak dasar melempar turbo

b. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran

c. Ketepatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

d. Media Bantu pembelajaran

e. Pelaksanaan Pembelajaran

f. Semangat dan keaktifan siswa

4. Tahap Analisis Data

Dalam tahap ini analisis yang digunakan penelitian adalah penelitian

tindakan kelas Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar

data yang dikumpulkan berupa uraian sumber data tentang perkembangan

proses pembelajaran, yakni partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub

pokok bahasan gerak dasar melempar turbo.

Page 47: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

5. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahapan ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal

survei sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu

penelitian.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan

kemampuan gerak dasar melempar turbo di SD N Pondok 03 Nguter Kab.

Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012. Adapun setiap tindakan upaya untuk

mencapai tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap

siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan interpretasi, analisis, dan refleksi untuk perencanaan siklus

berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.

I. Penelitian Tindakan Kelas

Dalam istilah aslinya, Penelitian Tindakan Kelas disebut dengan

Classroom Action Research. Para ahli penelitian pendidikan akhir-akhir ini

menaruh perhatian yang cukup besar terhadap penelitian tindakan kelas. Dalam

tataran ilmiah, penelitian tindakan kelas dapat menjembatani kesenjangan antara

teori dan praktik pembelajaran. Ini dapat terjadi karena setelah meneliti

kegiatannya sendiri, dikelas sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri, melalui

sebuah tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi

sendiri, guru dapat memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai kegiatan

yang selama ini selalu dilakukan dalam proses pembelajaran.

Menurut susilo (2009:16) memberikan definisi PTK sebagai “bentuk

penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas atau disekolah tempat

mengajar,dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan

prosesdalam pembelajaran”. Dalam PTK,guru dapat melakukan penelitian sendiri

terhadap proses pembelajaran dikelas atau juga secara kolaboratif bekerjasama

dengan guru dan peneliti lain.

Page 48: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Beberapa catatan penting dari definisi PTK versi Susilo adalah:

1. Dapat dilakukan oleh guru sendirian atau berkolaborasi

2. Untuk menyempurnakan praktik dan proses pembelajaran

3. Tidak boleh mengorbankan tugas utama guru.

Menurut Agus Kristiyanto (2010:18) berpendapat bahwa karakteristik

PTK dalam pendidikan jasmani meliputi:

“(1) PTK merupakan penelitian praktis (practical inquiri) yang bertujuan

untuk memperbaiki situasi praktis secara “langsung-di sini-sekarang”.

Perbaikan dilakukan dalam setting alami dan riil terjadi di lapangan; (2) PTK

merupakan penelitian yang dilakukan secara kolaboratif. Pihak yang

berkolaborasi adalah pihak-pihak yang secara riil menjadi komponen inti

dalam praktek pembelajaran sesuai masalah yang diteliti; (3) PTK merupakan

penelitian yang berbentuk self-moni-toring dengan penajaman kemampuan

merefleksi berdasarkan apa yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan

diobservasi”.

Sebagai suatu metode penelitian, penelitian tindakan kelas memiliki

sejumlah kelebihan untuk digunakan oleh guru dalam rangka memperbaiki proses

pembelajaran dan hasil belajar siswa. Selain memiliki kelebihan-kelebihan,

penelitian tindakan kelas juga memiliki sejumlah kelemahan. Memahami

kelebihan dan kelemahan penelitian tindakan kelas ini penting karena dengan

memahami kelebihan dan kekurangannya, peneliti dapat mengurangi

kekuranganya dan memaksimalkan kelebihannya. Berikut ini dipaparkan

kelebihan dan kelemahan penelitian tindakan kelas:

1) Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas

a) Kerja sama dengan teman sejawat dalam penelitian tindakan kelas dapat

menimbulkan rasa memiliki.

b) Kerjasama dalam penelitian tindakan kelas mendorong berkembangnya

pemikiran kritis dan kreativitas guru.

c) Kerja sama dalam penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan

kemampuan guru untuk membawa kepada kemungkinan untuk berubah.

Page 49: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2) Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas

a) Kurang mendalamnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik-

teknik dasar penelitian tindakan pada pihak peneliti.

b) Tidak mudah menemukan dan merumuskan masalah yang hendak diteliti.

c) Tidak mudah mengelola waktu antara kegiatan rutin yang sekaligus

dilakukan dengan kegiatan penelitian.

d) Keengganan atau bahkan kesulitan untuk melakukan perubahan.

e) Tuntutan terhadap penelitian tindakan agar dapat dia meyakinkan orang

lain bahwa model, metode, strategi, atau teknik-teknik pembelajaran

yang ditelitinya benar-benar berjalan secara efektif dan membawa kepada

perubahan dan peningkatan kualitasnya nyata.

Ada beberapa model penelitian tindakan kelas yang dapat digunakan.

Namun, model yang tampaknya tidak terlalu sulit untuk dilakukan oleh guru di

kelas adalah penelitian tindakan model siklus. Model ini dikembangkan oleh

Kemmis dan Mc Taggart pada tahun 1988 dari Deakin University Australia.

Menurut Agus Kristiyanto (2010:53) menyatakan “ Siklus adalah sebuah satuan

mekanisme sadar yang dilakukan peneliti (bersama kolaborator) dalam

rangkanuntuk merubah keadaan secara rasional dan terencana”.

Model penelitian tindakan kelas ini mengandung empat komponen, yaitu:

1) Rencana (Planning)

Pada komponen ini, guru sebagai peneliti merumuskan rencana tindakan yang

akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran,

perilaku, sikap, dan prestasi belajar siswa.

2) Tindakan (Action)

Pada komponen ini, guru melaksanakan tindakan, berdasarkan rencana

tindakan yang telah direncanakan, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan

atau perubahan proses pembelajaran, perilaku, sikap, dan prestasi belajar

siswa yang diinginkan.

3) Pengamatan (Observation)

Pada komponen ini, guru mengamati dampak atau hasil dari tindakan yang

dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Apakah berdasarkan tindakan

Page 50: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

yang dilaksanakan itu memberikan pengaruh yang meyakinkan terhadap

perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa atau

tidak.

4) Refleksi (Reflection)

Pada komponen ini, guru mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam

tentang hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan itu dengan

mendasarkan pada berbagai kriteria yang telah dibuat. Berdasarkan hasil

refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal yang

telah dibuatnya jika masih terdapat kekurangan sehingga belum memberikan

dampak perbaikan dan peningkatan yang meyakinkan.

1. Rancangan Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario

pembelajaran yang terdiri dari :

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lempar lembing

anak/turbo.

2. Menyusun instrument test lempar lempar lembing anak/ turbo.

3. Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran

4. Menyusun lembar observasi

5. Menyiapkan lembar tes dan angket

6. Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran

7. Penyiapkan tempat penelitian

8. Penetapan alokasi waktu pelaksanaan

9. Sosialisaisi kepada subjek

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario

pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan

tahap observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan

Page 51: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

yang dilakukan dalalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan

dengan langakah - langkah kegiatan adalah :

- Guru bersama peneliti menyusun bentuk gerakan dan permainan dengan

alat modifikasi untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa

- Guru bersama peneliti membuat media yang diperlukan dalam

pembelajaran lempar lembing anak/turbo yaitu meliputi pembelajaran

melempar bola berekor tanpa awalan ke dinding yang diberi sasaran ,

mempraktikan gerak dasar melempar turbo dengan bola berekor secara

ber hadapan dan bergantian, siswa mempraktikan gerak dasar melempar

turbo/ lembing anak menggunakan bola tangan (gerak awal,saat lepas,

gerak lanjut), siswa mempraktikan gerak dasar melempar turbo (gerak

awal,sat lepas,gerak lanjut) Media yang digunakan yaitu bola berekor

sasaran holahob.

c. Tahap Observasi

Kegiatan obeservasi dilakukan bersama dengan kegiatan

pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap

penerapan model pembelajaran langsung pendidikan jasmani model

pendekatan bermain dengan alat modifikasi yang diterapkan terhadap proses

pembelajaran lempar lembing anak/turbo.

d. Tahap Evaluasi (Refleksi)

Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interprestasi

sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja

yang perlu dipertahankan. Tahap ini mengemukakan hasil penemuan dari

pelaksanaan tindakan I yang memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Page 52: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Rancangan Siklus II

Pada siklus II ini perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang

telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus

tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran

pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk pada perwujudan tahap

pelaksanaan, observasi, dan interprestasi, serta analisis dan refleksi yang juga

mengacu pada siklus sebelumnya.

Page 53: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tiap Siklus

1. Pra Siklus

Sebelum melaksanakan poses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu

peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada

di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut.

a. Siswa kelas V SD Negeri Pondok 3 Nguter Sukoharjo Tahun Ajaran 2011-2012,

yang mengikuti materi pelajaran penjas khususnya atletik adalah 19 Siswa, yang

terdiri atas 11 siswa putri dan 8 siswa putra. Dilihat dari proses pembelajaran

atletik khususnya materi lempar turbo, dapat dikatakan proses pembelajaran

dalam kategori kurang berhasil.

b. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran atletik, sebab

guru kurang memiliki motode mengajar yang tepat dalam materi lempar turbo

dalam jumlah siswa yang terlampau banyak. Selain itu keterbatasan sarana

seperti: lapangan, lembing dsb, menjadi kendala lain dalam memperoleh hasil

yang maksimal dalam materi atletik tersebut.

c. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa cenderung

sulit diatur saat materi atletik berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti

saat melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Saat mengikuti materi

atletik, siswa menunjukkan sikap seenaknya sendiri, tidak memperhatikan

penjelasan guru, tidak memperhatikan pelajaran dengan sepenuhnya, ada yang

berbicara dengan teman, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya.

d. Guru kurang bisa menghandel keadaan kelas, sebab situasi tempat belajar yang

cukup ramai, menjadikan situasi belajar menjadi kurang dapat diatur dengan baik.

Sehingga tingkat kemampuan siswa dalam lempar turbo tidak dapat maksimal.

e. Guru kesulitan menemukan model dan media pembelajaran yang tepat. Model

pembelajaran yang monoton atau konvensional mengakibatkan motivasi belajar

Page 54: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

siswa menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya kemampuan lempar

turbo pada siswa.

Sebelum melakukan pelaksanaan tidakan maka Peneliti, guru pamong dan

kolaborator melakukan pengambilan data awal penelitian. Ini dimaksudkan untuk

mengetahui kondisi awal keadaan kelas pada materi lempar turbo pada kelas V SD

Negeri Pondok 3 Nguter Sukoharjo Tahun Ajaran 2011-2012. Adapun diskripsi data

yang diambil terdiri dari: kemampuan melakukan lempar turbo, afektif siswa dan

hasil belajar lempar turbo siswa kelas V SD Negeri Pondok 3 Nguter Sukoharjo

Tahun Ajaran 2011-2012

a. Hasil Belajar Lempar turbo Sebelum Diberikan Model Pembelajaran

Dengan Modifikasi Alat Pembelajaran.

Kondisi hasil belajar lempar turbo siswakelas V SD Negeri Pondok 3 Nguter

Sukoharjo Tahun Ajaran 2011-2012 sebelum diberikan tidakan model pembelajaran

langsung disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Lempar turbo Sebelum Diberikan

Tidakan Melalui Model Pembelajaran Dengan Modifikasi alat pembelajaran.

Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase

>80 Baik Sekali Tuntas 3 15.7%

75 – 79 Baik Tuntas 4 21.1%

70 – 74 Cukup Tidak Tuntas 4 21.1%

65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 8 42.1%

Jumlah 19 100%

Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan

tindakan maka dapat dijelaskan bawa mayoritas siswa belum menujukan hasil yang

baik, dengan prosentase ketuntasan belajar 36.8 % siswa.

Page 55: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tesebut masing-masing

aspek menujunkan kriteria keberhasilan pembelajaran yang Kurang. Maka disusun

sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran materi lempar turbo pada

siswakelas V SD Negeri Pondok 3 Nguter Sukoharjo Tahun Ajaran 2011-2012,

dengan modifikasi alat pembelajaran. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan sebanyak

2 siklus, yang masing masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1) Perencanaan, (2)

Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan interprestasi, (4) Analisis dan Refleksi.

2. Siklus I

Pembelajaran lempar turbo dengan mengunakan pembelajaran dengan

modifikasi alat pembelajaran pada Siklus I adalah perkenalan teknik dasar pada

lempar turbo, yang meliputi; (1) Mempraktekkan teknik melempar tanpa awalan

dengan menggunakan bola berekor, (2) Mempraktekkanteknik melempar

menggunakan bola berekor dengan menggunakan 3 langkah untuk awalan dan gerak

lanjut, (3) Mempraktekkan teknik melempar dengan menggunakan bola berekor

dengan awalan berlari dan menggunakan gerak lanjut, (4) Mempraktekkan teknik

melempar dengan menggunakan bola berekor dengan awalan berlari, menggunakan

gerak lanjut dan menggunakan simpai sebagai sasaran, (5) Mempraktekkan teknik

melempar menggunakan bola tangan dengan menggunakan 3 langkah untuk awalan

dan gerak lanjut, (6) Mempraktekkan teknik melempar dengan menggunakan bola

tangan dengan awalan berlari dan gerak lanjut, (7) Mempraktekkan teknik melempar

dengan menggunakan bola tangan dengan awalan berlari dan gerak lanjutdan

menggunakan simpai sebagai sasarannya.

Pembelajaran teknik dasar lempar turbo pada Siklus I tersebut dilakukan

selama dua kali pertemuan.

Page 56: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

a. Rencana Tindakan I

Kegiatan perencanaan tidakan I dilaksanakan pada hari jumat, 4 Mei 2012,

di SD Pondok 3 Nguter Sukoharjo. Peneliti, guru pamongdan kolaborator yang

bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan

dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. melalui RPP siklus I

tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada silkus I diadakan selama

dua kali pertemuan. Guru bersama peneliti melakukan pengukuran

kemampuanlempar turbo pada siswa kelas VSD Pondok 3 Nguter Sukoharjo, Tahun

Ajaran 2011-2012, dengan melakukan tes ketangkasan lempar turbo. Dari hasil

pengukuran lempar turbo pada siswa kelas VSD Pondok 3 Nguter Sukoharjo,

diperoleh hasil yang kurang maksimal, dari keseluruhan siswa yang meingkuti tes

keseluruhannya sama sekali belum mengetahui teknik melakukan lempar turbo.

Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti, guru pamong dan

kolaborator merancang rencana pelaksanaan tindakan Siklus I sebagai berikut :

1) Peneliti bersama guru pamong dan kolaborator, merancang skenario model

pembelajaran melalui modifikasi alat pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam lempar turbo.

2) Peneliti, guru pamong dan kolaborator penyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) lempar turbo dengan modifikasi alat pembelajaran.

3) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyiapkan media yang akan digunakan

dalam pelaksanaan proses pembelajaran lempar turbo seperti; bola tangan, bola

berekor dan simpai.

4) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyusun media pembelajaran yakni

berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan lempar turbo dan

motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran dengan modifikasi alat

pembelajaran . Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman

Page 57: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktivan dan sikap

siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian /

rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.

5) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyusun standar penilaian pada

penguasaan teknik lempar turbo.

6) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menentukan lokasi pelaksanaan tindakan

I, yakni di lapangan olahragaolahraga desa Pondok Sukoharjo.

b. Pelaksanaan Tindakan I

Tidakan I dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu yakni pada

setiap hari jumat tanggal 4 Mei 2012, dan 11 Mei 2012, di lapangan olahraga desa

Pondok.Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan

RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh Peneliti, guru pamong dan

kolaboratoryang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses

pembelajaran.

Materi pada pelaksanaan tindakan I,pertemuan pertama (jumat , 4 Mei 2012)

adalah praktek teknik melempar tanpa awalan dengan menggunakan bola berekor,

materi kedua adalah mempraktekkanteknik melempar menggunakan bola berekor

dengan menggunakan 3 langkah untuk awalan dan gerak lanjut, materi ketiga

mempraktekkan teknik melempar dengan menggunakan bola berekor dengan awalan

berlari dan menggunakan gerak lanjut, materi keempat adalah mempraktekkan teknik

melempar dengan menggunakan bola berekor dengan awalan berlari, menggunakan

gerak lanjut dan menggunakan simpai sebagai sasaran, materi kelima adalah

Mempraktekkan teknik melempar menggunakan bola tangan dengan menggunakan 3

langkah untuk awalan dan gerak lanjut, materi keenam mempraktekkan teknik

melempar dengan menggunakan bola tangan dengan awalan berlari dan gerak lanjut,

(7) Mempraktekkan teknik melempar dengan menggunakan bola tangan dengan

awalan berlari dan gerak lanjutdan menggunakan simpai sebagai sasarannya.

Page 58: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Penelitimenyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdoa

kemudian mempresensi.

2) Penelitimenyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar

dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.

3) Peneliti memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau

penguluran.

4) Penelitimemberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi lempar

turbo.

5) Peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni teknik dasar

melempar dengan melempar bola berekor tanpa awalan. Siswa diminta

memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan oleh peneliti.

6) Siswa melakukan gerakan teknik dasar melempar,dengan formasi siswa saling

berhadapan agar lemparannya bisa ditangkap dan dapat dilempar lagi atau saling

beroperan, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru.

7) Peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang

dilakukannya.

8) Peneliti memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa

sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi

pertama.

9) Peneliti menyampaikan materi kedua yakni gerakan teknik melempar

menggunakan bola tangan dengan diikuti gerak lanjut setelah melempar. Siswa

memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan yang dilakukan oleh guru dan

peneliti.

10) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar melempar menggunakan bola

tangan, menggunakan awalan 3 langkah dan gerak lanjut setelah melempar,

sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru.

11) Sebelum melakukan gerakan melempar siswa dibagi menjadi 4 kelompok,

sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 4 dan 5orang siswa.

Page 59: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

12) Siswa melakukan gerakan teknik dasar melempar bola dengan melakukan

lemparan dengan menggunakan awalan 3 langkah dan gerak lanjut. Arah

lemparan diarahkan ke kelompok didepannya agar bisa ditangkap oleh teman.

13) Peneliti memberi bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan

melempar yang akan dilakukannya serta memberikan kesempatan bertanya

apabila terjadi kesulitan.

14) Peneliti, guru pamong dan kolaborator memperisapkan materi lanjutan yang akan

diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh

pada pelaksanaan materi sebelumnya

15) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyampaikan materi ketiga yakni

gerakan teknik melempar menggunakan bola tenis berekor dengan awalan

gerakan lari dan menggunakan gerak lanjut. Siswa diminta memperhatikan

pelaksanaan contoh gerakan melempar dengan menggunakan bola tenis berekor

dengan menggunakan awalan gerakan lari dan menggunakan gerak lanjut yang

dilakukan oleh peneliti.

16) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar melempar menggunakan bola

tenis berekor dengan menggunakan awalan gerakan lari sebelum melempar,

sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru.

17) Sebelum melakukan instruksi siswa dibagi menjadi 4 kelompok berpasangan.

18) Siswa secara bergantian sesuai dengan pasangan kelompok masing - masing

melakukan gerakan teknik melempar menggunakan bola tenis berekor dengan

menggunakan awalan gerakan lari dan gerak lanjut setelah melempar, sesuai

dengan instruksi dari peneliti dan guru,pelaksanaan lemparan ini sama dengan

materi kedua yaitumenggunakan awalan gerakan lari dan gerak lanjut setelah

melempar, secara bergantian dengan pasangan yang telah di bagi sehingga dapat

berganti posisi setelah keseluruhan siswa melakukan lemparan.

19) Penelitimemberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan

teknik melempar yang akan dilakukannya,serta kesempatan untuk bertanya

tentang materi praktik yang dilakukan.

Page 60: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

20) Peneliti, guru pamong dan kolaborator memperisapkan materi lanjutan yang akan

diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh

pada pelaksanaan materi sebelumnya.

21) Peneliti menyampaikan materi keempat yakni gerakan teknik melempar

menggunakan bola tenis berekor dengan sasaran simpai. Siswa diminta

memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan melempar dengan menggunakan

bola tenis berekor dengan sasaran simpai yang dilakukan oleh guru dan peneliti

22) Siswa di bagi menjadi 4 kelompok untuk melakukan lemparan ke arah sasaran

simpai.

23) Siswa melakukan lemparan dengan menggunakan bola tenis berekor kearah

simpai yang telah di gantung pada gawang,dalam pelaksanaan kegiatan ini

dijadikan sebagai kompetisi dalam tiap kelompok untuk memasukkan lemparan

dengan bola tenis berekor pada simpai kelompok yang paling banyak

memasukkan menjadi pemenang.

24) Peneliti, guru pamong dan kolaborator memberikan motivasi kepada siswa untuk

melakukan lemparan dengan benar dan masuk ke sasaran simpai agar

kelompoknya menjadi pemenang.

25) Peneliti, guru pamong dan kolaborator mempersiapkan materi lanjutan yang

akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang

diperoleh pada pelaksanaan materi keempat.

26) Peneliti menyampaikan materi terakhir yaitu gerakan teknik melempar

menggunakan turbo, dengan awalan berlari, melempar turbo dan gerak lanjut,

dengan target yang sejauh-jauhnya dengan teknik melempar yang benar seperti

yang dicontohkan oleh peneliti.

27) Siswa di bagi menjadi 4 kelompok untuk melakukan lemparan dengan bola

tangan dengan awalan berlari.

28) Peneliti, guru pamong dan kolaborator memberikan motivasi dan bimbingan

kepada para siswa agar melakukan gerakan melempar dengan benar.

Page 61: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

29) Siswa melakukan lemparan dengan menggunakan awalan berlari, melempar dan

menggunakan gerak lanjut dan diberi target berupa bendera agar siswa

termotivasi dapat melampaui bendera yang ditancapkan.

30) Diakhir pertemuan Peneliti, guru pamong dan kolaborator melakukan evaluasi

terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi

mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.

31) Pelajaran di akhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk selanjutnya

mengikuti pelajaran selanjutnya.

Materi pada pelaksanaan siklus I, pertemuan kedua(Jumat, 11 Mei 2012)

adalah ujian siklus I, berupa rangkaian lmpar turbo dari awalan, saat melempar gerak

lanjut dan jauhnya lemparan.Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyiapkan siswa dengan mempresensi,

serta memulai proses pembelajaran dengan berdoa dan mempresensi.

2) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyampiakan motivasi dan tujuan

pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa

secara singkat.

3) Peneliti, guru pamong dan kolaborator memulai proses pembelajaran diawali

dengan proses stretching atau penguluran.

4) Peneliti, guru pamong dan kolaborator memulai pembelajaran dengan mengulang

materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik

langkah melakukan mulai dengan awalan langkah hingga dengan awalan lari

pelan.

5) Peneliti, guru pamong dan kolaborator melakukan evaluasi serta mengecek

pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik

(feedback) kepada siswa yang melakukan praktik, serta menyiapkan materi

selanjutnya.

Page 62: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

6) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyiapkan siswa untuk mengikuti tes

akhir pada siklus I dengan memanggil satu persatu untuk melakukan lempar turbo

dengan yang telah diajarkan.

7) Peneliti, guru pamong dan kolaborator melakukan posttest untuk siklus I, dengan

mencatat dan menilai kualitas gerakan lempar turbo pada blangko penilaian yang

telah disiapkan.

8) Diakhir pertemuan Peneliti, guru pamong dan kolaborator melakukan evaluasi

tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi

mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.

a. Observasi Dan Tindakan I

Observasi dan interpelasi tindakan I dilakukan selama Tindakan I

berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan I peneliti

berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun

pelaksanaan tindakan I, yakni :

1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lempar turbo melalui pembelajaran

dengan modifikasi alat pembelajaran pada siswa kelas VSD Pondok 3 Nguter

SukoharjoTahun Ajaran 2011-2012. Pada pertemuan pertama (Jumat, 4 Mei 2012

selama 2 x 35 menit), peneliti mengajarkan materi teknik dasar lempar turbo,

yakni teknik dasar melempar tanpa awalan dengan mengunakan bola berekor,

teknik dasar melempar menggunakan bola tenis berekor dengan gerakan gerakan

awalan 3 langkah, selanjutnya dengan menggunakan awalan lari dengan

menggunakan gerak lanjut dan diberi sasaran berupa simpai yang digantung.Di

pertemuan kedua(Jumat, 11 Mei 2012), peneliti melakukan tes akhir siklus I,

untuk mengetahi hasil perkembangan proses pembelajaran selama siklus I.

2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan Peneliti, guru pamong dan kolaborator

bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai

pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

Page 63: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan menggunakan

modofikasi alat pembelajaran, yakni adanya bola berekor, bola tangan, dan

simpai sebagai alat yang digunakan.

4) Peneliti, guru pamong dan kolaborator memberikan motivasi kepada siswa agar

mengikuti proses pembelajaran dengan baik.Berdasarkan hasil pengamatan

terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan

aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebelum siklus,

yaitu sebagai berikut:

a) Siswa yang aktif selama pemberian materi teknik dasar lempar turbo sebesar

30%, sedangkan 70% lainnya tampak berbicara dengan temannya, melamun,

dan bermain sendiri bersama teman yang lain. Dari hasil wawancara dengan

siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung,

diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka ada yang kurang menyukai

materi, dan tidak bisa melakukan ujuk kerja praktik lempar turbo .

b) Siswa yang antusias selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar

20%, sedangkan 80% lainnya kurang memperhatikan penjelasan dari peneliti.

Siswa tersebut bermain sendiri dengan temannya. Karena peneliti berada

pada satu tempat yang kurang dapat menjangkau siswa yang lain, sebab

kondisi tempat yang cukup luas dan ramai, sehingga siswa yang tidak

terjangkau merasa diabaikan, sehingga mereka cenderung bermain sendiri.

5) Peneliti bersama guru pamong melakukan penilaian melalui lembar obeservasi

siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam

menerima pembelajaran materi lempar turbo melalui modifikasi alat

pembelajaran.

Page 64: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan I

berlangsung, bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:

1) Hasil belajar siswa dalam materi lempar turbosetelah Tindakan I dilakukan

menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik sekali adalah 15,7%,

sedangkan sisanya ( Baik 21,1%; Cukup21.1%; Kurang42,1%). Dalam hal ini

sejumlah 7 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 12siswa

Tidak Tuntas dengan prosentase ketuntasan 36,8%.

Dalam pelaksanaan Tidakan I terdapat kelebihan yang dapat digunakan

sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I, adapun kelebihan dan

pelaksanaan Tindakan I diantaranya :

1) Siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan oleh peneliti yakni

dengan penyampaian materi model inovatif dengan modifikasi alat pembelajaran,

sebab siswa merasa senang dengan kegiatan belajar, melalui penjelasan guru dan

peneliti, disamping itu model pelaksanaan pembelajaran ini dianggap langka dan

jarang digunakan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata

pelajaran Penjasorkes.

2) Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan melalui intruksi langsung,

sehingga pelaksanaan KBM menjadi terpimpin dan terkomando dengan baik, dan

siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang

diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti.

3) Situasi kelas lebih tertata, dan terkomando dengan baik, sehingga materi yang

diberikan terarah.

Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat kelemahan

sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I, adapun kelemahan

dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I tersebut adalah:

1) Sistuasi lapangan olahraga yang ramai membuat pelaksanaan pembelajaran

kurang maksimal, serta menggangu konsentrasi siswa dalam melaksanakan

instruksi materi dari peneliti dan guru.

Page 65: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2) Mayoritas siswa belum dapat mempraktekkan beberapa gerakan teknik dasar

lempar turboyang didemonstrasikan oleh peneliti secara benar.

3) Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan Penelitisebab sebagian siswa

kurang konsentrasi dalam menerima materi yang diberikan oleh peneliti dan guru.

4) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada materi

sebelumnya, sehingga Peneliti, guru pamong dan kolaborator seringkali

mengulangi pelaksanaan materi sebelumnya.

5) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan gerakan maupun

teknik dasar yang dilakukan siswa kurang dapat dipantau oleh guru dan peneliti.

6) Masih banyak siswa yang kurang berani melakukan gerakan teknik dasar karena

malu.

7) Siswa kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan gerakan lengan dan

memutar pinggang pada lempar turbo sehingga sebagian siswa belum dapat

menunjukan kualitas gerakan yang maksimal

b. Analisis dan Reflesi Tindakan I

Berdasarkan hasil observasi pada Tinakan I tersebut, peneliti melakukan

analisis dan refleksi sebagai berikut:

1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menujukan hasil yang sesuai,

mengingat jumlah materi yang disampaiakan banyak dan bervariasi serta alokasi

waktu dalam mengajar yang sedikit.

2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.

3) Model pembelajaran yang diterapkan oleh Peneliti, guru pamong dan

kolaboratormampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar

serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal.

4) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I belum menunjukan hasil yang

maksimal walaupun telah menujukan peningkatan dan sudah sesuai dengan target

capaian pada siklus I. Secara lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan I,

dijelaskan sebagagai berikut :

Page 66: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Hasil belajar siswa dalam materi lempar turbo setelah Tidakan I

dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik sekali adalah

10.5%, Baik 52.6%; Cukup 21.1%; Kurang 15,8%. Dalam hal ini sejumlah 12

siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 7siswa Tidak Tuntas.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada proses Siklus I, hasil belajar siswa

dalam materi lempar turbo dalam kategori baik. Dibandingkan dengan data

awal yang dimiliki hasil belajar siswa dalam materi lempar turbomenunjukan

hasil yang meningkat dari data awal hanya 36.8% siswa yang tuntas menjadi

63.1% siswa yang tuntas

Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tidakan pada siklus I, akan

dipertahankan dan ditingkatkan.

5) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama

pelaksanaan Tidakan I, maka disusun langkah antisipatif, yakni :

a) Untuk mengantisipasi situasi lapangan yang ramai maka siswa diminta untuk

sesegera mungkin menuju lapangan.

b) Siswa diminta mengingat gerakan melempar sesuai yang telah diajarkan.

c) Guru dan peneliti memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan

teknik gerakan melempar secara benar.

d) Peneliti tidak hanya berada di depan saat memberikan penjelasan kepada

siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang,

agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

e) Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat membantu

mengatur jalannya proses pembelajaran.

Peneliti, guru pamong dan kolaboratorsepakat menyusun tindakan perbaikan dan

menganulir sebagian materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan

baik diantaranya; Teknik dasar melempar tanpa awalan,teknik melempar dengan

awalan lari dan menggunakan gerak lanjut,serta menguatkan materi-materi yang

dianggap kurang seperti; Teknik gerakan melempar maksimal dengan materi

Page 67: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

melempar dengan sasaran masuk simpai untuk mencapai sudut lemparan sehingga

mencapai jaraksejauh mungkin dengan melakukan teknik lempar turbo .

c. Data Diskripsi Tindakan I

Selama pelaksanaa Tindakan I maka Peneliti, guru pamong dan kolaborator

melakukan pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri

dari; ketangkasan lempar turbo; kemampuan melakukan lempar turbo: aktifitas siswa

dan hasil belajar lempar turbo siswa kelas V SD Negeri Pondok 3 Nguter Sukoharjo

Tahun Ajaran 2011-2012.

1) Hasil Belajar Lempar turbo Setelah Diberikan Model Pembelajaran

Dengan Modifikasi alat pembelajaran.

Kondisi hasil belajar lempar turbo siswakelas V SD Negeri Pondok 3 Nguter

Sukoharjo Tahun Ajaran 2011-2012 setelah diberikan Tidakan I model pembelajaran

dengan penekatan bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Belajar Lempar turbo Setelah Diberikan Model

Pembelajaran Dengan modifikasi alat pembelajaran Tindakan I

Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase

>80 Baik Sekali Tuntas 2 10.5%

75 – 79 Baik Tuntas 10 52.6%

70 – 74 Cukup Tidak Tuntas 4 21.1%

65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 3 15.8%

Jumlah 19 100%

Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar lempar turbo siswakelas V

SD Negeri Pondok 3 Nguter Sukoharjo Tahun Ajaran 2011-2012 setelah diberikan

Tidakan I adalah Cukup dengan prosentase 11,76%, Kurang dengan prosentase

52,94%, dan sisanya (Baik 17,64%; Cukup Baik 8,82%). Sejumlah 12 siswa telah

mencapai kriteria Tuntas sedangkan 7 siswa Tidak Tuntas.

Page 68: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

1. Siklus II

Siklus II merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refkesi yang

dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I. Rata-

rata siswa menunjukan hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan.Pelaksanaan Siklus II mengacu pada pelaksanaan Siklus I, karena

merupakan perbaikan dari Siklus I. Adapun tahapan yang dilakuan pada Siklus II ini

diantarannya;

a. Rencana Tindakan II

Kegiatan perencanaan Tidakan II dilaksanakan pada hari Jumat, 25 Mei

2012, di SD Pondok 3 Nguter Sukoharjo. Peneliti, guru pamong dan kolaborator

penjas yang bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan

yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada

siklus II, mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan I yang termuat dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.

Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti, guru pamong dan

kolaborator merancang rencana pelaksanaan tindakan Siklus II sebagai berikut :

1) Peneliti, guru pamong dan kolaborator merancang skenario model pembelajaran

dengan modifikasi alat pembelajaran, untuk meningkatkan motivasi serta

kemampuan siswa dalam melakukan lempar turbo. Dengan sintaks pembelajaran

sebagai berikut :

a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran,

pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.

b) Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan

informasi tahap demi tahap.

c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.

d) Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi

umpan balik.

Page 69: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

e) Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan

perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan

kehidupan sehari-hari.

2) Peneliti, guru pamong dan kolaborator penyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) Siklus II lempar turbo melalui pembelajaean dengan

modifikasi alat pembelajaran.

3) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyiapkan media,serta menyiapkan

sarana yang akan digunakan seperti; bola tangan, bola berekor, lembing, dsb.

4) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyusun media pembelajaran yakni

berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan ketangkasan

lempar turbo dengan model pembelajaran melalui modifikasi alat pembelajaran.

Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang

dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama

kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian / rubrik

penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.

5) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyusun standar penilaian pada

penguasaan teknik dasarlempar turbo.

6) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menentukan lokasi pelaksanaan tindakan

II, yakni pada lapangan olahraga SD Pondok 3 Nguter Sukoharjo serta lapangan

desa Pondok Sukoharjo.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Tindakan II dilaksanakan selamadua kali pertemuan, selama dua minggu

yakni pada setiap hari jumat tanggal 25 Mei 2012 dan 1 Juni 2012di lapangan

olahraga SD Pondok 3 Nguter Sukoharjo. Masing-masing pertemuan dilaksanakan

selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan

oleh Peneliti, guru pamong dan kolaborator yang bersangkutan, dan sekaligus

melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran

Page 70: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dalam Tindakan II ini adalah penguatan materi sebab materi secara dasar telah

diberikan pada Tidakan sebelumnya.

Materi pada pelaksanaan tindakan II,pertemuan pertama (Jumat, 25 Mei

2012) yaitu melakukan lemparan dengan menggunakan bola berekor dengan

menggunakan awalan lari dan lemparan menggunakan satu tangan dan melempar

dengan menggunakan bola tenis berekor dengan sasaran simpai yang digantung

dengan rangsangan jarak semakin lama semakin jauh . Urutan pelaksanaan tindakan

tersebut adalah sebagai berikut :

1) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyiapkan siswa, serta memulai proses

pembelajaran dengan berdoa dan mempresensi siswa.

2) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyampaikan motivasi dan tujuan

pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa

secara singkat.

3) Peneliti, guru pamong dan kolaborator memulai proses pembelajaran diawali

dengan proses stretching atau penguluran.

4) Peneliti, guru pamong dan kolaborator memberikan gerakan pemanasan yang

berkaitan dengan kegiatan melempar dengan permainan meriam bola.Kelas dibagi

menjadi empatbanjar kemudian berada di depan gawang,dengan jarak 4 meter

dari gawang, bola berekor diletakkan ditengah lapangan kemudian para siswa

berusaha melemparkan bola berekor kedalam simpai yang telah di gantung di

gawang tanpa menggunakan awalan lari.

5) Masih dengan formasi empat banjar dan jarak antara gawang dan bola sejauh 4

meter, siswa melakukan lemparan tanpa awalan berlari menggunakan bola tangan

seperti yang telah dicontohkan oleh peneliti sebelumnya. Kemudian peneliti

mengoreksi gerakan-gerakan yang telah dilakukan siswa.

6) Siswa melakukan lagi gerakan teknik dasar melempar dengan menggunakan satu

tangan, sesuai dengan instruksi dari peneliti.

7) Peneliti memberikan bimbingan kepada siswa tentang gerakan melempar yang

akan dilakukannya.

Page 71: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

8) Peneliti memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat melakukan

gerakan dengan baik dan benar, sebelum memasuki materi selanjutnya.

9) Peneliti memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa

sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi

kedua.

10) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyampaikan materi kedua yakni

gerakan melempar dengan bola tenis berekor pada simpai yang digantung dengan

rangsangan jarak empat meter dengan menggunakan awalan lari. Siswa diminta

menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan

peneliti.

11) Siswa diminta melakukan lemparan, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh

peneliti.

12) Siswa secara bergantian sesuai dengan urutan melakukan gerakan melempar,

sesuai dengan instruksi dari peneliti.

13) Dengan jarak yang diperjauhantara gawang dan garis pembatas lemparan menjadi

7 meter, siswa melakukan gerakan yang sama dengan meteri awal, yaitu

melemparkan bola berekor kemudian diganti dengan bola tangan dengan

menggunakan awalan lari.

14) Peneliti memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat melakukan

gerakan dengan baik dan benar serta maksimal.

15) Materi selanjutnya, bagi siswa putra jarak lemparan antara gawang dan garis

pembatas lemparan diperjauh lagi menjadi 9 meter dan putri masih menggunakan

jarak 7 meter.

16) Peneliti mengoreksi gerakan-gerakan yang telah dilakukan oleh siswa dan

memberikan contoh yang benar.

17) Dan materi terakhir yaitu melemparkan turbo sejauh-jauhnya dengan

menggunakan awalan lari dan diberi rangsangan bendera agar siswa dapat

melakukan lemparan dengan maksimal.

Page 72: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

18) Diakhir pertemuan Peneliti, guru pamong dan kolaborator melakukan evaluasi

tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi

mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.

Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Jumat, 1 Juni 2012)

adalahpengambilan data akhir tindakan II. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut

adalah sebagai berikut :

1) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyiapkan siswa danbardoa, serta

memulai proses pembelajaran dengan mempresensi.

2) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyampaikan motivasi dan tujuan

pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa

secara singkat.

3) Peneliti, guru pamong dan kolaborator memulai proses pembelajaran diawali

dengan proses stretching atau penguluran.

4) Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh gerakan lempar turbo

yang dilakukan oleh peneliti.

5) Peneliti meminta siswa untuk melakukan gerakan lempar turbo secara bergantian.

6) Siswa melakukan lempar turbo, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru.

7) Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung Peneliti, guru pamong dan

kolaborator mengadakan observasi, serta memberikan penguatan kepada siswa

dalam pelaksanaan lempar turbo.

8) Pengambilan data akhir siklus II

9) Diakhir pertemuan Peneliti, guru pamong dan kolaborator melakukan evaluasi

tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

c. Observasi Dan Interprestasi Tindakan II

Observasi dan interpelasi tindakan II dilakukan selama Tindakan II

berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan II peneliti

berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun

pelaksanaan Tindakan II, yakni :

Page 73: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lempar turbo melalui pembelajaran

dengan modifikasi alat pembelajaran pada siswa kelas VSD Pondok 3 Nguter

SukoharjoTahun Ajaran 2011-2012. Pada pertemuan pertama (Jumat, 25 Mei

2012 selama 2 x 35 menit), (Jumat, 1 Juni 2012, selama 2 x 35 menit).

2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan Peneliti, guru pamong dan kolaborator

bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II,

sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

3) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model instruksi

langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada

model pembelajaran dengan modifikasi alat pembelajaran, yakni adanya

penjelasan materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi

secara langsung oleh siswa.

4) Peneliti, guru pamong dan kolaborator memberikan motivasi kepada siswa agar

mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya Peneliti, guru pamong

dan kolaborator memberikan contoh dengan benar. Siswa dengan semangat

melakukan apa yang di perintah oleh guru.Berdasarkan hasil pengamatan

terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan

aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaituSiswa yang

aktif selama pemberian materi teknik dasar lempar lembin meningkatsebesar

80%, sedangkan 20% lainnya masih memberikan respon yang kurang serius

terhadap materi. Dari hasil wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara

mereka ada yang kurang menyukai materi, dan tidak bisa melakukan unjuk kerja

praktik lempar turbo .

5) Guru, peneliti dan siswa selalu memberikan applause pada setiap penampilan

siswa. Guru dan peneliti juga memberikan reward berupa pujian, seperti: “Bagus

sekali”, “Ayo semangat”, “ Ya Bagus”, dan lain-lain. Suasana tampak hidup

dengan semangat dan antusiasme siswa yang tinggi.

Page 74: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa,

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima

pembelajaran materi lempar turbo melalui model pembelajaran dengan modifikasi

alat pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan II\

berlangsung, bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:

1) Hasil belajar siswa dalam materi lempar turbo setelah Tidakan II dilakukan

menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali 31,6% sedangkan

sisanya Baik 52,6%; Cukup 15,8%; Kurang0 %. Sejumlah 16 Siswa mencapai

kriteria Tunas sedangkan 3 siswa Tidak Tuntas. Telah memenui target dengan

capaian berhasil lebih dari target capaian yang diharapkan.

Dalam pelaksanaan Tidakan II terdapat kelebihan yang dapat diguanakan

sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan dan

pelaksanaan Tindakan II diantaranya :

1) Sebagian siswa telah mampu menunjukan gerakan lempar turbo dengan baik.

2) Melalui proses pengelompokan siswa dalam permainan sebagian besar siswa

dapat perpartisipasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peneliti.

3) Dengan dibantu oleh beberapa teman Peneliti, guru pamong dan kolaborator tidak

kerepotan dalam proses transfer materi kepada siswa.

4) Melalui penguatan kegiatan permainan siswa lebih berani dan beradaptasi dengan

kegiatan melempar.

Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat kelemahan

sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II, adapun kelemahan

dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II tersebut adalah:

1) Masih ada siswa yang kurang serius sehingga penerimaan materi pembelajaran

kurang maksimal diterima.

2) Siswa yang merasa sudah lulus pada siklus I kurang serius mengikuti

pembelajaran,walaupun tetap mendapat nilai kriteria tuntas, tapi hasil yang

diperoleh pada siklus ke II kurang maksimal.

Page 75: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

d. Analisis dan Refleksi Tindakan II

Berdasarkan hasil observasi pada Tinakan II tersebut, peneliti melakukan

analisis dan refleksi sebagai berikut:

1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menunjukan hasil yang

sesuai yakni 1 kali pertemuan pembelajaran dengan 1 kali pertemuan untuk

pengambilan data akhir siklus II, sebab materi yang diberikan sedikit hanya

penguatan pada sebagian siswa sedangkan sebagian lain adalah penyempurnaan

gerakan.

2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.

3) Model pembelajaran dengan modifikasi alat pembelajaran yang diterapkan oleh

Peneliti, guru pamong dan kolaborator mampu mengatur kondisi kelas, sehingga

proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal,

serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan

baik.

4) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada Tindakan II,

cenderung naik menjadi 80% sedangkan antusias siswa selama mengikuti proses

belajar naik menjadi 70%. Adanya antusias dan respon siswa terhadap materi

karena Peneliti, guru pamong dan kolaborator meminta bantuan teman dalam

membantu memberikan pengawasan dan kontrol terhadap siswa dalam belajar.

5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukan hasil yang

meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Secara lebih

detail hasil kerja siswa selama Tindakan II, dijelaskan sebagagai berikut :

Page 76: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Hasil belajar siswa dalam materi lempar turbo setelah Tidakan II

dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali 31,6%

sedangkan sisanya ( Baik 52,6%; Cukup 15,8%; Kurang0 %). Sejumlah 16

Siswa mencapai kriteria Tunas sedangkan 3 siswa Tidak Tuntas. Telah

memenui target dengan capaian berhasil lebih dari target capaian yang

diharapkan.Melihat hasil yang diperoleh pada Tidakan II maka penelitian

tidakan kelas telah memenuhi target dari rencana target yang diharapkan.

e. Diskripsi Data Tindakan II

Selama pelaksanaan Tindakan II maka Peneliti, guru pamong dan

kolaborator melakukan pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang

diambil terdiri dari kemampuan melakukan lempar turbodan hasil belajar lempar

turbo siswa kelas V SD Negeri Pondok 3 Nguter Sukoharjo Tahun Ajaran 2011-2012.

1) Hasil Belajar Lempar turbo Setelah Diberikan Model Pembelajaran

Dengan Modifikasi alat pembelajaran.

Kondisi hasil belajar lempar turbo siswakelas V SD Negeri Pondok 3 Nguter

Sukoharjo Tahun Ajaran 2011-2012 setelah diberikan Tindakan II model

pembelajaran dengan modifikasi alat pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 6. Deskripsi Data Hasil Belajar Lempar turbo Setelah Diberikan Model

Pembelajaran Dengan Modifikasi alat pembelajaran Tindakan II.

Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase

>80 Baik Sekali Tuntas 6 31,6%

75 – 79 Baik Tuntas 10 52,6%

70 – 74 Cukup Tuntas 3 15,8%

65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 0 0%

Jumlah 19 100%

Page 77: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar lempar turbo siswa kelas

V SD Negeri Pondok 3 Nguter Sukoharjo Tahun Ajaran 2011-2012 setelah diberikan

Tidakan II adalah Baik Sekali 31,6% sedangkan sisanya Baik 52,6 %; Cukup 15,8%;

dan kurang 0 %). Sejumlah 16 Siswa mencapai kriteria Tunas sedangkan 3 siswa

Tidak Tuntas.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat

disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil lempar turbo siswa kelas V SD Pondok

3 Nguter Sukoharjo Tahun Ajaran 2011-2012.

Tabel 7. Hasil Perbandingan Hasil Belajar Lempar turbo Setelah Diberikan Model

Pembelajaran Dengan Modifikasi alat pembelajaran Siklus I dan Siklus II

Rentang

Nilai Keterangan

Prosentasi

Data Awal Siklus I Siklus II

>80 Baik Sekali 15,7%

3 siswa

10,2%

2 siswa

31,6%

6 siswa

75 – 79 Baik 21,1%

4 siswa

52,6%

10 siswa

52,6%

10 siswa

70 – 74 Cukup 21,1%

4 siswa

21,1%

4 siswa

15,6%

3 siswa

65 – 69 Kurang 42,1%

8 siswa

15,8%

3 siswa

0%

Melalui tabel perbandingan hasil belajar diatas apabila didistribusikan dalam

grafik perbandingan, disajikan sebagai berikut:

Page 78: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Melalui grafik perbandingan hasil belajar lempar turbo siswa kelas V SD

Pondok 3 Nguter SukoharjoTahun Ajaran 2011-2012, terjadi peningkatan hasil

belajar siswa mulai dari data awal, Siklus I dan Siklus II.

Page 79: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V SD Negeri Pondok 3 Nguter

Sukoharjo dilaksanakan dalam dua siklus.Setiap siklus terdiri atas empat tahapan,

yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan

(4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan

pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan bahwa:

Model pembelajaran dengan modifikasi alat pembelajaran, dapat

meningkatkan hasil belajar lempar turbo pada siswa kelas V SD Pondok 3 Nguter

Sukoharjo. Untuk hasil belajar siswa pra siklus yang meliputi aspek kognitif, afektif

dan psikomotor dalam proses pembelajaran dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 8. Deskripsi Hasil Belajar Kondisi Awal (Pra Siklus)

Aspek yang diukur

Kondisi awal

Cara mengukur Jumlah siswa

yang lulus

Persentase

kelulusan

Kognitif, afektif

dan psikomotor

9 Siswa

36,8 %

Pada saat proses

pembelajaran

Page 80: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus

II.hasil belajar lempar turbo pada siklus I dalam kategori tuntas adalah 72,8% jumlah

siswa yang tuntas adalah 12 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan prosentase hasil

belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 84,2%, sedangkan siswa yang tuntas 16

siswa.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan

proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal

dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan. Faktor

dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan

guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode

yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru

sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat

dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media

pembelajaran yang menarik dapat juga membantu motivasi siswa belajar siswa

sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus

diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan

siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan.

Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan

dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan prasarana yang

sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut

akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang

tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar

mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien.

Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan

modifikasi alat pembelajaran dalam pembelajaran lempar turbo dapat meningkatkan

hasil belajar siswa (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat

Page 81: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan media

pengajaran dengan modifikasi alat pembelajaran. Bagi guru bidang studi Pendidikan

Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif

dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan dengan

peningkatan hasil belajar lempar turbo yang efektif dan menarik yang membuat siswa

lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran Penjas yang pada

awalnya membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Apalagi bagi

guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model

pembelajaran yang lebih banyak. Ia dapat menyalurkan kemampuannya tersebut dan

memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja

sebagai seorang pendidik yang profesional dan inovatif.

Dengan diterapkannya model pembelajaran dengan modifikasi alat

pembelajaran untuk peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran lempar

turbo, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses

pembelajaran Penjas. Pembelajaran Penjas yang pada awalnya membosankan bagi

siswa, menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa

terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan

tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan yang kemudian

dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya

peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik proses maupun hasil) dan

peningkatan hasil belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjas, penerapan

model pembelajaran melalui modifikasi alat pembelajaranini dapat merangsang aspek

motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjas

yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani,

mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan sikap

kompettetif yang kesemuanya ini santa penting dalam pendidikan jasmani.

Page 82: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … fileSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,

khususnya pada guru SD Pondok 3 Nguter Sukoharjo, sebagai berikut:

1. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam

mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas,

sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring

dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya

mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan

agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.

2. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan

materi pembelajaran.

3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung

kelancaran kegiatan belajar mengajar.

4. Kepada guru yang belum menerapkan model pembelajaran dengan modifikasi alat

pembelajaran hendaknya mencoba teknik tersebut dalam pembelajaran Penjas

sehingga nantinya dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar anak

didiknya.

5. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain. Namun tentu

saja dalam penerapannya harus diikuti oleh penyesuaian dan modifikasi

seperlunya sesuai dengan konteks kelas ataupun sekolah masing-masing. Hal ini

disebabkan meskipun sekolah-sekolah yang ada di Indonesia ini pada dasarnya

hampir sama satu dengan yang lainnya, namun tetap memiliki suatu karakteristik

khusus yang hanya dimiliki oleh masing-masing kelas atau sekolah sebagai akibat

dari keanekaragaman yang dimiliki oleh masing-masing individu yang ada di

kelas atau sekolah tersebut.